METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian"

Transkripsi

1 63 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Fenomena meluasnya lingkungan permukiman kumuh di perkotaan merupakan fenomena hubungan antara manusia dan lingkungannya yang ditandai dalam dua bentuk yaitu fisik dan non fisik. Aspek fisik adalah aspek yang terkait dengan bentukan fisik dan semua gejala lingkungan fisik permukiman. Sedangkan aspek non fisik adalah respon manusia pada lingkungannya yang sifatnya sangat variatif pada setiap individu dan sangat kualitatif. Penelitian untuk mengungkap fenomena sejenis ini menuntut metode penelitian yang spesifik yang harus dapat mengungkap aspek fisik sekaligus aspek non fisik sehingga dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini berbentuk explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan dan pengaruh antar variabel penelitian melalui pengujian hipotesis dengan uji statistik. Pendekatan kualitatif dilakukan dalam upaya menjelaskan substansi hasil uji statistik yang didapat. Secara singkat uji statistik yang dilakukan adalah sebagai berikut: Tabel 11 Metode penelitian dan Lingkup Kajian No Metode Lingkup Kajian 1 Deskriptif Karakteristik individu penghuni permukiman kampung kota Karakteristik lingkungan permukiman kampung kota yang terdiri dari karakteristik fisik kampung dan kondisi sarana prasarana yang tersedia Karakteristik sosial masyarakat (modal sosial) yang terdiri atas kepercayaan (trust) dan relasi mutual, norma dan nilai sosial, jaringan/organisasi masyarakat dan peran tokoh masyarakat Tingkat kebutuhan akan rumah pada masyarakat kampung kota Partisipasi masyarakat untuk tingkatkan kualitas lingkungan 2 Deskriptif Hubungan karakteristik individu, karakteristik fisik Korelasional lingkungan permukiman, karakteristik modal sosial dan 3 Analisis jalur partisipasi meningkatkan kualitas lingkungan permukiman Arah pengaruh dan bersar pengaruh antara variabel karakteristik individu, karakteristik fisik lingkungan permukiman, karakteristik modal sosial, tingkat kebutuhan akan rumah terhadap partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan

2 64 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian dilakukan di empat kelurahan di Kota Bandung Propinsi Jawa Barat. Pemilihan sampel lokasi dilakukan secara purposif. Kelurahan-kelurahan terpilih ini memiliki permukiman yang dikategorikan kampung kota yang diantaranya mengalami penurunan kualitas lingkungan (kumuh) berdasarkan hasil identifikasi Dinas Perumahan dan Tata Kota Kota Bandung. Ke-empat kelurahan tersebut adalah Kel. Arjuna Kec. Cicendo, Kel. Cikawao Kec. Lengkong, Kel. Kebon Pisang Kec. Sumur Bandung dan Kel. Cibangkong Kec. Batununggal. Alasan pemilihan lokasi-lokasi tersebut didasarkan pada keberadaan faktorfaktor yang dapat menyebabkan suatu lingkungan mengalami penurunan kualitas lingkungan (kumuh) yaitu lokasi permukiman terletak pada lokasi-lokasi dimana terdapat faktor (1) penarik ekonomi, (2) terletak pada kawasan yang manajemen pengelolaanya tidak terdefinisi dengan jelas seperti daerah bantaran sungai yang pengelolaannya berada pada pemerintah pusat, propinsi dan daerah, atau sekitar jalur KA yang pengelolaannya merupakan wewenang perusahaan KA dan pemerintah daerah yang dilalui jalur KA tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang bertempat tinggal di permukiman kampung kota yang telah dipilih sebagai sampel lokasi. Sampel Penelitian adalah responden yang merupakan bagian dari populasi. Pengambilan sampel responden dilakukan secara random. Jumlah sampel penelitian ditentukan berdasarkan Metode Slovin dengan kesalahan sampling yang dapat diterima sebesar 5% sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 240 KK yang diambil secara random dari masing-masing lokasi penelitian, masing-masing lokasi sebanyak 60 KK. Data dan Instrumen Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari lapangan di lokasi penelitian. Data primer tersebut meliputi: (1) karakateristik individu warga masyarakat kampung kota yang dijadikan responden, (2) karakteristik fisik lingkungan permukiman kampung kota, (3) modal sosial masyarakat kampung kota, (4) persepsi dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan kampung, (5) tingkat kebutuhan akan rumah dan lingkungan permukiman dan (6) partisipasi masyarakat meningkatkan kualitas lingkungan permukiman.

3 65 Data sekunder adalah data pendukung penelitian yang didapat dari berbagai sumber seperti data potensi desa yang didapat dari kantor kelurahan-kelurahan yang lokasinya terpilih menjadi sampel penelitian, data dari Dinas tata ruang tentang lokasi kawasan-kawasan kumuh, buku-buku sumber, media masa, internet maupun sumber-sumber lainnya. Data sekunder yang mendukung penelitian ini adalah: peta kawasan yang dijadikan lokasi penelitian, perundang-undangan dan kebijakan yang terkait dengan penyediaan rumah dan permukiman, rumah dan lingkungan permukiman sehat, rencana strategis pembangunan di bidang permukiman. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengacu kepada tujuan penelitian dan identifikasi variabel penelitian yang diteliti. Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data karakteristik fisik lingkungan kampung kota dan karakteristik hunian. Proses observasi dilengkapi dengan alat bantu berupa perekam visual (camera digital dan handycam), tape recorder, dan buku catatan yang dapat mendokumentasikan seluruh data yang dibutuhkan. 2. Focus Group Discusson (FGD) FGD adalah kepanjangan dari Focus Group Discussion atau Diskusi Kelompok Terfokus digunakan untuk menggali data dari peserta diskusi melalui sebuah diskusi berkelompok untuk membahas masalah partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan. Data hasil FGD digunakan untuk bahan analisis dan rumusan pengembangan model penyuluhan untuk meningkatkan kualitas lingkungan kampung kota yang berbasis masyarakat. 3. Kuisioner Instrumen kuisioner menggunakan jenis kuisioner tertutup dengan instrumen skala Likert yang telah dimodifikasi. Kuisioner dibuat dengan 5 pilihan jawaban yaitu nilai 5 (sangat setuju/sangat baik), nilai 4 (setuju/baik), nilai 3 (cukup/sedang), nilai 2 (tidak setuju/buruk), nilai 1 (tidak pernah/tidak ada) apabila pernyataan/ pertanyaan dalam bentuk kalimat positif dan jika pernyataan/pertanyaan dalam bentuk kalimat negatif maka penilaian nya adalah sebaliknya. Kuisioner ini digunakan untuk mendapatkan data karakteristik individu, karakteristik modal sosial

4 66 masyarakat, persepsi dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan, tingkat kebutuhan akan rumah dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan. 4. Wawancara Teknik wawancara digunakan untuk menggali informasi yang lebih dalam pada beberapa responden berkenaan dengan substansi penelitian. Data hasil wawancara dan hasil FGD digunakan untuk memperkuat data-data kuantitaif dalam penelitian ini yang digunakan sebagai dasar pengembangan model penyuluhan untuk merumuskan strategi gerakan masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan kampung kota. Untuk mengetahui kelayakan instrumen sebagai alat pengumpul data perlu dilakukan ujicoba instrumen dan untuk hal tersebut perlu dilakukan analisis validitas dan reliabilitas. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004). Validitas merujuk pada sejauh mana suatu pengukuran secara empiris cukup menggambarkan makna nyata dari konsep yang sedang dipertimbangkan. Validitas instrumen diperlukan untuk memberikan keyakinan tentang ketepatan perangkat pengukuran yang digunakan sehingga mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini uji validitas instrumen yang dilakukan adalah jenis uji validitas konstruks (construct validity) untuk menilai seberapa jauh instrumen dapat mengukur sifat bangunan pengertian. Untuk menunjukkan validitas konstruks perlu dilakukan pendekatan rasional dan empirik. Pendekatan rasional didasarkan kepada unsur yang membentuk konstruks tersebut serta menetapkan apakah butir-butir pertanyaan/pernyataan sesuai dalam menaksir unsur dalam kuesioner. Pendekatan empiris dimaksudkan untuk melihat instrumen dari segi internal yaitu kesesuaian dengan apa yang diramalkan oleh konstruks tersebut.

5 67 Untuk menguji validitas konstruks digunakan pendapat dari ahli yang dalam hal ini adalah 3 orang dosen pembimbing yang dianggap ahli di bidangnya Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Dari proses konsultasi tersebut beberapa kali instrumen diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan yang diberikan. Setelah pengujian konstruksi dari ahli selesai, dilanjutkan dengan uji coba instrumen. Instrumen yang telah disetujui para ahli tersebut diujicobakan pada sampel darimana populasi diambil. Jumlah anggota yang digunakan adalah 30 orang. Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validititas dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Product Moment dari Pearson, yaitu: r hitung = n ( XY ) ( X ). ( Y ) ( n. X 2 ( X 2 )). ( n. Y 2 ) ( Y 2 )) r hitung = Koefisien korelasi X i = Jumlah skor item Y i = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden Setelah perhitungan korelasi (r) tersebut dilakukan, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 95% = 0,241. Dengan demikian butir-butir pertanyaan/pernyataan dalam kuisioner yang memiliki korelasi di bawah taraf signifikansi 95% dinyatakan tidak valid. Dari hasil perhitungan tersebut terdapat 13 butir pertanyaan/pernyataan yang tidak valid. Butir-butir yang tidak valid ini dikeluarkan dari kuisioner dan tidak digunakan dalam pengambilan data selanjutnya. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas diartikan sebagai tingkat stabilitas dan konsistensi skala yang dihasilkan apabila suatu gejala diukur beberapa kali seperti yang dikatakan Singarimbun (1989): Reliabilitas merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Kerlinger (1990) mengatakan bahwa terdapat tiga pendekatan untuk mengukur reliabilitas, yaitu (1) apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali

6 68 memberikan hasil yang sama, (2) apabila alat ukur tersebut dapat mengukur hal yang sebenarnya dari sifat yang diukur, (3) galat pengukurannya. Galat pengukuran merupakan himpunan akibat dari berbagai sumber pengaruh: unsur acak atau kebetulan yang biasa terjumpai, keletihan sementara, kondisi serba kebetulan pada suatu saat tertentu yang mempengaruhi obyek pengukuran atau instrumen pengukuran, fluktuasi daya ingat orang atau suasana hati dan faktor-faktor lain yang bersifat sementara dan terus menerus bergeser. Hal ini mengandung arti bahwa semakin besar galat, makin rendah tingkat reliabilitas suatu penelitian, demikian pula sebaliknya. Dalam penelitian ini uji coba reliablitas instrumen menggunakan Uji Cronbach Alpha, dengan rumus: α = n n n 2 σ Y1 i= 1 2 σ X α n 2 σ Y i 2 σ X = koefisien alpha, atau koefisien reliabilitas alpha = jumlah butir pada perangkat instrumen = varian variabel acak skor observasi butir ke-i = varian variabel acak skor observasi pada semua butir Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan, koefisien alpha yang diperoleh menunjukkan bahwa pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah reliabel seperti dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 12 Hasil uji Reliabilitas Variabel Reliabilitas (Nilai Cronbach Alfa) Karakteristik individu 0,66 Karakteristik fisik permukiman 0,64 Modal sosial masyarakat 0,63 Persepsi dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan 0,79 Tingkat kebutuhan akan rumah dan permukiman 0,81 Partisipasi meningkatkan kualitas lingkungan 0,75 Dari tabel di atas terlihat bahwa bahwa besarnya koefisien reliabilitas alpha yang diperoleh menunjukkan > 0,60. Dengan demikian instrumen penelitian yang digunakan merupakan alat ukur yang koefisien reliabilitasnya dapat diterima

7 69 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa model analisis hubungan antara variabel yang terdiri atas lima variabel bebas, empat variabel bebas sekaligus terikat dan satu variabel terikat. Variabel-variabel utama tersebut adalah: Variabel bebas (1) Karakteristik individu (X 1 ) (2) Karakteristik fisik lingkungan permukiman (X 2 ) Variabel bebas sekaligus variabel terikat (3) Modal sosial masyarakat (Y 1 ) (4) Persepsi dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan (Y 2 ) (5) Tingkat kebutuhan akan rumah (Y 3 ) Variabel terikat (6) Partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan (Y 4 ) Definisi Operasional Variabel Penelitian Untuk dapat mengukur variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, masing-masing variabel terlebih dahulu diberi batasan atau dioperasionalisasikan sehingga menjadi jelas, dan selanjutnya dapat diukur. Variabel-variabel yang dioperasionalkan tersebut meliputi variabel dan sub variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu karakteristik individu, karakteristik fisik lingkungan permukiman kampung kota, modal sosial masyarakat di permukiman kampung kota, persepsi tentang kualitas lingkungan dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan, tingkat kebutuhan akan rumah dan lingkungan permukiman, dan partisipasi meningkatkan kualitas lingkungan permukiman. Karakteristik Individu Karakteristik individu adalah keadaan individu pemukim yang membedakan satu pemukim dengan pemukim lainnya (satu individu keluarga dengan individu keluarga lainnya) yang dipengaruhi oleh: umur, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran, jumlah keluarga, dan lama tinggal di permukiman saat ini. Secara lengkap Variabel karakteristik individu dan indikatornya dijelaskan seperti berikut:

8 70 Tabel 13 Variabel dan Indikator Karakteristik lndividu Indikator Parameter 1. Usia Tingkatan Usia (Jumlah tahun sejak lahir sampai dengan saat dilakukan wawancara) 2. Pendidikan Tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh yang sudah diselesaikan sampai dengan saat dilakukan wawancara 3. Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari 4. Pendapatan Jumlah total pendapatan keluarga: a. Pendapatan kepala keluarga selama satu bulan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari b. Pendapatan anggota keluarga lain yang digunakan untuk menambah kebutuhan keluarga selama satu bulan 5. Jumlah keluarga Jumlah anggota keluarga (jiwa) yang tinggal dalam satu rumah 6. Lama tinggal Jumlah tahun sejak pertama tinggal di permukiman kampung kota sampai saat dilaksanakannya wawancara Karakteristik Fisik Lingkungan Permukiman Karakteristik lingkungan fisik terdiri dari (1) ketersediaan prasarana lingkungan permukiman seperti jaringan jalan, jaringan pematusan air hujan (drainase), jaringan pembuangan limbah dan sampah, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telpon, dan ketersediaan sarana lingkungan seperti fasilitas tempat belanja, tempat peribadatan, tempat sosialisasi dan rekreasi, tempat olah raga, tempat pendidikan dan tempat kesehatan, dan (2) Kondisi sarana dan prasarana lingkungan permukiman yang tersedia saat ini. Berikut adalah variabel dan indikator Karakteristik lingkungan fisik permukiman Tabel 14 Variabel dan Indikator Karakteristik Lingkungan Fisik Permukiman Indikator Parameter 1. Ketersediaan sarana dan Prasarana lingkungan: prasarana lingkungan jaringan jalan permukiman jaringan pembuangan limbah dan sampah jaringan drainase jaringan pengadaan air bersih jaringan listrik dan telpon Sarana lingkungan permukiman fasilitas belanja fasilitas peribadatan fasilitas pendidikan fasilitas sosialisasi fasilitas olah raga dan bermain fasilitas kesehatan

9 71 2. Kondisi Sarana lingkungan permukiman yang tersedia saat ini Kondisi sarana dan prasarana lingkungan permukiman yang tersedia saat ini buruk sedang baik Modal Sosial Masyarakat Lingkungan Sosial adalah kondisi faktor-faktor sosial masyarakat yang terdapat di permukiman kampung kota yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam keikutsertaannya meningkatkan kualitas lingkungan di wilayahnya. Sehubungan dengan tujuan penelitian maka yang menjadi indikator adalah: hubungan ketetanggaan, tingkat kegotongroyongan masyarakat, peran tokoh masyarakat untuk menggerakan masyarakat meningkatkan kualitas lingkungan. Tabel 15 Variabel dan indikator modal sosial masyarakat Variabel/Indikator Parameter 1. Saling percaya antar warga (trust) Tingkat kepercayaan dan kesaling pengertian antara tetangga dan komunitas kampung 2. Relasi mutual (resiprositas) Hubungan antar tetangga dan warga kampung kota 3. Nilai dan norma Kepatuhan terhadap aturan yang ada 4. Peran tokoh masyarakat dan organisasi sosial/masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan Keberadaan jaringan atau organisasi masyarakat dan keikutsertaan masyarakat dalam organisasi tersebut serta peran tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam meningkatkan kualitas lingkungan permukiman Persepsi dan motivasi meningkatkan Kualitas Lingkungan Variabel Persepsi dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan terdiri dari sub variabel Persepsi tentang kualitas lingkungan dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan permukiman. Persepsi adalah proses kognitif yang dialami seseorang didalam memahami informasi lingkungannya melalui penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, penghayatan, pengetahuan dan pengalaman yang sebelumnya. Dalam penelitian ini, indikator persepsi terdiri dari: Pengalaman tinggal di permukiman lain sebelumnya, persepsi tentang kualitas rumah dan lingkungan permukiman yang saat ini ditempati yang berpengaruh terhadap cara pandang dan perlakuan terhadap rumah dan sarana prasarana lingkungan yang tersedia serta indikator kepuasan terhadap rumah dan lingkungan yang saat ini ditempati. Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada diri individu yang merangsangnya untuk melakukan aktivitas atau sesuatu yang menjadi dasar mengapa

10 72 individu bertindak. Dalam hal ini adalah motivasi yang dimiliki masyarakat untuk dapat meningkatkan kualitas lingkungan yang terdiri dari motivasi meningkatkan kualitas rumah dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan permukiman. Berikut adalah indikator-indikatornya. Tabel 16 Variabel dan indikator persepsi dan motivasi meningkan kualitas lingkungan Sub Variabel/Indikator Parameter Persepsi tentang kualitas lingkungan (Y 2.1 ) 1. Pengalaman tinggal di Pengalaman tinggal di permukiman lain sebelum tinggal di permukiman lain permukiman saat ini 2. Persepsi mengenai fungsi rumah 3. Persepsi tentang kualitas rumah 4. Persepsi tentang kualitas lingkungan Persepsi tentang fungsi rumah Persepsi tentang kualitas rumah Persepsi tentang kualitas lingkungan dan perlakuan terhadap lingkungan permukiman 5. Kepuasan terhadap rumah Tingkat kepuasan terhadap kondisi rumah dan lingkungan dan lingkungan saat ini permukiman yang ditinggali saat ini Motivasi meningkatkan kualitas lingkungan (Y 2.2 ) 1. Motivasi tinggal di Alasan yang mempengaruhi memilih tinggal di permukiman saat ini permukiman saat ini 2. Motivasi meningkatkan Alasan yang mempengaruhi keingingan kualitas rumah memelihara/meningkatkan kualitas rumah 3. Motivasi meningkatan Alasan yang mempengaruhi keingingan kualitas lingkungan memelihara/meningkatkan kualitas lingkungan Tingkat kebutuhan akan rumah tinggal Berdasarkan budaya dan lingkungan sosialnya, masyarakat yang hidup di wilayah perkotaan mempunyai karakteristik spesifik yang berbeda dengan karakter masyarakat yang hidup di wilayah pedesaan. Pada umumnya masyarakat perkotaan memiliki tuntutan yang lebih tinggi sehubungan dengan rumah sebagai hunian. Untuk masyarakat yang tinggal di permukiman kampung kota dengan budaya bermukim dipengaruhi cara hidup di perdesaan namun juga tidak lepas dari pengaruh lingkungan sekitarnya yang bersuasana urban maka mengadopsi teori Maslow tentang tingkat kebutuhan manusia manusia maka tingkat kebutuhan akan hunian dapat dikategorisasikan sebagai berikut: Survival needs, Safety and Security needs, Affiliation needs, Esteem needs dan Self actualization needs. Variabel Kebutuhan akan rumah secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

11 73 Tabel 17 Variabel dan indikator kebutuhan akan rumah Variabel/Indikator Parameter 1. Kebutuhan akan rumah dan Tingkat kebutuhan akan rumah dan lingkungan lingkungan permukiman permukiman 2. Kemampuan memenuhi Tingkat kemampuan memenuhi kebutuhan akan rumah kebutuhan akan rumah dan lingkungan permukiman 3. Kondisi fisik rumah Standar minimal untuk dikatagorikan sebagai rumah sehat seperti konstruksi bangunan, ketersediaan ventilasi dan bukaan untuk sinar matahari, sirkulasi udara, sumbersumber air dan saluran-saluran pembuangan 4. Ketersediaan ruang dalam Ketersediaan ruang-ruang dalam rumah dan di luar rumah rumah yang digunakan untuk kelangsungan hidup sehari-hari Partisipasi untuk meningkatkan kualitas lingkungan Partisipasi dalam peningkatan kualitas rumah dan sarana permukiman ini adalah perilaku dan keikutsertaan responden dalam kegiatan-kegiatan yang dikategorikan sebagai kegiatan meningkatkan kualitas lingkungan. Sehubungan dengan tujuan dalam penelitian ini variabel partisipasi ini dirinci dalam indikatorindikator: Perilaku keseharian dalam menggunakan sarana lingkungan, Keikutsertaan dalam kegiatan peningkatan kualitas lingkungan, dan Frekuensi keikut sertaan dalam kegiatan meningkatakan kualitas lingkungan. Variabel Partisipasi meningkatkan kualitas lingkungan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 18 Variabel dan indikator partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman Variabel/Indikator Parameter 1. Sikap proaktif untuk Sikap individu yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas lingkungan yang tidak terkait dalam kegiatan bersama lingkungan permukiman (membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan, 2. Perilaku dan keikutsertaan mengikuti kegiatan meningkatkan kualitas lingkungan permukiman menanam pepohonan dsb) Kegiatan bersama yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan seperti gotong royong bersih-bersih kampung, memperbaiki sarana prasarana lingkungan yang rusak dan sejenisnya. 3. Frekuensi partisipasi Frekuensi mengikuti pertemuan dan kualitas keikutsertaan dalam pertemuan tersebut

12 74 Analisis Data Tahapan Analisis data terbagi dalam: 1) Tahap deskripsi data dan 2) Tahap pengujian hipotesis. 1. Tahap Deskripsi Data Pada tahap deskripsi data, data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif bertujuan untuk melihat data apa adanya. untuk memperoleh gambaran umum mengenai variabel-variabel yang diukur pada sampel. Analisis statistik deskriptif yang umum dilakukan adalah: (1) parameter statistik (rerata, standar deviasi, varian, median, modus), (2) analisis gambaran data (distribusi frekuensi dan persentasi) dan (3) analisis kecenderungan Data yang diperoleh di deskripsikan menurut masing-masing variabel. Tahap ini bertujuan melihat kecenderungan data yang ada pada setiap variabel, karena akan dicari skor rata-rata, standar deviasi, median dari setiap variabel yang diteliti. Untuk mendapatkan nilai-nilai tendensi sentral setiap variabelnya dilakukan dengan statistik deskriptif melalui bantuan program SPSS Tahap pengujian hipotesis Pengujian hipotesis meliputi: (1) analisis korelasi, (2) analisis persamaan regresi dan 3) analisis jalur. Penelitian ini mencoba melihat hubungan sebab akibat antar variabel yang telah ditentukan untuk keperluan menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian. Alat analisis yang tepat untuk keperluan tersebut menggunakan model hubungan kausal yang memungkingkan peneliti untuk menghitung besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap variabelvariabel dalam penelitian ini. Analisis regresi dimaksudkan untuk melihat pengaruh secara tunggal maupun bersama-sama antara variabel. Sedangkan analisis jalur untuk mengetahui pengaruh langsung dan tak langsung yang terjadi pada variabel yang dianalisis. Pada dasarnya metode analisis jalur merupakan bentuk analisis regresi terstruktur yang mengkaji hubungan kausal diantara variabel-variabel dalam sistem tertutup (Sumarjo, 1999). Pada dasarnya total keragaman (total variance) dari variabel terikat (Y) dalam regresi berganda (multiple regresion) dikomposisikan sebagai berikut:

13 75 Y =.a + b + c... (1) a = proporsi keragaman yang dijelaskan secara langsung oleh koefisien jalur b = proporsi keragaman yang diakibatkan karena adanya korealasi variabel bebas c = proporsi keragaman yang diakibatkan karena galat (error) Untuk koefisien jalur, didapat dari model regresi linier berganda yang terdiri dari n variabel bebas Y = B 0 + B 1 X 1 + B 2 X 2 + B 3 X B n X n + e... (2) Y = variabel teribak X i = variabel bebas ke i, i = 1, 2, 3,... n B 0 = konstanta e = galat (error) Dengan mengasumsikan bahwa e = 0 maka bentuk persamaan (2) dapat diduga dengan persamaan berikut: Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X b n X n... (3) Selanjutnya apabila S Y didefinisikan sebagai simpangan baku sampel untuk variabel terikat (Y), dan SX 1, SX 2, SX 3... SX n sebagai simpangan baku sampel untuk variabel-variabel bebas X 1, X 2, X 3... X n, maka dari persamaan (3) dapat dihitung koefisien regresi baku yang sering disebut dengan koefisien beta, yaitu: Bi = bi. S i i = 1, 2, 3,... n... (4) S y Koefisien jalur pada dasarnya adalah serupa dengan koefisien beta. Apabila C i didefinisikan sebagaikoefisien jalur variabel baku X i (variabel bebas X i yang dibakukan sehingga berdistribusi normal dengan nilai rata-rata = 0 dan ragam = 1 maka pada dasarnya C i dapat dihitung berdasarkan rumus (4) atau dengan kata lain B i = C i Apabila koefisien lintasan C i telah diketahui maka beberapa informasi penting akan dapat diperoleh berdasarkan metode analisis jalur yakni: 1) Pengaruh langsung variabel bebas yang dibakukan X i terhadap variabel terikat Y yang telah dibakukan, yang diukur atau ditunjukkan dengan koefisien jalur C i 2) Pengaruh tidak langsung variabel bebas yang dibakukan X i terhadap variabel terikat Y melalui variabel yang telah dibakukan X j yang diukur oleh besaran (C j r ij ). 3) Pengaruh galat (error/residual) yang tidak dapat dijelaskan oleh model analisis jalur diukur dengan rumus:

14 76 n C 2 s = 1 -. C j r ij C s 2 = C s i = 1 Besaran C 2 s dalam analisis jalur serupa dengan besaran (1 R 2 ) dalam analisis multiple regression. Secara ringkas analisis data untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 19 Teknik Analisis Data No Teknik Analisis Lingkup Kajian 1 Distribusi frekuensi, Modus, Mean, Standar deviasi Karakteristik individu yang terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga dan lama tinggal Karakteristik lingkungan permukiman kampung kota yang terdiri dari karakteristik fisik kampung dan kondisi sarana prasarana yang tersedia Modal sosial yang terdiri atas tingkat kepercayaan (trust), relasi mutual (resiprositas), norma dan nilai sosial, peran tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan Persepsi tentang kualitas lingkungan dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan Tingkat kebutuhan akan rumah dan lingkungan Partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas 2 Regresi Ganda Korelasi Ganda Koefisien Determinasi lingkungan Hubungan karakteristik individu, karakteristik fisik lingkungan permukiman, modal sosial, persepsi tentang kualitas lingkungan dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan, tingkat kebutuhan akan rumah dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman 3 Analisis jalur Pengaruh dan besarnya pengaruh dari karakteristik individu, karakteristik fisik lingkungan permukiman, modal sosial, persepsi tentang kualitas lingkungan dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan, tingkat kebutuhan masyarakat akan rumah terhadap partisipasi masyarakat meningkatkan kualitas lingkungan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. bulan, sejak bulan Oktober 2007 sampai dengan bulan April 2008. Tabel 1 Jadwal Penelitian Tahapan

METODE PENELITIAN. bulan, sejak bulan Oktober 2007 sampai dengan bulan April 2008. Tabel 1 Jadwal Penelitian Tahapan 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMK Negeri 1 Ngawen Kabupaten Gunungkidul.. Waktu Penelitian Aktivitas penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Sriwijaya Perkasa Malang, dengan alamat Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. 3. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis data dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Secara umum, data juga dapat diartikan sebagai suatu fakta yang digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian explanatory untuk memahami pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, melalui penelitian survey untuk mendapat generalisasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory research. Singarimbun dan Effendi (2006:4) menjelaskan explanatory research yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Utama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Utama BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Karya Utama Garum Blitar, dengan alamat Jl. Raya Manukan No. 8 Telp. (034) 770701 Garum Blitar. 3. Jenis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari

METODE PENELITIAN. merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari 33 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Tipe penelitian eksplanatif merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari sebab

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tahap Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemetaan kompetensi dan analisis kebutuhan pelatihan. Dua tahap ini merupakan satu rangkaian yang tidak dipisahkan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dimana menekankan pada empat hal yang dicari dari hubungan-hubungan variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting karena hal ini menentukan berhasil atau tidaknya hasil penelitian. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angkaangka,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angkaangka, 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas yaitu supervisi akademik pengawas sekolah (X 1 ), komunikasi. terikat kinerja guru dalam pembelajaran (Y).

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas yaitu supervisi akademik pengawas sekolah (X 1 ), komunikasi. terikat kinerja guru dalam pembelajaran (Y). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menguji kausalitas (pengaruh) regresi dengan metode survei. Variabel penelitian meliputi tiga variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan koesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan desain deskriptif korelasional untuk mendeskripsikan semua peubah yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang makanan lauk pauk dan sayuran tradisional di SMA N 11 Yogyakarta, maka penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metode penelitian Kuantitatif. Menurut Ruslan (2010:24) metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 73 Pada

BAB III METODE PENELITIAN. statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 73 Pada 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif. Menurut Sukardi (2009:14), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk eksplorasi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian menurut metode, penulis menggunakan penelitian survey. Menurut Siregar (2013 : 10), Penelitian survey adalah penelitian yang tidak melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan penulis di Ma had Putri Sunan Ampel Al-Ali

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan penulis di Ma had Putri Sunan Ampel Al-Ali BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan penulis di Ma had Putri Sunan Ampel Al-Ali Fakultas Ekonomi Angkatan 2013 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu kerangka kerja yang digunakan dalam melaksanakan suatu penelitian. Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:147) statistik deskriptif adalah: Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 Agustus 2016 di Jakarta, dengan lokasi kantor ABTI asosiasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepuasan pemakai jasa Warnet. Untuk itu dalam penelitian ini akan

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 156 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dari penelitian ini didapati kesimpulan dan temuan-temuan sebagai berikut: 1. Karakteristik fisik permukiman kampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bersifat eksplanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bersifat eksplanatory 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bersifat eksplanatory research. Penelitian eksplanatory merupakan tipe penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengam paradigm positivistik untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan (analitik korelasional)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan (analitik korelasional) 27 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan (analitik korelasional) dengan pendekatan kuantitatif yang menitikberatkan pada penelitian eksplanatif (penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian Kuantitatif adalah suatu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu variabelvariabel

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu variabelvariabel BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu variabelvariabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Vale Indonesia Tbk. Memiliki visi, misi dan tujuan yang dapat terwujud, apabila didukung oleh SDM bermutu. PT. Vale Indonesia terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif atau studi eksplorasi, karena bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang terjadi di lapangan. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Nasution (009 : 3) mengemukakan bahwa Desain penelitian merupakan rencana

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode observasional, yaitu

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode observasional, yaitu 32 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode observasional, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti. Sedangkan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan dalan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode korelasional digunakan untuk mendeteksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Karena hanya menggambarkan suatu keadaan, gambaran umum,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk 44 III. METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dengan mengoperasionalkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang lakukan ini adalah penelitian survey, dimana peneliti melakukan observasi dalam pengumpulan data, peneliti hanya mencatat data seperti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Unit analisis pada penelitian ini adalah nasabah bank umum yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan penelitian asosiatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dua variabel sehingga menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatori, yang artinya penelitian yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa angkaangka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa angkaangka BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berupa angkaangka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan pakaian bukanlah sekedar untuk memenuhi kebutuhan saja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa terbaik yang mengajarkan bahasa Prancis kepada siswa siswinya dan

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa terbaik yang mengajarkan bahasa Prancis kepada siswa siswinya dan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini diadakan di SMA N 7 Purworejo. Dipilihnya SMA N 7 Purworejo sebagai lokasi penelitian karena SMA N 7 Purworejo merupakan sekolah

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG Oleh : Fitri Zakiyah (10208526) Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan dengan siswa kelas IX sebagai objek penelitian. Pemilihan penelitian ini didasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif banyak dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada 58 BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasional. Menurut Arikunto (00:70) pendekatan korelasional adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

Tabel 1. Tabel Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran 1

Tabel 1. Tabel Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran 1 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Zawiyah Cot Kala Langsa. Waktu penelitian dimulai dari bulan Desember 2011

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. metode yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang valid.

BAB II METODE PENELITIAN. metode yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang valid. BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode penelitian ini merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegiatan tertentu. Ini berarti untuk mendapatkan data yang valid dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menengah (UKM) yang berada di Kabupaten Bantul. Hal ini bertujuan untuk. Menengah (UKM) pada daerah tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. Menengah (UKM) yang berada di Kabupaten Bantul. Hal ini bertujuan untuk. Menengah (UKM) pada daerah tersebut. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang berada di Kabupaten Bantul. Hal ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menjelaskan filosofi dari gagasan (ide) riset yang diajukan, sehingga memerlukan suatu model penelitian, yang ditampilkan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan riset korelasi (correlational study), menurut Umar (2008) penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabelvariabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut Singarimbun

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut Singarimbun III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Menurut Singarimbun dan Effendi (2001: 6), penelitian survey adalah penelitian terhadap sekelompok manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2005;01), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan ilmiah adalah kegiatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan ilmiah adalah kegiatan penelitian 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian merupakan pendekatan ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pendekatan ilmiah adalah kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), Jalan Sei Batanghari, Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang bekerja dengan angka,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel penelitian yaitu variabel motivasi belajar mahasiswa dan Fungsi Multimedia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel penelitian yaitu variabel motivasi belajar mahasiswa dan Fungsi Multimedia BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian a. Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul dengan pertimbangan bahwa di. dibanding dengan desa lain di Kecamatan Sewon.

BAB III METODE PENELITIAN. Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul dengan pertimbangan bahwa di. dibanding dengan desa lain di Kecamatan Sewon. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi tempat penelitian yang dipilih peneliti adalah Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul dengan pertimbangan bahwa di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah

Lebih terperinci

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG FASILITAS PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT OTOMOTIF DASAR PEMBENTUKAN LOGAM KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NASIONAL

Lebih terperinci