BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya
|
|
- Bambang Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya dipengaruhi oleh kebudayaan India. Salah satu pengaruh kebudayaan India ialah dalam aspek religi, yakni agama Hindu dan Buddha. Agama Hindu dan Buddha mengenal adanya bangunan suci tempat pemujaan dewa, yang di Indonesia dikenal dengan nama candi. Istilah candi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu, can d ikāgr ha. Can d ikā merupakan nama lain untuk Dewi Durga, sedangkan gr ha berarti rumah, jadi can d ikāgr ha berarti rumah untuk Dewi Can d ikā atau Dewi Durga. Adanya hubungan nama candi dengan pemujaan Dewi Can d ikā sebagai dewi maut, maka candi sering kali dihubungkan dengan kematian atau dengan kata lain, candi merupakan tempat pemakaman (Soekmono 1974, 13-14). Namun, pada penelitian lebih lanjut, candi terbukti berfungsi sebagai kuil atau tempat pemujaan, bukan sebagai tempat pemakaman sebagaimana anggapan sebelumnya (Soekmono 1974, 241). Candi sebagai tempat pemujaan, memiliki latar belakang keagamaan yang berbeda-beda. Secara umum, latar belakang keagamaan sebuah candi dapat dibagi menjadi dua, yaitu, candi yang berlatar belakang agama Hindu dan Buddha. Pada perkembangan selanjutnya, ada candi yang mempunyai dua latar belakang antara agama Hindu dan agama Buddha. Salah satu candi yang mempunyai latar belakang agama Buddha ialah Candi Plaosan. Candi ini merupakan candi agama Buddha terbesar, selain Candi Borobudur dan Candi Sewu, sehingga Candi Plaosan diduga merupakan kompleks percandian kerajaan (Wirasanti 2000, 110).
2 2 Candi Plaosan secara administratif terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kompleks Candi Plaosan terdiri dari dua kelompok bangunan yang saat ini sering disebut dengan Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul 1. Candi Plaosan Lor memiliki dua candi induk yang berderet utara-selatan, masing-masing candi induk, memiliki halaman sendirisendiri yang dibatasi pagar dengan pintu gerbang. Candi Induk memiliki tiga bilik dengan dua lantai. Pada masing-masing bilik yang ada pada lantai dasar, terdapat sebuah lapik arca yang diapit oleh dua arca batu. Selain itu, terdapat juga relung yang mungkin terdapat arca (Atmosudiro 2001, 55). Bangunan lain yang ada pada kompleks candi Plaosan ialah suatu bangunan berupa batur dengan umpak yang sering disebut dengan Candi Mandapa Plaosan 2. Bangunan Candi Mandapa Plaosan terletak di sisi utara dari Candi Induk Plaosan Lor dan menghadap ke barat. Bangunan ini berdenah persegi panjang dengan dikelilingi oleh beberapa Candi Perwara yang berbentuk stūpa. Kata mandapa berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu man d apa, yang berarti bangunan semacam aula tempat pemujaan yang terdiri dari konstruksi tiang (Liebert 1976, 168). Bangunan sejenis Candi Mandapa Plaosan banyak ditemukan pada kuil-kuil di India, sedangkan temuan bangunan suci dengan konstruksi tiang, juga ditemukan di Jawa seperti, Candi Batujaya di Karawang, Jawa Barat, Situs Ratu Boko di Sleman, DIY, dan Candi Panataran di Jawa Timur 3. Hal yang menarik pada Candi Mandapa Plaosan ialah susunan arca-arca yang berjumlah 21 arca. Arca-arca tersebut diletakkan pada suatu batur dengan denah yang berbentuk huruf U, dimana 11 buah arca menempati altar utama yang menghadap ke barat, sedangkan di samping kanan dan kirinya, masingmasing terdapat lima buah arca. Seperti umumnya bangunan yang berfungsi sebagai tempat pemujaan, arca-arca yang ditempatkan pada Candi Mandapa Plaosan merupakan obyek pemujaan. Hal ini berkaitan dengan kedudukan arca
3 3 sebagai yantra, yakni sebagai alat atau sarana yang digunakan dalam meditasi (Pott 1966, 28). Susunan arca-arca tersebut berhubungan dengan lantai ruang pada Candi Mandapa Plaosan yang membentuk pola lingkaran konsentris, ada dugaan bahwa lingkaran-lingkaran konsentris sengaja dibuat karena dilandasi adanya suatu konsep keagamaan, yaitu sebuah man d ala (Kusen, 1994/1995: 31-32). Keberadaan arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan merupakan obyek yang menarik untuk diteliti. Sampai saat ini, penelitian mengenai arca-arca yang ada pada kompleks candi Plaosan masih relatif jarang dilakukan. Tulisan mengenai arca-arca yang terdapat pada Candi Induk Plaosan pertama kali dilakukan oleh N.J. Krom, dimana pada tulisannya Inleiding tot de Hindoe- Javaansche Kunst, Krom berusaha mengidentifikasi arca-arca pada Candi Induk Plaosan Lor (Krom 1923, 7-11). Tulisan selanjutnya ditulis oleh Soediman yang membahas mengenai latar belakang keagamaan Candi Plaosan, pada tulisannya, beliau juga menyinggung masalah arca-arca bodhisattwa pada kedua Candi Induk Plaosan Lor yang mengacu pada tulisan Krom (Soediman 1976, ). Edi sedyawati juga pernah melakukan penelitian mengenai perbandingan gaya seni arca pada Candi Induk Plaosan Lor dengan arca-arca pada Candi Prambanan, yang ditulis dalam laporan penelitian yang berjudul, Perbandingan Seni Arca Rara Jonggrang dengan Plaosan Lor (1977) (Sedyawati 2009, ). Tulisan lainnya yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Parjana dalam Skripsi yang berjudul, Latar Belakang Keagamaan dan Fungsi Candi Plaosan Lor (1996), yang menyinggung mengenai arca-arca pada Candi Induk Plaosan Lor dan fungsi dari Candi Induk itu sendiri. Tulisan mengenai ikonografi di Candi Plaosan yang ditulis oleh Suaka Peninggalan Sejarah Purbakala (SPSP) Jawa Tengah (1998), dimana tulisan ini membahas mengenai tinjauan ikonografi secara umum dan ikonografi arca-arca yang terdapat pada
4 4 gudang penyimpanan arca Candi Plaosan Lor. Tulisan mengenai Kompleks Candi Plaosan juga ditulis oleh Mark Long dalam suatu artikel yang dimuat dalam situs web, yang berjudul In Praise of Candi Plaosan, dimana tulisan ini membahas mengenai arsitektur dan arca-arca Candi Plaosan. Mark Long juga mengidentifikasi mengenai arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan ( diakses pada tanggal 1 Februari 2011), namun identifikasi yang dilakukannya hanya baru sebatas dugaan, karena belum dikaji secara mendalam. Berbagai tulisan mengenai arca-arca pada Candi Plaosan, belum ada yang membahas mengenai identifikasi arca-arca Candi Mandapa Plaosan berdasarkan kajian ikonografi dan latar belakang keagamaan dari pola susunan arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan. Dapat dikatakan bahwa kajian mengenai identifikasi arca-arca yang terdapat pada Candi Mandapa Plaosan belum dilakukan secara signifikan. Tulisan yang ditulis oleh Mark Long masih sebatas dugaan dan belum diuraikan berdasarkan kajian ikonografi mengenai alasan-alasan pengidentifikasian tokoh, terutama identifikasi berdasarkan atribut yang ada pada arca. Kajian mengenai Candi Mandapa Plaosan dengan pola susunan arca-arca yang berjumlah 21 buah sangat menarik untuk dikaji karena arca-arca pada bangunan tersebut masih diragukan keaslian pola susunannya, mengingat arca-arca tersebut tidak ditemukan dalam keadaan in-situ. B. RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui atas rumusan masalah yang disusun dalam penelitian ini. Penelitian ini akan mencoba menjawab beberapa permasalahan, yaitu: ini disusun rumusan masalah, sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penggambaran arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan?
5 5 2. Apakah latar belakang konsep keagamaan penempatan arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan? 3. Apakah susunan arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan yang merupakan hasil pemugaran sesuai dengan ikonografi dan konsep keagamaan? Permasalahan tersebut akan dikaji untuk mencapai beberapa tujuan. Tujuan pertama adalah untuk mengetahui penggambaran arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan berdasarkan kajian ikonografi, yang meliputi, reidentifikasi penggambaran identitas tokoh, pemerincian ukuran, dan penggambaran arca beserta komponennya. Kajian ini diharapkan dapat mengetahui identitas tokoh dewa dalam pantheon Buddha dan gaya pengarcaan Candi Mandapa Plaosan yang dapat menunjukan keterkaitan masing-masing arca. Penelitian ini juga mengkaji mengenai konsep keagamaan yang melatarbelakangi penempatan arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan berupa konsep pantheon dalam agama Buddha. Kajian mengenai konsep keagamaan diharapkan dapat menemukan man d ala yang dipakai sebagai dasar dalam penyusunan arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan. Konsep man d ala diharapkan mampu menjadi dasar dalam menggambarkan susunan arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan. Susunan arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan merupakan susunan yang dilakukan berdasarkan teknik anastilosis yang masih diragukan keasliannya. Penelitian ini berusaha menjawab mengenai susunan arca-arca tersebut apakah sesuai dengan konsep keagamaan, yakni man d ala yang digunakan sebagai dasar penyusunan arca-arca. Hasil yang hendak dicapai ialah rekonstruksi susunan arca-arca Candi Mandapa Plaosan berdasarkan konsep man d ala yang sudah ditemukan.
6 6 C. BATASAN PENELITIAN Obyek utama penelitian ini ialah arca-arca Candi Mandapa Plaosan yang berjumlah 21 buah. Selain arca-arca yang terdapat pada Candi Mandapa Plaosan, akan dibahas juga sejumlah bangunan candi dan arca yang digunakan sebagai data pembanding dalam menganalisa arca-arca yang terdapat pada Candi Mandapa Plaosan. Data berupa Candi atau arca yang digunakan sebagai data pembanding ialah data yang dianggap relevan dengan obyek penelitian seperti memiliki kesamaan konsep keagamaan, bentuk, atau masa pembuatan. Selain data berupa arca atau bangunan, akan dikaji juga data lain berupa data tertulis seperti, prasasti dan kitab keagamaan. Data tertulis yang digunakan ialah data berupa prasasti yang berhubungan dengan Kompleks Candi Plaosan, dan data berupa kitab keagamaan yang digunakan ialah kitab keagamaan yang dinilai berisi konsep keagamaan yang sesuai dengan konteks aliran keagamaan, ruang, dan waktu dengan obyek penelitian. D. METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, yang berarti cara atau jalan. Dalam penelitian ilmiah, metode merupakan sesuatu yang berhubungan dengan cara kerja, dimana cara kerja tersebut bertujuan untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran dalam ilmu yang bersangkutan. Dalam suatu penelitian, metode merupakan hal yang penting. Penggunaan metode yang benar akan menghasilkan hasil yang berkualitas, sedangkan penggunaan metode yang tidak tepat akan menghasilkan hasil yang kurang berkualitas (Tanudirdjo 1988/1989, 52). Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis, dimana pada tahap awal penelitian dilakukan penggambaran data atau obyek penelitian,
7 7 berdasarkan fakta-fakta yang kelihatan, kemudian dilakukan langkah-langkah analitis mengenai variabel-variabel yang ada, sehingga gejala-gejala tertentu dapat terlihat dengan jelas (Tanudirdjo 1988/1989, 52; Nawawi 2003, 63). Penelitian ini menggunakan metode penalaran induktif, yaitu metode untuk menjelaskan suatu masalah berdasarkan data yang ada, sehingga menghasilkan suatu pemecahan atau generalisasi secara umum (Tanudirdjo 1988/1989, 34). Penelitian yang menggunakan metode ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan mendapatkan ide baru mengenai suatu data yang dijadikan bahan kajian (Tan 1983, 42). Secara garis besar, tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini akan dibahas dalam penyajian berikut ini. 1. Tahap Pengumpulan Data Berdasarkan cara memperolehnya, data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan. Dalam penelitian ini, data primer berupa data mengenai catatan ikonografis arca, ukuran arca, foto, dan gambar Candi Mandapa Plaosan. Data sekunder ialah data yang didapat dari sumber lain, seperti: tulisan atau karya ilmiah orang lain, laporan-laporan, denah, sketsa, dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh pihak lain. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: a. Observasi Observasi ialah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di lokasi penelitian melalui pengamatan, pencatatan, dan dokumentasi terhadap gejalagejala yang ada pada obyek penelitian. Observasi akan dilakukan pada Candi Mandapa Plaosan dan arca-arca yang terdapat pada bangunan tersebut. Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data berupa unsur-unsur ikonografis, ukuran arca beserta komponennya, dan foto arca pada Candi Mandapa Plaosan.
8 8 Selain itu, observasi juga dilakukan pada data pembanding berupa arca-arca atau bangunan yang diduga terkait dengan bangunan Candi Mandapa Plaosan. b. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data-data mengenai konsep-konsep agama Buddha dan konsep man d ala Buddha. Selain itu, studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data berupa dokumentasi Candi Mandapa Plaosan, seperti gambar dan foto atau hal lain yang terkait dengan obyek penelitian. 2. Tahap Pengolahan Data Tahap pengolahan data dilakukan dengan pengelompokan data. Data yang sudah dikelompokan, kemudian dideskripsikan secara verbal maupun dengan bantuan gambar dan tabel. Data yang dideskripsikan terlebih dahulu adalah data berupa bangunan dan arca-arca, kemudian dilanjutkan dengan pendeskripsian data yang memuat konsep-konsep keagamaan yang berkaitan dengan data sebelumnya. Setelah data dideskripsikan, kemudian dilakukan analisis dengan memadukan data yang didapatkan dari hasil observasi di lokasi penelitian, dengan data yang didapatkan melalui studi pustaka. Analisis data dilakukan dengan dengan menggunakan pendekatan ikonografi untuk mengetahui identitas arca. Analisis ikonografi dilakukan terhadap arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan dan arca-arca pembanding seperti arca pada bilik Candi Induk Plaosan Lor dan arca-arca pada candi Lain yang diketahui identitasnya melalui pendekatan ikonografi. Analisis ikonografi dilakukan terhadap arca dan komponennya untuk mengetahui gaya pengarcaan pada Candi Mandapa Plaosan. Selain itu juga dilakukan analisis kontekstual untuk mengetahui pola dan latar belakang penempatan arca-arca tersebut (Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional 2008, ). Hasil dari analisis data yang berupa indikasi-indikasi tertentu, kemudian disintesiskan dengan konsep-konsep keagamaan dalam penempatan arca-arca. Hasil sintesis
9 9 ini kemudian dilakukan interpretasi, diharapkan hasil interpretasi ini mampu menjawab rumusan masalah yang ada. 3. Kesimpulan Tahap kesimpulan merupakan tahap akhir dari penelitian ini. Pada tahap ini, akan disimpulkan hasil-hasil penelitian, yaitu: a. Ikonografi arca-arca Candi Mandapa Plaosan yang meliputi, identitas tokoh dan gaya pengarcaan. b. Latar belakang konsep keagamaan penempatan arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan yang meliputi, susunan pantheon Buddha dan man d ala yang digunakan sebagai konsep penyusunan arca. c. Kesesuaian antara susunan arca-arca pada Candi Mandapa Plaosan yang merupakan hasil pemugaran dengan ikonografi dan konsep keagamaan susunan arca-arca Candi Mandapa Plaosan. Kesimpulan yang berupa hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber acuan dalam penelitian selanjutnya, terutama penelitian mengenai Candi Mandapa Plaosan atau Kompleks Candi Plaosan secara keseluruhan.
10 10 CATATAN 1 Hasil Penelitian yang dilakukan oleh BPCB Jawa Tengah pada tahun 1993/1994, telah menemukan adanya parit yang mengelilingi kedua kelompok candi tersebut menjadi satu kesatuan, sehingga sebutan untuk Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul sebenarnya sudah tidak relevan lagi (Suaka Peninggalan Sejarah Purbakala Jawa Tengah 1998, 45). 2 Penyebutan Candi Mandapa Plaosan oleh pihak BPCB Jawa Tengah disebut dengan Bangunan Candi Pendapa, sedangkan penduduk sekitar, terutama yang telah berusia lanjut, menyebut bangunan ini dengan sebutan Candi Jago. 3 Beberapa situs arkeologi dengan latar belakang agama Buddha yang ditemukan di Sumatera hingga Semenanjung Malaya, diketahui juga ditemukan bangunan yang berupa man d apa.
BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Candi merupakan istilah untuk menyebut bangunan monumental yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Candi merupakan istilah untuk menyebut bangunan monumental yang berlatar belakang Hindu atau Buddha di Indonesia, khususnya di Jawa. Orangorang di Jawa Timur menyebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada sekitar abad IV sampai pada akhir abad XV M, telah meninggalkan begitu banyak peninggalan arkeologis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Candi merupakan peninggalan arsitektural yang berasal dari masa klasik
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Candi merupakan peninggalan arsitektural yang berasal dari masa klasik Indonesia, yaitu masa berkembangnya kebudayaan yang berlatar belakang agama Hindu-Budha, yang
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN
BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN Para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pembagian gaya seni candi masa Majapahit maupun Jawa Timur antara lain adalah: Pitono Hardjowardojo (1981), Hariani Santiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Jawa kaya akan peninggalan-peninggalan purbakala, di antaranya ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini tersebar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. m.dpl. dan dikelilingi oleh Pergunungan Api Dieng. Secara administratif Plato
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Plato 1 Dieng merupakan sebuah dataran tinggi yang berada di atas 2000 m.dpl. dan dikelilingi oleh Pergunungan Api Dieng. Secara administratif Plato Dieng berada
Lebih terperincidi JAW A TE N GAH S E LATAN
C AN D I C AN D I di JAW A TE N GAH S E LATAN CANDI MENDUT Letak : kec. Mungkid, kab. Magelang + 2 km dari Candi Borobudur Hubungan dengan Candi Borobudur Dari segi paleografis tulisan ada persamaan (tulisan-tulisan
Lebih terperinciBAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN
BAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN Tinjauan seni bangun (arsitektur) kepurbakalaan di Padang Lawas dilakukan terhadap biaro yang masih berdiri dan
Lebih terperinciBAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA
BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA 3.1. Tata letak Perletakan candi Batujaya menunjukkan adanya indikasi berkelompok-cluster dan berkomposisi secara solid void. Komposisi solid ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang Pernyataan Masalah.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi.kompleks Candi Prambanan telah tercatat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipungkiri membawa pengaruh besar terhadap bidang arsitektur dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Masuknya agama Hindu dan Buddha yang berasal dari India, tidak dipungkiri membawa pengaruh besar terhadap bidang arsitektur dan kesenian periode Klasik di Indonesia.
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1992 TENTANG PENGELOLAAN TAMAN WISATA CANDI BOROBUDUR DAN TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN SERTA PENGENDALIAN LINGKUNGAN KAWASANNYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Indonesia yang strategis terletak di antara benua Asia dan Australia, sehingga menyebabkan berbagai suku bangsa telah memasuki kepulauan nusantara mulai dari
Lebih terperincilebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks
3 Relief menjadi media penyampaian pesan karena merupakan media yang lebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks lebih sulit karena diperlukan pengetahuan tentang bahasa
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 1 TAHUN 1992 TENTANG PENGELOLAAN TAMAN WISATA CANDI BOROBUDUR DAN TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN SERTA PENGENDALIAN LINGKUNGAN KAWASANNYA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa candi-candi
Lebih terperinciANALISIS BATU BATA. A. Keletakan
ANALISIS BATU BATA Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat dipastikan bahwa di Situs Sitinggil terdapat struktur bangunan berciri masa prasejarah, yaitu punden berundak. Namun, berdasarkan pada hasil
Lebih terperinci'; Soekanto Soerjono, Prof, Dr, SH, MA, Sosiologi Suatu Ppngantar, CV Rajawali, Jakarta, 1982.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Indonesia mempunyai sejarah kebudayaan yang telah tua, berawal dari masa prasejarah (masa sebelum ada tulisan), masa sejarah (setelah mengenal tulisan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah Prambanan yang meliputi Kabupaten Sleman DIY dan. Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah merupakan suatu wilayah yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Wilayah Prambanan yang meliputi Kabupaten Sleman DIY dan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah merupakan suatu wilayah yang kaya akan situs-situs arkeologi baik yang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar
Lebih terperinciINTERAKSI KEBUDAYAAN
Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tempat wisata, meliputi wisata alam, budaya hingga sejarah ada di Indonesia. Lokasi Indonesia yang berada di daerah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah dan Budaya Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia. Semakin jelas harmonisasi dan
Lebih terperinciBAB 3: TINJAUAN LOKASI
BAB 3: TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Kantor PT. Taman Wisata Candi Prambanan Borobudur dan Ratu Boko Yogyakarta 2.1.1 Profil Kantor PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko PT. Taman Wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak hal yang diungkapkan melalui relief. Ada yang berhubungan
BAB I PENDAHULUAN Banyak hal yang diungkapkan melalui relief. Ada yang berhubungan langsung dengan keadaan yang kini dapat ditemukan di Jawa atau di tempat lain, tetapi sebagian lainnya hanya dapat ditelusuri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu tinggal secara tidak menetap. Semenjak itu pula
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA RELIEF TOKOH PADA BILIK CANDI INDUK PLAOSAN LOR: SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA RELIEF TOKOH PADA BILIK CANDI INDUK PLAOSAN LOR: UPAYA IDENTIFIKASI DARI PERSPEKTIF KEAGAMAAN SKRIPSI diajukan untuk melengkapi persayaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora SITA
Lebih terperinciPertemuan X & XI Contoh Kasus candi-candi Periode Jawa Timur
Pertemuan X & XI Contoh Kasus candi-candi Periode Jawa Timur Universitas Gadjah Mada 1 X dan XI. Contoh Kasus Candi Periode Jawa Timur Candi Kidal Candi Kidal terletak di desa Rejokidul, Kecamatan Tumpang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara
Lebih terperinciIII. TEMA KONSEP Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah Soul Of The Temple, dimana penjabarannya adalah sebagai berikut : - Soul : Jiwa, ada
Pengembangan Kawasan Candi Plaosan, Klaten, Jawa Tengah Panggih Aprillyanto, Ir. Arief Rahman, MT., Lilik Setiawan HP, ST., MT. Jurusan Teknik Arsitektur FTSP UG Jln. Akses UI Kelapa Dua, Depok INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya akan peninggalan kebudayaan pada jaman Hindu Budha. Kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif, sehingga dalam penelitian ini dilakukan dalam dua bagian, yang pertama adalah penelitian lapangan dan yang kedua adalah penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. BAB I
BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa yang memiliki kekayaan akan peninggalan kebudayaan. Bentuk dari peninggalan kebudayaan dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah kebudayaan di Nusantara terus mengalami perkembangan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah kebudayaan di Nusantara terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Seperti yang telah kita ketahui bahwa perkembangan kebudayaan tersebut secara kronologis
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Akhirnya penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan proposal ini.
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Alloh S.w.t,karena berkat taufik serta hidayah-nya dan pertolongan-nya kami bias menyusun proposal ini.sholawat serta salam mudah-mudahan senantiasa tercurahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya
Lebih terperinciSD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7
SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 1. Sejarah Sunda Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Tema Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi. 3.1.1 Arsitektur Heritage Perencanaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tatanan Lanskap Situs Ratu Boko
36 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tatanan Lanskap Situs Ratu Boko 5.1.1 Karakteristik Lanskap Alami Situs Ratu Boko diduga telah dihuni sejak tahun 700 Masehi sampai dengan 1400 Masehi. Secara administratif,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kerangka berpikir Arkeologi maka digunakan penelitian kualitatif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan masalah yang dikaji pada penelitian ini, yang merupakan deskripsi dari peragaan busana pada relief Candi Panataran dengan menggunakan kerangka
Lebih terperinciGb 3.9 Denah Candi Jiwa
Gb 3.9 Denah Candi Jiwa Jika dibandingkan dengan candi-candi periode Mataram Kuno, candi dengan denah berpintu empat merupakan candi yang istimewa, seperti halnya candi Siwa Prambanan yang bersifat Hindu,
Lebih terperinciRILIS PERS: Rekomendasi FGD Pemasangan Kembali Chattra pada Stupa Induk Candi Borobudur, Yogyakarta, 2-3 Februari 2018
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Konservasi Borobudur RILIS PERS: Rekomendasi FGD Pemasangan Kembali Chattra pada Stupa Induk Candi Borobudur, Yogyakarta, 2-3
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Candi prambanan adalah candi bercorak hindu yang terdapat di kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, salah satu candi Hindu terbesar yang ada di Indonesia. Letak
Lebih terperinciKONDISI CANDI BOROBUDUR SEBELUM PEMUGARAN II
233 KONDISI CANDI BOROBUDUR SEBELUM PEMUGARAN II Oleh : Tukidjan Wakil Kepala Sektor Tekno Arkeologi Proyek Pemugaran Candi Borobudur CCandi Borobudur merupakan warisan dunia PENDAHULUAN (World Heritage)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penggambaran proses budaya masa lalu (Binford, 1972: 78-79). 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peninggalan hasil kebudayaan manusia di Indonesia sangat banyak tetapi yang dapat dijadikan sebagai data arkeologis sangat terbatas, salah satunya adalah relief yang
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama matakuliah Kode/SKS Status mata kuliah Deskripsi Singkat : ARKEOLOGI HINDU-BUDDHA : BDP 1107/ 2 SKS : Wajib : Pengenalan tinggalan arkeologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang turut mengembangkan perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gedung bouwpleog..., Yuri Arief Waspodo, FIB UI, 2009
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari sisa-sisa peninggalan budaya masa lalu untuk mengungkapkan kehidupan masyarakat pendukung kebudayaannya serta berusaha untuk
Lebih terperinciBAB III: TINJAUAN LOKASI
BAB III: TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Taman Wisata Prambanan 3.1.1. Profil Taman Wisata Prambanan Gagasan pendirian PT. TWCBPRB ini diawali dengan adanya Proyek Pembangunan Taman Wisata Candi Borobudur
Lebih terperinciCagar Budaya Candi Cangkuang
Cagar Budaya Candi Cangkuang 1. Keadaan Umum Desa Cangkuang Desa Cangkuang terletak di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain
Lebih terperinciKONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus
30 KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Wilayah perencanaan situs Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jarak kompleks candi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya peninggalan peninggalan sejarah yang tersebar luas hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, namun banyak juga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta memiliki banyak bangunan monumental seperti Tamansari, Panggung Krapyak, Gedung Agung, Benteng Vredeburg, dan Stasiun Kereta api Tugu (Brata: 1997). Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerus meningkat, memerlukan modal yang besar jumlahnya. Pengembangan kepariwisataan merupakan salah satu alternatif yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tentu tidak terlepas dari kegiatan pembangunan. Dewasa ini pembangunan di Indonesia meliputi pembangunan di segala bidang
Lebih terperinciTINJAUAN PERATURAN / KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PRAMBANAN DAN SEKITAR
TINJAUAN PERATURAN / KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PRAMBANAN DAN SEKITAR Peraturan/ Kebijakan Terkait 1. JICA 1979 2. KEPPRES NO.1, Tahun 1992 3. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya Allah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. kebudayaan India yang dipengaruhi agama Hindu-Budha (Pamungkas, 1986: 7).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masa klasik yang berkembang di Nusantara dipengaruhi oleh masuknya kebudayaan India yang dipengaruhi agama Hindu-Budha (Pamungkas, 1986: 7). Masa ini berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,
Lebih terperinciJENIS KOLEKSI KETERANGAN UKURAN SKALA GAMBAR RUANG TRANSISI A. Dimensi obyek = 5m x 2m 1 :1. diorama 1 : 1. Dimensi 1 vitrin B = 1,7 m x 1,2 m 1 : 1
LAMPIRAN JENIS KOLEKSI KETERANGAN UKURAN SKALA GAMBAR RUANG TRANSISI A Gua + Relief Relief bercerita tentang peristiwa sejarah manusia purba (bagamana mereka hidup, bagaimana mereka tinggal, dll) 5m x
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arsitektur merupakan hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, sebuah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitektur merupakan hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, sebuah perancangan yang mencakup pengubahan-pengubahan terhadap lingkungan fisik, arsitektur dapat dianggap
Lebih terperinciMOTIF HIAS PADA PELIPIT CANDI CORNICE AND PLINTH DECORATIVE MOTIFS ON TEMPLE
MOTIF HIAS PADA PELIPIT CANDI CORNICE AND PLINTH DECORATIVE MOTIFS ON TEMPLE T.M. Rita Istari Balai Arkeologi Yogyakarta ritaistari@yahoo.com ABSTRACT Decorative motifs found in Hindu and Buddhist temples,
Lebih terperinciCAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan CAGAR BUDAYA Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Boyolali, 29 Maret 2017 1 April 2017 Daftar
Lebih terperinciPertemuan IX. Contoh Kasus candi-candi Periode Jawa Tengah. Universitas Gadjah Mada 1
Pertemuan IX Contoh Kasus candi-candi Periode Jawa Tengah Universitas Gadjah Mada 1 IX. Contoh kasus candi-candi Periode Jawa Tengah. a. Peninggalan candi Canggal, candi Dieng, Candi kalasan, situs Ratu
Lebih terperinciDAFTAR INVENTARIS BCB TAK BERGERAK DI KABUPATEN BANTUL
DAFTAR INVENTARIS BCB TAK BERGERAK DI KABUPATEN BANTUL No Nama Benda Astronomis Alamat Nama Pemilik 1 Candi Ganjuran X : 425010 Y : 9123794 2 Masjid Pajimatan X : 433306 Y : 9124244 3 Kompleks Makam Imogiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan warisan budaya. Salah satu warisan budaya yang penting adalah bangunan-bangunan candi yang merupakan tinggalan dari
Lebih terperinciAlkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Alkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram Fenyta Rizky Rahmadhani fenyta25@gmail.com Jurusan Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perancangan dan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA BEJIJONG KECAMATAN TROWULAN MOJOKERTO DAN KEBEBERDAAN CANDI BRAHU
19 BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA BEJIJONG KECAMATAN TROWULAN MOJOKERTO DAN KEBEBERDAAN CANDI BRAHU A. Letak Geografis Kondisi umum daerah penelitian di deskripsikan bertujuan untuk memberikan gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. bagaimana cara menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan pengunjung?
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Candi Prambanan adalah salah satu candi terbesar yang ada di Indonesia dan merupakan salah satu situs kebanggaan yang dimiliki Indonesia baik sebagai objek wisata maupun
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA CANDI MIRI GAMBAR : TINJAUAN ARSITEKTUR PERCANDIAN MAJAPAHIT ABAD KE M SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA CANDI MIRI GAMBAR : TINJAUAN ARSITEKTUR PERCANDIAN MAJAPAHIT ABAD KE-14-15 M SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora. TAOFIK HIDAYAT 0705030481
Lebih terperinciARSITEKTUR DAN FUNGSI CANDI PARI DENGAN CANDI RIMBI PADA MASA MAJAPAHIT (ARCHITECTURE AND FUNCTION OF RIMBI WITH PARI TEMPLE IN THE MAJAPAHIT AGE)
ARSITEKTUR DAN FUNGSI CANDI PARI DENGAN CANDI RIMBI PADA MASA MAJAPAHIT (ARCHITECTURE AND FUNCTION OF RIMBI WITH PARI TEMPLE IN THE MAJAPAHIT AGE) Muhammad Hermanto (toher4n@yahoo.co.id) Minun Iswanto
Lebih terperinciVerifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Verifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah Foto tanggal 06 07 Agustus 2016 Pusat Data dan
Lebih terperinciAPLIKASI PETA TEMATIK UNTUK PARIWISATA (KASUS APLIKASI PETA LOKASI DAN. Absatrak
APLIKASI PETA TEMATIK UNTUK PARIWISATA (KASUS APLIKASI PETA LOKASI DAN WAKTU TEMPUH BAGI PELAKU JASA WISATA DI KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO KABUPATEN SEMARANG) Rahma Hayati Jurusan Geografi FIS UNNES Absatrak
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penggunaan ragam hias sebagai simbol dapat menjadi landasan berpikir dalam mendesain sehingga para desainer dan arsitek dapat mengambil dan mengungkapkan nilai-nilai dalam karyanya. Faktor sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Rekonstruksi kehidupan masa lalu manusia merupakan pekerjaan yang tidak putus bagi akademisi dan peneliti dari disiplin arkeologi. Arkeologi melakukan
Lebih terperinciPerkembangan Arsitektur 1
Perkembangan Arsitektur 1 Minggu ke 5 Warisan Klasik Indonesia By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST, MT Material Arsitektur Klasik Indonesia Dimulai dengan berdirinya bangunan candi yang terbuat dari batu maupun
Lebih terperinciPERSEBARAN SITUS DI KABUPATEN BANTUL DAN ANCAMAN KERUSAKANNYA 1 OLEH: RIRIN DARINI 2
PENDAHULUAN PERSEBARAN SITUS DI KABUPATEN BANTUL DAN ANCAMAN KERUSAKANNYA 1 OLEH: RIRIN DARINI 2 Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya (cultural heritage), yang berasal dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar masyarakatnya tidak memeluk suatu agama atau kepercayaan tertentu. Namun, bukan berarti kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam seni amat dipengaruhi oleh rasa (feeling, emotion).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan proses cipta-rasa-karya, seperti juga sains dan teknologi, seni tidak akan ada apabila manusia tidak dianugerahi daya cipta. Yang membedakan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu paradigma arkeologi sebagai ilmu yang mempelajari masa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu paradigma arkeologi sebagai ilmu yang mempelajari masa lampau adalah merekonstruksi kehidupan masa lalu. Rekonstruksi kehidupan masa lalu yang dimaksud
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan
BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Perancangan adalah fase pertama dalam pengembangan rekayasa produk atau sistem. Kata perancangan berasal dari kata kerja merancang yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1 BENTUK CANDI PRAMBANAN DAN BOROBUDUR (15 Februari 2009)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esensi dari Pondok Wisata adalah sebuah wadah yang berupa unit hunian sebagai pendukung bagi kawasan/kompleks sekitar wisata yang berbentuk pondok penginapan. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan hukum lingkungan tidak dapat dipisahkan dari gerakan sedunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hukum lingkungan tidak dapat dipisahkan dari gerakan sedunia dalam memberikan perhatian yang lebih besar kepada lingkungan hidup, mengingat kenyataan
Lebih terperinciFungsi agama dalam pemerintahan pada masa kejayaan majapahit (abad ke-14 masehi) HB. Hery Santosa
Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Fungsi agama dalam pemerintahan pada masa kejayaan majapahit (abad ke-14 masehi) HB. Hery Santosa Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id=74007&lokasi=lokal
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
103 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Museum Taman Prasasti adalah salah satu museum di Jakarta yang mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri. Daya tarik tersebut berupa lokasi museum yang
Lebih terperinci87 Universitas Indonesia
BAB 4 PENUTUP Kepurbakalaan Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa merupakan perpaduan dari kebudayaan Islam dengan kebudayaan lokal atau kebudayaan lama yaitu kebudayaan Hindu-Buddha. Perpaduan dua
Lebih terperinciABSTRAK PERANCANGAN MEDIA PROMOSI CANDI MUARA TAKUS PROVINSI RIAU. Oleh: Elvin Winardy
ABSTRAK PERANCANGAN MEDIA PROMOSI CANDI MUARA TAKUS PROVINSI RIAU Oleh: Elvin Winardy 1064086 Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak peninggalan sejarah. Salah satu peninggalan bersejarah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan suatu ritus kehidupan yang dilalui baik oleh individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu ritus kehidupan yang dilalui baik oleh individu maupun oleh kelompok masyarakat, sehingga melalui ritus kehidupan, kebudayaan dapat dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para
Lebih terperinciCermin Retak Pengelolaan Benda Cagar Budaya
Cermin Retak Pengelolaan Benda Cagar Budaya Oleh: Jajang Agus Sonjaya, M.Hum. (Dosen Arkeologi FIB UGM dan Staf Peneliti Sosial Budaya PSAP UGM) Tanggal 19 Februari 2005 Pusat Studi Asia Pasifik (PSAP)
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR SENI DI KAWASAN TAMAN PURBAKALA RATU BOKO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik DIAJUKAN OLEH :
Lebih terperinciPETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA
PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA IPS Nama :... Kelas :... 1. Kerajaan Kutai KUTAI Prasasti Mulawarman dari Kutai Raja Kudungga Raja Aswawarman (pembentuk keluarga (dinasti)) Raja
Lebih terperinciPENEMUAN SEBUAH CANDI BATA DI DAERAH PANTURA JAWA TENGAH THE FINDING OF BRICK CONSTRUCTED TEMPLE IN THE NORTHERN COASTAL OF CENTRAL JAVA
PENEMUAN SEBUAH CANDI BATA DI DAERAH PANTURA JAWA TENGAH THE FINDING OF BRICK CONSTRUCTED TEMPLE IN THE NORTHERN COASTAL OF CENTRAL JAVA T.M. Rita Istari Balai Arkeologi Yogyakarta ABSTRACT The discovery
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman
46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Kabupaten Sleman Gambar 4.1 Peta Kabupaten Sleman Kota Sleman terletak antara 110 33 00 sampai
Lebih terperincipada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad
Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu wilayah yang mendapat pengaruh kebudayaan India. Kebudayaan India masuk ke Indonesia membawa pengaruh terhadap kehidupan keagamaan di
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan oleh beberapa peneliti, di antaranya Inda Citraninda Noerhadi meneliti
BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian ataupun penelitian tentang busana pada relief candi sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, di antaranya Inda Citraninda Noerhadi meneliti busana pada relief Candi Borobudur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari jumlah wisatawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid
Lebih terperinciANALISIS ARCA DWARAPALA CANDI SEWU DAN PLASOAN JAWA TENGAH
ANALISIS ARCA DWARAPALA CANDI SEWU DAN PLASOAN JAWA TENGAH ANALYSIS OF DWARAPALA STATUE AT SEWU AND PLASOAN, CENTRAL JAVA Oleh: Riyanti, psr fbs uny. Email: Riyantiden@gmail.com Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinci