BAB III ASSALAAM BOARDING SCHOOL PEKALONGAN. 4 kali dalam sehari. Berikut menurut penuturan ketua pelaksana harian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ASSALAAM BOARDING SCHOOL PEKALONGAN. 4 kali dalam sehari. Berikut menurut penuturan ketua pelaksana harian"

Transkripsi

1 BAB III PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAH}FIZ UL QURAN DI SMP-IT ASSALAAM BOARDING SCHOOL PEKALONGAN A. Pelaksanaan Tah{fiz\ul Quran di SMP-IT Assalaam Boarding School Pekalongan 1. Jadwal Pembelajaran Tah{fiz\ul Quran Program tah{fiz\ul Quran di SMP-IT (Sekolah Menengah Pertama- Islam Terpadu) Assalaam Boarding School Pekalongan ini dilaksanakan 4 kali dalam sehari. Berikut menurut penuturan ketua pelaksana harian tah{fiz\ SMP-IT: Jadwal tah{fiz\...ba da shubuh...langsung bertemu dengan ustadznya di kelasnya masing-masing...ba da shubuh setoran dan mempersiapkan waktu sampai dhuhur. Yang kedua ba da ashar...untuk setoran...ba da magrib kita tata untuk tahsin...jadi 4 kali...ini yang nganu yang malam ba da isya itu membuat hafalan... 1 Dari wawancara tersebut, diketahui bahwa jadwal tah{fiz\ Quran di SMP-IT Assalaam ada 4 kali pertemuan setiap harinya, waktu pertama adalah ba da shubuh, santri melakukan setoran hafalan kepada ustadz/ustadzahnya masing-masing. Waktu yang kedua yaitu ba da ashar dijadwalkan untuk setoran. Waktu yang ketiga adalah ba da maghrib itu dijadwalkan untuk tahsin, tahsin menurut ustadzah AA adalah...tahsin itu membaca hafalan yang besok yang akan dihafal 1 Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 42

2 43 begitu..persiapan pembagusan bacaan ketika besok mau dihafal Waktu yang keempat adalah ba da isya itu para santri membuat hafalan baru untuk besok shubuh di setorkan ke guru tah{fiz\ masing-masing. Keempat waktu tersebut diambil untuk pembelajaran tah{fiz\ bersamaan setelah melaksanakan salat wajib. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada pembelajaran tah{fiz\ yang seharusnya misalnya adalah jadwal setoran hafalan, ditemukan bahwa tidak semua santri dalam satu pertemuan itu adalah setoran, namun ada juga santri yang maju untuk tahsin atau membaca Alquran. 3 Ustadz CH mengatakan,...cuman kadang ustadz sering menyesuaikan misalnya kog santri belum mampu (hafalan) kadang nanti di qodho atau diganti dengan waktu selanjutnya, menyesuaikan. 4 Artinya guru tah{fiz\ sering menyesuaikan dengan keadaan santri, apabila santri belum siap dengan setoran hafalan pada satu pertemuan, maka setoran hafalan akan digantikan di waktu pertemuan yang lain. Hal yang senada juga dituturkan oleh ustadzah AA : kalo pagi belum siap yo ada yang baca, ada yang hafalan 5 Waktu yang telah disebutkan diatas merupakan waktu terstruktur, artinya waktu yang terjadwal dari sekolah. Ketika peneliti melakukan 2 Ustadzah AA Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. Ustadzah AA sekarang sudah meninggal pada tanggal 18 Februari Semoga semua amal ibadah beliau di terima disisi Allah SWT. Amin ya rabbal alamin. 3 Hasil observasi Pembelajaran Tah{fiz di SMP-IT Assalaam Boarding School Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 4 Ustadz CH Al-Hafidz, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 30 Januari 2015, pukul WIB. 5 Ustadzah AA Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB.

3 44 wawancara terhadap salah satu santri, waktu lain untuk tah{fiz\ adalah waktu luang. Seperti yang diungkapkan oleh BAHP, santri tah{fiz\ putri kelas VIII, yaitu jika ada waktu luang pulang sekolah, digunakan untuk menambah hafalan Alquran. Kemudian BAHP menjelaskan lagi, ketika guru mata pelajaran reguler (jam pagi) datang terlambat, biasanya juga digunakan untuk baca-baca Alquran, selain itu ketika puasa sunnah waktu istirahat digunakannya untuk tah{fiz\ atau sekedar tilawah Alquran di kelas Komponen-komponen Pembelajaran Tah{fiz\ul Quran Dalam suatu proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari suatu sistem yaitu tujuan pembelajaran, metode yang digunakan, materi, pendidik, peserta didik dan evaluasi. Itulah yang disebut dengan komponen pembelajaran, Berikut adalah penjabaran dari komponen pembelajaran tah{fiz\ di SMP-IT Assalaam Boarding School Pekalongan. a. Tujuan Pembelajaran Tah{fiz\ul Quran Dari hasil pengumpulan data di lapangan memperoleh temuan bahwa tujuan pembelajaran tah{fiz\ adalah: 1) Tah}fiz\ Alquran sebagai pendidikan dasar. Ustadz AZ menjelaskan bahwa Alquran itu sebagai pendidikan dasar manusia, karena didalam Alquran banyak isyarat ilmu, baik itu ilmu kedokteran, filsafat, alam, dan lain sebagainya. Tahfidz Alquran itu kan pendidikan dasar di Alquran kan banyak isyarat ilmu, ada ilmu alam, ilmu WIB. 6 BAHP, Santri Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul

4 45 kedokteran, ilmu filsafat, berbagai hal itu ada disitu ketika belajar IPA, belajar sains...kita sudah pernah baca di Alquran. Jadi, tujuannya..itu dasar, dasar untuk seorang muslim. 7 2) Tah}fiz\ Alquran merupakan sarana untuk menjaga keaslian Alquran. Belajar Alquran merupakan suatu kewajiban untuk seorang muslim. Karena Alquran merupakan kitab suci umat Islam. Ustadzah IS mengatakan...yang pertama belajar Alquran itu merupakan suatu kewajiban orang muslim ya...menghafal Alquran itu berarti juga menjaga keaslian Alquran ) Tah}fiz\ Alquran sebagai kewajiban. Tah}fiz\ Alquran di SMP-IT Assalaam ini merupakan suatu program unggulan. Di SMP-IT ini dituntut setiap santri ketika lulus dari sekolah ini mempunyai hafalan minimal 6 juz dan maksimal adalah 15 juz. Seperti apa yang diungkapkan oleh ustadzah AA :..disini tah}fiz itu kan sebagai sebuah kewajiban dan yang sebagai program unggulan itu kan tahfidz...setiap anak dituntut..kelas 1 paling tidak, harus 2 juz 3 juz, keluar dari sini harus 6-15 juz, targetnya 6 juz itu paling minimal itu, maksimal 15 juz Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 8 Ustadzah IS Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20 Januari 2015, pukul WIB. 9 Ustadzah AA Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB.

5 46 4) Tah}fiz\ Alquran untuk membentuk akhlak Islami Dengan tah}fiz\ Alquran itu santri itu artinya santri menghafal Alquran, dengan adanya hafalan Alquran santri sehingga santri akan sadar bahwa sebagai penghafal Alquran itu mereka dituntut untuk berakhlak Islami. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh ustadz CH, beliau berpendapat: Tujuannya ya membentuk akhlak Islami ya artinya yang sesuai dengan Alquran terutama. Jadi kan dari basic anak sekolahpun dibina, disini dibina akhlaknya b. Materi Pembelajaran Tah}fiz\ul Quran Materi adalah substansi yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar. Materi atau kurikulum pembelajaran tah}fiz\ul Quran di SMP-IT Assalaam menurut kepala sekolah adalah...yang pertama, target kurikulumnya itu selama sekolah disini, targetnya 6 sampai 15 juz 11. Jadi, target kurikulum untuk program tah}fiz\ul Quran adalah 6 juz sampai 15 juz. Target 6 juz sampai 15 juz merupakan hal yang bisa dicapai ketika santri patuh terhadap peraturan ataupun jadwal yang dikelola oleh sekolah dan dijalani dengan penuh semangat. Rincian untuk target hafalan per tingkatan kelas adalah:...kelas 1, 2 juz minimal. Tidak rampung berarti tidak naik kelas. Kelas 2, 5 juz minimal, gak 10 Ustadz CH Al-Hafidz, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 30 Januari 2015, pukul WIB. 11 Ustadz BS, Kepala Sekolah SMP-IT Assalaam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Februari 2015, pukul WIB.

6 47 rampung berarti gak naik kelas. Kelas 3, minimal 6 juz, jadi di kelas 1, 2 juz penambahan baru, di kelas 2, penambahan 3 juz, di kelas 3 itu penambahan 1 juz Berikut gambaran target hafalan santri SMP-IT. Target Minimal Hafalan Santri SMP-IT Assalaam No. Kelas Target Hafalan Penambahan Ket. 1. VII Min. 2 juz 2 juz Juz 30 dan juz VIII Min. 5 juz 3 juz Juz 30, 29, 28, 27, IX Min. 6 juz 1 juz Juz 30, 29, 28, 27, 26, 25 Mengenai alasan pemilihan target maksimal hafalan hanya sampai 15 juz, ustadz AZ mengungkapkan:...untuk selama 3 tahun ini diharapkan siswa itu..apa..hafal 6-15 juz. Ya jadi apa namanya, kalo 30 juz, karena disini aktivitasnya padat, nah kita buat 6-15 juz c. Metode Pembelajaran Tah}fiz\ul Quran Metode yang digunakan dalam pembelajaran Tah}fiz\ul Quran di SMP-IT adalah sebagai berikut. 1) Metode Wahdah Metode wahdah ialah menghafal satu per satu terhadap ayat yang hendak dihafalnya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh RHA, santri kelas IX yaitu: Ya dibaca diulang-ulang. Kan satu ayat diulang-ulang. Kalau misalnya ayatnya panjang 12 Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 13 Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz\, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB.

7 48 dibagi dulu, terus habis itu nanti diulang lagi, terus kalau udah kaya gitu terus sampai hafal. 14 Metode ini juga diaplikasikan oleh ustadzah AA ketika mengajar,...saya suruh anak-anak untuk membaca berulangulang, bahkan saya selalu ngomong pada anak-anak, sebelum kalian menghafal itu satu halaman dibaca 11 kali ) Metode Muroja ah Metode muroja ah merupakan metode untuk mengulangulang hafalan yang sudah terbentuk. Muroja ah ini dilakukan agar hafalan yang sudah ada tidak mudah hilang. metode itu tidak harus sama satu orang dengan yang lainnya, masing-masing punya karakter punya cara sendiri-sendiri, yang paling bagus adalah ia menemukan metodenya sendiri apapun metodenya kuncinya muroja ah. Kuncinya betah berlama-lama bersama Alquran Dari kutipan wawancara tersebut, dapat ditarik informasi bahwa metode setiap santri tidaklah harus sama, mereka mempunyai karakter sendiri-sendiri. Kunci untuk menghafal Alquran adalah muroja ah atau mengulang-ulang hafalan yang sudah terbentuk dan betah berlama-lama membaca Alquran. Dan pendapat guru tah}fiz\ tentang metode muroja ah adalah...kadang ya saya muroja ah dulu bareng-bareng pertamanya 14 RHA, Santri Tah}fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul WIB. 15 Ustadzah AA Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 16 Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB.

8 49 awalnya, dan itu sangat..muraja ah itu sangat membantu ketika yang belum sampai kan, jadi anak terbantu, yang belum sampe..sebenarnya tahfidz itu diulang-ulang Dari kutipan diatas menunjukkan bahwa muroja ah merupakan salah satu sarana untuk membantu santri lain yang belum sampai di surat Alquran yang belum dihafal. Berdasarkan observasi peneliti, muroja ah ini setiap hari dilakukan. Tujuannya untuk menjaga hafalan. setiap selesai salat fardhu, santri muroja ah satu surat secara bersama-sama. Sebelum pembelajaran tah}fiz\, pembelajaran dibuka dengan doa dan muroja ah. 18 3) Metode Berpasang-pasangan atau Partner Metode yang ada di SMP-IT adalah berpasang-pasangan, makudnya santri dipasang-pasangkan dengan santri yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh ustadz AZ,...Kita juga ada metode partner, kita partnerkan 2 orang 2 orang. Saling menyimak itu ya ) Metode Ceramah Metode ceramah ini digunakan oleh semua guru tah}fiz\, tetapi penggunaannya disesuaikan dengan kondisi yang terjadi 17 Ustadzah AA Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 18 Hasil observasi Pembelajaran Tah{fiz di SMP-IT Assalaam Boarding School Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 19 Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB.

9 50 di lapangan. Ustadzah AA menggunakan metode ini. Beliau berpendapat: kalau belum mulai itu anak-anak saya sering bilang saya ceramahi saya kasih masukan buat anak 20 5) Metode Diskusi Metode diskusi ini diterapkan oleh ustadzah IS, metode ini digunakan untuk melatih santri berpikir kritis, karena dinilai anak-anak usia SMP, pemikirannya sudah nalar. Biasanya metode ini digunakan untuk membahas suatu ayat secara bersama-sama. 21 Sebenarnya, dalam pembelajaran tah}fiz\ di SMP-IT Assalaam tidak mengharuskan santri menggunakan metode menghafal yang sama dengan santri yang lain. Seperti kutipan wawancara dibawah ini....cara menghafalnya bebas pada masing-masing anak. Nah ini tadi sekali waktu kita hadirkan yang ahli misalkan kemaren ada pernah Takhim Quran belajar dengan otak kanan, dan lain sebagainya, macam-macam kita hadirkan, motivasi, kemudian kalau pelaksanannya sudah terserah kepada masing-masing anak, untuk cara menghafalkan itu bagaimana. 22 Cara menghafal di sekolah ini dibebaskan pada masing-masing anak. Sesekali waktu, pihak sekolah menghadirkan motivasi menghafal Alquran, belajar dengan otak kanan. Tetapi, untuk 20 Ustadzah AA Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 21 Ustadzah IS Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20 Januari 2015, pukul WIB. 22 Ustadz BS, Kepala Sekolah SMP-IT Assalaam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Februari 2015, pukul WIB.

10 51 pelaksanaannya diserahkan kepada anak-anak, anak-anak lebih mudah menggunakan metode menghafal yang mana. d. Pendidik Tah}fiz\ul Quran Pendidik merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Tanpa pendidik, pembelajaran tidak akan berjalan semestinya. Guru tah}fiz\ disini secara umum sudah berjalan dengan baik. Saat sekarang secara umum, sudah berjalan baik, cuman memang masih perlu ditingkatkan skill pembelajarannya perlu kita tingkatkan..kalau memungkinkan selesai tuntas 30 juz disini ya nggak papa..yang kedua, jumlah kita disaat sekarang ini, belum ideal...satu (guru) sama dengan 20an lah sekarang. Ya idealnya, sampai 15 lah. Satu menangani 15 anak. Siswa kita kan 160, kalau 15 kan berarti 10 guru Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui informasi bahwa kemampuan mengajar guru tah}fiz\ dinilai sudah baik, namun memang perlu untuk ditingkatkan skill (kemampuan) dalam mengajar. Permasalahan yang terjadi di SMP-IT adalah kuantitas guru dengan santri kurang ideal. Idealnya satu guru memegang 15 anak. Untuk membangun sekolah tah}fiz\ memang dibutuhkan tenaga yang banyak. Bermacam karakter guru dalam mengajar. Ada santri yang berpendapat gurunya asyik dalam mengajar, enak buat sharingsharing masalah, sering memberi motivasi bagi santri. Berikut pendapat dari BAHP : Kalau tahfidznya asyik, kalau 23 Ustadz BS, Kepala Sekolah SMP-IT Assalaam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Februari 2015, pukul WIB.

11 52 misalkan..kan ana lebih sering sama ustadzah AA..sama-sama cewek ya..jadi kalau ustadzah AA itu sendiri itu orangnya itu enak, enak buat sharing, sering ngasih motivasi, penyemangat juga 24 Ada juga guru yang menyuruh santrinya membuat target hafalan dalam seminggu. Seperti yang diungkapkan oleh AS, Ya asyikasyik aja..santai kaya gitu..sama apa setiap hari sabtu itu disuruh buat target, nah dalam seminggu kaya gitu jadinya tercapai gitu. 25 e. Peserta didik Tah}fiz\ul Quran Berbicara tentang peserta didik/santri, santri SMP-IT disini karakternya bermacam-macam, rata-rata baik, gampang diarahkan, hal ini sesuai dengan pendapat ustadzah INA : Karakter santri itu ya bermacam-macam..anaknya ya baik-baik gampang untuk diarahkan ketika memang ada suatu anu untuk diperbaiki, ketika ada satu perbaikan...jalan untuk memperbaiki. Ya sadar kalo apa yang disampaikan itu harus diperbaiki harus dilaksanakan Tentang kemampuan menghafal santri SMP-IT pun bermacammacam, ustadzah IS berkata: Ya bermacam-macam ya.. ada yang sekali hafal, ada yang butuh berulang-ulang kali baru hafal. Disini 24 BAHP, Santri Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul WIB. 25 AS, Santri Tah}fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul WIB. 26 Ustadzah INA, Wali Asrama Putri dan Guru Prakarya, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 12 Februari 2015, pukul WIB.

12 53 anak-anak yang lancar, sedang maupun lambat ya belajar bersama teman. 27 Juga pendapat dari kepala sekolah yaitu:...ada yang anak sekali hafal ada, yang dua kali baca hafal ada, ada yang perlu 20 kali baca baru hafal ada, ada juga yang harus puluhan kali baca baru hafal itu ada ya tadi punya daya hafalan kuat cepat, ada yang lambat Dari pendapat ustadzah IS dan kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa kemampuan menghafal santri SMP-IT Assalaam itu bermacam-macam, ada yang cepat hafal, ada yang sedang, ada yang lambat daya hafalnya. Untuk menjadi santri di SMP-IT, santri diharuskan sudah bisa membaca Alquran dan harus selesai tentang qiro ati. Ustadz AZ mengatakan...untuk awal masuk itu santri harus sudah selesai mengenai baca membaca Karena disini langsung start diajak lari...yang penting mereka sudah selesai masalah qiroaty. 29 f. Media/alat dan Sumber Pembelajaran Tah}fiz\ul Quran Media merupakan sarana untuk memudahkan suatu pembelajaran agar pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Sumber yang diperlukan dalam tah}fiz\ Quran adalah Alquran pojok 27 Ustadzah IS Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 28 Ustadz BS, Kepala Sekolah SMP-IT Assalaam, Wawancara Pribadi, Pekalogan., 24 Februari 2015, pukul WIB. 29 Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB.

13 54 untuk satu orang satu mushaf Alquran. Media yang digunakan terkadang membutuhkan LCD. Media pertama ya Alquran itu ya.. satu anak Alqurannya tidak boleh ganti, karena yang dihafal itu bukan sekedar ayatnya, tapi letak posisi ayat...alquran yang sering kita disebut Alquran pojok itu ya. Adapun media yang lain, itu ada yang menggunakan LCD, itu ya penunjang. Yang pokok ya Alquran untuk menghafal. 30 g. Evaluasi Pembelajaran Tah}fiz\ul Quran Evaluasi dalam pembelajaran tah}fiz\ul Quran sama seperti evaluasi mata pelajaran yang umum. Evaluasi ini dilakukan setiap satu semester satu kali. Berikut kutipan hasil wawancaranya. Evaluasi dalam pembelajaran ya seperti di sekolah, jadi ada raportnya...ujiannya itu satu semester satu kali dibaca semua, artinya e..dulu di kelas 1, 2 juz dibaca, kelas 2 kelas 8 berarti ya, 5 juz ya dibaca semua. Juz 30, 29, 28, 27 ya dibaca semua. Nanti di kelas 9 dibaca semua juga...evaluasi ujian itu..sebagai terminal..momen untuk anak itu muroja ah...kalo nggak ada momennya nanti anak mbablas 31 Dari wawancara tersebut, dapat diketahui suatu informasi bahwa sistem evaluasi tah}fiz\ ini dilakukan seperti evaluasi mata pelajaran pada umumnya, yaitu satu kali dalam satu semester. Pelaksanaan evaluasinya jika siswa sudah hafal 5 juz dibaca semua. Sistem evaluasi ini sebagai momen untuk mengulang hafalan. Namun, tesnya berkala, jika selama satu atau dua minggu santri dapat lima halaman, guru mencoba untuk mengevaluasi hafalan siswa, 30 Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 31 Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB.

14 55..seminggu atau dua minggu kalau sudah dapat lima itu, kami coba untuk lima halaman untuk dievaluasi gitu. 32 Setiap hari santri diwajibkan untuk setoran hafalan, ini termasuk evaluasi harian. Seperti yang diungkapkan oleh ustadzah IS, Penilaian disini itu penilaian harian ya seperti ini siswa maju satu persatu, nanti setor, nanti kan ditulis dalam buku perkembangan tahfidz, ada juga penilaian semesteran, ya setiap satu semester satu kali penilaian. 33 Cara melakukan evaluasi pembelajaran tah}fiz dijelaskan oleh ustadzah AA berikut ini....kalo yang juz dari kan semua, nah itu tesnya per surat. Tapi kalo dari yang juz awal...tesnya, 1 juz dibagi empat, jadi satu juz itu isinya 20 halaman, berarti seperempat pertama, seperempat kedua, seperempat ketiga dan seperempat keempat, setiap seperempat itu isinya 5 halaman Proses Pembelajaran Tah}fiz\ul Quran Berdasarkan observasi peneliti, pembelajaran tah}fiz\ul Quran di SMP-IT Assalaam dilaksanakan di gazebo. Gazebo ini jumlahnya ada 5 buah. Tempat ini digunakan untuk pembelajaran tah}fiz\ santri putri. Selain di gazebo, pembelajaran tah}fiz\ santri putri dilakukan di kelas dan 32 Ustadz CH Al-Hafidz, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 30 Januari 2015, pukul WIB. 33 Ustadzah IS Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20 Januari 2015, pukul WIB. 34 Ustadzah AA Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB.

15 56 musholla. Sedangkan santri putra difokuskan di masjid SMP-IT Assalaam. 35 Dalam proses pembelajaran tah}fiz\ sebenarnya dibutuhkan suatu panduan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk menjalankan pembelajaran sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan, namun ketika peneliti menanyakan tentang RPP tah}fiz\, guru tah}fiz\ mengatakan bahwa di SMP-IT belum ada RPP tah}fiz\, namun pelaksanaannya mirip dengan apa yang ada di RPP. 36 Dalam pelaksanaan pembelajaran tah}fiz\ Quran di SMP-IT Assalaam, pelaksanaannya dibuat seperti pembelajaran di kelas pada umumnya. kita buat kelas itu tidak hanya datang kemudian setoran, kelasnya memang kita setting sebagai kelas tahfidz ya artinya ya kita dibuka dengan salam, doa, kemudian muroja ah, kadang-kadang muroja ah kadang-kadang motivasi, kadangkadang cerita apa pembuka sebelum menghafalkan...setelah itu anak-anak kita kasih waktu untuk menyiapkan 5 menit..tapi kadang-kadang butuh persiapan..setelah itu, mereka setorkan sesuai dengan antrian...nah setelah semuanya selesai setor, kemudian kita tutup dengan doa, dengan salam Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui suatu informasi bahwa guru tah}fiz\ melakukan pembelajaran tah}fiz\ seperti langkahlangkah dalam pembelajaran umum, yaitu dibuka dengan salam, doa, 35 Hasil observasi Pembelajaran Tah{fiz di SMP-IT Assalaam Boarding School Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 36 Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 37 Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB.

16 57 muroja ah atau motivasi atau cerita-cerita, menunggu giliran maju untuk setoran hafalan, ditutup dengan doa dan salam. Lebih lanjut lagi, santri dari ustadz AZ menceritakan tentang proses pembelajaran tah}fiz\ berikut ini. Kalau lagi di kelas itu ya ustadznya itu suka cerita, ceritanya hafidz-hafidzoh di luar negeri bagaimana terus ngasih motivasi, terus cerita-cerita yang banyak teladannya, cerita nabi kaya gitu.. Jadi, awal itu salam dulu, doa, muroja ah, cerita kadang juga senam otak, senam ini senam rahang, antri, terus habis itu ditutup biasa. 38 Kemudian ustadz CH, menjelaskan proses pembelajaran di kelas seperti ini: Pertama salam, kemudian apa doa itu biasa.. robbi tubillahi robba pokoknya singkat, nah ini seharusnya ada motivasi, tapi belum jalan, nah setelah selesai, mereka setoran terus ditutup nanti dengan Allahummarhamni bil quran secara bersama-sama. 39 RHA merupakan santri kelas IX, diajar tah}fiz\ oleh ustadz Mustajab, RHA menjelaskan proses pembelajaran tah}fiz\ di kelas adalah sebagai berikut....(ustadz) sering ngasih motivasi, kan ustadznya kan juga dari pondok juga, kaya gitu, terus cerita-cerita waktu di pondok kaya gitu, lha nanti apa namanya ustadznya sendiri itu kaya gini-gini ya kita bisa kaya gitu. Ya salam, habis tu doa, habis itu udah muroja ah dulu, jadi nunggu yang mau setor gitu AS, Santri Tah}fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul WIB. 39 Ustadz CH Al-Hafidz, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 30 Januari 2015, pukul WIB. 40 RHA, Santri Tah}fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul WIB.

17 58 Kesimpulannya bahwa dalam pembelajaran tah}fiz\ Quran, antara guru satu dengan yang lainnya itu berbeda. Ada yang muroja ah, ada yang mengisi pembelajaran dengan motivasi, cerita-cerita teladan sampai senam otak maupun senam rahang. Ini tergantung kreativitas dan inovasi gurunya dalam mengelola pembelajaran tah}fiz\. Ada juga guru yang jarang atau sesekali memberi motivasi kepada siswa, artinya memberi motivasi hanya ketika dibutuhkan saja. B. Faktor Mendukung dan Menghambat dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tah{fiz\ul Quran di SMP-IT Assalaam Boarding School Pekalongan Setelah mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran tah}fiz\ secara keseluruhan, dalam suatu pembelajaran itu pasti terdapat faktor yang mendukung dan faktor yang menghambat. Berikut adalah uraiannya. 1. Faktor yang Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran Tah{fiz\ul Quran a. Santri semangat dalam menghafal. Semangat merupakan hal yang terpenting dalam melakukan suatu pekerjaan. Jika merasa tidak semangat, maka pekerjaan akan terbengkalai. Begitu pun semangat para santri untuk melaksanakan tah}fiz\, dibutuhkan semangat yang tinggi untuk bisa mencapai target hafalan. Ustadz AZ mengatakan bahwa: Semangat santri untuk

18 59 menghafal semangat. Karena sejak awal mereka sudah tahu namanya pondok tah}fiz\ Jadi, sudah semangat. 41 b. Tah}fiz\ Alquran sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Tah}fiz\ Alquran di SMP-IT merupakan program yang diunggulkan dan menjadi mata pelajaran sentra. Dan hal ini lah yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran tah}fiz\. Berikut adalah petikan wawancaranya. Kalau faktor pendukung menurut saya ya karena tahfidz ini sudah menjadi rutinitas, kemudian ada jadwal yang teratur, kesadaran siswa disini untuk menghafal itu sudah ada, semangat siswa juga sudah mulai ada, juga kesadaran untuk hafalan juga ada. Terus ba da sholat ada muroja ah. 42 Karena tah}fiz\ merupakan program yang diunggulkan, maka tah}fiz pun akan ditemui setiap hari sehingga menjadi sebuah aktivitas wajib yang tidak boleh ditinggalkan. Adanya jadwal yang teratur setiap hari memunculkan kesadaran untuk menghafal dan untuk menjaga hafalan, setiap selesai salat ada muroja ah secara bersama-sama. c. Tersedianya waktu tah}fiz\. Tersedianya waktu untuk pembelajaran tah}fiz\ merupakan suatu sarana yang dapat digunakan untuk selalu meningkatkan kemampuan tah}fiz\. Disini tersedia waktu dari ba da shubuh, ba da ashar, ba da maghrib, ba da isya dan waktu luang yang lain. Bahkan 41 Ustadz AZ Al-Hafidz, Ketua Pelaksana Harian Diniyah dan Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 42 Ustadzah IS Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 20 Januari 2015, pukul WIB.

19 60 program yang lain yang tujuannya untuk mendukung tah}fiz\ seperti ada mukhoyyam Quran, kegiatan dauroh Quran itu biasanya mengambil waktu jam reguler. Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah...yang jelas waktunya cukup ya..ba da shubuh, ba da ashar, ba da maghrib kemudian ba da isya, yang kedua itu pun masih bisa mengambil jam-jam regular, ada kegiatan-kegiatan mukhoyyam Quran, ada kegiatan dauroh Alquran d. Pengaruh teman tah}fiz\. Para santri ikut tah}fiz\ pada awalnya karena di sekolah ini ada program tah}fiz\ul Quran, ada juga keinginan dari keluarga. Santri yang satu melihat santri yang lain jika santri lain sudah berhasil menghafal banyak, terkadang itu akan membangkitkan semangat untuk menyamai temannya agar hafalannya sama. Ini merupakan pendapat dari ustadz CH,...kadang mereka ikut tah}fiz\...melihat temennya yang sudah selesai. Kan biasanya mereka dalam kenyataan faktor yang ada di lapangan ini, mereka ini akan kalo temen sudah nambah akan merasa ingin balap e. Motivasi/dukungan dari guru tah}fi\z\. Pembelajaran tah}fiz\ ini selalu dibutuhkan motivasi/dorongan dari luar. Dengan adanya motivasi yang kuat akan menjadi penyemangat santri untuk terus menjalankan program tah}fiz\. Seperti 43 Ustadz BS, Kepala Sekolah SMP-IT Assalaam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Februari 2015, pukul WIB. 44 Ustadz CH Al-Hafidz, Guru Tah{fiz\, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 30 Januari 2015, pukul WIB.

20 61 yang pendapat dari tiga santri ini yaitu BAHP, AS dan RHA, motivasi dari guru tah}fiz\ merupakan hal yang mendukung dalam pembelajaran tah}fiz\ Quran. Menurut BAHP lebih ke motivasi dan dia ingat akan cita-citanya. Sedangkan menurut AS, yang mendukung adalah motivasi. Kemudian menurut RHA, hal yang mendukung untuk tah}fiz\ adalah motivasi dan cerita-cerita tentang hafiz\-hafiz\ah. 45 f. Dukungan penuh dari keluarga. Untuk menjadi penghafal Alquran, tentunya dibutuhkan dukungan dari keluarga santri. Keluarga santri di SMP-IT sangat mendukung anaknya menjadi h}afiz\-h}afiz\ah Quran. Pendapat dari BAHP, AS dan RHA mengungkapkan pendapat yang sama. Pendapat dari BAHP adalah sebagai berikut ini....dukungan keluarga sih dukung-dukung aja, terus orang tua lebih sering motivasi tu jangan pernah..jangan pernah apa namane..jangan pernah pesimis untuk hafalan. Kan soale ingat kan kalau jadi anak pingin ngasih yang terbaik buat orang tua kan..mesti diingetin mahkota kemuliaan buat orang tua di surga..mesti diingetin itu-itu terus, jadi motivasi dari itu juga. 46 Menurut BAHP, dukungan keluarga sangat mendukung untuk menjadi hafiz\ Quran. BAHP juga sering diberi motivasi dari keluarga bahwa jangan pernah pesimis untuk menghafal, selalu 45 BAHP, AS dan RHA, Santri Tah}fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul WIB. 46 BAHP, Santri Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul WIB.

21 62 diingatkan mahkota buat orang tua ketika orang tua berhasil mendidik anaknya menjadi seorang penghafal Alquran, pahalanya akan dapat mahkota di surga kelak. Sedangkan penjelasan dari AS : Dukungan orang tua ya..begini..pingin banggain umi gak..kaya gitu..kalau pingin apa..hafalannya dijaga kaya gitu..biar bisa ngasih mahkota ntar di akherat. 47 Sedangkan menurut RHA : Ya orang tua kan juga hafidz, Alhamdulillah kan Abi juga udah 30 juz, jadi termotivasi juga buat hafalan juga, terus maksudnnya kan juga menghafal itu bisa memberikan mahkota buat orang tua terus habis itu juga bisa memberikan syafaat untuk 7 orang atau 10 ya 48 RHA juga mempunyai pendapat yang sama dengan BAHP dan AS, namun RHA juga terdorong untuk menjadi hafiz\ah karena ayahnya juga seorang hafiz\ Quran. Dia juga memahami bahwa menjadi seorang penghafal Alquran kelak di akhirat bisa memberikan mahkota buat orang tua dan dapat memberi syafa at untuk beberapa orang. WIB. WIB. 47 AS, Santri Tah}fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul RHA, Santri Tah}fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul 13.40

22 63 2. Faktor yang Menghambat dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tah}fiz ul Quran Faktor yang menghambat dalam pelaksanaan pembelajaran Tah}fiz\ul Quran adalah: a. Ketidakdisiplinan anak. Ketidakdisiplinan anak kadang terjadi dalam pembelajaran tah}fiz\ Quran. Hal ini yang menurut ustadzah IS merupakan faktor yang menghambat. Jika mereka terlambat masuk, maka waktu pembelajaran tah}fiz\ menjadi berkurang. Ada juga santri yang belum lancar membaca, namun itu tidak semuanya. Petikan wawancaranya adalah faktor penghambatnya itu kadang ada ketidakdisiplinan anak, ada juga santri belum lancar membaca, tapi itu beberapa ya, tidak semuanya. 49 b. Faktor malas. Rasa malas akan menghambat semuanya. Dalam tah}fiz\ Quran, rasa malas kadang menghampiri santri. Ketika disuruh untuk membaca satu halaman sampai 7 kali, tetapi santri hanya membaca sampai 3 kali saja, itu akan berdampak buruk ketika setoran dengan guru tah}fiz\, yaitu tidak lancar. Menurut ustadzah AA : Anak-anak itu ketika menghafal, seharusnya lancar, tapi tidak lancar...dalam hafalan itu, yang mengulang satu halaman itu misalnya 7 kali, anak itu gak mau, paling 3 kali, tapi ketika maju dengan saya apa? Gak lancar. Jadi, 49 Ustadzah IS Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB.

23 64 kendalanya males. Jadi, yang bisa melawan rasa males itu adalah diri kalian sendiri c. Belum tertanamnya kesadaran untuk menjaga hafalan. Setiap santri di SMP-IT belum semuanya mempunyai kesadaran untuk tetap menjaga hafalan. Ada beberapa santri yang belum tertanam rasa kesadaran bahwa dirinya membawa amanah yang besar. Ustadz CH berkata: yang paling di ini (maksudnya tah}fiz\) kan kekuatan harus menjaga hafalannya kan gitu..nah ini belum tertanam dalam setiap anak itu belum ada, belum tertanam seperti itu. Jadi ya gak semua..yang kita maksud ya sedikit aja d. Faktor Mood. Mood merupakan rasa malas, keinginan untuk berbuat sesuatu menjadi berkurang. Mood itu terjadi karena menunggu antrian yang panjang. Menurut BAHP, ketika lama menunggu setoran hafalan, akan menjadi bosan, terkadang tidak cukup waktu untuk santri maju setor hafalan, karena banyaknya anggota kelompok 52, sedangkan gurunya hanya satu orang dalam satu kelompok besar (sekitar 20 anak dalam satu kelompok). Hal yang sama dialami oleh AS, yang menghambat dalam proses pembelajaran tah}fiz Quran adalah mood. Mood yang kurang akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas hafalan. AS juga 50 Ustadzah AA Al-Hafidzah, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Januari 2015, pukul WIB. 51 Ustadz CH Al-Hafidz, Guru Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 30 Januari 2015, pukul WIB. 52 BAHP, Santri Tah{fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul WIB.

24 65 berpendapat bahwa terkadang tidak cukup waktu untuk setoran hafalan. Ini adalah kutipan wawancaranya,..kalau mood-nya kurang itu apa..males baca..jadi bacanya kurang, jadinya hafalannya jadi kurang. 53 e. Beban mata pelajaran yang banyak. Tah}fiz\ adalah merupakan suatu kewajiban bagi santri, namun disisi yang lain ada juga kewajiban untuk mengikuti mata pelajaran umum. Kepala sekolah mengungkapkan...faktor penghambatnya salah satunya kan beban, jadi beban banyak ini anak, beban tah}fiz\ juga beban KBM biasa. Bebannya banyak AS, Santri Tah}fiz, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 14 Februari 2015, pukul WIB. 54 Ustadz BS, Kepala Sekolah SMP-IT Assalaam, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Februari 2015, pukul WIB.

BAB IV ANALISA DATA MENGENAI PERILAKU KEAGAMAAN SISWA TUNANETRA DI SMPLB A YPAB SURABAYA. A. Pengetahuan Keagamaan Siswa Tunanetra di SMPLB A YPAB

BAB IV ANALISA DATA MENGENAI PERILAKU KEAGAMAAN SISWA TUNANETRA DI SMPLB A YPAB SURABAYA. A. Pengetahuan Keagamaan Siswa Tunanetra di SMPLB A YPAB BAB IV ANALISA DATA MENGENAI PERILAKU KEAGAMAAN SISWA TUNANETRA DI SMPLB A YPAB SURABAYA A. Pengetahuan Keagamaan Siswa Tunanetra di SMPLB A YPAB Berdasarkan temuan yang ada di lapangan dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan-kegiatan dan peraturan yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan-kegiatan dan peraturan yang berlaku di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan di pondok pesantren berbeda dengan kehidupan anak pada umumnya. Di pondok pesantren, santri atau peserta didik dituntut untuk dapat beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT 34 BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT A. Syarat-Syarat Menghafal Alquran di Pondok Pesantren An-Nur Dalam proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI Dalam menghafal Al-Qur'an, ada yang mudah dan ada yang sulit. Pengalaman spesifiknya yang terinternalisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi data Sebelum peneliti melakukan penelitian di lapangan, peneliti melakukan pengajuan judul terkait masalah yang ada di lapangan, kemudian setelah judul di terima, peneliti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Metode Menghafal Pondok Pesantren Tah{fi>z{ Al Qur an. Shohihuddin Surabaya dan Pondok Pesantren Modern Al Azhar Gresik

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Metode Menghafal Pondok Pesantren Tah{fi>z{ Al Qur an. Shohihuddin Surabaya dan Pondok Pesantren Modern Al Azhar Gresik BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan serta hasil analisis terhadap data yang diperoleh, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi

Lebih terperinci

Hasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani

Hasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani Hasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani Hari/tanggal : Senin, 09.11.2015 Jam : 16.30 Lokasi : mushola al-madani pengajar : ustad. Amin Sumber data : proses pembelajaran tahfidzul qur an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam kehidupan pondok pesantren, khususnya kehidupan pondok pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo, dalam kesehariannya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Kondisi keyakinan seseorang yang tidak menentu akan membuat kinerja menjadi tidak stabil, sedangkan untuk mencapai keberhasilan

A. Latar Belakang Kondisi keyakinan seseorang yang tidak menentu akan membuat kinerja menjadi tidak stabil, sedangkan untuk mencapai keberhasilan A. Latar Belakang Kondisi keyakinan seseorang yang tidak menentu akan membuat kinerja menjadi tidak stabil, sedangkan untuk mencapai keberhasilan dibutuhkan keyakinan yang tinggi. Apabila keyakinan seseorang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL

BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL BAB IV ANALISIS PERAN BOARDING SCHOOL DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI SDIT BIAS ASSALAM KOTA TEGAL Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SDIT BIAS Assalam Kota Tegal, yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang kegagalan akan semakin tinggi (dalam Yusuf & Nurihsan J,

BAB I PENDAHULUAN. peluang kegagalan akan semakin tinggi (dalam Yusuf & Nurihsan J, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi keyakinan seseorang yang tidak menentu akan membuat kinerja menjadi tidak stabil, sedangkan untuk mencapai keberhasilan dibutuhkan keyakinan yang tinggi. Apabila

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap implementasi pembelajaran pendidikan agama

Lebih terperinci

PERGURUAN DINIYYAH PUTERI PADANG PANJANG ISLAMIC BOARDING SCHOOL FOR YOUNG MUSLIMAH

PERGURUAN DINIYYAH PUTERI PADANG PANJANG ISLAMIC BOARDING SCHOOL FOR YOUNG MUSLIMAH ALASANKU DATANG KE DINIYYAH PUTERI Mengapa sih kamu datang ke Diniyyah Puteri Padangpanjang? Ada ribuan Pesantren dan Boarding School di Indonesia. Mengapa sih kamu memilih Diniyyah Puteri Padangpanjang.?

Lebih terperinci

Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK

Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR AN AISYIYAH PONOROGO Tempat : Pondok Pesantren Tahfidzul Qur an Aisyiyah

Lebih terperinci

3. Apa kendala pembelajaran Al Qur an metode Wafa di Griya Al Qur an Al Furqon Ponorogo?

3. Apa kendala pembelajaran Al Qur an metode Wafa di Griya Al Qur an Al Furqon Ponorogo? Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA SKRIPSI PEMBELAJARAN AL QUR AN BERBASIS OTAK KANAN (IMPLEMENTASI METODE WAFA DI GRIYA AL QUR AN AL FURQON PONOROGO) TAHUN 2016 1. Bagaimana implementasi pembelajaran Al Qur

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH a. Apa saja bentuk pembiasaan khususnya pembiasaan berakhlak yang dilakukan pihak sekolah dalam membentuk karakter siswa? b. Bagaimana proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH AL-ITTIHADUL UMMAT DESA PESALAKAN KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG Analisis hasil dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN 67 BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN A. Analisis Proses Penanaman Nilai Kejujuran Melalui Buku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB 1 PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN AL QUR'AN (TPQ) AL-ISHLAH DESA CANDI KEC. BANDAR KAB. BATANG. A. Analisis Tentang Motivasi Orang Tua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TPA At-taubah adalah taman pengajian al-quran yang terletak di desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TPA At-taubah adalah taman pengajian al-quran yang terletak di desa 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Profil TPA At Taubah TPA At-taubah adalah taman pengajian al-quran yang terletak di desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Tempat berlangsungnya

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara. A. Kepala Sekolah Islamic Boarding School SMP Muhammadiyah Apa latar belakang ibu membuat progam Islamic Boarding School SMP

Pedoman Wawancara. A. Kepala Sekolah Islamic Boarding School SMP Muhammadiyah Apa latar belakang ibu membuat progam Islamic Boarding School SMP Lampiran 01 Pedoman Wawancara A. Kepala Sekolah Islamic Boarding School SMP Muhammadiyah 1 Ponorogo 1. Apa latar belakang ibu membuat progam Islamic Boarding School SMP Muhammadiyah 1 Ponorogo? 2. Bagaimana

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN KUESIONER 30

Perpustakaan Unika LAMPIRAN KUESIONER 30 LAMPIRAN KUESIONER 30 Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KEDISIPLINAN DOSEN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG, maka saya mohon kesediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Al-Qur an adalah kitab suci (kalam ilahi) yang diwahyukan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai rahmat dari Allah dan petunjuk bagi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini 113 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan penyajian hasil laporan sebelumnya dalam penelitian ini penulis dapat menyimpulkan: 1. Dalam pola kepemimpinannya di Pondok Pesantren Al-Anwar KH. Maimoen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Uraian dalam bab ini merupakan penyajian dan temuan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, berdasarkan wawancara, observasi serta dokumentasi. Adapun penyajian data hasil

Lebih terperinci

2016 EFEKTIVITAS METODE TALAQQI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR AN ANAK USIA DINI

2016 EFEKTIVITAS METODE TALAQQI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR AN ANAK USIA DINI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha

Lebih terperinci

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani.

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani. DOKUMENTASI Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh Qur an Yatim Nurani Insani. Ket: Proses pelaksanaan hafalan Al-Qur an di Pesantren Tahfizh Qur an Yatim Nurani Insani. HASIL

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. a. Proses Perencanaan Pembelajaran Tahfiẓul Qur an

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. a. Proses Perencanaan Pembelajaran Tahfiẓul Qur an BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data 1. SMPIT Tahfidzil Qur an Botoran a. Proses Perencanaan Pembelajaran Tahfiẓul Qur an Perencanaan pembelajaran Tahfiẓul qur an di SMPIT Tahfidzil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam 171 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam tesis ini maka penulis dapat mengemukakan isi dari keseluruhan inti penelitian berupa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama samawi yang sempurna diantara agama samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada Nabi Muhammad saw sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Kitab Qiroati di TPQ Nurussalam Dari kajian teoritis maupun data lapangan yang penulis jabarkan, maka langkah selanjutnya menganalisis

Lebih terperinci

YAYASAN AL-HIKMAH CIREBON PESANTREN TAHFIDZ QUR AN TERPADU AL-HIKMAH DEPUTI PESANTREN AL HIKMAH PUTRI

YAYASAN AL-HIKMAH CIREBON PESANTREN TAHFIDZ QUR AN TERPADU AL-HIKMAH DEPUTI PESANTREN AL HIKMAH PUTRI YAYASAN AL-HIKMAH CIREBON PESANTREN TAHFIDZ QUR AN TERPADU AL-HIKMAH DEPUTI PESANTREN AL HIKMAH PUTRI Jl. Imam Bonjol No.13 RT.03/05 Bobos Dukupuntang Cirebon 45652 Tlp. (0231) 8344860 website : alhikmahcirebon.com

Lebih terperinci

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA. Hasil penelitian melalui wawancara dengan tiga keluarga di RT 14 Kelurahan Way Halim Bandar Lampung:

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA. Hasil penelitian melalui wawancara dengan tiga keluarga di RT 14 Kelurahan Way Halim Bandar Lampung: LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Hasil penelitian melalui wawancara dengan tiga keluarga di RT 14 Kelurahan Way Halim Bandar Lampung: 1. Komunikasi Keluarga a. Keluarga Bapak Rubai (48 tahun) Peneliti : Bagaimana

Lebih terperinci

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran A. SAJIAN DATA Setiap individu memiliki kebiasaan yang berbeda hal tersebut tidak terlepas pada kebiasaan seorang guru dalam memulai kegiatan belajar mengajar. Pada setiap awal pembelajaran Nubuat sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis SMP N 1 Wiradesa terletak di kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Mempunyai

Lebih terperinci

MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL-FARISI BANDUNG

MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL-FARISI BANDUNG MODEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL-FARISI BANDUNG Sandra Mila Erlanda,* Syahidin, Edi Suresman Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Data Khusus Hasil Penelitian Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data tentang Implementasi Pembiasaan Kegiatan TPQ Dalam Pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN A. Paparan Data Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan di antaranya guru akidah akhlak, waka kesiswaan dan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung,

Lebih terperinci

Visi : Mewujudkan Generasi Qurani yang Berwawasan global dan Mandiri

Visi : Mewujudkan Generasi Qurani yang Berwawasan global dan Mandiri DESAIN PESANTREN AL QURAN AMANAH UMMAT Pesantren Tahfidz Amanah ummat merupakan sebuah lembaga pendidikan yang fokus dalam mencetak generasi-generasi qur ani masa depan. Para santri bukan hanya dibekali

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA : Hj. Cucu Zainabun Yusuf, S.Pd.,M.Pd : Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mancak 1. Menurut ibu BK itu apa? Jawab: BK itu tempat untuk mengatasi permasalahan dari siswa-siswi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 86 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah melakukan penelitian di RA Al-Hidayah Gombang dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, dapat didiskripsikan data dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA PENGASUH DI PONDOK PESANTREN MA HADUT THOLABAH BABAKAN LEBAKSIU TEGAL

PEDOMAN WAWANCARA PENGASUH DI PONDOK PESANTREN MA HADUT THOLABAH BABAKAN LEBAKSIU TEGAL PEDOMAN WAWANCARA PENGASUH DI PONDOK PESANTREN MA HADUT THOLABAH BABAKAN LEBAKSIU TEGAL 1. Sudah beberapa lama Pondok Pesantren Ma hadut Tholabah didirikan? 2. Bagaimanakah sejarah berdirinya Pondok Pesantren

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pada bab ini, penulis akan menganalisis kebijakan pemerintah kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG Metode yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan sifat masalahnya merupakan metode

Lebih terperinci

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih BAB IV ANALISIS PERAN WANITA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DUKUH BRAJAN DESA SALAKBROJO KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 A. Analisis Peran Wanita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT A. Analisis Bentuk Penyimpangan Perilaku Peserta Didik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Metode GP Ansor dalam meningkatkan akhlakul karimah melalui kegiatan rutinan sholawat HIMMATA pada remaja di desa Kebonagung. Dalam pendidikan akhlak remaja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BTQ DI TPQ AS SALAM MBAH JOKO RIPO KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BTQ DI TPQ AS SALAM MBAH JOKO RIPO KAUMAN PETARUKAN PEMALANG BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BTQ DI TPQ AS SALAM MBAH JOKO RIPO KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran BTQ di TPQ As Salam Mbah Joko Ripo Pembelajaran yang identik

Lebih terperinci

KEGIATAN MA HAD AL ILMI YOGYAKARTA. Periode Shafar 1435 / Desember 2013

KEGIATAN MA HAD AL ILMI YOGYAKARTA. Periode Shafar 1435 / Desember 2013 KEGIATAN MA HAD AL ILMI YOGYAKARTA Periode Shafar 1435 / Desember 2013 1. Pengantar Segala puji hanyalah milik Allah Ta ala. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah, juga kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama yang sangat menekankan umatnya untuk menuntut ilmu, tidak terkecuali tua muda, laki-laki maupun perempuan, semua diisyaratkan untuk mencari ilmu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE THORIQATU TAKRIRY

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE THORIQATU TAKRIRY BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE THORIQATU TAKRIRY AL-QIRAATI AL-JUZ I VERSI AL-QOSIMI DALAM PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR AN DI SDIT FAJRUL ISLAM KAMPIL WIRADESA A. Analisa Metode Thoriqotu Takriry Al-Qiraati

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Full Day School di MTs Muhammadiyah Kebonan Kecamatan Batang Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Guru tidak hanya sebatas tugas yang harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Srengat dengan metode interview, observasi, dan dokumentasi, maka dapat dipaparkan data sebagai berikut:

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TRADISI PONDOK PESANTREN BAGI SANTRI Oleh : Ida Dwi Septiningsih (STIKI{ Catur Sakti Yogyakarta)

EFEKTIVITAS TRADISI PONDOK PESANTREN BAGI SANTRI Oleh : Ida Dwi Septiningsih (STIKI{ Catur Sakti Yogyakarta) EFEKTIVITAS TRADISI PONDOK PESANTREN BAGI SANTRI Oleh : Ida Dwi Septiningsih (STIKI{ Catur Sakti Yogyakarta) A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah kitab suci merupakan sumber utama dan pertama ajaran

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN MA HAD AL ILMI YOGYAKARTA. Periode Ramadhan - Dzulhijjah 1434 / Juli - Oktober Bismillāh. Allāhumma yassir wa a in

LAPORAN KEGIATAN MA HAD AL ILMI YOGYAKARTA. Periode Ramadhan - Dzulhijjah 1434 / Juli - Oktober Bismillāh. Allāhumma yassir wa a in LAPORAN KEGIATAN MA HAD AL ILMI YOGYAKARTA Periode Ramadhan - Dzulhijjah 1434 / Juli - Oktober 2013 1. Pengantar Bismillāh. Allāhumma yassir wa a in Segala puji hanyalah milik Allah Ta ala. Shalawat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar tidak lepas dari strategi pembelajaran, baik itu dalam pendidikan formal ataupun nonformal. Strategi yang digunakan di setiap lembaga satu dengan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Gambaran umum subjek penelitian Penelitian yang dilaksanakan termasuk dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang menggunakan kelas XII IPA 3 sebagai kelas

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO A. Tipologi Demografis Masyarakat Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang 1. Keadaan Demografis Penduduk Kelurahan Wonolopo berjumlah

Lebih terperinci

A. KEGIATAN SISWA-SISWI SMP SMA SEKAR KEMUNING

A. KEGIATAN SISWA-SISWI SMP SMA SEKAR KEMUNING A. KEGIATAN SISWA-SISWI SMP SMA SEKAR KEMUNING NO WAKTU KEGIATAN RUTIN PAGI 1 03.30 04.00 Bangun pagi dan Qiyamul Lail dan Asmau l Husna 2 04.00 05.30 Sholat Shubuh berjama ah dan Tahfidzul Qur an 3 05.30

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru. Dengan penggunaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN Setelah penelitian mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data dokumentasi maka selanjutnya peneliti akan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang hidup saling bergantung dan membutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial, tentunya

Lebih terperinci

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI DAN PERUBAHANNYA

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI DAN PERUBAHANNYA BAB V DINAMIKA PROSES AKSI DAN PERUBAHANNYA A. Pendalaman Agama a. Aktivitas Kegiatan mengaji mulai dilakukan pada tanggal 4 Mei 2013. Kegiatan mengaji ini dibimbing oleh peneliti sendiri, namun terkadang

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Setelah melakukan penelitian di SDIT Bina Insan Mulia Wlingi Blitar dengan metode observasi, wawancaradan dokumentasi, makadapat dipaparkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Profil Pondok Tahfizh Al-Qur an Siti Khadijah Banjarmasin 1. Latar belakang berdirinya Pondok Tahfizh Mahasiswi Siti Khadijah Banjarmasin Dari hasil wawancara dengan

Lebih terperinci

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. 66 diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Tetapi semuanya berbanding terbalik dengan pelaksanaan pendidikan agama yang

Lebih terperinci

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah wahyu Allah SWT yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. yang di bukukan, kemurnian dan eksistensinya serta pemeliharaannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Program Pembelajaran BTQ di SMP Negeri 12 Pekalongan Alquran merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak maupun memanggil umat manusia untuk beriman serta taat kepada Allah Swt, serta sejalan

Lebih terperinci

Ahlan wa Sahlan. PARA TAMU UNDANGAN open house

Ahlan wa Sahlan. PARA TAMU UNDANGAN open house Ahlan wa Sahlan PARA TAMU UNDANGAN open house Agenda : 01. Taushiyah Ustadz Machfud 02. Paparan seputar Playgroup, TK & SD Islam Riyadhus Shalihin 03. Sesi Tanya Jawab visi Mewujudkan anak-anak shalih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai

Lebih terperinci

TAMAN BELAJAR MASYARAKAT

TAMAN BELAJAR MASYARAKAT 1. AMAL APA (Lagu : Sedang apa) Amal apa. Amal apa, yang disukai Allah Bersholatlah, bersholatlah, tepat pada waktunya Apa lagi, apa lagi, yang disukai Allah Berbaktilah, berbaktilah pada ibu dan ayah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Mata pelajaran : Fiqih B. Kelas/semester : VII/2 C. Alokasi : 4 x 40 (2 kali pertemuan) D. Standar kompetensi : 2. Melaksanakan tata cara shalat fardhu dan sujud

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MENANGANI RENDAHNYA MINAT BELAJAR DI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH (MDA) JA FAR

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MENANGANI RENDAHNYA MINAT BELAJAR DI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH (MDA) JA FAR BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MENANGANI RENDAHNYA MINAT BELAJAR DI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH (MDA) JA FAR SHODIQ DK. PLUTUNGAN DS. PAKISPUTIH KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Analisis Minat Belajar di MDA Ja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN A. Analisis Strategi Guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam proses perkembangan peserta didik. Pendidikan juga sebagai sebuah upaya untuk mempersiapkan peserta didik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Penurunan Minat Mengaji Al-Qur an Bagi Anak Pasca Sekolah Dasar Setiap manusia mulai sejak dini sampai akhir hayatnya harus belajar al-qur an dan

Lebih terperinci

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama)

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama) KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH (Madrasah Tidak Berbasis Asrama) LATAR BELAKANG Adanya dikotomi antara pendidikan pesantren dan pendidikan madrasah diperlukan sebuah sistem pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. : Bapak Pranowo Sasongko, S. Pt. (Kepala Sekolah) tentang kemerosotan moral yang terjadi dikalangan remaja?

PEDOMAN WAWANCARA. : Bapak Pranowo Sasongko, S. Pt. (Kepala Sekolah) tentang kemerosotan moral yang terjadi dikalangan remaja? PEDOMAN WAWANCARA Hari/Tanggal : Selasa, 18 april 2017 Jam : 08.06-08.28 Lokasi Sumber Data : SDIT Insan Utama Kasihan : Bapak Pranowo Sasongko, S. Pt. (Kepala Sekolah) Pertanyaan : 1. Bagaimana tanggapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesempurnaan iman seorang muslim terhadap Al-Qur an adalah meyakini

BAB I PENDAHULUAN. kesempurnaan iman seorang muslim terhadap Al-Qur an adalah meyakini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ummat Islam tentu yakin dan mengimani keagungan Al-Qur an sebagai pedoman dan penunjuk jalan kehidupannya. Salah satu dari kesempurnaan iman seorang muslim terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. PAPARAN DATA Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti lakukan dan peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Setelah melakukan penelitian di MTs Negeri 2 Kota Blitar melalui metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka data hasil penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. on the principles and values of Islam pendidikan Islam diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. on the principles and values of Islam pendidikan Islam diartikan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islamic education as any form of teaching and learning that is based on the principles and values of Islam pendidikan Islam diartikan sebagai bentuk pengajaran

Lebih terperinci

SKALA MOTIVASI BELAJAR SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA. Sebelum Uji Coba

SKALA MOTIVASI BELAJAR SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA. Sebelum Uji Coba LAMPIRAN 113 SKALA MOTIVASI BELAJAR SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA Sebelum Uji Coba PENGANTAR Skala motivasi belajar ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa di SMA Al-Muayyad. Skala motivasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif deskriptif 86 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Sebagaimana diterangkan pada teknik analisis data, dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif deskriptif (pemaparan), dan data yang diperoleh

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN. Pada Penelitian Tentang:

PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN. Pada Penelitian Tentang: Lampiran: PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN Pada Penelitian Tentang: METODE PEMBELAJARAN BANDONGAN TAHFIDZ QUR AN PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PAPARAN DATA 1. Proses pembelajaran membaca Al-Quran di TPQ Baiturrahman Sambirobyong Sumbergempol Tulungagung Berdasarkan hasil wawancara, obsevasi, dan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekstrakurikuler seperti yang ada di sekolah-sekolah umum, tapi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekstrakurikuler seperti yang ada di sekolah-sekolah umum, tapi merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghafal al-qur an adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan pondok pesantren. Pelajaran menghafal bukanlah pelajaran ekstrakurikuler seperti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Analisis Kegiatan Keagamaan Anak Jalanan Taman Mataram Kota Pekalongan Kegiatan keagamaan

Lebih terperinci