Bram Suryantoro Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bram Suryantoro Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODELPEMBELAJARAN BESTEK - KREATIFTIPE EKSPLORASI, REPETISI UCAPAN, PRAKTIK, TES (ERUPT) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM KEGIATAN DISKUSI PADA SISWA KELAS XI MA AN NUR RAMBIPUJI JEMBER Bram Suryantoro Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Siswa dituntut komunikatif dan aktif saat pembelajaran sehingga penerapan model ERUPT dipilih untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Berdasarkan observasi awal terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember, guru masih menggunakan metode ceramah dan siswa pasif dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa tergolong rendah dan masih jauh dari KKM yang ditentukan. Tujuan penelitian secara umum adalah mendeskripsikan peningkatan keterampilan berbicara siswa dalam kegiatan diskusi dengan menerapkan model Bestek-Kreatif Tipe ERUPT. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran objektif tentang peningkatan proses dan hasil pembelajaran berbicara dalam kegiatan diskusi dengan penerapan model pembelajaran Bestek-Kreatif Tipe ERUPT yang dilakukan oleh siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember.Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan masalah (PTK). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi empat tahap yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember sebanyak 24 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, tes, dokumentasi, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model ERUPT terdiri dari pembuatan rancangan pelaksanaan pembelajaran dan penerapan model tersebut. Hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran dengan menerapkan model ERUPT menunjukkan persentase pada siklus I 67,5% meningkat ke siklus II dengan persentase sebesar 92,5%. Aktivitas siswa yang diskor dari keaktifan, semangat, belajar dengan tertib, dan memperhatikan penjelasan guru. Dari hasil observasi rata-rata aktivitas kegiatan siswa di siklus I sebesar 50% dan pada siklus II meningkat menjadi 87%. Hasil belajar siswa pada aspek berbicara juga mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari ketuntasan NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 37

2 belajar belajar pada siklus I yaitu 68% dan meningkat pada siklus II menjadi 83%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model ERUPT dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Kata-katakunci:peningkatan, keterampilan berbicara, model ERUPT PENDAHULUAN Bahasa Indonesia digunakan masyarakat Indonesia sebagai alat berkomunikasi. Bahasa Indonesia juga dapat menyampaikan pesan, gagasan, pengalaman dan pendapat kepada orang lain. Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi. Pandangan ini membawa konsekuensi bahwa pembelajaran bahasa Indonesia harus lebih menekankan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan informasi dari pada pembelajaran tentang sistem bahasa (Wahyuni, 2012:28). Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (T arigan, 2008:1). Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan. Di antara empat keterampilan itu, keterampilan berbicara adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan dasar yang pertama kali dikuasai oleh setiap individu pada fase pertama jenjang kehidupannya. Keterampilan berbicara termasuk keterampilan dasar yang menjadi basis keterampilan berbahasa yang lain. Untuk memperoleh keterampilan berbicara yang memadai, maka dilakukan pelatihan secara terus menerus. Hal pertama yang dilakukan untuk menggali kemampuan tersebut adalah dengan menumbuhkan minat pada setiap individu untuk belajar, dengan cara menciptakan strategi pembelajaran yang menarik, baik dengan cara menciptakan metode dan teknik pembelajaran ataupun sarana dan prasarana penunjang pendidikan, karena dengan latihan secara terus menerus secara berkesinambungan, kemahiran berbicara siswa akan terbentuk sehingga siswa menjadi pembicara yang kreatif dan aktif (Nurjamal, 2013:23). Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, nuerologis, semantik dan lingustik, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol manusia. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, rekaman, volume suara, tempo, dan irama (Wahyuni, 2012:31). Dalam pembelajaran berbahasa kemampuan berbicara merupakan salah satu kemampuan berbahasa di samping mendengarkan, menulis, dan membaca yang harus dikuasai oleh NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 38

3 siswa. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran berbicara harus diarahkan untuk membekali siswa terampil mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman, pesan, pendapat, dan pernyataan secara sistematis, logis, dan kreatif dalam bentuk ucapan (berbicara). Siswa harus di latih menggunakan bahasa untuk berkomunikasi secara lisan tidak di tuntut untuk mengetahui pengetahuan tentang bahasa (Depdiknas, 2006:9). Oleh karena itu, pembelajaran berbicara seharusnya memberikan peluang kepada siswa untuk berlatih berbicara sebanyakbanyaknya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA agar peserta didik memiliki kemampuan (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya serta untuk memperluas wawasan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbicara, dan (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Standar kompetensi aspek berbicara pada semester kedua kelas XI SMA/MA adalah menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar. Kompetensi dasarnya adalah mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Indikator pembelajaran meliputi (1) menuliskan pokok-pokok yang akan disampaikan secara berurutan, (2) mengemukakan ringkasan hasil penelitian, dan (3) menjelaskan proses penelitian dan hasil penelitian dengan kalimat yang mudah dipahami. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran memiliki tingkat kepentingan yang sama jika dibandingkan dengan aspek pembelajaran lain yaitu menyimak, mambaca dan menulis. Akan tetapi pada kenyataannya pembelajaran berbicara justru belum dilaksanakan dengan baik. Sebagian guru lebih sering memberi tugas kepada siswa untuk membaca dan menulis. Pada sisi lain siswa belum sepenuhnya percaya diri ketika di tunjuk untuk berbicara di depan kelas ataupun dalam kelompok. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus akan mempengaruhi kualitas siswa dalam mengembangkan potensi dan kemampuan bernalarnya. Keterampilan berbicara dalam situasi formal dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi. Menurut Sudjana (2000:79) diskusi pada dasarnya ialah tukar-menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang sesuatu untuk mempersiapkan dan menampung keputusan bersama. Diskusi sebagai keterampilan berbicara merupakan kegiatan tukar- NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 39

4 menukar gagasan dan pendapat secara langsung. Melalui diskusi siswa dapat berbicara lebih banyak dalam cakupan tema tertentu. Dalam diskusi tentu saja dapat terjadi adanya perbedaan pendapat dalam upaya mendapatkan solusi dari persoalan yang di bahas. Perbedaan pendapat tersebut dapat memunculkan adanya bentuk rasa persetujuan, ketidaksetujuan, sanggahan, ataupun penolakan dari peserta diskusi. Penelitian ini diawali dengan permasalahan, yakni siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember setelah diadakan evaluasi mata pelajaran bahasa Indonesia dengan pokok materi menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Pada hasil evaluasi menunjukkan hanya 10 siswa dari 24 siswa yang mendapat nilai antara atau hanya 40% yang mendapat nilai diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sedangkan 14 siswa lainnya mendapatkan nilai antara 10-60, atau 60% mendapat nilai di bawah KKM. Ini artinya hanya 40% yang menguasai materi tentang menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi dan seminar, dan 60% belum menguasai materi tersebut. Hasil observasi awal dengan siswa dan guru menunjukkan indikasi bahwa keterampilan menulis lebih baik dari pada berbicara. Siswa mampu menuliskan pokok-pokok yang akan disampaikan secara berurutan. Namun ketika siswa di minta untuk mengemukakan ringkasan hasil penelitian, baik secara individu maupun kelompok dengan berbicara di depan kelas, siswa merasa kesulitan menyampaikannya. Hal itu tampak ketika siswa di minta untuk menjelaskan proses penelitian dan hasil penelitian dengan kalimat yang mudah dipahami. Siswa gugup ketika menyampaikan ringkasan hasil penelitian dalam situasi formal, akibatnya penjelasan yang dikemukakan menjadi tidak teratur dan kalimatnya sulit dipahami. Siswa tidak berani berbicara karena beberapa faktor yaitu, malu, gugup, tidak percaya diri, dan perasaan takut salah. Berdasarkan observasi awal di MA An Nur Rambipuji Jember, penyebab permasalahan tersebut adalah (a) kurang percaya diri pada peserta didik, karena guru jarang memberikan pelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa, guru hanya memberikan pembelajaran satu arah, dan jarang memberikan umpan balik untuk memancing siswa lebih aktif, sehingga siswa belum terbiasa terutama pada aspek keterampilan berbicara di depan kelas, (b) sumber belajar yang tersedia masih terbatas, (c) interaksi siswa dengan guru kurang terjalin, (d) interaksi siswa dengan siswa kurang terjalin, dan (e) metode yang digunakan guru masih menggunakan metode ceramah sehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat kurang dan guru sangat jarang memberikan waktu atau meminta siswa untuk menyelesaikan atau mendiskusikan suatu masalah sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar dan berfikir secara mandiri. Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa belum tercapai. Tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar siswa banyak NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 40

5 dipengaruhi oleh pendekatan mengajar yang dilakukan guru. Untuk menghindari adanya monopoli pembicaraan oleh salah satu pihak tertentu dalam pelaksanaan diskusi diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat memaksimalkan pembagian kesempatan berbicara siswa dan untuk merangsang seluruh siswa untuk berperan aktif dalam berbicara, yaitu penerapan model pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan sebuah strategi yakni banyak berlatih mengerjakan, melakukan, dan mempraktikkan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran ini dilakukan di dalam kelas dengan membentuk kelompok diskusi agar siswa lebih berimajinatif dalam menyampaikan laporan hasil penelitian. Selain itu model ini memberdayakan ahli atau teman sebagai narasumber dalam belajar dan memodifikasi kebiasaan negatif mencontek menjadi cara belajar positif. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kurangnya rasa percaya diri dan timbulnya rasa gugup dapat disebabkan oleh siswa kurang berlatih berbicara dalam situasi formal. Sedangkan pada model ERUPT ini ada penekanan kegiatan praktik atau berlatih yang dilakukan oleh siswa sehingga peneliti menganggap model ini cocok dan layak untuk diterapkan. Subjek yang di teliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember dengan pertimbangan guru dan siswa. Dari sisi guru, yaitu (1) model pembelajaran kurang bervariasi, dan (2) kurang semangat dalam mengajarkan keterampilan berbicara dengan alasan keterbatasan fasilitas dan media pembelajaran. Adapun dari sisi siswa, yaitu (1) siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran berbicara dikarenakan membosankan dan bahasa yang digunakan juga merupakan bahasa sehari-hari, dan (2) siswa kurang mampu berbicara bahasa Indonesia dengan baik dan benar, karena masih kentalnya bahasa pertama. Melihat kondisi demikian dan hasil belajar siswa dalam keterampilan berbicara masih tergolong rendah, maka peneliti perlu mengadakan penelitian tentang peningkatan kemampuan berbicara pada sekolah tersebut. Berdasarkan penjelasan model ERUPT di atas secara garis besar model pembelajaran ini dapat mewujudkan sistem pembelajaran yang memudahkan siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember dalam memahami materi pelajaran. Selain itu dalam metode belajar Bestek- Kreatif tipe ERUPT cocok untuk diterapkan karena pencapaian keterampilan berbicara siswa agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang menuntut siswa untuk banyak praktik berbicara dalam kegiatan diskusi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek berbicara. Model pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT ini dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. MANFAAT PENELITIAN Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan tentang NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 41

6 diterapkannya teknik baru untuk meningkatkan keterampilan berbicara melalui pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT dalam kegiatan diskusi. Secara praktis, hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk (1) dapat menjadi salah satu cerminan kemampuan proses dan hasil pembelajaran berbicara khususnya diskusi sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (2) meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan berbicara, khusunya dalam kegiatan diskusi dengan cara menerapkan model pembelajaran Bestek-Kreatif Tipe ERUPT yang dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran berbicara, (3) dapat merekomendasikan kepada guru bahasa dan sastra Indonesia maupun guru mata pelajaran lainnya agar menggunakan teknik atau model pembelajaran yang lebih variatif agar kualitas hasil pembelajaran menjadi lebih maksimal serta dapat dijadikan bahan acuan peningkatan kualitas pembelajaran berbicara di sekolah, dan (4) mampu memberikan kontribusi terhadap perkembangan keilmuan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA, dan digunakan sebagai evaluasi untuk peningkatan model pembelajarn Bestek-Kreatif tipe ERUPT. METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan kelas (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. PTK berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) maupun out put (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Siswa belajar tidak hanya terbatas di dalam ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang melakukan karyawisata objek wisata, di laboratorium, di rumah, atau di tempat lain, ketika siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru (Arikunto, 2010:58). Tindakan dilakukan disebabkan ada sesuatu ketidakberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara khususnya pada materi menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminarpada siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember. Anak-anak cenderung pasif setiap kali menerima pelajaran atau pengajaran dari guru, keterlibatan dan partisipasi belajar yang minim sehingga membuat gairah belajar siswa menjadi berkurang. Rancangan penelitian menggunakan data yang ditemukan di lapangan yang berupa hasil wawancara dengan siswa dan guru di kelas. Peneliti juga mengobservasi ketika pembelajaran bahasa Indonesia. Setelah mengemukakan masalahnya maka penelitian ini di mulai dengan melakukan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena menggunakan sumber data langsung sebagai latar penelitian. Menurut Arikunto, dkk (2010:16) penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 42

7 Dalam penelitian ini kehadiran peneliti di lapangan bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti sebagai instrumen berperan penuh dalam menemukan masalah hingga pelaksanaan tindakan. Sedangkan peran peneliti sebagai pengumpul data dimulai dari penyusunan instrumen hingga menganalisis data yang dikumpulkan. Kehadiran peneliti mutlak diperlukan untuk memperoleh data dari awal hingga akhir penelitian. Subjek penelitian ini adalah 24 siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember dan satu guru bahasa Indonesia yang juga bertindak sebagai kolaborator. Dipilihnya siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember didasarkan pada pertimbangan (1) keterampilan mengemukakan pendapat kompetensi berbicara yang harus dimiliki siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia di Madrasah Aliyah, (2) siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember telah memiliki kemampuan komunikatif yang perlu ditingkatkan secara berkesinambungan terutama berkaitan dengan keterampilan menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar, dan (3) pencapaian hasil belajar belajar siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember perlu ditingkatkan agar mencapai target kemampuan minimal yang ditetapkan. Teknik pengmpulan data dalam penelitian ini yang digunakan ada empat macam yaitu teknik observasi, teknik wawancara, tes, dan catatan lapangan.instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Rencana Program Penelitian 2) Lembar Observasi 3) Pedoman Wawancara 4) Format Catatan Lapangan 5) Tes Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Data kuantitaif berasal dari hasil rata-rata tes belajar sebelum dan sesudah pembelajaran model Bestek- Kreatif tipe ERUPT diberikan atau nilai rata-rata akhir siklus persentase ketuntasan yang dianalisis secara deskriptif Tahapan yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu (1) tahap pratindakan, (2) tahap pelaksanaan kegiatan penelitian, dan (3) tahap analisis data.pada tahap ini dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah tercantum dalam sub bab analisis data, yaitu dengan membagikan jumlah skor pada jumlah peserta tes. HASIL PENELITIAN Tingkat keberhasilan tindakan kelas penerapan model pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT dalam kegiatan diskusi dapat dilihat pada meningkatnya keterampilan berbicara siswa setelah dilakukan penelitian dengan dua kali siklus. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa keterampilan berbicara siswa dalam kegiatan diskusi sudah meningkat dari mulai pratindakan, siklus I, dan siklus II. Kegiatan yang dilakukan pada siklus I merupakan usaha perbaikan dari prasiklus untuk meningkatkan NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 43

8 keterampilan berbicara siswa.hasil tes keterampilan berbicara pada siklus I belum mencapai KKM.Namun peneliti berkolaborasi dengan guru untuk melaksanakan siklus II dengan memperbaiki rencana belajar dari siklus I, hasil tes keterampilan berbicara siswa dalam kegiatan diskusi siswa pada siklus II sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar. Untuk mencapai tujuan penerapan model pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT penelitian ini berpedoman pada indikator yang telah dicantumkan pada kurikulum. (Majid, 2006:53) menyatakan indikator pencapaian hasil pembelajaran berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pada peserta didik. Tanda-tanda itu lebih cermat dan spesifik dapat diamati dalam peserta didik. Jika serangkaian indikator hasil belajar sudah nampak pada diri peserta didik maka target kompetensi dasar sudah tercapai. Rumusan indikator yang ada pada kurikulum adalah mengutarakan kembali materi untuk mencapai rumusan indikator yang telah ditentukan tersebut pembelajaran dilaksanakan melalui tiga jenis kegiatan. Tahapan kegiatan tersebut adalah kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Untuk ketercapaian rumusan indikator tersebut dalam pelaksanaanya dijabarkan pada tujuan khusus pada setiap kegiatan pembelajaran. Penerapan metode ERUPT membuat siswa lebih berani tampil di depan kelas dan berekspresi dalam berbicara. Siswa merasakan belajar yang sangat menyenangkan dan terbimbing secara menyeluruh dan tidak monoton. Hasil penelitian dengan menerapkan metode ERUPT untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam kegiatan diskusi sudah baik. Penilaian berbicara digunakan untuk mengetahui prestasi kemampuan berbicara siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember.Dari pedoman penilaian yang telah digunakan hasil keterampilan berbicara siswa masih banyak yang dibawah KKM. Siswa yang tidak tuntas berjumlah 8 siswa yang memiliki persentase 32% hasilnya beda tipis dengan siswa yang tuntas. Siswa yang tuntas berjumlah 16 siswa yang memiliki persentase 68 %. Dari hasil siklus I bisa disimpulkan bahwasannya model pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT masih kurang menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran berbicara. Untuk menunjang keberhasilan model ERUPT yang digunakan, peneliti perlu mengadakan pembelajaran pada siklus II. Menurut hasil observasi aktivitas siswa yang telah dilakukan observer yaitu menunjukkan dari 24 siswa tidak ada siswa tidak aktif, tidak besemanagat, tidak tertib, dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Dari segi keaktifan 50 % siswa atau 12 siswa aktif, 17% siswa atau 4 siswa cukup aktif dan 33% siswa atau 8 siswa kurang aktif dalam kelompok diskusi.segi semangat 58% siswa atau 14 siswa besemangat, 2 siswa atau 9% siswa cukup bersemangat, dan 8 siswa atau 33% siswa kurang bersemangat. Segi belajar dengan tertib 42% siswa atau 10 siswa belajar dengan tertib, 25% siswa atau 6 siswa cukup tertib, dan 8 siswa atau 33% siswa tidak tertib. Dari segi NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 44

9 memperhatikan penjelasan guru 18 siswa atau 75% siswa memperhatikan penjelasan guru, 9% siswa atau 2 siswa cukup memperhatikan penjelasan guru, dan 4 siswa atau 16% siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. Hal ini dikarenakan siswa cukup senang dengan penerapan model pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT yang baru mereka dapat selama ini. Lembar observasi pengelola pembelajaran guru digunakan untuk mengamati kegiatan guru selama mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT. Persiapan guru cukup maksimal akan tetapi dalam menggali kemampuan siswa tentang materi yang akan dipelajari secara intensif, seluruh siswa tidak diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut dan banyak kegiatan yang belum dilakukan guru yaitu pada kegiatan akhir. Berdasarkan hasil catatan lapangan selama pelaksanaan siklus I pembelajaran bahasa Indonesia tentang menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar melalui model pembelajaran Bestek- Kreatif tipe ERUPT ditemukan beberapa keterangan dan aktivitas siswa yang tidak termuat dalam instrumen lain. Keterangan tersebut adalah situasi pada saat pembelajaran berlangsung dengan baik namun masih ada beberapa anak yang gaduh dikelas.selain itu juga ada siswa yang berbicara sendiri ada juga yang aktif dalam pembelajaran. Pada siklus II penilaian berbicara siswa sudah mencapai apa yang ditargetkan kepada siswa yakni prestasi kemampuan berbicara siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember sudah meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Bestek-Kreatif Tipe ERUPT yang digunakan oleh peneliti.dari pedoman penilaian yang telah digunakan hasil keterampilan berbicara siswa sudah mencapai KKM yang telah ditentukan.siswa yang tuntas berjumlah 21 siswa yang memiliki presentasi83%, hasilnya sangat memuaskan bagi peneliti. Berdasarkan hasil catatan lapangan selama pelaksanaan siklus II pembelajaran bahasa Indonesia tentang menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar melalui model pembelajaran Bestek- Kreatif tipe ERUPT ditemukan beberapa keterangan dan aktivitas siswa yang tidak termuat dalam instrumen lain. Keterangan tersebut adalah situasi pada saat pembelajaran berlangsung dengan baik, tidak gaduh lagi dan kondusif. Guru mampu mengondisikan kelas dengan baik, dan siswa terlihat lebih aktif. Proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Oleh karena itu hasil pelaksanakan tindakan siklus II ini sudah memenuhi KKM dan kriteria keberhasilan yang ditetapkan, maka peneliti tidak perlu melanjutkan atau memperbaiki pada siklus selanjutnya. Manfaat yang di dapat dari penerapan metode ERUPT untuk keterampilan berbicara dalam kegiatan diskusi adalah siswa dapat menjadi aktif, berani, berbicara dengan volume nyaring, menguasai topik, dan mampu memilih kata-kata yang tepat dalam berbicara. Siswa tidak merasakan gugup dan tegang sehingga dapat berbicara dengan lancar. Jadi, penerapan metode ERUPT dapat meningkatkan NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 45

10 keterampilan berbicara siswa dalam kegiatan diskusi. Tingkat keterbatasan capaian penelitian tindakan kelas yang merupakan penerapan metode ERUPT dapat dilihat pada siklus I dan siklus II. Keterbatasan terletak pada proses pembelajaran, sehingga hasil tes keterampilan berbicara pada siklus I belum tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Media yang digunakan guru belum bisamenjangkau siswa sehingga contoh berbicara dalam kegiatan diskusi tidak dipahami siswa secara menyeluruh. Guru juga tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengomentari kegiatan temannya di depan kelas sehingga kesalahan yang terjadi terulanglagi ketika siswa selanjutnya tampil didepan kelas. Sedangkan pada siklus II keterbatasan yang dialami guru adalah kurang mengefektifkan penggunaan waktu SIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan ada peningkatan kemampuan siswa dalam berbicara khususnya pada pembelajaran berbicara dalam kegiatan diskusi melalui model pembelajaran Bestek- Kreatif tipe ERUPT. Selama proses pembelajaran pada siklus I pada tahap awal, tahap inti, sampai tahap penutup siswa kurang antusias mengikuti setiap tahap pembelajaran. Pada saat siklus II siswa sangat antusias mengikuti tahap pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT dalam kegiatan diskusi diawali dengan mendiskusikan secara tulisan akan dituliskan, berbicara secara mandiri, hasil diskusi di tukar dengan siswa yang lain, memberikan penilaian pada lembar kerja siswa, menyajikan hasil diskusi secara lisan dan refleksi. Pada siklus I data yang diperoleh dari hasil tes berbicara yang dianalisis menggunakan pedoman penilaian tes akhir siklus. Penilaian berbicara digunakan untuk mengetahui prestasi kemampuan berbicara siswa kelas XI MA An Nur Rambipuji Jember. Dari pedoman penilaian yang telah digunakan hasil keterampilan berbicara siswa masih banyak yang dibawah KKM. Siswa yang tidak tuntas berjumlah 10 siswa yang memiliki presentase 42% hasilnya beda tipis dengan siswa yang tuntas. Siswa yang tuntas berjumalah 14 siswa bahwasanya model ERUPT masih kurang menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran berbicara. Untuk menunjang keberhasilan model ERUPT yang digunakan, peneliti perlu mengadakan pembelajaran lagi pada siklus II. Pada siklus II penilaian berbicara siswa sudah mencapai apa yang ditargetkan kepada siswa yakni peningkatan kemampuan berbicara siswa di kelas XI An Nur Rambipuji Jember sudah meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT yang telah digunakan oleh peneliti. Dari pedoman penilaian yang telah digunakan, hasil keterampilan berbicara siswa sudah mencapai KKM yang sudah ditentukan. Tidak ada siswa yang tidak tuntas, rata-rata mencapai presentasi keberhasilannya NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 46

11 adalah 83%, hasilnya sangat memuaskan bagi peneliti Berdasarkan analisis data, bahwa kemampuan siswa dalam berbicara pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dengan rician sebagai berikut pada siklus I hasil penilaian berbicara dalam diskusi yaitu 68% dan penerapan model Bestek-Kreatif tipe ERUPT masih belum maksimal dalam penggunaannya. Sedangkan pada siklus II hasil penilain keterampilan berbicara dalam kegiatan diskusi mencapai 83% dan hasil observasi model pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT menunjukkan bahwa model Bestek-Kreatif yang dijelaskan oleh peneliti sudah terlaksana dengan baik. Dari data tersebut maka model ERUPT merupakan salah satu bentuk inovasi dalam memperbaiki kualitas proses belajar mengajar yang bertujuan untuk membantu siswa agar dapat belajar mandiri dan kreatif, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka saran-saran ini ditujukan kepada siswa, guru bahasa Indonesia, pelaksana peneliti selanjutnya, dan pembaca, khususnya mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia. 1) Bagi siswa Bisa digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran dan alat untuk belajar mengembangkan diri dalam hal keterampilan berbicara khususnya pada forum diskusi, sehingga siswa dapat meningkatkankemampuan berbicaranya. 2) Bagi Guru Bahasa Indonesia Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia, hendaknya dapat menggunakan pembelajaran dengan model Bestek-Kreatif tipe ERUPT dalam kegiatan diskusi sebagai alternatif pemecahan masalah berbicara karena pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam kegiatan diskusi. 3) Bagi Kepala Sekolah Disarankan kepala sekolah memberikan pengarahan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Bestek-Kreatif tipe ERUPT. Karena dengan menggunakan model pembelajaran tersebut siswa lebih aktif dan tidak kesulitan lagi untuk menyampaikan pendapat di depan kelas sehingga keterampilan berbicara siswa meningkat. 4) Bagi Peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang berminat mengadakan penelitian tentang penerapan model ERUPT untuk meningkatkan keterampilan berbicara, disarankan untuk melakukan penelitian dengan pokok pembahasan lain dan menambah strategi belajar bahasa yang lain untuk lebih mengoptimalkan kegiatan siswa. 5) Bagi Pembaca Penelitian ini dapat digunakan oleh pembaca, khususnya mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia sebagai informasi tentang peningkatan keterampilan berbicara dengan menerapkan model pembelajaran NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 47

12 Bestek-Kreatif tipe ERUPT pada siswa dikalangan SMA/MA. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Muksin Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbicara dan Apresiasi Sastra. Malang: YA3 Arikunto, Suharsimi, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT Bumi Aksara. Arsjad dan Mukti Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Buku Bahasa Indonesia. Ekspresi Diri dan Akademik. SMA/MA/ Kelas XI Semester 2 Depdiknas, 2003.StandarKompetensi Mata PelajaranBahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas Depdiknas, 2006.Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta DimyatidanMudjiono BelajardanPembelajaran. Jakarta: RinekeCipta Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya Tarigan, Guntur Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Tarigan.H.G Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbicara. Bandung: Angkasa Mainuddin, Hadjisusanto, dan Mudjono Peranan Guru dalam Diskusi.http//www. pendidikan guru diskusi.com /v1/ indeks.php/ read /2011/12/3/631/ Pendidikanguru. (diakses pada tanggal 21 Maret 2016) Moleong, L.J Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. N.K, Roestiyah Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: BinaAksara Nurgiyantoro, Burhan Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT BPFE Yogyakarta Nurjamal, Daeng dkk Terampil Berbahasa. Bandung:Alfabeta Sudjana, Nana Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Sukatman, dkk Strategi Pembelajaran Bestek-Kreatif. Jember: Universitas Jember Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Abdul Syukur Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Adi NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 Halaman 48

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIDATO MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX-C SMP NEGERI 1 SINGOSARI KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, budaya, dan bahasa.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Widhihastuti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I Irma Fajarwati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Meningkatkan kemampuan membaca dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan siswa serta merupakan penunjang keberhasilan

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN

Lebih terperinci

Penerapan Strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan) untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Poster

Penerapan Strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan) untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Poster Penerapan Strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan) untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Poster Djoko Santoso (1) 1 SMP Negeri 3 Kalidawir Tulungagung Email: 1 djokosantoso@gmail.com, DOI:

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI Anas Masruh Hidayat Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Dengan pendidikan diharapkan mampu melahirkan suatu generasi masa depan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS IV-C SDN DITOTRUNAN 01 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS IV-C SDN DITOTRUNAN 01 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS IV-C SDN DITOTRUNAN 01 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jupri Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Basori Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia didasarkan pada landasan formal berupa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa yang baik perlu dimiliki dan dipelajari oleh setiap orang. Kemampuan yang harus dimiliki siswa melalui pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Keterampilan Berbicara Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10 Menurut pendapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA. Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA. Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam peradaban manusia, bahasa juga memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional bagi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI KUSNI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan observasi awal di

Lebih terperinci

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Candimulyo Magelang yang terletak di JL. Candimulyo, KM. 4, Candimulyo, Magelang. SMA

Lebih terperinci

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3 Andriana Isbinarni Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Keterampilan menulis puisi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari pembelajaran bahasa asing untuk peserta didik adalah agar peserta didik mampu berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajarinya dan mampu bersaing di

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN Nur Kholiq Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR Hanik Masrokah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Keterampilan menyimak

Lebih terperinci

A an Mi rajul Wathoni Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

A an Mi rajul Wathoni Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING SISWA KELAS V SDN 3 MUNGGU KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 A an Mi rajul

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN Delvia Puspita Sari 1, Gusnetti 2, Syofiani 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

Sri Utami Rahayu Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: peningkatan, keterampilan menulis puisi, metode Sugestopedia

Sri Utami Rahayu Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: peningkatan, keterampilan menulis puisi, metode Sugestopedia PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X PROGRAM ILMU BAHASA-BAHASA (IBB) SMA NEGERI 1 GONDANGLEGI KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DENGAN MENGUNAKAN METODE SUGESTOPEDIA Sri Utami

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Kustiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, Jalan Semar No. 5 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN Oleh: Eva Hapsari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa eva.hapsari@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

Rahmat Kartolo 1 Sutikno 2 Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Abstrak

Rahmat Kartolo 1 Sutikno 2 Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Abstrak PENINGKATAN MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERBICARA OLEH SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH 4 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015-2016 Rahmat Kartolo 1 Sutikno 2 Universitas Muslim Nusantara

Lebih terperinci

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

NICO SATYA YUNANDA A54F100019 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN

Lebih terperinci

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Dwi Ambarwati 1.   PENDAHULUAN TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER Vivien Fidiawati 6 Abstrak. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a)berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan proses interaksi yang intensif antar berbagai komponen sistem pembelajaran yaitu guru, siswa, materi belajar, dan lingkungan. Peraturan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI IKA SUSILA RINI A310090125 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDIT HIDAYATURRAHMAN KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di BAB III PROSEDUR TINDAKAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di sekolah inilah penulis mengajar sejak tahun 1986 sekarang, di Jalan

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Penerapan Pembelajaran Kooperatif PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX PUZZLE MATCH PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA-6 DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO Ida Fithria Guru Biologi SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ditempuh siswa di Sekolah Dasar. Tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia yakni 1. Berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan wajib untuk dilaksanakan oleh semua anak di Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah mewajibkan setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan

Lebih terperinci

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 1 PEUSANGAN email: raudhatuljannah183@yahoo.com email: asrulkarim@ymail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013 Ali Manshur Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia ABSTRAK: Peningkatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode delivery from memory ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Azis Amrulloh Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. SMA Negeri 14 Bandung pada waktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

BAB 3 METODE PENELITIAN. SMA Negeri 14 Bandung pada waktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Terdapat persoalan yang dihadapi guru Bahasa Indonesia kelas X-C SMA Negeri 14 Bandung pada waktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Persoalan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014 Lukman Hakim Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Keperluan korespondensi, HP : ,

Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF Aknes Triani, 2 Nur Hafsah Yunus MS, 3 Muhammad Syaeba Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Al Asyariah Mandar Aknes.Triani@gmail.com

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru 1 Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru Mariana Theresia,Otang Kurniaman,Munjiatun Theresia.mariana@yahoo.com,Otang.kurniaman@gmail.com,Munjiatunpgsd@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL Imam Sopingi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Menulis puisi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suhardjono dan Suharsimi menyatakan bahwa PTK adalah penelitian tindakan (action research)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK Karin Ajeng Febriani, Nanang Heryana, Djon Lasmono Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting di sekolah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah di ajarkan mulai jenjang pendidikan

Lebih terperinci

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan PENINGKATAN BERWAWANCARA SEDERHANA DENGAN NARASUMBER MELALUI STRATEGI PEMODELAN SISWA KELAS V SDN II BESOLE KECAMATAN BESUKI KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar 2 PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM 3 Azwinar ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam masih rendah. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: pembelajaran bercerita, metode TSTS, hasil belajar

Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: pembelajaran bercerita, metode TSTS, hasil belajar PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 PRIGEN KABUPATEN PASURUAN Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI KELAS V SD PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI KELAS V SD Victor Kelly, Suryani, Abdussamad Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Widiharto NIM : S200070130 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Teknik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA IKLAN TELEVISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Agus Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa dibagi menjadi dua bagian yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA Dra. Isnaeni Praptanti, M.Pd., dan Drs. Karma Iswasta

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1 Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JLEGIWINANGUN TAHUN AJARAN 2015/2016 Naelatul

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE TANDUR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 WADASLINTANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE TANDUR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 WADASLINTANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE TANDUR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 WADASLINTANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Nita Fuji Kosmasari, S.S. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan EFEKTIVITAS TEKNIK PEMBELAJARAN THINK, PAIR, AND SHARE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA KOMPETENSI MENULIS TEKS CERITA PETUALANGAN SDN PURWANTORO 4 KOTA MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ulfah Khamidah Mahasiswa

Lebih terperinci