Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan"

Transkripsi

1 PENINGKATAN BERWAWANCARA SEDERHANA DENGAN NARASUMBER MELALUI STRATEGI PEMODELAN SISWA KELAS V SDN II BESOLE KECAMATAN BESUKI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SDN II Besole kecamatan Besuki, kabupaten Tulungagung pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan 2 siklus. Data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa adalah wawancara siswa dan data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan proses pembelajaran adalah kegiatan siswa ketika proses belajar. Berdasarkan pengamatan proses belajar yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran berwawancara sederhana terjadi peningkatan. Pada siklus I, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran memperoleh rata-rata sebesar 66. Pada siklus II aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran memperoleh ratarata 85. Pada kegiatan interaksi siswa dalam mengikuti pembelajaran dari siklus I sebesar 61,ke siklus II memperoleh rata-rata 82. Berdasarkan analisis data penelitian kemampuan berwawancara siswa dari siklus I ke siklus II menunjukkan peningkatan pada aspek isi maupun pada aspek bahasa. Pada aspek isi memperoleh rata-rata skor 63, pada siklus II meningkat menjadi 68. Pada aspek berbicara pada siklus I memperoleh rata-rata 78 dan pada siklus II memperoleh ratarata 83. Berdasarkan analisis kedua siklus tersebut, terlihat bahwa hasil pelaksanaan tindakan siklus II mengalami peningkatan bila dibandingkan siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan strategi pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam kemampuan wawancara Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan PENDAHULUAN Berbicara sebagai salah satu bentuk keterampilan berbahasa merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang cukup dominan dalam kehidupan manusia. Ketika berinteraksi dengan orang lain, manusia cenderung melakukan kegiatan berbicara. Hal ini NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 454

2 menunjukkan bahwa berbicara merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Banyak hal yang dicermati dalam aktivitas berbicara, baik yang berhubungan dengan isi pembicaraan, pilihan bahasa, maupun lawan bicara. Menurut Tarigan (2008:16) berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif produktif dari seorang pemakai bahasa, yang menuntut prakarsa nyata dalam penggunaan bahasa untuk mengungkapkan diri secara lisan. Secara garis besar keterampilan berbicara dibagi menjadi 3 kategori tujuan (Haryadi dan Zamzani.1996). Kategori tujuan pertama yaitu tingkat rendah, kategori tujuan kedua yaitu tingkat menengah, dan kategori tujuan ketiga yaitu tingkat tinggi atau tingkat lanjut. Sehubungan dengan keterampilan berbicara anak kelas 5 sekolah dasar (SD) maka kategori tujuan berbicara adalah kategori tujuan menengah. Untuk tingkat menengah, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat (a) menyampaikan informasi, (b) berpartisipasi dalam percakapan (c) menjelaskan identitas diri (d) menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan (e) melakukan wawancara (f) bermain peran Sehubungan dengan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa yaitu wawancara, maka penguasaan tentang wawancara juga harus dimiliki oleh siswa. Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal. Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan atau orang yang akan mencari informasi dari narasumber. Narasumber adalah orang yang memberikan jawaban atau pendapat atas pertanyaan pewawancara. Narasumber juga biasa disebut dengan informan. Orang yang bisa dijadikan sebagai narasumber adalah orang yang ahli di bidang yang berkaitan dengan informasi yang kita cari. Standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas 5 pada kurikulum KTSP SDN 2 Besole merujuk pada standart isi badan standart nasional pendidikan (BSNP). Salah satu kompetensi dasar dalam berbicara menurunkan standart kompetensi tentang wawancara dengan berbagai narasumber ( BNSP, 2006 : 113). Dari hal tersebut pokok bahasan wawancara merupakan materi yang harus dibelajarkan dan dikuasai oleh siswa kelas 5. Pembelajaran wawancara yang digunakan di kelas 5 pada SDN 2 Besole menggunakan teknik ceramah variasi. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang bagaimana melakukan wawancara. Sesekali guru membacakan contoh dialog wawancara. Dan tugas akhir siswa adalah membuat wawancara untuk dipresentasikan kedepan kelas. Dari hasil refleksi pembelajaran diperoleh data untuk kompetensi dasar Berwawancara sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll.) dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa siswa kelas V SDN II Besole, kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur adalah siswa kurang NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 455

3 antusias mengikuti proses belajar. Hal ini terlihat adanya beberapa siswa yang masih beraktivitas dengan temannya ketika guru menjelaskan materi pembelajaran. Interaksi siswa juga terlihat belum baik. Hal ini Nampak dari jumlah siswa yang menanggapi permintaan guru masih sedikit, atau sekitar empat siswa. Evaluasi terhadap hasil belajar siswa ketika berpresentasi wawancara memperoleh rata-rata kelas sebesar 71,4. Kriterria ketuntasan minimal ( KKM) untuk mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 75. Secara rinci perolehan nilai hasil wawancara siswa, siswa yang mendapat nilai dibawah 75 atau di bawah KKM adalah 9 siswa dan siswa yang mendapat nilai diatas 75 adalah 6 siswa. Pada hitungan persen siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebesar 40%. Berdasarkan kondisi tersebut akhirnya dianalisis dan diperoleh faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya kegiatan berwawancara siswa adalah (a) Cara yang ditempuh guru untuk membelajarkan keterampilan berbicara kepada siswa adalah dengan menjelaskan bagaimana berbicara, teori tentang berbicara, menunjukkan tetapi masih sangat sedikit, dan menugaskan siswa berbicara dengan topik tertentu, (b) Pembicaraan yang dijadikan contoh dalam pembelajaran berbicara diambil dari buku paket tanpa dianalisis terlebih dahulu, (c) Pembelajaran berbicara cenderung teoritis dan dibelajarkan pada pertemuan dan pokok bahasan tertentu, (d) Pembelajaran berbicara masih jarang dilaksanakan, (e) Metode yang digunakan guru hanya menyampaikan tujuan dan kurang memotivasi siswa, Siswa cenderung sebagai pendengar penjelasan guru dan pembelajaran menjadi teacher centered atau pembelajaran berpusat pada guru. Adanya permasalahan pembelajaran kelas seperti diatas perlu dilakukan sebuah penelitian. Penelitian yang berfungsi memecahkan masalah yang ada dikelas berdasarkan penyebabnya dan penyelesaiannya. Dari hal tersebut penelitian berfungsi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran wawancara pada kelas sehingga keterampilan siswa dalam berwawancara meningkat. Secara rinci penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta meningkatkan kualitas proses belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa meliputi peningkatan pada kelancaran berbicara, intonasi, pemilihan kata, dan gaya tubuh ketika berbicara. Peningkatan proses belajar meliputi peningkatan proses interaksi siswa dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Diharapkan dengan pemberian tindakan ini pengalaman siswa dalam belajar mengalami peningkatan kualitas. Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis yaitu memberikan gambaran empiris tentang penggunaan sebuah teori untuk memperbaiki pembelajaran. Lebih rinci dari kajian tersebut, diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan berupa pengembangan strategi dan pemilihan metode pembelajaran yang dapat dijadikan referensi untuk pembelajaran dikelas yang lain. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 456

4 untuk dikembangkan ke penelitian yang lebih lanjut sehingga akhirnya akan menghasilkan penelitian yang lebih sempurna demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Manfaat praktis dari penelitian ini dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut: (a) manfaat bagi siswa adalah pemberian tindakan seperti pada penelitian ini dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif atau lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran berwawancara, sehingga diharapkan adanya peningkatan kualitas dalam pembelajaran berwawancara. (b) manfaat bagi guru adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan dalam merencanakan pembelajaran keterampilan berwawancara dengan lebih kreatif dan bervariasi. Disisi lain penelitian dapat membantu guru mengatasi pemebelajaran kelas yang kurang menjadi lebih baik. METODE PENELITIAN Terkait dengan uraian masalah yang dihadapi seperti paparan diatas, jenis penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan masalah tersebut adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto, (2008:58) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan ( action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Sedangkan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah strategi pemodelan. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus berulang. Artinya jika masih dibutuhkan pengulangan siklus untuk peningkatan pembelajaran dikelas maka akan dillanjutkan pada siklus berikutnya. Setiap satu siklus di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan (planning),diteruskan dengan pelaksanaan tindakan (a cting), pengamatan (observing), dan refleksi. Penelitian ini dimulai dari perencanaan yaitu merencanakan hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan pembelajaran. Terkait hal tersebut persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), rangkuman materi, menyiapkan peralatan yang diperlukan, membuat lembar kegiatan (LK), dan menyiapkan instrumen pengumpulan data berupa pedoman observasi dan tugas serta rubrik pensekoran. Tahap berikutnya adalah tindakan. Dalam tahap tindakan guru bekerja sama dengan kolaborator. Guru menjalankan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Tugas kolaborator mencatat semua proses kegiatan secara detail. Tahap ketiga adalah pengamatan. Tahap pengamatan terintegrasi dengan tahapan tindakan. Tahap pengamatan yaitu tahap pengumpulan data selama proses pembelajaran. Dalam penelitian ini data yang diambil adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Data kualitatif berupa aktivitas siswa dan interaksi siswa selama proses pembelaran. Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa berupa presentasi wawancara. Data kuantitatif ini NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 457

5 diperoleh dari aspek isi wawancara siswa dan aspek berbicara siswa dalam wawancara. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pratindakan Hasil pembelajaran yang diperoleh pada kegiatan studi pendahuluan pada kompetensi dasar berbagai narasumber dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa siswa kelas V SDN II Besole menunjukan nilai rerata kelas sebesar 68. Jika nilai rerata kelas tersebut diproyeksikan kedalam nilai KKM bahasa Indonesia sebesar 75 maka diperoleh arti bahwa nilai rerata kelas dibawah KKM. Sedang untuk data rinci siswa diperoleh data, ada beberapa siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 atau di bawah KKM. Beberapa kendala yang ditemukan dari hasil obervasi pada pembelajaran studi pendahuluan yaitu: (1) siswa kesulitan memilih kata yang tepat untuk menggali informasi dari narasumber karena kurangnya motivasi sehingga kreativitas siswa lemah, (2 ) siswa kesulitan dalam memahami topik gambar karena masih asing bagi siswa, dan (3) siswa masih canggung dalam berkomunikasi utamanya wawancara karena belum mampu melantumkan kalimat tanya dengan baik. Hasil Tindakan Siklus I Kegiatan perencanaan merupakan suatu tindakan mempersiapkan segala sesuatu agar pelaksanaan dan proses penelitian dapat berjalan tanpa menemui kendala dalam pelaksanaanya. Terkait dengan hal tersebut perencanaan pada tindakan siklus I meliputi kegiatan berikut. (a) Menyiapkan rencana pembelajaran yang sudah disusun sebelumnya, rencana pembelajaran memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, strategi, sumber belajar dan evaluasi. Rencana pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori tindakan. Tiga kategori tersebut yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal berfungsi sebagai jembatan pengalaman siswa dengan apa yang akan siswa pelajari. Selain hal tersebut kegiatan awal juga sebagai pembangkit motivasi siswa. Kegiatan inti digunakan untuk memberikan pengalaman belajar yang baru. Terakhir adalah kegiatan akhir. Kegiatan akhir sebagai refleksi dari pemebelajaran yang telah siswa ikuti. (b) Mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar model, gambar model disini difungsikan untuk memotivasi siswa agar mampu mengkonkritkan fikiran siswa terhadap nara sumber. Gambar model berupa foto kepala sekolah, foto penjaga kantin, foto guru olah raga, foto wali kelas 5, dan foto penjaga sekolah. Pemilihan foto model tersebut dengan pertimbangan siswa sudah terbiasa berinteraksi dengan model sehingga siswa dapat NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 458

6 menggali informasi yang mereka fokuskan. (c) Mempersiapkan segala instrument yang akan di pakai, instrument digunakan untuk mengungkapkan fakta menjadi sebuah data. Dari data tersebut yang dikaji untuk menjawab masalah dalam penelitian. (d) Membagi tugas antara kolaborator dan peneliti, pembagian tugas ini mempunyai tujuan agar masing-masing individu memahami tugas yang harus dikerjakan. Lebih dari hal itu agar selama proses penelitian tidak ada salah kewenangan dalam mengemban tanggung jawabnya. (e) Menyiapkan kelas beserta perangkatnya. Persiapan ini meliputi data kelas, jurnal, alat tulis, papan tulis, meja kursi siswa dan sebagainya. Persiapan ini bertujuan agar selama proses pembelajaran atau pengambilan data dapat berjalan lancar sehingga waktu yang digunakan oleh penelitian benar-benar efisien. Tindakan siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemua dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Pertemuan pertama pembelajaran dengan menggunakan strategi pemodelan dengan media gambar dilakukan pada hari Senin, 02 September 2013 pukul WIB setelah jam pembelajaran upacara pengibaran bendera. Kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah membuat dialog wawancara antara narasumber dengan pewawancara. Guru telah menentukan gambar model narasumber. Gambar model tersebut mempunyai topik yang akan mengarahkan siswa pada informasi. Informasi tersebut harus siswa gali dengan cara berwawancara. Sebelum kegiatan membuat wawancara, siswa diminta menyimak contoh wawancara yang dibacakan oleh guru. Guru menunjukan wawancara dua gambar model. Gambar model ini terdiri dari satu gambar guru dan satu gambar siswa. Setelah guru selesai memperagakan dialog dua gambar tersebut, siswa diajak untuk berdiskusi tentang pemilhan kata yang digunakan pada wawancara. Pertama siswa diajak mengkaji tentang pemilihan kata yang digunakan oleh pewawancara. Kedua siswa diajak mengkaji penggunaan kata yang digunakan oleh narasumber. Setelah siswa memahami tentang pemilihan kata yang digunakan dalam berwawancara, guru memberikan tugas membuat wawancara. Tujuan pokok pada kegiatan ini adalah siswa dapat berwawancara untuk mencari informasi dari nara sumber. Siswa bebas memilih gambar model narasumber sesuai dengan topik yang mereka inginkan. Siswa juga bebas membuat daftar pertanyaan untuk ditanyakan kepada narasumber. Siswa yang sangat aktif berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran sebanyak 4 siswa atau 27%. Siswa yang aktif berinteraksi pada kegiatan awal siklus I sebanyak 3 siswa atau setara dengan 20%. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 459

7 Siswa yang cukup berinteraksi dalam kegiatan awal siklus I sebanyak 5 siswa atau 33%. Siswa yang tidak mempunyai interaksi dalam pembelajaran awal siklus I sebanyak 3 siswa atau 20%. Dari data tersebut peneliti melakukan konsultasi dengan kolaborator untuk memperbaiki siklus berikutnya. Setelah kegiatan awal selesai proses pembelajaran memasuki kegiatan inti. Pada kegiatan inti guru membacakan contoh teks wawancara dengan narasumber. siswa menyimak teks wawancara yang dibacakan oleh guru. Setelah kegiatan menyimak selesai siswa diberi lembar kerja berupa gambar model narasumber. Siswa diberi waktu 30 menit untuk menyusun wawancara sesuai dengan gambar narasumber yang siswa terima. Pada kegiatan ini siswa menyelesaikan tugas secara kelompok. Satu siswa mempunyai tugas sebagai narasumber dan satu siswa bertugas sebagai pewawancara. Pertanyaan dan jawaban antara pewawancara dan narasumber harus sesuai dengan topik yang sudah ditentukan. Topik tersebut termuat pada gambar model yang diterima oleh siswa. Tiap-tiap kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan gambar yang diterimanya. Fungsi guru dalam kegiatan ini adalah sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi kelompok yang kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya, seperti menentukan tujuan, topik, pemilihan kata dll. Selain hal tersebut guru memberikan bimbingan secara Pada kegiatan inti pada siklus I, siswa yang sangat aktif mengikuti proses kegiatan dan mendapat skor 20 atau setara dengan 20% dari jumlah siswa. Siswa yang aktif mempunyai jumlah skor 6 atau 13% dari jumlah siswa. Siswa yang cukup aktif mengikuti kegiatan inti mempunyai jumlah skor 9 atau 13% dari jumlah siswa, dan siswa yang tidak aktif mengikuti pembelajaran kegiatan inti sebanyak 5 siswa atau 30%. Hasil pengamatan dari kolaborator untuk kegiatan inti adalah sebagai berikut: (1) masih ada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. (2) Ada kelompok yang masih pasif dalam bekerja sama atau kelompok masih didominasi oleh seorang siswa saja. (3) Guru cenderung memberi contoh berupa kalimat kepada siswa, hal ini menyebabkan banyak siswa yang bertanya tentang kalimat yang harus ditulis. Dampak akhirnya guru kewalahan dalam memberikan contoh ke siswa.dari catatan kolaborator tersebut digunakan oleh peneliti untuk kajian pada siklus berikutnya. Pada siklus I kemampuan siswa pada aspek isi sebagai berikut. Siswa yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 9 siswa. Pada sub aspek kesesuaian siswa yang mendapat skor 4 sebanyak 8 siswa, siswa yang mendapat skor 3 sebanyak 6 siswa, sedangkan sisanya mendapat skor 2 yaitu 1 siswa. Siswa yang mendapat skor 4 pada sub aspek santun berbahasa sebanyak 3 siswa, 8 siswa mendapat skor 3, dan 4 siswa mendapat skor 2 Hasil Tindakan Siklus II NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 460

8 Perbaikan untuk rencana siklus II didasarkan hasil penelitian siklus I. Modifikasi rencana pembelajaran pada siklus II tidak jauh berbeda dengan rencana pembelajaran pada siklus I. Tujuan dari rencana pembelajaran siklus II adalah mengatasi permasalahan yang ditemukan pada siklus I mulai dari prosess pembelajaran kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Mengacu pada temuan di siklus I rencana perbaikan yang perlu dilaksanakan adalah pada alat pembelajaran. Salah satunya adalah rencana pelaksanaan pembelajaran(rpp). Modifikasi yang dilakukan di RPP adalah pada kegiatan pendahuluan. Dalam siklus I kegiatan pendahuluan banyak disominasi oleh guru. Hal ini akan mendapat perubahan pada siklus II. Dalam siklus II kegiatan pendahuluan mengoptimalkan interaksi dan aktivitas siswa dalam mengikuti poembelajaran. Pada kegiatan inti juga mengalami perbaikan proses yaitu lebih banyak memberikan motivasi ke siswa dari pada memberikan contoh.pada kegiatan akhirpun juga mengalami penyempurnaan untuk meningkatkan interaksi dan aktivitas siswa. Hal yang dilakukan guru adalah memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengapersepsi pembelajaran. Penggunaan media pada siklus II juga mengalami modifikasi. Pada siklus I siswa mengalami kesulitan dalam memahami gambar media. Pada siklus II media gambar yang digunakan adalah gambar model yang ada disekitar siswa. Kegiatan dalam siklus II direncanakan dengan penyusunan rencana perbaikan pembelajaran, pemilihan gambar model yang relevan dengan pengalaman siswa. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 05 September Kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan dengan menggunakan alokasi waktu 3 X 35 menit mulai dari jam pertama yaitu WIB. Pada kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa terhadap pembelajran siklus I. pada kegiatan awal ini guru banyak bertanya terhadap siswa yang daya simaknya kurang. Beberapa pertanyaan guru seputar. Siswa dibawa untuk mengingat halhal yang harus diperhaatikan dalam berwawancara. Setelah selesai melakukan apersepsi guru menunjukan sebuah gambar model yaitu foto penjaga kantin sekolah. Guru menunjukan foto tersebut ke siswa dan meminta siswa untuk mencari informasi yang mereka inginkan. Pada kegiatan ini siswa bertindak sebagai pewawancara dan guru sebagai model narasumber yaitu penjaga kantin sekolah. Pembelajaran lebih menarik perhatian siswa. Dari catatan kolabolator jumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan bertanya meningkat dibandingkan dengan siklus I. Selaian terlihaat ada peningkaatan pada hal aktivitas siswa dalam pembelajaran, interaksi siswa pun juga terlihat ada peningkatan. Siswa yang memperoleh skor 1 atau siswa yang NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 461

9 tidak berinteraksi terhadap pembelajaran sejumlah 0%. Siswa yang cukup aktif sejumlah 3 siswa atau setara dengan 20%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran sejumlah 4 siswa atau setara dengan 27%. Dan siswa yang sangat aktif dalam berinteraksi dalam pembelajaran sejumlah 8 siswa atau setara dengan 71%. Setelah selesai kegiatan apersepsi guru menunjukan foto petugas kantin sekolah. Pada kesempatan itu guru memberi tugas kepada siswa untuk menggali informasi seluas mungkin. Penekanan pada aktivitas ini adalah untuk memotivasi siswa membuat kalimat yang santun dalam bertanya. Setelah kegiatan awal selesai guru melanjutkan pada kegiatan inti. Pada kegiatan inti ini guru membagi kelas menjadi 5 kelompok. Tiap-tiap kelompok beranggotakan 3 orang. Setiap kelompok mendapat satu gambar model narasumber. Pembagian tugas dalam kelompok meliputi, satu siswa sebagai narasumber atau siswa yang memerankan tokoh seperti gambar, satu siswa sebagai pewawancara atau yang bertugas bertanya dan satu siswa sebagai penulis percakapan. Pada kegiatan ini guru terlihat aktif membantu kelompok untuk memilih diksi. Ddalam siklus I guru banyak memberikan contoh tetapi padda siklus II guru mengajak siswa untuk berdiskusi dalam membuat pertanyaan dan memilih informasi yang haarus dicapai siswa pembelajaran terlihat aktif dan transaksional. Keaktifan siswa pada kegiatan inti siklus II lebih baik daripada keaktifan pada siklus I. Pada siklus I, sebagian besar siswa masih mengharapkan contoh pemilihan diksi dari guru, tetapi pada siklus II guru lebih mengajak siswa untuk berdiskusi. Terlihat keaktifan siswa pada kegiatan inti seperti terangkum dalam tabel siswa yang tidak aktif sebanyak 1 siswa atau setara dengan 6%, siswa yang cukup aktif sebanyak dua siswa atau setara dengan 13%, siswa yang aktif sebanyak 4 siswa atau setara dengan 40%, dan siswa yang sangat aktif sebanyak 8 siswa atau setara dengan 53%. Interaksi siswa dalam kegiatan inti memiliki kualitas yang sama dengan data pada proses aktivitas siswa dalam kegiatan inti. Pada kegiatan akhir siswa dan guru membuat refleksi tentang pelajaran yang sudah mereka jalani hari itu. Selain hal itu guru dan siswa membuat kesimpulan-kesimpulan dari materi yang masih siswa bingungkan. Terakhir guru memberi penguatan terhadap siswa agar siswa lebih termotivasi untuk membuat wawancara sendiri ketika di rumah. Kondisi pembelajaran akhir pada siklus II ini berdasarkan catatan pembeljaran dari kolaborator mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang sangat aktif pada kegiatan akhir pembeljaran sebanyak 11 siswa, hal ini setara dengan 73%. Untuk siswa yang aktif berjumlah 2 siswa atau setara dengan 13%. Siswa yang cukup aktif sebanyak 2 siswa atau setara dengan 13%, seddangkan siswa yang tidak aktif sejumlah 0 atau setara dengan 0%. Hal ini menunjukan bahwa pada pembelajaran di kegiatan akhir ini semua siswa terlibat aktif dalam aktivitas belajar. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 462

10 Begitu juga untuk kegiatan interaksi siswa dalam pembelajaran di kegiatan akhir. Semua siswa terlibat dalam interaksi pembelajaran. Aktivitas siswa pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup diperoleh rata-rata aktifitas siswa sebesar 10 dan ratarata nilai aktivitas siswa sebesar 85. Dilihat hasil rata-rata skor siswa pada kegiatan awal, kegiatan akhir, dan kegiatan inti memperoleh ratarata skor 9,9. Untuk rata-rata nilai interaksi siswa pada siklus II pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir memperoleh nilai sebesar 82. Pada siklus II kemampuan siswa pada aspek isi sebagai berikut. Siswa yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 14 siswa. Pada sub aspek kesesuaian siswa yang mendapat skor 4 sebanyak 8 siswa, siswa yang mendapat skor 3 sebanyak 7 siswa, sedangkan sisanya mendapat skor 2 tidak ada. Siswa yang mendapat skor 4 pada sub aspek santun berbahasa sebanyak 5 siswa, siswa mendapat skor 3, dan 1 siswa mendapat skor 2. Siswa yang mencapai standar nilai ketuntasan pada aspek bahasa sebanyak 10 Siswa. Nilai ketuntasan pada aspek berbicara diperoleh dari empat subaspek, yaitu pengucapan, intonasi, kelancaran, dan kinestik. Skor perolehan siswa pada keempat subaspek bahasa memiliki rincian berikut.pada subaspek pengucapan, 9 siswa mendapat skor 4. Sebanyak 4 siswa mendapat skor 3, dan 1 orang mendapat skor 2. Subaspek intonasi diketahui 6 siswa mendapat skor 4. Sebanyak 6 orang mendapat skor 3, 3 siswa mendapat skor 2. Pada subaspek kelancaran, 9 siswa mendapat skor 4, 3 siswa mendapat skor 3, dan 3 siswa mendapat skor 2. Subaspek selanjutnya adalah kinestik atau gerak tubuh. Sebanyak 7 siswa mendapat skor 4, 4 siswa mendapat skor 3, dan 3 siswa mendapat skor 2. Jumlah siswa yang mendapat nilai antara pada aspek isi siklus I sebanyak 7 siswa atau sebesar 47%, siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 2 siswa atau sebesar 13%, siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 1 siswa atau sebesar 6%, dan 5 siswa atau 30% untuk siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal. Pada siklus II, jumlah siswa yang memperoleh nilai antara menurun menjadi 5 siswa atau sebesar 30%, 3 siswa atau 20% untuk siswa yang mendapat nilai antara 81 90, 6 siswa atau 25% untuk siswa yang mendapat nilai antara 75 80, dan 1 siswa atau 6% untuk siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan. Sejumlah 4 siswa yang mendapat nilai antara pada aspek bahasa siklus I, siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 4 siswa atau sebesar 26%, siswa yang mendapat nilai antara sebanyak 1 siswa atau sebesar 6%, dan 6 siswa atau 40% untuk siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan. Pada siklus II, jumlah siswa yang memperoleh nilai antara meningkat menjadi 7 siswa atau sebesar 47%, 2 siswa atau 13% untuk siswa yang mendapat nilai antara 81 90, 1 siswa atau 6% untuk siswa yang mendapat nilai antara 75 80, dan 5 siswa atau 32% untuk siswa NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 463

11 yang belum mencapai nilai ketuntasan. Berdasarkan hasil observasi dan tes melalui strategi pemodelan dengan menggunakan media gambar pada siklus II dapat disimpulkan bahwa sudah ada peningkatan. Mulai dari kegiatan proses pembelajaran awal, inti, dan akhir. Juga hasil kemampuan siswa ddalam mengalami peningkatan baik dari aspek isi maupn dari aspek berbicara Temuan penelitian peningkatan kemampuan berwawancara sederhana dengan narasumber dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa melalui penggunaan media gambar meliputi temuan proses pembelajaran dan temuan hasil kemampuan. Temuan proses pembelajaran melalui penggunaan media gambar meliputi temuan proses pembelajaran siklus I dan temuan proses pembelajaran siklus II. Temuan selengkapnya dijelaskan sebagai berikut. Temuan proses pembelajaran pada siklus I adalah beberapa siswa masih kurang aktif, kurang berinteraksi, dan kurang tertarik dengan pembelajaran karena masih belum mampu mengikuti dan melibatkan siswa secara maksimal. PEMBAHASAN Strategi pemodelan dapat meningkatkan proses pembelajaran. Berdasarkan persentase pengamatan aktivitas dan interaksi siswa saat mengikuti pembelajaran pada siklus I dibandingkan dengan kegiatan studi pendahuluan. Walaupun demikian, peningkatan ini masih belum signifikan bila dibandingkan dengan peningkatan pada siklus II. Ini disebabkan pada siklus I siswa belum mengetahui pembelajaran seperti apa yang akan dilakukan. Pada siklus II aktivitas dan interaksi siswa lebih baik daripada siklus I karena siswa telah memiliki pengalaman dari pembelajaran pada siklus I. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti pembelajaran karena penggunaan strategi belum pernah digunakan sebelumnya pada saat pembelajaran di sekolah. Siswa juga merasa senang mengikuti pembelajaran karena dapat menyimak contoh-contoh langsung berwawancar sehingga menjadi lebih paham. Pembahasan hasil peningkatan kemampuan berwawancara sederhana pada aspek isi meliputi subaspek kesesuaian dan bahasa yang santun. Pada siklus I, kemampuan siswa belum banyak mengalami peningkatan NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 464

12 dibandingkan dengan sebelum tindakan. Siswa yang belum mencapai standar ketuntasan sebanyak 6 orang. Kesulitan yang dialami siswa terjadi akibat pembelajaran belum mengoptimalkan ketrlibatan siswa. Selain hal tersebut penggunaan strategi belum melibatkan siswa dalam pembelajaran secara maksimal. Dari situ siswa mendapat kesulitan untuk mencari informasi yang akan diperoleh. Masih ditemukan kekurangan pada aspek berbicara. Pada siklus I diperoleh rata-rata skor untuk subaspek pengucapan sebesar 3,4. Pada subaspek intonasi memperoleh rata-rata skor 2,9, hal ini karena siswa lebih sering menjadi pembicara pasif setiap hari dalam kontek kelas. Untuk subaspek kelancaran berbicara siswa mendapat rata-rata skor sebesar 3,4. Pendukung dalam keterampilan siswa untuk subaspek kelancaran berbicara adalah seeringnya komunikasi dikelas dengan guru menggunakan bahasa Indonesia. Subaspek kinestik memperoleh rata-rata skor yang paling rendah yaitu 2,8. Ketika siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas, siswa cenderung berdiri tegak dengan posisi siap. Hal ini terpaku karena siswa belum pernah belajar tentang bahasa kinestetik. Pada siklus II siswa yang mencapai nilai sesuai dengan standar ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa. Peningkatan tersebut terjadi karena perbaikan yang berhasil, pemberian materi, penggunaan media pembelajaran, dan narasumber yang dipahami oleh siswa. Pada siklus II, kemampuan berwawancara sederhana dengan narasumber dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa isi telah baik, hal ini karena siswa memahami gambar model yang mereka terima sebagai narasumber. Hasil rata-rata untuk nilai siswa pada siklus II sebesar 88. Rata-rata ini diatas nilai KKM mata pelajran Bahasa Indonesia. Peningkatan berwawancara sederhana dengan narasumber dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa pada aspek isi dapat dilihat dari peningkatan persentase rata-rata nilai pada tiap subaspek. Pada siklus I, rata-rata kemampuan berwawancara sederhana dengan narasumber dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa pada subaspek kesesuaian sebesar 3,3 dan meningkat pada siklus II sebesar 3,5. Pada subaspek santun berbahasa, rata-rata kemampuan siswa pada siklus I sebesar 2,9 dan belum banyak mengalami peningkatan pada siklus II yaitu sebesar 3,3. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Renika Cipta BSNP Standar Isi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Haryadi dan Zamzani Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Depdikbud Dirjen Dikti bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Tarigan, Henry Guntur Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Aksara. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 465

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang meliputi temuan-temuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Bab ini diuraikan berbagai aktifitas penelitian sesuai dengan perencanaan, baik prasiklus, siklus I, sampai dengan siklus II, termasuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Azis Amrulloh Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang telah dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II. Setelah penyajian hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jogoyitnan Wonosobo semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 pada

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN Nur Kholiq Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan tentang deskripsi sebelum tindakan, deskripsi siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan tahap

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Maret 2013, pertemuan kedua hari Sabtu tanggal 30 Maret 2013 dengan materi Arti Pecahan.

Lebih terperinci

Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek Sunarti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pengukuran... 171 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN BERAT PADA SISWA KELAS II SDN 2 KARANGANOM KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32) 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata pelajaran Bahasa Arab materi al- Unwa>n untuk meningkatkan keterampilan berbicara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini mengenai deskripsi pra siklus, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi siklus 1 tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Pada bab ini akan dipaparkan tentang hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bersama guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kedalon Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Sekolah ini merupakan SD yang terletak tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus) Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), karena penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 2 September 2014 dilaksanakan observasi awal dan tanggal 4 September

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas menyusun huruf menjadi kata, dan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Sumanti N. Laindjong, Lestari M.P. Alibasyah, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti Dinamika Vol. 5, No. 4, April 2015 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai data-data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai data-data yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK).

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Darmanto Priyoutomo SDN I Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo e-mail:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bab IV ini akan dikemukakan tentang: (1) Deskrispi kondisi awal (prasiklus), (2) Pelaksanaan tindakan (siklus I-II), (3) Hasil penelitian,

Lebih terperinci

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VII, No. 14, Oktober 2016 ISSN

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VII, No. 14, Oktober 2016 ISSN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas 12 MIPA 3 SMA Negeri 2 Pekanbaru) *) Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Pekanbaru Oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2 Upaya Peningkatan Pembelajaran... UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1 Oleh: Sri Sudarminah 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang Subhi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1 Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, berturut-turut akan dibahas mengenai deskripsi kondisi awal (Pra Siklus), hasil penelitian siklus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 10 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Simbangdesa 01 Kecamatan Tulis Kabupaten Batang sebanyak 2 siklus,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX MTs. MIFTAHUSSALAM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYA WISATA (FIELD TRIP)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX MTs. MIFTAHUSSALAM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYA WISATA (FIELD TRIP) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX MTs. MIFTAHUSSALAM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYA WISATA (FIELD TRIP) Muhamad Lukman Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam

masalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Penelitian tentang kemampuan guru menerapkan metode pemodelan pada materi pembelajaran menyampaikan pengumuman kelas VII SMP Negeri Tapa, difokuskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Pra Siklus Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Tleter Semester 2 Tahun ajaran

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan 4.1. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1. Pengamatan Observasi Awal Pelaksanaan observasi awal dilakukan untuk melihat sejauhmana hasil yang diperoleh siswa Kelas IV SDN 1 Kasia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Subjek penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PATIHAN SIDOHARJO SRAGEN PADA MATA PELAJARAN IPS TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Interpretasi Studi Awal 1. Deskripsi Studi Awal Deskripsi studi awal penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan profil sekolah penelitian baik penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Basori Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu

Lebih terperinci

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan,   Abstrak Meningkatkan Kemampuan Berpikir... (Rahmat Yulianto) 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS IV SDN I KEPUHSARI,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dalam Mata Pelajaran PKn Organisasi Pemerintahan Pusat 1. Hasil Penelitian Siklus I Siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kewarganegaraan (PKn). Dari observasi awal yang telah dilakukan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kewarganegaraan (PKn). Dari observasi awal yang telah dilakukan, 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian 1. Deskripsi Awal Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu dilakukan observasi terhadap guru mata pelajaran Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal ) Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas 5 pada mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal ) Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas 5 pada mata BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus ( kondisi awal ) Kondisi awal di SDN 02 Kupen khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran IPS sebelum diadakannya tindakan, menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat. 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV % Tuntas % 3 Tidak tuntas % %

BAB IV % Tuntas % 3 Tidak tuntas % % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Diskripsi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD Negeri Tuntang 02 pada tanggal 4 17 April

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SD Integral Rahmatullah Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SD Integral Rahmatullah Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SD Integral Rahmatullah Tolitoli Kasmina Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, di SD Negeri Ujung- Ujung 02 kecamatan Pabelan kabupaten Semarang khususnya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI Anas Masruh Hidayat Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok 29 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok pikiran

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tindakan kelas dalam tahapan berupa siklus-siklus dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas IV

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Saryono, (dalam Yanti dan Munaris, 0:) PTK merupakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja 54 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh Santi, Yunidar, dan Saharudin Barasandji Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura Sustri Do embana SDN 1 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan utama pada penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gedong 01, berada di Dusun Banyudono RT 02 RW 09 Desa Gedong, Kecamatan Bayubiru, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Lentera Ambarawa, yaitu sekolah dasar yang terletak di kota Ambarawa, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan guru mata pelajaran Matematika terkait dengan strategi dan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan guru mata pelajaran Matematika terkait dengan strategi dan metode BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Inquiry 1. Pra PTK Pelaksanaan kegiatan pra siklus dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari hasil wawancara yang telah dilakukan

Lebih terperinci