BAB II. GAMBARAN UMUM INSTANSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. GAMBARAN UMUM INSTANSI"

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... 1 Daftar Isi... 1 BAB I. PENDAHULUAN... 2 I.1 Latar Belakang... 2 I.2 Landasan Hukum... 3 I.3 Maksud dan Tujuan... 3 BAB II. GAMBARAN UMUM INSTANSI Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sumber Daya Dinas Pendidikan Kota Dumai Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan Kota Dumai Analisis Kondisi Eksternal dan Tantangan Pengembangan- Pelayanan Dinas Pendidikan Kota Dumai BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Isu Strategis Pendidikan Kota Dumai Rencana dan Prioritas Pembangunan SDM Kota Dumai BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN DINAS PENDIDIKAN- KOTA DUMAI Visi dan Misi Pendidikan Kota Dumai Tata Nilai Dinas Pendidikan Pilar-Pilar Strategis Strategi Pembangunan Pendidikan- Kota Dumai Sebagaimana UU Sisdiknas Tujuan Yang Akan Dicapai Dalam 5 (lima) Tahun Ke Depan Sasaran Strategis BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN Program Strategis Kegiatan Tiap Program Daftar Lampiran.

3

4 [1] KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa akhirnya Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun dapat diwujudkan. Kiranya RENSTRA ini dapat menjadi sarana bagi Kota Dumai untuk mewujudkan pendidikannya yang berkualitas, baik aparatur, tenaga pendidik dan kependidikan, maupun lembaga pendidikan yang mampu membangun manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkepribadian tinggi, serta mandiri. Sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan hasrat mulia tersebut RENSTRA ini bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada yang akan difokuskan pada: 1). Pemerataan dan perluasan akses pendidikan; 2). Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; dan 3). Peningkatan tata kelola pemerintahan, akuntabilitas, dan pencitraan publik seluruh jajaran pendidikan. Upaya untuk mewujudkan hasrat tersebut bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, diperlukan tekad yang kuat, kerjasama yang baik, dengan tindakan yang sungguh-sungguh dari pemerintah kota, satuan pendidikan, dan unsur masyarakat lainnya. Akhirnya dengan rampungnya RENSTRA ini, kami masih mengharapkan saran, dan masukan dari semua pihak, demi suksesnya capaian seluruh target yang telah diprogramkan dalam RENSTRA ini. Dumai, Oktober 2011 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI Drs. H. SYA ARI, MP Pembina Utama Muda, NIP

5 [2] BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pendidkan Kota Dumai Tahun merupakan penjelasan tentang visi, misi, tujuan, strategis kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan pendidikan di Kota Dumai dalam lima tahun ke depan. Program Pembangunan Pendidikan Kota Dumai diarahkan pada efesiensi dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan agar secara efektif dapat memacu peningkatan mutu, relevansi pendidikan dan daya saing, serta pemerataan kesempatan belajar secara berkelanjutan. RENSTRA Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun akan menjadi acuan untuk penetapan kebijakan pendidikan dan perencanaan program tahunan dan jangka menengah lima tahun ke depan. Selain itu RENSTRA Dinas Pendidikan juga merupakan komitmen dari seluruh aparatur dan jajaran Dinas Pendidikan Kota Dumai yang harus dipedomani secara konsisten, karena RENSTRA ini merupakan perencanaan pendidikan yang tak dapat dipisahkan dari Program Pembangunan Daerah Kota Dumai. I.2. Landasan Hukum RENSTRA Dinas Pendidikan Kota Dumai disusun dengan mengacu pada : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6 [3] 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Repub lik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 9. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

7 [4] 12. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3721); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3952). 14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 16. Peraturan Pemerintahan Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan penyelenggaraan Pemerintah daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 nomor 19,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 17. Peraturan Pemerintah nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738) 18. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 19. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun , (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11); 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;

8 [5] 21. Peraturan Menteri Dalam negeri Noor 13 Tahun 2006 tentang 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 59 Tahun tentang Perubahan atasan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 23. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Dan Menteri Keuangan Nomor : 28 Tahun 2010 Nomor : 0199/M PPN/04/2010 Nomor : PMK 95/PMK 07/2010 Tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah 25. Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 10 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Riau Tahun I.3. Maksud dan Tujuan Secara umum penyusunan RENSTRA Pendidikan Kota Dumai dimaksudkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan sekaligus untuk memacu dan mempercepat pencapaian dan pelaksanaannya. Sedangkan tujuannya adalah: 1. Memberikan arah kebijakan pendidikan Kota Dumai khususnya pada periode Sebagai pedoman dalam penyusunan rencana program tahunan pengembangan pendidikan di Kota Dumai 3. Sebagai pedoman dalam mencapai target capaian (keberhasilan) pengembangan pendidikan di Kota Dumai.

9 [6] I.4. Sistematika Penulisan RENSTRA Dinas Pendidikan Kota Dumai disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Dumai 2.2. Sumber Daya Dinas Pendidikan Kota Dumai 2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan Kota Dumai 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Dinas Pendidikan Kota Dumai BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendidikan Kota Dumai 3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra 3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kota Dumai 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pendidikan Kota Dumai 4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Dumai BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

10 [7] BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi 1. Tugas Dinas Pendidikan Kota Dumai mempunyai tugas melaksanakan kewenangan di bidang pendidikan dalam merumuskan kebijaksanaan, mengkoordinasikan, membina, dan mengendalikan program pendidikan dan tenaga kependidikan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota Dumai. 2. Fungsi Untuk melaksanakan tugas sebagai mana tersebut di atas Dinas Pendidikan mempunyai fungsi : 1) Perumusan kebijaksanaan di bidang pendidikan; 2) Pembinaan dan pengendalian pendidikan pra sekolah dan luar sekolah; 3) Perencanaan, pengendalian, pembinaan, pengurusan dan pengawasan pendidikan dasar dan menengah; 4) Perencanaan, pengendalian, pembinaan, pengurusan, dan pengawasan manajemen pendidikan dasar dan menengah; 5) Perencanaan, pengendalian, pembinaan, pengurusan dan pengawasan tenaga kependidikan; 6) Pembinaan dan pengendalian kurikulum dan muatan lokal; 7) Pembinaan dan pengawasan teknis edukatif dan administratif kepada unsur terkait dengan bidang pendidikan; 8) Pembinaan dan pengendalian penyelenggaraan ketatausahaan; 9) Perumusan Kebijakan peningkatan mutu pendidikan. 3. Struktur Organisasi Susunan organisasi Dinas Pendidikan Kota Dumai dimuat dalam Peraturan Walikota Dumai Nomor 16 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Pendidikan Kota Dumai. Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari:

11 [8] 1. Kepala Dinas; 2. Sekretaris; 3. Kepala Bidang Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah; 4. Kepala Bidang Pendidikan Pra Sekolah dan Luar Sekolah; 5. Kepala Bidang Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidkan. Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan dibantu oleh Sekretariat dan Kepala Bidang. Kepala Bagian dan Kepala Bidang Dibantu oleh Kepala Subbagian dan Kepala Seksi. Yaitu : 1). Sekretaris dibantu oleh Kepala Subbagian terdiri dari : a. Kepala Sub Bagian Administrasi dan Umum; b. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan. c. Kepala Sub Bagian Kepegawaian. 2). Kepala Bidang Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dibantu oleh: Kepala Seksi terdiri dari : a. Kepala Seksi Pendidikan Dasar; b. Kepala Seksi Pendidikan Menengah Umum c. Kepala Seksi Pendidikan Menengah Kejuruan. 3). Kepala Bidang Pendidikan Pra Sekolah dan Luar Sekolah dibantu oleh Kepala Seksi terdiri dari : a. Kepala Seksi Pendidikan Pra Sekolah; b. Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah. 4). Kepala Bidang Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan dibantu oleh Kepala Seksi terdiri dari : 4. Kepala Seksi Kurikulum; 5. Kepala Seksi Profesi dan Ketenagaan; 6. Kepala Seksi Diklat Tenaga Kependidikan.

12 [9]

13 [10] 2.2. Sumber Daya Dinas Pendidikan Kota Dumai Dalam upaya akselerasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pendidikan Kota Dumai dibantu oleh 68 personel. Dengan kualifikasi pendidikan, S-2 sebanyak 7 orang, S-1 sebanyak 41 orang, D-III sebanyak 6 orang, D-II sebanyak 10 orang, D-I sebanyak 1 orang, SMA sebanyak 28 orang, dan SMP sebanyak 1 orang. Komposisi PNS menurut Pangkat dan Golongan dapat dilihat pada tabel di bawah. Jumlah PNS Menurut Pangkat dan Golongan Pada Dinas Pendidikan Kota Dumai No. PANGKAT GOL. RUANG JUMLAH (ORANG) Pembina Utama Muda Pembina Tk.I Pembina Penata Tk.I Penata Penata Muda Tk.I Penata Muda Pengatur Tk.I Pengatur Pengatur Muda Tk.I IV/C IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a Jumlah Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan Kota Dumai Dalam penyusunan rencana lima tahun ke depan perlu dilihat kondisi pendidikan yang sudah dicapai selama lima tahun terakhir. Oleh karena itu berikut dijabarkan kondisi pendidikan Kota Dumai berdasarkan aspek-aspek yakni kondisi akses; mutu, relevansi, dan daya saing; dan tata kelola dan good governance. Setelah itu kondisi masing-masing jenjang pendidikan juga akan dipaparkan berdasarkan aspek-aspek sebagai mana disebutkan di atas. Hal ini penting

14 [11] untuk dapat melihat kondisi pendidikan secara lebih jelas di masing-masing jenjang pendidikan tersebut Akses Pendidikan di Kota Dumai Ketersediaan akses pendidikan ditunjukkan dengan keberadaan lembaga pendidikan formal dan non formal di Kota Dumai. Dari tabel di bawah terlihat persebaran sekolah negeri dan swasta (TK dan SD) berdasarkan kecamatan, sebagai berikut : NO KECAMATAN TK / R.A SD / MI NEGERI SWASTA JUMLAH NEGERI SWASTA JUMLAH 1 Bukit Kapur Dumai Barat Dumai Timur Medang Kampai Sungai Sembilan JUMLAH Sedangkan persebaran satuan pendidikan pada tingkatan SMP/MTs dan SMA/MA/SMK di Kota Dumai (per kecamatan) dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini : NO KECAMATAN SMP / MTS MA / SMA / SMK NEGERI SWASTA JUMLAH NEGERI SWASTA JUMLAH 1 Bukit Kapur Dumai Barat Dumai Timur Medang Kampai Sungai Sembilan JUMLAH Ketersediaan sarana belajar/ pendidikan berupa lembaga satuan pendidikan di tiap kecamatan sebagaimana table di atas juga dapat menggambarkan persebaran siswa per jenjang pendidikan per kecamatan. Tabel di bawah ini menunjukan persebaran

15 [12] siswa di masing-masing kecamatan tersebut khususnya pada jenjang pendidikan TK/RA dan SD/MI: NO KECAMATAN TK / R.A SD / MI NEGERI SWASTA JUMLAH NEGERI SWASTA JUMLAH 1 Bukit Kapur Dumai Barat Dumai Timur Medang Kampai Sungai Sembilan JUMLAH Sedangkan persebaran siswa pada tahun 2010 berdasarkan jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA/SMK di Kota Dumai (per kecamatan) dapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini : NO KECAMATAN SMP / MTS SMA/MA/SMK NEGERI SWASTA JUMLAH NEGERI SWASTA JUMLAH 1 Bukit Kapur Dumai Barat 5,171 2, Dumai Timur 3,041 4, Medang Kampai Sungai Sembilan JUMLAH 9,643 8,794 18, ,474 Dapat kita lihat bahwa pada tingkat pendidikan SD dengan jumlah murid lebih banyak berada di Kecamatan Dumai Timur dan Kecamatan Dumai Barat. Di samping jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMU, pada tingkat TK didominasi oleh sekolah

16 [13] swasta. Hal ini menunjukan tingginya partisipasi pihak swasta dalam pengelolaan pendidikan di Kota Dumai. Untuk lebih jelasnya menggambarkan kondisi ketersediaan akses pendidikan di Kota Dumai, berikuti dipaparkan beberapa indikator akses pendidikan seperti angka partisipasi kasar (APK), rasio ruang kelas per siswa, dan rasio rombongan belajar per siswa. 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Angka partisipasi kasar (APK) adalah perbandingan antara penduduk usia sekolah di daerah tertentu dengan jumlah siswa usia sekolah yang tertampung di sekolah. Berdasarkan database SIAK Kota Dumai penduduk usia 4-6 tahun di Kota Dumai saat ini berjumlah jiwa, sedangkan jumlah siswa TK se-kota Dumai saat ini berjumlah orang. Dengan demikian APK TK Kota Dumai adalah 23,51 %. Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Dumai sebenarnya cukup cepat. Tahun 2006 tercatat ada 31 TK di Kota Dumai, dan pada tahun 2010 angka itu bertambah menjadi 52 TK/RA. Namun kalau kita lihat APK TK/RA, jumlah usia sekolah 4-6 tahun yang bersekolah di TK/RA masih sedikit yakni 24 %. Hal ini selain masih kurangnya orang tua yang menyekolahkan anaknya di TK/RA juga karena sebagian orang tua memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan agama seperti TPA/MDA yang dianggap sejajar dengan PAUD/TK/RA. Pertumbuhan jumlah sekolah TK/RA mayoritas digerakkan oleh sektor swasta yang mana sekolah-sekolah tersebut memiliki daya tampung yang masih cukup terbatas. Jumlah TK Negeri di Kota Dumai saat ini hanya 2 (dua) sekolah yakni di Kecamatan Dumai Timur dan Medang Kampai. Diharapkan ke depan Kota Dumai memiliki TK Negeri minimal 1 (satu) per kecamatannya, sehingga masih dibutuhkan pembangunan sekolah baru di Kecamatan Dumai Barat, Bukit Kapur, dan Medang Kampai. Dengan demikian diharapkan kehadiran TK Negeri tersebut dapat berfungsi sebagai pembina TK swasta yang ada di kecamatan masing-masing. Oleh karena itu untuk meningkatkan akses pendidikan PAUD Formal (TK/RA) yang dilakukan ke depan adalah dengan mencanangkan pembangunan TK Negeri di setiap kecamatan yang belum memiliki TK Negeri yakni kecamatan Dumai Barat, Bukit Kapur, dan Sungai Sembilan. Diharapkan dalam 5 tahun ke depan hal tersebut telah terwujud baik melalui APBD Kota Dumai, Provinsi, dan Pusat.

17 [14] Pada jenjang pendidikan tingkat SD/MI, jumlah penduduk usia sekolah 7-12 tahun di Kota Dumai saat ini jiwa. Sedangkan jumlah siswa SD/MI se-kota Dumai orang. Dengan demikian APK tingkat SD/MI adalah 112 %. Untuk tingkat SMP/MTs, jumlah penduduk usia sekolah tahun di Kota Dumai adalah jiwa, sedangkan jumlah siswa tingkat SMP/MTs orang. dengan demikian APK SMP/MTs Kota Dumai adalah 108 %. Jika dilihat dari APK tingkat SD/MI dan SMP/MTs secara umum memang dapat dikatakan bahwa Kota Dumai telah berhasil dalam menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Namun jika kita lihat APK per kecamatan maka terdapat disparitas yang cukup siqnifikan antar kecamatan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : APK SD/MI DAN SMP/MTs PER KECAMATAN SD/MI SMP/MTs No Kecamatan Pddk Usia Pddk Usia 12- Siswa APK 6-12 thn 15 thn Siswa APK 1 Dumai Timur , ,10 2 Dumai Barat , ,54 3 Bukit Kapur , ,22 4 Sungai Sembilan , ,64 5 Medang Kampai , ,01 Dari data di atas dapat kita lihat bahwa aktifitas pendidikan dasar tingkat SD/MI di Kota Dumai terkonsentrasi pada Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur, sedangkan untuk tingkat SMP/MTs banyak terkonsentrasi di Kecamatan Dumai Barat. Hal ini dikarenakan persebaran sekolah SMP/MTs yang lebih banyak berada di Dumai Barat sehingga penduduk usia sekolah dari kecamatan lain bersekolah di Dumai Barat. Oleh karena itu kecamatan lainnya terutama Sungai Sembilan masih membutuhkan perluasan akses pendidikan dasar seperti pembangunan unit sekolah baru dan penambahan ruang kelas. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah akses pendidikan dasar tersebut yang akan dilakukan dalam 5 tahun ke depan adalah sebagai berikut : 1. Membangun unit sekolah baru di wilayah pinggir kota Dumai dengan tujuan agar konsentrasi sekolah-sekolah di pusat kota bisa dipecah.

18 [15] 2. Pemerataan fasilitas dan mutu pendidikan dengan meningkatan kapasitas sekolah-sekolah potensial. Misalnya memfokuskan peningkatan mutu di beberapa SMP seperti SMPN 11, SMPN 12, SMPN 13, SMPN 14, dan SMPN Melakukan revitalisasi bangunan sekolah di wilayah padat penduduk seperti di Jayamukti, Pangkalan Sesai, Bintan, Sukajadi, Tanjung Palas, Dumai Kota, Buluh Kasap, dan Teluk Binjai. 4. Menambah ruang kelas di sekolah-sekolah yang lahannya masih cukup, dengan memperhatikan standar maksimal rombongan belajar dan kapasitas kelas. Dalam beberapa tahun terakhir APK Pendidikan Kota Dumai dari tahun ke tahun mengalami peningkatan pada semua jenjang pendidikan (SD, SMP, dan SMA). Hal ini disebabkan jumlah siswa lebih banyak dibandingkan dengan usia wajar penduduk. Sedangkan pertambahan APK SD, SMP, dan SMA selama 5 tahun sebesar 11,99 %, 6,42%, dan 14,18 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar Tahun JENJANG SD 97,56 99,89 102,53 109,99 111,82 112,01 SMP 92,51 94,23 98,65 102,78 105,12 107,53 SMA 78,60 79,89 80,12 80,39 82,34 82,96 Dengan mencermati data APM dan APK tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kota Dumai telah berhasil menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun sejak tahun ajaran Pada jenjang pendidikan sekolah menengah, jumlah penduduk usia sekolah tahun di Kota Dumai berjumlah jiwa, sedangkan siswa SMA/MA/SMK se-kota Dumai berjumlah orang. Dengan demikian APK SMA/MA/SMK Kota Dumai adalah 84,48 %. Dari APK tersebut tidak serta merta dapat disimpulkan bahwa masih banyak penduduk usia sekolah tahun yang tidak tertampung di sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan angka putus sekolah (APS) tingkat SMA/MA/SMK yang rendah (0,1 %) dan angka melanjutkan (AM) dari SMP sederajat ke tingkat SMA sederajat yang cukup tinggi (105 %). APK tersebut lebih dikarenakan banyaknya siswa SMP sederajat Kota Dumai yang melanjutkan pendidikan ke luar

19 [16] daerah dibandingkan jumlah siswa asal luar daerah yang melanjutkan pendidikan di Kota Dumai. Namun dalam hal pemerataan akses pendidikan dapat dilihat dari persebaran pendidikan di tiap kecamatan sebagaimana tabel berikut. APK SMA/MA/SMK PER KECAMATAN No Kecamatan SMA Sederajat Pddk Usia thn Siswa APK 1 Dumai Timur ,64 2 Dumai Barat ,58 3 Bukit Kapur ,74 4 Sungai Sembilan ,57 5 Medang Kampai ,99 Penumpukan siswa terutama terjadi di Kecamatan Dumai Timur dan Dumai Barat seperti di SMAN 1, SMAN 2, SMKN 1, SMKN 2, dan SMK Taruna Persada. Hal ini disebabkan karena peserta didik yang berasal dari Kecamatan Bukit Kapur, Sungai Sembilan, dan Medang Kampai memilih bersekolah di sekolah-sekolah di Kecamatan Dumai Barat. Pada sekolah-sekolah yang disebut di atas masih membutuhkan penambahan ruang kelas baru dan sarana lainnya. Upaya yang dilakukan dalam 5 tahun ke depan dalam mengatasi masalah akses pendidikan menengah adalah : 1. Merencanakan pembangunan unit sekolah baru SMA/ SMK Negeri di Dumai Timur. 2. Memberikan beasiswa miskin secara bertahap sehingga mencapai pendidikan menengah yang murah dan terjangkau. 3. Mendorong dan memfasilitasi sekolah swasta agar meningkatkan mutunya sehingga membantu pemenuhan akses pendidikan menengah. Jika dilihat dari indikator APK, jelaslah bahwa Kota Dumai sebenarnya sudah mencapai target wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dengan asumsi bahwa seluruh penduduk usia sekolah 7-12 tahun dan tahun sudah terserap di dalam lembaga pendidikan formal satuan pendidikan (sekolah). Bahkan jika dilihat angkanya melebihi 100 % dapat diambil kesimpulan bahwa tidak hanya mereka yang terdaftar sebagai penduduk Kota Dumai saja yang mendapatkan fasilitas akses

20 [17] pendidikan di Kota Dumai, melainkan kawasan yang masuk wilayah administrasi kabupaten-kabupaten tetangga seperti Bengkalis dan Rokan Hilir. Namun terserapnya penduduk usia sekolah pendidikan dasar tersebut belum diikuti dengan efisiensi pendidikan berdarkan umur. Hal ini dapat dilihat dari angka partisipasi murni (APM). Jumlah penduduk usia sekolah 7-12 tahun di Kota Dumai saat ini sebanyak jiwa. Jika dibandungkan dengan penduduk usia sekolah 7-12 tahun di Kota Dumai yang sebanyak jiwa maka APM tingkat SD/MI sebesar 96 %. Untuk tingkat SMP/MTs, jumlah penduduk usia sekolah tahun di Kota Dumai adalah jiwa, sedangkan jumlah siswa berusia tahun tingkat SMP/MTs sebesar orang. Dengan demikian APM SMP/MTs Kota Dumai baru mencapai 75 %. Belum tercapainya APM 100% disebabkan banyaknya penduduk yang masuk sekolah meskipun usianya belum mencukupi. Hal ini dapat dipandang bahwa antusiasme orang tua memasukkan anaknya sekolah sebelum mencapai usia menggambarkan kondisi ekonomi keluarga yang sudah baik, namun di sisi lain dapat juga dipandang sebagai inefesiensi dalam memaksimalkan perkembangan anak berdasarkan usianya. Angka Partisipasi Murni Pendidikan Kota Dumai dari tahun 2005 sampai tahun 2009 mengalami peningkatan secara signifikan pada setiap jenjang pendidikan. Ini berarti persentase penduduk kelompok usia sekolah yang bersekolah dijenjang pendidikan tertentu cukup tinggi terutama pada jenjang SD dan SMA. Sedangkan APM SMP tahun 2009 mencapai 73,62 %. Hal ini disebabkan adanya jumlah anak yang bersekolah pada jenjang SMP di bawah kelompok usia Wajar (13-15 tahun). Pertambahan APM SD, SMP, dan SMA selama 5 tahun sebesar 2,48 %, 2,3 %, dan 6,32 %. Perkembangan Angka Partisipasi Murni Tahun JENJANG SD 89,55 90,25 91,71 92,09 95,39 SMP 61,35 63,05 67,57 70,81 73,62 SMA 49,83 51,23 53,67 54,82 55,61

21 [18] 2. Rasio Siswa/Ruang Kelas/Rombongan Belajar Untuk menjamin perluasan akses dapat diikuti dengan mutu pembelajaran, jumlah siswa per ruang kelasnya harus dibatasi sampai batas efektif seorang pendidik dapat memantau perkembangan setiap peserta didiknya. Untuk tingkat TK/RA jumlah ruang kelas di Kota Dumai saat ini berjumlah 140 unit sedangkan jumlah siswanya orang. Maka rasio siswa per ruang kelas adalah 1 : 25. Untuk tingkat SD sederajat jumlah ruang kelas yang tersedia di Kota Dumai adalah 847 unit dengan jumlah siswa sebanyak orang. Dengan demikian rasio siswa per ruang kelas tingkat SD sederajat adalah 1 : 40. Jumlah ruang kelas tingkat SMP sederajat di Kota Dumai adalah 461 unit, sedangkan jumlah siswa sebanyak orang. Dengan demikian rasio siswa per ruang kelas tingkat SMP sederajat adalah 1 : 32. Untuk tingkat SMA sederajat ruang kelas yang tersedia sebanyak 408, sedangkan jumlah siswa orang. Maka rasio siswa per kelas tingkat SMA sederajat di Kota Dumai adalah 1 : 29. Radio Jumlah Siswa/Kelas Tahun JENJANG SD SMP SMA Dari data beberapa tahun terakhir di atas terlihat bahwa kita masih membutuhkan tambahan perluasan akses pendidikan khusunya untuk tingkat SD. Kenyataan ini semakin dikuatkan dengan melihat rasio siswa per kelas dan rasio ruang kelas berbanding rombongan belajar yang cukup tinggi. Untuk tingkat TK sederajat rasionya adalah 1 : 1,38. Untuk tingkat SD sederajat rasionya 1 : 1,67. Untuk tingkat SMP sederajat rasionya 1 : 1,14, dan untuk tingkat SMA sederajat rasionya 1 : 0,89. Dapat dilihat bahwa rata-rata 1 (satu) unit ruang kelas (bangunan fisik) dipakai lebih dari 1 (satu) rombongan/ kelompok belajar, yang mana pada prakteknya hal ini disebut masih banyak sekolah yang menerapkan double shift (terutama SD dan SMP Negeri), sebagian kelas belajar sore, sehingga dipandang kurang efektif dalam mutu proses pembelajaran.

22 [19] Rasio Ruang Kelas/Rombel Tahun JENJANG SD 2,17 2,05 2,07 2,01 1,87 1,67 SMP 1,67 1,71 1,80 1,87 1,04 1,14 SMA 1,90 1,70 1,57 1,68 0,87 0,83 Selain hal di atas persoalan persebaran peserta didik yang terjadi adalah penumpukan pada sekolah negeri terutama di Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur. Hal ini terjadi karena memang tingkat kepadatan penduduk Kota Dumai juga terjadi di kecamatan yang disebut di atas. Untuk mengatasinya selain dengan meningkatkan mutu pendidikan sekolah-sekolah di daerah pinggir kota dan sekolah-sekolah swasta, juga dengan membuka sekolah baru dan menambah ruang kelas sekolah-sekolah yang lahannya masih memungkinkan di kecamatan yang padat penduduknya Mutu, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan Kualitas Pendidikan tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dalam satu sistem dan saling berpengaruh. Mutu keluaran pendidikan dipengaruhi oleh mutu masukan, mutu proses, dan mutu keluaran. Secara eksternal, komponen masukan pendidikan yang secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan meliputi: (I) ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan (kuantitas dan kualitas) maupun kesejahteraan pendidik; (2) prasarana dan sarana belajar yang tersedia dan didayagunakan; dan (3) pendanaan pendidikan yang memadai untuk menunjang mutu pembelajaran; serta (4) proses pembelajaran efisien dan efektif. 1. Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan Salah satu faktor terpenting dalam mempengaruhi kualitas pendidikan adalah ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan. Sampai dengan Tahun 2010 terdapat sekitar guru dari jenjang pendidikan SD/MI hingga sekolah menengah/tsanawiyah/aliyah, baik pada sekolah negeri maupun swasta. Angka menunjukkan rasio guru terhadap siswa pada jenjang SD, SMP, dan SMA Tahun

23 [20] 2010 yaitu 1:17, 1:15, dan 1:10. Apabila dibandingkan dengan rasio guru terhadap siswa berdasarkan standar nasional pendidikan, maka jumlah guru pada jenjang tersebut sudah sangat mencukupi. Rasio ini tidak diikuti dengan pendayagunaan guru secara efisien. Beberapa faktor penyebab ketidakefisienan tersebut disebabkan adanya penumpukan guru di daerah perkotaan. Masalah guru atau tenaga pendidik lainnya adalah masih terdapatnya kesenjangan guru dilihat dari keahlian atau latar belakang bidang keilmuannya. Guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya (mismatch) masih banyak terjadi pada jenjang SD, yang dalam hal ini erat kaitannya dengan kelayakan mengajar guru. Proporsi guru yang berpendidikan di bawah kualifikasi minimal tersebut tentu tidak memadai jika pemerintah daerah ingin menyediakan pelayanan pendidikan yang berkualitas. Untuk jenjang pendidikan SD menggunakan sistem guru kelas, SMP dan SMA yang menggunakan sistem guru mata pelajaran. Namun sebagaimana dipaparkan di atas banyak terjadi ketidaksesuaian anatara pelajaran yang diajarkan dengan latar belakang pendidikan guru tersebut. Hal ini perlu mendapat perhatian, khususnya dalam rekrutmen tenaga pendidik, penempatan, mutasi, dan pengendaliannya. Tenaga fungsional lain (pengawas) di Dinas Pendidikan Kota Dumai masih banyak yang berpendidikan D2 dan D3. Padahal untuk melakukan supervisi dan pengawasan terhadap kinerja sekolah diperlukan tingkat kualifikasi tertentu. Karenanya diperlukan peningkatan kualifikasi pengawas sebagai profesi. Masih rendahnya mutu dan relevansi pendidikan di Kota Dumai dipengaruhi oleh sejumlah faktor, diantaranya adalah masih banyaknya pendidik/kepala sekolah yang belum memenuhi kualifikasi. Dalam memenuhi amanat UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pemerintah Kota Dumai menyadari bahwa ada banyak hal yang harus dibenahi. Hal ini terutama karena masih banyak sekali tenaga pendidik belum memiliki tingkat pendidikan setara S-1, sebagaimana tuntutan undang-undang.

24 [21] Kondisi tenaga pendidik yang belum berpendidikan setara S-1 dikategorikan sebagai tenaga pendidik yang belum berwewenang mengajar, dengan rincian sebagai berikut: Persentase guru layak mengajar ( S 1 ) Tahun JENJANG SD 12,21 12,54 14,48 15,48 17,17 18,74 SMP 56,69 56,69 58,85 59,65 60,65 62,04 SMA 70,42 71,12 71,65 72,25 72,55 73,31 Sebagaimana kita lihat pada tabel bahwa rata-rata jumlah tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi baru mencapai 51,27%. Tentu saja masih banyak tenaga pendidik yang harus membenahi diri. Oleh karena itu untuk mempercepat pemenuhan tuntutan undang-undang, selain terbatasnya anggaran untuk menyekolahkan para guru, Dinas Pendidikan Kota Dumai berkoordinasi dengan Universitas Terbuka dan Universitas Riau sehingga dapat menambah akses bagi para guru dalam mencapai pendidikan setara sarjana. Oleh karena itu sejak tahun 2007 sampai sekarang telah dilaksanakan program penyetaraan guru dengan memberikan bantuan pendidikan termasuk kerjasama dengan Universitas Riau (UR) dan Universitas Terbuka (UT) dalam meningkatkan kualifikasi pendidikan para guru. Salah satu yang penting bahwa syarat kualifikasi guru adalah berpendidikan strata satu (S -1). Oleh karena itu sejak tahun 2007 Pemerintah Kota Dumai telah memulai kerjasama dengan pihak Universitas Riau dalam membantu proses perkuliahan S-1 tersebut sebanyak 350 peserta yang biaya pendidikannya ditanggung oleh APBD Kota Dumai. Dan untuk 5 (lima) tahun ke depan Pemerintah Kota Dumai harus semakin aktif dalam membuka akses dan memfasilitasi tenaga pendidik yang belum berpendidikan S-1 untuk mencapai kualifikasi tersebut. Hal ini dikarenakan dalam UU No. 34 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditargetkan setelah tahun 2015 seluruh tenaga pendidik di Indonesia harus sudah mencapai kualifikasi S-1. Oleh karena itu selain menganggarkan dukungan biaya pendidikan melalui APBD Kota Dumai, pemerintah harus aktif membangun kerjasama dan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau maupun pemerintah pusat.

25 [22] Kualifikasi tenaga pendidik juga berdasarkan UU Guru dan Dosen telah dianggap sebagai profesi, sehingga tenaga pendidik harus memiliki sertifikasi profesionalisme. Proses sertifikasi tersebut saat ini masih dikoordinir oleh pemerintah pusat termasuk quota setiap kabupaten/ kota setiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2010/2011 ini jumlah tenaga pendidik dan pengawas sekolah yang telah mendapatkan sertifikasi sebanyak orang dari tenaga pendidik (27,8%). Selain pemenuhan kualifikasi tenaga pendidik berpendidikan setingkat sarjana, Pemerintah Kota Dumai juga berupaya menghasilkan tenaga pendidik yang dapat menjadi fasilitator dan menguasai metodologi penelitian pendidikan. Hal ini dapat dicapai melalui pendidikan lanjutan bagi pendidik dan tenaga kependidikan pada tingkat program magister (S-2) dan doktoral (S-3). Peningkatan tenaga kependidikan dalam hal ini dititikberatkan kepada pengelola laboratorium (laboran) dan perpustakaan (pustakawan). Selama ini diakui bahwa tenaga laboran dan pustakawan belum memenuhi kualifikasi keahlian profesinya. Mereka seharusnya mendapat pendidikan khusus yang kualifikasinya diakui secara nasional bahkan internasional. Pelatihan terhadap laboran dan pustakawan tersebut dapat dilakukan oleh perguruan tinggi dan lembaga pelatihan lainnya. Hal ini penting dalam rangka pemberdayaan sumber daya manusia pendidikan selain untuk membantu program rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) pada beberapa sekolah di Kota Dumai. Terutama sekali karena pada tahun 2010 ini Pemerintah Kota Dumai sudah melakukan kerjasama dengan Universitas Riau untuk membuka program magister pendidikan di Kota Dumai. 2. Kondisi Ruang Kelas Pada tahun 2009, di tingkat SD ruang kelas yang dalam kondisi baik 86,74%, rusak ringan 12,32 %, dan rusak berat 3,01 %. Di tingkat SMP/MTs yang dalam kondisi baik 89,76%, rusak ringan 3,12 % dan rusak berat 2,90 %. Di tingkat SMA/MA ruang kelas yang dalam kondisi baik 90,26 %, rusak ringan 1,58, dan rusak berat 0 %.

26 [23] Kondisi rusak ringan yang dimaksud terutama lantai ruang kelas yang berdebu (tidak berkeramik), teras dan rabat kelas yang turun/ retak, dan atap kelas/ rangka atap yang sudah dimakan usia sehingga beberapa bagian bocor/ tempias jika hujan turun. Hal tersebut cukup mengganggu proses belajar mengajar di kelas. Kondisi rusak berat yang dimaksud adalah bangunan sekolah negeri yang semula dibangun atas inisiatif masyarakat. Karena keterbatasan dana sekolah tersebut pada sebagian kelasnya masih kurang layak ditinjau dari kualitas bangunan misalnya atap kelas yang sudah lapuk, kelas yang masih berlantai tanah, dan dinding sekolah yang masih terbuat dari kayu/ papan. Persentase Bangunan Sekolah yang Baik Tahun JENJANG SD 75,77 77,39 78,40 80,50 82,75 86,74 SMP 67,39 68,15 74,80 78,20 85,75 89,76 SMA 60,39 65,15 69,70 74,27 85,20 90,26 Jumlah sekolah seperti ini sebenarnya hanya sedikit dan lokasinya berada jauh dari pusat kota seperti di daerah transmigrasi di Kecamatan Sungai Sembilan dan Kecamatan Bukit Kapur. Pemerintah Kota Dumai dalam 3 (tiga) tahun terakhir telah memfokuskan dana dan perhatian untuk memperbaiki infrastruktur di daerah tersebut, namun untuk menuntaskan sekolah dalam kondisi rusak berat dan rusak ringan membutuhkan dana yang cukup besar yang berasal dari APBD Kota Dumai, APBD Provinsi Riau, dan dari APBN Pemerintah Pusat. 3. Angka Putus Sekolah dan Angka Mengulang Kelas Tingkat siswa putus sekolah di Kota Dumai dapat dikatakan sedikit. Di tingkat SD/MI pada tahun 2010 tercatat hanya ada 4 (empat) orang siswa yang putus sekolah, sedangkan pada tingkat SMP/MTs ada 5 (lima) or ang, dan di tingkat sekolah menengah terdapat 30 orang.

27 [24] Perkembangan Angka Putus Sekolah Tahun JENJANG SD 0,12 0,20 0,18 0,18 0,12 0,12 SMP 0,11 0,09 0,07 0,07 0,04 0,04 SMA 0,18 0,18 0,15 0,08 0,08 0,08 Dalam beberapa tahun terakhir angka putus sekolah di Kota Dumai dapat dikatakan cukup kecil. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kota Dumai ternyata telah mampu membiayai pendidikan anaknya pada pendidikan dasar mulai sejak mendaftar sampai dengan selesainya. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa program pembebasan biaya pendidikan pada jenjang pendidikan dasar melalui berbagai program seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), subsidi pendidikan melalui dana APBD Kota Dumai, beasiswa siswa miskin, beasiswa retrival, dan program-program lainnya sudah cukup berhasil. Angka mengulang dimaksudkan untuk melihat kesiapan peserta didik di dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya pada tingkat I. Angka mengulang peserta didik di Kota Dumai sebenarnya sudah cukup baik, meskipun tentunya memerlukan peningkatan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut. Perkembangan Angka Mengulang Kelas Tahun JENJANG SD 3,12 3,16 2,83 2,71 2,53 SMP 1,10 0,93 0,88 0,51 0,34 SMA 0,98 0,82 0,70 0,88 0,51 Jumlah siswa mengulang memang cenderung lebih besar di tingkat pertama jenjang pendidikan, namun angka tersebut semakin berkurang di tingkatan selanjutnya. Hal ini dipandang positif karena menunjukkan bahwa peserta didik semakin siap menghadapi proses pembelajaran dari tahun ke tahun.

28 [25] 4. Rasio Guru per Siswa Jumlah guru di Kota Dumai sebenarnya sudah mencukupi kalau dilihat dari rasio guru berbanding siswa. Bahkan tidak berlebihan dikatakan bahwa Kota Dumai sudah berkelebihan tenaga pendidik. Hanya saja kalau kita lihat persentase jumlah guru dengan status PNS dengan yang non PNS maka perbandingannya hanya sekitar 53% guru yang berstatus PNS. Dari sisi kesejahteraan dan fasilitas jelas guru PNS lebih baik daripada non PNS. Sementara tuntutan di sekolah hampir tidak ada bedanya. Tentu saja hal ini bisa menimbulkan kurangnya motivasi guru dalam mengajar yang berdampak pada mutu pendidikan. Mengharapkan kinerja guru bantu sama dengan tuntutan terhadap guru PNS harus diikuti dengan kejelasan jenjang karir dan status bagi guru bantu serta peningkatan kesejahteraan. Tabel Rasio Siswa/Warga Belajar per Guru/ Tutor 2009/2010 Jenjang Siswa / Guru/ Rasio Pendidikan Warga Belajar Tutor (1) (2) (3) (4)=(2)/(3) Persekolahan TK/RA 3, SD/MI 32,034 1, SMP/MTs 14, SMA/MA/SMK 10, Jumlah/Total 60,705 4, Luar Sekolah Paket B Setara Paket C Setara Jumlah/Total Ke depan kedua hal tersebutlah yang menjadi fokus dalam pemerataan kebutuhan guru di Kota Dumai yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Dumai bersama dengan Badan Kepegawaian Daerah Kota Dumai. 5. Ketersediaan Sarana Pendidikan Lainnya Untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan, sarana yang harus tersedia harus memenuhi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional khususnya Standar Sarana Pendidikan yang diatur dalam Perarutan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 dan Program Pendidikan Untuk Semua (PUS) atau Education for All (EfA), sekolah harus memiliki sarana di antaranya

29 [26] perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, ruang praktek untuk SMK, alat praktik siswa, sarana kegiatan kesiswaan, dan sarana sanitasi sekolah. Dalam pelaksanaan peningkatan kegiatan belajar dan mengajar diperlukan media pembelajaran disamping kurikulum pembelajaran mulai dari SD/MI sampai dengan SMA/MA, media pembelajaran SD dan MI sebanyak 125, media pembelajaran SMP/MTs sebanyak 121, dan media pembelajaran SMA/MA sebanyak 106. Secara keseluruhan media pembelajaran di Kota Dumai dilihat dari jenjang pendidikan SD/MI belum memadai dalam penyediaan media, hal ini disebabkan pendidikan lebih memfokuskan kepada jenjang pendidikan yang lebih tinggi terutama SMA/MA, seperti terlihat dalam tabel berikut. PERKEMBANGAN SARANA PENDIDIKAN BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN KOTA DUMAI TAHUN 2010 NO RUANG KELAS SD + MI SLTP + MTs SMA + MA Perpustakaan Lapangan Olah Raga UKS Laboratorium Keterampilan BP Gedung Serba Guna Bengkel Ruang Praktek JUMLAH Sedangkan persentase sekolah yang memiliki sarana pendidikan sebagaimana di atas dijabarkan dalam tabel di bawah ini. PERSENTASE KELENGKAPAN SARANA PENDIDIKAN No Jenjang Perpustakaan ( % ) Laboratorium IPA ( % ) Laboratorium Bahasa ( % ) Laboratorium Komputer (%) 1 SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK Dari tabel di atas dapat dilihat masih cukup banyak kebutuhan akan ruangan perpustakaan dan laboratorium yang harus dipenuhi di Kota Dumai. Perpustakaan dan laboratorium yang dimaksud adalah yang sesuai dengan standar pelayanan

30 [27] minimal yang diatur oleh peraturan perundang-undangan. Sebagian sekolah khususnya SD tidak dapat memiliki lahan yang cukup untuk membangun sarana yang sesuai dengan standar, sehingga menggunakan ruangan lain difungsikan sebagai perpustakaan/ laboratorium. Selain itu dengan digiatkannya program pendidikan vokasional jumlah jurusan di SMK semakin bertambah yang seharusnya diikuti dengan pertambahan ruang praktik dan alat peraga siswa berdasarkan jurusan masing-masing. Hal-hal tersebut di atas menunjukkan bahwa masih banyak sarana/ pra sarana pendidikan yang harus dipenuhi Pemerintah Kota Dumai. Dari aspek fisik, kondisi sarana dan pra sarana pendidikan belum sepenuhnya memadai. Hal ini antara lain dapat dilihat dari ketersediaan perpustakaan di sekolah. Saat ini baru 35 % sekolah yang sudah memiliki perpustakaan. Selain kondisi fasilitas yang demikian juga masih banyak ruang belajar dan sarana belajar lain seperti laboratorium dan sarana olahraga yang rusak. Kondisi demikian selain akan berpengaruh pada proses belajar mengajar, juga akan berdampak pada keengganan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Fasiliitas lainnya yang turut mempengaruhi mutu pendidikan ialah ketersediaan buku. Secara nasional, rasio buku per siswa SD, SMP, dan SMK berturut-turut adalah 0,75; 0,65; 0,60 dan 0,25. Kondisi ini masih jauh dari kondisi ideal yakni rasio 1:1 (satu siswa satu buku). Masalah yang lebih besar tidak hanya terletak pada ketersediaan buku tetapi juga pendayagunaan buku pelajaran tersebut untuk meningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan sekolah untuk mengganti buku setiap tahun ajaran baru semakin memberatkan orang tua siswa. Selain itu juga menimbulkan pemborosan yang tidak perlu, karena buku yang ada di sekolah tidak dapat dimanfaatkan oleh siswa tahun berikutnya. Faktor lain yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan daya saing adalah anggaran pendidikan yang belum memadai, baik dalam ketersediaannya maupun dalam efisiensi pengelolaannya. 6. Daya Saing Hasil Pembelajaran Pemerintah Kota Dumai sudah serius dan berupaya dalam memperhatikan persoalan pendidikan. Pada dasarnya kuantitas lulusan yang dihasikan sejalan dengan kualitasnya. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar

31 [28] dan Menengah telah menetapkan kriteria kompetensi lulusan yang mana untuk mencapai hasil tersebut dipersiapkan melalui kurikulum, rencana pokok pembelajaran, dan silabus yang disusun oleh setiap tenaga pendidik (guru). Berbagai instrumen tersebut diterjemahkan di dalam pembelajaran sehari-hari dan dievaluasi secara berkala oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, dan pemerintah. Secara berkala kualitas setiap peserta didik (murid) dievaluasi melalui ujian bulanan, semesteran, dan tahunan, termasuk ujian nasional. Oleh karena itu hasil ujian nasional dapat dianggap mewakili kualitas peserta didik. Di tahun 2009 Dinas Pendidikan berupaya meningkatkan mutu hasil pembelajaran melalui berbagai upaya. Salah satunya adalah melaksanakan try out kepada calon peserta ujian nasional di setiap jenjang pendidikan. Hal ini dipandang penting karena mengingat di tahun sebelumnya prestasi pendidikan Kota Dumai khususnya jika dilihat dari persentase kelulusan belum membanggakan. Di tingkat SD/MI Kota Dumai menempati urutan ke-4 di Riau dan berada pada peringkat 110 dari 436 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Untuk tingkat SMP/MTs Kota Dumai berada di posisi ke-10, di tingkat SMA/MA berada pada posisi ke-11, dan untuk SMK berada di posisi ke-9 untuk tingkat Provinsi Riau. Oleh karena itu di tahun 2008/2009 dilakukan pembenahan sebagai hasil evaluasi hasil ujian nasional 2007/2008. Pelaksanaan try out tetap dijadikan pilihan meskipun di tahun sebelumnya juga dilaksanakan. Hal ini didasarkan pandangan bahwa belum semua siswa terbiasa dengan model ujian dengan sistem komputerisasi. Di tahun 2008/2009 hasil ujian nasional Kota Dumai mengalami peningkatan meskipun belum bersifat drastis. Untuk tingkat SD/MI Kota Dumai naik di posisi ke-2 di Provinsi Riau; untuk tingkat SMP/MTs tetap berada di posisi ke-10; untuk tingkat SMA/MA naik dua tingkat menjadi posisi ke-9, sedangkan untuk SMK tetap berada di posisi ke-9 untuk tingkat Provinsi Riau. Hasilnya memang mengalami peningkatan meskipun belum begitu baik. Khususnya untuk tingkat SMA/MA dan SMK peningkatannya cukup baik. pada tahun 2007/2008 angka kelulusan SMA/MA sebesar 91,18 %, dan pada tahun 2008/2009 meningkat menjadi 96,29 % untuk SMA dan 94,05 % untuk tingkat MA. Berarti ada kenaikan sebeser lebih kurang 4-5%. Namun di tahun 2008/2009 Kota Dumai mengalami

32 [29] penurunan kelulusan di tingkat SMP/MTs. Di mana tahun 2007/2008 angka kelulusan sebesar 93,08 % dan menurun menjadi 85,02 %. Ini menjadi pembelajaran tersendiri bagi Dinas Pendidikan Kota Dumai untuk membenahi mutu pembelajaran dan persiapan menjelang ujian nasional di tahun mendatang. Sebagai tambahan berikut ditampilkan rata-rata nilai ujian nasional Kota Dumai yang dibandingkan dengan rata-rata nilai ujian se-provinsi Riau. Meskipun kebanyakan nilai rata-rata yang diperoleh Dumai melebihi rata-rata di Provinsi Riau namun prestasi ini belumlah begitu memuaskan, dan ke depan harus dilakukan banyak pembenahan untuk mendongkrak mutu pendidikan, khususnya hasil ujian nasional. Nilai rata-rata ujian nasional Kota Dumai juga mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada tahun 2007/2008 nilai rata-rata untuk tingkat SMP/MTs adalah 6,34 dan meningkat menjadi 7,01 di tahun 2008/2009. Untuk tingkat SMA/MA Jurusan IPA tahun 2008/2009 nilai rata-rata ujian nasional sebesar 7,93 meningkat dari 7,70 di tahun 2007/2008. Pada jurusan IPS di tahun 2007/2008 nilai rata-rata ujian nasional 6,35, dan meningkat menjadi 7,43 di tahun 2008/2009. Dan untuk tingkat SMK juga terjadi peningkatan dari 6,37 di tahun 2007/2008 menjadi 7,25 di tahun 2008/2009. Namun menariknya, meskipun jumlah kelulusan ujian nasional tingkat SMP di Kota Dumai mengalami penurunan di tahun 2009, namun ternyata mutu pembelajaran tingkat SMP Kota Dumai justru terbaik di Riau. Hal ini dapat dipelajari dari Indeks Capaian Mutu Pendidikan (ICPM) yang belum lama ini dipublikasikan sebagai hasil penelitian Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Riau untuk tingkat pendidikan SMP dan sederajat menempatkan Kota Dumai sebagai urutan teratas dengan nilai indeks 0,54. Di urutan ke 2, 3, dan 4 berturut-turut adalah Kabupaten Indragiri Hulu dengan indeks 0,52, Kebupaten Pelalawan dengan indeks 0,52, dan Kota Pekanbaru dengan indeks 0,50.

33 [30] Penilaian tersebut menggunakan indikator-indikator dari 8 (delapan) standar pendidikan nasional. Dengan memperhatikan hasil penelitian dan publikasinya yang dimuat pada beberapa media massa lokal Riau, Kota Dumai ternyata mempunyai mutu pendidikan terbaik di Riau karena parameternya lebih lengkap daripada hanya melihat hasil ujian nasional. Meskipun demikian prestasi yang telah dicapai ini perlu dimaknai sebagai bagian dari evaluasi kinerja peningkatan mutu pendidikan yang selama ini telah dilaksanakan di Kota Dumai. Dan ke depan perlu lebih banyak mempelajari hal-hal apa saja yang sangat menentukan penilaian mutu pendidikan di suatu daerah, sehingga pembenahan mutu pendidikan dapat dilakukan lebih kompherensif. Khususnya mengenai kualitas kelulusan siswa pada tiap jenjang pendidikan disamping kuantitas kelulusan dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional tahun 2009 yang lalu bahwa pada tingkat SD Kota Dumai memperoleh peringkat kedua setelah Kota Pekan Baru dengan memperoleh nilai rata-rata 7,09 dibanding nilai rata-rata provinsi Riau 6,80 dan berada pada peringkat 110 dari 436 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Sedangkan untuk tingkat SMP diperoleh nilai rata-rata 7.15 berada pada peringkat empat di Provinsi Riau.

34 [31] Sementara untuk tingkat SMA/MA diperoleh nilai rata rata 7.71 dibanding nilai ratarata Riau 7.60 berada pada peringkat kedua setelah Kota Pekanbaru di Provinsi Riau. Dapat disimpulkan bahwa meskipun Kota Dumai belum menjadi terbaik di dalam kompetensi lulusan siswanya, namun tetap menunjukkan bahwa melalui hasil tersebut Kota Dumai sudah cukup serius dalam memperhatikan pendidikan. Pada tahun 2010 dan 2011 perkembangan daya saing pendidikan berdasarkan evaluasi kualitas hasil pembelajaran yang dilihat dari tingkat kelulusan dan nilai akhir ujian nasional pada setiap jenjang pendidikan dibandingkan dengan peringkat se- Provinsi Riau terus mengalami dinamika. Dari tabel yang disajikan di bawah ini tergambar bahwa dalam 4 (empat) tahun terakhir nilai rata-rata ujian nasional secara umum mengalami peningkatan termasuk angka kelulusan. Namun hal ini tidak serta merta diikuti dengan perbaikan peringkat di Provinsi Riau. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat persaingan perkembangan yang cukup siqnifikan dari kabupaten/ kota yang lain di Riau. N O TINGKAT TAHUN JURUSA N PERSENTASE CAPAIAN KELULUSAN PRESTASI DARI TAHUN SEBELUMNYA CAPAIAN RERATA NILAI UN PRESTASI DARI TAHUN SEBELUMNYA PERINGKA T SE-PROV RIAU 1 SD/MI 2 SMP/MTs 3 SMK 4 SMA/MA MENURUT JURUSAN 2008 ~ 99.79% NAIK 6.71 NAIK ~ 99.83% NAIK 7.09 NAIK ~ 99.98% NAIK 6.67 TURUN ~ 7.38 NAIK ~ 93.08% NAIK 6.43 NAIK ~ 88.64% TURUN 6.35 TURUN ~ 91.06% NAIK 7.53 NAIK ~ 99.57% NAIK 7.61 NAIK ~ 91.77% NAIK 6.37 NAIK ~ 94.22% NAIK 7.26 NAIK ~ 88.12% NAIK 6.78 TURUN ~ 99.57% NAIK 7.65 NAIK IPA 97.87% NAIK 7.7 NAIK 3 IPS 88.56% TURUN 6.34 TURUN 10 IPA 98.43% NAIK 7.96 NAIK 4 IPS 88.79% TURUN 7.54 NAIK 2 IPA 98.76% TURUN 8.3 NAIK 4 IPS 90.24% Naik 7.46 TURUN 6 IPA 100% NAIK 8.17 TURUN 6 IPS 99.46% NAIK 7.66 NAIK 8

35 [32] Ujian nasional memang dapat menjadi indikator mutu pendidikan di sebuah daerah. Dan yang menjadi pembanding adalah hasil ujian nasional di daerah lain. Namun ujian nasional bukan satu-satunya indikator keberhasilan atau mutu pendidikan. Dan hasil ujian nasional sangat dipengaruhi oleh banyak hal lain seperti kualitas guru, metode pembelajaran, dan kurikulum. Jika hanya melihat hasil ujian nasional ini meskipun mengalami peningkatan namun belum membuat prestasi pendidikan Kota Dumai dalam hal hasil ujian nasional menjadi kebanggaan bersama. Dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan diharapkan minimal dalam hal kelulusan dan rata-rata nilai ujian nasional Kota Dumai dapat berada pada posisi 5 besar, bahkan di akhir tahun 2015 diharapkan dapat menembus peringkat 3 besar di Riau. Oleh karena itu harus dilakukan banyak pembenahan terutama di dalam peningkatan kualitas pendidik, penyediaan sarana dan pra sarana yang memadai, serta peningkatan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan sebagaimana termuat di dalam RENSTRA Pendidikan ini Tata Kelola Pemerintahan, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik. Tujuan dari program perluasan dan pemerataan pendidikan; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing akan tercapai dengan baik apabila dibarengi dengan peningkatan mutu tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik penyelenggara pendidikan. Penerapan manajemen sumber daya pendidikan di Dinas dan sekolahsekolah yang efektif dan efesien akan tercapai apabila dikembangkan dengan sistem pengelolaan pendidikan dan didukung oleh sumber daya manusia yang handal. Salah satu tujuan desentralisasi pendidikan adalah peningkatan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat dan juga sebagai alat pelayanan pendidikan. Desentralisasi pendidikan harus sampai ke sekolah dan sekolah diberi kewenangan mengatur rumah tangga sekolah yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat dan dilakukan secara partisipatif (Manajemen Berbasis Sekolah). Namun hal tersebut masih terasa sulit bagi sekolah untuk memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip kemandirian dalam otonomi daerah dalam arti kata peran serta masyarakat belum optimal.

36 [33] Program dan pengelolaan pendidikan masih belum berjalan dengan baik terutama program penuntasan wajib belajar 9 Tahun, karena masih lemahnya koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kota. Di sisi lain, pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan pendidikan masih belum optimal. Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi ini program-program dapat dipantau dan dipastikan bahwa proses implementasi kegiatan pendidikan berlangsung dengan baik dan tujuan dicapai dengan opimal. Manajemen data dan informasi pendidikan Kota Dumai yang masih lemah, data kependidikan kurang akurat, masih menjadi kendala sehingga dalam merumuskan program dan kegiatan setiap tahunnya belum optimal sebagai mana mestinya. Masih belum tertata dengan baik sistem perencanaan, aktualisasi, implementasi, koordinasi, monitoring, dan evaluasi program dan kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Dumai, serta belum optimalnya sumber daya manusia yang melaksanakan berbagai program dan kegiatan tersebut dapat terlihat dari : Masih terdapatnya miskoorndinasi antara bidang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang sebagian disebabkan karena masih terdapatnya ego sektoral; Koordinasi dengan pemerintah Provinsi Riau dan pemerintah pusat baik dalam hal pelaksanaan program nasional dan provinsi maupun dalam upaya bantuan kegiatan dan anggaran belum tertata dan cenderung berjalan sendiri-sendiri; Kegiatan belum benar-benar berfokus pada pencapaian hasil sebagaimana yang ditetapkan di dalam dokumen perencanaan dan tindak lanjut (keberlanjutannya) masih belum optimal; Data base, sistem informasi manajemen, dan pengembangan teknologi berbasis web yang belum optimal; Sarana dan pra sarana gedung kantor serta fasilitas yang belum mendukung dinamika dan mobilisasi layanan pendidikan Anggaran Pendidikan Kota Dumai Anggaran pendidikan memang telah melebihi 20% dari APBD Kota Dumai dalam kurun 4 (empat) tahun terakhir. Namun jika dilihat komposisinya maka sebagian besar anggaran tersebut terserap untuk membiayai gaji pegawai, honor dan

37 [34] transportasi guru/pegawai tidak tetap, dan biaya operasional sekolah negeri mulai dari tingkat TK hingga sekolah menengah. Selebihnya anggaran yang ada diupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan sarana/ pra sarana pendidikan, kegiatan peningkatan mutu guru, kegiatan rutin kesiswaan, pembinaan pelayanan sekolah, dan penyediaan beasiswa bagi siswa kurang mampu. Hal ini dapat dilihat dari komposisi anggaran Dinas Pendidikan T.A, 2011 sebagai mana tabel berikut : N0 JENIS KEGIATAN ANGGARAN (Rp) % 1 Belanja Tidak Langung ,4 2 Kegiatan Pelayanan Rutin Kantor ,92 3 BOS Pusat ,35 4 Ujian Akhir Sekolah dan Nasional ,67 5 Honorarium Guru/Pegawai Tidak Tetap ,47 6 Pelatihan dan Pendidikan Guru/ Pegawai ,2 7 Belanja Operasional Sekolah ,1 8 Kegiatan Kesiswaan Bersifat Nasional ,33 9 Penyediaan Beasiswa Miskin ,42 10 Penyediaan Sarana dan Pra Sarana Pendidikan (fisik, pengadaan, rehab gedung) 11 Peningkatan Tata Kelola dan Manajemen , ,12 12 Dan lain-lain ,12 TOTAL Dengan anggaran yang sangat terbatas, program-program pendidikan harus secara ketat menetapkan skala prioritas selama jangka menengah. Kita mengetahui ada banyak persoalan pendidikan yang harus dijawab seperti: sarana pendidikan yang masih banyak belum memenuhi standar khususnya di daerah pinggiran dan sekolah

38 [35] swasta, masih perlunya peningkatan akses pendidikan, meringankan biaya pendidikan terutama bagi yang kurang mampu, masih banyaknya pendidik yang belum memenuhi kualifikasi, proses belajar mengajar yang belum optimal, kurangnya kegiatan peningkatan prestasi siswa, terdapat ancaman penurunan moralitas siswa, kurangnya kegiatan peningkatan kompetensi tenaga pendidik, kurangnya manajemen pelayanan pendidikan, belum meratanya alat pembelajaran di setiap sekolah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi persoalan anggaran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Melakukan rasionalisasi dan evaluasi terhadap penggunaan dan penyerapan anggaran di setiap program dan kegiatan serta hasil dan efektivitas program/ kegiatan tersebut terhadap upaya pencapaian target pembangunan pendidikan sebagai mana mengacu kepada dokumen perencanaan lima tahunan. 2. Untuk mendukung pembangunan sarana dan pra sarana pendidikan dilakukan berbagai upaya seperti membangun komunikasi yang intensif dengan Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Pusat serta perusahaan-perusahaan di Kota Dumai melalui dana Coorporate Social Responsibility (CSR). Hasilnya sudah mulai terlihat di mana tahun 2011 ini pemerintah provinsi mengalokasikan dana pembangunan yang lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang difokuskan pada R-SBI, SMPN 15, SMAN 2, SMKN 1, dan SMK Taruna Persada. Dan untuk tahun depan sudah disepakati dengan Pemprov. Riau dana sharing untuk pendidikan Kota Dumai melalui Rakor Pendidikan Se-Riau dan Musrenbang Provinsi. Beberapa perusahaan di Kota Dumai seperti PT.CPI dan Pertamina (Persero) juga sudah menyatakan komitmennya untuk mendukung penyediaan sarana/ pra sarana khususnya di daerah pinggir kota. 3. Mengevaluasi penggunaan berbagai dana operasional termasuk sekolah dengan menetapkan indeks kebutuhan siswa/ tahun sebagai mana yang diatur dalam ketentuan pemerintah pusat. 4. Melakukan penghematan dalam penyediaan honor pantia kegiatan di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Dumai. Namun diharapkan dalam tahun-tahun mendatang penyediaan anggaran pendidikan diharapkan dapat semakin ditingkatkan terutama dalam kegiatan yang diarahkan untuk mengejar target pembangunan pendidikan seperti penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, serta peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

39 [36] Siswa Kurang Mampu dan Siswa Berprestasi. Pemerintah Kota Dumai menyadari bahwa memperoleh pendidikan yang layak dan bermutu adalah hak setiap warga negara yang dijamin dalam UUD Namun di sisi lain kita juga menyadari bahwa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit. Apalagi mengingat kondisi ekonomi masyarakat kita yang sebagiannya masih hidup di bawah garis kemiskinan. Meskipun angka putus sekolah Kota Dumai relatif kecil (dib awah 2%) namun berdasarkan pengamatan dan laporan yang diterima masih banyak keluarga yang sangat kesulitan dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Hal ini terutama pada saat memasuki tahun ajaran baru yakni berupa kebutuhan pakaian, buku, tas, dan biaya lainnya. Selain itu sebagian siswa didapati terpaksa bekerja atau membantu orang tua mencari uang setelah pulang sekolah. Akibatnya di waktu malam mereka kurang bisa maksimal lagi mengulang pelajaran akibat kelelahan.terutama sekali Pemerintah Kota Dumai mulai tahun 2011 ini sedang dalam persiapan mencanangkan program wajib belajar pendidikan dasar dua belas tahun. Selain perlunya subsidi pendidikan bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, siswa yang berprestasi juga wajib diberikan apresiasi. Mereka mendapat prestasi di sekolah dan yang berhasil membawa nama baik Kota Dumai dalam berbagai perlombaan sains, olahraga, dan seni, terutama sekali jika mereka berasal dari keluarga yang sederhana, harus mendapatkan penghargaan bahkan jaminan pendidikan sampai selesai tingkat sekolah menengah bahkan sampai tingkat sarjana. Terutama dalam mendukung pemberdayaan sumber daya manusia Kota Dumai dalam rangka visi Pemerintah Kota Dumai yakni menjadikan Kota Dumai menjadi Kota Pengantin (Pelabuhan, Perdagangan, Tourism, dan Industri), maka dalam hal ini siswa tamatan SMK diharapkan dapat bersaing dan mengisi peran strategis. Oleh karena itu siswa tamatan SMK harus dibekali dengan pendidikan lanjutan setara sarjana (minimal diploma), sehingga peran dan keahlian mereka dapat diperhitungkan dan diterima para investor yang menanamkan modalnya di Kota Dumai.

40 [37] Forum-Forum Pendidikan Peningkatan mutu dan pelayanan pendidikan tidak dapat dihasilkan hanya oleh pemerintah semata, harus ada kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat. Dengan adanya kesadaran untuk terus mengembangkan diri secara mandiri atau difasilitasi oleh pemerintah diharapkan kendala-kendala yang dihadapi dunia pendidikan dapat terus diatasi. Oleh karena itu forum-forum seperti Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) tingkat SD/ sederajat, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) tingkat SMP sederajat dan SMA sederajat, Kelompok Kerja Guru (KKG) tingkat SD sederajat, dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat SMP sederajat dan SMA sederajat h arus benarbenar diberdayakan, termasuk forum komite sekolah. Selama ini forum-forum tersebut sudah berjalan dengan cukup baik di Kota Dumai. Mereka dapat secara mandiri melakukan pemetaan terhadap mutu pendidikan berdasarkan hasil diskusi secara mandiri. Bahkan mereka sudah melakukan berbagai pelatihan dengan mengundang narasumber lokal secara mandiri. Namun kendala yang dihadapi adalah keterbatasan dana. Dalam beberapa aspek kapasitas narasumber lokal belum mampu secara maksimal untuk secara langsung ikut serta dalam mengatasi berbagai persoalan pendidikan yang dihadapi sekolah. Oleh karena itu diperlukan profesional baik dari tingkat provinsi maupun nasional untuk membantu mentransfer pengetahuan dan pengalaman, yang tentunya diikuti oleh pembiayaan yang sesuai. Selain itu dibutuhkan juga dana untuk biaya konsumsi pertemuan/ rapat dan pelatihan, alat tulis kantor, dan perlengkapan lainnya. Pada tahun 2007 dan 2008 Pemerintah Kota Dumai telah menganggarkan dana pemberdayaan forum-forum pendidikan di atas. Namun mengingat keterbatasan dana maka di tahun 2009 dan 2010 dana tersebut tidak dapat dimasukkan di dalam APBD Kota Dumai. Diharapkan ke depan forum-forum seperti ini semakin diberdayakan dan dimandirikan secara kelembagaan sehingga persolan-persoalan pendidikan dapat diselesaikan oleh seluruh pihak yang berkepentingan tersebut.

41 [38] 2.4. Analisis Kondisi Eksternal dan Tantangan Pengembangan Pelayanan Dinas Pendidikan Kota Dumai Hasil Identifikasi dan Analisis Potensi Kependudukan Kota Dumai A. Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan bila kualitas penduduknya baik, namun sebaliknya dapat menjadi beban pembangunan bila kualitasnya rendah. Jumlah Penduduk Kota Dumai pada sampai dengan 31 Desember tahun 2006 adalah berjumlah jiwa ( KK) yang tersebar pada lima wilayah Kecamatan seperti pada table berikut : Jumlah pendudukan dan KK berdasarkan kecamatan tahun 2008 No. Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Kepadatan Dumai Barat Dumai Timur Bukit Kapur Medang Kampai Sungai Sembilan (KM²) 609, ,69 153,86 20,69 22,35 Jumlah ,68 Penduduk Kota Dumai sebagian besar terkosentrasi di Kecamatan Dumai Barat dan Kecamatan Dumai Timur. Bila dibandingkan jumlah penduduk dengan luas masingmasing Kecamatan maka daerah yang paling padat adalah Kecamatan Dumai Timur yaitu jiwa/km². B. Umur Penduduk Melihat komposisi penduduk berdasarkan usia, dapat dilihat secara rinci dalam table berikut : Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

42 [39] > Jumlah Melihat komposisi penduduk menurut umur, di mana penduduk yang berusia kaerja yaitu yang berusia tahun mempunyai jumlah yang cukup dominan. Hal ini berhubungan dengan kondisi Kota Dumai sebagai salah satu kota tujuan migrant tersebut pada umunya adalah penduduk yang berusia muda atau yang berusia kerja. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Penduduk Dumai P E N D U D U K Tahun SEX LAKI-LAKI + Year LAKI-LAKI PEREMPUAN RATIO PEREMPUAN ,952 83, , ,871 89, , ,514 92, , ,696 94, , ,851 99, , , , , , , , , , , Dari tabel tersebut dapat dilihat terjadi peningkat pada perempuan dalam 2 tahun terakhir. Peningkatan ini disebabkan karena kebutuhan tenaga kerja perempuan sangat diperlukan dalam sektor perdagangan terutama dalam sektor industri. Selain itu juga Kota Dumai merupakan sebagai salah satu kota tujuan migran dan migran. C. Perkembangan penduduk Melihat pertumbuhan penduduk Kota Dumai lima tahun terakhir mempunyai perkembang yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dalam tabel berikut. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Dumai Tahun Jumlah Penduduk Laju pertumbuhan (%) ,27 6,92 2,14 4,48

43 [40] , Peningkatan jumlah penduduk yang terjadi di Kota Dumai disebabkan karena terjadi peningkatan diberbagai sektor. Peningkatan perekonomian di berbagai sektor merupakan daya tarik masyarakat. Sehingga banyak penduduk dari luar dating ke Kota Dumai untuk mencari penghidupan. Diperkirakan pada tahun kedepan peningkatan jumlah penduduk di Kota Dumai akan terus meningkat. Pada tahun 2008 terjadi penurunan jumlah penduduk hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan ini disebabkan oleh variable-variabel : a. Menurunnya jumlah kelahiran, yakni dari 273 (2008) menjadi 214 (2009), b. Meningkatnya jumlah migrasi keluar, dari 503 (2008) menjadi 578 (2009). 1. Wilayah kecamatan yang tinggi tingkat penurunan kelahirannya adalah Dumai Barat (40%), sedangkan terendah adalah Dumai Timur (15,9%). Sebaliknya kecamatan yang tidak menurun, bahkan meningkat kelahirannya adalah Kecamatan Medang Kampai, walaupun secara absolute hanya 2 kelahiran, namun bila dilihat angka presentasenya mencapai 33,3%. 2. Berikut, grafik jumlah kelahiran dan kematian di Kota Dumai, dan jumlah migrasi masuk dan keluar di kecamatan-kecamatan dalam Kota Dumai, keadaan bulan Februari 2008 dan Prediksi Jumlah Penduduk Kota Dumai Menurut Kecamatan Tahun 2006,2007, dan 2012 No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Bukit Kapur Medang Kampai Sungai Sembilan Dumai Barat Dumai Timur Kota Dumai Pertumbuhan penduduk Kota Dumai ynag 4,3%, diperkirakan akan menambah ± jiwa pada tahun Perkembangan penduduk Kota Dumai dalam 5 tahun terakhir yang paling tinggi terjadi pada tahun 2003 dan yang paling rendah terjadi

44 [41] pada tahun 2004, dan rasio pertumbuhan Kota Dumai melebihi angka pertumbuhan Nasional maupun pertumbuhan penduduk Riau. D. Agama Guna mengarahkan kehidupan beragama untuk umat dan kepentingan bersama telah tersedia tempat-tempat ibadah menurut agama yang dianut baik yang dibangun oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Data yang dikumpulkan dari Kantor Departemen Agama Kota Dumai menunjukkan bahwa pada tahun 2005 terdapat 147 mesjid, 58 gereja, 130 mushola dan 2 viara. Berdasarkan data angka statistik Kota Dumai menunjukkan bahwa agama yang dominan dianut oleh penduduk Kota Dumai adalah agama islam. Hal ini terlihat dalam tabel berikut : Jumlah Penduduk Kota Dumai Menurut Agama 2005 No Agama Jumlah penduduk % Islam Kristen Katolik Hindu Budha ,99 8,81 7,24 0,32 3,58 Jumlah ,94 Tabel diatas menjelaskan 79,99% penduduk Dumai menganut agama islam, 8,81 kristen, 7,24 katolik 0,32 Hindu dan 3,58 budha. Dari table tersebut bervariasi. Akan tetapi variasi agama tersebut tidak mempengaruhi peningkatan perekonomian di Kota Dumai. E. Kesehatan Tujuan dari pembangunan kesehatan diantaranya adalah pelayanan kesehatan secara merata dan murah kepada masyarakat. Hal tersebut akan sangat berkait erat dengan pola hidup sehat, produktif, dan kualitas sumber daya manusia. Kondisi pelayanan kesehatan yang digambarkan oleh Pemko Dumai (RPJMD, 2006) di lihat dari beberapa indicator rasio pel;ayanan kesehatan terhadap jumlah penduduk. Rasio rumah sakit terhadap penduduk adalah 7,3 : penduduk, atau setiap 1 rumah sakit melayani penduduk. Rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk adalah 3,39 : , atau 1 puskesmas melayani orang. Rasio Pustu

45 [42] terhadap jumlah penduduk adalah 5,8 : , atau 1 pustu melayani penduduk. Banyaknya rumah sakit, puskesmas pembantu di Kota Dumai pada tahun 2006 adalah berturut-turut 3 rumah sakit, 7 puskesmas, dan 13 pustu terdiri dari 36 dokter umum, 20 dokter spesialis, dan 17 dokter gigi (profil Kota Dumai, 2007). F. Tenaga Kerja Peningkatan tenaga kerjadi di Kota Dumai dari tahun ketahun semakin meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada table dibawah. Tabel tersebut menunjukkan banyak pencari kerja yang belum terdaftar di tenaga kerja. Dimana jumlah penduduk yang belum ditempatkan atau terdaftar pada dinas tenaga kerja sebanyak Diperkirakan pada tahun kedepan masih banyak lagi tenaga kerja yang dating ke Kota Dumai untuk mencari penghidupan. Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar Pada Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan KELOMPOK UMUR JUMLAH Total BULAN Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

46 [43] G. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Dumai Pencapaian standar kualitas masyarakat Kota Dumai dapat dilihat dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Secara umum pembangunan manusia di Kota Dumai periode mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada Tabel 2.6. berikut: No Tahun IPM Reduction Shortfall ,3 6, ,5 0, ,4 3, ,5 3, ,6 3,2 Sumber : BPS Kota Dumai, 2009 Pada Tahun 2009, IPM Kota Dumai tercatat 76,9. Angka IPM ini cenderung meningkat dibandingkan angka IPM Tahun 2005 dan Tahun 2006 serta Tahun IPM Kota Dumai selama Tahun mengalami pengurangan jarak (Reduction Shorfall) IPM terhadap IPM ideal (100) mencapai 2,5 menurut kategori IPM Kota Dumai masuk dalam status menengah atas. Meningkatnya status pembangunan manusia dipengaruhi oleh meningkatnya indikator yang digunakan dalam penghitungan IPM (Tabel 2.6). Angka harapan hidup yang selalu meningkat disertai peningkatan rata-rata pengeluaran riil perkapita serta peningkatan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah akhirnya membawa pengaruh terhadap IPM Kota Dumai. Tabel Perkembangan Komponen IPM Kota Dumai Tahun (%) No Tahun Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Rata2 Lama Sekolah Rata2 Pengeluaran per Kapita Riil IPM ,3 99,1 9,7 632,2 75, ,4 99,1 9,7 633,7 75, ,8 99,3 9,7 640,9 76, ,3 9,7 645,7 76, ,9 99,3 9,7 645,7 76,6 Sumber : BPS Kota Dumai, 2009

47 [44] Tantangan Pendidikan Kota Dumai Berdasarkan uraian kondisi internal dan eksternal pendidikan Kota Dumai di atas, maka tantangan yang harus dijawab Pemerintah Kota Dumai khususnya Dinas Pendidikan Kota Dumai dalam lima tahun ke depan dalam rangka pembangunan pendidikan untuk mendukung pembangunan sektor lain dijabarkan sebagai berikut : 1. Menjadikan biaya pendidikan terjangkau sampai tingkat pendidikan menengah oleh semua kalangan dan lapisan masyarakat baik di wilayah kota (urban) maupun di pinggiran kota (sub urban). 2. Mengurangi disparitas mutu sekolah antara sekolah negeri dengan swasta dan antara sekolah yang berada di wilayah kota (urban) maupun di pinggiran kota (sub urban) dengan berpedoman kepada 8 (delapan) standar pendidik an nasional sehingga seluruh sekolah di Kota Dumai dikategorikan sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN). 3. Meminimalisir resiko siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan sampai ke tingkat pendidikan menengah, terutama bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu (miskin). 4. Menjadikan pembinaan karakter (kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, dan toleransi) sebagai salah satu tujuan utama bagi peserta didik di dalam setiap mata pelajaran dan kegiatan belajar mengajar. 5. Meningkatkan kualitas pendidikan melalui kehadiran sekolah bertaraf internasional (SBI) atau minimal rintisan SBI di setiap jenjang pendidikan. 6. Menata agar ketersediaan guru tercukupi di seluruh kecamatan, mengajar sesuai dengan latar belakang keilmuannya, serta adanya pengembangan dan penghargaan kualitas dan profesi yang berkelanjutan. 7. Meningkatkan kualifikasi guru menjadi setingkat S-1/ D4 sebagai mana tuntutan Undang-Undang Guru dan Dosen. 8. Menjadikan pendidik sebagai profesional melalui program sertifikasi, peningkatan kapasitas mengajar, dan pembinaan soft skill (sikap, mentalitas, dan etos kerja). 9. Meningkatkan perlindungan, penghargaan, dan kesejahteraan tenaga pendidik khususnya guru bantu dan guru/ pegawai tidak tetap. 10. Menjadikan sekolah sebagai bangunan publik yang nyaman sehingga dapat menjadi pusat belajar dan sosialisasi masyarakat, pembinaan budi pekerti, pengembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berparadigma lingkungan (green school).

48 [45] 11. Menjadikan mutu pendidikan Kota Dumai dikenal di tingkat lokal dan nasional melalui prestasi akademis dan non akademis sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, guru, dan siswa dalam berbagai event. 12. Menjadikan sekolah sebagai institusi yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, keterbukaan, profesionalisme, dan akuntabilitas. 13. Meningkatkan peran serta masyarakat, dunia usaha, dan industri dalam mendukung penyediaan sarana dan pra sarana pendidikan. 14. Menjadikan SMK sebagai lembaga yang relevan dalam pengembangan ekonomi masyarakat dan penghasil tenaga kerja yang terampil sehingga siap ditempatkan dalam dunia usaha dan industri. 15. Meningkatkan kualitas pendidik/ tentor sehingga mampu menjadi tenaga ahli yang diakui sehingga dapat membantu meningkatkan daya jual pendidikan oleh dunia usaha dan industri di Kota Dumai. 16. Menjadikan Dinas Pendidikan Kota Dumai sebagai pusat layanan pendidikan yang mampu memberikan layanan prima. 17. Menciptakan payung hukum yang dapat menjamin program-program pembangunan pendidikan di Kota Dumai terlaksana dengan baik dan optimal.

49 [46] BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Isu Strategis Pendidikan Kota Dumai Persoalan pendidikan di Kota Dumai dapat dikelompokkan menjadi 3(tiga) bagian utama yakni : 1. Akses, daya tampung, dan pemerataan; 2. Mutu, relevansi, dan daya saing; dan 3. Tata kelola dan good governance. Ketiga persoalan utama di atas dapat diringkas dalam 16 persoalan/ isu utama pendidikan di Kota Dumai sebagai hasil analisa pada bagian sebelumnya sebagaimana di bawah ini. A. Persoalan Akses dan Pemerataan Pendidikan 1. Belum sepenuhnya penduduk usia sekolah memperoleh kesempatan/ akses dalam memperoleh pendidikan yang bermutu terutama pendidikan anak usia dini dan menengah. 2. Masih tingginya disparitas angka partisipasi per kecamatan di Kota Dumai. 3. Belum tercukupinya sarana ruang kelas untuk menampung peserta didik dengan kapasitas dan jadwal belajar sesuai dengan standar proses belajar yang efektif terutama tingkat pendidikan dasar 4. Masih terdapatnya siswa yang putus sekolah dan terdapatnya sekelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan per kapita yang rendah sebagai kelompok siswa yang rentan putus sekolah.

50 [47] B. Persoalan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing 5. Belum terpenuhinya standar pelayanan minimal sarana/pra sarana di setiap jenjang pendidikan dan ketimpangan sarana dan pra sarana antara sekolah di daerah kota dengan di pinggir kota. 6. Jumlah tenaga pendidik sudah lebih dari cukup, namun kualifikasinya masih banyak yang belum memenuhi standar (S-1) dan terjadinya missmatch antara latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan. 7. Kesejahteraan sebagian tenaga pendidik (PNS) sudah baik, namun belum diikuti dengan peningkatan produktifitas kerja. Sedangkan sebagian tenaga pendidik lainnya (non PNS) masih perlu peningkatan kesejahteraan teruta ma guru honor daerah. Permasalahan lainnya status sebagian guru/pegawai tidak tetap masih belum kuat legalitasnya dan proses pengangkatannya belum didasarkan analisa kebutuhan. 8. Terdapat ketimpangan mutu antara sekolah negeri dengan sekolah swasta dan agama. 9. Masih banyak satuan pendidikan (sekolah) yang belum memenuhi dan dinilai sejauh mana telah memenuhi indikator-indikator yang terdapat pada 8 (delapan) standar pendidikan nasional. 10. Masih belum banyaknya prestasi akademik dan non akademik yang dicapai pendidikan Kota Dumai di tingkat Provinsi Riau dan nasional. 11. Terjadinya kemerosotan akhlak dan moral yang disebabkan berbagai pengaruh kemajuan teknologi dan globalisasi. Hal ini terlihat dari : Penggunaan handphone untuk hal-hal yang negatif Terdapatnya siswa yang berada di warung internet pada saat jam sekolah Kesopanan dan rasa segan kepada guru dan orang yang lebih tua cenderung menurun Ancaman narkoba dan pergaulan bebas yang semakin kuat dengan ditemukannya beberapa kasus yang melibatkan pelajar.

51 [48] 12. Masih belum optimalnya peran lembaga pendidikan dan pendidiknya di dalam menggali dan mengembangkan potensi setiap peserta didik. Hal ini ditunjukkan dari : Pola pendidikan dan penilaian yang menyamaratakan pembelajaran bagi setiap peserta didik Pengenalan dan pendekatan proses pendidikan terhadap latar belakang peserta didik secara pribadi belum optimal Belum terpolanya penjurusan peserta didik berdasarkan minat dan bakatnya. 13. Masih belum berkembangnya peran serta masyarakat dalam pengambilan kebijakan pendidikan, budaya membaca, dan produk-produk hasil pengembangan dan penelitian pendidikan. Hal ini terlihat dari : Forum-forum guru dan kepala sekolah yang belum fokus dan konsisten dalam menyelesaikan berbagai kelelamahan mutu pendidikan yang dihadapi Masih sangat sedikit tulisan (hasil penelitian, artikel, berita, opini, dsb) guru yang dipublikasikan Masih belum berkembangnya pengembangan berbagai instrumen pembelajaran yang kreatif dan kontekstual. 14. Belum terhubungnya dengan baik ( link and match) output pendidikan Kota Dumai dengan kebutuhan tenaga kerja dan dunia usaha/industri, serta masih belum banyaknya masyarakat Kota Dumai mencapai pendidikan S-1/ sederajat. Hal ini terlihat dari : Masih banyak alumni SMA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Alumni SMK teknik hanya sebagian kecil yang terserap di dunia industri Belum berkembangnya jiwa dan kemandirian wira usaha bagi alumni SMK Kurikulum dan metode pembelajaran di SMK belum match dengan apa yang dibutuhkan dunia industri di Kota Dumai dan sekitarnya sehingga melemahkan bargaining position SMK dengan dunia industri.

52 [49] C. Masalah Tata Kelola dan Akuntabilitas 15. Masih lemahnya manajemen dan kualitas kepemimpinan lembaga pendidikan terutama dalam rangka manajemen berbasis sekolah. Hal ini terlihat dari : Dokumen pengembangan sekolah dan anggaran belanja sekolah belum tersusun sesuai dengan prinsip-prinsip perencanaan Belum optimalnya peran komite sekolah (masyarakat) dalam pengembangan sekolah maupun pengawasan penggunaan keuangan sekolah Masih terdapatnya kasus-kasus disharmonisasi antara kepala sekolah dengan pendidik, tenaga kependidikan, maupun komite sekolah. 16. Masih belum tertata dengan baik sistem perencanaan, aktualisasi, implementasi, koordinasi, monitoring, dan evaluasi program dan kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Dumai, serta belum optimalnya sumber daya manusia yang melaksanakan berbagai program dan kegiatan tersebut. Hal ini terlihat dari : Masih terdapatnya misskoorndinasi antara bidang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang sebagian disebabkan karena masih terdapatnya ego sektoral Koordinasi dengan pemerintah Provinsi Riau dan pemerintah pusat baik dalam hal pelaksanaan program nasional dan provinsi maupun dalam upaya bantuan kegiatan dan anggaran belum tertata dan cenderung berjalan sendiri-sendiri Kegiatan belum benar-benar berfokus pada pencapaian hasil sebagaimana yang ditetapkan di dalam dokumen perencanaan dan tindak lanjut (keberlanjutannya) masih belum optimal Data base, sistem informasi manajemen, dan pengembangan teknologi berbasis web yang belum optimal. Sarana dan pra sarana gedung kantor serta fasilitas yang belum mendukung dinamika dan mobilisasi pelayanan pendidikan.

53 [50] 3.2. Rencana dan Prioritas Pembangunan SDM Kota Dumai A. Visi Pembangunan Kota Dumai Tahun Visi pembangunan daerah merupakan pandangan ke depan yang menggambarkan arah, dan tujuan yang ingin dicapai guna menyamakan komitmen seluruh pihak yang berkepentingan dalam menjalankan roda pemerintahan dan melaksanakan pembangunan Kota Dumai. Dalam penetapan Visi dan Misi Pembangunan Kota Dumai mengacu kepada Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 10 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Riau Tahun Adapun Visi Pembangunan Propinsi Riau adalah Terwujudnya Pembangunan Ekonomi yang Mapan dan Pengembangan Budaya Melayu secara Proporsional melalui Kesiapan Infrastruktur dan Peningkatan Pembangunan Pendidikan dalam Masyarakat yang Agamis. Mengacu kepada Visi Visi Propinsi Riau dan bertolak pada kondisi empirik maka ditetapkan Visi pembangunan Kota Dumai yang hendak diwujudkan pada tahun 2015 adalah : Terwujudnya Kota Dumai Sebagai Pusat Pelayanan Kepelabuhanan, Perdagangan, Tourism dan Industri (PENGANTIN) yang Berbudaya Melayu dan Agamis Menuju Dumai Sejahtera, Harmonis, Aman dan Tertib (SEHAT) di Kawasan Pantai Timur Sumatera Tahun 2015 Pernyataan visi tersebut mengandung makna sebagai berikut : a. Pengertian Kota Dumai sebagai Pusat Pelayanan Ekonomi merupakan Dumai sebagai Kota Pengantin merupakan pilar penting dalam mendukung pembangunan Kota Dumai, yang dapat dijabarkan sebagai berikut: Pe : Pelabuhan, Ngan : Perdagangan, T: Tourism dan In: Industri Juga mempunyai maksud sebagai Penggerak kemajuan ekonomi, artinya yang menggerakkan atau membangkitakan upaya dalam mencapai tingkat peradaban dan tata kehidupan perekonomian ke arah yang lebih baik. b. Di Kawasan Pantai Timur Sumatera artinya daerah yang mempunyai karakter wilayah pesisir sumatera terletak di jalur pelayaran dan perdagangan internasional.

54 [51] c. Budaya Melayu artinya berpikiran dan berakal budi resam melayu. d. Dumai SEHAT Tahun 2015 yang akan wujudkan, yaitu : - Se-Sejahtera, Mencerminkan suatu kehidupan yang sejahtera adanya Kemajuan dan Pemerataan Pembangunan serta Peningkatan Sosial Ekomoni dan Daya Beli Masyarakat. - H Harmonis, Mencerminkan Kebineikaan kehidupan bermasyarakat yang heterogen tanpa memandang kesukuan, budaya dan agama, Guyup Rukun, Tolong-menolong, Bahu-membahu bersatu membangun Kota Dumai baik dalam kehidupan bermasyarakat, dunia usaha dan struktur pemerintahan semua mendapat hak dan peluang yang sama. - A Aman, Mencerminkan kehidupan yang tentram bebas dari kejahatan, kreminalitas, dan peredaran Obat-obatan terlarang ( Ayem Tentrem Kerto Toto Raharjo ). - T-Tertib, Mencerminkan tata pemerintahan yang baik, Supremasi Hukum (Rule of Law), serta terciptanya Kota Dumai yang Bersih, Apik dan Indah. B. Misi Yang Berkaitan Dengan Pendidikan Pembangunan pendidikan Kota Dumai yang tertuang dalam RENSTRA Dinas Pendidikan Kota Dumai bersumber dari misi ketiga Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Dumai sebagai berikut : Misi Ketiga : Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang tangguh dan profesional melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan dan kesempatan kerja yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Misi ketiga ini mengandung makna bahwa peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi sektor prioritas yang akan dilakukan Pemerintah Kota Dumai untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus maupun agama, serta penguasaan teknologi yang dihasilkan melalui pendidikan kejuruan dan politeknik serta melalui Balai Latihan Kerja (BLK) guna mengisi peluan g kerja. Disisi lain pemerintah juga mempersiapkan kader pemimpin masyarakat/ birokrat dan guru-guru yang

55 [52] tangguh dan berilmu melalui pengiriman putra-putra tempatan/birokrat/guruguru terbaik yang ada dimasyarakat maupun di birokrat. Untuk menambah ilmu pengetahuan dibidang umum/kejuruan maupun agama ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi baik didalam maupun luar negeri dalam rangka mempersiapkan diri pulang ke kampung untuk membangun negeri sendiri. Untuk meningkatkan percepatan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Kota Dumai maka diperlukan strategi sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik harus didukung oleh kebijakan yang tepat pula. Adapun kebijakan dan strategi pembangunan SDM yang ditempuh dalam kurun waktu adalah: a. Membangun dan meningkatkan pusat-pusat pendidikan formal kejuruan dan politeknik serta pendidikan informal seperti Balai Latihan Kerja/BLK dan pusat pelatihan keterampilan dengan meningkatkan kemampuan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan yang difokuskan disetiap kecamatan. b. Mengembangkan kualitas pendidikan bidang keagamaan melalui madrasah yang telah ada serta mendirikan pesantren bagi menampung anak didik yang berkeinginan untuk khusus mendalami bidang agama c. Mendorong peran serta dunia usaha besar, swasta nasional dan BUMN/BUMD untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam penyiapan tenaga kerja terampil, profesional dan siap pakai. d. Menegakkan Peraturan Daerah yang berkaitan dengan ketentuan tentang prioritas pemakaian tenaga kerja tempatan. e. Meningkatkan kualitas Sumberdaya Aparatur Pemerintah dalam rangka menciptakan Pemerintah yang bersih, berwibawa dan amanah serta menitikberatkan kepada pelayanan prima kepada masyarakat. f. Menyempurnakan kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang sesuai dengan kebutuhan setempat. g. Mengevaluasi kebijakan sekolah-sekolah yang memberatkan masyarakat dan selanjutnya menetapkan kebijakan baru yang lebih baik yang didasarkan pada payung hukum yang ada.

56 [53] h. Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan tenaga pendidik pada tingkat dasar dan menengah. i. Menyeimbangkan distribusi tenaga pendidik pada tingkat dasar dan menengah. j. Memperluas jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang belum berkemampuan. k. Mempertinggi profesionalisme tenaga para medis dan medis. l. Mengoptimalkan fungsi dan peningkatan status institusi pelayanan kesehatan masyarakat. m. Mengoptimalkan profesionalisme pengelola institusi pelayanan kesehatan. n. Meningkatkan kemampuan berbahasa asing di tengah masyarakat. o. Meningkatkan kemampuan dan keahlian bagi anak-anak Yatim-Piatu selepas keluar dari binaan Rumah Yatim Piatu. p. Menciptakan sikap aparatur pemerintahan yang berwibawa, sehingga terwujudnya clean and good goverment. q. Mempelopori sikap hidup sederhana di tengah-tengah masyarakat. r. Menyiapkan dan melaksanakan Peraturan Daerah tentang Program kependudukan dalam rangka mengentaskan kemiskinan yang dikaitankan dengan kegiatan santunan kesejahteraan.

57 [54] BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI 4.1. Visi dan Misi Pendidikan Kota Dumai Dinas Pendidikan Kota Dumai Merumuskan Visi dan Misi Tahun 2015 adalah sebagai berikut : Visi : Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan Kota Dumai yang bermutu untuk membentuk insan yang cerdas, terampil, dan berakhlak mulia. Misi : 1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu menuju pendidikan dasar dua belas tahun. 2. Meningkatkan kualifikasi, kompetensi, dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan 4.2. Tata Nilai Dinas Pendidikan Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut diperlukan evaluasi dan penguatan nilainilai yang harus menjadi ciri seluruh pegawai yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Dumai. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut : 1. Amanah 2. Integritas 3. Jujur 4. Profesional 5. Demokratis 6. Transparan 7. Layanan prima 4.3. Pilar-Pilar Strategis Strategi Pembangunan Pendidikan Kota Dumai sebagaimana UU Sisdiknas: Berdasarkan tantangan dan masalah pendidikan di atas, ditetapkan pilar-pilar pembangunan pendidikan Kota Dumai sebagai pokok-pokok pemecahan masalah :

58 [55] 1. Pendidikan agama serta akhlak mulia 2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi 3. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis 4. Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan 5. Peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan 6. Penyediaan sarana belajar yang mendidik 7. Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan 8. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata 9. Pelaksanaan wajib belajar 10. Pelaksanaan otonomi satuan pendidikan 11. Pemberdayaan peran masyarakat 12. Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat 13. Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional

KATA PENGANTAR. Dumai, September 2012 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI. Drs. H. SYA ARI, MP Pembina Utama Muda, NIP

KATA PENGANTAR. Dumai, September 2012 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI. Drs. H. SYA ARI, MP Pembina Utama Muda, NIP KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa akhirnya Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pendidikan Kota Dumai Tahun 2013 dapat diwujudkan. Kiranya RENJA ini dapat menjadi sarana

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET 1 Meningkatnya aksesbilitas dan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN 2016 2021 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2016 Rencana Strategis Dinas Kab. Kendal Tahun 2016-2021 KATA PENGANTAR Rencana Strategis Dinas Kabupaten Kendal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK 2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Dinas Pendidikan Kota Pontianak merupakan unsur pelaksana bidang pendidikan dipimpin oleh

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator Kinerja Dinas Pendidikan Kota Pontianak yang mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Analisis Situasi Strategis S etiap organisasi menghadapi lingkungan strategis yang mencakup lingkungan internal dan eksternal. Analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) KABUPATEN / KOTA OPD : CILEGON : DINAS PENDIDIKAN TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015 telah ditetapkan melalui surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Nomor : 421/ 159/429.101/2014

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 27 PENDAHULUAN A. KEDUDUKAN Undang-undang Nomor 2 Tahun 23 tentang

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129a/U/2004 TENTANG BIDANG PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN Untuk mengukur kinerja Kabupaten Barru, disusun indikator kinerja sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang meliputi: (1)

Lebih terperinci

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012 NAMA PPID SKPK/UNIT KERJA FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga No Nama informasi/dokumentasi Ringkasan Isi Informasi Penanggung

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG PERIODE TAHUN 2014-2018 Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2019 merupakan amanat perundang-undangan

Lebih terperinci

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilaksanakan pada setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan.

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JOMBANG VISI : TERWUJUDNYA PENDIDIKAN YANG MERATA, BERMUTU, AGAMIS DAN BERDAYA SAING MISI : 1. Mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan dan

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Jln. SUTIJAB NOMOR 01, WATES YOGYAKARTA 55611 TLN. (0274) 774535 Profil Data Pendidikan 1 KATA PENGANTAR Penyusunan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a.

Lebih terperinci

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6 DAFTAR TABEL DATA NONPENDIDIKAN Tabel 1 : Keadaan Umum Nonpendidikan 1 Tabel 2 : Luas wilayah, penduduk seluruhnya, dan penduduk usia sekolah 2 Tabel 3 : Jumlah desa, desa terpencil, tingkat kesulitan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) DINAS PENDIDIKAN KOTA PROBOLINGGO Tahun

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) DINAS PENDIDIKAN KOTA PROBOLINGGO Tahun BAB I PENDAHULUAN Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas merupakan mandat yang harus dilakukan Bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan Negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun) URUSAN WAJIB: PENDIDIKAN PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya Budi Pekerti, 1 Persentase pendidik yang disiplin Tata Krama

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP,

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010 RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010 Drs. Alexius Akim, MM. Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Barat RAKOR GUBERNUR KALBAR

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) INDIKATOR (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DINAS PENDIDIKAN Jalan Ahmad Yani No. 05 Ngawi Kode Pos : 63202, Tromol Pos 09 Tlp. (0351) 79198 Fax. (0351) 79078 Email :

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal terdapat 11

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN

BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN 2.1. Tugas Pokok,Fungsi dan Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas-Dinas

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali mempunyai berbagai aturan yang dibuat oleh Bupati untuk menata kabupaten ataupun untuk mencapai

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Nama SKPD : DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Visi : Terwujudnya Layanan Pendidikan, Pemuda Olahraga Rote Ndao yang berkembang, bermutu, unggul terjangkau Misi : 1 Memperluas

Lebih terperinci

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP) LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP) Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan kewajiban

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU

DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU KECAMATAN LAMANDAU TAHUN 2014 I. Dasar Hukum A. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 16 Tahun 2008

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD GAMBARAN PELAYANAN SKPD Bab ini menjabarkan tentang Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. BAB 2 2.1.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ratahan, Maret 2018 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA,

KATA PENGANTAR. Ratahan, Maret 2018 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA, KATA PENGANTAR Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 memperlihatkan angka transisi atau angka melanjutkan ke SMP/sederajat dan ke SMA/sederajat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Sebagaimana angka

Lebih terperinci

FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh

FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh NAMA PPID SKPK/UNIT KERJA FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh No Nama informasi/dokumentasi Ringkasan Isi Informasi

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2014 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PERIODE

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PERIODE RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PERIODE 2013-2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR Jalan Nyaman Nomor 01 Kelurahan Tengah Kecamatan Cibinong Tahun 2014 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BAB II KEADAAN UMUM INSTANSI

BAB II KEADAAN UMUM INSTANSI BAB II KEADAAN UMUM INSTANSI Pada bab dua ini membahas mengenai keadaan umum instansi Disdik Kota Bandung, seperti sejarah, kronologis terbentuknya instansi, visi misi, sasaran strategi instansi, dan struktur

Lebih terperinci

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 tanggal 14 Nevember 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN BAB I BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian 415 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian sebagaimana dikemukakan pada Bab IV, maka berikut ini disajikan kesimpulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data 50 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode 2001-2012. Data

Lebih terperinci

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN Pembagian urusan pemerintahan sesuai asas desentralisasi dalam sistem pemerintahan yang mensyaratkan adanya pembagian urusan yang jelas antara Pemerintah dengan

Lebih terperinci

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan pendidikan nasional

Lebih terperinci

Perda Kab. Belitung No. 15 Tahun

Perda Kab. Belitung No. 15 Tahun PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Jln. Ki Josuto, Kulon Progo, 55611 Tlp. (0274) 774535 KATA PENGANTAR Penyusunan Profil Data Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dalam rangka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 21 Pelayanan SKPD Tantangan Peluang 24

DAFTAR ISI. 21 Pelayanan SKPD Tantangan Peluang 24 DAFTAR ISI DAFTAR ISI I BAB 1 : PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Landasan Hukum 3 1.3 Maksud dan Tujuan 5 1.4 Sistematika Rencana Strategis 6 1.5 Hubungan Rencana Strategi dengan Dokumen Perencanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR DUA BELAS TAHUN DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR A. Tujuan dan Sasaran Strategis Berdasarkan pada amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta misi dan visi Dinas

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR INDIKATR KINERJA UTAMA DINAS PRVINSI JAWA TIMUR Visi : Terwujudnya insan yang cerdas, berakhlak, profesional, dan berbudaya Misi Tujuan : 1. Mewujudkan pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan pada

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang : 1. bahwa dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A, Lampiran Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar Nomor : 420/Kpts.203-Disdikbud Tanggal : 27 Oktober 2014 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dilingkungan Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22 BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 336 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA BANDUNG PADA PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KEAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Sumatera Utara Tahun 2016

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Sumatera Utara Tahun 2016 Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Sumatera Utara Tahun 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud dan Tujuan... 1 1.3. Profil Dinas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEJIK VISI DAN MISI 1. Pernyataan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Landasan Hukum... 4 1.3 Maksud dan Tujuan... 5 1.4 Sistematika Penulisan... 5 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 217-221 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN MAROS DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar belakang...

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA PERATURAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 39 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

- 1 - BUPATI BANYUWANGI - 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH SERTA PENCANTUMAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN 5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN No. Jabatan 1. Kepala Dinas memimpin, mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi daerah di bidang pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016 PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016 < 1 Visi Dinas Pendidikan Terwujudnya Ketersediaan, Keterjangkauan, Kesetaraan dan Kualitas Layanan Pendidikan Untuk Membentuk Masyarakat

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Program dan Kegiatan yang Direncanakan Pembangunan pendidikan di Kabupaten Barru didesain dalam rangka

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN

KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN Kebijakan Pendidikan Working Paper: Investing in Indonesia s Education: Allocation, Equity, and Efficiency of Public Expenditures, World Bank

Lebih terperinci

Profil Pendidikan 2012

Profil Pendidikan 2012 Profil Pendidikan 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan atas limpahan rahmat-nya sehingga Profil Dinas Pendidikan ini dapat diselesaikan. Penyusunan profil pendidikan dilakukan bertujuan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR 5.1. Matriks Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Pendanaan Indikatif Berdasarkan

Lebih terperinci