Bab III Kajian Kontrak Pengusahaan dan Harga Gas Metana-B

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab III Kajian Kontrak Pengusahaan dan Harga Gas Metana-B"

Transkripsi

1 Bab III Kajian Kontrak Pengusahaan dan Harga Gas Metana-B Bab ini membahas pemodelan yang dilakukan untuk pengembangan kontrak dan harga Gas Metana-B di Indonesia dengan melakukan review terhadap model kontrak pengembangan Gas Metana-B yang diterapkan di negara lain antara lain meliputi aspek biaya dan produksi. Kajian model kontrak Gas Metana-B dilakukan berdasarkan data dan informasi tersebut di atas. Beberapa masukan (input) penting dalam membangun model tersebut adalah : 1. Model kontrak Migas 2. Model kontrak Gas Metana-B negara lain 3. Usulan kontrak calon investor Informasi di atas dikaji melalui studi kelayakan yang mencakup aspek sebagai berikut : 1. Hukum, yakni sesuai dengan peraturan perundangan 2. Ekonomi, yakni memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi negara, pay out time lebih lama daripada gas konvensional, investasi awal lebih besar daripada gas konvensional. Keekonomian proyek juga harus dapat menarik bagi calon investor 3. Teknik, yakni resiko rendah, produksi awal rendah, membutuhkan dewatering, dan memerlukan jumlah sumur yang banyak. III.1 Kajian Model Kontrak Gas Metana-B Kajian Model Kontrak Gas Metana-B terdiri dari Input, Proses/Kajian dan Output. Deskripsi/diagram kajian model kontrak Gas Metana-B diberikan pada Gambar III.1. 33

2 Input model kontrak Gas Metana-B negara lain, model kontrak migas, model kontrak usulan para calon investor disajikan pada Tabel III.2, Tabel III.3, dan Tabel III.4. INPUT 1. MODEL KONTRAK MIGAS 2. MODEL KONTRAK CBM NEGARA LAIN 3. USULAN CALON INVESTOR 4. HASIL STUDI PROSES (KAJIAN) 1. HUKUM - SESUAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 2. EKONOMI - MEMBERIKAN KEUNTUNGAN SEBESAR- BESARNYA BAGI NEGARA - PAY OUT TIME LEBIH LAMA DARI GAS KONVENSIONAL - INVESTASI AWAL LEBIH BESAR DARI GAS KONVENSIONAL 3. TEKNIK - RESIKO RENDAH - PRODUKSI AWAL RENDAH - PERLU DEWATERING - MEMERLUKAN JUMLAH SUMUR YANG BANYAK OUTPUT MODEL KONTRAK USULAN Gambar III.1. Kajian Model Kontrak Gas Metana-B 34

3 Tabel III.1. Bentuk model kontrak dan term & condition 4) USULAN Alternatif I USULAN Alternatif II PARAMETER (KONTRAK KARYA) (KPS) KKS-MIGAS R&D (pre-contract) No recoverable No recoverable No recoverable Commitment Standard Standard Standard Minimum gas price ($/MMBTU) Market price Market price Market price Gov. tax Standard (44 %) Standard (44 %) Standard (44 %) Sharing/Model/Fiscal Kontrak Karya Production sharing Production sharing FTP (ETS) N/A N/A 10 % undivided Net Contractor Split Floating (77 % - 90%) Floating (30 % - 45 %) 30 % - 45 % Invesment credit N/A 20% N/A Other incentive Lapangan marginal Lapangan marginal Lapangan marginal DMO fee 100% 100% 100% Project life 30 years 30 years years

4 Tabel III.2. Perbandingan bentuk kontrak dan term & condition beberapa negara 4) KETERANGAN INDONESIA CHINA CBM INDIA CBM TIPE KONTRAK JANGKA WAKTU TAHAPAN PSC 30 Tahun - Eksplorasi PSC 30 Tahun - Eksplorasi Phase 1 = 1.5 thn TAX & ROYALTY 38 Tahun - Phase I (Eksplorasi) 3 tahun - Eksploitasi 30 - Eksplorasi Phase 2 = 1.5 thn - Phase IIA (Pilot Assesment) 3 tahun - Pengembangan - Phase IIB (Konfirmasi Pasar) 2 tahun - Produksi 20 tahun - Phase III (Development) 5 tahun - Phase IV (Produksi) 25 tahun FIRM COMMITMENT AKTIVITAS DAN ANGGARAN 3 tahun AKTIVITAS DAN ANGGARAN ( Phase I + II ) 8 tahun RELINQUISHMENT - Akhir tahun -3 25% - Akhir masa eksplorasi - - Akhir Phase II 20% - Akhir tahun -6 25% - Akhir Phase III - - Akhir tahun % PARTICIPATING INTEREST BUMD / perusahaan nasional 10% - CUCBM < 51% Tidak ada - Kontraktor > 49% SPLIT - 100% biaya ditanggung oleh Kontraktor - Biaya eksplorasi ditanggung oleh Kontraktor - 100% biaya ditanggung oleh Kontraktor - Split 70/30 Biaya pengembangan dibagi - FTP 10%, Share berdasarkan Participating Interest R/C PSC MALAYSIA Royalty = 10% Profit Contractor's R/C Ratio Cost Unused Cost Profit split Cost ceiling Pet : Cont. Pet : Cont. 0 < R/C <= 1 70% N.A. 20:80 1 < R/C <= 1,4 60% 20:80 30:70 1,4 < R/C <= 2 50% 30:70 40:60 2 < R/C <= 2,5 30% 40:60 50:50 2,5 < R/C <= 3,0 30% 50:50 60:40 R/C > 3,0 30% 60:40 70:30

5 Tabel III.3. Model kontrak Gas Metana-B Usulan Calon Investor 4) Parameters A B C D E F Contract basis Royalty PSC (Modified) PSC (Modified) PSC (Modified) PSC (Modified) PSC (Modified) Gas price ($/MMBTU) Market price plus CPI escalation Goverment Tax 44% 44% 44% - 30% 44% Sharing/Model/Fiscal Royalty % (Flat) Revenue Production sharing PSC Profit sharing PSC Profit sharing PSC Profit sharing PSC Profit sharing FTP N/A Applied after exploration sunk cost recovered (max 10%) 0-10% Holiday 1-10 years 5% 10% 5% Holiday for certain period Net Contractor Split N/A 40 % - 45 % 35 % - 45 % 45% 38 % - 48 % 45% Invesment credit N/A >17% >17% 20% 17% - 20% 20%

6 III.2 Penentuan Parameter Keekonomian Gas Metana-B Pengembangan lapangan direncanakan berdasarkan parameter-parameter biaya yang diperkirakan sebelumnya dan dievaluasi kembali pada proyek skala pilot (percobaan). Contoh kasus dalam kajian ini adalah pengembangan lapangan Gas Metana-B Lapangan X di daerah Sumatera Selatan. Dengan mempertimbangkan karakteristik reservoir batubara dan aspek-aspek umum pada gas konvensional (dengan menganggap hal yang sama pada operasi Gas Metana-B), selanjutnya anggapan pola pengembangan (pilot, produksi dan lain-lain) berikut diaplikasikan dalam penentuan parameter-parameter biaya pengembangannya. Parameterparameter tersebut digunakan sebagai masukan dalam perhitungan keekonomian dengan model kontrak PSC konvensional, R/C PSC Malaysia, model kontrak usulan calon investor, dan model kontrak usulan. Untuk analisis sensitivitas pada model kontrak usulan juga menggunakan data produksi dan investasi dari negara lain (Kanada dan India). III.2.1 Pengembangan Lapangan Diperkirakan 367 sumur akan dibor dalam dua tahap pengembangan Lapangan X. Selama tahap pertama, sekitar 210 sumur akan dibor dan diselesaikan dengan spasi 80 acre. Sumur-sumur pilot akan digunakan pula sebagai bagian pola pengembangan. Skala pilot untuk pemboran horisontal dan penyelesaian sumur akan dilakukan. Target utama pada tahap pengembangan adalah untuk mencapai produksi gas yang optimum. Jumlah maksimum sumur yang dibor adalah 30 sampai 40 sumur pertahun. Tahap kedua pengembangan meliputi perluasan daerah pengembangan dengan membor sumur pengembangan tambahan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mempertahankan tingkat produksi selama waktu kontrak. Jumlah sumur total yang dibor adalah 10 sampai 24 sumur per tahun. Pemboran horisontal dan teknik penyelesaian sumur khusus mungkin diaplikasikan untuk mendukung produksi gas dan operasi penjualan. 38

7 III.2.2 Perkiraan Produksi Peramalan produksi gas dan air diperkirakan berdasarkan kajian simulasi reservoir dan diperlihatkan pada Gambar III.2 dan Gambar III.3. 35, ,000 Produksi Gas Tahunan, MMscf 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5, , , , , , ,000 Produksi Gas Kumulatif, MMscf Waktu, Tahun 0 Gambar III.2 Perkiraan produksi gas tahunan dan kumulatif Lapangan X 4) 45,000 40,000 35,000 Produksi Air Tahunan, MBbls 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5, Waktu, Tahun Gambar III.3 Perkiraan produksi air tahunan Lapangan X 4) 39

8 III.2.3 Fasilitas Produksi Untuk mendukung operasi lapangan yang efisien, perencanaan fasilitas produksi sedikit berbeda dengan sumur konvensional sebagai berikut: Fasilitas Sumur. Sistem produksi sumur terdiri dari pompa tipe PCP screw yang digerakan oleh motor listrik yang dipasang di permukaan untuk memproduksikan air dari tubing dan gas dari annulus. Jenis pompa dipilih dengan alasan: (a) selang kapasitas yang besar, (b) jenis intermittent, (c) tahan terhadap gas konsentrasi tinggi dan serpihan batubara (d) lebih murah dibandingkan lainnya. Jaringan Pipa Fasilitas kompresor gas dibutuhkan dekat lubang sumur dan diletakan pada stasiun pengumpul. Supaya praktis, sistem kompresi berkapasitas (2-3 MMSCFD) dengan masukan 10 to 20 psig dan keluaran 150 psig akan dipasang guna menjamin produksi gas dari 10 to 20 sumur ke stasiun pusat dan penjualan gas. Dalam jaringan kerja produksi, sumur dihubungkan untuk mendapat gas untuk mendukung bahan bakar dan mengirim air dan gas ke stasiun pemroses gas. Jaringan kerja pipa dibangun untuk mengakomodasikan proses tersebut. Untuk jaringan pipa gas dan air bertekanan rendah, pipa polyethylene (PE) akan digunakan supaya biaya investasi dan operasinya lebih murah dibandingkan pipa konvensional. Rencana Masa Datang Kompresor utama untuk penjualan gas akan dipasang dekat lapangan migas. Lokasi yang dipilih untuk tujuan praktis adalah didekat sistem pipa gas yang ada. Beberapa kluster dengan kapasitas pemroses gas sekitar 5 sampai 10 MMSCFD akan dipasang dalam daerah proyek. Setiap kluster direncanakan untuk mengakomodasikan 20 sumur. 40

9 III.2.4 Biaya Investasi dan Operasional Proyek Investasi proyek terdiri dari biaya pemboran dan fasilitas terkait, pipa pengumpul, kompresor tekanan rendah, peralatan produksi dan sistem kompresi penjualan gas. Sistem akuntasi PSC digunakan untuk menentukan biaya proyek tangible dan intangible. Jadwal depresiasi untuk biaya tangible mengikuti kontrak PSC. Parameter-parameter biaya ditentukan berdasarkan contoh kasus pengembangan Lapangan X di daerah Sumatera Selatan. Perhitungan keekonomian dilakukan dengan anggapan-anggapan biaya didasarkan pada pola pengembangan Gas Metana-B Lapangan X di daerah Sumatera Selatan. Parameter-parameter biaya tersebut adalah sebagai berikut: a. Sumur dan perlengkapanya Analisis core dan coring adalah US$ per sumur Biaya sumur dan perlengkapannya diperkirakan sebesar US$ per sumur terdiri dari komponen-komponen berikut: o Biaya jalan akses dan lokasi per sumur rata-rata US$ o Flow line adalah US$ o Biaya pemboran, penyelesaian sumur dan perekahan adalah US$ per sumur o Biaya pompa PCP dan instalasinya adalah US$ per sumur. b. Pipelines dan peralatan produksi (termasuk penanganan air) Pengumpulan gas bertekanan rendah dan kompresor untuk setiap stasiun yang terdiri dari sistem 5-10 MMSCFD sebesar US$ Biaya pemisahan gas-air untuk mengolah sampai 100 MMCFD penjualan gas adalah US$ 15 MM. c. Pipelines dan Kompresor untuk penjualan gas Kompresi gas untuk penjualan gas dengan kapasitas rencana sebesar 100 MMCFD membutuhkan investasi US$ 45 juta Investasi total untuk pipa penjualan gas adalah US$ 12 juta terdiri dari: 41

10 o o Pipa sepanjang 25 Kilometer, dengan diameter 24 inci untuk mengalirkan gas ke pipa 60 to 80 MMSCFD ke pipa PGN and PLN membutuhkan US$ 9 juta Pipa untuk pasar-pasar lain (5-6 5 MMSCFD) sekitar area proyek membutuhkan US$ 3 juta. d. Biaya Operasi Biaya operasi terdiri dari pemeliharaan sumur yang ada, biaya produksi, unit pemrosesan, penanganan air dan kompresi / transportasi gas. Komponen biaya operasi tersebut adalah sebagai berikut : Pemeliharaan sumur / biaya produksi. Biaya pemeliharaan sumur rata-rata adalah US$ per sumur per tahun Biaya Penanganan Air. Secara alamiah, Gas Metana-B akan memproduksi air dengan jumlah yang sangat banyak. Untuk memproduksikan air keluar dari batubara dapat mengambil waktu berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Biaya penanganan untuk pengurasan air adalah US$ 0,30 per barrel Biaya lainnya adalah untuk restorasi sebesar US $ /sumur. III.3 Keekonomian Model Kontrak PSC Konvensional Evaluasi keekonomian pengembangan Gas Metana-B dilakukan dengan skenario produksi dan biaya sebagaimana dijelaskan pada Sub Bab III.2. Keekonomian dengan model kontrak ini akan menjelaskan apakah pengusahaan Gas Metana-B di Indonesia masih layak berdasarkan pertimbangan keekonomian. Analisis keekonomian dilakukan dengan menggunakan model Kontrak PSC Konvensional. Tujuan Evaluasi keekonomian dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan dari pengembangan Gas Metana-B sesuai dengan Kontrak PSC Konvensional. 42

11 Indikator keekonomian Beberapa indikator keekonomian yang digunakan untuk mengevaluasi keekonomian pengembangan Gas Metana-B adalah: 1. Rate of Return (ROR) 2. Pay Out Time (POT) 3. Profit to Investment Ratio (PIR) 4. Net Present Value (NPV ) Parameter dan anggapan yang digunakan Hal-hal berikut ini dipertimbangkan hanya sebagai base case untuk melakukan analisis ekonomi. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap indikator keekonomian akan dilakukan analisis sensitivitas. a. FTP = 10% (base case perhitungan) b. Cost recovery = 100 % sesudah produksi komersil c. Government Take: Net Contractor Share = 70:30 (setelah pajak) d. Profil produksi gas & air mengikuti Gambar III.1 dan Gambar III.2. Harga gas adalah US$ 3,50 /MCF. Kumulatif gas yang diproduksikan adalah 582 BSCF. Hasil Perhitungan Keekonomian : Hasil evaluasi ekonomi dengan model Kontrak PSC Konvensional disarikan pada Tabel III.4, Tabel III.5 dan Gambar III.4 dibawah ini. Rincian evaluasi ekonomi ditunjukkan pada Lampiran A. Tabel III.4. Indikator keekonomian Gas Metana-B model PSC Konvensional Indikator Keekonomian Total Minimum Investment Total Expenditure Total 10% Net Present 10% Net Present Value 10% Payout Time Internal Rate of Return Profitability Index Gas Satuan ,47 M US$ M US$ ,15 M US$ 22382,65 M US$ 97292,83 M US$ 14,2 Tahun 14,91 Prosen 1,11 Fraksi 43

12 Tabel III.5. Distribusi pendapatan model PSC Konvensional Distribusi Revenue Total Net Recovery Total FTP Share Total Net Share Total Tax Total Take Total Revenue Kontraktor Indonesia Satuan ,00 M US$ 30583, ,35 M US$ , ,94 M US$ 0, ,91 M US$ , ,2 M US$ M US$ Gambar III.4. Distribusi pendapatan model PSC Konvensional Sensitivitas Keekonomian Proyek Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk melihat bagaimana pengaruh masingmasing parameter keekonomian terhadap indikator keekonomian. Hasil dari analisis tersebut disajikan pada Gambar III.5 sampai dengan Gambar III

13 Spider Diagram - IRR Capital Production Base Gas Price Operating Cost Contractor Share 0.16 Internal Rate of Return Gambar III.5. IRR sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share Gambar III.6 IRR sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share (Tornado Chart) 45

14 Spider Diagram - NPV Capital Production Base Gas Price Operating Cost Contractor Share Net Present Value (M US$) Gambar III.7. NPV sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share Gambar III.8. NPV sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share (Tornado Chart) 46

15 Spider Diagram - POT Capital Production Base Gas Price Operating Cost Contractor Share Pay Out Time (Year) Gambar III.9. POT sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share Gambar III.10. POT sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share (Tornado Chart) 47

16 Spider Diagram - PI Capital Production Base Gas Price Operating Cost Contractor Share 1.16 Profitability Index Gambar III.11. Productivity Index sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share Gambar III.12. Productivity Index sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share (Tornado Chart) 48

17 Hasil dari analisis sensitivitas menunjukan bahwa keekonomian pengembangan Gas Metana-B dapat disarikan sebagai berikut: Sangat sensitif terhadap produksi dan harga gas, Sensitif terhadap operating cost serta relatif sensitif terhadap Contractor Share dan investasi. Analisis multi-sensitivitas dilakukan terhadap parameter-parameter yang sangat sensitif terhadap indikator keekonomian. Perbedannya dengan analisis sensitivitas pada spider diagram/tornado chart adalah analisis ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh lebih dari satu parameter keekonomian terhadap indikator keekonomian. Pada analisis sensitivitas dengan spider diagram yang berubah hanya satu parameter dan parameter lainnya dianggap tidak berubah. Sebagai contoh adalah profil perubahan IRR dan NPV terhadap perubahan parameter produksi dan perubahan harga secara bersama-sama. Hasil analisis tersebut disajikan pada Gambar III.13 sampai dengan Gambar III Multi Sensitivity Production - IRR 2.5 US$/MCF 3 US$/MCF 3.5 US$/MCF 4 US$/MCF 4.5 US$/MCF 0.21 Internal Rate of Return Gambar III.13. IRR sebagai fungsi perubahan produksi gas pada berbagai harga gas 49

18 Multi Sensitivity Production - NPV 2.5 US$/MCF 3 US$/MCF 3.5 US$/MCF 4 US$/MCF 4.5 US$/MCF Net Present Value (M US$) Gambar III.14. NPV sebagai fungsi perubahan produksi gas pada berbagai harga gas Multi Sensitivity Operating Cost - IRR 2.5 US$/MCF 3 US$/MCF 3.5 US$/MCF 4 US$/MCF 4.5 US$/MCF 0.18 Internal Rate of Return Gambar III.15. IRR sebagai fungsi perubahan operating cost pada berbagai harga gas 50

19 Multi Sensitivity Operating Cost - NPV 2.5 US$/MCF 3 US$/MCF 3.5 US$/MCF 4 US$/MCF 4.5 US$/MCF Net Present Value (M US$) Gambar III.16. NPV sebagai fungsi perubahan operating cost pada berbagai harga gas 51

20 III.4 Keekonomian Model Kontrak R/C PSC Malaysia Evaluasi keekonomian pengembangan Gas Metana-B dilakukan dengan skenario produksi dan biaya sebagaimana dijelaskan pada Sub Bab III.2. Keekonomian dengan model kontrak ini akan menjelaskan apakah pengusahaan Gas Metana-B di Indonesia masih layak berdasarkan pertimbangan keekonomian. Analisis keekonomian dilakukan dengan menggunakan model Kontrak R/C PSC Malaysia. Tujuan Evaluasi keekonomian dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan dari pengembangan Gas Metana-B sesuai dengan Kontrak R/C PSC Malaysia. Indikator keekonomian Beberapa indikator keekonomian yang digunakan untuk mengevaluasi keekonomian pengembangan Gas Metana-B adalah: 5. Rate of Return (ROR) 6. Pay Out Time (POT) 7. Profit to Investment Ratio (PIR) 8. Net Present Value (NPV ) Parameter dan anggapan yang digunakan Hal-hal berikut ini dipertimbangkan hanya sebagai base case untuk melakukan analisis ekonomi. Term & condition model Kontrak R/C PSC Malaysia. a. Produksi Gas & Harga Gas Profil produksi gas & air mengikuti Gambar III.1 dan Gambar III.2. Harga gas adalah US$ 3,50 /MCF. Kumulatif gas yang diproduksikan adalah 582 BSCF. 52

21 b. Biaya Proyek Sumur pemboran : US$ 170,96 Juta Fasilitas produksi : US$ 92,4 Juta Investasi total : US$ 742,46 Juta Investasi kapital : US$ 137,33 Juta Investasi bukan kapital : US$ 139,84 Juta Operating cost : US$ 465,29 Juta Hasil Perhitungan Keekonomian : Hasil evaluasi ekonomi dengan model Kontrak R/C PSC Malaysia disarikan pada Tabel III.6 dibawah ini. Tabel III.6. Hasil perhitungan Gas Metana-B dengan Kontrak R/C PSC Malaysia Indikator Keekonomian Gas Satuan Total Minimum Investment M US$ Total Expenditure M US$ Total 10% M US$ Net Present 10% M US$ Net Present Value 10% M US$ Payout Time 16,59 Tahun Internal Rate of Return 11,59% Prosen Profitability Index 2.77 Fraksi Rincian dari evaluasi ekonomi diperlihatkan pada Lampiran A. III.5 Keekonomian Model Kontrak Usulan Calon Investor Evaluasi keekonomian pengembangan Gas Metana-B dilakukan dengan skenario produksi dan biaya sebagaimana dijelaskan pada Sub Bab III.2. Keekonomian dengan model kontrak ini akan menjelaskan apakah pengusahaan Gas Metana-B di Indonesia masih layak berdasarkan pertimbangan keekonomian. Analisis keekonomian dilakukan dengan menggunakan salah satu model Kontrak Usulan Calon Investor. 53

22 Tujuan Evaluasi keekonomian dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan dari pengembangan Gas Metana-B sesuai dengan model yang diusulkan oleh Calon Investor. Indikator keekonomian Beberapa indikator keekonomian yang digunakan untuk mengevaluasi keekonomian pengembangan Gas Metana-B adalah: 9. Rate of Return (ROR) 10. Pay Out Time (POT) 11. Profit to Investment Ratio (PIR) 12. Net Present Value (NPV ) Parameter dan anggapan yang digunakan Hal-hal berikut ini dipertimbangkan hanya sebagai base case untuk melakukan analisis ekonomi. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap indikator keekonomian akan dilakukan analisis sensitivitas. a. FTP = 0% (base case perhitungan) b. Cost recovery = 100 % sesudah produksi komersil c. Government Take : Net Contractor Share = 45 : 55 (setelah pajak) d. Profil produksi gas & air mengikuti Gambar III.1 dan Gambar III.2. Harga gas adalah US$ 3,50 /MCF. Kumulatif gas yang diproduksikan adalah 582 BSCF. Hasil Perhitungan Keekonomian : Hasil evaluasi ekonomi dengan model Kontrak Usulan Calon Investor disarikan pada Tabel III.7, Tabel III.8 dan Gambar III.17 dibawah ini. Rincian evaluasi ekonomi ditunjukkan pada Lampiran A. 54

23 Tabel III.7. Indikator keekonomian Gas Metana-B model Kontrak Usulan Calon Investor Indikator Keekonomian Total Minimum Investment Total Expenditure Total 10% Net Present 10% Net Present Value 10% Payout Time Internal Rate of Return Profitability Index Gas Satuan M US$ M US$ M US$ M US$ M US$ 13,03 Tahun 25,62 Prosen 1,56 Fraksi Tabel III.8. Distribusi pendapatan model Kontrak Usulan Calon Investor Distribusi Revenue Total Net Recovery Total Net Share Total Tax Total Take Total Revenue Kontraktor Indonesia Satuan M US$ M US$ M US$ M US$ M US$ Gambar III.17. Distribusi pendapatan model Kontrak Usulan Calon Investor Sensitivitas Keekonomian Proyek Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk melihat bagaimana pengaruh masingmasing parameter keekonomian terhadap indikator keekonomian. Hasil dari analisis tersebut disajikan pada Gambar III.17 sampai dengan Gambar III

24 Spider Diagram - IRR Capital Non Capital Production Base Gas Price Operating Cost Contractor Share 0.3 Internal Rate of Return Gambar III.18. IRR sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share Gambar III.19. IRR sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share (Tornado Chart) 56

25 Spider Diagram - NPV Capital Non Capital Production Base Gas Price Operating Cost Contractor Share Net Present Value (M US$) Gambar III.20. NPV sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share Gambar III.21. NPV sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share (Tornado Chart) 57

26 Spider Diagram - POT Capital Non Capital Contractor Share Pay Out Time (Year) Gambar III.22. POT sebagai fungsi perubahan investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share Gambar III.23. POT sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share (Tornado Chart) 58

27 Spider Diagram - PI Capital Non Capital Production Base Gas Price Operating Cost Contractor Share 1.68 Profitability Index Gambar III.24. Productivity Index sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share Gambar III.25. Productivity Index sebagai fungsi perubahan harga gas, produksi gas, investasi kapital, investasi non kapital dan Contractor Share (Tornado Chart) 59

28 Hasil dari analisis sensitivitas menunjukan bahwa keekonomian pengembangan Gas Metana-B dapat disarikan sebagai berikut: Sangat sensitif terhadap produksi dan harga gas, Sensitif terhadap operating cost serta relatif sensitif terhadap Contractor Share dan investasi. Analisis multi-sensitivitas dilakukan terhadap parameter-parameter yang sangat sensitif terhadap indikator keekonomian. Perbedannya dengan analisis sensitivitas pada spider diagram/tornado chart adalah analisis ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh lebih dari satu parameter keekonomian terhadap indikator keekonomian. Pada analisis sensitivitas dengan spider diagram yang berubah hanya satu parameter dan parameter lainnya dianggap tidak berubah. Sebagai contoh adalah profil perubahan IRR dan NPV terhadap perubahan parameter produksi dan perubahan harga secara bersama-sama. Hasil analisis tersebut disajikan pada Gambar III.26 sampai dengan Gambar III Multi Sensitivity Production - IRR 2.02 US$/MCF 2.52 US$/MCF 3.02 US$/MCF 3.52 US$/MCF 4.02 US$/MCF 0.32 Internal Rate of Return Gambar III.26. IRR sebagai fungsi perubahan produksi gas pada berbagai harga gas 60

29 Multi Sensitivity Production - NPV 2.02 US$/MCF 2.52 US$/MCF 3.02 US$/MCF 3.52 US$/MCF 4.02 US$/MCF Net Present Value (M US$) Gambar III.27. NPV sebagai fungsi perubahan produksi gas pada berbagai harga gas Multi Sensitivity Operating Cost - IRR 2.02 US$/MCF 2.52 US$/MCF 3.02 US$/MCF 3.52 US$/MCF 4.02 US$/MCF 0.3 Internal Rate of Return Gambar III.28. IRR sebagai fungsi perubahan operating cost pada berbagai harga gas 61

30 Multi Sensitivity Operating Cost - NPV 2.02 US$/MCF 2.52 US$/MCF 3.02 US$/MCF 3.52 US$/MCF 4.02 US$/MCF Net Present Value (M US$) Gambar III.29. NPV sebagai fungsi perubahan operating cost pada berbagai harga gas 62

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B Sebelum dilakukan perhitungan keekonomian dari pengusahaan Gas Metana- B sesuai dengan prosedur penelitian yang telah diuraikan pada Bab III, kita harus melakukan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN COALBED METHANE (CBM) DI INDONESIA DENGAN BERBAGAI MODEL PRODUCTION SHARING CONTRACT (PSC) BERBASIS JOINT STUDY PADA LAPANGAN CBM X Abstrak Arif Budi Ariyanto, Siti Nuraeni

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi Studi ini adalah untuk mengevaluasi model kontrak dan harga Gas Metana-B di Indonesia. Beberapa model kontrak mulai dari model Kontrak PSC Konvensional, model kontrak negara lain

Lebih terperinci

PERUBAHAN PROFIT SHARING MENJADI PRODUCTION SHARING PADA CONTRACT PSC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI, DAYA TARIK INVESTOR DAN DEBIROKRATISASI OPERASI

PERUBAHAN PROFIT SHARING MENJADI PRODUCTION SHARING PADA CONTRACT PSC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI, DAYA TARIK INVESTOR DAN DEBIROKRATISASI OPERASI PERUBAHAN PROFIT SHARING MENJADI PRODUCTION SHARING PADA CONTRACT PSC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI, DAYA TARIK INVESTOR DAN DEBIROKRATISASI OPERASI Rudi Rubiandini R.S, Andrias Darmawan, Herbert Sipahutar

Lebih terperinci

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan KOMERSIALITAS 1 Sistem Kontrak Bagi Hasil Kontrak bagi hasil adalah bentuk kerjasama antara pemerintah dan kontraktor untuk melaksanakan usaha eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya migas berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan disuatu lokasi lapangan sumur gas Segat di propinsi Riau dan Jakarta. Penelusuran data dilakukan di Jakarta yang merupakan kantor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... SURAT PERNYATAAN KARYA ASLI TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERUNTUKAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi RINGKASAN... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN KEEKONOMIAN PADA PENGEMBANGAN LAPANGAN GX, GY, DAN GZ DENGAN SISTEM PSC DAN GROSS SPLIT

STUDI KELAYAKAN KEEKONOMIAN PADA PENGEMBANGAN LAPANGAN GX, GY, DAN GZ DENGAN SISTEM PSC DAN GROSS SPLIT Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 STUDI KELAYAKAN KEEKONOMIAN PADA PENGEMBANGAN LAPANGAN GX, GY, DAN GZ DENGAN SISTEM PSC DAN GROSS SPLIT William

Lebih terperinci

Bab IV Pembahasan dan Analisa

Bab IV Pembahasan dan Analisa 39 Bab IV Pembahasan dan Analisa IV.1. Evaluasi Ekonomi Dalam hasil perhitungan keekonomian dengan mempergunakan harga minyak dunia pada saat ini sebesar US$ 100 / barrel, menunjukan nilai indikator ekonomi

Lebih terperinci

COST & FEE Model Alternatif Kontrak Kerja Sama Migas

COST & FEE Model Alternatif Kontrak Kerja Sama Migas IATMI 2005-39 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. COST & FEE Model Alternatif Kontrak Kerja

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN KONTRAK DAN HARGA GAS METANA BATUBARA (COALBED METHANE/CBM) DI INDONESIA TESIS

ANALISIS KEBIJAKAN KONTRAK DAN HARGA GAS METANA BATUBARA (COALBED METHANE/CBM) DI INDONESIA TESIS ANALISIS KEBIJAKAN KONTRAK DAN HARGA GAS METANA BATUBARA (COALBED METHANE/CBM) DI INDONESIA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING. Oleh: KUSWO WAHYONO

PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING. Oleh: KUSWO WAHYONO PRINSIP-PRINSIP KONTRAK PRODUCTION SHARING Oleh: KUSWO WAHYONO 1 PRODUCTION SHARING CONTRACT Produksi setelah dikurangi cost recovery dibagi antara Pemerintah dan Kontraktor berdasarkan suatu persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumber pendapatan dari sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional didasarkan

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

Hasil Studi Dan Analisis

Hasil Studi Dan Analisis Bab V Hasil Studi Dan Analisis V.1 Kasus Awal Kasus Awal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Lapangan X yang memiliki empat buah sumur. Model reservoir dengan empat buah sumur sebagai kasus awal

Lebih terperinci

PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 1 1 I LATAR BELAKANG 2 2 Kondisi Hulu Migas Saat ini 1. Skema PSC Cost Recovery kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semangat melakukan eksplorasi sumber daya alam di Indonesia adalah UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

ANALISA KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN SHALE HIDROKARBON DI INDONESIA

ANALISA KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN SHALE HIDROKARBON DI INDONESIA ANALISA KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN SHALE HIDROKARBON DI INDONESIA Muhammad Aulia Rizki Agsa 1), Trijana Kartoatmodjo 2), Siti Nuraeni E. Sibuea 3) 1) Mahasiswa Teknik Perminyakan Universitas Trisakti 2)

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA KELAYAKAN PERPANJANGAN KONTRAK BLOK XO DENGAN SISTEM PRODUCTION SHARING CONTRACT (PSC)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA KELAYAKAN PERPANJANGAN KONTRAK BLOK XO DENGAN SISTEM PRODUCTION SHARING CONTRACT (PSC) ANALISA KELAYAKAN PERPANJANGAN KONTRAK BLOK XO DENGAN SISTEM PRODUCTION SHARING CONTRACT (PSC) Fataninda Dwi Kesumaputri, Syamsul Irham Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstrak Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN DEPLETION PREMIUM DALAM ANALISIS KEEKONOMIAN PROYEK MINYAK DAN GAS BUMI

KAJIAN PENERAPAN DEPLETION PREMIUM DALAM ANALISIS KEEKONOMIAN PROYEK MINYAK DAN GAS BUMI KAJIAN PENERAPAN DEPLETION PREMIUM DALAM ANALISIS KEEKONOMIAN PROYEK MINYAK DAN GAS BUMI Oleh: Agus Rendi Wijaya * Sari Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang tidak terbaharukan dan memegang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONTRAK KERJA SAMA PENGELOLAAN SUMUR TUA DI INDONESIA. Oleh : Rizky Sulaksono*

PENGEMBANGAN KONTRAK KERJA SAMA PENGELOLAAN SUMUR TUA DI INDONESIA. Oleh : Rizky Sulaksono* PENGEMBANGAN KONTRAK KERJA SAMA PENGELOLAAN SUMUR TUA DI INDONESIA Oleh : Rizky Sulaksono* Sari Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 01 Tahun 2008, yang dimaksud dengan sumur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk

Lebih terperinci

Bab III Pengolahan Data dan Perhitungan

Bab III Pengolahan Data dan Perhitungan 24 Bab III Pengolahan Data dan Perhitungan Pengembangan lapangan Cepu Blok Area E (762.8 km 2 ) atau lebih dikenal lapangan Banyu-urip merupakan tahap pertama dari lima tahapan pengembangan blok Cepu,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut. 4.1. Biaya

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. 2. Tiap peluang memberikan hasil yang berbeda. 3. Tiap peluang memberikan resiko yang berbeda.

BAB III TEORI DASAR. 2. Tiap peluang memberikan hasil yang berbeda. 3. Tiap peluang memberikan resiko yang berbeda. BAB III TEORI DASAR 3.1 Analisis Investasi Tambang Investasi merupakan penukaran sejumlah dana dengan kemungkinan perolehan 100 % (karena telah dikuasai) dengan jumlah dana yang lebih besar, tetapi kemungkinan

Lebih terperinci

TINJAUAN EKONOMI KEIKUTSERTAAN BUMD BLORA DALAM PROGRAM PARTICIPATING INTEREST (PI) BLOK CEPU TESIS

TINJAUAN EKONOMI KEIKUTSERTAAN BUMD BLORA DALAM PROGRAM PARTICIPATING INTEREST (PI) BLOK CEPU TESIS TINJAUAN EKONOMI KEIKUTSERTAAN BUMD BLORA DALAM PROGRAM PARTICIPATING INTEREST (PI) BLOK CEPU TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN vii GLOSSARY... viii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN vii GLOSSARY... viii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN vii GLOSSARY... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6

Lebih terperinci

BAB I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada profil produksi migas yang akan dihasilkan, biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan energi nasional sebagai blue print bagi penggunaan berbagai macam energi pada tahun 2025 untuk mengamankan pasokan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC maka dapat disimpulkan : 1. Berdasarkan instrument-instrument kelayakan investasi menunjukkan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

Contoh Tabel Input-Output untuk Sistem Perekonomian dengan Dua Sektor Produksi. Alokasi Output Permintaan Antara Sektor Produksi Struktur Input 1 2

Contoh Tabel Input-Output untuk Sistem Perekonomian dengan Dua Sektor Produksi. Alokasi Output Permintaan Antara Sektor Produksi Struktur Input 1 2 BAB II Kajian Pustaka II.1 Analisis input output II.1.1 Tabel Input-Output Hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara satuan kegiatan (sektor) perekonomian dengan sektor lain secara menyeluruh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi

Lebih terperinci

ERA BARU MIGAS INDONESIA:

ERA BARU MIGAS INDONESIA: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Temu Netizen ke-8 ERA BARU MIGAS INDONESIA: Investasi dan Kontrak Gross Split Migas Selasa, 20 Februari 2018 1 Realisasi dan Rencana Investasi Sektor Energi dan

Lebih terperinci

KAJIAN KONTRAK MIGAS NON COST RECOVERY TUGAS AKHIR. Oleh: AULIA NUGRAHA SAPUTRA NIM

KAJIAN KONTRAK MIGAS NON COST RECOVERY TUGAS AKHIR. Oleh: AULIA NUGRAHA SAPUTRA NIM KAJIAN KONTRAK MIGAS NON COST RECOVERY TUGAS AKHIR Oleh: AULIA NUGRAHA SAPUTRA NIM 12202035 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA TEKNIK pada Program Studi Teknik Perminyakan

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PENGUMUMAN PEMENANG LELANG PENAWARAN LANGSUNG WILAYAH KERJA MIGAS TAHAP II TAHUN 2010 DAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PENGUMUMAN PEMENANG LELANG PENAWARAN LANGSUNG WILAYAH KERJA MIGAS TAHAP II TAHUN 2010 DAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PENGUMUMAN PEMENANG LELANG PENAWARAN LANGSUNG WILAYAH KERJA MIGAS TAHAP II TAHUN 2010 DAN LELANG PENAWARAN LANGSUNG WILAYAH KERJA GAS METANA BATUBARA TAHUN 2010

Lebih terperinci

ReforMiner Quarterly Notes

ReforMiner Quarterly Notes ReforMiner Quarterly Notes ReforMiner Quarterly Notes September 2017 Catatan terhadap Posisi dan Peran Industri Hulu Migas Dalam beberapa waktu terakhir sejumlah pihak menilai dan menyimpulkan bahwa saat

Lebih terperinci

Bab II Kajian Pustaka

Bab II Kajian Pustaka Bab II Kajian Pustaka Pada bab ini akan dibahas beberapa literatur yang berkaitan dengan pengembangan Gas Metana-B. Beberapa kajian yang berhubungan dengan Gas Metana-B telah banyak dilakukan baik oleh

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang akan melakukan ekspansi di antara dua tempat yaitu Cimahi atau Soreang, maka penulis

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: capital budgeting, net present value, pengambilan keputusan

ABSTRAK. Kata kunci: capital budgeting, net present value, pengambilan keputusan ABSTRAK Dunia usaha selalu dipenuhi dengan persaingan. Setiap perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan bisnis atau usahanya agar mampu bersaing dan dapat bertahan. Ada berbagai

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Pemilihan Electric Submersible Pump Pada Beberapa Vendor

Analisis Ekonomi Pemilihan Electric Submersible Pump Pada Beberapa Vendor Analisis Ekonomi Pemilihan Electric Submersible Pump Pada Beberapa Vendor Economic Analysis of Electric Submersible Pump Selection on Multiple Vendors Muhammad Ariyon Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 GAS BUMI 2.1.1 Proses Pembentukan Gas Bumi. Jutaan tahun silam, organisme yang mati mengalami pembusukan oleh jasad renik (mikroorganisme). Sisa-sisa organisme itu mengendap

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI RESERVOIR GAS METANA BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE F.A.S.T. CBM PADA SUMUR RRP LAPANGAN LEVI

ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI RESERVOIR GAS METANA BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE F.A.S.T. CBM PADA SUMUR RRP LAPANGAN LEVI ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI RESERVOIR GAS METANA BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE F.A.S.T. CBM PADA SUMUR RRP LAPANGAN LEVI Renaldy Reza Pahlevi, M. Taufik Fathaddin, Siti Nuraeni Abstrak Coal Bed Methane

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV)

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV) 5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang 5.3.1 Net Present Value (NPV) Usaha penangkapan udang, yang dilakukan oleh nelayan pesisir Delta Mahakam dan sekitarnya yang diproyeksikan dalam lima tahun

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

Pajak Perusahaan Migas dan Traktat Pajak Kenapa Ribut?

Pajak Perusahaan Migas dan Traktat Pajak Kenapa Ribut? Pajak Perusahaan Migas dan Traktat Pajak Kenapa Ribut? Benny Lubiantara Agustus 2011 Beberapa bulan yang lalu, kita melihat di mass media isu mengenai masalah pembayaran pajak perusahaan minyak. Karena

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan Pada 1992 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deregulasi sector ketenagalistrikan. Proses ini berawal dengan diterbitkannya Keputusan Presiden

Lebih terperinci

Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008

Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008 Ringkasan ; Media Briefing Penyimpangan Penerimaan Migas, ICW; Kamis, 19 Juni 2008 Latar Belakang : 1. Defisit Neraca APBN tiap tahun serta kenaikan harga BBM. Disisi lain indonesia masih menghasilan minyak

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang 113 IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau

Lebih terperinci

Kata Kunci : Faktor Perolehan, simulasi reservoir, sumur berarah, analisa keekonomian.

Kata Kunci : Faktor Perolehan, simulasi reservoir, sumur berarah, analisa keekonomian. PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN SUMUR BERARAH MELALUI SIMULASI RESERVOIR DAN ANALISA KEEKONOMIAN Jesta* Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc., Ph.D.** Sari Lapangan X merupakan lapangan minyak dengan jenis reservoir

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku III. METODE PENELITIAN A. Umum Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku maupun jurnal-jurnal yang membahas tentang studi kelayakan, yang dapat menambah pengetahuan tentang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

3.1. TAHAP PENELITIAN

3.1. TAHAP PENELITIAN BAB III METODOLOGI 3.1. TAHAP PENELITIAN Dalam pelaksanaan penulisan penelitian ini, dilakukan metodologi yang saling berkaitan antara operasional keja terminal penerima LNG dengan industri yang bisa bersimbiosis

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Batasan Masalah dan Asumsi 3.1.1 Langkah Integrasi dengan KPS Lain Telah disampaikan sebelumnya dalam Bab 2, bahwa lapangan X ini dioperasikan oleh KPS B dengan jarak

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI INSENTIF UNTUK PENGUSAHAAN BATUBARA MUTU RENDAH DI INDONESIA

KAJIAN NILAI INSENTIF UNTUK PENGUSAHAAN BATUBARA MUTU RENDAH DI INDONESIA KAJIAN NILAI INSENTIF UNTUK PENGUSAHAAN BATUBARA MUTU RENDAH DI INDONESIA ROCHMAN SAEFUDIN Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Jalan Jenderal Sudirman No 623 Bandung 40211,

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH SUMUR PRODUKSI OPTIMUM PENGEMBANGAN LAPANGAN

PENENTUAN JUMLAH SUMUR PRODUKSI OPTIMUM PENGEMBANGAN LAPANGAN PENENTUAN JUMLAH SUMUR PRODUKSI OPTIMUM PENGEMBANGAN LAPANGAN Herry Ferdinan Agosto* Dr. Ir. Arsegianto M.Sc.** Sari Pengembangan sebuah lapangan minyak maupun gas selalu menghadapi ketidakpastian dalam

Lebih terperinci

BAB. IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB. IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI 154 BAB. IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PERHITUNGAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB 4 PERHITUNGAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Simulasi Berdasarkan raw gas yang berasal dari sumur maka selanjutnya simulasi dengan menggunakan software HYSYS untuk mendapatkan estimasi jumlah / volume

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Perumahan Griya Tegal Sari Asri Sragen)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Perumahan Griya Tegal Sari Asri Sragen) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Perumahan Griya Tegal Sari Asri Sragen) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka 5 Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Potensi Cadangan Minyak Blok Cepu Secara geologi kawasan blok Cepu termasuk dalam cekungan jawa timur laut yang termasuk salah satu mandala cekungan migas tertua di dunia

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

INTISARI. Kata-kata Kunci: Investasi, Studi Kelayakan, Penganggaran Modal, Analisis Sensitifitas. Universitas Kristen Maranatha

INTISARI. Kata-kata Kunci: Investasi, Studi Kelayakan, Penganggaran Modal, Analisis Sensitifitas. Universitas Kristen Maranatha INTISARI Pada studi kasus ini, saya ingin mengidentifikasikan kelayakan investasi PT Satu Hati di Purwokerto. Perusahaan ini ingin membeli lima unit tangki minyak tanah untuk mendukung operasional pemasarannya.

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

Analisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik

Analisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik Paper Analisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik Nuzulul Haq - Principal - A Publication of http:/explorerealoptions.com LOGO Overview (1) Perbankan nasional masih belum banyak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. penyusunan Group Field Project ini. Group Field Project ini disusun untuk

KATA PENGANTAR. penyusunan Group Field Project ini. Group Field Project ini disusun untuk KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-nya yang dengan setia memimpin dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Group Field Project ini. Group

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA NECIS LAUNDRY LATAR BELAKANG Saat ini perubahan ekonomi mempengaruhi gerak laju kegiatan kegiatan perekonomian yang berlangsung. Persaingan yang ketat, perkembangan ilmu

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tenaga listrik di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tenaga listrik di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat.

Lebih terperinci

TESIS DIAH AYUDYA GALAWIDYA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008

TESIS DIAH AYUDYA GALAWIDYA UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN JAKARTA DESEMBER 2008 ANALISIS PERBANDINGAN TERMIN FISKAL PRODUCTION SHARING CONTRACT DI INDONESIA, PRODUCTION SHARING CONTRACT NON COST RECOVERY DAN PRODUCTION SHARING CONTRACT DI MALAYSIA TESIS DIAH AYUDYA GALAWIDYA 0606147195

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA Nama : Revika Rusviana Arafi NPM : 27213465 Kelas : 3EB22 Fakultas : Ekonomi Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi LATAR BELAKANG 1. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Proses penelitian dalam rangka untuk memecahkan masalah diperlukan data-data dan informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dan berkaitan secara sistematis dengan masalah

Lebih terperinci