BAB 7 RENCANA PEMELIHARAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 7 RENCANA PEMELIHARAAN"

Transkripsi

1 BAB 7 RENCANA PEMELIHARAAN PENDAHULUAN Pada dasarnya, proses perencanaan pekerjaan pemeliharaan sama dengan perencanaan dari setiap kegiatan konstruksi. Oleh karena itu, prinsip-prinsip dasar perencanaan harus dipahami dengan baik sebelum mempertimbangkan rencana pemeliharaan secara khusus. Perencanaan harus dilihat sebagai proses berpikir. Apapun kegiatan yang dilakukan, secara sadar ataupun tidak, perencanaan pasti dilakukan. Di beberapa kasus memang tidak dilakukan secara tertulis di atas kertas, tetapi sebuah proses perencanaan akan dilakukan untuk mencapai dari titik A ke titik B, atau untuk membuat produk suatu prduk. Sejalan dengan perkembanganpembuatan produk atau proses kegiatan yang menjadi lebih kompleks, maka dibutuhkan sebuah perencanaan tertulis di atas kertas dan juga panduan manual mulai dibuat. Pada awalnya bisa saja hanya berupa catatan sederhana, kemudian dikembangkan menjadi perencanaan yang berbasis komputer. Perubahan representasi perencanaan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks tergantung pada banyak faktor. Penggunaan perencanaan yang canggih dan kompleks mungkin muncul sebagai sesuatu yang cerdas, tetapi dalam kenyataannya itu hanyalah representasiproses berpikir. TUJUAN PERENCANAAN Perencanaan, sebagai proses intelektual, mencakupi semua kegiatan dengan tujuan tertentu, baik dinyatakan secara terang-terangan ataupun tidak. Dalam industri konstruksi, perencanaan sering tidak diberikan kredibilitas yang memadai. Hal ini disebabkan tidak cukup perhatian kepada tujuan perencanaan, yang mengarah kepada kegagalan untuk menghasilkan program yang konsisten dengan tujuan perencanaan. Pada dasarnya, perencanaan berkaitan dengan penyediaan informasi manajemen, dan tujuan yang diperlukan informasi ini akan menjadi faktor utama dalam menentukan cara yang paling tepat untuk memproduksinya. Fungsi utama dari manajemen suatu proyek adalah kontrol. Untuk mengontrol sesuatu menyiratkan pengukuran, perbandingan dengan patokan, menarik kesimpulan dan mengambil tindakan yang sesuai dengan tujuan perencanaan proyek. Beberapa aspek dalam proyek memerlukan kontrol. Yang paling jelas di antaranya adalah waktu.program pembangunan biasanya sangat berkaitan dengan waktu. Namun, program ini tidak 1

2 hanya alat pengendalian waktu, dan mungkin perlu digunakan untuk beberapa tujuan lainnya. Aspek lainnya adalah kualitas. Kualitas standar yang ditetapkan melalui gambar dan spesifikasi, dan ini dapat dilihat sebagai merupakan model proyek. Untuk menjadi sukses, perlu program untuk memberikan suatu prediksi model proyek yang akurat, sehingga status proyek dapat ditentukan. Proses pada dasarnya berlangsung sejalan dengan proyek, dan kontrol sebagai sistem pengambilan tindakan. Akan sangat berguna jika sistem perencanaan juga bertindak sebagai diagnostik alat: misalnya, bagaimana status dicapai yaitu, program memberikan catatan sejarah yang dapat digunakan untuk melakukan diagnosis proyek kesulitan. Jika program ini berhasil dalam menyediakan model kontrol, harus sesuai untuk tujuan pengelolaan, dan harus mencakup informasi yang bersifat relevan dan realistis. Proses perencanaan tidak berakhir dengan dimulainya proyek. Sebuah sistem yang baik harus bersifat dinamis, dalam arti bahwa bergerak sejalan dengan proyek. Seringkaliprogram perencanaan konstruksi sangatlah kaku dan tidak ada revisi. Jika program tersebut dinamis, harus mampu merespon perubahan dan fleksibel. Sistem perencanaan bertindak sebagai bantuan untuk pengambilan keputusan dan memberikan kesempatan bagi manajemen untuk mengajukan pertanyaan dan mengevaluasi konsekuensi tindakan alternatif. KOMPONEN PROGRAM Dalam diskusi di bawah ini istilah 'proyek' yang digunakan, harus dilihat dalam konteks yang sangat luas yang mencakup perencanaan pekerjaan pemeliharaan. 1. Langkah Kerja Setiap proyek terdiri dari dari serangkaian langkah-langkah yang harus diambil untuk bergerak menuju pencapaian tujuan akhir. Proyek tidak selalu membagi diri menjadi suatu langkah-langkah kegiatan. Memang pada proyek konstruksi untuk gedung baru, serangkaian kegiatan dapat dengan mudah diidentifikasi, dan dapat dibuat urutan-urutan yang merupakan proses konstruksi. Tapi beberapa proyek akan sulit mengidentifikasinya. Cara pembagian suatu proyek menjadi langkah-langkah kegiatan sangat penting bagi keberhasilan atau proses perencanaan. Yang harus diperhatikan pertama kali adalah tujuan untuk program yang sedang diproduksi serta kualitas data yang tersedia. Program diproduksi untuk berbagai tujuan, dan tidak mungkin bahwa satu rincian program ini akan melayani setiap tujuan. Contohnya, sebuah program mungkin tidak memiliki cukup detail karena program ini tidak dipecah menjadi kegiatan yang cukup, sementara di kasus lainnya program 2

3 yang sangat detail dan rinci mungkin tidak sesuai untuk seorang manajer senior yang hanya membutuhkan gambaran umum. 2. Skala waktu / durasi kegiatan Setelah proyek dipecah menjadi serangkaian kegiatan, persyaratan berikutnya adalah skala waktu dan durasi terhadap masing-masing kegiatan. Sistem perencanaan yang baik bisa menghasilkan data sendiri untuk memungkinkan prediksi rasional tentang durasi kegiatan yang akan dibuat. Pekerjaan pemeliharaan jelas berbeda dengan pekerjaan baru (membuat proyek baru). Yang perlu dikhawatirkan adalah dalam hal pekerjaan pemeliharaan memerlukan prediksi yang tepat untuk siklus kegiatan rutin. 3. Urutan kegiatan Sebagian besar dari proses perencanaan berkaitan dengan urutan kegiatan secara logis. Masalahnya di sini suatu proses, cenderung membutuhkan pemecahan proyek menjadi serangkaian kegiatan dan ini cukup sulit. Oleh karenanya agar perencanaan benar-benar dinamis, kegiatan yang dipecah-pecah tersebut harus dihubungkan dengan suatu cara. Jika suatu program ingin beroperasi dengan baik, dengan kontrol yang efektif, maka gambaran yang akurat tentang kondisi proyek sangat penting. Untuk mendapatkan ini perlu untuk mengetahui pengaruh kemajuan dari sejumlah kegiatan pada sebuah proyek. Berbagai teknik perencanaan digunakan untuk pekerjaan bangunan, mulai dari bar chart sederhana hingga sistem jaringan yang canggih. Yang pertama memiliki keuntungan dari presentasi visual yang sangat baik tetapikegiatan tidak saling terhubung, sehingga sulit untuk menilai posisi keseluruhan proyek. Di sisi lain, sistem jaringan yang canggih kurang komunikatif. Untuk mengatasi kekurangan ini, digunakan komputer dengan softwareuntuk pekerjaan konstruksiyang lebih murah dan lebih cepat dengan memiliki representasi grafis yang jelas, sehingga memungkinkan potensi networks untuk dimanfaatkan. Secara umum yang utama dalam perencanaan pemeliharaan adalah untuk berkomunikasi dan memberikan informasi secara jelas. 4. Perekaman Perkembangan Kegiatan Akhir dalam perencanaan atau program adalah metode pencatatan kemajuan aktual terhadap apa yang telah direncanakan. Dalam hal pencatatan kemajuan dan meningkatkan presentasi yang user-friendly, telah dikembangkan software komputer yang menyediakan sarana untuk melakukan praktek analisis dengan lebih leluasa. 3

4 Yang paling penting, mengingat karakteristik pekerjaan pemeliharaan adalah data manajemen, dan ini adalah pertanyaan untuk memilih software atau database yang benar atau paket perangkat lunak dan juga struktur data dengan cara yang paling tepat. PERENCANAAN PEMELIHARAAN 1. Lingkup perencanaan pemeliharaan Ada sejumlah aspek pemeliharaan yang membutuhkan perencanaan, yang mungkin belum tentu menjadi bagian dari program pemeliharaan formal yang direncanakan. Contohnya, telah ditetapkannyabagi lembaga program inspeksi perencanaan untuk memverifikasi bahwa persyaratan telah dilengkapi, atau pertimbangan untuk mengoperasikan pengganti dari kebijakan perencanaan, sebagai bagian dari program pemeliharaan preventif. Hal ini dapat beroperasi secara terpisah dari program pemeliharaan yang direncanakan. Proses ini memerlukan ilmiah pendekatan, permintaan data yang baik, dan menunjukkan bahwa lingkup nyata perencanaanpemeliharaan lebih luas dari sekadar merencanakan serangkaian kegiatan siklik pada bar chart. 2. Rencana versus pemeliharaan terencana Pada pengorganisasian pemeliharaan terdapat dua jenis pemeliharaan yaitu pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tidak terencana. Keseimbangan antara keduanya akan bervariasi,tergantung pada sifat dari organisasi yang bersangkutan dan sikapnya terhadap pemeliharaan gedung. Akan ada keseimbangan optimal yang tepat bagi organisasi yang bersangkutan. Rendahnya tingkat pemeliharaan yang direncanakan dalam organisasi tidak selalu mencerminkan sikap buruk, karena mungkin cocok untuk situasi yang diberikan. Hal ini sangat mungkin untuk dalam kasus di mana pengenalan sistem canggih dalam perencanaan tidak dibenarkan. Sebagai contoh, pemilik kebun yang terdiri dari satu bangunan sederhana dapat memilih untuk melakukan semua perawatan hanya berdasarkan perencanaan yang diulang setiap empat tahun. Mungkin ada keadaan ketika sebuah kebijakan pengganti yang direncanakan adalah layak, namun pada prakteknya ini tidak mungkin. Dalam ruang lingkup yang kecil hal ini mungkkin akan cukup memuaskan. Namun, dalam ruang lingkup yang besar dapat mengakibatkan pelayanan yang buruk serta salah satu aspe menjadi tidak efisien. 3. Siklus Pemeriksaan Terencana Perencanaan inspeksi mungkin didorong oleh berbagai faktor, termasuk persyaratan wajib. Frekuensi dari beberapa inspeksi dapat ditentukan dengan jelas, terutama dalam kasus inspeksi komponen bahan yang dibeli. Siklus ini bisa lebih pendek daripada yang seharusnya dan bahkan bisa 4

5 berbeda.contohnya, beberapa item mesin mungkin memerlukan pemeriksaan enam-bulanan dan mesin yang lain bisa sampai tahunan. Kesadaran untuk menginpeksi dalam interval enam-bulanan bisa dibuat, jika biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil dalam hal pengantisipasian sebelum masalah terjadi. Jika periode inspeksi telah diidentifikasi, maka akan memungkinkan untuk mengkoordinasikannya. Namun, informasi yang dikumpulkan selama inspeksi mungkin menyarankan revisi siklus inspeksi masa depan. Sebagai contoh, bisa saja dicatat bahwa item memburuk sejalan dengan penggantinya, tetapi dengan ketidakpastian pada diagnosis. Hal ini dapat membuat pemeriksaan yang akan datang dibuat dalam siklus yang lebih pendek. Keuntungan Pemeriksaan Terencana dapat mengurangi biaya perbaikan darurat, mengurangi biaya perbaikan atau penggantian dan menghemat biaya yang berhubungan dengan kegagalan komponen bangunan. Sisi negatifnya adalah keluarnya biaya untuk melakukan kegiatan pemeriksaan terencana tersebut dan dapat menyebabkan kerusakan juga. 4. Keputusan Melakukan Penggantian Keputusan melakukan penggantian terbagi menjadi dua kategori. Yang pertama adalah keputusan melakukan penggantian berdasarkan biaya untuk memperbaiki suatu item. Masalahnya ialah menentukan waktu penggantian item tersebut atau yang lebih baik lagi memprediksi kapan waktu penggantian tersebut akan terjadi. Yang kedua adalah keputusan penggantian dengan pendekatan analitis. Pendekatan ini dapat dipakai dalam kasus penggantian item yang lebih mahal. Merupakan keputusan yang terbaik karena dapat menentukan biaya pemeliharaan yang akan datang ke nilai saat ini ketika dikombinasikan dengan biaya pemeliharaan komponen baru apakah masih layak atau lebih baik diganti Pendekatan lain untuk keputusan melakukan penggantian adalah dengan mengadopsi kebijakan penggantian yang direncanakan secara siklus. Hal ini juga dapat dimodelkan secara statistik untuk membantu manajer. 5. Siklus Pemeliharaan Terencana Jika terdapat beberapa item dimasukkan dalam program pemeliharaan terencana yang perlu dipertanyakan, maka untuk hal ini, persyaratan utama akan ditentukan dari periode siklus. Contoh jelas adalah frekuensi dekorasi. Ada jumlah data yang cukup tersedia pada siklus dekorasi dan sejumlah keputusan model juga telah diproduksi untuk izin analisis masalah. Ini akan membuat akun: Biaya pengecatan untuk setiap siklus, mengingat bahwa setiap ulangan mungkin lebih mahal di siklus lagi karena kerusakan yang lebih besar. 5

6 Siklus pengaruh terhadap tingkat umum dari kerusakan, dan probabilitas percepatan lengkap kegagalan komponen. Biaya gangguan terhadap proses produktif, baik untuk kegagalan komponen dan dekorasi operasi. Estetika pengaruh yang mungkin memiliki biaya tersembunyi, misalnya layanan pelanggan. Penyusunan siklus pemeliharaan terencana juga dipengaruhi oleh faktor seperti lingkungan, kondisi iklim sekitar bangunan, fungsi pemakaian bangunan, kondisi fisik bangunan. 6. Perencanaan lanjutan atas pemeliharaan sebelumnya Perbandingan antara pekerjaan yang terencana dan tidak terencana tergantung pada keputusan manajemen pemeliharaan gedung. Terdapat beberapa faktor yang menjadi pertimbangan yang bergantung pada keadaan bangunan dan karakteristik penggunannya. Penting untuk mengetahui mengenai umur komponen dari bangunan, kapan komponen tersebut harus diperiksa ataupun diganti. Pendekatan yang dipilih sebaiknya adalah pendekatan yang dapat mengakomodasi pekerjaan yang telah direncanakan dengan tidak direncanakan secara seimbang. Diperlukan kehatihatian dalam menentukan penggunaan anggaran, pekerja dan material untuk memenuhi pekerjaan pemeliharaan. Waktu yang diperlukan untuk menanggapi suatu pekerjaan yang harus diselesaikan juga merupakan hal penting yang harus diprioritaskan dalam perencanaan ini, lalu sifat kerusakan pada komponen bangunan, komponen maupun hal-hal yang berkaitan erat dengan kesehatan dan keselamatan pada pengguna bangunan, dan hal lainnya sesuai dengan ketentuan tentang pemeliharaan bangunan, contoh: terkait dengan sifat kerusakan pada komponen bangunan adalah rusaknya atap bangunan, pekerjaan ini harus segera ditangani karena apabila atap yang rusak tidak segera ditangani akan menyebabkan kerusakan pada komponen bagian lainnya. PROGRAM PEMELIHARAAN TERENCANA Tujuan dari program pemeliharaan yang direncanakan sangat beragam, sehingga banyak jenis program yang akan ditemui. Penerapan prinsip-prinsip dasar perencanaan sangatlah penting. Lebih khusus lagi, penting untuk mendefinisikan tujuan pemeliharaan rencana yang akurat di awal, untuk memastikan relevansi dan untuk memungkinkan perencanaan secara realistis dirumuskan. Tujuan-tujuan ini dapat mencakup semua atau kombinasi dari berikut ini : Untuk membantu memastikan bahwa kerusakan utama diperbaiki. Untuk mempertahankan kondisi bangunan pada tingkat yang dapat diterima dan mencegah kerusakan yang tidak semestinya dari struktur bangunan. 6

7 Untuk menjaga utilitas dari warisan sebagai aktiva, dan mempertahankan nilainya. Untuk mempertahankan jasa rekayasa dan utilitas dalam kondisi optimum untuk menjaga kondisi lingkungan bangunan, dan karenanya produktifnya kapasitas. Dengan perencanaan yang efektif, menjamin pemeliharaan yang dilakukan, selama beberapa tahun, dalam urutan yang masuk akal yang mencerminkan prioritas pertimbangan hati-hati. Oleh perencanaan yang tepat, memastikan bahwa operasi pemeliharaan dilakukan paling cara yang efektif untuk memastikan bahwa nilai terbaik untuk uang sedang diperoleh dan terbaik digunakan adalah yang terbuat dari sumber daya yang langka. Untuk menyediakan alat untuk manajemen keuangan, dalam pengendalian anggaran tertentu, dan untuk membantu manajer pemeliharaan di penawaran untuk sumber daya keuangan. Sebagai bagian dari skenario fasilitas manajemen yang lebih luas, untuk membantu manajemen untuk berhubungan diprogram perbaikan dan pemeliharaan untuk tuntutan lain dan alternatif, seperti pemugaran, pembangunan kembali atau perubahan kebijakan leasing. Pemeliharaan memiliki karakteristik sendiri yang lebih rumit perencanaan proses. Karakteristik tersebut di antaranya adalah : Pekerjan pemeliharaan ditandai oleh sejumlah besar pekerjaan kecil, dan upaya untuk memprogram pekerjaan secara terperinci hingga ke menit, dalam jangka pendek, jelas tidak realistis. Tersebarnya banyak sifat pekerjaan merupakan faktor utama yang harus diambil pada saat perencanaan, karena memiliki dampak yang besar pada efisiensi dan ekonomi. Pekerjaan individu sering sederhana dalam hal urutan, tetapi sebenarnya lebih dari itu, ada kebutuhan untuk mempertimbangkan kelogisan, daripada metode kerja rinci. Sebagian besar dari pekerjaan yang sangat kecil mungkin memerlukan kehadiran sejumlah perdagangan, koordinasi yang sulit. Hal ini membuat pencapaian kesinambungan kerja untuk perdagangan individu sulit. Isi pekerjaan pemeliharaan item yang mungkin tidak menentu ketika sebuah perintah atau instruksi yang diberikan. Penerapan kebijakan untuk barang-barang darurat yang akan diperhatikan, sebagai bagian dari rencana kunjungan ke lokasi. 7

8 Program kerja dengan hati-hati dibangun untuk menghadapi gangguan dari beberapa penyebab potensial seperti penarikan sumber daya untuk menangani pekerjaan darurat, kondisi iklim, masalah akses, dan kemundurn anggarn. Perbaikan darurat menimbulkan masalah yang sangat spesifik karena mereka tidak terduga, dan memerlukn respon yang cepat. Secara umum, kategori berikut ini program perawatan dapat diidentifikasi : Jangka panjang atau lebih lama lima tuhun Jangka menengah tahunan Jangka pendek bulanan, mingguan atau bahkan harian 1. Program jangka panjang Tujuan dari program jangka panjang dirinci tugas secara detail. Jangan sampai pemrograman jangka panjang diberikan perincian yang tidak perlu, karena hal itu hanya akan membingungkan. Untuk menghasilkan program pemeliharaan jangka panjang mungkin hanya memerlukan sistemasi yang luas dari historis yang ada. Program jangka panjang dapat dibuat untuk berbagai tujuan, yaitu : Penetapan pengeluaran yang diperlukan untuk pemeliharaan selama waktu, dalam rangka untuk menempatkan dan menjaga stok bangunan dalam kondisi yang dapat diterima. Program jangka panjang dapat digunakan untuk pengeluaran rencana aliran dengan cara yang paling efektif sesuai dengan keadaan. Perbaikan yang penting memerlukan perencanaan ke depan secara hati-hati, harus konsisten dengan sumber daya keuangan yang tersedia, dan untuk memastikan bahwa perbaikan tersebut tidak mengganggu waktu dari organisasi. Perencanaan jangka panjang berguna untuk penganggaran untuk sumber daya keuangan. Namun, harus diingat bahwa sumber daya lainnya, terutama tenaga kerja dan bahan, harus tersedia, luas pada waktu yang tepat. Menentukan cakupan manajemen fasilitas untuk menggunakan perawatan jangka panjang yang direncanaksn, yang harus diintegrasikan dengan usaha jangka panjang lainnya seperti yang berkaitan dengan proyek-proyek modal baru, renovasi, pembongkaran dan perubahan penggunaan saham bangunan. 2. Program Intermediate/program jangka menengah Periode dari perencanaan jangka menengah biasanya adalah satu tahun, dalam periode yang berjalan dapat pula dilakukan revisi untuk menyesuaikan terhadap keadaan sebenarnya di lapangan. 8

9 Perencanaan jangka menengah merupakan perluasan dari perencanaan jangka panjang. Kedua jenis perencanaan ini saling berkaitan dan saling mendukung. Jika ada kebutuhan spesifik yang akan dimasukkan ke perencanaan jangka menengah maka perlu dilakukan revisi pada perencanaan jangka panjang. Program Jangka Menengah dapat dibuat untuk berbagai tujuan, diantaranya: Membantu manajer menentukan alokasi penggunaan anggaran tahunan. Perencanaan jangka menengah berfungsi untuk mengontrol & mengevaluasi kegiatankegiatan yang berkaitan dengan penggunaan uang. Membantu pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor, dengan memastikan waktu, persiapan penawaran pada waktu perencanaan. Menyediakan prediksi/perkiraan terhadap jumlah sumber daya material maupun komponen yang dibutuhkan selama satu tahun berjalan, agar jumlah antar permintaan dengan persediaan tetap terjaga & seimbang secara kuantitas. Program pemeliharaan tahunan harus memungkinkan pekerjaan pemeliharaan dilaksanakan pada waktu yang paling tepat. Contoh kegiatan-kegiatan dari program jangka menengah : Pekerjaan individual Pembagian pekerjaan besar dan pekerjaan rutin Pembagian program yang dikerjakan langsung dan pekerjaan yang menggunakan jasa kontraktor Pengalokasian pengeluaran ke tiap-tiap pekerjaan dengan membagi ke yang lebih rinci, seperti biaya upah pekerja. Langkah-langkah perencanaan program jangkan menengah di antaranya adalah : Identifikasi jenis kegiatan(item) yang termasuk di dalam program Mengidentifikasi komponen apa saja yang ada dalam program jangka menengah. Identifikasi Kapasitas Pekerjaan dan Biaya Mengidentifikasi pekerjaan yang sanggup dikerjakan secara langsung atau harus menggunakan jasa kontraktor. Menentukan Urutan Pekerjaan Pada langkah ini dibutuhkan komputerisasi agae pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat. Penyediaan Mekanisme Pengontrolan Membandingkan pekerjaan yang termasuk perencanaan jangka menengah antara hasil pekerjaan yang telah dikerjakan dengan hasil yang direncanakan sebelumnya 9

10 3. Program jangka pendek Perencanaan jangka pendek biasanya dibuat per bulan. Pada awal tahun, perencanaan kegiatan jangka pendek diuraikan menjadi 12 beban kerja dengan nilai yang terbatas. Bisa juga menggunakan jangka wktu 4 bulanan. Di tingkat operasional terdapat pula program mingguan dan harian. Perencanaan jangka pendek merupakan perluasan dari perencanaan jangka menengah, kedua program ini saling melengkapi satu sama lain dan keduanya ditekankan pada penggunaan terbaik (best use) terhadap tenaga kerja. Program jangka pendek menjalankan perencanaan dari program jangka menengah dan memberikan umpan-balik terhadap program jangka menengah, disamping untuk pengawasan dan kontrol selama setahun penuh. PENGENDALIAN MANAJEMEN Ada beberapa komponen yang perlu hadir agar sistem kontrol dapat efektif : Didirikan benchmark atau standar kinerja Pengukuran kinerja Perbandingan kinerja terhadap yang dibutuhkan Tindakan korektif. Komponen tambahannya adalah adanya informasi yang memuaskan. Metode pengendalian, dalam hal sangat sederhana, biasanya dapat dikategorikan menjadi: Yang fokus pada nilai-nilai fisik pengukuran seperti kualitas, tetapi mungkin juga mencakup kinerja output. Yang fokus pada nilai-nilai keuangan dan yang secara intrinsik terkait dengan waktu manajemen. 1. Sifat Biaya Biaya dibagi menjadi 4 elemen: Pekerja Material/bahan komponen Plant Overhead 10

11 Biaya plant dimasukkan ke dalam overhead bila penggunaanya secara tidak langsung untuk umum. Biaya langsung merupakan biaya yang dapat diidentifikasi dengan dan dialokasikan ke suatu kegiatan. Biaya yang tidak termasuk ke dalam biaya langsung merupakan biaya tidak langsung. Overhead didefinisikan sebagai kumpulan dari biaya tak langsung. Biaya tetap tidak berpengaruh terhadap output, tetapi akan berubah-ubah terhadap waktu. 2. Penyerapan dan Biaya Marjinal Ada dua cara untuk melibatkan biaya tidak langsung dalam produksi. Dalam menyerap biaya, semua biaya langsung dan tidak langsung dikenakan biaya per unit produksi, sehingga biaya satuan telah menyerap sebagian dari biaya tetap. Jika output turun,maka makin sedikit unit diproduksi untuk berbagi biaya tersebut, sehingga mereka semua akan harus mengambil tambahan: yaitu, biaya per unit meningkat. Sebaliknya juga berlaku, jika produksi meningkat, biaya per unit juga turun. Oleh karena itu secara teori, biaya per unit dari penambahan satu unit lagi itu lebih sedikit dari biaya sebelumnya unit sebelumnya. 3. Standard costing Yang penting, dan berguna, konsep adalah bahwa standar biaya. Ini adalah yang telah ditetapkan biaya, berasal dari catatan sebelumnya, dengan memperhatikan standar normal efisiensi, yang digunakan sebagai dasar dalam menetapkan harga dan biaya. Jadwal, atau tingkat untuk pekerjaan pemeliharaan, atau data historis, internal dalam organisasi, mungkin digunakan sebagai dasar untuk menurunkan biaya standar. 4. Penganggaran dan Pengawasan Penggunaannya Anggaran didefinisikan sebagai laporan keuangan dan/atau kuantitatif, disusun dandisetujui sebelum jangka waktu tertentu, dari suatu kebijakan yang akan dikejar selamaperiode itu, untuk tujuantertentu. Di dalamnya bisa termasuk pendapatan,pengeluaran dan modal kerja.kontrol anggaran didefinisikan sebagai pembentukan anggaran, yangmenghubungkan tanggung jawab eksekutif dengan kebutuhan pengambilan kebijakan, danperbandingan yang kontinu atas fakta aktual dengan penganggaran/yang telah dianggarkan,baik untuk mengamankan/menjaga tujuan kebijakan dengan tiap aksi setiap individu, atauuntuk menyediakan dasar untuk revisinya. 5. Struktur anggaran pemeliharaan Dengan cara yang sama bahwa anggaran master sectionalised, anggaran departemen dibagi di bawah judul anggaran yang disebut. Meskipun demikian, hubungan anggaran departemen dengan 11

12 anggaran keseluruhan sangat penting, dan harus disertai oleh pernyataan kebijakan. Rincian anggaran pemeliharaan dapat dilakukan dalam beberapa cara : Menurut jenis biaya Oleh jenis pekerjaan, misalnya gangguan perdagangan Dengan membangun atau bagian dari sebuah bangunan Secara elemental Oleh yang akan melaksanakan pekerjaan. 6. Pelaporan Biaya Sistem informasi pemeliharaan harus dirancang untuk melaporkan biaya aktual terhadap apa yang direncanakan. Hal ini harus dilakukan secara berkala, biasanya setiap bulan. Manajemen informasi harus dibuat secepat mungkin, dan mungkin lebih baik untuk mengorbankan akurasi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan ini. Variasi Biaya dilaporkan dapat dianalisa lebih lanjut oleh penyebab, untuk membantu manajemen keputusan-keputusan. Jika standar biaya telah digunakan, misalnya, mungkin berguna untuk melaporkan varians dalam laporan keuangan. Teknik statistik mungkin nilai di sini, di bahwa beberapa varian dari biaya standar yang diharapkan. Hal ini varians di luar apa yang akan diharapkan yang dari kepentingannya. 7. Estimasi Biaya Estimasi biay perlu mempehatikan beberapa biaya yang berbeda : Biaya yang dianggarkan dari laporan aslinya. Biaya yang terjadi/aktual, yang mungkin dikenakan revisi pada periode berikutnya. Biaya yang diakui (commited cost), yang merupakan konsekuensi dari keputusanireversibel. Anggaran asli tentu saja telah memasukkan unsur-unsur dari jenis ini. Yangjuga penting dalam laporan interim (sementara) adalah biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugasyang sudah dimulai, yang mungkin berbeda dari prediksi asli. Variasi dari angka anggaran di biaya yang diprediksi atas item yang direncanakan dimasa depan, karena informasi tambahan baru diketahui. 8. Tindakan Korektif Tergantung pada penyebab varian dalam anggaran, dan juga kualitas yang terkait informasi manajemen yang dihasilkan, ada beberapa skenario yang mungkin. Jika anggaran sedang, atau kemungkinan akan berlebih maka keputusan perlu dilakukan untuk melaksanakan beberapa 12

13 pekerjaan dari program, atau mungkinmenghematnya dalam pekerjaan yang tidak terprogram/lainlain. 13

PERENCANAAN PEMELIHARAAN

PERENCANAAN PEMELIHARAAN PERENCANAAN PEMELIHARAAN Pengantar Prinsip-Prinsip Perencanaan Proses dalam perencanaan untuk pekerjaan pemeliharaan telah banyak kesamaan dengan perencanaan kegiatan konstruksi. Sehingga prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Dan Manajemen Proyek Proyek adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan, dan dilaksanakan sampai benar-benar memberikan hasil atau keluaran-keluaran

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Menurut Ir. Abrar Husen, MT., Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM

Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM Muhlis Tahir PTIK A 09 UNM BAB 4 Manajemen proyek Pengorganisasian, perencanaan dan penjadwalan proyek perangkat lunak Tujuan Untuk memperkenalkan perangkat lunak manajemen proyek dan menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

Materi 03. Sistem Kantor

Materi 03. Sistem Kantor Materi 03 Sistem Kantor Materi 03 Sistem Kantor 1. Urgensi Sistem Kantor 2. Pengertian Sistem Kantor 3. Karakteristik Sistem Kantor 4. Tujuan Sistem Kantor 5. Kelebihan Sistem Kantor 6. Keterbatasan Sistem

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu 6 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Proses analisis dengan perhitungan untuk suatu proyek kontraktor secara manual terasa kurang efektif, oleh sebab itu diperlukan alternatif penyelesaiannya

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek

Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek Bab 10 Manajemen Komunikasi Proyek (Sumber : Buku PMBOK, 2000) Manajemen Komunikasi Proyek termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa informasi dalam proyek dibuat dengan tepat dan cepat, baik

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI 1. Pendahuluan adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL PENDAHULUAN Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-1. Wiratmoko Yuwono, ST

Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-1. Wiratmoko Yuwono, ST Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-1 Wiratmoko Yuwono, ST Manajemen Dari Kata Manage : Yang Berarti Menata,Merencanakan, Mengatur, Mengendalikan, Mengelola. Orang yang berkecimpung dalam manajemen disebut

Lebih terperinci

Perencanaan dan pengendalian Deskripsi Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan

Perencanaan dan pengendalian Deskripsi Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan Perencanaan dan pengendalian Deskripsi Anggaran Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

CHAPTER 8 PERENCANAAN STRATEGIS

CHAPTER 8 PERENCANAAN STRATEGIS CHAPTER 8 PERENCANAAN STRATEGIS Oleh : Kartika Putri K 0610230107 Renawati 0710230139 Fendi Permana 0710230168 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Stair (2010:5), data adalah fakta atau kenyataan, contoh: nomor karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

Lebih terperinci

Chapter 6. Development and quality plans

Chapter 6. Development and quality plans Chapter 6 Development and quality plans 6.1 Sasaran Rencana Pengembangan dan Kualitas Perencanaan, sebagai suatu proses, memiliki beberapa tujuan, yang dimaksudkan untuk mempersiapkan landasan yang kuat

Lebih terperinci

Matakuliah Pengantar manajemen Umum PERENCANAAN (PLANNING)

Matakuliah Pengantar manajemen Umum PERENCANAAN (PLANNING) Matakuliah Pengantar manajemen Umum PERENCANAAN (PLANNING) Pengertian Perencanaan Merupakan salah satu fungsi manajemen dalam merumuskan sasaran atau tujuan organisasi serta menetapkan strategi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 6 Implementasi Sistem ERP Dimensi dan faktor yang mempengaruhi implementasi ERP Isu pada manajemen proyek Estimasi waktu, penentuan skala prioritas, fleksibilitas

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses penjualan merupakan salah satu bagian penting dalam dunia bisnis, yang tidak mungkin bisa diabaikan dan merupakan kunci untuk mencapai sasaran suatu

Lebih terperinci

JAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK

JAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK JAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK Jaminan kualitas perangkat lunak (Software Quality Assurance I SQA) adalah aktivitas pelindung yang diaplikasikan pada seluruh proses perangkat lunak. SQA meliputi : Pendekatan

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.

BAB II LANDASAN TEORI. diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2.1.1 Definisi Anggaran Pengertian Anggaran menurut Rudianto (2009 : hal 3) adalah sebagai berikut : Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di tengah-tengah sebuah negara berkembang dibutuhkan suatu tuntutan pembangunan yang dilakukan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Berbagai cara dilakukan

Lebih terperinci

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2.1.1 Pengertian Analisa Harga Satuan Pekerjaan Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang harus dicapai dengan beberapa spesifikasi tertentu, memiliki awal dan akhir, dengan keterbatasan sumber

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI

TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI Disusun oleh : M DITA CAHYANING A 01109053 TOFAN STALLONY K 01109054 PRIYANTO SIADJONO 01111036 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 1

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO Asrini Novita Rompas H. Tarore, R. J. M. Mandagi, J. Tjakra Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi email:

Lebih terperinci

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI Cobalah untuk tidak menjadi seorang orang yang sukses, tetapi menjadi seorang yang bernilai, Albert Einstein Dosen: Heru Prasetyo, Mkom DEFINISI DATA:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar, perusahaan menengah dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam hal dan tujuan awal pembuatan website tersebut, bahkan ada yang

BAB I PENDAHULUAN. macam hal dan tujuan awal pembuatan website tersebut, bahkan ada yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak sekali website yang menyediakan beragam informasi, tetapi banyak diantaranya website yang tidak dapat memenuhi pengguna karena berbagai macam hal dan

Lebih terperinci

Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak

Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika UNP PGRI KEDIRI 1 Mengelola aset-aset Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak RONY HERI IRAWAN Mengelola aset-aset Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Mengelola aset-aset

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dari suatu properti atau usaha. Pembuatan asumsi tersebut berkaitan dengan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dari suatu properti atau usaha. Pembuatan asumsi tersebut berkaitan dengan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Analisis Discounted Cash Flow (DCF) adalah teknik pembuatan model keuangan yang didasarkan pada asumsi mengenai prospek pendapatan dan biaya dari suatu properti atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis SA 0 Prosedur Analitis SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PROSEDUR ANALITIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi sistem informasi akuntansi mempermudah proses bisnis suatu perusahaan. Contoh sistem keuangan yang dibuat khusus untuk para Usaha Mikro

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK

MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK Pengertian Umum Stakeholder Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, makapengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian

Lebih terperinci

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI

Lebih terperinci

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 104 BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan 3 faktor risiko dominan yang paling berpengaruh terhadap kinerja kualitas pelaksanaan konstruksi,

Lebih terperinci

Pertemuan 12 dan 13 SQA TIK : Menjelaskan konsep dan strategi Software Quality Assurance

Pertemuan 12 dan 13 SQA TIK : Menjelaskan konsep dan strategi Software Quality Assurance 1 Pertemuan 12 dan 13 SQA TIK : Menjelaskan konsep dan strategi Software Quality Assurance 1. Pengertian SQA Jaminan kualitas perangkat lunak (Software Quality Assurance / SQA) adalah aktivitas pelindung

Lebih terperinci

KONSEP TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DI PABRIK UREA

KONSEP TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DI PABRIK UREA BAB VIII KONSEP TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR DI PABRIK UREA VIII.1 Pendahuluan Pada bab sebelumnya telah dibuat dan diuraikan pembahasan sebuah model sistem pakar panduan troubleshooting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI PADA PT SUKSES CITRA PANGAN PALEMBANG Afandi 2005240234 Abstrak Tujuan penulisan

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

Enterprise Foundation. Mengoptimalkan penjadwalan untuk meraih sasaran strategis

Enterprise Foundation. Mengoptimalkan penjadwalan untuk meraih sasaran strategis Enterprise Foundation Mengoptimalkan penjadwalan untuk meraih sasaran strategis Mengoptimalkan penjadwalan dan membantu Institusi Anda meraih sasaran strategisnya dengan memanfaatkan paket penjadwalan

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL Pertemuan 3 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Proses Dalam Manajemen PL Manajemen proyek merupakan lapisan pertama dalam proses rekayasa perangkat lunak skala besar. Untuk menuju pada proyek yang berhasil,

Lebih terperinci

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Data Data adalah sumber daya berharga yang dapat menerjemahkan menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Untuk memecahkan dan membahas permasalahan yang terjadi peneliti menggunakan penelitian deskriptif atau survey dengan metode penelitian studi kasus.

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan Menjelaskan definisi pengembangan sistem dan fase dan kegiatan pada system development lifecycle (SDLC) Menjelaskan perbedaan antara model, teknik, dan metodologi pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Karyawan Kinerja karyawan adalah seberapa efektif dan efisiennya hasil yang dihasilkan oleh karyawan yang pada umumnya diukur dari beberapa faktor seperti : 2.1.1. Kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batas penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

5. Aktivitas generic dalam semua proses perangkat lunak antara lain adalah : a. Spesifikasi dan pengembangan b. Validasi dan evolusi c.

5. Aktivitas generic dalam semua proses perangkat lunak antara lain adalah : a. Spesifikasi dan pengembangan b. Validasi dan evolusi c. Kelompok 1 1. Merupakan program-program komputer dan dokumentasi yang berkaitan, disebut dengan : a. Perangkat lunak b. Firmware c. Kernel d. Hardware 2. Sebuah program yang berisi perintah-perintah atau

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk

Lebih terperinci

Metrik Proses dan Proyek Perangkat Lunak KARMILASARI

Metrik Proses dan Proyek Perangkat Lunak KARMILASARI Metrik Proses dan Proyek Perangkat Lunak KARMILASARI Outline 2 - Pendahuluan - Metrik dalam domain PROSES - Metrik dalam domain PROYEK - Pengukuran Perangkat Lunak - Menintegrasikan Metrik dalam Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan Menjelaskan definisi pengembangan sistem dan fase dan kegiatan pada system development lifecycle (SDLC) Menjelaskan perbedaan antara model, teknik, dan metodologi pengembangan

Lebih terperinci

Anggaran dan Siklus Anggaran

Anggaran dan Siklus Anggaran ANGGARAN INDUK DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN Anggaran dan Siklus Anggaran Anggaran Pernyataan Kuantitatif Dari Suatu Rencana Kegiatan Yang Dibuat Manajemen Untuk Periode Tertentu Alat Yang Membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan disegala bidang mulai dirasakan, terutama di Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek konstruksi berkembang semakin besar dan rumit dewasa ini baik dari segi fisik maupun biaya. Dalam Tabel 1 disajikan pertumbuhan konstruksi di beberapa negara

Lebih terperinci

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih Project Integration Management Binsar Parulian Nababan 201381156 Sutrisno 201381129 Diphda Antaresada 201581294 Adrian Kosasih 201581301 Kunci Sukses Proyek Keseluruhan: Manajemen Integrasi Proyek yang

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM. Endang Sri utami, SE., M.Si., Ak, CA

PERENCANAAN PROGRAM. Endang Sri utami, SE., M.Si., Ak, CA PERENCANAAN PROGRAM Endang Sri utami, SE., M.Si., Ak, CA Manajemen dan Masa Depan Organisasi Manajemen adalah pihak yang paling kompeten memikirkan masa depan organisasi. Hasil pemikiran manajemen dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Proyek dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya manusia dalam membangun kehidupannya. Suatu proyek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan, Pertemuan Ke-3

Sistem Penunjang Keputusan, Pertemuan Ke-3 DECISION SUPPORT SYSTEMS Pengertian. Definisi awalnya adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan. Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek merupakan suatu tata cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai selesainya

Lebih terperinci

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAB 1 PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN TYPE AKUNTANSI Akuntansi Keuangan Tipe Akuntansi Suatu

Lebih terperinci

Dasar-dasar. Kuliah ke 9, 10 November 2009 Erry Sukriah, MSE

Dasar-dasar. Kuliah ke 9, 10 November 2009 Erry Sukriah, MSE Dasar-dasar Perencanaan Kuliah ke 9, 10 November 2009 Erry Sukriah, MSE Agenda hari ini Perencanaan Sasaran Rencana Penetapan Sasaran Tradisional MBO Mengembangkan Rencana Menetapkan Sasaran Faktor Kontigensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri konstruksi berhubungan erat dengan pelaksanaan pembangunan di segala bidang yang saat ini masih terus giat dilaksanakan. Kegiatan konstruksi

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBUATAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DIKELURAHAN NEGLASARI BANDUNG

PELATIHAN PEMBUATAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DIKELURAHAN NEGLASARI BANDUNG PELATIHAN PEMBUATAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DIKELURAHAN NEGLASARI BANDUNG Dani Dagustani dagustani@yahoo.com Gatot Iwan Kurniawan gatot.iwan@ekuitas.ac.id SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKUITAS ABSTRAK

Lebih terperinci

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis.

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menjelaskan validasi persyaratan dan peran tinjauan

Lebih terperinci

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tinjauan Umum Peranan Manajer Proyek dalam industri jasa konstruksi adalah sangat penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Proses Perangkat Lunak

Studi Kelayakan Proses Perangkat Lunak Studi Kelayakan Proses Perangkat Lunak Sebelum tahapan analisis dilakukan yang perlu diketahui dan dipertimbangkan adalah alasan timbulnya gagasan untuk membuat sebuah sistem informasi atau perangkat lunak

Lebih terperinci

dapat mengakibatkan persaingan di antara berbagai perusahaan, sehingga tidak dapat di pungkiri, hanya sedikit perusahaan yang mampu bertahan.

dapat mengakibatkan persaingan di antara berbagai perusahaan, sehingga tidak dapat di pungkiri, hanya sedikit perusahaan yang mampu bertahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang di lakukan oleh suatu negara selalu di ikuti oleh perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dan rumit, baik itu perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan dunia perekonomian tidaklah semudah yang dibayangkan dan sesederhana seperti apa yang terlihat. Begitu pula dalam menjalankan suatu perusahaan. Tercapainya

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMAFAATAN ENERGI

Lebih terperinci

PROJECT COST MANAGEMENT

PROJECT COST MANAGEMENT PROJECT COST MANAGEMENT Sumber: A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) Diterjemahkan oleh Sri Rahayu Asriati, PROGRAM PASCASARJANA STMIK LIKMI BANDUNG Proyek Manajemen Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan berusaha untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah

BAB III PEMBAHASAN. biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya atau cost adalah BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Perencanaan Strategis Pengendalian Manaajemen Pengendalian Operasi

Perencanaan Strategis Pengendalian Manaajemen Pengendalian Operasi Oleh: Bambang Moertijoso Manajemen sebagai proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang dilakukan manajer pada operasional organisasi mereka untuk merencanakan, meng organisasikan, memprakarsai, mengendalikan

Lebih terperinci