V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi Peternakan CV Ettawa Dairy Farm merupakan perusahaan berbentuk badan usaha komanditer. Usaha ini bergerak di bidang peternakan kambing perah. Peternakan berada di Kampung Coblong, Desa Sukakarya, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Peternakan memiliki luas lahan sekitar m 2 dengan kondisi lahan 40 persen lahan datar, 30 persen lahan miring, 20 persen lahan gel, dan 10 persen lahan curam. Namun, luas lahan yang digunakan untuk usaha ternak kambing perah hanya berkisar m 2. Desa Sukakarya merupakan salah satu dari 11 desa yang ada di Kecamatan Megamendung. Desa ini memiliki luas lahan sekitar 399 Ha dengan luas pekarangan 5 Ha atau sebesar 1,25 persen dari total luas lahan desa. Desa Sukakarya berbatasan dengan Sungai Sukabirus (Desa Sukamanah, Desa Sukamaju, Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung) di sebelah selatan, Desa Kopo Kecamatan Cisarua di sebelah Utara, Desa Gadog Kecamatan Megamendung di sebelah timur, dan Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung di sebelah barat. Sebagian besar penduduk di Desa Sukakarya bermatapencaharian petani, yaitu sekitar 53 persen dari jumlah penduduk Desa Sukakarya. Kecamatan Megamendung merupakan salah satu kecamatan yang berada di bagian selatan Kabupaten Bogor. Kecamatan ini memiliki ketinggian M di atas permukaan air laut dan suhu rata-rata 26 o C - 27 o C. Secara geografis, kecamatan Megamendung berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja di sebelah Utara, Kecamatan Ciawi di sebelah Selatan, Kecamatan Cisarua disebelah Timur, dan Kecamatan Ciawi disebelah Barat. Udara yang sejuk di daerah Megamendung merupakan alasan pemilik perusahaan untuk berinvestasi usaha ternak kambing perah di wilayah tersebut. Kambing perah memiliki kemampuan adaptasi yang baik pada daerah berhawa dingin. Hal ini sesuai dengan penelitian Heriyadi (2004). Selain peternakan, perusahaan memiliki kantor. Kantor perusahaan berada di Jalan Selat Berhala D2/15 KAV AL, Duren Sawit, Jakarta Timur. Kantor ini merupakan rumah pemilik perusahaan. Pemiliki hanya menggunakan 20 persen bagian rumahnya untuk kegiatan kantor, yaitu bagian ruang tamu. Selama satu 61

2 tahun, pemiliki hanya menggunakan empat kali ruang tamu untuk kegiatan perusahaan Sejarah Singkat CV Ettawa Dairy Farm CV Ettawa Dairy Farm berdiri pada tanggal 3 Juni Usaha ini bermula dari kegemaran R. Didiet Praditya (Pemimpin CV Ettawa Dairy Farm sekaligus anak dari pemilik perusahaan) dalam memelihara binatang. Adanya informasi dari kerabat dekat mengenai potensi pasar susu kambing yang sedang meningkat dan melihat kebutuhan masyarakat akan obat-obatan alami membuat usaha ini terus berdiri. Usaha ini merupakan usaha keluarga yang bersifat komersial. Hasil produksi tidak hanya digunakan untuk kebutuhan keluarga, melainkan untuk dipasarkan. Modal awal usaha berasal dari modal sendiri pemilik perusahaan. Investasi awal yang dimiliki ialah tanah, satu unit kandang, mess pegawai, dan 52 ekor kambing perah yang terdiri dari 2 ekor jantan dan 50 ekor betina. Dalam perjalanan usaha, 4 ekor kambing perah betina mati dan terjadi penurunan populasi menjadi 48 ekor kambing. Hingga saat ini perusahaan memiliki ekor induk dan pejantan kambing perah (April 2010), dua unit kandang, dan tempat pengemasan susu. Jumlah kambing perah yang dimiliki CV Ettawa Dairy Farm dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Kambing Perah Peternakan CV Ettawa Dairy Farm Maret 2010 No. Klasifikasi Kambing Total (ekor) 1. Pejantan 2 2. Induk bunting Induk yang menyusui Induk yang diperah Anak Betina ( 6 bulan) 9 6. Anak Jantan ( 6 bulan) 9 Jumlah (ekor) 80 Sumber: Hasil wawancara dengan peternak (2010) Produk utama yang dihasilkan peternakan ialah susu kambing. Sedangkan produk sampingan yang dihasilkan ialah kotoran kambing dan bibit/anak kambing. Awalnya, susu kambing dipasarkan dari mulut ke mulut kepada keluarga/kerabat dekat dalam bentuk cup plastik berukuran 180 ml. Namun, saat 62

3 ini susu kambing dipasarkan dalam bentuk cup plastik berukuran 200 ml dengan sistem pemasaran yang sama. Produk sampingan berupa kotoran kambing dijual kepada pengepul kotoran secara borongan setiap satu bulan sekali. Sedangkan, penjualan bibit/anak kambing dilakukan setiap ada pesanan baik kambing jantan maupun betina Visi dan Misi CV Ettawa Dairy Farm CV Ettawa Dairy Farm memiliki visi Menjadi peternakan kambing perah yang profesional dan modern. Dalam mencapai visi tersebut, perusahaan memiliki misi sebagai berikut: 1) Meningkatkan sistem praktis dalam pengelolaan kambing perah 2) Meningkatkan kualitas susu kambing dan menjaga kehigienisan produk. 3) Meningkatkan pemasaran yang tepat dan berkelanjutan 4) Meningkatakan penggunaan teknologi modern dan tepat guna 5) Mensosialisasikan/mempromosikan khasiat/keunggulan susu kambing kepada masyarakat luas. Visi dan misi tersebut memberikan gambaran cita-cita dan harapan usaha di masa yang akan datang. Hal ini menjadi acuan dalam penetapan berbagai kebijakan perusahaan, khususnya penetapan strategi pemasaran perusahaan Struktur Organisasi Awal berdiri CV Ettawa Dairy Farm tidak memiliki struktur organisasi. Perusahaan hanya dipimpin oleh satu orang pemimpin dengan tiga orang pegawai kandang. Namun sejak Januari 2010, perusahaan memiliki struktur organisasi. Struktur organisasi yang digunakan CV Ettawa Dairy Farm bersifat fungsional. Struktur organisasi ini terdiri dari penasehat/advisor, pimpinan perusahaan, kepala keuangan, kepala produksi, kepala kandang, dan staf. Advisor/penasehat merupakan orang yang mempunyai modal di perusahaan dan bertugas sebagai pengawas/penasehat perusahaan secara keseluruhan. Satu tingkat dibawah advisor/penasehat, terdapat pemimpin perusahaan. Pemimpin perusahaan bertugas membantu, menilai, mengevaluasi jalannya usaha, mengambil keputusan dan kebijakan umum sebagai dasar bagi kegiatan usaha dalam mencapai tujuan perusahaan serta melaporkan hasil evaluasi bulanan kepada pemilik perusahaan. 63

4 Dibawah pemimpin terdapat dua kepala bidang, yaitu kepala keuangan dan kepala produksi. Kepala keuangan bertugas mengatur aliran kas, serta bertanggung jawab pada pengeluaran dan pemasukan dana perusahaan. Kepala produksi bertanggung jawab dalam melakukan proses pengadaan bibit/anak, pemeliharaan ternak, produksi susu, pengemasan susu, dan menjaga kualitas susu yang dihasilkan. Dibawah kepala produksi, terdapat kepala kandang yang bertanggungjawab pada pemeliharaan dan kesehatan ternak. Kepala kandang dibantu oleh tiga orang anak kandang yang bertugas memberikan pakan, membersihkan kandang, lingkungan kandang, dan lain-lain. Walaupun perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas, perusahaan masih terdapat kekosongan jabatan. Tugas kepala produksi diambil alih oleh pemimpin perusahaan. Selain itu, semua tenaga kerja dalam perusahaan ini melakukan kegiatan dalam bidang pemasaran. Hal ini dilakukan karena belum ada tenaga kerja yang kompeten dalam bidang tersebut. Secara keseluruhan, gambaran struktur organisasi CV Ettawa Dairy Farm dapat dilihat pada Gambar 4. 64

5 Advisor/Penasehat (Yunoko) Pemimpin (R. Didiet P) Kepala Keuangan (Rusky) Kepala Produksi (R. Didiet P) Kepala Kandang (Deddy) Anak Kandang (Pepen) Anak Kandang (Yanto) Anak Kandang (Yadi) Gambar 4. Struktur Organisasi CV Ettawa Dairy Farm 5.5. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia pada CV Ettawa Dairy Farm berjumlah tujuh orang. Sumber daya manusia tersebut terdiri dari satu orang advisor, satu orang pemimpin, satu orang kepala keuangan, satu orang kepala kandang, dan tiga orang pegawai kandang. Pegawai staf perusahan merupakan kerabat dekat yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan pemilik perusahaan. Pegawai kandang merupakan sumber daya manusia yang berasal dari wilayah sekitar. Pendidikan pegawai perusahaan rata-rata lulusan SD hingga lulusan S3. Tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan jumlah pegawai dapat dilihat pada Tabel

6 Tabel 12. Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, dan Jumlah Pegawai CV Ettawa Dairy Farm No. Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Jenis Pekerjaan (orang) 1. SD 3 Anak Kandang 2. SMU 1 Kepala Kandang 3. Sarjana 1 Pemimpin/Kepala Produksi 4. Master 1 Kepala Keuangan 5. Doktor 1 Advisor Pegawai staf memiliki jam kerja yang fleksibel. Hal ini dikarenakan pegawai staf berasal dari kerabat dekat/keluarga. Walaupun demikian, para pegawai staf selalu mengadakan pertemuan sebulan sekali untuk mengontrol/mengevaluasi kegiatan peternakan. Berbeda dengan pegawai staf, pegawai kandang bekerja selama 26 hari dalam satu bulan, dengan jam kerja 6-8 jam per hari. Saat ini perusahaan masih berada di posisi rugi/belum memperoleh keuntungan, sehingga pegawai staf belum menerima gaji. Namun, apabila dilihat dari pengambilan pegawai staf dari keuangan perusahaan, pimpinan perusahaan memiliki gaji sebesar Rp ,00/bulan dan kepala keuangan sebesar Rp ,00/bulan. Pada saat kondisi keuangan perusahaan baik/mendapatkan keuntungan, gaji pegawai staf diambil dari 80 persen keuntungan perusahaan dan dibagi menjadi tiga. Pembagian untuk advisor sebesar 40 persen, pemimpin 20 persen, dan kepala keuangan 20 persen. Sisanya sebesar 20 persen digunakan untuk pengembangan usaha. Pegawai kandang memiliki gaji yang berbeda. Gaji yang diberikan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Kepala kadang memiliki gaji Rp ,00/bulan, anak kandang memiliki gaji antara Rp ,00/bulan hingga Rp ,00/bulan. Jumlah gaji yang diberikan lebih rendah dari Upah Minimum Kabupaten Bogor, yakni Rp , UMK Tahun [ 27 mei 2010] 66

7 Namun, perusahaan menganggap jumlah gaji ini dirasakan sesuai dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Berdasarkan data sumber daya manusia yang ada, jumlah tenaga kerja perusahaan saat ini dinilai cukup memadai dan sesuai dengan skala maupun jenis usaha. Menurut Badan Pusat Statistik, struktur organisasi yang sederhana serta jumlah tenaga kerja yang kurang dari 10 orang seperti CV Ettawa Dairy Farm merupakan golongan usaha kecil Sistem Agribisnsis Sistem agribisnis mengandung pengertian sebagai rangkaian kegiatan dari berbagai subsistem yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Terdapat lima subsistem yang saling terkait (Krisnamurthi&Saragih 1992), yaitu subsistem faktor input (input factor sub-system), subsistem produksi (production sub-system), subsistem pengolahan hasil (processing sub-system), subsitem pemasaran (marketing sub-system), dan subsistem lembaga pendukung (supporting institution sub-system). Sistem agribisnis kambing perah yang dilaksanakan oleh CV Ettawa Dairy Farm terdiri dari kelima subsistem tersebut yaitu subsistem faktor input (input factor sub-system), subsistem produksi (production sub-system), subsistem pengolahan, dan subsitem pemasaran (marketing sub-system), dan subsistem pendukung Subsistem Pengadaaan Sarana Produksi Pengadaan sarana produksi/faktor input merupakan subsistem yang penting dalam agribisnis. Tanpa subsistem ini, kegiatan produksi tidak dapat berjalan sehingga kelanjutan sistem agribisnis akan terhambat bahkan tidak berjalan. Pengadaan sarana produksi dilakukan sebelum pelaksanaan produksi. Subsistem pengadaan sarana produksi (subsistem hulu) CV Ettawa Dairy Farm terdiri dari tanah, kambing, kandang, pakan, tenaga kerja, obat-obatan, sabit, ember, shiller, freezer, saringan dan alat-alat pembantu lainnya. Tanah merupakan salah satu input yang digunakan perusahaan sebagai areal peternakan. 67

8 Perusahaan memiliki luas lahan 2000 m 2 yang digunakan untuk usaha ternak kambing perah. Kandang yang ada di CV Ettawa Dairy Farm berjumlah dua unit, yaitu kandang I dan kandang II. Kandang I memiliki luas (30 x 4) m 2 dengan kapasitas ekor kambing yang sudah dewasa dan laktasi. Kandang I sebagian besar terbuat dari beton dan kayu. Kandang II memiliki luas (5x10) m 2 dengan kapasitas ekor kambing. Kandang ini merupakan kandang menyusui dimana terdapat kambing induk betina dan anak kambing. Sebagian besar kandang menyusui terbuat dari kayu dan bambu. Jenis ternak yang dibudidayakan dan diproduksi CV Ettawa Dairy Farm ialah jenis Kambing PE, Kambing Senduro, dan Kambing Saanen. Bibit/anak kambing perah didapat dari daerah Malang. Malang merupakan sentra kambing perah berkualitas baik. Pakan yang diberikan untuk kambing perah terdapat dua jenis, yaitu pakan hijauan dan ampas tempe. Pakan hijauan atau rumput didapat dari masyarakat sekitar yang dibeli dengan harga Rp 150,00/kg. Apabila terdapat kekurangan pakan hijauan, perusahaan mengambil pakan dari lahan rumput disekitar peternakan. Ampas tempe didapat dari pabrik tempe yang berada di Ciputat dan dibeli dengan harga Rp 6.000,00/karung. Satu karung ampas tempe berkisar antara 25 kg. Obat-obatan yang digunakan untuk kambing perah adalah obat cacing (Kalbazen-SG), antibiotik (vet oxy LA), salep mata (erlamycetine), anti kembung (tympanol), kalsium (calsidex oral), vitamin, obat scabies 8 (invermectin) yang berasal dari toko obat ternak. Obat antibiotik digunakan pada saat kambing melahirkan. Sedangkan obat cacing, salep mata, obat kembung, kalsium, obat scabies, dan vitamin digunakan pada saat dibutuhkan. Sabit, gayung, ember, drum, trolly digunakan dalam pemberian pakan ternak. Saringan, freezer, shiller, gelas ukur digunakan dalam pengemasan susu kambing. Kedua jenis peralatan tersebut diperoleh dari daerah Bogor dan Jakarta. 8 Scabies atau kudis adalah salah satu penyakit yang sering dijumpai pada kambing yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei yang menyebabkan dermatitis gatal yang parah. 68

9 CV Ettawa Dairy Farm memiliki empat orang tenaga kerja kandang yang terdiri dari satu orang kepala kandang dan tiga orang anak kandang. Keempat pegawai tersebut melakukan pekerjaan setiap hari seperti membersihkan kandang dan peralatan kandang, mengambil rumput, mengambil ampas tempe, memberi pakan dan minum, pemerahan susu, pengemasan susu, dan pemasaran susu. Pembersihan kandang dan peralatan kandang dilakukan dua kali sehari. Pengambilan dan pemberian pakan rumput dilakukan dua hingga tiga kali sehari. Pengambilan dan pemberian ampas tempe dilakukan satu hingga dua kali sehari. Pengemasan dan pemasaran susu kambing dilakukan setiap hari. Jam kerja ketiga tenaga kerja ini berkisar antara 6-8 jam per hari Subsistem Produksi Dalam memelihara dan mengembangbiakkan kambing perah, CV Ettawa Dairy Farm melakukan beberapa hal, antara lain pemberian pakan, pembersihan kandang dan peralatan kandang, pembibitan ternak, dan pemerahan susu. 1) Pemberian Pakan Pemberian pakan dilakukan lima kali sehari untuk kambing yang laktasi dan tiga kali sehari untuk kambing yang tidak laktasi. Pemberian pakan pada kambing laktasi terdiri dari tiga kali hijauan dan dua kali ampas tempe. Pakan hijauan diberikan pada pukul WIB, WIB, dan WIB. Sedangkan ampas tempe diberikan pada pukul WIB dan WIB. Bagi kambing yang tidak laktasi, pakan hijauan diberikan pada pukul WIB dan WIB. Sedangkan ampas tempe diberikan pada pukul WIB. Perbedaaan kapasitas pakan dikarenakan kambing laktasi memerlukan asupan pakan yang lebih banyak agar susu yang dihasilkan melimpah. Jumlah ampas tempe yang diberikan pada kambing laktasi berbeda dengan kambing non laktasi. Kambing laktasi diberikan 4 kg/ekor/hari sedangkan kambing non laktasi diberikan 2 kg/ekor/hari. Pemberian rumput baik laktasi dan non laktasi sama-sama diberikan 7 kg/ekor/hari. Bagi kambing laktasi pemberian 7 kg/ekor/hari dibagi menjadi tiga kali makan, sedangkan kambing non laktasi dibagi menjadi dua kali makan. 69

10 2) Pembersihan Kandang dan Peralatan Kandang Pembersihan kandang dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul WIB dan sore hari pukul WIB. Pada pagi hari, lantai kandang dibersihkan dari kotoran hewan dengan menggunakan sapu lidi, lalu disiram dengan air bersih yang dicampur desinfectan. Sedangkan pada sore hari, lantai kandang hanya disapu menggunakan sapu lidi. Pembersihan peralatan kandang dilakukan setelah peralatan tersebut digunakan. 3) Pembibitan Kambing Pembibitan kambing perah memerlukan waktu delapan hingga sembilan bulan. Adapun beberapa proses yang harus dilewati pada pembibitan kambing perah ialah penyiapan kambing perah betina birahi, perkawinan, masa hamil, dan penyapihan. Kambing betina yang siap untuk pembibitan (siap kawin) umumnya telah berumur 1-1,5 tahun. Ciri-ciri kambing yang siap kawin adalah sepasang giginya tanggal dan bobot badan mencapai minimal 30 kg. Pada saat birahi kambing betina disatukan dengan kambing jantan untuk melakukan perkawinan. Kandang untuk perkawinan biasanya di kandang kambing jantan. Pada satu kandang dapat dimasukan 1 ekor jantan dan 3-20 ekor betina selama satu bulan. Setelah itu, kambing dipisahkan dan ditunggu hasilnya apakah hamil atau tidak. Tanda-tanda kambing hamil adalah perutnya yang mulai membesar dan napsu makan yang tinggi. Masa hamil kambing perah sekitar lima sampai enam bulan. Terdapat perlakuan khusus untuk kambing yang sedang hamil. Perlakuan tersebut berupa pemberian pakan yang banyak dan pemberian vitamin. Kambing yang hamil tidak boleh disatukan dengan kambing lain karena rentan terhadap gesekan. Setelah masa hamil berakhir maka akan tiba waktunya melahirkan. Ciriciri kambing yang akan melahirkan adalah napsu makan menurun, tidur terus, dan biasanya garuk-garuk alas kandang. Pada saat melahirkan kambing tidak dibantu karena akan ketakutan, sehingga dibiarkan di kandang dengan dialasi rumput kering. Waktu yang dibutuhkan untuk melahirkan sekitar satu jam. Satu induk kambing rata-rata dapat melahirkan dua ekor anak kambing dengan persentase jenis kelamin 50 persen betina dan 50 persen jantan. 70

11 Kambing yang telah lahir kemudian berada dalam pemeliharaan induknya selama tiga bulan untuk diberi susu. Setelah tiga bulan, anak kambing/cempe lepas sapih dan dipelihara hingga menjadi induk. Sedangkan induk betina yang masih laktasi, diperah susunya untuk kepentingan perusahaan 4) Pemerahan Susu Proses pemerahan dilakukan dua kali dalam satu hari, yaitu pada pukul WIB dan WIB. Pemerahan dilakukan dengan teknik whole hand yaitu menggunakan tangan manusia. Susu kambing yang diperah, ditampung dalam gelas ukur/wadah susu. Dalam satu kali pemerahan, dihasilkan susu kambing ratarata 0,65 liter/hari/ekor. Proses pemerahan ini dilakukan selama tiga bulan atau hingga produksi susu mulai sedikit. Birahi Perkawinan Bunting (Lima bulan) Beranak Menyusui (Tiga bulan) Pemerahan Susu (Tiga bulan) Kering (Satu bulan) Gambar 5. Proses Produksi Kambing Perah Subsistem Pengolahan Bibit/anak kambing dan kotoran kambing yang akan dijual tidak melalui proses pengolahan. Kotoran kambing melalui proses pengumpulan dan pengemasan. Proses pengemasan kotoran kambing dilakukan apabila terdapat permintaan dari pembeli. Berbeda dengan susu kambing. Susu kambing hasil perahan melewati beberapa proses. Susu kambing disaring sebanyak satu kali dengan menggunakan saringan. Penyaringan susu dilakukan agar kotoran atau material kecil tidak ikut masuk dalam susu. Setelah penyaringan, susu dikemas dalam gelas plastik berwarna putih susu berukuran 200 ml dengan menggunakan mesin pengemas (shiller). Sebelumnya, gelas plastik disterilkan dengan cara di rebus dalam air mendidih. Gelas plastik yang digunakan perusahaan ialah gelas plastik berbahan PP dengan warna putih susu. Gelas ini digunakan agar susu dapat 71

12 dikemas dengan praktis dan aman dikonsumsi. Warna putih susu pada gelas berguna untuk mencegah masuknya sinar matahari yang dapat merusak susu. Setelah proses pengemasan selesai, susu kambing disimpan di dalam freezer agar kualitas susu tetap segar dan terjamin sebelum dipasarkan. Perusahaan memiliki satu buah freezer dengan kapasitas penyimpanan hingga 500 liter. Dalam keadaan beku, susu kambing dapat bertahan hingga dua bulan Perebusan kemasan susu Susu kambing hasil perahan Penyaringan sebanyak satu kali Pengemasan dalam cup 200 ml Penyimpanan dalam freezer Gambar 6. Proses Pengolahan Susu Kambing Subsistem Pemasaran Pemasaran bibit/anak kambing CV Ettawa Dairy Farm belum terlalu luas. Pemasaran dilakukan di daerah Jabodetabek. Saluran pemasaran yang digunakan ialah saluran pemasaran langsung dan tidak langsung. Saluran pemasaran langsung merupakan saluran pemasaran yang tidak menggunakan perantara dan langsung kepada konsumen akhir. Pemasaran tidak langsung merupakan pemasaran yang melalui perantara. Perusahaan bekerja sama dengan masyarakat sekitar dalam pemasaran tidak langsung. Masyarakat diberi kesempatan untuk memelihara dan menjual kambing. Hasil dari penjualan kambing dibagi tiga, yaitu perusahaan, masyarakat yang memelihara, dan petugas desa. Pembeli bibit/anak kambing ini biasanya menginginkan kambing perah jantan/betina yang siap menjadi induk. 72

13 CV Ettawa Dairy Farm Masyarakat Konsumen akhir Gambar 7. Saluran Pemasaran Bibit/Anak Kambing Kotoran kambing memiliki saluran pemasaran langsung. Kotoran kambing dijual kepada perusahaan tanaman organik (Saung Mirwan) yang berada di dekat peternakan. Kotoran kambing dibeli dengan sistem borongan. Pengepul mendatangi perusahaan untuk mengambil kotoran kambing dan digunakan sebagai pupuk kandang perusahaan tersebut. Selain Saung Mirwan, perusahaan sering kedatangan pengepul kotoran kambing yang ingin membeli kotoran kambing dalam jumlah dikit. CV Ettawa dairy Farm Perusahaan (Saung Mirwan) Gambar 8. Saluran Pemasaran Kotoran Kambing Susu kambing dijual melalui dua saluran, yaitu saluran pemasaran langsung dan saluran pemasaran tidak langsung. Saluran pemasaran tidak langsung ialah saluran pemasaran melalui agen. Perusahaan memiliki agen tetap berupa toko obat herbal di Depok dan rumah tinggal di Ciputat. Perusahaan menyalurkan susu kambing kepada agen, lalu agen menjual kepada konsumen akhir. Dalam saluran ini, agen dapat melakukan pembayaran tunai maupun menggunakan sistem konsinyasi. Hal ini tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak. Dalam pendistribusian produk, perusahaan mendistribusikan susu kambing kepada agen di Jakarta dengan menggunakan mobil. Susu kambing dikemas dalam sterofoam dan diantarkan kepada agen. 73

14 Saluran pemasaran yang kedua ialah saluran pemasaran langsung. Pada saluran ini, perusahaan langsung memasarkan produknya kepada konsumen. Konsumen yang ingin membeli susu kambing biasanya mendatangi langsung peternakan/kantor/memesan dan diantarkan ke tempat tujuan. Konsumen yang menjadi sasaran untuk jenis pemasaran ini adalah konsumen yang bertempat tinggal di sekitar wilayah produksi/kantor dan konsumen yang telah lama/langganan. CV Ettawa Dairy Farm Agen Konsumen akhir Gambar 9. Saluran Pemasaran Susu Kambing Subsistem Pendukung Subsistem pendukung merupakan salah satu subsistem agribisnis yang menyediakan jasa bagi keempat subsistem lainnya. Subsistem pendukung memiliki peran yang tidak kalah penting dengan subsistem lainnya dalam pengembangan sistem agribisnis. Subsistem pendukung dapat berupa lembagalembaga pendukung maupun pelayanan pemerintah daerah. Subsistem ini untuk mempermudah aktivitas agribisnis yang dilakukan oleh para pelaku usaha. Lembaga pendukung yang terkait dengan sistem agribisnis kambing perah di CV Ettawa Dairy Farm adalah UPT Peternakan. UPT Peternakan memiliki fungsi untuk memberikan penyuluhan kepada perusahaan agar produktivitas kambing dapat terus meningkat dengan menggunakan teknologi yang tepat guna. Penyuluhan yang dilakukan berupa teknik pemeliharaan, pengobatan kambing sakit, penyediaan sarana produksi peternakan, dan pemberian informasi mengenai usaha kambing perah. Penyuluhan ini sangat membantu perusahaan. Perusahaan mendapatkan informasi yang sebelumnya tidak diketahui. 74

15 Tanah Kambing Kandang Pakan Obat-obatan Peralatan Tenaga kerja Input Onfarm Pemberian Pakan Pembersihan Kandang dan Peralatan Pembibitan Ternak Pemerahan Susu Seduh kemasan Tuangkan susu Kemas Masukkan dalam freezer Pengolahan Pemasaran Bibit/Anak Kambing Kotoran Kambing Susu Kambing UPT Peternakan Gambar 10. Sistem Agribisnis Kambing Perah CV Ettawa Dairy Farm 75

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero Peternakan kambing perah Cordero merupakan peternakan kambing perah yang dimiliki oleh 3 orang yaitu Bapak Sauqi Marsyal, Bapak Akhmad Firmansyah, dan

Lebih terperinci

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

VII. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN VII. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN 7.1. Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal terjadi di dalam perusahaan, mempengaruhi aktivitas perusahaan, dan dapat dikendalikan oleh perusahaan. Analisis lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein hewani yang tergolong mudah dipelihara dan sudah dikenal luas oleh masyarakat. Kambing

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Metode MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Peternakan Kambing Perah Bangun Karso Farm yang terletak di Babakan Palasari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Analisis pakan

Lebih terperinci

VI ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL

VI ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL VI ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Suatu produk diharapkan dapat diterima dengan baik oleh pasar tujuan sehingga analisis aspek pasar pada sebuah usaha perlu untuk dilakukan. Peternakan Prima

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR

MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR Wiwi Nesla Sari 1 Indria Ukrita 2 Abstrak Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik.

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM USAHA

V GAMBARAN UMUM USAHA V GAMBARAN UMUM USAHA 5.1. Gambaran Umum KUD Giri Tani 5.1.1. Sejarah dan Perkembangan KUD Giri Tani KUD Giri Tani didirikan pada tanggal 26 maret 1973 oleh Alm. H. Dulbari, yang menjabat sebagai Kepala

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Deskripsi Lokasi Lokasi usaha peternakan sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terletak di Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm CV. Anugrah Farm terletak di Simpang Curug RT.02/04 Kampung Baru, Desa Curug, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :...... LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Setiap peternakan memiliki karakteristik tersendiri baik dari segi sejarah pendirian dan tujuan dari pendirian peternakan serta topografi dan letak koordinat. Perincian

Lebih terperinci

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dwiguna yang dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging dan susu.

I PENDAHULUAN. dwiguna yang dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging dan susu. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang membantu dalam pemenuhan gizi masyarakat di Indonesia. Produk peternakan berupa daging, susu, telur serta bahan

Lebih terperinci

VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL Analisis aspek kelayakan non finansial dilakukan untuk melihat kondisi lingkungan yang berpengaruh pada proses alternatif pengambilan keputusan terbaik dan untuk mengetahui

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TERNAK KAMBING ETAWA (Studi Kasus : Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang) ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS USAHA TERNAK KAMBING ETAWA (Studi Kasus : Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang) ABSTRAK ABSTRACT ANALISIS USAHA TERNAK KAMBING ETAWA (Studi Kasus : Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang) Husna Dwita*), Satia Negara Lubis**), Sinar Indra Kesuma**) *) Alumni Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangannya dan kebijakan pemerintah sejak zaman Hindia Belanda. Usaha

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Berdasarkan tipologi berada di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Berdasarkan tipologi berada di 32 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Keadaan Fisik Desa Sindanggalih Desa Sindanggalih merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan di

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tahun 2001 dengan pengusahaan pada berbagai komoditi pertanian seperti budidaya ikan, budidaya manggis, budidaya pepaya,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah UPTD BPPTD Margawati Garut Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba atau disingkat UPTD BPPTD yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada

BAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kerbau merupakan ternak yang dipelihara di pedesaan untuk pengolahan lahan pertanian dan dimanfaatkan sebagai sumber penghasil daging, susu, kulit dan pupuk. Di Sumatera

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018 RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi dan Tata Kerja Balai Inseminasi Buatan Lembang ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Menteri

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga tahap, yaitu : tahap pendahuluan dan tahap perlakuan dilaksanakan di Desa Cepokokuning, Kecamatan Batang,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar LAMPIRAN 47 Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar KUISIONER PETERNAK SAPI PERAH Wilayah Kabupaten : Kecamatan : Tanggal Wawancara : Nama Enumerator : I.Identitas Peternak 1. Nama Pemilik : 2.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja untuk tahap pemeliharaaan serta analisis sampel di Laboratorium Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian

Lebih terperinci

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia 2 Profesional 20. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung 20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan 20.1.1. Menganalisis potensi ternak 20.1.2. Menganalisis kontribusi ternak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki 15 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kendal, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki populasi kambing Jawarandu yang tinggi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH Dalam suatu kegiatan usaha ekonomi mempunyai tujuan utama untuk memperoleh keuntungan. Dalam usahaternak sapi perah salah satu usaha untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui usaha penggemukan ternak kambing pola kooperator (perlakuan)

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Kambing Perah milik Yayasan Pesantren Darul Falah Ciampea dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah dan Laboratorium Ilmu dan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pelaksanaan penelitian dimulai

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom, IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Perusahaan PT. Agro Jaya Mulya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penggemukan domba. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi permintaan pasar daging

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi Wilayah Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, yang terdiri dari Kampung Nyalindung, Babakan dan Cibedug, merupakan bagian dari wilayah Desa Cikole.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol Institut Pertanian Bogor (UP3J-IPB) Desa Singasari Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Peternakan Domba CV. Mitra Tani Farm, Desa Tegal Waru RT 04 RW 05, Ciampea-Bogor. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PADA USAHA KAMBING PERAH PT. BONCAH UTAMA DI KECAMATAN TANJUNG BARU KABUPATEN TANAH DATAR

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PADA USAHA KAMBING PERAH PT. BONCAH UTAMA DI KECAMATAN TANJUNG BARU KABUPATEN TANAH DATAR ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PADA USAHA KAMBING PERAH PT. BONCAH UTAMA DI KECAMATAN TANJUNG BARU KABUPATEN TANAH DATAR Witri Yuliana 1 Regia Indah Kemala Sari 2 Abstrak Ternak perah adalah ternak yang

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pola saluran pemasaran terdiri dari: a) Produsen Ketua Kelompok Ternak Lebaksiuh Pedagang

KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pola saluran pemasaran terdiri dari: a) Produsen Ketua Kelompok Ternak Lebaksiuh Pedagang V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pola saluran pemasaran terdiri dari: a) Produsen Ketua Kelompok Ternak Lebaksiuh Pedagang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia umumnya merupakan usaha peternakan tradisional yang didominasi oleh peternak rakyat dengan skala relatif kecil. Produksi susu dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Pengembangan pembibitan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Kelinci, Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu pada bulan Agustus 2012 sampai

Lebih terperinci

Alat Pemerahan Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Bah

Alat Pemerahan Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Bah TEKNIK PEMERAHAN DAN PENANGANAN SUSU SAPIPERAH G. Suheri Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor PENDAHULUAN Perkembangan dalam pemeliharaan sapi perah pada akhir-akhir ini cukup pesat dibandingkan tahun-tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi susu sangat menentukan bagi perkembangan industri susu sapi perah nasional. Susu segar yang dihasilkan oleh sapi perah di dalam negeri sampai saat ini baru memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus sampai

Lebih terperinci

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh: Iis Soriah Ace dan Wahyuningsih Dosen Jurusan Penyuluhan Peternakan, STPP Bogor ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Populasi Kambing Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan bentuk negara yang berpulau-pulau menjadikan negeri ini memiliki sumber daya alam yang melimpah baik

Lebih terperinci

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya TERNAK KELINCI Peluang usaha ternak kelinci cukup menjanjikan karena kelinci termasuk hewan yang gampang dijinakkan, mudah beradaptasi dan cepat berkembangbiak. Secara umum terdapat dua kelompok kelinci,

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Kambing

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Kambing II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Kambing Kambing merupakan binatang memamahbiak yang pada dasarnya merupakan kambing liar yang tersebar di Asia Barat Daya. Kambing perah memang masih asing bagi sebagian

Lebih terperinci

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja (kandang B) pada bulan Mei sampai dengan bulan November 2010. Analisis sampel dilakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk mencapai swasembada protein asal ternak khususnya swasembada daging pada tahun 2005, maka produkksi ternak kambing

Lebih terperinci

Budidaya Ternak Kambing Dan Domba

Budidaya Ternak Kambing Dan Domba Budidaya Ternak Kambing Dan Domba Disusun oleh : Wasis Budi Hartono ( Penyuluh Pertanian BP3K Sanankulon ) A. Pendahuluan Pola peternakan kambing dan domba potong atau pedaging di Indonesia sebagian besar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Juni sampai September 2011 bertempat di Peternakan Kambing Darul Fallah - Ciampea Bogor; Laboratorium

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat 36 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai 8 Maret sampai 21 Agustus 2007 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 26 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

Budidaya Kelinci Hias Makin Menjanjikan

Budidaya Kelinci Hias Makin Menjanjikan KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Budidaya Kelinci Hias Makin Menjanjikan Oleh : Sri Sutanti 08.11.1978 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus 2011. Penelitian dilaksanakan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak

Lebih terperinci

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Sampai hari ini tingkat kebutuhan daging sapi baik di dalam maupun di luar negeri masih cenderung sangat tinggi. Sebagai salah satu komoditas hasil peternakan,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang 57 IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Lokasi dan Organisasi Perusahaan Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV. Cisarua Integrated Farming (CIF) berdiri pada tahun 1999 yang berlokasi di daerah Cisarua dengan populasi pertama 20 ekor sapi FH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada peningkatan pendapatan, taraf hidup, dan tingkat pendidikan masyarakat yang pada akhirnya

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Kec. Binjai Kota Sumatera Utara. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari bulan Oktober sampai

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Peternakan adalah suatu kegiatan usaha untuk meningkatkan biotik berupa hewan ternak dengan cara meningkatkan produksi ternak yang bertujuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya

Lebih terperinci

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 02 November :36 - Update Terakhir Jumat, 19 November :10

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 02 November :36 - Update Terakhir Jumat, 19 November :10 Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk kandang sudah lazim dilakukan oleh petani sejak dahulu. Limbah organik dari ternak kambing yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah urine. Urine mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Perkandangan Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2013 NO. NAMA KEGIATAN PAKET PEKERJAAN 1. Penyediaan Alat Tulis Kantor 1. Pengadaan Alat Tulis Kantor 1 paket

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 8.1. Analisis Biaya Usaha Pembesaran Lele Dumbo CV Jumbo Bintang Biaya merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanjungsari, Desa Tajurhalang, dan Desa Sukaharja. Desa Palasari memiliki. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Pamoyanan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanjungsari, Desa Tajurhalang, dan Desa Sukaharja. Desa Palasari memiliki. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Pamoyanan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Cijeruk berada di wilayah Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Cijeruk terdiri dari 9 desa yaitu, Desa

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam ayam

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia telah menggunakan susu sebagai bahan pangan. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu seperti sapi, kuda dan domba. Masyarakat

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09

Ditulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09 Usaha agribisnis mempunyai kontribusi besar bagi pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti telah mampu eksis menghadapi krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia. Untuk itu pemerintah telah

Lebih terperinci

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong Keberadaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Peternakan Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan cerminan performa Dinas Peternakan dalam pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN H. MASNGUT IMAM S. Praktisi Bidang Peternakan dan Pertanian, Blitar, Jawa Timur PENDAHULUAN Pembangunan pertanian berbasis sektor peternakan

Lebih terperinci