BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub
|
|
- Widyawati Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Rekonstruksi kehidupan masa lalu manusia merupakan pekerjaan yang tidak putus bagi akademisi dan peneliti dari disiplin arkeologi. Arkeologi melakukan penyusunan sejarah perkembangan kebudayaan dengan berdasar pada hasil penelitian ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub disiplin yang mempelajari peninggalan-peninggalan tertentu secara spesifik. Epigrafi ialah sub disiplin arkeologi yang secara khusus meneliti prasasti. Epigrafi mempelajari dan menerjemahkan isi prasasti agar hasilnya dapat dikaji ulang dan informasinya dapat dimanfaatkan untuk menyusun historiografi (Susanti et al., 2012a: 5). Prasasti berasal dari Bahasa Sanskerta praśaśti, dan berasal dari akar kata śamś, yang berarti sajak pujian untuk raja (Susanti, 2010: 16-7). Hal tersebut sesuai dengan fungsi prasasti di India, yakni untuk memuja kekuasaan dan kebesaran raja yang mengeluarkan prasasti (Baker, 1972: 15). Di Indonesia, prasasti merupakan sumber sejarah peninggalan masa lampau yang tertulis di atas media tertentu, di antaranya ialah batu atau logam (Susanti et al., 2012a: 4). Prasasti yang ditemukan di Indonesia di antaranya ditulis dalam Bahasa Sanskerta, Melayu Kuna, Jawa Kuna, Bali Kuna, dan Sunda Kuna. Sebagian besar prasasti di Indonesia ialah dokumen resmi kerajaan yang dikeluarkan oleh raja atau
2 pejabat tinggi yang memberitakan keputusan raja terkait penetapan sīma 1, masalah hukum (jayapattra atau jayasong), dan perihal hutang piutang (suddhapāttra) (Nastiti, 1995: 1). Prasasti kerajaan tersebut dianggap sebagai perwakilan raja dan harus diperlakukan dengan hormat melalui tindakan tertentu. Salah satu upaya penghormatan tersebut ialah pembuatan upacara atau ruwatan, dengan harapan prasasti dapat memberikan perlindungan dan menjauhkan rakyat dari bahaya (Baker, 1972: 21). Prasasti masa Hindu Buddha yang ditemukan di Indonesia berasal dari kerajaan-kerajaan seperti: Kutei, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram Kuna, Tamwlang, Kahuripan, Jenggala-Kediri, Singhasari, dan Majapahit (Raharjo, 2011: 53). Dengan persentase temuan prasasti terbanyak berasal dari masa Kerajaan Mataram Kuna. Terdapat lebih dari 200 prasasti berbahasa Jawa Kuna yang dikeluarkan pada masa Mataram Kuna, sejak awal abad VIII hingga abad X Masehi. Dari jumlah prasasti tersebut, masih banyak ihwal Mataram Kuna yang belum diketahui dengan jelas, karena kurangnya penelitian di bidang prasasti. Prasasti kerajaan merupakan urusan resmi yang sangat penting, sehingga terdapat pejabat khusus dalam birokrasi Mataram Kuna yang berperan menulis prasasti. Pejabat ini disebut citralekha. Citralekha ialah pejabat resmi yang bertugas dalam pemerintahan pada tingkatan yang sama dengan pejabat-pejabat seperti: wahuta, nayaka, pratyaya, parujar, parwuwus, tuhan, dan juru (Jones, 1984: 91). 1 Sīma merupakan penanda status keistimewan sebuah daerah yang diberikan oleh penguasa dengan syarat daerah tersebut mengerjakan kewajiban-kewajiban tertentu, biasanya untuk memelihara sebuah bangunan keagamaan.
3 Jones (1984: 91) dalam bukunya Early Tenth Century Java From The Inscriptions menyebutkan bahwa jabatan citralekha di dalam struktur birokrasi Mataram Kuna cukup sering ditemukan dalam prasasti. Citralekha juga merupakan salah satu pejabat kerajaan yang terlibat dalam proses peresmian sīma dan seringkali disebutkan sebagai penerima pasak-pasak 2. Lebih lanjut disebutkan bahwa citralekha juga memiliki peranan di dalam sistem perekonomian Mataram Kuna, karena merupakan bagian dari golongan pejabat yang disebut mangilala dṛbya haji. Menurut Susanti et al. (2012b: 38) mangilala dṛbya haji adalah kelompok pejabat kerajaan yang pada umumnya bertugas untuk menarik pajak dari rakyat. Akan tetapi Djoko Dwiyanto et al., (1992: 8) dalam laporan penelitian berjudul Pungutan Pajak dan Pembatasan Usaha di Jawa Pada Abad IX-XV Masehi menyebutkan bahwa mangilala dṛbya haji juga memiliki fungsi sebagai pengelola harta kekayaan raja. Oleh karena itu, golongan ini memperoleh imbalan berupa gaji yang berasal dari pungutan pajak rakyat. Mangilala dṛbya haji dapat dikemukakan sebagai pegawai kerajaan yang memiliki fungsi-fungsi khusus yang salah satu di antaranya berkaitan dengan penarikan pajak, dan memperoleh gaji dari hasil penarikan pajak tersebut. Istilah citralekha ditemukan pada sejumlah prasasti, dengan variasi penyebutan yang beragam, sebagaimana misalnya dalam Prasasti Luitan 823 Saka (901 M): 2 Pasak-pasak adalah pemberian dari penerima sīma kepada penguasa, saksi, dan pihak-pihak yang dinilai berjasa dalam penetapan sīma sebagai rasa syukur penerima sīma. Pasak-pasak biasanya berupa uang emas, uang perak, pakaian, dan hewan ternak.
4 Sisi muka (recto) 12. codya wariga si bes rama ni wahu rāma maratā si kamwaŋ rama ni radha si mitra rama ni rumpuŋ siwara rama ni lĕmĕh si makara rama ni taraju si puñjan rama ni saban. sumurat i 13. keŋ prasasti citralekha i tiru an sumaṅka panawuṅan wina iḥ pasak pasak mas mā 4 kinalihaṇnira (Alih aksara: oleh Nastiti et al 3., 1982:12, 19). Terjemahan: 12. codya, pejabat wariga (bernama) Si Bes (yang merupakan) ayah dari Wahu, kepala desa yang sudah tidak menjabat (bernama) Si Kamwang (yang merupakan) bapak dari Radha, Si Mitra (yang merupakan) bapak dari Rumpung, Si Wara (yang merupakan) bapak dari Lĕmĕh, Si Makara (yang merupakan) bapak dari Taraju, Si Puñjan (yang merupakan) bapak dari Saban, penulis 13. prasasti ialah juru tulis dari pejabat tiruan (bernama) Sumangka, dan Panawungan, keduanya diberi pasak-pasak (berupa) uang emas (sebesar) 4 māsa (Terjemahan ulang : penulis). Kutipan prasasti di atas memberikan gambaran tentang penyebutan citralekha yang disertai tempat bertugasnya dan namanya. Tempat bertugas tersebut dapat diinterpretasikan sebagai wilayah kerja citralekha. Konteks di mana citralekha bertugas digambarkan dalam penelitian yang dilakukan oleh M.M. Sukarto K. Atmodjo (1979) dalam bukunya Struktur Masyarakat Jawa Kuna Pada Jaman Mataram Hindu dan Majapahit. Gambaran tentang struktur sosial, budaya, ekonomi, dan religi masyarakat Jawa pada masa Mataram Hindu dan Majapahit di dalam publikasi tersebut dapat menggambarkan latar belakang kehidupan citralekha. 3 Alih aksara oleh Nastiti dalam, Tiga Prasasti Dari Masa Balitung. Jakarta. 1982: 12, 19.
5 Meski citralekha erat kaitannya dengan penulisan prasasti, tetapi penyebutannya tidak selalu ditemukan dalam setiap prasasti. Citralekha sering disebut juga sebagai saksi dan penerima pasak-pasak dalam upacara penetapan sīma. Penelitian Rahayu (2006) dalam skripsinya yang berjudul Penerimaan Pasak-pasak Bagi Pejabat Pria Maupun Wanita Pada Masa Pemerintahan Rakai Watukura Dyah Balitung ( M) memberikan gambaran peristiwa pemberian pasak-pasak terhadap pejabat kerajaan. Salah satu pejabat yang menerima pasak-pasak ialah citralekha. Sebagai saksi dan penerima pasak-pasak, dapat disebutkan bahwa citralekha memiliki kedudukan yang penting di dalam masyarakat dan kerajaan. Terlebih lagi apabila dilihat dari nama dan kata sandang atau sebutan kehormatan citralekha yang tidak dimiliki oleh orang kebanyakan. Supratikno Raharjo (2011) dalam Peradaban Jawa Dari Mataram Kuna sampai Majapahit Akhir menyebutkan beberapa gelar yang disandang oleh citralekha pada masa Mataram Kuna. Lebih jauh lagi, gelar citralekha dibahas oleh Budi Istiawan (1991) dalam skripsinya yang berjudul Penulis dan Penulisan Prasasti di Jawa Abad IX-X Masehi. Istiawan membedakan latar belakang citralekha dilihat dari gelar yang disandang, yakni citralekha yang berasal dari golongan rakyat biasa dan yang berasal dari golongan bangsawan. Penelitian tentang citralekha ini difokuskan pada kajian mengenai identitas, kedudukan, dan peranan citralekha pada masa Mataram Kuna abad IX-X. Sumber kajian yang digunakan ialah prasasti-prasasti yang dikeluarkan pada masa Mataram Kuna abad IX hingga abad X Masehi. Periode Mataram Kuna dipilih sebagai cakupan
6 penelitian karena Mataram Kuna dapat dikatakan sebagai peletak birokrasi kerajaankerajaan Jawa Kuna dan tinggalan prasasti cukup banyak. Penelitian yang memiliki fokus kajian tentang identitas, kedudukan, dan peranan citralekha di dalam masyarakat dan birokrasi Mataram Kuna belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian-penelitian terkait citralekha yang telah dilakukan selama ini hanya memberi keterangan tentang keberadaan pejabat yang disebut citralekha di dalam struktur pemerintahan kerajaan. Oleh karena itu, penulis berupaya untuk menggali lebih dalam lagi bagaimana citralekha dan esensi keberadaannya dalam birokrasi dan struktur sosial masyarakat Mataram Kuna. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa penelitian yang dilakukan penulis ini penting untuk dilakukan karena dapat menjadi tambahan informasi berharga dalam penyusunan perkembangan kebudayaan Indonesia, dan secara spesifik lagi pada masa Jawa Kuna Abad IX-X M RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Identitas seperti apakah yang ditunjukkan oleh citralekha di dalam prasastiprasasti masa Mataram Kuna? 2. Bagaimanakah kedudukan dan peranan citralekha di dalam birokrasi dan struktur sosial masyarakat Mataram Kuna?
7 Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengungkap identitas citralekha dan untuk mengetahui kedudukan dan peranan citralekha di dalam birokrasi dan struktur sosial masyarakat Mataram Kuna. Penelitian ini juga bertujuan untuk menghasilkan pembaharuan data dan tambahan pengetahuan mengenai tatanan masyarakat Jawa Kuna sehingga dapat membantu upaya rekonstruksi kehidupan masa lalu sesuai dengan paradigma Arkeologi. Diharapkan data yang tersaji di dalam penelitian ini dapat menarik minat akademisi untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang prasasti sebagai sumber sejarah METODE PENELITIAN Penalaran yang digunakan dalam penelitian ini ialah penalaran induktif. Penalaran ini diawali dengan proses pengumpulan data melalui observasi empiris, sehingga menghasilkan data berupa deskripsi. Data tersebut selanjutnya dianalisis dan disintesiskan untuk memperoleh kesimpulan dalam bentuk generalisasi (Mundarjito, 1986: 198). Sifat penelitian yang digunakan ialah deskriptif analitis dengan sasaran untuk memperoleh kaitan dari fenomena-fenomena sosial tertentu atau aspek-aspek kehidupan tertentu dari masyarakat yang menjadi target penelitian (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1981: 9). Data kasus penelitian prasasti kemudian dilakukan pendekatan struktural, yang di dalamnya terdapat tahap pra analitis, yang meliputi kritik ekstern dan kritik intern (Dwiyanto, 1993: 7-8).
8 Tahap-tahap yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas: tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap analisis data, tahap sintesis, dan tahap penarikan kesimpulan. 1. Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan data yang terkait dengan obyek penelitian. Data tersebut berupa data utama dan data penunjang. Data utama berupa transliterasi dan terjemahan prasasti yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, yakni proses sampling yang dilakukan dengan memberlakukan kriteria tertentu agar sampel yang diperoleh benar-benar representatif (Sugiarto et al., 2001: 40). Kriteria tersebut ialah prasasti yang diperkirakan dikeluarkan pada masa Mataram Kuna dan menyebutkan istilah citralekha atau istilah lain yang diketahui memiliki arti yang sama dengan citralekha, misalnya likhita, dan manurat. Data yang telah dikumpulkan kemudian diklasifikasi berdasarkan istilah-istilah tersebut. Data penunjang berupa referensi dari buku, jurnal, dan artikel ilmiah yang terkait dengan topik penelitian. Data tersebut didudukkan sebagai data yang menguatkan argument penulis. 2. Tahap pengolahan data Tahap selanjutnya ialah tahap pengolahan data. Pada tahap ini dilakukan kritik ekstern dan kritik intern prasasti. Kritik ekstern meliputi deskripsi jenis aksara, tempat prasasti ditemukan, dan ciri-ciri fisik prasasti seperti: bahan, ukuran, dan bentuk prasasti. Sementara kritik intern meliputi deskripsi bahasa
9 yang digunakan di dalam prasasti dan alih aksara prasasti. Alih aksara prasasti tersebut disertai catatan berisi perbandingan dengan prasasti lain dan koreksi terhadap kesalahan citralekha (Nastiti, 1995: 6). Kritik ekstern prasasti dilakukan berdasarkan data sekunder yang telah dikumpulkan. Sementara kritik intern dilakukan dengan menerjemahkan transliterasi prasasti yang telah ada sebelumnya, sesuai dengan kebutuhan penulis. 3. Tahap Analisis Data Berdasarkan hasil deskripsi dan transliterasi pada tahap pengolahan data, selanjutnya dilakukan analisis. Sesuai dengan data yang berbentuk kualitatif, maka teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Teknik kualitatif berupaya untuk menguraikan dan memperjelas permasalahan atau rumusan penelitian yang menjadi target penelitian dengan berdasar pada data yang menjadi sasaran penelitian (Tanudirjo, 1989: 33). Analisis yang dilakukan meliputi pengkajian gelar yang disandang oleh citralekha, pemberian pasak-pasak kepada citralekha dari penguasa, dan letak penyebutan citralekha di dalam prasasti. Pengkajian terhadap gelar yang disandang citralekha pada masa Mataram Kuna dilakukan untuk mengetahui kedudukan sosialnya di masyarakat. Pengkajian ini dilakukan karena gelar merupakan sifat khusus yang hanya dimiliki oleh kelompok orang tertentu saja. Kemudian, pengkajian terhadap pemberian pasak-pasak yang diterima citralekha dilakukan untuk mengetahui nilai peranan dan kedudukan citralekha di dalam birokrasi Mataram Kuna.
10 Pengkajian dilakukan dengan membandingkan besaran pasak-pasak yang diterima citralekha dengan pejabat lainnya. Selain itu pengkajian penyebutan citralekha dilakukan untuk mengetahui esensi keberadaan citralekha dalam birokrasi Mataram Kuna dibandingkan dengan pejabat kerajaan lainnya. 4. Tahap Sintesis Pada tahap ini dilakukan sintesis dari hasil analisis data. Sintesis adalah proses pemasukan hasil gambaran atau interpretasi yang diperoleh dalam proses analisis ke dalam suatu kerangka budaya yang lebih besar (Tanudirjo, 1989: 49). Tahap ini diperlukan untuk menggabungkan fakta-fakta ilmiah yang disarikan dari masing-masing analisis. Fakta-fakta yang disintesis ialah: gelar yang disandang citralekha, besaran pasak-pasak yang diterima citralekha, letak penyebutan citralekha di dalam prasasti, dan birokrasi dan struktur sosial masyarakat Mataram Kuna. 5. Tahap Penarikan Kesimpulan Tahap ini merupakan akhir dari penelitian. Kesimpulan ditarik dari hasil sintesis data yang telah dilakukan. Kesimpulan akan memberikan jawaban dari permasalahan yang dirumuskan pada awal penelitian.
Daftar Pustaka. Atmosudiro, Sumijati Jawa Tengah: Sebuah Potret Warisan Budaya. Jawa Tengah.
70 Daftar Pustaka Atmosudiro, Sumijati. 2001. Jawa Tengah: Sebuah Potret Warisan Budaya. Jawa Tengah. Ayatrohaedi. 1978. Kamus Istilah Arkeologi. Jakarta. Bakker S.J.,J.W.M. 1972. Ilmu Prasasti Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan masuknya pengaruh India di Indonesia hingga melemah dan berakhirnya pengaruh tersebut karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. De Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan tinjauan terhadap beberapa pustaka yang dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan ini.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Beberapa artefak yang ditemukan di Indonesia pada awal Masehi memperlihatkan unsur-unsur kebudayaan India sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa India telah
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Boechari Candi dan Lingkungannya dalam PIA I. Jakarta: Puslit Arkenas.
DAFTAR PUSTAKA Atmodjo, M. M. Sukarto K. 1979. Struktur Masyarakat Jawa Kuna Pada Jaman Mataram Hindu dan Majapahit. Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Studi Pedesaan & Kawasan Universitas Gadjah Mada. Baker,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Bakker, J. W. M Ilmu Prasasti Indonesia. Yogyakarta: Jurusan Sejarah. Budaya IKIP Universitas Sanata Dharma.
DAFTAR PUSTAKA Bakker, J. W. M. 1972. Ilmu Prasasti Indonesia. Yogyakarta: Jurusan Sejarah Budaya IKIP Universitas Sanata Dharma. Boechari. 1977. Epigrafi dan Sejarah Indonesia. Melacak Sejarah Kuno Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain :
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prasasti adalah suatu putusan resmi yang di dalamnya memuat sajak untuk memuji raja, atas karunia yang diberikan kepada bawahannya, agar hak tersebut sah dan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada sekitar abad IV sampai pada akhir abad XV M, telah meninggalkan begitu banyak peninggalan arkeologis.
Lebih terperinciAKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)
AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan
Lebih terperinciKERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA
KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA STANDAR KOMPETENSI: 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMAN 1 Singosari : Sejarah Peminatan : XI IPS/Ganjil : Kerajaan-Kerajaan Besar Indonesia pada Masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mengenai tokoh Sanjaya sebagai pendiri Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenai tokoh Sanjaya sebagai pendiri Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah sebenarnya masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. Jati diri Sanjaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Jawa kaya akan peninggalan-peninggalan purbakala, di antaranya ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini tersebar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arsitektur merupakan hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, sebuah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitektur merupakan hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, sebuah perancangan yang mencakup pengubahan-pengubahan terhadap lingkungan fisik, arsitektur dapat dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya dipengaruhi oleh kebudayaan India. Salah satu pengaruh kebudayaan India ialah dalam aspek religi, yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah kebudayaan di Nusantara terus mengalami perkembangan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah kebudayaan di Nusantara terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Seperti yang telah kita ketahui bahwa perkembangan kebudayaan tersebut secara kronologis
Lebih terperinciMetode Dalam Penelitian
PERTEMUAN 2 Metode Dalam Penelitian Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) metode penelitian dimana penetapan dan pemilihan metode penelitian ini sangat berhubungan dengan desain dari penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari
31 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dalam berbagai sektor. Salah satu sektor pendukung pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memuaskan kebutuhan hidup. Akan tetapi, pada perkembangan selanjutnya sebagai
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan ekonomi merupakan salah satu perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungan. Faktor yang mendorong manusia untuk melalukan kegiatan ekonomi pada awalnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman di dalam melakukan sebuah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi
16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sebelum seseorang peneliti memulai kegiatannya meneliti, harus memulai membuat rancangan terlebih dahulu. Rancangan tersebut disebut desain penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Di dalam penelitian, maka metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Dimana menurut Winarno
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang benda-benda buatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang benda-benda buatan manusia dengan tujuan untuk merekonstruksi kehidupan masa lampau (Soebroto,1982:11). Salah satu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
44 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode modern. Kemajuan zaman yang semakin pesat mendorong umat Islam untuk berfikir aktif, Yaitu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
36 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu proses kepergian seseorang menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Hal yang mendorong kepergiannya seperti kepentingan agama,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
26 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren atau pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Kata prasasti berasal dari bahasa Sanskŗta berarti puji-pujian, tergolong dalam dokumen resmi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemahaman terhadap perjalanan sejarah, terutama masa Indonesia Kuna dapat dilakukan dengan menelaah beberapa sumber data tertulis. Sumber tertulis adalah
Lebih terperinci'; Soekanto Soerjono, Prof, Dr, SH, MA, Sosiologi Suatu Ppngantar, CV Rajawali, Jakarta, 1982.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Indonesia mempunyai sejarah kebudayaan yang telah tua, berawal dari masa prasejarah (masa sebelum ada tulisan), masa sejarah (setelah mengenal tulisan)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana
20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian, baik penelitian dengan paradigma kuantitatif maupun kualitatif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian, baik penelitian dengan paradigma kuantitatif maupun kualitatif. Penentuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liang Gie dalam Nursid (1981:75) metodologi adalah cara-cara
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut The Liang Gie dalam Nursid (1981:75) metodologi adalah cara-cara yang dipakai untuk suatu bidang ilmu sebagai studi mengenai asas-asas dasar dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa
BAB III METODOLOGI A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945 mengambil lokasi di Salatiga. B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Lebih terperinciIndikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan
SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Kelas/Semester : X1/1 Standar : 1. Menganalisis Perjalanan pada Masa Negara-negara Tradisional 1.1. Menganalisis Pengaruh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun
Lebih terperinciI. JENIS ZAKAT. A. Zakat Fithrah B. Zakat Harta
I. JENIS ZAKAT A. Zakat Fithrah B. Zakat Harta 1 II. KATEGORI ZAKAT HARTA 1. Kekayaan Uang, Emas, Perak 2. Pertanian 3. Perdagangan 4. Hasil yang dikeluarkan dari bumi (hasil tambang) dan Barang Temuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena
17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian.
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : X/1 Standar : 1. Memahami Prinsip Ilmu Pokok Kegiatan Indikator Pencapaian / Bahan/ Alat 1.1. Menjelaskan Pengertian dan Ruang Lingkup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan salah satu pusat perekonomian yang memiliki peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan salah satu pusat perekonomian yang memiliki peranan yang penting, karena mempertemukan penjual dan pembeli. Pembeli membutuhkan komoditas untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. profesionalisme Aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
30 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, Penulis mencoba berusaha menggambarkan profesionalisme Aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kabupaten Pesawaran
Lebih terperinciKISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN
KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2014 2015 MATA PELAJARAN KELAS / PROGRAM / SEMESTER ALOKASI WAKTU JENIS SOAL : SEJARAH (PEMINATAN) : X / IIS/ GASAL : 90 Menit : Pilihan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot
Lebih terperinciMENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD
MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan
Lebih terperinciB A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen
44 B A B III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen
Lebih terperinciSrivijaya. Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang. tsabit azinar ahmad-unnes
Srivijaya Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang Lokasi Palembang G. Coedes, Nilakanta Sastri, Poerbatjaraka, Slametmuljan a, OW Wolters, B Bronsons Perak, Malaysia H.G Quartich
Lebih terperinciBAB III AKSARA SUNDA
BAB III AKSARA SUNDA 3.1. Perihal Aksara Sunda Aksara Sunda atau yang disebut huruf Kaganga bukan milik sendiri maksudnya adalah aksara Sunda merupakan aksara hasil modifikasi dari aksara aksara daerah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. lokasi, pendekatan, bidang ilmu dan sebagainya. Agar suatu penelitian dapat. digunakan harus ditentukan terlebih dahulu.
35 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pada suatu penelitian terdapat banyak ragamnya tergantung dari pada tujuan, lokasi, pendekatan, bidang ilmu dan sebagainya. Agar suatu penelitian dapat mencapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan (ilmiah) yang ditempuh melalui serangkaian proses yang panjang. Kegiatan penelitian diawali dengan adanya minat untuk mengkaji secara mendalam
Lebih terperinciMATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau
MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian mengenai hubungan komunikasi pemasaran dengan kualitas daya saing UMKM merupakan penelitian survai dengan tujuan explanatory. Metode survai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi kata kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi kata kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perihal pemimpin atau cara memimpin (dari seseorang). (Sugono, 2014:1075). Kepemimpinan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Merupakan jenis penelitian deskriptif, karena penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata,
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian, maka pendekatan yang tepat untuk penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1 1. Bangunan megalithikum yang berbentuk batu bertingkat berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang disebut...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan adanya perbedaan kelebihan, dan kekurangan masing-masing pendekatan juga dikatikan dengan tujuan penelitian dan permasalahan yang diangkat,
Lebih terperinciForum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi
Forum Bina Prestasi Anggota Ikapi Pendalaman Buku Teks Tematik Pahlawanku 4E Kelas IV SD Penyusun Forum Bina Prestasi Pramita Indriani Damarasih Sumiyono Untari Teguh Purwantari Sutarman Editor Indriani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciKISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama (SMP) Alokasi Waktu : 120 menit Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Jumlah Soal : 45 soal Kurikulum
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah
21 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, karena penelitian yang mengambil obyek masa lampau pada umumnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi yang berjudul Kodifikasi Hadis Pada Masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode penelitiannya. Hal tersebut dinilai karena pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang
Lebih terperinciPEMANFAATAN MUSEUM MPU PURWA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH. Eka Ayu Violita, Sumarno, Sri Handayani
PEMANFAATAN MUSEUM MPU PURWA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH Eka Ayu Violita, Sumarno, Sri Handayani e-mail : ekaayuviolita@gmail.com Abstract Museum Mpu Purwa is one museum in the city of Malang that
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian, karena objek penelitian merupakan sumber diperolehnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya akan peninggalan kebudayaan pada jaman Hindu Budha. Kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan dalamskripsi yang berjudul Kehidupan Nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Candi merupakan istilah untuk menyebut bangunan monumental yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Candi merupakan istilah untuk menyebut bangunan monumental yang berlatar belakang Hindu atau Buddha di Indonesia, khususnya di Jawa. Orangorang di Jawa Timur menyebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu berusaha mengungkapkan kajian Kreativitas Pegawai dalam Pelayanan Perizinan di Kantor Pelayanan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan fenomena di lapangan.
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam rencana penelitian ini yaitu penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena serta untuk mengetahui
Lebih terperinci: Restu Gunawan, Sardiman AM, Amurwani Dwi L., Mestika Zed, Wahdini Purba, Wasino, dan Agus Mulyana.
Hak Cipta 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada awal abad X M. Asumsi ini berdasarkan atas penyebutan nama Matarām
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajaan Matarām Kuna merupakan salah satu kerajaan yang pernah ada di Jawa. Kerajaan Mataram Kuna diperkirakan telah berdiri sejak abad VIII dan surut pada awal abad
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. perundang-undangan, teori-teori dan konsep-konsep yang ada dan berhubungan dengan
I. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Pembahasan untuk menjawab permasalahan didalam skripsi ini, menggunakan dua macam pendekatan yaitu : Pendekatan secara normatif dilakukan dengan cara menelaah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan masyarakat masa lampau merupakan catatan sejarah yang sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau pegangan hidup bagi masyarakat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan
III. METODE PENELITIAN A.Pengertian Metode Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap permasalahan. Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam memecahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu dari bentuk media massa yang memiliki fungsi untuk menyampaikan komunikasi kepada khalayak yang bersifat massal. Majalah memiliki
Lebih terperinciSD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7
SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 1. Sejarah Sunda Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
III. METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu penelitian. Menurut Maryaeni (2005 : 58) metode adalah cara yang ditempuh peneliti
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. mempelajari beberapa peraturan perundang-undangan, teori-teori dan konsep-konsep yang
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Penulis menggunakan dua macam Pendekatan Masalah yakni, pendekatan masalah yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ingin mengetahui secara mendalam bagaimana proses staffing yang diterapkan di
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Dasar pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah
Lebih terperinciJawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
2) Guna Ekstrinsik meliputi: - Sejarah sebagai pendidikan moral - Sejarah sebagai pendidikan penalaran - Sejarah sebagai pendidikan politik - Sejarah sebagai pendidikan kebijakan - Sejarah sebagai pendidikan
Lebih terperinci