ATURAN BERSAMA A. PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ATURAN BERSAMA A. PENGANTAR"

Transkripsi

1 ATURAN BERSAMA A. PENGANTAR Aturan bersama adalah sebuah hasil dari kesepakatan masyarakat sebagai pengendalian, pengawasan, dan evaluasi bagi hasil perencanaan yang telah direncanakan bersama- sama, sehingga perancanaan yang dibuat dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang menjadi berlanjut dan memberikan hasil yang efektif untuk pengembangan secara keseluruhan. Kesepakatan-kesepakatan yang akan diatur dalam bentuk Aturan Bersama (AB) diantaranya adalah kesepakatan tentang aturan pembangunan dilihat dari enam aspek 1. Kesepakatan dari sisi tata ruang 2. Kesepakatan dari sisi perumahan bangunan 3. Kesepakatan dari sisi Sarana & prasarana 4. Kesepakatan dari sisi Ekonomi 5. Kesepakatan dari sisi Pelayanan publik 6. Kesepakatan dari sisi Kelembagaan Hasil kesepakatan ini bersumber dari hasil rembug yang diambil di tingkatan basis oleh TIPP/BKM/Pokja-Pokja. Hal ini dilakukan agar masyarakat yang nantinya melaksanakan dapat mematuhi, aturan yang dibuat sendiri.

2 Seringkali terjadi, proses perencanaan partisipatif menyepakati pembangunan sebuah jaringan infrastruktur tertentu (air bersih yang diambil dari sumber mata air terdekat, jalan, jembatan, irigasi dll). Program tersebut amat dibutuhkan oleh masyarakat setempat, sehingga hampir tidak ada penolakan tehadap program, namun pada tataran operasinalisasi, kegiatan menemui banyak kendala diantaranya misalnya: 1. Tidak disepakati siapa-siapa saja bertindak sebagai pelaksana (kontraktor) pekerjaan tersebut. 2. Siapa pihak-pihak yang bertugas memonitor proses pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan standart dan mandat yang diinginkan. 3. Apa timbal balik yang diberikan oleh pihak-pihak yang diuntungkan namun tidak terlibat dalam proses pelaksanaan/pengadaan. 4. Siapa yang akan mengelola dan merawat jaringan pasca dibangun, 5. Siapa yang akan bertanggungjawab jika terjadi kerusakan. 6. Dari mana dana mesti di dapatkan untuk pemeliharaan dan perbaikan, serta sejumlah masalah yang lain. Kegagalan membangun kesepakatan-kesepakatan ini mampu menimbulkan permasalahan krusial terutama terkait dengan terjaminnya keberlangsungan/ sustainabilitas. Jika kegagalan pengelolaan tersebut terjadi maka akan mengakibatkan penurunan kepercayaan publik/masyarakat terhadap proses-proses partisipatif yang telah dikembangkan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka untuk kegiatan pembangunan di Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, disepakati usulan acuan untuk menjadi Aturan Bersama, dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu: Lingkungan Hidup & Tata Ruang, Ekonomi dan Sosial-Budaya. Dalam masing-masing pembagian tersebut diuraikan lebih detil lagi kegiatan-kegiatan yang akan diatur. Dalam bagian Lingkungan Hidup dan Tata Ruang, tema-tema yang diatur yaitu mengenai Penataan bantaran sungai, Penghijauan Dalam kampung kawasan dan ruang terbuka, Perumahan dan bangunan, Mitigasi bencana, Pengelolaan limbah dan pencemaran lingkungan dan akses jalan lingkungan

3 Dalam bagian Penataan Ekonomi, detil tema-tema yang diatur yaitu: Penguatan Manajemen Pengelolahan Air Bersih ( HIPPAM ), Pengaturan pro ekonomi lokal, Pengaturan Kegiatan Pelatihan UKM, Penguatan Manajemen BSM ( Bank Sampah Masyarakat ) Pengaturan sentra-sentra ekonomi dan home industri, Pengaturan investasi lahan dan Pemasaran program-program pembangunan. Dalam bagian Sosial dan Budaya, detil tema yang akan diatur, yaitu : Mengurangi Kebiasaan buruk Mabuk, maling, madat, main judi, selingkuh, Memaksinalkan dunia pendidikan, Proteksi budaya khas Kelurahan Polehan dan Memaksimalkan kelembagaan Kelurahan dan pengaturan organisasi organisasi baru.

4 B. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI PENGENDALIAN PEMANFAATAN Sistem Persampahan Pembentukan bank sampah Penyediaan alat komposter Pembentukan bank sampah berupa pembentukan kepengurusan dan pembuatan kesepakatan bersama tentang teknis pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui kerjasama dengan bank sampah kota malang Pembentukan Bank sampah dilakukan oleh warga kawasan prioritas Kelurahan Polehan melalui pendanaan dari swadaya masyarakat Rencana pemebentukan bank sampah dilakukan pada anggaran tahun kedua PLPBK tahun Komposter yaitu mengolah sampah organik dengan menimbun sampah skala kecil seperti rumah tangga atau lingkungan komunal Pemanfaatan bank sampah yaitu dengan mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan dikumpulkan ke tempat bank sampah kawasan prioritas RW 4 Kelurahan Polehan yang kemudian disetorkan kepada Bank Sampah Malang Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan Penyetor adalah warga yang tinggal di kawasan prioritas RW 4 Kelurahan Polehan serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank Penyediaan alat komposter dimaksudkan untuk membantu masyarakat dalam mengolah sampah Pengadaan bank sampah membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis Diperlukan pemeliharaan bank sampah melalui pembentukan kepengurusan oleh warga sekitar yaitu kawasan prioritas RW 4 Kelurahan Polehan Pengelolaan sampah dengan sistem bank sampah ini diharapkan mampu membantu pemerintah dalam menangani sampah dan meningkatkan ekomoni masyarakat Proses dekomposisi aerob dalam media komposter berbagai ukuran dirancang untuk memenuhi Pengawasan terhadap pengadaan bank sampah yaitu oleh pihak RW setempat melalui pemberian tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi kepengurusan bank sampah Pelibatan multi instansi, maka penguatan kelembagaan dilakukan dengan meningkatkan kemampuan berkoordinasi (sinergi) dengan lembaga lain, seperti BSM Pengawasan terhadap pengadaan komposter yaitu oleh pihak RW Bagi warga yang memanfaatkan fasilitas bank sampah dapat menambah penghasilan karena saat menukarkan sampah akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening Selain itu juga mendapatkan asuransi kesehatan sampah atau layanan kesehatan di klinik Warga dapat mengolah sampah basah menjadi komposting kemudian Denda bagi warga yang membuang sampah sembarangan dan tidak membantu melakukan pemilahan sampah serta pengolahan sampah Bagi warga yang tidak membantu pemilahan ataupun pengolahan

5 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Pengadaan tempat sampah organik dan anorganik di titik timbulan beberapa rumah tangga. Komposter menjadi media bagi terjadinya proses penguraian material organik secara cepat dan higienis secara kontinu. Penyediaan alat komposter berupa komposter komunal/individual dengan vol 0,5-1 m 3 dapat berupa bin beroda yang terbuat dari fiberglass atau PVC atau HDPE berwarna dilengkapi dengan tulisan pada bagian depan Satu alat komposter dapat digunakan bersama oleh KK Penyediaan alat komposter dilakukan oleh warga kawasan prioritas Kelurahan Polehan melalui pendanaan dari PLPBK dan dinas kebersihan Rencana penyediaan alat komposter dilakukan pada anggaran tahun pertama PLPBK tahun 2015 Tempat sampah organic dan anorganik diletakkan pada masing-masing titik timbulan sampah Untuk tempat sampah tepi jalan pengadaan tempat sampah organic dan organic menjadi kompos yang juga bernilai ekonomis. Hasil olah komposter, berupa kompos padat serta cair, melalui pintu pengeluaran dibagian bawah, bisa dikeluarkan setiap terlihat telah menghitam, gembur dan tidak berbau. Komposter akan mendekomposisi atau mengurai sampah menjadi kompos secara mandiri di rumah tangga, hanya dalam 12 hari sejak pemasukan. Hasil dari komposter dapat sebagian digunakan untuk kompos atau pupuk penghijauan lingkungan kawasan prioritas RW 4 Kelurahan Polehan atau juga dapat sebagian dijual pada DKP kebutuhan rumah tangga, sehingga berguna bagi pertamanan dalam menghasilkan kompos, maupun bagi kepentingan memelihara kesehatan lingkungan rumah tangga. Pengelolaan dan pemeliharaan terhadap komposter dilakukan pada masing-masing RT dengan dibentuk petugas khusus pengelola komposter dari hasil sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga setempat serta masing-masing ketua RT melalui pemberian tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi kepengurusan komposter Pelibatan multi instansi, maka perlu berkoordinasi dengan lembaga lain, seperti DKP menjualnya kepada DKP untuk peningkatan nilai ekonomis ataupun dapat memanfaatkan untuk pupuk penghijauan Warga dapat memilah sampah organik dan anorganik, mempermudah pengolahan sampah sampah tidak mendapatkan hasil pemanfaatan komposter Denda bagi warga yang tidak membantu pemilahan sampah organik dan anorganik

6 PENGENDALIAN PEMANFAATAN sampah anorganik berjarak 30 m pada jalan-jalan utama Pemisahan sampah organik dan anorganik dimaksudkan untuk mempermudah pengolahan sampah lebih lanjut Pengadaan tempat sampah organic dan anorganik dilakukan oleh warga kawasan prioritas Kelurahan Polehan melalui pendanaan dari PLPBK dan dinas kebersihan Rencana pengadaan tempat sampah organic dan anorganik dilakukan pada anggaran tahun pertama PLPBK tahun 2015

7 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Pelatihan pengolahan dan daur ulang sampah Penambahan kontainer dan alat pembersih sampah Pelatihan pengolahan dan daur ulang sampah dalam rangka penyebarluasan informasi serta untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam melakukan daur ulang sampah Pelatihan difokuskan pada cara mendaur ulang sampah dengan teknologi yang tepat guna dan memanfaatkan hasil daur ulang sampah tersebut dilakukan pada kawasan prioritas Kelurahan Polehan melalui pendanaan dari PLPBK dan dinas kebersihan pelatihan pengolahan dan daur ulang sampah dilakukan pada anggaran tahun pertama PLPBK yaitu tahun 2015 Penambahan container dan alat pembersih sampah diperuntukkan bagi satu kawasan RW 4. Pengadaan alat pembersih sampah seperti sapu dilakukan oleh masyarakat pada kawasan prioritas secara swadaya Penambahan container dan alat pembersih

8 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Jaringan drainase Penyediaan gerobak sampah bermotor yang dilengkapi sekat pemisah (organik dan anorganik) Normalisasi Saluran Drainase dan perbaikan jalan sampah dilaksanakan pada tahun anggaran kedua PLPBK yaitu tahun 2016 Penyediaan gerobak sampah bermotor yang terpisah dimaksudkan untuk mempermudah pengolahan sampah lebih lanjut Gerobak sampah bermotor yang dimaksud adalah gerobak sampah bermotor untuk menjangkau wilayah bantaran sungai Penyediaan gerobak sampah yang terpisah didanai oleh PLPBK dan dinas kebersihan Normalisasi saluran darinase berupa perbaikan, pembersihan dan perawatan secara rutin. Normalisasi saluran dilakukan pada saluran yang rusak, terdapat sampah dan endapan, serta pada saluran yang ditumbuhi tanaman sehingga diharapkan kapasitas drainase dapat menampung limpasan air hujan secara maksimal. Normalisasi saluran drainase dilakukan oleh Penyediaan gerobak sampah bermotor yang terpisah dimaksudkan untuk mempermudah pengangkutan sampah dari DAS Brantas Prioritas program adalah wilayah yang belum terjangkau pasukan kuning Dalam pemanfaatan hasil normalisasi saluran drainase perlu adanya ketegasan menggenai fungsi saluran drainase yaitu untuk mengalirkan kelebihan air permukaan/mengalirkan air hujan agar tidak membanjiri/ menggenangi, namun bukan berfungsi sebagai saluran air limbah permukiman ( grey water ). Fungsi dan karakteristik sistem Dibentuk pasning untuk wilayah DAS Brantas Panitia dan Pasning melakukan perawatan rutin berkala Setiap selesai digunakan harus dicuci Masyarakat membayar iuran rutin sampah untuk isentif pasning dan perawatan gerobak bermotor Pemeliharaan saluran drainase dilakukan secara rutin dan berkala yaitu setiap dua minggu atau sebulan sekali melalui program pembersihan dan perawatan saluran secara kerja bakti Keterlibatan masyarakat dalam pembersihan dan perawatan saluran drainase melalui gotong royong dengan Dibentuk panitian pengawas pasning untuk wilayah DAS Brantas Panitia dan Pasning melakukan perawatan rutin berkala Pengawasan terhadap normalisasi saluran drainase dan perbaikan jalan, perlu penguatan kelembagaan yaitu pihak BKM dan RW setempat melalui pemberian tugas dan tanggung jawab yang jelas, mulai dari monitoring, pemantauan, dan pembuatan laporan Masyarakat yang aktif membayar dan melakukan pemilihan sampah akan mendapat imbalan dari BSM Bagi masyarakat yang membantu kegiatan normalisasi saluran drainase dan pembersihan perawatan rutin saluran mendapatkan insentif berupa konsumsi dan seragam proyek PLPBK Masyarakat yang tidak aktif membayar maupun melakukan pemilihan sampah akan mendapat sanksi berupa menarik gerobak/memun guti sampah/denda Bagi warga yang tidak mengikuti kegiatan normaslisai dan pembersihan perawatan rutin saluran drainase wajib menyuguhkan konsumsi bagi para pekerja masyarakat yang membantu pekerjaan proyek Denda bagi warga yang

9 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Pembuatan inlet warga kawasan prioritas Kelurahan Polehan pada saluran drainase yang mengalami permasalahan tersebut melalui pendanaan PLPBK dengan bekerjasama dengan pihak Dinas PU. Rencana pembiayaan normalisasi saluran drainase dilakukan pada anggaran tahun pertama PLPBK tahun Penambahan bangunan pelengkap berupa inlet sebagai lubang pemasukan awal sistem drainase agar air dapat masuk kedalam saluran dan dapat menyaring sampah yang ikut terbawa serta mengalirkan air limpasan drainase berbeda dengan air limbah, yang akan membawa masalah pada daerah aliran hilir. Dalam pemanfaatannya perlu adanya ketertiban pula terhadap pencegahan pembuangan sampah ke aliran untuk tetap menjaga kebersihan dan kelancaran saluran agar tetap berfungsi secara optimal. Dibutuhkan sosialisasi dan kesadaran warga untuk tidak membuang sampah di saluran. Melengkapi bangunan pelengkap inlet dengan kisi penyaring sampah untuk menyaring sampah yang masuk pada jaringan sehingga dapat mempermudah pemeliharaan inlet membentuk beberapa kelompok yang menyebar pada titiktitik saluran yang bermasalah Jenis pemeliharaannya yaitu dengan mengangkat sedimen, vegetasi dan sampah yang ada di saluran saat kering. Rencana pembiayaan dari pemeliharaan normalisasi saluran drainase yaitu menggunakan anggaran rutin pemeliharaan saluran drainase yang berasal dari sumbangan warga secara rutin untuk prasarana lingkungan permukiman kawasan prioritas Kelurahan Polehan Pemeliharaan inlet drainase dilakukan secara berkala yaitu dilakukan pada waktu gotong royong pembersihan dan perawatan rutin saluran drainase Jenis yang rutin, menerus, dan berkelanjutan. Pelibatan multi instansi, maka penguatan kelembagaan dilakukan dengan meningkatkan kemampuan berkoordinasi (sinergi) dengan lembaga lain, baik intern maupun ekstern mengenai pengembangan sistem saluran Pengawasan terhadap bangunan pelengkap inlet dilakukan oleh masing-masing ketua RT dan pihak RW kawasan priroitas Kelurahan Bagi masyarakat yang membantu kegiatan pembuatan inlet dan pemeliharaan inlet rutin mendapatkan insentif berupa konsumsi dan membuang material sisa bangunan dan sampah disekitar saluran drainase Bagi warga yang tidak mengikuti kegiatan pembuatan inlet dan pemeliharaan inlet rutin wajib menyuguhkan konsumsi bagi para pekerja

10 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Pembangunan saluran drainase baru dapat langsung menuju saluran drainase dan tidak menimbulkan luapan baik genangan maupun banjir. Penambahan bangunan pelengkap inlet dilakukan pada saluran-saluran yang jumlah inletnya kurang atau ditempatkan pada setiap titik sesuai standar pada posisi yang lebih rendah dari kawasan yang mau dilayani yaitu tiap 10m-30m, misalnya pada saluran disepanjang jalan yang terdapat genangan Rencana pembiayaan melalui PLPBK dengan bekerjasama dengan pihak Dinas PU Pembuatan inlet dilakukan pada anggaran tahun ketiga PLPBK tahun Penambahan unit saluran baru dilakukan pada daerah-daerah yang tidak atau belum memiliki saluran drainase yang pembangunannya dilakukan pada tahun ketiga yaitu tahun Rencana pembiayaan Dalam pemanfaatan hasil pembangunan saluran drainase baru perlu adanya ketegasan menggenai fungsi saluran drainase Dalam pemanfaatannya perlu adanya ketertiban pula terhadap pemeliharaannya yaitu dengan membersihkan saluran inlet pada kisi penyaring sampah ataupun dari vegetasi dan endapan yang menutupi inlet agar tetap berfungsi optimal dan tidak menimbulkan genangan Rencana pembiayaan dari pemeliharaan inlet yaitu menggunakan anggaran rutin pemeliharaan saluran drainase yang berasal dari sumbangan warga secara rutin untuk prasarana lingkungan permukiman kawasan prioritas Kelurahan Polehan Pemeliharaan saluran drainase dilakukan secara rutin dan berkala yaitu setiap dua minggu atau sebulan sekali melalui program pembersihan dan perawatan saluran secara kerja Polehan yang mampu melakukan monitoring dan pemantauan secara rutin dan berkelanjutan mengenai fungsi inlet saluran Pengawasan terhadap saluran drainase baru yaitu pihak BKM dan RW setempat melalui pemberian tugas dan tanggung jawab yang jelas, mulai seragam proyek PLPBK Bagi masyarakat yang membantu kegiatan pembangunan saluran drainase baru mendapatkan insentif berupa konsumsi masyarakat yang membantu pekerjaan proyek Denda bagi warga yang membuang material sisa bangunan dan sampah disekitar inlet saluran drainase Bagi warga yang tidak mengikuti kegiatan pembangunan saluran drainase baru wajib menyuguhkan konsumsi bagi para pekerja

11 PENGENDALIAN PEMANFAATAN pembangunan saluran drainase baru dilakukan melalui sumbangan warga kawasan prioritas Kelurahan Polehan. pencegahan pembuangan sampah ke aliran untuk tetap menjaga kebersihan dan kelancaran saluran agar tetap berfungsi secara optimal. bakti Keterlibatan masyarakat dalam pembersihan dan perawatan saluran drainase melalui gotong royong dengan membentuk beberapa kelompok yang menyebar pada titiktitik saluran yang bermasalah Jenis pemeliharaannya yaitu dengan mengangkat sedimen, vegetasi dan sampah yang ada di saluran saat kering. Rencana pembiayaan dari pemeliharaan normalisasi saluran drainase yaitu menggunakan anggaran rutin pemeliharaan saluran drainase yang berasal dari sumbangan warga secara rutin untuk prasarana lingkungan permukiman kawasan prioritas Kelurahan Polehan dari monitoring dan pemantauan rutin, menerus, dan berkelanjutan. masyarakat yang membantu pekerjaan proyek

12 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Perekonomian Plengsengan sungai Pengadaan pelatihan keterampilan Pembuatan plengsengan menjadi alternatif untuk mengurangi terjadinya tanah longsor, ini pun menjadi alternatif terakhir bagi penduduk yang tidak ingin rumahnya di relokasi dari sempadan sungai Pembuatan plensengan ada yang, terbuat dari tumpukan batu-batu kali yang kemudian di plester adapun yang hanya batu-batu kali ditumpuk saja sesuai kebutuhan. Rencana pembiayaan plengsengan sungai melalui sumbangan warga dan dilakukan pada tahun ketiga yaitu tahun 2017 melalui koordinasi dengan pihak dinas terkait. Pengadaan pelatihan keterampilan dilakukan untuk meningkatkan skill masyarakat guna membuka lapangan pekerjaan baru dengan melihat potensi perekonomian yang dimiliki kawasan prioritas Kelurahan Polehan. Pelatihan keterampilan ini ditujukan kepada masyarakat tuna karya melalui kerjasama dengan Diharapkan dengan pembuatan plengsengan di dinding sungai dapat mengurangi terjadinya tanah longsor serta dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup. Perlu dilakukan perawatan plengsengan sungai akibat gerusan aliran air sungai karena dapat mengakibatkan retakan Pengawasan terhadap plengsengan sungai yaitu pihak BKM, RW setempat dan ketua kelompok masyarakat yang sudah terbentuk agar mudah memonitoring dan memantau secara rutin,melalui pos pantau yang dibangun di sempadan sungai. - - Pengawasan terhadap kegiatan pelatihan keterampilan dilakukan oleh Ketua RW 4 beserta BKM dan bekerjasama dengan pihak dinas terkait serta CSR Bagi masyarakat yang membantu kegiatan pembangunan plengsengan sungai mendapatkan insentif berupa konsumsi dari warga sekitar - - Bagi warga yang tidak mengikuti kegiatan pembangunan plengsengan sungai wajib menyuguhkan konsumsi bagi para pekerja masyarakat yang membantu pekerjaan proyek, terutama warga yang berada di sempadan sungai Denda bagi warga yang membuang sampah disekitar sungai

13 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Pengadaan sarana dan prasarana usaha pihak dinas terkait yaitu dinas sosial dan ketenagakerjaan Kota Malang. Pelatihan ini dilakukan pada tahun pertama PLPBK dan secara berkala. Pengadaan sarana dan prasarana usaha untuk menunjang kebaradaan kelompok-kelompok usaha ekonomi produktif. Pengadaan tersebut berupa bangunan fisik dengan fungsi sebagai tempat berinteraksi dan transaksi aktivitas perekonomian antar kelompok usaha. Pengembangan sarana dan prasarana usaha tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan dinas terkait yaitu dinas sosial dan ketenagakerjaan pada tahun pertama PLPBK. Warga dapat memanfaatkan sarana dan prasarana usaha sebagai wadah untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif Membentuk tim pemeliharaan dan menentukan jadwal piket sarana dan prasarana usaha Pengawasan pembangunan fisik dilakukan oleh Ketua RW 4 beserta BKM, TAPP dan Faskel program PLPBK Adanya peninjauan berkala dari pihak desa dan pemerintahan akan bangunan sarana dan prasarana usaha Warga yang termasuk dalam kelompok usaha ekonomi dapat memanfaatkan bangunan sarana dan prasarana usaha Apabila terdapat warga yang diketahui merusak ataupun mencoret-coret sarana dan prasarana akan dikenakan denda sesuai dengan kesepakatan warga setempat Pameran usaha bersama Pelaksanaan kegiatan pameran usaha bersama dilakukan untuk mempromosikan produkproduk unggulan dari kelompok usaha ekonomi yang ada di kawasan prioritas - - Pengawasan terhadap kegiatan pameran usaha bersama dilakukan oleh Ketua RW 4 beserta BKM dan bekerjasama - -

14 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Kelurahan Polehan. Pelaksaan pameran usaha bersama dilakukan pada tahun kedua PLPBK dengan bekerjasama dengan pihak terkait yaitu dinas koperasi dan UKM Kota Malang serta dilakukan secara berkala. dengan pihak dinas terkait Pembentukan koperasi kelompok usaha Pembentukan koperasi kelompok usaha dilakukan untuk memberi pelayanan kepada kelompok-kelompok usaha dalam hal pengembangan usaha seperti modal usaha, pemasaran produk, dan lain-lain yang berujung pada pengembangan kesejahteraan anggota kelompok. - - Pengawasan terhadap kegiatan koperasi kelompok usaha dilakukan oleh Ketua RW 4 beserta BKM - - Pembentukan koperasi kelompok usaha dilakukan melalui swadaya masyarakat mulai tahap perencanaan hingga pengelolaan koperasi. Dilakukan pada tahun kedua PLPBK. Perbaikan/ bedah rumah Perbaikan atau bedah rumah dilakukan untuk membantu Dilakukan seleksi terhadap calon penerima manfaaat bedah/rehap Diwajibkan kepada keluarga penerima rehab rumah untuk Pengawasan terhadap kegiatan rehab rumah Masyarakat yang aktif kegiatan sosial Bagi warga yang tidak merawat hasil

15 PENGENDALIAN PEMANFAATAN perbaikan pada kondisi rumah yang tidak layak huni pada kawasan prioritas Kelurahan Polehan. Pengajuan rumah tidak layak huni berdasarkan beberapa pertimbangan seperti konstruksi rumah serta kesehatan rumah baik itu pencahayaan dan penghawaan yang pelaksanaannya dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat setempat dengan rencana pembiayaan yang juga berasal dari dana sumbangan masyarakat serta kerjasama dengan dinas perumahan Kota Malang, dilaksanakan pada tahun kedua, ketiga,keempat PLPBK. rumah secara seksama baik dari segi fisik bangunan, sosial ekonomi dan kebutuhan dasar, sehingga diharapkan tidak salah sasaran merawat rumahnya sebaik mungkin, sehingga mampu bertahan diatas tahun dilakukan oleh Ketua RW 4 beserta BKM tetapi gakin dan rumahnya layak rehab akan diprioritaskan program rehab rumah dari rehab rumah akan diberikan sanksi berupa jaga malam dalam batas waktu tertentu Air Bersih pengelolaan HIPPAM Pengelolaan HIPPAM dilakukan oleh warga yang tergabung dalam satu perkumpulan yang bertugas mengendalikan pelaksanaan operasioanal pelayanan penyediaan air minum untuk masyarakat dilingkungannya Pengadaan HIPPAM Pemanfaatan HIPPAM diprioritaskan untuk warga yang kurang mampu atau masyarakat yang masih menggunakan air sumur dengan kualitas buruk Sistem iuran HIPPAM dikelola KSM/panitia dengan mengedepankan Panitia melakukan perawatan secara berkala baik dari sumur, pompa, tendon, maupun saluran Semua pemanfaat diwajibkan memeliharan SR masing masing Pengawasan terhadap HIPPAM yaitu pihak RW setempat dan masing-masing ketua RT melakukan monitoring dan pemantauan secara rutin Warga yang membantu dalam proses pembangunan HIPPAM akan diberikan prioritas SR Warga yang menunggak membayar iuran HIPPAM akan didatangi kelompok pemanfaat 1 RT sebelum diambil tindakan pemutusan

16 PENGENDALIAN PEMANFAATAN pengadaan sarana dan prasarana air bersih dilakukan dengan bekerjasama bersama dinas terkait Pengadaan sarana dan prasarana air bersih dilaksanakan dengan kerjasama bersama dinas terkait system subsidi silang untuk warga mampu dan kurang mampu Jalan Pengadaan hydran di lokasi padat Penyediaan penerangan jalan (panel surya dan tenaga angin) Pengadaan hydran dilakukan untuk menanggulangi potensi kebakaran yang ada di kawasan prioritas Kelurahan Polehan, karena lokasi prioritas merupakan daerah dengan kepadatan bangunan yang cukup tinggi. Pengadaan hydran dilakukan secara swadaya oleh masyarakat Penempatan hydran pada lokasi strategis padat penduduk Penyediaan lampu penerangan jalan pada jalan- jalan yang tidak terdapat lampu penerangan jalan, terutama pada jalanjalan lingkungan dan ganggang kecil Penempatan lampu penerangan jalan di Penerangan jalan dapat memudahkan pengguna jalan dalam mengakses jalan serta dapat mengurangi resiko kecelakaan pada para pengguna jalan di malam hari Pada sistem penerangan Sel surya akan selalu memproduksi energi listrik bila disinari oleh matahari, oleh karenanya tidak akan pernah habis atau rusak. Biasanya kerusakan terjadi disebabkan karena sel Pengawasan terhadap penerangan jalan (surya) yaitu pihak RW setempat dan masing-masing ketua RT melakukan monitoring dan Warga yang membantu dalam proses penyediaan penerangan jalan akan diberikan insentif berupa dapat Apabila terdapat warga yang diketahui merusak ataupun mencoret-coret penerangan jalan akan dikenakan

17 PENGENDALIAN PEMANFAATAN permukiman kawasan prioritas Kelurahan Polehan direncanakan sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang mengacu pada SNI yaitu penyediaan tiang listrik sebagai penerangan jalan ditempatkan pada area damija (daerah milik jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi. Penyediaan penerangan jalan direncanakan diletakkan rapi dan teratur pada setiap jarak 10 m dengan tinggi tidak melebihi 4 m. Penerangan jalan menggunakan tenaga surya merupakan sebuah alternatif yang murah dan hemat untuk digunakan sebagai sumber listrik penerangan karena menggunakan sumber energi gratis dan tak terbatas dari alam yaitu energi matahari, yang kemudian diubah menjadi listrik melalui proses photovoltaic Rencana pembiayaan penyediaan penerangan jalan dilakukan pada anggaran tahun pertama jalan menggunakan sel surya prinsip kerja secara keseluruhan adalah pada saat energi matahari dipancarkan ke permukaan bumi, maka solar cell akan bekerja menangkap energi matahari yang dpancarkan tersebut. Komponen (panel surya) ini mengkonversikan energi cahaya matahari tersebut menjadi energi listrik yang akan disimpan dalam aki (pengecasan). Aki akan melakukan pengecasan selama adanya energy matahari terpancar Dengan menyalakan lampu maka aki secara otomatis tidak melakukan pengecasan lagi, accu akan mensuplai lampu untuk bias menyala selama 12 jam surya tersebut pecah atau karena faktor lain, sehingga perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan penerangan jalan (panel surya) dengan baik, agar tahan lama pemantauan secara rutin memanfaatkan tanaman produktif pergola atau dapat diberikan bibit vertikal garden denda sesuai dengan kesepakatan warga setempat

18 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Perbaikan dan peremajaan jalan PLPBK tahun 2017 sebagai salah satu program prioritas penanganan. Perbaikan dan peremajaan jalan yaitu penambalan dan peningkatan perkerasan pada kualitas jalan rusak. Penambalan dilakukan dengan menutup lubanglubang kecil dan memperbaiki keretakan serta kerusakan konstruksi perkerasan yang terdapat pada badan jalan sehingga tidak mengganggu para pengguna jalan. Peningkatan perkerasan melalui pavingisasi yaitu pada jalan dengan kualitas rusak serta terdapat genangan air pada saat hujan sehingga para pengguna jalan menjadi terganggu dan tidak nyaman. Rencana pembiayaan pavingisasi jalan lingkungan permukiman tersebut melalui sumbangan warga dan dapat dialokasikan pada tahun ketiga yaitu tahun Rencana pembiayaan perbaikan dan peremajaan jalan berasal dari Pavingisasi jalan dilakukan agar membantu penyerapan air pada daerah genangan Tidak diperbolehkan truk dengan muatan melebihi kapasitas yang ditentukan Melakukan pemeliharaan dan perawatan jalan paving secara berkala atau melakukan peningkatan estetika melalui pewarnaan untuk membantu persepsi masyarakat dalam menjaga perawatan terhadap jalan paving dengan motif-motif menarik Pengawasan terhadap hasil pembangunan perbaikan dan peremajaan jalan yaitu pihak RW setempat dan masing-masing ketua RT serta bekerjasama dengan pihak desa maupun pemerintah daerah melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dengan melakukan peninjauan terkait kualitas jalan Warga dapat melakukan mobilitas baik dengan menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki dengan nyaman dan aman Memberikan denda kepada warga yang membawa muatan pada kendaraan melebihi kapasitas yang ditentukan

19 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Penyediaan fasilitas pelengkap jalan seperti cermin dan rambu Pembuatan gapura pemerintah, dengan adanya kerjasama dinas terkait infrastruktur lingkungan permukiman. Penyediaan fasilitas pelengkap jalan misalnya rambu tulisan untuk berhatihati dan mengurangi kecepatan laju kendaraan saat melintas gang-gang kecil permukiman. Sedangkan fasilitas pelengkap cermin sebagai alat pengaman pemakai jalan sesuai dengan SNI mengenai persyaratan umum sistem jaringan dan geometrik jalan perumahan, cermin diletakkan pada tikungan. Rencana pembiayaan dari sumbangan masyarakat kawasan prioritas dalam penyediaan fasilitas pelengkap jalan lingkungan permukiman. Pembuatan gapura dimaksudkan agar memberikan identitas RW 4 Kelurahan Polehan melalui penulisan visi Kampung Permadiku Sayang serta agar terlihat dari jalan utama Penyediaan fasilitas pelengkap jalan berupa cermin dan rambu petunjuk serta rambu larangan yang berfungsi untuk menjaga ketertiban para pengguna jalan agar tidak mengganggu aktivitas sirkulasi serta sebagai alat pengaman Warga dilarang mencoretcoret bangunan fisik gapura Warga dilarang merusak gapura Dilakukan pengecatan ulang atau pemeliharan secara berkala ketika fasilitas pelengkap jalan mulai mengalami penurunan kualitas Dilakukan pengecatan ulang secara berkala ketika bangunan fisik gapura mulai mengalami penurunan kualitas pada warna Pengawasan terhadap fasilitas pelengkap jalan yaitu pihak RW setempat dan masing-masing ketua RT melakukan monitoring dan pemantauan secara rutin Mengadakan evaluasi terhadap bangunan fisik gapura Warga yang membantu dalam proses penyediaan fasilitas pelengkap jalan akan diberikan insentif berupa dapat memanfaatkan tanaman produktif pergola atau dapat diberikan bibit vertikal garden Warga yang membantu dalam proses pembangunan gapura akan diberikan insentif berupa dapat Apabila terdapat warga yang diketahui merusak ataupun mencoret-coret fasilitas pelengkap jalan akan dikenakan denda sesuai dengan kesepakatan warga setempat Apabila terdapat warga yang diketahui merusak ataupun mencoret-coret gapura akan dikenakan

20 PENGENDALIAN PEMANFAATAN kampung, sehingga memudahkan masyarakat luas dalam menemukan kampung tersebut. Adapun pelaksanaan pembangunan gapura dilakukan pada tahun pertama dengan menggunakan dana PLPBK dan swadaya warga setempat memanfaatkan tanaman produktif pergola atau dapat diberikan bibit vertikal garden denda sesuai dengan kesepakatan warga setempat Sanitasi Pengadaan IPAL kerjasama dinas Warga dilarang mencoretcoret bangunan fisik IPAL Warga dilarang merusak IPAL Masyarakat yang membangun rumah diwajibkan menyambung IPAL Dilakukan perbaikan secara berkala ketika bangunan fisik IPAL mulai mengalami penurunan kualitas Warga diwajibkan membayar iuran rutin untuk perawatan IPAL Mengadakan evaluasi terhadap bangunan fisik IPAL Semua disekitar IPAL menjadi IPAL warga jangkauan diharapkan pemanfaat Warga yang membantu dalam proses pembangunan IPAL akan diberikan insentif berupa dapat memanfaatkan tanaman produktif pergola atau dapat diberikan bibit vertikal garden Apabila terdapat warga yang diketahui merusak IPAL akan dikenakan denda sesuai dengan kesepakatan warga setempat Bagi warga disekitar jangkauan layanan IPAL yang tetap membuang kotoran tinja ke sluran akan dikenakan sanksi berupa denda

21 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Penyediaan fasilitas sanitasi (paket wc dan septic tank) kerjasama dinas dan swasta Pemanfaatan energi alternatif biogas Pembangunan pos pantau Pengelolaan biogas ini dimaksudkan untuk memanfaatkan timbulan sampah dan kotoran tinja yang tidak dimanfaatkan oleh warga sehingga hanya menjadi limbah saja. Pengolahan biogas ini dilaksanakan pada tahun ke 5 (2019) dengan menggunakan dana yang bersumber dari kerjasama dengan dinas Pembangunan Pos pantau yang juga sebagai balai pertemuan warga dengan diposisikan dibantaran sungai Brantas, hal ini diharapkan akan merubah kebiasaan masyarakat yang beraktifitas MCK disungai, agar bisa beralih secara perlahan Warga harus rutin dan berkala dalam pemasukan tinja dan sampah kedalam biodigester Warga dilarang mencoretcoret bangunan fisik Pos Pantau Warga dilarang merusak Pos Pantau Pembentukan tim pengelola biogas Melakukan kontrol terhadap instalasi biodigester agar tidak mengalami kebocoran Pembentukan tim pengelola Pos Pantau Dilakukan pengecatan ulang secara berkala ketika bangunan fisik Pos Pantau mulai mengalami penurunan kualitas Melakukan peninjauan oleh pihak Kelurahan maupun pemerintah daerah terkait dengan pengolahan biogas Mengadakan evaluasi terhadap bangunan fisik Pos Pantau Warga mendapat aliran sumber energi alternatif berupa biogas untuk kebutuhan memasak Warga yang membantu dalam proses pembangunan Pos Pantau akan diberikan insentif berupa dapat memanfaatkan tanaman produktif Warga yang tidak melaksanakan pemasukan tinja dan sampah sesuai jadwal yang telah ditetapkan dikenakan denda dengan nominal sesuai dengan kesepakatan warga atau tidak dapat memanfaatkan sumber energi biogas untuk kebutuhan memasak Apabila terdapat warga yang diketahui merusak ataupun mencoretcoret Ps pantau akan dikenakan denda sesuai dengan kesepakatan warga

22 PENGENDALIAN PEMANFAATAN dengan rasa malu, Rencana pembiayaan berasal dari PLPBK pada tahun pertama karena merupakan salah satu program prioritas pada warna pergola atau dapat diberikan bibit vertikal garden setempat Ruang Terbuka Hijau Pengadaan pergola dengan tanaman produktif Pengadaan pergola menggunakan tanaman produktif dapat disesuaikan melalui kesepakatan masyarakat kawasan prioritas Kelurahan Polehan misalnya tanaman rambat buah markisa yang dapat diolah menjadi sirup ataupun olahan lainnya. Pemilihan tanaman yaitu jenis tanaman yang tidak mengenal musim. Material yang digunakan dapat menggunakan kayu untuk mempertahankan estetika alami. Dalam pembuatan pergola, tanaman rambat harus diatur agar tidak terlalu rimbun agar sinar matahari tetap mampu menembus dan memberi pencahayaan yang cukup sesuai kebutuhan. Pengadaan pergola Pengadaan pergola sebagai inovasi penambahan ruang terbuka hijau pada kawasan permukiman padat, dapat berfungsi sebagai penambah estetika, penyegar udara serta peneduh atau pelindung dari panas sinar matahari. Selain itu, peningkatan ekonomi produktif kawasan prioritas RW 4 Polehan juga dapat ditunjang oleh pengadaan pergola dengan menanam tanaman produktif, sehingga dapat dilakukan pengolahan lebih lanjut. Peran gender perempuan dapat ditingkatkan melalui pembentukan unit usaha kreatif dari tanaman produktif pergola tersebut. Dibutuhkan sosialisasi Pemeliharaan tanaman pergola yaitu harus selalu mendapat asupan air dan pupuk yang cukup. Secara berkala tanaman rambat pada pergola juga diberi semprotan anti hama dan jamur dua kali setiap bulan. Perawatan tanaman pergola harus dilakukan secara rutin dan dilakukan secara benar agar tanaman tidak mati. Untuk melakukan perbanyakan kembali pada tanaman pergola dapat dilakukan dengan cara cangkok maupun stek. Namun, jika tanaman merambat sudah lebat atau sekitar 6 bulan Pengawasan terhadap pergola yaitu dilakukan oleh RW setempat dan masyarakat sekitar pergola mulai dari monitoring dan evaluasi secara rutin Bagi masyarakat yang membantu pengadaan pergola dapat memanfaatkan hasil dari panen tanaman produktif pergola Bagi masyarakat sekitar pergola yang turut memelihara dan merawat pergola juga dapat memanfaatkan hasil dari panen tanaman produktif pergola Bagi warga yang tidak membantu pengadaan pergola dan ingin turut memanfaatkan hasil dari panen tanaman produktif pergola, harus tergabung dalam kelompok usaha kreatif pengolahan tanaman produktif pergola Bagi warga yang kedapatan merusak tanaman pergola diberi sanksi berupa kewajiban erawat tanaman pergola baru selama 2 bulan berturutturut atau sampai berbuah

23 PENGENDALIAN PEMANFAATAN diletakkan pada ruas jalan permadi dengan tinggi menyesuaikan minimal 2,5 meter serta lebar pergola disesuaikan dengan lebar jalan permadi. Rencana pembiayaan berasal dari PLPBK pada tahun pertama karena merupakan salah satu program prioritas serta dilakukan kerjasama dengan dinas terkait. untuk pemanfaatan hasil dari tanaman produktif pergola sekali perlu dilakukan pengurangan jumlah daun hingga 40% agar tanaman pergola cepat berbuah Pemeliharaan sepenuhnya dibiayai oleh seluruh warga masyarakat kawasan prioritas Kelurahan Polehan sebagai ruang terbuka hijau publik serta dibiayai oleh pemanfaat pergola melalui sumbangan rutin bulanan sesuai nominal yang telah disepakati. Dilaksanakan piket rutin perawatan untuk warga sekitar Pengadaan kebun vertikal Kebun vertikal merupakan pengembangan metode cara bertanam dengan konsep vertikal. Menumbuhkan tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media pertumbuhan, yang ditopang pada sebuah Kebun vertikal membutuhkan ruang tanam jauh lebih besar dibanding konvensional dan jumlah tanaman dapat ditanam beberapa kali lipat, diharapkan dapat menambah ruang hijau secara signifikan. Pemeliharaan dan perawatan tanaman kebun vertikal yaitu harus selalu mendapat asupan air dan pupuk yang cukup dan secara berkala juga diberi semprotan anti hama dan jamur Pengawasan terhadap pergola yaitu dilakukan oleh RW setempat dan masyarakat sekitar kebun vertikal mulai dari monitoring dan evaluasi secara Bagi masyarakat yang membantu pengadaan kebun vertika, dapat turut memelihara kebun vertikal pribadi dari hasil perbanyakan tanaman kebun Bagi warga yang tidak membantu pengadaan kebun vertikal tidak dapat turut memelihara kebun vertikal secara pribadi Namun, jika ingin

24 PENGENDALIAN PEMANFAATAN dinding sehingga memudahkan dalam penataan desain taman vertikal. Pengadaan kebun vertikal pada kawasan prioritas Kelurahan Polehan diaplikasikan pada dindingdinding pergola agar terkesan alami, dapat pula diaplikasikan pada pagar, bangunan indoor maupun outdoor serta dinding pembatas lainnya. Jenis/bahan yang dapat digunakan sebagai media vertikal garden antara lain tali ijuk yang dililit pada batang pohon, rockwoll (bahan berbentuk lembaran dengan ketebalan sekitar 7 cm) untuk hidroponik, vertikal garden module (berbentuk seperti keranjang plastik tempat menampung media tanam), karpet dan tekstile. Syarat pemilihan tanaman untuk vertikal garden yaitu tidak mempunyai bobot yang terlalu berat, kecepatan tumbuhnya relatif sama sehingga tidak ada yang mendominasi, hindari tanaman rambat, Pemeliharaan sepenuhnya dibiayai oleh seluruh warga masayarakat kawasan prioritas Kelurahan Polehan sebagai ruang terbuka hijau publik melalui sumbangan rutin bulanan sesuai nominal yang telah disepakati rutin vertikal dengan mengaplikasikann ya pada bangunan indoor ataupun outdoor rumah masingmasing turut memelihara kebun vertikal secara pribadi, harus turut membantu melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap kebun vertikal secara rutin

25 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Penghijauan di sekitar sempadan sungai penempatan tanaman diatur sesuai gradasi kebutuhan cahaya pada tanaman, serta menghindari tanaman berkayu, sebaiknya tanaman ringan yang lembut dengan batang lentur. Rencana pembiayaan berasal dari PLPBK pada tahun pertama karena merupakan salah satu program prioritas serta dilakukan kerjasama dengan dinas terkait. Upaya konservasi areal sempadan sungai secara vegetatif atau penghijauan merupakan bagian dari perlindungan dan pelestarian sempadan sungai brantas kawasan prioritas Kelurahan Polehan, terutama untuk mengurangi erosi tanah ke dalam sungai dan mencegah erosi tebing sungai. Pemilihan jenis tanaman di kawasan perlindungan setempat sempadan sungai yaitu dapat berupa jenis rimba lokal yang dapat berfungsi sebagai perlindungan tata air dan pencegahan erosi, serta sebagai sumber pakan Implementasi penghijauan di sekitar sempadan sungai dimaksudkan untuk menjadi pendorong kesadaran menghijaukan lingkungan bagi masyarakat Kelurahan Polehan. Masyarakat yang turut berpartisipasi dalam pemeliharaan penghijauan sempadan sungai yaitu seluruh elemen yang ada di kawasan prioritas Kelurahan Polehan agar bahu membahu melakukan penghijauan untuk kelestarian sungai yang besar manfaatnya bagi masyarakat Pengawasan terhadap penghijauan sekitar sempadan sungai yaitu pihak RW setempat serta masing-masing ketua RT melakukan monitoring dan evaluasi rutin terhadap pelestarian dan pengembangan penghijauan sekitar sempadan sungai melalui pos pantau yang dibangun di sempadan sungai. Bagi masyarakat yang membantu kegiatan penghijauan sekitar sempadan sungai mendapatkan insentif berupa konsumsi dari warga sekitar Bagi warga yang tidak mengikuti kegiatan penghijauan sekitar sempadan sungai wajib menyuguhkan konsumsi bagi para pekerja masyarakat yang membantu pekerjaan proyek Denda bagi warga yang membuang material sisa bangunan dan sampah disekitar sempadan sungai

26 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Sosial Budaya Study banding ke kampung hijau di Kota Malang Kerja Bhakti rutin satwa yang ada di kawasan sempadan sungai. Rencana pembiayaan berasal dari PLPBK secara rutin per tiga tahun serta dilakukan kerjasama dengan dinas terkait. Studi banding dilakukan untuk menumbuhkan semangat baru kepada kader-kader dan masyarakat kawasan prioritas Kelurahan Polehan dengan melalukan sharing serta menambah wawasan mengenai cara mengembangkan potensipotensi yang ada pada kampung hijau di Kota Malang. Rencana studi banding dilakukan melalui kerjasama dengan dinas terkait serta kampung hijau di Kota Malang. Kerja Bhakti rutin dilakukan minimal setiap bulan sekali atau sesuai kebutuhan Kerja Bhakti bulanan dilaksanakan secara bersama sama didalam lokasi prioritas Kampung hijau sebagai aksi swadaya sebagai komitmen bersama dalam perwujudan tata lingkungan yang hijau dan bersih. Diharapkan dengan adanya studi banding akan semakin meluas pula aksi sejenis pada lingkungan baru dan wilayah lainnya untuk dapat menerapkan dan menga dopsi gerakan kampung hijau. Kerja Bhakti adalah aksi swadaya untuk merawat hasil pembagunan yang ada Diharapkan melalui kerja bhakti rutin akan mampu menanggunagi kerusakan kecil pada hasil pembagunan yang ada Setiap bulan ketua RT dan ketua RW memilih prioritas lokasi kerja Bhakti warga Ketua RT akan mencatat palaku kerjabakti secara rutin Diharapkan seluruh masyarakat akan ikut andil Warga yang rutin akan mendapatkan penghargaan berupa seragam PLPBK atau bibit dan buah dari RTH Warga yang kedapatan 3 kali tidak mengikuti kegiatan kerja bhakti, akan mendapatkan hukuman berupa semua warga satu RT akan datang dan kerja

27 PENGENDALIAN PEMANFAATAN Ronda malam dan kas RT Ronda malam untuk sementara waktu akan dilaksanakan 1kali seminggu dan dilakukan pada hari Sabtu Malam Minggu Ronda malam akan dilaksanakan sesuai kebutuhan apabila masyarakat merasa mambutuhkan Masyarakat akan menyediakan uang dimasing masing depan rumah untuk membayar kas RT senilai minimal Rp. 500,- perminggu Masyarakat akan digilir setiap hari Sabtu untuk melaksanakan ronda malam Sambil ronda masyarakat akan keliling kampong dari rumah satu ke rumah lainya sambil mengambil uang kas RT yang telah disediakan pemilik rumah didepan rumah Ronda malam adalah bentuk swadaya masyarakat untuk menjaga keamanan (pamswakarsa) Hasil iuran Kas RT akan digunakan membeli konsumsi petugas ronda dan sisanya untuk Kas RT Ketua RT melakukan pengawasan dan mencatat warga yang absen Warga yang rutin ronda sampai jangka waktu tertentu tanpa absen sekalipun akan mendapat hadiah bhakti dirumahnya, sehingga yang bersangkutan merasa malu Bagi warga yang absen ronda akan diberi sanksi berupa penyediaan konsumsi petugas ronda Jika berulang sampai 3 kali akan disanksi denda

28 TATA RUANG Pemanfaatan lahan kosong /lahan sempit dengan tanaman/apotik hidup. Setiap Rumah berkewajiban untuk menanam tanaman sayur sebanyak 5jenis melalui media pot, polyback Tidak membuang sampah tidak ke saluran/sungai ataupun lahan kosong PERUMAHAN &BANGUNAN Tidak boleh mendirikan bangunan diatas saluran air maupun di atas senderan saluran Tiap rumah tangga membuang sampah di tong sampah dengan pemisahan sampah basah maupun sampah kering Setiap rumah Sejahtera I harus menyediakan tempat sampah Depan halaman rumah ditanami tanaman/pot bunga Panjang tritis disarankan berjarak maksimal 0,5meter dari rumah dan tidak melebihi batas tanah yang dimiliki Setiap pembangunan rumah harus ada MCK yang dilengkapi dengan septictank & sumur resapan, atau disalurkan ke IPAL SARANA & PRASARANA Memisahkan sampah antara organik & anorganik Setiap akan musim penghujan di adakan kerja bakti kebersihan Mengadakan petugas pengangkut sampah yang iurannya dari warga masyarakat Perbaikan kerusakan paving blok max 2 m2 harus di danai swadaya oleh warga lingkup RT Menggalang dana swadaya masyarakat untuk pembangunan sarana & Prasarana. Dilarang membuang sampah ke sungai/saluran air

29 EKONOMI Simpan pinjam di fasilitasi akses, info & lain-lain oleh lembaga BKM Ijin usaha tingkat Kelurahan Tenaga kerja masyarakat lokal Dibuatkan aturan main di sentra-sentra Penyelenggaraan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan para pelaku industri rumah tangga PELAYAAN PUBLIK Adanya siskamling ( Pamswakarsa) dari masyarakat Mengadakan iuran secara berkala dengan melibatkan seluruh masyarakat dengan diberlakukan sanksi pada yang tidak berpartisipasi berupa denda. Binatang ternak ayam dll sebaiknya diberi kandang dan tidak berkeliaran di lingkungan permukiman Setiap rumah memberi sumbangan minimal Rp.500,-/minggu untuk ronda dan kas RT Orang tua yang memiliki anak 0-60 bulan diharuskan menimbang anaknya ke Posyandu Diadakan iuran sampah bagi seluruh KK Setiap perencanaan pembangunan harus dilibatkan masyarakatnya Masyarakat buta huruf harus ikut program kejar paket Orang tua dianjurkan memberi bimbingan kepada anak-anaknya tentang pentingnya pendidikan,kesehatan dan kebersihan lingkungan

30 KELEMBAGAAN Memfungsikan papan info sebagai media informasi pembangunan Kelurahan baik oleh lembaga non pemerintah maupun pemerintahan Kelurahan. Setiap program pemerintah harus lewat, LPMK Polehan, BKM Polehan dan pemerintahan Kelurahan Dibentuk tim evakuasi RW dan dibuat pelatihan dengan didampingi dari Pemerintah Kota malang dalam tanggap darurat bencana

31 KESEPAKATAN MASYARAKAT TERKAIT ATURAN BERSAMA UNTUK RTPLP Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Kami warga RW IV Masyarakat Kelurahan Polehan menyatakan: 1. Setuju menerima hasil RTPLP dan akan melaksanakan program kegiatan pembangunan sesuai dengan prioritas yang telah disebutkan di dalam RTPLP dengan bantuan program PLPBK maupun secara mandiri. 2. Berkehendak menjalankan proses pembangunan di Kelurahan tersebut melalui (gotong-royong Kelurahan) yang (pembentukan panitia pembangunan akan diatur kemudian); 3. Berkehendak menjalankan proses persiapan pembangunan yaitu tindak rembug pentahapan, pembagian pekerjaan, survei material, proses pembangunan dan pemeliharaan yaitu pencatatan, pemantauan, pendokumentasian, ataupun tindak lain yang diperlukan; 4. Bersedia memberikan dukungan keuangan dan/atau pendampingan kepada proses pembangunan maupun panitia pembangunan dalam upaya pembangunan tersebut melalui (sumbangan sukarela atau sumbangan tenaga atau sumbangan terkait); 5. Bertekad untuk tidak menelantarkan, ikut menjaga, memelihara, menanggung biaya operasional fasilitas yang menjadi Aset bersama termasuk dalam hal pengadaan biaya pemeliharaan dengan cara iuran rutin, 6. Akan mengaktifkan dan memberdayakan peran lembaga (Organisasi Lokal) dalam urusan pemeliharaan fasilitas dimaksud. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sepenuh hati agar dapat memberikan kemanfaatan yang sebesar-besarnya. Malang,17 Juni 2015 Menyepakati, Perwakilan Masyarakat Koordinator BKM Mengetahui Lurah Polehan Drs. SAGI SISWANTO, M Pd B. JOKO NUGROHO, S AP 5. Penata Tk I NIP Saksi-saksi, Peserta Rembug Warga (daftar terlampir)

PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA

PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA MENGENAI BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DESA DEMANGAN KECAMATAN TAHUNAN KABUPATEN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH 2014

Lebih terperinci

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO 1 LEMBAR PENGESAHAN Aturan Bersama Penataan Lingkungan Permukiman Desa Kedungsarimulyo telah dirumuskan secara partisipatif melalui siklus Perencanaan

Lebih terperinci

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang

Lebih terperinci

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI Dokumen Aturan Bersama ini merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Kemasan yang telah dibuat sebelumnya. Aturan-aturan yang ada di masyarakat terkait masalah

Lebih terperinci

B. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA

B. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA B. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan Rumah yang tidak mendapat akses menuju jalan utama lingkungan maupun jalan penghubung

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Berangkat dari permasalahan utama pada bab sebelumnya disimpulkan tiga kata kunci yang mendasari konsep desain yang akan diambil. Ketiga sifat tersebut yakni recycle, community

Lebih terperinci

USULAN ATURAN BERSAMA

USULAN ATURAN BERSAMA PENGANTAR Seringkali proses-proses perencanaan yang partisipatif dan baik tidak serta merta menjamin proses pelaksanaan akan baik pula. Tak jarang proses perencanaan yang baik dan partisipatif berhenti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci

Aturan Bersama. DOKUMEN ATURAN BERSAMA ( AB ) Kelurahan Karatuang, KEC. Bantaeng, KAB. Bantaeng

Aturan Bersama. DOKUMEN ATURAN BERSAMA ( AB ) Kelurahan Karatuang, KEC. Bantaeng, KAB. Bantaeng 1 Aturan Bersama A. Latar Belakang dapat menagntisipasi masalah yang timbul akibat hal tersebut antara lain yaitu dapat dilakukan perencanaan tata ruang wilayah kota maupun desa yang dihasikan mealui prosesl

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB IV PANDUAN KONSEP

BAB IV PANDUAN KONSEP BAB IV PANDUAN KONSEP 4.1. Visi Pembangunan Sesuai dengan visi desa Mekarsari yaitu Mewujudkan Masyarakat Desa Mekarsari yang sejahtera baik dalam bidang lingkungan, ekonomi dan sosial. Maka dari itu visi

Lebih terperinci

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi

Lebih terperinci

Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan

Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana penataan lingkungan dalam suatu permukiman

Lebih terperinci

BAB II ATURAN BERSAMA A. ATURAN BERSAMA DALAM MEMBANGUN DAN MENATA (RENOVASI) RUMAH

BAB II ATURAN BERSAMA A. ATURAN BERSAMA DALAM MEMBANGUN DAN MENATA (RENOVASI) RUMAH 1 BAB I PENGANTAR Aturan bersama ini dibuat bersama oleh masyarakat dan pihak kelurahan dan selanjutnya semua pihak meneruskan aturan bersama ini kepada semua elemen masyarakat sehingga bisa diketahui

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan

Lebih terperinci

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3.1. Analisis Kedudukan Kawasan A. Analisis Kedudukan Kawasan Kawasan prioritas yaitu RW 1 (Dusun Pintu Air, Dusun Nagawiru, Dusun Kalilangkap Barat, dan Dusun Kalilangkap

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MALANG KUA PPAS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KOTA MALANG KUA PPAS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KOTA MALANG KUA PPAS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN TAHUN ANGGARAN 2015 SKPD : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang PLAFON ANGGARAN BELANJA LANGSUNG 73,419,000,000 I 1 03 1.08.02 23

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL I. TATA RUANG DAN LINGKUNGAN

ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL I. TATA RUANG DAN LINGKUNGAN ATURAN BERSAMA PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (RTPLP) KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN YANG DISEPAKATI

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas perkenannya, telah Kami sepakati Dokumen Aturan Bersama (AB) mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Kalimango,pada Tahun 2013. Dokumen

Lebih terperinci

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA Lampiran IV : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 01 Tahun 2009 Tanggal : 02 Februari 2009 KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA NILAI Sangat I PERMUKIMAN 1. Menengah

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA INVESTASI KAWASAN PRIORITAS

BAB VII RENCANA INVESTASI KAWASAN PRIORITAS BAB VII RENCA INVESTASI KAWAS PRIORITAS 7.1. UMUM 1. Rencana investasi disusun berdasarkan dokumen RTPLP yang memperhitungkan kebutuhan nyata dalam proses pengendalian investasi dan pembiayaan dalam penataan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan 4 (empat) indikator yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan kembali rembug

Lebih terperinci

RENCANA INVESTASI 5.1. INDIKASI SEKTOR PRIORITAS PEMBANGUNAN RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN LIMUSNUNGGAL

RENCANA INVESTASI 5.1. INDIKASI SEKTOR PRIORITAS PEMBANGUNAN RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN LIMUSNUNGGAL 5 RENCANA INVESTASI RENCANA TINDAK KELURAHAN LIMUSNUNGGAL 5.1. INDIKASI SEKTOR PRIORITAS PEMBANGUNAN Salah satu fungsi rencana tata ruang adalah sebagai acuan bagi Pemerintah Kota dalam penyusunan dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN DAN LAYAK HUNI Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 FARID BAKNUR, S.T. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A D A N P E N D U K U N G P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pertambahan penduduk

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62 BAB VI PENUTUP 6.1 Rencana Kerja Untuk mewujudkan Visi Penataan Lingkungan Permukiman Desa Jipang yaitu terwujudnya Desa Jipang yang sehat, berkembang dan berbudaya maka lembaga lembaga masyrakat beserta

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1429, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dana Alokasi Khusus. Pemanfaatan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013

Lebih terperinci

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG, PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG, Menimbang Mengingat : a. bahwa lingkungan hidup yang baik merupakan hak asasi

Lebih terperinci

ATURAN BERSAMA DESA BAKIPANDEYAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

ATURAN BERSAMA DESA BAKIPANDEYAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO ATURAN BERSAMA DESA BAKIPANDEYAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM - MANDIRI PERKOTAAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) TAHUN 2014

Lebih terperinci

Jarak tangki septik ke sumber air bersih 10 m, ke bangunan 1,5 m. Ada bidang resapan. Ada jaringan pipa air limbah.

Jarak tangki septik ke sumber air bersih 10 m, ke bangunan 1,5 m. Ada bidang resapan. Ada jaringan pipa air limbah. 3 BIDANG AIR LIMBAH A. Kelengkapan Prasarana Lingkungan Bidang Air Limbah NO ACUAN STANDAR EKSISTING 1. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan Jarak tangki septik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai Menurut Peraturan Pemerinah Republik Indonesia No.38 Tahun 2011, Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing

Lebih terperinci

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK APA PERENCANAAN PARTISIPATIF? Proses perumusan dan penyepakatan produk perencanaan dengan melibatkan partisipasi aktif warga dan Pemda Proses penyelarasan perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Program pengembangan sanitasi saat ini dan yang akan di rencanakan berdasar pada kajian yang telah dilakukan sebelumnya pada Buku Putih

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA., Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan

Lebih terperinci

Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat KAMPUNG GLINTUNG GO GREEN KOTA MALANG

Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat KAMPUNG GLINTUNG GO GREEN KOTA MALANG Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat KAMPUNG GLINTUNG GO GREEN KOTA MALANG Malang, 27-30 November 2017 OUTLINE : 1. GAMBARAN UMUM KAMPUNG GLINTUNG 2. PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA. PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 21 Tahun : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Dari hasil evaluasi yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pembuangan air limbah di lingkungan permukiman pesisir Kelurahan Tanjung Kecamatan

Lebih terperinci

95 Tabel 6.2 Pengetahuan Warga Mengenai Akibat Membuang Sampah Secara Sembarangan Sebelum Adanya Kelembagaan Partisipatoris, Sub DAS Cikapundung, Band

95 Tabel 6.2 Pengetahuan Warga Mengenai Akibat Membuang Sampah Secara Sembarangan Sebelum Adanya Kelembagaan Partisipatoris, Sub DAS Cikapundung, Band 94 BAB VI EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN PARTISIPATORIS DALAM PENYELAMATAN HULU DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM (SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI CIKAPUNDUNG) 6.1 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Warga 6.1.1 Pengetahuan Warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sungai sebagai sumber air sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa sektor pertanian mempunyai peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR + BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

B. Kondisi Demografi. Usia (tahun) Jumlah (orang) No keatas 2.724

B. Kondisi Demografi. Usia (tahun) Jumlah (orang) No keatas 2.724 A. Kondisi Geografi Sebelah Utara : Kelurahan Pisang Candi Kecamatan Sukun dan Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Sebelah Timur : Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Sebelah Selatan : Kelurahan Bandungrejosari

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini sebagian dari kita yang telah melupakan kenyamanan lingkungan sekitar. Padahal makna dari lingkungan yang bersahabat sangat besar manfaatnya untuk manusia.

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN 3.1. Enabling And Sustainability Aspect 3.1.1 Aspek Non Teknis 1) Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Isu strategis aspek Kebijakan Daerah

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) BUPATI KUDUS, 1 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 10 Tahun 2010. TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka kelancaran pengelolaan rumah susun

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA 5.1 Latar Belakang Program Setiap rumah tangga adalah produsen sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Cara yang paling efektif untuk mengatasi

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT 1 Anggraeni Dyah S., 2 Putri Suryandari, 3 Sri Kurniasih Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur anggraeni.dyah@budiluhur.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa memenuhi ketentuan pasal 18 ayat 1, 2 dan 3 Peraturan Daerah

Lebih terperinci

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua By. M. Abror, SP, MM Tema utama Pengolahan sampah Program kali bersih Biopori Lahan sempit dan lahan tidur Pengembangan desa wisata Lingkungan adalah???????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah.

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa keadaan

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Secara umum kegiatan pengelolaan limbah cair di Kota Yogyakarta sudah berjalan dengan cukup

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 4 PENYUSUNAN KONSEP. Hirarki Penyusunan Arahan Perancangan. 4.1 Visi pembangunan

BAB 4 PENYUSUNAN KONSEP. Hirarki Penyusunan Arahan Perancangan. 4.1 Visi pembangunan 4.1 Visi pembangunan DESIGN POLICY merupakan metoda perancangan tak langsung yang meliputi instrumen peraturan untuk pelaksanaan, atau program investasi dan instrumen lainnya yang menyebabkan rancangan

Lebih terperinci

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan LAMPIRAN 60 61 Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan Surat Ijin Penelitian Dari Universitas Kristen Satya Wacana 62 Lembar Instrumen Wawancara Studi Dokumentasi No. Model evaluasi Indikator Item

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a. bahwa pertambahan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat 1 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komponen sosial masyarakat, usaha dan ekonomi, serta lingkungan sebagai pendekatan pembangunan permukiman yang berkelanjutan KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN KOTA KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PP 35/1991, SUNGAI... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 35 TAHUN 1991 (35/1991)

PP 35/1991, SUNGAI... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 35 TAHUN 1991 (35/1991) PP 35/1991, SUNGAI... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 35 TAHUN 1991 (35/1991) Tanggal: 14 JUNI 1991 (JAKARTA) Sumber: LN 1991/44; TLN NO. 3445 Tentang: SUNGAI

Lebih terperinci

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 Environmental Engineering ITB - 2010 KELOMPOK 2 Dian Christy Destiana 15308012 Vega Annisa H. 15308014 Ratri Endah Putri 15308018 M. Fajar Firdaus 15308020 Listra Endenta

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisa terhadap 22 Kelurahan di

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci