BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Sejarah Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT), atau dalam Bahasa Inggris One Roof System, adalah suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar pelayanan kepentingan masyarakat dalam pengurusan dokumen kendaraan bermotor yang kegiatannya diselenggarakan dalam satu gedung. Berdasarkan instruksi bersama tiga Menteri Indonesia, yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam), Menteri Keuangan (Menkeu) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) No. Pol. KEP/13/XII/1976, No.KEP-1693/MK/IV/12/1976 No. 311 Tahun 1976 Samsat merupakan suatu sistem kerjasama terpadu antara Polri, Dinas Pendapatan Provinsi, Jasa Raharja, dan Bank BJB dalam pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang dikaitkan dengan pemasukan uang ke kas negara yang dilaksanakan pada satu kantor. Dalam hal ini, Polri memiliki fungsi mengecek kebenaran Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Dinas Pendapatan Daerah Provinsi menetapkan besarnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Jasa Raharja mengelola Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ), dan Bank BJB bertindak sebagai kasir yang menerima uang pembayaran pajak kendaraan kendaraan bermotor dari para wajib pajak. Lokasi Kantor Bersama SAMSAT umumnya berada di lingkungan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda setempat. SAMSAT ada di masing-masing Provinsi, serta memiliki unit pelayanan di setiap kabupaten/kota Logo Instansi Pada Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor Berdasarkan intsruksi bersama tiga Menteri Indonesia yang sudah dijelaskan tadi diatas, SAMSAT merupakan suatu sistem kerjasama terpadu antara Polri, Dinas 1

2 Pendapatan Provinsi, Jasa Raharja, dan Bank BJB, maka logo Kantor Bersama SAMSAT dijabarkan berdasarkan masing-masing instansi sebagai berikut. 1. Logo Kepolisian (Polisi Lalu Lintas) Gambar 1.1 Logo Polisi Lalu Lintas (Polantas) Sumber: 2. Logo Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Gambar 1.2 Logo Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Sumber: 3. Logo Jasa Raharja Gambar 1.3 Logo Jasa Raharja Sumber: 4. Logo Bank Jabar Banten(BJB) Gambar 1.4 Logo Bank Jabar Banten (BJB) Sumber: 2

3 1.1.3 Visi dan Misi Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor 1. Visi Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor Menjadi Pengelola Pendapatan Daerah yang Amanah dan Akuntabel. 2. Misi Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor 1) Peningkatan kapasitas pendapatan daerah yang makin optimal. 2) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang berdaya saing Struktur Organisasi Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor Kepala Cabang Kepala Sub Bagian Tata Usaha Bendahara Pengeluaran Pembantu Operator Penatausahaan/petugas Pelaporan Bendahara penerimaan Pembantu Pengurus Barang pembantu Pengadministrasi Umum Kepegawaian Penyimpan Barang Pembantu Kepala Seksi Pendataan & Penetapan Kepala Seksi Penerimaan & Penagihan Kelompok Jabatan Fungsional Petugas Layanan Informasi Pemeriksa Pajak Penaksir Pajak Pemroses Pemindahan Pengolah Data Wajib Pajak Petugas Pemungut Pajak, Retribusi Petugas Pembukuan Pengumpul dan pengolah Data Evaluasi dan Pelaporan Pengelola Arsip dan Dokumen Gambar 1.5 Struktur Organisasi Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor Sumber: 3

4 1.1.5 Aparat Pelaksana dan Koordinator 1. Aparat pelaksana Kantor SAMSAT terdiri dari unsur Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah, Dinas Pendapatan Provinsi, Bank BJB dan Jasa Raharja. 2. Penanggung Jawab Kegiatan a. Unit Informasi : Petugas Dinas Pendapatan Daerah dan Polri b. Unit Administrasi : Petugas Dinas Pendapatan Daerah dan Jasa Raharja c. Unit Pembayaran : Petugas Bank BJB d. Unit Penyerahan : Petugas Polri Loket-loket Pelayanan Pada Kantor Bersama SAMSAT Untuk membantu kelancaran dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak, Kantor SAMSAT Kota Bogor pada dasarnya memberikan layanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dilakukan melalui empat jenis loket, yaitu: a. Loket I : Loket Pengecekan Progresif Kendaraan Bermotor b. Loket II : Loket Pendaftaran dan Penetapan Pajak Kendaraan Bermotor c. Loket III : Loket Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor d. Loket IV : Loket Penyerahan Berkas (STNK, SKPD, KTP) Pembagian loket SAMSAT berdasar pada buku SAMSAT (1999) digambarkan secara skemastis sebagaimana tabel berikut: Tabel 1.1 Pembagian Loket Kantor Bersama SAMSAT PEMOHON LOKET I LOKET II LOKET III LOKET IV Pengecekan Progresif Kendaraan Bermotor Dispenda Pendaftaran Pajak Kendaraan Bermotor Polri + Dispenda Penetapan Pajak Kendaraan Bermotor Polri + Dispenda Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Bank BJB Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Bank BJB Penyerahan Berkas (SKPD, STNK, KTP) Polri 4

5 1.1.7 Mekanisme Pelayanan SAMSAT Dalam rangka meningkatkan pelayanan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaan pelayanan, maka dibentuk mekanisme kerja yang sumbernya berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan Kantor Bersama Samsat Kota Bogor dengan kegiatan sebagai berikut: 1. Loket Pengecekan Progresif Kendaraan Bermotor Pada mekanisme ini pelayanan dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah. Petugas bertugas untuk mengecek Surat Ketetapan Daerah (SKPD) yang dimiliki oleh masing-masing wajib pajak apakah Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) tersebut dimiliki oleh satu orang dengan nama dan alamat yang sama atau tidak, dengan menginput melalui komputer, apabila Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) tersebut diketahui dengan nama dan alamat yang sama dan memiliki kendaraan lebih dari satu, maka wajib pajak dikenakan tarif pajak tambahan 1,75%, apabila memiliki dua kendaraan yang sama maka dikenakan tarif pajak tambahan sebesar 2,25% dan begitu seterusnya sampai batas kelima yaitu apabila wajib pajak memiliki lima kendaraan bermotor maka akan dikenakan tarif pajak tambahan sebesar 3,75%. 2. Loket Pendaftaran dan Penetapan Pada mekanisme Pendaftaran dan Penetapan ini, pelayanan dilakukan oleh petugas dari Polri dan Dinas Pendapatan Daerah. Petugas Polri dan Dinas Pendapatan Daerah bertugas memberikan formulir untuk diisi oleh wajib pajak. Kemudian setelah wajib pajak selesai mengisi formulir, petugas Polri menerima, meneliti kelengkapan, dan keabsahan berkas permohonan. Setelah menerima berkas dari pendaftaran, kemudian ditetapkan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan yang sudah diteliti pada loket progresif kemudian membubuhkan paraf pada tanda formulir permohonan yang telah diteliti dan diterima, dan selanjutnya bagian penetapan menyerahkan berkas kepada bagian pembayaran. 3. Loket Penerimaan dan Pembayaran Pada mekanisme ini dilakukan oleh petugas Bank BJB. Petugas Bank BJB bertugas memanggil nomor antrian dan nomor kendaraan bermotor yang siap dibayar 5

6 melalui pengeras suara, kemudian pemohon membayarkan jumlah tagihan yang harus dibayarkan dan selanjutnya uang setoran tersebut secara langsung masuk ke dalam data Bank BJB yang rekapnya akan diberikan kepada petugas Dinas Pendapatan Daerah. 4. Loket Penyerahan Mekanisme ini dilakukan oleh petugas Polri. Setelah wajib pajak selesai melakukan pembayaran dan surat-surat telah di cek sekaligus di validasi dengan benar, maka kemudian petugas Polri akan langsung menyerahkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan bukti pelunasan kepada wajib pajak LATAR BELAKANG PENELITIAN Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin hari semakin bertambah, saat ini berpengaruh terhadap jumlah penggunaan kendaraan bermotor seperti mobil dan motor pribadi. Penggunaan kendaraan bermotor tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai kebutuhan yang penting dalam menjalankan aktivitas seperti bekerja, sekolah dan aktivitas lainnya untuk mempercepat mobilitas dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kita juga harus mengetahui bahwa kepemilikan kendaraan bermotor tersebut tidak terlepas dari kewajiban masyarakat dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Karena seperti yang kita tahu, bahwa pembayaran pajak kendaraan bermotor memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap pemilik kendaraan bermotor yang sah selain kita harus mempunyai Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) (Dhoni Chandra Buana 2012:2). Masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor pribadi harus taat terhadap kewajiban membayar pajak karena dengan membayar pajak berarti kita mendapatkan perlindungan hukum dan kendaraan bermotor yang dimiliki tidak ilegal. Peraturan membayar pajak kendaraan bermotor merupakan tugas organisasi publik atau pemerintah. Menangani urusan publik bukan hanya di tangani oleh 6

7 pemerintah, tetapi juga di tangani oleh swasta/perusahaan. Namun pelayanan yang diberikan keduanya jelas berbeda. Pelayanan publik memiliki tugas untuk melayani masyarakat secara rutin seperti memberikan perlindungan, pemeliharaan fasilitas, kesehatan, jaminan keamanan yang disediakan untuk penduduk dan keuntungan atau pemasukan yang didapat oleh organisasi publik dari pajak tersebut digunakan untuk kepentingan masyarakat bukan suatu kepentingan pribadi, sedangkan organisasi swasta lebih berorientasi pada benefit profit (perolehan keuntungan) yang masuk ke dalam rekening pribadi. Randheer et al (2011:22) mengungkapkan bahwa organisasi sektor publik termasuk jasa transportasi diciptakan oleh pemerintah bukan untuk bersaing di pasar terbuka, melainkan tujuan mereka adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Menurut M. Khoiru dan Fathoni (2011:990) Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kemandirian pemerintah daerah di bidang keuangan. Semakin tinggi peran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), semakin mencerminkan keberhasilan usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam pembiayaan dan penyelenggaraan pembangunan serta pemerintahan. Itu membuktikan bahwa adanya perbedaan antara pemerintah dengan pelayanan swasta/perusahaan. Berbicara tentang organisasi pelayanan publik tersebut, salah satu wadah atau organisasi publik yang berhubungan langsung dengan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor adalah Kantor Bersama SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap). Organisasi ini bertugas melayani masyarakat salah satunya dalam hal pembayaran pajak kendaraan bermotor. SAMSAT yang merupakan organsasi publik setiap tahunnya selalu membuat inovasi dan mengalami perubahan yang cukup signifikan dalam memberikan pelayanan mengikuti perkembangan yang semakin modern dan membedakan dari pelayanan perusahaan swasta. Pada zaman dahulu, berdasarkan wawancara dengan Bapak Makmun selaku petugas SAMSAT pada tanggal 5 Februari 2015 pukul WIB (lampiran 1, nomor 1), pembayaran pajak kendaraan bermotor dilaksanakan di kantor masing- 7

8 masing instansi seperti misalnya ketika wajib pajak akan membayar pajak. Hal pertama yang dilakukan adalah wajib pajak mendatangi kantor Dinas Pendapatan Daerah untuk ditetapkan pajak sesuai dengan kendaraan bermotor yang dimilikinya, kemudian esoknya wajib pajak mendatangi kantor Jasa Raharja dan Bank BJB untuk membayar tagihan pajak yang telah ditetapkan, dan besoknya lagi wajib pajak harus mendatangi kantor polisi untuk memperoleh surat ketetapan daerah yang telah di sahkan atau divalidasi. Proses pembayaran pajak tersebut dirasakan sebagai proses yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama atau tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, berdasarkan keputusan pemerintah, sejak tahun dilakukan uji coba pembayaran pajak kendaraan bermotor dilakukan di satu gedung yang dinamakan Kantor Bersama SAMSAT. Hingga saat ini pelayanan organisasi publik khususnya Kantor Bersama SAMSAT sudah melakukan perubahan agar memuaskan wajib pajak. Berdasarkan pula wawancara dengan Bapak Makmun (terlampir nomor 1) Pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT saat ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya, karena proses pembayaran pajak kendaraan bermotor tersebut membutuhkan waktu cukup menit dan tidak perlu mendatangi kantor masingmasing intansi terkait dikarenakan berdasarkan instruksi bersama tiga Menteri Indonesia, yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam), Menteri Keuangan (Menkeu) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) No. Pol. KEP/13/XII/1976, No.KEP-1693/MK/IV/12/1976, 311 Tahun 1976 SAMSAT merupakan suatu sistem kerjasama terpadu antara Polri, Dinas Pendapatan Provinsi, Jasa Raharja, dan Bank BJB dalam pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Dengan adanya Kantor Bersama SAMSAT bertujuan untuk mempermudah wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor, sebagai pemasukkan dana pajak daerah, serta memberikan kenyamanan sehingga wajib pajak patuh terhadap kewajiban membayar pajak. Berdasarkan observasi peneliti, pada Kantor Bersama SAMSAT terdapat loketloket yang telah disediakan untuk digunakan dalam pembayaran pajak kendaraan 8

9 bermotor dimana loket-loket tersebut antara lain Loket Pengecekan Progresif Kendaraan Bermotor, Loket Penetapan & Pendaftaran, Loket Pembayaran, dan Loket Penyerahan. Loket-loket yang ada memberikan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan salah satu tugas atau fungsi penting pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahannya. Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan yang berkualitas, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama ini masih bercirikan berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan. Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang melayani bukan yang dilayani (Doni Chandra 2012:2). Maksudnya adalah masyarakat tidak menerima layanan sesuai dengan kualitas pelayanan perusahaan sehingga menyebabkan layanan yang lambat dan membuat masyarakat lelah menunggu dan hal tersebut membuat kenyataan pelayanan yang diterima oleh masyarakat tidak sesuai dengan persepsi mereka. Hal tersebut akan menyebabkan masyarakat tidak taat membayar pajak. Menurut Hood (1995:95) dalam penelitiannya juga mengungkapkan dimensidimensi yang mengakibatkan atau mengarah pada kualitas pelayanan publik yang lebih baik terjadi karena pengalaman manajemen yang lebih baik, mengadopsi dari fungsi suatu gaya perusahaan, kegiatan, lingkungan kerja berbasis kompetitif, optimasi dan perencanaan organisasi sumer daya yang lebih baik, dan lebih fokus pada hasil kualitas pelayanaan. Namun berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti di lapangan, bahwa dari upaya yang dilakukan Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor dalam memberikan kualitas pelayanan sesuai dengan persepsi masyarakat masih belum dapat dilaksanakan secara optimal karena dari keempat loket tersebut ditemukan beberapa masalah pada beberapa loket pelayanan yang mengacu pada halaman 5 (lima) sebagai berikut: 1. Loket pertama yaitu loket pengecekan progresif kendaraan bermotor. Pada loket ini pelayanan yang harus diberikan berdasarkan pada rata-rata target Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku adalah 2 (dua) menit. Pada loket ini, 9

10 peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada 5 (lima) orang wajib pajak pada tanggal 5 Februari 2015 pada pukul WIB (terlampir nomor 2) dan hasil yang didapat bahwa loket ini sudah berjalan sesuai dengan semestinya bahkan kurang dari 2 (dua) menit dan tidak terjadinya antrian karena memang loket ini dikhususkan hanya untuk pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor sehingga petugas bisa hanya fokus mengecek Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) saja. 2. Loket kedua yakni Loket Pendaftaran dan Penetapan. Pada loket ini pelayanan yang harus diberikan berdasarkan dengan rata-rata target Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah 5 menit. Pada loket ini, terdapat 2 (dua) jendela yaitu jendela pendaftaran dan jendela penetapan, jadi mula-mula wajib pajak mendatangi dahulu jendela pendaftaran baru kemudian ke jendela penetapan. Rata-rata target Standar Operasional Prosedur (SOP) pada maisng-masing jendela adalah 3 menit untuk jendela pendaftaran dan 2 menit untuk jendela penetapan. Peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada 5 (lima) orang wajib pajak pada tanggal 5 Februari 2015 pada pukul WIB (terlampir nomor 3) dan hasil yang didapat bahwa sedikit berbeda karena beberapa kali adanya antrian pada jendela pendaftaran namun antrian tersebut tidak begitu panjang berkisar 7-10 menit. Hal tersebut terjadi apabila ada seorang masyarakat (wajib pajak) yang baru pertama kali membayar pajak kendaraan bermotornya tidak mengerti beberapa pertanyaan yang ada pada formulir yang harus diisi. Kejadian tersebut membuat masyarakat (wajib pajak) lainnya yang akan mengambil dan mengisi formulir secara otomatis harus antri sampai wajib pajak didepannya selesai bertanya ataupun mengisi formulir tersebut. Sedangkan untuk jendela penetapan tidak terjadi antrian. 3. Loket ketiga adalah loket Pembayaran. Pada loket ini pelayanan yang harus diberikan berdasarkan dengan rata-rata target Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah 10 menit. Namun pada kenyataannya berdasarkan observasi dan wawancara peneliti kepada 5 (lima) orang wajib pajak pada tanggal 6 Februari 2015 pada pukul (terlampir nomor 4), masing-masing wajib pajak menunggu menit bahkan bisa lebih lama lagi hingga 30 menit. Hal ini dikarenakan karena loket 10

11 pembayaran yang ada, melayani semua jenis transaksi yang dilayani oleh Kantor Bersama SAMSAT seperti perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) tahunan dan lima tahunan, Biaya Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dan mutasi kendaraan bermotor. Sehingga wajib pajak yang hanya membayar pajak kendaraan bermotor harus menunggu giliran bersama wajib pajak lain yang melakukan pelayanan yang tadi disebutkan. 4. Loket keempat adalah loket Penyerahan. Pada loket ini pelayanan yang harus diberikan berdasarkan dengan rata-rata target Standar Operasional (SOP) adalah 3 menit. Untuk transaksi pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) masyarakat (wajib pajak) menunggu untuk dipanggil kembali berdasarkan nomor antrian seperti pada loket pembayaran. Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti kepada 5 (lima) orang wajib pajak pada tanggal 6 Februari 2015 pada pukul (terlampir), wajib pajak tidak menunggu lebih dari 3 menit tanpa adanya antrian karena ketika nomor antrian disebutkan, wajib pajak hanya tinggal mengambil berkas-berkas yang menjadi syarat pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang telah divalidasi. Berdasarkan pula hasil observasi dan wawancara, peneliti juga menemukan beberapa masalah dalam hal kualitas pelayanan di Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor antara lain sebagai berikut: 1. Kurang memadainya sarana dan prasarana yang tersedia di Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor, hal ini dapat dilihat sarana yang disediakan seperti baliho besar mengenai alur transaksi pembayaran yang ada di Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor diletakkan tertutup oleh meja informasi sehingga baliho tersebut tidak terlihat dan kurang diminati untuk dibaca oleh wajib pajak. 2. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Makmun selaku petugas dari Dinas Pendapatan Daerah pada tanggal 5 Februari pada pukul WIB (terlampir nomor 6) bahwa kendala yang dihadapi dalam pelayanan pajak kendaraan 11

12 bermotor yaitu semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor di wilayah Kota Bogor yang berdampak pada banyaknya jumlah wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor sehingga menyebabkan proses pelayanan yang terkadang lama sehingga tidak sesuai dengan standar waktu yang diperlukan. Selain itu berdasarkan pula hasil wawancara dengan pihak Bank BJB yaitu Bapak Diki pada tanggal 5 Februari pukul WIB (terlampir nomor 7) bahwa kendala yang dialami dalam melayani masyarakat (wajib pajak) khususnya pada saat pembayaran apabila terjadinya error pada koneksi internet yang dihubungkan se-jawa Barat, sehingga apabila hal tersebut terjadi secara otomatis semua transaksi yang ada harus dihentikan sampai koneksi se-jawa Barat tersebut selesai diproses. Tetapi apabila kendala tersebut terjadi, petugas harus bisa memberikan pengertian kepada wajib pajak dan petugas bisa mengatasinya dengan baik. Pada dasarnya sasaran dalam pelayanan umum adalah kepuasan masyarakat sesuai dengan persepsi mereka, maka Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor sebagai organisasi publik harus mampu melayani masyarakat secara optimal dalam bentuk pelayanan umum. Agar kepuasan masyarakat selalu tetap terjaga, maka kualitas pelayanan harus tetap terpelihara dengan baik. Menurut Zeithamal dan Bitner (1996:25) faktor utama penentu kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa. Oleh karena itu, kualitas pelayanan harus diukur secara terus menerus (Lupiyoadi 2001 dalam Dodi Chandra 2012:8). Maksudnya adalah pelayanan umum itu diberikan dengan tujuan agar harapan pelanggan sesuai dengan persepsi, maka hal terpenting adalah bahwa kualitas pelayanan harus diberikan secara cepat dan tepat sesuai dengan semestinya agar pelanggan menjadi puas. Karena secara umum, kepuasan pelanggan terjadi karena pelanggan tersebut membandingkan layanan yang dirasakan dengan layanan yang diharapkan (Parasuraman et al 1998:12). Jika pelayanan yang dirasakan menurun dari yang diharapkan maka pelanggan tidak puas, sedangkan jika kualitas pelayanan yang dirasakan berada diatas tingkat harapan maka itu akan menciptakan pelanggan yang puas (Andreassen 1995 dalam Randheer et al 2011:21). Marketer (pemasar) perlu 12

13 memahami bahwa pelanggan lebih dari sekedar konsumen, hasil dari kualitas pelayanan mereka adalah penghasil dari proses kualitas (Gronroos & Ojasalo 2004:414). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang permasalahan tersebut yang sekaligus menjadi judul penelitian ini, yaitu: Mengukur Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kualitas Pelayanan Menggunakan SERVQUAL Pada Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor. Dalam hal ini peneliti fokus untuk membahas pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) karena proses pembayaran yang paling mudah diantara proses pembayaran yang lain PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah mengidentifikasi dimensi kualitas pelayanan yang paling penting pada Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor? 2. Bagaimanakah level kualitas pelayanan yang dinilai oleh wajib pajak melalui persepsi dan ekspetasi harapan mereka terhadap pelayanan yang diberikan oleh Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor? 1.4. TUJUAN PENELITIAN Suatu penelitian dilakukan tentunya memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengidentifikasi dimensi kualitas pelayanan yang paling penting pada Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor. 2. Untuk mengukur atau mengetahui level kualitas dari gap antara ekspetasi dan persepsi wajib pajak terhadap pelayanan Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor. 13

14 1.5. KEGUNAAN PENELITIAN Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat kepada pihak-pihak sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis a. Menerapkan dan memperdalam ilmu serta teori yang telah didapat selama kuliah, khususnya mata kuliah Manajemen Pemasaran (Marketing) yang diterapkan pada permasalahan nyata melalui kepuasan dan kualitas pelayanan juga sebagai prasyarat untuk menyelesaikan studi strata satu pada Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom b. Menambah wawasan, pengetahuan, dan meningkatkan pemahaman mengenai bagaimana kualitas dan kepuasan suatu layanan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat melatih kemampuan analisis dan berfikir secara sistematis dan konseptual. 2. Kegunaan Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor sebagai masukan yang positif dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kepuasan dan kualitas pelayanan di dalamnya SISTEMATIKA PENULISAN Penelitian ini terdiri dari lima bab yang akan dijabarkan menjadi beberapa sub-bab. Berikut ini akan dijelaskan mengenai penjabaran dari tiap bab: BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari tujuh sub-bab yaitu gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. 14

15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini terdiri dari rangkuman teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari tujuh su-bab yaitu jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis data, serta pengujian hipotesis. Pada bab ini juga akan dijelaskan metode yang akan digunakan oleh peneliti pada penelitian ini. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan serta membahas hasil penelitian tersebut sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditetapkan.terdiri dari karakteristik responden hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan dari hasil penelitian dan pembahasan kemudian dari kesimpulan tersebut peneliti mencoba untuk memberikan saran-saran yang diharapkan peneliti akan berguna bagi perusahaan. 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah Perusahaan Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah Kota Bogor merupakan hasil realisasi Kantor Bersama Samsat di Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1 Sejarah Samsat Keliling Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, serta tuntutan masyarakat akan kemudahan layanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) memegang peranan penting dalam rangka membiayai urusan rumah tangga daerah, baik dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelayanan publik yang berhubungan langsung dengan pelanggan atau masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan suatu sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi pemerintah dalam satu gedung,

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) adalah suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan

I. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan pelayanan yang berfokus pada masyarakat. Pelayanan yang berfokus pada pelanggan ini akan berhasil

Lebih terperinci

BAB III SETTING PENELITIAN

BAB III SETTING PENELITIAN BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Kantor Bersama Samsat Surabaya Selatan. Samsat adalah Sistem Administrasi manunggal satu atap. Kantor Bersama Samsat merupakan salah satu tempat pelayanan publik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan birokrasi/pemerintah kepada masyarakat. Pelaksanaan pelayanan publik dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara memiliki kewajiban untuk memberikan kesejahteraan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara memiliki kewajiban untuk memberikan kesejahteraan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara memiliki kewajiban untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, meningkatkan harkat dan martabat rakyat untuk menjadi manusia seutuhnya. Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian dalam suatu rumah tangga membutuhkan sumbersumber penerimaan untuk membiayai segala keperluan rumah tangga. Sama hal nya dengan pajak yang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit, dimana kebutuhan dana tersebut setiap tahun mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. sedikit, dimana kebutuhan dana tersebut setiap tahun mengalami peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap daerah mempunyai kewajiban untuk memenuhi kepentingan masyarakat dengan melaksanakan pembangunan daerah di segala bidang. Dalam melaksanakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya terbagi dalam Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dewasa ini perbincangan tentang otonomi yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Satu Atap. Terbentuknya SAMSAT atau Samsat Ditlantas Polda Jabar berdiri

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Satu Atap. Terbentuknya SAMSAT atau Samsat Ditlantas Polda Jabar berdiri 26 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah SAMSAT SAMSAT merupakan kepanjangan dari Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap. Terbentuknya SAMSAT atau Samsat Ditlantas Polda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. swasta saat ini tengah berlomba untuk meningkatkan pelayanan agar lebih

BAB I PENDAHULUAN. swasta saat ini tengah berlomba untuk meningkatkan pelayanan agar lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari bidang pelayanan adalah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan. Baik instansi pemerintah maupun swasta saat ini tengah

Lebih terperinci

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM GUBERNUR PERATURAN BERSAMA GUBERNUR KEPALA KEPOLISIAN DAERAH DAN KEPALA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG NOMOR : 66 TAHUN 2008 NOMOR POL : NOMOR : TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR BERSAMA SISTIM ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Pajak Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Pajak Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pajak Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu pajak daerah yang memiliki potensi yang besar dalam menaikan pendapatan asli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Good Governance (kepemerintahan yang baik) merupakan issue yang paling menarik dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Kondisi kepemerintahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan membawa dampak positif bagi perusahaan begitu juga sebaliknya apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. akan membawa dampak positif bagi perusahaan begitu juga sebaliknya apabila BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan faktor penting bagi setiap perusahaan. Pelayanan yang baik akan membawa dampak positif bagi perusahaan begitu juga sebaliknya apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) didirikan berdasarkan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) didirikan berdasarkan BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Latar Belakang Objek Penelitian III.1.1. Sejarah SAMSAT Serpong Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) didirikan berdasarkan Instruksi Bersama Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor terpenting dalam setiap kegiatan organisasi. Organisasi boleh saja memiliki peralatan dan mesin serta sistem

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi. Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi. Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang) 9 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang) Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara pada mulanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak. hanya mengejar kemajuan daerah saja, akan tetapi mencakup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak. hanya mengejar kemajuan daerah saja, akan tetapi mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di suatu daerah dimaksudkan untuk membangun masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak hanya mengejar kemajuan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. infrastruktur negara yang lebih baik, membuat kelestarian lingkungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. infrastruktur negara yang lebih baik, membuat kelestarian lingkungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya untuk membangun suatu bangsa dan negara pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk kelangsungan pembangunan negara tersebut agar warga negara atau

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri merupakan induk dari semua

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri merupakan induk dari semua BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kedudukan Samsat Bandar Lampung Secara umum Samsat di Indonesia lahir pada tahun 1976 melalui Surat Keputusan Bersama tiga Menteri yaitu Menteri Pertahanan, Keamanan/Panglima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang dominan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Samsat Sistem administrasi manunggal satu atap (SAMSAT) merupakan suatu sistem kerjasama terpadu antara Kepolisian Republik

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Komunikasi Dalam Pelayanan Samsat Drive Thru pada. Dispenda Wilayah Kota Bandung Soekarno Hatta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Komunikasi Dalam Pelayanan Samsat Drive Thru pada. Dispenda Wilayah Kota Bandung Soekarno Hatta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Komunikasi Dalam Pelayanan Samsat Drive Thru pada Dispenda Wilayah Kota Bandung Soekarno Hatta 4.1.1 Transformasi atau Penyampaian Informasi Dalam Pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor BAB IV PEMBAHASAN IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Samsat Jakarta Barat. Bab ini akan dimulai dengan mekanisme pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Pelayanan Samsat Keliling Dipolres Jakarta Selatan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Pelayanan Samsat Keliling Dipolres Jakarta Selatan BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Pelayanan Samsat Keliling Dipolres Jakarta Selatan Pada Bab ini penulis akan menganalisis secara keseluruhan mengenai efektif dan efisien hal-hal yang menentukan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN STNK DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH (UPPD) WILAYAH XX/SAMSAT BANDUNG BARAT

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN STNK DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH (UPPD) WILAYAH XX/SAMSAT BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Kantor Bersama SAMSAT (Sistem Administrasi Satu Atap), merupakan gabungan dari beberapa Instansi terkait dalam mengkoordinasikan pendapatan daerah

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK 3.1 Sistem Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap Kota Depok 3.1.1 Profil SAMSAT Kota Depok Kantor Bersama SAMSAT (Sistem

Lebih terperinci

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK 4.1 Analisis Uji Instrumen Penelitian (Pre-test) Pre-test dilakukan untuk menguji pertanyaan dalam bentuk pernyataan yang dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber ekstern tersebut sehingga sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber ekstern tersebut sehingga sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan nasional merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah membutuhkan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN PEMBAYARAN RETRIBUSI PARKIR SECARA BERLANGGANAN BAGI PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu pendapatan terbesar dan sangat berpengaruh di Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran dalam rangka

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI UPTD SAMSAT KOTA KENDARI *Astin Abus **Muh. Zein Abdullah ***Sutiyana Fachrudin

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI UPTD SAMSAT KOTA KENDARI *Astin Abus **Muh. Zein Abdullah ***Sutiyana Fachrudin POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PELAYANAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI UPTD SAMSAT KOTA KENDARI *Astin Abus **Muh. Zein Abdullah ***Sutiyana Fachrudin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang tumbuh pesat dewasa ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang tumbuh pesat dewasa ini, menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang tumbuh pesat dewasa ini, menuntut manusia untuk bekerja secara efektif dan efisien, hal ini tentunya dilakukan agar semua orang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Latar Belakang Objek Penelitian III.1.1 Dinas Pendapatan Daerah Prop. DKI Jakarta 1. Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah dan dilandasi Peraturan Undang-Undang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah dan dilandasi Peraturan Undang-Undang sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum UP3AD/SAMSAT Karanganyar 1. Sejarah UP3AD Karanganyar Sebelum dinamakan sebagai Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Provinsi Jawa Tengah, tahun 1957

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial di Indonesia berlandaskan

Lebih terperinci

NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT : 01 MEI 2016 Diperiksa oleh KASAT LANTAS ARIF ABDILLAH IPTU NRP

NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT : 01 MEI 2016 Diperiksa oleh KASAT LANTAS ARIF ABDILLAH IPTU NRP Dibuat Oleh KANIT REGIDENT TANGGAL TERBIT : 01 MEI 2016 Diperiksa oleh KASAT LANTAS 1/9 Disahkan oleh KAPOLRES ABDUL WAHAB AIPTU NRP 60120591 ARIF ABDILLAH IPTU NRP 761204 JON WESLY ARIANTO, S.I.K. AKBP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Orde Baru yang menghendaki tegaknya supremasi hukum, demokratisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Orde Baru yang menghendaki tegaknya supremasi hukum, demokratisasi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era Orde baru yang berlangsung lebih dari tiga dasawarsa telah berlalu, dan kini berada pada suatu era yang disebut era reformasi, yaitu suatu era pengganti era Orde

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan banyak masalah yang dihadapi. Salah satunya, kurangnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan banyak masalah yang dihadapi. Salah satunya, kurangnya kesadaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu negara membutuhkan pendapatan yang besar untuk mensejahterakan kehidupan rakyatnya. Maka pemerintah perlu mendapatkan dana tersebut dengan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN TRAYEK PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN TRAYEK PADA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TAHUN 2012 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Nomor : 3/SOP/429.207/2012 Tanggal : 11 Agustus

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara 7 BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Sebelum dinas pendapatan berdiri sebagai instansi tersendiri. Pengelolaan Pajak dan Pendapatan Daerah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 tentang Pajak Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, tiap daerah-daerah yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, tiap daerah-daerah yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, tiap daerah-daerah yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus urusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pajak Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pajak Kendaraan Bermotor i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pajak Kendaraan Bermotor Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada pemda tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantang terbesar yang dihadapi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. tantang terbesar yang dihadapi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, instansi pemerintahan dihadapkan pada semakin tingginya tuntutan terhadap pelayanan yang baik kepada masyarakat. Menyikapi tuntutan ini, tantang terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik kepada masyarakat merupakan salah satu tugas atau fungsi penting Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahannya. Pelayanan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu daerah. Pendapatan daerah yang optimal perlu

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan warga negaranya (Ruyadi, 2009). Dengan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan warga negaranya (Ruyadi, 2009). Dengan adanya perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak dapat diartikan sebagai sumber dana dari sebuah negara untuk mengatasi berbagai masalah-masalah seperti masalah sosial, peningkatan kesejahteraan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor, baik itu berupa sepeda motor ataupun mobil. Masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor, baik itu berupa sepeda motor ataupun mobil. Masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini hampir semua keluarga yang ada di Indonesia memiliki kendaraan bermotor, baik itu berupa sepeda motor ataupun mobil. Masyarakat Indonesia sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah

Lebih terperinci

Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat)

Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat) Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat) Viory Sabila Shifa, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik dan dapat memuaskan semua pihak. Terselenggarakannya pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik dan dapat memuaskan semua pihak. Terselenggarakannya pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tugas pokok pemerintah sebagai organisasi sektor publik adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga aparat pemerintah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 pemerintah Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 pemerintah Republik Indonesia mencanangkan suatu gerakan yaitu pembangunan nasional. Menurut Tap MPR Nomor IV/MPR/1999

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT: 2016 DIPERIKSA OLEH KASAT LANTAS T T D

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT: 2016 DIPERIKSA OLEH KASAT LANTAS T T D 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH GORONTALO RESOR GORONTALO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. DOKUMEN SOP/LANTAS/RES-GTO/04 NO. REVISI 00 HALAMAN 30-46 TANGGAL TERBIT: 2016 DIBUAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan atau Mukaddimah UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan dalam rangka melaksanakan Trilogi pembangunan, diperlukan ketersediaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xv. A. Latar Belakang Masalah... 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xv. A. Latar Belakang Masalah... 1 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAKS KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Provinsi, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (Mardiasmo,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Provinsi, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (Mardiasmo, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak daerah terbagi atas dua kelompok, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak daerah juga merupakan salah satu penerimaan yang penting di Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan bahkan dapat dikatakan pelayanan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan bahkan dapat dikatakan pelayanan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan bahkan dapat dikatakan pelayanan tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan bernegara, setiap masyarakat

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DI BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) DI KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK

BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK BAB III GAMBARAN UMUM PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA DEPOK Dalam hal implementasi pemungutan retribusi Izin Mendirikan Bangunan di kota Depok, terdapat dua instansi yang berwenang.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sejarah Singkat PEMDA DKI JAKARTA Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Kota tahun 1952 sementara Djakarta Raya Nomor 18/DK/tanggal 11 September

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pajak berikut : Menurut Rochmat Sumitro (2005:1) pengertian pajak sebagai berikut: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 10

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 10 DAFTAR ISI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 10 1.4 Manfaat Penelitian... 10 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Publik... 11 2.1.1 Pengertian Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial karena mereka hidup bersamasama di dalam atau ditengah-tengah suatu masyarakat. Manusia hanya bisa bertahan hidup dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum UP3AD Samsat Karanganyar Seksi inidibentuk berdasarkan surat keputusan DPD Peralihan Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum UP3AD Samsat Karanganyar Seksi inidibentuk berdasarkan surat keputusan DPD Peralihan Provinsi BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum UP3AD Samsat Karanganyar Pertama kali berdiri bernama Seksi Penghasilan Daerah, pada tahun 1957. Seksi inidibentuk berdasarkan surat keputusan DPD Peralihan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi dan kewenangan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi dan kewenangan pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menjalankan fungsi dan kewenangan pemerintah daerah dalam bentuk pelaksanaan kewenangan fiskal, setiap daerah harus dapat mengenali potensi dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi penting Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi penting Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik kepada masyarakat merupakan salah satu tugas atau fungsi penting Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahannya. Pemerintah harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Rochmat Soemitro dalam Siti Resmi (2011: 1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor 26 BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan manusia. Menurut Kotler dan Sampara Lukman(64/198/138),

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan manusia. Menurut Kotler dan Sampara Lukman(64/198/138), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sinambela (2010,:3) pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan

Lebih terperinci

MENGUKUR PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KUALITAS PELAYANAN MENGGUNAKAN SERVQUAL PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT KOTA BOGOR

MENGUKUR PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KUALITAS PELAYANAN MENGGUNAKAN SERVQUAL PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT KOTA BOGOR MENGUKUR PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KUALITAS PELAYANAN MENGGUNAKAN SERVQUAL PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT KOTA BOGOR MEASURING TAX PAYER S PERCEPTION ON SERVICE QUALITY USING SERVQUAL IN KANTOR BERSAMA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 22 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM INSTANSI 1. Sejarah Berdirinya Instansi Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan untuk membiayai pengeluaran atau kebutuhan negara dalam meningkatkan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM DIPENDA DAN SAMSAT KOTA BEKASI

BAB 3 GAMBARAN UMUM DIPENDA DAN SAMSAT KOTA BEKASI BAB 3 GAMBARAN UMUM DIPENDA DAN SAMSAT KOTA BEKASI 3.1 Kota Bekasi 3.1.1 Sejarah Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Karanganyar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada

Lebih terperinci

Oleh Nama : Dede Bahrudin

Oleh Nama : Dede Bahrudin BAB III RUANG LINGKUP DPPKD PROVINSI BANTEN UPT PANDEGLANG 1.1 Sejarah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Banten di bentuk berdasarkan peraturan daerah Provinsi Banten nomor 3 tahun

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB pada Kantor SAMSAT Jakarta Barat

BAB IV PEMBAHASAN. Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB pada Kantor SAMSAT Jakarta Barat BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB pada Kantor SAMSAT Jakarta Barat Pada bab ini akan dimulai dengan pembahasan pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini sebagai negara berkembang Indonesia tengah gencargencarnya melaksanakan pembangunan disegala bidang baik ekonomi, sosial, politik, hukum, maupun bidang

Lebih terperinci

Jenis pelayanan Administrasi Penerbitan Ijin Dengan Penilaian Teknis serta Pengesahan SKPD

Jenis pelayanan Administrasi Penerbitan Ijin Dengan Penilaian Teknis serta Pengesahan SKPD Lampiran I : Keputusan Kepala Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal Kota Surabaya Nomor : 503/2045/436.7.5/2013 Tanggal : 22 April 2013 A. PENDAHULUAN Sebagai organisasi layanan publik milik Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah

BAB III OBYEK PENELITIAN. Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan daerah Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah diharapkan dapat menangani

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RIWAYAT HIDUP... vii

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK A. Defenisi Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan alat-alat transportasi pun semakin meningkat. Alat transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan alat-alat transportasi pun semakin meningkat. Alat transportasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dewasa ini, perkembangan alat-alat transportasi pun semakin meningkat. Alat transportasi, khususnya kendaraan bermotor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemungut pajak yang disebut Publican (Rahayu, 2010). Sedangkan sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemungut pajak yang disebut Publican (Rahayu, 2010). Sedangkan sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan sebuah negara yang dibayarkan oleh wajib pajak, pada zaman dahulu pajak dipungut oleh kerajaan untuk memenuhi kebutuhan istana tanpa

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG. Nomor 17 Tahun 2011 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG. Nomor 17 Tahun 2011 TENTANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG Nomor 17 Tahun 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PERIZINAN BIDANG PERHUBUNGAN DARAT PADA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci