BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A."

Transkripsi

1 99 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kabupaten Bima Wilayah yang menjadi fokus penelitian ini adalah kabupaten bima provinsi Nusa tenggara barat. Kabupaten bima berada diujung timur dipulau sumbawa dengan luas wilayah sebesar 4.389,40 km 2, secara administrasi wilayah bima dibagi menjadi dua wilayah yang terdiri dari kota bima dan kabupaten bima. Maka wilayah yang menjadi fokus penelitian ini adalah Kabupaten Bima provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabupaten Bima merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan berada pada bagian paling timur pulau Sumbawa, diapit oleh Kabupaten dompu disebelah barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) disebelah timur, dan laut flores disebelah utara serta samudra Indonesia disebelah selatan. Gambar: 4.1 Kantor Bupati Bima Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Bima berada pada posisi strategis yang dilalui jalan nasional lintas Provinsi NTB-Provinsi NTT. Menurut letak astronominya, Kabupaten Bima berada pada bujur timur dan Lintas selatan. Luas wilayah Kabupaten Bima sebesar 4.389,40 km 2. Kabupaten Bima terbagi menjadi 18 kecamatan dengan luar wilayah yang bervariasi. Kecamatan tambora merupakan kecamatan terluas dengan luas mencapai 627,82 km 2 99

2 100 atau 14, 3 persen dari luas Kabupaten Bima. Sementara itu kecematan dengan luas terkecil yaitu kecamatan belo yang hanya memiliki luas sebesar 44,76 km 2. Kabupaten Bima berada pada peringkat ke-6 diantara Kabupaten/kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2013 sebesar 67,34 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 66,52. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pembanguna manusia di Kabupaten Bima baru mencapai tingkat menengah keatas. Dibandingkan dengan IPM Provinsi NTB. IPM Kabupaten Bima masih lebih rendah dengan selisih indeks 0,39. (BPS dan Bappeda Kabupaten Bima, 2013). Kabupaten Bima terdapat 18 kecamatan yaitu: Kecamatan Sape, Kecamatan Wera, Kecamatan Belo, Kecamatan Woha, Kecamatan Palibelo, Kecamatan Donggo, Kecamatan parado, Kecamatan Langgudu, Kecamatan Lambu, Kecamatan bolo, Kecamatan monta, Kecamatan madapangga, Kecamatan lambitu, Kecamatan ambalawi, Kecamatan sanggar Kecamatan tambora. Kecamatan Sanggar dan Kecamatan Tambora merupakan kecamatan yang berlokasi terjauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Bima, dimana jarak masing masing sekitar 130 km dan 250 km. Selain itu, kedua kecamatan ini merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Bima dengan luas masing-masing 720 km2 dan 505 km2. Ibukota Kecamatan Donggo yang berlokasi di desa O o mempunyai ketinggian sekitar 500 m di atas permukaan laut. Hal ini menjadikan Kecamatan Donggo sebagai kecamatan dengan lokasi ketinggian di atas permukaan laut yang tertinggi. Dalam mengungkap sudah sejauhmana proses pembangunan olahraga kabupaten bima, maka diambil 3 wilayah kecamatan yang menjadi wilayah fokus penelitian agar dapat mewakili wilayah kabupaten bima secara keseluruhan. Tiga kecamatan yang dimaksudkan adalah wilayah yang masuk kategori maju, sedang dan tertinggal.

3 101 Gambar: 4.2. Kesbangpolinmas Kabupaten Bima Sebelum penelitian dilakukan, maka peneliti melakukan pengajuan surat ijin penelitian diberbagai instansi, salah satunya adalah Kesbangpolinmas dan Bapedda yang salah satu lembaga yang berwewenang untuk memberikan ijin penelitian, maka prosedur yang sistematis dilakukan oleh peneliti supaya dapat melakukan penelitian diwilayah yang tertuju. Gambar: 4.3. Bappeda Kabupaten Bima Dan selanjutnya kesbangpolinmas memberikan rekomendasi untuk ke kantor Bappeda kabupaten bima untuk menindaklanjuti surat yang dikeluarkan oleh kesbangpolinmas. Maka Badan perencanaan daerah mengeluarkan surat untuk dimasukan ke berbagai instansi terkait, salah satunya DRPD Kab. Bima, Dikpora kab.

4 102 Bima, ketua STKIP Taman siswa, Badan Pusat Statistik, kecamatan soromandi, kecamatan bolo, kecamatan wera sebagai salah satu wilayah yang dijadikan fokus penelitian. Pembahasan hasil penelitian tentang proses pembangunan olahraga kabupaten bima dimulai dari pengambilan data sekunder yaitu luas wilayah, jumlah penduduk usia diatas 7 tahun, dan potensi keolahragaan. Pengambilan data tentang luas wilayah dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun dilaksanakan di Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten bima jln. Lintas Bima-sumbawa desa talabiu kecamatan woha pada hari senin tanggal 18 Agustus 2015 setelah sebelumnya pada tanggal 13 Agustus telah memasukkan surat ijin penelitian pada kesbangpolinmas dan bapedda kabupaten bima. Dari data yang diperoleh di BPS Kabupaten Bima kemudian barulah dapat menentukan 3 wilayah atau 3 kecamatan yang akan menjadi sampel pusat penelitian. \ Gambar: 4.4 Kantor BPS Kabupaten Bima Pertama data tentang luas wilayah kabupaten bima dari 18 kecamatan dan 191 desa. Kecamatan Sape, Kecamatan Wera, Kecamatan Belo, Kecamatan, Kecamatan Woha, Kecamatan Palibelo, Kecamatan Donggo, Kecamatan parado, Kecamatan Langgudu, Kecamatan Lambu, Kecamatan bolo, Kecamatan monta, Kecamatan madapangga, Kecamatan lambitu, Kecamatan ambalawi, Kecamatan sanggar Kecamatan tambora.

5 103 Tabel: 4.1 Data Luas Wilayah Kabupaten Bima Berdasarkan Kecamatan (Badan Pusat Statistik 2014) Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima Dari akumulasi Data luas wilayah menurut Statistik diatas terlihat bahwa luas kabupaten bima adalah 712,603 hektar, Namun kecamatan yang paling luas adalah kecamatan bolo dengan luas 121,417 hektar dibandingkan dengan 17 kecamatan yang lain, No Nama kecamatan Luas wilayah perdesa (hektar) 1 Monta 22, Parado 32, Bolo 121, Madapangga 322, Woha 75, Belo 44, Palibelo 4, Wawo 19, Langgudu 32, Lambitu 54, Sape 97, Lambu 54, Wera 34, Ambalawi 3, Donggo 22, Soromandi 24, Sanggar 47, Tambora 37,212 7 Jumlah 712, hal ini menunjukan bahwa tingkat kemajuan kecamatan bolo, baik dari pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakatnya. Ini terlihat dari tingkat kemajuan kecamatan ini berdasarkan data BPS Kabupaten bima tahun Sementara kecamatan Bolo merupakan kecamatan yang dalam kategori maju diantara kecamatan lainnya, ini jelas terlihat bahwa tingkat kemajuan masyarakatnya. Maka dari hasil data ini kemudian ditentukan 3 kecamatan yang akan

6 104 menjadi sampel penelitian berdasarkan tingkat kemajuan suatu wilayah yaitu wilayah yang maju, sedang dan tertinggal. Berdasarkan kategri tersebut maka 3 wilayah kecamatan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kecamatan bolo, kecamatan wera, kecamatan soromandi. Kecamatan bolo yang mewakili wilayah yang kategori maju, sementara kecamatan wera mewakili wilayah yang kategori rendah, dan kecamatan yang mewakili wilayah tertinggal. Sedangkan untuk mencari data tentang jumlah penduduk yang berusia 7 tahun keatas pada setiap wilayah yang menjadi sampel penelitian. Data tentang jumlah penduduk yang berusia 7 tahun keatas ini adalah data penting yang nantinya akan menjadi pembagi untuk dapat menghitung indeks ruang terbuka dan indeks sumber daya manusia keolahragaan yang ada pada suatu wilayah. Karna untuk mencari nilai aktual mada indeks ruang terbuka dan indeks sumber daya manusia hanya akan didapatkan setelah dibagi dengan jumlah penduduk usia 7 tahun keatas. Berikut adalah data jumlah penduduk usia 7 tahun keatas dari BPS kabupaten bima. Tabel: 4.2 Data Jumlah Penduduk usia 7 tahun keatas (BPS Kabupaten Bima) No Kecamatan Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang berumur >7 tahun 1 Monta Parado Bolo Madapangga Woha Belo Palibelo Wawo Langgudu Lambitu

7 Sape Lambu Wera Ambalawi Donggo Soromandi Sanggar Tambora Jumlah 1,349,453 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima Dari data jumlah penduduk pada tabel diatas menunjukan bahwa total penduduk diatas 7 tahun kabupaten bima adalah 1,349,453 jiwa, kecamatan bolo memiliki jumlah penduduk usia diatas 7 tahun terbanyak yaitu jiwa dibandingkan dengan 2 kecamatan lain yang menjadi wilayah penelitian yaitu kecamatan wera sebanyak dan kecamatan soromandi sebanyak jiwa. Jika digabungkan ketiga kecamatan ini maka total jumlah penduduk dengan usia diatas 7 tahun adalah 510,016 atau 51,05%. Dari jumlah total penduduk usia diatas 7 tahun kabupaten bima. Setelah pendapat data tentang luas wilayah, jumlah penduduk diatas 7 tahun dan menentukan 3 kecamatan sebagai wilayah penelitian, maka selanjutnya adalah mencari data sekunder tentang potensi keolahragaan pada 3 kecamatan tersebut. Teknik pengambilan data penelitian yang dilakukan adalah dengan observasi dan wawancara yang dilaksanakan di beberapa instansi yaitu kantor kecamatan bolo, kecamatan wera, kecamatan soromandi, dan DPRD Kabupaten Bima, DIKPORA Kabupaten Bima, KONI Kabupaten bima, Khusus KONI dan DIKPORA Kabupaten Bima hanya mengambil data tentang SDM keolahragaan, yaitu jumlah wasit, pelatih, instruktur, dan guru olahraga. Sebagai tambahan data SDM keolahragaan yaitu dosen olahraga maka dilakukan pula observasi data ke Universitas dan Institut yang memiliki fakultas Olahraga. Pelaksanaan observasi dan wawancara pertama dilaksanakan di kantor DPRD Kabupaten bima senin tanggal 14 agustus, yang sebelumnya pada tanggal 13 Agustus

8 106 telah memasukkan surat ijin penelitian terlebih dahulu. Kantor DPRD tepat berada disebelah Kantor barat Bappeda Kabupaten bima. Gambar: 4.5 Kantor DPRD Kabupaten Bima Dari gambar diatas terlihat bahwa regulasi/kebijakan berpusat pada anggaran APBD yang dikelola oleh dewan perwakilan rakyat, hal ini menujukkan bahwa dana untuk pembangunan ruang terbuka Keolahragaan dikabupaten bima sebesar 1.5 M,- sesuai dengan pernyataan komisi 4 kabupaten bima bapak Moh Karma. Dari dana diatas menunjukan bahwa anggaran untuk membangun ruang publik olahraga sangat besar dikabupaten bima, namun sampai hari ini terbukti bahwa semua anggaran itu dimanfaatkan dengan maksimal oleh pemerintah kabupaten bima. Hal ini menunjukkan tingkat regulasi ruang publik olahraga kabupaten bima masih sangat kurang. Dari data diatas terlihat bahwa kabupaten Bima sebesar m 2, kabupaten bima merupakan daerah yang luas wilayahnya melampui luasnya kota bima yang menjadi kota media dari kabupaten bima. Dari data diatas menunjukan bahwa regulasi pembangunan yang ada dikabupaten bima lebih diutama karna di ukur dari kuantitas luas wilayah.

9 107 B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Kebijakan Pembangunan Keolahragaan Kabupaten Bima Kebijakan Keolahragaan Kabupaten Bima dalam Renstra diposisikan agar proses pembangunan keolahragaan dikabupaten bima mampu merespon permasalahan aktual kepemudaan dan kemasyarakatan, sekaligus secara proaktif mencari dan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Hal tersebut bermakna sebagai spirit kepeloporan, kreativitas, kepedulian, dan kesukarelaan pemuda. Dengan spirit ini masyarakat tidak saja mampu berperan aktif dalam pembangunan nasional, namun sekaligus menjadi solution maker bagi permasalahan yang melingkupi masyarakat itu sendiri. Oleh karenanya perlu terus ditingkatkan wawasan, kapasitas, dan keterampilan masyarakat guna mendukung partisipasi dan peran aktif masyarakat di berbagai bidang pembangunan olahraga dikabupaten Bima menuju kesejahteraan dan keadilan social sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, serta terlaksananya pelayanan yang optimal yang sesuai dengan karakteristik pemuda dan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dan undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional. Dalam mengungkap sejauh mana regulasi dan perkembangan olahraga dan kemajuan olahraga kabupaten bima maka terknik yang dilakukan adalah dengan wawancara yang dilaksanakan dibeberapa instansi yaitu kantor DPRD Kabupaten Bima, KONI Kabupaten bima, Camat Bolo, Camat Soromandi, dan Camat Wera. Khusus dinas pendidikan,pemuda dan olahraga hanya mengambil data tentang sumber daya manusia keolahragaan, yaitu guru olahraga, sebagai tambahan data SDM Keolahragaan yaitu dosen olahraga maka dilakukan pula observasi data ke STKIP Taman Siswa Bima salah satu institusi yang memiliki program studi olahraga.

10 108 Pelaksanaan wawancara pertama dilaksanakan DIKPORA kabupaten Bima pada hari rabu 15 agustus 2015, yang sebelumnya pada tanggal 13 agustus 2015 memasukan surat audiens terlebihi dahulu. Kantor DIKPORA Kabupaten Bima berada dijalan soekarno hatta disebelah kanan kantor pertambangan kabupaten bima. Gambar 4.6 Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bima Data yang diperoleh di DIKPORA kabupaten bima adalah data tentang potensi keolahragaan kabupaten bima, pembangunan olahraga kabupaten bima, partisipasi masyarakat kabupaten bima dalam berolahraga, dan program DIKPORA dalam upaya memajukan olahraga kabupaten bima. Untuk mengungkap itu semua maka dilakukan wawancara dengan Staf Dikpora Kabupaten Bima Bapak Hartoyo, M.Ak. Menurutnya kemajuan pembangunan olahraga kabupaten bima dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini mengalami kemajuan cukup baik. Pernyataan ini ditegaskan dalam kutipan wawancara sebagai berikut: kemajuan olahraga kabupaten bima beberapa tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang cukup baik. Ini bisa dilihat dari terlaksananya event-event olahraga di Kabupaten Bima serta antusiasme masyarakatnya. Dengan banyaknya pembangunan sarana olahraga ini membuktikan bahwa pembangunan olahraga juga berjalan seiring dengan pembangunan disektor lain seperti pendidikan dan kesahatan. Memang pada dasarnya bahwa pendidikan dan kesehatan adalah hal yang utama bagi masyarakat, namun kami selalu berusaha agar pembangunan dibidang olahraga juga

11 109 semakin maju. Tidak mudah memang untuk merealisasikannya namun ini sudah menajadi komitmen DIKPORA. Dari kutipan ini menunjukan bahwa pepemerintah kabupaten bima khususnya Dinas pendidikan, pemuda dan olahraga memang belum mengetahui adanya indikator untuk mengukur kemajuan pembangunan olahraga yaitu Sport Deelopment Indeks. Pemerintah masih melihat bahwa pembangunan olahraga di ukur dari banyaknya event yang diadakan. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Sekretaris Umum KONI Kabupaten Bima Bapak Muhammad Casman, S.H yang ditemui di Pandopo sebagai Komplek sementara KONI. Dalam Kutipan Wawancara mengatakan: Sebenarnya tidak ada kebijakan khusus yang dibangun oleh pemerinah untuk penyediaan GOR Kabupaten Bima. Toh klw pun ada KONI kabupatenpun menunggu, menunggu dalam artian pemerintah harus melakukan koordinasi langsung oleh pihak-pihak KONI kabupaten. KONI sudah lama mengusulkan adanya ruang terbuka atau GOR serba guna untuk kepentingan olahraga, unutk sementara lahan pemerintah untuk dibangun Gelanggang Olahraga yang sangat strategi ada dipanda kabupaten bima dan sekarang ruang terbuka di panda dipergunakan untuk sebagian event olahraga, salah satunya adalah pacuan kuda, motor cross dll. Pada masa bupati H. Jainuddin tempat dipanda ingin dijadikan GOR Serbaguna karna dilihat tanahtersbut adalah masih dalam kepemilikan pemerintah kabupaten bima. Namun dari Pemerintah kabupaten bima tidak memberikan regulasi yang khusus untuk penyediaan sarana dan prasana dikabupaten bima. Sehingga dibutuhkan peran DPRD kabupaten untuk membangun Keolahragaan Kabupaten Bima. Dan harapan pak casman sebagai sekretaris umu koni bagaimana pemerintah melakukan partisipasi langsung dalam pembangunan sentra-sentra Olahraga untuk kepentingan masyarakat banyak dan tidak diperuntukan oleh kepentingankepentingan PAD (Pendapatan Asli Daerah) salah satungya dibangun pusat swimming pull tapi itukan untuk kepentingan PAD katanya tapi tidak dapat dinikmati oleh masyarakat luas dan harapan beliau kedepan Pemerintah kabupaten bima konsentrasi pada pembangunan GOR untuk membangun olahraga kabupaten bima lebih baik. Majunya pembangunan olahraga dikabupaten bima bukan dilihat dari prestasi yang diraih, namun pemerintah juga harus memberikan regulasi yang kondusif untuk meningkatkan pembangunan olahraga kabupaten ini, baik itu merencanakan dan merealisasikan pembangunan sarana diberbagai kecamatan

12 110 dikabupaten bima. Sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional pasal 67 bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan pemerintah dan pemerintah daerah. Pembangunan sarana ini merupakan kebijakan dari pemerintah melalui DIKPORA dan DPRD kabupaten untuk meningkatkan pelayanan publik, salah satunya yaitu ketersediaan sarana dan prasarana olahraga untuk masyarakat kabupaten bima yang produktif. Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Moh. Karma selaku pemegang kebijakan yaitu anggota DPRD Komisi 4 dikabupaten bima: Persoalan kebijakan merupakan salah satu hal yang sakral yang kemudian dilakukan oleh anggota dewan, kebijakan ini ada didinas terkait salah satunya adalah DIKPORA, dewan perwakilan rakyat kabupaten bima hanya instrumen untuk memediasi. Karna dewan tidak mengambil sebuah kebijakan sebab fungsi kita itu ada tiga, fungsi legislatif, kontroling dan bajeting. Kalau di DIKPORA Kabupaten Bima ada anggaran yang dialokasikan di APBD bahkan tiap tahunnya untuk kegiatan olahraga. Anggaran di dinas pendidikan, pemuda dan olahraga ada dan bahkan untuk keperluan KONI sebanyak 1 koma sekian miliar. Selanjutnya dibeberkan oleh pak karma bahwa dikabupaten bima belum ada rancangan untuk membangun GOR untuk kegiatan Olahraga. Tapi yang jelas pemerintah kabupaten bima selalu mengalokasi anggaran untuk perbaikan lapangan seperti lapangan sepakbola dan fasilitas-fasilitas lainnya. Lapangan yang diperbaiki hampir di setiap kecamatan dan desa dikabupaten bima. Dari kutipan wawancara diatas menunjukan bahwa ada upaya yang kemudian dilakukan oleh pemerintah untuk membangun sentra-sentra olahraga di mulai perkecamatan dan desa, namun tidak menutup kemungkinan pemerintah kabupaten bima akan berupaya membangun Gelanggang Olahraga (GOR) kabupaten bima untuk kepentingan masyarakat banyak. Terkait persoalan ini, camat Bolo bapak Muslimin, S.Sos juga membangun komunikasi pada pemerintah kabupaten bima secara intensif untuk meningkatkan animo masyarakat dalam berolahraga. Pembangunan keolahragaan dikabupaten bima tetap terus digalakkan, ini ditandai dengan adanya kurikulum di tiap-tiap sekolah itu

13 111 ada, disamping dilakukan oleh sekolah-sekolah mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga itu. Pemerintah maupun kelompok-kelompok masyarakat pada saat-saat tertentu yaitu disaat hari besar kemerdekaan, 2 mei selalu mengadakan kegiatan-kegiatan olahraga. Ini dalam rangka menciptakan masyarakat yang sehat dan dengan masyarak yang sehat itu menjadikan orang berpikir yang sehat pula, ini yang kemudian dilakukan oleh kami dalam menggerakkan animo masyarakat. Kebijakan dan regulasi yang khusus mengatur olahraga dikecamatan ini saya belum pernah dengar dan belum ada. Lebih lanjut dijelaskan oleh bapak muslimin, S.Sos selain dari regulasi pemerintah yang mengatur tentang olahraga dikecamatan ini, tingkat partisipasi masyarakat dalam berolahraga sangat luar biasa. Baik tingkat anak-anak maupun orang tua, masyarakat umum sampai pada tataran pegawai negeri sipil (PNS). Kebijakanyang dibuat oleh pemerintah dalam memajukan olahraga perlu didukung oleh semua pihak termasuk masyarakat kabupaten Bima sendiri. Peran serta masyarakat dalam memajukan olahraga akan menentukan keberhasilan pembangunan olahraga kabupaten bima. Masyarakat kabupaten bima sangat antusis dalam kegiatan-kegiatan olahraga yang diselenggarakan, seperti yang dipaparkan oleh camat wera bapak Israk, S.Sos dan beliau juga pernah menjadi peniti olahraga kabupaten bima adalah: Masyarakat Kabupaten bima sangat antusias dalam melakukan olahraga baik sebagai olahragawan maupun hanya sebagai pertisipan saja. Masyarakat sangat senang dengan adanya event-event olahraga yang diselenggarakan oleh pemerintah, KONI, maupun pihak swasta. Mungkin ikut langsung menjadi pemain hanya sebagian kecil saja dari masyarakat, namun ikut memberikan support sebagai penonton ini kan menunjukkan bahwa masyarakat peduli dengan kemajuan olahraga. Jika pada kegiatan sepakbola dan volley misalnya disitu kita dapat melihat bagaimana partisipasi masyarakat untuk berolahraga. Terkait peran serta masyarakat dalam memajukan olahraga kabuapaten bima, lebih lanjut bapak israk, S.Sos mengatakan dalam: Peran serta masyarakat cukup baik. Tingginya animo masyarakat untuk melakukan olahraga yang digemarinya inilah yang bisa dikatakan sebagai bentuk peran serta masyarakat dalam memajukan olahraga.

14 112 bahwa: Hal senada juga disampaikan oleh camat soromandi bapak yusuf, S.Sos peran serta masyarakat kita cukup baik. Masyarakat cukup berantusias dalam berpartisipasi mengikuti kegiatan-kegiatan olahraga yang diselenggarakan di kecamatan Soromandi. Setiap minggu bisa kita liat dilapangan bajo sangat ramai dipadati oleh masyarakat untuk beraktifitas olahraga mulai dari senam, jogging, atau hanya sekedar jalanjalan saja. Dari hasil wawancara terkait regulasi dan kebijakan pembangunan keolahragaan kabupaten bima ini kemudian menjadi informasi awal apakah kemajuan pembangunan olahraga kabupaten bima mengalami kemajuan atau tidak dari beberapa indikator pembangunan olahraga jika di tinjau dari Sport Deelopment Indeks (SDI). Maka untuk mengungkap bagaimana pembangunan olahraga kabupaten bima ditinjau dari Sport Development Indeks (SDI), berikut akan dipaparkan hasil indek dari 4 indikator pembangunan olahraga yaitu indeks Ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi masyarakat dan indeks kebugaran jasmani masyarakat kabupaten bia dari 3 kecamatan yang mewakili kabupaten bima secara keseluruhan. 2. Ketersediaan Ruang Terbuka kabupaten Bima Untuk mengukur sejauhmana ketersedian ruang terbuka dikabupaten bima, maka dibagi dibagi menjadi 3 kecamatan salah satunya kecamatan Bolo, kecamatan Soromandi, dan kecamatan Wera. a. Ketersediaan Ruang Terbuka Kecamatan Bolo Ketersediaan ruang terbuka olahraga merupakan bagian terpenting bagi pembentukan suasana kondusif masyarakat yang berbudaya olahraga. Budaya olahraga yang dimaksudkan merupakan cakupan oleh secara lengkap, yang meliputi: (1) olahraga prestasi, (2) olahraga pendidikan, dan (3) olahraga masyarakat atau olahraga rekreasi. Fasilitas publik merupakan prasyarat aksi bagi terbentuknya perilaku kolektif masyarakat untuk mengembangkan budaya berolahraga tersebut. Dengan kata lain, budaya olahraga yang

15 113 merupakan nilai-nilai kolektif masyarakat akan terbangun dan terpelihara dengan baik jika didukung oleh tersedianya ruang terbuka yang memadai. Menuju kelayakan ruang terbuka olahraga bagi masyarakat artinya mengupayakan peningkatan ketersediaan ruang public olahraga bagi masyarakat ruang terbuka yang dimaksudkan dapat berupa lapangan, gedung atau aula olahraga, kolam renang, lintasan khusus untuk pejalan kaki atau pejogging, lintasan khusus bagi pengendara sepeda, serta bentuk-bentuk ruang terbuka lainnya. Apapun bentuknya, hakikat ruang publik itu adalah ruang yang disediakan secara khusus untuk dapat diakses masyarakat umum untuk melakukan aktivitas interaksi social, termasuk aktivitas olahraga didalamnya. Hal yang rasional dapat dilakukan untuk meningkatkan indeks rung terbuka olahraga adalah dengan cara melakukan ekstensifikasi ruang public, yakni melakukan penambahan jumlah dan luas ruang terbuka bagi masyarakat. Ekstensifikasi merupakan hal yang tidak mudah dilakukan karna persoalan ketersediaan lahan, terutama di zona-zona perkotaan. Diperkotaan bahkan peralihan fungsi lahan terbuka untuk kepentingan perkembangan industry dan area bisnis. Hal ini menyangkut masalah Luas wilayah kecamatan Bolo merupakan yang terluas dengan luas hektar. Kecamatan Bolo merupakan wilayah yang paling padat penduduk dan padat pembangunan, kepadatan penduduk kecamatan Bolo mencapai jiwa, artinya lebih dari setengah wilayah kecamatan Bolo adalah wilayah padat penduduk. Ruang hijau sudah jarang ditemui diwilayah ini karena padatnya pembangunan. Banyak lahan hijau terbuka yang dirubah menjadi kawasan bisnis, pasar swalayan, kantor-kantor pemerintahan dan komplek perumahan, namun pembangunan sarana/prasrana olahraga pun semakin banyak, seperti pembangunan sentral olahraga yang meliputi sepakbola, bulutangkis, takraw dan lain-lain. Namun tak sedikit pula ruang terbuka olahraga yang telah

16 114 No dialihfungsikan seperti lapangan sepakbola tambe dialihfungsikan sebagai gedung serba guna dan beberapa tempat olahraga dikawasan GOR Ratu yang baru dibangun sebagai pengganti lapangan sepakbola tambe dialihfungsikan. Kawasan olahraga GOR Ratu seluas 5 hektas tetapi regulasi pembangunan ruang terbuka dikecamatan ini masih dalam proses. Ini menunjukan bahwa pemerinntah dikecamatan bolo memiliki antusias tinggi untuk membangun sentral-sentral olahraga dikecamatan bolo. Pelaksanaan observasi ruang terbuka kecamatan Bolo dilakukan oleh tim observasi pada hari minggu 5 Oktober Dalam melakukan observasi ini tidak memakai tim dan pelaksanaan observasi ini dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menyebar kesuluruh wilayah kecamatan Bolo untuk mendata jumlah dan luas ruang terbuka olahraga di kecamatan Bolo. Adapun hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti adalah: Tabel 4.3 Hasil Observasi Ruang Terbuka Kecamatan Bolo Nama lapangan Jenis (terbuka/tertutup) Luas (m 2 ) Status kepemilikan (pemerintah atau swasta) 1 Lapangan tambe Terbuka 8902 Pemkec 2 Lapangan sepakbola tambe Terbuka 835 Pemdes 3 Lapangan volley tambe Terbuka 245 Pemdes 4 Lapangan sepakbola SMPN 40 Tambe 5 Lapangan sepakbola Fajar Tambe 6 Lapangan Sepakbola SMPN 3 Tambe Terbuka 872 Pemdes Terbuka 8758 Pemdes Terbuka 654 Pemkab 7 Lapangan ponpes Daru Terbuka 1987 Kemkab 8 Lapangan menara Terbuka 4563 Pemdes

17 115 9 Lapangan sepakbola Terbuka 875 Pemdes 10 Lapangan volley tambe Terbuka 163 Pemdes 11 Lapangan takraw Terbuka 87 Pemdes 12 Lapangan GOR kara Tertutup 9874 Pemkec 13 Lapangan sepakbola kara 14 Lapangan Bulutangkis kara Terbuka 764 Pemdes Tertutup 165 Pemdes 14 Lapangan volley kara Terbuka 163 Pemdes 15 Lapangan SMK 1 Kara Terbuka 164 Pemkab 16 Lapangan SDN 3 kara Terbuka 164 Pemkab 17 Lapangan ratu Terbuka 5786 Pemkec 18 Lapangan SMPN 3 Kara 19 Lapangan sepakbola Darussalam 20 Lapangan sepakbola timu Terbuka 345 Pemkab Terbuka 7615 Pemdes Terbuka 6372 Pemdes 21 Lapangan GOR Ratu Terbuka 9874 Pemkec 22 Lapangan Volley Ratu Terbuka 164 Pemdes Jumlah 69,391 Pemdes Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti tentang jumlah dan luas ruang terbuka olahraga, didapatkan bahwa luas ruang terbuka olahraga di kecamatan Bolo yaitu seluas 69, Tim observasi telah melakukan pendataan semaksimal mungkin keseluruh wilayah kecamatan Bolo, namum tidak bisa dipungkiri bahwa akan ada ruang terbuka olahraga yang luput dari pendataan tim observasi peneliti. Ruang terbuka olahraga terluas di kecamatan Bolo adalah kawasan olahraga GOR Kara seluas 3 hektar. yang menjadi pusat olahraga masyarakat kecamatan Rada pada umumnya.

18 116 Gambar 4.7 Kawasan GOR Ratu merupakan ruang terbuka olahraga terluas di kecamatan Bolo Hasil observasi ruang terbuka olahraga ini kemudian akan dibagi dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan Bolo untuk mendapatkan nilai aktual. Setelah nilai aktual didapatkan kemudian indeks ruang terbuka akan dihitung menggunakan rumus: Indeks Ruang Terbuka Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum 2 Nilai maksimum ruang terbuka adalah 3,5 sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Nilai aktual didapatkan dari jumlah luas ruang terbuka kecamatan Bolo dibagi jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang ada diwilayah kecamatan Bolo. 2 Jumlah luas ruang terbuka olahraga di kecamatan Bolo adalah 69,391, sedangkan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun di kecamatan Bolo adalah jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :

19 117 Setelah mendapatkan nilai aktual selanjutnya adalah menghitung indeks ruang terbuka olahraga kecamatan Bolo denga menggunakan rumus diatas : Indeks Ruang Terbuka Kec Bolo Maka didapatlah indeks ruang terbuka olahraga kecamatan Bolo adalah 0,88. Nilai indeks ruang terbuka yang didapat sangat tinggi hampir mencapai angka 1, artinya bahwa setiap orang di kecamatan Bolo sudah hampir memenuhi standar ruang terbuka menurut Komite Olympiade yaitu 2 ruang terbuka olahraga seluas 3,5 per orang. b. Ketersediaan Ruang Terbuka Kecamatan Soromandi Perkembangan dan perubahan faktor sosial, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya akan mengakibatkan perkembangan dan perubahan kota/kabupaten (Simonds, 1983). Tingginya pembangunan kota/kabupaten memberi pengaruh terhadap lahan tak terbangun, dimana menyebabkan luasannya semakin berkurang. Tidak jarang RTH menjadi korban. Padahal RTH memiliki peranan penting dalam sebuah kota (Lokakarya RTH, 2005). Karena itu pemerintah menetapkan ketentuan minimal RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah. Namun, pada dasarnya setiap kota/kabupaten memiliki tipologi yang berbeda-beda, sehingga ketersediaan dan kebutuhan RTH pun berbeda-beda. Karenanya, ketentuan minimal luasan RTH publik yang ditentukan pemerintah dapat menjadi persoalan tersendiri. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi tingkat penyediaan RTH publik optimal yang mungkin dapat dikembangkan pada kecamatan soromandi letaknya di wilayah pesisir berdasarkan ukuran kabupaten. Untuk itu, perlu diidentifikasi terlebih dahulu ketersediaan dan kebutuhan RTH publik. Selanjutnya dapat

20 118 dievaluasi ketersediaan dan kebutuhan RTH publik untuk peningkatan penyediaan RTH publik kecamatan soromandi kabupaten bima. Penelitian yang dilakukan difokuskan pada kecamatan soromandi letaknya di wilayah pesisir. Kecamatan berada dipesisir kota bima yang memiliki karakteristik sebagai konsentrasi kegiatan pembangunan karena posisinya yang strategis. Hal ini akan memberi pengaruh yang signifikan terhadap keberadaan RTH publik kecamatan. Sebagai kecamatan yang berada di wilayah hilir Daerah Aliran Sungai (DAS), kecamatan pesisir tidak memiliki RTH hutan lindung yang memiliki fungsi perlindungan pada kawasan di bawahnya, namun kecamatan pesisir memiliki karakteristik RTH yang tidak dimiliki oleh kecamatan ini. Kecamatan soromandi memiliki luas wilayah sebesar hektar dan wilayah ini yang kecil dibanding wilayah yang lainnya. Kecamatan soromandi merupakan wilayah yang memiliki rasio penduduk sebanyak dengan akumulasi ke 7 desa dan memiliki pembangunan masih jauh dari kesejahteraan, dengan potensi alam yang tidak tertata rapi, baik ruang hijau, ruang terbuka dan lain-lain. kepadatan penduduk kecamatan soromandi mencapai , artinya lebih dari setengah wilayah kecamatan soromandi adalah wilayah yang padat penduduk. Ruang hijau sudah jarang ditemui diwilayah ini karena padatnya pembangunan. Banyak lahan hijau terbuka yang tidak dimanfaatkan dengan baik. pada dasarnya wilayah kecamatan ini merupakan milik pemerintah kecamatan yang dikelola oleh tiap-tiap desa dan memiliki ruang terbuka tapi sayangnya perhatian pemerintah tidak menjuru pada prospek pembangunan yang memadai. Pelaksanaan observasi ruang terbuka kecamatan soromandi dilakukan oleh peneliti pada hari minggu 28 agustus Observasi dimulai pada wilayah/desa lewintana dengan menyeluruh sampai pada wilayah ujung kecamatan soromandi yaitu sampungu.

21 119 Tabel 4.4 : Ruang terbuka Kecamatan Soromandi No Nama Lapangan Jenis (terbuka/tertutup) Luas ( 2 ) Status Kepemilikan (Pemerintah atau Swasta) 1 Lapangan sepakbola 835 Terbuka lewintana Pemdes 2 Lapangan bolavoli 245 Terbuka lewintana Pemdes 3 Lapangan bulutangkis SDN 163 Terbuka 1 Lewintana Pemdes 4 Lapangan voli SMP Terbuka lewintana Pemkab 5 Lapangan voli SMK Terbuka lewintana Pemkab 6 Lapangan sepakbola bajo Terbuka Pemdes 7 Lapangan bolavoli bajo Terbuka 260 Pemdes 8 Lapangan voli SMA 1 bajo Terbuka 164 Pemkab 9 Lapangan sepakbola Terbuka 689 Pemkab SMAN 1 Bajo 10 Lapangan voli SMAN 1 Terbuka 164 Pemkab bajo 11 Lapangan voli SMK 1 bajo Terbuka 164 Pemkab 12 Lapangan Voli SMPN 1 Terbuka 187 Pemkab bajo 13 Lapangan voli SDN 1 bajo Terbuka 164 Pemkab 14 Lapangan sepakbola punti Terbuka 1198 Pemdes 15 Lapangan sepakbola Terbuka 1357 Pemdes kananta 16 Lapangan sepakbola Terbuka 1098 Pemdes wadukopa 17 Lapangan sepakbola sai Terbuka 8076 Pemdes 18 Lapangan voli SMAN 2 sai Terbuka 287 Pemkab 19 Lapangan bolavoli sai Terbuka 164 Pemdes 20 Lapangan sepakbola Terbuka 7879 Pemdes sampungu 21 Lapangan bolavoli Terbuka 167 Pemdes sampungu 22 Lapangan sepak takraw Terbuka 140 Pemdes sampungu 23 Lapangan voli SDN Inpres Terbuka 162 Pemkab

22 120 saba 24 Lapangan bulutangkis SDN Terbuka 140 Pemkab Inpres sampungu 25 Lapangan voli MTS Terbuka 162 Pemkab Nurhayati sampungu 26 Lapangan sakoa Terbuka 1983 Pemdes Luas Total ( 2 ) Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh tim observasi tentang jumlah dan luas ruang terbuka olahraga, didapatkan bahwa luas ruang terbuka olahraga di kecamatan soromandi yaitu seluas Peneliti telah melakukan observasi dan pendataan semaksimal mungkin keseluruh wilayah kecamatan soromandi, namun tidak bisa dipungkiri bahwa akan ada ruang terbuka olahraga yang luput dari pendataan hasil observasi peneliti. Ruang terbuka olahraga terluas di kecamatan soromandi adalah kawasan olahraga kecamatan soromandi seluas , yang menjadi pusat olahraga masyarakat kecamatan soromandi. Gambar 4.8 Kawasan Ruang Terbuka Olahraga Terluas dikecamatan Soromandi Hasil observasi ruang terbuka olahraga ini kemudian akan dibagi dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan soromandi untuk mendapatkan nilai aktual. Setelah nilai aktual didapatkan kemudian indeks ruang terbuka akan dihitung menggunakan rumus :

23 121 Indeks Ruang Terbuka Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum 2 Nilai maksimum ruang terbuka adalah 3,5 sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Nilai aktual didapatkan dari jumlah luas ruang terbuka kecamatan soromandi dibagi jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang ada diwilayah kecamatan soromandi. Jumlah luas ruang terbuka olahraga di kecamatan soromandi adalah , sedangkan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun di kecamatan soromandi adalah jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah : Setelah mendapatkan nilai aktual selanjutnya adalah menghitung indeks ruang terbuka olahraga kecamatan soromandi dengan menggunakan rumus diatas : Indeks Ruang Terbuka Kec Soromandi Maka didapatlah indeks ruang terbuka olahraga kecamatan soromandi adalah. Nilai indeks ruang terbuka yang didapat sangat tinggi hampir mencapai angka 1, artinya bahwa setiap orang di kecamatan soromandi sudah hampir memenuhi standar ruang terbuka menurut Komite Olympiade yaitu 2 ruang terbuka olahraga seluas 3,5 per orang. c. Ketersediaan Ruang Terbuka Kecamatan Wera Ruang terbuka hijau publik dapat dimanfaatkan secara maksimal agar tercipta kawasan kabupaten yang ideal. Khususnya untuk masyarakat di wilayah kecamatan wera dapat memanfaatkan keberadaan ruang terbuka hijau publik sebagai salah satu media untuk rekreatif, edukatif atau sosial. Mengacu

24 122 pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 Penyelenggaraan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan, ditujukan untuk tiga hal, yaitu : 1) menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, 2) menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna bagi kehidupan masyarakat, dan 3) meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan yang aman, nyaman, segar, indah dan bersih. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan ruang terbuka hijau adalah luasan ruang terbuka hijau itu sendiri. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang, khususnya pada pasal 29 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit. Berdasarkan data yang didapat dan perhitungan, ketersediaan RTH publik di kecamatan Soromandi baik aktual dan potensial dapat dilihat pada tabel yang akan di sajikan tentang Luas wilayah. kecamatan Wera adalah yang terluas kedua setelah kecamatan sape dengan luas km atau hektar. Kecamatan Wera merupakan wilayah yang juga berbatasan dengan laut flores. Pembangunan di wilayah ini tidak sepadat dengan pembangunan di kecamatan Bolo karena wilayahnya terletak jauh dari kota bima, namun letaknya yang sangat jauh membuat wilayah ini juga mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah sehingga dapat menunjang kemajuan pembangunan daerah khususnya kabupaten bima, telah banyak rencana pembangunan yang belum terealisasi dan akan diupayak oleh pemerintah untuk melakukan diplomasi secara aktif pada pemerintah pusat untuk membangun sentralsentral olahraga dikecamatan ini baik gedung sekolah, instansi pemerintahan, perkantoran, serta sarana/prasarana olahraga. Walaupun memang pembangunan sarana/prasarana olahraga di wilayah ini tidak sebanyak di kecamatan Bolo. Namun dilihat dari luas wilayah, kepadatan peduduk dan

25 123 keadaan alamnya membuat wilayah ini sangat berpotensi untuk pembangunan berbagai sarana/prasaran olahraga untuk masyarakat kecamatan Wera. Pembangunan ini adalah salah satu upaya pemerintah kabupaten bima yang dikordinir oleh kecamatan Wera untuk memberikan pelayanan sarana publik mengingat di kecamatan Wera belum ada pembangunan sarana yang bisa dinikmati oleh masyarak pada umumnya. Salah satunya adalah pembangunan lapangan futsal yang letaknya didesa tawali kecamatan wera. Gambar 4.9 lapangan Futsal satu-satunya yang dimiliki oleh Kecamatan Wera letaknya didesa Tawali Kecamatan Wera Pembangunan lapangan futsal hanyalah salah satu dari beberapa ruang terbuka olahraga untuk masyarakat kecamatan Wera. Sehingga untuk mengetahui seberapa luas ketersediaan ruang terbuka olahraga di kecamatan ini maka dilakukanlah observasi tentang jumlah dan luas ruang terbuka olahraga kecamatan Wera. Pelaksanaan observasi ruang terbuka kecamatan Wera dilakukan pada hari selasa 21 septermber Adapun hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh tim observasi: Tabel 4.5: Hasil Observasi Ruang Terbuka Kecamatan Wera. No Nama Lapangan Status Jenis Luas ( (terbuka/tertutup) Kepemilikan ) (Pemerintah atau Swasta) 1 Lapangan tawali Terbuka 7750 Pemdes

26 124 2 Lapangan futsal tawali Tertutup 298 Swasta 3 Lapangan sepakbola Terbuka 790 Pemdes tawali 4 Lapangan SMAN 1 Terbuka 144 Pemdes Tawali 5 Lapangan Nunggi Terbuka 7700 Pemdes 6 Lapangan sepakbola Terbuka 1870 Pemdes nunggi 7 Lapangan SMAN Nunggi Terbuka 342 Pemdes 8 Lapangan oi tui Terbuka 6500 Pemdes 9 Lapangan sangiang Terbuka 1085 Pemdes 10 Lapangan sepakbola Terbuka 750 Pemdes sangiang 11 Lapangan terbuka Terbuka 6000 Pemdes sangiang Luas Total ( 2 ) Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh tim observasi tentang jumlah dan luas ruang terbuka olahraga, didapatkan bahwa luas ruang terbuka olahraga di kecamatan Wera yaitu seluas Peneliti telah melakukan pendataan semaksimal mungkin keseluruh wilayah kecamatan Wera, namum tidak bisa dipungkiri bahwa akan ada ruang terbuka olahraga yang luput dari pendataan tim observasi peneliti. Hasil observasi ruang terbuka olahraga ini kemudian akan dibagi dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan Wera untuk mendapatkan nilai aktual. Setelah nilai aktual didapatkan kemudian indeks ruang terbuka akan dihitung menggunakan rumus : Indeks Ruang Terbuka Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum 2 Nilai maksimum ruang terbuka adalah 3,5 sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Nilai aktual didapatkan dari jumlah luas ruang terbuka kecamatan Wera dibagi jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang ada diwilayah kecamatan Wera. Jumlah luas ruang terbuka olahraga di kecamatan 2 Wera adalah , sedangkan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun di kecamatan Wera adalah jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :

27 125 Maka nilai aktual yang didapat adalah 0,316 Setelah mendapatkan nilai aktual selanjutnya adalah menghitung indeks ruang terbuka olahraga kecamatan Wera dengan menggunakan rumus diatas : Indeks Ruang Terbuka Kec Wera Maka didapatlah indeks ruang terbuka olahraga kecamatan Wera adalah 0,090. Nilai indeks ruang terbuka yang didapat menunjukkan bahwa ketersediaan ruang terbuka olahraga di kecamatan Wera masih sangat minim, ditambah dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun. Pemerintah kecamatan Wera perlu memberikan perhatian khusus mengenai ketersediaan ruang terbuka olahraga bagi masyarakat di wilayah kecamatan Wera agar setidaknya hampir memenuhi standar ruang terbuka yang ditetapkan oleh Komite Olympiade yaitu 3,5 2 per orang. d. Indeks Ketersediaan Ruang Terbuka Kabupaten Bima Indeks Pembangunan Ruang Terbuka Olahraga kabupaten bima menyatakan bahwa kondisi ruang terbuka ini meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kemajuan pembangunan olahraga kabupaten bima yang mencapai 1.80 (Sport Development Index). Indeks ini dihitung berdasarkan angka indeks ketiga kecamatan yaitu kecamatan bolo, kecamatan soromandi, dan kecamatan. Kebijakan pembanguna ini merupakan hal yang strategis untuk peningkat olahraga kabupaten bima. Mengukur ketersediaan ruang terbuka kabupaten bima tentunya dilihat dari nilai indeks ruang terbuka kabupaten bima dengan 3 indikator, ketersediaan ruang terbuka kecamatan bolo, ketersediaan ruang terbuka kecamatan soromandi, dan ketersediaan ruang terbuka kecamatan wera.. Begitupun untuk mengetahui indeks pembangunan olahraga kabupaten bima,

28 126 adalah dengan menjumlahkan semua hasil indeks yang telah didapat mulai dari indeks ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi, dan indeks kebugaran jasmani kabupaten bima dijumlahkan dengan jumlah indikator ketersediaan pembangunan ruang terbuka olahraga. Adapun hasil dari semua indeks pembangunan ruang terbuka kabupaten bima dapat terlihat dalam tabel berikut: Tabel 4.6: Indeks Ketersediaan Ruang Terbuka Kabupaten Bima Kabupaten Ruang Terbuka Kec. Bolo Ruang Terbuka Kec. Soromandi Ruang Terbuka Kec. Wera Indeks Ketersediaan Ruang Terbuka Bima Dari tabel diatas menunjukkan bahwa indeks Ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima adalah 1.80, nilai indeks ini menunjukkan bahwa ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima masih berada dalam kategori tinggi berdasarkan norma SDI. Agar lebih jelas indeks ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima akan disajikan dalam bentuk diagram batang berikut:

29 R.T Kec. Bolo R.T Kec. Soromandi R.T Kec. Wera Indeks K.R.T Kab. Bima Diagram 4.1. Indeks Ruang Terbuka Olahraga Kabupaten Bima. Indeks Ketersediaan Ruang terbuka olahraga kabupaten bima termasuk dalam kategori Rendah disesuaikan dengan indeks nasional sebesar 3.5 m Kuantitas dan Kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kabupaten Bima Untuk mengukur sejauhmana kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kabupaten Bima, maka dibagi dibagi menjadi 3 kecamatan salah satunya kecamatan Bolo, kecamatan Soromandi, dan kecamatan Wera. a. Kuantitas Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Kecamatan Bolo Hakekat pembangunan olaharaga adalah sebagai salah satu upaya pembinaan dan pengembangan kualitas Sumber Daya manusia (SDM), utamanya dalam membentuk watak dan kepribadian bangsa. Disamping itu olahraga juga tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahkan dengan olahraga juga dapat mengangkat harkat dan martabat Bangsa dan Negara. Sumber daya manusia (SDM) mengacu pada ketersediaan pelatih olahraga, guru penjasor, dan instruktur olahraga dalam suatu wilayah tertentu. Angka sumber daya manusia diukur berdasarkan rasio antara jumlah pelatih,

30 128 instruktur dan guru pendidikan jasmani dengan jumlah populasi yang berusia 7 tahun ke atas di daerah yang bersangkutan. Karena itu, sumber daya manusia dalam system pembinaan olahraga tidak dapat dipisahkan dari peran guru pendidikan jasmani, pelatih olahraga, dan instruktur olahraga. Tersedianya komponen SDM olahraga tersebut dalam jumlah yang memadai akan berdampak pada kegiatan berolahraga masyarakat yang berkait dengan kuantitas maupun kualitasnya. Ketersediaan sumber daya manusia olahraga tidak dapat dipisahkan dari lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia olahrgaa seperti fakultas pendidikan keolahragaan (FIK) atau yang sejenisnya. Peran ini menjadi penting terutama ketika kegiatan pembangunan olahraga bukan lagi merupakan kegiatan praktis melainkan sudah melibatkan IPTEK olahraga sehingga tidak dapat ditangani oleh setiap orang. Terutama jika ingin mencapai prestasi olahraga tingkat tinggi dan ikut memasuki ajang kompetisi olahraga internasional, pasti dibutuhkan sumber daya manusia yang juga memiliki kompetensi khusus ada kualifikasi pendidikan tertentu. Maka Data tentang sumber daya manusia keolahragaan kecamatan Bolo didapatkan dari berbagai instansi pemerintahan, diantaranya Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas guru olahraga SD, SMP, SMA, dan SMK di kecamatan Bolo. Kemudian KONI untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas wasit, pelatih dan instruktur. Dan yang terakhir sebagai tambahan diambil pula data tentang jumlah dan kualitas Dosen olahraga yang ada di kecamatan Bolo, berhubung STKIP Taman Siswa memiliki fakultas pendidikan keolahragaan dan berada di wilayah kabupaten bima. Pengambilan data di KONI dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 Oktober 2015, sementara pengambilan data di Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga dilaksanakan pada hari senin tanggal 16 September 2015, sedangakan pengambilan data dosen olahraga di

31 129 Guru penjaskes STKIP Taman Siswa dilaksanakan pada hari selasa tanggal 16 Oktober Adapun hasil observasi data SDM Keolahragaan di kecamatan Bolo sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil observasi SDM keolahragaan kecamatan Bolo Jenis Profesi Jumlah menurut jenis kelamin Jumlah menurut sertifikasi Laki-laki Perempuan Sertifikasi Non sertifikasi SD/MI SMP/MTs SMA/SMK Pelatih Olahraga Instruktur Olahraga Wasit Dosen Olahraga Jumlah Hasil observasi SDM keolahragaan yang didapat dari berbagai instansi menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas SDM keolahragaan di kecamatan Bolo adalah sebanyak 140 orang. Ada 110 SDM Keolahragaa laki-laki dan sisanya ada 30 SDM keolahrgaan perempuan. Dari 140 jumlah tersebut hanya ada 20 orang yang tersertifikasi dan sisanya 7 non sertifikasi. Sebelum menghitung indeks SDM keolahragaan kecamatan Bolo dengan menggunakan rumus: Indeks SDM Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum Terlebih dahulu mencari nilai aktual, nilai actual diperoleh dari pembagian antara jumlah SDM suatu wilayah dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan Bolo. Jumlah SDM kecamatan Bolo adalah 140, dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun kecamatan Bolo adalah sebanyak jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :

32 130 Setelah mendapatkan nilai aktual, maka selanjutnya adalah mencari indeks SDM kecamatan Bolo dengan menggunakan rumus diatas, dimana nilai maksimumnya adalah 2,08 dam nilai minimumnya adalah 0. Indeks SDM Kec Bolo Dari hasil perhitungan diatas maka didapatlah indeks SDM keolahragaan Bolo yaitu keolahragaam kecamatan Bolo masih sangat rendah.. Angka ini menunjukkan bahwa indeks SDM b. Kuantitas Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kecamatan Soromandi Untuk menghadapi kemajuan zaman yang semakin sulit ini dibutuhkan tingkat SDM yang tinggi. Dengan memiliki SDM yang tinggi maka kemungkinan besar kita akan dapat menghadapi tantangan-tantangan yang ada disaat kemajuan zaman ini. Dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu dengan Berolahraga. Olahraga diyakini mampu membangun nilai-nilai positif seperti: kreatif, disiplin, tanggung jawab, proaktif, kritis, sportif, kompetitif, untuk manusia dan membentuk karakter bangsa. Karena menurut saya olah raga juga dapat membentuk kepribadian manusia seutuhnya. Keteguhan terhadap komitmen tersebut didukung oleh begitu banyak fakta dan pengalaman bahwa olahraga yang dikelola dan dibina dengan baik akan mendatangkan banyak manfaat bagi warga masyarakat. Seperangkat nilai dan manfaat dari aspek sosial, kesehatan, ekonomi, psikologis merupakan landasan yang kuat untuk mengklaim bahwa olahraga merupakan instrumen yang ampuh untuk melaksanakan pembangunan yang seimbang antara material, mental, dan spiritual.

33 131 Dari aspek sosial diakui bahwa olahraga merupakan sebuah aktivitas yang unik karena sangat potensial untuk memperkuat integrasi sosial. Secara bertahap dan bersusun dari unit kecil (misalnya, klub), komitmen emosional pada satu tujuan bersama dapat meningkat ke tingkat komunitas, masyarakat sebuah daerah hingga ke jenjang nasional. Itulah sebabnya olahraga, seperti yang sering kita alami dalam olah raga kompetitif, dipandang ampuh untuk membangun persatuan dan kesatuan nasional. Apabila dalam hidup sudah terbiasa untuk hidup bergaya pasif. Ancaman yang di dibangkitkan oleh gaya hidup pasif adalah dapat mendatangkan persoalan yang sangat merugikan kehidupan manusia dengan aneka bentuk penyakit degeneratif, penyakit kurang gerak. Obesitas, alias kegemukan, sudah menjadi sebuah masalah internasional dengan rangkaian akibat yang terkait langsung seperti terserang penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kolesterol tinggi, dan lain yang sejenis. Olah raga dan kesehatan memiliki kaitan langsung dengan ekonomi. Apabila kita membiasakan hidup dengan berolahraga dan membiasakan hidup dengan pola sehat maka otomatis tubuh kita juga akan sehat baik jasmani maupun rohani.dengan begitu untuk timbulnya seperti penyakit akan sangatlah kecil. Dalam kehidupan modern olahraga telah menjadi tuntutan dan kebutuhan hidup agar lebih sejahtera. Olahraga semakin diperlukan oleh manusia dalam kehidupan yang semakin kompleks dan serba otomatis, agar manusia dapat mempertahankan eksistensinya terhindar dari berbagai gangguan atau disfungsi sebagai akibat penyakit kekurangan gerak (Hypo Kinesis Desease). Olahraga yang dilakukan dengan tepat dan benar maka akan sangatlah bermanfaat bagi tubuh kita. Hakekat pembangunan olahraga nasional adalah upaya dan kegiatan pembinaan dan pengembangan olahraga yang merupakan bagian upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang utamanya ditujukan untuk

34 132 pembentukan watak dan kepribadian termasuk sifat-sifat disiplin, sportivitas dan etos kerja yang tinggi. Berdasarkan kualitas kesehatan akan tercapai peningkatan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional dan membawa nama harum bangsa. Maka, Data tentang sumber daya manusia keolahragaan kecamatan Soromandi Kabupaten Bima didapatkan dari berbagai instansi pemerintahan, diantaranya Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga kabupaten bima untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas guru olahraga SD, SMP, SMA, dan SMK di kecamatan Soromandi. Kemudian KONI untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas wasit, pelatih dan instruktur. Pengambilan data di KONI dilaksanakan pada hari senin tanggal 5 Oktober 2015, sementara pengambilan data di Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga dilaksanakan pada hari rabu tanggal 16 September 2016, sedangkan pengambilan data dosen olahraga STKIP Taman Siswa dilaksanakan pada hari selasa tanggal 20 Oktober Adapun hasil observasi data SDM Keolahragaan di kecamatan soromandi sebagai berikut: Tabel 4.8: Data Observasi Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kecamatan Jenis Profesi Soromandi Jumlah Menurut Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Sertifikasi Jumlah Menurut sertifikasi Non Sertifikasi SD/MI Guru Penjas SMP/MTs SMA/SMK Pelatih Olahraga Instruktur Olahraga Wasit Dosen Olahraga Jumlah Hasil observasi SDM keolahragaan yang didapat dari berbagai instansi menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas SDM keolahragaan di kecamatan

35 133 soromandi adalah sebanyak 39 orang. Ada 39 SDM Keolahragaa laki-laki dan sisanya ada 7 SDM keolahrgaan perempuan. Dari 39 jumlah tersebut hanya ada 6 orang yang tersertifikasi dan sisanya 2 non sertifikasi. Sebelum menghitung indeks SDM keolahragaan kecamatan Soromandi dengan menggunakan rumus : Indeks SDM Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum Terlebih dahulu mencari nilai aktual, nilai actual diperoleh dari pembagian antara jumlah SDM suatu wilayah dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan soromandi. Jumlah SDM kecamatan soromandi adalah 39, dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun kecamatan soromandi adalah sebanyak jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah : Setelah mendapatkan nilai aktual, maka selanjutnya adalah mencari indeks SDM kecamatan soromandi dengan menggunakan rumus diatas, dimana nilai maksimumnya adalah 2,08 dam nilai minimumnya adalah 0. Indeks SDM Kec Soromandi Dari hasil perhitungan diatas maka didapatlah indeks SDM keolahragaan Soromandi yaitu 0,53. Angka ini menunjukkan bahwa indeks SDM keolahragaam kecamatan Soromandi masih sangat rendah. c. Kuantitas Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kecamatan Wera Sumber daya manusia merupakan faktor utama dan strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan suatu bangsa. SDM yang kuat dan

36 134 berdaya saing tinggi dalam berbagai aspek akan mendukung peningkatan pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial dan budaya. SDM yang berdaya saing tinggi merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan di era globalisasi yang diwarnai dengan semakin ketatnya persaingan serta tiadanya batas antar negara (borderless nation) dalam interaksi hidup dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, untuk memenangkan dan menangkap peluang yang ada, pengembangan SDM harus ditekankan pada penguasaan kompetensi yang fokus pada suatu bidang tertentu yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan daya saing di tingkat nasional maupun internasional. SDM yang berkualitas akan mendorong terciptanya produktivitas yang tinggi yang akan menjadi modal dasar bagi keberhasilan pembangunan perekonomian secara nasional. Selain itu, dalam menjawab berbagai tantangan dan peluang ke depan, dibutuhkan pula SDM yang berjiwa wirausaha, yang dapat memanfaatkan keunggulan sumber daya (comparative advantage) menjadi keunggulan daya saing (competitive advantage) dengan proses transformasi nilai tambah (added value) dan tranformasi teknologi sebagai acuan. Dengan tumbuhnya masyarakat yang berjiwa wirausaha diharapkan akan mampu menjadi modal dasar dalam membangun perekonomian nasional untuk mensejahterakan kehidupan bangsa dan pada akhirnya akan memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Beberapa program yang dapat meningkat kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (a) Program pemassalan olahraga dan peningkatan kesegaran jasmani dimaksudkan sebagai salah satu kegiatan dalam peningkatan kesegaran jasmani dalam rangka meningkatkan kualitas fisik yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajar, prestasi olahraga dan produktivitas kerja, dengan olahraga yang bersifat mudah, murah, menarik bermanfaat dan massal. (b) Program pembibitan olahraga yang

37 135 berkembang dimasyarakat, dimaksudkan untuk melestarikan dan mengembangkan olahraga yang bersifat murah, meriah, massal, menarik dan manfaat seperti jalan santai, lari sehat, sepeda sehat, olahraga tradisional yang digemari masyarakat dan berkembang didaerah seperti pencak silat, lari karung, panjat pinang, logo, gasing dsb. Olahraga kesehatan seperti senam kesegaran jasmani, senam jantung sehat dan senam pernapasan, olahraga rekreasi dan alam terbuka seperti arung jeram, lintas alam dan sebagainya (c) Program Pembinaan untuk kelompok khusus, dimaksudkan untuk mendorong dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok khusus untuk berperan serta berprestasi pada kejuaraan khusus (misalnya penyandang cacat & kelompok usia lanjut usia). (d) Program kelembagaan dan organisasi cabang olahraga daerah, baik olahraga prestasi maupun olahraga masyarakat pada tingkat propinsi maupun kabupaten serta peningkatan koordinasi antara instansi / lembaga yang terlibat dalam pembinaan dan pengembangan olahraga. (e) Program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan olahraga, dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia dibidang olahraga baik dari Aspek keilmuan, manajemen maupun ketrampilan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga. Maka, Data tentang sumber daya manusia keolahragaan kecamatan Wera didapatkan dari berbagai instansi pemerintahan, diantaranya Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga kabupaten bima. Dan untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas guru olahraga SD, SMP, SMA, dan SMK di kecamatan Wera. Kemudian KONI untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas wasit, pelatih dan instruktur. Dan yang terakhir sebagai tambahan diambil pula data tentang jumlah dan kualitas Dosen olahraga yang ada di kecamatan Wera, berhubung STKIP Taman Siswa memiliki Program Studi pendidikan keolahragaan. Pengambilan data di KONI dilaksanakan pada hari

38 136 senin tanggal 13 September 2015, sementara pengambilan data di Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga dilaksanakan pada hari rabu tanggal 10 September 2015, sedangkan pengambilan data dosen olahraga di STKIP Taman Siswa dilaksanakan pada hari rabu tanggal 29 Oktober Adapun hasil observasi data SDM Keolahragaan di kecamatan Wera sebagai berikut: Tabel 4.9: Hasil Observasi SDM Keolahragaan Kecamatan Wera. Jenis Profesi Jumlah Menurut Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Sertifikasi Jumlah Menurut sertifikasi Non Sertifikasi SD/MI Guru Penjas SMP/MTs SMA/SMK Pelatih Olahraga Instruktur Olahraga Wasit Dosen Olahraga Jumlah Hasil observasi SDM keolahragaan yang didapat dari berbagai instansi menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas SDM keolahragaan di kecamatan Wera adalah sebanyak 74 orang. Ada 67 SDM Keolahragaan laki-laki dan sisanya ada 7 SDM keolahrgaan perempuan. Dari 74 jumlah tersebut hanya ada 12 orang yang tersertifikasi dan sisanya 62 non sertifikasi. Sebelum menghitung indeks SDM keolahragaan kecamatan Wera dengan menggunakan rumus : Indeks SDM Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum Terlebih dahulu mencari nilai aktual, nilai actual diperoleh dari pembagian antara jumlah SDM suatu wilayah dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan Wera. Jumlah SDM kecamatan Wera adalah

39 137 74, dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun kecamatan Wera adalah sebanyak jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah : Setelah mendapatkan nilai aktual, maka selanjutnya adalah mencari indeks SDM kecamatan Wera dengan menggunakan rumus diatas, dimana nilai maksimumnya adalah 2,08 dam nilai minimumnya adalah 0. Indeks SDM Kec Wera Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh indeks SDM keolahragaan kecamatan Wera yaitu 0,0007. Angka ini menunjukkan bahwa indeks SDM keolahragaam kecamatan Wera masih sangat rendah. d. Indeks Kuantitas dan Kualitas Sumber daya manusia keolahragaan kabupaten bima Indeks Kuantitas dan Kualitas SDM kabupaten bima sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kuantitas dan kualitas SDM olahraga kabupaten bima yang mencapai 0.76 (Sport Development Index). Indeks ini dihitung berdasarkan angka indeks ketiga kecamatan yaitu kecamatan bolo, kecamatan soromandi, dan kecamatan. Kebijakan pembanguna ini merupakan hal yang strategis untuk peningkat olahraga kabupaten bima. Mengukur ketersediaan ruang terbuka kabupaten bima tentunya dilihat dari nilai indeks ruang terbuka kabupaten bima dengan 3 indikator, Kuantitas dan kualitas SDM Kec. Bolo, Kuantitas dan kualitas SDM kecamatan soromandi, dan Kuantitas dan kualitas SDM kecamatan wera. Begitupun untuk mengetahui indeks pembangunan olahraga kabupaten bima, adalah dengan menjumlahkan semua hasil indeks yang telah didapat mulai dari indeks ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi, dan indeks kebugaran

40 138 jasmani kabupaten bima dijumlahkan dengan jumlah indikator ketersediaan pembangunan ruang terbuka olahraga. Adapun hasil dari semua indeks Kuantitas dan kualitas SDM keolahragaan kabupaten bima dapat terlihat dalam tabel berikut: Tabel 4.10 Indeks SDM Kabupaten Bima SDM Kec. SDM Kec. SDM Kec. Kabupaten Indeks SDM Bolo Soromandi Wera Bima Dari tabel diatas menunjukkan bahwa indeks Ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima adalah 0.76, nilai indeks ini menunjukkan bahwa Kuantitas dan kualitas SDM olahraga kabupaten bima masih berada dalam kategori rendah berdasarkan norma SDI. Agar lebih jelas indeks Kuantitas dan kualitas SDM olahraga kabupaten bima akan disajikan dalam bentuk diagram batang berikut: SDM Kec. Bolo SDM Kec. Soromandi SDM Kec. Wera Indeks SDM Kab. Bima 0 Diagram 4.2 Indekk SDM Kabupaten Bima Indeks Kuantitas dan kualitas SDM olahraga kabupaten bima termasuk dalam kategori Rendah.

41 Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Bima Untuk mengukur sejauhmana tingkat partisipasi masyarakat dalam berolahraga Kabupaten Bima, maka dibagi dibagi menjadi 3 kecamatan salah satunya kecamatan Bolo, kecamatan Soromandi, dan kecamatan Wera. a. Tingkat Partisipasi Masyarakat Kecamatan Bolo secara umum, lingkup partisipasi masyarakat dalam berolahraga dapat mencakup partisipasi langsung seperti melakukan olahraga dan tidak langsung seperti sponsor penyelenggaraan event olahraga. Secara khusus juga dapat dijelaskan merujuk pada keterlibatan langsung secara aktif sebagai pelaku olahraga. olahraga tersebut dapat berbentuk olahrgaa formal seperti sepak bola, maupun olahaga tidak formal seperti olahraga tradisional. Demikian juga sifat olahraga yang dilakukannya dapat bersifat rekreasi, kompetitif, dan olahraga untuk kesehatan dan kebugaran. Tempatnya dapat dilingkungan keluarga, masyarakat atau sekolah yang sering disebut pendidikan jasmani. Angka partisipasi olahraga dapat diartikan sebagai tingkatan partisipasi masyarakat secara umum dalam olahraga yang dihitung berdasarkan perbandingan jumlah partisipan olahraga dengan jumlah populasi. Apa sebenarnya makna partisipasi olahraga dikaitkan dengan konteks kehidupan masyarakat sendiri? Keterkaitan antara pembangunan olahraga dan pembangunan masyarakat dapat dijembatani oleh partisipasi warga masyarakat sebagai sebuah kata kunci. Sementara itu, perubahan yang dihasilkan dari partisipasi dapat tumbuh dalam aneka bentuk, beberapa diantaranya tingkat partisipasi masyarakat bolo dalam berolahraga. Kecamatan Bolo merupakan wilayah yang paling maju diantara kecamatan lainnya, sehingga menjadi pusat aktifitas masyarakat kecamatan Bolo. Kebiasaannya masyarakatnya yang modern menjadikan aktifitas olahraga sebagai life style dan sudah menjadi kebutuhan. Maka tak heran jika kini kecamatan Bolo mulai banyak pembangunan sarana olahraga seperti lapangan

42 140 futsal, tempat fitness, lapangan sepakbola, bulutangkis dan lain-lain. Semakin tersedianya sarana/prasarana olahraga tentu berbanding lurus dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam berolahraga. Gambar 4.10 Salah satu bentuk Partisipasi Masyarakat Kecamatan Bolo dalam Kegiatan Berolahraga. Tinggi partisipasi masyarakat untuk berolahraga setiap hari minggu ini tentunya bukan menjadi ukuran apakah partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Bolo sudah tinggi. Kerena partisipasi yang dimaksud adalah melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam seminggu. Ramainya masyarakat yang berdatangan di suatu kawasan untuk berolahraga belum tentu melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali seminggu, karena bisa jadi masyarakat yang berolahraga hanya pada hari minggu itu saja. Oleh karena itu untuk mengungkap seberapa tinggi partisipasi masyarakat kecamatan Bolo dalam berolahraga maka dapat dilihat dan dihitung dari angket yang diberikan kepada peserta tes kebugaran jasmani di kecamatan Bolo. Peserta yang diberikan angket terdiri dari 3 kelompok usia yaitu anak-anak yang diambil dari siswa-siswi SDN 1 Sila sebanyak 30 orang, usia remaja yang diambil dari Pemuda Kecamatan Bolo, dan usia dewasa yang diambil dari mahasiswa-mahasiswi Prodi Penjaskesrek, dengan pembagian masing 15 laki-laki dan 15 orang perempuan.

43 141 Adapun hasil dari angket partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Bolo dapat dilihat dari tabel berikut:. Tabel 4.11 Hasil Angket Partisipasi Olahraga Masyarakat Kecamatan Bolo Kategori Usia Anak-anak (SDN 1 Sila) Remaja (Pemuda Sila) Dewasa (Mahasiswa) Melakukan Minimal 3 Olahraga kali seminggu Laki-laki Perempuan Jumlah Dari Total 90 Responden 40 Dari hasil angket yang diberikan kepada 90 orang responden, hanya ada 40 orang yang melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam seminggu. Jumlah ini kemudian akan dibagi dengan jumlah responden sebanyak 90 orang dikali 100 % untuk mendapatkan nilai aktual, adapun nilai aktual yang didapat adalah : Setelah nilai aktual didapatkan, maka selanjutnya menghitung indeks Partisipasi kecamatan Bolo dengan menggunakan rumus: Indeks Partisipasi Dimana nilai aktualnya telah didapat yaitu 44,4 % dan nilai maksimumnya adalah 100, sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Maka didapatlah indeks partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Bolo yaitu : Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum Indeks Partisipasi Kec Bolo Angka 0,444 ini menunjukkan bahwa partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Bolo termasuk tinggi jika dibandingkan dengan indeks partisipasi

44 142 nasional yaitu 0,422. Dari hasil angket ini pula terungkap hasil tentang olahraga apa yang paling digemari dan sering dilakukan oleh masyarakat kecamatan Bolo. b. Tingkat Partisipasi Masyarakat Kecamatan Soromandi Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang digemari dan kerap dilaksanakan oleh masyarakat soromandi terutama pemuda dan anak-anak. Cabang olahraga yang paling sering dimainkan yaitu Sepakbola dan volley ball, hal ini tak lepas dari keberadaan sarana olahraga Sepakbola yang berupa sebuah lapangan serta arena bermain volly yang berada tidak terlalu jauh dari lapangan tiap-tiap desa di kecamatan soromandi. Partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Soromandi terlihat saat adanya event-event olahraga yang diselenggarakan oleh pemerintah, pihak swasta ataupun masyarakat itu sendiri. Pada hari minggu kegiatan olahraga masyarakat kecamatan Soromandi sangat beragam mulai dari sepakbola, volley, takraw dll ditiap desa. Kecamatan soromandi merupakan wilayah yang memiliki kawasan yang luas tapi sebagian banyak masyarakat tidak ada yang mempergunakan dengan maksimal. Kecamatan ini juga memiliki lapangan yang banyak tetapi hanya beberapa lapangan yang digunakan oleh masyarakat karena belum diperbaiki oleh pemerintah sehingga proses pengaksesan masyarakat dalam berolahraga kurang, ini menunjukan tingkat regulasi pemerintah kecamatan soromandi kurang memadai. Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat ini merupakan slogam untuk meningkatkan animo masyarakat proletar dan pemerintah untuk dapat berpartisipasi dalam berolahraga. Hal ini belum maksimal diterapkan dikecamatan soromandi, dengan pembuktian pemerintah kurang membangun sentra olahraga sebagai pusat kegiatan masyarakat dan khalayak. Salah satunya adalah lapangan volley, bola, futsal, takraw dan lain-

45 143 lain belum di sentuh dengan maksimal oleh pemerintah sehingga tidak heran masyarakat soromandi kurang mendapatkan prestasi yang bisa dibanggakan dalam event-event olahraga karena disebabkan tidak layaknya lapangan sebagai pusat olahraga. Tingkat partisipasi masyarakat soromandi sangat luar biasa dalam berolahraga Kegiatan-kegiatan olahraga masyarakat juga biasa terlihat saat perayaan hari-hari besar seperti peringatan 17 Agustus, Hari olahraga nasional, ataupun kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah untuk menarik minat masyarakat agat ikut serta berpartisipasi. Gambar: 4.11 perayaan Hut RI 17 agustus diselenggarakan di Desa Kananta Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, Ini salah satu tingkat partisipasi masyarakat dalam berolahraga. Tingginya partisipasi masyarakat untuk berolahraga setiap hari minggu ini tentunya bukan menjadi ukuran apakah partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Soromandi sudah tinggi. Karena partisipasi yang dimaksud adalah melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam seminggu. Ramainya masyarakat yang berdatangan di suatu kawasan untuk berolahraga belum tentu melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali seminggu, karena bisa jadi masyarakat yang berolahraga hanya pada hari minggu itu saja.

46 144 Oleh karena itu untuk mengungkap seberapa tinggi partisipasi masyarakat kecamatan Soromandi dalam berolahraga maka dapat dilihat dan dihitung dari angket yang diberikan kepada peserta tes kebugaran jasmani di kecamatan Soromandi. Peserta yang diberikan angket terdiri dari 3 kelompok usia yaitu anak-anak yang diambil dari siswa-siswi SDN Inpres Sampungu sebanyak 30 orang, usia remaja yang diambil dari siswa-siswi SMP 3 Soromandi kabupaten Bima, dan usia dewasa yang diambil dari mahasiswamahasiswi Prodi Penjaskesrek Taman Siswa Bima, dengan pembagian masing 15 laki-laki dan 15 orang perempuan. Adapun hasil dari angket partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Soromandi dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel: 4.12: Hasil Angket Partisipasi Perwakilan Masyarakat Kecamatan Kategori Usia Anak-nak (SDN Inpres Sampungu) Remaja SMPN 3 Soromandi Dewasa (Mahasiswa STKIP Taman Siswa) Soromandi secara Keseluruhan Dari hasil angket yang diberikan kepada 90 orang responden, hanya ada 47 orang yang melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam seminggu. Jumlah ini kemudian akan dibagi dengan jumlah responden sebanyak 90 orang dikali 100 % untuk mendapatkan nilai aktual, adapun nilai aktual yang didapat adalah : Melakukan Minimal 3 Laki-laki Olahraga kali seminggu Perempuan Jumlah Dari Total 90 Responden 47

47 145 Setelah nilai aktual didapatkan, maka selanjutnya menghitung indeks Partisipasi kecamatan Soromandi dengan menggunakan rumus: Indeks Partisipasi Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum Dimana nilai aktualnya telah didapat yaitu 52.2 % dan nilai maksimumnya adalah 100, sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Maka didapatlah indeks partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Soromandi yaitu : Indeks Partisipasi Kec Soromandi Angka 0,522 ini menunjukkan bahwa partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Soromandi termasuk tinggi jika dibandingkan dengan indeks partisipasi nasional yaitu 0,422. Dari hasil angket ini pula terungkap hasil tentang olahraga apa yang paling digemari dan sering dilakukan oleh masyarakat kecamatan Soromandi. Hasilnya dapat dilihat dalam diangram batang berikut: Sepakbola Bola Voli Bulutangkis Atletik 0

48 146 Diagram 4.3 angkat partisipasi masyarakat soromandi Dari diagram diatas menunjukkan bahwa sepakbola masih merupakan olahraga yang paling digemari oleh masyarakat kecamatan soromandi. Olahraga voli adalah yang kedua digemari dan sering dilakukan oleh masyarakat kecamatan soromandi. Olahraga tetap menjadi kegemaran masyarakat kecamatan soromandi. c. Tingkat Partisipasi Masyarakat Kecamatan Wera Partisipasi dalam olahraga tidak secara otomatis mempunyai efek positif terhadap pembentukan karakter. Pengalaman yang diperoleh melalui olahraga dapat membentuk karakter, tetapi hal ini hanya dapat terjadi apabila lingkungan olahraga diciptakan dan ditujukan untuk mengembangkan karakter. Olahraga dapat membentuk karakter positif hanya jika kondisikondisi yang menyokong ke arah positif dipenuhi, misalnya kepemimpinan dan perilaku pelatih yang baik. Dukungan dari pelatih, orang tua, penonton, administrator, maupun dari pemain sendiri sangat dibutuhkan untuk memperoleh manfaat positif dari partisipasi olahraga. Partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Wera terlihat saat adanya event-event olahraga yang diselenggarakan oleh pemerintah, pihak swasta ataupun masyarakat itu sendiri. Pada hari minggu kegiatan olahraga masyarakat kecamatan Wera sangat beragam mulai dari Sepakbola, bolavoli, bersepeda dilapangan terbuka kecamatan Wera. Kawasan ini adalah kawasan olahraga terdekat yang biasa diakses oleh masyarakat kecamatan Wera. Setiap hari minggu kawasan ini sangat ramai didatangi oleh masyarakat untuk berolahraga ataupun untuk sekedar menikmati udara pagi di tepian sungai Wera. Kegiatan-kegiatan olahraga masyarakat juga biasa terlihat saat perayaan hari-hari besar seperti peringatan 17 Agustus, Hari olahraga nasional, ataupun kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan oleh pihak Pemerintah untuk menarik minat masyarakat agat ikut serta berpartisipasi.

49 147 Gambar 4.12 Pertandingan Volley Waria sebagai salah satu bentuk Partisipasi Olahraga Masyarakat Kecamatan Wera. Tingginya partisipasi masyarakat untuk berolahraga setiap hari minggu ini tentunya bukan menjadi ukuran apakah partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Wera sudah tinggi. Karena partisipasi yang dimaksud adalah melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam seminggu. Ramainya masyarakat yang berdatangan di suatu kawasan untuk berolahraga belum tentu melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali seminggu, karena bisa jadi masyarakat yang berolahraga hanya pada hari minggu itu saja. Oleh karena itu untuk mengungkap seberapa tinggi partisipasi masyarakat kecamatan Wera dalam berolahraga maka dapat dilihat dan dihitung dari angket yang diberikan kepada peserta tes kebugaran jasmani di kecamatan Wera. Peserta yang diberikan angket terdiri dari 3 kelompok usia yaitu anak-anak yang diambil dari siswa-siswi SDN 3 Wera sebanyak 30 orang, usia remaja yang diambil dari siswa-siswi SMAN Tawali, dan usia dewasa yang diambil dari mahasiswa-mahasiswi Prodi Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima, dengan pembagian masing 15 laki-laki dan 15 orang

50 148 perempuan. Adapun hasil dari angket partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Wera dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.13: Hasil Angket Partisipasi Olahraga Masyarakat Kategori Usia Anak-anak (SDN 3 Wera) Remaja SMAN 1 Tawali Dewasa (Mahasiswa) Kecamatan Wera. Melakukan Minimal 3 Laki-laki Olahraga kali seminggu Perempuan Jumlah Dari Total 90 Responden 32 Dari hasil angket yang diberikan kepada 90 orang responden, hanya ada 32 orang yang melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam seminggu. Jumlah ini kemudian akan dibagi dengan jumlah responden sebanyak 90 orang dikali 100 % untuk mendapatkan nilai aktual, adapun nilai aktual yang didapat adalah : Setelah nilai aktual didapatkan, maka selanjutnya menghitung indeks Partisipasi kecamatan Wera dengan menggunakan rumus : Indeks Partisipasi Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum Dimana nilai aktualnya telah didapat yaitu 35,5 % dan nilai maksimumnya adalah 100, sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Maka didapatlah indeks partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Wera yaitu : Indeks Partisipasi Kec Wera 0 355

51 149 Angka 0,355 ini menunjukkan bahwa partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Wera termasuk rendah jika dibandingkan dengan indeks partisipasi nasional yaitu 0,422. Dari hasil angket ini pula terungkap hasil tentang olahraga apa yang paling digemari dan sering dilakukan oleh masyarakat kecamatan Wera. Hasilnya dapat dilihat dalam diangram batang berikut : Diagram 4.4 angkat partisipasi masyarakat kec. wera Dari diagram diatas menunjukkan bahwa sepakbola masih merupakan olahraga yang paling digemari oleh masyarakat kecamatan Wera. Olahraga voli adalah yang kedua digemari dan sering dilakukan oleh masyarakat kecamatan Wera. Olahraga tetap menjadi kegemaran masyarakat kecamatan Wera. Tidak heran jika olahraga renang tetap mendapat hati karena kondisi alam Wera yang banyak dikelilingi oleh Gunung dan Sungai. d. Indeks Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Bima Indeks Partisipasi Masyarakat dalam Olahraga kabupaten bima termasuk dalam menigkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat dalam berolahraga olahraga kabupaten bima yang mencapai 1.31 (Sport Development Index). Indeks ini dihitung berdasarkan angka indeks ketiga kecamatan yaitu kecamatan bolo, kecamatan soromandi, dan

52 150 kecamatan. Kebijakan pembanguna ini merupakan hal yang strategis untuk peningkat olahraga kabupaten bima. Mengukur tingkat partisipasi masyarakat dalam berolahraga kabupaten bima tentunya dilihat dari nilai indeks ruang terbuka kabupaten bima dengan 3 indikator, tingkat partisikat masyarakat kecamatan bolo, tingkat partisikat masyarakat kecamatan soromandi, tingkat partisikat masyarakat kecamatan wera. Begitupun untuk mengetahui indeks pembangunan olahraga kabupaten bima, adalah dengan menjumlahkan semua hasil indeks yang telah didapat mulai dari indeks ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi, dan indeks kebugaran jasmani kabupaten bima dijumlahkan dengan jumlah indikator tingkat partisikat masyarakat kabupaten bima. Adapun hasil dari semua indeks tingkat partisikat masyarakat kabupaten bima dapat terlihat dalam tabel berikut: Tabel 4.14: Indeks Partisipasi Masyarakat Kabupaten Bima Kabupaten Partisipasi Kec. Bolo Partisipasi Kec. Soromandi Partisipasi Kec. Wera Partisipasi Masyarakat Kab. Bima Bima Dari tabel diatas menunjukkan bahwa indeks Ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima adalah 1.80, nilai indeks ini menunjukkan bahwa ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima masih berada dalam kategori tinggi berdasarkan norma SDI. Agar lebih jelas indeks ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima akan disajikan dalam bentuk diagram batang berikut:

53 partisipasi Kec. Bolo Partisipasi Kec. Soromandi Partisipasi Kec. Wera Indeks partisipasi Kab. Bima 0 Diagram 4.5 Indeks Partisipasi Masyrakat Kabupaten Bima Indeks Partisipasi masyarakat dalam berolahraga kabupaten bima termasuk dalam kategori tinggi. 5. Tingkat Kebugaran Jasmani Masyarakat Kabupaten Bima Untuk mengukur sejauhmana tingkat Kebugaran Jasmani masyarakat dalam berolahraga Kabupaten Bima, maka dibagi dibagi menjadi 3 kecamatan salah satunya kecamatan Bolo, kecamatan Soromandi, dan kecamatan Wera. a. Tingkat kebugaran jasmani masyarakat kecamatan bolo Kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tampa mengalami kelemahan yang berarti. Orang yang bugar berarti iya tidak gampa lelah dan capek. Iya dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari secara optimal, tidak malas dan bahkan berhenti sebelum waktunya. Jika mengacu pada definisi tersebut, tampaknya kondisi demikian belum dimiliki oleh sebagian masyarakat kita. Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan aktifitas sehari-hari, karena orang yang sehat belum tentu bugar, tetapi orang yang bugar sudah pasti sehat. Kebugaran jasmani juga mempengaruhi kualitas dan produktifitas seseorang. Indeks kebugaran jasmani masyarakat kecamatan Bolo akan didapat dengan melaksanakan tes

54 152 kebugaran jasmani menggunakan MFT atau Multi Fitness Test kepada 90 orang yang menjadi sampel. 90 orang yang menjadi sampel kemudian di bagi menjadi 3 kategori atau kelompok usia, yaitu usia anak-anak, remaja, dan dewasa. Pelaksanan tes kebugaran jasmani yang pertama di kecamatan Bolo di laksanakan di SDN 1 Sila pada hari Selasa tanggal 18 Oktober 2015, untuk kelompok usia anak-anak usia 7-12 tahun. Adapun hasil MFT siswa SDN 1 Sila Kecamatan Bolo dapat dilihat dari tabel yang terlampir pada halaman : Dari hasil tabel tersebut maka diketahui rata-rata VO2Max usia anak-anak kecamatan Bolo adalah Gambar 4.13 Pelaksanaan Tes kebugaran jasmani usia anak-anak kecamatan Bolo Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 30.2 adalah nilai aktual kebugaran jasmani usia remaja kecamatan Bolo. Setelah nilai aktual didapat selanjutnya menghitung indeks kebugaran jasmani remaja dengan rumus: Indeks Kebugaran Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum

55 153 Dimana nilai maksimumnya adalah 40,5 dan nilai minimumnya 20,1. Maka nilai indeks kebugaran jasmani usia remaja kecamatan Bolo adalah: Indeks KJR Kec Bolo Ket: KJR= kebugaran jasmani remaja Selanjutnya mencari hasil tes kebugaran jasmani usia remaja kecamatan Bolo. Remaja Bolo akan menjadi sampel dalam pelaksanaan tes kebugaran jasmani pada usia tahun. Pelaksanaan tes MFT dilakukan di lakukan di Lapangan Tambe kecamatan bolo Kabupaten bima untuk jarak MFT yang ditentuka yaitu 20 meter. Pada pelaksanaan tes MFT ini juga dibantu oleh tim MFT yang terdiri dari 4 orang guru olahraga sebagai pencatat hasil kebugaran jasmani pada pengetes. Pelaksanaan tes kebugaran jasmani usia remaja dilaksanakan di lapangan tambe kecamatan sila kabupaten bima pada hari sabtu 19 Oktober adapun hasil tes kebugaran jasmani kelompok usia remaja kecamatan Bolo dapat dilihat dari tabel yang terlampir pada halaman : Dari hasil tabel tersebut maka diperoleh rata-rata nilai VO2Max usia remaja kecamatan Bolo adalah Gambar 4.14 Pelaksanan tes kebugaran jasmani usia anak-anak kecamatan Bolo

56 154 Hasil rata-rata VO2Max yang diperoleh merupakan nilai aktual kebugaran jasmani usia Remaja kecamatan Bolo yaitu Maka indeks kebugaran jasmani usia Remaja kecamatan Bolo adalah: Indeks KJA Kec Bolo Ket : KJA= kebugaran jasmani Remaja Tes kebugaran jasmani selanjutnya adalah usia dewasa kecamatan Bolo. Mahasiswa Prodi Penjaskesrek STKIP Taman Siswa menjadi sampel yang mewakili kelompok usia dewasa. Mahasiswa yang diambil adalah mahasiswa yang berdomisili atau tinggal di kecamatan Bolo, mahasiswa yang menjadi sampel untuk tes kebugaran jasmani adalah mahasiswa semester V dengan rata-rata usia tahun. Pelaksanaan tes kebugaran jasmani untuk kelompok usia dewasa dilaksanakan pada hari Selasa 24 oktober 2015, tes dilaksanakan di aula kampus Serbaguna STKIP Taman Siswa Bima. adapun hasil tes kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Bolo dapat dilihat pada tabel yang terlampir di halaman: Dari hasil tabel tersebut didapat rata-rata VO2Max usia dewasa kecamatan Bolo adalah Gambar 4.15 Pelaksanaan tes kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Bolo

57 155 Hasil nilai rata-rata VO2max yang didapat yaitu 40.5 adalah nilai aktual untuk kelompok usia dewasa kecamatan Bolo. Maka indeks kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Bolo adalah: Indeks KJD Kec Bolo 1 Ket: KJD= kebugaran jasmani dewasa Hasil dari pelaksanan tes kebugaran jasmani masyarakat kecamatan Bolo mulai dari kelompok usia anak-anak, remaja sampai dewasa dapat dilihat perbandingannya melalui diagram batang berikut: Indeks Kebugaran Jasmani Masyarakat Kec.Bolo Anak-anak Remaja Dewasa Diagram 4.6 indeks kebugaran masyarakat kec. bolo Dari hasil tes kebugaran jasmani yang diperolah, selanjutnya adalah menghitung indeks kebugaran jasmani kecamatan Bolo secara kesuluruhan, dengan menggunakan rumus: ( ) ( )

58 156 Maka didapatlah nilai indeks kebugaran jasmani kecamatan Bolo yaitu 0,764, nilai ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani masyarakat di kecamatan Bolo sangat tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain dan bahkan melebihi nilai indeks kebugaran jasmani nasional b. Tingkat Kebugaran Jasmani Masyarakat Kecamatan Soromandi Menurut Dwiyogo dan Sulistyorini (1994:10) kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk dapat melakukan tugas sehari-hari dengan semangat,tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan, dan dengan penuh energi melakukan dan menikmati kegiatan waktu luang. Kesegaran jasmani menurut ahli faal sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular di mana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli pendidikan jasmani kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukam sesuatu kerja tertentu dengan hasil yang baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1992:9). Seseorang yang memilik kasegaran jasmani yang baik dapat diartikan cukup mempunyai kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki sisa tenaga untuk mengisi waktu luangnya dan tugas-tugas mendadak lainnya. Bisa dikatakan pula bahwa tingkat kesegaran jasmani yang baik memberikan seseorang kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan yang banyak.sajoto (1995:8-11) mengungkapkan kondisi fisik atau kesegaran jasmani adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Disebutkan pula bahwa komponen kondisi fisik meliputi: kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi,

59 157 keseimbangan, dan ketepatan. Sedangkan menurut Pussegjas (1995:1) kesegaran jasmani adalah perwujudan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melakukan pekerjaan baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu mendapat perhatiaan dan tanggapan yang lebih memadai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani dapat diartikan sebagai kemapuan fisik untuk melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan bidangnya tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan mendapat pemulihan yang cepat seperti pada saat belum melakukan aktivitas. Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan aktifitas sehari-hari, karena orang yang sehat belum tentu bugar, tetapi orang yang bugar sudah pasti sehat. Kebugaran jasmani juga mempengaruhi kualitas dan produktifitas seseorang. Indeks kebugaran jasmani masyarakat kecamatan soromandi akan didapat dengan melaksanakan tes kebugaran jasmani menggunakan MFT atau Multi Fitness Test kepada 90 orang yang menjadi sampel. 90 orang yang menjadi sampel kemudian di bagi menjadi 3 kategori atau kelompok usia, yaitu usia anak-anak, remaja, dan dewasa. Pelaksanan tes kebugaran jasmani yang pertama di kecamatan soromandi di laksanakan di SDN Inpres Sampungu pada hari kamis tanggal 9 Oktober 2015, untuk kelompok usia anak-anak. Kelas V menjadi sampel dalam tes ini karena rata-rata usia siswa kelas V SDN Inpres Sampungu adalah 12 tahun. Pelaksanaan tes MFT dilakukan di halaman sekolah karena halamannya cukup untuk jarak MFT yang ditentukan yaitu 20 meter. Adapun hasil MFT siswa SDN Inpres Sampungu dapat dilihat dari tabel yang terlampir pada halaman : Dari hasil tabel tersebut maka diketahui rata-rata VO2Max usia anakanak kecamatan Soromandi adalah 24,63.

60 158 Gambar: 4.16 pelaksanaan tes kebugaran jasmani pada anak-anak kecamatan soromandi Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 26.8 adalah nilai aktual kebugaran jasmani usia ana-anak kecamatan Soromandi. Setelah nilai aktual didapat selanjutnya menghitung indeks kebugaran jasmani anak-anak dengan rumus: Indeks Kebugaran Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum Dimana nilai maksimumnya adalah 40,5 dan nilai minimumnya 20,1. Maka nilai indeks kebugaran jasmani usia anak-anak kecamatan Soromandi adalah: Indeks KJA Kec Soromandi Ket: KJA= Kebugaran Jasmani Anak-anak Selanjutnya mencari hasil tes kebugaran jasmani usia remaja kecamatan Soromandi. Pelaksanaan tes kebugaran jasmani usia remaja dilaksanakan di SMPN 3 Soromandi senin 13 Oktober Sampel yang diambil adalah siswa-siswa kelas IX dengan usia rata-rata tahun

61 159 sebanyak 30 orang siswa. Pelaksanaan tes dilakukan di lapangan sekolah SMPN 3 Soromandi. adapun hasil tes kebugaran jasmani kelompok usia remaja kecamatan Soromandi dapat dilihat dari tabel yang terlampir pada halaman : Dari hasil tabel tersebut maka diperoleh rata-rata nilai VO2Max usia remaja Soromandi adalah Gambar 4.17 Pelaksanan tes kebugaran jasmani pada SMPN 3 Soromandi usia remaja kecamatan Soromandi kabupaten Bima Hasil rata-rata VO2Max yang diperoleh merupakan nilai aktual kebugaran jasmani usia remaja kecamatan Soromandi yaitu Maka indeks kebugaran jasmani usia remaja kecamatan soromandi adalah: Indeks KJR Kec Soromandi Ket : KJR= kebugaran jasmani Anak-anak Tes kebugaran jasmani selanjutnya adalah usia dewasa kecamatan Soromandi yaitu Mahasiswa Prodi penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima menjadi sampel yang mewakili kelompok usia dewasa. Mahasiswa yang diambil

62 160 adalah mahasiswa yang berdomisili atau tinggal di kecamatan Soromandi, mahasiswa yang menjadi sampel untuk tes kebugaran jasmani adalah mahasiswa semester V dengan rata-rata usia tahun. Pelaksanaan tes kebugaran jasmani untuk kelompok usia dewasa dilaksanakan pada hari minggu 28 oktober, tes dilaksanakan di aula kampus STKIP Taman Siswa Bima. adapun hasil tes kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Soromandi dapat dilihat pada tabel yang terlampir di halaman: Dari hasil tabel tersebut didapat rata-rata VO2Max usia dewasa kecamatan Soromandi adalah 35,7. Gambar: 4.18, Pelaksanaan tes Kebugaran Jasmani pada Mahasiswa STKIP Taman Siswa kategori usia dewasa sebagai perwakilan Kecamatan Soromandi Kab. BIMA Hasil nilai rata-rata VO2max yang didapat yaitu 35.7 adalah merupakan nilai aktual untuk kelompok usia dewasa kecamatan Soromandi. Maka indeks kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Soromandi adalah: Indeks KJD Kec Soromandi Ket: KJD= Kebugaran Jasmani Dewasa

63 161 Hasil dari pelaksanan tes kebugaran jasmani masyarakat kecamatan Pontianak barat mulai dari kelompok usia anak-anak, remaja sampai dewasa dapat dilihat perbandingannya melalui diagram batang berikut: Indeks Kebugaran Jasmani Masyarakat Kec.Soromandi Anak-anak Remaja Dewasa Diagram 4.7 indeks kebugaran jasmani masyarakat kec. soromandi Dari hasil tes kebugaran jasmani yang diperoleh, selanjutnya adalah menghitung indeks kebugaran jasmani kecamatan soromandi secara kesuluruhan, dengan menggunakan rumus : ( ) ( ) Maka didapatlah nilai indeks kebugaran jasmani kecamatan soromandi yaitu 0,322, nilai ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani masyarakat di kecamatan soromandi juga masih rendah, karena nilai indeksnya masih dibawah indeks kebugaran jasmani nasional yaitu 0,355

64 162 c. Tingkat Kebugaran Jasmani Masyarakat Kecamatan Wera Seseorang yang memilik kasegaran jasmani yang baik dapat diartikan cukup mempunyai kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki sisa tenaga untuk mengisi waktu luangnya dan tugas-tugas mendadak lainnya. Bisa dikatakan pula bahwa tingkat kesegaran jasmani yang baik memberikan seseorang kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan yang banyak.sajoto (1995:8-11) mengungkapkan kondisi fisik atau kesegaran jasmani adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Disebutkan pula bahwa komponen kondisi fisik meliputi: kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, dan ketepatan. Sedangkan menurut Pussegjas (1995:1) kesegaran jasmani adalah perwujudan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melakukan pekerjaan baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu mendapat perhatiaan dan tanggapan yang lebih memadai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani dapat diartikan sebagai kemapuan fisik untuk melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan bidangnya tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan mendapat pemulihan yang cepat seperti pada saat belum melakukan aktivitas. Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan aktifitas sehari-hari, karena orang yang sehat belum tentu bugar, tetapi orang yang bugar sudah pasti sehat. Kebugaran jasmani juga mempengaruhi kualitas dan produktifitas seseorang. Indeks kebugaran jasmani masyarakat kecamatan Wera akan didapat dengan melaksanakan tes kebugaran jasmani menggunakan MFT atau Multi Fitness Test kepada 90

65 163 orang yang menjadi sampel. 90 orang yang menjadi sampel kemudian di bagi menjadi 3 kategori atau kelompok usia, yaitu usia anak-anak, remaja, dan dewasa. Pelaksanan tes kebugaran jasmani yang pertama di kecamatan Wera di laksanakan di SDN 3 Wera pada hari kamis tanggal 9 Oktober 2015, untuk kelompok usia anak-anak. Kelas IV menjadi sampel dalam tes ini karena ratarata usia siswa kelas IV SDN 3 Wera adalah 10 tahun. Pelaksanaan tes MFT dilakukan di halaman sekolah karena halamannya cukup untuk jarak MFT yang ditentukan yaitu 20 meter. Adapun hasil MFT siswa SDN 3 Wera dapat dilihat dari tabel yang terlampir pada halaman : Dari hasil tabel tersebut maka diketahui rata-rata VO2Max usia anak-anak kecamatan Wera adalah Gambar 4.18 Pelaksanaan Tes Kebugaran Jasmani usia anak-anak Kecamatan Wera Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 28,5 adalah nilai aktual kebugaran jasmani usia ana-anak kecamatan Wera. Setelah nilai aktual didapat selanjutnya menghitung indeks kebugaran jasmani anak-anak dengan rumus: Indeks Kebugaran Nilai Aktual Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Minimum

66 164 Dimana nilai maksimumnya adalah 40,5 dan nilai minimumnya 20,1. Maka nilai indeks kebugaran jasmani usia anak-anak kecamatan Wera adalah: Indeks KJA Kec Wera Ket: KJA= Kebugaran Jasmani Anak-anak Selanjutnya mencari hasil tes kebugaran jasmani usia remaja kecamatan Wera. Pelaksanaan tes kebugaran jasmani usia remaja dilaksanakan di SMAN 1 Tawali pada senin 13 Oktober Sampel yang diambil adalah siswa-siswa kelas XII dengan usia rata-rata tahun sebanyak 30 orang siswa. Pelaksanaan tes dilakukan di lapangan Volly sekolah SMAN 1 Tawali. adapun hasil tes kebugaran jasmani kelompok usia remaja kecamatan Wera dapat dilihat dari tabel yang terlampir pada halaman : Dari hasil tabel tersebut maka diperoleh rata-rata nilai VO2Max usia remaja kecamatan Wera adalah 32,9. adalah 32,9. Gambar 4.19 Pelaksanan Tes Kebugaran Jasmani usia Remaja Kecamatan Wera.

67 165 Hasil rata-rata VO2Max yang diperoleh merupakan nilai aktual kebugaran jasmani usia remaja kecamatan Wera yaitu 32,9. Maka indeks kebugaran jasmani usia remaja kecamatan Wera adalah: Indeks KJR Kec Wera Ket : KJR= kebugaran jasmani Remaja Tes kebugaran jasmani selanjutnya adalah usia dewasa kecamatan Wera. Mahasiswa Prodi Penjaskesrek STKIP Taman Siswa menjadi sampel yang mewakili kelompok usia dewasa. Mahasiswa yang diambil adalah mahasiswa yang berdomisili atau tinggal di kecamatan Wera, mahasiswa yang menjadi sampel untuk tes kebugaran jasmani adalah mahasiswa semester V dengan rata-rata usia tahun. Pelaksanaan tes kebugaran jasmani untuk kelompok usia dewasa dilaksanakan pada hari minggu 28 oktober 2015, tes dilaksanakan di aula Serbaguna kampus STKIP Taman Siswa Bima. adapun hasil tes kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Wera dapat dilihat pada tabel yang terlampir di halaman: Dari hasil tabel tersebut didapat rata-rata VO2Max usia dewasa kecamatan Wera adalah Gambar 4.20 Pelaksanaan Tes Kebugaran Jasmani Usia Dewasa Kecamatan Wera

68 166 Hasil nilai rata-rata VO2max yang didapat yaitu 39.9 adalah merupakan nilai aktual untuk kelompok usia dewasa kecamatan Wera. Maka indeks kebugaran jasmani usia dewasa kecamatan Wera adalah: Indeks KJD Kec Wera Ket: KJD= Kebugaran Jasmani Dewasa Hasil dari pelaksanan tes kebugaran jasmani masyarakat kecamatan Wera mulai dari kelompok usia anak-anak, remaja sampai dewasa dapat dilihat perbandingannya melalui diagram batang berikut: Indeks Kebugaran Jasmani Masyarakat Kec.Wera Anak-anak Remaja Dewasa Diagram 4.8 Indeks Kebugaran Jasmani Masyarakat Kec. Wera Dari hasil tes kebugaran jasmani yang diperoleh, selanjutnya adalah menghitung indeks kebugaran jasmani kecamatan Wera secara kesuluruhan, dengan menggunakan rumus : ( ) ( )

69 167 8 Maka didapatlah nilai indeks kebugaran jasmani kecamatan Wera yaitu 0,658, nilai ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani masyarakat di kecamatan Wera melebihi ketentuan indekks nasional yaitu 0,355. d. Indeks Kebugaran Jasmani Masyarakat Kabupaten Bima Indeks Kebugaran Jasmani Masyarakat dalam Olahraga kabupaten bima termasuk sangat Meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat Kebugaran Jasmani masyarakat dalam berolahraga kabupaten bima yang mencapai 1.92 (Sport Development Index). Indeks ini dihitung berdasarkan angka indeks ketiga kecamatan yaitu kecamatan bolo, kecamatan soromandi, dan kecamatan. Kebijakan pembanguna ini merupakan hal yang strategis untuk peningkatan kebugaran jasmani masyarakat dalam berolahraga kabupaten bima. Mengukur tingkat Kebugaran jasmani masyarakat dalam berolahraga kabupaten bima tentunya dilihat dari nilai indeks kebugaran jasmani kabupaten bima dengan 3 indikator, tingkat Kebugaran jasmani masyarakat kecamatan bolo, tingkat Kebugaran jasmani masyarakat kecamatan soromandi, tingkat Kebugaran jasmani masyarakat kecamatan wera. Begitupun untuk mengetahui indeks pembangunan olahraga kabupaten bima, adalah dengan menjumlahkan semua hasil indeks yang telah didapat mulai dari indeks ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi, dan indeks kebugaran jasmani kabupaten bima dijumlahkan dengan jumlah indikator tingkat partisikat masyarakat kabupaten bima. Adapun hasil dari semua indeks tingkat Kebugaran jasmani masyarakat kabupaten bima dapat terlihat dalam tabel berikut:

70 168 Kabupaten Ruang Terbuka Kec. Bolo Ruang Terbuka Kec. Soromandi Ruang Terbuka Kec. Wera Indeks Ketersediaan Ruang Terbuka Bima Tabel 4.15: Indeks Kebugaran Jasmani kabupaten bima Dari tabel diatas menunjukkan bahwa indeks Kebugaran jasmani olahraga kabupaten bima adalah 1.92, nilai indeks ini menunjukkan bahwa tingkat Kebugaran jasmani olahraga kabupaten bima masih berada dalam kategori sangat tinggi berdasarkan norma SDI. Agar lebih jelas indeks tingkat Kebugaran jasmani olahraga kabupaten bima akan disajikan dalam bentuk diagram batang berikut: Kebugaran J Kec. Bolo Kebugaran J Kec. Soromandi Kebugaran J Kec. Wera 0.2 Indeks Kebugaran J Kab. Bima 0 Diagram 4.9 Indeks Kebugaran Jasmani Kabupaten Bima Indeks Kebugaran Jasmani masyarakat dalam berolahraga kabupaten bima termasuk dalam kategori sangat tinggi.

71 169 C. Indeks Kebijakan Pembangunan Keolahragaan Kabupaten Bima Dapat Di Ukur Dengan Instrument Sport Development Index (SDI) Dalam berbagai referensi, olahraga didefinisikan secara berbeda-beda tergantung dari cara pandang yang digunakan. Menurut WHO, olahraga yaitu segala bentuk aktivitas gerak yang dilakukan setiap hari termasuk bekerja, rekreasi, latihan, dan aktivitas olahraga. Pembangunan olahraga di Kabupaten Bima harus didasari kebijakan olahraga (sports policy) yang kuat. Kekuatan kebijakan olahraga dapat dituangkan ke dalam Deklarasi Yogyakarta 2004 (Kemenegpora) dan UU No. 3 Tahun 2005 (Sistem Keolahragaan Nasional/SKN) yang menyatakan bahwa olahraga adalah segala kegiatan yang sistematik untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Hal ini senada dengan tujuannya bahwa olahraga dapat meningkatkan dan memelihara kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Tolak ukur kemajuan pembangunan olahraga Kabupaten Bima dilihat dari 4 indikator yaitu ketersediaan ruang terbuka olahraga, SDM keolahragaan yang memadai, tingginya partisispasi masyarakat untuk melakukan aktifitas olahraga, dan tingginya tingkat kebugaran jasmani masyarakatnya. Dari keempat indikator inilah kemudian akan dihitung untuk mendapatkan nilai indeks pembangunan olahraga Kabupaten Bima. dari hasil nilai indeks yang didapatkan dari 3 kecamatan yang menjadi area sampel yaitu kecamatan Soromandi, kecamatn Wera, dan kecamatan Bolo, maka nilai indeks pembangunan olahraga Kabupaten Bima dapat dilihat dalam tabel berikut:

72 170 Tabel 4.10 Indeks Pembangunan Olahraga Kabupaten Bima Ruang Indeks Kabupaten SDM Pasrtisipasi Kebugaran Terbuka Kab. Bima BIMA Dari tabel gabungan antara indeks ketiga kecamatan yaitu, kecamatan Bolo, Kecamatan Soromandi, Kecamatan Wera. Maka dapat disimpulakn indeks pembangunan keolahragaan kabupaten Bima sebagai berikut: Indeks Pembangunan Olahraga Kabupaten Bima SDI 4 Dimensi Indeks SDI Kab. Bima Diagram 4.11 Indeks Pembangunan Keolahragaan Kabupaten Bima Diagram diatas menunjukkan perbandingan nilai Indeks dari 3 kecamatan yang menjadi area sampling untuk menentukan nilai indeks pembangunan olahraga Kabupaten Bima. Dari diagram diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai indeks pembangunan olahraga Kabupaten Bima adalah Nilai indeks ini menunjukkan bahwa pembangunan olahraga Kabupaten Bima berada pada kategori Menengah. Maka dengan rendahnya pembangunan keolahragaan kabupaten bima, sehingga pemerintah lebih proaktif untuk meningkatkan kualitas pembangunan keolahragaan kabupaten bima.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan tata kelola pemerintahan dan sistem manajemen berfokus pada peningkatan akuntabilitas sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil. Hal ini

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah Kabupaten Bima tahun 2015 merupakan ikhtisar pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja dan dokumen

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG PENYESUAIAN TARIF RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga di masa sekarang ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, bukan hanya di Indonesia saja, tetapi di seluruh penjuru dunia ini. Bahkan sekarang

Lebih terperinci

SEBAGAI TESTOR TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD, SMP SE KABUPATEN SLEMAN DALAM RANGKA PENELITIAN SPORT DEVELOPMENT INDEX (SDI)

SEBAGAI TESTOR TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD, SMP SE KABUPATEN SLEMAN DALAM RANGKA PENELITIAN SPORT DEVELOPMENT INDEX (SDI) SEBAGAI TESTOR TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD, SMP SE KABUPATEN SLEMAN DALAM RANGKA PENELITIAN SPORT DEVELOPMENT INDEX (SDI) Oleh : Farida Mulyaningsih A. Nama Kegiatan : Penelitian Sport Development

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian di laksanakan di Kota Padang, Sumatera Barat 2. Waktu. B.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian di laksanakan di Kota Padang, Sumatera Barat 2. Waktu. B. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian di laksanakan di Kota Padang, Sumatera Barat 2. Waktu Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Desember 2016 sampai awal Januari

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN 23 (DUA PULUH TIGA) DESA DALAM KABUPATEN BIMA

BUPATI BIMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN 23 (DUA PULUH TIGA) DESA DALAM KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN 23 (DUA PULUH TIGA) DESA DALAM KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga 8. URUSAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda memiliki peran aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja di luar Negeri, jauh dari keluarga merupakan. bermigrasi ke Negara lain. Pekerjaan rumah tangga yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja di luar Negeri, jauh dari keluarga merupakan. bermigrasi ke Negara lain. Pekerjaan rumah tangga yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam sebuah rumah tangga Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar Negeri, jauh dari keluarga merupakan keharusan sebagai sebuah konsekuensi logis dari pilihan

Lebih terperinci

POPULASI TERNAK TAHUN 2007 DI KABUPATEN BIMA

POPULASI TERNAK TAHUN 2007 DI KABUPATEN BIMA Kecamatan POPULASI TERNAK TAHUN 2007 DI KABUPATEN BIMA 1 Ambalawi 4.650 1.512 52 5.162-24.749-300 7.086 - - 2 Belo 1.947 1.405 680 4.148 2.453 12.665 - - 3.406 - - 3 Bolo 2.082 351 455 6.756 134 15.647-12.800

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG PEMINDAHAN IBU KOTA KABUPATEN BIMA DARI RABA WILAYAH KOTA BIMA KE KECAMATAN WOHA KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada Bab ini, akan dijelaskan isu-isu strategis berdasarkan permasalahan yang ada pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pedesaan di Kabupaten Bima. Sebagian besar petani peternak

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pedesaan di Kabupaten Bima. Sebagian besar petani peternak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang peternakan merupakan sektor penting dalam menunjang perekonomian pedesaan di Kabupaten Bima. Sebagian besar petani peternak masih mengandalkan hidupnya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Bima merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan berada pada bagian paling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Bima merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan berada pada bagian paling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Bima merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan berada pada bagian paling timur pulau Sumbawa, diapit oleh Kabupaten dompu

Lebih terperinci

POPULASI TERNAK TAHUN 2009 DI KABUPATEN BIMA

POPULASI TERNAK TAHUN 2009 DI KABUPATEN BIMA DI KABUPATEN BIMA Kecamatan Kerbau Kuda Kambing Domba Itik Puyuh 1 Ambalawi 4.521 1.955 291 9.462-32.460-2.700 10.104 - - - 2 Belo 2.730 2.333 846 10.347 3.805 21.300 - - 6.753 - - 246 3 Bolo 2.632 538

Lebih terperinci

POPULASI TERNAK TAHUN 2008 DI KABUPATEN BIMA

POPULASI TERNAK TAHUN 2008 DI KABUPATEN BIMA POPULASI TERNAK TAHUN 2008 DI KABUPATEN BIMA Kecamatan Kerbau Kuda Kambing Domba Petelur Pedaging Puyuh Merpati 1 Ambalawi 4.372 1.712 172 8.236 418 30.986-743 9.939 - - - 2 Belo 2.601 1.996 813 8.275

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

POPULASI TERNAK TAHUN 2010 DI KABUPATEN BIMA

POPULASI TERNAK TAHUN 2010 DI KABUPATEN BIMA DI KABUPATEN BIMA 1 Ambalawi 5.561 2.151 306 12.301-33.109-2.303 10.306 - - - 2 Belo 3.358 2.566 888 13.451 4.376 21.726 - - 6.888 - - - 3 Bolo 3.237 592 489 10.176 355 24.670-192.100 8.707 172 3 160 4

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 3 TAHUN 2006 PEMBENTUKAN 18 ( DELAPAN BELAS ) DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 3 TAHUN 2006 PEMBENTUKAN 18 ( DELAPAN BELAS ) DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 3 TAHUN 2006 PEMBENTUKAN 18 ( DELAPAN BELAS ) DESA 2006 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN 18 ( DELAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN IV.1. Deskripsi Kabupaten Bima IV.1.1. Letak Dan Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Bima terletak di Pulau Sumbawa bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bima Tahun 2013 PENDAHULUAN BAB I

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bima Tahun 2013 PENDAHULUAN BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang merupakan tahun ketiga implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2015, yang dilaksanakan dalam kerangka mewujudkan visi Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No.15/02/52/Th I,16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) adalah satu-satunya sumber

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN AUTENTIK KEPALA SEKOLAH D AN IKLIM KERJA TERHAD AP PROD UKTIVITAS SEKOLAH D I SMP KOTA MATARAM NTB

2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN AUTENTIK KEPALA SEKOLAH D AN IKLIM KERJA TERHAD AP PROD UKTIVITAS SEKOLAH D I SMP KOTA MATARAM NTB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah pendidikan masih menjadi isu yang sangat penting untuk selalu dibicarakankan karena berkaitan dengan bagaiaman menghasilkan sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

1 Penyediaan jasa surat menyurat 95, Penyediaan jasa komunikasi;sumber daya air dan listrik

1 Penyediaan jasa surat menyurat 95, Penyediaan jasa komunikasi;sumber daya air dan listrik BAB II IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 2.1 IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN Ikhtisar pencapaian kinerja SKPD Dinas Dikpora Perovinsi NTB merupakan gambaran dari persentase tingkat

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

SPORTS CENTER DI KOTA TANGERANG

SPORTS CENTER DI KOTA TANGERANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) SPORTS CENTER DI KOTA TANGERANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : MEITTY D.C

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.

Lebih terperinci

Analisis dan Tinjauan Makro Perekonomian Kabupaten Bima

Analisis dan Tinjauan Makro Perekonomian Kabupaten Bima Analisis dan Tinjauan Makro Perekonomian Kabupaten Bima 2.1. Gambaran Umum Kabupaten Bima merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terletak pada 118 44-119 22 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN OLAHRAGA TERPADU MELALUI SPORT TRAINING CENTER KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA 12 BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA 2.1 Sejarah Singkat Kabupaten Kampar merupakan tempat yang penuh dengan berbagai obyek wisata. Oleh karena itu pembangunan pariwisata ini sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 30 TAHUN 2016

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 30 TAHUN 2016 BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten BAB I PENDAHULUAN Mata Kuliah PPL mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran. PPL diharapkan dapat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan diselenggarakan dalam rangka memenuhi amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang sangat kompleks sebagai

Lebih terperinci

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA S A L I N A N BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI MALINAU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR 16 (ENAM BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun perekonomian. Laju

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

ANALISIS CUACA EKSTRIM DI KECAMATAN SAPE ( TANGGAL 02 JANUARI 2017 )

ANALISIS CUACA EKSTRIM DI KECAMATAN SAPE ( TANGGAL 02 JANUARI 2017 ) BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima 84173, NTB Telp : (0374) 43215 Fax : (0374) 43123 Web : www.bmkgbima.net

Lebih terperinci

PERANCANGAN SEKOLAH SEPAK BOLA DI KOTA WAIKABUBAK KABUPATEN SUMBA BARAT. Disusun oleh: HANDRIANUS WOLE PORO

PERANCANGAN SEKOLAH SEPAK BOLA DI KOTA WAIKABUBAK KABUPATEN SUMBA BARAT. Disusun oleh: HANDRIANUS WOLE PORO GRAFIS PERANCANGAN SEKOLAH SEPAK BOLA DI KOTA WAIKABUBAK KABUPATEN SUMBA BARAT Disusun oleh: HANDRIANUS WOLE PORO 2109 13 62 Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Arsitektur Dan Desain UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan

Lebih terperinci

ANALISIS CUACA EKSTRIM DI KABUPATEN BIMA ( TANGGAL 13 FEBRUARI 2017 )

ANALISIS CUACA EKSTRIM DI KABUPATEN BIMA ( TANGGAL 13 FEBRUARI 2017 ) BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima 84173, NTB Telp : (0374) 43215 Fax : (0374) 43123 Email : stamet_bmu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Lampiran 3. PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran : 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Lebih terperinci

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun 2017-2020 SK KETUA DEWAN RISET NASIONAL NOMOR: 27/Ka.DRN/X/2017 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA PERIODE

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Kelayakan Proyek Atambua merupakan Ibukota Kabupaten Belu yang termasuk dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan rencana induk pengembangan,

Lebih terperinci

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 48 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kabupaten Bima Penelitian ini dilakukan di 5 (lima) kecamatan di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), lingkup penelitian difokuskan pada masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK JAMINAN PERSALINAN KABUPATEN BIMA TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

Lebih terperinci

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. PAUD dan PNFI 1 Meningkatnya kuantitas dan kualitas Jumlah kursus-kursus/pelatihan/kelompok 14 lembaga

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. PAUD dan PNFI 1 Meningkatnya kuantitas dan kualitas Jumlah kursus-kursus/pelatihan/kelompok 14 lembaga Lampiran 2. RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran : 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

Berbagai artikel KEKERINGAN DI PULAU LOMBOK (dihimpun cepat Surana, 2012)

Berbagai artikel KEKERINGAN DI PULAU LOMBOK (dihimpun cepat Surana, 2012) Berbagai artikel KEKERINGAN DI PULAU (dihimpun cepat Surana, 2012) Pemprov NTB Terus Identifikasi Kekeringan di NTB Sumber Global FM Lombok Sat, 07/07/2012-11:07 Ozie Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, H.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Data Agregat per Kecamatan KOTA BIMA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BIMA

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Data Agregat per Kecamatan KOTA BIMA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BIMA HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Data Agregat per Kecamatan KOTA BIMA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BIMA Sekapur Sirih Sesuai amanat Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 Tentang Statistik, Badan Pusat Statisik (BPS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

Wali Kota Ajak Masyarakat Bangun Kota dengan Kebersamaan

Wali Kota Ajak Masyarakat Bangun Kota dengan Kebersamaan Wali Kota Ajak Masyarakat Bangun Kota dengan Kebersamaan Menjelang berakhirnya tahun 2015 dan memasuki tahun baru 2016, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menyampaikan beberapa hal terkait capaian-capaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkotaan sebagai pusat permukiman dan sekaligus pusat pelayanan (jasa) terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah pengaruhnya (hinterland)

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang terbentuknya sport club di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan Konseptual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran merupakan kegiatan yang formal yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2007:61) menjelaskan

Lebih terperinci

[PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 8 TAHUN 2007]

[PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 8 TAHUN 2007] 2007 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA Bagian Hukum Setda Bima [PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 8 TAHUN 2007] Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari tahun 2006/2007 sampai dengan 2008/2009 yang diperoleh dari berbagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai gencar mengembangkan pengadaan Kelas Khusus Olahraga (KKO) atau disebut pula dengan sekolah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkembang di Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga pendidikan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Lembaga pendidikan tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi sarana strategis

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013-2018 Perencanaan pemerintahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129a/U/2004 TENTANG BIDANG PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini arus globalisasi telah mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia secara menyeluruh termasuk Indonesia. Masyarakat sekarang ikut dimanjakan oleh kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Gambaran Umum Geografi dan Administratif Kabupaten Kepulauan

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Gambaran Umum Geografi dan Administratif Kabupaten Kepulauan BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI 4.1. Gambaran Umum Geografi dan Administratif Kabupaten Kepulauan Meranti Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu daerah kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan pembangunan daerah Kota Yogyakarta maka dibuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penetapan Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Bima Tahun 2017

KATA PENGANTAR. Penetapan Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Bima Tahun 2017 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Atas Rahmat dan Ridho Allah SWT, Pemerintah Kabupaten Bima dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Penetapan Kinerja (PK), sebagai acuan dalam menilai pelaksanaan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ekonomi dibandingkan dengan dimensi ekologi. Struktur alami sebagai tulang punggung Ruang Terbuka Hijau harus dilihat

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ekonomi dibandingkan dengan dimensi ekologi. Struktur alami sebagai tulang punggung Ruang Terbuka Hijau harus dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota-kota di Indonesia kini tengah mengalami degradasi lingkungan menuju berkurangnya ekologis, akibat pembangunan kota yang lebih menekankan dimensi ekonomi

Lebih terperinci

Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 1

Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 1 A. Latar Belakang Upaya Olahraga pada Anak Sekolah Sport for School Children Innitiatives Oleh : Dr. Iskandar Zulkarnain, MSc Dalam dua dasawarsa terakhir ini, kecenderungan kenaikan angka kejadian dan

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DAN BADAN LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BIMA TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KERJA DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BIMA TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KERJA DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BIMA TAHUN ANGGARAN 20 NO. A. 1. Penyebaran dan Pengembangan Ternak 1. Penyebaran : L - Sapi Langgudu, Sanggar, Sape dan Lambu 44 Ekor 198,000,000 198,000,000 -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luas wilayah Republik Indonesia dengan sebaran pulau, jumlah masyarakat permukiman dengan kendala pencapaian lingkungan sehat saat ini menjadi sasaran pembangunan pemerintah

Lebih terperinci

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA Disadari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha memasyarakatkan olahraga sekarang ini sudah nampak hasilnya. Hal ini ditandai dengan maraknya orang melakukan olahraga untuk kesehatan dan sebagai sarana

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar untuk meningkatkan kualitas manusia seutuhnya. Disadari atau tidak pendidikan telah membuat perubahan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci