KATA PENGANTAR DENGAN NAMA ALLAH YG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR DENGAN NAMA ALLAH YG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR DENGAN NAMA ALLAH YG MAHA PEMURAH LAGI MAHA PENYAYANG Saya pernah membaca di sebuah situs di computer dan disitu tertulis kata-kata yang sangat mengugah hati saya, yaitu Ikatlah ilmu mu dengan menulisnya. Oleh karena itu saya mencoba untuk menulis pengetahuan Akuntansi saya yang baru seujung kuku ini yang saya fokuskan membahas khusus tentang akuntansi perkebunan yang bisa digunakan sebagai pedoman didalam penyusunan laporan keuangan yang setidaknya berguna bagi diri saya sendiri, maka diniati dengan itikad baik untuk kemajuan ilmu akuntansi maka saya mencoba menyusun tulisan yang membahas khusus tentang akuntansi perkebunan kelapa sawit yang secara praktek dan teori telah penyusun dapatkan selama bergabung dengan Sawit Mas Group Regional Office Sumatera Selatan Selama lebih kurang 1 tahun ( 16 Juni 2006 s/d sekarang tanggal dibuatnya tutor ini), dan sebagai pedoman saya menyadur dari Pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) yang berlaku umum. Penyusun merasa bahwa dengan pengalaman dan ilmu yang masih sedikit tulisan ini masih jauh dari sempurna maka Untuk ke depannya perbaikan kritik dan saran sangatlah penyusun harapkan. Terima kasih kepda Bapak Baskara Liga (Eksekutif Director SMG RO Sumsel) yang telah memberikan saya kesempatan untuk belajar yang begitu banyak, Pak Robert (Accounting Officer) sebagai rekan kerja atas data-data dan informasinya, dan semua pihak yang telah begitu banyak memberikan masukan. Jaya Mas, 11 Juli 2007 Irman Sumimbar,S.E,Ak 2

3 Bab. I. Pendahuluan Tujuan : Tujuan Laporan keuangan untuk umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian kalangan penguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukan pertangung jawaban (stewardship) manajemen atas pengunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka ( PSAK No.1 Par 5) Tangung jawab atas laporan Keuangan : Manajemen perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan (PSAK No.1 Par 6) Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini (PSAK No.1 Par 7) Laporan Perubahan Equitas 4. Laporan Arus Kas dan 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan keuangan harus melaporkan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan equitas, dan arus kas perusahaan (PSAK No.1 Par 10) Apabila PSAK belum mengatur masalah pengakuan, pengukuran, penyajian, atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, maka penyajian secara wajar dapat dicapai melalui pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan paragrar 14 serta menyajikan jumlah yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan..(psak No. Par 14) Laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen haruslah relevan terhadap kebutuhan para penguna laporan untuk pengambilan keputusan dan dapat diandalkan dengan pengertian mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan, mengambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi tidak semata-mata bentuk hukumnya, netral bebas dari keberpihakan, mencerminkan kehati-hatian dan mencakup semua hal yang materil. Dasar akrual (PSAK NO. 1 Par 19 ) Perusahaan harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Dalam akuntansi akrual, aktiva, kewajiban dan ekuti, penghasilan dan beban diakui pada saat kejadian bukan pada saat kas setara kas diterima dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas hubungan langsung antara biaya yang timbul dengan pos dengan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut dengan pengkaitan pendapatan dengan biaya ( matching concept) melibatkan secara bersamaan atau gabungan penghasilan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama 3

4 Tepat Waktu : Salah satu karakteristik kualitatif informasi keuangan adalah tepat waktu. Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari kelambatan pengambilan keputusan tersebut 4

5 Bab.II. Perlakuan Beban Pada Perkebunan Kelapa Sawit Kegiatan pengusahaan perkebunan pada intinya tidak jauh berbeda dengan kegiatan yang diselengarakan oleh pemegang HPH dan HTI yang berbeda pada hanya pada beberapa segmen kegiatan, kegiatan yang diselengarakan oleh Perusahaan perkebunan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi : 1. Kegiatan Perencanaan 2. Kegiatan Permulaan & Pemeliharaan 3. Kegiatan Pemungutan hasil perkebunan 4. Kegiatan Pemenuhan kewajiban kepada Negara 5. Kegiatan Pemenuhan kewajiban kepada lingkungan sosial (Community Developmen) Kegiatan-kegiatan tersebut diatas berdasarkan realisasi kegiatan pengusahaan perkebunan yang berpengaruh terhadap hasil usaha perusahaan perkebunan Perlakuan akuntansi atas kegiatan tanaman belum menghasilkan diuraikan pada Bab III dan perlakuan akutansi atas kegiatan tanaman menghasilkan akan diruaikan pada Bab IV 5

6 Bab III. Perlakuan Beban Pada Tanaman Belum Menghasilkan ( TBM ) : Harga pokok produksi Harga pokok produksi kelapa sawit yang mencakup biaya produksi, biaya amortisasi beban ditangguhkan dan biaya penyusutan aktiva tetap yang muncul selama Tanaman belum menghasilkan dapat dikapitalisasi ke dalam. Beban yang Muncul dalam kegiatankegiatan pengusahaan perkebunan tersebut diatas dapat dirincikan sebagai berikut : 1. Kegiatan Perencanaan Kegiatan perencanaan yang berhubungan dengan perolehan Hak guna usaha (HGU), Izin usaha prinsip, dan semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan awal dalam perencanaan dalam pembukaan lahan bisa dikelompokan ke dalam beban ditanguhkan dan biaya amortisasi beban ditanguhkan bisa dikapitalisasi ke dalam Biaya tanaman. 2. Kegiatan Permulaan dan Pemeliharaan Kegiatan penanaman pada tanaman belum menghasilkan (TBM) bisa diklasifikasikan kedalam beberapa kegiatan dibawah ini : Kegiatan Permulaan - Pembukaan Lahan : Beban pembukaan lahan yang berhubungan dengan kegiatan pengusahaan perkebunan seperti : Imas, tumbang, perun, pancang untuk staking, mechanical staking dan perun, semprot spot, dongkel anak kayu, melalang, pagar babi, parit gajah, pagar gajah, alat knapsack sprayer, transport karyawan, transport air. Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pembukaan lahan (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam. - Pembuatan parit, teresan dan tapak kuda Beban pembuatan parit, teresan dan tapak kuda yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan perkebunan seperti : Pembuatan parit outlet, parit parimeter, parit main, parit collection, parit subsidiary, pembuatan benteng, teresan dan tapak kuda. Beban produksi yang timbul dalam pembuatan parit, teresan dan tapak kuda (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam. - Penanaman kacangan : Beban penanaman kacangan yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Tanam kacangan, perawatan, pemupukan dan transport karyawan Beban produksi yang timbul dalam kegiatan penanaman kacangan (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam. 6

7 - Penanaman kelapa sawit : Beban penanaman kelapa sawit yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Pemancangan, tanam, racun tikus, dan transport karyawan Beban produksi yang timbul dalam kegiatan penanaman kelapa sawit (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam. - Pembuatan prasarana : Beban pembuatan prasarana yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Buat jalan darat, buat jalan rawa, timbun jalan, sirtu jalan, buat jembatan, buat bendungan Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pembuatan prasarana (Tanaman belum menghasilkan) dikapitalisasi ke tetap dan disusutkan selama masa manfaatnya, untuk biaya penyusutannya pada masa TBM dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanaman. Definisi aktiva tetap (PSAK No.16 Par 5) : tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat. Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aktiva, atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi nilai sisanya. Masa manfaat adalah: (a) periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan; atau (b) jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aktiva setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction). 7

8 Jumlah tercatat (carrying amount) adalah nilai buku, yaitu biaya perolehan suatu aktiva setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) adalah jumlah yang diharapkan dapat diperoleh kembali dari penggunaan suatu aktiva di masa yang akan datang, termasuk nilai sisanya atas pelepasan aktiva Pengakuan Tetap (PSAK No.16 Par 6) Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila: (a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal. Pengakuan Awal Tetap (PSAK No.16 Par 13) Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Komponen Biaya (PSAK No.16 Par 14) Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan; setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah: (a) (b) (c) (d) biaya persiapan tempat; biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar-muat (handling costs); biaya pemasangan (installation costs); dan biaya profesional seperti arsitek dan insinyur. - Survey dan patok : Beban survey dan patok yang berhubngan dengan perusahaan perkebunan seperti : Survey perbatasan/ blok, soil survey, alat kerja dan transport air Beban produksi yang timbul dalam kegiatan survey dan patok (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam. 8

9 Kegiatan pemeliharaan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) bisa diklasifikasikan ke dalam beberapa kegiatan seperti dibawah ini : Kegiatan Pemeliharaan - Merumput Beban merumput yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Garuk piringan, semprot piringan, herbisida, rawat gawangan, semprot pakis, sarang buaya, dan lain-lain, knapsack sprayer, alat kerja lain, dan transport karyawan Beban produksi yang timbul dalam kegiatan merumput (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam. - Melalang Beban melalang yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Melap lalang rutin, herbisidan, spot spraying, transport air Beban produksi yang timbul dalam kegiatan melalang (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam. - Pemupukan Beban pemupukan yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Pupuk an organic ( Research & advisory fee, pupuk urea, pupuk ZA, pupuk MOP, pupuk Rock Phosphate, pupuk kieserite, dolomite, borate (HFGB), pupuk bunch ASH, CuSo4, ZnSo4, LSD, NPK, slow release feltilizer,), menabur pupuk, transport pupuk internal, transport pupuk eksternal, perlengkapan, transport karyawan dan pengambilan contoh daun. Beban produksi yang timbul dalam kegiatan memupuk (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam. - Pemberantasan hama penyakit : Beban pemberantasan hama penyakit yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Sensus hama penyakit, sensus burung hantu, pengendalian hama tikus, pengendalian ulat api, pengendalian rayap, pengendalian tiratabha, pengendalian ganodherma, kunjungan ahli, rehab pagar babi, rehab parit gajah, rehab pagar gajah, kandang burung hantu, memburu babi, patrolijaga api, thining out, alat (misblower & drill), transport karyawan, transport air. Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pemberantasan hama penyakit (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam. - Menunas Beban menunas yang berhubngan dengan perusahaan perkebunan seperti : Menunas, alat kerja, transport karyawan 9

10 Beban produksi yang timbul dalam kegiatan menunas (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam - Kastrasi dan sanitasi Beban kastrasi dan sanitasi yang berhubngan dengan perusahaan perkebunan seperti : Kastrasi, sanitasi dan transport karyawan Beban produksi yang timbul dalam kegiatan kastrasi dan sanitasi menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam (Tanaman belum - Sisip, sokong dan konsolidasi Beban sisip, sokong dan konsolidasi yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Sensus pokok, sisipan, transport karyawan, konsolidasi Beban produksi yang timbul dalam kegiatan sisip sokong dan konsolidasi belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam (Tanaman - Pemeliharaan parit, teresan dan tapak kuda Beban pemeliharaan parit, teresan dan tapak kuda yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Pembuatan parit ( Manual parit collection, manual parit subsidiary, excavator parit outlet, exavator parit parimeter, exavator parit main, excavator pairt collection, excavator parit subsidiary), mendalamkan parit ( Manual parit collection, manual parit subsidiary, manual parit outlet, manual parit parimeter, manual parit main, manual parit collection, manual parit subsidiary), semprot pingir parit, teresan, tapak kuda, tapak timbun, sil pits, benteng, drain blok, water gate, transport karyawan. Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pemeliharaan parit, teresan dan tapak kuda (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam - Pemeliharaan prasarana Beban pemeliharaan prasarana yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Pemeliharaan jalan manual, grading jalan utama, grading jalan produksi, sirtu jalan utama, sirtu jalan produksi, compating, timbun jalan rawa, buat pasar pikul, buat jalan baru, TPH, tangga, jembatan,titi panen, gorong-gorong, transport kayu/ gorong-gorong, lain-lain, transport karyawan. Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pemeliharaan prasarana (Tanaman belum menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam - Survey patok Beban survey patok yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Suvey perbatasan blok, soil survey, alat kerja, transport karyawan. 10

11 Beban produksi yang timbul dalam kegiatan survey patok menghasilkan) dapat dikapitalisasi ke dalam Biaya Tanama (Tanaman belum 3. Kegiatan Pemenuhan Kewajiban Kepada Negara Kegiatan pemenuhan kewajiban kepada Negara meliputi kewajiban tehnis dan kewajiban financial : Kewajiban tehnis meliputi, tetapi tidak terbatas pada, AMDAL, penyajian evaluasi lingkungan, perencanaan pengelolaan lingkungan, rencana pemantauan lingkungan. Kewajiban finasial meliputi, tetapi tidak terbatas pada, Pembayaran PBB areal, dan BPHTB. Beban yang berhubungan dengan kewajiban tehnis dikapitalisasi kedalam kelompok beban ditanguhkan dan diamotisasi selama masa manfaatnya sebagai biaya produksi, beban yang timbul tersebut selama tanaman belum menghasilkan bisa di kapitalisasi ke dalam biaya tanaman. Dan beban yang berhubungan dengan kewajiban financial dikapitalisasi ke dalam beban produksi dan beban tersebut perlakuan sama dengan kewajiban tehnis bisa dikapitalisasi ke dalam biaya tanaman. 4. Kegiatan Pemenuhan Kewajiban Kepada Lingkungan dan Sosial Biaya yang berhubungan dengan kewajiban kepada lingkungan dan sosial ( Community Development ) dibukukan sebagai beban ditanguhkan dan diamortisasi selama masa manfaatnya sebagai biaya produksi. Biaya yang berhubungan dengan pelaksanaannya dicatat sebagai biaya produksi dan biaya tersebut bisa dikapitalisasikan ke biaya tanaman selama kegiatan tanaman belum menghasilkan. 11

12 Bab IV. Perlakuan Beban Pada Tanaman Menghasilkan (TM) Harga pokok produksi Harga pokok produksi kelapa sawit yang mencakup biaya produksi, biaya amortisasi beban ditangguhkan dan biaya penyusutan aktiva tetap yang muncul selama Tanaman menghasilkan tidak dapat dikapitalisasi ke dalam tetapi langsung dibebankan sebagai biaya produksi. Beban yang Muncul dalam kegiatan-kegiatan pengusahaan perkebunan tersebut diatas dapat dirincikan sebagai berikut : 1. Kegiatan Pemungutan Hasil Perkebunan Kegiatan Panen - Mengumpul Beban mengumpul yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Hari kerja libur, hari cuti, natura (tandan lebih borong, kutip brondolan, produktivitas/ pokok tinggi, fringe benefit), transport pemanen Beban produksi yang timbul dalam kegiatan mengumpul (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman. - Pengawasan Beban pengawasan yang berhubungan dengan perkebunan kelapa sawit seperti : Upah, premi Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pengawasan (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman. - Pemakaian bahan Beban pemakaian bahan yang berhubungan dengan perkebunan kelapa sawit seperti : Dodos, kampak, Egrek/bamboo, gancu, batu asah, keranjang, kereta sorong ( 50%) Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pemakaian bahan (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman. - Pengangkutan & timbangan : Beban pengangkutan & timbangan yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Langsung ( Truk sewa, truk sendiri, traktor sendiri, gaji dan premi tukang muat, premi operator), tak lansung ( Truk sewa, truk sendiri, traktor sendiri, gaji dan premi tukang muat, premi operator) Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pengangkutan & timbangan (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman. 12

13 - Beban lain-lain Beban lain-lain yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Black bunch count, incentive pemanen, buat / rehap ancak panen, mencari pemanen, transport karyawan, service angkong Beban produksi yang timbul dalam kegiatan panen dan tidak bisa di identifikasikan ke kegiatan mengumpul, pengawasan, pemakaian bahan, pengangkutan dan timbangan di bebankan ke beban lain-lain (Tanaman menghasilkan) dan langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman. 2. Kegiatan pemeliharaan - Merumput Beban merumput yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Garuk piringan, semprot piringan, herbisida, rawat gawangan, semprot pakis, sarang buaya, dan lain-lain, knapsack sprayer, alat kerja lain, dan transport karyawan Beban produksi yang timbul dalam kegiatan merumput (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman. - Melalang Beban melalang yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Melap lalang rutin, herbisidan, spot spraying, transport air Beban produksi yang timbul dalam kegiatan melalang (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman. - Pemupukan Beban pemupukan yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : upuk an organic ( Research & advisory fee, pupuk urea, pupuk ZA, pupuk MOP, pupuk Rock Phosphate, pupuk kieserite, dolomite, borate (HFGB), pupuk bunch ASH, CuSo4, ZnSo4, LSD, NPK, slow release feltilizer,), menabur pupuk, transport pupuk internal, transport pupuk eksternal, perlengkapan, transport karyawan dan pengambilan contoh daun. Beban produksi yang timbul dalam kegiatan memupuk (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman. - Pemberantasan hama penyakit : Beban pemberantasan hama penyakit yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : sus hama penyakit, sensus burung hantu, pengendalian hama tikus, pengendalian ulat api, pengendalian rayap, pengendalian tiratabha, pengendalian ganodherma, kunjungan ahli, rehab pagar babi, rehab parit gajah, rehab pagar gajah, kandang burung hantu, 13

14 memburu babi, patrolijaga api, thining out, alat (misblower & drill), transport karyawan, transport air. Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pemberantasan hama penyakit (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman. - Menunas Beban menunas yang berhubngan dengan perusahaan perkebunan seperti : Menunas, alat kerja, transport karyawan Beban produksi yang timbul dalam kegiatan menunas (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman. - Kastrasi dan sanitasi Beban kastrasi dan sanitasi yang berhubngan dengan perusahaan perkebunan seperti : Kastrasi, sanitasi dan transport karyawan Beban produksi yang timbul dalam kegiatan kastrasi dan sanitasi (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman - Sisip, sokong dan konsolidasi Beban sisip, sokong dan konsolidasi yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Sensus pokok, sisipan, transport karyawan, konsolidasi Beban produksi yang timbul dalam kegiatan sisip, sokong dan konsolidasi (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman - Pemeliharaan parit, teresan dan tapak kuda Beban pemeliharaan parit, teresan dan tapak kuda yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Pembuatan parit ( Manual parit collection, manual parit subsidiary, excavator parit outlet, exavator parit parimeter, exavator parit main, excavator pairt collection, excavator parit subsidiary), mendalamkan parit ( Manual parit collection, manual parit subsidiary, manual parit outlet, manual parit parimeter, manual parit main, manual parit collection, manual parit subsidiary), semprot pingir parit, teresan, tapak kuda, tapak timbun, sil pits, benteng, drain blok, water gate, transport karyawan. Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pemeliharaan parit, teresan dan tapak kuda (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman 14

15 - Pemeliharaan prasarana Beban pemeliharaan prasarana yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Pemeliharaan jalan manual, grading jalan utama, grading jalan produksi, sirtu jalan utama, sirtu jalan produksi, compating, timbun jalan rawa, buat pasar pikul, buat jalan baru, TPH, tangga, jembatan,titi panen, gorong-gorong, transport kayu/ gorong-gorong, lain-lain, transport karyawan. Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pemeliharaan prasarana (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman - Survey patok Beban survey patok yang berhubungan dengan perusahaan perkebunan seperti : Suvey perbatasan blok, soil survey, alat kerja, transport karyawan. Beban produksi yang timbul dalam kegiatan survey patok (Tanaman menghasilkan) langsung dibebankan pada biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasikan ke Biaya tanaman 3. Kegiatan Pemenuhan Kewajiban Kepada Negara Beban produksi yang timbul dalam kegiatan pemenuhan kewajiban kepada Negara dalam periode tanaman menghasilkan langsung dibebankan ke biaya produksi dan tidak bisa dikapitalisasi ke Biaya tanaman 4. Kegiatan Pemenuhan kewajiban kepada lingkungan sosial (Community Developmen) b. Beban produksi tak langsung 2. Beban umum dan administrasi 15

16 KEGIATAN PENGUSAHAAN PERKEBUNAN DAN AKUNTANSINYA TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM) NAMA KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN PERLAKUAN AKUNTANSI KELOMPOKAN REKENING DALAM LAPORAN KEUANGAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM) Kegiatan Perencanaan -Usaha perolehan HGU -Izin usaha prinsip -Penataan areal kerja Beban ditanguhkan Beban ditanguhkan Beban ditanguhkan lain-lain lain-lain lain-lain LAPORAN KEUANGAN KETERANGAN Kegiatan perencanaan bisa dikapitalisasi ke Biaya tanaman selama TBM TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM) Kegiatan Permulaan -Pembukaan lahan -Pembuatan teresan, parit dan tapak kuda -Penanaman dan perawatan Kacangan -Penanaman Kelapa Sawit -Pembuatan prasarana -Survey dan Patok Kegiatan Pemeliharaan -Merumput -Melalang -Memupuk -Pemberantasan Hama Penyakit -Menunas -Memangkas -Kastrasi dan sanitasi -Sisip sokong dan konsolidasi -Pemeliharaan parit, teresan dan tapak kuda -Pemeliharaan prasarana -Survey dan patok Tetap Tetap Kegiatan permulaan bisa dikapitalisasi ke biaya tanaman selama TBM Biaya pemeliharaan bisa dikapitalisasikan ke dalam biaya tanaman selama TBM 16

17 KEGIATAN PENGUSAHAAN PERKEBUNAN DAN AKUNTANSINYA TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM) NAMA KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN PERLAKUAN AKUNTANSI KELOMPOKAN REKENING DALAM LAPORAN KEUANGAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM) Kegiatan pemenuhan kewajiban kepada Negara : Pemenuhan kewajiban tehnis : -Penyajian evaluasi lingkungan -Rencanan kelola lingkungan Beban ditanguhkan Beban ditanguhkan lain-lain lain-lain LAPORAN KEUANGAN KETERANGAN Kegiatan pemenuhan kewajiban kepada Negara bisa dikapitalisasi ke biaya tanaman selama TBM Pemenuhan kewajiban financial : -Pelunasan HGU -Pelunasan PBB areal Biaya produksi Biaya produksi Harga pokok produksi Harga pokok produksi Laporan laba-rugi Laporan laba-rugi Kegiatan pemenuhan kewajiban kepada lingkungan sosial : -Pelaksanaan program community development Biaya produksi Harga pokok produksi Laporan laba-rugi Kegiatan pemenuhan kewajiban kepada lingkungan sosial bisa dikapitalisasikan ke biaya tanaman selama TBM 17

18 KEGIATAN PENGUSAHAAN PERKEBUNAN DAN AKUNTANSINYA TANAMAN MENGHASILKAN NAMA KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN PERLAKUAN AKUNTANSI KELOMPOKAN REKENING DALAM LAPORAN KEUANGAN TANAMAM MENGHASILKAN ( TM) Kegiatan Panen -Mengumpul -Pengawasan -Pemakaian bahan -Pengangkutan timbangan -Beban lain-lain dan Beban produksi Beban produksi Beban produksi Beban produksi Beban produksi LAPORAN KEUANGAN KETERANGAN Kegiatan Pemeliharaan -Merumput -Melalang -Memupuk -Pemberantasan Hama Penyakit -Menunas -Memangkas -Kastrasi dan sanitasi -Sisip sokong dan konsolidasi -Pemeliharaan parit, teresan dan tapak kuda -Pemeliharaan prasarana -Survey dan patok 18

19 KEGIATAN PENGUSAHAAN PERKEBUNAN DAN AKUNTANSINYA TANAMAN MENGHASILKAN NAMA KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN PERLAKUAN AKUNTANSI KELOMPOKAN REKENING DALAM LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN KETERANGAN 19

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PERKIRAAN PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PEKERJAAN HK URIAN VOLUME 1. Lahan Bekas Hutan : Survey dan Blocking (Manual) 3 Peralatan, Bahan dll (PO) Babat - Imas (Manual) 1 o Excavator 6 JK 25, 1,5, 25 1,5,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain disetujui dalam Rapat

Lebih terperinci

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER SILABUS MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER INSTIPER YOGYAKARTA TAHUN 2018 1 M a g a n g I N S T I P E R 1. Budidaya Kelapa Sawit (Kultur Teknik) 2. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 3. Administrasi (Kebun, Gudang,

Lebih terperinci

Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain

Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 16 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain

Lebih terperinci

ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN.

ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN. 136 ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN Nuzleha Staf Pengajar Fakultas Ekonomi ( USBRJ) ABSTRAK PTPN VII (Persero)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-nya jualah

KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-nya jualah 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PENYUSUTAN TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN

PENGARUH METODE PENYUSUTAN TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN PENGARUH METODE PENYUSUTAN TERHADAP BEBAN POKOK PENJUALAN HW Darmoko 1 1 adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun Abstract The company must generate financial statement, that provide information

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit 57 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Data Dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah terkumpul selama pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada Dalam bab ini, dilakukan analisis dengan membandingkan standar standar akuntansi yang ada di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma. Marulak Erikson Butar-Butar. Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Aspek Khusus Pemeliharaan Tanaman di Perkebunan Kelapa Sawit P.T. Permata Hijau Sawit, Kebun Sosa Indah, Tapanuli Selatan (Di bawah

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Lembar Isian Kerja ini baik langsung maupun tidak langsung.

KATA PENGANTAR. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Lembar Isian Kerja ini baik langsung maupun tidak langsung. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Lembar Isian Kerja yang berjudul Manajemen Penyiapan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

PSAK NO. 32 AKUNTANSI KEHUTANAN

PSAK NO. 32 AKUNTANSI KEHUTANAN PSAK NO. 32 AKUNTANSI KEHUTANAN PENDAHULUAN Karakteristik Perusahaan Pengusahaan Hutan 01 Proses produksi hasil hutan untuk mendapatkan kayu bulat memerlukan waktu yang panjang, dimulai dari penanaman,

Lebih terperinci

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan RUANG LINGKUP PSAP 07 diterapkan untuk seluruh unit pemerintahan yang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum, dan mengatur perlakuan akuntansinya,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pendekatan Pembahasan Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian yang dilaporkan oleh salah satu perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TANGGAL TAHUN AKUNTANSI ASET TETAP Lampiran I.0 PSAP 0 (i) www.djpp.d DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. keuangan dan kegiatan operasional. Anggaran yang telah disepakati untuk

BAB I. PENDAHULUAN. keuangan dan kegiatan operasional. Anggaran yang telah disepakati untuk BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi biasanya menggunakan anggaran sebagai alat perencanaan keuangan dan kegiatan operasional. Anggaran yang telah disepakati untuk dijalankan pada periode tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan 2.1.1. Definisi Pendapatan Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal dari

Lebih terperinci

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER SILABUS MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER INSTIPER YOGYAKARTA TAHUN 2018 1 M a g a n g I N S T I P E R 1. Budidaya Sayuran dan Buah (Kultur Teknik) 2. Pengolahan pasca panen Sayuran dan Buah 3. Administrasi

Lebih terperinci

Oleh RIDWAN HARYONO NIM

Oleh RIDWAN HARYONO NIM 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. RAJAWALI PLANTATION BANGKIRAI ESTATE DESA PERIAN, KECAMATAN MUARA MUNTAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh RIDWAN

Lebih terperinci

SISTEM ADMINISTRASI BIBITAN, LC/ TB, TBM, TSM & PANEN. Pundu Learning Centre

SISTEM ADMINISTRASI BIBITAN, LC/ TB, TBM, TSM & PANEN. Pundu Learning Centre SISTEM ADMINISTRASI BIBITAN, LC/ TB, TBM, TSM & PANEN Pundu Learning Centre ADMINISTRASI SUATU KEGIATAN PENCATATAN YANG DILAKUKAN SECARA PROSEDURAL, SISTEMATIS DAN KONTINUE SEHINGGA MENGHASILKAN SEBUAH

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PROSEDUR PEMELIHARAAN TANAMAN NO. PSM/AGR-KBN/05 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

Oleh M. ALVIANSYAH NIM

Oleh M. ALVIANSYAH NIM 1 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. RAJAWALI PLANTATIONS GAHARU ESTATE DESA LEBAK MANTAN KECAMATAN MUARA WIS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh M. ALVIANSYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba, tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan yang semakin baik (growth),

BAB I PENDAHULUAN. laba, tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan yang semakin baik (growth), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu untuk pencapaian tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ETAP) (2010:68) bahwa yang dimaksud dengan Aktiva Tetap adalah: Aktiva

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kelapa sawit Kelapa sawit merupakan tanaman multiguna. Tanaman ini mulai banyak menggantikan

Lebih terperinci

didefinisikan sebagai jumlah kas pembelian atau kas konversi, termasuk kas lain untuk

didefinisikan sebagai jumlah kas pembelian atau kas konversi, termasuk kas lain untuk 1. Penilaian IAS 2 mendiskripsikan bahwa basis utama akuntansi persediaan adalah kas, dan kas didefinisikan sebagai jumlah kas pembelian atau kas konversi, termasuk kas lain untuk membuat persediaan ada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak. Tujuan audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kualitas Lahan Kualitas lahan yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan dalam penelitian ini adalah iklim, topografi, media perakaran dan kandungan hara sebagaimana

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Presentasi Lalan Kajian Terkini Petani Kelapa Sawit Swadaya di Kec Llan, MUBA BY SPKS

Presentasi Lalan Kajian Terkini Petani Kelapa Sawit Swadaya di Kec Llan, MUBA BY SPKS Presentasi Lalan Kajian Terkini Petani Kelapa Sawit Swadaya di Kec Llan, MUBA BY SPKS Pendahuluan Latar Belakang Pengelolaan perkebunan berkelanjutan Harapan Meningkatkan kapasitaspetani kecil dan mendorong

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang

Lebih terperinci

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN 158 VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN Pengelolaan lahan gambut berbasis sumberdaya lokal pada agroekologi perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Bengkalis dilakukan berdasarkan atas strategi rekomendasi yang

Lebih terperinci

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 Kelompok 7 : DANANG INDRA KURNIAWAN (7) GADING BAGASKORO (14) R. AHMAD FISKA ALBA FUAD

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kebun Padang Halaban dipimpin oleh senior estate manager (SEM) yang merupakan pemegang puncak keputusan atas pengelolaan kebun secara efektif dan profesional

Lebih terperinci

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Edisi : IX/September 2009 LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Oleh: Ikhlasul Manna Muhammad Fahri Keduanya Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan I. PENDAHULUAN PSAK 16 (Revisi

Lebih terperinci

BAB IIII PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Umum Pada PT. Palm Lampung Persada. PT. Palm Lampung Persada adalah salah satu perusahaan swasta Nasional di

BAB IIII PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Umum Pada PT. Palm Lampung Persada. PT. Palm Lampung Persada adalah salah satu perusahaan swasta Nasional di 23 BAB IIII PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Umum Pada PT. Palm Lampung Persada PT. Palm Lampung Persada adalah salah satu perusahaan swasta Nasional di Lampung yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal

Lebih terperinci

PENYUSUTAN. pajak (tax deductions) yang disebabkan karena adanya pengeluaran kas, baik untuk. menimbulkan masalah dalam penentuan pajak penghasilan.

PENYUSUTAN. pajak (tax deductions) yang disebabkan karena adanya pengeluaran kas, baik untuk. menimbulkan masalah dalam penentuan pajak penghasilan. PENYUSUTAN 1. Latar Belakang Penyusutan Pada umumnya perusahaan dalam kegiatan usahanya melakukan pemotongan pajak (tax deductions) yang disebabkan karena adanya pengeluaran kas, baik untuk pembelian barang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI P.T. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA 2004 2003 (Disajikan Rental' - Catatan 38) AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 161.020.965.269 41.211.323.789

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL JL. SETIA BUDI PSR II NO. 84 TANJUNG SARI, MEDAN Telepon (061) 821 3533, Facsimile (061)

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

Aktiva Tetap Berwujud: Perolehan, Penggunaan, Pemberhentian, Depresiasi, dan Pemberhentiannya

Aktiva Tetap Berwujud: Perolehan, Penggunaan, Pemberhentian, Depresiasi, dan Pemberhentiannya Modul 1 Aktiva Tetap Berwujud: Perolehan, Penggunaan, Pemberhentian, Depresiasi, dan Pemberhentiannya PENDAHULUAN Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Akt. ika Anda berkunjung ke suatu perusahaan, Anda akan

Lebih terperinci

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 11 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 11 tentang Penjabaran Laporan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA Oleh SITI KHOMARIAH NIM. 070500115 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK

LAPORAN KEUANGAN BANK MANAJEMEN PERBANKAN LAPORAN KEUANGAN BANK 9 BAB DASAR ACUAN 1. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK ) Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 31 : Akuntansi Perbankan PSAK

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK

AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK Pembukuan menurut UU Pajak Dalam Pasal 28 ayat (7) UU KUP disebutkan: Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Ubikayu Persiapan lahan. Pengolahan lahan dilakukan dengan traktor. Pembajakan dilakukan dua sampai tiga kali. Pembajakan dilakukan pada saat cuaca sedang cerah.

Lebih terperinci

TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV

TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV 1. PENDAHULUAN Karakteristik fisik gambut yang penting dalam pemanfaatannya untuk pertanian meliputi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. hubungan ini dapat di sebutkan bahwa kehadiran PT IVO MAS TUNGGAL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. hubungan ini dapat di sebutkan bahwa kehadiran PT IVO MAS TUNGGAL BAB II GAMBARA UMUM PERUSAHAA 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam usaha meningkatkan penerimaan asional dari sector on-migas, pemerintah sangat mendorong pengembangan perkebunan kelapa sawit. Dalam hubungan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Umum 1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO merupakan suatu usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan dari negeri belgia. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Kastrasi, adalah kegiatan membuang

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 0 Bab Ruang Lingkup.. Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (SAK UKM) dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas kecil dan menengah. Entitas kecil dan menengah adalah entitas yang: (a) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Penulis selama dua bulan melakukan perkerjaan teknis sebagai karyawan harian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pengelolaan air, pengendalian gulma, pemupukan,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) Nama : Hamzah Mutakin NPM : 23212274 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dyah Palupi, SE., MMSI Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

I. U M U M. TATA CARA PANEN. LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 17/Permentan/OT.140/2/2010 TANGGAL : 5 Pebruari 2010 TENTANG : PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDA BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci