BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN"

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 25 auditor forensik atau auditor investigasi yang bekerja di Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Barat dan didukung oleh teori-teori yang melandasi dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk menjawab identifikasi masalah, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap auditor forensik atau auditor investigasi yang bekerja di Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Barat dapat disimpulkan bahwa auditor forensik/investigasi memiliki tingkat pemahaman yang tinggi terhadap akuntansi forensik dan telah menggunakan metode-metode akuntansi forensik dalam menjalankan tugasnya untuk mengungkapkan kecurangan yang terjadi. Kesimpulan ini didapat dari hasil jawaban 25 responden atas 20 item pernyataan mengenai akuntansi forensik sebagai metode dalam pengungkapan kecurangan, dimana dari hasil jawaban responden tersebut didapat rata-rata skor jawaban sebesar dari skor tertinggi 100. Karena digunakannya metode-metode akuntansi forensik dalam pengungkapan kecurangan di Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat maka dapat ditarik kesimpulan terdapat peranan akuntansi forensik dalam pengungkapan kecurangan. 5.2 Saran Setelah melakukan penelitian dan pembahasan penulis akan mencoba memberikan beberapa saran perbaikan yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan.

2 5.2.1 Saran untuk Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Barat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) mempunyai peran dan fungsi yang begitu penting salah satunya adalah sebagai badan/lembaga yang berperan dalam pengungkapan-pengungkapan kecurangan yang terjadi di sektor pemerintahan, khususnya kecurangan dalam bentuk korupsi melalui keahlian audit forensik atau audit investigatif sebagai gugus tugas anti korupsinya. Dari indikator-indikator metodologi akuntansi forensik untuk pengungkapan kecurangan, auditor forensik atau auditor investigasi BPKP sebagian besar telah menggunakannya. Untuk itu pelatihan dan pemahaman tentang akuntansi forensik hendaknya lebih ditingkatkan lagi, walaupun sebagian besar auditor forensik atau auditor investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat pemahaman yang cukup tinggi karena dalam menjalankan tugasnya untuk mengungkapkan kecurangan khususnya korupsi mereka telah menggunakan akuntansi forensik. Akan tetapi karena akuntansi forensik merupakan teori yang relatif baru maka sebagian auditor forensik atau auditor investigasi merasa tidak sadar bahwa apa yang telah dilakukannya sudah termasuk kedalam cakupan ilmu akuntansi forensik. Menunjuk pada problematika Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP) serta memperhatikan tugas, fungsi, dan peran Deputi Bidang Investigasi yang salah satunya adalan sebagai pilar strategi edukatif dengan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kepedulian publik terhadap problematika KKN. Dimana, kegiatan tersebut antara lain berupa sosialisasi dan penyuluhan anti korupsi dalam rangka memberikan pemahaman dan cara memerangi KKN kepada kelompok masyarakat tertentu secara sistematis harus lebih ditingkatkan lagi intensitasnya, terutama di Perguruan Tinggi karena perguruan tinggi merupakan lembaga yang mencetak atau menyediakan calon-calon tenaga kerja yang akan terjun langsung ke dunia kerja.

3 5.2.2 Saran untuk Perguruan Tinggi dan Akademisi Akuntansi sebagai ilmu yang dekat dengan keuangan jika tidak digunakan sesuai dengan fungsinya maka akan dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif, seperti memanipulasi atau merekayasa laporan keuangan. Spesialisasi bidang akuntansi ilmu auditing merupakan solusi dari masalah tersebut, akan tetapi masih dirasa kurang karena di jaman sekarang makin beragamnya jenis-jenis, motif, dan modus operandi kecurangan yang terjadi. Akuntan sebagai profesi yang mempunyai peranan dalam memberikan keyakinan atau pendapatnya terhadap laporan keuangan sudah saatnya mengambil peran sebagai profesi yang mampu membantu mengatasi masalah negara yaitu kecurangan-kecurangan khusunya korupsi yang terjadi di sektor pemerintah maupun swasta. Akan tetapi susahnya menjadikan fungsi akuntan sebagai profesi yang dapat mengatasi korupsi lewat ilmu akuntansi forensik adalah minimnya pemahaman mereka terhadap ilmu tersebut. Dunia pendidikan khususnya Perguruan Tinggi terutama program studi akuntansi hendaknya sudah mulai memprioritaskan pemberian materi-materi perkuliahan dengan ilmu akuntansi forensik, karena ilmu akuntansi yang sudah diberikan dirasa masih belum lengkap. Prioritas pemberian maeri-materi tentang ilmu akuntnsi forensik ini dengan cara memasukkan ilmu akuntansi forensik sebagai mata kuliah, adapun sistem kredit semester dapat disesuaikan dengan keadaan dan kondisi masingmasing perguruan tinggi Saran untuk Negara Indonesia Dengan terpuruknya keadaan Indonesia sekarang ini, bahkan dikenalnya indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat korupsi tinggi sangat memprihatinkan, hal ini terjadi karena lemahnya sistem-sistem pengawasan yang dimiliki oleh lembaga-lembaga/instansi pemerintah sehingga memudahkan berbagai pihak yang ingin melakukan kecurangan. Dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh BPKP terhadap berbagai modus operandi yang dilakukan para pelaku tindak pidana korupsi, penyebab terjadinya

4 korupsi, pelaku korupsi dan tempat terjadinya korupsi serta penyelesaian kasus korupsi yang terjadi, maka saran perbaikannya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan pemahaman tentang berbagai bentuk penyimpangan yang berindikasi tindak pidana korupsi antara lain melalui sosialisasi dan asistensi, sehingga para pejabat dan staf di pemerintah daerah BUMN/BUMD dapat menghindari tindak pidana korupsi. 2. Setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) menerapkan sistem pengendalian manjemen yang mengandung muatan anti fraud/kecurangan sehingga setiap kecurangan dapat dicegah dan atau dideteksi secara dini, melalui implementasi Fraud Control Plan (FCP). 3. Meningkatkan kemampuan dan profesionalitas auditor Bawasda (Badan Pengawas Daerah) terutama yang berkaitan dengan akuntansi forensik dan audit investigatif sehingga Bawasda dapat lebih berperan serta dalam upaya pemberantasan korupsi. 4. Meningkatkan intensitas sosialisasi anti korupsi kepada berbagai lapisan seperti masyarakat, pegawai, dan pelajar. 5. Memberikan sanksi pidana dan hukuman yang lebih berat dari yang sudah ada agar menimbulkan efek jera bagi para pelaku kecurangan (fraud) khususnya korupsi Saran untuk Peneliti Selanjutnya Bagi pihak-pihak lain yang tertarik untuk mengkaji dan meneliti topik ini secara lebih mendalam, maka penulis akan menyarankan beberapa hal berikut: 1. Memperluas objek penelitian mengingat banyaknya Aparat Pengawas Instansi Pemerintah dan tidak hanya pada lembaga/instansi pemerintah saja tetapi di sektor swasta juga, agar dapat diketahui perbedaan praktik akuntansi forensik disektor pemerintah dan disektor swasta. 2. Mengevaluasi pernyataan-pernyataan dalam kuesioner agar pernyataan-pernyataan tersebut dapat mewakili secara tepat variabel yang hendak diukur. Penulis juga menyarankan untuk mencari

5 indikator lain yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang telah ditetapkan. 3. Melakukan wawancara lebih mendalam kepada auditor forensik atau investigasi untuk mengetahui praktik penerapannya karena hasilnya dapat lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya. 4. Menambahkan variabel lain atau dengan lebih menspesifikasikan variabel akuntansi forensik karena cakupan dari akuntansi forensik luas yaitu menyangkut akuntansi, audit, dan hukum sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk membahas atau melakukan penelitian terhadap ketiga unsur tersebut. Karena akuntansi forensik biasanya tidak pernah lepas dari masalah hukum sebaiknya pembahasan lebih menekankan pada masalah hukum dengan tidak mengesampingkan masalah akuntansi dan auditing. 5. Karena ilmu akuntansi forensik merupakan ilmu yang relatif baru, maka sebelum melakukan penelitian hendaknya pahami teori akuntansi forensik secara mendalam terlebih dahulu agar di ketahui perbedaanya dengan praktik di lapangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit berdimensi ekonomi, politik, kultur, etika, moral bahkan agama, yang kini sedang menggerogoti segala aspek kehidupan kita saat ini adalah korupsi, kolusi,

Lebih terperinci

TIDAK SEKEDAR TEORI TETAPI SEBUAH SOLUSI MENEKAN KORUPSI

TIDAK SEKEDAR TEORI TETAPI SEBUAH SOLUSI MENEKAN KORUPSI FRAUD CONTROL PLAN TIDAK SEKEDAR TEORI TETAPI SEBUAH SOLUSI MENEKAN KORUPSI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI BIDANG INVESTIGASI 2007 Gambaran Intensitas Kegiatan Memerangi Korupsi Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya, termasuk jasa auditor. Kepercayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan atau organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi kebutuhan secara global. Salah satu upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi kebutuhan secara global. Salah satu upaya yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia saat ini terus menerus berupaya memerangi tindak pidana korupsi dan telah menjadi kebutuhan secara global. Salah satu upaya yang dilakukan adalah konvensi internasional

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 131 BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika, kompetensi, independensi, dan pengalaman terhadap pendeteksian kecurangan melalui Skeptisisme

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) pada dasarnya merupakan dokumen yang bersifat taktis strategis yang menjabarkan strategis

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT

PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai audit, pelaku audit, standar audit umum dan standar audit tujuan tertentu/ investigasi. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan sektor publik sudah semakin kompleks, demikian halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah kecurangan.

Lebih terperinci

TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN : 02/KPK-BPKP/V/2008 : KEP - 610/K /D6/2008 TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab terjadinya fraud. Lebih jauh lagi, dalam teori segitiga fraud yang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab terjadinya fraud. Lebih jauh lagi, dalam teori segitiga fraud yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fraud dapat diartikan sebagai tindakan curang dan melawan hukum yang dilakukan dengan cara sedemikian rupa untuk menguntungkan pelakunya dan merugikan pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis fraud (kecurangan) yang terjadi di setiap negara ada kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Jenis fraud (kecurangan) yang terjadi di setiap negara ada kemungkinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jenis fraud (kecurangan) yang terjadi di setiap negara ada kemungkinan berbeda, hal ini karena praktek fraud antara lain sangat dipengaruhi oleh kondisi hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kronis bangsa. Hampir disemua lini pemerintahan terjadi perilaku korupsi, dan

BAB I PENDAHULUAN. kronis bangsa. Hampir disemua lini pemerintahan terjadi perilaku korupsi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Praktik korupsi di Indonesia seperti sudah menggurita menjadi penyakit kronis bangsa. Hampir disemua lini pemerintahan terjadi perilaku korupsi, dan bahkan orang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraud

BAB I PENDAHULUAN. pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, berkembang pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraud yang terjadi pada

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. : 42/KPK-BPKP/IV/2007 : Kep-501/K/D6/2007

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. : 42/KPK-BPKP/IV/2007 : Kep-501/K/D6/2007 KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR NOMOR : 42/KPK-BPKP/IV/2007 : Kep-501/K/D6/2007 TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab terpuruknya sistem perekonomian bangsa. Hal ini disebabkan karena korupsi di Indonesia

Lebih terperinci

Suplemen Rencana Strategis

Suplemen Rencana Strategis Suplemen Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 2010-2014 Lampiran Keputusan Nomor KEP-2220/PW14/1/2012 Tanggal 28 Desember 2012 SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraud merupakan permasalahan yang perlu untuk dikaji, dicari solusinya, dan dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga marak terjadi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14: BENTUK DAN LAPORAN AUDIT

PERTEMUAN 14: BENTUK DAN LAPORAN AUDIT PERTEMUAN 14: BENTUK DAN LAPORAN AUDIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bentuk dan laporan audit.melalui makalah ini, anda harus mampu: 14.1 Memahami tujuan dan penyampain laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. isu yang strategis untuk dibahas. Salah satu topiknya adalah menyangkut Tindak

BAB 1 PENDAHULUAN. isu yang strategis untuk dibahas. Salah satu topiknya adalah menyangkut Tindak BAB 1 PENDAHULUAN Permasalahan kecurangan dalam pengelolaan keuangan negara merupakan isu yang strategis untuk dibahas. Salah satu topiknya adalah menyangkut Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan penyimpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korupsi merupakan salah satu bentuk fraud yang berarti penyalahgunaan

BAB I PENDAHULUAN. Korupsi merupakan salah satu bentuk fraud yang berarti penyalahgunaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korupsi merupakan salah satu bentuk fraud yang berarti penyalahgunaan jabatan di sektor publik untuk kepentingan pribadi (Tuanakotta). Korupsi berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan banyaknya pemberitaan mengenai adanya indikasi fraud

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan banyaknya pemberitaan mengenai adanya indikasi fraud BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan banyaknya pemberitaan mengenai adanya indikasi fraud atau kecurangan pada suatu instansi yang dilakukan oleh karyawan maupun pemimpin suatu organisasi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi. Iswan Elmi NIP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

Kata Pengantar. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi. Iswan Elmi NIP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI Nomor: LAP-2/D6/02/2015 Tanggal 28 Januari 2015 Kata Pengantar Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas perkenannya Deputi Bidang Investigasi dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar-besaran dalam bidang sosial politik dan ekonomi. Hal inilah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar-besaran dalam bidang sosial politik dan ekonomi. Hal inilah BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Fenomena globalisasi ekonomi yang terjadi saat ini mengakibatkan perubahan besar-besaran dalam bidang sosial politik dan ekonomi. Hal inilah yang memberikan kesadaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindakan kecurangan di pemerintah Indonesia sudah mencapai tingkat yang memprihatinkan. Berbagai usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah

Lebih terperinci

FORENSIC. Drs. Karyana Ak. MM. Persiapan maupun Pelaksanaan

FORENSIC. Drs. Karyana Ak. MM. Persiapan maupun Pelaksanaan + Mengenal, Mencegah, dan Mendeleksi FRAUD + Menginvesligasi FRAUD dan Menyusun Pragram Kerja Audillnvesligasi + Liligasi Hasil.Audil Invesligasi + TIps Bagaimana Sikap Audilar pada Pelaksanaan Tugas boik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. korupsi yang telah dilakukan oleh institusi kelembagaan pemerintah selama ini

BAB I PENDAHULUAN. korupsi yang telah dilakukan oleh institusi kelembagaan pemerintah selama ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kasus korupsi di Indonesia seakan tidak pernah ada habisnya. Pemberantasan korupsi yang telah dilakukan oleh institusi kelembagaan pemerintah selama ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang besar dalam setiap tindakan manusia. Persaingan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang besar dalam setiap tindakan manusia. Persaingan di dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era seperti sekarang ini, kasus kecurangan laporan keuangan yang dilakukan oleh berbagai pihak tidak pernah ada habisnya. Perkembangan dunia telah membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan memiliki peran yang sangat penting dalam penyajian informasi keuangan yang disajikan secara relevan dan andal oleh sebuah instansi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tahun 2015, Indonesia mengalami perkembangan bisnis yang semakin meningkat ditandai dengan adanya kerjasama pembentukan kawasan perekonomian terintegrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja pemerintah saat ini menjadi sorotan masyarakat. Hal tersebut diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai demonstran-demonstran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pengendalian mutu. Selanjutnya De Angelo (1981) mendefinisikan audit quality

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pengendalian mutu. Selanjutnya De Angelo (1981) mendefinisikan audit quality BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Audit Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini berita-berita terjadinya tindak korupsi dan fraud yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini berita-berita terjadinya tindak korupsi dan fraud yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini berita-berita terjadinya tindak korupsi dan fraud yang dilakukan oleh penyelengara Negara maupun pihak privat semakin meningkat, seolah-olah melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan lingkungan bisnis yang dinamis, maka kebutuhan akan informasi akuntansi yang dapat dipercaya, akurat dan tepat semakin dirasakan. Untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari suatu perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Selain untuk mendapatkan keuntungan, tujuan lain dari suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya harapan masyarakat akan terwujudnya good corporate governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta

Lebih terperinci

PROFIL INDIKATOR KINERJA DEPUTI BIDANG INVESTIGASI. Sasaran Outcome: Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian

PROFIL INDIKATOR KINERJA DEPUTI BIDANG INVESTIGASI. Sasaran Outcome: Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian PROFIL INDIKATOR KINERJA DEPUTI BIDANG INVESTIGASI Sasaran : Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian 1. Indikator Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Unit Eselon II : Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran : 2014 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA OUTPUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat masih banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa Negara berkembang termasuk Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan kecurangan secara terus menerus baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma administrasi publik dari public administration

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma administrasi publik dari public administration BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan paradigma administrasi publik dari public administration sampai pada new public service atau yang dikenal good governance menuntut pemerintah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance

BAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap profesi harus mampu membangun kepervayaan masyarakat agar martabat dan kualitas jasa professionalnya dapat terjaga. Untuk membangun kepercayaan masyarakat, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing auditor berbeda. Auditor pemerintah dibedakan menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing auditor berbeda. Auditor pemerintah dibedakan menjadi dua yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditor adalah seseorang yang profesional dan memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu organisasi, perusahaan, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kecurangan ini berkembang pesat ditengah-tengah perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kecurangan ini berkembang pesat ditengah-tengah perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kecurangan adalah salah satu kejahatan yang fenomenal di dunia. Tindak kecurangan ini berkembang pesat ditengah-tengah perkembangan teknologi dan perekonomian

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5: PENCEGAHAN DAN DETEKSI FRAUD

PERTEMUAN 5: PENCEGAHAN DAN DETEKSI FRAUD PERTEMUAN 5: PENCEGAHAN DAN DETEKSI FRAUD A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana atau apa yang hars dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang sedang menurun dan kurang optimalnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintahan Indonesia saat ini, menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi bertanggungjawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya mewujudkan tujuan nasional yang dilakukan secara berkesinambungan. Tujuan nasional termaktub dalam Pembukaan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI BIDANG INVESTIGASI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI BIDANG INVESTIGASI Nomor : 608/D6/2016 Tanggal : 2 September 2016 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Kata Pengantar Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. Halaman. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii ABSTRACT... iv ABSTRAK...v MOTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...x DAFTAR TABEL...xv DAFTAR GAMBAR...xx

Lebih terperinci

No. 13/ 28 /DPNP Jakarta, 9 Desember 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum

No. 13/ 28 /DPNP Jakarta, 9 Desember 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum No. 13/ 28 /DPNP Jakarta, 9 Desember 2011 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum Dalam rangka penguatan sistem pengendalian intern Bank

Lebih terperinci

PROFIL INDIKATOR KINERJA DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

PROFIL INDIKATOR KINERJA DEPUTI BIDANG INVESTIGASI PROFIL INDIKATOR KINERJA DEPUTI BIDANG INVESTIGASI Sasaran : Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi dalam Pencegahan Korupsi 1. Indikator Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kecurangan di Indonesia sangat berpengaruh bagi masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kecurangan di Indonesia sangat berpengaruh bagi masyarakat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecurangan di Indonesia sangat berpengaruh bagi masyarakat pada umumnya, salah satu contoh kecurangan tersebut adalah tindakan perbuatan korupsi. Kasus tersebut bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintah Daerah saat ini sangat rentan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintah Daerah saat ini sangat rentan akan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintah Daerah saat ini sangat rentan akan adanya fraud. Jatiningtyas dan Kiswara (2013) menyatakan ada berbagai

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Saat ini Negara kita sedang dalam taraf pemulihan ekonomi, setelah

BABI PENDAHULUAN. Saat ini Negara kita sedang dalam taraf pemulihan ekonomi, setelah BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Negara kita sedang dalam taraf pemulihan ekonomi, setelah dilanda krisis ekonomi sejak tahun 1997. Krisis ekonomi tersebut timbul sebagai akibat buruknya sistim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimalnnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. optimalnnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang sedang menurun dan kurang optimalnnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia saat ini, menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya kehidupan demokrasi, menuntut pemerintah sebagai perumus kebijakan berkewajiban untuk transparan dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (De Angelo, 1981). Deis dan Groux

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI MINAT STUDI AKUNTANSI FORENSIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI MINAT STUDI AKUNTANSI FORENSIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI MINAT STUDI AKUNTANSI FORENSIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Ilmu akuntansi adalah disiplin ilmu yang dinamis, yang berkembang sesuai dengan kebutuhan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak berorientasi pada dunia pendidikan, mungkin seorang guru, dosen,

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak berorientasi pada dunia pendidikan, mungkin seorang guru, dosen, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bidang keahlian tidak lepas dari hadirnya seorang akademisi dan Praktisi. Akademisi adalah orang yang berpraktek di suatu bidang keahlian namun lebih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menemukan temuan yang memuat permasalahan, yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. menemukan temuan yang memuat permasalahan, yang meliputi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam Laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I tahun 2015, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya potensi kehilangan keuangan Negara/Daerah Rp.33,46

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut ditandai dengan diterapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada pertengahan April 2016, Gubernur Daerah Khusus Istimewa (DKI)

BAB I PENDAHULUAN. Pada pertengahan April 2016, Gubernur Daerah Khusus Istimewa (DKI) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada pertengahan April 2016, Gubernur Daerah Khusus Istimewa (DKI) Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) secara terang-terangan menyudutkan Badan Pemeriksa

Lebih terperinci

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja INFORMASI KINERJA Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggarannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraud merupakan topik yang hangat dibicarakan di kalangan praktisi maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraud merupakan topik yang hangat dibicarakan di kalangan praktisi maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fraud merupakan topik yang hangat dibicarakan di kalangan praktisi maupun akademisi pada beberapa dekade ini. Penelitian terkait fraud telah banyak dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit yang berkualitas dapat membantu mengurangi penyalahgunaan dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit yang berkualitas dapat membantu mengurangi penyalahgunaan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit yang berkualitas dapat membantu mengurangi penyalahgunaan dana publik dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa pemborosan, inefisiensi atau penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang Faktor-Faktor yang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang Faktor-Faktor yang 111 BAB V PENUTUP Pada bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, lalu dilanjutkan dengan implikasi penelitian, dan selanjutnya keterbatasan penelitian yang dialami oleh peneliti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Setiap kali ada protes anti-pemerintah, singkatan KKN ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Setiap kali ada protes anti-pemerintah, singkatan KKN ini dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Singkatan 'KKN' adalah salah satu singkatan yang akrab bagi masyarakat Indonesia. Setiap kali ada protes anti-pemerintah, singkatan KKN ini dapat didengar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intensitas dan modusnya semakin berkembang dengan penyebab multi factor.

BAB I PENDAHULUAN. intensitas dan modusnya semakin berkembang dengan penyebab multi factor. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Korupsi sudah dianggap sebagai penyakit moral. Ada kecenderungan intensitas dan modusnya semakin berkembang dengan penyebab multi factor. Korupsi terjadi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil dan harus memiliki

Lebih terperinci

PERTEMUAN 15: PENYELESAIAN HUKUM. B. URAIAN MATERI Tujuan Pembelajaran 15: Menjelaskan upaya hukum untuk penyelesaian investigasi

PERTEMUAN 15: PENYELESAIAN HUKUM. B. URAIAN MATERI Tujuan Pembelajaran 15: Menjelaskan upaya hukum untuk penyelesaian investigasi PERTEMUAN 15: PENYELESAIAN HUKUM A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penyelesaian hukum.melalui makalah ini, anda harus mampu: 15.1 Memahami upaya hukum untuk penyelesaian investigasi

Lebih terperinci

Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018

Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018 Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018 Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara 2017 Sekapur Sirih Untuk mewujudkan Pemerintah Daerah yang transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV 2013 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Nomor : LKIN-991/PW/17/1/2013 Tanggal : 31 DESEMBER 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus-kasus korupsi masih menjadi hiasan di layar kaca televisi kita

BAB I PENDAHULUAN. Kasus-kasus korupsi masih menjadi hiasan di layar kaca televisi kita BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan dapat meningkatkan kualitas audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas untuk setiap tahunnya. Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas untuk setiap tahunnya. Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa Negara berkembang termasuk Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan kecurangan secara terus menerus baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk setiap

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai. Derajad Sarjana Ekonomi. Oleh: Bayu Berry Andrian. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai. Derajad Sarjana Ekonomi. Oleh: Bayu Berry Andrian. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis EVALUASI AUDIT INVESTIGATIF ATAS ANGGARAN DANA DESA OLEH APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN PASER (STUDI KASUS BERDASARKAN TEMUAN INVESTIGASI DI INSPEKTORAT KABUPATEN PASER) SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat PERJANJIAN KINERJA P enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat

BAB I PENDAHULUAN. secara berlapis-lapis, seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Pengawasan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2008 disebut

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2008 disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti secara kritis dan sistematis yang meliputi identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor pemerintahan merupakan pihak yang sangat berperan dalam pengawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor pemerintahan merupakan pihak yang sangat berperan dalam pengawasan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor pemerintahan merupakan pihak yang sangat berperan dalam pengawasan dan pemeriksaan keuangan negara, auditor harus menunjukkan profesionalismenya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan hukum terutama berkaitan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan segala praktiknya seperti penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penulisan. Latar belakang penelitian menjelaskan mengenai perihal

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penulisan. Latar belakang penelitian menjelaskan mengenai perihal BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN 2015-2019 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Latar Belakang 1 B. Capaian Kinerja Tahun 2010-2014 3 C. Potensi dan Identifikasi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, keberadaan dan peran auditor yang sangat strategis dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan meningkatkan kompetisi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1998 menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang usaha perseroan berkaitan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, terdapat tuntutan sektor publik khususnya pemerintah yaitu terlaksananya akuntabilitas pengelolaan keuangan sebagai bentuk terwujudnya praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: Batubara (2008) melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1. Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) berawal dari adanya aparat pengawasan pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu lembaga pemerintahan salah satunya adalah tindakan KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme). Banyaknya

Lebih terperinci