BAB I PENDAHULUAN. Malformasi Arterio Venosa (MAV) atau ruptur aneurisma mikotik. Aneurisma

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Malformasi Arterio Venosa (MAV) atau ruptur aneurisma mikotik. Aneurisma"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Perdarahan Subarachnoid (PSA) merupakan gangguan mekanikal sistem vaskuler pada intrakranial yang menyebabkan masuknya darah ke dalam Ruang Subarachnoid 1. Sekitar 80% Perdarahan Subarachnoid disebabkan oleh ruptur aneurisma vaskular Intracranial dan 20% disebabkan oleh trauma kepala, Malformasi Arterio Venosa (MAV) atau ruptur aneurisma mikotik. Aneurisma terjadi apabila terdapat gangguan pada Lamina Elastis Interna atau dinding arterial yang bisa menyebabkan ruptur. Kebanyakan pasien yang mengalami ruptur berusia di antara 35 hingga 65 tahun. Aneurisma sering terjadi pada Bifurcatio Arteri Serebri atau cabangnya. 85% aneurisma terletak pada Sirkulasi Anterior dan 15% aneurisma terletak pada Sirkulasi Posterior. Aneurisma multipel di identifikasi pada 15 hingga 20% pasien. Arteri Serebri terletak di dalam Ruang Subarachnoid maka apabila terjadi ruptur dapat menyebabkan Perdarahan Subarachnoid 2,3. Ruptur aneurisma intrakranial dapat menyebabkan kematian pada sebagian pasien dan sebagian pasien yang masih hidup akan mengalami defisit neurologik yang disebabkan oleh komplikasi seperti perdarahan ulang, vasospasme atau hidrosefalus. Penatalaksanaan Perdarahan Subarachnoid memerlukan teknik intervensi bedah saraf dan perawatan Intensive Care Unit (ICU) yang baik 3. 1

2 2 Di Amerika Insiden tahunan PSA aneurisma non-traumatik adalah 6-25 kasus per Lebih dari orang Amerika menderita ruptur aneurisma intrakranial setiap tahunnya. Insiden tahunan meningkat seiring dengan usia dan mungkin dianggap remeh karena kematian dihubungkan dengan penyebab lain yang tidak dapat dipastikan dengan autopsi. Secara Internasional beragam insiden PSA telah dilaporkan pada daerah lain di dunia (2-49 kasus per ) 4. Insiden bagi Perdarahan Subarachnoid lebih tinggi pada pria daripada wanita bagi usia di bawah 40 tahun tetapi pada usia lebih dari 40 tahun perbandingan wanita : pria adalah 3:2. Di Amerika Serikat, dilaporkan terdapat 6 hingga 28 kasus per orang per tahun. Perdarahan subarachnoid sering terjadi pada usia lebih daripada 50 tahun dan insiden tertinggi terjadi pada usia 50 hingga 60 tahun. Penyebab kongenital bisa memicu Perdarahan Subarachnoid misalnya pada kejadian aneurisma multipel. Insiden dapat meningkat bagi pasien dengan penyakit sistemik herediter Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan referat ini diantaranya adalah untuk memberikan gambaran ringkas mengenai Gambaran CT-Scan Perdarahan Subarachnoid. 1.3 Mafaat Penulisan Referat ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis serta pembaca mengenai Gambaran CT-Scan Perdarahan Subarachnoid. Selain itu, referat ini juga akan dijadikan untuk melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik di bagian Radiologi FKU Malahayati.

3 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Meningea terdiri daripada tiga lapisan membran penghubung yang memproteksi Otak dan Medulla Spinalis. Dura Mater adalah membran yang paling superfisial dan tebal. Dura Mater meliputi Falx Serebri, Tentorium Serebelli dan Falx Serebelli. Dura Mater membantu memfiksasi otak di dalam tulang kepala. Membran Meningea seterusnya adalah sangat tipis yang dinamakan Arachnoid Mater. Ruang antara membran ini dengan Dura Mater dinamakan ruang Subdural dan mempunyai sangat sedikit cairan serosa. Lapisan Meningea yang ketiga adalah Pia mater yang melapisi permukaan otak. Antara Arachnoid Mater dan Pia Mater mempunyai ruang Subarachnoid di mana terdapat banyak pembuluh darah dan dipenuhi dengan cairan Serebrospinal 5. Gambar 1: membran meningea pada permukaan otak. 3

4 4 Gambar 2: Lapisan Carpalia dan Otak Walaupun berat otak adalah 2% daripada jumlah total berat badan namun otak menerima 15 hingga 20% darah yang dipompa oleh jantung. Darah tiba di otak melalui Arteri Carotis Interna dan Arteri Vertebralis. Arteri Vertebralis bergabung membentuk Arteri Basilaris yang berada pada ventral batang otak. Arteri Basilaris dan Arteri Carotis Interna membentuk Sirkulus Willisi. Cabang-cabang dari Sirkulus Willisi dan dari Arteri Basilaris mensuplai darah ke otak 5. Kortex Serebri pada otak kiri dan kanan disuplai dengan darah oleh tiga cabang arteri dari Sirkulus Willisi yaitu; Arteri Serebri Anterior, Arteri Serebri Media dan Arteri Serebri Posterior. Arteri Serebri Media mensuplai darah pada permukaan lateral otak. Arteri Serebri Anterior mensuplai darah pada bagian medial Lobus Parietalis dan Frontalis. Arteri Serebri Posterior mensuplai darah pada Lobus Occipital dan permukaan Medial Lobus Temporal. Arteri Serebri dan cabangnya

5 5 terletak dalam Ruang Subarachnoid. Cabang arteri meninggalkan Ruang Subarachnoid dan memasuki Pia Mater. Cabang pre kapiler meninggalkan Pia Mater dan memasuki otak. Arteri di dalam otak membentuk kapiler 5. Gambar 3: arteri-arteri intrakranial. 2.2 Pengertian Perdarahan Subarachnoid adalah perdarahan ke dalam rongga diantara otak dan selaput otak (rongga subarachnoid). Perdarahan subarachnoid merupakan penemuan yang sering pada trauma kepala akibat dari robeknya pembuluh darah leptomeningeal pada vertex di mana terjadi pergerakan otak yang besar sebagai dampak, atau pada sedikit kasus, akibat rupturnya pembuluh darah Serebral Major 6. Subarachnoid Hemorrhage (SAH) atau Perdarahan Subarachnoid (PSA) menyiratkan adanya darah di dalam ruang Subarachnoid akibat beberapa proses patologis. SAH biasanya disebabkan oleh tipe perdarahan non-traumatik, biasanya berasal dari ruptur aneurisma Berry atau arteriovenous malformation (AVM)/malformasi arteriovenosa (MAV) dan trauma kepala 4.

6 6 2.3 Etiologi Perdarahan Subarachnoid non-traumatik adalah pendarahan di dalam ruang Subarachnoid yang sering disebabkan oleh ruptur aneurisma Arteri Serebri atau malformasi arteriovenosa. Ruptur aneurisma sakular melibatkan 75% kasus dengan insiden 6 kasus per 100,000 orang per tahun. Hipertensi tidak dinyatakan dengan jelas akan keterlibatannya dengan aneurisma tetapi peninggian tekanan darah secara akut bisa menyebabkan ruptur. Malformasi arteriovenosa intrakranial dapat menyebabkan perdarahan Subarachnoid sebanyak 10%, terjadi dua kali lebih banyak pada pria dan sering terjadi perdarahan pada usia dekade kedua hingga keempat walaupun insiden bisa terjadi sampai usia 60 tahun. Darah di dalam ruang Subarachonoid bisa juga disebabkan oleh perdarahan Intraserebral, strok emboli dan trauma Patofisiologi Aneurisma pada Arteri Serebri yang paling sering adalah aneurisma sakular yang bersifat kongenital, di mana terjadi kelemahan dinding vaskuler terutama yang terletak pada cabang-cabang arteri. Aneurisma sakular terjadi pada Bifurcatio Arteri Intakranial dan bisa ruptur ke dalam ruang Subarachnoid di dalam sisterna basalis. Sekitar 85% aneurisma terjadi pada Sirkulasi Anterior terutama pada Sirkulus Willisi. 20% kasus dilaporkan terjadi aneurisma multipel. Ukuran dan lokasi aneurisma sangat penting dalam menentukan risiko ruptur. Aneurisma dengan diameter 7mm, terletak lebih tinggi dari Arteri Basilaris atau berasal dari Arteri Comunikan Posterior mempunyai risiko yang tinggi untuk ruptur 7,8.

7 7 Infeksi sistemik seperti endokarditis bisa menyebar ke Arteri Serebri dan menyebabkan aneurisma mikotik, dilaporkan sebanyak 2 hingga 3% kasus dari ruptur aneurisma. Malformasi arteriovenosa adalah gangguan komunikasi vaskuler di mana darah arterial memasuki system venous. Sering terjadi pada Arteri Serebri Media 8. Ruptur aneurisma intrakranial bisa meningkatkan tekanan intrakranial dan menyebabkan nyeri kepala. Tekanan intrakranial bisa mencapai tekanan perfusi sistemik dan menurunkan sirkulasi darah secara akut, di mana bisa menyebabkan penurunan kesadaran yang terjadi pada onset sekitar 50% dari pasien. Peningkatan tekanan intrakranial secara cepat bisa menyebabkan perdarahan retina subhyaloid 8. Gambar 4: Perdarahan Subarachnoid

8 8 Gambar 5: Aneurisma pada arteri cerebri 2.5 Diagnosis a. Gejala Klinis Kebanyakan aneurisma intrakranial yang belum ruptur bersifat asimptomatik. Apabila terjadi ruptur pada aneurisma, tekanan intrakranial meningkat. Ini bisa menyebabkan penurunan kesadaran secara tiba-tiba yang terjadi sebagian daripada pasien. Penurunan kesadaran secara tiba-tiba sering didahului dengan nyeri kepala yang hebat. 10% kasus pada perdarahan aneurisma yang sangat hebat bisa menyebabkan penurunan kesadaran selama beberapa hari. Nyeri kepala biasanya disertai dengan kaku kuduk dan muntah 7. Aneurisma pada arteri komunikan anterior atau Bifurcatio Arteri Serebri Media bisa ruptur dan defisit yang sering terjadi adalah hemiparesis, afasia dan abulia. Simptom prodromal bisa menunjukkan lokasi pembesaran aneurisma yang belum ruptur. Paresis Nervus Cranialis III yang berkaitan dengan dilatasi pupil, refleks cahaya negatif dan nyeri fokal di atas atau belakang mata bisa tejadi dengan

9 9 pembesaran aneurisma pada persimpangan antara Arteri Comunikan Posterior dan Arteri Carotis Interna. Paresis Nervus Cranialis VI menunjukkan aneurisma dalam sinus cavernosus. Gangguan ketajaman penglihatan bisa terjadi dengan pembesaran aneurisma pada Arteri Serebri Anterior. Nyeri pada Occipital dan Cervikal Posterior menunjukkan aneurisma pada Arteri Cerebellar Posterior Inferior atau Arteri Serebellar Anterior Inferior 7. Aneurisma bisa mengalami ruptur kecil dan darah bisa masuk ke dalam ruang Subarachnoid, ini dinamakan perdarahan sentinel. Nyeri kepala prodromal dari ruptur kecil dilaporkan pada 30 hingga 50% aneurisma perdarahan Subarachnoid. Nyeri kepala sentinel dapat muncul 2 minggu sebelum diagnosa perdarahan Subarachnoid. Kebocoran kecil umumnya tidak memperlihatkan tandatanda peningkatan intrakranial atau rangsang meningeal 7. b. Gambaran Radiologi Computed tomography (CT) Scan adalah pilihan awal untuk mengevaluasi perdarahan. Pada pasien yang mengeluh dengan mengatakan nyeri kepala yang sangat hebat dapat di suspek perdarahan di dalam ruang Subarachnoid. Darah yang berada dalam ruang Subarachnoid pada fasa akut mempunyai intensitas yang sama dengan cairan Serebrospinal maka MRI tidak disarankan. Suspek dengan kasus perdarahan Subarachnoid seharusnya dievaluasi dengan CT scan tanpa zat kontras 9. CT scan bisa positif pada 90% kasus jika CT scan dilakukan dalam beberapa hari selepas perdarahan. Pada CT scan, gambaran perdarahan Subarachnoid menunjukkan peningkatan density (hiperdens) pada ruang cairan Serebrospinal. Aneurisma sering terjadi pada Sirkulus Willisi maka pada CT scan,

10 10 darah tampak pada Cisterna Basalis. Perdarahan yang hebat bisa menyebabkan seluruh ruang Subarachnoid tampak opasifikasi. Jika hasil CT scan negatif tetapi terdapat gejala perdarahan Subarachnoid yang jelas, pungsi lumbal harus dilakukan untuk memperkuatkan diagnosis 10. Perdarahan Subarachnoid non-traumatik harus dilakukan pemeriksaan angiografi untuk mendeteksi aneurisma karena bisa terjadi perdarahan ulang. Melalui pemeriksaan angiografi dapat dilakukan terapi intervensi neuroradiologi. Perdarahan dari ruptur aneurisma bisa meluas sehingga ke parenkim otak dan lebih jauh ke dalam sistem ventrikular. Perdarahan Subarachnoid yang hebat bisa mengganggu absorpsi Cairan Serebrospinal dan hidrosefalus bisa terjadi 11. Gambar 6 : CT scan kepala normal dan CT scan kepala dengan SDH

11 11 Gambar 7: CT scan kepala di mana terdapat gambaran hiperdens dalam cisterna suprasellar (anak panah besar) dan dalam fissura Sylvian (anak panah kecil) yang menunjukkan perdarahan Subarachnoid. Gambar 8: CT scan kepala di mana terdapat gambaran hiperdens dalam fissura Sylvian (anak panah) yang menunjukkan perdarahan Subarachnoid.

12 12 Gambar 9: gambaran angiografi sirkulasi posterior menunjukkan gambaran aneurisma (anak panah), terletak di antara Arteri Basilaris dan Arteri Serebri Posterior. 2.6 Diagnosis Banding Riwayat nyeri kepala yang hebat secara tiba-tiba disertai dengan kaku kuduk, pemeriksaan neurologik yang non-fokal dan perdarahan cairan spinal adalah spesifik untuk perdarahan Subarachnoid. Hipertensi perdarahan intraserebral juga bermanifestasi dengan perdarahan cairan spinal tetapi terdapat penemuan fokal yang prominen pada pemeriksaan neurologik. Pada pemeriksaan CT scan, perdarahan intraserebral memperlihatkan gambaran fokal, batas tegas, berbentuk bulat pada otak yang menunjukkan darah beku dan biasanya multipel yang dikelilingi dengan edema. Daerah yang sering terjadi perdarahan intraserebral adalah Frontalis Inferior dan Lobus Temporalis Anterior, di mana perdarahan sering pada subkortikal. Di diagnosis dengan ruptur aneurisma mikotik jika terdapat gejala-gejala endokarditis. Pada pemeriksaan MRI, aneurisma mikotik lebih banyak

13 13 terjadi pada perifer berbanding aneurisma sakular terutama pada cabang arteri komunikan media 8, Pengobatan Semua pasien dengan SAH harus dievaluasi dan diobati secara darurat dengan pemeliharaan jalan napas dan kardiovaskular fungsi. Setelah stabilisasi awal, pasien harus dirujuk ke pusat-pusat dengan keahlian neurovaskular dan sebaiknya dengan unit perawatan kritis khusus neurologis untuk mengoptimalkan perawatan. Tujuan utama dari pengobatan adalah pencegahan rebleeding, pencegahan dan pengelolaan vasospasme, dan pengobatan lainnya komplikasi medis dan neurologis yaitu vasospasme, cerebral dan akut hydrocephalus 13,14. Penatalaksanaan standard termasuk istirahat dan tidak melakukan hal yang berat, serta pemberian obat analgesik. Hiponatremia sering terjadi beberapa hari selepas perdarahan Subarachnoid. Pemberian supplemen garam secara oral ditambah dengan normal saline IV bisa diberikan untuk mengatasi masalah ini. Risiko perdarahan ulang sangat tinggi dengan 20 hingga30% dalam tempo 2 minggu, maka penatalaksanaan awal dalam 1 hingga 3 hari setelah perdarahan digalakkan untuk mengelakkan ruptur ulang dan sekalian penatalaksanaan vasospasme 12. Pengobatan berfokus pada pertama menemukan sumber perdarahan dan, jika mungkin, pembedahan memperbaiki aneurisma atau AVM untuk menghentikan pendarahan. Waktu terbaik untuk melakukan operasi masih kontroversial. Operasi awal (dalam waktu 3 hari pertama) mengurangi kemungkinan rebleeding, tetapi operasi tertunda (setelah 14 hari) menghindari waktu antara 3 dan 14 hari ketika

14 14 kontraksi abnormal dari arteri (vasospasme) dan konsekuensinya adalah terbesar. Secara umum, pasien yang sadar dengan defisit neurologis yang minimal pada saat datang terapi yang terbaik dengan operasi awal, sedangkan individu tidak sadar lebih baik operasinya ditunda 15. Ruptur aneurisma serebral diperbaiki melalui pembedahan menggunakan salah satu dari tiga prosedur: menyelaraskan tepi aneurisma pecah untuk menghentikan pendarahan dengan stainless steel atau klip paduan kobalt (kliping), mengikat dari pembuluh darah dengan pendarahan jahitan (ligasi), atau membungkus aneurisma dengan otot. Cara terbaik untuk mencegah SAH dari pecahnya aneurisma serebral adalah untuk mendiagnosa dan memperbaiki pembedahan aneurisma sebelum pecah 15. Setelah aneurisma diperlakukan, tindak lanjut berfokus pada mencegah komplikasi seperti rebleeding, vasospasme serebral, jumlah abnormal CSS mengumpulkan sekitar otak (hidrosefalus), dan efek dari tekanan intrakranial tinggi. Sejumlah besar cairan intravena (IV) yang diberikan untuk mengobati vasospasme dengan meningkatkan tekanan darah untuk meningkatkan aliran darah ke otak. Meningkatnya aliran darah ini memastikan tingkat oksigen yang cukup ke otak dan meminimalkan kerusakan pada jaringan otak sekitarnya 15. Jika hidrosefalus tidak terkontrol, kerusakan jaringan otak dapat terjadi sebagai akibat dari kompresi otak dari kelebihan cairan. Obat anti inflamasi yang disebut steroid dan obat untuk membersihkan tubuh dari kelebihan cairan (diuretik)

15 15 juga dapat digunakan dalam upaya untuk sementara mengontrol tekanan intrakranial meningkat Komplikasi Tiga komplikasi terbesar aneurisma perdarahan Subarachnoid adalah perdarahan ulang, vasospasme dan hidrosefalus. Jika aneurisma intrakranial tidak dirawat dengan baik, perdarahan ulang bisa terjadi dalam 20% kasus pada dua minggu pertama selepas perdarahan inisial. Risikotertinggi adalah 24 jam pertama dan penatalaksanaan dengan surgeri atau teknik intervensi embolisasi diperlukan. Vasospasme serebri adalah komplikasi lambat yang sering terjadi pada perdarahan Subarachnoid dan mempunyai kaitan dengan jumlah darah yang berada di dalam ruang Subarachnoid 3. Hidrosefalus komunikan adalah komplikasi lain yang bisa terjadi pada perdarahan Subarachnoid dan sekunder kepada obstruksi cairan serebrospinal daripada direabsorpsi. Hidrosefalus bisa terjadi pada fasa akut atau subakut. Beberapa gangguan sistemik bisa terjadi seperti kardiac arrhythmias dan miokardial iskemia. Komplikasi respiratorius seperti edema pulmonari, acute respiratory distress syndrome (ARDS) dan pneumonia sering terjadi. Gangguan lain seperti anemia, perdarahan gastrointestinal, deep vein thrombosis dan hiponatremia terjadi dengan frekuensi yang berbeda Prognosis Mortalitas yang disebabkan oleh aneurisma perdarahan Subarachnoid adalah tinggi. Sekitar 20% pasien meninggal dunia sebelum sampai ke rumah sakit, 25% meninggal dunia kerana pendarahan inisial atau komplikasinya dan 20% meninggal

16 16 dunia kerana pendarahan ulang disebabkan aneurisma tidak dirawat dengan baik. Banyak pasien meninggal dunia setelah beberapa hari perdarahan terjadi. Kemungkinan hidup disebabkan ruptur aneurisma bergantung pada kondisi kesadaran pasien dan waktu sejak perdarahan terjadi. Bagi pasien yang masih hidup, sebagian daripada jumlah pasien mengalami kerusakan otak permanen. Hampir 90% pasien pulih dari ruptur intraserebral arteriovenous malformasi tetapi perdarahan ulang tetap membahayakan 8. BAB III

17 17 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Perdarahan Subarachnoid (PSA) merupakan gangguan mekanikal sistem vaskuler pada intrakranial yang menyebabkan masuknya darah ke dalam Ruang Subarakhnoid 1. Sekitar 80% Perdarahan Subarakhnoid disebabkan oleh ruptur aneurisma Sakular Intracranial dan 20% disebabkan oleh trauma kepala, Malformasi Arterio Venosa (MAV) atau ruptur aneurisma mikotik 1. Kebanyakan pasien yang mengalami ruptur berusia di antara 35 hingga 65 tahun. Aneurisma sering terjadi pada Bifurcatio Arteri Serebri atau cabangnya. 85% aneurisma terletak pada Sirkulasi Anterior dan 15% aneurisma terletak pada Sirkulasi Posterior. Aneurisma multipel di identifikasi pada 15 hingga 20% pasien. Arteri Serebri terletak di dalam Ruang Subarakhnoid maka apabila terjadi ruptur dapat menyebabkan Perdarahan Subarakhnoid 2,3. Di Amerika Insiden tahunan PSA aneurisma non-traumatik adalah 6-25 kasus per Lebih dari orang Amerika menderita ruptur aneurisma intrakranial setiap tahunnya 4. Insiden bagi Perdarahan Subarakhnoid lebih tinggi pada pria daripada wanita bagi usia di bawah 40 tahun tetapi pada usia lebih dari 40 tahun perbandingan wanita : pria adalah 3:2 1. Meningea terdiri daripada tiga lapisan membran penghubung yang memproteksi Otak dan Medulla Spinalis yaitu Dura Mater, Arachnoid mater dan Pia mater. Antara Arachnoid Mater dan Pia Mater mempunyai ruang Subarachnoid 17

18 18 di mana terdapat banyak pembuluh darah dan dipenuhi dengan cairan Serebrospinal 5. Perdarahan Subarachnoid adalah perdarahan ke dalam rongga diantara otak dan selaput otak (rongga subarachnoid). Perdarahan subarachnoid merupakan penemuan yang sering pada trauma kepala akibat dari robeknya pembuluh darah leptomeningeal pada vertex di mana terjadi pergerakan otak yang besar sebagai dampak, atau pada sedikit kasus, akibat rupturnya pembuluh darah Serebral Major 6. Perdarahan Subarachnoid non-traumatik adalah pendarahan di dalam ruang Subarachnoid yang sering disebabkan oleh ruptur aneurisma Arteri Serebri atau malformasi arteriovenosa 7. Kebanyakan aneurisma intrakranial yang belum ruptur bersifat asimptomatik. Apabila terjadi ruptur pada aneurisma, tekanan intrakranial meningkat. Ini bisa menyebabkan penurunan kesadaran secara tiba-tiba yang terjadi sebagian daripada pasien. Penurunan kesadaran secara tiba-tiba sering didahului dengan nyeri kepala yang hebat 7. Aneurisma pada arteri komunikan anterior atau Bifurcatio Arteri Serebri Media bisa ruptur dan defisit yang sering terjadi adalah hemiparesis, afasia dan abulia. Simptom prodromal bisa menunjukkan lokasi pembesaran aneurisma yang belum ruptur. Paresis Nervus Cranialis III yang berkaitan dengan dilatasi pupil, refleks cahaya negatif dan nyeri fokal di atas atau belakang mata 7. Gambaran CT scan bisa positif pada 90% kasus jika CT scan dilakukan dalam beberapa hari selepas perdarahan. Pada CT scan, gambaran perdarahan Subarachnoid menunjukkan peningkatan density (hiperdens) pada ruang cairan

19 19 Serebrospinal. Aneurisma sering terjadi pada Sirkulus Willisi maka pada CT scan, darah tampak pada Cisterna Basalis. Perdarahan yang hebat bisa menyebabkan seluruh ruang Subarachnoid tampak opasifikasi. Jika hasil CT scan negatif tetapi terdapat gejala perdarahan Subarachnoid yang jelas, pungsi lumbal harus dilakukan untuk memperkuatkan diagnosis 10. Riwayat nyeri kepala yang hebat secara tiba-tiba disertai dengan kaku kuduk, pemeriksaan neurologik yang non-fokal dan perdarahan cairan spinal adalah spesifik untuk perdarahan Subarachnoid 8,10. Pengobatan berfokus pada pertama menemukan sumber perdarahan dan, jika mungkin, pembedahan memperbaiki aneurisma atau AVM untuk menghentikan pendarahan. Waktu terbaik untuk melakukan operasi masih kontroversial. Operasi awal (dalam waktu 3 hari pertama) mengurangi kemungkinan rebleeding, tetapi operasi tertunda (setelah 14 hari) menghindari waktu antara 3 dan 14 hari ketika kontraksi abnormal dari arteri (vasospasme) dan konsekuensinya adalah terbesar. Secara umum, pasien yang sadar dengan defisit neurologis yang minimal pada saat datang terapi yang terbaik dengan operasi awal, sedangkan individu tidak sadar lebih baik operasinya ditunda 15. Tiga komplikasi terbesar aneurisma perdarahan Subarachnoid adalah perdarahan ulang, vasospasme dan hidrosefalus 3. Mortalitas yang disebabkan oleh aneurisma perdarahan Subarachnoid adalah tinggi. Sekitar 20% pasien meninggal dunia sebelum sampai ke rumah sakit, 25% meninggal dunia kerana pendarahan inisial atau komplikasinya dan 20% meninggal dunia kerana pendarahan ulang disebabkan aneurisma tidak dirawat dengan baik 8.

20 20 DAFTAR PUSTAKA 1. Gruenthal M. Subarachnoid hemorrhage. In: Ferri FF, editor. Ferri's clinical advisor 2004:instant diagnosis and treatment. 6th edition. United States of America: Mosby, Inc; 2004.

21 21 2. Bernstein RA. Cerebrovascular disease: hemorrhagic stroke. In: Brust JCM, editor. Currentdiagnosis & treatment in neurology. United States of America: The McGraw-Hill Companies,Inc; Lycette CA, Doberstein C, Rodts GE, Jr., McBride DQ. Neurosurgical critical care. In:Bongard FS, Sue DY, editor. Current critical care diagnosis & treatment. 2 nd edition. United Stateof America: The McGraw-Hill Companies, Inc; Ningrumwahyuni.wordpress.com/2009/08/06subarachnoid-hemorrhage/ 5. Tate SS. Brain and cranial nerves. In: Tate SS, editor. Anatomy and Physiology. 6th edition.united State of America: The McGraw-Hill Companies, Inc; Anonim.,2005, Subarachnoid Hemorrhage,Granial Computed Tomography. 7. Smith WS, Johnston SC, Easton JD. Cerebrovascular diseases. In: Kasper DL, Fauci AS,Longo DL, Braunwald E, Hauser SS, Jameson JL, editor. Harrison s principles of internalmedicine. 16th edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc; Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP. Headache & facial pain. In: Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP, editor. Clinical neurology. 5th edition. United State of America: The McGraw-Hill Companies, Inc; February Mayor NM. Neuroimaging. In: Mayor NM, editor. A practical approach to radiology.philadelphia: Saunders, an imprint of Elsevier Inc; 2006.

22 22 10.Jager R, Saunders D. Cranial and intracranial pathology (2): cerebrovascular disease and non-traumatic intracranial hemorrhage. In: Grainger RG, Allison D, Adam A, Dixon AK, editor.grainger & Allison s diagnostic radiology: a textbook of medical imaging. 4th edition. London:Churchill Livingstone; Eastman GW, Wald C, Crossin J. Central nervous system. In: Eastman GW, Wald C, CrossinJ, editor. Getting started in clinical radiology from image to diagnosis. Germany: Thieme; Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Medicalemergencies. In: Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editor.harrison s manual of medicine. 16th edition. United States of America: The McGraw-HillCompanies, Inc; Suarez JI, Tarr RW, WR Selam. Aneurismal subarachnoid hemorrhage.n Engl J Med Suarez JI, Zaidat OO, Suri MF, Feen ES, Lynch G, Hickman J, et al. Length of stay and mortality in neurocritically ill patients: impact of a specialized neurocritical care team. Crit Care Med Gerson, Abner, dan Robert Feld. "Perdarahan subarachnoid." emedicine. Eds. Hugh J. Robertson, et al. 11 Juni Medscape. 3 November 2004 (

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan HEAD INJURY Pendahuluan Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan peralatan keselamatan sabuk pengaman, airbag, penggunaan helm batas kadar alkohol dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun, yakni mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi

Lebih terperinci

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA Dibuat oleh: Indah Widyasmara,Modifikasi terakhir pada Mon 23 of Aug, 2010 [00:17 UTC] ABSTRAK stroke adalah gangguan fungsional otak yang

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di kalangan anak muda di seluruh dunia, prediksi hasil saat masuk RS sangat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan penyakit dengan defisit neurologis permanen akibat perfusi yang tidak adekuat pada area tertentu di otak atau batang otak. Stroke dibagi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perdarahan Subarakhnoid yang Disebabkan Ruptur Aneurisma Intrakranial

ABSTRAK. Perdarahan Subarakhnoid yang Disebabkan Ruptur Aneurisma Intrakranial ABSTRAK Perdarahan Subarakhnoid yang Disebabkan Ruptur Aneurisma Intrakranial Fanny Ardianti (0210161); Pembimbing I : Winsa Husin, dr, Msc. Mkes Pembimbing II : Dedeh Supantini, dr, SpS Perdarahan subarakhnoid

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun BAB II Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Pustaka 1.1. Definisi Stroke Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin

Lebih terperinci

TANDA-TANDA RADIOLOGIK

TANDA-TANDA RADIOLOGIK Peranan Radiologik Pada Kelainan Otak dr. Susworo Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, Jakarta PENDAHULUAN Pemeriksaan radiologi pada kelainan otak dapat dibagi atas : 1. Konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen stroke initiative (2003),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara

Lebih terperinci

NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi

NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi Neuroimaging merupakan salah satu peranan radiodiagnostik di bidang ilmu penyakit saraf.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis, dan saraf perifer. Struktur ini bertanggung jawab mengendalikan dan mengordinasikan aktivitas sel tubuh melalui

Lebih terperinci

Jenis Tekanan Darah Menurut Gunawan (2001), tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut.

Jenis Tekanan Darah Menurut Gunawan (2001), tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tekanan Darah 2.1.1. Definisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya (atau dorongan) darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh (Palmer,

Lebih terperinci

VASKULARISASI OTAK PENDARAHAN. Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU. Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis

VASKULARISASI OTAK PENDARAHAN. Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU. Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis VASKULARISASI OTAK Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU PENDARAHAN Pendarahan otak cabang dari : arteri carotis interna dan arteri vertebralis 1 VARIASI ARCUS AORTA ARTERIA CAROTIS INTERNA sinus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survei ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia, pada penderita

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PERDARAHAN SUBARAKHNOID

BAHAN AJAR PERDARAHAN SUBARAKHNOID BAHAN AJAR PERDARAHAN SUBARAKHNOID Nama Mata Kuliah/Bobot SKS Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Level Kompetensi Alokasi Waktu : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS : area kompetensi 5: landasan

Lebih terperinci

BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI

BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI 1 BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI Judul mata Kuliah : Neuropsikiatri Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi dasar : Menerapkan ilmu Kedokteran klinik pada sistem

Lebih terperinci

PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis

PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis VASKULARISASI OTAK Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran USU PENDARAHAN Pendarahan otak cabang arteri carotis interna dan arteri vertebralis VARIASI ARCUS AORTA ARTERIA CAROTIS INTERNA sinus caroticus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih

Lebih terperinci

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1 Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. Rasa sakit (nyeri) merupakan keluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah suatu disfungsi neurologis akut (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala - gejala dan tanda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkonsumsi jumlah besar dari volume darah yang beredar. Seperenam dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkonsumsi jumlah besar dari volume darah yang beredar. Seperenam dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Fisiologi Otak Rata-rata otak manusia dewasa terdiri dari 2% berat badan tubuh, dengan kisaran 1,2-1,4 kg. Otak merupakan organ yang sangat vital, dan sangat penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Cedera kepala merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab paling

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. berakhir dengan kematian (Junaidi,2004). Adapun definisi lain, stroke

BAB II. Tinjauan Pustaka. berakhir dengan kematian (Junaidi,2004). Adapun definisi lain, stroke BAB II Tinjauan Pustaka A. Landasan Teori 1. Definis Stroke Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut, fokal maupun global, akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan perawatan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat dan harapan-harapannya. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

TRANSCRANIAL DOPPLER PADA SEREBRAL ARTERIOVENOUS MALFORMATION LAPORAN KASUS

TRANSCRANIAL DOPPLER PADA SEREBRAL ARTERIOVENOUS MALFORMATION LAPORAN KASUS ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 NOMOR 01 DESEMBER 2016] TRANSCRANIAL DOPPLER PADA SEREBRAL ARTERIOVENOUS MALFORMATION LAPORAN KASUS Esdras Ardi Pramudita Bagian Neurologi, RS Panti Rapih, Yogyakarta Korespondensi:

Lebih terperinci

Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk

Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk PENGERTIAN Hydrocephalus berasal dari bahasa Latin yaitu "Hydro" yang berarti "air" dan

Lebih terperinci

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE LEAF Book Bacaan ringkas & terpercaya & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE Oleh: Yudi Garnadi [FamiliaMedika] Hak cipta milik Yudi Garnadi

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Cedera Kepala Akibat Trauma Cedera kepala umumnya diklasifikasikan atas satu dari tiga sistem utama, yaitu: keparahan klinis, tipe patoanatomi dan mekanisme fisik.

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat inflamasi pada ruang subarachnoid yang dibuktikan dengan pleositosis cairan serebrospinalis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah serius di dunia kesehatan. Stroke merupakan penyakit pembunuh nomor dua di dunia,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Struktur anatomi pada kepala terdiri dari: tengkorak, kulit kepala, otot kepala, otak, dan vaskularisasi otak (Peter, 2006). Tengkorak berfungsi sebagai pelindung otak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot.

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Defisit neurologis adalah kelainan fungsional area tubuh karena penurunan fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot. Tanda tanda defisit neurologis merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan hidup sehat kita dapat melakukan segala hal, sehat tidak hanya sehat jasmani saja namun juga sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total kematian di dunia. Pada tahun 2010, prevalensi stroke secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat stroke. Pada keadaan tidak adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat stroke. Pada keadaan tidak adanya pertambahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan disabilitas di dunia (Carlo, 2009). Setiap tahunnya terdapat 16.000.000 kasus baru dan 5.700.000 kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari gangguan neurologi yang sering terjadi

Lebih terperinci

Karakteristik Tumor Infratentorial dan Tatalaksana Operasi di Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran UI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun

Karakteristik Tumor Infratentorial dan Tatalaksana Operasi di Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran UI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun Karakteristik Tumor Infratentorial dan Tatalaksana Operasi di Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran UI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun 2001 2005 Hilman Mahyuddin, Agus Budi Setiawan Departemen Bedah

Lebih terperinci

Trauma Lahir. dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009

Trauma Lahir. dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009 Trauma Lahir dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009 Jenis trauma lahir 1. Trauma lahir pada kepala Ekstrakranial Intrakranial 2. Trauma Medulla Spinalis 3. Trauma

Lebih terperinci

MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE. DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S

MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE. DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S PERAN CT SCAN Gold standard dalam diagnosis stroke Dapat dijumpai gambaran Stroke iskemik Infark emboli Stroke hemorragik Intraserebral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi tubuh, karena di dalam otak terdapat berbagai pusat kontrol seperti pengendalian fisik, intelektual,

Lebih terperinci

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka TRAUMA KEPALA TRAUMA KEPALA Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema otak, perdarahan atau laserasi,

Lebih terperinci

Advanced Neurology Life Support Course (ANLS) Overview

Advanced Neurology Life Support Course (ANLS) Overview Advanced Neurology Life Support Course (ANLS) Overview 1 Motto : Save our brain and nerve!! Time is brain!! 2 Latar belakang Sebagian besar kasus neurologi merupakan kasus emergensi. Morbiditas dan mortalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma merupakan penyebab kematian utama pada kelompok umur dibawah 45 tahun di negara maju dan di negara berkembang. Kepala juga merupakan bagian yang paling sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

Author : Olva Irwana, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UR

Author : Olva Irwana, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UR Author : Olva Irwana, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 Files of DrsMed FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr 0 CEDERA KEPALA 1. Definisi Cedera kepala adalah trauma mekanik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma neurologis yang terjadi. tiba-tiba karena cerebrovascular disease (CVD).

BAB I PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma neurologis yang terjadi. tiba-tiba karena cerebrovascular disease (CVD). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah sindroma neurologis yang terjadi tiba-tiba karena cerebrovascular disease (CVD). Cerebrovascular disease menunjukan kelainan otak yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba disebabkan oleh adanya gangguan perfusi ke otak. Manifestasi klinis dari stroke merupakan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) memiliki berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat, salah satunya adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat yang diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stroke 2.1.1 Definisi Stroke adalah suatu manifestasi neurologik yang terjadi mendadak dalam waktu yang singkat karena adanya gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Defenisi Stroke Stroke adalah suatu sindrom klinis dengan karakteristik kehilangan fungsi otak dengan gejala lebih dari 24 jam, dapat menyebabkan kematian dan dihubungkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR V ARTERITIS TEMPORALIS. kedokteran. : menerapkan ilmu kedokteran klinik pada sistem neuropsikiatri

BAHAN AJAR V ARTERITIS TEMPORALIS. kedokteran. : menerapkan ilmu kedokteran klinik pada sistem neuropsikiatri BAHAN AJAR V ARTERITIS TEMPORALIS Nama Mata Kuliah/Bobot SKS Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS : area kompetensi 5: landasan ilmiah kedokteran : menerapkan ilmu kedokteran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekitar 5%-10% dari seluruh kunjungan di Instalasi Rawat Darurat bagian pediatri merupakan kasus nyeri akut abdomen, sepertiga kasus yang dicurigai apendisitis didiagnosis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan kausanya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan kausanya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan di seluruh daerah kepala batas bawah dari dagu sampai ke belakang kepala. Berdasarkan kausanya digolongkan

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG KASUS Hambatan komunikasi verbal adalah penurunan, keterlambatan, atau tidak adanya kemampuan untuk menerima, memproses, menghantarkan, dan menggunakan sistem simbol

Lebih terperinci

Tekanan normal hidrosefalus (NPH) - lansia. Trias : gangguan gaya berjalan, penurunan kognitif dan inkontinensia urin.

Tekanan normal hidrosefalus (NPH) - lansia. Trias : gangguan gaya berjalan, penurunan kognitif dan inkontinensia urin. HIDROSEFALUS PENDAHULUAN Hidro air ; Cephalus kepala Medis - Penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma kepala (cedera kepala) adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi neurologis,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN : CEDERA KEPALA POST KRANIOTOMI HARI KE-2 DI RUANG SOFA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : WIJAYANTI

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Rancang Bangun Penelitian Jenis penelitian : observasional Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal Sembuh P N M1 U1n mg I mg II mg III mg IV mg V mg VI Tidak

Lebih terperinci

REFERAT. Afasia. Oleh : Florensiana O. P. Manafe ( ) Pembimbing: dr. Fenny L. Yudiarto, SpS (K) KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI

REFERAT. Afasia. Oleh : Florensiana O. P. Manafe ( ) Pembimbing: dr. Fenny L. Yudiarto, SpS (K) KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI REFERAT Afasia Oleh : Florensiana O. P. Manafe (11-2013-146) Pembimbing: dr. Fenny L. Yudiarto, SpS (K) KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI PERIODE 18 AGUSTUS 2014 20 SEPTEMBER 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Diperkirakan insidensinya lebih dari 500 per 100.000 populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang cukup besar di dunia. Stroke adalah gangguan fungsi otak fokal maupun secara menyeluruh yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama. Menurut Batticaca (2008), stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J,

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kraniotomy adalah operasi untuk membuka tengkorak (tempurung kepala) dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J, 2005). Pembedahan

Lebih terperinci

BAB 2 NYERI KEPALA. B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda

BAB 2 NYERI KEPALA. B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda BAB 2 NYERI KEPALA A. Tujuan pembelajaran Dokter muda mampu : 1. Melaksanakan anamnesis pada pasien nyeri kepala. 2. Mengidentifikasi tanda dan gejala nyeri kepala. 3. Mengklasifikasikan nyeri kepala.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningioma adalah tumor jinak pada CNS yang. berasal dari selubung meninges pada otak dan korda

BAB I PENDAHULUAN. Meningioma adalah tumor jinak pada CNS yang. berasal dari selubung meninges pada otak dan korda BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Meningioma adalah tumor jinak pada CNS yang berasal dari selubung meninges pada otak dan korda spinalis. Walaupun sel asalnya masih belum dapat dipastikan, kemungkinan

Lebih terperinci

Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis

Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis Akhmad Imron*) Departemen Bedah Saraf FK.Unpad/RSHS Definisi Instabilitas Spinal : adalah hilangnya kemampuan jaringan lunak pada spinal (contoh : ligamen, otot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Stroke atau yang sering disebut juga dengan CVA (Cerebrovascular Accident) merupakan gangguan fungsi otak yang diakibatkan gangguan peredaran darah otak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Stroke 2.1.1. Definisi Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut disebabkan oleh iskemik atau perdarahan berlangsung 24 jam atau meninggal, tapi tidak memiliki bukti

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi. 50 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi. 3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Tempat : bangsal saraf dan bedah saraf RSUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/atau global

Lebih terperinci

Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK) dr. Syarif Indra, Sp.S Bagian Neurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang

Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK) dr. Syarif Indra, Sp.S Bagian Neurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang 4 Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK) dr. Syarif Indra, Sp.S Bagian Neurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang OBJEKTIF Memahami tekanan tinggi intrakranial (TTIK) dan berbagai penyebabnya Memahami bahaya

Lebih terperinci

S T R O K E. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru. Pekanbaru, Riau 2008

S T R O K E. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru. Pekanbaru, Riau 2008 S T R O K E Author : yan A. Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru Pekanbaru, Riau 2008 Avaliable in : Files of DrsMed FK UNRI (Http://yayanakhyar.wordpress.com)

Lebih terperinci

MENINGITIS. b. Anak Umur 2 Bulan Sampai Dengan 2 Tahun 1) Gambaran klasik (-).

MENINGITIS. b. Anak Umur 2 Bulan Sampai Dengan 2 Tahun 1) Gambaran klasik (-). MENINGITIS A. Definisi Meningitis adalah suatu reksi keradangan yang mengenai satu atau semua apisan selaput yang membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi berupa pus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya usia harapan hidup akibat meningkatnya pelayanan kesehatan dapat diperkirakan bahwa pada masa depan akan terjadi perubahan pola penyakit. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

PATOBIOLOGI ANEURISMA INTRAKRANIAL. Dr. Achmad Adam, dr., M.Sc., SpBS

PATOBIOLOGI ANEURISMA INTRAKRANIAL. Dr. Achmad Adam, dr., M.Sc., SpBS PATOBIOLOGI ANEURISMA INTRAKRANIAL Dr. Achmad Adam, dr., M.Sc., SpBS A. Pendahuluan. 1 Aneurisma didefinisikan sebagai suatu pelebaran atau dilatasi dari pembuluh darah. Bentuk yang paling sering dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke memiliki serangan akut yang dapat dengan cepat menyebabkan kematian. Penderita stroke mengalami defisit neurologis fokal mendadak dan terjadi melebihi dari 24

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN` gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung. stroke hemoragik (American Heart Association, 2013).

BAB I PENDAHULUAN` gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung. stroke hemoragik (American Heart Association, 2013). BAB I PENDAHULUAN` A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan salah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah kesehatan gigi dewasa ini tidak hanya membahas gigi geligi saja, tetapi telah meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi

Lebih terperinci

e) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/

e) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/ e) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/ mikrokuretae 15. Kehamilan FIT jika: 6 minggu setelah melahirkan Pemeriksaan : a) USG b) Pregnancy test (HCG test) 16. Operasi ginekologi FIT setelah

Lebih terperinci

MODUL PERDARAHAN INTRAKRANIAL SPONTAN

MODUL PERDARAHAN INTRAKRANIAL SPONTAN MODUL PERDARAHAN INTRAKRANIAL SPONTAN 1. Definisi Perdarahan intrakranial spontan adalah perdarahan yang terjadi intrakranial, dan dapat terjadi pada parenkim otak atau ruang meningen, yang terjadi spontan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada suatu saat dalam hidup mereka. Kerusakan punggung dan tulang belakang, suatu masalah kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN SEFALGIA

LAPORAN PENDAHULUAN SEFALGIA LAPORAN PENDAHULUAN SEFALGIA A. Definisi Sefalgia adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada daerah atas kepala memanjang dari orbital sampai ke daerah belakang kepala (area oksipital dan sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau cerebrovascular accident (CVA) didefinisikan sebagai gangguan neurologis fokal yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi dalam pembuluh darah (Brashers,

Lebih terperinci

(Cryptococcus neoformans)

(Cryptococcus neoformans) INFEKSI JAMUR PADA SUSUNAN SARAF PUSAT (Cryptococcus neoformans) Cryptococcus neofarmans adalah jamur seperti ragi (yeast like fungus) yang ada dimanamana di seluruh dunia. Jamur ini menyebabkan penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke dan penyakit jantung adalah penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, stroke

Lebih terperinci

ALGORITMA PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA RINGAN

ALGORITMA PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA RINGAN PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA ALGORITMA PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA RINGAN Definisi : penderita sadar dan berorientasi (GCS 14-15) Riwayat : Nama, umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan Mekanisme cedera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh memiliki pusat pengaturan yang diatur oleh otak. Otak merupakan organ paling besar dan paling kompleks pada sistem saraf. Sistem saraf merupakan sistem fungsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Spondylitis tuberculosis atau yang juga dikenal sebagai Pott s disease

BAB I PENDAHULUAN. Spondylitis tuberculosis atau yang juga dikenal sebagai Pott s disease BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Spondylitis tuberculosis atau yang juga dikenal sebagai Pott s disease merupakan suatu penyakit yang banyak terjadi di seluruh dunia. Terhitung kurang lebih 3 juta

Lebih terperinci