BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data. mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian, dengan melihat nilai mean dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data. mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian, dengan melihat nilai mean dan"

Transkripsi

1 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Pengujian statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian, dengan melihat nilai mean dan standar deviasi. Pada analisis statistik deskriptif yang diuraikan dibawah ini, nilai mean adalah nilai rata-rata dari keseluruhan jawaban responden terhadap variabel yang diteliti, sedangkan standar deviasi menunjukkan variasi dari jawaban responden. Berikut ini merupakan analisis statistik deskriptif yang menjelaskan mean dan standar deviasi:

2 51 Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Consumer Expectation No Item Pernyataan Mean Standar Deviasi 1. Menurut saya, produk Indomie dapat menjadi ancaman bagi pesaingnya. 4,480 0, Saya dapat mempercayai merk Indomie. 4,400 0, Menurut saya, produk Indomie tidak akan mengecewakan saya. 4. Menurut saya, produk Indomie memberikan nilai yang sesuai dengan pengeluaran yang saya lakukan (seperti isi dan rasa sesuai dengan ekspektasi juga praktis). 5. Menurut saya, kuantitas produk Indomie nantinya akan sesuai dengan ekspektasi saya 4,300 0,484 4,252 0,435 4,188 0,401 Rata-rata 4,324 0,462 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS (Terlampir) Berdasarkan hasil statistika deskriptif diatas, jawaban responden pada variabel consumer expectation diatas memiliki nilai mean atau rata-rata sebesar 4,324. Hal ini berarti bahwa rata-rata responden memiliki ekspektasi yang cukup tinggi terhadap produk Indomie. Standar deviasi pada variabel consumer expectation adalah sebesar 0,462 hal ini menunjukkan nilai standard deviation cenderung kecil, sehingga mengidentifikasikan bahwa data yang dikumpulkan cenderung memusat atau dapat dikatakan jawaban konsumen tidak begitu bervariasi. Variabel consumer expectations diukur menggunakan lima item pernyataan. Item pernyataan pertama dengan nilai mean sebesar 4,480 yang memiliki arti bahwa responden merasa Indomie dapat menjadi ancaman bagi pesaingnya. Item pernyataan kedua dengan nilai mean sebesar 4,400 yang memiliki arti bahwa responden merasa

3 52 produk Indomie dapat dipercaya. Item pernyataan ketiga dengan nilai mean sebesar 4,300 yang memiliki arti bahwa responden merasa yakin bahwa produk Indomie tidak akan mengecewakan mereka. Item pernyataan keempat dengan nilai mean sebesar 4,252 yang memiliki arti bahwa responden merasa produk Indomie memberikan nilai yang sesuai dengan pengeluaran yang mereka keluarkan. Item pernyataan kelima dengan nilai mean sebesar 4,188 yang memiliki arti bahwa konsumen merasa kuantitas Indomie sesuai dengan harapan mereka. Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Consumer Attitudes No Item Pernyataan Mean Standar Deviasi 1. Menurut saya, kualitas produk Indomie sesuai dengan ekspektasi saya 2. Saya merasa puas setelah membeli produk Indomie goreng rasa original. 3. Menurut saya, harga produk Indomie goreng rasa original logis sehubungan dengan meningkatnya biaya produksi yang tinggi. 4. Secara umum, saya puas dengan produk Indomie goreng rasa original yang saya beli. 5. Menurut saya, sebagian besar perusahaan mengatakan bahwa suara konsumen selalu benar. 6. Menurut saya, sebagian besar perusahaan selalu bertanggung jawab terhadap konsumennya 4,216 0,412 4,340 0,474 4,288 0,453 4,364 0,482 4,332 0,471 4,308 0,462 Rata-rata 4,308 0,459 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS (Terlampir)

4 53 Berdasarkan hasil statistika deskriptif diatas, jawaban responden pada variabel consumer attitudes diatas memiliki nilai mean atau rata-rata sebesar 4,308. Hal ini berarti bahwa rata-rata responden memiliki sikap yang cukup baik terhadap pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Standar deviasi pada variabel consumer expectation adalah sebesar 0,459 hal ini menunjukkan nilai standar deviasi cenderung kecil, sehingga mengidentifikasikan bahwa data yang dikumpulkan cenderung memusat atau dapat dikatakan jawaban konsumen tidak begitu bervariasi. Variabel consumer attitudes diukur menggunakan enam item pernyataan. Item pernyataan pertama dengan nilai mean sebesar 4,216 yang memiliki arti bahwa responden merasa kualitas Indomie sesuai dengan ekspektasi mereka. Item pernyataan kedua dengan nilai mean sebesar 4,340 yang memiliki arti bahwa responden merasa puas dengan produk Indomie yang mereka konsumsi. Item pernyataan ketiga dengan nilai mean sebesar 4,288 yang memiliki arti bahwa responden merasa bahwa harga Indomie cukup terjangkau walaupun mereka mengetahui bahwa biaya produksi sedang tinggi. Item pernyataan keempat dengan nilai mean sebesar 4,364 yang memiliki arti bahwa responden merasa puas secara keseluruhan dengan produk Indomie ini. Item pernyataan kelima dengan nilai mean sebesar 4,332 yang memiliki arti bahwa konsumen setuju bahwa perusahaan mendengarkan suara konsumen dan konsumen selalu dianggap sebagai pemberi saran yang baik. Item pernyataan keenam dengan nilai mean sebesar 4,308 yang memiliki arti bahwa responden merasa sebagian besar perusahaan selalu bertanggung jawab terhadap konsumennya. Seperti mendengarkan keluhan dan memberikan solusi.

5 54 Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Cognitive Dissonance No Item Pernyataan Mean Standar Deviasi 1. Saya merasa kecewa dengan diri sendiri setelah melakukan pembelian atas produk Indomie goreng rasa original. 2. Saya merasa gelisah setelah melakukan pembelian produk Indomie goreng rasa original. 3. Saya merasa telah mengecewakan diri sendiri setelah melakukan pembelian atas produk Indomie goreng rasa original. 4. Saya merasa tidak nyaman setelah melakukan pembelian produk Indomie goreng rasa original. 5. Saya bertanya-tanya, apakah saya telah tertipu oleh produk Indomie goreng rasa original. 1,640 0,579 1,768 0,647 1,700 0,635 1,728 0,669 1,784 0,700 Rata-rata 1,724 0,646 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS (Terlampir) Berdasarkan hasil statistika deskriptif diatas, jawaban responden pada variabel cognitive dissonance diatas memiliki nilai mean atau rata-rata sebesar 1,724. Hal ini berarti bahwa rata-rata responden tidak merasa kecewa setelah mengkonsumsi produk Indomie tersebut walau mereka merasa ada pengurangan pada volume mie. Standar deviasi pada variabel consumer expectation adalah sebesar 0,646 hal ini menunjukkan nilai standar deviasi cukup bervariasi. Variabel cognitive dissonance diukur menggunakan lima item pernyataan. Item pernyataan pertama dengan nilai mean sebesar 1,640 yang memiliki arti bahwa responden tidak merasa kecewa setelah melakukan pembelian terhadap produk Indomie tersebut. Item pernyataan kedua dengan nilai mean sebesar 1,768 yang

6 55 memiliki arti bahwa responden tidak merasa gelisah setelah melakukan pembelian produk Indomie tersebut. Item pernyataan ketiga dengan nilai mean sebesar 1,700 yang memiliki arti bahwa responden tidak merasa telah mengecewakan diri mereka setelah melakukan pembelian terhadap produk Indomie ini walau mereka mengetahui adanya pengurangan isi pada kemasan. Item pernyataan keempat dengan nilai mean sebesar 1,728 yang memiliki arti bahwa responden tetap merasa nyaman setelah melakukan pembelian produk Indomie tersebut. Item pernyataan kelima dengan nilai mean sebesar 1,784 yang memiliki arti bahwa konsumen tidak merasa tertipu setelah melakukan pembellian terhadap produk Indomie tersebut. Tabel 4.4 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Visible Negative Post-Purchase Behaviour No Item Pernyataan Mean Standar Deviasi 1. Saya akan menghubungi toko tempat saya membeli produk Indomie goreng rasa original untuk menyampaikan keluhan. 2,592 1, Saya akan menghubungi perusahaan Indofood untuk menyampaikan keluhan. 3. Saya akan mengembalikan produk Indomie goreng rasa original ke toko tempat saya membeli. 4. Saya tidak akan membeli produk Indomie goreng rasa original lagi. 2,916 1,191 2,232 1,022 1,836 0,990 Rata-rata 2,394 1,071 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS (Terlampir)

7 56 Berdasarkan hasil statistika deskriptif diatas, jawaban responden pada variabel Visible negative post-purchase behaviour diatas memiliki nilai mean atau rata-rata sebesar 2,394. Hal ini berarti bahwa konsumen cenderung untuk tidak menyampaikan keluhan kepada perusahahaan tersebut apabila konsumen merasa kecewa karena produk Indomie ini tidak sesuai dengan ekspektasi. Standar deviasi pada variabel Visible negative post-purchase behaviour adalah sebesar 1,071 hal ini menunjukkan nilai standar deviasi cukup tinggi, sehingga mengidentifikasikan bahwa data yang dikumpulkan tidak memusat atau dapat dikatakan jawaban konsumen bervariasi. Variabel Visible negative post-purchase behaviour diukur menggunakan empat item pernyataan. Item pernyataan pertama dengan nilai mean sebesar 2,592 yang memiliki arti bahwa responden cenderung tidak akan menyampaikan keluhan ke toko tempat mereka membeli Indomie ketika mengalami kekecewaan. Item pernyataan kedua dengan nilai mean sebesar 2,916 yang memiliki arti bahwa responden cenderung tidak akan menyampaikan keluhan ke PT. Indofood ketika mengalami kekecewaan. Item pernyataan ketiga dengan nilai mean sebesar 2,232 yang memiliki arti bahwa responden tidak akan mengembalikan produk Indomie ke toko tempat mereka membeli ketika mengalami kekecewaan. Item pernyataan keempat dengan nilai mean sebesar 1,836 yang memiliki arti bahwa responden tetap akan membeli produk Indomie walau pernah mengalami kekecewaan terhadap produk tersebut.

8 57 Tabel 4.5 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Non-Visible Negative Post-Purchase Behaviour No Item Pernyataan Mean Standar Deviasi 1. Saya akan melarang teman saya untuk membeli produk Indomie goreng rasa original. 2. Untuk kedepannya, saya akan berganti ke mie instant merk lain. 3. Untuk kedepannya, saya akan berganti ke varian mie instant (produk) yang lain. 1,420 0,494 1,492 0,508 1,716 0,451 Rata-rata 1,543 1,453 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS (Terlampir) Berdasarkan hasil statistika deskriptif diatas, jawaban responden pada variabel Non-Visible negative post-purchase behaviour diatas memiliki nilai mean atau rata-rata sebesar 1,543. Hal ini berarti bahwa konsumen cenderung untuk tidak menyebarkan WOM negatif walaupun konsumen merasa sedikit tertipu dengan produk Indomie tersebut. Standar deviasi pada variabel Visible negative postpurchase behaviour adalah sebesar 1,453 hal ini menunjukkan nilai standar deviasi cukup tinggi, sehingga mengidentifikasikan bahwa data yang dikumpulkan tidak memusat atau dapat dikatakan jawaban konsumen bervariasi. Variabel Visible negative post-purchase behaviour diukur menggunakan empat item pernyataan. Item pernyataan pertama dengan nilai mean sebesar 1,420 yang memiliki arti bahwa responden tidak akan melarang teman mereka untuk mengkonsumsi produk Indomie tersebut. Item pernyataan kedua dengan nilai mean

9 58 sebesar 1,492 yang memiliki arti bahwa responden tidak akan berpindah ke mie instan merk lain walau mengalami sedikit kekecewaan yang disebabkan oleh Indomie. Item pernyataan ketiga dengan nilai mean sebesar 1,716 yang memiliki arti bahwa responden cenderung untuk tidak berpindah ke varian mie instan yang lain walau mengalami sedikit kekecewaan yang disebabkan oleh Indomie. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji goodness of fit pada tabel 3.12 dan didapatkan bahwa model Structural Equation Model (SEM) pada gambar 3.2 ternyata layak, sehingga dapat dilanjutkan untuk pengujian hipotesis. Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:

10 59 Tabel 4.6 bhasil Pengujian Hipotesis Hipotesis Coefficient ( ) p-value Keputusan H 1 Terdapat pengaruh positif Consumer Expectation of product terhadap Post Purchase Cognitive Dissonance 0,400 0,253 H 1 tidak didukung H 2 Terdapat pengaruh positif Consumer Attitudes Toward Firms Marketing terhadap Post Purchase Cognitive Dissonance -0,745 0,045 H 2 tidak didukung H 3 Terdapat pengaruh positif Post- Purchase Cognitive Dissonance terhadap Visible Negative Post Purchase Behaviour 0, H 3 didukung H 4 Terdapat pengaruh positif Post- Purchase Cognitive Dissonance terhadap Non-Visible Negative Post Purchase Behaviour 0,517 0,000 H 4 didukung Sumber: Data diolah menggunakan AMOS (terlampir) Hipotesis #1 Hipotesis 1 menguji apakah Consumer Expectation of product berpengaruh secara positif terhadap Post-Purchase Cognitive Dissonance. Hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut:

11 60 Ho :Tidak terdapat pengaruh positif Consumer Expectation of product terhadap Post-Purchase Cognitive Dissonance. H 1 :Terdapat pengaruh positif Consumer Expectation of product terhadap Post- Purchase Cognitive Dissonance. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai coefficient ( ) diperoleh sebesar 0,400 hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Consumer Expectation terhadap Post- Purchase Cognitive Dissonance benar positif. Karena nilai p-value sebesar 0,253 > 0,05 (tingkat kesalahan α = 5%), maka Ho gagal ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh positif Consumer Expectation of product terhadap Post- Purchase Cognitive Dissonance. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian (Stephen Wilkins et al., 2014) pada perusahaan coklat di UK. Hal ini menunjukkan bahwa Consumer Expectation of product tidak mempengaruhi Post Purchase Cognitive Dissonance pada perusahaan mie instan merk Indomie. Hal ini berarti bahwa ekspektasi konsumen terhadap suatu produk tidak selamanya memiliki pengaruh langsung terhadap Post-Purchase Cognitive Dissonance. Hal ini dikarenakan Indomie sudah menjadi market leader dari awal PT. Indofood mengeluarkan produk ini. Bahkan Indomie menjadi 10 merk mie instan terfavorit didunia (Jpnn. Com, 2016). Karena Indomie merupakan salah satu mie instan terfavorit didunia, konsumen cenderung untuk tidak peduli dengan efisiensi yang dilakukan pada produk tersebut seperti mengurangi volume atau ukuran mie. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Asisi (2007) bahwa produk Indomie

12 61 merupakan produk yang sangat terpercaya dibandingkan merk lainnya dengan presentase sebesar 12,6% menyatakan sangat setuju dan 64,6% setuju. Karena konsumen sudah sangat percaya terhadap produk Indomie, maka ekspektasi sebesar apapun yang mereka miliki, ketika ekspektasi tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, konsumen cenderung untuk mengurangi terjadinya dissonance atau konflik atau ketidaksesuaian ini dengan mengubah kepercayaan yang dianutnya atau menolak salah satu dari ide/pemikiran yang ada (kakilimasubang.wordpress.com, 2008). Dengan kata lain, konsumen seperti tidak memilih untuk peduli dengan efisiensi yang dilakukan oleh produk tersebut. Konsumen cenderung dapat meminimalisir cognitive dissonance yang dirasakan dengan mencari alternatif cara berpikir yang lain (excuses) guna membuat nyaman diri mereka sendiri. Hipotesis #2 Hipotesis 2 menguji apakah Consumer Attitudes towards firms marketing berpengaruh secara positif terhadap Post-Purchase Cognitive Dissonance. Hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut: Ho :Tidak terdapat pengaruh positif Consumer Attitudes towards firms marketing terhadap Post-Purchase Cognitive Dissonance. H 1 :Terdapat pengaruh positif Consumer Attitudes towards firms marketing terhadap Post-Purchase Cognitive Dissonance.

13 62 Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai coefficient ( ) diperoleh sebesar 0,745 hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Consumer Attitudes towards firms marketing terhadap Post-Purchase Cognitive Dissonance tidak positif. Karena nilai p-value sebesar 0,045 < 0,05 (tingkat kesalahan α = 5%), maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh Consumer Attitudes towards firms marketing terhadap Post Purchase Cognitive Dissonance. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian (Stephen Wilkins et al., 2014) pada perusahaan coklat di UK. Dalam penelitian ini, sikap konsumen terhadap pemasaran suatu perusahaan, lebih tepatnya, pengalaman yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi produk Indomie, tidak menimbulkan cognitive dissonance. Hal ini menunjukkan bahwa, sikap konsumen terhadap pemasaran suatu perusahaan belum tentu menjadi faktor timbulnya cognitive dissonance, dalam penelitian ini, pemasaran yang dilakukan perusahaan adalah berupa pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi Indomie. Ketika pengalaman yang dirasakan konsumen cenderung buruk, namun karena Indomie merupakan produk yang sangat terpercaya dibandingkan merk lainnya (Asisi, 2007), konsumen akan mengurangi terjadinya dissonance atau konflik atau ketidaksesuaian ini dengan mengubah kepercayaan yang dianutnya atau menolak salah satu dari ide/pemikiran yang ada (kakilimasubang.wordpress.com, 2008). Ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi sikap konsumen terhadap pemasaran suatu produk selain pengalaman yaitu adalah iklan, harga, kualitas, rekomendasi atau keterlibatan kerabat dan lingkungan sekitar (Tarun Kanti, 2012). Oleh karena itu, konsumen tidak dengan mudah merasa kecewa ketika pengalaman yang diterima cenderung buruk. Karenakan merk Indomie merupakan salah satu

14 63 merk terfavorit untuk mie instan, kualitas dan harga yang ditawarkan sesuai dengan ekspektasi konsumen juga varian rasa yang Indomie miliki pun unggul dibanding pesaingnya, membuat satu pengalaman buruk yang dirasakan oleh konsumen ketika mengkonsumsi, kemungkinan dapat tertutup dengan keunggulan lain yang dimiliki Indomie. Selain karena merk Indomie yang merupakan salah satu merk mie instan terfavorit, konsumen akan mencari excues seperti mendengarkan saran dari kerabat atau lingkungan sekitar bahwa Indomie masih merupakan mie instan yang memiliki kualitas yang baik, agar cognitive dissonance yang konsumen rasakan dapat di terminimalisasi. Hipotesis #3 Hipotesis 3 menguji apakah Post-Purchase Cognitive Dissonance berpengaruh secara positif terhadap Visible Negative Post-Purchase Behaviour. Hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut: Ho :Tidak terdapat pengaruh positif Post-Purchase Cognitive Dissonance terhadap Visible Negative Post-Purchase Behaviour. H 1 :Terdapat pengaruh positif Post-Purchase Cognitive Dissonance terhadap Visible Negative Post-Purchase Behaviour. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai coefficient ( ) diperoleh sebesar 0,433 hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Post Purchase Cognitive Dissonance

15 64 terhadap Visible Negative Post-Purchase Behaviour benar positif. Karena nilai p- value sebesar 0,000 < 0,05 (tingkat kesalahan α = 5%), maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif Post-Purchase Cognitive Dissonance terhadap Visible Negative Post-Purchase Behaviour. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian (Stephen Wilkins et al., 2014) pada perusahaan coklat di UK. Hal ini berarti bahwa Cognitive Dissonance yang dirasakan oleh konsumen pasca melakukan pembelian dapat membuat konsumen melakukan hal-hal negatif yang kasat mata. Konsumen yang kecewa biasanya akan menyampaikan keluhan ke perusahaan yang bersangkutan. Seperti menyampaikan keluhan secara langsung ke perusahaan atau bahkan hingga mengembalikan produk ke toko tempat mereka membeli atau ke perusahaan yang bersangkutan. Perilaku konsumen seperti ini dapat dikatakan membantu perusahaan dalam memperbaiki kinerja mereka selanjutnya yang didasari oleh keluhan konsumen. Hipotesis #4 Hipotesis 4 menguji apakah Post-Purchase Cognitive Dissonance berpengaruh secara positif terhadap Non-Visible Negative Post-Purchase Behaviour. Hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut: Ho :Tidak terdapat pengaruh positif Post-Purchase Cognitive Dissonance terhadap Non-Visible Negative Post-Purchase Behaviour.

16 65 H 1 :Terdapat pengaruh positif Post-Purchase Cognitive Dissonance terhadap Non-Visible Negative Post-Purchase Behaviour. Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai coefficient ( ) diperoleh sebesar 0,517 hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Post-Purchase Cognitive Dissonance terhadap Non-Visible Negative Post-Purchase Behaviour benar positif. Karena nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 (tingkat kesalahan α = 5%), maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif Post Purchase Cognitive Dissonance terhadap Non-Visible Negative Post-Purchase Behaviour. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian (Stephen Wilkins et al., 2014) pada perusahaan coklat di UK. Hal ini berarti bahwa Cognitive Dissonance yang dirasakan oleh konsumen pasca melakukan pembelian dapat membuat konsumen melakukan hal-hal negatif yang tidak kasat mata. Konsumen yang kecewa tidak akan menyampaikan keluhan namun mereka akan melakukan hal yang dapat merugikan perusahaan seperti menyebarkan WOM negatif, melarang kerabat mereka untuk mengkonsumsi produk tersebut atau bahkan berpindah merk. Ini merupakan hal yang sangat berbahaya bagi perusahaan. Perusahaan akan sangat dirugikan karena mereka tidak mengetahui tingkat kekecewaan konsumen namun seketika dapat kehilangan loyalitas dari konsumenkonsumen tersebut.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Statistik Deskriptif. terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan untuk 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Deskripsi Data merupakan ringkasan jawaban yang diberikan responden terhadap pernyataan-pernyataan didalam kuesioner. Deskripsi Data bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi atau gambaran dari suatu variabel. Nilai mean digunakan untuk menjelaskan statistik deskriptif

Lebih terperinci

ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP MIE INSTAN PRODUK INDOFOOD

ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP MIE INSTAN PRODUK INDOFOOD ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP MIE INSTAN PRODUK INDOFOOD Nama : Novita Anggraini NPM : 15210081 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Ashur Hasrmadi, SE, MM Pendahuluan Latar Belakang Kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis pemasaran mempunyai peranan yang sangat. penting. Pemasaran sendiri berarti kegiatan manusia yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis pemasaran mempunyai peranan yang sangat. penting. Pemasaran sendiri berarti kegiatan manusia yang berusaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting. Pemasaran sendiri berarti kegiatan manusia yang berusaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Berbagai produk baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu berkembang maupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 34 responden, yang merupakan pengguna produk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi. tersebut adalah kebutuhan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi. tersebut adalah kebutuhan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Salah satu implikasi penting tersebut adalah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dengan cara survey pada konsumen dengan memberikan kuesioner dan setelah diolah mengenai pengaruh brand

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 63 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang ditinjau dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan utama yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan utama yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis secara keseluruhan maka dapat diambil kesimpulan utama yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pelanggan yang mengkonsumsi Luwak White Koffie dari kalangan masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori dan Penurunan Hipotesis 1. Rerangka Teori a. Perpindahan Merek Menurut Kotler dan Keller (2008) merek (brand) adalah sebuah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar di dunia memiliki kebutuhan pangan yang besar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakatnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan perekonomian dan bisnis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Statistik Deskriptif. Tabel 6. Statistik Deskriptif Impulse Buying Behavior, Excitement, Esteem, New product

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Statistik Deskriptif. Tabel 6. Statistik Deskriptif Impulse Buying Behavior, Excitement, Esteem, New product BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Tabel 6 Statistik Deskriptif Impulse Buying Behavior, Excitement, Esteem, New product knowledge. Items Mean Standard Deviation 1. Impulse Buying

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia memiliki kebutuhan pangan yang besar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakatnya. Seiring

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Bimoli merupakan pioner dan market leader untuk minyak goreng kemasan bermerek hingga tahun 2012 ini. Para pesaing-pesaingnya terus berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Lokasi Penelitian Penulis akan melakukan penelitian di Laboratorium Klinik Prodia Cepu. Ada beberapa pertimbangan yaitu terkait dengan waktu, akses informasi

Lebih terperinci

PENGARUH IKLAN TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN MIE INSTAN INDOMIE VERSI BEDA GENERASI SATU SELERA DI WILAYAH CILODONG DEPOK

PENGARUH IKLAN TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN MIE INSTAN INDOMIE VERSI BEDA GENERASI SATU SELERA DI WILAYAH CILODONG DEPOK PENGARUH IKLAN TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN MIE INSTAN INDOMIE VERSI BEDA GENERASI SATU SELERA DI WILAYAH CILODONG DEPOK Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

dari pelanggan menjadi pendukung utamanya. Dalam kenyataannya, merek banyak dianggap sebagai identitas saja untuk membedakan dengan pesaing.

dari pelanggan menjadi pendukung utamanya. Dalam kenyataannya, merek banyak dianggap sebagai identitas saja untuk membedakan dengan pesaing. BAB1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ekuitas merek sangat penting bagi pemasar dan tingkat loyalitas merek dari pelanggan menjadi pendukung utamanya. Dalam kenyataannya, merek banyak dianggap sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KECAP SEDAAP DI SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KECAP SEDAAP DI SURABAYA SKRIPSI PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KECAP SEDAAP DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek yang digunakan adalah kartu pra bayar IM3 Indosat. Subyek yang digunakan adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang beralamat,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perekonomian di Indonesia pada saat ini masih berjalan dengan berbagai ketidakpastian dan persaingan yang ketat. Hal ini menyebabkan perusahaan memikirkan berbagai langkah dan strategi yang tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh BAB III METODA PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Porral dan Mangin (206) dengan judul Food Private Labels Brands:The Role Of Consumer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam penulisan ilmiah ini antara lain:

Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam penulisan ilmiah ini antara lain: BAB 1 Dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai dengan keinginannya dalam keputusan pembelian. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. Ketatnya

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang demikian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang demikian cepatnya, hal ini antara lain disebabkan semakin baiknya konsumen terinformasikan, dimana keberadaan

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE SEDAAP DI SURABAYA

PENGARUH PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE SEDAAP DI SURABAYA PENGARUH PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE SEDAAP DI SURABAYA Disusun Oleh: Nurlita Madyaningsih 0812010070/FE/EM FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UPN VETERAN JAWA TIMUR KATA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

PENGARUH BRAND TRUST, CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP LOYALITAS MEREK PRODUK KECAP ABC (Studi Kasus Di Pasar Taman Sepanjang Sidoarjo) SKRIPSI

PENGARUH BRAND TRUST, CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP LOYALITAS MEREK PRODUK KECAP ABC (Studi Kasus Di Pasar Taman Sepanjang Sidoarjo) SKRIPSI PENGARUH BRAND TRUST, CUSTOMER SATISFACTION TERHADAP LOYALITAS MEREK PRODUK KECAP ABC (Studi Kasus Di Pasar Taman Sepanjang Sidoarjo) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh setiap individu dengan sangat mudah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh setiap individu dengan sangat mudah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, banyak sekali hal yang dapat dilakukan oleh setiap individu dengan sangat mudah. Hal itu disebabkan karena kemajuan zaman saat ini, yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Griffin (2003:5) menyatakan bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Griffin (2003:5) menyatakan bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Loyalitas Konsumen Memiliki konsumen yang loyal adalah tujuan akhir dari semua perusahaan. Griffin (2003:5) menyatakan bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana kondisi sekarang ini persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya semakin ketat. Seiring dengan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Seiring dengan kemajuan alat transportasi sepeda motor adalah salah satu alternative kendaraan yang cukup efisien dan terjangkau harganya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Selera konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada kepuasan serta loyalitas konsumen. Loyalitas yang. akan loyal terhadap rumah makan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada kepuasan serta loyalitas konsumen. Loyalitas yang. akan loyal terhadap rumah makan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan yang semakin ketat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut lebih mengembangkan produknya agar semakin menarik perhatian konsumen dalam memberikan kepuasan

Lebih terperinci

Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan Konsumen Serta Pengaruhnya Terhadap Word of Mouth (WOM) Pada CV Aneka Usaha di Semarang

Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan Konsumen Serta Pengaruhnya Terhadap Word of Mouth (WOM) Pada CV Aneka Usaha di Semarang Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan Konsumen Serta Pengaruhnya Terhadap Word of Mouth (WOM) Pada CV Aneka Usaha di Semarang JIMMY ANDRIE LAKSONO, SE, MM Fakultas Magister Manajemen, UNDIP,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baku utamanya adalah tepung terigu, yang diolah dengan merebus dalam air panas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baku utamanya adalah tepung terigu, yang diolah dengan merebus dalam air panas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah dan Definisi Mie Instan Mie instan adalah sejenis produk makanan berbentuk pasta yang berbahan baku utamanya adalah tepung terigu, yang diolah dengan merebus dalam air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama bisnis produk kecantikan/kosmetik dan masyarakat yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. terutama bisnis produk kecantikan/kosmetik dan masyarakat yang semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya persaingan bisnis yang semakin ketat, terutama bisnis produk kecantikan/kosmetik dan masyarakat yang semakin selektif dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merek (Brand) telah menjadi elemen penting yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi, banyak perusahan yang kegiatanya bisnis utamnya didasarakan terhadap

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan akan mendorong perusahaan untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan akan mendorong perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan akan mendorong perusahaan untuk menciptakan suatu produk dengan keunggulan berbeda-beda. Situasi ini menurut adanya

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah : 12 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah : Pemasaran adalah suatu proses sosial dengan nama individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Brand Association Produk dan merek Telkom speedy mempunyai daya tarik sendiri. 200 3.57 0.865 Produk dan merek Telkom speedy berbeda

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK Septia Elsa Email: Septiaelsa@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

Nama : Ayu Agustina NPM : Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing : Dr. Herry Sussanto, SE., MM.

Nama : Ayu Agustina NPM : Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing : Dr. Herry Sussanto, SE., MM. Analisis Pengaruh Promosi, Kepercayaan, Keamanan, dan Kepuasan Terhadap Minat Beli Konsumen Online Shop Tokopedia.com ( Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma) Nama : Ayu Agustina

Lebih terperinci

Noer Rafikah Zulyanti *) Universitas Islam Lamongan ABSTRAKSI

Noer Rafikah Zulyanti *) Universitas Islam Lamongan ABSTRAKSI ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE INSTAN MEREK INDOMIE ( Studi pada anak kos yang tinggal di wilayah Kota Lamongan ) Noer Rafikah Zulyanti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lingkup Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan keadaan realitas pada objek yang diteliti. Sumber data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk memenangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang beralamat di Jl. Daan Mogot KM. 19 Batuceper, Tangerang Banten 15122, dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 129 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap kepercayaan, pengaruh harga terhadap kepercayaan, pengaruh kualitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Persaingan tidak sempurna yang terjadi pada Alfamart dan ritel tradisional tentu sangat berpengaruh terhadap pendapatannya dari ritel-ritel tradisional. Dan ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang Kuliner. Terdapat beberapa pesaing yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang Kuliner. Terdapat beberapa pesaing yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era modem saat ini, persaingan di dunia usaha sangat ketat terutama di bidang Kuliner. Terdapat beberapa pesaing yang mempengaruhi perilaku pembelian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), simpangan baku (standard deviation), nilai minimum (min),

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), simpangan baku (standard deviation), nilai minimum (min), 1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan penjabaran jawaban responden yang bertujuan untuk memberikan jawaban atau deskriptif suatu data yang ditinjau dari

Lebih terperinci

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk

Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang. dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu berusaha untuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan (Holland Bakery) Holland Bakery merupakan salah satu pelopor dalam usaha modern bakery yang dikenal dengan Holland Bakery. Holland Bakery selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan budaya serta dikenal dengan negara yang kaya akan hasil alamnya. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. akan budaya serta dikenal dengan negara yang kaya akan hasil alamnya. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal dengan keberagaman akan budaya serta dikenal dengan negara yang kaya akan hasil alamnya. Indonesia memanfaatkan semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang ditinjau dari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi.

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM :

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM : Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM : 14210639 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi yang merupakan gambaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori... 11

DAFTAR ISI. Halaman BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori... 11 DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Perumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan Penelitian... 8 1.4 Manfaat Penelitian... 8 BAB I TINJAUAN PUSTAKA... 10 2.1 Penelitian Terdahulu...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut didapat oleh konsumen dari suatu produk yang ditawarkan, maka

BAB I PENDAHULUAN. tersebut didapat oleh konsumen dari suatu produk yang ditawarkan, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepuasan konsumen merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh produsen agar produk yang dihasilkan dapat berhasil di pasaran. Jika kepuasan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didirikan oleh Bapak Yoce Pateda pada bulan Mei tahun 2008 yang beralamat di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didirikan oleh Bapak Yoce Pateda pada bulan Mei tahun 2008 yang beralamat di 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian CV. Intertech Computer Gorontalo adalah perusahaan milik sendiri yang didirikan oleh Bapak Yoce Pateda pada bulan Mei tahun 2008

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Mie Instan merupakan salah satu kategori produk makanan kering cepat saji dengan tingkat persaingan yang sangat ketat dan penetrasi produk yang hampir mendekati titik jenuh yaitu: (84%). Keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2004, angkanya terus mengalami kenaikan mencapai 9% dari total nilai

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2004, angkanya terus mengalami kenaikan mencapai 9% dari total nilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pasar mie instant di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan masyarakat RI terhadap mie cepat saji ini cukup besar. Lihat saja, sejak 1999 hingga tahun 2004,

Lebih terperinci

Gunadarma Tagline. Loo

Gunadarma Tagline. Loo Loo Gunadarma Tagline P E N G A R U H I M P L E M E N TA S I R E L AT I O N S H I P M A R K E T I N G T E R H A D A P L O YA L I TA S K O N S U M E N U K M K O TA B E K A S I BOBBY PRAYUDI - 1212487 PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen E-Commerce berdasarkan kerangka

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen E-Commerce berdasarkan kerangka BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab ini akan membahas tentang analisis data dan hasil penelitian faktor faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen E-Commerce berdasarkan kerangka Technology Acceptance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia yang kaya akan kuliner khas dari berbagai provinsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia yang kaya akan kuliner khas dari berbagai provinsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang kaya akan kuliner khas dari berbagai provinsi menginspirasi para produsen Mie Instan untuk membuat rasa yang serupa dari makanan khas Indonesia. Hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kausalitas. Menurut Umar (2005,p105) berguna untuk menganalisis hubungan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya

Lebih terperinci

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Profil Responden Penelitian Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 20 buah. Pada saat pengembalian hanya kembali 3 kuesioner, dimana terdapat 4 kuesioner

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian survey, dengan

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian survey, dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian survey, dengan pengambilan sampel pada populasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA

ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA (Studi Kasus Lokasi Disekitar Jalan Gajayana) Kotler dan Amstrong, (2008:105) mendefinisikan pemasaran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Konsumsi makanan sehat merupakan salah satu inovasi yang hadir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Konsumsi makanan sehat merupakan salah satu inovasi yang hadir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi makanan sehat merupakan salah satu inovasi yang hadir atas dasar perubahan gaya hidup di masyarakat sekarang ini. Perubahan pola hidup masyarakat tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HARGA, PRODUK DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSANPEMBELIAN MIE INSTAN MEREK INDOMIE (Studi Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang)

ANALISIS PENGARUH HARGA, PRODUK DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSANPEMBELIAN MIE INSTAN MEREK INDOMIE (Studi Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang) JABPI VOL. 22, NO 1, JANUARI 214 ANALISIS PENGARUH HARGA, PRODUK DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSANPEMBELIAN MIE INSTAN MEREK INDOMIE (Studi Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang) Noor Suroija, Bangun Edi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam industri jasa, komponen yang memegang pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam industri jasa, komponen yang memegang pengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam industri jasa, komponen yang memegang pengaruh penting salah satunya adalah kualitas pelayanan. Perusahaan atau organisasi penyedia jasa untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana komunikasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Responden Objek penelitian yang ditetapkan adalah mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti angkatan 2006-2010

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian ini. Diantaranya penelitian pertama adalah Erfan Severi & Kwek Choon Ling yang berjudul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN Rindyah Hanafi Abstract : The purpuse of this study is to examine motivation shopping in traditional market and supermarket

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS MEREK PRODUK KRIM PEMUTIH POND S PADA MAHASISWI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS MEREK PRODUK KRIM PEMUTIH POND S PADA MAHASISWI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA J u r n a l E K B I S / V o l. X V / N o. 1 / e d i s i M a r e t 2 0 1 6 765 PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS MEREK PRODUK KRIM PEMUTIH POND S PADA MAHASISWI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen Zakiah Jamal 18212005/4EA03 Manajemen Prof.Dr.Ir.Euphrasia Susy Suhendra, M.S. Pengaruh Bauran Pemasaran 4P Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Konsumen Produk Merek Enzoro Toko

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Jurnal penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Mobil Toyota Avanza dilakukan oleh Edwin Japarianto, staf pengajar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis menarik beberapa kesimpulan berdasarkan hasil analisis tentang Pengaruh Brand Trust air minum dalam kemasan (AMDK) merek AQUA Terhadap Loyalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasarkan sebuah produk, perusahaan memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasarkan sebuah produk, perusahaan memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasarkan sebuah produk, perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggannya dengan mengajukan proposal nilai yaitu serangkaian keuntungan yang mereka tawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama dunia usaha pada saat ini. Di samping itu banyaknya usaha yang bermunculan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANSPORTASI KRL EKONOMI JURUSAN DEPOK - JAKARTA NOVIA TRI UTAMI

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANSPORTASI KRL EKONOMI JURUSAN DEPOK - JAKARTA NOVIA TRI UTAMI ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANSPORTASI KRL EKONOMI JURUSAN DEPOK - JAKARTA NOVIA TRI UTAMI 16209419 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya peritel yang merubah tokonya menjadi supermaket dengan tujuan agar memudahkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari secara lebih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran

III. METODE PENELITIAN. status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moh. Nazir (2003: 54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci