METODE PENELITIAN Desain Penelitian Populasi dan Sampel Lokasi dan Waktu Penelitian Tehnik Sampling

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN Desain Penelitian Populasi dan Sampel Lokasi dan Waktu Penelitian Tehnik Sampling"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan kombinasi dari jenis penelitian eksplanatorikorelasional dan penelitian partisipatori (Strauss dan Corbin, 2003). Dalam penelitian eksplanatori korelasional, peneliti menggali informasi-informasi tentang faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan, kemudian melakukan uji korelasional dari beberapa faktor yang terkait dengan masalah kemiskinan bagi miskin di Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi. Dalam penelitian partisipatori, peneliti melakukan wawancara secara mendalam dan terlibat secara langsung dengan miskin yang ada di Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi. Populasi dan Sampel Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi, khususnya di kecamatan yang masyarakatnya terdapat kelompok miskin. Lokasi penelitian diambil berdasarkan kriteria khusus, yaitu Kecamatan yang memiliki jumlah miskin yang termasuk dalam kategori tinggi dan kecamatan yang memiliki jumlah miskin yang termasuk dalam kategori rendah (kecil). Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai dengan Agustus Tehnik Sampling Penentuan sampling dalam penelitian ini tidak terlepas dari kondisi riil miskin yang ada pada kedua Kota tersebut, sehingga layak untuk dilakukan penelitian pada kedua wilayah tersebut. Berdasarkan data BPS DKI Jakarta pada tahun 2006 menunjukkan bahwa Kota Jakarta Utara merupakan wilayah yang tingkat kemiskinan penduduk dan adalah yang tertinggi dibandingkan dengan wilayah di Kota Jakarta lainnya. Jumlah penduduk miskin adalah sebesar orang (34.499%), sedangkan jumlah miskin di Kota Jakarta Utara mencapai 37,886 kepala (37.26 %) dari

2 66 Dari orang total penduduk di Kota Bekasi, sebenayak 7,59 % atau sekitar jiwa, hidup di bawah garis kemiskinan. Standar kemiskinan tersebut dilihat dari kemampuan belanja kebutuhan hidup yang kurang dari Rp per bulan. Jumlah warga miskin di wilayah Kota Bekasi meningkat dari KK menjadi KK pada tahun Data Badan Pusat Statisk (BPS,2007) Kota Bekasi tersebut menyebutkan adanya peningkatan mencapai KK. Populasi penelitian ini adalah miskin yang ada di Kota Jakarta Utara sebesar KK dan Kota Bekasi sebesar KK. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Penarikan sampel secara berkelompok atau Cluster Random Sampling. Cluster random sampling merupakan tehnik penentuan sampel apabila sifat atau karakter masing-masing kelompok sama dengan sifat seluruh populasi (Malo et al., 2001:100). Tehnik cluster random sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau kota. Untuk menentukan penduduk yang dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan (Sugiyono, 1998 : 60) Untuk menetapkan cluster, peneliti sedapat mungkin mempunyai pengetahuan yang lengkap mengenai populasi. Kelompok cluster dapat dibentuk dalam beberapa tingkat, misalnya cluster tahap pertama adalah propinsi, cluster tahap kedua adalah kabupaten atau kecamatan dan seterusnya (Malo dan Triningtyas, 2001 : 101). Dalam menentukan sampel ini, disesuaikan dengan karakteristik lokasi yang termasuk kategori kecamatan yang memiliki jumlah miskin yang termasuk dalam kategori tinggi, dan kategori kecamatan yang termasuk dalam kategori rendah. Alasan diambilnya kedua kategori tersebut dalam beberapa wailayah mulai dari tingkat kecamatan, tingkat kelurahan sampai dengan tingkat RW/RT untuk melihat tingkat heterogenitas dari wilayah-wilayah tersebut sehingga dapat terwakili dalam penelitian ini. Beberapa tahapan dalam penentuan sampel ini adalah sebagai berikut: Tahap pertama, peneliti membagi wilayah Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi ke dalam beberapa kecamatan yang termasuk dalam wilayah Kota Jakarta dan Kota Bekasi. Kemudian menentukan secara acak beberapa kecamatan yang termasuk dalam kategori memiliki tingkat kemiskinan yang tergolong tinggi dan beberapa kecamatan yang termasuk dalam kategori

3 67 memiliki tingkat kemiskinan yang tergolong rendah. Wilayah Kota Jakarta Utara ditentukan Kecamatan Cilincing yang memiliki jumlah miskin tertinggi dan Kecamatan Kelapa Gading yang memiliki jumlah miskin terendah. Wilayah Kota Bekasi ditentukan Kecamatan Bekasi Utara yang memiliki jumlah miskin tertinggi dan Kecamatan Bekasi Barat yang memiliki jumlah miskin terendah. Tahap Kedua, dari beberapa kecamatan yang telah ditetapkan sebagai cluster melalui jumlah kemiskinan yang tinggi dan yang rendah tersebut, kemudian peneliti memilih beberapa kelurahan yang termasuk dalam kategori tingkat kemiskinan yang juga tergolong tinggi dan beberapa kelurahan yang termasuk dalam kategori tingkat kemiskinan yang juga tergolong rendah. Tahap Ketiga, Berdasarkan data kelurahan yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dan rendah tersebut, peneliti kemudian menentukan RW yang memiliki tingkat kemiskinan yang paling tinggi dan yang paling rendah. Tahap Keempat, Selanjutnya peneliti menentukan RT yang memiliki tingkat kemiskinan yang tergolong tinggi dan rendah. Pada tahap akhir, dari beberapa RT yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dan rendah tersebut ditentukan jumlah miskin untuk dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Secara lebih jelas terdapat pada Tabel 6, sedangkan perinciannya terdapat pada lampiran 1. Tabel 6. Matrik Kerangka Sampel Penelitian Kota/Kecamatan Populasi (Rumah Tangga) Sampel (Kepala Rumah Tangga) Jakarta Utara: a. Kec. Cilincing* b. Kec. Kelapa Gading** Bekasi a. Kec. Bekasi Utara* b. Kec. Bekasi Barat** Jumlah Keterangan : *Kecamatan dengan jumlah KK terbesar **Kecamatan dengan jumlah KK terkecil

4 68 Responden Penelitian Responden penelitian terdiri kepala yang ada di wilayah Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam tehnik sampling di atas. Kepada responden tersebut dilakukan wawancara terstruktur sesuai dengan kuesioner penelitian. Di samping itu, peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada kepala yang terlibat dalam kelompok usaha di kedua wilayah tersebut dengan tujuan untuk menggali informasi penting yang secara kualitatif akan sangat berguna untuk menyempurnakan analisis dalam penelitian ini. Unit Analisis Unit analisis merupakan unit (individu/kelompok/orang) yang dapat memberikan keterangan tentang hal-hal yang diamati atau dipelajari oleh peneliti. Unit analisis dalam penelitian ialah unit yang diteliti atau dianalisis (Singarimbun dan Effendi, 1989 : 155). Dalam membicarakan tentang populasi dan sampel dalam penelitian ini, maka yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah miskin yang ada di wilayah Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi. Data dan Instrumentasi Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara antara lain: (1) Survey dengan menggunakan kuesioner yaitu bentuk pengumpulan data melalui wawancara secara terstruktur melalui kuesioner dengan responden, (2) Wawancara secara mendalam yang dilakukan terhadap kepala (anggota ) yang termasuk dalam kategori miskin di Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi, (3) Pengamatan langsung di lapangan terhadap kegiatan anggota dalam melakukan aktivitas seharihari, dan (4) Studi dokumentasi yaitu menentukan data-data yang relevan dengan penelitian ini berdasarkan sumber referensi, buku laporan kegiatan, serta beberapa data sekunder lainnya.

5 69 Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-petugasnya /inumerator) dari sumber pertamanya. Data sekunder adalah data yang tidak langsung dikumpulkan dari sumber yang diteliti. Data sekunder yang dikumpulkan dalam bentuk dokumen-dikumen, laporan-laporan, gambar-gambar, grafik dan sebagainya (Suryabrata, 2003 : 39). Pengumpulan data primer dilakukan melalui: (1) survey melalui wawancara dengan responden berdasarkan kuesioner yaitu bentuk pengumpulan data melalui pengisian kuesioner oleh peneliti dan enumerator di lapangan, (2) wawancara secara terstruktur dan mendalam yang dilakukan terhadap kepala (anggota ) yang termasuk dalam kategori miskin di Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi, dan (3) pengamatan langsung di lapangan terhadap kegiatan anggota dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Data primer yang dikumpulkan dari responden yaitu: (1) Karakteristik individu yang meliputi: (a) pendidikan formal, (b) pendidikan non formal, (c) usia, dan (d) jumlah tanggungan. (2) Karakteristik kelompok yang meliputi: (a) kepemimpinan kelompok, (b) dinamika kelompok, dan (c) komunikasi antar kelompok. (3) Sumber daya yang meliputi: (a) sumber daya fisik dan (b) sumber daya non fisik. (4) Lingkungan sosial yang meliputi : (a) dampak kebijakan pemerintah, (b) ketersediaan sumber daya ekonomi, (c) ketersediaan sumber daya sosial, (d) peran media massa, (e) peluang kemitraan, dan (e) hambatan kultural (5) Intervensi pemberdayaan yang meliputi: (a) Proses, (b) kewenangan, dan (c) fasilitasi (6) Keberdayaan yang meliputi: (a) kemampuan adaptasi, (b) kemampuan mencapai tujuan, (c) kemampuan berintegrasi, dan (d) tingkat latensi. (7) Tingkat kesejahteraan yang meliputi: (a) tingkat pendapatan, (b) pemenuhan kebutuhan dasar, (c) pemenuhan kebutuhan sekunder, (d) pemenuhan kebutuhan tertier, (e) kesinambungan usaha, dan (f) pengelolaan keuangan. Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data interval dengan menggunakan skala likert yaitu dari 1 (satu) sampai dengan 4 (empat).

6 70 Data sekunder yaitu berupa dokumen data dan informasi yang terdapat dalam kelompok-kelompok informal yang dibuat oleh para miskin sebagai bentuk dari kegiatan kelompok-kelompok informal tersebut. Pengumpulan data sekunder yang dilakukan dalam penelitian ini melalui studi dokumentasi yang dikumpulkan dalam bentuk dokumen-dokumen, laporanlaporan, gambar-gambar, grafik dan beberapa referensi yang relevan. Jenis data sekunder ini meliputi: (1) Rencana, program dan kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap kelompok informal tersebut. (2) Keadaan wilayah, yang di dalamnya menyangkut : batas-batas, potensi wilayah, dan iklim (3) Data hasil penelitian berkaitan dengan evaluasi tentang kegiatan kelompokkelompok informal di dalam menunjang kesejahteraan miskin di Kota Jakarta Utara. Instrumentasi Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar kuesioner yang berhubungan dengan peubahpeubah yang akan dikaji dalam penelitian ini. Validitas Instrumen Menurut Kerlinger (2000:709), validitas instrumen menunjukkan mana suatu alat ukur itu telah mengukur apa yang akan diukur. Kesahihan dapat didekati dengan tiga ancangan, yaitu: (1) terwakili dengan pertanyaanpertanyaan jika kita mengukur himpunan obyek yang sama berulang kali, (2) Keterpercayaan (dependability), dan (3) Keteramalan (Predictibility). Titik berat uji coba validitas instrumen adalah pada validitas isi, yang dapat dari : (1) apakah instrumen tersebut telah mampu mengukur apa yang akan diukur, dan (2) apakah informasi yang dikumpulkan telah sesuai dengan konsep yang telah digunakan. Reliabilitas Instrumen Reabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun dan Effendy, 1989: 140). Suatu alat

7 71 pengukur dikatakan memiliki reabilitas yang tinggi apabila reabilitas data tersebut memiliki sifat konsisten, ketepatan dan jika alat tersebut dipakai berulangkali terhadap suatu gejala yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda. Pengukuran Peubah Pengukuran adalah penunjukkan angka-angka pad suatu variabel menurut aturan-aturan yang sudah ditentukan agar dapat mengukur atau memberikan nilai yang tepat untuk konsep yang diamati mengenai tingkat pengukuran. Pengukuran adalah pemberian angka atau bilangan pada obyek atau kejadian-kejadian berdasarkan kaidah-kaidah tertentu (Kerlinger. 2000:686). Peubah adalah suatu ciri/karakteristik yang dapat mengambil lebih dari satu nilai diantara anggota-anggota populasi (Agresti dan Finlay, 1997:19). Pengukuran peubah menurut model penelitian diukur berdasarkan indikatorindikator peubah penelitian yang disusun sesuai arah penelitian pemberian nilai dalam bentuk angka pada suatu obyek. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemberian angka adalah pemetaan (mapping) terhadap obyek tersebut. Angkaangka hasil akhir pengukuran yang diperoleh dari obyek pengamatan dengan menggunakan kaidah pemberian angka yang jelas, dapat digunakan untuk menghitung ukuran-ukuran relasi, analisis variance, dan semacamnya (Kerlinger, 2000: 687). Maksud mengukur obyek adalah mengukur indikasi (indicant) tentang sifatsifat atau ciri-ciri obyek pengamatan, karena tidak mungkin dilakukan penilaian langsung terhadap obyek yang diamati, terutama obyek penelitian di bidang ilmu sosial. Maka dari itu, yang harus dilakukan adalah menginferensikan sifat-sifat atau ciri-ciri obyek pengematan berdasarkan hal-hal yang diduga merupaka indikasi sifatsifat obyek pengamatan tersebut (Kerlinger, 2000 : 694). Pengukuran variabel penelitian didasarkan atas pemahaman tentang variabel, indikator, dan parameter penelitian yang disusun sesuai arah penelitian. Analisis Data Dalam penelitian ini tehnik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan path analysis (analisis jalur). Analisis ini digunakan untuk menguraikan pola keterkaitan linier dari sekumpulan variabel yang dilandaskan pada suatu model teoritis tertentu.

8 72 Menurut Wright (Suharjo, 2006), path analysis pada dasarnya digunakan untuk mempelajari mekanisme kausalitas peubah bebas (independent) dengan peubah tak bebas (dependent), bukan sekedar mempelajari hubungan keeratan (korelasi) antara peubah. Definisi Operasional dan Pengukuran Peubah Penelitian Penelitian pemberdayaan miskin melalui pendekatan kelompok ini menggunakan tujuh peubah, dengan definisi operasional, Sub peubah, dan indikator - indikator sebagai berikut: (1) Karakteristik Individu (X1) Karakteristik individu yaitu Sejumlah aspek internal yang melekat pada diri seseorang yang dapat digunakan untuk menggambarkan karakter seseorang, yang terkait dengan kemampuan dan keberdayaan dirinya dalam berkelompok antara lain Pendidikan formal, Pendidikan non-formal, Usia, Jumlah tanggungan. Peubah karakteristik individu diukur melalui empat indikator dan sejumlah parameter sebagaimana pada Tabel 7. Tabel 7. Indikator dan Parameter Karakteristik Individu Peubah: Karakteristik Individu (X1) Indikator (patokan / petunjuk) Definisi Parameter (Ukuran) Kriteria X1.1.Pendidikan formal Penambahan kemampuan yang didapatkan oleh seseorang melalui lembaga seko-lah/perguruan tinggi resmi (1) Jenis pendidikan yang diikuti (2) Jumlah tahun sukses dalam pendidikan formal Tahun X1.2.Pendidikan non formal Penambahan kemampuan yang didapatkan oleh seseorang melalui lembaga terorganisir resmi (1) Jumlah Pelatihan yang diikuti (2) Jumlah Workshop yang diikuti (3) Jumlah Penyuluhan yang pernah diikuti Berapa (frekuensi) kali X1.3. Usia Sejumlah tahun yang menunjukkan pengalaman hidup (1) Akumulasi jumlah tahun sejak lahir Tahun X1.4.Jumlah tanggungan Sejumlah orang yang tergolong tidak produktif yang harus di-hidupi dan dibiayai dalam tersebut (1) Jumlah isteri yang menjadi tanggungan (2) Jumlah anak yang menjadi tanggungan (3) Jumlah anggota lainnya yang menjadi tanggungan... orang

9 73 (2) Karakteristik Kelompok (X2) Karakteristik kelompok adalah suatu keadaan di mana suatu kelompok dapat menguraikan, mengenali kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam kelompok yang dapat membuka perilaku kelompok dan anggota-anggotanya yang terdiri dari miskin tersebut mencakup beberapa aspek antara lain kepemimpinan kelompok, dinamika kelompok, dan komunikasi antar kelompok. Peubah keberdayaan kelompok diukur melalui tiga indikator dan sejumlah parameter sebagaimana dituangkan pada Tabel 8. Tabel 8. Indikator dan Parameter Karakteristik Kelompok Peubah : Karakteristik Kelompok (X2) Indikator (patokan/petunjuk) Definisi Parameter (Ukuran) Kriteria X2.1 Kepemimpinan kelompok Kegiatan pimpinan di dalam mengelola dan menggerakkan anggota dalam kumpulan yang terorganisir untuk mencapai tujuan bersama. (1) Tingkat kemampuan pemimpin di dalam menggerakkan anggotanya. (2) Tingkat kemampuan pemimpin dalam melakukan hubungan interpersonal dengan anggota. (3) Tingkat kemampuan pemimpin di dalam memberikan informasi kepada seluruh anggota (4) Tingkat kemampuan pemimpin dalam pengambilan keputusan. Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), 83 s/d 100 X2.2.Kedinamisan kelompok Sebuah kondisi yang menjelaskan tentang eksistensi dan proses kegiatan dari para anggota kumpulan yang terorganisir. (1) Tingkat pencapaian Tujuan bersama. (2) Tingkat kejelasan struktur organisasi. (3) Fungsi tugas dalam kelompok (4) Tingkat pembinaan dan pengembangan anggota. (5) Tingkat kekompakan anggota. (6) Tingkat kerjasama anggota. (7) Suasana kelompok (8) Konflik dalam kelompok (9) Maksud tersembunyi Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), 83 s/d 100

10 74 Indikator (patokan/petunjuk) Tabel 8 (lanjutan) Peubah : Karakteristik Kelompok (X2) Definisi Parameter (Ukuran) Kriteria X2.3. Intensitas komunikasi Kelompok Proses interaksi baik langsung maupun tidak langsung diantara anggota dalam kumpulan secara terorganisir (1) TIngkat intensitas interaksi antar anggota (2) Tingkat keeratan hubungan anggota (3) Tingkat kejelasan komunikasi antar anggota. (4) Tingkat saling pengertian antar anggota. Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), 83 s/d 100 (3) Sumber Daya Keluarga (X3) Sumber daya adalah sejumlah sumber daya yang ada dalam yang sangat berpengaruh terhadap segala aktivitas, baik yang berhubungan dengan aktivitas di dalam miskin ataupun yang terkait dengan aktivitas di luar miskin itu sendiri. Sumber daya diukur melalui dua indikator utama beberapa ukuran antara lain: (1) Sumber daya fisik ; dan (2) Sumber daya non fisik keuarga miskin. Peubah sumber daya beserta indikator pengukuran dan parameternya disajika pada tabel 9. Tabel 9. Indikator dan Parameter Sumber Daya Keluarga Peubah: Sumber Daya Keluarga (X3) Indikator (patokan / petunjuk) Definisi Parameter (Ukuran) Satuan X.3.1 Sumber daya Fisik Segala sesuatu yang tidak bergerak yang dimiliki oleh yang memiliki nilai guna, manfaat dan menghasilkan keuntungan bagi tersebut. (1) Luas rumah yang dimiliki (2) Luas masing-masing kamar yang ada dalam rumah (3) Luas tanah rumah tempat tinggal (4) Posisi rumah tempat tinggal Ha atau m2 Strategis atau tidak strategis

11 75 Tabel 9 (Lanjutan) Peubah: Sumber Daya Keluarga (X3) Indikator (patokan / petunjuk) X.3.2.Sumber Daya Non- Fisik Definisi Parameter (Ukuran) Kriteria Sejumlah sistem nilai yang dimiliki yang memberikan kegunaan, manfaat dan keuntungan bagi tersebut (1) Tingkat rasa saling percaya diantara anggota (2) Intensitas komunikasi antar anggota (3) Intensitas komunikasi dengan lain (tetangga) (4) Tingkat keamanan psikis anggota (5) Tingkat kesadaran anggota terhadap pendidikan Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), 83 s/d 100 (4) Lingkungan Sosial (X4) Lingkungan sosial adalah suatu kondisi di luar yang sangat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keberlangsungan sebuah dalam menjalankan roda ekonomi dan sosial baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan sosial tersebut dapat berwujud fisik seperti yang terkait dengan panataan wilayah perkotaan dan non fisik seperti halnya nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Lingkungan sosial dapat diukur berdasarkan pendapat dari kepala miskin melalui tujuh indikator dan beberapa ukuran yaitu (1) Dampak negatif kebijakan pemerintah, (2) Ketersediaan sumber daya ekonomi, (3) Ketersediaan sumber daya sosial, (4) Peran media massa, dan (5) Jaringan Usaha, (6) Peluang kemitraan, dan (7) Pengaruh kultural. Ketujuh indikator

12 76 tersebut merupakan indikator yang dinilai secara langsung oleh responden berdasarkan kondisi yang dirasakan oleh responden. Peubah lingkungan sosial beserta indikator dan parameternya disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Indikator dan Parameter Lingkungan Sosial Peubah: Lingkungan Sosial (X4) Indikator (patokan/petunjuk) Definisi Parameter (Ukuran) Kriteria X4.1.Dampak Kebijakan pemerintah Akibat sosial yang ditimbulkan oleh adanya sejumlah kebijakan dan program yang dilakukan oleh pemerintah (1) Dampak kebijakan pembangunan kota (2) Dampak kebijakan penataan kota (3) Dampak penertiban kota Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), X4.2.Ketersediaan sumber daya ekonomi Segala sesuatu yang ada di sekitar yang mampu memberikan dukungan ekonomi terhadap (1) Ketersediaan modal ekonomi (2) Keikutsertaan dalam pelatihan keterampilan berusaha (3) Tingkat penyerapan informasi (4) Bantuan dari pihak luar Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), X4.3.Ketersediaan sumber daya sosial X4.4. Peran Media Massa Segala sesuatu yang ada di sekitar yang mampu memberikan dukungan dalam memperkuat sistem sosial terhadap Kemampuan perangkat informasi dan pelaku media dalam memberikan pengetahuan dan perubahan perilaku bagi. (1) Tingkat kepercayaan antar dengan lain (2) Kerja sama antar dengan lain (3) Intensitas kegiatan gotong royong (1) Intensitas pemanfaatan media cetak. (2) Intensitas pemanfaatan media elektronik. Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang),

13 77 Tabel 10 (Lanjutan) Indikator (patokan/petunjuk) X4.5.Jaringan Usaha Peubah: Lingkungan Sosial (X4) Definisi Parameter (Ukuran) Kriteria Kelompok-kelompok kerja atau usaha yang menjadi mitra kerjasama. (1) Keterseiaan jaringan informasi (2) Kerjasama dengan Kelompok lain (3) Kerja sama dengan pihak swasta (4) Kerja sama dengan pemerintah Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), X4.6. Peluang Kemitraan. Sejumlah peluang dan kesempatan untuk melakukan kerja sama dengan kelompok-kelompok lain di luar kelompoknya. (1) Tukar menukar informasi (2) Intensitas komunikasi dengan dunia usaha Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), X4.7. Pengaruh Kultural Sejumlah nilai nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat (1) Adaptasi terhadap kebiasaan dalam masyarakat (2) Adaptasi terhadap keyakinan dalam masyarakat (3) Adaptasi terhadap norma dalam masyarakat Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), (5 ) Intervensi Pemberdayaan (X5) Intervensi pemberdayaan adalah pelaksanaan program pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga lembaga formal baik oleh pihak pemerintah, swasta, NGO (Non Goverment Organization), perguruan tinggi dengan tujuan untuk merubah pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota miskin sehingga mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh. Peubah intervensi pihak luar dapat diukur melalui beberapa indikator antara lain: proses pemberdayaan, kewenangan dalam pemberdayaan dan kegiatan fasilitasi. Peubah keberdayaan beserta indikator dan sejumlah parameter disajikan pada Tabel 11.

14 78 Tabel 11. Indikator dan Parameter Intervensi Pemberdayaan Indikator (patokan / petunjuk) Peubah: Intervensi Pemberdayaan (X5) Definisi Parameter (Ukuran) Kriteria X5.1.Proses Pemberdayaan Serangkaian kegiatan pemberdayaan yang di dalamnya terdapat metode, pendekatan dan substansi peningkatan kesejahteraan (1) Pengelolaan sumber daya ekonomi (2) Pengelolaan usaha (3) Pengelolaan permodalan (4) Pengelolaan pengembangan jaringan (5) Pengelolaan organisasi Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), 83 s/d 100 X5.2.Kewenangan dalam Pemberdayaan Kemampuan kepala di dalam mengetahui, memahami dan menjalankan kegiatan memberdayakan dirinya sendiri. (1) Pemahaman tentang kegiatan pemberdayaan (2) Kemandirian men- Jalankan kegiatan pemberdayaan Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), 83 s/d 100 X5.3.Kegiatan Fasilitasi Sejumlah kegiatan pemberdayaan yang memberikan peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah dalam yang dilakukan secara berkelanjutan. (1) Dukungan usaha (2) Frekuensi bantuan dana stimulus (3) Frekuensi bantuan sarana prasarana usaha produktif Interval data: 0 s/d 66,9 (sedang), 83 s/d 100 (6) Keberdayaan Keluarga (Y1) Keberdayaan adalah kemampuan dari miskin untuk tetap bertahan hidup hidup, berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan yang terjadi pada lingkungan yang ada di sekitar sehingga mampu mencari alternatif di dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Peubah keberdayaan diukur melalui empat indikator yaitu kemampuan adaptasi, kemampuan mencapai tujuan, kemampuan berintegrasi, dan tingkat latensi. Peubah keberdayaan beserta indikator dan sejumlah parameter disajikan pada Tabel 12.

15 79 Indikator (patokan / petunjuk) Y1.1 Kemampuan adaptasi Y1.2 Kemampuan mencapai tujuan Tabel 12. Indikator dan Parameter Keberdayaan Keluarga Peubah: Keberdayaan Keluarga (Y1) Definisi Parameter (Ukuran) Kriteria Upaya dan kekuatan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di sekitar, baik dalam maupun lingkungan sosial Upaya dan kekuatan untuk merealisasikan kegiatan terprogram untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh (1) Tingkat kemampuan menyesuaikan terhadap lingkungan (2) Tingkat kemampuan untuk merubah orientasi (3) Tingkat Kemampuan memanfaatkan sumberdaya (1) Tingkat kemampuan mencapai tujuan ekonomi (2) Tingkat kemampuan mencapai tujuan sosial Interval data: 0 s/d 66,9 s/d 82,9 (sedang), Interval data: 0 s/d 66,9 s/d 82,9 (sedang), Y1.3 Kemampuan berintegrasi Upaya dan kekuatan untuk membangun kebersamaan diantara anggota (1) Pola interaksi dengan anggota (2) Tingkat keeratan hubungan dengan anggota Interval data: 0 s/d 66,9 s/d 82,9 (sedang), la- Y1.4. Tingkat tensi Nilai nilai internal yang tidak tampak tetapi ada dan berpengaruh di dalam (1) Rasa tanggung jawab masing-masing anggota (2) Tingkat persaingan antar anggota (3) Tingkat kerjasama antar anggota (4) Tingkat kesadaran untuk maju Interval data: 0 s/d 66,9 s/d 82,9 (sedang), (7) Tingkat Kesejahteraan Keluarga (Y2) Kesejahteraan adalah suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan di dalam mencari alternatif alternatif pemecahan masalah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tertier. Peubah kesejahteraan akan diukur melalui empat indikator yaitu tingkat pendapatan, pemenuhan kebutuhan

16 80 primer, pemenuhan kebutuhan sekunder, dan pemenuhan kebutuhan tertier. Peubah kesejahteraan beserta indikator dan sejumlah parameter yang disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Indikator dan Parameter Tingkat Kesejahteraan Keluarga Peubah: Tingkat Kesejahteraan Keluarga (Y2) Indikator (patokan / petunjuk) Definisi Parameter (Ukuran) Satuan Y2.1 Tingkat pendapatan Sejumlah penghasilan yang didapatkan dalam satu (1) Tingkat pendapatan tetap (2) Tingkat pendapatan tidak tetap Jumlah Rp. Y2.2.Pemenuhan kebutuhan dasar Y2.3.Pemenuhan kebutuhan sekunder Segala sesuatu yang bersifat mendasar yang harus segera dipenuhi dalam Segala sesuatu yang bersifat penunjang yang harus dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi (1) Tingkat konsumsi per bulan/tahun untuk keperluan makan (2) Tingkat konsumsi per bulan/tahun untuk keperluan kesehatan (3) Tingkat konsumsi per bulan/tahun untuk keperluan perumahan (1) Tingkat konsumsi per bulan/tahun untuk keperluan pendidikan (2) Tingkat konsumsi per bulan/tahun untuk keperluan rekreasi Jumlah Rp. Jumlah Rp. Y2.4.Pemenuhan kebutuhan tertier Segala sesuatu yang bersifat penunjang lainnya yang harus dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi (1) Tingkat konsumsi per bulan/tahun untuk keperluan kendaraan (2) Tingkat konsumsi per bulan / tahun untuk keperluan perhiasan (3) Jumlah tabungan dalam setahun Jumlah Rp. Y2.5.Kesinambungan usaha Y2.6.Pengelolaan Keuangan Tingkat keberlangsungan kegiatan produktif dalam jangka waktu yang lama Kemampuan di dalam mengatur dan menggunakan dana untuk kepentingan dan kesejahteraan pada masa yang akan datang. (1) Jumlah penambahan modal usaha (2) Biaya terhadap kualitas dan kuantitas kegiatan usaha (3) Biaya perluasan jaringan kerja (1) Jumlah dana yang dapat ditabung untuk kegiatan usaha (2) Jumlah dana yang diinvestasi. Jumlah Rp. Jumlah Rp.

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 57 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan sebuah proses untuk meningkatkan kapasitas dan peningkatan kemampuan yang ada pada masyarakat baik dilihat

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK

PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK Agus Sjafari Email : agussjafari@yahoo.com Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi penelitian ini adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) miskin kota

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi penelitian ini adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) miskin kota METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) miskin kota di Kecamatan Bogor Timur yang berada di bawah pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 50 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metodologi yang dipilih dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menemukan hubungan modal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Populasi dan Contoh

METODE PENELITIAN Populasi dan Contoh 22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Contoh Obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah petani peserta kemitraan dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan dengan PT. Xylo Indah Pratama

Lebih terperinci

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan tempat dilatarbelakangi oleh tujuan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk memperoleh pemahaman

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan: 23 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Suhardjo (1989), latar belakang sosial budaya mempengaruhi pemilihan jenis pangan melalui dua cara yaitu informasi mengenai gizi dan preferensi berdasarkan konteks dua karakteristik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dua variabel sehingga menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatori, yang artinya penelitian yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Halmahera Barat, Propinsi Maluku Utara. Gaya kepemimpinan terdiri

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Halmahera Barat, Propinsi Maluku Utara. Gaya kepemimpinan terdiri BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah mengenai gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai. Subjek penelitian adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Halmahera

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan di suatu wilayah merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa terhindarkan. Setiap wilayah berkeinginan agar di wilayahnya terjadi pembangunan yang dapat dinikmati

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN & DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN & DATA BAB III METODOLOGI PENELITIAN & DATA 3.1 Metodologi untuk Pemecahan Masalah Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Penelitian ini menggunakan teknik korelasional karena penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Menurut Sugiyono (2012) Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah dipandang sebagai sumber daya yang penting bagi kemajuan suatu perusahaan. Manusia sebagai kunci keberhasilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. analisis daya yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Dengan

METODE PENELITIAN. analisis daya yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis daya yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Dengan kata lain,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Sriwijaya Perkasa Malang, dengan alamat Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. 3. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMSI MASYARAKAT

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMSI MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu maupun masyarakat luas selalu berusaha dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Baik individu maupun masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1998 telah meningkatkan angka kemiskinan di Indonesia, dari 25,9 juta (17,7%) pada tahun 1993 menjadi 129,6 juta atau 66,3% dari

Lebih terperinci

Nurhikmat Romdhona Program Studi Magister Administasi Publik, Universitas Garut

Nurhikmat Romdhona Program Studi Magister Administasi Publik, Universitas Garut Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan di Sekolah Dasar Negeri terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mewujudkan Efektivitas Pelaksanaan Program Kerja Sekolah Nurhikmat Romdhona Program Studi Magister Administasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 36 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai penelitian survey deskriptif korelasional yaitu melihat hubungan antara peubah secara mendalam. Peubah penelitian yang diamati

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 63 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Fenomena meluasnya lingkungan permukiman kumuh di perkotaan merupakan fenomena hubungan antara manusia dan lingkungannya yang ditandai dalam dua bentuk yaitu fisik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan, hal ini untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terpaan pesan pencegahan bahaya demam berdarah dan sikap ibu-ibu rumah tangga dilakukan di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang terdiri dari

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya 48 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak Juni 2008 sampai September 2008 dilakukan di daerah tujuan wisata Jakarta Timur. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15 68 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan.

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN

B A B III METODE PENELITIAN B A B III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian, penggunaan metode merupakan suatu langkah yang harus ditempuh, agar hasil-hasil yang sudah terseleksi dapat terjawab secara valid dan obyektif, dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti.

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti. III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan divisi usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai di Kantor. Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai di Kantor. Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Medan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di depan, maka penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian deskriptif kualitatif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendy (2006: 65) penelitian penjelasan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan mengadakan analisa secara logis rasional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan mengadakan analisa secara logis rasional. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menemukan data yang valid, maka suatu penelitian menggunakan metode penelitian. Dalam penyusunan data penelitian maka dilakukan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan yang menjadi objek penelitian ini merupakan suatu permasalahan yang di jadikan sumber topik untuk penulisan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

pelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan

pelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi pola pelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan karakteristik petani,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian adalah 3 (tiga) desa yang memperoleh bantuan Program Raksa Desa tahap pertama Tahun 2003 di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, yakni: (1) Desa Bojong

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan desain deskriptif korelasional untuk mendeskripsikan semua peubah yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang lakukan ini adalah penelitian survey, dimana peneliti melakukan observasi dalam pengumpulan data, peneliti hanya mencatat data seperti

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Moh. Pabundu Tika (2009:76) penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pembelajaran yang terorganisasi timbul melalui serangkaian proses penciptaan dan perolehan gagasan-gagasan, pengetahuan dan pendekatanpendekatan

Lebih terperinci

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitan

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitan III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Jambangan, Kecamatan Jambangan Kota Surabaya, Jawa Timur. Terletak pada 07 0 21 0 Lintang Selatan dan 112

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu isu penting dalam pelaksanaan pembangunan, bukan hanya di Indonesia melainkan hampir di semua negara di dunia. Dalam Deklarasi Millenium Perserikatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey adalah salah satu jenis penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus: Kampung Kanalsari Semarang) Tugas Akhir Oleh : Sari Widyastuti L2D

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa peternak plasma ayam broiler di Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Sugiyono,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Sugiyono, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Sugiyono, 2005: 54), penelitian kuantitatif merupakan penyelidikan tentang fenomena sosial yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Pendekatan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Populasi dan Sampel 9 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga kampung yaitu: Kampung Legon Pakis da Kampung Cikawung Girang Desa Ujung Jaya serta Kampung Kopi Desa Kertajaya, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Tenaga kerja merupakan salah satu asset perusahaan yang paling utama oleh karena itu perlu dibina secara baik. Pada setiap unit IUPHHK-HA PT. Ratah Timber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Pada survei tidak ada

METODE PENELITIAN. distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Pada survei tidak ada III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Untuk penelitian di Hotel Mini Lampung, penulis menggunakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan alamat di Jl. Merdeka Selatan No. 5 Kota Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan alamat di Jl. Merdeka Selatan No. 5 Kota Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Malang, dengan alamat di Jl. Merdeka Selatan No. 5 Kota Malang. 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

METODE DAN OBYEK PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil

METODE DAN OBYEK PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil 30 III. METODE DAN OBYEK PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel secara langsung dari populasi. Dilihat dari permasalahan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian berdasarkan apa yang terjadi (Bungin, 2010:36). Tipe penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. penelitian berdasarkan apa yang terjadi (Bungin, 2010:36). Tipe penelitian ini III. METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Tipe penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, berbagai situasi

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan BAB II METODE PENELITIAN A. BENTUK PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dalam bentuk korelasional, yang akan melihat kemampuan prediksi dari variabel independent terhadap variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi yang memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh peubah-peubah prediktor (independent variable), yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Utama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Utama BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Utama Garum Blitar, dengan alamat Jl. Raya Manukan No. 8 Telp. (034) 770701 Garum Blitar. 3. Jenis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian itu adalah Explanatory Research, yaitu untuk menjelaskan hubungan antara variabel pendidikan ibu, pendapatan perkapita dengan status gizi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian adalah deskriptif korelasional yaitu suatu metode penelitian yang mempunyai tujuan memberikan deskripsi tentang suatu fenomena. Penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai metode survei yang menurut Singarimbun dan Effendi (2011) adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian untuk mengkaji populasi untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III. METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III. METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 1 BAB III METODE DAN RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini akan dievaluasi bagaimana motivasi pemanfaatan jurnal online Sciencedirect oleh mahasiswa pascasarjana S2 di Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di BPD, tetapi peneliti tidak secara langsung ke kantor objek penelitian melainkan peneliti mengambil data penelitian yang

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Target Populasi pada penelitian ini adalah perempuan yang tinggal di daerah Paseban.

3. METODOLOGI. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Target Populasi pada penelitian ini adalah perempuan yang tinggal di daerah Paseban. 26 3. METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu penelusuran dilakukan sesaat, artinya subjek diamati hanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 3.1. Pendekatan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan didukung dengan data kuantitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada

Lebih terperinci