BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK
|
|
- Widya Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan 4 (empat) indikator yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan kembali rembug desa dengan melibatkan semua pihak yang sudah terlibat sebelumnya. Metode yang digunakan adalah Diskusi Kelompok Terfokus atau Focud Group Disscusion (FGD). Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk menscoring berdasarkan datadata yang tersedia baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk menilai: (1) kawasan dengan penduduk miskin terbesar; (2) kawasan paling padat; (3) kawasan paling kumuh; dan (4) kawasan dengan tingkat pertisipasi masyarakat yang paling baik. Hasil penilaian yang disepakati terlihat pada tabel 2.1. dibawah ini. Tabel 2.1. Hasil Skoring Penilaian Kawasan Prioritas Kawasan Indikator Kawasan Prioritas Kemiskinan Kepadatan Kekumuhan Partisipasi Total Nilai 1. Bukur I 1,75 0,9 0,8 0,75 4,2 2. Bukur II 0,7 0,6 0,4 0,6 2,3 3. Bukur III 1,4 1,2 0,8 0, Bukur IV 1,05 1,5 0,8 0,45 3,8 Sumber : Hasil Diskusi TIPP, Hasil scoring menunjukkan bahwa Bukur I disepakati menjadi kawasan prioritas untuk dijadikan sebagai kawasan yang menjadi fokus awal perencanaan serta direncanakan pertama kali secara detail hingga pada proses DED dan pembangunan melalui Program PLPBK. Ada beberapa alasan sesuai dengan indikator yang sudah disepakati untuk menjadikan Bukur I sebagai kawasan prioritas: a. Hasil PS II yang dilakukan BKM Subur, jumlah KK miskin di desa Bukur terkonsentrasi di wilayah dusun Bukur I, seperti yang dijelaskan pada gambar di bab II. b. Perkembangan kawasan di Bukur I hingga saat ini cenderung menjadi kawasan yang tidak teratur atau cenderung padat dan kumuh. Hal ini diperlihatkan dari berkembangnya jumlah penduduk dan permukiman yang terus bertumbuh tetapi tidak ditopang dengan sarana dan prasarana permukiman yang memadai. Jelasnya lihat gambar pada bab II. c. Hasil penilaian Indeks Partisipasi Masyarakat oleh BKM Subur, diketahui bahwa masyarakat Bukur I mempunyai nilai indeks yang lebih besar dibandingkan dengan Indeks Partisipasi Masyarakat di wilayah Bukur lainnya. 21
2 2.1.2 Kondisi Kependudukan Jumlah penduduk di Kawasan Prioritas tepatnya di dusun Bukur I adalah sebanyak 1228 jiwa atau 35,92% dari jumlah penduduk Desa Bukur dan kebanyakan bertempat tinggal di RT03 dan RT06. Untuk jumlah Kepala Keluarga (KK) di kawasan prioritas sebanyak 355 KK atau 37,61% jumlah KK Desa Bukur. Untuk mengetahui sebarannya dapat dilihat pada gambar 2.2. dibawah ini. Jiwa, RT03, KK, RT03, KK, RT06, Jiwa, RT06, Jiwa, RT02, KK, Jiwa, RT01, RT01, KK, RT02, Jiwa, RT05, KK, RT04, Jiwa, RT04, KK, RT05, KK, RT07, Jiwa, RT07, KK Jiwa Sumber : Data Pemerintah Desa, 2014 Gambar 2.2. Sebaran Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas Berdasarkan jenis kelain, penduduk dikawasan prioritas mempunyai keseimbagan antara jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Namun apabila dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, maka penduduk di wilayah RT01, RT05, dan RT07 didominasi perempuan, dan sisanya didominasi laki-laki. Jelasnya lihat gambar 2.3 dibawah ini. Laki-laki, RT03, Laki-laki, RT06, 9.77 Laki-laki, RT02, Laki-laki, RT01, Laki-laki, RT04, Laki-laki, RT05, Laki-laki, RT07, 4.89 Laki-laki Perempuan Sumber : Data Pemerintah Desa, 2014 Gambar 2.3 Sebaran Penduduk Kawasan Prioritas Berdasarkan Jenis Kelamin 22
3 Berkaitan tingkat pendidikan yang pernah ditempuh oleh penduduk di kawasan prioritas umumnya adalah lulusan Sekolah Dasar (329 orang atau 26,79% dari jumlah penduduk kawasan prioritas), disusul Tidak Memiliki Ijasah (TMI) sebanyak 309 orang atau 25,16% dan lulusan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 259 orang atau 21,09%. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.4. dibawah ini. SD, RT07, 2.28 SD, RT06, 5.13 SD, RT05, 2.69 SD, RT04, 2.85 SD, RT03, 8.71 SD, RT02, 3.58 SD, RT01, 1.55 PT SMA SMP SD TMI BS Sumber : Data Pemerintah Desa, 2014 Gambar 2.4. Sebaran Penduduk Kawasan Prioritas Berdasarkan Pendidikan Yang Diperoleh Kebanyakan penduduk di kawasan prioritas (767 orang atau 62,46%) berada pada usia produktif (15-60 tahun), sedangkan sisanya berada pada usia tidak produktif (0-14 tahun dan > dari 60 tahun). Dari data yang terkumpul dapat dikeahui bahwa kecenderungan penduduk pada usia produktif yang tinggal dikawasan prioritas mengandalkan usahanya pada di sektor jasa, baik jasa pendidikan/kesehatan/kemasyarakatan/pemerintahan dan perorangan (15,87%), diikuti usaha di sektor perdagangan (14,57%), dan sektor pertanian padi dan palawija (8,51%). Kondisi kemiskinan di Kawasan Prioritas merupakan kondisi kemiskinan paling besar di Desa Bukur sehingga menjadi salah satu indikator penentuan kawasan prioritas Desa Bukur. Data mengenai kemiskinan dapat dilihat dari data terdahulu yang telah dihimpun oleh PPLS dan data yang telah dihimpun melalui proses PS 2. Dari data PPLS, terdapat 25 KK miskin atau 17,12% jumlah KK yang ada, sedangkan 23
4 dari data PS2, jumlah KK miskin adalah sebesar 67 KK atau 45,89% jumlah KK yang ada di Kawasan Prioritas. Lebih jelasnya lihat gambar 2.5. dibawah ini. Series1, Series1, Industry Perikanan Pengolahan, Tangkap, Series1, 2.31 Listrik 0.14& Gas, Series1, 0.14 Perkebunan, Series1, Hotel 0.14 & Rumah Makan, Series1, 0.43 Transportasi Series1, & Keuangan Pergudangan, & Asuransi, Series1, Bangunan/Ko nstruksi, 2.89 Series1, Pertanian Padi & Polowijo, 8.51 Sumber : Data Pemerintah Desa, 2014 Gambar 2.5. Sebaran Penduduk Kawasan Prioritas Berdasarkan Jenis Pekerjaan Series1, Jasa Pendidikan/ Kesehatan/ Kemasyarakat an/ Pemerintahan dan Series1, Perorangan, Perdagangan, Sumber :Digitasi Pemetaan Sosial, 2014 Gambar 2.6. Sebaran KK Miskin di KawasanPrioritas 24
5 2.1.3 Karakteristik Permukiman a. Kepadatan Bangunan Pada dasarnya permukiman di Kawasan Prioritas Desa Bukur merupakan permukiman yang cenderungmenjadipermukiman cukup padat. Hal ini bisa dilihat dari jarak rumah yang sangat dekat, keberadaan jalan yang sempit dengan lebar 2 meter, dan tidak ada pekarangan rumah, seperti yang ada di RT01, RT03 dan RT04. Kepadatan Bangunan di RT01, RT03 dan RT04 b. Kondisi Fisik Rumah Sebagian besar kondisi fisik rumah di Kawasan Prioritas sudah termasuk kategori rumah permanen dengan pondasi, lantai tegel/keramik/plester, dinding tembok, dan atap berupa genteng. Akan tetapi di kawasan prioritas ini juga masih ditemukan rumah dengan kondisi rumah yang berlantai tanah, dinding setengah bata dan gedheg, serta atap genteng murahan yang kondisi rumahnya membutuhkan penanganan. c. Kondisi Lingkungan Permukiman Kondisi lingkungan permukiman di masing-masing lokasi di Kawasan Prioritas mempunyai karakteristik sendiri, misalnya di daerah sekitar sungai masih (RT05, RT06 dan RT07) banyak aktivitas masyarakatnya yang sering BAB sembarangan (plunglap). BAB di RT07 (di sungai besar), di RT01 di selokan 25
6 d. Fungsi Rumah Sebagian besar fungsi rumah di Kawasan Prioritas adalah tempat tinggal, namun banyak rumah yang memiliki fungsi lain seperti konveksi, perdagangan, dan home industry, danbaksobakar Sumber :Digitasi Pemetaan Sosial, 2014 Gambar 2.7. Kepadatan Permukiman di Kawasan Prioritas KondisiInfrastruktur a. Jaringan Jalan Jalan yang ada di Desa Bukur, khususnya untuk kawasan prioritas terbagi menjadi tiga jenis jalan, yaitu jalan kabupaten, jalan desa, dan jalan lingkungan. Dari ketiga jenis jalan tersebut, jalan desa dan jalan kampung masih memiliki masalah, karena sebagian besar jalan tersebut masih berupa jalan tanah, batu, bahkan aspal yang sudah rusak. Untuk jalan kampung 26
7 yang berada di RT 1, 3, 4, 6, dan 7 kondisinya masih berupa jalan tanah. Sedangkan untuk jalan yang berada di RT 5 kondisinya berupa jalan aspal yang sudah rusak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta disamping. b. Jaringan Drainase Kondisi drainase yang ada di kawasan prioritas mengalami kerusakan dan tidak berfungsi dengan baik, karena tertutup oleh tanah dan juga sampah dan memiliki kedalaman yang dangkal, seperti yang ada di sepanjang jalan di RT 05. Akan tetapi beberapa lokasi belum memiliki saluran drainase sehingga menimbulkan genangan saat dan setelah hujan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta disamping. c. Jaringan Irigasi Di kawasan prioritas dialiri oleh saluran irigasi sepanjang 1362 meter yang berasal dari bendungan Gembiro. Kondisi irigasi juga terdapat kerusakan di beberapa titik yang disebabkan tidak adanya talud, tersumbatnya saluran akibat sampah, dan kurang besarnya volume irigasi untuk menampung debet air. d. Jaringan Air Bersih Di kawasan prioritas tidak memiliki mata air, namun masyarakat menggunakan sumur galian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih. e. Jaringan Listrik Sebagian besar warga khususnya yang berada di kawasan prioritas Bukur 1 sudah memiliki aliran listrik di setiap rumah. Hanya saja persoalan listrik yang dialami masyarakat adalah tidak adanya fasilitas penerangan jalan. f. Sanitasi Sanitasi di Kawasan Prioritas didominasi dengan sanitasi pribadi berupa WC dan septictank. Terdapat 21 rumah yang belum memiliki MCK pribadi. Sebagian besar masyarakat yang belum mempunyai jamban memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk BAB. Untuk saluran air limbah, masih banyak masyarakat yang langsung menggunakan resapan, ketimbang membuangnya di saluran. g. Persampahan Kondisi persampahan di kawasan prioritas sangat memprihatinkan, karena belum adanya TPS dan masih adanya kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan bahkan di saluran darianse. Sampah yang dibawa saluran air sungai Bukur dari atas dan saluran drainase memperparah kondisi persampahan Kawasan Prioritas. 27
8 Sumber :Digitasi PemetaanSosial, 2014 Gambar 2.8. PetaPrasaranaDasardi KawasanPrioritas 2.2 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN Rencana Pengembangan Sarana Prasarana Guna mendukung terwujudnya visi dan terlaksananya misi pengembangan Desa Bukur, maka perlu adanya penyediaan dan penataan sarana prasarana fisk lingkungan yang layak dan berdaya dukung. Adapun Strategi dasar perencanaan fisik lingkungan di Desa Bukur antara lain: a. Penyediaan akses ke area pertanian di beberapa lokasi terpilih yang belum ada. Hal ini untuk mempermudah penjangkauan ke area pertanian,terutama untuk mesin-mesin pertanian dan distribusi hasilhasil pertanian. b. Pembenahan prasarana pertanian yang berkaitan dengan program pertanian (terutama jaringan irigasi) c. Penyediaan fasilitas di sekitar mata air dalam rangka penyediaan sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari 28
9 d. Penyediaan sarana penampungan sampah sementara di beberapa titik strategis di seluruh dusun untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan rapi. e. Penataan hunian sesuai standar kesehatan untuk menciptakan lingkungan permukiman yang bersih dan sehat Rencana Peningkatan Kegiatan Ekonomi Lahan pertanian menjadi mayoritas pada penggunaan lahan. Sehingga kegiatan pertanian adalah tumpuan utama kegiatan ekonomi di Desa Bukur. Strategi dasar perencanaan ekonomi diarahkan kepada peningkatan taraf ekonomi masyarakat seiring dengan perkembangan usaha pengelolaan sumber daya lokal yang ada sesuai dengan visi Desa Bukur. Adapun strategi yang ditempuh antara lain: a. Menumbuhkan semangat masyarakat untuk berwirausaha b. Mendorong perkembangan sektor home industri dengan beragam komoditas yang dihasilkan c. Membuat lembaga terstruktur yang mengelola sektor home industri dari tingkat rumah tangga hingga ke tingkat desa. d. Mengembangkan potensi sumber daya lokal secara kualitas dan kuantitas melalui diversifikasi usaha dan penyediaan sarana prasarana pendukungnya e. Meningkatkan kompetensi pelaku usaha melalui pelatihan, seminar dan konsultasi usaha f. Mengembangkan jaringan usaha melalui kerja sama dengan lembagalembaga usaha atau perusahaan yang telah memiliki jaringan pemasaran luas. g. Membantu mencarikan informasi tentang pengembangan usaha dan permodalan serta menggandeng mitra untuk bekerjasama dalam berinvestasi. h. Mengembangkan kerjasama dengan pelaku usaha di kawasankawasan sekitar sesuai dengan potensi yang dikembangkan i. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga pemerintah di bidang pengembangan ekonomi sebagai daya dukung potensi desa Rencana Pengembangan Kegiatan Ekonomi Desa Bukur disamping pembangunan sarana fisik yang menunjang (pembenahan saluran irigasi, dll), juga alternatif kegiatan ekonomi sebagai bagian dari rencana penanggulangan masalah kemiskinan (Pronangkis) Rencana Peningkatan kegiatan Sosial Budaya Guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia penduduk Desa Bukur yang memiliki nilai kompetensi tinggi, perlu adanya upaya untuk mewujudkan hal tersebut. Upaya peningkatan didasarkan pada karakter sosial yang berkembang, potensi sosial dan permasalahan-permasalan sosial yang terjadi. Strategi dasar perencanaan sosial antara lain: a. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi dan permasalahan yang ada di desa b. Memacu peran serta masyarakat, lembaga kemasyarakatan dan organisasi masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. c. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap budaya bersih, sehat dan ramah lingkungan. 29
10 d. Meningkatkan kompetensi masyarakat dalam menggarap sumber daya lokal sampai ke tahap pemasaran hasil. e. Memacu terwujudnya aturan bersama dalam masyarakat sejalan dengan program-program pembangunan yang dilaksanakan. f. Menumbuhkan kebersamaan dalam berbagai sektor untuk menciptakan sinergisitas kehidupan sosial di seluruh desa Rencana Mitigasi Bencana Penataan ruang desa dengan fungsi khusus yaitu mitigasi bencana, berupa pembangunan daerah-daerah yang rawan bencana dan tempat tempat yang digunakan untuk penampungan evakuasi warga ketika terjadi bencana. Desa Bukur relatif aman dari bencana, akan tetapi Bukur 1 mempunyai beberapa titik lokasi yang rawan terhadap erosi dan Bukur 3 rawan terhadap banjir. Perencanaan di titik-titik tersebut difungsikan untuk meminimalisir dampak dari bencana. Konsep mitigasi bencana bisa dibedakan menjadi 2 spot di masing-masing kawasan 1. Perencanaan pembangunan talud di Bukur 1 untuk mengurangi erosi Urugan tanah 0.30 Plesteran L = 40 cm 1: Pasangan batu Kali 1 : 5 Tanah dasar Tanah dasar Saluran Gambar IV Alternatif Desain Talud/Senderan 2. Perencanaan pelebaran saluran air hujan untuk menampung debet air hujan yang tinggi dan pembangunan saluran air permanen di Bukur 3 30
ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO 1 LEMBAR PENGESAHAN Aturan Bersama Penataan Lingkungan Permukiman Desa Kedungsarimulyo telah dirumuskan secara partisipatif melalui siklus Perencanaan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DESA DONOROJO
GAMBARAN UMUM DESA DONOROJO KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Desa Donorojo terletak di dataran rendah yang memiliki luas wilayah ± 232.900 Ha dengan ketinggian 3 m diatas permukaan laut dan beriklim
Lebih terperinciBAB. II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK
BAB. II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi KawasanPrioritas Masalah kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan komprehensif, sehingga upaya penanggulangan
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...
Lebih terperinci3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS
3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3.1. Analisis Kedudukan Kawasan A. Analisis Kedudukan Kawasan Kawasan prioritas yaitu RW 1 (Dusun Pintu Air, Dusun Nagawiru, Dusun Kalilangkap Barat, dan Dusun Kalilangkap
Lebih terperinciRTPLP Desa Sindon KATA PENGANTAR
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) DESA SINDON Tahun 2013 2018 RTPLP Desa Sindon KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmad-Nya
Lebih terperinciPERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK
PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK APA PERENCANAAN PARTISIPATIF? Proses perumusan dan penyepakatan produk perencanaan dengan melibatkan partisipasi aktif warga dan Pemda Proses penyelarasan perencanaan
Lebih terperinciBAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler
BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga
Lebih terperinciATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL I. TATA RUANG DAN LINGKUNGAN
ATURAN BERSAMA PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (RTPLP) KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN YANG DISEPAKATI
Lebih terperinciDOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Dari keseluruhan proses analisis dan pembahasan untuk merumuskan arahan penataan lingkungan permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir melalui pendekatan
Lebih terperinciPERENCANAAN PARTISIPATIF PJM PRONANGKIS DESA SINDANGLAYA
PERENCANAAN PARTISIPATIF PJM PRONANGKIS DESA SINDANGLAYA Pembentukkan Tim Perencanaan Partisipatif ( 3 Desember 2013 ) Lokakarya Partisipatif Perencanaan - Presentasi oleh Tim PS tentang hasil PS - Menetapkan
Lebih terperinciBab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional
Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan
Lebih terperinciDraft Laporan Akhir. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa Paningkiran GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-0
GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-0 2.1 KEBIJAKAN PERENCANAAN Keberadaan suatu wilayah tidak terlepas dari perkembangan wilayah lainnya yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Kebijakan nasional akan menjadi
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh
Lebih terperinciBAB IV PANDUAN KONSEP
BAB IV PANDUAN KONSEP 4.1. Visi Pembangunan Sesuai dengan visi desa Mekarsari yaitu Mewujudkan Masyarakat Desa Mekarsari yang sejahtera baik dalam bidang lingkungan, ekonomi dan sosial. Maka dari itu visi
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
43 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Umum Kelurahan Depok Berdasarkan ketentuan Pasal 45 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Depok Nomor : 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Lurah bertanggung
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai
Lebih terperinciKELURAHAN SELINDUNG BARU
Tabel II.21 Ruang Terbuka Hijau Kelurahan Selindung Baru N0. JENIS RTH LOKASI LUAS (M 2 ) 1. Pekarangan SMP 7 RT.01 10.000,0 2. Pekarangan Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan RT.01 4.771,0 3. Kuburan
Lebih terperinciBAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA
BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA 6.1. RENCANA DAN PROGRAM PENGEMBANGAN Pembahasan ini adalah untuk mendapatkan rencana dan program pengembangan kawasan permukiman
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Dari hasil keselurusan analisa dan pembahasan untuk merumuskan arahan perbaikan lingkungan permukiman kumuh berdasarkan persepsi masyarkat di Kelurahan Tlogopojok
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar
DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar Intisari Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii iv v vii viii ix xii xiii BAB I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH
31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan
Lebih terperinciBAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN
BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar
Lebih terperinciBAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN
BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN 4.1 Visi dan Misi Sanitasi Kota A. Visi Visi sanitasi kota Mamuju dapat di rumuskan sebagai berikut : Mewujudkan Lingkungan yang bersih
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciBAB II ATURAN BERSAMA A. ATURAN BERSAMA DALAM MEMBANGUN DAN MENATA (RENOVASI) RUMAH
1 BAB I PENGANTAR Aturan bersama ini dibuat bersama oleh masyarakat dan pihak kelurahan dan selanjutnya semua pihak meneruskan aturan bersama ini kepada semua elemen masyarakat sehingga bisa diketahui
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN
BAB III ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN Bagian dari pembahasan ini adalah untuk mendapatkan rencana pengembangan program bangunan dan lingkungan yang didasarkan pada analisis kemampuan daya dukung fisik dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kelurahan Kapuk merupakan suatu wilayah dimana mengacu pada dokumen Direktori RW Kumuh 2011 dalam Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011 adalah
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap
Lebih terperinciPENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR
PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR Oleh: EVA SHOKHIFATUN NISA L2D 304 153 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi
3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai
Lebih terperinciBAB III ANALISA PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR PEMUKIMAN
BAB III ANALISA PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR PEMUKIMAN 3.1 Permasalahan Umum Secara umum kondisi infrastruktur Kelurahan Padangkerta tergolong baik. Dipandang dari sisi jalan provinsi, jalan kabupaten serta
Lebih terperinciBab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan
Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Kesimpulan dari evaluasi pelaksanaan program Penataan dan peremajaan prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini antara lain:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dipaparkan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan infrastruktur permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar
Lebih terperinciLAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT
LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT AIR LIMBAH Analisa SWOT sub sektor air limbah domestik Lingkungan Mendukung (+), O Internal Lemah (-) W Internal Kuat (+) S Diversifikasi Terpusat (+2, -5) Lingkungan tidak
Lebih terperinci2.1 Visi Misi Sanitasi
Penyiapan kerangka pembangunan sanitasi adalah merupakan milestone kedua dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dimana didalamnya terdapat sebuah tahapan yaitu formulasi visi misi. Berdasarkan Permendagri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelayan merupakan kelompok masyarakat yang mata pencahariannya sebagian besar bersumber dari aktivitas menangkap ikan dan mengumpulkan hasil laut lainnya.
Lebih terperinciTUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM
BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi
Lebih terperinci1 Halaman 1. Kabupaten Banyuwangi
K ondisi permukiman kumuh di Kabupaten Banyuwangi secara umum barada pada kawasan pesisir. Pada umumnya tingkat kepadatan bangunan dapat diklasifikasikan ke dalam kepadatan sedang. Kawasan permukiman kumuh
Lebih terperinciPROGRAM JANGKA MENENGAH. Kawasan prioritas PLUS
PROGRAM JANGKA MENENGAH Kawasan prioritas PLUS LATAR BELAKANG PERLUNYA PJM PLUS: REALITA PERSOALAN PEMBANGUNAN (1) PERENCANAAN PEMBANGUNAN (DEVELOPMENT PLAN) PENATAAN RUANG (SPATIAL PLAN) PENCAPAIAN TUJUAN
Lebih terperinciIdentifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok
1 Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok Fachrul Irawan Ali dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016
Syauriansyah Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN
Lebih terperinciOleh: Auliya Ul Fikry Staf Subdit Kebijakan dan Strategi Dit. Bina Program
Pechakucha #14 Oleh: Auliya Ul Fikry Staf Subdit Kebijakan dan Strategi Dit. Bina Program MENJAGA KELESTARIAN AIR DAN LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH DENGAN PENERAPAN ALTERNATIF TEKNOLOGI SEDERHANA Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan Departemen Kesehatan pada tahun 1998 yang lalu memiliki tujuan-tujuan mulia, salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Stiufi Sosiaf'Elipnmi Masyardijft Ling^ngan Xumufi 'Kpta
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kawasan perumahan pada hakekatnya tidak akan pernah dapat dipisahkan dari lingkungan sekitarnya. Terlebih pada kenyataannya lingkungan yang baik akan dapat memberikan
Lebih terperinciBAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI
BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI 2.1 Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur Permukiman Desa memiliki jalan provinsi yang menghubungkan Desa dengan pusat kota Amlapura. Kondisi jalan
Lebih terperinciBAB V Area Beresiko Sanitasi
BAB V Area Beresiko Sanitasi 6 BAB 5 Area Beresiko Sanitasi Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah,
Lebih terperinciPROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA
PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA MENGENAI BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DESA DEMANGAN KECAMATAN TAHUNAN KABUPATEN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH 2014
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi
II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu
Lebih terperinciKOTA TANGERANG SELATAN
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim.
Lebih terperinciVisi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM. Keberadaan BKM dan Lingkungan. Misi Masyarakat Puraka lebih madani tahun 2016
Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM Visi Membangun masyarakat yang Madani Misi Masyarakat Puraka lebih madani tahun 2016 Keberadaan BKM dan Lingkungan Luas Wilayah : 157 Ha Jumlah Lingkungan : 4
Lebih terperinciKata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan lingkungan di pemukiman nelayan Bandengan Kabupaten Kendal terkait dengan kondisi sanitasi yang tidak sesuai untuk kondisi standar layak suatu
Lebih terperinciArsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
PROS ID I NG 2 0 1 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGEMBANGAN PARTISIPASI MASYARAKAT PEMENUHAN UTILITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN PERDESAAN DI DUSUN GIRING-GIRING DESA KALASE RENA KEC. BONTONOMPO KAB.
Lebih terperinciINVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR
INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3 1. Untuk menambah air tanah, usaha yang perlu dilakukan adalah... membuat sumur resapan penggalian sungai-sungai purba tidak
Lebih terperinciKONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DITJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KONDISI SANITASI DI KAWASAN KUMUH Permukiman Kumuh adalah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam program pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah program lingkungan sehat, perilaku
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI
BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Tujuan, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan : Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )
IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil
Lebih terperinciSabua Vol.7, No.2: Oktober 2015 ISSN HASIL PENELITIAN
Sabua Vol.7, No.2: 429-435 Oktober 2015 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN ANALISIS TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TANJUNG MERAH KOTA BITUNG Gerald Mingki 1, Veronica Kumurur 2 & Esli
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu perumusan strategi, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap
Lebih terperinci5.1. Area Beresiko Sanitasi
5.1. Area Beresiko Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup
Lebih terperinciPROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II
PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan usaha yang dilakukan sebagai langkah untuk membangun manusia Indonesia.
Lebih terperinciV. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan
V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan Kapuk, Kelurahan Kamal dan Kelurahan Tegal Alur, dengan luas wilayah 1 053 Ha. Terdiri dari 4 Rukun
Lebih terperinciTabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI
Dokumen Aturan Bersama ini merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Kemasan yang telah dibuat sebelumnya. Aturan-aturan yang ada di masyarakat terkait masalah
Lebih terperinciPROFIL BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Bilah Makmur
Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM Visi Terciptanya Masyarakat Mandani disegala Bidang Misi Pada tahun 2016 masyarakat sei Bilah hidup Makmur Keberadaan BKM dan Lingkungan Luas Wilayah : 133 Ha
Lebih terperinci6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya
Lebih terperinciTABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Program
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT
LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan
Lebih terperinci3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan
Lebih terperinciVISI, MISI DAN PORGRAM VISI
VISI, MISI DAN PORGRAM PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN SORONG (ZETH KADAKOLO,SE,MM DAN H.IBRAHIM POKKO) VISI Terwujudnya Masyarakat yang Sejahtera, Mandiri, Berkarakter, Berahlaq dan Berkeadilan
Lebih terperinciBAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi
BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa
II. TINJAUAN PUSTAKA Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa penelitian dan kajian berkaitan dengan banjir pasang antara lain dilakukan oleh Arbriyakto dan Kardyanto (2002),
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)
38 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Geografis. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung) yang terletak di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah
Lebih terperinciBAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA
DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dan pertumbuhan properti di Yogyakarta semakin pesat dari tahun ke tahun, mengingat kota Yogyakarta dikenal dengan kota pelajar. Hal ini menyebabkan kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Mitra
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Mitra Kawasan perumahan di RT 3 RW 20 dengan RW 22 Desa Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember adalah suatu kawasan perumahan yang perbedaan elevasinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan yang menyandang status sebagai Pusat Pemerintahan, pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang menuntut kota
Lebih terperinciInterpretasi dan Uji Ketelitian Interpretasi. Penggunaan Lahan vii
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Intisari... ii Abstract... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PRABUMULIH SUMATERA SELATAN KOTA PRABUMULIH ADMINISTRASI Profil Wilayah Terdapat dua faktor yang menjadikan Kota Prabumulih strategis secara ekonomi yaitu : Persimpangan jalan
Lebih terperinciKOTA TANGERANG SELATAN
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pertemuan Konsultatif-1 KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 011 Daftar Isi 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciTahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam
Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam Untuk penentuan prioritas kriteria dilakukan dengan memberikan penilaian atau bobot
Lebih terperinciTeknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)
BUKU 4a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Pemetaan Wilayah, Sebaran Warga Miskin, Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat
Lebih terperinciBAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi
BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana
Lebih terperinciTata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
Pt T-22-2000-C PETUNJUK TEKNIS Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH 1 KATA PENGANTAR Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air
Lebih terperincipenyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 14 Informasi Geologi Untuk Penentuan Lokasi TPA UU No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah 1. Melaksanakan k pengelolaan l sampah dan memfasilitasi i penyediaan
Lebih terperinci