BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

Transkripsi

1 130 BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Badan Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul dengan unsur pengendalian internal yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah menjadi pertimbangan untuk penilaian desain dan fungsi setiap unsur pengendalian internal, sebagaimana dipaparkan sebagai berikut: a. Lingkungan Pengendalian Unsur lingkungan pengendalian memiliki desain pengendalian yang belum memadai tetapi fungsi unsur lingkungan pengendalian sudah berjalan dengan cukup efektif. Desain unsur lingkungan pengendalian dinilai belum memadai karena tidak terpenuhinya beberapa point unsur lingkungan pengendalian yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, seperti belum adanya struktur organisasi yang jelas dalam proyek PRONA; tidak terdapat program pengembangan karyawan; kurangnya jumlah karyawan yang berdampak pada volume beban kerja yang diemban para karyawan jadi sangat tinggi dan mengakibatkan bertambahnya jam kerja karyawan diluar jam kerja aktif kantor (lembur); tidak adanya kebijakan dan praktik pembinaan sumber daya manusia; setandar atau kriteria rekrutmen pada tim PRONA sendiri tidak terlalu menitik beratkan pada prestasi, perilaku etika

2 131 dan pendidikan; belum adanya sistem pemberian penghargaan untuk meningkatkan penegakan integritas dan kepatuhan terhadap nilai-nilai etika. Fungsi unsur lingkungan pengendalian dinilai telah berjalan cukup efektif karena para karyawan sudah memahami job description dan pemisahan tugas mereka dikarenakan proyek PRONA merupakan proyek rutin tiap tahunnya yang dikerjakan oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul; pimpinan proyek PRONA maupun pimpinan instansi (Kepala Kantor) sangat kooperatif dalam menjalankan proyek; pimpinan PRONA dalam pelaksanaan proyek sudah mempertimbangkan risiko-risiko yang akan didapat oleh tim pada saat pelaksanaan proyek; kewenangan dan tanggung jawab setiap karyawan sudah ditetapkan dan dikomunikasikan dengan jelas; kebijakan dan prosedur rekrutmen sampai dengan pemberhentian karyawan sudah berdasarkan Undang-Undang dan berdasarkan peraturan rekrutmen CPNS; terdapat pedoman internal tentang sikap, perilaku terkait etika karyawan dalam bekerja dan aturan tata tertib karyawan, instansi juga sudah menerapkan aturan tata tertib karyawan dalam pelaksanaan kerja sehari-hari; penetapan karyawan untuk menduduki suatu jabatan sudah mempertimbangkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan dari karyawan yang dipromosikan; pelaksanaan kegiatan PRONA yang dijalankan oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul secara khusus sudah diperiksa dan diawasi oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Inspektorat.

3 132 b. Penilaian Risiko Unsur penilaian risiko memiliki desain sistem pengendalian yang belum memadai dan fungsi unsur penilaian risiko yang ada sudah berjalan dengan cukup efektif. Desain unsur penilaian risiko dinilai belum memadai karena tidak terpenuhinya beberapa point unsur penilaian risiko yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, seperti struktur pengendalian penanganan risiko belum ada karena selama ini kegiatan sudah berjalan dengan baik mengingat kegiatan PRONA rutin dilakukan; identifikasi risiko belum secara keseluruhan diperingkat, dianalisis dan diatasi telah dikomunikasikan kepada karyawan yang tergabung di dalam tim PRONA, identifikasi risiko dibahas hanya pada jajaran para pimpinan yang nantinya bertugas mengevaluasi risiko-risiko yang akan terjadi pada saat pelaksanaan proyek; belum tersedianya Hydrant dan alat signal deteksi kebakaran diseluruh ruangan yang ada di kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul; pimpinan belum menetapkan proses formal dan informal untuk menganalisis risiko berdasarkan kegiatan sehari-hari, analisis diadakan dari hasil evaluasi kegiatan secara rutin dan untuk analisis risiko dilakukan dengan berjalannya proyek; pengukuran untuk kriteria klasifikasi risiko seperti risiko rendah, menengah atau tinggi belum ditetapkan; kebijakan atau mekanisme-mekanisme untuk penyelesaian risiko kewenangan tertinggi berada di KANWIL Yogyakarta, kantor BPN Bantul hanya sebagai pelaksana Fungsi unsur penilaian risiko dinilai telah berjalan dengan cukup efektif karena tujuan instansi telah ditetapkan secara keseluruhan dalam

4 133 bentuk misi, tujuan dan sasaran, sebagaimana dituangkan dalam rencana strategis dan rencana kinerja tahunan; karyawan sudah paham untuk pekerjaan mereka dan visi misi dari kantor Badan Pertanahan Nasional terutama untuk proyek PRONA; penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan sudah disesuaikan dengan visi dan misi dari Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul; tujuan pada tingkatan kegiatan mempunyai unsur kriteria pengukuran, untuk pengukuran target sendiri ditunjang dari terpenuhinya target penyelesaian persentase program seperti contoh untuk kegiatan PRONA bulan juni harus terpenuhi 40% untuk bulan September 70% dan untuk bulan desember 100%; cara untuk identifikasi risiko yang diterapkan Kantor Badan Pertanahan Nasional adalah dengan memanfaatkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) pada tahun sebelumnya. c. Aktivitas Pengendalian Unsur aktivitas pengendalian memiliki desain sistem pengendalian yang belum memadai namun fungsi unsur aktivitas pengendalian yang ada sudah berjalan dengan cukup efektif. Desain unsur aktivitas pengendalian dinilai belum memadai karena belum terpenuhinya beberapa point unsur aktivitas pengendalian yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, seperti struktur dalam pengendalian di Kantor Badan Pertanahan Nasional untuk reward tidak ada ketentuan yang jelas; identifikasi otorisasi formal untuk akses ke informasi tidak ada; pimpinan belum mengembangkan dan mendokumentasikan rencana komperhensif untuk mengatasi kejadian

5 134 tidak terduga (contingency plan); kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul belum memiliki alarm kebakaran dan alat pemadam api (hydrant). Fungsi unsur aktivitas pengendalian dinilai telah berjalan dengan cukup efektif karena pelaksanaan PRONA sudah diatur dalam pedoman dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang dikeluarkan oleh kantor; Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul untuk tindakan penyimpangan masalah terkait program PRONA dalam penerapan atau informasi sudah ditindak lanjuti secara tepat; pimpinan pada setiap tingkat kegiatan mereview laporan kinerja, menganalisis, dan mengukur hasil dibandingkan dengan target, anggaran, prakiraan, dan kinerja periode yang lalu; Pemahaman bersama atas visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi pemerintah sudah tercermin dan dikerjakan dengan baik; Pimpinan membentuk satu tim pelaksana proyek dengan SK dan memberikan tanggung jawab bagi karyawan dalam melaksanakan proyek sesuai dengan target yang dijadwalkan; rekrutmen karyawan Badan Pertanahan Nasional sudah berdasarkan tes CPNS; Kantor Badan Pertanahan memiliki program kesejahteraan dan fasilitas untuk meningkatkan kepuasan dan komitmen karyawan; pengendalian atas pengamanan sistem informasi telahdilakukan secara periodik; karyawan yang mengakses sistem informasi sudah berdasarkan pada tanggungjawab dari karyawan; Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sudah mengambil langkah-langkah pencegahan dan meminimalisasi potensi kerusakan dan terhentinya operasi komputer; hanya

6 135 transaksi dan kejadian yang valid yang diproses dan dientri, sesuai dengan keputusan dan arahan pimpinan; hanya transaksi dan kejadian signifikan yang telah diotorisasi yang dientri, pengerjaan akan dikerjakan oleh pegawai entri data untuk dilaporkan ke kantor pusat; klasifikasi dan pencatatan yang tepat sudah dilaksanakan untuk seluruh siklus transaksi atau kejadian yang mencakup otorisasi, pelaksanaan, pemrosesan, dan klasifikasi akhir dalam pencatatan; pertanggung jawaban atas penyimpangan, penggunaan, dan pencatatan sumber daya ditugaskan pegawai khusus, sudah disusun untuk masing-masing karyawan dan akan diawasi oleh koordinator proyeknya; sudah dilakukan perbandingan berkala antara sumber daya dengan pencatatan akuntabilitas dilakukan untuk menentukan kesesuaiannya dan jika tidak sesuai maka dilakukan audit. d. Informasi dan Komunikasi Unsur informasi dan komunikasi memiliki desain sistem pengendalian yang sudah cukup memadai dan fungsi unsur aktivitas pengendalian yang ada sudah berjalan dengan cukup efektif. Desain unsur aktivitas pengendalian dinilai sudah cukup memadai karena terpenuhinya beberapa point unsur aktivitas pengendalian yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, seperti struktur dalam pengendalian informasi internal yang penting dalam mencapai tujuan seperti informasi operasional, keuangan, dan anggaran sudah diidentifikasi; keseluruhan informasi eksternal relevan terutama yang berkaitan dengan perkembangan peraturan undang-undang

7 136 serta perubahan politik dan ekonomi yang dilakukan sudah didasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan itu sifatnya up date; informasi yang disajikan sudah bermanfaat untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan, melaksanakan proyek dengan mengikuti peraturan perundang-undangan, dan penyelesaian kendala-kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan proyek; pimpinan memahami sistem pengendalian internal pemerintah dan menginformasikan kepada para pegawai walaupun tidak secara mendalam dan keseluruhan; Aspek pengendalian internal sudah dikomunikasikan kepada pegawai sehingga para pegawai sudah paham untuk pekerjaan mereka berdasarkan tanggung jawabnya masing-masing dan hubungan antar pegawai dalam satu tim PRONA. e. Pemantauan Unsur pemantauan memiliki desain sistem pengendalian yang belum memadai namun fungsi unsur pemantauan yang ada sudah berjalan dengan cukup efektif. Desain unsur pemantauan dinilai belum memadai karena belum terpenuhinya beberapa point unsur pemantauan yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, seperti struktur dalam pengendalian pada PRONA untuk metode penekanan pemantauan berkelanjutan tidak ada, pemantauan hanya pada saat rapat dan evaluasi berjalannya proyek, pimpinan memberikan penilaian dan arahan kepada koordinator dan KASI proyek untuk menjalankan tanggung jawab mereka dengan baik.

8 137 Fungsi unsur pemantauan dinilai telah berjalan cukup efektif karena pimpinan sudah melakukan monitoring secara berkala atas keakuratan laporan operasional, laporan keuangan dan realisasi penyerapan anggaran proyek; sudah dilakukannya review atas kegiatan pengendalian yang gagal mencegah atau mendeteksi adanya masalah yang timbul; pimpinan sudah menindak lanjuti rekomendasi penyempurnaan pengendalian internal. 7.2 Keterbatasan Pelaksanaan penelitian yang membahas evaluasi keefektivan sistem pengendalian internal di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul, keterbatasan yang ditemukan adalah peneliti tidak dapat mengendalikan gangguan dari lingkungan sekitar pada saat melakukan wawancara. Wawancara sering terputus dikarenakan responden harus kembali melaksanakan pekerjaan rutin maupun wawancara rentan terganggu dengan kunjungan pegawai lain ke ruangan responden dalam kaitannya dengan urusan pekerjaan, sehingga sebagian besar wawancara dilakukan disela-sela aktivitas responden dan berlokasi di sekitar objek penelitian. Pelaksanaan reperforming tidak secara keseluruhan dikarenakan waktu penelitian yang singkat dan tingginya volume kerja karyawan yang tidak memungkinkan peneliti terjun langsung secara keseluruhan dalam pelaksanaan proyek.pengetahuan beberapa responden yang kurang memahami sistem pengendalian internal pemerintah sehingga peneliti selalu menjelaskan dan memberikan asumsi ataupun logika sederhana untuk menjelaskan arah pertanyaan wawancara yang menjelaskan unsur-unsur sistem pengendalian internal.

9 Rekomendasi Rekomendasi yang dapat peneliti berikan setelah melakukan penelitian mengenai evaluasi keefektifan sistem pengendalian internal di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut: 1. Rekomendasi untuk Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul selaku objek penelitian adalah: a. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya membuat struktur baku mengenai kewenangan dan tanggung jawab dalam proyek seperti PRONA, sehingga karyawan bisa mempelajari dan paham secara jelas alur dari kewenangan dan tanggung jawab masing-masing karyawan dalam proyek. b. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya memiliki program pengembangan karyawan, sehingga skill karyawan selalu terasah dalam menghadapi perkembangan dari bidang pekerjaan mereka dan perkembangan peraturan-peraturan pemerintah yang berhubungan dengan pertanahan (Agraria). c. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya menambah jumlah karyawan, sehingga meringankan beban kerja karyawan baik dalam pelayanan rutin maupun program kerja pemerintah seperti PRONA. d. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya memiliki struktur baku mengenai kebijakan dan praktik pembinaan sumber daya manusia, sehingga para karyawan dibekali kemampuan

10 139 dari segi ilmu dan aplikasi sosial yang berhubungan dengan pelayanan pada masyarakat. e. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya memiliki struktur baku mengenai setandar atau kriteria rekrutmen pada tim PRONA, sehingga tim PRONA yang terbentuk bisa menggambarkan karyawan-karyawan yang mempunyai kemampuan, pengalaman, prestasi, perilaku etika dan pendidikan yang memadai. f. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya memiliki sistem pemberian penghargaan dalam kaitannya dengan kepatuhan atas kode etik dan penegakan integritas untuk memotivasi karyawan agar lebih meningkatkan penegakan integritas dan kepatuhan terhadap nilai-nilai etika di lingkungan Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul. g. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya memiliki struktur baku mengenai pengendalian penanganan risiko dalam nama manajemen risiko, sehingga Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul dapat memiliki sistem formal untuk identifikasi risiko yang menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif dan dicantumkan dalam rencana strategis Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul. h. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya menetapkan mekanisme untuk mengantisipasi ataupun mengidentifikasi risiko yang bisa diakibatkan oleh perubahan-

11 140 perubahan dalam pemerintahan, ekonomi, industri, peraturan, operasional, atau kondisi lain yang dapat mempengaruhi tujuan instansi. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul juga harus menyediakan alat-alat pendukung untuk meminimalisir terjadinya bencana, seperti Hydrant dan alat sensor terjadinya kebakaran yang belum dimiliki Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul. i. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya memiliki rencana komperhensif untuk mengatasi kejadian tidak terduga (contingency plan) dalam kaitanya dengan pengendalian atas bencana kebakaran. j. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya menjadikan penilaian kinerja sebagai dasar untuk menentukan pemberian insentif kepada karyawan apalagi karyawan yang tergabung dalam tim PRONA dikarenakan volume kerja karyawan semakin banyak dan tingakat pressure dari pimpinan semakin tinggi. k. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya memiliki dokumentasi tertulis secara khusus mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul perlu melaksanakan rekomendasi baik dari auditor internal maupun auditor eksternal dalam kaitannya dengan perbaikan PRONA untuk periode selanjutnya.

12 141 l. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Bantul sebaiknya membuat struktur pengendalian pada PRONA untuk metode penekanan pemantauan berkelanjutan, sehingga hasil PRONA tahun sebelumnya bisa menjadi acuan atau pembelajaran untuk program PRONA tahun berikutnya. 2. Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya Penelitian mengenai evaluasi sistem pengendalian internal instansi pemerintah sebaiknya memilih obyek penelitian yang telah memiliki dokumentasi tertulis secara khusus mengenai sistem pengendalian internal sehingga peneliti bisa secara fokus mengevaluasi apakah dokumen tersebut sudah berjalan dengan efektif dan memadai. Waktu penelitian yang dilakukan, apabila peneliti mempunyai waktu yang cukup panjang untuk melakukan penelitian maka peneliti dapat melakukan reperforming secara keseluruhan di dalam proyek dan peneliti juga dapat melakukan wawancara mendalam tidak hanya ke personil-personil kunci saja melainkan bisa juga melakukan wawancara ke staf pelaksana agar memperoleh informasi yang lebih lengkap.