BAB V ANALISIS STUDI KASUS DAN KESIMPULAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISIS STUDI KASUS DAN KESIMPULAN"

Transkripsi

1 BAB V ANALISIS STUDI KASUS DAN KESIMPULAN 5.1 Tahapan penyempurnaan kondisi perusahaan Proses mencari solusi untuk penyelesaian masalah dalam perusahaan terus berlanjut setelah ditetapkan Hay Group sebagai konsultan, maka ada beberapa hal yang akan ditempuh dan hal pertama yang dilakukan oleh pihak Hay terhadap perusahaan yaitu dengan melakukan climate survei ke perusahaan, dimana survei dilakukan terhadap pekerja dan manajemen perusahaan dan keseluruhan proses survei sepenuhnya diserahkan kepada Pihak Hay Group dengan didampingi beberapa orang personil dari Citra Tubindo. Pelaksanaan survei ini beberapa tahap dalam waktu + 2 minggu dan dilakukan secara transparan bagi pekerja. Survei dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan obrservasi langsung terhadap para pekerja dan manajemen mengenai kegiatan operasional sehari-hari pekerja dan pendapat pekerja mengenai pihak manajemen perusahaan. Survei tersebut menemukan hal yang sangat penting bagi perusahaan, dimana ternyata tingkat kepercayaan pekerja terhadap perusahaan sangat rendah. Karena adanya anomali perlakuan 97

2 98 manajemen di masing-masing plant terhadap pekerja karena tidak ada HR divisi yang baik, disamping rendahnya kemampuan HRD. Juga tidak adanya transparansi tentang kebijakan kepegawaian, menyebabkan ketidak percayaan ini. Langkah selanjutnya yang dilakukan perusahaan terdiri dari 4 tahap, antara lain : Tahap 1 : Job Description Pada tahap ini, melanjutkan kerja dari konsultan (Hay Group) diperusahaan setelah melakukan survei. Setelah hasil survei dilaporkan kepada manajemen. Bahkan para pekerja diuntungkan sebab merasa jelas porsi kerjanya termasuk bobot dari uraian pekerjaan tersebut. Dimana untuk masing-masing pekerja dapat mengetahui keterangan uraian pekerjaan (job description) dan bobotnya lewat masing-masing atasanya (manajer). Untuk format Form Job Description yang dipergunakan perusahaan saat ini dapat dilihat pada lampiran Form Job Description. Tahap 2 : Grading Pada tahap kedua ini, melanjutkan tahap pembentukan Form Job Description masih sebagai bagian dari sistem remunerasi. Karena segala sesuatu dilakukan secara transparan oleh semua pihak termasuk pekerja itu sendiri, maka untuk proses implementasi uraian pekerjaan (job description) secara tertulis dapat dilakukan dengan lancar dan dapat diterima oleh seluruh pekerja.

3 99 Hay menyusun solusi untuk diaplikasikan yaitu dengan melakukan proses grading untuk sistem remunerasi perusahaan berdasarkan standard grade yang dimiliki oleh Hay Group dengan langkah awal melakukan pembentukan uraian pekerjaan (job description) secara tertulis dan rinci untuk setiap pekerja. Pembuatan uraian pekerjaan dilakukan dengan menggunakan format standar Hay Group, setiap aspek pekerjaan dinilai bobotnya sesuai dengan standard pratices di Hay. Sebelumnya uraian jabatan sudah ada namun tidak menyeluruh dan tidak konsisten. Kemudian untuk format Form Grading yang dipergunakan perusahaan sampai saat ini dapat dilihat pada lampiran Form Grading. Hasil yang diperoleh Setelah pelaksanaan beberapa tahap dari sistem remunerasi dalam perusahaan, maka Hay Group juga menjelaskan bahwa bobot itu merupakan nilai dari suatu pekerjaan, dimana bobot pekerjaan tersebut akan dimasukkan kedalam range yang ada untuk menentukan skala gaji pekerja. Uraian pekerjaan ditentukan berdasarkan fungsi, keahlian dan syarat minimum agar dapat melakukan pekerjaan tersebut. Setelah sistem remunerasi (job description dan grading) berjalan mulai terlihat dampak positif yang terjadi dalam perusahaan dan pekerjanya, antara lain :

4 Pekerja merasa lebih dihargai oleh perusahaan. 2. Pekerja diberikan imbalan (dibayar upah) berdasarkan berat/ringan pekerjaannya. 3. Perusahaan memiliki standar upah bagi suatu pekerjaan, dimana yang membedakan antara pekerja baru dan lama adalah pekerja lama telah ada kesesuaian dengan pekerjaan yang telah dijalani selama ini sehingga telah ada kenaikan tahunan. (Equal Job = Equal Pay) 4. Iklim dalam perusahaan menjadi lebih sehat. 5. Produktivitas meningkat sehingga mendekati bahkan mencapai target yang diinginkan. Tahap 3 : Performance Measurement Pada tahap ketiga ini departemen sumber daya perusahaan sudah tidak melibatkan pihak Hay Group sebagai pihak konsultan, maka proses pembuatan dan penerapan performance measurement dilakukan hanya oleh departemen sumber daya manusia perusahaan. Dimana prosesnya adalah sebagai berikut : setelah satu tahun berjalan penerapan sistem remunerasi (job description dan grading) dalam perusahaan, maka perusahaan memutuskan bahwa untuk pemberian upah itu didasarkan atas kinerja dari pekerja tersebut. Namun kembali lagi perusahaan menyadari bahwa tidak selamanya kinerja seorang pekerja dapat selalu dalam keadaan

5 101 yang sama/stabil. Maka perusahaan mengambil jalan untuk melakukan penilaian kinerja seorang pekerja secara bertahap (satu tahun ada 3 kali penilaian) untuk menentukan pemberian upah dalam satu tahun (kenaikan upah tahunan). Sehingga secara keseluruhan program tersebut disebut sebagai performance management. Program tersebut dilatar belakangi oleh keadaan saat itu dimana belum adanya sistem yang jelas untuk mengatur kenaikan upah/gaji tiap tahun termasuk juga di dalamnya promosi setiap saat bagi pekerja yang secara langsung mempengaruhi perubahan upah/gajinya. Hal ini sudah disadari dan dipikirkan untuk langkah berikutnya setelah mulai berjalannya sistem remunerasi (grading tahun 1996) sebagai langkah awal dan langkah berikutnya penilaian kerja (Performance Measurement). Dibuat suatu standar form penilaian kerja yang akan dipergunakan untuk menentukan kenaikan/penyesuaian gaji/upah dalam periode satu tahun. Setelah Performance Measurement siap untuk diterapkan maka langsung dikomunikasikan kepada seluruh pekerja melalui masing-masing atasan mengenai faktor-faktor apa saja yang dinilai dari tiap pekerja tersebut dan akan disesuaikan dengan standar kerja. Sehingga program ini memberikan beberapa dampak yang baik, yaitu : Pekerja jadi lebih termotivasi dalam bekerja. Produktivitas perusahaan meningkat jauh lebih baik.

6 102 Format standar yang dipergunakan oleh perusahaan saat ini dapat dilihat pada lampiran Form LPHK. Form penilaian ini merupakan form yang dipergunakan untuk seluruh pekerja perusahaan dan bukan hanya pekerja saja. Tahap 4 : Sistem Insentif Beberapa tahun setelah penerapan sistem remunerasi (termasuk di dalamnya job description, grading, dan performance measurement) berjalan dengan baik diperusahaan, maka sudah mulai dirasakan oleh perusahaan akan perubahan iklim diperusahaan menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Dilihat dari berangsur-angsur pulihnya hubungan para pekerja dengan pihak manajemen, selain itu juga dapat dilihat dengan peningkatan kinerja dari para pekerja yang dapat dilihat dari peningkatan produktivitasnya. Kemudian melihat perkembangan usaha dengan adanya banyaknya permintaan akan produk perusahaan yang memacu perusahaan untuk meningkatan kapasitas produksi sehingga secara tidak langsung juga ingin memacu para pekerja untuk dapat bekerja sesuai kapasitas perusahaan yang ada untuk memenuhi permintaan dari para pelanggan dan dapat mencapai target yang akan dicapai perusahaan. Tepatnya pada tahun 2004, dibuat suatu sistem baru yang tidak lain adalah suatu sistem insentif untuk pekerja dengan tujuan dapat memotivasi dan meningkatkan kinerja para pekerja tersebut. Sistem insentif tersebut disebut sebagai jasa produksi, dimana sesuai nama dari sistem tersebut adalah

7 103 bertujuan untuk meningkatan produktivitas baik pekerja maupun perusahaan. Sebagai kilas balik bahwa sebenarnya diperusahaan sudah memiliki sistem insentif sebelumnya, namun sistem insentif itu tidak diukur dengan parameter produktivitas melainkan hanya dilihat berdasarkan keuntungan yang diraih perusahaan pada akhir tahun. Sistem insentif ini lebih dikenal dengan nama bonus, dimana insentif yang diperoleh seorang pekerja tidak sama tergantung dari bagiannya dalam bekerja, lama bekerja yang akan dijadikan suatu nilai yang akan dikalikan dengan gaji perbulan dari pekerja tersebut. Untuk sistem insentif ini akan lebih memperhatikan tiap-tiap pekerja dan kerjanya sebagai tim dalam satu departemen sehingga kinerjanya akan terlihat jelas apabila terjadi peningkatan maupun penurunan dalam produktivitas pekerja tersebut. Menjadi seperti suatu perjalanan panjang dalam penerapan sistem remunerasi diperusahaan dan sistem insentif ini juga tetap merupakan salah satu bagian dari sistem remunerasi perusahaan. Secara mendasar dapat dikatakan bahwa sistem insentif ini memiliki keterkaitan dengan performance measurement, dimana berdasarkan performance measurement itu akan menilai seorang pekerja dengan departemennya sebagai satu tim sudah mencapai target produksi, sehingga dapat dikatakan sudah melebihi nilai standar yang ditetapkan perusahaan dan apabila sudah melebihi nilai standar maka nilai lebih itu yang akan dimasukan kedalam perhitungan sistem insentif.

8 104 Akan tetapi ada faktor-faktor lain (jumlah kecelakaan kerja, frequency rate, jumlah kehilangan hari kerja dan jumlah kehilangan barang milik pribadi maupun perusahaan) yang ikut juga diperhitungan kedalam sistem insentif tersebut yang secara garis besar terdiri dari faktor penambah dan faktor pengurang. Sehingga berdasarkan sistem insentif tersebut, maka hasil yang diperolah oleh si pekerja itu sesuai dengan kerjanya masing-masing (tim) dan penilain secara individu. perusahaan juga mengadakan evaluasi dari jasa produksi pertiga bulan (quarterly) atau terbagi dalam 4 quarter dalam satu tahun. 5.2 Analisa terhadap studi kasus dalam perusahaan Analisa Sistem Remunerasi (Grading, Job Description dan Performance Measurement) Berdasarkan studi kasus diatas, maka dilakukan analisa oleh penulis dengan menggunakan tools sebagai berikut : Fisbone Diagram studi kasus Berdasarkan permasalahan yang ada diperusahaan akan ditarik beberapa hal yang menjadi faktor penyebab timbulnya masalah tersebut dan apa saja dampak yang ditimbulkan dari faktor-faktor penyebab tersebut maka penulis akan membuat analisanya menggunakan fishbone diagram di bawah ini untuk menghasilkan akar

9 105 dari permasalahan yang dihadapi perusahaan (root cause) dan untuk dapat melihat apakah dampaknya yang secara langsung berpengaruh terhadap operasional perusahaan. Gambar 5.1. Fishbone Diagram Studi kasus Citra Tubindo Berdasarkan fishbone diagram diatas dapat terlihat bahwa akar dari permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah iklim dalam

10 106 perusahaan menjadi tidak baik yang dapat menyebabkan hubungan pekerja secara keseluruhan dengan pihak manajemen juga menjadi tidak baik. Sebab akibat muncul masalah dan solusinya Masalah yang dihadapi perusahan berawal dari kesulitan pencarian tenaga kerja HR dan pekerja pabrik yang berkompeten pada perusahaan dan bergabungnya ketiga plant kedalam satu lokasi yang sama sehingga mulai dirasakan adanya perbedaan aturan dari masingmasing plant yang menyebabkan gejolak dalam diri pekerja, diantaranya : 1. Tidak adanya job description secara tertulis dan rinci. 2. Penggajian/pemberian upah dalam hal ini menjadi faktor utama, karena gaji untuk pekerja dalam ketiga plant tersebut diberikan tidak berdasarkan bobot jabatan melainkan berdasarkan lamanya bekerja. 3. Selain itu juga mengenai aturan-aturan yang berlaku antar pekerja masing-masing HRD tiap plant, seperti absensi, jam kerja dan uang lembur. Kemudian berdasarkan peryebab-penyebab masalah diatas, sehingga mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :

11 Terjadi mogok atau malas-malasan dalam bekerja, dampak yang langsung dirasakan perusahaan adalah : Produktivitas perusahaan lewat ketiga plant menurun drastis sehingga tidak tercapai target yang diinginkan perusahaan sejak bergabung tahun Kerugian bagi perusahaan dalam nilai yang cukup besar. 2. Hari-hari kerja selalu diwarnai dengan protes/demo pekerja terhadap pihak manajemen, sehingga berdampak sebagai berikut : Hubungan antara pekerja dan pihak manajemen menjadi kurang baik. Terjadi konflik multidimensi yaitu pekerja merasa dibedakan dan melakukan protes ke masing-masing pihak manajemen plant. Secara keseluruhan terlihat bahwa iklim dari perusahaan menjadi kurang baik sehingga memberikan dampak langsung terhadap perusahaan. Untuk menghadapi dan menyelesaikan permasalahan tersebut, maka pihak manajemen perlu mengambil beberapa tindakan sebagai solusi, antara lain : 1. Mencari penyelesaian dengan mempekerjakan konsultan dibidang sumber daya manusia (Hay Group).

12 Melakukan pembentukan sistem remunerasi perusahaan (job description, grading dan performance measurement) terhadap seluruh pekerjanya (3 plant). 3. Langkah berikutnya dari sistem remunerasi dengan mengimplementasikan performance measurement sebagai tolak ukur kinerja seorang pekerja dan membayar hasil kerja pekerja tersebut lewat nilai kinerja yang dimilikinya. 4. Membuat, menyusun dan mengimplementasikan sistem insentif untuk para pekerja pabrik (penerapan sistem insentif oleh HR departemen pada tahun 2004). 5. Membentuk kebijakan/peraturan dan SOP (Standard Operation Procedure) perusahaan yang berlaku untuk seluruh pekerja Rasio analisis kinerja perusahaan Berikut ini penggunaan finansial rasio untuk melihat bahwa terjadi perubahan dalam perusahaan jika dibandingkan 5 tahun sebelum dan sesudah diterapkan sistem remunerasi (job description, grading, performance measurement) dengan menggunakan current ratio, ROE dan debt to equity rasio, sebagai berikut :

13 109 Liquidity, melakukan penghitungan rasio dari sisi liquidity dengan menghitung Current Ratio (selama 5 tahun sebelum dan sesudah diterapkan sistem remunerasi). Current ratio tahun Gambar 5.2. Current ratio selama 5 tahun sebelum sistem remunerasi. Current ratio tahun Gambar 5.3. Current ratio selama 5 tahun sesudah sistem remunerasi.

14 110 Current Ratio tahun Gambar 5.4. Current ratio mulai dari 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah sistem remunerasi. Berdasarkan 3 grafik current rasio diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menutupi hutang lancar dengan aset menjadi semakin besar rasionya sempai dengan tahun 2000 sehingga perusahaan memiliki aset cukup besar untuk dapat dikonversi sebagai uang kas (cash) untuk pengembangan usaha. Profitablility, melakukan penghitungann finansial rasio dari sisi profitability dengan menghitung Return on Equity ( ROE) (selama 5 tahun sebelum dan sesudah diterapkan sistem remunerasi)

15 111 Return on Equity tahun (0.1000) (0.2000) Gambar 5.5. Return on Equity selama 5 tahun sebelum sistem remunerasi. Return on Equity tahun Gambar 5.6. Return on Equity selama 5 tahun sesudah sistem remunerasi. Return on Equity Tahun (0.1000) (0.2000)

16 112 Gambar 5.7. Return on Equity selama 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah sistem remunerasi. Berdasarkan 3 grafik ROE diatas terlihat bahwa besarnya rasio pendapatan netto terhadap modal terjadi penurunan di tahun 1994 sangat drastis (terjadi masalah dalam sumber daya manusia perusahaan) kemudian berangsur-angsurr pulih mulai tahun 1995 sampai dengan tahun 2000 terlihat peningkatan atas apa yang diperoleh perusahaan terhadap modal yang dikeluarkan. Debt management ratios, melakukan beberapa penghitungan financial rasio dari sisi debt management ratios dengan menghitung Debt Ratio (selama 5 tahun sebelum dan sesudah diterapkan sistemremunerasi) Debt Ratio tahun Gambar 5.8. Debt Ratio selama 5 tahun sebelum sistem remunerasi.

17 113 Debt Ratio tahun Gambar 5.9. Debt Ratio selama 5 tahun sesudah sistem remunerasi Debt Ratio Tahun Gambar Debt Ratio selama 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah sistem remunerasi. Debt ratio diatas menunjukkann bahwa rasio yang membandingkan hutang yang dimiliki perusahaan dengan total aset perusahaan terlihat semakin menurun setiap tahunnya menunjukkan bahwa aset perusahaan meningkat yang juga memperlihatkan

18 114 berkembangnya perusahaan. Sehingga dengan aset besar yang dimiliki perusahaan (yang ditunjukkan lewat debt ratio) dapat membuat pihak kreditor untuk dapat memberikan pinjaman terhadap perusahaan. Analisa berdasarkan finansial rasio Penurunan perusahaan berdasarkan finansial rasio sampai dengan tahun 1994 diatas menunjukkan bahwa ini merupakan salah satu dampak terhadap permasalahan yang dihadapi perusahaan. Kemudian dapat kita lihat bahwa mulai tahun 1995 (satu tahun setelah perusahaan mengambil tindakan sehingga terjadi berbagai perbaikan), maka situasi dan iklim perusahaan berangsur-angsur normal bahkan mengalami peningkatan cukup signifikan sampai pada tahun 2000 berdasarkan analisa current ratio, ROE dan debt to equity rasio. Peningkatan yang terjadi dalam perusahaan dari sisi finansial disebabkan oleh beberapa faktor (seperti : peningkatan order, penambahan modal usaha) namun dapat diasumsikan bahwa penerapan sistem remunerasi (perubahan dan perbaikan dari sisi sumber daya manusia perusahaan) dikatakan sebagai salah satu faktor pendukung meningkatnya kinerja perusahaan dilihat dari sisi finansial. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keputusan yang diambil perusahaan dalam merespon dan menanggapi permasalahan

19 115 yang sedang dihadapi adalah tepat dengan melakukan perubahan kebijakan perusahaan terhadap seluruh pekerja diperusahaan lewat pembentukan sistem remunerasi (job description, grading, dan performance measurement) Analisa sistem insentif perusahaan Fishbone Diagram Gambar Fishbone Diagram situasi setelah sistem remunerasi

20 Sistem insentif perusahaan Formula dan keterangan detail mengenai sistem insentif yang ada dan dipergunakan perusahaan dapat dilihat pada Lampiran Jasa produksi Perusahaan. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menjadi dasar dalam penghitungan jasa produksi (sistem insentif) perusahaan, diantaranya : Faktor Safety & Security, yang terdiri dari : Jumlah Kecelakaan (Company Performance) Dihitung berdasarkan banyaknya jumlah kasus kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan PT Citra Tubindo Tbk. Frequency Rate (Company Performance) Dihitung berdasarkan jumlah kecelakaan kerja (minor accident, major accident dan fatal accident) dikalikan faktor dibagi jumlah total jam kerja pekerja. Severity Rate (Company Performance) Dihitung berdasarkan jumlah kehilangan hari kerja (minor accident, major accident dan fatal accident) dikalikan factor dibagi dengan total jam kerja pekerja Security Incident (Company Performance) Dihitung berdasarkan banyaknya kasus/kejadian kehilangan barang yang terjadi di lingkungan PT Citra Tubindo.

21 117 Faktor Quality yang terdiri dari : Rejection Rate (Company Performace dan Line Performance) Merupakan persentase product reject (termasuk rework yang terjadi di bagian HT, Pipe, Coupling, Upsetter dan accessories). QMS Violation (Company Performance) Faktor Budget Performance yang terdiri dari : Plant Loading (Company Performance & Line Performance) Penalty Cost (Company Performance) Faktor Plant Performance yang terdiri dari : Plant Efficiency (Company Performance & Line Performance) Improvement Production Throughput / IPT Faktor Jenis Pekerjaan dan level pekerja, yaitu kontribusi relatif suatu jenis bidang pekerjaan terhadap bisnis perusahaan. Faktor Laporan Penilaian Hasil Kerja, yaitu pencapaian prestasi setiap tenaga kerja di departemen atau divisinya Faktor DQO, yaitu persentase pencapaian sasaran atau target setiap departemen atau divisi dibandingkan dengan pencapaian sasaran atau target tahun sebelumnya.

22 118 Faktor Merit Demerit System, yaitu suatu persentase pencapaian relatif yang menyatakan besarnya kontribusi pekerja terhadap faktor Safety, Quality dan Security di perusahaan Hubungan faktor-faktor dasar kompensasi dengan sistem insentif Perusahaan Dibawah ini menggambarkan hubungan antara faktor-faktor yang dipakai sebagai dasar sistem insentif perusahan dengan faktorfaktor dasar teori kompensasi (faktor internal dan eksternal). Gambar Hubungan Teori faktor-faktor dasar kompensasi dengan sistem insentif perusahaan.

23 Produktivitas pekerja setelah menerapkan sistem insentif Pada bagian ini kita akan melihat progress dari penerapan sistem insentif diperusahaan dengan melihat 4 grafik yang menjelaskan produktivitas dan jasa produksi perusahaan (sistem insentif). Untuk detailnya dijelaskan sebagai berikut : Trend dari Produktivitas Pekerja tahun Dibawah ini menggambarkan produktivitas berdasarkan data jumlah pekerjaan yang tersedia (loading), jam kerja (manhours) dan rasio perbandingan loading dengan manhours atau biasa disebut Man Power Index (MPI). (Gambar 5.13.) Gambar Trend dari Produktivitas Pekerja tahun

24 120 Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa sejak tahun 2003 sampai tahun 2008 terjadi peningkatan yang cukup significant dan sempat mengalami penurunan di tahun 2007 dan 2008 dikarenakan loading (jumlah pekerjaan) rendah. Sedangkan jumlah jam kerja (manhours) tetap tinggi meski ada sedikit penurunan. Index Produktivitas Dibawah ini menggambarkan index produktivitas berdasarkan data Man Power Index (MPI) dan Productivity Index (PPI) dari tahun 2004 sampai dengan tahun Gambar Index Produktivitas (MPI dan PPI) tahun

25 121 Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa banyaknya output perjam (MPI) berbanding terbalik dengan banyaknya biaya yang dikeluarkan per eq ton (PPI). Sehingga dapat dikatakan perjalanan tahun 2004 sampai tahun 2008 terjadi perubahan significant, yang tadinya index upah pekerja lebih besar dari output yang dihasilkan berubah menjadi peningkatan index produksi dan index upah pekerja jadi lebih rendah. Namun rendahnya index upah pekerja bukan berarti standar upah diturunkan karena ketentuan upah mengikuti regulasi dari pemerintah. Pergerakan parameter produktivitas Pada gambar dibawah ini melihat pergerakan work hours, labor cost, loading dan min wages dari tahun 2004 tahun 2008 :

26 122 Gambar Pergerakan parameter produktivitas (work hours, labor cost, loading, min wages) tahun Terlihat jelas berdasarkan gambar diatas bahwa jumlah pekerjaan (loading) yang meningkat dari tahun ke tahun dan mengalami penurunan ditahun 2008, yang tidak lain dikarenakan kurangnya order/permintaan. Kemudian hal lain yang terlihat meningkat tiap tahunnya adalah upah minimum pekerja yang selalu disesuaikan dengan regulasi dari pemerintah yang mengikuti keadaan. Jasa Produksi berbanding dengan Base Salary dan Index Produktivitas per kuartal Gambar dibawah ini melihat perbandingan fluktuasi perbandingan natara jasa produksi (insentif) dengan Base Salary dan index produktivitas dihitung perkuartal. Gambar Jasa Produksi berbanding dengan Base Salary dan Index Produktivitas per kwartal

27 123 Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa against base tiap kuartal hampir sejalan dengan MPI yang dihasilkan. Di kuartal 4 (Q4) tahun 2005 dan kuartal 1 (Q1) tahun 2008 terjadi penurunan yang cukup siginificant terhadap Against Base, dikarenakan beberapa hal sebagai berikut : Loading (jumlah pekerjaan) sedikit. Terkena pinalti yang cukup besar. Kecelakaan kerja yang sering terjadi. Hal-hal tersebut diatas merupakan faktor-faktor yang turut diperhitungkan dalam sistem insentif sehingga secara keseluruhan mengurangi persentase Againt Base yang merupakan perbandingan antara jasa produksi (insentif) dengan gaji pokok pekerja Analisa Tarif insentif perusahaan dengan teori keadilan kompensasi Selanjutnya berdasarkan grafik produktivitas dan jasa produksi perusahaan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem insentif perusahaan bisa dikatakan berhasil. Kemudian dibawah ini akan digambarkan analisa pergerakan tarif insentif yang dipergunakan

28 124 perusahaan (pada waktu past, present dan future). Digambarkan sebagai berikut : Gambar Analisa tarif insentif perusahaan dengan teori keadilan kompensasi Alasan-alasan yang menguatkan pergerakan tarif dari dahulu-sekarang dan masa depan : Dahulu (kondisi dahulu) No.8 Insentif yang diberikan kepada pekerja pabrik tidak berdasarkan kinerja melainkan atas dasar keuntungan perusahaan pertahun (bonus tahunan), namun atas perhitungan yang tidak transparan (hanya HRD yang mengetahuinya). Sekarang (kondisi saat ini) No.5 (adil)

29 125 Memiliki sistem insentif yang jelas dan transparan penghitungannya (diketahui oleh seluruh pekerja). Insentif diberikan atas dasar kinerja para pekerja individu dan pekerja sebagai tim dalam satu departemen. Para pekerja termotivasi untuk bekerja lebih giat dan perusahaan dapat mengejar target yang telah ditetapkan. Apa yang diperoleh pekerja pabrik sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Win-win solution bagi pekerja pabrik dan perusahaan (saling menguntungkan) Masa depan (rekomendasi) No.3 (adil) Up date sistem insentif disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Gaji pekerja pabrik sebagai faktor pengali tetap disesuaikan dengan UMP dari pemerintah. Kinerja yang terbaik (output yang besar) akan diberikan imbalan yang sesuai. (Bobot-bobot awal dalam penghitungan insentif diberikan lebih tinggi agar kerja keras dari pekerja itu akan memperoleh sesuatu yang layak dan sesuai dengan pekerjaannya, namun standar untuk pencapaian insentif disesuaikan dengan kebijakan dari perusahaan agar perusahaan juga bisa mencapai target)

30 Kesimpulan Dalam suatu perusahaan yang memiliki banyak komponen di dalamnya, antara lain : pekerja (manajemen, staff, pekerja biasa), dewan direksi dan pemilik (owner), semua ini saling berhubungan satu sama lain sehingga tidak dapat berdiri sendiri. Sehingga perusahaan akan mencapai target apabila ada kinerja yang optimum dari para pekerjanya dan pekerja lain di masing-masing departemen. Dengan demikian apabila hubungan antara perusahaan dan pekerjanya dapat menghasilkan win-win solution bagi keduanya, maka kelangsungan perusahaan dan kesejahteraan pekerjanya dapat tetap terjaga. Dengan demikian pembentukan suatu kebijakan perusahaan terhadap sistem remunerasi itu sangat baik dan perlu diperhatikan penyesuaiannya terhadap undang-undang yang berlaku juga situasi perusahaan saat itu. Di tengah persaingan yang semakin keras dan makin banyaknya muncul para pesaing baru di bidang yang sama, maka diperlukan suatu nilai kompetitif suatu perusahaan untuk bisa tetap berada pada posisi bersaing yaitu dengan menjaga kestabilan hubungan internal perusahaan (pekerja) dan memperhatikan hubungan dengan external perusahaan (pelanggan, pemasok dan pemerintah).

31 Rekomendasi Berdasarkan analisa diatas terhadap kasus dalam perusahaan maka dapat diberikan beberapa hal untuk menunjang kemajuan perusahaan, adalah sebagai berikut : 1. Karena perusaahaan memiliki departemen IT yang memiliki developer berkompeten, maka dapat diberdayakan untuk pembuatan aplikasi berbasis web yaitu e-hrm (termasuk di dalamnya sistem remunerasi dan insentif) yang terintegrasi bagi seluruh pekerja PT. Citra Tubindo Tbk, baik yang diheadquarter Batam maupun kantor perwakilan Jakarta. Aplikasi ini dibuat agar dapat dipergunakan untuk departemen HR dan pekerja yang diluar departemen HR. Sehingga e-hrm diharapkan dapat mendukung kinerja departemen sumber daya manusia yang tidak lain adalah untuk perusahaan. 2. Untuk periode tertentu (3-5 tahun) diperlukan sharing/konsultasi departemen HR dengan konsultan HR yang tepat supaya dapat selalu memperbaharui sistem remunerasi yang ada (job description, grading, performance measurement dan sistem insentif) diperusahaan kemudian agar mendapatkan pencerahan mengenai kecocokan sistem remunerasi yang ada dengan situasi dan kondisi saat ini. 3. Memperkuat departemen HR dengan mengikuti pelatihan-pelatihan HR yang sesuai dengan kebutuhan juga dengan melakukan kordinasi dengan

32 128 serikat pekerja yang ada diperusahaan untuk mengetahui, menerima, menampung dan mengaplikasikan aspirasi pekerja terhadap perusahaan agar dapat menciptakan motivasi dalam bekerja. 4. Penghitungan insentif hendaknya dibuat mudah untuk dimengerti dan dipahami agar si pekerja dapat menghitung sendiri berapa besar kinerjanya dan berapa besar pula hasil yang dia akan peroleh. (sesuai dengan teori sifat dasar insentif supaya dapat berhasil diterapkan diperusahaan dan memperoleh kepuasan bagi para pekerjanya) 5. Melakukan review/evaluasi setiap 6 bulan sekali antara serikat pekerja, HRD, dewan direksi untuk mengantisipasi terjadinya suatu masalah baru.

tesis ini. Dan semoga apa yang telah penulis tuangkan menjadi bermanfaat khususnya dalam bidang Sumber daya manusia.

tesis ini. Dan semoga apa yang telah penulis tuangkan menjadi bermanfaat khususnya dalam bidang Sumber daya manusia. KATA PENGANTAR Saya panjatkan puji syukur keharidat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatannya dalam menyelesaikan. Penyusunan tesis ini merupakan suatu proses yang cukup lama dan

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Kompensasi Kompensasi Definition Thomas H. Stone : Edwin B. Flippo : Compensation is any form of payment to employees for work they provide to their employer Compensation as the adequate and equitable remuneration

Lebih terperinci

BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN. kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi

BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN. kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN Manusia dilahirkan di dunia untuk meneliti kehidupan dan senantiasa mengupayakan kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and Accounting for Cost Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja Produktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian dan Pemahaman Dividen

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian dan Pemahaman Dividen BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 Dividend Payout Ratio II.1.1.1 Pengertian dan Pemahaman Dividen Istilah dividen menurut Darmadji dan Fakhrudin

Lebih terperinci

MENETAPKAN UPAH STRATEGIS I K A R U H A N A

MENETAPKAN UPAH STRATEGIS I K A R U H A N A MENETAPKAN UPAH STRATEGIS I K A R U H A N A KOMPENSASI PENGERTIAN Kompensasi adalah segala sesuatu yg diterima para karyawan sebagai balas jasa /imbalan atas tenaga dan pikiran yg telah mereka sumbangkan

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung Kompensasi Finansial Langsung Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka. Tujuan umum pemberian kompensasi adalah

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung MSDM Materi 10 Kompensasi Finansial Langsung http://deden08m.com 1 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka.

Lebih terperinci

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA BAHAN AJAR M S D M Oleh Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA 1 A. KOMPENSASI 1. Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Remunerasi Menurut Panggabean (2004:75), remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis. Banyak

Lebih terperinci

Struktur Skala Upah dengan kaitannya terhadap PP 78 tahun 2015

Struktur Skala Upah dengan kaitannya terhadap PP 78 tahun 2015 Struktur Skala Upah dengan kaitannya terhadap PP 78 tahun 2015 Penulis: JD Darmawan Ardi P (denny Jd) Surabaya, 28 Desember 2015 Pengantar Dengan dikeluarkannya PP 78 tahun 2015 ini, Upah Minimum menjadi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. : Wulandari NPM : Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. : Wulandari NPM : Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk Nama : Wulandari NPM : 28210581 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat tentunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat tentunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat tentunya akan memberi dampak tersendiri pada suatu perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan motivasi karyawan yaitu dengan melakukan perbaikan sistem

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan motivasi karyawan yaitu dengan melakukan perbaikan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit didukung oleh kinerja karyawan yang baik dengan meningkatkan pemberian motivasi, salah satu cara untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INSENTIF DAN GAIN SHARING

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INSENTIF DAN GAIN SHARING MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INSENTIF DAN GAIN SHARING PENGERTIAN UMUM Insentif dan Gain Sharing (Bagi Hasil) adalah alat untuk memotivasi karyawan Insentif dan Gain Sharing merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

MANAJEMEN KOMPENSASI. Drs. H. Hasyim, MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi Manajemen.

MANAJEMEN KOMPENSASI. Drs. H. Hasyim, MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi Manajemen. Modul ke: MANAJEMEN KOMPENSASI Fakultas EKONOMI & BISNIS Drs. H. Hasyim, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Metode penetapan upah/gaji patokan untuk setiap golongan dalam struktur

Lebih terperinci

Menyusun system remunerasi

Menyusun system remunerasi Menyusun system remunerasi Seiring bergulirnya wacana akan adanya perubahan dalam Sistem Penggajian Pengawi Negeri, muncul berbagai tanggapan terhadap wacana tersebut. Ada pihak yang meragukan sistem ini

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima karyawan, dimana

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima karyawan, dimana 57 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Kompensasi Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima karyawan, dimana dapat berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada seseorang

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi berhubungan dengan pengkomunikasian informasi keuangan, dalam hal ini berupa laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efek Jakarta. Pasar modal merupakan suatu pasar yang didalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Efek Jakarta. Pasar modal merupakan suatu pasar yang didalamnya terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang dinamis dan memasuki era globalisasi, pengumpulan dana dari investor memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 44 BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Setelah dilakukannya analisis ataupun studi tentang produk, lingkungan eksternal, dan aspek-aspek bisnis lainnya, maka selanjutnya untuk memulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi atau perusahaan membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Salah satu data yang dapat digunakan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Salah satu data yang dapat digunakan perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menentukan alternatif kebijakan, perusahaan perlu mengumpulkan data yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Salah satu

Lebih terperinci

SASARAN. Deskripsi yang khas dari suatu hasil akhir yang harus dicapai (mencakup apa dan kapan dicapainya)

SASARAN. Deskripsi yang khas dari suatu hasil akhir yang harus dicapai (mencakup apa dan kapan dicapainya) 1 SASARAN Deskripsi yang khas dari suatu hasil akhir yang harus dicapai (mencakup apa dan kapan dicapainya) 2 MERUMUSKAN SASARAN Rumusan sasaran harus dapat diukur dan jelas maksudnya dalam penulisan.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA OUTSOURCING/TENAGA KONTRAK YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU DALAM PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA OUTSOURCING/TENAGA KONTRAK YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU DALAM PROYEK KONSTRUKSI Lampiran 1 : Kuesioner Pakar FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA OUTSOURCING/TENAGA KONTRAK YANG MEMPENGARUHI KINERJA WAKTU DALAM PROYEK KONSTRUKSI KUESIONER PENELITIAN TESIS (VALIDASI PAKAR) OLEH

Lebih terperinci

Deljao Sistem Penggajian Payroll System

Deljao Sistem Penggajian Payroll System Deljao Sistem Penggajian Payroll System Gaji adalah sebuah komponen yang mutlak dikeluarkan oleh perusahaan sebagai kompensasi bagi karyawan, yang mana hal ini untuk menjamin keberlangsungan perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN. PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI : SAINA PRADESTY NPM : FAKULTAS : EKONOMI

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN. PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI : SAINA PRADESTY NPM : FAKULTAS : EKONOMI ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI NAMA KELAS : SAINA PRADESTY : 3EB01 NPM : 21209410 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2. 1. Manajemen Secara Umum Keberhasilan suatu produk sangat ditunjang dengan bagaimana organisasi melakukan manajemennya dengan baik. Oleh karena itu penulis akan menjelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini bisnis properti telah mengalami perkembangan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini bisnis properti telah mengalami perkembangan yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini bisnis properti telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terbukti karena adanya banyak minat masyarakat terhadap properti. Baik masyarakat

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Sumber Daya Manusia merupakan salah satu elemen terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Sumber Daya Manusia merupakan salah satu elemen terpenting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan membutuhkan sumber daya dalam memenuhi tujuan yang sudah ditetapkan. Salah satu sumber daya yang dibutuhkan yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN 1

ANALISA RASIO KEUANGAN 1 Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya ANALISA RASIO KEUANGAN 1 Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sumber utama analisa kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan usahanya dan kemungkinan untuk perkembangan usaha

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan usahanya dan kemungkinan untuk perkembangan usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan. Dengan keuntungan atau laba perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya

Lebih terperinci

REMUNERASI. OLEH: Nursalam PSIK FK UNAIR

REMUNERASI. OLEH: Nursalam PSIK FK UNAIR REMUNERASI (PENGHITUNGAN INSENTIF) OLEH: Nursalam PSIK FK UNAIR ORGANISASI Pekerjan Pekerjaan Tujuan Tujuan Tujuan - Tujuan Prosedur - Prosedur Komunikasi Karakteristik Bisnis Uraian Pekerjaan Analisis

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka penulis akan menarik beberapa kesimpulan berdasarkan hasil daripada penelitian ini. Dari hasil penelitian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. (performance). Menurut Sedarmayanti (2009 : 50), performance bisa

BAB II LANDASAN PUSTAKA. (performance). Menurut Sedarmayanti (2009 : 50), performance bisa BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Karyawan Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Menurut Sedarmayanti (2009 : 50), performance bisa diterjemahkan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK Latar Belakang Masalah Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kompensasi yang diberikan PT Asuransi Jasa Indonesia kepada. karyawan adalah Kompensasi langsung dan Kompensasi tidak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kompensasi yang diberikan PT Asuransi Jasa Indonesia kepada. karyawan adalah Kompensasi langsung dan Kompensasi tidak BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Kompensasi yang diberikan PT Asuransi Jasa Indonesia kepada karyawan adalah Kompensasi langsung dan Kompensasi tidak langsung. Kompensasi langsung berupa gaji/

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE IMBALAN

PENGEMBANGAN METODE IMBALAN PENGEMBANGAN METODE IMBALAN Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Manajemen Kinerja & Kompensasi Oleh: Kelompok 5 Tiara Putri Usmany 125030200111061 M. Nizar Al Qofiqi 125030200111122 Mega

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan salah satu komponen penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini. Keputusan pendanaan akan berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Pendekatan Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

Minggu 9: TI4002-Manajemen Rekayasa Industri. Teknik Industri, FTI ITB

Minggu 9: TI4002-Manajemen Rekayasa Industri. Teknik Industri, FTI ITB Minggu 9: Controlling TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB TUJUAN KULIAH Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan elemen-elemen penting untuk membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan sumber daya yang paling penting untuk mencapai keberhasilan visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, betapapun sempurnanya aspek teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mencerminkan prestasi manajemen. diri setiap manusia memiliki tujuan dan pandangan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mencerminkan prestasi manajemen. diri setiap manusia memiliki tujuan dan pandangan yang berbeda-beda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu berusaha dengan berbagai cara untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka nilai perusahaan tersebut akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Menurut Harahap (2010:105), Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka

Lebih terperinci

09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif:

09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif: Pemahaman akan pentingnya kompensasi strategis Beberapa teori yang terkait dengan kompensasi Pemahaman sistem kompensasi, komponen kompensasi dan sistem bayaran Pemahaman evaluasi pekerjaan dalam kompensasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan usaha, suatu perusahaan tentunya membutuhkan berbagai sumber daya, seperti tenaga kerja (karyawan), modal, material dan mesin. Karyawan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke waktu. Perkembangan pasar modal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya perusahaan yang ingin go public.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Analisis rasio keuangan Analisis du pont Analisis MNA dan EVA. Septiani Juniarti, SE.MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi

Manajemen Keuangan. Analisis rasio keuangan Analisis du pont Analisis MNA dan EVA. Septiani Juniarti, SE.MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Manajemen Keuangan Modul ke: Analisis rasio keuangan Analisis du pont Analisis MNA dan EVA 03 Fakultas Ekonomi Septiani Juniarti, SE.MM Program Studi S1 Manajemen www.mercubuana.ac.id Analisis Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Industri Kertas 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Analisis laporan keuangan pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun 2.1 Uraian Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Imbalan Imbalan merupakan motivator yang positif bagi para karyawan untuk meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah dan asumsi, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Adapun pengertian kompensasi menurut para ahli sebagai berikut: a. Menurut Handoko dalam Septawan (2014:5) adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Menurut Rachmawati (2007:146) kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa dari pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penghitungan dan analisis terhadap kinerja keuangan PT. MCP, maka pada bab ini akan diberikan kesimpulan dari pembahasan dan analisis diatas serta saran-saran

Lebih terperinci

Motivasi Karyawan (Bab 10) Meningkatkan kepuasan Kerja Karyawan. Meningkatkan Kinerja Karyawan. Meningkatka n Kinerja Perusahaan

Motivasi Karyawan (Bab 10) Meningkatkan kepuasan Kerja Karyawan. Meningkatkan Kinerja Karyawan. Meningkatka n Kinerja Perusahaan Motivasi Karyawan (Bab 10) Meningkatkan kepuasan Kerja Karyawan Merekrut, Melatih dan Mengevaluasi Karyawan (Bab 11) Perekrutan Karyawan yang sesuai Pelatihan Karyawan yangh Sesuai Evaluasi Karyawan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu wadah bagi orang-orang untuk mencapai tujuan ataupun sasaran tertentu. Dengan kata lain organisasi merupakan sistem yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel

Lebih terperinci

KOMPENSASI. Pengertian. Tujuan Administrasi Kompensasi 23/12/2014

KOMPENSASI. Pengertian. Tujuan Administrasi Kompensasi 23/12/2014 KOMPENSASI Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Pengertian Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Tujuan Administrasi Kompensasi Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bidang dari manajemen umum dimana meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Menurut Rivai (2004),

BAB II LANDASAN TEORI. bidang dari manajemen umum dimana meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Menurut Rivai (2004), 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum dimana meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama harmonis, melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi

BAB II LANDASAN TEORITIS. pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan keberadaannya. Untuk

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Sistem balas jasa memberikan rasa aman fisik Indikator dari motivasi karyawan dalam. Performance Related Pay Penggajian yang dinamis

LATAR BELAKANG. Sistem balas jasa memberikan rasa aman fisik Indikator dari motivasi karyawan dalam. Performance Related Pay Penggajian yang dinamis BALAS JASA LATAR BELAKANG Sistem balas jasa memberikan rasa aman fisik Indikator dari motivasi karyawan dalam bekerja Performance Related Pay Penggajian yang dinamis Dimana Peranan Psikologi dalam Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero) PT. Pos Indonesia (Persero) telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari jawatan PTT (Post,

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 55 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem kompensasi berbasis kinerja telah dilaksanakan di Rumah Sakit Harapan, tetapi implementasi nya yang belum

Lebih terperinci

Struktur Organisasi PT Fajarina Unggul Industry

Struktur Organisasi PT Fajarina Unggul Industry Struktur Organisasi PT Fajarina Unggul Industry L1 FUI Company Head I. Company Head (DRR/GM) Operation HR & GA Finance & Accounting II. Department Head (ASS.MGR, MGR, SNR MGR) Production R & D Gallery

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

ANALISIS KINERJA PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF KEUANGAN DAN NON KEUANGAN ANALISIS KINERJA PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF KEUANGAN DAN NON KEUANGAN AMI PRASETYA PRIBADI ABSTRACT Generally, performance is measured utilize a financial perspective,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA DEFINISI BIAYA TENAGA KERJA Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Perbaikan system e-government di PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN, diharapkan mampu meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universal Broker Indonesia disimpulkan sebagai berikut : 1. Perusahaan mengimplementasikan tujuh faktor kompetitif dalam mensikapi

BAB V PENUTUP. Universal Broker Indonesia disimpulkan sebagai berikut : 1. Perusahaan mengimplementasikan tujuh faktor kompetitif dalam mensikapi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil analisis dan pembahasan pada bab terdahulu tentang keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk jasa perantara perdagangan efek pada PT Universal Broker Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemakmuran, salah satunya adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar.

ABSTRAK. Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar. ABSTRAK Setiap kegiatan usaha yang dijalankan oleh setiap perusahaan, wajib membuat laporan keuangan. Laporan keuangan ini menunjukkan kondisi dari kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Komang Gita Danitri Yuniar NPM : 25214907 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi semakin berkembang, bisnis percetakan di Indonesia yang menggunakan mesin-mesin digital ataupun offset terus bertambah. Bisnis percetakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun

BAB IV PEMBAHASAN. yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasio Perhitungan analisis rasio yang dilakukan oleh penulis berdasarkan data data yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya Bahan Baku

Akuntansi Biaya Bahan Baku Akuntansi Biaya Bahan Baku Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi, dan dapat dibebankan/diperhitungkan secara langsung kepada harga pokok produk. Harga Pokok Bahan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau bursa efek merupakan suatu obyek penelitian yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan bahwa pasar modal memiliki daya tarik. Pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Ridwan Purnama, 2008 ). (Sri Dewi Anggadini, 2010)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Ridwan Purnama, 2008 ). (Sri Dewi Anggadini, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan terdapat sumber daya manusia sebagai potensi penggerak aktivitasnya. Sumber daya ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kompensasi Sumber daya manusia merupakan salah satu aset utama perusahaan, yang memerlukan cara khusus dalam mengelolanya. Saat ini, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif, tidak terkecuali di Indonesia.

Lebih terperinci