PENCAPAIAN FAKTOR-FAKTOR PRASYARAT BERDASARKAN KELOMPOK SAMPEL. 0% Konsultan Desain Kontraktor Owner KELOMPOK SAMPEL

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENCAPAIAN FAKTOR-FAKTOR PRASYARAT BERDASARKAN KELOMPOK SAMPEL. 0% Konsultan Desain Kontraktor Owner KELOMPOK SAMPEL"

Liani Lesmono
6 tahun lalu
Tontonan:

1 VII. BAB VII PENUTUP VII.1. Kesimpulan Kesimpulan disusun dengan melihat korelasi antara hasil pengolahan dan analisis data dengan maksud dan tujuan penelitian. Meskipun penelitian ini telah memberikan suatu hasil yang dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat kesiapan masyarakat jasa konstruksi dalam menerapkan metoda VE di NAD, namun perlu disadari bahwa upaya menjeneralisasi suatu hasil dari kelompok sampel yang minim pada populasi yang luas terlebih pada penelitian yang hanya berdasarkan opini responden akan berpotensi memunculkan bias. Kesimpulan yang dapat disusun berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data pada bab-bab sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Keberadaan faktor-faktor prasyarat penerapan VE pada pembangunan infrastruktur di Nanggroe Aceh Darussalam telah tampak ada, berdasarkan pencapaian variabel-variabel penelitian. 2. Tingkat keberadaan faktor-faktor prasyarat penerapan VE pada pembangunan infrastruktur di Nanggroe Aceh Darussalam dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu: a. Keberadaan ditinjau dari pencapaian faktor prasyarat oleh masing-masing kelompok sampel ditunjukkan pada gambar di bawah ini: PENCAPAIAN FAKTOR-FAKTOR PRASYARAT BERDASARKAN KELOMPOK SAMPEL 100% % PENCAPAIAN 80% 60% 40% 20% 69.31% 66.20% 65.23% Ambang Kesiapan (50%) Pencapaian 0% Konsultan Desain Kontraktor Owner KELOMPOK SAMPEL Gambar VII-1 Pencapaian faktor prasyarat pada seluruh kelompok sampel 178

2 179 b. Keberadaan faktor prasyarat per-variabel penelitian ditampilkan pada gambar berikut: PENCAPAIAN PER-VARIABELPENELITIAN 100% % PENCAPAIAN 80% 60% 40% 20% 76.01% 61.78% 66.21% 59.81% 68.55% 69.16% Ambang Kesiapan (50%) Pencapaian 0% Variabel A Variabel B Variabel C Variabel D Variabel E VARIABEL-VARIABEL Variabel F Gambar VII-2 Pencapaian variabel penelitian (faktor-faktor prasyarat) Dimana: Variabel A: Komitmen Masyarakat Jasa Konstruksi Dalam Mendukung Upaya Peningkatan Value Pada Pembangunan Infrastruktur Di Nanggroe Aceh Darussalam Variabel B: Pandangan Masyarakat Jasa Konstruksi Terhadap Pentingnya Peningkatan Value Dalam Proses Project delivery Variabel C: Dukungan Dan Partisipasi Manajemen Dalam Upaya Peningkatan Value Pada Proyek Infrastruktur Di Nanggroe Aceh Darussalam Variabel D: Kualitas Dan Kapasitas Sumber Daya Manusia Di Nanggroe Aceh Darussalam Variabel E: Ketersediaan Proyek Infrastruktur Yang Krusial Bagi Analisis Peningkatan Value Variabel F: Kesiapan Pihak Terkait Dalam Melaksanakan Regulasi Terkait Dengan Upaya Peningkatan Value 3. Berdasarkan hasil survey dan pengolahan data tampak bahwa masyarakat jasa konstruksi di Nanggroe Aceh Darussalam telah cukup siap menerapkan program Value Engineering pada pelaksanaan pembangunan infrastruktur. Kesiapan tersebut dinilai berdasarkan opini responden terhadap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner dan harus dielaborasi dengan fakta-fakta di lapangan untuk mendapatkan pemahaman mengenai tingkat kesiapan yang lebih komprehensif.

3 180 VII.2. Saran Saran disusun dengan mempertimbangkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam upaya penerapan metoda Value Engineering di NAD. Saran ditujukan kepada dua kelompok: yang pertama, kelompok masyarakat jasa konstruksi dan pihak-pihak terkait di NAD guna mendorong penciptaan iklim yang kondusif bagi penerapan program Value Engineering dikemudian hari. Yang kedua ditujukan kepada pihak-pihak yang berminat pada topik Value Engineering dan ingin menyempurnakan penelitian ini. VII.2.1. Saran Kepada Masyarakat Jasa Konstruksi Di NAD Dan Pihak- Pihak Terkait Lainnya Berdasarkan inventarisasi faktor-faktor prasyarat kritis pada sub-bab VI-5 diatas maka peneliti mengusulkan beberapa rencana perbaikan kepada masyarakat jasa konstruksi di NAD dan pihak-pihak terkait lainnya, yaitu: 1. Meningkatkan pemahaman staf dan pimpinan seluruh instansi yang terkait dengan pelaksanaan konstruksi akan pentingnya penghargaan terhadap value dan kreatifitas. Peningkatan pemahaman ini dilaksanakan melalui penyuluhan/pendidikan/training dan metoda-metoda lainnya. Disamping itu juga perlu pemberian reward kepada staf berprestasi terkait dengan upaya peningkatan value dan pemberian sanksi bagi yang bertindak bertentangan dengan upaya peningkatan value sesuai dengan kadar kontribusinya masingmasing. (masalah yang diharapkan teratasi: A1, B8, B9, B11, D20, D21, D22, D23, D25, D26, D27, D28, D29, F34); 2. Menjalin koordinasi dengan seluruh pihak, terkait dengan upaya pemberantasan KKN dalam proses pelaksanaan konstruksi. Masyarakat jasa konstruksi perlu memperjelas bersama aparat penegak hukum (KPK, BPK, BPKP, dll) mengenai batasan-batasan kreatifitas yang diperbolehkan diterapkan dalam pelaksanaan proyek infrastruktur tanpa harus diduga melakukan praktik KKN. (masalah yang diharapkan dapat teratasi: A2, A3); 3. Proses pelaksanaan addendum dipersulit untuk mengurangi kebiasaan melaksanakan proyek tanpa perencanaan yang matang. Cara mempersulit dapat dengan menerapkan sistem pinalti bagi pihak-pihak yang bertanggung

4 181 jawab menyebabkan addendum harus dilakukan, baik owner maupun penyedia jasa. (masalah yang diharapkan dapat teratasi A4); 4. Membiasakan melaksanakan proses project delivery yang beragam sesuai dengan batasan-batasan yang diperbolehkan. (masalah yang diharapkan dapat teratasi: B5); 5. Perbaikan sistem komunikasi dan interaksi internal instansi owner dan penyedia jasa dan sistem komunikasi dan interaksi eksternal antara owner dan penyedia jasa khususnya dalam upaya peningkatan mutu desain/pekerjaan. (masalah yang diharapkan dapat teratasi: B6, B7, B10, B12, C13, C15, C16, C17); 6. Perbaikan sistem pengarsipan di masing-masing instansi (masalah yang diharapkan dapat teratasi: C14); 7. Pembentukan departemen khusus yang bertugas mengawasi dan meningkatkan kualitas pekerjaan baik pada level organisasi maupun pada level proyek. (masalah yang diharapkan dapat teratasi: C18); 8. Peningkatan tingkat partisipasi manajemen pada rapat-rapat teknis khususnya yang membahas upaya peningkatan value. (masalah yang diharapkan dapat teratasi: C19, D23, D24, D25, D27); 9. Adakan kegiatan pembaruan secara rutin dengan menggunakan metoda yang beragam guna menumbuhkan minat staf akan informasi-informasi terkini menyangkut teknologi, metoda pelaksanaan, software dan inovasi-inovasi terbaru lainnya dalam pelaksanaan konstruksi. (masalah yang diharapkan dapat teratasi: D26, D27, D28, D29, F34, F35); 10. Pelaksanaan analisis value jangan terkendala oleh minimnya proyek-proyek yang berbiaya besar. Inovasi dan penyesuaian proses pelaksanaan job plan value improvement dapat dilakukan dengan cara mengintensifkan pelaksanaan dengan waktu seminimal mungkin sehingga biaya yang harus dikeluarkan untuk pelaksanaan workshop dapat ditekan. (masalah yang diharapkan dapat teratasi: E30, E31, E32, E33); 11. Perlu ada upaya untuk mendorong pemerintah daerah lebih aktif mengkaji kelayakan penyusunan regulasi yang mensyaratkan masyarakat jasa konstruksi menerapkan metoda Value Engineering pada proses pelaksanaan konstruksi

5 182 khususnya pada proyek infrastruktur. (masalah yang diharapkan dapat teratasi: F36); VII.2.2. Saran Kepada Pihak Yang Berminat Dengan Topik VE 1. Diperlukan suatu penelitian lanjutan untuk menguji faktor-faktor prasyarat yang telah diteliti pada penelitian ini pada masyarakat jasa konstruksi yang telah menerapkan metoda Value Engineering. Melalui penelitian tersebut nantinya akan dapat dilihat akurasi faktor-faktor prasyarat yang ada dalam penelitian ini dengan tuntutan penerapan Value Engineering sebenarnya dalam aplikasi sehari-hari. 2. Perlu penambahan jumlah sampel pada penelitan lanjutan untuk meminimalisir bias yang mungkin akan muncul, mengingat penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif dan potensi kesalahan persepsi sangat mungkin akan terjadi. 3. Perlu tambahan indikator Sistem Penganggaran Biaya Proyek Dan Pengaruhnya Terhadap Upaya Penerapan VE. Selama ini sistem penganggaran proyek-proyek pemerintah sering menggunakan konsep daya serap. Apakah hal itu mempunyai korelasi dengan kecenderungan penghematan anggaran dan kesiapan penerapan VE atau tidak. 4. Mengingat kesiapan aparat penegak hukum juga sangat menentukan berhasil tidaknya implementasi program VE ini, maka perlu disiapkan kuesioner yang ditujukan pada aparat penegak hukum seperti Komite Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan aparat hukum lainnya guna mengetahui kesiapan dan sikap (attitute) mereka dalam merespon perubahanperubahan desain yang terjadi dalam pelaksanaan konstruksi. 5. Beberapa variabel dalam penelitian ini, khususnya variabel Dukungan Dan Partisipasi Manajemen Dalam Upaya Peningkatan Value Pada Proyek Infrastruktur Di Nanggroe Aceh Darussalam dan variabel Kualitas Dan Kapasitas Sumber Daya Manusia Di Nanggroe Aceh Darussalam memiliki kemiripan dengan ISO 9001: 2000, karena itu pada penelitian selanjutnya, studi mengenai penerapan Value Engineering dapat berjalan selaras dengan studi penerapan ISO 9001:2000.

6 Pada indikator gradasi tenaga kerja pada perusahaan/instansi perlu ditambahkan aspek kecakapan keilmuan yang dimiliki staf perusahaan/instansi, seperti keahlian struktur, geodesi, geoteknik, dll. Pada penelitian ini hal tersebut luput dari perhatian.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB VI ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. VI.1. Gambaran Keberadaan Faktor-Faktor Prasyarat Penerapan VE di NAD

VI. BAB VI ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN VI.1. Gambaran Keberadaan Faktor-Faktor Prasyarat Penerapan VE di NAD Faktor-faktor prasyarat yang menjadi kajian dalam penelitian ini ada 6 faktor. Keenam faktor