ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN NILA GMT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN NILA GMT"

Transkripsi

1 ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN NILA GMT (Genetically Male Tilapia) PADA ANGGOTA KELOMPOK TANI BUNISARI DI DESA CARINGIN WETAN KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN SUKABUMI WINDA PRATIWI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 i PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Risiko Produksi Pembenihan Ikan Nila GMT (Genetically Male Tilapia) pada Anggota Kelompok Tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau kutipan dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor Bogor, Juli 2013 Winda Pratiwi NIM H

4 ii ABSTRAK WINDA PRATIWI. Analisis Risiko Produksi Pembenihan Ikan Nila GMT (Genetically Male Tilapia) pada Anggota Kelompok Tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi. Dibimbing oleh ANNA FARIYANTI Salah satu jenis akuakultur adalah budidaya pembenihan ikan nila GMT (Genetically Male Tilapia) di Sukabumi. Usaha pembenihan ikan nila GMT diusahakan oleh anggota kelompok tani Bunisari terdapat kendala risiko produksi, terlihat dari fluktuasi Mortalitas Rate (MR) ikan nila GMT. Proses identifikasi sumber-sumber dari kegiatan usaha benih ikan nila GMT yang dijalankan oleh anggota kelompok tani Bunisari, menggunakan analisis deskriptif dan kemudian mengidentifikasi kemungkinan dan dampak risiko yang dihasilkan dari sumber risiko menggunakan Z-Score dan Value at Risk (VaR ). Tujuan penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi dan menganalisis sumbersumber risiko produksi pada pembenihan ikan nila GMT pada anggota kelompok tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi, 2) mengukur dan menganalisis probabilitas dan dampak dari sumber risiko produksi pada pembenihan ikan nila GMT di anggota kelompok tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi, dan 3) menganalisis berbagai alternatif strategi yang dapat diterapkan untuk menangani risiko produksi yang dihadapi oleh kegiatan usaha benih ikan nila GMT pada anggota kelompok tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamtan Caringin Kabupaten Sukabumi. Sumber-sumber risiko kegiatan usaha pembenihan ikan nila GMT di anggota kelompok tani Bunisari adalah cuaca, keterampilan pekerja, hama, dan penyakit. Hasil analisis probabilitas atau kemungkinan risiko yang paling besar adalah faktor cuaca dan diikuti oleh keahlian pekerja, hama dan penyakit. Adapun analisis dampak sumber risiko yang paling besar adalah penyakit dan diikuti oleh cuaca, hama dan keterampilan pekerja. Strategi manajemen risiko yang dilakukan untuk sumber risiko hama, penyakit dan keahlian petani menggunakan strategi pencegahan dan risiko yang ditimbulkan oleh sumber cuaca menggunakan strategi pencegahan dan mitigasi. Kata kunci: Pembenihan Ikan Nila GMT, Risiko Produksi ABSTRACT WINDA PRATIWI. Risk Analysis of Tilapia Hatchery Production GMT (Genetically Male Tilapia) At Farmer Group Bunisari in the Caringin Wetan village Caringin Sukabumi District. Supervised by ANNA FARIYANTI One type of aquaculture is the farming of tilapia hatchery GMT (Genetically Male Tilapia) in Sukabumi. Tilapia hatchery operations GMT cultivated by the farmer group members Bunisari. But in business there are members of farmer

5 iii group Bunisari production risk constraints, seen from fluctuations Mortality Rate (MR) tilapia. The process of identifying the sources of the operations of tilapia fish GMT which is run by members of farmer group Bunisari, using descriptive analysis and then identify the likelihood and impact of risks resulting from risk sources use the Z-Score and Value at Risk (VaR). The purpose of this study was 1) to identify and analyze the sources of risk in the production of tilapia hatchery GMT on members of farmer group Bunisari in the Caringin Wetan village Caringin Sukabumi District, 2) to measure and analyze the probability and impact of risk sources on the production of tilapia hatchery GMT in members of farmer group Bunisari in the Caringin Wetan village Caringin Sukabumi district, and 3) to analyze the various alternative strategies that can be applied to address production risks faced by the business activities of tilapia fish GMT on members of farmer group Bunisari in the Caringin Wetan village Caringin Sukabumi District. Risk sources of tilapia hatchery operations GMT on farmer group members Bunisari is weather, worker skills, pests, and diseases. Probability or likelihood analysis results is greatest risk factor followed by the weather and worker skills, pests and diseases. The analysis of the impact of the greatest sources of risk are followed by disease and weather, pests and worker skills. Risk management strategy that is done for a source of risk pets, disease and expertise of farmers using prevention strategies and the risks posed by weather sources use prevention and mitigation strategies. Keywords: Fish Hatcheries Tilapia GMT, Production Risk

6 iv

7 iii Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitiann, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

8

9 v ANALISIS RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN NILA GMT (Genetically Male Tilapia) PADA ANGGOTA KELOMPOK TANI BUNISARI DI DESA CARINGIN WETAN KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN SUKABUMI WINDA PRATIWI Skripsi Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

10

11 vii Judul Proposal Nama NIM : Analisis Risiko Produksi Pembenihan Ikan Nila GMT (Genetically Male Tilapia) pada Anggota Kelompok Tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi : Winda Pratiwi : H Disetujui oleh Dr Ir Anna Fariyanti, MSi Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus :

12 viii PRAKATA Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2011 sampai Maret 2013 ini ialah Risiko Produksi, dengan judul Analisis Risiko Produksi Pembenih Ikan Nila GMT (Genetically Male Tilapia) pada Anggota Kelompok Tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Anna Fariyanti MSi selaku pembimbing, Bapak Dr Ir Suharno MAdev selaku penguji umum, Ibu Anita Primaswari W SP MSi selaku penguji akademik, Ibu Dr Ir Netti Tinaprilla MM selaku evaluator, Zulfi Amd selaku pembahas yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dra Yusalina MSi selaku pembimbing akademik, Anggota kelompok tani Bunisari Sutisna dan Aa Sudarwin yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua (Bapak Edi Saputra dan Ibu Rosmiati) yang selalu setia mendukung, memberikan semangat atas doa dan kasih sayangnya. Semoga skripsi ini menjadi salah satu kado terindah. Teman dan Sahabat satu tempat penelitian (Dameria Novandina, Henry J.A, dan Amelia Qodhariyah) dan tante Ai Lilah Yunani dan keluarga atas waktu, tempat, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. Teman - teman seperjuangan Alih Jenis Agribisnis angkatan 1 atas motivasi dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juli 2013 Winda Pratiwi

13 ix DAFTAR ISI DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 6 TINJAUAN PUSTAKA 6 Agribisnis Pembenihan Ikan Nila 6 Risiko Agribisnis Pembenihan Ikan 7 Sumber - Sumber Risiko Usaha Pembenihan Ikan 7 Peluang dan Dampak Risiko Produksi Perikanan 8 Strategi Alternatif Risiko Usaha Perikanan 8 KERANGKA PEMIKIRAN 9 Kerangka Pemikiran Teoritis 9 Konsep Risiko 10 Sumber - Sumber Risiko 11 Manajemen Risiko 11 Pengukuran Risiko 12 Penanganan Risiko 13 Kerangka Pemikiran Operasional 16 METODE PENELITIAN 17 Lokasi dan Waktu Penelitian 17 Jenis dan Sumber Data 17 Metode Pengumpulan Data 18 Metode Pengolahan dan Analisis Data 19 Analisis Deskriptif 19 Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko 20 Analisis Dampak Risiko 21 Alternatif Strategi 22 HASIL DAN PEMBAHASAN 23 Karakteristik Responden 23 Aktivitas Budidaya Ikan Nila GMT di Kelompok Tani Bunisari 24 Persiapan Media Pendederan 24 Penebaran dan Pemeliharaan Benih 25 Pemanenan Benih 25 Identifikasi Sumber - Sumber Risiko Produksi 25 Analisis Probabilitas Sumber Risiko Produksi 32 Analisis Dampak Sumber Risiko Produksi 34 Pemetaan Risiko Produksi 36 Alternatif Strategi Penanganan Risiko Produksi 38

14 x xii SIMPULAN DAN SARAN 40 Simpulan 40 Saran 40 DAFTAR PUSTAKA 41

15 xi DAFTAR TABEL 1 Volume produksi perikanan nasional tahun Volume produksi perikanan budidaya kolam menurut provinsi di pulau Jawa tahun Produksi perikanan budidaya pembesaran kolam menurut jenis ikan beberapa kabupaten di Jawa Barat tahun Produksi pembenihan di kolam menurut jenis ikan di Kab Sukabumi tahun Fluktuasi Mortalitas Rate (MR) benih ikan nila GMT di kelompok tani Bunisari tahun Karakterisitik responden berdasarkan umur 23 7 Produksi pembenihan ikan nila GMT kelompok tani Bunisari tahun Sumber risiko faktor cuaca pembenihan ikan nila GMT pada kelompok tani Bunisari 27 9 Sumber risiko keahlian pekerja pembenihan ikan nila GMT pada kelompok tani Bunisari Sumber risiko hama pembenihan ikan nila GMT pada kelompok tani Bunisari Sumber risiko penyakit pembenihan ikan nila GMT pada kelompok tani Bunisari Probabilitas risiko dari sumber risiko Dampak risiko dari sumber risiko produksi Status risiko dari sumber risiko produksi 36 DAFTAR GAMBAR 1 Rangkaian kejadian risiko dan ketidakpastian 10 2 Pengelolaan risiko 12 3 Peta risiko 13 4 Preventif risiko 14 5 Mitigasi risiko 15 6 Kerangka operasional penelitian 17 7 Peta risiko 23 8 Alur kegiatan pembenihan ikan nila GMT di kelompok tani Bunisari 24 9 Hasil pemetaan sumber risiko produksi 38 DAFTAR LAMPIRAN 1 Data produksi benih ikan nila GMT anggota Kelompok Tani Bunisari Bapak Sudarwin 43

16 ix xii 2 Data produksi benih ikan nila GMT anggota kelompok tani Bunisari Bapak Warsito 44 3 Data produksi benih ikan nila GMT anggota kelompok tani Bunisari Bapak Suhandi 46 4 Rekapitulasi sumber-sumber risiko anggota kelompok tani Bunisari... 48

17 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sub-sektor perikanan merupakan salah satu sumber daya yang sangat berpotensi sebagai salah satu tumpuan ekonomi nasional dimasa mendatang. Pertumbuhan perikanan berkaitan dengan perannya menunjang persediaan pangan nasional, meningkatkan iklim usaha perikanan, meningkatkan partisipasi masyarakat demi meningkatkan pendapatan dan tingkat ekonomi masyarakat pada umumnya. Tabel 1 produksi perikanan nasional meningkat sebesar 6.2 persen per tahun, yakni dari juta ton pada tahun 2010 menjadi juta ton pada tahun Capaian produksi perikanan tersebut didukung oleh kontribusi produksi perikanan budidaya yang terus mengalami kenaikan, yakni mencapai persen per tahun selama periode tahun Tabel 1 Volume produksi perikanan nasional tahun Rincian Tahun (Ton) Kenaikan Rata-Rata (%) Penangkapan Perikanan Laut Perairan Umum Budidaya Budidaya Laut Tambak Kolam Keramba Jaring Apung Sawah Jumlah Sumber : KKP, Peningkatan volume produksi perikanan budidaya tahun memperlihatkan bahwa program prioritas pembangunan kelautan dan perikanan saat ini lebih fokus pada upaya peningkatan produksi perikanan budidaya. Terlihat dari visi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar tahun Target peningkatan produksi tersebut dicanangkan sebesar 353 persen dan peningkatan produksi perikanan budidaya merupakan andalan untuk dapat mewujudkan visi KKP. Volume produksi perikanan budidaya yang lebih besar dibanding perikanan tangkap, menunjukkan perkembangan yang pesat pada perikanan budidaya. Menurut laporan FAO yang berjudul The State of World Fisheries and Aquaculture 2012 menyebutkan bahwa hampir 30 persen sumber daya

18 2 perikanan dunia telah dieskploitasi secara berlebihan dan 57 persen telah tereksploitasi secara penuh dan berada dalam batas maksimal produksi yang berkelanjutan. Adanya kesulitan dalam upaya meningkatkan produksi kegiatan perikanan tangkap, memberikan tantangan bagi peningkatan produksi perikanan Indonesia untuk kembali bertumpu pada perikanan budidaya. Diprediksi mampu menaikkan produksi perikanan budidaya di masa mendatang. Tabel 2 memperlihatkan, bahwa volume produksi perikanan budidaya yang mengalami peningkatan terbesar dari tahun terdapat di daerah Jawa Barat. Tahun 2005 volume produksi perikanan di Jawa Barat sebesar ton dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2010 sebesar ton. Tabel 2 Volume produksi perikanan budidaya kolam menurut provinsi di pulau Jawa tahun Provinsi Jumlah (Ton) DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I Yogyakarta Jawa Timur Banten Sumber: BPS Republik Indonesia, 2010 Salah satu perikanan budidaya yang diusahakan di daerah Jawa Barat adalah ikan nila yang terdapat di Kabupaten Sukabumi, dimana budidaya ikan nila di Kabupaten Sukabumi meliputi budidaya pembesaran dan pembenihan. Tabel 3 terlihat bahwa jumlah produksi perikanan budidaya pembesaran untuk ikan nila di Kabupaten Sukabumi paling besar dari budidaya jenis ikan lainnya sebesar 154 ton. Tabel 3 Produksi perikanan budidaya pembesaran kolam menurut jenis ikan beberapa Kabupaten di Jawa Barat tahun 2010 Kabupaten Jenis Ikan (Ton) Mas Nila Nilem Mujair Gurami Tawes Lele Ciamis Tasikmalaya Garut Cianjur Sukabumi Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sukabumi, 2011 Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu budidaya pembesaran, akan tetapi jumlah produksi yang dihasilkan lebih sedikit dari pada Kabupaten lainnya di Jawa Barat. Salah satu untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya

19 3 khususnya pembesaran maka ketersediaan akan pasokan benih harus lebih besar lagi khususnya benih ikan nila. Peranan sektor perbenihan menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan benih yang bermutu dan penyediaan induk unggul yang akan dicapai melalui sistem perbenihan perikanan budidaya yang tangguh. Terlihat pada Tabel 4 perikanan budidaya pembenihan ikan nila pada tahun 2011 memiliki jumlah paling besar dari jenis pembudidayaan ikan air tawar lainnya, khususnya di daerah Kabupaten Sukabumi. Pembenihan ikan nila mengalami peningkatan yang bagus di tahun Tercatat, produksi pembenihan ikan nila sebesar ribu ekor. Hasil perolehan pembenihan ikan nila di Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu penyumbang untuk meningkatkan pencapaian terbesar produksi benih nasional ikan air tawar sebesar ekor atau sebesar persen dan ini merupakan pencapaian terbesar dari data produksi benih ikan air tawar dan benih ikan air payau/laut sampai dengan triwulan kedua tahun 2011, produksi benih telah mencapai ekor atau persen. Tabel 4 Produksi pembenihan di kolam menurut jenis ikan di Kab Sukabumi tahun 2011 Jenis Ikan Jumlah (1000 ekor) Nila Mas Bawal Tawar Lele Patin Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sukabumi, 2011 (Diolah) Ikan nila merupakan ikan yang disukai oleh berbagai kalangan karena mudah dipelihara, dapat dikonsumsi, dan mempunyai rasa daging yang enak serta tebal. Nila merupakan jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara luas di Indonesia. Teknologi budidayanya sudah dikuasai dengan tingkat produksi yang cukup tinggi. Jenis ikan nila yang telah berkembang di masyarakat adalah nila hitam dan nila merah. Jenis perbaikan genetik yang telah berhasil dikembangkan adalah nila Genetically Supermale Indonesia Tilapia (GESIT), nila Japan for International Cooperation Agency (JICA), nila Merah Strain Janti (LARASTI), nila Bogor Enchande Strain Tilapia (BEST), nila Ras Wanayasa (NIRWANA). Perbaikan genetika dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan beberapa instansi terkait seperti Departemen Kelautan dan Perikanan, dan Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Sentuhan teknologi berhasil mewujudkan perbaikan mutu genetika dan dinamakan ikan Nila GESIT, yang telah diperkenalkan pada akhir Ikan nila GESIT ini apabila dikawinkan dengan betina normal akan menghasilkan anakan, berupa benih unggul yang sekitar persen adalah monosex jantan Genetically Male Tilapia (GMT). Anakan ini memiliki ukuran seragam dan akan tumbuh lebih cepat dibandingkan populasi ikan nila biasa, salah satu daerah yang membudidayakan benih ikan nila GMT adalah Kabupaten Sukabumi. Nila sendiri dapat memanfaatkan plankton dan perifiton, serta dapat mencerna Blue

20 4 Green Algae, nila mempunyai pertumbuhan cepat, nila mempunyai sifat omnivora (pemakan nabati maupun hewani), sehingga usaha budidayanya sangat efisien dan berpotensi untuk dikembangkan di kabupaten Sukabumi. Potensi dan peluang ini tidak terlepas dari berbagai kendala yakni tingkat risiko yang dihadapi. Usaha pembenihan ikan nila memiliki tingkat risiko yang relatif besar jika dibandingkan usaha pembesaran ikan nila, dikarenakan pada usaha pembesaran ikan nila relatif bisa bertahan hidup dalam kondisi air yang tidak begitu bagus. Beberapa sumber risiko lainnya yang merupakan kendala dalam usaha pembenihan ikan nila adalah faktor cuaca, fluktuasi harga benih ikan, penyakit white spot, kerusakan peralatan teknis, fluktuasi harga pakan, serangan hama dan penyakit, tenaga kerja yang tidak terampil Mengingat adanya risiko produksi dalam pembudidayaan benih ikan nila. Maka perlu dilakukan kegiatan untuk mengelola risiko yang dihadapi tersebut. Keputusan yang tepat sehingga risiko yang dihadapi dapat dihindari ataupun dikurangi. Upaya-upaya tersebut untuk dapat meminimalisasi risiko yang akan dan belum terjadi. Petani harus mengetahui terlebih dahulu sumber-sumber yang menyebabkan terjadinya risiko. Perumusan Masalah Kegiatan usaha pemeliharaan benih ikan nila GMT milik anggota kelompok tani Bunisari yang berada di Desa Caringin Wetan, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi telah berdiri sejak tahun Kegiatan usaha benih ikan nila GMT dimulai pada tahun Benih ikan nila GMT pada awalnya diberikan kepada anggota kelompok tani Bunisari secara gratis oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Akan tetapi setelah pemeliharaan benih ikan nila GMT berhasil dibudidayakan di kelompok tani Bunisari maka secara mandiri anggota kelompok tani Bunisari membelinya dari BBPBAT Sukabumi. Kelompok tani Bunisari merupakan salah satu usaha kecil yang bergerak dalam kegiatan usaha benih ikan nila. Kelompok tani Bunisari dalam menjalankan kegiatan usaha pemeliharaan benih ikan nila GMT mengalami kendala yang menyebabkan terjadinya fluktuasi tingkat kematian benih atau Mortalitas Rate (MR). Hal ini mengindikasikan bahwa usahatani benih ikan nila memiliki risiko yaitu risiko produksi. Tingkat kematian produksi benih ikan nila mengalami fluktuasi dari bulan Januari 2011 hingga Desember Beberapa faktor yang menyebabkan fluktuasi produksi benih ikan nila yaitu kualitas induk, inbreeding (perkawinan individu yang memiliki kerabat dekat, salah satu dampak yang dirasakan adalah menurunkan kualitas benih), tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate), iklim, suhu, kualitas air, keahlian pekerja, hama, penyakit, dan faktor cuaca yang sering mengalami perubahan drastis sehingga suhu air kolam ikut mengalami perubahan serta pada musim hujan sehingga mengakibatkan kematian benih ikan nila mencapai 80 persen merupakan beberapa risiko produksi dalam budidaya perikanan. Berikut ini, Tabel 5 yang menunjukkan fluktuasi tingkat kematian produksi benih ikan nila GMT yang dihasilkan oleh kolam pemeliharaan benih ikan nila GMT pada anggota kelompok tani Bunisari.

21 5 Tabel 5 Fluktuasi mortalitas rate (MR) benih ikan nila GMT di kelompok tani Bunisari tahun Bulan Jumlah Benih (Ekor) Jumlah Benih (Ekor) MR Tebar Panen (%) Tebar Panen Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Sumber: Kelompok Tani Bunisari, 2012 Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan usaha pembenihan ikan nila GMT pada anggota kelompok tani Bunisari di Desa Caringin Wetan, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi terdapat risiko produksi yang menyebabkan kerugian bagi petani. Oleh karena itu, dilakukan penelitian risiko produksi tersebut. Dengan demikian terdapat beberapa hal yang akan dikaji berikut ini: 1. Apakah ada sumber risiko baru yang mempengaruhi produksi benih ikan nila yang dihadapi oleh anggota kelompok tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi? 2. Bagaimana dampak dan probabilitasnya terhadap produksi pembudidayaan pembenihan ikan nila dalam kegiatan usaha yang dijalankan oleh anggota kelompok tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi? 3. Apa saja alternatif strategi yang dapat direkomendasikan kepada anggota kelompok tani Bunisari menyangkut risiko produksi yang dihadapinya? MR (%) Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber risiko produksi pada pembenihan ikan nila GMT pada anggota kelompok tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi. 2. Mengukur dan menganalisis probabilitas dan dampak dari sumber risiko produksi pada pembenihan ikan nila GMT di anggota kelompok tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi.

22 6 3. Menganalisis berbagai alternatif strategi yang dapat diterapkan untuk menangani risiko produksi yang dihadapi oleh kegiatan usaha benih ikan nila GMT pada anggota kelompok tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin Kabupaten Sukabumi. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini antara lain: 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi petani pembenihan ikan nila dalam meminimalisir risiko. 2. Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi pemerintah daerah Sukabumi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menyusun program pembangunan sektor perikanan dan budidaya khususnya budidaya pembenihan ikan nila. 4. Sebagai wahana bagi peneliti untuk mengaplikasikan pengetahuan risiko bisnis secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Ruang Lingkup Penelitian Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah analisis risiko produksi pada benih ikan nila GMT berumur 20 hari dan dilakukan di anggota kelompok tani Bunisari sebanyak empat orang dari 13 petani. Pemilihan sebanyak empat orang anggota kelompok dikarenakan bahwa empat orang petani mempunyai data yang kontinu untuk menganalisis risiko produksi kegiatan usaha benih ikan nila GMT yang terdapat di kelompok tani Bunisari. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Pembenihan Ikan Nila Ikan nila jantan memiliki kecepatan pertumbuhan dua kali lebih cepat dibandingkan ikan nila betina. Ikan nila yang dipelihara secara tunggal jantan saja lebih cepat tumbuh dibandingkan ikan yang dipelihara secara campuran jantan dan betina. Upaya untuk menghasilkan benih monosex reversal, GMT dan YY pada ikan nila memberikan hasil yang sama dalam meningkatkan nisbah kelamin jantan 94 persen dari 57 persen (populasi normal). Pada tahap pendederan I (ukuran panen 2.5 cm) benih GMT dan benih YY dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan benih sex reversal dan benih normal. Benih GMT memiliki nisbah kelamin yang tinggi dan laju pertumbuhan yang lebih cepat, oleh karena itu benih GMT sangat prospektif untuk dikembangkan dalam budidaya ikan nila (Saputra, 2007). Usaha pembenihan ikan nila dapat dilakukan di kolam, sawah dan di perairan umum dalam keramba jaring apung. Pembenihan adalah suatu usaha mengembangbiakan ikan nila yang menghasilkan ikan berukuran benih untuk kegiatan budidaya ikan selanjutnya yaitu pembesaran. Secara umum, tahap

23 7 pemeliharaan benih ikan nila dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu tahap I (ukuran < 3 cm), tahap II (ukuran3-5 cm) dan tahap III (ukuran 5-8 cm). Tahap I (ukuran < 3 cm) merupakan tahapan awal dimana dilakukan proses pemijahan oleh induk untuk menghasilkan telur yang kemudian menjadi larva serta benih. Pada tahap II (ukuran 3-5 cm), benih dapat dipelihara di kolam, bak dan sawah dengan padat penebaran ekor/m 2. Benih ukuran ini umumnya digunakan untuk usaha pendederan dan pembesaran baik secara intensif maupun tradisional. Pada tahap III (ukuran 5-8 cm), benih dapat dipelihara di kolam, bak dan KJA dengan padat penebaran 4-5 ekor/m 2. Adapun faktor yang paling berpengaruh dalam budidaya pembenihan ikan nila adalah musim kemarau panjang (Idaman, 2008). Salah satu penyebab terjadinya penurunan produksi pembenihan ikan nila adalah penggunaan faktor-faktor produksi yang tidak optimal. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap usaha pembenihan ikan nila meliputi tanah/lahan, tenaga kerja, modal, pakan, obat, jenis induk, kapur dan sebagainya (Sutiah, 2008). Soemarno (2008), menyatakan bahwa perkembangan produksi ikan nila merah sangat pesat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ikan nila merah mudah dipelihara, laju pertumbuhan dan perkembangbiakan cepat, serta tahan terhadap serangan penyakit dan hama. Selain itu ikan nila merah dapat hidup di berbagai media seperti kolam air tenang, kolam air deras, kantung jaring apung, karamba, sawah, bahkan dalam tambak. Usaha pembesaran ikan nila mengandung risiko yang lebih kecil dibanding tingkat usaha lain karena tingkat mortilitas ikan yang dibudidayakan rendah. Ada tiga faktor penting yang harus diperhatikan dalam usaha pembesaran ikan nila merah, yaitu: kualitas benih, kualitas pakan yang diberikan dan kualitas air. Risiko Agribisnis Pembenihan Ikan Beberapa penelitian terdahulu mengenai risiko, khususnya yang membahas tentang aspek produksi diperlukan sebagai informasi bagi penulis dalam melakukan penelitian. Hasil penelitian diperlukan sebagai bahan pembelajaran untuk melakukan penelitian selanjutnya. Risiko agribisnis pada penelitian risiko produksi benih ikan meliputi sumber-sumber risiko, peluang dan dampak risiko, strategi alternatif, dan metode analisis risiko. Sumber - Sumber Risiko Usaha Pembenihan Ikan Identifikasi sumber-sumber risiko merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk memperoleh penyebab risiko dan kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan kerugian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sahar (2010) dalam manajemen risiko pembenihan larva ikan bawal air tawar, Siregar (2011) yang melakukan analisis risiko produksi pembenihan lele dumbo, Silaban (2011) yang melakukan analisis risiko produksi ikan hias, Saputra (2011) yang melakukan analisis risiko produksi pembenihan Patin Siam (Pangasius Hyphothalmus) dan Ferdian (2011) dalam manajemen risiko pembenihan ikan Lele Sangkuriang bahwa faktor cuaca yang dapat mempengaruhi adalah keadaan suhu air kolam, hama dan penyakit merupakan sumber risiko yang dihadapi di perikanan khususnya dipembenihan. Faktor manusia merupakan sumber risiko

24 8 yang terdapat dalam penelitian Ferdian (2011), Siregar (2011), Silaban (2011), dan Saputra (2011). Selain itu Sahar (2010) menambahkan bahwa fluktuasi harga jual dan fluktuasi harga pakan merupakan sumber risiko yang dihadapi perusahaan. Saputra (2011) mengemukakan bahwa kanibalisme merupakan sumber risiko yang dihadapi dalam risiko pembenihan ikan patin siam, dan Ferdian (2011) dan Silaban (2011) menambahkan kualitas pakan merupakan salah satu sumber risiko yang patut diperhatikan pada risiko perikanan. Berdasarkan Sunarti (2008) yang melakukan pembenihan Nila Gift, Aldira (2012) dalam pembenihan dan pembesaran ikan nila GESIT, Hasyim (2012) dalam budidaya nila nirwana bahwa pengelolaan air sangatlah penting untuk menjaga kualitas dan kuantitas media dalam pemeliharaan benih ikan karena sumber penyakit dan kematian pada benih ikan dapat disebarkan melalui media air. Kualitas air ditentukan berdasarkan kadar amoniak ( mg/l), warna (Hijau Kekuningan), oksigen terlarut (4.00 mg/l), suhu (27 o C), ph (7.93), kecerahan (35). Sumber-sumber risiko yang terdapat pada pembudidayaan benih ikan pada umumnya disebabkan oleh kualitas air yang kurang terjaga, kesalahan pembudidayaan dalam menyeleksi induk, perubahan kondisi cuaca dan iklim, serangan hama dan penyakit, tenaga kerja yang tidak terampil. Pada umumnya risiko tersebut dapat diminimalisir dengan cara melakukan penanganan yang intensif dalam menghadapi berbagai sumber-sumber risiko yang dihadapi. Peluang dan Dampak Risiko Produksi Perikanan Peluang dan dampak risiko produksi perikanan khususnya pada pembenihan oleh Ferdian (2011) mengemukakan bahwa risiko produksi pembenihan ikan lele sangkuriang masih sangat tinggi yaitu kemungkinan terjadinya penyimpangan hasil pada setiap kali produksi sebesar persen. Siregar (2011), Saputra (2011), dan Sahar (2010) menyatakan faktor cuaca yaitu musim kemarau merupakan status risiko terbesar dari risiko produksi pembenihan ikan. Status risiko merupakan hasil perkalian dari probabilitas dan dampak yang terdapat dari sumber-sumber risiko yang terdapat pada masingmasing analisis risiko produksi pembenihan ikan. Musim kemarau menyebabkan perubahan dari kualitas air yang dapat mempengaruhi pemijahan induk untuk menghasilkan larva. Batas persentase yang digunakan untuk penentuan akan probabilitas dan penggunaan selang kepercayaan dalam penentuan dampak ditetapkan oleh pemilik usaha. Terdapat beberapa kesamaan dari topik dan komoditas, akan tetapi terdapat perbedaan dari jenis komoditas yang diusahakan, penelitian Sahar (2010), Siregar (2011), Saputra (2011), dan Ferdian (2011) memiliki kesamaan menggunakan alat analisis z-score dan VaR (Value at Risk), berbeda dengan Silaban (2011) yang menggunakan alat analisis variance, standart deviation, dan coefficient variance. Strategi Alternatif Risiko Usaha Perikanan Ferdian (2011) mengemukakan terdapat dua alternatif pengelolaan risiko dalam manajemen risiko pembenihan ikan lele sangkuriang yaitu strategi preventif dan mitigasi. Strategi preventif dengan cara meningkatkan kinerja manajemen operasional produksi, menjaga keadaan lingkungan budidaya, menjalin kerjasama dengan pemasok pakan alami dan melakukan kultur pakan alami. Sedangkan strategi mitigasi yang dilakukan yaitu melakukan pergantian

25 9 air, tindak cepat dalam menangani benih yang terserang penyakit serta melakukan penyortiran berkala. Strategi pengelolaan manajemen risiko pembenihan larva ikan bawal air tawar dari hasil penelitian Sahar (2010) yaitu menggunakan strategi preventif dengan cara membuat Standard Operation Procedure (SOP), melengkapi sarana dan prasarana produksi, mengoptimalkan sumberdaya manusia dengan cara membuat job description, pemilihan induk yang berkualitas, sistem kontrak dengan pemasok dan kontrak penjualan larva dengan pelanggan serta melakukan pengendalian penyakit. Strategi mitigasi yang dilakukan untuk memperkecil dampak dari faktor cuaca dan fluktuasi harga jual dengan cara membuat unit bisnis pendederan.siregar (2010) dalam analisis risiko produksi pembenihan lele dumbo mengemukakan hasil strategi preventif yaitu mengatasi perubahan suhu air dengan membuat atau membangun naungan atau penutup diatas kolam pemeliharaan untuk menghindari terjadinya kontak langsung dengan perubahan cuaca yang terjadi. Meningkatkan daya tahan terhadap peralihan cuaca dengan memasang aerator untuk menyuplai kebutuhan oksigen khususnya jika sedang terjadi hujan, mencegah serangan hama dengan menutup bagian permukaan kolam menggunakan jaring dan mengontrol keberadaan dan perkembangbiakan hama disekitar lingkungan kolam. Saputra (2011) mengusulkan strategi preventif adalah dengan menutup seluruh atap tandon sehingga pada saat turun hujan, air hujan tidak masuk ke dalam tandon, sehingga air yang berada dalam tandon tetap terjaga kualitasnya. Benih patin yang sudah terkena penyakit sebaiknya benih patin tersebut dipisahkan dari benih yang sehat, lalu diobati secara intensif. Hal tersebut untuk mencegah agar penyakit tidak menyebar kepada benih yang lain. Pengggunaan selang sipon juga harus diperhatikan dengan baik, setelah membersihkan kotoran di dalam akuarim dengan selang sipon, pihak perusahaan harus merendam terlebih dahulu dengan air garam sebelum digunakan untuk menyipon akuarium yang lain. Hal tersebut mencegah apabila disatu akuarium terdapat bakteri atau virus yang menyebabkan penyakit, tidak menyebar kepada akurium lainnya melalui selang sipon. Strategi preventif yang diusulkan terkait dengan upaya untuk mencegah fluktuasi suhu air melebihi batas yang bisa ditolerir oleh benih patin adalah dengan membuat jadwal kepada karyawan DFC untuk mengontrol suhu air yang ada didalam ruangan. memperhatikan dosis penyuntikan secara hati-hati, agar tidak terjadi kekurangan dosis yang menyebabkan telur didalam induk tidak bisa keluar pada saat proses stripping serta kombinasi dari dosis yang digunakan juga. Strategi mitigasi pada risiko kematian benih yang disebabkan oleh kesalahan penyuntikan induk dan musim kemarau. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari beberapa teori-teori yang relevan dengan penelitian. Adapun kerangka pemikiran teoritis

26 10 yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep, sumber-sumber, manajemen, pengukuran, dan penanganan risiko. Konsep Risiko Harwood et al (1999) mengatakan bahwa risiko merupakan kemungkinan kejadian yang menimbulkan kerugian bagi pelaku bisnis yang mengalaminya. Risiko berhubungan dengan suatu kejadian, dimana kejadian tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadi dan tidak terjadi. Jika terjadi, ada akibat berupa kerugian yang ditimbulkan. Salah satu bisnis yang mempunyai risiko tinggi yaitu kegiatan pada bidang pertanian. Aktivitas sehari-hari petani sebagai pelaku bisnis selalu dihadapkan dengan suatu perubahan yang terus menerus mengenai produk, harga, pendapatan dan lainnya. Produksi yang dihasilkan mungkin lebih baik atau lebih buruk dibandingkan dengan produksi yang diharapkan. Petani dan peternak selalu dihadapkan dengan kondisi ketidakpastian setiap harinya. Ketidakpastian ini menyebabkan bidang agribisnis sangat riskan dengan kerugian. Risiko mempunyai dua karakteristik, yaitu: (1) risiko merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa dan (2) risiko merupakan ketidakpastian bila terjadi akan menimbulkan kerugian. Secara makro, ketidakpastian bisa diklasifikasikan kedalam tiga golongan. Pertama, ketidakpastian sosial, politik, ekonomi. Misalnya; perubahan harga dan selera konsumen, konflik antar suku, dan sebagainya. Kedua, ketidakpastian alam, yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh alam. Misalnya; banjir, gempa bumi, kemarau, kebakaran hutan dan sebagainya. Ketiga, ketidakpastian manusia. Misalnya; pencurian, pembunuhan, korupsi, perang, dan sebagainya. Risiko tidak cukup dihindari, tapi harus dihadapi dengan cara-cara yang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya suatu kerugian. Rangkaian kejadian risiko dan ketidakpastian, disajikan dalam Gambar 1. Probability dan hasil dapat diketahui Probability dan hasil tidak dapat diketahui Risiko (Risk Events) Ketidakpastian (Uncertain Events) Gambar 1 Rangkaian kejadian risiko dan ketidakpastian Sumber: Debertin (1986) Debertin (1986) menyebutkan perbedaan konsep antara risiko dan ketidakpastian. Ketidakpastian lingkungan, kemungkinan hasil dan kemungkinan kejadian tersebut tidak dapat diketahui. Gambar 1 menjelaskan bahwa peristiwa dunia dapat digolongkan menjadi dua situasi yang ekstrim, yaitu kejadian yang mengandung risiko dan kejadian yang tidak pasti atau uncertainty risk. Robison dan Barry (1987) menyebutkan bahwa ketidakpastian menunjukkan peluang

27 11 suatu kejadian yang tidak dapat diketahui oleh pembuat keputusan. Peluang yang secara kuantitatif tidak dapat diketahui karena tidak ada data pendukung atau informasi untuk menghitung peluang. Selama peluang suatu kejadian tidak dapat diukur maka kejadian tersebut termasuk kedalam kategori ketidakpastian. Sumber - Sumber Risiko Menurut Harwood et al (1999) dan Moschini dan Hennessy (1990), beberapa sumber risiko yang dihadapi oleh petani diantaranya adalah risiko produksi, risiko pasar atau harga, risiko kelembagaan, risiko kebijakan dan risiko finansial. Sumber-sumber risiko tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Risiko Produksi Sumber risiko yang berasal dari kegiatan produksi diantaranya adalah gagal panen, produksi rendah, kualitas kurang baik. Hal ini bisa disebabkan oleh hama dan penyakit, curah hujan, kesalahan sumberdaya manusia, maupun teknologi. 2. Risiko Pasar atau Harga Risiko pasar bisa terjadi karena produk tidak dapat terjual. Disebabkan oleh perubahan harga output, permintaan rendah, ataupun banyak produk substitusi. 3. Risiko Kelembagaan Risiko yang ditimbulkan dari kelembagaan terjadi karena perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah, baik dari segi penggunaan pestisida dan obat-obatan, pajak, kredit. 4. Risiko Kebijakan Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan antara lain adanya kebijakan-kebijakan tertentu yang keluar dari dalam hal ini sebagai pemegang kekuasaan pemerintah yang dapat menghambat kemajuan suatu usaha. Kebijakan dalam artian tersebut membatasi gerak dari usaha tersebut. Contohnya adalah kebijakan tarif ekspor. 5. Risiko Finansial Risiko finansial terjadi karena tidak mampu membayar hutang jangka pendek kenaikan tingkat suku bunga pinjaman, piutang tak tertagih sehingga menyebabkan penerimaan produksi menjadi rendah. Sumber-sumber penyebab adanya risiko pada budidaya pertanian sebagian besar dikarenakan oleh beberapa faktor seperti perubahan iklim, suhu, cuaca, hama dan penyakit, penggunaan input serta adanya kesalahan teknis (human error) dari tenaga kerja (SDM). Risiko tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat diminimalkan sekecil mungkin, biasanya dengan melakukan berbagai cara seperti penggunaan teknologi terbaru, usaha penanganan secara intensif, serta pengadaan input yang berkualitas seperti SDM, benih/bibit dan obat-obatan. Manajemen Risiko Manajemen risiko merupakan usaha yang secara rasional ditujukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian dari risiko yang dihadapi. Pentingnya manajemen risiko diantaranya adalah menerapkan tata kelola usaha yang baik, menghadapi lingkungan usaha yang cepat berubah, mengukur risiko usaha, pengelolaan risiko yang sistematis serta untuk memaksimumkan laba.

28 12 Manajemen risiko dapat dilakukan dengan adanya kesadaran mengenai risiko yakni dapat dilakukan dengan mengidentifikasi risiko yang ada, mengukur risiko, memikirkan mengenai konsekuensi risiko-risiko yang ada, dan mengomunikasikan ke seluruh bagian berbagi risiko yang ada sehingga dapat dicari penanganannya. Manajemen risiko dilaksanakan secara terus menerus dan dimonitor secara berkala. Manajemen risiko bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan sesekali (one time event). Harwood et al (1999) mengatakan bahwa manajemen risiko dapat memaksimalkan pendapatan petani dalam hal ini melakukan pemahaman risiko yang mencakup akan adanya kesadaran tentang risiko, melakukan pengukuran risiko dan dapat mengendalikannya. Manajemen risiko meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta koordinasi dalam pengelolaan setiap risiko yang ada. Sistematika pengelolaan risiko menurut Kountur (2008) dapat dilihat pada Gambar 2. Indentifikasi risiko Daftar Risiko Evaluasi Pengukuran risiko 1. Peta risiko 2. Status risiko Penanganan risiko Usulan (penanganan risiko) Gambar 2 Pengelolaan risiko Sumber: Kountur, 2008 Pengukuran Risiko Risiko adalah peluang yang dapat diukur oleh pengambilan keputusan. Risiko tersebut berkaitan dengan variasi fluktuasi dari suatu kejadian. Risiko juga dapat diartikan sebagai sebuah distribusi frekuensi yang menggambarkan probabilitas atas berbagai kemungkinan hasil yang akan diperoleh dari sebuah investasi (Robison dan Barry, 1987). Satu hal yang perlu diperhatikan, semakin tinggi derajat ketidakpastian dan risiko sebuah investasi, return yang akan diperoleh semakin tinggi. Diperlukan pertimbangan dalam mengevaluasi pilihan yang memungkinkan dan pengambil keputusan antara lain: Besarnya risiko yang dihadapi pada saat mengambil pilihan keputusan. Sumber informasi yang sesuai untuk mengestimasi besarnya risiko yang dimasukkan, dan alternatif-alternatif untuk mengurangi kemungkinan risiko tersebut dengan mentransfer risiko ke bagian lain. Menurut Kountur (2010) bahwa risiko adalah suatu kejadian dan kejadian tersebut mengandung kemungkinan, yaitu bisa terjadi atau bisa saja tidak terjadi, dan jika terjadi ada akibat kerugian yang ditimbulkan. Dengan kata lain, semakin besar kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan semakin besar akibat kerugian yang ditimbulkan dari kejadian tersebut akan semakin besar risikonya dan sebaliknya.

29 13 Kemungkinan kejadian apakah itu kejadian berupa peristiwa maupun kejadian berupa penyimpan pada umumnya diukur dengan ukuran probabilitas yang dinyatakan dalam satuan persentasi. Akibat dari suatu kejadian apakah berupa peristiwa atau penyimpangan pada umumnya diukur dengan nilai uang. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur kemungkinan dan sebab akibat dari suatu kejadian atau cara untuk mengukur risiko yaitu metode poisson, binominal, z-score, weighted-average approximation, Value at Risk (VaR), dan individual/group approximation. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan z-score dan VaR. Z-score digunakan untuk mengukur kemungkinan kejadian berupa penyimpangan. VaR digunakan untuk mengukur akibat dari suatu kejadian. Penanganan Risiko Sikap setiap individu dalam menghadapi risiko berbeda-beda. Ada orang yang berusaha untuk menghindar, namun ada juga yang sebaliknya sangat senang dalam menghadapi risiko, sementara yang lain mungkin tidak terpengaruh dengan adanya risiko. Pemahaman atas sikap orang terhadap risiko bisa membantu untuk mengerti bahwa risiko itu penting untuk ditangani dengan baik. Risiko-risiko yang ada di dalam pertanian perlu ditangani dengan baik. Dalam menangani risiko, ada perbedaan penanganan antara kejadian-kejadian yang sangat berisiko dengan kejadian-kejadian yang kurang berisiko dan mana kejadian yang tidak terlalu berisiko. Menurut Kountur (2008), salah satu cara yang dapat digunakan untuk memimalkan kerugian dalam menangani risiko dengan melakukan penanganan risiko. Sebelum dapat menangani risiko, terlebih dahulu yang perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko merupakan gambaran kedudukan risiko di antara dua sumbu dimana sumbu vertikal menggambarkan probabilitas, dan sumbu horizontal menggambarkan dampak. Peta risiko ini dibagi kedalam empat kuadran (Gambar 3). Probabilitas (%) Besar Kuadran 1 Kuadran 2 Kecil Kuadran 3 Kuadran 4 Kecil Besar Gambar 3 Peta risiko Sumber : Kountur (2008) Dampak (Rp)

30 14 Kuadran II merupakan area dengan tingkat probabilitas sedang sampai tinggi dan tingkat dampak sedang sampai tinggi. Kuadran II terdiri dari risiko yang masuk ke dalam prioritas II atau prioritas utama. Risiko pada kuadran II terjadi akan menyebabkan terancamnya tujuan perusahaan. Kuadran III merupakan area dengan tingkat probabilitas kejadian yang tinggi, namun dengan dampak yang rendah. Risiko yang secara rutin terjadi ini tidak terlalu mengganggu pencapaian tujuan dan target perusahaan. Kadangkadang terasa mengganggu bila risiko yang bersangkutan muncul sebagai kenyataan. Biasanya, perusahaan mampu dengan cepat mengatasi dampak yang muncul. Manajemen tetap perlu untuk memonitor risiko yang masuk dalam kuadran III karena suatu risiko bersifat dinamis. Risiko yang saat ini masuk dalam kuadran III dapat pindah ke kuadran lain bila ada perubahan eksternal maupun internal yang signifikan. Kuadran IV merupakan area dengan tingkat probabilitas kejadian antara rendah sampai sedang, namun dengan dampak yang tinggi. Artinya, risiko-risiko dalam kuadran IV cukup jarang terjadi tetapi apabila sampai terjadi maka akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan dan target perusahaan. Menurut Kountur (2008), berdasarkan peta risiko dapat diketahui cara penanganan risiko yang tepat untuk dilaksanakan. Terdapat dua strategi penanganan risiko, yaitu : 1. Penghindaran Risiko (Preventif) Preventif dilakukan sedemikian rupa sehingga risiko tidak terjadi, preventif dilakukan dengan beberapa cara diantaranya: a. Membuat atau memperbaiki sistem b. Mengembangkan sumber daya manusia c. Memasang atau memperbaiki fasilitas fisik Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang berada pada kuadran 1 dan 2. Penanganan risiko dengan menggunakan strategi preventif, maka risiko yang ada pada kuadran 1 akan bergeser ke kuadran 3 dan risiko yang berada pada kuadran 2 akan bergeser kekuadran 4 (Kountur, 2008). Penanganan risiko menggunakan strategi preventif dapat dilihat pada Gambar 4. Probabilitas (%) Besar Kuadran 1 Kuadran 2 Kecil Kuadran 3 Kuadran 4 Kecil Besar Gambar 4 Preventif Risiko Sumber: Kountur, 2008 Dampak (Rp)

31 15 2. Mitigasi Risiko Strategi mitigasi digunakan untuk meminimalkan dampak risiko yang terjadi. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak yang besar diusahakan dengan menggunakan strategi mitigasi dapat bergeser ke kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Strategi mitigasi akan menangani risiko sedemikian rupa sehingga risiko yang berada pada kuadran 2 bergeser ke kuadran 1 dan risiko yang berada pada kuadran 4 akan bergeser ke kuadran 3. Strategi mitigasi dapat dilakukan dengan metode diversifikasi, penggabungan dan pengalihan risiko (Kountur, 2008). Mitigasi risiko dapat dilihat pada Gambar 5. Probabilitas (%) Besar Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 Kecil Kecil Besar Gambar 5 Mitigasi Risiko Sumber: Kountur, 2008 Dampak (Rp) Strategi mitigasi dilakukan untuk menangani risiko yang memiliki dampak yang sangat besar. Adapun beberapa cara yang termasuk ke dalam strategi mitigasi adalah : a. Diversifikasi Diversifikasi merupakan cara menempatkan aset atau harta di beberapa tempat sehingga jika salah satu tempat terkena musibah tidak akan menghabiskan semua aset yang dimiliki. b. Penggabungan Penggabungan (merger) adalah salah satu cara atau pola penanganan risiko yaitu dengan cara penggabungan dengan pihak atau perusahaan lain. Strategi ini adalah dengan melakukan penggabungan atau dengan cara melakukan akuisisi. c. Pengalihan Risiko Pengalihan risiko merupakan cara untuk mengurangi dampak risiko yaitu dengan cara mengalihkan dampak risiko ke pihak lain. Maksud dari pengalihan risiko ini adalah mengalihkan risiko kepihak lain sehingga jika terjadi kerugian, pihak lainlah yang menanggung kerugian. Ada beberapa cara untuk mengalihkan risiko ke pihak lain antara lain: leasing, outsourcing, hedging dan asuransi. Leasing adalah cara dimana suatu aset digunakan, tetapi kepemilikannya ada pada pihak lain. Jika terjadi sesuatu hal pada aset yang dijaminkan tersebut,

32 16 maka pemiliknya yang akan menanggung kerugian atas aset tersebut. Outsourcing adalah cara lain untuk mentransfer kerugian kepihak lain jika terjadi risiko, dimana pekerjaan diberikan kepihak lain untuk mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga pemilik barang tidak menanggung kerugian. Hedging adalah cara pengurangan dampak risiko dengan cara mengalihkan risiko melalui transaksi penjualan atau pembelian. Sedangkan asuransi juga merupakan salah satu cara untuk mengalihkan risiko yaitu dengan cara mengasuransikan harta-harta perusahaan yang dampak risikonya besar, yang artinya jika terjadi risiko pada harta tersebut maka pihak asuransi akan menanggung risiko tersebut. Kerangka Pemikiran Operasional Anggota kelompok tani Bunisari merupakan salah satu yang memproduksi benih ikan nila GMT. Anggota kelompok tani Bunisari dalam menjalankan bisnisnya menghadapi risiko. Sumber utama risiko produksi yang terindentifikasi pada pembenihan perikanan seperti kondisi cuaca dan iklim yang sulit diprediksi, keahlian pekerja dalam melakukan proses pemanenan, hama, faktor cuaca, inbreeding, dan penyakit. Sumber risiko produksi yang terindentifikasi pada pembenihan perikanan dapat terlihat dari hasil produksi yang mengalami fluktuasi. Fluktuasi dari jumlah produksi benih ikan teridentifikasi dari jumlah produksi yang rendah dan kualitas hasil panen menurun sehingga menyebabkan kerugian pada anggota kelompok tani Bunisari. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain, mengidentifikasi apa saja sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi oleh petani. Kemudian dilakukan identifikasi upaya penanganan risiko produksi yang dilakukan oleh petani. Analisis ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif melalui observasi, wawancara, dan diskusi dengan pemilik usaha. Analisis selanjutnya yang dilakukan adalah analisis probabilitas dan dampak risiko produksi pembenihan ikan nila GMT akibat adanya sumber risiko. Pengukuran probabilitas atau kemungkinan terjadinya kerugian dilakukan dengan analisis z- score, sedangkan pengukuran dampak risiko dilakukan dengan menggunakan analisis Value at Risk (VaR). Pengukuran dampak risiko dilakukan dengan mengetahui data tambahan yaitu harga dari benih ikan yang dihitung dalam analisis probabilitas. Harga benih ikan nila GMT yang terdapat di anggota kelompok tani Bunisari untuk ukuran benih ikan yang berusia 20 hari adalah Rp 25 per ekor. Hasil analisis probabilitas dan dampak risiko produksi selanjutnya dipetakan dalam peta risiko yang akan menunjukkan sebaran sumber risiko produksi. Setelah itu, ditentukan alternatif strategi penanganan risiko yang tepat untuk mengendalikan sumber risiko produksi tersebut, agar dapat meminimalisasi sumber risiko yang terdapat pada pembenihan ikan nila GMT pada anggota kelompok tani Bunisari. Alur kerangka pemikiran operasional penelitian secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 6.

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Kata risiko banyak digunakan dalam berbagai pengertian dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan, sedangkan ketidakpastian merupakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi dan Konsep Risiko Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kaya akan sumberdaya alam yang dapat di gali untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu sumberdaya alam yang berpotensi yaitu sektor perikanan.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, yaitu mengenai konsep risiko dan teori lainnya yang berkaitan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Ben s Fish Farm di Kampung Cimanggu Tiga, Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian Pada dasarnya kegiatan produksi pada pertanian mengandung berbagai risiko dan ketidakpastian dalam pengusahaannya. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Istilah risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) sering digunakan secara bersamaan atau bahwa risiko sama dengan ketidakpastian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan menjadi bagian yang sangat penting dalam pembangunan nasional mengingat potensi perairan Indonesia yang sangat besar, terutama dalam penyediaan bahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi sektor perikanan tangkap Indonesia diperkirakan mencapai 6,4

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep dan Definisi Risiko Menurut Frank Knight, risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mitra Mina Nusantara (PT MMN) yang terletak di Jalan Raya Cogreg, Desa Cogreg, Kampung Kandang, Kecamatan Parung,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover)

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover) I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 95.181 km 1. Luas wilayah perairan Indonesia mencapai 5,8 juta km 2 dan mendominasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Risiko Suatu bisnis yang dilakukan oleh para pelaku usaha pasti dihadapkan pada risiko dalam usahanya. Selain risiko, pebisnis dalam melakukan aktivitas bisnisnya dihadapkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan hasil penelusuran teori-teori terdahulu terkait dengan pengertian risiko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perikanan budidaya diyakini memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang usaha guna mengurangi kemiskinan (pro-poor), menyerap tenaga kerja (pro-job) serta

Lebih terperinci

VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO

VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO 7.1 Analisis Probabilitas Risiko Operasional Usaha pemasaran benih ikan patin sering kali dihadapkan pada risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pasar Bunga Wastukencana, Bandung dengan studi kasus pada Florist X yang beralamat di Jl.Wastukencana 34 b.7, Babakan Ciamis,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dasar Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan. Terdapat tiga karakteristik risiko, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha perikanan baik perikanan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha perikanan baik perikanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu Negara yang memiliki kawasan perairan yang hampir 1/3 dari seluruh kawasannya, baik perairan laut maupun perairan tawar yang sangat

Lebih terperinci

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK 6.1. Analisis Risiko Produksi Risiko produksi menyebabkan tingkat produktivitas tanaman sayuran organik mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 10 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara yang menjadi produsen utama akuakultur dunia. Sampai tahun 2009, Indonesia menempati urutan keempat terbesar sebagai produsen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

TINJAUAN PUSTAKA. 4  Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011] II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-sumber Risiko Risiko dapat dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Risiko dapat terjadi pada pelayanan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diukur oleh pembuat keputusan. Pada umumnya peluang terhadap suatu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor)

ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor) ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor) Oleh FAISHAL ABDUL AZIZ H34066044 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial dalam memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi dan memegang peranan penting

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR STUDI KASUS PADA BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI

MANAJEMEN RISIKO PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR STUDI KASUS PADA BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MANAJEMEN RISIKO PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR STUDI KASUS PADA BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI BUJANG SAHAR H34086018 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TEKNIK PEMBENIHAN UDANG VANAME ( Litopenaeus vannamei ) DI UD. KESATRIA MAS, KECAMATAN JENU, KABUPATEN TUBAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN Oleh : SITI NURAFIFAH TUBAN JAWA TIMUR

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Bapak Maulid yang terletak di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Bukit Baru, Kota Palembang, Provinsi

Lebih terperinci

PERIKANAN BUDIDAYA: PENGANTAR. Oleh: M.Husni Amarullah. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

PERIKANAN BUDIDAYA: PENGANTAR. Oleh: M.Husni Amarullah. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) PERIKANAN BUDIDAYA: PENGANTAR Oleh: M.Husni Amarullah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Wikipedia: free encyclopedia (2012) Launching Program Kuliah Umum Ma had Aliy - Ponpes Madinatunnajah, Tangerang

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Risiko Dalam menjalankan kehidupan, risiko merupakan bagian yang tidak dapat dihindari. Menurut Kountur (2004), risiko didefinisikan

Lebih terperinci

RISIKO PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING PADA PETERNAKAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT RYANDI SIMANJUNTAK

RISIKO PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING PADA PETERNAKAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT RYANDI SIMANJUNTAK RISIKO PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING PADA PETERNAKAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT RYANDI SIMANJUNTAK DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso Abstrak Dalam rangka memenuhi kebutuhan induk betina sebagai pasangan dari induk jantan YY, maka diperlukan suatu teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO PRODUKSI TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA PEMBENIHAN IKAN LELE DI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG DISKA HAERANI

PENGARUH RISIKO PRODUKSI TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA PEMBENIHAN IKAN LELE DI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG DISKA HAERANI PENGARUH RISIKO PRODUKSI TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA PEMBENIHAN IKAN LELE DI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG DISKA HAERANI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian yang berguna untuk membantu menjelaskan secara deskriptif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI

ANALISIS RISIKO PRODUKSI VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI 6.1. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Usaha pengurangan risiko melalui diversifikasi tanaman hias adenium tidak sepenuhnya mampu menghilangkan risiko. Adanya risiko dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN KERAPU KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG, BALI. Oleh: NI WAYAN NARITA SUGAMA A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN KERAPU KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG, BALI. Oleh: NI WAYAN NARITA SUGAMA A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN KERAPU KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG, BALI Oleh: NI WAYAN NARITA SUGAMA A14104079 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M : LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS NAMA KELAS : IMADUDIN ATHIF : S1-SI-02 N.I.M : 11.12.5452 KELOMPOK : G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI i PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di Indonesia salah satu tanaman pangan yang penting untuk dikonsumsi masyarakat selain padi dan jagung

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani LAMPIRAN 69 69 Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani Dengan hormat, Perkenalkan saya Andiyono, Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan akan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu masalah global yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara dunia ketiga pada saat ini adalah krisis pangan. Terkait dengan hal tersebut strategi ketahanan pangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997 menyebabkan banyak sektor usaha mengalami pailit yang secara langsung memberi andil besar bagi

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN Disusun Oleh : Nama : Galih Manunggal Putra NIM : 11.12.5794 Kelas : 11-S1SI-06 Kelompok : H ABSTRAK Bisnis budidaya ikan konsumsi memang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko Sutawi (2008) mengemukakan bahwa kemitraan merupakan salah satu upaya untuk menekan risiko yang dihadapi petani. Dengan cara mengalihkan

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO DI KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO DI KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO DI KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR ADY ERIADY WIBAWA SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008

IV METODE PENELITIAN. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008 IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan Ciapus Bromel yang berlokasi di Jalan Tamansari, RT 03 RW 04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan. 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,

Lebih terperinci

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22 Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan

Lebih terperinci

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi 1 Udang Galah Genjot Produksi Udang Galah Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi gaya rumah susun. Setiap 1 m² dapat diberi 30 bibit berukuran 1 cm. Hebatnya kelulusan hidup meningkat

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI SURAHMAT H34066119 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama

PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama dalam usaha peningkatan gizi masyarakat di Indonesia. Hal

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PRODUKSI IKAN PATIN SUPER Dwi Puji Hartono* 1, Nur Indariyanti 2, Dian Febriani 3 1,2,3 Program Studi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Lampung Unit IbIKK Produksi Ikan Patin Super Politeknik Negeri

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis LOUR var) MELALUI TENGKULAK (Studi Kasus Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten

Lebih terperinci

SKRIPSI AFIF FAKHRUZZAMAN H

SKRIPSI AFIF FAKHRUZZAMAN H ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN IKAN NILA GESIT (Studi : Unit Pembenihan Rakyat Citomi Desa Tanggulun Barat, Kec. Kalijati, Kab. Subang Jawaa Barat) SKRIPSI AFIF FAKHRUZZAMAN H34076008 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEMBENIHAN IKAN NILA GMT DI KELOMPOK TANI BUNI SARI, CARINGIN WETAN, SUKABUMI AMELIA QODARIYAH

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEMBENIHAN IKAN NILA GMT DI KELOMPOK TANI BUNI SARI, CARINGIN WETAN, SUKABUMI AMELIA QODARIYAH ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEMBENIHAN IKAN NILA GMT DI KELOMPOK TANI BUNI SARI, CARINGIN WETAN, SUKABUMI AMELIA QODARIYAH DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TEKNIK PEMELIHARAAN BENIH IKAN NILA GMT (Genetically Male Tilapia) DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI, JAWA BARAT PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN Oleh : JOMBANG JAWA

Lebih terperinci

Oleh : TEUKU WOYLY BRAJAMUSTI A

Oleh : TEUKU WOYLY BRAJAMUSTI A ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR (Studi Kasus pada Ben s Fish Farm, Desa Cigola, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : TEUKU WOYLY BRAJAMUSTI A14101704

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan produksi perikanan adalah melalui budidaya (Karya

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan produksi perikanan adalah melalui budidaya (Karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber makanan yang sangat digemari masyarakat karena mengandung protein yang cukup tinggi dan dibutuhkan oleh manusia untuk pertumbuhan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Beberapa peran penting sektor pertanian yaitu menyerap tenaga kerja, sumber pendapatan bagi masyarakat,

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER SUMBER RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM PADA PASIR GAOK FISH FARM DI KABUPATEN BOGOR RAHMI YUNIARTI NINGSIH

ANALISIS SUMBER SUMBER RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM PADA PASIR GAOK FISH FARM DI KABUPATEN BOGOR RAHMI YUNIARTI NINGSIH ANALISIS SUMBER SUMBER RISIKO PRODUKSI PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM PADA PASIR GAOK FISH FARM DI KABUPATEN BOGOR RAHMI YUNIARTI NINGSIH DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kelompoktani Pondok Menteng yang terletak di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Oleh: NORTHA IDAMAN A 14105583 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, 44 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, mencakup: Usahatani

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PISANG AMBON MELALUI PROGRAM PRIMATANI (Kasus: Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PISANG AMBON MELALUI PROGRAM PRIMATANI (Kasus: Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat) ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PISANG AMBON MELALUI PROGRAM PRIMATANI (Kasus: Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat) SKRIPSI TEGUH PURWADI H34050065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam Standar Nasional Indonesia Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Panjang Baku Gambar 1. menunjukkan bahwa setelah dilakukan penyortiran pada bulan pertama terjadi peningkatan rata-rata panjang baku untuk seluruh kasus dan juga kumulatif.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

VI ANALISIS RISIKO HARGA

VI ANALISIS RISIKO HARGA VI ANALISIS RISIKO HARGA 6.1 Analisis Risiko Harga Apel PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembudidayaan tanaman hortikultura

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SUSU SAPI SEGAR PADA USAHA BAPAK H. APUT, KEBON PEDES, KOTA BOGOR, JAWA BARAT IRMA NURMALASARI

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SUSU SAPI SEGAR PADA USAHA BAPAK H. APUT, KEBON PEDES, KOTA BOGOR, JAWA BARAT IRMA NURMALASARI ANALISIS RISIKO PRODUKSI SUSU SAPI SEGAR PADA USAHA BAPAK H. APUT, KEBON PEDES, KOTA BOGOR, JAWA BARAT IRMA NURMALASARI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO USAHATANI IKAN BANDENG DI DESA SUNGAI UNDANG KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS RESIKO USAHATANI IKAN BANDENG DI DESA SUNGAI UNDANG KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH 100 ANALISIS RESIKO USAHATANI IKAN BANDENG DI DESA SUNGAI UNDANG KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH (Risks Analyze Milkfish in Sungai Undang Village Seruyan Hilir Sub District

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci