Keywords: influence of perception of student about competetion pedagogik of teacher, facility learn and school environment

Transkripsi

1 PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK, FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMPN 3 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Rafyka Zuanti 1, Nilmadesri Rosya 2, Sri Wahyuni 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat Rafykazuanti@gmail.com ABSTRACT This research aim to to see influence of perception of student about competetion pedagogik of teacher, facility learn and environment go to school to enthusiasm learn student subject of IPS class of VIII SMPN 3 Koto. Result of research indicate that 1) perception of student about competetion pedagogik of teacher have an effect on positive and signifikan to enthusiasm learn. Where shown by coefficient value equal to 0,261. this Coefficient value signifikan because value of thitung 4,107 > ttabel equal to 1, Its meaning if perception of student about competetion pedagogik of teacher mount, hence enthusiasm learn will mount equal to 0,261 in each every set of him 2) facility learn to have an effect on positive and signifikan to enthusiasm learn. Where shown by coefficient value equal to 0,369. this Coefficient value arena signifikank assess thitung 2,493 > ttabel 1, Its meaning, if facility learn to mount, hence enthusiasm learn will mount equal to 0,369 in each;every set of him 3) environmental school have an effect on positive and signifikan to enthusiasm learn. Where shown by coefficient value equal to 0,328. this Coefficient value signifikan because value of thitung, 3,930 > ttabel equal to 1, Its meaning, if environment go to school meningka, hence enthusiasm learn will mount equal to 0,328 in each;every set of him 4) perception of student about competetion pedagogik of teacher, facility learn and environment go to school collectively/together - same and signifikan to enthusiasm learn student. Where obtained value of Fhitung 109,006 > Ftabel 2,70 with level of signifikan equal to 0,000 = 0,05.Hal this means ha accepted and Ho refused. Keywords: influence of perception of student about competetion pedagogik of teacher, facility learn and school environment

2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan jembatan atau sarana untuk meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi diri. Pada era globalisasi seperti saat ini diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten untuk menghadapi perubahan - perubahan dimasa mendatang yang tidak menentu. Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat sudah semakin sadar untuk menyekolahkan putra - putri mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Masyarakat meyakini bahwa dengan pendidikanlah manusia dapat mengatasi perubahan - perubahan tersebut. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang - undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengemukakan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan tanggung jawab. Dengan adanya undang-undang tersebut, maka seharusnya pendidikan dari waktu ke waktu haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan terwujudnya sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling penting, namun kenyataan nya saat ini dapat kita lihat bahwa pendidikan jauh dari hal - hal yang diharapkan. Sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai hasil dan tujuan dari pendidikan nasional. Tujuan pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan hasil belajar sebagai suatu psencapaian dari proses pembelajaran akan menunjukkan atau menggambarkan seberapa berhasil proses belajar yang telah terjadi, juga menggambarkan keberhasilan siswa dalam mencapai

3 tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai. Berhasilnya suatu proses pembelajaran didorong dengan adanya minat. Minat belajar siswa ada karena perasaan senang dalam mengikuti pelajaran. Bila minat terhadap sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka akan menjadi potensi bagi orang yang bersangkutan untuk dapat meraih kesuksesan. Minat belajar siswa bisa dilihat dari sikap dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Slameto, (2010:57) mengatakan minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik - baiknya, kerena tidak ada daya tarik baginya. Menurut Djamarah Syaiful Bahri, (2002:150) minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas siswa. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh - sungguh, karena ada daya tarik baginya. Siswa mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentangan waktu tertentu. Dari data umum yang penulis dapat dari website Kementrian Kependidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Kabupaten Pesisir Selatan, penulis mendapatkan rata - rata nilai Ujian Nasional (UN) SMP yang ada di Kecamatan Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu sebagai berikut:

4 Tabel. 1 Data Hasil Ujian Nasional (UN) SMPN Koto XI Tarusan di Kecamatan Pesisir Selatan Tahun Rata-rata Nilai UN No NamaSekolah Tahun Tahun Tahun Tahun SMP N 1 Koto XI Tarusan 42,85 42,47 58, SMP N 2 Koto XI Tarusan 35,53 30,43 58, SMP N 3 Koto XI Tarusan 29,80 35,70 50, SMP N 4 Koto XI Tarusan 30,21 32,38 55, SMP N 5 Koto XI Tarusan 35,80 27,30 58, SMP N 6 Koto XI Tarusan 33,65 28,72 50, SMP N 7 Koto XI Tarusan 30,27 32,85 55, SMP N SatuAtap 8 Tarusan 30,73 27,32 57, SMP N 9 Koto XI Tarusan 30,00 27,21 43, Sumber : Dinas Pendidikan kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2017 Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa, dari 9 SMP yang ada di kecematan pesisir selatan, SMPN 3 Koto XI Tarusan pada tahun 2013 dengan jumlah 29,80, sedangkan pada tahun 2014 dengan jumlah 35,70 nilai SMPN 3 Koto XI Tarusan masih tergolong rendah, karena dilihat dari rentang nilai yang diperoleh 2 tahun mengalami penurunan. Sedangkan daritahun 2014 ke 2015 mengalami kenaikan 44,36, dari tahun 2015 ke 2016 mengalami penurunan sebesar 6,65. Sedangkan sekolah lain juga mengalami penurunan nilai ujian nasional. Peneliti menduga rendah nilai ujian nasional siswa SMPN 3 Koto XI Tarusan dari tahun 2013 sampai 2016 karena kurangnya kemandirian siswa dalam menjawab soal ujian. Dalam hal ini bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa, seperti kurangnya kompetensi guru di bidang pedagogik pada saat proses pembelajaran langsung, masih kurangnya fasilitas siswa dalam menigkatkan minat belajar siswa, dan masih kurangnya kondisi lingkungan sekolah yang dapat menyebabkan siswa kurang nya minat belajar siswa. Dalam meningkatakan pendidkan tentunya dipengaruhi oleh kompetensi guru di bidang pedagogik pada saat proses pembelajaran itu

5 berlangsung. Pedagogik yang dimaksud adalah merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis, dan objektif mengembangkan konsep konsepnya mengenai hakekat manusia, hakekat anak, hakekat tujuan pendidkan serta proses pendidkan. Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan ini adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah ibu anak, dimana terjadi pembudayaan anak. Dia berproses untuk akhirnya membudaya sendiri sebagai manusia purnawan. Dalam upaya meningkatkan minat siswa dalam belajar, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto, (2010:54) mengemukakan terdapat faktor yang berasal dari dalam dari siswa (intern) dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa (ekstern). Diantara faktor ekstern yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru, fasilitas belajar, dan lingkungan sekolah. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru. Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik kualitatif maupun kuantitatif. Dengan kata lain kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap, namun yang penting adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan tersebut dalam pekerjaan. Sedangkan menurut Musfah, (2011:27) kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Sedangkan yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan atau mentransforrmasikan pengetahuan kepada para anak di sekolah,. Jadi yang dimaksud dengan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didi secara mendalam dan

6 penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Menurut Kusnandar, (2011:28) persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru meliputi pemahaman guru terhadap pesertadidik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbaga ipotensi yang dimilikinya. Diduga faktor lain yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa yaitu fasilitas belajar. Menurut Daryato, (2006:51) secara etimologi (arti kata) fasilitas yang terdiri dari sarana dan prasarana belajar, bahwa sarana belajar adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya lokasi/tempat, bangunan dan lain - lain, sedangkan prasarana adalah alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboraturium dan sebagainya. Diduga selain persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan fasilitas belajar faktor lain yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa adalah lingkungan sekolah. Menurut Tulus, (2004:1) menyatakan lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab sekolah untuk mengembangkan lingkungan sekolah yang diperkaya agar dapat merangsang minat siswa terhadap banyak hal yang bermanfaat bagi mereka dalam rangka meningkatkan kesenangan terhadap belajar. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut Siregar (2013:15) Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau penghubung dengan variabel lain. Sedangkan menurut Siregar (2013:15), Penelitian assosiatif

7 adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini dapat membangun teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala dalam penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini adalah berdasarkan analisis data diketahui untuk pengujian hipotesis pertama diketahui untuk persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru diperoleh nilai t hitung sebesar 4,107 > t tabel sebesar 1,98609 dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap minat belajar. Hal ini berarti semakin baik persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru, maka akan semakin baik pula minat belajar. Berdasarkan analisis data untuk pegujian hipotesis kedua fasilitas belajar diketahui nilai koefisien t hitung sebesar 2,493 > t tabel sebesar 1,98609 dengan nilai signifikan 0,014 < α = 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara fasilitas belajar terhadap minat belajar. Hal ini berarti semakin baikfasilitas belajar maka akan semakin meningkatkan minat belajar. Berdasarkan analisis data untuk pegujian hipotesis ketiga lingkungan sekolah diketahui nilai koefisien regresi 3,930 > t tabel sebesar 1,98609 dengan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara lingkungan sekolah terhadap minat belajar. Hal ini berarti semakin tinggi lingkungan sekolah maka akan semakin meningkat pula minat belajar. Menurut Kusnandar, (2011:28) persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru meliputi pemahaman guru terhadap pesertadidik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik

8 untuk mengaktualisasikan berbaga ipotensi yang dimilikinya. Menurut Daryato, (2006:51) secara etimologi (arti kata) fasilitas yang terdiri dari sarana dan prasarana belajar, bahwa sarana belajar adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya lokasi/tempat, bangunan dan lain - lain, sedangkan prasarana adalah alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboraturium dan sebagainya. Menurut Tulus, (2004:1) menyatakan lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab sekolah untuk mengembangkan lingkungan sekolah yang diperkaya agar dapat merangsang minat siswa terhadap banyak hal yang bermanfaat bagi mereka dalam rangka meningkatkan kesenangan terhadap belajar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,261. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 4,107 > t tabel sebesar 1, Artinya apabila persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru meningkat sebesar 1%, maka minat belajar 0,261 dalam setiap satuannya. 2. Fasilitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,369. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 2,493 > t tabel 1, Artinya, apabila fasilitas belajar meningka tsebesar 1%, maka minat belajar akan meningkat sebesar 0,369 dalam setiap satuannya. 3. Lingkungan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana

9 ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,328. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung, 3,930 > t tabel sebesar 1, Artinya, apabila lingkungan sekolah meningkat serbesar 1%, maka minat belajar akan meningka tsebesar 0,328 dalam setiap satuannya. 4. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru, fasilitas belajar dan lingkungan sekolah secara bersama sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar. Dimana diperoleh nilai F hitung 109,006 > F tabel 2,70 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H a diterima dan H 0 ditolak. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Daryato. (2006). Adminitrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dimayati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah Syaiful bahri. (2002). psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Khairani. (2013). Psikologi Belajar. Yokyakarta: Aswaja Presido. Kusnandar. (2011). pedagogik (ilmu mendidik). Bandung: Alfabeta. Musfah. (2011). peningkatan kompetensi di bidang pedagogik: melalui pelatihan dan sumber belajar. Jakarta: kencana prenada media grup. Sarjaya Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: kencana. Siregar, S. (2014). Statistika Deskriptif untuk Penelitian dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers. Slameto. (2010). belajar dan faktor - faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Tulus. (2004). Peran Disiplin Pada Prilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.