Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 1"

Transkripsi

1 A. Latar Belakang Upaya Olahraga pada Anak Sekolah Sport for School Children Innitiatives Oleh : Dr. Iskandar Zulkarnain, MSc Dalam dua dasawarsa terakhir ini, kecenderungan kenaikan angka kejadian dan kesakitan akibat Penyakit Tidak Menular secara Global semakin memprihatinkan, bahkan di Indonesia telah menjadi beban ganda yang mau tidak mau harus dilakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendaliannya, karena Penyakit Tidak Menular telah menjadi penyebab kematian dan kecacatan utama, menggeser posisi Penyakit Menular yang tetap masih tinggi. Perubahan gaya hidup akibat kurang gerak atau ketidaktifan fisik, disertai dengan pola makan dan diet yang tidak sehat, termasuk merokok, telah ditetapkan sebagai faktor risiko utama yang paling berperan bagi peningkatan angka kejadian, kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit Tidak Menular di seluruh dunia. Kenaikan jumlah penderita Obesitas, Hipertensi dan Diabetes Mellitus Type II, dengan segala komplikasinya ditengarai sebagai penyebab utama dari tingginya angka kematian dan kecacatan akibat Penyakit Tidak Menular di seluruh dunia. Menurut WHO, Penyakit-penyakit Tidak Menular yang menjadi pembunuh dan penyebab kematian utama tersebut, sebenarnya dapat diminimalisir dan ditekan angka kejadiannya oleh umat manusia, dengan melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian yang efektif dan terintegrasi dengan baik terhadap faktor-faktor risiko utamanya yaitu dengan menggencarkan kampanye preventif dan promotif terhadap Pola Makan dan Diet, Aktifitas Fisik dan Merokok. Atas dasar pemikiran dan latar belakang inilah, WHO telah memprakarai berbagai kebijakan dan program terkait dengan pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular, termasuk memberdayakan seluruh potensi dan sumberdaya yang terkait dengan upaya menurunkan ketiga faktor risiko utama yaitu Diet Tidak Sehat, Ketidakaktifan Fisik dan Merokok. Dibutuhkan upaya-upaya yang efektif, kreatif dan integratif untuk menggerakkan dan mendorong kebersamaan semua pihak, termasuk kalangan Pemerintah, Dunia usaha dan Masyarakat, untuk berpartisipasi secara aktif dalam melakukan upaya preventif dan promotif disemua kelompok umur dan lapisan masyarakat, termasuk menerapkan kebijakan dan program di jalur pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah. Sebagaimana diketahui, Penyakit Tidak Menular adalah penyakit yang prosesnya berlangsung chronis atau bertahun-tahun, sehingga sebenarnya dapat dicegah dan dikendalikan apabila faktor-faktor risiko utamanya dicegah atau dihindari, terutama dengan merubah perilaku dan kebiasaan, akan berdampak secara signifikan terhadap perkembangan penyakitnya. Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 1

2 Berbagai prakarsa dan upaya yang dilakukan dengan implementasi dan intervensi yang tepat, terarah dan terintegrasi, ditengarai mampu menunda atau mengurangi kemungkinan seseorang mengalami atau menderita akibat penyakit tidak menular tersebut. Atas dasar latar belakang perjalanan penyakit yang menahun ini, apabila sejak usia dini prakarsa-prakarsa atau upaya-upaya yang dilakukan oleh semua pihak secara sistematik, kompak dan terpadu dapat menghasilkan suatu perubahan yang signifikan bagi upaya penurunan kejadian dan kesakitan, bahkan kematian dan kecacatan, secara global dan di Indonesia. Untuk itu, prakarsa-prakarsa dan upaya-upaya yang proaktif, kreatif, terarah dan terpadu perlu dilakukan secara bersama-sama dan serentak, dengan memberdayakan seluruh potensi dan sumberdaya yang ada, baik pada sektor dan instansi Pemerintah terkait, maupun dengan melibatkan partisipasi aktif kalangan dunia usaha dan organisasi/lembaga kemasyarakatan, termasuk lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja dan kelompok-kelompok masyarakat. Dari semua kelompok masyarakat yang pernah diidentifikasi, kelompok anak usia sekolah, khususnya anak yang berusia 6 sampai 15 tahun adalah kelompok umur yang paling kritis terpapar dengan faktor-faktor risiko utama, sehingga memerlukan perhatian, penanganan, pengelolaan dan intervensi yang sungguh-sungguh. Faktor risiko utama pola makan dan diet tidak sehat, kurang gerak dan ketidakaktifan fisik, serta terpapar dini terhadap rokok, berada pada kelompok umur anak usia sekolah ini. Oleh karena itu, semua permasalahan atau faktor-faktor yang terkait dengan kebijakan, program dan pelaksanaan teknis yang menyangkut kelompok anak usia 6 sampai 15 tahun harus dapat dirumuskan dan dijadikan acuan bagi semua pihak yang terkait dan bersama-sama menjadikannya sebagai prioritas dalam upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular secara menyeluruh. Materi ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan Upaya Olahraga pada Anak Sekolah, yang diharapkan dapat digunakan untuk melakukan identifikasi masalah dan solusi dalam bentuk kebijakan dan program, serta kondisi teknis yang harus dihadapi, disediakan atau difasilitasi pada sekolah, yang erat kaitannya dengan upaya preventif dan promotif Penyakit Tidak Menular dari aspek Aktivitas Fisik pada Anak Sekolah. B. Identifikasi Masalah 1. Umum Masalah umum yang terkait dengan Penyakit Tidak Menular, Faktor-faktor Risiko Utama, Kebijakan dan Program yang terkait, terutama yang melibatkan atau kelompok sasaran anak sekolah, yaitu antara lain : Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 2

3 a. Kecenderungan akibat kurangnya bergerak, beraktifitas fisik dan berolahraga bagi generasi muda dan kelompok sasaran anak sekolah, karena pengaruh dan dampak dari kemajuan dan perkembangan yang pesat dari teknologi, informasi dan industri, termasuk komputerisasi, teknologi informasi, industri hiburan dan pelayanan publik, yang berdampak negatif terhadap gaya hidup masyarakat di seluruh dunia, termasuk yang paling memprihatinkan adalah ditengarai semakin banyak anak-anak yang menderita Penyakit Tidak Menular seperti Obesitas, Hipertensi dan Diabetes Mellitus Type II, termasuk pada generasi muda dan anak usia sekolah di Indonesia. b. Issue tentang Penyakit Tidak Menular sebagai beban ganda kesehatan dan penyebab kematian dan kecacatan utama, belum menjadi issue, perhatian, keprihatinan dan kepedulian bersama bagi seluruh Bangsa Indonesia, termasuk Pemerintah di Pusat dan Daerah, sehingga langkah-langkah strategis yang dilakukan hampir 10 tahun ini, masih terkesan sendiri-sendiri dan belum terintegrasi baik oleh semua pemangku kepentingan terkait. c. Belum adanya suatu kebijakan dan program yang menyeluruh dan terintegrasi dalam menindaklanjuti dan menyikapi prakarsa-prakarsa dan kesepakatan-kesepakatan Global di bidang kesehatan yang digerakkan oleh WHO terkait dengan Penanganan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dalam bentuk rencana aksi nasional yang benar-benar serius dilakukan oleh Pemerintah, Kalangan Dunia Usaha dan Masyarakat, termasuk dukungan anggaran dan fasilitas pendukung, sehingga terkesan upaya ini belum menjadi prioritas bagi program pembangunan kesehatan di Indonesia. d. Belum mantapnya sosialisasi dan kerjasama lintas sektoral dalam penjabaran kebijakan dan program, serta langkah-langah strategis Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, karena terkesan tidak efektif dan hanya menjadi masalah bagi sektor kesehatan saja, bukan masalah kesehatan yang besar untuk ditangani bersama-sama oleh seluruh pihak dan Bangsa Indonesia, sekalipun selama ini sudah banyak yang dilakukan oleh jajaran Kementerian Kesehatan. e. Keberadaan Jejaring Nasional Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia, belum mampu mendorong dan menggerakkan secara lebih intensif dan proaktif seluruh pihak terlibat dan terkait, sehingga menghasilkan produk kebijakan, program dan langkah-langkah strategis bagi upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular secara tepat, terarah dan terintegrasi, termasuk dalam menjangkau kelompok sasaran kritis anak pada usia sekolah. Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 3

4 2. Khusus Masalah khusus yang terkait dengan Ketidakktifan Fisik sebagai Faktor Risiko Utama Penyakit Tidak Menular, terutama untuk kelompok sasaran Anak Usia Sekolah (6 s.d 15 tahun) yaitu : a. Rencana aksi nasional dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular, khususnya dalam kerangka pembudayaan aktivitas fisik sehat pada kelompok sasaran anak usia sekolah, belum dapat dilaksanakan dan diterapkan secara sungguh-sungguh, karena sampai saat ini belum disepakati atau belum ada komitmen menjadikan kebijakan dan program yang implementasi dan intervensinya dilakukan dalam sistem pendidikan nasional, terutama untuk anak pada tingkatan SD dan SLTP. b. Perhatian terhadap Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dalam konteks pembudayaan aktifitas fisik sehat, seolah-olah termarjinalkan dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, karena penekanan lebih kepada Pendidikan Intelektual Anak, sehingga terkesan masalah kesehatan pada kelompok sasaran anak usia sekolah di jalur pendidikan bukan menjadi urusan penting atau prioritas dari Kementerian Pendidikan, bahkan yang lebih ironi lagi tidak ada unit minimal setingkat eselon II yang benar-benar fokus pada dan menangani Pendidikan Jasmani secara sungguh-sungguh dari semua aspek penting yang dapat digali dan dikembangkan pada anak usia SD dan SLTP, termasuk penyediaan, peningkatan kapasitas dan kesejahteraan Guru Pendidikan Jasmani, program kesehatan dan kebugaran jasmani anak, serta kaitannya dengan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak usia dini. c. Kebijakan dan Gerakan Nasional Masyarakatkan Olahraga dan Olahragakan Masyarakat termasuk untuk kelompok generasi muda dan anak usia sekolah, tidak berjalan efektif dan terintegrasi dengan kebijakan pembudayaan aktivitas sehat yang digalakkan dan dikampanyekan oleh sektor kesehatan, serta tidak terimplementasi secara praktis, kreatif, efektif dan integratif kedalam sistem pendidikan nasional dari sektor pendidikan, sehingga terkesan seolah-olah tidak ada benang merah dan kaitannya satu sama lain. d. Rendahnya apresiasi dan perhstian terhadap pendidikan jasmani, baik terhadap bobot kurikulum maupun kepada tenaga guru Pendidikan Jasmani, ditambah dengan keterbatasan atau ketidak tersediaan lahan beraktifitas fisik dan berolahraga, serta fasilitas pendukungnya, mengakibatkan pelaksanaan dan implementasi pendidikan jasmani yang memberi manfaat bagi pembentukan karakter anak, peningkatan dan pembangunan kebugaran jasmani anak, serta pemahaman tentang pentingnya dan manfaat bergerak, beraktifitas fisik dan berolahraga pada anak usia sekolah bagi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular sejak usia dini, masih terkendala dengan belum adanya dan efektifnya implementasi kebijakan dan program terintegrasi antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 4

5 C. Sasaran e. Kesalahkaprahan dalam pengembangan kebijakan Olimpiade Olahraga Sekolah Nasional (02SN) yang dilaksanakan dan diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan mengedepankan faktor prestasi olahraga dibandingkan manfaat pendidikan jasmani dan olahraga pada kelompok sasaran anak usia sekolah, menimbulkan kesan bahwa olahraga yang benar adalah untuk mencapai prestasi, ketimbang aktifitas fisik, pendidikan jasmani dan olahraga untuk kesehatan dan kebugaran anak usia sekolah. f. Kurang diberdayakan dan diapresiasinya sumberdaya yang berasal dari masyarakat, termasuk kalangan akademisi dan organisasi kemasyarakatan olahraga, yang memiliki program dan kegiatan pada kelompok sasaran anak usia sekolah, baik di dalam maupun di luar waktu sekolah (di lingkungan masyarakat), sebagai pendukung keberhasilan pelaksanaan program memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, agar sehat dan bugar, termasuk pembudayaan aktifitas fisik sehat melalui pendidikan jasmani dan olahraga kepada generasi muda dan anak usia sekolah, agar kampanye dan langkah aksi strategis, serta program intervensi untuk pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak usia dini, dapat dilaksanakan dan diterapkan pada anak usia sekolah, khususnya di tingkat SD dan SLTP. g. Ketersediaan dan penyediaan fasilitas pendukung agar anak dapat melakukan aktifitas gerak fisik, di dalam dan diluar sekolah, antara lain berupa lahan atau ruangan untuk bergerak, bermain dan berolahraga, peralatan dan perlengkapan olahraga tradisional, olahraga kebugaran dan pendidikan jasmani, serta aksesibilitas dan perlakuan yang sama bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk bergerak, beraktifitas fisik dan berolahraga. 1. Sasaran Jangka Pendek : a. Membudayakan aktivitas fisik sehat sebagai bagian dari upaya Pencegahan dan Pengendalian Ketidakaktifan Fisik sebagai Faktor Risiko Utama Penyakit Tidak Menular melalui kegiatan bergerak, bermain, berekreasi dan berolahraga, harus menjadi kebijakan dan program yang terintegrasi antara sektor-sektor terkait dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya, baik dari instansi Pemerintah di pusat dan daerah, maupun dari kalangan dunia usaha dan masyarakat, termasuk kalangan akademisi dan praktisi kesehatan, pendidikan dan olahraga diseluruh indonesia. Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 5

6 b. Menjadikan generasi muda dan anak usia sekolah sebagai generasi yang aktif dan sehat, dengan bergerak dan berolahraga untuk kesehatan, kebugaran dan kesenangan, tidak hanya pada waktu jam sekolah, tetapi juga pada waktu senggang diluar waktu sekolah, mereka tercegah dan terhindar dari berbagai penyakit tidak menular dan memberikan dampak positif pada kehidupannya diusia dewasa. 2. Sasaran Jangka Panjang : a. Merubah perilaku dan kebiasaan kurang bergerak, kurang beraktifitas fisik dan berolahraga pada anak sekolah, sehingga mereka mau beralih atau turut serta secara aktif dalam kegiatan permainan, rekreasi dan olahraga yang menggembirakan setiap hari, baik di waktu jam sekolah maupun diluar waktu sekolah, melalui kegiatan olahraga dan permainan tradisional, olahraga rekreasi dan olahraga tantangan yang aman, menyehatkan dan menyenangkan. b. Merubah mindset dan orientasi pengajaran dan pembelajaran kurikulum pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah, sehingga terlibat secara serius dan aktif dalam pembentukan karakter dan jati diri anak, pembentukan dan peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani, yang akan menjadikan anak Indonesia, sehat, bugar, kreatif dan kompetitif, dalam segala aspek kehidupan. c. Menjadikan kebijakan dan program kebugaran jasmani pada anak sekolah, sebagai salah satu prioritas pembelajaran, penerapan dan pengembangan kurikulum pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah, karena pencapaian tingkat kebugaran jasmani dengan melakukan aktifitas fisik sehat dan olahraga secara teratur dan terukur dapat menjadi tolok ukur yang disepakati sesuai standar nasional, serta dapat pula menjadi tolok ukur dari keberhasilan pembudayaan aktivitas fisik sehat dalam konteks pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak usia dini di Indonesia. D. Prakarsa-prakarsa 1. Prakarsa dalam Tatanan Kebijakan (Policy) a. Mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjadikan issue dan mengangkat masalah Penyakit Tidak Manular sebagai ancaman yang serius terhadap kesehatan, kualitas hidup dan produktivitas masyarakat Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. b. Mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjadi pelopor dan penggerak Kampanye Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia, sekaligus menjadi role model sebagaimana yang telah dilakukan dengan sangat baik di beberapa negara maju, diprakarsai oleh Presiden dan atau Ibu Negara. (contoh di USA dimana Presiden Obama dan Michele Obama terlibat langsung dan aktif dalam kampanye Lets Move! dan pencanangan Bulan Kampanye Nasional tentang Obesitas). Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 6

7 c. Mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk membentuk Satuan Tugas Khusus (Task Force Presiden) yang akan membantu Presiden dalam melahirkan kebijakan dan mengkoordinasikan semua pihak yang terkait dan terlibat dalam upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, sebagai bagian dari implementasi kesepakatan global tentang Global Strategi on Physical Activity, Diet and Health dan kesepakatan para pemimpin dunia pada SEPTEMBER 2011 termasuk pemimpin Indonesia pada sidang Dewan PBB untuk memperhatikan dan menggalakkan kampanye pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia. d. Mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjadikan salah satu bulan dalam setahun misalnya bulan Mei sebagai bulan kampanye dan penyadaran tentang Penyakit Tidak Menular atau Bulan Kebugaran Jasmani Nasional, sehingga perhatian dan kepedulian Rakyat dan Bangsa Indonesia tergugah dan tergerak untuk mengetahui, mengenal, memahami dan menguasai tentang bahaya dan ancaman Penyakit Tidak Menular, serta manfaat dan pentingnya olahraga dan kebugaran jasmani, terhadap masa depan Rakyat dan Bangsa Indonesia. e. Mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjadikan upaya pembudayaan aktifitas fisik sehat dan kebugaran jasmani melalui aktivitas gerak dan olahraga, serta pengaturan pola makan dan diet sehat pada generasi muda, termasuk anak usia sekolah, sebagai kebijakan negara untuk menjadikan Generasi Muda Indonesia lebih sehat, bugar, energik, produktif dan kompetitif. f. Mengusulkan kepada DPR. yang membawahi Pendidikan dan Kebudayaan, serta Pemuda dan Olahraga, serta Kesehatan untuk mendukung kebijakan dan program pemerintah terintegrasi, termasuk dukungan ketersediaan APBN untuk instansi Pemerintah terkait dan insentif bagi Organisasi Kemasyarakatan/ Keolahragaan/Kesehatan terkait yang melakukan kegiatan aktif bagi upaya-upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular di masyarakat secara nasional. 2. Prakarsa dalam Tatanan Regulasi a. Membuat regulasi (peraturan pemerintah atau keputusan presiden) terkait dengan pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular secara multi sektor dan terintegrasi lintas sektor, pada instansi pemerintah terkait dan masyarakat, termasuk partisipasi kalangan dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, akademisi dan kelompok masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam implementasi kebijakan, program dan langkah-langkah strategis yang akan dilakukan, termasuk pembudayaan aktivitas sehat melalui olahraga rekreasi, kesehatan, kebugaran dan tradisional pada sekolah. Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 7

8 b. Membuat regulasi tentang berbagai upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular, yang bersifat umum pada fasilitas pelayanan publik dan bersifat khusus bagi tatanan atau tempat yang menjadi target implementasi kebijakan dan program, seperti puskesmas, rumah sakit, tempat-tempat umum, stasiun, bandara, sekolah dan fasilitas pendidikan dan kesehatan lainnya. c. Merumuskan dan menerbitkan regulasi tentang penataan kota sehat dan aktif yang peduli dan perhatian terhadap pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular, termasuk penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga bagi warganya, serta bagi kalangan generasi muda dan anak-anak usia sekolah. 3. Prakarsa untuk Peningkatan Kapasitas SDM a. Meningkatkan jumlah SDM yang berkualitas dan mampu bertindak sebagai penggerak untuk melakukan berbagai upaya promotif dan preventif tentang penyakit tidak menular, serta pentingnya merubah perilaku masyarakat dari kebiasaan kurang gerak dan kurang aktif, menjadi aktif bergerak dan berolahraga, termasuk di lingkungan sekolah. b. Meningkatkan jumlah Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga, terutama untuk tingkatan Sekolah Dasar dan SLTP yang memiliki kompetensi tambahan terkait pengetahuan dan pemahaman tentang dasar-dasar pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular, serta kaitannya dengan peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktivitas fisik sehat dan olahraga. c. Meningkatkan kepedulian dan perhatian terhadap kesejahteraan dan penghargaan terhadap Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga, karena memiliki peran tambahan sebagai agen penggerak perubahan dan perbaikan kualitas generasi muda melalui pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak usia dini. 4. Prakarsa untuk Penguatan Jejaring dan Kemitraan a. Mengembangkan dan meningkatkan kekuatan jejaring dan kemitraan antar berbagai instansi terkait dan terlibat dalam proses pendidikan jasmani dan olahraga pada tingkat Sekolah Dasar dan SLTP (termasuk Pemerintah Daerah dan dinas terkait di tingkat Kabupaten/Kota) dalam rangka melaksanakan dan mengimplementasikan kebijakan, regulasi dan program pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular sejak usia dini (termasuk pemberdayaan program Usaha Kesehatan Sekolah) di dalam lingkungan sekolah. Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 8

9 b. Mengembangkan dan meningkatkan kekuatan jejaring dan kemitraan antara lembaga pendidikan dan sekolah dengan organisasi kemasyarakatan kesehatan dan olahraga rekreasi (yang berhimpun dalam FORMI), serta cabang-cabang organisasi olahraga prestasi yang eksis didaerah setempat dalam rangka melaksanakan program pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular bagi Generasi Muda, serta program pemberdayaan olahraga rekreasi dan olahraga tradisional, serta pemassalan olahraga di luar lingkungan sekolah /di masyarakat. c. Mengembangkan dan meningkatkan kekuatan jejaring dan kemitraan dengan pihak swasta dan masyarakat (termasuk guru penjas olahraga dan keluarga) untuk penyediaan dan pengadaan fasilitas olahraga bagi anak sekolah SD dan SLTP, baik untuk kegiatan di dalam sekolah dan untuk kegiatan di luar waktu sekolah (fasilitas umum) disekitar sekolah atau di pemukiman masyarakat, terkait juga dengan pengembangan dan implementasi konsep Kota Sehat dan Aktif dari Pemerintah Daerah setempat. E. Penutup Prakarsa-prakarsa tersebut diatas dapat dijadikan sebagai acuan atau wacana dalam mengembangkan upaya-upaya pengembangan program pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular pada generasi muda, terutama untuk kelompok sasaran anak usia Sekolah Dasar dan SLTP, baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, melalui jejaring dan kemitraan antara berbagai sektor dan lembaga yang terkait dengan implementasi kebijakan, dan program di sekolah, dengan tidak melupakan faktor kesetaraan jender dan inklusivitas bagi anak-anak penyandang disabilitas (berkebutuhan khusus). Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 9

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19

Lebih terperinci

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Oleh : Agus Samsudrajat S, SKM Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius). Beberapa penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016 SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Saudara-saudara sekalian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur PP Nomor : 65 tahun 1951, Penyerahan urusan bidang pendidikan Pengajaran dan kebudayaan Kepada provinsi

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016 SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016 YTH. KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 947, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Gerakan Ayo Olahraga. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN AYO OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN RI 1 2 SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN RI Gizi merupakan salah satu komponen yang harus dipenuhi suatu bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, terutama pada periode

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan 2016 2019 PUSKAMUDA Isu Strategis dalam Kerangka Strategi Kebijakan 1. Penyadaran Pemuda Nasionalisme Bina Mental Spiritual Pelestarian Budaya Partisipasi

Lebih terperinci

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk BENTUK BENTUK PENDEKATAN DAN PARTISIPASI / PERAN SERTA MASYARAKAT T SERTA PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013-2018 Perencanaan pemerintahan

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN SENTRA HASIL HUTAN BUKAN KAYU UNGGULAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pemuda dan Olahraga untuk menyusun dan merumuskan.kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pemuda dan Olahraga untuk menyusun dan merumuskan.kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peraturan daerah Kota Bogor Nomor 3 tahun 2010 mewajibkan Kepala Kantor Pemuda dan Olahraga untuk menyusun dan merumuskan.kebijakan di bidang Kepemudaan dalam Renstra

Lebih terperinci

SAMBUTAN LAUNCHING 11 KABUPATEN/KOTA INISIASI KLA DI PROVINSI SULSEL Sulawesi Selatan, 26 Januari 2018

SAMBUTAN LAUNCHING 11 KABUPATEN/KOTA INISIASI KLA DI PROVINSI SULSEL Sulawesi Selatan, 26 Januari 2018 SAMBUTAN LAUNCHING 11 KABUPATEN/KOTA INISIASI KLA DI PROVINSI SULSEL Sulawesi Selatan, 26 Januari 2018 1. Konvensi Hak Anak (KHA), diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990. 2. Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa A LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG [- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan

Lebih terperinci

Sehat dan bugar merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk meraihnya diperlukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan dalam jangka waktu

Sehat dan bugar merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk meraihnya diperlukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan dalam jangka waktu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran jasmani merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk dapat melaksanakan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H No.790, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Standar Habilitasi dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

Keynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas

Keynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas Keynote Speech Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas The 4th Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH)

Lebih terperinci

b. Tantangan Eksternal 1) Kelembagaan : Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa

b. Tantangan Eksternal 1) Kelembagaan : Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan 1. Peluang dan Tantangan Eksternal a. Peluang Eksternal 1) Kelembagaan : Adanya perubahan regulasi otonomi daerah memungkinkan untuk mengevaluasi kelembagaan

Lebih terperinci

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, SAMBUTAN DIRJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA WORKSHOP DALAM RANGKA HARI GIZI NASIONAL KE 55 JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L No. 1449, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Sentra Pemberdayaan Pemuda. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SENTRA PEMBERDAYAAN PEMUDA DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Wara Barat Nomor : Tanggal : PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008

KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008 KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008 PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) adalah penyakit yang tidak menular dan BUKAN KARENA PROSES INFEKSI yang mempunyai FAKTOR RISIKO

Lebih terperinci

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) PERAN ORGANISASI PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT Dalam Program GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) Disampaikan Oleh FILOSOFI DAN KONSEP DASAR FAKTA PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN FAKTOR PERILAKU

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang

Lebih terperinci

INDONESIA NEW URBAN ACTION

INDONESIA NEW URBAN ACTION KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Strategi yang dilaksanakan oleh masing-masing pengelola dalam

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Strategi yang dilaksanakan oleh masing-masing pengelola dalam BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Strategi yang dilaksanakan oleh masing-masing pengelola dalam mengoptimalkan lokasi obyek pantau, secara umum lebih kepada penguatan tupoksi, dan kewenangan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 29 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Adiwiyata-Sekolah Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup (Panduan Sekolah Adiwiyata 2010 Wujudkan Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga 8. URUSAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda memiliki peran aktif

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012

OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012 OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012 Indonesia : >18,000 kepulauan kecil & besar 33 Provinsi, 363 kabupaten, 91 kota. Kaya SosBud dan Bahasa Lokal

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Gerakan mondial dalam rangka mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didalam dokumen Millenium

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, The linked image cannot be displayed. The file may have been moved, renamed, or deleted. Verify that the link points to the correct file and location. PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Pemuda; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Pemuda; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.655, 2017 KEMENPORA. Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Pemuda. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KOTA SURAKARTA

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 No.1910, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Restorasi Sosial. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG RESTORASI SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Eliminasi Malaria di Daerah; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pada hakekatnya, Visi merupakan cara pandang jauh ke depan tentang cita-cita atau kondisi ideal yang diinginkan di masa depan dengan memperhatikan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM PROVINSI JAMBI TAHUN Presented by : Drs. Harmen Rusdi, ME (Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jambi)

PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM PROVINSI JAMBI TAHUN Presented by : Drs. Harmen Rusdi, ME (Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jambi) PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM PROVINSI JAMBI TAHUN 2017 Presented by : Drs. Harmen Rusdi, ME (Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jambi) Visi dan Misi Jambi TUNTAS Terwujudnya Provinsi Jambi yang Tertib,

Lebih terperinci

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI Budaya PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Infrastruktur dan Lingkungan Hidup KESEHATAN PENDIDIKAN KETAHANAN PANGAN, IKLIM INVESTASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human Health Organization) dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Medan. Dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Lebih terperinci

BAB 29 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS SERTA PEMUDA DAN OLAHRAGA

BAB 29 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS SERTA PEMUDA DAN OLAHRAGA BAB 29 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS SERTA PEMUDA DAN OLAHRAGA A. KONDISI UMUM Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas serta pemuda dan olahraga merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan nasional yang berkaitan dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia tidak kunjung tuntas dan semakin memprihatinkan bahkan sampai mengancam

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI DINAS KESEHATAN 1. Pernyataan Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2017 TANGGAL : 27 FEBRUARI 2017 No 1. Kementerian Dalam Negeri 2. Kementerian Kesehatan Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2017 TANGGAL : 27 FEBRUARI 2017 1. Kementerian Dalam Negeri 2. Kementerian Kesehatan Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Sekilas Kementerian Pemuda dan Olahraga

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Sekilas Kementerian Pemuda dan Olahraga BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Sekilas Kementerian Pemuda dan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas menyelenggarakan urusan bidang pemuda dan olahraga dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang No.78, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Kesehatan Kerja. Pos. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2015 TENTANG POS UPAYA KESEHATAN KERJA TERINTEGRASI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2017-2027 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA Pengantar Keberadaan bangsa Indonesia dewasa ini dihadapkan persoalan-persoalan yang sangat kompleks. Secara eksternal, Globalisasi dengan segala konsekuensinya,

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahraga Provinsi Jawa Timur. Pengajaran dan kebudayaan Kepada provinsi Pelaksanaan urusan :

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahraga Provinsi Jawa Timur. Pengajaran dan kebudayaan Kepada provinsi Pelaksanaan urusan : BAB II HASIL SURVEY 2.1 Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahraga Provinsi Jawa Timur PP Nomor : 65 tahun 1951, Penyerahan urusan bidang pendidikan Pengajaran dan kebudayaan Kepada provinsi Pelaksanaan urusan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2018 ADMINISTRASI. Pelayanan Minimal. Standar. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa upaya untuk memenuhi hak serta mempercepat perlindungan khusus bagi anak penyandang disabilitas perlu dikoordinasikan dengan

2017, No d. bahwa upaya untuk memenuhi hak serta mempercepat perlindungan khusus bagi anak penyandang disabilitas perlu dikoordinasikan dengan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.963, 2017 KEMENPP-PA. Anak Penyandang Disabilitas. Perlindungan Khusus. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG SURVEILANS BERBASIS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah, pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan manusia seutuhnya.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pedesaan adalah bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Idealnya, program-program

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN LAMONGAN 27 LEMBARAN A DAERAH Nopember KABUPATEN LAMONGAN 3/D 2007 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN LAMONGAN DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci