1 BAB I PENDAHULUAN. dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 BAB I PENDAHULUAN. dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin."

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya oleh sebab itu, menurut Todaro dan Smith (2011: 18) pembangunan haruslah dipandang sebagai proses multidimensi yang melibatkan berbagai perubahan mendasar dalam struktur sosial, sikap masyarakat dan lembaga nasional serta percepatan pertumbuhan, pengurangan ketimpangan dan penanggulangan kemiskinan. Pembangunan seharusnya merupakan upaya untuk mengubah kondisi kehidupan dari yang dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin. Infrastruktur memainkan peran penting dalam mempromosikan dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Infrastruktur yang dirancang dengan baik juga bisa membuat pertumbuhan menjadi lebih inklusif dengan berbagi manfaat terhadap kelompok-kelompok dan masyarakat miskin, terutama dapat menghubungkan daerah-daerah terpencil dan negara-negara kecil ke pusat-pusat bisnis utama (Bhattacharyay, 2010). Saleh (2014: 12), mengungkapkan suatu infrastruktur diperlukan bukan saja untuk meningkatkan daya saing demi mendorong lebih banyak kegiatan investasi, produksi dan perdagangan, tetapi juga untuk mempercepat pemerataan pembangunan sehingga tingkat kemiskinan dan pengangguran dapat diturunkan. Sejalan dengan Gie (2004 dalam Permana dan Asmara, 2009: 49) menyatakan bahwa secara makro, ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur akan mempengaruhi 1

2 marginal productivity of privat capital, sedangkan dalam konteks ekonomi mikro ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan biaya produksi. Todaro dan Smith (2011: 226) juga menjelaskan bahwa tingkat ketersediaan infrastruktur di suatu negara adalah faktor penting dan menentukan bagi tingkat kecepatan dan perluasan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tidak dapat terlepas dari ketersediaan infrastruktur yang ada pada daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan beberapa studi atau penelitian sebelumnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shi (2013) dengan objek penelitian di negara Cina menyatakan bahwa keinginan pemerintah untuk menghasilkan Gross Domestic Product (GDP) yang tinggi adalah salah satu sisi kunci permintaan untuk lebih meningkatkan pembangunan infrastruktur yang lebih baik khususnya dalam sektor public investment. Barus (2011) juga menyatakan dalam penelitiannya di Kalimantan Timur bahwa infrastruktur ekonomi yang mempunyai effect multiplier paling besar terhadap perekonomian suatu wilayah. Selain itu, penelitian yang juga dilakukan oleh Irawan, et al. (2012) di Indonesia, menyimpulkan bahwa ada beberapa tipe infrastruktur di Indonesia yang harus dikembangkan untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan pemerintah yang tinggi. Sebagai salah satu faktor terbesar untuk meningkatkan pendapatan yaitu: 1) produktifitas yang tinggi memerlukan infrastruktur yang lebih baik terutama dalam bidang pekerjaan umum di sektor pertanian; 2) jika infrastruktur bertujuan untuk mendapatkan biaya yang rendah, peningkatan infrastruktur transportasi darat mempunyai dampak positif yang sangat 2

3 tinggi dibandingkan dengan transportasi air dan udara; 3) jika peningkatan infrastruktur lebih ditingkatkan pada penanaman modal investasi di sektor komunikasi, dampak positifnya dapat lebih tinggi dibandingkan mengalokasikan anggaran yang lebih besar pada sektor energi. Begitu pula dengan Crescenzi dan Pose (2012) dalam penelitiannya pada negara-negara Uni Eropa khususnya daerah perbatasan, menyimpulkan bahwa peran infrastruktur transportasi adalah pendukung terbesar perkembangan ekonomi regional di daerah tersebut. Masyarakat di setiap negara menggunakan layanan infrastruktur bukan hanya untuk konsumsi langsung, tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas, misalnya, mengurangi waktu dan tenaga terhadap penggunaan air bersih, membawa hasil produksi ke pasar, atau untuk pergi bekerja. Dapat dipastikan jika investasi di bidang infrastruktur rendah akan terjadi banyak kendala dalam pelaksanaan pembangunan apalagi mengingat infrastruktur memiliki peranan penting dalam efektifitas biaya dan waktu logistik (Das, 2013). Romp dan De Haan (2005), menyatakan 32 penelitian dari 39 penelitian yang dilakukan terhadap negara-negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), infrastruktur mempunyai efek positif terhadap output, efesiensi, produktivitas, investasi swasta dan lapangan kerja. Estache (2010), juga menyatakan 9 dari 12 penelitian terhadap negara-negara berkembang menunjukkan infrastruktur mempunyai efek yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Asian Development Bank (2012: 14), menyatakan bahwa infrastruktur berperan langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan secara langsung maupun tidak langsung. Pembangunan infrastruktur akan 3

4 menciptakan lapangan pekerjaan tambahan dan kegiatan ekonomi, mengurangi biaya produksi melalui peningkatan transportasi dan konektivitas, meningkatkan produksi secara keseluruhan, menyediakan koneksi yang lebih baik ke pasar dan fasilitas ekonomi serta meningkatkan akses ke fasilitas utama lainnya. Secara garis besar dapat dinyatakan bahwa infrastruktur adalah ibaratnya sebuah mesin atau roda dari aktivitas ekonomi di mana pada tabel input output negara-negara berkembang, produktivitas pada hampir semua sektor dipengaruhi oleh infrastruktur. Provinsi Sulawesi Barat yang terbentuk pada bulan Oktober tahun 2004 merupakan provinsi yang ke-33 di Indonesia atau salah satu provinsi yang termuda di Indonesia. Pada awal berdirinya, masyarakat Sulawesi Barat sangat terkendala/kesulitan dalam menjangkau wilayahnya. Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur yang kurang memadai khususnya infrastruktur jalan yang kurang baik. Dimulai dari upaya penyediaan infrastruktur, Provinsi Sulawesi Barat memulai pembangunan dengan kekuatan anggaran keuangan daerah sebesar 622,34 miliar rupiah pada tahun Angka ini merupakan nilai yang sangat kurang untuk ukuran sebuah provinsi dengan luas daerah yang mencapai ,16 km 2. Namun, pada awalnya anggaran tersebut banyak dipergunakan untuk belanja pegawai sehingga kondisi ini sulit untuk mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang mendekati standar kelayakan (BPS Satu Dekade Sulbar, 2014: 3). Tetapi seiring dengan makin meningkatnya aktivitas ekonomi di Sulawesi Barat, ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan suatu keharusan untuk 4

5 menjadi sumber pembentuk nilai tambah ekonomi. Tidak dapat dipungkiri bahwa infrastruktur yang memadai merupakan katalisator utama yang bersifat jangka panjang dalam penciptaan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah provinsi dan kabupaten di Sulawesi Barat saling mendukung dalam pembangunan infrastruktur guna mencapai pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Dalam rangka mewujudkan pembangunan Provinsi Sulawesi Barat yang lebih baik dibutuhkan akselerasi pembangunan, seperti pembangunan infrastruktur transportasi (transportasi udara, pelabuhan laut, jalan, dan jembatan) untuk mendukung kelancaran pembangunan lainnya. Dengan terbangunnya infrastruktur transportasi tersebut, maka segala kegiatan ekonomi akan terdistribusi dengan lancar. Sesuai dengan keinginan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, infrastuktur yang memadai menjadi titik fokus dalam proses pembangunan sehingga akhirnya dapat meningkatkan laju akselerasi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat. Dalam perkembangannya, laju pertumbuhan perekonomian Provinsi Sulawesi Barat terus membaik. Hal ini ditunjukkan dengan angka Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku (PDRB-ADHB) yang selalu mengalami peningkatan, seperti gambar yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 berikut. 5

6 Sumber: BPS Sulbar, (diolah) Gambar 1.1 Angka Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sulawesi Barat, Gambar 1.1 menunjukkan pada tahun 2013 nilai PDRB-ADHB telah mencapai sekitar Milyar rupiah atau terjadi peningkatan sekitar 9,82 persen dari tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan yang cukup tinggi ini dikarenakan pengaruh beberapa sektor yang mengalami laju pertumbuhan yang cukup tinggi. Sebagai salah satu provinsi termuda di Indonesia, laju pertumbuhan PDRB Provinsi Sulawesi Barat dalam kurun beberapa tahun selalu berada di atas laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut. 6

7 Sumber: BPS RI dan BPS Sulbar, (diolah) Gambar 1.2 Laju Pertumbuhan Domestik Regional Bruto Per Kapita Provinsi Sulawesi Barat, Pada Gambar 1.2, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat tahun 2013 tumbuh sebesar 7,19 persen, berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,78 persen. Dari tahun pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat selalu berada di atas angka nasional. Tahun 2012 dan 2013, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat maupun nasional masing-masing mengalami penurunan selama dalam kurun waktu 2 tahun, di tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat hanya pada level 10,07 persen dan menurun pada level 7,19 persen pada Tahun Meskipun mengalami penurunan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh 6,23 persen pada tahun 2012 dan 5,78 persen pada tahun Pada level regional Pulau Sulawesi tahun 2013, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Barat juga berada di atas beberapa provinsi di Pulau Sulawesi dan hanya Provinsi Sulawesi Selatan dan Gorontalo yang mempunyai laju 7

8 pertumbuhan ekonomi di atas Provinsi Sulawesi Barat. Hal ini tampak pada Gambar 1.3 berikut. Sumber: BPS Sulbar 2014 (diolah) Gambar 1.3 Perbandingan PDRB ADHK Per Kapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sulawesi Tahun 2014 Pada Gambar 1.3, ditinjau dari regional Pulau Sulawesi, Provinsi Sulawesi Barat menempati pertumbuhan ekonomi yang ke-3 tertinggi setelah Provinsi Sulawesi Selatan. Namun hal ini bertolak belakang apabila dibandingkan dengan kontribusi PDRB Provinsi Sulawesi Barat terhadap PDB Indonesia. Sebagai provinsi termuda ke-2, nilai riil PDRB Sulawesi Barat relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan provinsi lain, sehingga apabila terjadi peningkatan output di berbagai sektor akibat suatu kebijakan maka dampaknya sangat sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi. Kondisi demikian tercermin dari laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat, semenjak terbentuk hingga sekarang laju pertumbuhan ekonominya selalu lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional. 8

9 Tingginya pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat ini dapat dikatakan wajar, mengingat Provinsi Sulawesi Barat adalah salah satu provinsi termuda di Indonesia, di mana proses pembangunan infrastruktur di Provinsi Sulawesi Barat tidak sama dengan provinsi-provinsi lain. Untuk menyusul ketertinggalan pembangunan dari provinsi lain dan juga untuk mencapai target pemerataan pembangunan di Indonesia, proses pembangunan infrastruktur yang dilakukan di Provinsi Sulawesi Barat terus dimaksimalkan. Hal ini terlihat jelas pada maraknya pembangunan infrastruktur publik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta demi mengejar pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang ingin dicapai. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian tentang dampak infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia maupun secara internasional sudah pernah dilakukan sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada ruang lingkup, subjek penelitian, metode penelitian dan variabel yang digunakan dalam alat analisis. Penelitian ini menganalisis pengaruh dari infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur sarana prasarana pendidikan dan infrastruktur sarana prasarana kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat. Melalui analisis tersebut dapat diketahui kategori infrastruktur mana yang perlu diprioritaskan oleh pemerintah daerah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sehingga penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah pembangunan infrastruktur dan hasilnya dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi 9

10 Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk merumuskan kebijakan di bidang infrastruktur. 1 Sulaiman dan Albiman (2014) 2 Tong, et al. (2014) Tabel 1.1 Penelitian Terkait Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Peneliti Lokasi Metodologi Hasil Penelitian Malaysia Deskriptif Kuantitatif, Data Time Series, Analisis Autoregresif Distributed Lag (ARDL). 3 Srinivasu dan Rao (2013) 4 Gainova, et al. (2013) Amerika Serikat Deskriptif Kuantitatif, Data Time Series, Analisis Vector Autoregression (VAR), dan Laugmented VAR (LA-VAR) Infrastruktur memiliki dampak langsung secara signifikan terhadap pariwisata dan perdagangan. Perdagangan berdampak langsung secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan pariwisata tidak mempunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhan dapat mempengaruhi pariwisata. Masing-masing variabel mempunyai hubungan yang sangat dinamis dan saling mempengaruhi secara langsung dan tidak langsung. Infrastruktur transportasi (Tol dan jalan raya) tidak berpengaruh terhadap agregat output. Namun dengan meningkatkan sistem transportasi serta memperluas akses jalan akan berdampak langsung secara signifikan terhadap peningkatan infrastruktur non transportasi dan modal swasta. India Kualitatif Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak harus berdasarkan peningkatan infrastruktur ekonomi, tetapi juga harus dibarengi dengan peningkatan infrastruktur sosial seperti pendidikan dan kesehatan sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup dapat menjadi stimulan pertumbuhan ekonomi. Rusia Kualitatif Infrastruktur adalah suatu sistem atau struktur yang dapat meningkatkan daya saing daerah, dan kualitas 10

11 5 Shi (2013) 6 Crescenzi dan Rogriuez-Pose (2012) 7 Irawan, et al. (2012) Cina Negara Uni Eropa Indonesia Deskriptif Kuantitatif, Panel Data, Unit Root Test, Analisis Vector Error Correction Model (VECM), Deskriptif Kuantitatif, Panel data, Analisis Two Way Fixed Effect dan Difference Generalized Method Moment (GMM-Diff) Deskriptif Kuantitatif, Data tabel Social Accounting Matrix (SAM) indonesia 2005, Analisis Computabel Geberal Equilibrium (CGE) hidup, tingkat kepuasan akan kebutuhan, daya tarik investasi serta daya saing daerah tergantung kepada pengembangannya. Infrastruktur listrik, rel kereta api, telepon dan human capital berpengaruh signifikan positif terhadap GDP per kapita Cina. Infrastruktur jalan tidak berpengaruh signifikan terhadap GDP per kapita Cina. Dalam konteks regional wilayah, infrastruktur jalan berpengaruh signifikan setelah tahun Peran infrastruktur juga berbedabeda pada wilayah regional tergantung kepada arah pengembangan ekonominya. Infrastruktur transportasi (road density), rasio jalan per-penduduk, rasio jalan per-1juta (GDP), penelitian dan pengembangan (inovasi lokal dan kemampuan penggunaan teknologi) serta kondisi sosial ekonomi berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional di daerah perbatasan Uni Eropa. selain itu, penambahan infrastruktur sosial juga akan mendukung menghasilkan inovasi yang lebih baik dan peningkatan produktivitas. 1. Produktifitas yang tinggi memerlukan infrastruktur yang lebih baik terutama dalam bidang pekerjaan umum di sektor pertanian. 2. Jika infrastruktur bertujuan untuk mendapatkan biaya yang rendah, peningkatan infrastruktur transportasi darat mempunyai dampak positif yang sangat tinggi dibandingkan dengan transportasi air dan udara. 3. Jika peningkatan infrastruktur lebih ditingkatkan pada penanaman modal 11

12 8 Barus (2011) 9 Lall (1999) 10 Shioji (2001) Kalimantan Timur India USA dan Japan Deskriptif Kuantitatif, Data tabel Input Output Kalimantan Timur Tahun 2006, Analisis Input Output (Forward Linkage, Backward Linkage, Keterkaitan, dan multiplier effect) Deskriptif Kuantitatif, Panel Data, Regresi Data Panel (FE Model, SUR model & TSLS model) Deskriptif Kuantitatif, Panel Data, Regresi Data Panel (OLS Model, FE-LSDV, GMM (DIF), GMM (SYS), LSDV-C) investasi di sektor komunikasi, dampak positifnya dapat lebih tinggi dibandingkan mengalokasikan anggaran yang lebih besar pada sektor energi. Sektor bangunan, listrik, gas dan air bersih mempunyai multiplier effect yang paling besar terhadap perekonomian suatu wilayah karena berpengaruh signifikan terhadap peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, pendapatan rumah tangga, dan output perekonomian. Investasi di infrastruktur ekonomi (jalan, listrik, irigasi) dan investasi swasta tidak berpengaruh signifikan terhadap elastisitas output, Investasi di publik. Infastruktur sosial (air bersih dan sanitasi, pendidikan, kesehatan) dan tenaga kerja yang bekerja di sektor swasta berpengaruh signifikan terhadap elastisitas output. 1. Publik kapital (pendidikan, infrastruktur, konservasi hutan, pertanian dan perikanan) berpengaruh positif signifikan terhadap output per kapita USA dan Jepang tetapi tingkat signifikansi yang tinggi dimiliki oleh Jepang. 2. Publik kapital di USA tidak berpengeruh terhadap output per kapita untuk jangka panjang tetapi di Jepang publik kapital berpengaruh terhadap output per kapita jangka panjang. 3. Infrastruktur (jalan, perumahan, drainase, airport, taman kota dan air bersih) sebagai komponen terbesar dari publik kapital berpengaruh positif terhadap output per kapita USA dan Jepang sedangkan pendidikan tidak 12

13 berpengaruh terhadap output per kapita USA. 4. Efek dinamis infrastruktur pada Jepang lebih tinggi dibandingkan USA. 5. Di Jepang Infrastruktur menyumbangkan 19 persen terhadap pertumbuhan GDP sedangkan infrastruktur di USA hanya menyumbang 4 persen pertumbuhan GDP. 1.3 Rumusan Masalah Provinsi Sulawesi Barat yang termasuk di kawasan timur Indonesia termasuk salah satu provinsi yang sangat muda dan mempunyai pertumbuhan ekonomi yang cepat dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Hal ini dikarenakan dampak pembangunan infrastruktur di daerah tersebut sebagai daerah pemekaran membuat pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh dengan cepat, tetapi di sisi lain kontribusi PDRB Provinsi Sulawesi Barat terhadap PDB nasional masih sangat rendah dan relatif masih kecil dibandingkan dengan provinsi lain. Hal ini menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, bagaimana kajian pembangunan infrastruktur dilaksanakan dan seberapa besar pengaruh pembangunan infrastruktur khususnya infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur sarana prasarana pendidikan dan infrastruktur sarana prasarana kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya, maka terdapat beberapa pertanyaan penelitian yang akan dijawab di dalam penelitian berikut ini. 13

14 1. Bagaimana pengaruh infrastruktur listrik terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat tahun ? 2. Bagaimana pengaruh infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat tahun ? 3. Bagaimana pengaruh infrastruktur sarana prasarana pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat tahun ? 4. Bagaimana pengaruh infrastruktur sarana prasarana kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat tahun ? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan nilai rasio infrastruktur (listrik, jalan, sarana prasarana pendidikan dan sarana prasarana kesehatan) di Provinsi Sulawesi Barat tahun Menganalisis pengaruh infrastruktur (listrik, jalan, sarana prasarana pendidikan dan sarana prasarana kesehatan) terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat tahun Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi terhadap Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan penelitian selanjutnya. 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah daerah khususnya Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat sebagai bahan pertimbangan 14

15 dalam mengambil kebijakan yang lebih efektif dan efesien terhadap pembangunan infrastruktur di Provinsi Sulawesi Barat. 2. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan literatur dan referensi bagi berbagai pihak untuk penelitian yang lebih lanjut. 1.7 Lingkup Peneltian Dalam penelitian ini, lingkup penelitian adalah Provinsi Sulawesi Barat yang terdiri dari 6 kabupaten tetapi 1 kabupaten yaitu Kabupaten Mamuju Tengah. Kabupaten Mamuju Tengah tidak dapat dimasukkan dalam penelitian ini karena kabupaten tersebut baru saja dimekarkan dari Kabupaten Mamuju pada tahun 2012 sehingga data yang ada masih merujuk kepada kabupaten induk yaitu Kabupaten Mamuju. Infrastruktur dalam penelitian ini adalah infrastruktur publik yang dibagi ke dalam 2 kategori infrastruktur yaitu infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial yang terdiri dari sektor listrik dan jalan yang masuk ke dalam kategori infrastruktur ekonomi, dan sarana prasarana pendidikan serta sarana prasarana kesehatan yang masuk ke dalam kategori infrastruktur sosial. Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif dengan menggunakan alat analisis regresi data panel dengan jenis data adalah data cross section dan time series serta sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Tools pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak Eviews. 15

16 1.8 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaaat penelitian, lingkup penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka, berisikan landasan teori, kajian terhadap penelitian terdahulu, hipotesis dan kerangka penelitian. Bab III Metode Penelitian, berisikan desain penelitian, metode pengumpulan data, definisi operasional dan metode analisis data. Bab IV Analisis Data, berisi tentang deskripsi data, hasil alat analisis penelitian, hasil pengujian hipotesis, pembahasan dan implikasinya. Bab V Simpulan dan Saran, berisi tentang simpulan hasil penelitian, saran dan keterbatasan penelitian. 16

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial yang meliputi perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam kelembagaan (institusi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Ekonomi merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah atas keperluan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kesempatan Pemerintah Indonesia menyampaikan. komitmennya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kesempatan Pemerintah Indonesia menyampaikan. komitmennya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai kesempatan Pemerintah Indonesia menyampaikan komitmennya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur. Hal tersebut dikarenakan Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survei Bank Dunia pada tahun 2012 menunjukkan, masalah terbesar kedua di Indonesia yang menghambat kegiatan bisnis dan investasi adalah infrastruktur yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Model ekonomi keseimbangan umum digunakan untuk menganalisis secara

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Model ekonomi keseimbangan umum digunakan untuk menganalisis secara BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Model ekonomi keseimbangan umum digunakan untuk menganalisis secara bersamaan perubahan-perubahan makroekonomi maupun perekonomian secara sektoral dan regional, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi semua Negara. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi semua Negara. Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi semua Negara. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi tujuan nasional bagi sebuah Negara. Pertumbuhan ekonomi juga

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang cukup berfluktuatif. Pada

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Investasi infrastruktur transportasi dalam pembangunan ekonomi penting sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai sarana untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. prioritas nasional dalam proses pencapain pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. prioritas nasional dalam proses pencapain pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah pembangunan ekonomi Indonesia, infrastruktur ditempatkan pada prioritas nasional dalam proses pencapain pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi menunjukkan proses pembangunan yang terjadi di suatu daerah. Pengukuran pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat pada besaran Pendapatan Domestik

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang 18.110 pulau. Sebaran sumberdaya manusia yang tidak merata

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi global lebih dari 12 tahun yang lalu telah mengakibatkan lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan hanya dengan upaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dalam UUD 1945 (Ramelan, 1997). Peran pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya peningkatan kapasitas pemerintahan daerah agar tercipta suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya penurunan. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. adanya penurunan. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang negatif menunjukkan adanya penurunan. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana suatu negara dapat meningkatkan pendapatannya guna mencapai target pertumbuhan. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya pembangunan ekonomi jangka panjang yang terencana dan dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan adalah suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi di masa lalu telah mengubah struktur ekonomi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi di masa lalu telah mengubah struktur ekonomi secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Selama kurun waktu yang cukup panjang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat, jumlah penduduk menentukan efisiensi perekonomian dan kualitas dari tenaga kerja itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah Sjafrizal (2008) menyatakan kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan pelayanan publik yang lebih efisien, efektif, dan merata serta

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan pelayanan publik yang lebih efisien, efektif, dan merata serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, pembangunan daerah memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu ukuran penting dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dan teralokasi ke tingkat daerah. Keseimbangan antardaerah terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dan teralokasi ke tingkat daerah. Keseimbangan antardaerah terutama dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian yang integral dalam pembangunan nasional, karena itu diharapkan bahwa hasil pembangunan akan dapat terdistribusi dan teralokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini disebabkan oleh potensi sumber daya yang dimiliki daerah berbeda-beda. Todaro dan Smith (2012: 71)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari ekonomi. Semakin tinggi ekonomi semakin baik pula perekonomian negara tersebut. Laju ekonomi harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah modal manusia. Teori modal manusia pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah modal manusia. Teori modal manusia pertama kali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unsur pembangunan yang mendukung kemajuan dari sebuah negara diantaranya adalah modal manusia. Teori modal manusia pertama kali diperkenalkan oleh Schultz (1961). Di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan tingkat pendidikan) maupun dalam modal fisik, seperti

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan tingkat pendidikan) maupun dalam modal fisik, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dihubungkan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang layak. Hasil yang diharapkan berupa peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang disetiap periode. Dalam setiap periode upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berlaku walaupun terjadi secara berlanjut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berlaku walaupun terjadi secara berlanjut dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi menggambarkan tentang kenaikan rill dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan, yang dilakukan setiap negara ataupun wilayah-wilayah administrasi dibawahnya, sejatinya membutuhkan pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan daerah adalah meningkatkan. pertumbuhan sektor ekonomi, dengan pendapatan sektor ekonomi yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan daerah adalah meningkatkan. pertumbuhan sektor ekonomi, dengan pendapatan sektor ekonomi yang tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan daerah adalah meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi, dengan pendapatan sektor ekonomi yang tinggi tentu akan dapat dirasakan

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM Konsentrasi pembangunan perekonomian Kota Batam diarahkan pada bidang industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata. Akibat krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1997 pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam perekonomian menurut Adam Smith (1776) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam perekonomian menurut Adam Smith (1776) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pemerintah dalam perekonomian menurut Adam Smith (1776) dalam (Kuncoro, 2010: 260) tidaklah diperlukan. Perekonomian akan berjalan dengan sendirinya menuju keseimbangan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1 Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Isu-isu Pokok Pembangunan Ekonomi Daerah... 2 1.1.2 Tujuan... 5 1.1.3 Keluaran... 5

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 4.1. Dinamika Disparitas Wilayah Pembangunan wilayah merupakan sub sistem dari pembangunan koridor ekonomi dan provinsi dan merupakan bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam yang berlimpah pada suatu daerah umumnya akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada sumber daya alam yang tidak

Lebih terperinci

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Biaya Infrastruktur, dan Investasi Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali Nama : Diah Pradnyadewi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sharp et al. (1996) mengatakan kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai negara maju dan merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menggambarkan bahwa adanya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menggambarkan bahwa adanya peningkatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk melihat pembangunan adalah dengan melihat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan yang diharapkan itu adalah kemajuan yang merata antarsatu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan yang diharapkan itu adalah kemajuan yang merata antarsatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan sarana untuk mendorong kemajuan daerahdaerah. Kemajuan yang diharapkan itu adalah kemajuan yang merata antarsatu wilayah dengan wilayah yang lain,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs). Salah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs). Salah BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masalah kemiskinan telah menjadi masalah internasional, terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs). Salah satu tujuan yang ingin dicapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi melalui produktivitas yang tinggi, dan mendatangkan lebih banyak input ke dalam proses produksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang Berkembang (NSB) pada awalnya identik dengan strategi pertumbuhan ekonomi, yaitu usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menguraikan gambaran dan analisis terkait dengan implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini juga menjelaskan pengaruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah menggariskan bahwa Visi Pembangunan 2010-2014 adalah Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pembangunan bidang pertambangan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karenanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang

PENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dasar dari pembangunan. Manusia dapat menikmati hidup dengan nyaman apabila sehat dan untuk dapat hidup yang layak dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan suatu negara diarahkan pada upaya meningkatkan pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator yang digunakan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengertian pembangunan ekonomi secara essensial dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah ukuran perkembangan perekonomian suatu negara dari satu periode ke periode berikutnya. Menurut Rahardja dan Manurung (2008), perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Struktur Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah Ketimpangan ekonomi antar wilayah merupaka ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, infrastrukur dan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG No. 05/6474/Th.V, 28 Desember 2016 TINJAUAN PDRB KOTA BONTANG MENURUT PENGGUNAAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Penggunaan Kota Bontang dalam tahun 2015

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu negara sangat tergantung pada jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu negara sangat tergantung pada jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu negara sangat tergantung pada jumlah penduduk miskinnya. Semakin banyak jumlah penduduk miskin, maka negara itu disebut negara miskin. Sebaliknya semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia menghadapi fenomena sebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dunia menghadapi fenomena sebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Fenomena Kesenjangan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia menghadapi fenomena sebaran penduduk yang tidak merata. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, adalah menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf hidup atau mensejahterakan seluruh rakyat melalui pembangunan ekonomi. Dengan kata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pembangunan ekononomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan Smith (2006) pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah proses merubah struktur ekonomi yang belum berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyedihkan dalam kehidupan seseorang. Banyak orang mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. menyedihkan dalam kehidupan seseorang. Banyak orang mengandalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketiadaan pekerjaan dapat menjadi kejadian ekonomi yang paling menyedihkan dalam kehidupan seseorang. Banyak orang mengandalkan pendapatan dari pekerjaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengentasan kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional maupun global. Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektorsektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur Transportasi baik transportasi darat, laut maupun udara merupakan sarana yang sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN PENELITIAN LANJUTAN

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN PENELITIAN LANJUTAN VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN PENELITIAN LANJUTAN 8.1. Kesimpulan Hasil studi menunjukkan bahwa prioritas alokasi investasi ke sektor pertanian dan industri berbasis pertanian yang didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah hasil dari perubahan dalam bidang teknis dan tata kelembagaan dengan mana output tersebut diproduksi dan didistribusikan (Adrimas,1993).

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi 4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha yang timbul akibat adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( ) SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT (1996-2010) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pemerataan pembangunan ekonomi merupakan hasil yang diharapkan oleh seluruh masyarakat bagi sebuah negara. Hal ini mengingat bahwa tujuan dari pembangunan

Lebih terperinci