ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA)"

Transkripsi

1 i ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) Oleh WISTY KARMILA BR MELIALA H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 ii RINGKASAN WISTY KARMILA BR MELIALA. H Analisis Kinerja Keuangan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Dibawah bimbingan ABDUL KOHAR IRWANTO. Bank berperan strategis menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Peran penting bank dalam menunjang perekonomian negara merupakan salah satu alasan mengapa kinerja keuangan bank harus senantiasa dianalisa untuk mengetahui tingkat kesehatannya. Analisa kinerja keuangan juga penting bagi pihak shareholder maupun stakeholder, karena melalui hasil analisis kinerja keuangan mereka akan mengetahui posisi bank yang dianalisis di industri sejenis. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., (BRI) merupakan bank kedua dengan aset terbesar nasional dan untuk pertama kalinya BRI menjadi satu-satunya bank yang menembus laba dua digit di tahun Selain itu, BRI berada pada posisi teratas pada industri perbankan nasional dalam peran sertanya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, terlihat pada enam tahun terakhir sejak tahun 2005 tercatat sebagai pemberi kredit tertinggi nasional. Untuk itu perlu dilakukan analisa kinerja keuangan BRI untuk melihat tingkat kesehatannya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja keuangan BRI dengan menggunakan alat analisis EVA dan MVA, menganalisis pengaruh nilai EVA terhadap MVA, serta menganalisis struktur modal BRI tahun , serta memprediksi keadaan keuangan BRI masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan BRI antara lain neraca, laba rugi serta data historis harga saham BRI periode tahun Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa kinerja keuangan BRI berdasarkan metode EVA dan MVA, nilai EVA dan MVA BRI periode adalah positif dan relatif mengalami kenaikan. Hal ini berarti bahwa pihak manajemen telah berhasil menciptakan nilai tambah perusahaan. Namun pada tahun 2008, EVA dan MVA mengalami penurunan dari tahun EVA turun disebabkan oleh COC yang tinggi, MVA BRI mengalami penurunan disebabkan oleh nilai pasar BRI (harga saham) turun Rp2.825 (38,18 persen) dari tahun Hasil pengujian pengaruh EVA terhadap MVA menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap MVA. Nilai MVA sebesar 88,5 persen yang dihasilkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh EVA, sedangkan sisanya sebesar 11,5 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi sederhana tersebut. Struktur modal BRI tahun sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari penciptaan nilai EVA yang positif dan relatif meningkat setiap tahunnya walaupun di tahun 2008 sempat mengalami penurunan namun tetap menunjukkan nilai yang positif. Peramalan nilai komponen Neraca dan Laba Rugi yang dilakukan dengan menggunakan Double Exponential Smoothing menunjukkan peningkatan di tahun Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan BRI tahun berikutnya diprediksi akan bertambah baik lagi.

3 ii ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh : WISTY KARMILA BR MELIALA H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

4 i Judul Skripsi : Analisis Kinerja Keuangan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dengan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Nama NIM : Wisty Karmila Br Meliala : H Menyetujui Pembimbing, (Dr. Ir. Abdul Kohar I, M.Sc.) Nip Mengetahui : Ketua Departemen, (Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP : Tanggal Lulus :

5 iii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Simpang Negara pada tanggal 10 Januari 1988 sebagai anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan S. Meliala dan M. Kemit. Pada tahun 1994 penulis memulai pendidikan dasar di SDN No Seberaya dan melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Maria Goretti Kabanjahe pada tahun 2000 sampai dengan 2003, kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Kabanjahe pada tahun 2003 sampai dengan tahun Pada tahun 2006 penulis diterima oleh Direktorat Program Diploma, di Program Keahlian Akuntansi Institut Pertanian Bogor melalui Program USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

6 iv KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul, Analisis Kinerja Keuangan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) sebagai syarat untuk melakukan penelitian untuk menulis skripsi yang merupakan salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penulis berterima kasih kepada Dr. Ir. Abdul Kohar I, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang bermanfaat bagi penulisan skripsi ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang sudah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun atas segala kekurangan yang terdapat dalam penyusunan skripsi ini karena penulis menyadari usulan penelitian ini jauh dari sempurna. Bogor, September 2011 Penulis

7 v UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi Analisis Kinerja Keuangan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan, serta dorongan kepada penulis. 2. Farida Ratna Dewi, SE, MM dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. yang sudah bersedia menjadi penguji penulis dan telah memberi saran serta kritik yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini. 3. Seluruh staff dan dosen Program Sarjana Alih Jenis Manajemen yang telah membantu penulis selama perkuliahan sampai pada saat penyelesaian skripsi ini. 4. Kedua orang tua saya yang sangat saya cintai serta adik-adikku atas doa, semangat, dorongan yang selalu diberikan selama penulisan skripsi ini. 5. Keluarga besar Sinuhaji dan keluarga besar Kemit atas semangat dan doa yang sangat berarti yang selalu diberikan bagi penulis. 6. Seluruh teman-teman di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen yang sudah menjadi teman yang baik selama masa perkuliahan. 7. Sahabat dan adik-adik saya di Bagunde 14 yang telah memberikan doa, semangat dan dukungannya. 8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

8 vi DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank Kinerja Keuangan Laporan Keuangan Economic Value Added (EVA) Pengertian EVA Metode Perhitungan EVA Tujuan dan Manfaat Penerapan Model EVA Keunggulan dan Kelemahan EVA Market Value Added Pengaruh EVA terhadap MVA Struktur Modal Peramalan (Forecasting) Penelitian Terdahulu III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Metode Perhitungan EVA Metode Perhitungan MVA Analisis Pengaruh EVA terhadap MVA Perumusan dan Pengujian Hipotesis... 22

9 vii 3.5 Peramalan (Forecasting) Kinerja Keuangan Pengujian Error (Residu) Mengukur Ketepatan Forecasting Hasil yang Diharapkan (Expected Results) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Visi, Misi, Strategi dan Budaya Perusahaan Manajemen dan Struktur Perusahaan Kegiatan Usaha BRI Kinerja Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Perhitungan EVA Perhitungan MVA Analisis Pengaruh EVA terhadap MVA Struktur Modal Peramalan (Forecasting) Komponen Rugi Laba Forecasting Komponen Neraca Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 55

10 viii DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Daftar Sepuluh Bank Umum Nasional dengan Aset Terbesar Peringkat Bank Berdasarkan Kredit Tahapan Perhitungan EVA Tahapan Perhitungan MVA Nilai NOPAT BRI periode (dalam Jutaan Rupiah) Nilai COC BRI Periode Perhitungan EVA (Jutaan Rupiah) Perhitungan MVA Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji Kolomogrov Smirnov Persamaan dan statistik pengaruh EVA terhadap MVA Perhitungan Struktur Modal... 39

11 ix DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Grafik EVA BRI Tahun Grafik MVA BRI Tahun Grafik Forecating Pendapatan Bunga Bersih Grafik Forecasting Pendapatan Lainnya Grafik Forecasting Jumlah Beban Grafik Forecasting Laba Sebelum Pajak Grafik Forecasting Komponen Laba Rugi Grafik Forecasting Aset Grafik Forecasting Ekuitas Grafik Forecasting Kewajiban Grafik Forecasting Komponen Neraca... 49

12 x DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Daftar Istilah dan Defenisinya Alur Pikir Penelitian Struktur Organisasi BRI Neraca Konsolidasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun Laporan Laba Rugi Konsolidasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun Output SPSS 11.5 untuk Perhitungan Regresi Sederhana Output SPSS 11.5 Hasil Perhitungan Normalitas Data (Kolmogorov- Smirnov Test) Daftar Indeks Harga Saham Gambungan (IHSG) dan Tingkat Suku Bunga Indonesia Tahun Perhitungan Varian Daftar Perhitungan Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan Bulan ke-t (Rit) Perhitungan Kovarian Penghitungan Beta dan Biaya Ekuitas (Ke), NOPAT, Biaya Hutang, Struktur Modal dan WACC Perhitungan Invested Capital, Cost of Capital, dan Economic Value Added BRI Periode Perhitungan Market Value Added (MVA) Hasil Output Minitab 15. untuk forecasting komponen Rugi Laba dan Neraca...75

13 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian suatu negara sesuai dengan yang tercantum dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa perbankan berasaskan demokrasi ekonomi memiliki fungsi utama sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dengan fungsi tersebut, bank berperanan strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Dalam UU tersebut juga disebutkan bahwa perkembangan perekonomian nasional maupun internasional senantiasa bergerak cepat dan disertai tantangan yang semakin luas, harus selalu diikuti secara tanggap oleh perbankan nasional dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya kepada masyarakat. Peran penting bank dalam menunjang perekonomian negara merupakan salah satu alasan mengapa kinerja keuangan bank harus senantiasa dianalisa untuk mengetahui tingkat kesehatannya. Analisis ini juga penting karena kebutuhan para pihak pemangku kepentingan (stakeholder dan shareholder) akan informasi kesehatan bank terkait, karena melalui hasil analisis keuangan ini mereka akan lebih mengetahui posisi perusahaan yang bersangkutan jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam satu kelompok industri yang sama. Sehingga, hasil analisis kinerja keuangan tersebut berguna untuk mendapatkan atau mempertahankan kepercayaan mereka. Selain itu, persaingan antar bank yang semakin ketat harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan pada industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bertahan hidup dalam persaingan yang ketat tersebut adalah kinerja (kondisi keuangan) bank yang baik. Menurut Moeljadi (2006), analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, yang mencakup pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Selanjutnya, menurut Munawir (2007), laporan keuangan tidak hanya sebagai alat

14 2 penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Sekarang ini sedang berkembang cara pengukuran kinerja keuangan yang mengukur biaya seluruh modal dan nilai tambah perusahaan di pasar yaitu Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Menurut Young, S.D dan O Byrne, S.F (2001), EVA adalah tolak ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal. Sedangkan, MVA adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan utang) dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa, EVA dan MVA merupakan indikator adanya penciptaan nilai dari investasi dalam suatu perusahaan. Sehingga, dalam penelitian ini akan dilakukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan alat analisis EVA dan MVA. Menurut Keown (2008), hubungan antara EVA dan MVA dimasa depan sangat penting, karena mengelola untuk nilai pemegang saham memerlukan kenaikan MVA. Mengelola EVA suatu perusahaan yang berhubungan dengan MVA dapat dilakukan dengan cara berikut : MVA merupakan nilai sekarang dari seluruh EVA masa depan atas kelangsungan hidup perusahaan. Jadi, mengelola perusahaan dengan cara meningkatkan EVA secara umum akan menimbulkan MVA yang lebih tinggi. Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan salah satu bank dari sepuluh bank yang memiliki aset terbesar (Tabel 1.) dan merupakan pemberi kredit kepada usaha mikro, kecil dan menengah terbesar (Tabel 2.) di Indonesia, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., (BRI). BRI merupakan bank dengan aset kedua terbesar tingkat nasional dan pada enam tahun terakhir sejak tahun 2005 tercatat sebagai pemberi kredit tertinggi nasional. Selain itu, BRI merupakan bank peraih laba tertinggi sejak tahun 2005 dan menjadi satu-satunya bank yang menembus laba dua digit di tahun Tabel 1. Daftar Sepuluh Bank Umum Nasional dengan Aset Terbesar No. Nama Bank Aset (Rp Triliun) Pangsa thd Total Aset Bank Umum (%) 1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ,65 2. PT BRI (Persero) Tbk ,14 3. PT BCA Tbk ,75 4. PT BNI (Persero) Tbk ,02 5. PT Bank CIMB Niaga Tbk ,75

15 3 Lanjutan Tabel PT Bank Danamon Indonesia Tbk ,78 7. PT Pan Indonesia Bank Tbk ,54 8. PT Bank Permata Tbk ,46 9. PT BII Tbk , PT BTN (Persero) Tbk ,27 Sumber : bi.go.id (2011) Total ,75 Seperti yang dijelaskan juga pada website BRI ( 2011), BRI berada pada posisi teratas di dalam industri perbankan nasional dalam peran sertanya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyaluran kredit (Tabel 2.) walaupun bukan pemilik aset tertinggi secara nasional (Tabel 1.). Hal ini disebabkan karena sejak awal berdirinya, BRI mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Sehingga, selain kepentingan analisis kinerja keuangan yang sudah disebutkan sebelumnya, analisis kinerja keuangan BRI tersebut penting untuk dilakukan untuk mengetahui kesehatanya karena BRI memiliki peran yang penting dalam peningkatan perekonomian masyarakat sebagai akibat peran BRI dalam pemberian kredit terbesar nasional. Tabel 2. Peringkat Bank Berdasarkan Kredit Pering kat Desember 2009 Desember 2010 Pangsa thd Total Total Total Kredit Kredit Nama Bank Kredit Nama Bank (Rp. (Rp. Bank Miliar) Miliar) Umum (%) Pangsa thd Total Kredit Bank Umum (%) 1. BRI ,53 BRI ,12 2. Bank Mandiri ,55 Bank Mandiri ,36 3. BCA ,67 BCA ,29 4. BNI ,46 BNI ,25 5. Bank CIMB Niaga ,79 Bank CIMB Niaga ,69 6. Bank Danamon ,24 Bank Danamon ,21 7. Panin Bank ,91 Panin Bank ,94 8. Bank Permata ,91 Bank Permata ,93 9. BTN ,87 BTN ,86 10 BII ,62 BII ,57 Total ,53 Total ,22 Sumber : bi.go.id (2011)

16 4 Sehingga, penelitian ini mengkaji laporan keuangan BRI dengan menggunakan alat analisis EVA dan MVA berbasis laporan keuangan periode dan menganalisis pengaruh EVA terhadap MVA dengan menggunakan analisis regresi sederhana serta melakukan perediksi kinerja keuangan BRI dengan menggunakan Double Exponential Smoothing. Analisis kinerja keuangan dilakukan berdasarkan lima tahun terakhir ( ), sehingga perubahan (fluktuasi) kinerja keuangan terlihat lebih jelas. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja keuangan BRI ditinjau dengan menggunakan alat analisis EVA dan MVA periode data tahun ? 2. Bagaimana pengaruh nilai EVA terhadap MVA? 3. Bagaimana struktur modal BRI periode ? 4. Bagaimana prediksi (forecasting) keadaan keuangan BRI tahun 2011? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis kinerja keuangan BRI ditinjau dengan menggunakan alat analisis EVA dan MVA periode tahun Menganalisis pengaruh nilai EVA terhadap MVA 3. Menganalisis struktur modal BRI tahun Memprediksi (forecasting) keadaan keuangan BRI untuk tahun Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi bermanfaat, diantaranya : 1. Memberi gambaran lebih jelas mengenai kinerja keuangan BRI kepada pembaca dan investor sehingga dapat dijadikan refrensi pengambilan keputusan investasi. 2. Sebagai refrensi dan pengembangan analisis kinerja keuangan bagi peneliti selanjutnya.

17 5 1.5 Ruang Lingkup Batasan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kinerja keuangan BRI menggunakan metode EVA dan MVA yang berdasarkan laporan keuangan konsolidasi BRI tahun yang sudah diaudit oleh auditor independen. Selain itu juga dalam penelitian ini dilakukan kajian bagaimana pengaruh nilai EVA terhadap MVA. Selanjutnya dilakukan analisis struktur modal perusahaan tahun dan meramalkan (forecasting) kinerja keuangan BRI untuk tahun 2011 berdasarkan tren laporan keuangan tahun

18 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008), bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Menurut Undang Undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 pada bab ketiga dinyatakan bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Perbankan di Indonesia memiliki tujuan yang tercermin dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 yang menjelaskan bahwa, Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. 2.2 Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan yang baik merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan, karena dari kinerja perusahaan terlihat kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar prilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran (Mulyadi, 2006). 2.3 Laporan Keuangan Menurut Bringham dan Houston (2006), laporan tahunan (annual report) adalah laporan yang diterbitkan setiap tahun oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Laporan ini berisi laporan keuangan dasar dan opini manajemen atas operasi perusahaan selama tahun lalu dan prospek perusahaan di masa depan.

19 7 2.4 Economic Value Added (EVA) Pengertian EVA Menurut Tunggal (2001), dasar teoritis dari konsep Nilai Tambah Ekonomis (EVA) disajikan dalam kertas akademis yang dipublikasikan antara tahun 1958 dan 1961 oleh dua ekonom finansial, yaitu Merton H. Miller dan Franco Modigliani (antara tahun 1958 dan 1961), yang memenangkan hadiah Nobel dalam bidang ekonomi. EVA adalah laba yang tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (cost capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. EVA merupakan suatu tolok ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai. EVA menggambarkan jumlah absolut dari pemegang saham (shareholder value) yang diciptakan (Created) atau dirusak (destroyed) pada suatu periode tertentu, biasanya setahun. EVA yang positif menunjukkan penciptaan nilai (value creation), sedangkan EVA yang negatif menunjukkan penghancuran nilai (value destruction) Metode Perhitungan EVA Komponen EVA terdiri dari laba bersih setelah pajak (Net Operating Profit After Tax-NOPAT), dan biaya modal (Cost of Capital - COC). COC merupakan perkalian antara Weighted Cost of Capital/WACC (biaya modal rata-rata tertimbang) dengan Invested Capital/IC (modal yang diinvestasikan). Dengan demikian, EVA dapat dirumuskan sebagai berikut : EVA = NOPAT Cost of Capital = NOPAT (WACC x Invested Capital)...(1) Keterangan : EVA = Economic Value Added nilai tambah ekonomi (rupiah/tahun) NOPAT = Net Operating Profit After Tax - laba operasi setelah pajak (rupiah/tahun) WACC = Weighted Cost of Capital - biaya modal rata-rata tertimbang (persentase/tahun) Invested Capital = Jumlah modal yang tersedia bagi perusahaan untuk membiayai usahanya yang terdiri dari hutang dan modal sendiri (rupiah/tahun)

20 8 1. Net Operating Profit After Tax Menurut Tunggal (2001), NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan. 2. Weighted Average Cost of Capital Menurut Tunggal (2001), rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) adalah jumlah biaya dari masing-masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka pendek dan, pinjaman jangka panjang (cost of debt) serta setoran modal saham (cost of equity) yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan. 3. Invested Capital IC (Modal yang diinvestasikan) Menurut Tunggal (2001), IC adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non interest bearing liabilities), seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan dan sebagainya. Nilai EVA yang dihasilkan dari perhitungan EVA sangat membantu dalam pertimbangan keputusan manajemen. EVA dapat bernilai positif, negatif dan nol, maknanya sebagai berikut : 1. EVA > 0 (positif) berarti dapat dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaan tersebut telah mampu menciptakan nilai tambah bagi perusahaannya atau menambah nilai bisnis perusahaan. 2. EVA = 0 berarti secara ekonomis impas karena semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. 3. EVA < 0 (negatif) dinamakan ditructing atau destroying value berarti tidak memberikan nilai tambah kepada perusahaan tersebut karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan Tujuan dan Manfaat Penerapan Model EVA Menurut Abdullah (2003), tujuan dan manfaat penerapan model EVA adalah sebagai berikut : a. Tujuan penerapan Model EVA Dengan perhitungan EVA diharapkan mendapatkan hasil perhitungan nilai ekonomis perusahaan yang lebih realistis. Hal ini disebabkan oleh EVA dihitung berdasarkan perhitungan biaya modal (cost of capital) yang menggunakan nilai pasar berdasarkan kepentingan kreditur terutama para

21 9 pemegang saham dan bukan berdasar nilai buku yang bersifat historis. Perhitungan EVA juga diharapkan dapat mendukung penyajian laporan keuangan sehingga mempermudah para pengguna laporan keuangan diantaranya investor, kreditur, karyawan, pemerintah, pelanggan dan pihakpihak yang berkepentingan lainnya. b. Manfaat Penerapan Model EVA Manfaat yang diperoleh dari penerapan model EVA didalam suatu perusahaan adalah : 1) Penerapan model EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (value creation). 2) Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. 3) EVA mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur modalnya. 4) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modalnya. Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan adanya penciptaan nilai dari proyek tersebut dengan demikian sebaiknya diambil, begitu pula sebaliknya Keunggulan dan Kelemahan EVA Salah satu keunggulan EVA sebagai penilai kinerja perusahaan adalah dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation). Keunggulan EVA yang lain adalah (Iramani dan Febrian, 2001): a. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekwensi investasi. b. Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang terlihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan

22 10 dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku. c. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian. d. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders satisfaction concepts. e. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis. Selain mempunyai kelebihan, EVA memiliki kelemahan diantaranya (Abdullah, 2003) : a. Secara konseptual EVA memang lebih unggul daripada pengukur tradisional akuntansi, namun secara praktis belum tentu dapat diterapkan dengan mudah. Penentuan biaya modal saham cukup rumit sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam tentag teknik-teknik menaksir biaya modal saham. b. EVA adalah alat ukur semata dan tidakbisa berfungsi sebagai cara mencapai sasaran perusahaan sehingga diperlukan suatu cara bisnis tertentu untuk mencapai sasaran. c. Masih mengandung unsur keberuntungan (tinggi rendahnya EVA dapat dipengaruhi oleh gejolak di pasar modal). d. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu. e. EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal rendah. Investasi yang demikian umumnya memiliki resiko yang kecil sehingga secara tidak langsung EVA mendorong perusahaan untuk menghindari resiko padahal sebagian besar inovasi-inovasi dalam bisnis memiliki risiko yang sangat tinggi terutama dalam era pasar bebas yang penuh dengan ketidakpastian.

23 Market Value Added Menurut Young dan O Byrne (2001), Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan hutang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. Nilai pasar adalah nilai perusahaan, yakni jumlah nilai pasar dari semua tuntutan modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu (jumlah nilai pasar dari hutang dan ekuitas). Modal yang diinvestasikan adalah jumlah modal yang disediakan penyedia dana pada tanggal yang sama. Secara singkat rumus MVA dapat ditulis sebagai berikut : MVA = Nilai pasar Modal yang diinvestasikan oleh investor...(2) Indikator yang digunakan untuk mengukur MVA menururt Young dan O Byrne (2001), yaitu : 1. Jika MVA > 0, bernilai positif, perusahaan berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana 2. Jika MVA < 0, bernilai negatif, perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh penyandang dana. Dalam kenyataannya, alat analisis MVA memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain : 1. Kelebihan MVA Menurut Young dan O Byrne (2001), kelebihan penggunaan MVA di antaranya adalah dapat mencerminkan keputusan pasar mengenai bagaimana manajer suatu perusahaan sukses meningkatkan kinerja perusahaan dengan menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan kepadanya. 2. Kekurangan MVA Kelemahan MVA menurut Young dan O Byrne (2001) a. MVA merupakan pengukuran kekayaan periodik pemegang saham sehingga tidak dapat mengukur kinerja pada tingkat divisi b. Untuk suatu periode waktu tertentu, tidak memberikan solusi peningkatan penciptaan kekayaan pemegang saham c. MVA mengabaikan kesempatan biaya modal yang diinvestasikan dalam perusahaan d. Pengukuran MVA gagal memperhitungkan pengembalian uang kas pada masa lalu kepada pemegang saham.

24 Pengaruh EVA terhadap MVA Pengaruh EVA terhadap MVA dapat diketahui dengan melakukan uji analisis dengan persamaan regresi (estimating equation) yakni suatu metode pendekatan dengan formula matematika yang dirancang untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen melalui nilai-nilai yang diketahui. Pada penelitian ini persamaan regresi yang digunakan adalah persamaan regresi sederhana karena hanya memakai satu variabel independen yang diteliti yaitu EVA, sedangkan MVA merupakan variabel dependen. Menurut M. Nafarin (2007), analisis regresi merupakan salah satu analisis data kuantitatif untuk memperhitungkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Perubahan suatu kejadian dapat dinyatakan dengan perubahan nilai variabel. Hasil analisis dapat digunakan untuk dasar menilai suatu kebijakan. Persamaan regresi sederhana yang dikembangkan yaitu : Y = αα + βx + ε...(3) Keterangan : αα = Konstanta β = Koefisien parameter regresi X = Variabel dependen Y = Variabel independen ε = Faktor kesalahan Jika langsung diaplikasikan ke dalam penelitian ini maka persamaannya dapat diubah menjadi : MVA = αα + β EVA...(4) Keterangan : αα = Konstanta β = Koefisien parameter regresi MVA = Nilai MVA (juta rupiah) EVA = Nilai EVA (juta rupiah) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (deret waktu) karena data ini merupakan kumpulan kinerja keuangan BRI dalam lima tahun (tahun 2006 s.d tahun 2010). Data dari penelitian ini diolah dengan menggunakan alat analisis regresi dan korelasi untuk menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta hubungan antar variabel tersebut. Sebelum analisis regresi dan

25 13 korelasi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolomogrov Smirnov. Kolomogrov Smirnov digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 atau sebesar 5 persen. Data diolah dengan menggunakan program statistik yaitu Statistic Packages For Social Sciences (SPSS) Version Struktur Modal Menurut Astuti (2002), struktur modal adalah bauran atau perpaduan dari hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara hutang, saham preferen, saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya, sedangkan struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Dalam laporan keuangan neraca sisi kredit, dapat dilihat susunan atau struktur modal yang pada suatu perusahaan. Bagian dari struktur modal ini disebut komponen modal. Jadi, pos-pos yang berada pada sisi kanan neraca yang terdiri berbagai jenis hutang, saham preferen dan ekuitas saham biasa disebut komponen modal. Komponen modal adalah salah satu jenis modal yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan dana. 1. Biaya Hutang, Kd (1-T) Karena sumber modal perusahaan biasanya lebih dari satu sumber, maka perhitungan biaya modalnya adalah biaya modal rata-rata tertimbang/wacc (Weighted Average Cost of Capital). Dalam perhitungan WACC, harus konsisten dalam menggabung berbagai biaya komponen modal. Karena itu dalam WACC dipakai dasar perhitungan sesudah pajak atau after tax basis. Seperti kita ketahui biaya penerbitan saham biasa dan biaya modal komponen laba ditahan adalah after tax basis, jadi biaya hutang juga harus after tax basis. Tingkat bunga pinjaman yang dibayarkan perusahaan ke bank adalah suku bunga nominal yaitu suku bunga sebelum pajak atau Kd yang belum after tax basis. Bila kita lihat pada laporan rugi laba, pembayaran bunga adalah sebelum pajak, sehingga biaya bunga yang dibayar perusahaan karena ada hutang jangka panjang menyebabkan jumlah pajak perusahaan lebih kecil. Jadi suku bunga pinjaman nominal (Kd) menyebabkan

26 14 terjadinya penghematan pajak sebesar Kd x T. Perhitungan pajak berasal dari laba yang dikurangi bunga dikali tingkat pajak. Penghematan pajak dari adanya biaya bunga = Kd x T...(5) Jadi biaya bunga after tax basis = Kd (Kd x T) = Kd (1-T)...(6) 2. Biaya Saham Preferen (Kp) Biaya komponen saham preferen adalah biaya yang harus dibayar oleh perusahaan yang menerbitkan saham preferen untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjang. Saham preferen mempunyai karakteristik adanya penghasilan tetap bagi pemiliknya dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa. Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian deviden terlebih dahulu. Saham preferen jumlahnya lebih sedikit dibanding dengan saham biasa. 3. Biaya Komponen Ekuitas (Ks/Ke) Biaya komponen ekuitas adalah biaya yang timbul karena pemenuhan kebutuhan modal dari menerbitkan saham biasa. Biaya ekuitas ini adalah biaya karena pembayaran dividen, dapat dihitung dengan pendekatan CAMP, dijabarkan pada Persamaan Biaya Komponen Laba Ditahan (Kr) Salah satu alasan yang menyebabkan perlunya kita memperhitungkan biaya modal atas laba laba yang ditahan yaitu prinsip biaya oportunitas. Biaya komponen laba ditahan adalah tungkat pengembangan yang dikehendaki pemegang saham biasa perusahaan, jadi biaya komponen laba ditahan sama dengan biaya komponen ekuitas atau Kr = Ks. 2.8 Peramalan (Forecasting) Menurut M. Nafarin (2007), ramalan (forecasting) adalah proses aktivitas meramalkan suatu kejadian yang mungkin terjadi dimasa mendatang dengan cara mengkaji data yang ada. Menurut Darsono (2006), untuk mengadakan peramalan terlebih dahulu dikumpulkan data historis suatu kegiatan bisnis kemudian diolah menjadi informasi relevan untuk mengambil keputusan manajemen dalam membuat perencanaan keuangan. Peramalan bisnis itu dituangkan dalam angka-angka keuangan menjadi peramalan keuangan suatu unit organisasi bisnis.

27 15 Pada penelitian ini, model peramalan yang dipakai adalah model peramalan Double Exponential Smoothing menggunakan data historis dalam bentuk time series tahunan dengan menggunakan Software Minitab 15. Metode ini dipakai karena data yang diramalkan berbentuk trend (tidak stasioner) yaitu ditandai dengan adanya kecenderungan arah data bergerak menaik (growth) atau menurun (decline) pada jangka panjang. Menurut Santoso (2009), metode forecasting yang tepat pada data non stasioner adalah metode double exponential smoothing (holt method). 2.9 Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu W. (2002) yang meneliti tentang Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BII) dengan menggunakan alat analisis EVA dan Rasio Keuangan. Kesimpulan dari penelitian yang di lakukan oleh Ni Putu W. menyatakan bahwa berdasarkan nilai EVA selama tahun , BII cenderung berada pada kondisi ekonomis (EVA > 0) yang artinya selama masa tersebut pihak manajemen telah mampu menciptakan nilai bagi BII, sedangkan pada tahun tahun 1997 dan 1998 (masa krisis) telah terjadi penurunan kinerja bank yang sangat signifikan, artinya bahwa pihak manajemen tidak dapat menciptakan nilai bagi bank, dapat dilihat dari penurunan nilai EVA yang mencapai nilai kurang dari nol (EVA<0). Persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian ini adalah sama-sama menghitung kinerja keuangan dengan alat analisis EVA dan dilakukan untuk mengukur kinerja bank umum. Namun penelitian ini menggunakan EVA dan MVA, tidak menggunakan alat analisis Rasio Keuangan. Budiharti (2006), melakukan penelitian analisis kinerja keuangan BRI periode tahun dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dan alat analisis EVA, serta menguji pengaruh EVA terhadap MVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan BRI pada tahun 2005 lebih baik daripada tahun Hasil pengujian pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap EVA menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan pada umumnya tidak terpengaruh kecuali CAR terhadap EVA. Hasil pengujian pengaruh EVA terhadap MVA menunjukkan bahwa EVA berpengaruh positif. Pada penelitian tersebut hanya menggunakan laporan keuangan dua periode dan belum melakukan peramalan.

28 16 Primadia (2011), melakukan kajian terhadap kinerjakeuangan pada PT Bank Internasional Indonesia, Tbk periode pada tahun 2011 menggunakan alat analisis EVA dan alat analisis MVA yang menyimpulkan bahwa Bank BII memiliki kinerja keuangan yang baik, walaupun dari segi rasio keuangan cenderung menurun namun BII dapat menghasilkan nilai EVA dan MVA yang positif. Dalam penelitiannya, digunakan juga analisis dengan alat analisis rasio CAR, ROE dan EPS. Rasio CAR, ROE, EPS dan EVA mempunyai pengaruh sangat kuat sekali terhadap perubahan MVA. Dalam penelitian tersebut belum dilakukan peramalan kinerja keuangan di masa yang akan datang, namun pada penelitian kali ini dilakukan peramalan kinerja keuangan BRI dimasa yang anak datang. Penelitian lain yang menjadi bahan pembanding penulis adalah hasil penelitian Paisal (2011) yang meneliti tentang Analisi Kinerja Keuangan dengan Alat analisis EVA pada PT. BCA Tbk periode tahun yang menyimpulkan bahwa kinerja BCA baik, hal ini dapat terlihat dari peningkatan nilai EVA tiap tahun yang menunjukkan kesehatan bank. Persamaan penelitian ini dengan penelitian pada BCA tersebut adalah sama-sama menggunakan alat analisis EVA dan keduanya merupakan penelitian terhadap kinerja bank umum. Namun pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan alat analisis EVA, sedangkan penelitian kali ini menambahkan alat analisis MVA.

29 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis kinerja keuangan BRI ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah dipublikasikan dan telah diaudit oleh auditor independen. Metode pengukuran menggunakan alat analisis EVA memberikan hasil perhitungan apakah BRI telah berhasil memberikan nilai tambah ekonomi bagi bank itu sendiri dan pemegang sahamnya. Investor yang potensial akan memperkirakan MVA yang tinggi apabila perusahaan dengan konsisten memperoleh pemasukan lebih besar daripada biaya total modal. MVA bernilai negatif jika pemasukan yang diperkirakan berada dibawah atau lebih kecil dari biaya total modal para investor. Secara lengkap, kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Pasar Modal (BEI) Kinerja Pasar (Nilai pasar /ekuitas) Rugi Laba Neraca Peramalan Struktur Modal EVA Regresi sederhana MVA Investor Kebijakan Keuangan Perusahaan terkait pospos keuangan Keterangan : Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian = Komponen pembentuk = Komponen yang mempengaruhi

30 Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada BRI, kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI I, Jln. Jenderal Sudirman Kav , Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan (April 2011-Juni 2011) dan dimulai dengan pengumpulan data sekunder mengenai BRI dari internet Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan meliputi data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari data sekunder seperti laporan keuangan konsolidasi BRI berupa Laporan Neraca dan Laporan Rugi Laba selama lima periode ( ), profil BRI dan data historis harga saham serta studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang terkait dengan penelitian, internet, jurnal dan artikel-artikel lain yang berhubungan dengan penelitian ini Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan teknik pengumpulan data skunder yang dilakukan dengan pencarian literatur-literatur dan pencarian data mengenai BRI melalui internet. Pencarian data dimulai dengan pencarian laporan keuangan BRI, profil perusahaan (sejarah pendirian BRI, tujuan pendirian, visi misi, dan perkembangan BRI) serta perkembangan harga saham BRI tahun Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dan menggunakan Microsoft Office Excel 2007, SPSS 11.5, dan Minitab 15, kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan kerangka pemikiran yang telah disusun. Pengolahan data secara kualitatif menggunakan metode deskriptif meliputi penguraian aspek profil dan sistem manajemen BRI. Metode analisis data kuantitatif dilakukan untuk mengkaji kinerja keuangan BRI dengan menggunakan perhitungan nilai EVA, MVA, analisis pengaruh EVA terhadap MVA serta analisis peramalan kinerja keuangan BRI dimasa yang akan datang.

31 Metode Perhitungan EVA Berikut ini adalah tabel tahapan perhitungan yang dilakukan : Tabel 3. Tahapan Perhitungan EVA Tahapan Perhitungan Sumber 1. NOPAT NOPAT = Laba Bersih Biaya Bunga Laba Rugi BBBBBBBBBB BBBBBBBBBB 2. Kd* Kd = HHHHHHHHHHHH Kd* =Kd (1 T) 3. Ke Ke = DDDDDDDDDDDDDD HHHHHHHHHH SSSShaaaa 4. Struktur Modal Wd = HHHHHHHHHHHH AAAAAAAAAA We = EEEEEEEEEEEEEE AAAAAAAAAA 5. WACC WACC =[(KKKK x WWWW) + (KKKK x WWWW)] 6. IC IC = Asset- Non Intresting Bearing Liabilities Laba Rugi Neraca Diketahui Neraca Neraca Data historis saham Neraca 7. COC COC= WACC x IC Neraca 8. EVA EVA = NOPAT COC Neraca, Laba Rugi, Data Historis Saham Untuk menghitung Ke (biaya ekuitas) digunakan pendekatan CAPM. Menurut O Byrne dan Young (2001), CAMP dikembangkan secara independen oleh Profesor William Sharpe dari Universitas Stanford dan Jhon Lintner dari Universitas Harvard. E. Pendekatan dengan konsep tersebut menghasilkan hasil yang lebih akurat dan lebih banyak dipakai dengan penenentuan biaya ekuitas dalam menilai EVA. Berikut ini merupakan langkah-langkah Metode CAMP : 11. RR iiii = PP tt PP iiii 11 +DDDD PP tt 11...(7) Keterangan: RR iiii PP_iiii = tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t = harga saham per lembar bulan t PP_(iiii 1) = harga saham per lembar bulan sebelumnya DD tt = dividen pada bulan ke t 22. RR mmmm = IIIIIIII tt IIIIIIII tt 11 IIIIIIII tt 11...(8) EE (RRRR) = RR mmmm NN...(9)

32 20 Keterangan : R mt IHSG t = Tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t = Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke-t IHSG t 1 = Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke t-1 N E (Rm) = Jumlah data = Tingkat pengembalian pasar yang diharapkan 3. ββ_ii= σσ iiii...(10) σσ 22 mm σσ iiii = nn tt=11 (RRRRRR RRRR)(RRRRRR RRRR) nn...(11) σσ 22 mm = nn tt=11 (RRRRRR RRRR)22...(12) nn 11 Keterangan : βii σ im σ 2 mm Rm Rmt = Koefisien beta = Kovarian tingkat pengembalian saham i dengan tingkat pengembalian pasar = varian tingkat pengembalian pasar = Tingkat pengembalian atas resiko pasar = Tingkat pengembalian pasar pada periode t 4. Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko = Tingkat suku bunga SBI 5. Ke = Rf + ββi E(Rm Rf)...(13) MRP = Rm Rf...(14) Ke = Rf +( ββi x MRP)...(15) Keterangan : Rm β MRP = tingkat pengembalian atas resiko pasar = Faktor resiko (beta) yang berlaku untuk perusahaan = Market Premium Risk (Premi Resiko Pasar) Struktur modal suatu bank yang optimal akan menghasilkan keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembalian sehingga akan memaksimalkan harga saham. Struktur modal bank yang optimal adalah persentase yang seimbang antara komponen hutang dan modal yang dimiliki bank. Nilai persentase komponen hutang diberi lambang Wd, dan untuk persentase komponen modal diberi lambang We. WACC (rata-rata tertimbang biaya modal) diperoleh dari pengalian bobot tertimbang atas hutang dan modal ekuitas bank dari keseluruhan

33 21 struktur modal perusahaan. Untuk menghitung WACC harus diketahui jumlah hutang dan jumlah ekuitas dalam struktur modal berdasarkan nilai pasar, biaya hutang, tingkat pajak, dan biaya ekuitas. Selanjutnya dilakukan penghitungan IC yang merupakan aset dikurangi dengan non interest bearing liabilitis. COC (biaya modal) dihitung dengan cara mengalikan WACC dengan modal yang diinvestasikan (IC). Dari penghitungan tahap-tahap tersebut akan diperoleh nilai EVA dengan memasukkan rumus perhitungan EVA, dimana NOPAT dikurangi dengan COC, seperti pada persamaan satu Metode Perhitungan MVA Nilai MVA diperoleh dari nilai pasar dikurangi dengan modal yang diinvestasikan investor. Dalam perhitungan MVA terdapat empat komponen tahapan yang perlu dilakukan, yaitu : Tabel 4. Tahapan Perhitungan MVA Tahapan Perhitungan Sumber 1. Market Value Harga penutupan saham Data historis harga saham 2. Shares Data historis harga Jumlah saham yang beredar Outstanding saham 3. Book Value Ekuitas Neraca 4. MVA (Harga pasar saham x Shares Data historis harga Ourstanding) Book Value saham, neraca Nilai pasar suatu bank maupun perusahaan merupakan penjumlahan antara saham biasa, bunga minoritas, dan total hutang. Dengan kata lain, nilai pasar suatu bank dapat diperoleh dari harga saham yang tercantum pada akhir periode penutupan. Shares Out standing adalah jumlah lembar saham yang beredar yang dimiliki oleh suatu bank. Sedangkan bookvalue (nilai buku) merupakan total ekuitas yang tercatat pada laporan neraca bank. Selanjutnya, apabila semua komponen tahapan telah diketahui maka MVA dapat dihitung dengan mengalikan harga saham dan shares outstanding, kemudian dikurangi dengan book value, secara singkat dapat dilihat pada persamaan dua. 3.4 Analisis Pengaruh EVA terhadap MVA Analisis regresi sederhana adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis satu variabel terikat (Y) dengan menggunakan satu variabel bebas (X). Oleh karena itu,

34 22 analisis pengaruh EVA terhadap MVA dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi sederhana, karena hanya menganalisis satu variabel bebas yaitu EVA. Selain itu, dilakukan analisis korelasi (correlation analysis), yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel. Menurut Nafarin (2007), hubungan saling ketergantungan antara dua variabel harus diuji dengan koefisien korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan angka paling kecil -1 dan paling besar +1. Bila koefisien korelasi mendekati satu berarti pengaruh X terhadap Y adalah besar, tidak peduli apakah koefisien korelasi tersebut positif atau negatif. Apabila korelasi tersebut positif berarti semakin besar X dan semakin besar Y. Sebaliknya, bila korelasi tersebut negatif berarti semakin besar X dan semakin kecil Y atau semakin kecil X dan semakin besar Y. Jika koefisien korelasi mendekati nol berarti pengaruh dari variabel tersebut kecil sekali (tidak berpengaruh). Dalam penelitian ini, uji korelasi dan regresi dilakukan dengan menggunakan SPSS Jika dalam pengujian hasil R 2 (koefisien determinan) positif (mendekati satu), berarti pengaruh variabel X sangat besar terhadap variabel Y. Sebelum melakukan uji korelasi dan regresi, dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi<0,05 berarti data yang diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Jika signifikansi>0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang diuji dengan data normal baku, artinya data yang kita uji normal. Penelitian ini menggunakan data time series dari hasil analisis laporan keuangan BRI selama periode tertentu sebagai sumber data. Periode waktu laporan keuangan yang digunakan sebagai sumber data adalah laporan keuangan selama lima tahun terakhir ( ) Perumusan dan Pengujian Hipotesis Menurut Kountur (2005), hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban dari suatu masalah. Pengujian hipotesis perlu dilakukan untuk melihat kelayakan model yang dirancang serta untuk mengetahui apakah variabel independennya memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah variabel EVA yang telah didefenisikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA. Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

35 23 Ho = Dinyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dalam hal ini adalah EVA terhadap variabel dependen MVA. Ha = Dinyatakan bahwa ada variabel lebih besar atau lebih kecil dari nol dan ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen yakni EVA terhadap variabel dependen yaitu MVA. Besarnya nilai kesalahan α yang diasumsikan dalam pengujian hipotesis ini yaitu besarnya kesalahan jika menolak Ho padahal Ho itu benar adalah sebesar 5 persen. Penolakan dan uji signifikasi terhadap kontribusi masing-masing variabel independen ditunjukkan oleh besarnya nilai p (p-value) yang diperoleh dari program statistik SPSS Peramalan (Forecasting) Kinerja Keuangan Pada penelitian ini, komponen yang diramalkan adalah komponen laporan keuangan rugi laba dan neraca. Maksud dari peramalan ini adalah untuk mengetahui bagaimana keadaan atau perkembangan keuangan BRI di tahun Model peramalan yang dipakai adalah model peramalan Double Exponential Smoothing menggunakan data historis dalam bentuk time series tahunan dengan menggunakan Software Minitab 15. Metode ini menyesuaikan faktor trend yang ada pada pola data. Dipopulerkan oleh C.C. Holt (1957), model ini menambahkan faktor pertumbuhan (growth factor) atau faktor trend (trend factor) pada persamaan dasar dari smoothing. Rumus Holt s Linear Smoothing : Untuk komponen level estimate : LL tt = ααyy tt + (11 αα)(ll tt 11 + TT tt 11 )...(16) Untuk komponen trend estimate : TT tt = β(ll tt LL tt 11 ) + (11 ββ)tt tt 11...(17) Untuk forecast periode ke p dari data tertentu : (berdasar angka di kolom FITS 1 pada MINITAB) Ý tt+pp = LL tt + pptt tt...(18) Di mana : L = level estimate (dipengaruhi oleh besaran) T = trend estimate (dipengaruhi oleh besaran) Ý = nilai forecast untuk periode mendatang

36 Pengujian Error (Residu) Pengujian untuk mengetahui dapat atau tidaknya metode Holt dengan α = 0,2 dan β=0,2 dalam forecasting komponen neraca dan rugi laba, t tabel dihitung dari tingkat signifikansi 5% yang dibagi dua, serta df adalah jumlah data dikurang 1 (jumlah data-1), atau dalam penelitian ini adalah 4 (5-1), t (0,025;4) adalah ± 2,776. Jika t hitung < dari t tabel maka pengamatan dari correlogram tidak error dan bersifat random. Demikian juga dengan angka LJUNG-BOX Q, jika pada lag 10 (LBQ per komponen yang di forecast) < XX 2 tabel (0,025;4) = 11,143, maka keduanya menunjukkan forecasting dengan metode Holt dengan kriteria α= 0,2 dan β=0,2 dapat digunakan untuk memprediksi rata-rata komponen yang di forecasting di masa mendatang Mengukur Ketepatan Forecasting Menurut S. Santoso (2009), menghitung kesalahan (akurasi perhitungan) forecasting sering pula disebut dengan menghitung ketepatan pengukuran (accurancy measures). Dalam praktek ada beberapa alat ukur yang sering digunakan untuk menghitung kesalahan prediksi : 1. MAPE (Mean Absolute Percentage Error) MAPE = nn nn AA tt FF tt AA tt tt=11...(19) 2. MAD (Mean Absolute Deviation) MAD = 11 nn AA nn tt 11 tt FF tt...(20) 3. MSD/MSE (Mean Squared Deviation/Mean Squared Error) MSE = 11 nn (AA nn tt FF tt ) 22...(21) tt=11 Di mana : At = Data aktual pada waktu t Ft = Data forecasting pada waktu t n = Jumlah data Pada dasarnya ketiga rumus di atas mengukur seberapa jauh data hasil forecast berbeda dengan data asli (aktual)-nya. Karena ada kemungkinan selisih dua data tersebut negatif, karena data aktual lebih besar dari data forecast-nya, maka selisih tersebut kemudian dimutlakkan. Sedangkan untuk rumus MSD (MSE) hal itu tidak perlu dilakukan karena dengan mengkuadratkan selisih keduanya, otomatis tidak akan ada data bernilai negatif.

37 25 Pada pengukuran MAD, hanya dilakukan selisih data aktual dengan data forecast, yang kemudian dirata-rata sesuai jumlah data yang ada. Sedangakan pengukuran MSD/MSE, selisih tersebut dikuadratkan, kemudian dijumlahkan. Untuk MAPE, selisih kedua data tersebut dijadikan dalam dalam bentuk persentase. Minitab dan sejumlah besar software menggunakan ketiga ukuran kesalahan prediksi yang populer ini. Semakin kecil nilai dari ketiganya maka semakin akurat hasil forecasting yang diperoleh. 3.6 Hasil yang Diharapkan (Expected Results) Hasil yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya : 1. Nilai EVA dan MVA yang diperoleh dari hasil penelitian ini positif 2. Adanya hubungan antara EVA dengan MVA (nilai EVA mempengaruhi nilai MVA) 3. BRI memiliki struktur modal yang optimal selama periode penelitian ( ) 4. Prediksi keadaan keuangan BRI masa yang akan datang menunjukkan peningkatan kinerja

38 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Berawal dari sebuah badan pengelola dana masjid di Purwokerto yang bertugas mengelola dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan skema yang sederhana. Raden Aria Wiriatmaja pada tanggal 16 Desember 1895, mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Lembaga ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi perekonomian masyarakat. BRI mengalami beberapa kali perubahan nama, seperti menjadi Hulp-en Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenareen (1895), De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank atau Volksbank (1912). Kembali mengalami perubahan nama menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene (1912) dan berubah menjadi Algemene Volkscredietbank atau dikenal juga sebagai AVB (1934). Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, AVB berganti namanya menjadi Syomin Ginko ( ). Melalui Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946, pada tanggal 22 Februari 1946 Pemerintah Indonesia mengubah nama Syomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Saat itu BRI, sebagai bank Pemerintah, menjadi ujung tombak dalam pembangunan perekonomian nasional. Nama BRI kemudian diubah lagi oleh Pemerintah pada tahun 1960 menjadi Bank Koperasi Tani Nelayan (BKTN). Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968, Pemerintah kembali menetapkan nama Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum. BRI mengalami perubahan badan hukumnya tahun 1992 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) berdasarkan Undang- Undang Perbankan No.7 Tahun Dan menjadi Perseroan Terbuka pada tanggal 10 November 2003 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, kini Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan kode BBRI. Saham BRI sampai saat ini tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi salah satu saham unggulan (blue chip) di BEI. Selain itu, BRI mengakuisisi Bank Jasa Artha pada tahun 2007 yang kemudian dikonversi

39 27 menjadi PT Bank BRISyariah dan pada 24 November 2010 BRI telah melakukan akuisisi saham PT Bank Agroniaga Tbk. Sejak awal didirikan, fokus usaha BRI adalah pada pelayanan perbankan di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan hingga sekarang BRI tercatat sebagai bank yang memberikan dana kredit UMKM terbesar nasional. Sebagian besar saham BRI dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh masyarakat. Nilai kapitalisasi pasar saham BRI pada akhir tahun 2010 mencapai Rp129,57 triliun atau sekitar 4,13% dari total nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia Visi, Misi, Strategi dan Budaya Perusahaan 1. Visi BRI Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. 2. Misi BRI a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance. c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 3. Strategi Perusahaan Kunci sukses BRI dalam meraih laba adalah jaringan kerja yang luas, jenis layanan yang dapat memenuhi kebutuhan, program peningkatan loyalitas karyawan dan pelayanan prima bagi nasabah. Sebagai bukti jaringannya yang luas, BRI juga memiliki jaringan yang ada di perbatasan Indonesia yaitu Entikong (Kalimantan Barat), Tarakan dan Siluas (Kalimantan Timur) untuk menjaga jaringan dengan Malaysia. Selain itu ada BRI Merauke yang dapat menjangkau Papua Nugini dan Atambua NTT yang menjangkau Timor Leste. BRI juga mengubah image dari bank wong ndeso menjadi bank negeri sendiri yang mampu melayani semua kalangan sama baiknya didukung oleh teknologi informasi mutahir dan sumber daya manusia profesional serta melaksanakan praktek risk management dan good corporate governance walaupun sebagian

40 28 besar (80 persen) kredit yang diberikan BRI ditujukan pada Mikro dan UKM. Jaringan kerja BRI juga cukup merata, BRI memiliki produk yang lengkap mulai dari menengah dan korporasi, ritel, prioritas, konsumer hingga mikro. Strategi BRI sebagai bagian pelaksanaan pengembangan bisnis ditahun dituangkan kedalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Strategi bisnis tersebut mencakup skala pendek dan menengah, sebagai berikut : a. Pengembangan bisnis BRI yang didukung oleh strategi peningkatan kualitas dan kuantitas SDM yang profesional, fitur produk, layanan dan dukungan teknologi informasi yang handal berupa: i. Pertumbuhan kredit dengan fokus pembiayaan pada sektor UMKM dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential principles) ii. Pertumbuhan dana pihak ketiga yang didominasi oleh pertumbuhan dana murah (lowcost funds) dengan komposisi minimal 60%. b. Meningkatkan budaya kerja berbasis risiko (risk culture) dan penerapan manajemen risiko yang efektif pada seluruh jajaran unit kerja. c. Penguatan struktur modal untuk menunjang pengembangan bisnis BRI. d. Pengembangan jaringan kerja baru berupa Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, BRI Unit dan electronic channel seperti ATM, Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture (EDC) untuk meningkatkan jangkauan pelayanan. e. Meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran untuk setiap produk dan jasa sejalan dengan strategi pemasaran korporat sehingga dapat meningkatkan penjualan dan membentuk Corporate Image di mata masyarakat. 4. Budaya Perusahaan BRI menerapkan nilai-nilai perusahaan (corporate value) yang menjadi landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku setiap insan BRI sehingga menjadi budaya kerja perusahaan yang solid dan berkarakter. Nilainilai tersebut adalah integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan, dan penghargaan kepada SDM. BRI sebagai perusahaan terbuka berkomitmen mematuhi seluruh ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam kegiatan operasional bank maupun pasar modal. Hal tersebut telah mendorong BRI untuk selalu mengutamakan prudential banking dan

41 29 kepentingan stakeholders. Komitmen ini juga diwujudkan dalam bentuk tata kelola perusahaan sebagai berikut: a. Mengintensifkan program budaya sadar risiko dan kepatuhan kepada setiap pekerja di seluruh unit kerja; b. Mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit kerja; c. Menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai perusahaan ke dalam rencana tindakan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan oleh setiap unit kerja; d. Menerapkan kebijakan reward dan punishment yang tegas dan adil. (bri.co.id) Manajemen dan Struktur Perusahaan BRI memiliki badan hukum Perseroan pada tahun 1992 dan menjadi perseroan terbuka sejak 10 November 2003, saham BRI dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sebesar 56,75 persen dan sisanya sebesar 43,25 persen dimiliki oleh masyarakat. Saat ini, kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI I, Jln. Jenderal Sudirman Kav , Jakarta. BRI merupakan bank dengan jaringan kerja terbesar di Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2010, BRI telah memiliki jaringan kerja di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 18 Kantor Wilayah, 14 Kantor Inspeksi, 413 Kantor Cabang, 470 Kantor Cabang Pembantu, 822 Kantor Kas, BRI Unit dan 617 Teras BRI. Dalam menjalankan usahanya, saat ini BRI memiliki sepuluh orang direksi dan tujuh orang komisaris. Struktur organisasi BRI dapat dilihat pada Lampiran Kegiatan Usaha BRI BRI merupakan salah satu bank pemerintah terbesar di Indonesia, sejak tahun 2009 BRI menduduki peringkat kedua dengan aset terbesar bank umum nasional setelah Bank Mandiri. Dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabahnya, BRI menyediakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM), yang terintegrasi ke lebih dari jaringan ATM (Link, ATM Bersama, dan Prima). Selain ATM, BRI memiliki 100 KiosK, 71 Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture (EDC). Nasabah BRI juga dapat memanfaatkan fasilitas layanan e- banking yang terdiri dari phone banking 24 jam, SMS banking dan internet banking. (bri.co.id). BRI juga memiliki 1 Kantor Perwakilan New York, 1 Kantor Perwakilan Cabang Cayman Island dan 1 Kantor Perwakilan Hongkong. ( 2011).

42 30 BRI terkenal dengan fokusnya pada pembiayaan, Mikro dan Usaha Kecil Menengah (UMKM). BRI dianggap sebagai salah satu penyedia terbesar Pinjaman Mikro di dunia. Dari total portofolio kredit, 80 persen untuk Mikro dan UKM. Melayani Mikro dan UKM memungkinkan BRI memiliki portofolio kredit baik, diversifikasi baik untuk meminimalkan risiko usaha. Mengingat sifat bisnisnya, BRI memiliki jaringan terbesar dengan lebih dari jaringan kerja menyebar seluruh Indonesia dari desa ke kota membuat BRI siap untuk merebut semua peluang bisnis di seluruh Indonesia. Selain itu, BRI juga memiliki basis pelanggan besar, lebih dari 30 juta penabung dan peminjam yang memberikan keunggulan kompetitif bagi BRI untuk mengembangkan perusahaan bisnis termasuk bisnis berbasis biaya. Untuk melayani pelanggan, BRI memiliki berbagai macam produk dan jasa perbankan. Kupedes, sebuah produk pinjaman bagi peminjam mikro, secara luas dikenal untuk pengusaha mikro. Selain itu BRI juga menyediakan kredit modal kerja, kredit aktiva tetap, pinjaman konsumen, gaji berbasis pinjaman, ekspor/ impor pinjaman, dll. Simpedes merupakan produk tabungan yang menonjol dalam pedesaan dan kota kecil, sedangkan Britama dirancang untuk orang-orang perkotaan. BRI juga menawarkan deposito dan giro. Didukung oleh model bisnis yang solid dan infrastruktur, BRI telah menjadi bank yang paling menguntungkan di Indonesia. BRI akan terus mengembangkan usahanya untuk memberikan nilai yang lebih baik untuk shareholder dan stakeholder. Tahun 2011 ini, BRI masih mengandalkan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam penyaluran kreditnya. Seperti bank-bank besar lainnya, BRI juga menawarkan produk-produk syariah melalui BRI Syariah yang meliputi pembiayaan, pendanaan dan jasa-jasa lainnya berdasarkan prinsip-prinsip ajaran islam. 4.2 Kinerja Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kinerja keuangan BRI secara umum mengalami kemajuan dari tahun ke tahun, antara lain terlihat dari peningkatan dan perbaikan beberapa parameter, antara lain : 1. Total aset BRI tahun 2006 sebesar Rp154,725 triliun, pada tahun 2007 meningkat sebesar 31,7 persen menjadi Rp203,735. Tahun 2008, aset BRI kembali meningkat sebesar 20,8 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 246,077 triliun, dan tahun 2010 total Aset mencapai Rp404,29 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp

43 31 87,34 triliun atau 27,56 persen dibandingkan posisi akhir Desember 2009 sebesar Rp316,95 triliun. Peningkatan ini terutama berasal dari aktiva produktif berupa kredit, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia. 2. Kredit yang disalurkan BRI dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yaitu Rp90,283 triliun pada tahun 2006 meningkat sebesar Rp23,690 triliun (26,2 persen) pada tahun berikutnya yaitu sebesar Rp113,973 triliun. Tahun 2008 juga mengalami peningkatan sebesar Rp 47,135 triliun (41,4 persen) menjadi Rp 161,108 triliun. Kredit yang disalurkan pada tahun 2010 mencapai Rp252,49 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp44,37 triliun atau 21,32 persen dibandingkan posisi akhir Desember 2009 sebesar Rp208,12 triliun. 3. Dana pihak ketiga tahun 2006 sebesar Rp triliun meningkat sebesar Rp41,132 triliun (33 persen) menjadi Rp165,600 triliun di tahun Dana pihak ketiga tahun 2008 meningkat sebesar Rp35,937 triliun (21,7 persen) menjadi Rp 201,537 triliun. Sedangkan tahun 2010, dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan BRI mencapai Rp333,65 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp77,72 triliun atau 30,37 persen dibandingkan posisi akhir Desember 2009 sebesar Rp255,93 triliun. Komposisi dana murah terhadap dana mahal posisi Desember 2010 adalah 60,95 persen : 39,05 persen. 4. Kredit bermasalah (Non performing loan gross) terus mengalami penurunan, tahun 2006 nilainya sebesar 4,81 persen turun menjadi 3,44 persen di tahun 2007, namun di tahun 2009 yang sempat mencapai 3,52 persen dibanding tahun 2008 yang nilainya hanya 2,80 persen, sedangkan tahun 2010 mengalami perbaikan dibandingkan posisi 2009 yaitu menjadi 2,78 persen. 5. Pendapatan bunga bersih tahun 2006 sebesar Rp 13,789 truliun meningkat sebesar 21,1 persen menjadi Rp 16,697 triliun pada tahun 2007, dan meningkat lagi di tahun 2008 sebesar Rp 2,864 triliun (17,2 persen) dari tahun sebelumnya menjadi Rp 19,561 triliun. Tahun 2010 mencapai Rp32,89 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp9,84 triliun atau 42,69 persen dibandingkan posisi akhir Desember 2009 sebesar Rp23,05 triliun. 6. Laba bersih setelah pajak periode tahun buku 2007 mengalami peningkatan sebesar Rp 0,580 triliun (13,6 persen) dari tahun 2006 yang nilainya sebesar Rp 4,258 menjadi Rp 4,838, dan tahun 2008 juga mengalami peningkatan sebesar Rp1,120 triliun (23,2 persen) dari tahun 2007 yaitu menjadi Rp5,958 triliun. Laba bersih setelah pajak tahun 2010 sebesar Rp11,47 triliun, mengalami kenaikan persen

44 32 atau sebesar Rp4,16 triliun dibandingkan dengan laba setelah pajak periode yang sama tahun sebelumnya. Dari penjelasan sebelumnya di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum kinerja keuangan BRI periode mengalami peningkatan. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kinerja keuangan BRI yang berbeda dengan indikatorindikaror yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan alat analisis Economic Value Added dan Market Value Added seperti berikut ini Perhitungan EVA EVA merupakan konsep yang mengukur atau menciptakan nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangkan NOPAT dengan biaya modal. 1. Laba Bersih Setelah Pajak (Net Operating After Tax - NOPAT) Perhitungan NOPAT secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5. berikut : Tabel 5. Nilai NOPAT BRI periode (dalam Jutaan Rupiah) Periode Laba bersih setelah pajak Biaya Bunga NOPAT Dari Tabel 5. tersebut dapat dilihat bahwa nilai NOPAT mengalami penurunan di tahun 2007 sebesar Rp juta (1,358 persen) dari tahun 2006, hal ini disebabkan oleh nilai biaya bunga yang menurun sebesar Rp juta (10,12 persen) dari jumlah biaya bunga tahun 2006 dan peningkatan laba bersih setelah pajak yang hanya meningkat sebesar Rp juta (13,63 persen) dari tahun sebelumnya. Hal inilah yang menyebabkan nilai NOPAT BRI menjadi turun di tahun 2007 tersebut. Pada tahun 2008 BRI mengalami peningkatan sebesar Rp juta (26,55 persen) dari tahun sebelumnya. Nilai NOPAT tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp juta ( 36,02 persen) dari tahun 2008, demikian juga tahun 2010 NOPAT yang dihasilkan BRI terus meningkat sebesar Rp juta (18,40 persen) dari tahun Peningkatan tersebut dikarenakan meningkatnya jumlah laba bersih setelah pajak dan biaya bunga. Tahun 2010 biaya bunga BRI mengalami penurunan sebesar Rp juta

45 33 (4,54 persen) dari tahun sebelumnya, namun penurunan biaya bunga tersebut dapat di cover oleh peningkatan laba bersih setelah pajak yang kenaikannya sebesar Rp juta (56,98 persen) dari tahun sebelumnya, jadi NOPAT yang diperoleh BRI tetap mengalami kanaikan dari tahun 2009 seperti yang sudah diterangkan sebelumnya sesuai dengan Tabel 5. diatas. 2. Biaya Modal (COC) Komponen pembentuk COC adalah rata-rata tertimbang biaya hutang dan modal sendiri (WACC) dan modal yang diinvestasikan (IC), nilai COC berbanding terbalik dengan nilai EVA, semakin tinggi nilai COC yang dihasilkan akan menyebabkan nilai EVA yang semakin kecil. Tabel 6. Nilai COC BRI Periode Periode WACC (a) (%) IC (b) (Rp. Juta) COC (a x b) (Rp. Juta) , , , , , , , , , ,34 Nilai COC dari tahun ke tahun secara umum mengalami fluktuasi. Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6. di atas bahwa pada tahun 2007 COC mengalami penurunan sebesar Rp ,97 juta atau turun sebesar 32,33 persen dari tahun Namun pada tahun 2008 kembali mengalami peningkatan sebesar Rp ,09 juta atau meningkat sebesar 135,66 persen dari tahun Pada tahun 2009 kembali mengalami penurunan sebesar Rp ,62 juta atau turun sebesar 5,05 persen dari tahun sebelumnya. Di tahun 2010, BRI kembali mengalami kenaikan sebesar Rp ,60 juta atau naik sebesar 11,26 persen dari tahun Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai COC tertinggi berada di tahun 2010, hal ini disebabkan oleh nilai IC yang tinggi akibat jumlah aset di tahun 2010 yang tinggi. Namun kenaikan COC yang tertinggi adalah tahun 2008 yaitu meningkat sebesar 135,66 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan yang signifikan ini diakibatkan oleh WACC yang tinggi di tahun tersebut yaitu meningkat sebesar persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan WACC tersebut disebabkan oleh kenaikan Ke yang signifikan. COC terendah terjadi di tahun 2007 yang

46 34 disebabkan oleh WACC yang rendah pula, secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran Perhitungan EVA Perhitungan EVA BRI tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 7. dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 13. Tabel 7. Perhitungan EVA (Jutaan Rupiah) Periode NOPAT (a) COC (b) EVA (a-b) , , , , , , , , , ,66 Sumber : Laporan Keuangan BRI (diolah) Dari Tabel 7. di atas dapat dilihat bahwa nilai EVA BRI secara umum mengalami kenaikan, kecuali di tahun EVA BRI tertinggi terjadi pada tahun Tahun 2010 EVA mengalami kenaikan sebesar Rp ,40 juta atau meningkat sebesar 26,44 persen dari tahun Hal ini disebabkan oleh NOPAT yang tinggi. NOPAT yang tinggi terjadi sebagai akibat tingginya laba bersih setelah pajak dan biaya bunga yang tinggi pula. EVA terendah terjadi di tahun 2008, yaitu turun sebesar Rp ,09 juta dari tahun 2007 atau mengalami penurunan sebesar 48, 42 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan nilai EVA tersebut terjadi sebagai akibat tingginya COC. COC yang tinggi dipengaruhi oleh nilai WACC yang tinggi, WACC tinggi merupakan akibat Ke yang tinggi. Nilai EVA BRI tersebut dapat dilihat seperti pada Gambar 2. di bawah. Secara keseluruhan dapat kita lihat bahwa nilai EVA BRI mengalami peningkatan setiap tahunnya kecuali tahun 2008 yang sempat mengalami penurunan.

47 , , , , , , ,00 - EVA Economic Value Added , , , , , Gambar 2. Grafik EVA BRI Tahun Dari Tabel 6. dan Gambar 2. di atas, dapat dilihat bahwa BRI mampu menciptakan nilai EVA positif pada tahun , artinya manajemen BRI telah mampu menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan, dan dapat diartikan pula bahwa BRI memiliki kinerja keuangan yang baik. Nilai EVA tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh investor dalam menginvestasikan modalnya di BRI Perhitungan MVA MVA merupakan suatu pengukur kinerja yang tepat untuk menilai sukses tidaknya perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi pemiliknya. Jadi, kekayaan atau kesejahteraan pemilik perusahaan (pemegang saham) akan bertambah bila MVA bertambah MVA Gambar 3. Grafik MVA BRI Tahun

48 36 Dari Gambar 3. diatas dapat dilihat bahwa nilai MVA BRI rata-rata naik dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 walaupun sempat turun pada tahun 2008 sebesar Rp juta (turun 52,55 persen) dari tahun Nilai MVA pada tahun 2008 sekaligus menjadi nilai MVA terkecil BRI periode Nilai MVA BRI terbesar terlihat pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp juta (meningkat 38,43 persen dari tahun 2009). Ini merupakan peningkatan yang baik. Terlihat juga dari peningkatan nilai pasar BRI sebesar 37,25 persen dari nilai pasar tahun 2009 yaitu dari Rp7.650 pada tahun 2009 meningkat menjadi Rp di tahun Peningkatan harga saham BRI menunjukkan kuatnya permintaan dan penawaran saham BRI. Selain itu, meningkatnya nilai MVA juga disebabkan oleh peningkatan jumlah saham sebesar lembar saham (0,04 persen) dari tahun sebelumnya. Nilai MVA pada tahun 2008 mengalami penurunan karena nilai pasar BRI (harga saham) menurun sebesar Rp2.825 (38,18 persen), yaitu turun menjadi Rp.4575 dari harga saham tahun 2007 sebesar Rp.7400 walaupun jumlah saham meningkat pada saat itu sebanyak lembar saham (15,02%) dari tahun Meskipun demikian, nilai MVA dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan nilai yang positif. Nilai MVA BRI yang positif tersebut menunjukkan bahwa BRI telah mampu menciptakan nilai tambah ekonomis perusahaan. Perhitungan MVA secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 8. berikut ini. Tabel 8. Perhitungan MVA Periode Nilai Pasar (a) Jumlah Saham (Lembar) (b) Nilai Buku (Juta Rupiah) (c) MVA (Juta Rupiah) ((axb)-c) Sumber : Laporan Keuangan BRI (diolah) 4.3 Analisis Pengaruh EVA terhadap MVA EVA dan MVA merupakan indikator yang mampu menciptakan nilai dari perusahaan. EVA dan MVA membantu manajer fokus atas penghargaan kepada para

49 37 pemegang saham, yaitu mendapatkan pengembalian dari modal yang diinvestasikan. EVA dalam penggunaan sebagai alat pengukuran memiliki fungsi untuk mempertimbangkan kemampuan manajer perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham, sedangkan MVA merupakan nilai yang akan diterima investor di pasar modal. Besar kecilnya nilai EVA dan MVA yang diciptakan oleh perusahaan berdampak pada respon investor yang tercermin dari naik turunnya harga saham di pasar modal. Sesuai dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalisasi nilai, memerlukan alat ukur kinerja yang nantinya akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut yang dilihat dari meningkatnya harga saham perusahaan (adanya permintaan atas saham perusahaan yang meningkat, sedangkan penawarannya terbatas). Peningkatan MVA dapat dilakukan dengan cara meningkatkan EVA yang merupakan pengukuran internal kinerja operasional tahunan, dengan demikian EVA mempunyai hubungan dengan MVA karena para investor yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan tertentu yang go public akan menggunakan kinerja keuangan internal perusahaan sebagai alat untuk menilai keadaan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan internal perusahaan yang baik akan cenderung meningkatkan MVA perusahaan itu sendiri. Penting bagi perusahaan melakukan pengukuran kinerja keuangannya untuk menarik investor. Kinerja keuangan perusahaan yang baik adalah kinerja keuangan yang dapat mempengaruhi nilai market value. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian yang dapat membuktikan penilaian kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai market value. Sebelum melakukan uji regresi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan Uji Kolmogorov Smirnov. Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan Uji Kolomogrov Smirnov adalah sebagai berikut : Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji Kolomogrov Smirnov EVA MVA N 5 5 Asymp. Sig. (2-tailed),999,997 Sumber : Output Uji Kolomogrov Smirnov (diolah)

50 38 Pada Tabel 7. diatas dapat kita lihat bahwa Asymp.Sig.(2-tailed) untuk EVA adalah,999 dan MVA,997 (nilainya di atas 0,05) maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas (data normal). Selanjutnya, dilakukan pengujian pengaruh hubungan antara EVA dengan MVA. Pengujian pengaruh hubungan antara EVA dengan MVA menggunakan program SPSS Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh diantara keduanya adalah regresi linier sederhana, dengan EVA sebagai variabel independen dan MVA sebagai variabel dependen. Hasil dari proses pengolahan data dengan menggunakan SPSS tersebut yang mengukur pengaruh EVA terhadap MVA dapat diringkas dalam Tabel 10. berikut ini : Tabel 10. Persamaan dan statistik pengaruh EVA terhadap MVA Persamaan regresi R R Square p-value MVA = , EVA,941 0,885 0,017 Dari persamaan regresi (pengaruh) sederhana hubungan antara EVA dan MVA diatas dapat diketahui bahwa EVA memiliki pengaruh yang positif terhadap MVA. Jika variabel EVA tidak ada maka nilai MVA akan sebesar Rp ,752 juta dan jika variabel EVA mengalami kenaikan satu satuan (dalam jutaan rupiah) maka akan mengakibatkan peningkatan MVA sebesar Rp6,470 juta. Nilai koefisien determinasi (R Square/R 2 ) dari model persamaan regresi tersebut adalah 0,885 atau 88,5 persen. Artinya bahwa 88,5 persen dari MVA dihasilkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh EVA, sedangkan sisanya sebesar 11,5 persen lainnya tidak dapat dijelaskan oleh persamaan regresi tersebut atau dengan kata lain MVA dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi sederhana tersebut sebanyak 11,5 persen. Faktor-faktor lain yang dimaksudkan disini adalah faktor yang berada di luar kendali manajemen perusahaan yang dapat berupa tindakan investor yang kadangkadang tidak rasional dalam menilai perusahaan, faktor keamanan, politik, regulasi pemerintah, dll. Nilai R yang diperoleh adalah 0,941 yang berarti bahwa korelasi (hubungan) antara variabel EVA dengan MVA adalah 0,941 (94,1 persen). Untuk melihat signifikansi persamaan regresi dapat dilihat dari nilai Sig. pada output SPSS tersebut. Dari output SPSS terlihat bahwa tingkat signifikansi yang dihasilkan adalah 0,017 yaitu lebih kecil dari α sebesar 0,05 (p-value < α), artinya model persamaan regresi di atas dapat digunakan untuk menentukan pengaruh EVA terhadap MVA perusahaan.

51 39 Penerimaan Hipotesis ditetapkan dari nilai p-value yang dihasilkan SPSS. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa P-value < α, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yaitu bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen yakni EVA terhadap variabel dependen yaitu MVA. 4.4 Struktur Modal Struktur modal optimal sebuah perusahaan adalah kombinasi utang dan ekuitas yang akan memaksimalkan harga saham. Disetiap waktu, manajemen akan memiliki satu struktur modal sasaran yang spesifik dalam pikirannya yang diasumsikan sebagai sasaran yang optimal, meskipun hal ini dapat berubah dari waktu ke waktu. Berikut ini merupakan tabel struktur modal BRI. Tabel 11. Perhitungan Struktur Modal Periode Struktur Modal EVA WACC Saham Utang Jk Panjang (Jutaan Rupiah) ,02% 1,98% 4,44% , ,26% 1,74% 2,29% , ,24% 0,76% 4,44% , ,57% 1,43% 3,28% , ,35% 0,65% 2,87% ,66 Dari Tabel 13. di atas dapat dilihat bahwa nilai EVA menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, jadi dapat diartikan tingkat kesehatan BRI adalah baik walaupun nilai EVA sempat mengalami penurunan di tahun 2008 namun tetap dalam nilai yang positif, artinya tetap mampu memberi nilai tambah ekonomi bagi pemegang saham. Biaya modal terendah selama periode analisis ( ) terjadi di tahun 2007 yaitu sebesar 2,29 persen dengan komposisi modal yang terdiri dari saham sebesar 98,26 persen dan utang jangka panjang sebesar 1,74. Seperti yang terlihat pada Tabel 11. tersebut bahwa komposisi nilai modal yang menghasilkan EVA tertinggi adalah pada tahun Komposisi modal tahun 2010 tersebut terdiri dari 99,35 persen dan 0,65 persen utang jangka panjang dan biaya modal rata-rata tertimbang sebesar 2,87 persen. Namun secara keseluruhan, struktur modal BRI belum optimal. Hal ini terlihat dari naik turunnya nilai WACC yang masih mengalami naik-turun serta proporsi saham dan utang jangka panjang juga masih mengalami naik turun. Artinya manajemen BRI belum melakukan pengendalian dan perencanaan modal yang baik untuk operasionalnya.

52 40 Struktur modal merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan. Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan bauran pendanaan yang dapat meminimumkan biaya modal (cost of capital) dan memaksimumkan nilai perusahaan. Adapun bauran pendanaan yang ideal dan selalu diupayakan yang disebut struktur modal yang optimal. 4.5 Peramalan (Forecasting) Dalam penelitian ini akan dilakukan peramalan komponen Laba Rugi dan komponen Neraca. Prediksi kompon Neraca dan Laba Rugi dilakukan dengan menggunakan metode Double Exponential Smoothing (Holt) Komponen Rugi Laba 1. Pendapatan Bunga Bersih Pola data yang dihasilkan dengan menggunakan fasilitas Time series out pada data pendapatan bunga bersih menunjukkan bahwa data semakin naik ke kanan atas, yang menunjukkan data tidak stasioner, sehingga tepat untuk menggunakan metode double exponential smoothing untuk meramalkan nilai pendapatan bunga bersih di tahun berikutnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode double exponential smoothing dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2, dihasilkan grafik seperti pada gambar 4 dan tabel seperti pada Lampiran 15. bahwa hasil forecasting sebesar Rp juta. Untuk menguji tingkat errornya, nilai t hitung yang dihasilkan sangat kecil atau lebih kecil dari t tabel yang bernilai sebesar 2,776, dan Ljung Box Q pada lag 10<dari XX 2 tabel (11,143), hal ini menunjukkan forecasting dengan metode ini dengan kriteria α=0,2 dan β=0,2 dapat digunakan untuk untuk memprediksi rata-rata pendapatan bunga bersih dimasa mendatang. Untuk mengetahui forecast dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2 mempunyai kesalahan prediksi minimal maka dicoba dengan menggunakan besaran α=0,4 dan β=0,3. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut : Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 8,88700E+00 MAD 1,96125E+06 MSD 4,90366E+12 Smoothing Constants Alpha (level) 0,4 Gamma (trend) 0,3 Accuracy Measures MAPE 9,87713E+00 MAD 2,21288E+06 MSD 6,46279E+12

53 41 Tingkat akurasi menggunakan α=0,2 dan β=0,2 baik karena angka MAPE, MAD dan MSD yang dihasilkannya lebih kecil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi pendapatan bunga bersih tahun 2011 sebaiknya menggunakan angka Rp juta. Tabel hasil perhitungan peramalan pendapatan bunga bersih menggunakan Minitab 15. dapat dilihat di Lampiran 15. Grafik hasil peramalan pendapatan bunga bersih dapat dilihat sebagai berikut : Double Exponential Smoothing with =0,2 and =0,2 Double Exponential Method Pendapatan Bunga Bersih Variable Actual Fits Forecasts 95,0% PI Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 8,88700E+00 MAD 1,96125E+06 MSD 4,90366E Index Gambar 4. Grafik Forecasting Pendapatan Bunga Bersih 2. Pendapatan Lainnya Pola data yang dihasilkan dengan menggunakan fasilitas Time series out pada data pendapatan lainnya menunjukkan bahwa data semakin naik ke kanan atas, yang menunjukkan data tidak stasioner. Sehingga tepat untuk menggunakan metode double exponential smoothing untuk meramalkan nilai pendapatan lainnya di tahun berikutnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode double exponential smoothing dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2, bahwa hasil forecasting sebesar Rp juta. Untuk menguji tingkat errornya, nilai t hitung yang dihasilkan sangat kecil atau lebih kecil dari t tabel yang bernilai sebesar 2,776, dan Ljung Box Q pada lag 10 < dari XX 2 tabel (11,143), hal ini menunjukkan forecasting dengan metode ini dengan kriteria α=0,2 dan β=0,2 dapat digunakan untuk untuk memprediksi rata-rata pendapatan lainnya dimasa mendatang. Untuk mengetahui forecast dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2 mempunyai kesalahan prediksi minimal maka dicoba dengan menggunakan besaran α=0,4 dan β=0,3. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan seperti berikut :

54 42 Smoothing C onstants A lpha (lev el) 0,2 Gamma (trend) 0,2 A ccuracy Measures MAPE 1,98222E+01 MAD 5,38948E+05 MSD 3,31290E+11 Smoothing Constants Alpha (level) 0,4 Gamma (trend) 0,3 Accuracy Measures MAPE 2,16928E+01 MAD 5,98820E+05 MSD 4,35978E+11 Tingkat akurasi menggunakan α = 0,2 dan β = 0,2 lebih baik digunakan karena angka MAPE, MAD dan MSD yang dihasilkannya lebih kecil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi pendapatan lainnya tahun 2011 sebaiknya menggunakan angka Rp juta. Tabel hasil Output forecasting pendapatan lainnya dapat dilihat di Lampiran 15., dan berikut ini merupakan grafik forecasting pendapatan lainnya. DES =02 =0,2 Double Exponential Method Pendapatan Lainnya V ariable A ctual F its F orecasts 95,0% PI Smoothing C onstants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 A ccuracy M easures MAPE 1,98222E+01 MAD 5,38948E+05 MSD 3,31290E Index Gambar 5. Grafik Forecasting Pendapatan Lainnya 3. Jumlah Beban Pola data yang dihasilkan dengan menggunakan fasilitas Time series out pada data jumlah beban menunjukkan bahwa data semakin naik ke kanan atas, yang menunjukkan data tidak stasioner. Sehingga tepat untuk menggunakan metode double exponential smoothing untuk meramalkan nilai jumlah beban di tahun berikutnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode double exponential smoothing dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2, hasil forecasting sebesar Rp juta. Untuk menguji tingkat errornya, nilai t hitung yang dihasilkan sangat kecil atau lebih kecil dari t tabel yang bernilai sebesar 2,776, dan Ljung Box Q pada lag 10 < dari XX 2 tabel (11,143), hal ini menunjukkan forecasting dengan metode ini dengan kriteria α=0,2 dan β=0,2 dapat digunakan untuk untuk memprediksi rata-rata jumlah beban dimasa mendatang.

55 43 Untuk mengetahui forecast dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2 mempunyai kesalahan prediksi minimal maka dicoba dengan menggunakan besaran α=0,4 dan β=0,3. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut: Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 5,82277E+00 MAD 6,86122E+05 MSD 6,75623E+11 Smoothing Constants Alpha (level) 0,4 Gamma (trend) 0,3 Accuracy Measures MAPE 6,56688E+00 MAD 7,85377E+05 MSD 8,93664E+11 Tingkat akurasi menggunakan α=0,2 dan β=0,2 baik karena angka MAPE, MAD dan MSD yang dihasilkannya lebih kecil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi jumlah beban tahun 2011 sebaiknya menggunakan angka Rp juta. Tabel hasil Output forecasting jumlah beban dapat dilihat di Lampiran 15., dan berikut ini merupakan grafik forecasting-nya. Smoothing Plot for Jumlah Beban Double Exponential Method Jumlah Beban Variable Actual Fits Forecasts 95,0% PI Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 5,82277E+00 MAD 6,86122E+05 MSD 6,75623E Index Gambar 6. Grafik Forecasting Jumlah Beban 4. Laba Sebelum Pajak Pola data yang dihasilkan dengan menggunakan fasilitas Time series out pada data laba sebelum pajak menunjukkan bahwa data semakin naik ke kanan atas, yang menunjukkan data tidak stasioner. Sehingga tepat untuk menggunakan metode double exponential smoothing untuk meramalkan nilai laba sebelum pajak di tahun berikutnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode double exponential smoothing dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2, hasil forecasting sebesar Rp juta.

56 44 Untuk menguji tingkat errornya, nilai t hitung yang dihasilkan sangat kecil atau lebih kecil dari t tabel yang bernilai sebesar 2,776, dan Ljung Box Q pada lag 10 < dari XX 2 tabel (11,143), hal ini menunjukkan forecasting dengan metode ini dengan kriteria α=0,2 dan β=0,2 dapat digunakan untuk untuk memprediksi rata-rata laba sebelum pajak dimasa mendatang. Untuk mengetahui forecast dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2 mempunyai kesalahan prediksi minimal maka dicoba dengan menggunakan besaran α = 0,4 dan β = 0,3. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut: Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 9,64736E+00 MAD 9,80438E+05 MSD 1,34467E+12 Smoothing Constants Alpha (level) 0,4 Gamma (trend) 0,3 Accuracy Measures MAPE 1,01801E+01 MAD 1,07317E+06 MSD 1,77865E+12 Tingkat akurasi menggunakan α=0,4 dan β=0,3 baik karena angka MAPE, MAD dan MSD yang dihasilkannya lebih kecil. Hasil forecasting menggunakan α = 0,4 dan β = 0,3 menghasilkan prediksi nilai laba sebelum pajak sebesar Rp juta. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi sebelum pajak bersih tahun 2011 sebaiknya menggunakan angka Rp juta. Tabel hasil Output forecasting laba sebelum pajak dapat dilihat di Lampiran 15., dan berikut ini merupakan grafik forecasting-nya. Laba Sblm Pajak Double Exp. Smoothing dengan =0,4 dan =0,3 Double Exponential Method Variable Actual Fits Forecasts 95,0% PI Smoothing Constants Alpha (level) 0,4 Gamma (trend) 0,3 Accuracy Measures MAPE 1,01801E+01 MAD 1,07317E+06 MSD 1,77865E Index Gambar 7. Grafik Forecasting Laba Sebelum Pajak Dari hasil forecasting pendapatan bunga bersih diperoleh prediksi nilai pendapatan bunga bersih BRI tahun 2011 naik menjadi Rp juta, yaitu meningkat sebesar Rp (5,06 persen) dari tahun 2010 yaitu pada tahun 2010

57 45 bernilai Rp menjadi juta di tahun Prediksi nilai pendapatan lainnya naik sebesar Rp juta (4,33 persen) dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2010 bernilai Rp juta menjadi Rp di tahun Demikian juga pada jumlah beban, jumlah beban naik sebesar Rp (6,08 persen) yaitu Rp juta menjadi Rp juta di tahun Forecasting laba sebelum pajak juga mengalami kenaikan sebesar Rp juta (4,40 persen) yaitu pada tahun 2010 Rp menjadi Rp di tahun Peningkatan Laba tersebut berpeluang meningkatkan nilai EVA, artinya kinerja keuangan perusahaan semakin baik lagi. Hasil forecasting komponen rugi laba untuk tahun 2011 dapat diringkas ke dalam satu grafik yang sama seperti berikut ini. Forecasting Komponen Laba Rugi Laba Sblm Pajak Jumlah Beban Pendapatan Lainnya Pendapatan Bunga Bersih Gambar 8. Grafik Forecasting Komponen Laba Rugi Forecasting Komponen Neraca 1. Aset Pola data yang dihasilkan dengan menggunakan fasilitas Time series out pada data aset menunjukkan bahwa data semakin naik ke kanan atas, yang menunjukkan data tidak stasioner. Sehingga tepat untuk menggunakan metode double exponential smoothing untuk meramalkan nilai aset di tahun berikutnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode double exponential smoothing dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2, dihasilkan bahwa hasil forecasting sebesar Rp juta.

58 46 Untuk menguji tingkat errornya, nilai t hitung yang dihasilkan sangat kecil atau lebih kecil dari t tabel yang bernilai sebesar 2,776, dan Ljung Box Q pada lag 10 < dari XX 2 tabel (11,143), hal ini menunjukkan forecasting dengan metode ini dengan kriteria α=0,2 dan β=0,2 dapat digunakan untuk untuk memprediksi ratarata aset dimasa mendatang. Untuk mengetahui forecast dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2 mempunyai kesalahan prediksi minimal maka dicoba dengan menggunakan besaran α=0,4 dan β=0,3. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut: Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 5,12319E+00 MAD 1,30342E+07 MSD 2,24837E+14 Smoothing Constants Alpha (level) 0,4 Gamma (trend) 0,3 Accuracy Measures MAPE 5,58011E+00 MAD 1,42690E+07 MSD 2,95559E+14 Tingkat akurasi menggunakan α=0,2 dan β=0,2 baik karena angka MAPE, MAD dan MSD yang dihasilkannya lebih kecil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi aset tahun 2011 sebaiknya menggunakan angka Rp juta. Tabel forecasting Aset dapat dilihat pada Lampiran 15, dan grafik forecasting aset untuk tahun 2011 dapat dilihat seperti berikut: Aset Double Exp. Smoothing dengan =0,2 dan =0,2 Double Exponential Method Variable Actual Fits Forecasts 95,0% PI Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 5,12319E+00 MAD 1,30342E+07 MSD 2,24837E Index Gambar 9.Grafik Forecasting Aset 2. Ekuitas Pola data yang dihasilkan dengan menggunakan fasilitas Time series out pada data ekuitas menunjukkan bahwa data semakin naik ke kanan atas, yang menunjukkan data tidak stasioner. Sehingga tepat untuk menggunakan metode

59 47 double exponential smoothing untuk meramalkan nilai ekuitas di tahun berikutnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode double exponential smoothing dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2, hasil forecasting sebesar Rp juta. Untuk menguji tingkat errornya, nilai t hitung yang dihasilkan sangat kecil atau lebih kecil dari t tabel yang bernilai sebesar 2,776, dan Ljung Box Q pada lag 10<dari XX 2 tabel (11,143), hal ini menunjukkan forecasting dengan metode ini dengan kriteria α=0,2 dan β=0,2 dapat digunakan untuk untuk memprediksi ratarata ekuitas dimasa mendatang. Untuk mengetahui forecast dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2 mempunyai kesalahan prediksi minimal maka dicoba dengan menggunakan besaran α=0,4 dan β=0,3. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut : Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 8,36258E+00 MAD 2,05461E+06 MSD 4,96015E+12 Smoothing Constants Alpha (level) 0,4 Gamma (trend) 0,3 Accuracy Measures MAPE 9,14920E+00 MAD 2,27014E+06 MSD 6,52073E+12 Tingkat akurasi menggunakan α=0,2 dan β=0,2 baik karena angka MAPE, MAD dan MSD yang dihasilkannya lebih kecil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi ekuitas tahun 2011 sebaiknya menggunakan angka Rp juta. Tabel forecasting ekuitas dapat dilihat pada Lampiran 15., dan grafik forecasting ekuitas dapat digambarkan sebagai berikut : Double Exp. Smoothing =0,2 dan =0,2 Double Exponential Method Variable Actual Fits Forecasts 95,0% PI Ekuitas Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 8,36258E+00 MAD 2,05461E+06 MSD 4,96015E Index Gambar 10. Grafik Forecasting Ekuitas

60 48 3. Kewajiban Pola data yang dihasilkan dengan menggunakan fasilitas Time series out pada data kewajiban menunjukkan bahwa data semakin naik ke kanan atas, yang menunjukkan data tidak stasioner. Sehingga tepat untuk menggunakan metode double exponential smoothing untuk meramalkan nilai kewajiban di tahun berikutnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode double exponential smoothing dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2, hasil forecasting sebesar Rp juta. Untuk menguji tingkat errornya, nilai t hitung yang dihasilkan sangat kecil atau lebih kecil dari t tabel yang bernilai sebesar 2,776, dan Ljung Box Q pada lag 10 < dari XX 2 tabel (11,143), hal ini menunjukkan forecasting dengan metode ini dengan kriteria α=0,2 dan β=0,2 dapat digunakan untuk memprediksi rata-rata kewajiban dimasa mendatang. Untuk mengetahui forecast dengan menggunakan α=0,2 dan β=0,2 mempunyai kesalahan prediksi minimal maka dicoba dengan menggunakan besaran α=0,4 dan β=0,3. Hasil tingkat akurasi yang dihasilkan sebagai berikut : Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 4,78772E+00 MAD 1,09796E+07 MSD 1,64625E+14 Smoothing Constants Alpha (level) 0,4 Gamma (trend) 0,3 Accuracy Measures MAPE 5,20991E+00 MAD 1,19988E+07 MSD 2,16441E+14 Tingkat akurasi menggunakan α=0,2 dan β=0,2 baik karena angka MAPE, MAD dan MSD yang dihasilkannya lebih kecil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa prediksi kewajiban tahun 2011 sebaiknya menggunakan angka Rp juta. Tabel forecasting dapat dilihat pada Lampiran 15., dan gfrafik forecasting kewajiban dapat dilihat sebagai berikut :

61 49 Kewajiban Double Exponential Smoothing dengan =0,2 dan =0,2 Double Exponential Method Variable Actual Fits Forecasts 95,0% PI Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 4,78772E+00 MAD 1,09796E+07 MSD 1,64625E Index Gambar 11. Grafik Forecasting Kewajiban Dari forecasting yang dilakukan pada komponen Neraca di atas dapat dilihat bahwa aset, ekuitas dan kewajiban cenderung naik setiap tahunnya. Aset mengalami kenaikan sebesar Rp juta (10,98 persen) dari tahun 2011, yaitu Rp juta di tahun 2010 dan diprediksi menjadi Rp juta di tahun Ekuitas mengalami kenaikan sebesar Rp juta (5,57 persen) dari tahun sebelumnya, yaitu Rp dan diprediksi menjadi Rp juta di tahun Demikian juga dengan kewajiban, kewajiban juga mengalami kenaikan sebesar Rp juta (11,52 persen) dari tahun sebelumnya, yaitu Rp di tahun 2010, dan diprediksi menjadi Rp juta di tahun Berikut ini grafik yang menggambarkan hasil forecasting yang dilakukan pada komponen neraca Aset Ekuitas Kewajiban Gambar 12. Grafik Forecasting Komponen Neraca

62 Implikasi Manajerial Dari hasil analisa menggunakan EVA dan MVA tersebut dapat disimpulkan bahwa BRI memiliki kinerja keuangan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai EVA dan MVA yang positif dan relatif meningkat setiap tahunnya. Nilai EVA dan MVA positif menunjukkan bahwa manajemen telah berhasil menciptakan nilai tambah perusahaan. Nilai EVA dan MVA yang positif dan relatif meningkat merupakan keunggulan kompetitif BRI dalam persaingan di industri sejenis (perbankan). Nilai tersebut dapat dijadikan investor sebagai bahan pertimbangan untuk berinvestasi. Semakin besar nilai EVA dan MVA, semakin baik. Oleh karena itu, nilai EVA dan MVA sebaiknya terus ditingkatkan lagi. Nilai EVA dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan laba operasional dan meminimalkan biaya modal. Meningkatkan laba operasi dan menekan biaya modal dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan nasabah yang ada untuk mau menabung lebih banyak serta melakukan ekspansi nasabah baru dengan program-program yang menguntungkan. Dengan bertambahnya jumlah kredit yang diberikan dan sumber modal yang berasal dari dana murah yaitu berupa tabungan dan giro akan berdampak pada kenaikan laba operasional perusahaan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasional dan diikuti dengan biaya modal yang rendah. Sehingga nilai NOPAT akan semakin tinggi dan COC semakin rendah, yang akan berimplikasi pada peningkatan nilai EVA. Selanjutnya, laba operasional yang tinggi akan meningkatkan permintaan saham di lantai pasar, yang berdampak pada kenaikan harga saham, sehingga berimplikasi pada kenaikan nilai MVA.

63 51 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Kinerja keuangan BRI ditinjau dengan menggunakan metode EVA dan MVA periode tahun bernilai positif, hal ini berarti bahwa pihak manajemen telah berhasil menciptakan nilai bagi investor. Selain itu, nilai EVA dan MVA secara umum mengalami kenaikan dari tahun kecuali pada tahun 2008, EVA dan MVA mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. EVA mengalami penurunan di tahun 2008 disebabkan oleh COC yang tinggi. MVA BRI mengalami penurunan di tahun 2008 disebabkan oleh nilai pasar BRI (harga saham) menurun sebesar Rp2.825 (38,18 persen) dari tahun sebelumnya. b. Hasil pengujian pengaruh EVA terhadap MVA menunjukkan bahwa EVA berpengaruh positif terhadap MVA. Jika variabel EVA tidak ada maka nilai MVA akan sebesar Rp ,752 juta dan jika variabel EVA mengalami kenaikan satu satuan (dalam jutaan rupiah) maka akan mengakibatkan peningkatan MVA sebesar Rp 6,470 juta. Selain itu, 88,5 persen dari nilai MVA yang dihasilkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh EVA, sedangkan sisanya sebesar 11,5 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi sederhana tersebut. c. Kondisi struktur modal BRI selama tahun sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari nilai EVA yang positif dan cenderung meningkat setiap tahunnya, namun secara umum belum optimal. Dilihat dari proporsi hutang dan saham serta WACC, biaya modal yang mengalami fluktuasi, serta EVA yang sempat mengalami penurunan di tahun 2008 walaupun masih bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan dan pengendalian struktur modal belum dilakukan maksimal. d. Berdasarkan hasil peramalan keuangan menggunakan double exponential smoothing, diperoleh prediksi nilai pendapatan bunga bersih, pendapatan lain-lain, jumlah beban dan laba sebelum pajak cenderung meningkat di tahun 2011 dibandingkan dengan tahun Pendapatan bunga bersih meningkat sebanyak 5,06 persen, pendapatan lainnya meningkat sebesar 4,33 persen dan jumlah beban diprediksi naik sebesar 6,08 persen, serta laba sebelum pajak meningkat sebesar 3,86 persen dari tahun sebelumnya. Demikian juga dengan forecasting yang dilakukan terhadap aset, ekuitas dan kewajiban, diprediksi bahwa nilai ketiganya mengalami kenaikan sebesar 10,98 persen, 5,57 persen,

64 52 dan 11,52 persen dari tahun Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan BRI di tahun 2011 akan lebih baik lagi jika dibandingkan dengan kinerja BRI tahun Saran a. Akan lebih baik lagi jika manajemen BRI dan investor menggunakan metode EVA dan MVA sebagai alat analisis kinerja keuangan BRI dan mempublikasikannya agar dapat melihat kemampuan bank tersebut dalam menciptakan nilai bagi investor. Pengukuran kinerja menggunakan EVA dan MVA ini juga berguna untuk meningkatkan kepercayaan investor dan sebagai pertimbangan penting bagi calon investor. b. Strategi meningkatkan nilai EVA dapat dilakukan dengan meningkatkan laba operasi dan menekan biaya modal dengan cara menghimpun dana murah (tabungan dan giro), sehingga NOPAT akan bernilai tinggi serta COC akan bernilai rendah yang mengakibatkan nilai EVA tinggi. c. Pengendalian terhadap struktur modal yang optimal yaitu mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham akan meningkatkan nilai EVA dan MVA perusahaan, sehingga sebaiknya BRI dapat memanajemen sumber modalnya lebih baik lagi agar biaya modal dapat diminimalisir sehingga nilai EVA dan MVA semakin meningkat lagi.

65 53 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M Manajemen Perbankan. UMM Press : Malang. Astuti, D Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Ghalia Indonesia Bank Indonesia Statistik Perbankan Indonesia [15 April 2011] Budiharti, L Kinerja Keuangan (Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap EVA dan EVA terhadap MVA) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor : Institut Pertanian Bogor Bursa Efek Jakarta Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ID/Default.aspx. [18 April 2011] Bringham, E.F dan Joel F. Houtson Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Darsono Manajemen Keuangan. Jakarta : Diadit Media. Direktorat Hukum Bank Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun Jakarta : Bank Indonesia. Iramani dan Febrian Financial Value Added : Suatu Paradigma dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No. 1 Mei Kasmir Manajemen Perbankan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Keown, at all Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh (Jilid 2). Jakarta : PT Indeks Komisi pengawas persaingan usaha Pengambilalihan (Akuisis) PT Bank Agroniaga, Tbk oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) AGRO% final%20versi%20publik%20_final_.pdf. [Mei 2011] Kountur, R Statistik Praktis. Jakarta : PPM

66 54 Moeljadi Manajemen Keuangan (Pendekatan kualitatif dan dan Kualitatif (Jilid 1). Malang : Bayumedia Publishing. Mulyadi Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Universitas Gajah Mada. Jakarta : Salemba Empat. Nafarin Penganggaran Perusahaan (Edisi 3). Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Paisal, P.A Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode Economic Value Added pada PT. Bank Central Asia, Tbk Tahun 2007-Tahun Bogor : Institut Pertanian Bogor Primadia, F Kajian Kinerja keuangan pada PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. Periode Bogor : Institut Pertanian Bogor PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Berita BRI. [18 April 2011] Santoso Business Forecasting (Metode Peramalan Bisnis Masa Kini dengan Minitab dan SPSS). Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Tunggal, A.W Economic Value Added Teori, Soal, dan Kasus. Jakarta : Harvarindo. W, Ni Putu Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BII) dengan Menggunakan Metode EVA dan Rasio Keuangan. Bogor : Institut Pertanian Bogor www. yahoofinance.com Historical Price Bank Rakyat Indonesia. &g=m [10 April 2011] Young, S.D dan O Byrne, S.F EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai : Panduan Praktis untuk Implementasi. Jakarta : Salemba Empat.

67 LAMPIRAN 55

68 56 Lampiran 1. Daftar Istilah dan Defenisinya 1. Net Operating Profit After Tax-NOPAT (laba operasi setelah pajak) adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan. (Tunggal, 2001) 2. Weighted Cost of Capital-WACC (biaya modal rata-rata tertimbang) : rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) adalah jumlah biaya dari masing-masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka pendek dan, pinjaman jangka panjang (cost of debt) serta setoran modal saham (cost of equity) yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan. (Tunggal, 2001) 3. Invested Capital-IC (modal yang diinvestasikan) adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar pinjaman jangka pendek tanpa bunga, seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan, dan sebagainya. (Tunggal, 2001). 4. Cost of Capital-COC (biaya modal) adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor. (Tunggal, 2001) 5. Economic Value Added-EVA (nilai tambah ekonomis) adalah laba yang tertinggalsetelah dikurangi dengan biaya modal (cost capital) yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. (Tunggal, 2001) 6. Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan hutang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan (Young O Byrne, 2001). 7. Analisis regresi merupakan salah satu analisis data kuantitatif untuk memperhitungkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. 8. Kolomogrov Smirnov merupakan metode statistika yang digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal atau tidak. 9. Tingkat signifikansi 5 persen artinya mengambil risiko salah dalam pengambilan keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya sebesar 5 persen, atau dengan kita percaya 95 persen dari keputusan untuk menolak hipotesa yang salah adalah benar. 10. Ramalan (forecasting) adalah proses aktivitas meramalkan suatu kejadian yang mungkin terjadi dimasa mendatang dengan cara mengkaji data yang ada.

69 57 Lanjutan Lampiran Biaya Hutang [Kd (1 T)] adalah biaya utang yang digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (biaya komponen utang setelah pajak, dimana T merupakan tarif pajak marginal perusahaan). 12. Capital Asset Pricing Model-CAMP (model penetapan harga aktiva modal) adalah metode yang digunakan untuk mengestimasi biaya laba ditahan. 13. Beta (β) merupakan pengukuran perubahan dari harga saham berkenaan dengan pasar saham keseluruhan. 14. Analisis korelasi (correlation analysis), yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel. 15. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban dari suatu masalah. (Ronny Kountur, 2005). 16. Hipotesis nihil-ho (null hypotesis) adalah pernyataan hipotesis yang menunjukkan tidak ada perubahan. (Ronny Kountur, 2005). 17. Hipotesis alternatif-ha (alternative hypotesis) pernyataan hipotesis yang menunjukkan hasil yang diharapkan. (Ronny Kountur, 2005). 18. Dependent variable (variabel tergantung) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. 19. Independent variable (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi oleh variabel lain, sifatnya dapat berdiri sendiri.

70 58 Faktor berpengaruh yang dapat dikendalikan : 1. Kebijakan perusahaan 2. SOP Permasalahan yang ada : 1. Pemilik ekuitas kedua tertinggi nasional dan peraih laba tertinggi ( ) namun belum diketahui nilai EVA dan MVA-nya 2. Berperan penting dalam pembangunan perekonomian (kredit tinggi & jangkauan luas) Faktor berpengaruh yang tidak dapat dikendalikan : 1 Persaingaan antar bank 2 Gejolak perekonomian, politik dan keamanan 3 Kebijakan moneter dari pemerintah/bi Pengumpulan data Data/Info (data sekunder) : 1. Laporan keuangan BRI tahun Informasi lain seputar BRI Proses : 1. Metode EVA 2. Metode MVA 3. Uji Normalitas data dengan Kolomogrov Smirnov, 4. Analisa pengaruh EVA terhadap MVA dengan regresi sederhana menggunakan SPSS Forecasting dengan metode Double Exponential Smoothing Parameter Control : I. EVA : *EVA >0 * MVA>0 *EVA=0 * MVA=0 *EVA<0 * MVA<0 3. Nilai p value<α (signifikansi 5%) Feedback Output : 1. Nilai EVA dan MVA 2. Hasil Uji Kolomogrov Smirnov 3. Hasil uji regresi sederhana hubungan EVA dengan MVA 4. Struktur modal BRI 5. Forecasting komponen neraca dan laba rugi Outcome : 1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan biaya modal 2. Menginvestasikan modal baru kedalam proyek yang mendapat Return lebih besar dari biaya modal yang ada. 3. Menarik modal dari aktifitasaktifitas usaha yang tidak menguntungkan 4. Menciptakan struktur modal optimal (minimalisasi biaya modal) 5. Tanggap terhadap pesaing dan respon nasabah Impact : 1. Kinerja meningkat 2. Nilai deviden meningkat 3. Harga saham meningkat 4. Kepercayaan investor meningkat 5. Pengendalian pos-pos keuangan Lampiran 2. Alur Pikir Penelitian 58

71 59 Direktur Bisnis Mikro dan Ritel Direktur Bisnis Menengah Dewan Syariah Divisi Sekretariat Perusahaan Direktur Pengendalian Kredit RUPS DIREKSI Direktur Direktur Keuangan dan Internasional Komisaris Komite Audit Audit Direktur Operasional Direktur Kepatuhan Lampiran 3. Struktur Organisasi BRI Perencanaan Bisnis Divisi Bisnis Mikro Divisi Bisnis Ritel Divisi Consumer Banking Desk IVP Perencanaan Bisnis Divisi Agribisnis Divisi Bisnis Umum Divisi Kredit Program Kantor Khusus Cabang Divisi Analisis Risiko Kredit Divisi Restrukturisasi & Penyelesaian Kredit Bermasalah Divisi Administrasi Kredit Perencanaan Bisnis Divisi Treasury Divisi Akuntansi, Divisi Internasional Desk Administrasi & Operasional Perencanaan Bisnis Divisi Operasional Divisi Teknologi Sistem Informasi Divisi Sumber Daya Manusia Divisi Kepatuhan & Manajemen Risiko Divisi Perencanaan Strategis Divisi Hukum Unit Usaha Syariah Kanwas Unit Kerja Luar Negeri Divisi Logistik 59 Kancas Syariah

72 60 Lampiran 4. Neraca Konsolidasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) POS-POS ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain (-) Penyisihan kerugian (1.819) (9.234) (34.208) Giro pada bank lain (bersih) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (-) Penyisihan kerugian (41.081) (51.417) ( ) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (bersih) Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek yang dibeli dengan janji dujual kembali Penyisihan kerugian penurunan nilai (9.074) (40.349) (89.294) Efek-efek (Bersih) Tagihan wesel ekspor (-) Penyisihan kerugian penurunan nilai (9.647) (5.968) (5.617) Tagihan wesel ekspor (bersih) Obligasi rekapitulasi pemerintah Tagihan derivatif (-) Penyisihan kerugian (106) (247) - Tagihan derivatif (bersih) Kredit yang diberikan Pihak Ketiga Pihak yang mempunyai hub. Istimewa (-) Penyisihan kerugian penurunan nilai ( ) ( ) ( ) Kredit yang diberikan (bersih) Piutang dan pembiayaan Syari'ah (-) Penyisihan kerugian (30.394) (43.132) ( ) Piutang dan pembiayaan Syari'ah (bersih) Tagihan akseptasi Penyisihan kerugian (4.762) (7.018) (4.839) Tagihan akseptasi (bersih) Penyertaan saham (-) Penyisihan kerugian (1.230) (1.311) (1.443) Penyertaan saham (bersih) Aset Tetap Nilai tercatat Akumulasi penyusutan ( ) ( ) ( ) Nilai buku (bersih) Aktiva pajak tangguhan (bersih) Aktiva lain-lain (bersih) Jumlah Aktiva

73 61 Lanjutan Lampiran 4. (Dalam Jutaan Rupiah) KEWAJIBAN Kewajiban dan ekuitas Kewajiban segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (bersih) Kewajiban derivative Kewajiban akseptasi Pinjaman diterima Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Hutang pajak Kewajiban lainnya Pihak terkait pihak ketiga Total Kewajiban lainnya Pinjaman Subordinasi JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Modal saham Tambahan modal disetor Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Opsi saham Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang tersedia untuk dijual (setelah pajak tangguhan) Cadangan umum Saldo laba JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

74 62 Lanjutan Lampiran 4. (Dalam Jutaan Rupiah) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain (-) Penyisihan kerugian (90.811) (63) Giro pada bank lain (bersih) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (-) Penyisihan kerugian ( ) (250) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (bersih) Efek-efek Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Penyisihan kerugian penurunan nilai (57.109) (1.510) Efek-efek (Bersih) Tagihan wesel ekspor (-) Penyisihan kerugian penurunan nilai (5.512) (7.418) Tagihan wesel ekspor (bersih) Obligasi rekapitulasi pemerintah Tagihan derivatif (-) Penyisihan kerugian (1.449) - Tagihan derivatif (bersih) Kredit yang diberikan Pihak Ketiga Pihak yang mempunyai Hub. Istimewa (-) Penyisihan kerugian penurunan nilai ( ) ( ) Kredit yang diberikan (bersih) Piutang dan pembiayaan Syari'ah (-) Penyisihan kerugian (88.257) ( ) Piutang dan pembiayaan Syari'ah (bersih) Tagihan akseptasi Penyisihan kerugian (4.502) (6.669) Tagihan akseptasi (bersih) Penyertaan saham (-) Penyisihan kerugian (1.662) (1.888) Penyertaan saham (bersih) Aset Tetap Nilai tercatat Akumulasi penyusutan ( ) ( ) Nilai buku (bersih) Aktiva pajak tangguhan (bersih) Aktiva lain-lain (bersih) Jumlah Aktiva

75 63 Lanjutan Lampiran 4. KEWAJIBAN Kewajiban dan ekuitas (Dalam Jutaan Rupiah) POS-POS Kewajiban segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (bersih) Kewajiban derivative Kewajiban akseptasi Pinjaman diterima Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi Hutang pajak Kewajiban lainnya Pihak terkait pihak ketiga Pinjaman Subordinasi JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Modal saham Tambahan modal disetor Selisih penilaian kembali aktiva tetap - - Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Opsi saham Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang tersedia untuk dijual (setelah pajak tangguhan) Cadangan umum Saldo laba JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

76 64 Lampiran 5. Laporan Laba Rugi Konsolidasi BRI Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) KETERANGAN PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL : Pendapatan dan beban bunga Pendapatan bunga Pendapatan provinsi dan komisi Pendapatan Syariah Jumlah pendapatan bunga Beban bunga dan pembiayaan lainnya dan Syariah Bunga dan pembiayaan lainnya ( ) ( ) ( ) Beban Syariah (18.354) (39.335) (37.667) Jumlah beban bunga ( ) ( ) ( ) Pendapatan bunga (bersih) Pendapatan/(beban) operasional lainnya : Imbalan Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan Keuntungan selisih kurs (bersih) Keuntungan/kerugian penjualan efek dan obligasi (bersih) Provisi dan keuntungan lainnya Keuntungan dari kenaikan nilai efek-efek dan obligasi Rekapitulasi Pemerintah(bersih) Lain-lain Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban penyisihan kerugian aktiva produktif (bersih) ( ) ( ) ( ) Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi (bersih) (4.058) (25.567) (13.141) Beban pembalikan penyisihan kerugian aktiva lain-lain (bersih) (46.139) Beban operasional lainnya : Tenaga kerja dan tunjangan ( ) ( ) ( ) Umum administrasi ( ) ( ) ( ) Premi program penjaminan Pemerintah ( ) ( ) ( ) Kerugian dari penurunan nilai efek-efek dan obligasi rekapitalisasi Pemerintah (bersih) - (46.326) ( ) Provisi dan komisi lainnya (2.507) (2.587) (1.222) Rugi selisih kurs (bersih) (4.610) - Lain-lain ( ) ( ) ( ) Jumlah beban operasional lainnya ( ) ( ) ( ) LABA OPERASIONAL PENDAPATAN NON OPERASIONAL Pendapatan non operasional (Bersih) LABA SEBELUM BEBAN PAJAK Beban Pajak Penghasilan Kini ( ) ( ) ( ) Tangguhan LABA BERSIH LABA BERSIH PER LEMBAR SAHAM Dasar (dalam rupiah penuh) 355,62 403,64 496,99 Dilusian (dalam rupiah penuh) 349,54 395,06 486,38

77 65 Lanjutan Lampiran 5. ( Dalam Jutaan Rupiah) KETERANGAN PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL : Pendapatan dan beban bunga Pendapatan bunga Pendapatan provinsi dan komisi Pendapatan Syariah Jumlah pendapatan bunga Beban bunga dan pembiayaan lainnya dan Syariah Bunga dan pembiayaan lainnya ( ) ( ) Beban Syariah ( ) ( ) Jumlah beban bunga ( ) ( ) Pendapatan bunga (bersih) Pendapatan/(beban) operasional lainnya : Imbalan Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan Keuntungan selisih kurs (bersih) Keuntungan/kerugian penjualan efek dan obligasi (bersih) Provisi dan keuntungan lainnya Keuntungan dari kenaikan nilai efek-efek dan obligasi Rekapitulasi Pemerintah(bersih) Lain-lain Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban penyisihan kerugian aktiva produktif (bersih) ( ) ( ) Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi (bersih) (14.767) Beban pembalikan penyisihan kerugian aktiva lain-lain (bersih) ( ) (45.222) Beban operasional lainnya : Tenaga kerja dan tunjangan ( ) ( ) Umum administrasi ( ) ( ) Premi program penjaminan Pemerintah ( ) ( ) Kerugian dari penurunan nilai efek-efek dan obligasi rekapitalisasi Pemerintah (bersih) - Provisi dan komisi lainnya (181) - Rugi selisih kurs (bersih) - Lain-lain ( ) ( ) Jumlah beban operasional lainnya ( ) ( ) LABA OPERASIONAL PENDAPATAN NON OPERASIONAL Pendapatan non operasional (Bersih) LABA SEBELUM BEBAN PAJAK Beban Pajak Penghasilan Kini ( ) ( ) Tangguhan LABA BERSIH LABA BERSIH PER LEMBAR SAHAM Dasar (dalam rupiah penuh) 609,50 956,72 Dilusian (dalam rupiah penuh) 596,73 933,58

78 66 Lampiran 6. Output SPSS 11.5 untuk Perhitungan Regresi Sederhana Regression Variables Entered/Removed(b) Model Variables Entered Variables Removed Method 1 VAR00001(a). Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: MVA Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,941(a),885, ,28703 a Predictors: (Constant), VAR00001 ANOVA(b) Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression , ,000 23,046,017(a) 0 Residual , ,900 Total , a Predictors: (Constant), EVA b Dependent Variable: MVA Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) , ,914 1,540,221 VAR ,470 1,348,941 4,801,017 a Dependent Variable: MVA

79 67 Lampiran 7. Output SPSS 11.5 Hasil Perhitungan Normalitas Data (Kolmogorov- Smirnov Test) NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test EVA MVA N 5 5 Normal Mean Parameters(a,b) , ,4000 Std. Deviation , ,51292 Most Extreme Absolute Differences,171,181 Positive,171,158 Negative -,134 -,181 Kolmogorov-Smirnov Z,382,404 Asymp. Sig. (2-tailed),999,997 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

80 68 Lampiran 8. Daftar Indeks Harga Saham Gambungan (IHSG) dan Tingkat Suku Bunga Indonesia Tahun Bulan IHSGt IHSGt-1 Rmt Bulan IHSGt IHSGt-1 Rmt Bulan IHSGt IHSGt-1 Rmt Januari 1.232, ,64 0,060 Januari 1.757, ,52 (0,027) Januari 2.627, ,82 (0,043) Februari 1.230, ,32 (0,001) Februari 1.740, ,26 (0,009) Februari 2.721, ,25 0,036 Maret 1.322, ,66 0,075 Maret 1.830, ,97 0,052 Maret 2.447, ,94 (0,101) April 1.464, ,97 0,107 April 1.999, ,92 0,092 April 2.304, ,30 (0,058) Mei 1.330, ,41 (0,092) Mei 2.084, ,17 0,043 Mei 2.444, ,52 0,061 Juni 1.310, ,00 (0,015) Juni 2.139, ,32 0,026 Juni 2.349, ,35 (0,039) Juli 1.351, ,26 0,032 Juli 2.348, ,28 0,098 Juli 2.304, ,11 (0,019) Agustus 1.431, ,65 0,059 Agustus 2.194, ,67 (0,066) Agustus 2.165, ,51 (0,060) September 1.534, ,26 0,072 September 2.359, ,34 0,075 September 1.832, ,94 (0,154) Oktober 1.582, ,61 0,031 Oktober 2.643, ,21 0,120 Oktober 1.256, ,51 (0,314) November 1.718, ,63 0,086 November 2.688, ,49 0,017 November 1.241, ,70 (0,012) Desember 1.805, ,96 0,050 Desember 2.745, ,33 0,021 Desember 1.355, ,54 0,092 Rata-rata E(Rm) 0,039 Rata-rata E(Rm) 0,037 Rata-rata E(Rm) (0,051) Bulan Suku Bunga Indonesia Bulan IHSGt IHSGt-1 Rmt Bulan IHSGt IHSGt-1 Rmt Januari 1.332, ,41 (0,017) Januari 2.610, ,36 0,030 Jan 12,75% 9,50% 8,00% 8,75% 6,50% Feb 1.285, ,67 (0,035) Feb 2.549, ,80 (0,024) Feb 12,75% 9,25% 8,00% 8,25% 6,50% Maret 1.434, ,48 0,116 Maret 2.777, ,03 0,090 Maret 12,75% 9,00% 8,00% 7,75% 6,50% April 1.722, ,07 0,201 April 2.971, ,30 0,070 April 12,75% 9,00% 8,00% 7,50% 6,50% Mei 1.916, ,77 0,113 Mei 2.796, ,25 (0,059) Mei 12,50% 8,75% 8,25% 7,25% 6,50% Juni 2.026, ,83 0,057 Juni 2.913, ,96 0,042 Juni 12,50% 8,50% 8,50% 7,00% 6,50% Juli 2.323, ,78 0,146 Juli 3.069, ,68 0,053 Juli 12,25% 8,25% 8,75% 6,75% 6,50% Agust 2.341, ,24 0,008 Agustus 3.081, ,28 0,004 Agust 11,75% 8,25% 9,00% 6,50% 6,50% Sept 2.467, ,54 0,054 Sept 3.501, ,88 0,136 Sept 11,25% 8,25% 9,25% 6,50% 6,50% Oktob 2.367, ,59 (0,040) Oktober 3.635, ,30 0,038 Oktob 10,75% 8,25% 9,50% 6,50% 6,50% Nov 2.415, ,70 0,020 Nov 3.531, ,32 (0,029) Nov 10,25% 8,25% 9,50% 6,50% 6,50% Des 2.534, ,84 0,049 Des 3.703, ,21 0,049 Des 9,75% 8,00% 9,25% 6,50% 6,50% Rata-rata E(Rm) 0,056 Rata-rata E(Rm) 0,033 Rata-rata 11,83% 8,60% 8,67% 7,15% 6,50% 68

81 69 Lampiran 9. Perhitungan Varian Periode Rmt-Rm Var Rmt-Rm Var Rmt-Rm Var Rmt-Rm Var Rmt-Rm Var Januari 0,0212 (0,06) 0,01 (0,07) (0,00) Februari (0,0400) (0,05) 0,09 (0,09) (0,06) Maret 0,0363 0,01 (0,05) 0,06 0,06 0,0058 0, (0,0317) 0,001 0,0150 0,0002 (0,0348) 0,0012 (0,00) 0,0000 April 0,0682 0,06 (0,01) 0,15 0,04 Mei (0,1305) 0,01 0,11 0,06 (0,09) Juni (0,0535) (0,01) 0,01 0,00 0,01 (0,0386) 0,0015 0,0167 0,0003 0,0388 0,0015 0,0678 0,0046 (0,0158) 0,0002 Juli (0,0071) 0,06 0,03 0,09 0,02 Agustus 0,0202 (0,10) (0,01) (0,05) (0,03) September 0,0335 0,04 (0,10) (0,00) 0,10 0,0155 0,0002 (0,0011) 0,0000 (0,0267) 0,0007 0,0134 0,0002 0,0311 0,0010 Oktober (0,0074) 0,08 (0,26) (0,10) 0,00 November 0,0474 (0,02) 0,04 (0,04) (0,06) Desember 0,0117 (0,02) 0,14 (0,01) 0,02 0,0172 0,0003 0,0161 0,0003 (0,0272) 0,0007 (0,0463) 0,0021 (0,0139) 0,0002 Rata-Rata 0,0005 0,0004 0,0008 0,0020 0,

82 70 Lampiran 10. Daftar Perhitungan Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan Bulan ket (Rit) Peiode Pit Pit-1 Dt Rit Pit Pit-1 Dt Rit Pit Pit-1 Dt Rit Jan , , (0,05) Feb (0,04) (0,10) ,03 Mar , , (0,13) Apr , , (0,06) Mei (0,15) , (0,03) Jun , (0,03) (0,09) Jul , , ,20 Agst , (0,01) (0,04) Sep , , (0,08) Okt , (0,36) Nop , , (0,01) Des (0,04) (0,05) ,35 Rata-rata (Rt) 0,05 0,04 (0,02) Periode Pit Pit-1 Dt Rit Pit Pit-1 Dt Rit Jan (0,01) Feb (0,18) (0,07) Mar , ,15 Apr , ,08 Mei , (0,04) Jun , ,09 Jul , ,06 Agst , (0,06) Sep (0,01) ,08 Okt (0,05) ,14 Nop , (0,08) Des , Rata-rata (Rt) 0,05 Rata-rata (Rt) 0,03 Keterangan : Pit : harga saham per lembar bulan t Pit-1 : harga saham per lembar bulan sebelumnya Dt : jumlah nilai Deviden pada periode ke-t Rit: tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t Rt : rata-rata dari Rit pada periode tertentu Rit : penjumlahan harga saham per lembar bulan t dengan harga saham per lembar bulan sebelumnya, kemudian dikurangi dengan jumlah nilai deviden pada bulan tersebut dan hasilnya dibagi dengan harga saham per lembar

83 71 Lampiran 11. Perhitungan Kovarian Bln Rit- Rt Rit- Rit- Rit- Rit- Kov Rt Kov Rt Kov Rt Kov Rt Kov 1 0,07 (0,01) (0,03) (0,06) (0,03) 2 (0,10) (0,14) 0,05 (0,24) (0,10) 3 0,17 0,03 (0,10) 0,07 0,12 0,05 0, (0,04) 0,0013 (0,03) (0,000) (0,07) 0,00 (0,00) 0, ,11 0,00 (0,03) 0,33 0,05 5 (0,20) 0,13 (0,00) 0,02 (0,07) 6 0,03 (0,06) (0,07) (0,02) 0,06 (0,02) 0, ,02 0,0004 (0,03) (0,001) 0,11 0,01 0,02 (0,0002) 7 (0,01) 0,06 0,22 0,10 0,03 8 (0,04) (0,04) (0,02) (0,01) (0,09) 9 0,07 0,02 (0,05) (0,07) 0,04 0,01 0, ,01 (0,0000) 0,05 (0,001) 0,01 0,00 (0,00) (0,0001) 10 (0,05) 0,14 (0,34) (0,11) 0, ,04 (0,03) 0,01 (0,01) (0,11) 12 (0,09) (0,09) 0,37 (0,02) (0,03) (0,04) (0,00061) 0,01 0,0001 0,01 (0,000) (0,05) 0,00 (0,01) 0,0001 Rata-Rata 0, ,00044 (0,0009) 0,0031 (0,00006)

84 72 Lampiran 12. Penghitungan Beta dan Biaya Ekuitas (Ke), NOPAT, Biaya Hutang, Struktur Modal dan WACC 1. Beta dan Biaya Ekuitas Tahun Kovarian Varian Beta Rf E(Rm) MRP Ke ,0001 0,0005 0,285 11,83% 3,87% (0,080) 9,56% ,0004 0,0004 1,131 8,60% 3,69% (0,049) 3,05% 2008 (0,0009) 0,0008 (1,071) 8,67% -5,10% (0,138) 23,41% ,0031 0,0020 1,519 7,15% 5,60% (0,015) 4,79% 2010 (0,0001) 0,0004 (0,162) 6,50% 3,34% (0,032) 7,01% Keterangan : Kovariann : (Rit-Rt) x (Rmt-Rm) Varian : (Rmt-Rm) x (Rmt-Rm) βi : Kovarian/Varian MRP : Rm-Rf Ke : Rf + βi (MRP) 2. NOPAT (Dalam Jutaan Rupiah) Periode Laba bersih setelah pajak Biaya Bunga NOPAT Biaya Hutang (Kd*) Pajak Hutang Jk Biaya Bunga Kd Tahun Panjang Pengha (1-T) silan Kd* (a) (b) (c = a : b) (T) c (1-T) % 27,92% 0, ,01% % 37,82% 0, ,85% % 32,46% 0, ,10% % 26,11% 0, ,07% % 23,05% 0, ,48% 4. Perhitungan Struktur Modal Tahun Ekuitas (a) Hutang Jk Panjang (b) Aset (c) Wd (b/c) We (a/c) ,98% 10,91% ,74% 9,54% ,76% 9,09% ,43% 8,60% ,65% 9,07% 5. Perhitungan Weighted Average Capital Cost (WACC) Tahun Struktur Modal Kd* Ke a x c b x d WACC Wd (a) We (b) (c) (d) (e) (f) (e + f) ,98% 10,91% 171,01% 9,56% 3,39% 1,04% 4,44% ,74% 9,54% 114,85% 3,05% 2,00% 0,29% 2,29% ,76% 9,09% 305,10% 23,41% 2,32% 2,13% 4,44% ,43% 8,60% 200,07% 4,79% 2,86% 0,41% 3,28% ,65% 9,07% 343,48% 7,01% 2,23% 0,64% 2,87%

85 73 Lampiran 13. Perhitungan Invested Capital, Cost of Capital, dan Economic Value Added BRI Periode Invested Capital (IC) Periode Aset Hutang Beban IC (a) (b) (a -b) Cost of Capital (COC) Periode WACC IC COC (a) (b) (a x b) ,44% , ,29% , ,44% , ,28% , ,87% ,34 3. Economic Value Added (EVA) Periode NOPAT (a) COC (b) EVA (a-b) , , , , , , , , , ,66 Lampiran 14. Perhitungan Market Value Added (MVA) Periode Nilai Jumlah Saham Nilai Buku MVA Pasar (Lembar) (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) (a) (b) (c) ((axb)-c)

86 74 Lampiran 15. Hasil Output Minitab 15. untuk Forecasting Komponen Rugi Laba dan Neraca 1. Forecasting Pendapatan Bunga Bersih Double Exponential Smoothing with =0,2 and =0,2 Double Exponential Method Pendapatan Bunga Bersih Variable Actual Fits Forecasts 95,0% PI Smoothing Constants Alpha Alpha (level) (level) 0,2 0,2 Gamma (trend) 0,2 0,2 Accuracy Measures MAPE 8,88700E+00 MAD MAD 1,96125E+06 MSD MSD 4,90366E Index Forecasting Pendapatan Lainnya DES =02 =0,2 Double Exponential Method V ariable A ctual F its A ccuracy M easures MAPE 1,98222E+01 MAD 5,38948E+05 MSD 3,31290E+11 Pendapatan Lainnya F orecasts 95,0% PI Smoothing C onstants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 A ccuracy M easures MAPE 1,98222E+01 MAD 5,38948E+05 MSD 3,31290E Index 4 5 6

87 75 Lanjutan Lampiran Forecasting Jumlah Beban Smoothing Plot for Jumlah Beban Double Exponential Method Jumlah Beban Variable Actual Fits Forecasts 95,0% PI Smoothing Constants Alpha (level) 0,2 Gamma (trend) 0,2 Accuracy Measures MAPE 5,82277E+00 MAD 6,86122E+05 MSD 6,75623E Index Forecasting Laba Sebelum Pajak Laba Sblm Pajak Double Exp. Smoothing dengan =0,4 dan =0,3 Double Exponential Method Variable Actual Fits Forecasts 95,0% PI Smoothing Constants Alpha (level) 0,4 Gamma (trend) 0,3 Accuracy Measures MAPE 1,01801E+01 MAD 1,07317E+06 MSD 1,77865E Index 5 6

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Bank 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008), bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis kinerja keuangan BRI ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah dipublikasikan dan telah diaudit oleh auditor independen. Metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian suatu negara sesuai dengan yang tercantum dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998. Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

I. PENDAHULUAN. Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan waktu yang diiringi dengan semakin berkembangnya pelaku ekonomi dan kebutuhan penggunaan uang dalam kegiatan perekonomian, transaksi antara

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

II. LANDASAN TEORI. utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. PERIODE 2010-2012 Nama : Anita Lestari NPM : 20210888 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Suwito (2002) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja Perusahaan (Studi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010), bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA, Tbk PERIODE Oleh FRIDA PRIMADIA H

KAJIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA, Tbk PERIODE Oleh FRIDA PRIMADIA H KAJIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA, Tbk PERIODE 2004-2009 Oleh FRIDA PRIMADIA H 24087081 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk Oleh BOYKE SURANTA BARUS H

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk Oleh BOYKE SURANTA BARUS H ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk 2006-2009 Oleh BOYKE SURANTA BARUS H24076022 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK Indah Febrina 23210493 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Feny

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) a. Pengertian EVA Menurut Young dan O Byrne (2001:17), pengertian EVA adalah didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis, yang menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif 29 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif analisis. Peneltian deskriptif analisis menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Perusahaan 2.1.1 Definisi Kinerja Perusahaan Kinerja suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja keuangannya, yaitu jika kinerja keuangannya mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Bank-bank Umum Bank-bank Pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Bank-bank Umum Bank-bank Pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Kasmir (2003) mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian untuk penelitian ini adalah PT Mandom Indonesia, Tbk. PT Mandom Indonesia Tbk, dahulu bernama PT Tancho Indonesia, Tbk, didirikan pada

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Bank Central Asia (BCA) secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek yang di pilih adalah Bank Umum Syariah yang terdapat di Indonesia yaitu pada Bank Muamalat Indonesia dengan mengambil data dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan serta penganalisaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA BANK CENTRAL ASIA, Tbk

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA BANK CENTRAL ASIA, Tbk ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA BANK CENTRAL ASIA, Tbk Oleh ARI HANDIAN SAPUTRA H24087063 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Wolk dalam Firman Taryana (2013) teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang diperdagangkan di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang. beralokasi di Jalan Gajayana No. 50 Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang. beralokasi di Jalan Gajayana No. 50 Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, jadi untuk lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengambil data secara langsung dari internet

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM :

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk. : Nadya Soalagogo NPM : ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. UNITED TRACTORS, Tbk Nama : Nadya Soalagogo NPM : 25211081 Dosen Pembimbing : Ani Hidayati, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk angka-angka. Data ini

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk angka-angka. Data ini 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber dan Jenis Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk angka-angka.

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK

ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK 1 ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK NUR FAHMI*), SUTARDI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia *Email:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK

ANALISIS PENGUKURAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK ANALISIS PENGUKURAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK Latar Belakang Fungsi akuntansi yang penting adalah mengumpulkan dan melaporkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan perhitungan yang mendasari analisis dan pembahasan untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan PT United Tractors Tbk, yang diukur dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Oleh: Anesti Iswandira, Immas Nurhayati dan Titing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif komparatif dan verifikatif. Penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2012: 29) adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 867-876 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia semakin hari semakin pesat, semakin banyaknya orang berlomba-lomba dalam menciptakan teknologi canggih semakin pesat pula persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir EVA Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembaliannya lebih besar daripada biaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), Gedung Bursa Efek Indonesia Lantai 1,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45

ABSTRAK. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45 Abstrak vii ABSTRAK Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45 Pada penelitian ini, penulis menganalisa pengaruh Economic Value Added (EVA)

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KASUS

BAB IV ANALISIS KASUS BAB IV ANALISIS KASUS 4.1. Latar Belakang Kasus Pada tahun 2009 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Bank Danamon) menuntaskan akuisisi terhadap PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE 2008-2012 NAMA KELAS : Anindya Dita Khoirina : 3EB13 NPM : 20210864 FAKULTAS : EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam hal metodologi penelitian penelitian, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yang menjadi penelitian adalah seluruh perusahaan LQ 45 yang listing di BEI pada tahun 2010-2014, dimana perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang sangat penting bagi investor dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja dan potensi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia saat ini, perkembangan saham sangatlah pesat. Saham menjadi instrumen yang sangat penting bagi suatu perusahaan, dan definisi dari saham itu sendiri adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Sesuai dengan perkembangan teknologi sekarang, maka dunia usahapun ikut berkembang pula dengan semakin banyaknya perusahaan yang muncul di

PENDAHULUAN Sesuai dengan perkembangan teknologi sekarang, maka dunia usahapun ikut berkembang pula dengan semakin banyaknya perusahaan yang muncul di ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED PUTRA MAIHAMI FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS GUNADARMA ABSTRAK Bank merupakan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hasil yang dicapai dari segala aktivitas yang telah dilakukan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hasil yang dicapai dari segala aktivitas yang telah dilakukan dengan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Penilaian Kinerja Keuangan Hasil yang dicapai dari segala aktivitas yang telah dilakukan dengan mendayagunakan semua sumberdaya yang tersedia merupakan arti kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan data-data yang disediakan oleh pihak Bursa Efek Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan data-data yang disediakan oleh pihak Bursa Efek Indonesia. 38 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di BEI (Bursa Efek Indonesia) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim yang terletak di jalan Gajayana No.50 Malang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Umumnya sistem laporan akuntansi disusun dengan memperhatikan tujuan dan kegunaan dari laporan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan (different report

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Menurut Margaretha (2011:5), Nilai ( value) perusahaan yang sudah go public merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai suatu organisasi bisnis, tujuan utama dari korporasi adalah profit atau keuntungan. Mengingat banyak pemangku kepentingan terutama pemegang saham yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dilakukan oleh Hanifa (2006) dengan objek PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Hasil penelitian tersebut yaitu analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga perlu adanya usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk mengadakan penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut : EVA (X1) ROA (X2) ROE (X3) Harga Saham (Y)

Lebih terperinci

Raden Muh. Adlan Rahim

Raden Muh. Adlan Rahim PENERAPAN ECONOMIC VALUE ADDED DALAM PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. ASTRA OTOPARTS Tbk. (Periode Akuntansi 2012-2014) Raden Muh. Adlan Rahim 25212843 Latar Belakang Perusahaan Otomotif Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Berdasarkan UU RI No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, disebutkan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga

BAB II URAIAN TEORITIS. Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Napitupulu (2008), Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga Emiten Terbaik 2006.

Lebih terperinci

kapitalisasi pasar BEJ sehingga pergerakan transaksi perusahaan yang Obyek penelitian adalah perusahaan - perusahaan go publik yang

kapitalisasi pasar BEJ sehingga pergerakan transaksi perusahaan yang Obyek penelitian adalah perusahaan - perusahaan go publik yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek penelitian Obyek penelitian adalah perusahaan - perusahaan go publik yang terdaftar di BEJ 3.2. Populasi dan Sampel Bagi perusahaan yang belum go pubilk metode EVA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, dan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:5), laporan keuangan adalah : Umumnya terdiri dari neraca dan perhitungan

Lebih terperinci

NAMA : APRIATUL KHOIRIYAH NPM : PEMBIMBING : RINA NOFIYANTI SE., MM

NAMA : APRIATUL KHOIRIYAH NPM : PEMBIMBING : RINA NOFIYANTI SE., MM ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR KONTRUKSI YANG TERDAFTAR DI BEI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) PERIODE 2013-2015 NAMA : APRIATUL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihindari baik oleh pribadi maupun perusahaan, sehingga perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu 0 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis dipenuhi dengan berbagai macam persaingan, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri, baik itu bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk Oleh LUSI BUDIHARTI H

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk Oleh LUSI BUDIHARTI H ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk 2004-2005 (Pengaruh Rasio-rasio Keuangan terhadap Economic Value Added-EVA dan Pengaruh EVA terhadap Market Value Added-MVA) Oleh LUSI BUDIHARTI

Lebih terperinci

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Primal Aditya Rizki Email : primal_limos74@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya atau semaksimal mungkin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang saya lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci