BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. De Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography
|
|
- Ida Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan tinjauan terhadap beberapa pustaka yang dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan ini. Digunakannya sumber pustaka dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber acuan yang berkaitan dengan penelitian sangat diperlukan untuk memperoleh petunjuk dan perbandingan sesuai dengan permasalahan serta sebagai data sekunder dalam sebuah penelitian. Kajian tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menelusuri data yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Berdasarkan pustaka tersebut kemudian dicari data, konsepsi, dan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. Adapun beberapa sumber pustaka yang digunakan adalah sebagai berikut. De Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography yang memuat mengenai huruf-huruf yang digunakan dalam prasasti dari masa ke masa mulai yang tertua hingga yang termuda. Beberapa contoh seperti mengenai huruf pallawa muda, pallawa tua, kawi muda, dan kawi tua. Adapula huruf lainnya yakni pranegari, dewanagari, tamil, dan arab. Buku ini dapat dijadikan acuan sebagai tinjauan pustaka dikarenakan dapat mempermudah penulis dalam menjawab permasalahan mengenai aspek kebahasan dalam prasasti Batu Jimbar. Dalam bukunya yang lainnya, Paleography as an Auxiliary Discipline in Reasearch on Early South East Asia yang membahas mengenai tentang kegunaan dan manfaat dari sebuah tulisan sebagai ilmu bantu dalam memecahkan masalah- 12
2 13 masalah yang muncul pada awal masa klasik di Asia Tenggara. Walaupun kajian utamanya tersebut Asia Tenggara tetapi fokus utama dari tulisan tersebut ialah Indonesia. Astra (1981) dalam artikelnya yang berjudul Sekilas tentang perkembangan Aksara Bali dalam Prasasti, yang menguraikan bahwa prasasti tersebut digunakan sebagai sumber primer pada hakekatnya ialah sejenis dokumen yang terbit dalam kurun waktu tertentu. Aksara Bali Kuno juga merupakan suatu produk kebudayaan yang telah mengalami perubahan dan perkembangan dari masa ke masa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kemudian dalam artikel ini secara garis besar penulis membedakan enam tipe aksara yaitu : (1) tipe aksara Bali Kuno tertua, (2) tipe aksara Bali Kuno tegak, (3) tipe aksara Bali Kuno yang berkembang sejak akhir abad X sampai perempat pertama abad XII, (4) tipe aksara Bali Kuno yang berkembang sejak pertengahan abad XII sampai akhir abad XIII, (5) tipe aksara Bali Kuno sejak abad XIII sampai pertengahan abad XIV, dan yang terakhir (6) tipe aksara Bali Kuno sejak pertengahan abad XIV sampai akhir abad ke XV. Dijelaskan juga bahwa aksara Bali Kuno ialah suatu produk kebudayaan yang telah mengalami perubahan dan perkembangan dari masa ke masa yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni perkembangan teknologi, perubahan nilai keindahan atau nilai estetika oleh masyarakat, dan kecenderungan manusia menyederhanakan hasil karyanya. Mardiwarsito dan Harimurti (1984) dalam bukunya yang berjudul Struktur Jawa Kuna, menguraikan tentang sejarah Bahasa Jawa Kuna serta fonologi yang meliputi uraian tentang abjad, ejaan, ucapan, fonotaktik, dan morfofonemik.
3 14 Selain itu dipaparkan juga mengenai bentukan-bentukan kata yang dipandang dari sudut kelas kata, frase berpola asli dan berpola Sanskerta, serta kata berafiks. Pustaka ini sangat membantu penulis dalam memecahkan masalah penelitian yang terkait dengan aspek kebahasaan dari prasasti Batu Jimbar. Astra (1997) dalam disertasinya yang berjudul Birokrasi Pemerintahan Bali Kuno Abad XII-XIII: Sebuah Kajian Epigrafis, yang memaparkan mengenai sistem birokrasi pada masa Bali Kuno. Disertasi tersebut juga memeparkan mengenai kehidupan masyarakat Bali Kuno yang meliputi kehidupan sosial, agama/religi, dan sistem ekonomi. Pustaka ini digunakan untuk membantu memecahkan permasalahan penelitian yang kedua terkait dengan aspek sosial budaya khususnya dalam prasasti Batu Jimbar terkait dengan sistem pemerintahan (birokrasi). Pustaka selanjutnya yang digunakan ialah artikel Suarbhawa (2000) dengan judul Teknik Analisis Prasasti memuat mengenai langkah-langkah teknik analisis prasasti. Dikatakan juga bahwa untuk dapat dijadikan sumber sejarah yang layak prasasti haruslah diolah sedemikian rupa melalui empat proses yang cukup panjang. Langkah awal dari teknik tersebut ialah analisis ekstern atau analisis fisik dari sebuah prasasti yakni liputan mengenai bahan, aksara, lingkungan, metrik, dan tanda-tanda khusus. Melalui analisis ini dapat juga mengetahui keadaan dari suatu prasasti tersebut. Kemudian tahap selanjutnya dilakukan analisis intern atau analisis non fisik yaitu prasasti yang dialih aksarakan secermat mungkin disesuaikan dengan kaidah-kaidahnya, kemudian disertai berbagai macam catatan alih aksaranya seperti huruf-huruf yang rusak,
4 15 salah tulis, dan perbedaan pembacaan maupun penulisan dengan perbandingan prasasti lainnya. Tahap selanjutnya yaitu menerjemahkan prasasti dari bahasa sumber ke bahasa sasaran yang disertai dengan catatan terjemahan. Melalui terjemahan yang masuk akal, dan teruji dari segala perbandingan serta diinterpretasikan dalam suatu bentuk pemaparan yang logis ini maka akan diketahuilah isi dari prasasti tersebut. Digunakannya pustaka tersebut dijadikan acuan dalam mengkaji dan menganalisis objek penelitian yaitu berupa Prasasti Batu Jimbar. Tara Wiguna (2002) dalam artikel yang berjudul Perkembangan Aksara Bali dalam sebuah bunga rampai yang menyatakan aksara Bali yang berkembang didaerah Bali dari segi bentuk merupakan pengembangan aksara Pallawa. Apabila diperhatikan dan dikaji secara seksama dari masa ke masa bahkan waktu ke waktu mengalami perubahan dari bentuk yang sederhana mengarah kebentuk variasi. Berdasarkan sejumlah prasasti dapat diketahui bahwa jumlah aksara Bali Kuno sebanyak 37 buah yang terdiri dari konsonan yang bersuara berjumlah 28 buah, vokal 6 buah, dan semi vocal 3 buah. Dari jumlah aksara tersebut sementara ini dapat dikelompokkan menjadi 6 tipe menurutnya yaitu : (1) tipe aksara Bali Kuno tertua, (2) tipe aksara tegak, agak persegi, (3) tipe aksara bentuknya halus, rapi, dan ditata agak miring, (4) tipe aksara dengan bentuk sempurna, agak persegi, dipahat halus, agak miring, rapi dan indah, (5) tipe aksara dengan bentuk dasar persegi agak kasar dan besar, (6) tipe aksara dengan prototype aksara Majapahit.\ Pustaka selanjutnya yang dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan ini ialah artikel yang berjudul Satu Lempeng Tembaga Prasasti Desa Pangsan yang
5 16 ditulis oleh Suarbhawa (2007) dalam tulisan ini diuraikan mengenai alih aksara, alih bahasa, ejaan, dan kesastraan yang termuat dalam prasasti Pangsan. Kemudian dalam kesastraannya hal-hal yang dimaksudkan kesastraan ialah yang bersangkutan dengan paleografi dan ejaan. Dalam artikel ini juga termuat tulisan J.G.de Casparis yang mengemukakan perioderisasi aksara atas lima pembabakan yaitu : (1) periode tertua yang berlangsung sejak abad IV sampai dengan pertengahan abad VIII. Dalam periode ini berkembang aksara Pallawa yang berasal dari India Selatan. Aksara Pallawa ini dibedakan atas dua fase yaitu aksara pallawa awal abad IV-V dan aksara pallawa belakangan abad V-VIII, (2) Periode aksara Kawi yang berlangsung sejak pertengahan abad VIII hingga perempat abad X. Dengan dua fase yaitu aksara kawi awal yang dicirikan dengan bentuk yang kaku, bentuknya masih kuno, kemudian yang kedua ialah bentuk standar aksara kawi awal yang terlihat pada prasasti yang terbit di Jawa Tengah, (3) Periode aksara Kawi belakangan yang berlangsung kira-kira tahun , (4) periode perkembangan aksara yang terpakai dalam prasasti yang terbit sekitar jaman Majapahit dan beberapa aksara regional, (5) Periode perkembangan aksara Indonesia sejak tahun Pada masa ini bagian wilayah di Indonesia berkembang aksara Tamil dari India Selatan, dan juga aksara Arab yang dibawa oleh para pedagang dan penyebar agama Islam. Kajian pustaka yang telah dipaparkan diatas berguna dalam penelitian ini, baik sebagai kerangka berpikir penulis dapat pula dijadikan sebagai data pembanding. Khususnya mengenai alih bahasa, afiksasi, dan ejaan dalam sebuah penelitian prasasti.
6 Konsep Konsep merupakan rancangan teknis yang diberikan batasan atas dalam suatu penelitian yang juga merupakan bagian dari kerangka teori. Adanya konsep dalam penelitian ini merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena melalui konsep tersebut akan didapatkan batasan pengertian yang dijelaskan dalam penelitian ini, sehingga pembuatan pembatasan konsep ini dibuat untuk mencegah kesalahpahaman. Berdasarkan judul penelitian di atas ada beberapa konsep yang perlu mendapat penjelasan, yaitu : 1) Prasasti Batu Jimbar, 2) Kajian Epigrafi, 3) Sosial Budaya Prasasti Batu Jimbar Kata prasasti terbentuk atas preposisi pra yang berarti dihadapan, dan kata kerja sams yang berarti memuji (McDonnel dalam Nirmala, 2015:13). Kata prasasti secara harfiah mengandung kata-kata pujian. Prasasti merupakan putusan resmi yang tertulis atau terpahatkan di atas batu dan logam yang dirumuskan dengan kaidah-kaidah tertentu yang dikeluarkan oleh seorang Raja yang biasanya berisi putusan-putusan penting berdasarkan isi dan struktur prasasti dapat diungkap beberapa aspek sosial budaya pada masa lalu diantaranya ialah kronologi sejarah kehidupan masa lalu, organisasi sosial kemasyarakatan yang meliputi struktur pemerintahan termasuk jenis jabatan, hak dan kewajiban pejabat dan rakyat, system mata pencaharian hidup, sistem religi, kekerabatan dan pembagian waris. Batu Jimbar merupakan sebuah wilayah yang termasuk dalam wilayah Banjar Bet Ngandang, Desa Pekraman Intaran, Sanur Kauh Denpasar Selatan.
7 18 Selanjutnya prasasti ini juga disebut dengan Prasasti Bet Ngandang. Prasasti Batu Jimbar ini merupakan prasasti yang terbagi atas dua kelompok, kelompok I terdiri atas lima lempeng dan kelompok II terdiri atas satu lempeng prasasti yang memuat mengenai aspek sosial budaya yang meliputi hak dan kewajian yang harus dilaksanakan oleh penduduk pada masa itu. Konsep prasasti Batu Jimbar yang dimaksud disini ialah prasasti merupakan suatu putusan yang sangat resmi bersifat autentik yang dikeluarkan oleh seorang Raja yang bersifat sakral karena disertai dengan upacara-upacara tertentu dalam pengukuhannya yang biasanya berisikan mengenai berbagai aspek kehidupan yang terjadi pada masa itu. Dari isi prasasti dapat digali mengenai keadaan sosial masyarakatnya, salah satunya ialah hak dan kewajiban yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh masyarakat yang dianugrahi prasasti tersebut Kajian Epigrafi Kajian epigrafi yang dimaksud ini adalah bagian historis yang menggunakan data prasasti sebagai sumber primer. Epigrafi merupakan cabang ilmu dari arkeologi yang mengkhususkan dirinya untuk melakukan studi mengenai dokumen tertulis yang logis yang disebut dengan prasasti. Berdasarkan hal tersebut untuk mengetahui isi dari sebuah prasasti akan lebih baik terlebih dahulu harus memahami jenis, bentuk, ragam, dan perkembangan tulisan kuno yang terdapat pada prasasti tersebut, sehingga studi paleografi sangat diperlukan dalam penulisan ini. Dalam hal ini paleografi juga merupakan bidang ilmu yang mempelajari jenis, bentuk, dan ragam tulisan yang ditulis di atas bahan yang keras. Aksara merupakan sistem tanda gratis yang dipakai manusia untuk
8 19 berkomunikasi dan sedikit banyak mewakili ujaran (Wiguna, 2002:10 ). Aksara dan bahasa mempunyai kaitan yang erat. Aksara merupakan salah satu jenis simbol visual dari bahasa. Tidak hanya ragam aksara yang dipelajari dalam paleografi tersebut melainkan mengenai pendeskripsian, analisis, dan menafsirkan tulisan kuno baik berupa naskah maupun catatan-catatan singkat yang hanya terdiri atas beberapa kata yang lebih menekankan pada rekonstruksi huruf, abjad, aksara (Wiguna, 2010:9). Konsep epigrafi yang dimaksud disini ialah ilmu yang mempelajari tulisan kuno pada prasasti Batu Jimbar yang ditulis di atas lempengan tembaga dan lebih menitikberatkan pada isi dan memiliki tujuan untuk mengungkapkan aspek sosial budaya masyarakat pada masa lampau secara holistik Sosial Budaya Sosial budaya terdiri atas dua akar kata yaitu sosial dan budaya yang memiliki perbedaan arti. Pengertian sosial merupakan tentang individu yang saling berhubungan. Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang bertalian dengan sistem hidup bersama atau atau hidup bermasyarakat dari orang atau sekelompok orang yang didalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilai-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya. Budaya merupakan istilah dari kebudayaan yang berarti budi yang berkaitan dengan akal budi manusia. Istilah sosial budaya dalam hal ini sangat berkaitan erat dengan kebudayaan. Oleh karena kebudayaan tersebut merupakan suatu sistem, maka dalam menelaah istilah sosial budaya harus mempertimbangkan kaitanya dengan unsur kebudayaan lainnya seperti ekonomi, sistem organisasi sosial, religi,
9 20 dan lain sebagainya. Adanya hubungan timbal balik antara masyarakat dan kebudayaan, maka telaah mengenai istilah sosial budaya harus pula memperhatikan masyarakat pendukungnya. Sebagai salah satu unsur kebudayaan, wujud atau bentuk hubungan timbal balik ini terjalin erat antara kebudayaan dan masyarakat pendukungnya. Konsep sosial budaya yang dimaksud dalam penelitian ini ialah suatu sistem yang berlaku didalam masyarakat pada masa lalu yang bersifat resmi yang mampu mengatur kehidupan mereka pada masa itu. 2.3 Landasan Teori Teori merupakan suatu usaha untuk menerangkan atau menggambarkan pengalaman atau ide untuk menerangkan bagaimana peristiwa itu terjadi. Teori yaitu penggambaran terbaik atau suatu keadaan berdasarkan pengamatan yang sistematik. Sudah menjadi suatu tradisi bahwa dalam proses kerja ilmiah atau penelitian, kehadiran teori sangat mutlak diperlukan, teori sama pentingnya dengan metode. Teori merupakan suatu alat untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian, sedangkan metode merupakan cara yang dipakai dalam pemecahannya. Ketepatan dalam pemakaian teori dapat mempermudah dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi untuk mengungkapkan isi prasasti Batu Jimbar tersebut namun sepenuhnya teori yang ada dapat digunakan secara utuh tetapi hanya digunakan secara terpilih sesuai dengan permasalahan yang dikaji dengan mengaplikasikan teori semiotika dan teori fungsional struktural.
10 Teori Semiotika Semiotika, merupakan ilmu, tanda, istilah ini berasal dari kata Yunani semeion yang berarti tanda. Winfied menguraikan asal-usul kata semiotika, secara etimologi semiotika dihubungkan dengan kata Yunani sign yang berarti signal. Charles Sanders Peirce menegaskan bahwa manusia hanya dapat berfikir hanya dengan sarana tanda, tanpa tanda manusia tidak dapat berkomunikasi. Studi tentang lambang yang merepresentasikan obyek (benda, gagasan, situasi, dan kondisi). Konsep ini terpadu dalam banyak teori yang berhubungan dengan bahasa, wacana, dan kegiatan non verbal. Makna yang muncul dari hubungan segitiga atau triad of meaning, objek, dan lambang. Semantika tentang hubungan langsung antara lambang dan objeknya. Kamus merupakan acuan semantika tentang hubungan antar lambang. Lambang tidak berdiri sendiri melainkan bersama dengan lambang-lambang lainnya dalam suatu sistem lambang yang lebih besar yang disebut kode. Dari perspektif semiotika untuk sukses berkomunikasi kita tidak cukup memahami lambang-lambang secara terpisah, tetapi juga tata bahasa yang mengatur pola hubungan antar lambang serta budaya masyarakat yang menggunakannya. Demikian pula dalam penelitian ini lebih banyak menggunakan teori fungsional struktural sebab membahas mengenai struktur kebahasaan yang digunakan dalam prasasti Batu Jimbar. Disamping itu juga teori semiotika digunakan untuk mengkaji struktur bahasa atau lingusitik seperti ejaan dan afiksasi yang terdapat di dalam prasasti Batu Jimbar.
11 Teori Fungsional Struktural Menurut Malinowski fungsi identik dengan guna yang dikaitkan dengan kebutuhan fisikologi individu masyarakat. Kingsley Davis merumuskan asumsi fungsionalisme merupakan teori tentang proses budaya. Prinsip-prinsip analisis fungsional yang memadai ialah suatu konsepsi tentang sistem, daftar syarat untuk sistem itu, definisi berbagai sifat atau sistem yang dalam keadaan terpelihara, pernyataan tentang kondisi eksternal sistem itu yang dapat dibayangkan memiliki pengaruh terhadap sifat tersebut, dan pengetahuan tentang mekanisme internal dalam pemeliharaan sifat sistem itu. Penganut perspektif fungsionalis struktural menekankan pada ketentuan dan mengabaikan konflik serta perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Menurut Ritzer (2004:21) sebagai penganut teori tersebut mengatakan bahwa masyarakat merupakan satu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian yang satu sama lain saling berhubungan, menyatu dengan keseimbangan. Kingsley Davis dan Wilbert Moore dalam teori stratifikasi fungsional yang merupakan sebuah karya yang paling terkenal dalam teori Fungsional Struktural. Mereka menyatakan bahwa tidak ada masyarakat tanpa stratifikasi atau sama sekali tanpa kelas. Stratifikasi merupakan keharusan fungsional dan sebuah struktur. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa stratifikasi diberikan arti yang sama. Penerapan teori ini dalam penelitian ialah digunakan untuk mengkaji aspek sosial budaya ataupun pranata-pranata yang ada dalam masyarakat Desa Pekraman Intaran Sanur pada masa lampau, berkenaan dengan hak dan kewajiban
12 23 yang harus dilaksanakan oleh penduduk desa tersebut yang termuat dalam prasasti Batu Jimbar. 2.3 Model Penelitian Berdasarkan permasalahan dapat memberikan sebuah gambaran penjelasan terhadap permasalahan yang dikaji dengan bentuk bagan sebagai berikut beserta dengan penjelasannya. Masyarakat Dusun Bet Ngandang Prasasti Batu Jimbar Analisis : Kualitatif Interpretatif Paleografi Teori : Semiotika Fungsionalisme Struktural Aspek Kebahasaan (aksara, ejaan, bahasa, afiksasi) Aspek Sosial Budaya Konstruksi Historis Kehidupan Masyarakat pendukung prasasti pada masa lalu Keterangan: : Hubungan satu arah : Hubungan timbal balik Gambar 2.1 Bagan Model Penelitian
13 24 Penjelasan : Berdasarkan model penelitian diatas di dapat bahwa Dusun Bet Ngandang merupakan satu tempat yang berada di Desa Pekraman Intaran Sanur Kauh. Dalam hal ini masyarakat dari dusun ini sangat berperan penting dalam penemuan dan perawatan Prasasti Batu Jimbar ini. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini aialah analisis kualitatif, komparatif, dan paleografi. Analisis kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif yang terdiri atas aspek intern dan aspek ekstern. Data ini merupakan analisis data secara non statistik. Analisis komparatif merupakan analisis data dengan cara melakukan perbandingan data pada prasasti yang dikaji dengan prasasti lainnya yang memiliki persamaan aksara atau paleografi, bahasa, ejaan, afiksasi, dan isi. Analisis paleografi merupakan analisis terhadap aksara yang dipakai dalam prasasti melalui ciri-cirinya sebagai suatu penanda dari masa tertentu. Dari beberapa analisis tersebut diatas dapat digunakan teori fungsional struktural yang menekankan pada keteraturan masyarakat Bali Kuno. Sedangkan teori semiotika lebih menekankan pada tanda-tanda dalam tulisan prasasti. Sehingga dapat diketahui aspek kebahasaan, ejaan, aksara, dan afiksasinya. Teori dan analisis yang dipergunakan diharapkan dapat membantu dalam memecahkan rumusan masalah penelitian sehingga dapat memberikan gambaran kehidupan masyarakat pada masa lalu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman di dalam melakukan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media tulis prasasti terdiri atas beberapa jenis antara lain :
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prasasti adalah suatu putusan resmi yang di dalamnya memuat sajak untuk memuji raja, atas karunia yang diberikan kepada bawahannya, agar hak tersebut sah dan dapat
Lebih terperinciPENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN
PENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN Abstrak: Huruf modern lahir karena kebutuhan akan gaya hidup dan perkembangan teknologi media. Penggunaan unsur budaya seperti Aksara Nusantara telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Rekonstruksi kehidupan masa lalu manusia merupakan pekerjaan yang tidak putus bagi akademisi dan peneliti dari disiplin arkeologi. Arkeologi melakukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka bersifat mutakhir yang memuat teori,
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian yang sistematik dan relevan dari fakta serta hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan masuknya pengaruh India di Indonesia hingga melemah dan berakhirnya pengaruh tersebut karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan pustaka yang berkaitan dengan topik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, budaya adalah hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan nilai. Semakin banyak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu
Lebih terperinciPRASASTI MAYUNGAN DI DESA PAKRAMAN MAYUNGAN, DESA ANTAPAN, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN
1 PRASASTI MAYUNGAN DI DESA PAKRAMAN MAYUNGAN, DESA ANTAPAN, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN Ida Ayu Wayan Prihandari Program Studi Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract This study
Lebih terperinciBAHASA INDONESIA KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS
BAHASA INDONESIA Modul ke: KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id A. Pengertian Bahasa 1. Bloch & Trager Bahasa adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Paradigma Paradigma yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma merupakan suatu kepercayaan atau prinsip dasar yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kajian pustaka merupakan suatu pustaka yang dijadikan pedoman dalam melakukan suatu penelitian yang sering disebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pengkajian pendekatan analisis semiotik. Dengan jenis penelitian kualiatif, yaitu metodologi penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma adalah cara pandang atau kerangka berpikir berdasarkan fakta atau gejala hasil interpretasi. Kuhn mendefinisikan paradigma merujuk pada teori yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari kita. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud, pikiran, akal,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada sekitar abad IV sampai pada akhir abad XV M, telah meninggalkan begitu banyak peninggalan arkeologis.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Konsep, Konsepsi dan Representasi Solso dan Maclin (2008) mendefinisikan konsep sebagai penggambaran mental, ide, atau proses. Hurlock (1999) juga mengungkapkan konsep
Lebih terperinciBAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep adalah suatu abstraksi untuk menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Beberapa artefak yang ditemukan di Indonesia pada awal Masehi memperlihatkan unsur-unsur kebudayaan India sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa India telah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan
Lebih terperinci12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.
semiotika Modul ke: Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. Fakultas 12Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting
Lebih terperinciBAB XI TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA
BAB XI TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA 11.1 Pengantar Pada dasarnya setiap ilmu pngetahuan tediri dari dua bagian penting, yaitu teoritik dan empirik. Teoritik menunjuk pada skema konseptual, seperti
Lebih terperinciABSTRAK PRASASTI KINTAMANI E KAJIAN EPIGRAFI
ABSTRAK PRASASTI KINTAMANI E KAJIAN EPIGRAFI Penelitian prasasti di Kintamani telah dilakukan oleh berbagai pihak, namun penelitian tersebut hanya sebatas alih aksara dan penjelasan singkat. Penelitian
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Konsep, Konsepsi dan Prakonsepsi Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek, misalnya benda-benda atau kejadian-kejadian yang mewakili kesamaan ciri khas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,
Lebih terperinciMANFAAT STUDI FILOLOGI
MANFAAT STUDI FILOLOGI Manfaat Studi Filologi Manfaat studi filologi dibagi menjadi dua, yaitu manfaat umum dan manfaat khusus. Mengetahui unsur-unsur kebudayaan masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreativitas imajinatif. Secara garis besar dibedakan atas sastra lisan dan tulisan, lama
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah berbagai bentuk tulisan, karangan, gubahan, yang didominasi oleh aspek-aspek estetis. Ciri utama yang lain karya sastra adalah kreativitas imajinatif.
Lebih terperinciNaskah-Naskah Koleksi Merapi-Merbabu Mata Rantai Sejarah Kesusastraan Jawa
Naskah-Naskah Koleksi Merapi-Merbabu Mata Rantai Sejarah Kesusastraan Jawa Oleh: Titik Pudjiastuti Makalah disajikan dalam Seminar Naskah-Naskah Merapi-Merbabu Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan, yaitu bagaimana komunikasi narsisme agnezmo direpresentasikan dalam akun instagram @Agnezmo. Maka penelitian
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH Disusun: INDAH FITRIANA A 310 080 016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang dapat digunakan dimasa depan. Keahlian itu bisa berupa keahlian dalam bidang non-akademik
Lebih terperinci70. Mata Pelajaran Antropologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
70. Mata Pelajaran Antropologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dengan segala aktivitasnya. Di satu pihak, manusia
Lebih terperinciMATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau
MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakekat Belajar Matematika Belajar merupakan proses berpikir seseorang dalam rangka menuju kesuksesan hidup, perubahan aspek kehidupan dari taraf tidak mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang
Lebih terperinciTEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI
KONSEP DASAR Semiotik, Sesi 01 TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI Konsep Dasar Semantik Sintaktik Pragmatik Konsep dasar pertama yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang diidentifikasikan sebagai
Lebih terperinciNIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika
Nama : M. Teguh Alfianto Tugas : Semiotika (resume) NIM : D2C 307031 S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip Semiotika Kajian komunikasi saat ini telah membedakan dua jenis semiotikan, yakni semiotika komunikasi
Lebih terperinciOBJEK LINGUISTIK = BAHASA
Nama : Laela Mumtahanah NIM : 1402408305 BAB III OBJEK LINGUISTIK = BAHASA Objek kajian linguistik yaitu bahasa 3. 1. Pengertian Bahasa Objek kajian linguistik secara langsung adalah parole karena parole
Lebih terperinciKONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. artikel ini Adzim menjelaskan tentang agama Islam yang melakukan atau menggunakan teoriteori
KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dian Rhomadlonal Adzim mahasiswa jurusan Hukum Islam Universitas Islam Negeri Malang, dalam tulisannya yang berjudul dalam Tinjauan Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan Jawa telah menjadi salah satu identitas bangsa. Indonesia. Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan Jawa telah menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia. Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia maupun mancanegara akan mengidentikkan budaya
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI. Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan penyelidikan atau mempelajarinya (KBBI, 2003:1998). Pustaka adalah kitab-kitab;
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (MPG) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (MPG) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA Kartinah 1 Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang Jl.
Lebih terperinci13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi
semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat penghubung, alat komunikasi anggota masyarakat yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh manusia sangat penting peranannya dalam masyarakat, karena tanpa bahasa manusia akan sulit untuk menyampaikan ide
Lebih terperinciBAB III. Metode Penelitian
40 BAB III Metode Penelitian 3.1 Paradigma Konstruktivisme Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generative, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang di pelajari dan
Lebih terperinciSERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)
SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Ika Cahyaningrum A2A 008 057 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciUNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG SOAL TUGAS TUTORIAL III Nama Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kode/SKS : PDGK 4504/3 (tiga) Waktu : 60 menit/pada pertemuan ke-7 I. PILIHLAH SALAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah
Lebih terperinciANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)
ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah melakukan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil penemuan untuk karya tulis ini. Kesimpulan dalam penelitian ini berkait dengan kelebihan dan kelemahan
Lebih terperinci2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi pernasakahan di Indonesia bisa dikatakan sangat kurang peminat, dalam hal ini penelitian yang dilakukan terhadap naskah. Sedikitnya penelitian terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tradisi lisan merupakan obyek kajian yang cukup kompleks. Kompleksitas kajian tradisi lisan, semisal upacara adat dapat disebabkan oleh
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK Mardianti, Tuti. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas X AK 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling berhubungan, karena pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Putra (1986), dalam penelitian beliau yang berjudul "Aspek Sastra Dalam Babad Dalem Suatu Tinjauan Intertekstualitas", menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Matematika Belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau adanya proses internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Paradigma Penelitian Peneliti memakai paradigma konstruktivis yakni menjabarkan secara terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan, baik melalui
Lebih terperinciBAB III AKSARA SUNDA
BAB III AKSARA SUNDA 3.1. Perihal Aksara Sunda Aksara Sunda atau yang disebut huruf Kaganga bukan milik sendiri maksudnya adalah aksara Sunda merupakan aksara hasil modifikasi dari aksara aksara daerah
Lebih terperinciBAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa
BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS A. Teori Fungsionalisme Struktural Untuk menjelaskan fenomena yang diangkat oleh peneliti yaitu Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun secara sistematis menurut aturan atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai. Untuk itu kemampuan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Lebih terperinciPEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI
PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan bahasa sebagai alat komunikasi masih sangat penting. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam interaksi masyarakat, bahasa merupakan alat utama yang digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan seseorang kepada orang lain. Dewasa ini peranan
Lebih terperinciKAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI
KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Perstaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya haruslah karya sastra dianalisis. Dalam analisis itu karya sastra diuraikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu tonggak utama pembangun bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mengedepankan pendidikan bagi warga negaranya, karena dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta mempunyai pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena budaya merupakan hasil olah rasa dan olah pikir manusia demi menunjang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma konstruktifitis dapat dijelaskan melalui empat dimensi seperti diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut: 1. Ontologis: relativism, realitas
Lebih terperinciBAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon ( dalam Moleong, 2004: 49 ), Paradigma adalah cara mendasar untuk persepsi berfikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu yang
Lebih terperinciMETODE SEJARAH. Presentasi Oleh HY Agus Murdiyastomo
METODE SEJARAH Presentasi Oleh HY Agus Murdiyastomo PERTEMUAN PERTAMA What is history? Arti Sejarah Subjektif Sejarah Sebagai Kisah Objektif Sejarah Sebagai Peristiwa Peristiwa Einmalig Hanya sekali terjadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana nilai pendidikan pada film Batas. Dalam paradigma ini saya menggunakan deskriptif dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinci2014 SAJARAH CIJULANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan
Lebih terperinci2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2014 KEMENSESNEG. Penerjemah. Fungsional. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. konsep, atau proposisi yang secara logis dipakai peneliti 1. Paradigma (paradigm)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalahmasalah dunia
Lebih terperinci14. Baum Garten mengungkapkan estetika sebagai suatu ilmu, bahwa estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indriawi yang tujuannya adalah keindahan.
Teori Seni 3 Part 5 1. Bagian utama dari ilmu-ilmu seni adalah filsafat seni. Pada mulanya, ilmu ini memang merupakan bagian dari kajian filsafat yang spekulatif. Tetapi dalam perkembangannya, kedudukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia
Lebih terperinci