EFEKTIVITAS TRADISI PONDOK PESANTREN BAGI SANTRI Oleh : Ida Dwi Septiningsih (STIKI{ Catur Sakti Yogyakarta)
|
|
- Inge Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEKTIVITAS TRADISI PONDOK PESANTREN BAGI SANTRI Oleh : Ida Dwi Septiningsih (STIKI{ Catur Sakti Yogyakarta) A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah kitab suci merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam. Al-Quran menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad S.A.W didalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai serta mengamalkannya. Al-Quran adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah SWT, yang isinya mencakup segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Karena itu, setiap orang yang mempunyai Al- Quran akan bertambah cinta kepada Al-Quran, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahami serta pula untuk mengamalkan dan mengajarkan. Menghafal Al-Quran merupakan aktifitas ibadah yang sangat berat, tapi sangat mulia. Berat karena memerlukan kifah (perjuangan yang luar biasa) dan konsentrasi penuh. Berbagai tantangan silih berganti akan menghadang di hadapan para calon hafidz Al-Quran (sebutan bagi penghafal Al-Quran). Sebuah pesantren pada dasamya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana para siswanya atau santrinya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan seorang atau lebih guru yang dikenal dengan sebutan Kyai. Asrama untuk para siswanya tersebut berada dalam lingkungan komplek pesantren dimana Kyai bertempat tinggal yang juga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan-kegiatan keagamaan lain. Komplek pesantren ini biasanya dikelilingi dengan tembok untuk mengawasi keluar dan masuknya para 15
2 PELANGI PENDIDIKAN, Vol. XIV Nomor 2, Januari 2014 santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Demikian pula pada pondok pesantren Tahfidzul Quran (PPTQ) Baitul Abidin Darussalam yang berada di Desa Kalibeber Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, memiliki kekhasan tersendiri dan memiliki tradisi sendiri yang tentunya berbeda dengan pondok pesantren lainnya. Pondok pesantren ini mengkhususkan pada kegiatan menghafal Al-Quran dengan metode tersendiri dan pembiasaan-pembiasaan atau tradisi sendiri yang telah diterapkan sejak pondok pesantren tersebut didirikan, dan tentunya dengan pengembangan-pengembangan ilmu disesuaikan dengan kebutuhan santri dan perkembangan ilmu pendidikan yang dapat menunjang atau membantu proses pembelajaran bagi santrinya yang juga sebagian besar merupakan mahasiswa di Perguruan Tinggi Swasta yang letaknya tidak jauh dari pondok pesantren tersebut. Rasa keinginan penulis yang masih awam tentang para penghafal Al-Quran mendorongnya untuk melakukan penelitian terhadap para penghafal Al-Quran. Rasa keingintahuan tersebut meliputi bagaimana mereka dapat menghafal Al-Quran, sedang Al-Quran tersusun dengan menggunakan Bahasa Arab yang mungkin belum mereka kuasai dengan baik. Metode apa yang diterapkan dalam keinginan menghafal Al-Quran dalam keseharian para penghafal Al-Quran. Menurut penuturan K.H. As ad, S.Sy.Alh selaku pemimpin PPTQ Baitul Abidin Darussalam ada perbedaan masa dulu dengan masa sekarang dalam kaitannya kegiatan menghafal Al-Quran. Pada masa dulu belumlah banyak hambatan dalam menghafal karena perkembangan jaman dan teknologi belumlah secanggih masa sekarang untuk itu dibutuhkan metode dan pembiasaan-pembiasaan yang tepat disesuaikan hambatan yang ada, terkait dengan semakin majunya dengan perkembangan jaman dan ditengah kecanggihan teknologi yang semakin hari semakin 16
3 berkembang, sehingga metode dan pembiasaan yang dilakukan dalam rangka kegiatan penghafal Al-Quran menjadi efektif dan sesuai harapan dapat terus menciptakan generasi penghafal Al-Quran. B. Analisa Data 1. Profil Pondok Pesantren Tahfdzul Quran (PPTQ) Baitul Abidin Darussalam a. Letak Geografis Pondok pesantren Tahfidzul Al-Quran Baitul Abidin Darussalam berada di Kabupaten Wonosobo tepatnya di Dusun Sarimulyo, Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah. Dengan dukungan cuaca di daerah Wonosobo yang tenang dan sejuk ini maka santri dapat melaksanakan kegiatan menghafal Al-Quran sepanjang waktu dengan suasana yang nyaman dan tentram. Dan juga letak asrama pondok pesantren yang jauh dari perkotaan sehingga jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Asrama pondok pesantren dibangun di atas tanah seluas 515 M 2. Data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pengasuh pondok pesantren. Tempatnya yang strategis dekat dengan salah satu perguruan tinggi swasta yang berbasis Al-Quran dan pesantren. Dan sebagian besar hampir 70 % para santri adalah mahasiswa pada perguruan tinggi tersebut. b. Sejarah dan tujuan berdirinya Asal mula pondok pesantren Tahfidzul Quran Baitul Abidin Darussalam merupakan rumah dari K.H. As ad, S.Sy, Alh dan Hj. 17
4 PELANGI PENDIDIKAN, Vol. XIV Nomor 2, Januari 2014 Badi ah, Alh. Beliau adalah salah satu santri dari K.H. Muntaha, Alh, Pendiri Pondok Pesantren Al-Asyariyah Kalibeber. Setelah K.H. Muntaha, Alh wafat, pengajian Al-Quran (hafalan) diteruskan oleh K.H. As ad, S.Sy, Alh. Awalnya ada beberapa santri yang datang kerumahnya untuk khusus memperdalam atau memperlancar hafalannya yang pondok ini dengan yang lain yang peneliti ketahui ketika melakukan penelitian di pondok pesantren ini adalah, pengasuh pondok pesantren yaitu Bapak K.H. As ad, S.Sy, Alh yang juga sebagai pemilik dan pendiri pondok pesantren menyerahkan sepenuhnya pengurusan dan keberlangsungan segala kegiatan belajar santri kepada pengurus organisasi santri, mulai dari administrasinya pembayaran syahriyah atau SPP santri, perekrutan santri dan kegiatan pendukung di pondok pesantren, beliau hanya khusus mengajar hafalan Al-Quran saja. c. Visi dan Misi PPTQ Baitul Abidin Darussalam PPTQ Baitul Abidin Darussalam memiliki Visi yaitu menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dengan menanamkan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan. Adapun Misi PPTQ Baitul Abidin Darussalam yaitu sebagai berikut: 1) Melahirkan para penghafal Al-Quran yang berjiwa Qurani dan memiliki ilmu pengetahuan yang modern. 2) Mencetak kader yang mempunyai sumber daya manusia yang berakhlakul karimah, cerdas, dan terampil. 3) Mengembangkan santri berpotensi dan berkualitas, yang mampu membantu dalam pembangunan bangsa, baik jasmani maupun rohani. 18
5 4) Mengembangkan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan Emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) bagi santri seutuhnya. d. Tutor atau Ustadz/dzah Tutor atau biasa disebut ustadz atau ustadzah pada PPTQ Baitul Abidin Darussalam adalah Bapak K.H. As ad, S.Sy, Alh dan istri, mereka berdua mengajarkan hafalan Al-Quran kepada santrisantrinya. Dan biasanya di kalangan santri biasa untuk berbagi ilmu, bagi yang sudah lancar bacaan Al-Quran dan hafalannya sudah banyak menjadi tutor bagi santri yang masih belum lancar dan hafalannya masih sedikit. Untuk kajian ilmu agama lainnya yang mendukung kegiatan belajar santri biasanya mengundang tutor dari luar yang berkompeten dan disesuaikan kebutuhan santri. e. Karyawan Pada PPTQ Baitul Abidin Darussalam hanya mempekerjakan satu orang karyawan untuk memasak makanan bagi santri dan pengasuh pondok. f. Pedoman Penerimaan Santri Untuk penerimaan santri baru biasanya ada pengurus khusus yang menyeleksi santri baru. 2. Kondisi Fasilitas PPTQ Baitul Abidin Darussalam a. Sarana dan Prasarana PPTQ Baitul Abidin Darussalam memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai dan mendukung bagi proses 19
6 PELANGI PENDIDIKAN, Vol. XIV Nomor 2, Januari 2014 berlangsungnya kegiatan menghafal Al-Quran. Sarana dan prasrana tersebut antara lain adalah : Nama Barang Jumlah Putra Putri Kamar pengasuh Kamar santri 2 bangunan 4 ruang Ruang tamu/aula Ruang makan 1 ruang 1 ruang Kamar mandi 3 unit 5 unit Kolam ikan Kotak P3K 1 1 Almari 28 buah 44 buah Dapur 1 ruang 1 ruang Tempat jemuran 1 1 Keterangan 1 ruang 1 ruang 3 kolam a. Jumlah Santri Jumlah santri secara keseluruhan pada PPTQ Baitul Abidin Darussalam pada waktu dilakukan penelitian dan menurut hasil wawancara dengan santri pengurus pondok, baik pengurus pondok putra maupun putri adalah sebagai berikut: Quran, sarana dan prasrana tersebut antara lain adalah : Jenjang Jenis Kelamin Jumlah Pendidikan Putra Putri Santri SMP SMA Mahasiswa
7 Tahfiz Jumlah C. Efektivitas Tradisi Pondok Pesantren pada PPTQ Baitul Abidin Darussalam a. Aktifitas Harian Santri Selama peneliti berada di pondok pesantren untuk melakukan observasi, dan berbaur bersama para santri dan juga peneliti melakukan aktivitas yang sama dengan para santri. Berdasarkan hasil observasi tersebut aktifitas harian santri setiap harinya mulai mengaji Al-Quran telah dimulai dari pagi pukul para santri telah dibangunkan untuk bersama-sama melakukan sholat tahajud dan sholat sunah lainnya. Setelah (Ba' da ) sholat subuh mulai ngaji hingga selesai jam Bagi santri yang juga menempuh pendidikan formal di SMP, SMA maupun bangku kuliah setelah kegiatan mengaji mereka mempersiapkan diri untuk aktifitasnya di sekolah. Bagi santri yang tidak bersekolah hanya mengaji saja di pondok pesantren, mereka melakukan aktifitasnya dengan nderes Al-Quran, bisa dilakukan oleh seorang diri atau simak-simakan dengan dengan rekan sesama penghafal Al-Quran. Di pondok pesantren juga para santri mendapat giliran untuk bersama-sama mengurus pondok pesantren mulai dari bersih-bersih pondok, maupun memasak bersama untuk seluruh penghuni pondok, mereka membentuk kelompok-kelompok dan bekerja bergilir, bahkan Bapak K.H. As ad, S.Sy, Alh sendiri selaku pemilik dan pendiri pondok juga terlibat dalam kegiatan tersebut 21
8 PELANGI PENDIDIKAN, Vol. XIV Nomor 2, Januari 2014 bersama para santri bahkan untuk makan sama dengan apa yang dimakan oleh santri. Kegiatan sore hari dimulai dengan sholat Ashar berjamaah dilanjutkan dengan mengaji Al-Quran, hingga menjelang Maghrib. Ba da Maghrib aktifitas santri selanjutnya dengan mengaji Al- Quran, biasanya untuk santri putra para santri mengaji dengan santri senior mereka di pondok, bagi yang bacaannya dan hafalannya sudah baik dan benar menyimak santri yang masih baru belajar. Untuk santri putri juga sama mereka saling simakmenyimak, bagi santri putri yang sedang berhalangan (haid/menstruasi) mereka biasanya menyimak Bapak kyai yang sedang nderes Quran. Setelah sholat isya dilanjutkan dengan kegiatan binadhoran bersama-sama, santri putra dengan seluruh santri putra begitu juga dengan seluruh santri putri. Mereka saling menyimak satu sama lain dan membetulkan bacaannya jika ada yang keliru dalam membaca Al-Quran. Terkadang juga ada hari tertentu untuk setiap ba da isya mengaji kitab yang mengkaji ilmu agama Islam, biasanya mendatangkan guru/ustadz dari luar pondok. Aktifitas ini berlangsung setiap hari kecuali hari Kamis sore atau malam Jumat dan hari Jumat semua kegiatan belajar Al-Quran santri libur. Untuk sejenak melepaskan beban pikiran dan menghindari kejenuhan. Untuk hari libur ini biasanya ada santri yang ijin pulang ke rumah mereka masing-masing. Dan aktifitas harian belajar santri dimulai lagi hari Sabtu pagi. b. Jadwal Kegiatan Jadwal mengaji Santri Putra Waktu Kegiatan Keterangan 22
9 Ba da Shubuh Takroran ½ jus sampai 1 juz Simak-simakan Ba da Ashar Setoran tambahan ¼ juz hafalan dan binadhor ayat yang akan dihafalkan Ba da Maghrib Binadhoran langsung kepada K.H. As ad, S.Sy, Alh Sesuai kemampuan santri paling banyak 2 ½ halaman Binadhoran yang dilakukan secara klasikal seluruh santri Ba da Isya Binadhoran secara klasikal Takroran Simak-simakan Jadwal mengaji santri putri Waktu Kegiatan Keterangan Ba da Shubuh Takroran ½ jus sampai 1 juz Simak-simakan Ba da Ashar Setoran tambahan ¼ juz hafalan dan binadhor ayat yang akan dihafalkan Ba da Maghrib Musyafahah Kegiatan ini tidak wajib 23
10 PELANGI PENDIDIKAN, Vol. XIV Nomor 2, Januari 2014 Ba da Isya Binadhoran secara klasikal Ngaji Simak-simakan c. Metode yang digunakan dalam menghafal Al-Quran Setelah peneliti mengadakan penelitian di PPTQ Baitul Abidin Darussalam, dengan melakukan observasi dan wawancara, maka berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh pondok pesantren, yaitu Bapak K.H. As ad, S.Sy, Alh bahwa beliau menerapkan metode setoran yaitu santri diharuskan setiap hari nyetor hasil hafalannya, dan saling simakan dengan teman agar hasil hafalannya lebih baik dan ingatan akan hafalannya semakin kuat. Tujuannya agar santri mengulang-ulang bacaan Al-Quran yang dihafalnya. Pengulangan adalah sesuatu yang harus dilakukan agar kita tidak kehilangan apa yang telah dihafal sebelumnya, seorang penghafal Al-Quran dituntut untuk mengulas dan mengulang-ulang setiap apa yang telah ia hafal dari Al-Quran. (Amjad Qasim, 2008) Menurut K.H. As ad, S.Sy, Alh kepada santrinya beliau mengharuskan santrinya melakukan kebiasaan-kebiasaan baik atau tradisi yang sudah beliau tanmkan kepada santrinya agar senantiasa rajin nderes Al-Quran dengan kegiatan selapanan (Kegiatan rutin yang didasarkan pada penanggalan Jawa) yaitu setiap Jumat kliwon bersama-sama seluruh santri baik santri putra maupun santri putri melaksanakan simakan Quran 30 juz. Dan setiap ba da Isya binadzor Quran secara individual dan klasikal. (Amjad Qasim, 24
11 2008) Metode yang dilakukan untuk menghafal ayat-ayat Al-Quran yakni menghafalnya kemudian memperdengarkan ayat-ayat tersebut satu-persatu dari ayat pertama hingga ayat terakhir. Beliau juga selalu menanamkan rasa ikhlas kepada para santrinya, yaitu melakukan semua kegiatan dengan tidak mengharap imbalan suatu apapun, semata-mata hanya mengharap ridho Allah SWT khususnya dalam kegiatan menghafal Al-Quran, beliau tidak pernah memberikan iming-iming hadiah apapun kepada santrinya hanya nasihat-nasihat dan motifasi kepada santrinya agar berhasil dalam mencapai tujuan yaitu menghafal Al- Quran dengan baik dan benar khatam 30 jus dan dapat di sima oleh orang lain. Disamping nasihat dan motifasi juga ada sanksi bagi mereka yang malas melakukan kegiatan-kegiatan yang telah diterapkan dalam hal menghafal Al-Quran, malas ini ditunjukan dengan setoran yang tidak naik jusnya menetap pada ayat-ayat tertentu saja, biasanya beliau memberikan peringatan-peringatan dan nasihat. Jika hal ni tidak diperhatikan oleh santrinya maka dia harus menerima konkuensinya dikembalikan kepada orang tuanya dan disarankan untuk memilih pondok pesantren lainnya yang mungkin lebih efektif pembelajarannya bagi santri tersebut. d. Penerapan Metode Menghafal Al-Quran Penerapan metode menghafal Al-Quran di PPTQ Baitul Abidin Darussalam terdiri-dari beberapa tahap yang harus dilakukan oleh para santri pondok pesantren tersebut. Tahapantahapan tersebut adalah: 1. Ayat yang akan dihafalkan dibinadharkan (dibaca di hadapan 25
12 PELANGI PENDIDIKAN, Vol. XIV Nomor 2, Januari 2014 guru secara dilihat) terlebih dahulu sebanyak satu halaman atau sesuai dengan kemapuan santri maksimal 2 % halaman. 2. Ayat yang telah dibinadharkan kemudian dihafalkan dengan baik dan benar. 3. Jika ayat yang dibaca telah dihafalkan dirasa sudah benar dan lancar selajutnya setoran (dibacakan secara hafalan di hadapan guru). 4. Jika setoran hafalan sudah dinyatakan benar dan lancar selanjutnya bisa menambah hafalan kembali dengan membinadhorkan ayat yang akan dihafalnya untuk hari berikutnya. 5. Setelah hafalan sudah sampai satu juz, maka dilakukan takror (mengulang hafalan yang sudah dihafal) mulai dari awal juz. 6. Adapun perpindahan ke-juz berikutnya, dibinadhorkan seperti semula. 7. Setelah menyelesaikan hafalan sampai 5 juz, kemudian diteruskan kepada akhir surat dan dilakukan takror kembali. 8. Adapun ketentuan takror sebagai berikut: No. Keterangan Juz Keterangan Ayat 1. Juz 1 s.d 5 Al Baqarah An-Nisa 2. Juz 6 s.d 10 Al Maidah At-Taubat 3. Juz 11 s.d 15 Yunus - Al-Kahfi 4. Juz 15 s.d 20 Maryam Al-Ankabut 5. Juz 20 s.d 25 ArRum Al-Jatsiyah 6. Juz 25 s.d 30 Al-Ahqof An-Nass 9. Takror dilakukan dengan sistem tangga. Bagi yang memulai 26
13 dari juz awal, takror dilakukan mulai dari juz 5, 4, 3, 2, 1 kemudian dilanjutkan 1, 2, 3, 4, 5 sedangkan bagi yang mulai dari juz terakhir dilakukan mulai dari juz 26, 27, 28, 29, 30 kemudian dilanjutkan 30, 29, 28, 27, 26 proses ini dilakukan begitu juga pada juz-juz seterusnya. 10. Setelah melakukan takror genap 5 juz dan kemudian telah dinyatakan lancar oleh guru ngaji, kemudian disimakan kepada para santri yang lain dari keseluruhan hafalan yang diperoleh, kemudian dapat melanjutkan hafalan ke-juz berikutnya. 11. Jika hafalan telah selesai sampai 30 juz (khatam), maka dilakukan simakan dari juz 1 sampai juz 30 dalam kalangan santri terkenal dengan istilah glondongan selanjutnya khataman Al-Quran bertempat di Makam Deroduwur (makam K.H. Muntaha, Alh). Adapun tahapan-tahapan tersebut dilakukan dengan tujuan agar para santri yang sudah menyelesaikan setiap per-juz langsung bisa di simak dan begitu seterusnya secara bertahap sampai selesai 30 juz, dan ketika sudah selesai 30 juz diharapkan bisa langsung disimak satu glondong (30 juz), dan agar para santri bisa menjaga hafalan mereka, serta menyelesaikan hafalan dengan baik dan benar. e. Pelaksanaan Proses Menghafal Al-Quran Pelaksanaan proses menghafal Al-Quran di PPTQ Baitul Abidin Darussalam menggunakan beberapa strategi sebagai berikut: 1. Strategi pengulangan ganda. 2. Tidak beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal benar-benar hafal. 3. Menghafal urutan-urutan ayat yang dihafalnya dalam kesatuan 27
14 PELANGI PENDIDIKAN, Vol. XIV Nomor 2, Januari 2014 jumlah setelah benar-benar hafal ayat-ayatnya. 4. Menggunakan satu jenis mushaf. 5. Memahami (mengerti) ayat-ayat yang dihafalnya. 6. Memperhatikan ayat-ayat yang serupa. 7. Disetorkan kepada seorang pengasuh atau seorang guru. Selain strategi yang telah diuraikan ada beberapa faktor pendukung pelaksanaan hafalan Al-Quran, faktor-faktor tersebut antara lain : 1 Tahsin yaitu usaha untuk memperbaiki bacaan sesuai kaidah tajwid. 2 Memilih waktu yang tepat. 3 Memilih tempat yang kondusif. 4 Menggunakan satu macam mushaf. 5 Membuat jadwal dan target hafalan. 6 Tasmi yaitu memperdengarkan kepada seorang syekh atau hafidz yang mutqin atau teman sesama penghafal. 7 Mengeraskan bacaan ketika menghafal. 8 Menyeimbangkan hafalan baru dengan hafalan yang lama. 9 Memelihara hafalan Al-Quran dengan cara menggunakan hafalan sebagai dzikir, dibaca didalam sholat, istiqomah dalam muraja ah (nderes) Al-Quran. Dari seluruh pembahasan tersebut dari mulai metode, penerapan metode dan pelaksanaan metode menghafal Al-Quran pada PPTQ Baitul Abidin Darussalam. Seluruh uraian tersebut menjelaskan semua informasi yang peneliti dapatkan selama meneliti di PPTQ yang diperoleh melalui observasi dan wawancara baik dengan pengasuh pondok maupun dengan para santri. Metode-metode yang digunakan dan tahapan-tahapan yang 28
15 ada dilaksanakan agar santri mudah menghafalkan Al-Quran dan yang terpenting lagi tidak hanya hafal saja tapi dapat melestarikannya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari para santri. Tentunya dalam kegiatan menghafal Al-Quran ada hambatanhambatan tidak semuanya berjalan dengan lancar, hal ini menurut pengasuh pondok pesantren, hambatan yang sering terjadi yaitu hafalan yang semakin bertambah semakin sulit mengingat-ingat jika kita tidak rajin untuk menghafal, hal ini dirasakan semakin berat bagi para penghafal Al-Quran. Adanya pengaruh lingkungan dari teman, atau bagi mereka yang telah beranjak dewasa kesukaan pada lawan jenis, atau sekedar bermain-main dengan teman. Berdasarkan pengakuan salah satu santri berhasil diwawancarai oleh peneliti hambatan-hambatan untuk menghafal Al-Quran sering sekali dia alami, tetapi berkat motifasi dan nasihat dari bapak dan ibu pengasuh pondok yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran membimbing dan memberi nasihat untuk kembali rajin nderes Al- Quran. Menurut dia motifasi yang kuat untuk menghafal Al-Quran yaitu semata-mata hanya untuk mengharap ridho Allah SWT dan syafaat Nabi Muhammad SAW. Dan tanggung jawab yang penuh dan dengan ikhlas melaksanakan tradisi-tradisi yang telah diterapkan dalam pondok, seperti setoran dan sima an. Untuk menambah motifasi dalam menghafal Al-Quran bagi para santri ada kegiatan JHQ (Jami atul Hufadz Walquro) dimana para santri penghafal Al-Quran memperdengarkan hasil hafalan Al- Quran. Hafalan Al-Quran yang baik dan benar yaitu hafalan yang dapat disima oleh orang lain. 29
16 PELANGI PENDIDIKAN, Vol. XIV Nomor 2, Januari 2014 Di PPTQ Baitul Abidin Darussalam santri yang dinyatakan lulus yaitu mereka yang telah berhasil menyelesaikan setoran 30 juz dan mampu disima 30 juz. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas tradisi pondok pesantren di pondok pesantren Tahfidzu1 Quran Baitul Abidin Darussalam bagi santri penghafal Al-Quran, dapat disimpulkan bahwa tradisi yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Baitul Abidin Darussalam mendukung kegiatan para santri dalam menghafal Al-Quran. Tradisi seperti setoran dan sima an dirasa efektif bagi para santri, karena dengan mengulang-ulang hafalan menjadi hafalan mereka semakin baik, lancar dan semakin kuat ingatan akan hafalan Al- Quran. Dan kegiatan memperdengarkan hasil hafalan kepada orang lain juga menjadi motivasi bagi para penghafal Al-Quran untuk semakin rajin menghafal Al-Quran. Kesabaran, ketekunan dan kasih sayang pengasuh pondok pesantren juga menjadikan motifasi yang baik bagi para santri. Disamping itu ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh pengasuh pondok juga menjadi pendukung dalam kegiatan menghafal Al-Quran. DAFTAR PUSTAKA Alsa, A Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Amjad. Qosim, Hafal Al-Quran dalam Sebulan. Solo Qiblat Press. Lisya, Chairani, Psikologi Santri Penghafal Al-Quran Peranan Regulasi Diri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 30
17 Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif- Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfubeta. Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: Lembaga Peneliti Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial LP3ES. 31
BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT
34 BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT A. Syarat-Syarat Menghafal Alquran di Pondok Pesantren An-Nur Dalam proses
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Identitas TPQ Raudlatul Muna a) Nama TPQ : TPQ Raudlatul Muna b) Alamat : JL. Sahara Kertonegoro c) No Unit : 354 d) Kecamatan : Jenggawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam kehidupan pondok pesantren, khususnya kehidupan pondok pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo, dalam kesehariannya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan
Lebih terperinciHasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani
Hasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani Hari/tanggal : Senin, 09.11.2015 Jam : 16.30 Lokasi : mushola al-madani pengajar : ustad. Amin Sumber data : proses pembelajaran tahfidzul qur an
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI
BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI Dalam menghafal Al-Qur'an, ada yang mudah dan ada yang sulit. Pengalaman spesifiknya yang terinternalisasi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru. Dengan penggunaan
Lebih terperinciLampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK
Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR AN AISYIYAH PONOROGO Tempat : Pondok Pesantren Tahfidzul Qur an Aisyiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang hidup saling bergantung dan membutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial, tentunya
Lebih terperinci2. BAB II TINJAUAN UMUM
2. BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Pondok Pesantren 2.1.1 Pengertian Pondok Pesantren Asal katanya pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan awalan pe dan akhiran an yang menunjukkan tempat, maka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan pengaruhnya bagi suatu bangsa. Tanpa adanya pendidikan, maka bangsa tersebut akan tertinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi data Sebelum peneliti melakukan penelitian di lapangan, peneliti melakukan pengajuan judul terkait masalah yang ada di lapangan, kemudian setelah judul di terima, peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan-kegiatan dan peraturan yang berlaku di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan di pondok pesantren berbeda dengan kehidupan anak pada umumnya. Di pondok pesantren, santri atau peserta didik dituntut untuk dapat beradaptasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para
BAB I PENDAHULUAN Sebelum tahun 1960-an, pusat-pusat pendidikan pesantren di Indonesia lebih dikenal dengan nama pondok pesantren. Istilah pondok berasal dari bahasa Arab, funduq, yang artinya hotel atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. 1. Fitri Amalia, 2014, Efektivitas Metode Sima an Sebagai Solusi Alternatif
32 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Fitri Amalia, 2014, Efektivitas Metode Sima an Sebagai Solusi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal
BAB V PEMBAHASAN A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal Pogalan Trenggalek Segala sesuatu yang ditetapkan dalam lembaga pendidikan khususnya pada pondok pesantren, mulai dari tata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Ayat Al-Qur an yang ditulis dalam bahasa Arab kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Al-Qur an merupakan ayat Allah yang diturunkan dalam bahasa Arab. Diturunkan dalam redaksi bahasa Arab agar mudah dipahami oleh seluruh umat manusia. Ayat Al-Qur an
Lebih terperinciVisi : Mewujudkan Generasi Qurani yang Berwawasan global dan Mandiri
DESAIN PESANTREN AL QURAN AMANAH UMMAT Pesantren Tahfidz Amanah ummat merupakan sebuah lembaga pendidikan yang fokus dalam mencetak generasi-generasi qur ani masa depan. Para santri bukan hanya dibekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan umat manusia mengalami perubahan yang sangat pesat. Perubahan ini tidak hanya berdampak positif pada ranah kehidupan
Lebih terperinciA. Perkembangan Penghafal Alquran sejak KH. Ahmad Nur Syamsi Berperan. Setelah Kiai Ahmad Nur Syamsi berhasil merangkul masyarakat untu
47 BAB IV PERKEMBANGAN PENGHAFAL ALQURAN PADA MASA KEPEMIMPINAN KH. AHMAD NUR SYAMSI SERTA PERAN LIMA ORANG YANG DIBIMBINGNYA DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT PENGHAFAL ALQURAN A. Perkembangan Penghafal Alquran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an sebagaimana yang dikutip Abdul Majid Khon dalam bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekstrakurikuler seperti yang ada di sekolah-sekolah umum, tapi merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghafal al-qur an adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan pondok pesantren. Pelajaran menghafal bukanlah pelajaran ekstrakurikuler seperti
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya manusia yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan aturan atau ketertiban yang dibuat oleh suatu negara, organisasi, pendidikan, kelompok atau individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya
Lebih terperinciPERGURUAN DINIYYAH PUTERI PADANG PANJANG ISLAMIC BOARDING SCHOOL FOR YOUNG MUSLIMAH
ALASANKU DATANG KE DINIYYAH PUTERI Mengapa sih kamu datang ke Diniyyah Puteri Padangpanjang? Ada ribuan Pesantren dan Boarding School di Indonesia. Mengapa sih kamu memilih Diniyyah Puteri Padangpanjang.?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka berpikir.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka berpikir. A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala menurunnya tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan di pesantren. Karenanya, penulis mencari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Pondok Pesantren Tahaffudzul Qur an Purwoyoso Ngaliyan Semarang Pondok pesantren Tahaffudzul Qur an berdiri atas inspirasi
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 1. Pelaksanaan pengajian kitab-kitab akhlak di MA Ma arif NU Kota
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pengajian kitab-kitab akhlak di MA Ma arif NU Kota Blitar dan SMA Mambaus Sholihin Kabupaten Blitar sangat efektif sebagai upaya menanamkan nilai-nilai akhlak
Lebih terperinciMa'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa
Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa Akhir-akhir ini banyak perguruan tinggi memandang pentingnya asrama bagi mahasiswa. Asrama mahasiswa tidak saja dilihat sebagai sarana penting sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, perlindungan anak termasuk dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
152 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dituangkan pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam pendidikan. Untuk itu setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA PENGASUH DI PONDOK PESANTREN MA HADUT THOLABAH BABAKAN LEBAKSIU TEGAL
PEDOMAN WAWANCARA PENGASUH DI PONDOK PESANTREN MA HADUT THOLABAH BABAKAN LEBAKSIU TEGAL 1. Sudah beberapa lama Pondok Pesantren Ma hadut Tholabah didirikan? 2. Bagaimanakah sejarah berdirinya Pondok Pesantren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Al-Qur'an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama ajaran Islam yang menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang diturunkan Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad
Lebih terperinciSeorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih
BAB IV ANALISIS PERAN WANITA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DUKUH BRAJAN DESA SALAKBROJO KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 A. Analisis Peran Wanita
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat agar mau menerima sekaligus
Lebih terperinciBAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN
46 BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambar 3 Peta Kabupaten S idoarjo Gambar 4 Peta Lokasi TPST Janti Berseri 47 A. Kondisi Geografis Letak geografis Desa Janti terletak di Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Tinjauan Historis Pondok Pesantren Nurul Amin Kaliwungu Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Amin berawal dari sebuah Majlis Ta lim
Lebih terperinciketerpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah wahyu Allah SWT yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. yang di bukukan, kemurnian dan eksistensinya serta pemeliharaannya
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Itqon Bugen Kota Semarang
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Itqon Bugen Kota Semarang 4.1.1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang Pada zaman Belanda, desa Bugen Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat merupakan salah satu ibadah yang diwujudkan dengan perbuatan-perbuatan yang disertai dengan ucapan-ucapan dan do a sebagai upaya untuk mendekatkan diri
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil paparan penyajian data hasil penelitian mengenai Implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an al-karim adalah firman Allah SWT yang berisi serangkaian ajaran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk menunjukkan kepada manusia jalan kebahagiaan.
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya TPQ Baitul Fikri Krian Sidoarjo
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah berdirinya TPQ Baitul Fikri Krian Sidoarjo Latar belakang berdirinya TPQ ini bermula dari gagasan para pengelola masjid baitul
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MODERN KHAFIDUL QUR AN JATIREJO KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN PEMALANG
BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MODERN KHAFIDUL QUR AN JATIREJO KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN PEMALANG A. Telak Geografis Pondok pesantren modern Khafidul Qur an terletak di desa Jatirejo Kecamatan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR
BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiah Pondok Pesantren Madrasah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo
BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI MI WALISONGO PEKAJANGAN Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo Pekajangan Kecerdasan
Lebih terperinciBAB III PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN ADDAINURIYAH 2 SEMARANG
BAB III PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI MADRASAH DINIYAH PONDOK PESANTREN ADDAINURIYAH 2 SEMARANG A. Gambaran Umum Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Addainuriyah 2 Semarang 1. Tujuan Pendidikan Pondok pesantren
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak hanyut oleh arus globalisasi, tetapi sebaliknya ia mampu mewarnai dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disiplin diri merupakan substansi di era global untuk dimiliki dan dikembangkan oleh anak (santri) karena dengannya dia dapat memiliki kontrol internal untuk berperilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu untuk dapat bersaing di zaman yang semakin maju. Pendidikan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan seorang individu untuk dapat bersaing di zaman yang semakin maju. Pendidikan juga variatif seiring
Lebih terperinciKONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama)
KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH (Madrasah Tidak Berbasis Asrama) LATAR BELAKANG Adanya dikotomi antara pendidikan pesantren dan pendidikan madrasah diperlukan sebuah sistem pendidikan
Lebih terperinciYAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR NAMA DAYAH YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR LOKASI/ALAMAT Jl. Banda Aceh Medan Km 318 Gampong Matang Kumbang Kec. Baktiya Kabupaten Aceh Utara Propinsi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
169 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan Berdasarka hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dituangkan pada babbab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Jenjang pendidikan yang
Lebih terperinciBAB II : LANDASAN TEORI A.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Program Pembelajaran BTQ di SMP Negeri 12 Pekalongan Alquran merupakan kitab
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Nilai-nilai mental dalam membentuk karakter religius santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum Kota Blitar dan Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Kabupaten Blitar. Penanaman nilai-nilai
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah shalat dalam membina kepribadian siswa di SMA merupakan program yang dirancang sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG
121 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG A. Analisis Planning Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan selain karena manusia tercipta sebagai makhluk
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN. Pada Penelitian Tentang:
Lampiran: PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN Pada Penelitian Tentang: METODE PEMBELAJARAN BANDONGAN TAHFIDZ QUR AN PONDOK PESANTREN HAMALATUL QUR AN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen Kecerdasan interpersonal merupakan salah satu hal penting yang harus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya TPQ Roudlotul Qur an Jabalsari Dengan semakin bebasnya budaya luar yang masuk ditambah masuknya pergaulan di era globalisasi
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Pembentukan Jiwa Kewirausahaan Santri di Pondok Pesantren Al-Ittifaq
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pembentukan Jiwa Kewirausahaan Santri di Pondok Pesantren Al-Ittifaq Pondok Pesantren Al-Ittifaq mendidik para santri dengan ilmu berwirausaha agribisnis di samping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidaknya suatu negara itu tergantung dari Sumber Daya Manusianya
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan cerminan kepribadian suatu bangsa, maju dan tidaknya suatu negara itu tergantung dari Sumber Daya Manusianya (SDM). Maka dari itu, negara
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman
Lebih terperinciBAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO
BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO A. Tipologi Demografis Masyarakat Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang 1. Keadaan Demografis Penduduk Kelurahan Wonolopo berjumlah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung Batang 1. Pondok Pesantren TPI Al Hidayah dalam Lintas Sejarah Sekitar tahun 1949, keadaan Desa Plumbon
Lebih terperinciBAB III PERANAN YAYASAN AL-IKHLAS TERHADAP ANAK YATIM PIATU, FAKIR MISKIN DAN JANDA MISKIN
BAB III PERANAN YAYASAN AL-IKHLAS TERHADAP ANAK YATIM PIATU, FAKIR MISKIN DAN JANDA MISKIN A. Sarana dan Prasarana Usia Yayasan Al-Ikhlas hingga saat ini telah mencapai 16 tahun sejak awal berdirinya,
Lebih terperinciMUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN M.Nidhamul Maulana 1 (2014100703111119), Mumtaza Ulin Naila 2 (201410070311120), Zubaidi Bachtiar 3 (201410070311121), Maliatul Khairiyah 4 (201410070311122), Devi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Agung Kendal dikelompokkan menjadi empat yaitu kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. a. Kegiatan harian, meliputi
Lebih terperinciPENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H
WALIKOTA BLITAR SAMBUTAN WALIKOTA BLITAR PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H SENIN, 11 JUNI 2012 Assalamu
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE MENGHAFAL ALQURAN DI ASRAMA RAUDHAH TAHFIZH ALQURAN BAITUL AZHAR PUTERA PONDOK PESANTREN RAKHA AMUNTAI
IMPLEMENTASI METODE MENGHAFAL ALQURAN DI ASRAMA RAUDHAH TAHFIZH ALQURAN BAITUL AZHAR PUTERA PONDOK PESANTREN RAKHA AMUNTAI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang diperkenalkan di Jawa sekitar 500 tahun yang lalu. Pada zaman Walisongo
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
175 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan diambil dari analisis dan penafsiran terhadap hasil penelitian berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Oleh karena, itu kesimpulan
Lebih terperinciBAB II PROFIL PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QURAN ROUDLOTUT THOLIBIN HIDAYATUL QURAN PERIODE
BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QURAN ROUDLOTUT THOLIBIN HIDAYATUL QURAN PERIODE 2003-2012 A. Letak Geografis Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Roudlotut Tholibin Hidayatul Quran terletak di sebelah
Lebih terperinciBAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG
BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG Bentuk penelitian dalam skripsi kualitatif, yakni penelitian dengan cara memaparkan dalam bentuk kualitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang mendefinisikan Remaja sebagai masa transisi, dari masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut seorang individu sering menunjukkan tingkah
Lebih terperinciBAB IV DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM PELAKSANAAN IBADAH SHOLAT 5 WAKTU
BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM PELAKSANAAN IBADAH SHOLAT 5 WAKTU A. Dampak Handphone Terhadap Perilaku Remaja Dusun Sidosari Dalam Pelaksanaan Ibadah Sholat Lima Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan hidup, merupakan hal yang menjadi variabel pembeda antara manusia dengan makhluk lain yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini, peneliti tidak mengalami kendala
Lebih terperinciPESANTREN PUTRI UMMAHATUL MUKMININ
PESANTREN PUTRI UMMAHATUL MUKMININ Nama Dayah Ummahatul Mukminin Lokasi / Alamat Gampong Teubangphui Baro Kec. Montasik Kab. Aceh Besar 23362 No. Telp Dayah 0651-7556399 Pendiri Ust. H. Muhammad Rafiq
Lebih terperinciAnalisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran
Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran 2011-2012 A. Pondok Pesantren Istilah Pondok Pesantren merupakan dua istilah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Implementasi Metode Menghafal Pondok Pesantren Tah{fi>z{ Al Qur an. Shohihuddin Surabaya dan Pondok Pesantren Modern Al Azhar Gresik
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan serta hasil analisis terhadap data yang diperoleh, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. SPMAA, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Implementasi Pembelajaran Profetik dalam Pembentukan Karakter
132 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan dan hasil temuan penelitian tentang implementasi pembelajaran profetik dalam pembentukan santri di pondok pesantren SPMAA, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Lebih terperinciBAB III AKTIVITAS DAKWAH KARYAWAN PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA SEMARANG. 3.1 Gambaran Umum PT. Pustaka Rizki Putra Semarang
BAB III AKTIVITAS DAKWAH KARYAWAN PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA SEMARANG 3.1 Gambaran Umum PT. Pustaka Rizki Putra Semarang PT. Pustaka Rizki Putra Semarang didirikan pada tanggal 17 Juli 1995. Sekarang berkedudukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang kegagalan akan semakin tinggi (dalam Yusuf & Nurihsan J,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi keyakinan seseorang yang tidak menentu akan membuat kinerja menjadi tidak stabil, sedangkan untuk mencapai keberhasilan dibutuhkan keyakinan yang tinggi. Apabila
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.1.1 REDESAIN : Kegiatan perencanaan dan perancangan kembali suatu perubahan sehingga terjadi perubahan fisik tanpa merubah fungsinya melalui perluasan maupun pemindahan
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan yang dilakukan oleh Pondok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kalam Allah SWT berupa Mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman,
Lebih terperinci