MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE PT BUMITAMA GUNAJAYA AGRO KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE PT BUMITAMA GUNAJAYA AGRO KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH"

Transkripsi

1 MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE PT BUMITAMA GUNAJAYA AGRO KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH SAUT MANGASI HUTABARAT A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate PT Bumitama Gunajaya Agro Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, 22 September 2015 Saut Mangasi Hutabarat NIM A

4 ABSTRAK SAUT MANGASI HUTABARAT. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate PT Bumitama Gunajaya Agro Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Dibimbing oleh HENI PURNAMAWATI dan ADE WACHJAR Magang bertujuan untuk mengetahui dan memahami secara khusus manajemen pemanenan perkebunan kelapa sawit. Penulis dapat melakukan pengamatan meliputi perhitungan angka kerapatan panen, kebutuhan tenaga panen, kualitas pekerjaan panen, pelanggaran dan denda panen, kriteria panen dan mutu hanca panen. Hasil pengamatan menunjukkan manajemen pemanenan di kebun SBHE kurang baik. Hasil pengamatan menunjukkan jumlah tenaga kerja di lapangan lebih tinggi dari kebutuhan tenaga kerja panen. Kualitas pekerjaan panen masih di bawah standar kebun. Pemanen memotong buah kurang matang lebih tinggi dari toleransi standar kebun dan pemanen memotong buah matang lebih rendah yaitu 79% dari standar minimal kebun yaitu 85%. Perlu adanya pengawasan pemanenan dan pemberian pemahaman kepada pemanen sehingga kualitas sesuai dengan standar perusahaan. Pemberlakuan denda dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pemanen terhadap hancaknya. Kata kunci: angka kerapatan panen, brondolan, panen kelapa sawit, tenaga kerja ABSTRACT SAUT MANGASI HUTABARAT. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) at Sungai Bahaur Estate PT Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin timur, Central Kalimantan. Supervised by HENI PURNAMAWATI and ADE WACHJAR. The aims of this internship is to identify and understand the specific management of harvesting oil palm plantations. The author can make observations include the calculation of the density of the harvest, the harvest energy needs, the quality of the harvest work, violations and penalties harvest, harvest criteria and the quality of the harvest area. Observations indicate harvesting management less well in the SBHEfield. The results showed the number of labor in the field is higher than the harvest labor requirements. The quality of the harvest work in field is still substandard. Harvesters cut less mature fruit is higher than the standard tolerance field and harvesting of ripe fruits was lower by 79% than the standard minimum of the garden that is 85%. The need for supervision harvesting and giving understanding to the harvester so that the quality in accordance with company standards. Penalties can increase the sense of responsibility of harvesting on their area. Keywords: density harvest figures, fruit bunch, harvesting oil palm, labor

5 MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE PT BUMITAMA GUNAJAYA AGRO KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH SAUT MANGASI HUTABARAT Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

6

7 Judul Skripsi: Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate PT Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Nama : Saut Mangasi Hutabarat NIM : A » Dr Ir Heni Purnamawati, MSc.Agr. Pembimbing I Disetujui oleh Tanggal Lulus:.Z 5 SEP 1015

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas segala karunia- Nya sehingga penulis dapat menyusun karya ilmiah hasil magang yang berjudul Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate PT Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan magang yang dilakukan penulis di PT Bumitama Gunajaya Agro dalam jangka waktu Februari sampai Juni Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Heni Purnamawati MscAgr selaku pembimbing I dan Bapak Dr Ir Ade Wachjar MS selaku pembimbing II, yang telah memberikan arahan selama pelaksanaan magang dan penyusunan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Ir Supijatno MSi, selaku penguji yang telah memberi saran. Bapak Dr. Ir. Sugyanta, MS. selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani studi. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak M Yusuf Hanafiah (Asisten Divisi I), Bapak Darlin Bin Darwis, STP (Estate Manajer), dan Bapak Herman Wahyudi, STP (Asisten Kepala), serta Bapak Adi Nugroho, SE (Kasie), serta segenap staf di PT Bumitama Gunajaya Agro, yang telah membimbing dan membantu selama menjalani magang. Terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada Ayah Effendi Hutabarat, Ibu Betty Purba, dan seluruh keluarga, atas doa, dukungan moral maupun materil, selama kegiatan magang dan tugas akhir. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman seperjuangan magang (Habib, Aslina, Dian, Fitri dan Annisa) dan teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 46 atas segala doa dan dukungan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, 22 September 2015 Saut Mangasi Hutabarat

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Botani Kelapa Sawit 2 Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 Pemanenan 3 Sistem dan Rotasi Panen 4 Taksasi atau Peramalam Produksi 5 Transportasi Hasil 5 METODE MAGANG 6 Tempat dan Waktu 6 Metode Pelaksanaan 6 Pengamatan dan Pengumpulan Data 7 Analisis Data dan Informasi 8 KEADAAN UMUM 9 Lokasi dan Letak Geografis 9 Keadaan Iklim dan Tanah 9 Luas Areal dan Tata Guna Lahan 10 Kondisi Tanaman dan Produksi 11 Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan 12 Fasilitas Kebun 13 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 14 Aspek Teknis 14 Pemupukan 14 Pengendalian Hama dan Gulma 17 Pemanenan 19 Aspek Manajerial 26 PEMBAHASAN 29 Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit 29 Pengawasan Panen 31 KESIMPULAN DAN SARAN 33 Kesimpulan 33 Saran 33 DAFTAR PUSTAKA 34 LAMPIRAN 35 viii viii viii

10 DAFTAR TABEL 1. Luas hak guna usaha PT Windu Nabatindo Abadi Jumlah dan luas areal divisi di Sungai Bahaur Estate (SBHE) Luas HGU dan tata guna lahan di SBHE Produksi TBS kelapa sawit di SBHE tahun Komposisi jumlah tenaga kerja SBHE tahun Rekomendasi pemupukan kelapa sawit Divisi III SBHE tahun Hasil taksasi harian dan hasil aktual panen Kebutuhan tenaga panen seksi B Kualitas pekerjaan potong buah Pelanggaran pemanenan dalam pemenuhan basis Kriteria grading berdasarkan tingkat kematangan buah Hasil Fraksi Buah Pemanen Blok C Hasil Fraksi Buah Pemanen Blok C Hasil Pengamatan Mutu Hancak di Divisi III Kebun SBHE Pembagian seksi, basis janjang dan rupiah per janjang Hubungan fraksi, rendemen minyak, dan kadar ALB 32 DAFTAR GAMBAR 1. Beberapa fasilitas di kebun SBHE Tanaman kelapa sawit yang dililit Mucuna bracteata Pembagian hanca 21 DAFTAR LAMPIRAN 1. Jurnal harian magang sebagai karyawan harian lepas Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor Jurnal harian magang sebagai pendamping asisten Peta Kebun SBHE Data Curah Hujan SBHE tahun Peta SBHE dan Peta Jenis Tanah SBHE Struktur organisasi SBHE Denda Pemanen 45 RIWAYAT HIDUP

11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sub sektor perkebunan merupakan andalan pembangunan pertanian Indonesia. Komoditas perkebunan di Indonesia dapat meningkatkan taraf hidup petani, menambah devisa negara, menciptakan lapangan pekerjaan dan melestarikan sumber daya alam. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan. Produk kelapa sawit dapat digunakan sebagai minyak goreng, bahan kosmetika dan farmasi serta bahan non makanan (sabun, deterjen, tinta cetak) (Mangoensoekarjo dan Semangun 2005). Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan penduduk (Pahan 2013). Beberapa sumber minyak nabati, antara lain minyak sawit, minyak kelapa, minyak kacang tanah, minyak wijen, minyak kedelai, minyak jagung, minyak lobak, minyak kopra, dan minyak bunga matahari. Kelapa sawit disebut sumber minyak nabati utama karena tanaman kelapa sawit merupakan sosok tanaman yang cukup tangguh, terutama bila terjadi perubahan musim. Minyak kelapa sawit memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, yaitu tingkat efisiensi minyak sawit tinggi sehingga mampu menempatkan crude palm oil (CPO) menjadi sumber minyak nabati termurah, penggunaannya sangat luas, diantaranya minyak goreng dan margarin, produktivitas minyak sawit tinggi yaitu 3.2 ton ha -1. Panen adalah kegiatan memotong buah masak, memungut brondolan dan sistem pengangkutannya dari pokok ke tempat pengumpulan hasil (TPH) hingga ke pabrik. Manajemen panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit di lapangan yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas minyak sawit. Oleh karena itu pengelolaan panen yang baik harus dilakukan untuk mendapatkan produksi dengan kualitas dan kuantitas yang baik pula. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pemanenan adalah persiapan panen, kriteria matang panen, angka kerapatan panen, sistem dan rotasi panen, ramalan produksi, kebutuhan tenaga kerja dan angkutan panen, basis dan premi panen (Lubis 2008). Persiapan panen, pemanenan dan penentuan jumlah tenaga kerja panen hingga pengangkutan tandan buah segar ke pabrik menjadi hal penting yang harus diperhatikan karena berhubungan dengan pencapaian produktivitas dan tingkat rendemen minyak yang berkualitas serta mengurangi kehilangan produksi panen. Salah satu sumber kehilangan hasil adalah terdapat buah mentah yang terpanen, buah masak yang tinggal pada pokok (tidak dipanen), brondolan tidak dikutip, buah busuk, dan buah abnormal. Berdasarkan Direktorat Jenderal Perkebunan (2014) ekspor minyak kelapa sawit (palm oil) mengalami peningkatan baik volume maupun nilainya. Nilai ekspor kelapa sawit meningkat pada tiga tahun terakhir yaitu tahun 2011 sebesar ton, tahun 2013 meningkat menjadi ton. Nilai tersebut setara dengan US$ Menurut Nurmalisa (2011) kualitas pekerjaan panen dan pengawasan terhadap tenaga panen menunjukkan bahwa brondolan yang tidak dikutip pemanen masih berada di bawah batas maksimum toleransi brondolan tidak dikutip, yaitu 30 butir/ha. Pengamatan pelanggaran yang terjadi

12 2 pada semua pemanen yaitu kesalahan dengan tidak mengutip bersih keseluruhan brondolan. Berdasarkan hasil pengamatan kriteria panen kebun SBHE diketahui bahwa terdapat pemanen melakukan pemotongan buah kurang matang dan lewat matang. Kesalahan pekerjaan panen yang menjadi dasar untuk mempelajari aspek manajemen pemanenan sehingga diperoleh sistem manajemen pemanenan yang dapat meningkatkan hasil panen yang berkualitas. Tujuan Tujuan kegiatan magang secara umum, yaitu meningkatkan kemampuan, menambah pengalaman, dan memperluas wawasan bagi mahasiswa dalam proses kerja secara nyata. Tujuan khusus kegiatan magang adalah untuk mempelajari manajemen pemanenan baik secara teknis, maupun pengelolaan di kebun Sungai Bahaur Estate Sungai Bahaur PT. Bumitama Gunajaya Agro. TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil yang memiliki akar serabut, batang silindris yang tegak dan tidak bercabang, tulang daun yang sejajar, tergolong tanaman monocious serta buah memiliki bentuk lonjong (Lubis dan Widanarko 2011). Tanaman Kelapa sawit menurut Pahan (2013) diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub famili : Cocoideae Genus Spesies : Elaeis : 1. E. guineensis Jacq. 2. E. oleifera (H. B. K.) Cortes 3. E. odora Kelapa sawit yang termasuk dalam subfamili Cocoideae merupakan tanaman asli Amerika selatan, termasuk spesies E. oleifera dan E. odora. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan tidak mempunyai cabang. Batang kelapa sawit mengalami pertumbuhan (pertambahan tinggi) sekitar cm tahun -1. Titik tumbuh batang sawit terletak di pucuk batang yang terbenam di dalam tajuk daun (Sunarko 2010). Fungsi utama batang pada tanaman kelapa sawit adalah (1) sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air, hara dan mineral dari akar melalui xilem; (2) sebagai pengangkut hasil fotosintesis melalui floem; dan (3) sebagai penyimpan cadangan makanan dan penyangga organ tanaman lainnya (Lubis dan Widanarko 2011).

13 3 Kelapa sawit tergolong tanaman monoecious (berumah satu) karena memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon. Bunga tumbuh dari ketiak daun setelah tanaman berumur satu tahun. Bakal bunga terbentuk sekitar bulan sebelum penyerbukan. Bunga jantan dan betina dalam satu pohon terletak secara terpisah sehingga penyerbukan terjadi secara silang yang dibantu oleh angin ataupun serangga (Setyamidjaja 2006). Tanaman ini dipanen dalam bentuk tandan buah segar. Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan bergerombol pada tandan buah. Bagian-bagian buah terdiri atas kulit buah (exocarp), sabut (mesocarp), dan biji. Bagian-bagian buah yang menghasilkan minyak adalah sabut dan inti. Buah kelapa sawit mencapai kematangan (siap untuk dipanen) sekitar 5-6 bulan setelah terjadinya penyerbukan (Mangoensoekarjo dan Semangun 2005). Satu tandan tanaman dewasa memiliki berat kg yang tersusun dari buah dan setiap buah memiliki berat g (Pardamean 2008). Syarat Tumbuh Kelapa Sawit Kelapa sawit dapat tumbuh baik disepanjang garis khatulistiwa ºLU ºLS pada ketinggian m di atas permukaan laut (m dpl). Jumlah curah hujan yang baik adalah mm tahun -1, tidak memiliki defisit air, hujan agak merata sepanjang tahun dengan lama penyinaran minimal 5 jam hari -1 (Pahan 2009). Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit agar dapat tumbuh dengan baik adalah sekitar ºC. Tanaman kelapa sawit masih bisa tumbuh pada suhu terendah 18 ºC dan tertinggi 32 ºC. Kelapa sawit dapat tumbuh pada ph tetapi yang terbaik adalah pada ph Tanah yang mempunyai ph rendah dapat ditingkatkan dengan pengapuran namun membutuhkan biaya yang tinggi. Tanah dengan ph rendah biasanya dapat dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut (Lubis 2008). Kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik, Latosol, hidromorfik kelabu (HK), Regosol, Andosol, Organosol dan Alluvial (Lubis 2008). Berdasarkan skema kesesuaian lahan kelapa sawit mengenal adanya 5 kelas lahan, yaitu kelas 1 (sangat sesuai), kelas 2 (sesuai), kelas 3 (agak sesuai), kelas N1 (tidak sesuai bersyarat) dan N2 (tidak sesuai permanen). Setiap kelas lahan memiliki faktor pembatas dengan jumlah dan intensitas tertentu. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur, persediaan air baik, permeabilitas sedang, dan mempunyai solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas. Tekstur tanah ringan dengan kandungan pasir 20-60%, debu 10-40%, dan tanah liat 20-50%. Tanah yang kurang cocok adalah tanah berpasir dan tanah gambut tebal. Topografi yang dianggap cukup baik untuk tanaman kelapa sawit adalah areal dengan kemiringan 0-15º (Fauzi et al. 2008). Pemanenan Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah segar dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Prinsip pada kegiatan panen adalah memotong tandan matang, mengumpulkan dan mengangkut tandan buah segar (TBS) ke pabrik untuk seterusnya diolah menjadi minyak kelapa sawit (MKS) berkualitas baik yaitu mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan asam lemak bebas

14 4 (ALB) rendah serta menjaga kondisi tanaman tetap baik. Pekerjaan panen tandan merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan melalui penjualan MKS. Buah disebut juga fructus. Pada umumnya, tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah serta siap dipanen pertama kali pada umur sekitar 3.5 tahun sejak penanaman kecambah di pembibitan. Dengan kata lain, tanaman siap dipanen pada umur 2.5 tahun sejak penanaman di lapangan. Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen adalah 5-6 bulan. Warna buah bergantung varietas dan umurnya. Buah sawit memiliki dua jenis minyak yang dihasilkan, yaitu CPO dari bagian mesokaprium dan palm kernel oil (PCO) dari bagian endosperm yang secara komersial diekstrak secara terpisah, karena kandungan dan kegunaannya pun berbeda. Minyak dalam mesokaprium mulai disintesis pada periode 120 hsa (hari setelah antesis) dan berhenti pada saat buah mulai lepas dari tangkainya (akrab disebut memberondol). Sementara itu, minyak dalam endosperm mulai disintesis saat endosperm mulai memadat, yaitu diatas 70 hsa. Secara normal membrondolnya buah mulai terjadi pada hsa (secara individu hsa). Buah akan memberondol semua dari tandannya sekitar 2-4 minggu sejak memberondolnya buah pertama. Akan tetapi, bisa juga memerlukan waktu lebih lama pada tandan buah yang lebih besar. Proses membrondolnya buah dapat ditunda, yaitu dengan penyemprotan zat pengatur tumbuh jenis auksin, asam giberelat, atau etephon. Menurut Lubis (2008), keberhasilan panen dan produksi bergantung pada bahan tanam yang dipergunakan, manusia (pemanen) dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang digunakan untuk panen, kelancaran transportasi serta alat pendukung lainnya seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal, insentif yang disediakan dan lain-lain. Pemanenan dilakukan dengan memilih tandan yang matang dengan tanda adanya sejumlah buah merah yang jatuh (brondolan). Sunarko (2010) menyebutkan jumlah brondolan yang ditetapkan adalah 1-2 brondolan/kg bobot tandan. Cara memanen TBS adalah memotong tangkai tandan menggunakan dodos (tanaman rendah) dan menggunakan egrek (tanaman tinggi). Pemanenan dilakukan satu kali seminggu dengan rotasi antar blok yang rutin. Sistem dan Rotasi Panen Sistem panen kelapa sawit yang memenuhi standar tertentu akan menghasilkan minyak sawit yang bermutu baik. Standar sistem panen yang ditentukan, yaitu tidak ada tandan yang mentah yang dipanen, tidak meninggalkan tandan matang, semua brondolan dikumpulkan dan dibawa ke TPH dalam kondisi bersih, dan membrondolkan tandan yang terlalu matang dan memotong pendek tangkai tandan (Sastrosayono 2005). Rotasi panen adalah selang waktu yang ditetapkan untuk menentukan waktu panen antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari, artinya suatu areal panen dimasuki (diacak) oleh pemetik tiap 7 hari (Fauzi

15 5 et al. 2008). Menurut Lubis (2008) panen kelapa sawit juga dipengaruhi oleh iklim sehingga dikenal panen puncak dan panen kecil. Rotasi panen yang diterapkan di Sungai Bahaur Estate PT Bumitama Gunajaya Agro (Nurmalisa 2011) pada masing-masing divisinya terdiri atas 6 seksi panen artinya, dalam satu minggu terdapat 6 hari panen dan masing-masing hanca panen dipanen 7 hari berikutnya. Taksasi atau Peramalam Produksi Taksasi atau peramalan hasil adalah kegiatan menghitung jumlah TBS yang akan diperoleh saat panen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina yang kemungkinan menjadi tandan buah. Tujuan peramalan produksi adalah untuk mempermudah pengaturan dan pelaksanaan panen di kebun dan pengelolaan di pabrik, memudahkan penyediaan dan pengaturan transportasi, membuat perkiran produksi harian hingga bulanan. Hal ini dapat diprediksi melalui seludang pecah terbuka hingga matang panen dan berdasarkan berat tandan rata-rata sesuai umur tanaman (Sunarko 2010). Menurut Sunarko (2010) hasil produksi kelapa sawit untuk enam bulan ke depan dapat diperkirakan dengan rumus berikut: Y = a x b x c Keterangan: Y = produksi enam bulan a = jumlah seluruh tandan yang akan dipanen selama enam bulan b = berat tandan rata-rata c = presentase minyak terhadap berat tandan (untuk MK 20%) Transportasi Hasil Dalam pengelolaan kebun kelapa sawit, faktor transportasi mendapat perhatian khusus. Keterlambatan (restan) pengangkutan tandan buah segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) akan mempengaruhi proses pengolahan, kapasitas olah, dan mutu produk akhir (Pahan 2013). Pengangkutan merupakan hal yang sangat penting dari kegiatan panen karena memiliki pengaruh yang cukup besar. Pengangkutan dapat menurunkan kualitas minyak disebabkan guncangan yang akan mengaktifkan enzim lipase yang memecah menjadi asam lemak dan gliserol (Sunarko 2010). Sastrosayono (2005) mengungkapkan bahwa sistem jaringan jalan di perkebunan merupakan salah satu faktor penting untuk mengumpulkan dan mengangkut hasil ke pabrik. Jaringan jalan yang baik juga menjamin pengangkutan pupuk dan bahan lain. Banyak pekerjaan kebun yang tidak dapat dilakukan karena kondisi sarana dan prasarana jalan yang buruk. Jenis alat transportasi juga berpengaruh pada pengangkutan hasil, bergantung pada skala usaha, sarana dan prasaranana jalan yang ada. Buah yang sudah diberi tanda (cap) oleh pemanen harus segera dihitung oleh kerani buah dan dimasukkan kedalam bak transport untuk diangkut ke PKS pada hari yang sama, guna mendapatkan mutu minyak yang baik. Kerani transport dan tenaga bongkar muat harus memastikan semua buah dan brondolan terangkut ke dalam bak transport (Nurmalisa 2011).

16 6 Tandan buah segar (TBS) yang baru dipanen harus segera diangkut ke pabrik karena harus segera diolah dan tidak boleh melebihi 8 jam setelah panen. Buah yang tidak segera diolah akan mengalami kerusakan. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi kerusakan buah selama pengangkutan. Jadwal kedatangan alat angkut ke lokasi panen dan pabrik harus diatur sedemikian rupa agar sesampainya di kebun, tandan yang harus diangkut sudah tersedia. Alat angkut yang dapat dipergunakan dari perkebunan ke pabrik, di antaranya lori, traktor gandengan, atau truk. Pengangkutan dengan lori dianggap lebih baik dibandingkan dengan alat angkutan lain. Jika menggunakan truk atau traktor gandengan, guncangan selama perjalanan lebih banyak terjadi sehingga kemungkinan adanya terjadi pelukaan pada buah lebih banyak (Fauzi et al. 2008). METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari tanggal 11 Februari 2013 sampai 11 juni Kegiatan magang berlokasi di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama Gunajaya Agro, Wilayah VI Metro Cempaga, Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin timur, Kalimantan Tengah. Sungai Bahaur Estate (SBHE) berbatasan dengan Sungai Cempaga Estate (SCME) di sebelah utara dan PT Bisma Darma Kencana di sebelah Timur. Metode Pelaksanaan Metode yang dilakukan adalah praktik langsung di kebun. Kegiatan yang dilakukan adalah seluruh jenis pekerjaan di lapangan dan di kantor yang diijinkan mulai dari karyawan harian lepas (KHL). Pekerjaan yang dilakukan meliputi pengendalian gulma secara manual (pembersihan piringan, pembersihan gawangan dan dongkel anak kayu), pengendalian gulma secara kimiawi (semprot gulma di piringan dan gawangan serta oles anak kayu), pemupukan, kastrasi, pengambilan LSU (Leaf Sampling Unit), sensus bobot tandan rata-rata dan kegiatan panen. Satu bulan selanjutnya penulis berstatus sebagai pendamping mandor. Tugasnya adalah mendampingi mandor atau ditugaskan sebagai mandor dengan kegiatan memberi pengarahan pekerjaan pada saat apel pagi, mengawasi pekerjaan karyawan dan membuat Laporan Harian Mandor (LHM). Kemandoran yang diikuti meliputi kemandoran panen, kemandoran perawatan, kemandoran pemupukan, kemandoran chemist, dan kerani panen. Penulis juga beberapa kali ditugaskan sebagai mandor untuk menggantikan mandor yang sedang cuti atau berhalangan hadir. Kegiatan selama dua bulan selanjutnya yaitu sebagai pendamping asisten divisi. Kegiatan kegiatan yang dilakukan antara lain: membantu administrasi divisi dengan membuat monitoring pekerjaan harian mandor, membantu menyusun rencana dan anggaran biaya divisi, melakukan pemeriksaan mutu hanca

17 7 panen, chemist dan pupuk kemudian melaporkan hasil pemeriksaan tersebut kepada asisten kebun dan melakukan kunjungan ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Kegiatan yang dilakukan bergantung pada kondisi di lapangan. Kegiatan mahasiswa selama magang dapat dilihat dalam jurnal kegiatan harian (Lampiran 1, 2, dan 3). Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari kebun meliputi lokasi dan letak geografis kebun, organisasi dan manajemen perusahaan, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, kondisi pertanaman, produksi kebun, dan norma kerja di lapangan. Data primer diperoleh dari pengamatan lapangan dipusatkan pada kegiatan panen, yaitu persiapan panen, kriteria panen, angka kerapatan panen, tenaga panen, rotasi panen, kualitas pekerjaan panen atau pekerjaan potong buah, kulit, pelanggaran dan denda panen, basis dan sistem premi panen, mutu hanca dan kehilangan produksi. Pengetahuan manajerial diperoleh dengan menjadi pendamping mandor, asisten, serta melalui studi pustaka dokumentasi kebun. Pengamatan yang dilakukan oleh penulis yaitu mengenai kebutuhan tenaga panen dan kualitas panen. Pengamatan Paremeter Panen 1. Angka Kerapatan Panen Pengamatan angka kerapatan panen dilakukan dengan cara memilih blok secara acak. Kemudian dalam satu blok tersebut dipilih 100 tanaman secara acak untuk diamati. Angka kerapatan panen didapat dengan menghitung jumlah janjang matang pada pokok yang dijadikan sampel kemudian dibagi jumlah total pokok yang diamati dan dikalikan persentase 100, maka akan didapat angka kerapatan panen pada blok tersebut. Berikut cara perhitungan untuk mengetahui angka kerapatan panen: Angka Kerapatan Panen (AKP) = 2. Tenaga Panen Pengamatan terhadap jumlah pemanen dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap asisten kebun dan pengamatan langsung dengan menghitung pemanen yang ada, serta dibandingkan apakah sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebutuhan tenaga kerja harian dapat diketahui dengan rumus: Kebutuhan tenaga panen = Keterangan : A = Populasi pokok produktif B = Kerapatan panen E = Basis janjang dalam blok Pengambilan sampel dilakukan terhadap hasil pengamatan taksasi pada seksi panen B yang terdiri atas 4 blok yaitu C08, C09, C10, dan C11.

18 8 3. Kualitas Pekerjaan Panen Pengamatan kualitas pekerjaan panen didapat dengan melakukan pengamatan kualitatif terhadap sepuluh orang pemanen pada suatu kemandoran. Pelaksanaan pengamatan dilakukan dengan mengamati cara pemanenan yang dilakukan kesepuluh tenaga panen terhadap 9 pokok panen dalam 2 pasar pikul atau setara 1 ha. Kriteria pengamatan kualitas pekerjaan panen meliputi : panen semua TBS masak, peletakan TBS di piringan, potong rapat gagang TBS, buah mentah tidak ditinggal/diperam, antrian TBS teratur di TPH, pengutipan semua brondolan, tumpukan brondolan sendiri, dan tumpukan pelepah bukan di pasar rintis. 4. Pelanggaran dan Denda Panen Pelanggaran panen didapat dengan melakukan pengamatan terhadap sepuluh orang pemanen dengan luas hanca panen 1 ha. Pelaksanaan pengamatan dilakukan dengan mengamati 7 kriteria pekerjaan panen meliputi : potong buah mentah, brondolan tidak dikutip, brondolan banyak sampah/alas karung, gagang panjang lebih dari 3cm, pelepah sengkleh, buah busuk, dan over prunning. 5. Kriteria Matang Panen Pengamatan dilakukan pada 2 kemandoran panen dengan mengikuti 10 pemanen secara acak. Jumlah tandan buah matang yang diamati adalah 15 tanaman/pemanen sehingga jumlah keseluruhan 150 tanaman. Pengamatan terhadap tingkat kematangan TBS yang siap dipanen, kriteria diamati berdasarkan jumlah berondolan yang jatuh ke tanah. 6. Mutu Hanca Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati brondolan tertinggal, buah matang tertinggal. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti pemanenan secara langsung dan mengamati 5 tenaga panen pada 2 kemandoran. 7. Basis dan premi panen Data mengenai basis dan premi pemanen diperoleh melalui wawancara dengan pekerja, mandor, atau asisten kebun serta data dari kebun. Analisis Data dan Informasi Data primer dan data sekunder yang dihasilkan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan mencari rata-rata, persentase hasil pengamatan, dan perhitungan statistik sederhana lainnya. Hasis analisis lalu diuraikan secara deskriptif dengan membandingkan terhadap norma baku pada perkebunan kelapa sawit dan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

19 9 KEADAAN UMUM Lokasi dan Letak Geografis Lokasi Sungai Bahaur Estate (SBHE) secara geografis terletak di antara º ºBT dan antara 1.80º-1.86ºLS yang terletak di Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. SBHE berbatasan dengan Sungai Cempaga Estate (SCME) di sebelah Utara dan dengan PT Bisma Darma Kencana di sebelah Timur. Peta kebun SBHE dapat dilihat pada Lampiran 4. Keadaan Iklim dan Tanah Sungai Bahaur Estate (SBHE) mempunyai 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus dan September, sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan April dan Desember berdasarkan data curah hujan dari tahun Rata-rata curah hujan selama 7 tahun terakhir ( ) adalah mm tahun -1 dengan ratarata hari hujan adalah 151 hari tahun -1. Rata-rata bulan kering 1 bulan tahun -1, dan bulan basah bulan tahun -1. Menurut klasifikasi Schmidth Ferguson, iklim di SBHE termasuk tipe iklim A (sangat basah). Keadaan curah hujan bulanan di SBHE dapat dilihat pada Lampiran 5. Keadaan topografi di Sungai Bahaur Estate (SBHE) mayoritas relatif datar dengan tingkat kemiringan 0-8% dan sedikit daerah bergelombang dengan tingkat kemiringan 9-15%. Jenis tanah SBHE berdasarkan yield gap analysis block by block terdiri atas tanah Inceptisol sebesar 60.3%, kaolin sebesar 19.9%, ultisol sebesar 17.7%, dan tanah Entisol sebesar 0.7%. Peta keadaan tanah SBHE dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil analisis ini menujukkan bahwa mayoritas SBHE memiliki jenis tanah Inceptisol. Menurut Resman et al. (2006) tanah Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature) dengan perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah yang matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induk. Warna tanah Inceptisol beraneka ragam bergantung pada jenis bahan induknya. Warna kelabu menunjukkan bahan induknya berasal dari endapan sungai, warna coklat kemerahan terbentuk karena mengalami proses reduksi, warna hitam mengandung bahan organik yang tinggi. Menurut Jalaluddin dan Toni (2005) kaolin adalah salah satu jenis tanah lempung yang tersusun dari mineral-mineral. Tanah lempung jenis ini berwarna putih keabu-abuan. Menurut Prasetyo dan Suriadikarta (2006), Ultisol berkembang dari berbagai bahan induk, dari yang bersifat masam hingga basa. Ultisol dicirikan oleh adanya akumulasi liat pada horizon bawah permukaan sehingga mengurangi daya resap air dan meningkatkan aliran permukaan dan erosi tanah. Pada umumnya, tanah ini mempunyai potensi keracunan Al dan miskin kandungan bahan organik. Menurut Utami dan Handayani (2003) tanah Entisol merupakan tanah yang relatif kurang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman. Tanah ini mempunyai konsistensi lepas lepas, tingkat agregasi rendah, peka terhadap erosi dan kandungan hara yang tersedia rendah. Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit di SBHE termasuk dalam kelas S3 (sesuai marjinal) dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah pasir berlempung. Pemanfaatan tanah

20 10 berdasarkan kelas lahan ini untuk pengembangan kelapa sawit, khususnya di SBHE harus diikuti dengan upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Upaya tersebut diantaranya adalah penanaman tanaman kacangan penutup tanah, pemupukan, dan aplikasi bahan organik. Perbaikan yang dilakukan memberikan dampak positif terhadap produktivitas tanaman kelapa sawit sehingga dapat mencapai produksi yang diharapkan sesuai dengan potensi dan siklus tanaman kelapa sawit. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Luas hak guna usaha PT Windu Nabatindo Abadi adalah ha dengan areal tanam seluas ha yang terbagi atas 3 kebun, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE) ha, Bangun Koling Estate (BKLE) ha, dan Sungai Cempaga Estate (SCME) ha. PT WNA memiliki pabrik pengolahan crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO), yaitu Selucing Mill dengan kapasitas 45 ton TBS jam -1. Luas hak guna usaha PT Windu Nabatindo Abadi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas hak guna usaha PT Windu Nabatindo Abadi No Nama estate Luas area tanam (Ha) 1 Sungai Bahaur Estate (SBHE) Bangun Koling Estate (BKLE) Sungai Cempaga Estate (SCME) Luas areal tanam Sumber : Data Kebun SBHE (2013). Sungai Bahaur Estate terdiri atas kebun inti dan kebun plasma. Luas kebun inti ha dan luas kebun plasma ha. Sungai Bahaur Estate tediri atas lima divisi, yaitu Divisi I (696 ha) yang terbagi atas 24 blok, Divisi II (671.4 ha) terbagi atas 25 blok, Divisi III (632 ha) terbagi atas 23 blok, divisi IV (1 142 ha) terbagi atas 38 blok, dan Divisi V (845 ha) terbagi atas 31 blok. Jumlah dan luas areal divisi di SBHE dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah dan luas areal divisi di Sungai Bahaur Estate (SBHE) Divisi Blok Luas kebun (ha) I II III IV V Jumlah Sumber : Data Kebun SBHE (2013). Sungai Bahaur Estate (SBHE) memiliki luas areal yang digunakan yaitu seluas ha areal yang ditanam, seluas ha areal prasarana dan seluas 45 ha areal yang mungkin bisa ditanam/perluasan. Luas Hak Guna Usaha (HGU) dan tata guna lahan di SBHE dapat dilihat pada Tabel 3.

21 11 Tabel 3. Luas HGU dan tata guna lahan di SBHE Uraian Luas (ha) I. Areal diusahakan A. Areal yang ditanam Tanaman Menghasilkan (TM) Total areal ditanam B. Areal prasarana Emplasemen/bangunan lainnya 42.0 Jalan dan jembatan Total areal prasarana II. Areal mungkin bisa ditanam/perluasan C. Okupasi Total areal mungkin bisa diusahakan 45.0 D. Bukit, sungai, lembah, rawa, tanah tandus 70.0 Total areal tidak bisa diusahakan 70.0 Grand Total Sumber: Data Kebun SBHE (2013) Kondisi Tanaman dan Produksi Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di SBHE merupakan varietas Marihat yang dihasilkan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Jarak tanam yang digunakan adalah 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan populasi rata-rata perhertarnya adalah 136 pohon. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa Stand per ha (SPH) atau populasi tanaman perhektar beragam. Hal ini disebabkan SBHE merupakan kebun alih pemilik dengan menerima kebun yang kurang terawat dari kebun sebelumnya dan juga jarak tanam antar pohon yang beragam. Kebun yang diterima SBHE kemudian dilakukan konsolidasi dan ditambah dengan menanam tanaman sisipan pada pokok yang kerdil, abnormal, tidak produktif dan mati. Kondisi ini menyebabkan SBHE memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi, yaitu dalam satu blok memiliki beberapa tahun tanam dengan SPH yang beragam. Saat ini SBHE hanya mengelola tanaman menghasilkan (TM) kelapa sawit yang terdiri atas kebun inti dan kebun plasma. Kebun inti terletak di Divisi 4 dan 5 dengan luas ha, sedangkan kebun plasma terletak di Divisi 1, 2 dan 3 dengan luas ha. Terdapat 12 tahun tanam yang berbeda, yaitu tahun 1998, 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan Setiap Divisi SBHE memiliki tahun tanam yang berbeda. Produksi TBS di SBHE selama 5 tahun terakhir ( ) yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Produksi TBS kelapa sawit di SBHE tahun Tahun Luas (ha) Jumlah janjang (buah) Produksi (ton) Produksi TBS BJR (kg janjang -1 ) Produktivitas (ton ha -1 ) Sumber: Data kebun SBHE (2013)

22 12 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa produksi TBS meningkat setiap tahunnya. Data tersebut menunjukkan peningkatan produksi dari ton TBS pada tahun 2011 menjadi ton TBS pada tahun Peningkatan produksi ini disebabkan oleh adanya penambahan luas areal tanaman kelapa sawit menghasilkan, perawatan yang intensif, curah hujan yang cukup, pemupukan yang teratur, dan adanya tahun tanam kelapa sawit yang telah memasuki TM. Tandan Buah Segar (TBS) yang dihasilkan oleh SBHE kemudian dibawa ke PKS yang terletak di Wilayah II, Pundu Nabatindo Mill (PNBM) dan Wilayah IV, Selucing Agro Mill (SAGM) untuk selanjutnya diproses sehingga menghasilkan CPO. Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan Perkebunan kelapa sawit PT Windu Nabatindo Abadi merupakan salah satu unit usaha dari PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA Group). Struktur organisasi PT BGA berdasarkan susunan garis dan staf dengan kekuasaan tertinggi dipegang oleh chief executive officer (CEO), sedangkan operasional perusahaan dipegang oleh manajemen yang terdiri dari engineering director, plantation director, dan finance director yang membawahi langsung general manager plantation (GMP). General manager plantation (GMP) memiliki tanggungjawab terhadap 2 wilayah kebun yang masing-masing wilayah dikepalai oleh seorang kepala wilayah. PT Windu Nabatindo Abadi dipimpin oleh seorang kepala wilayah yang bertanggungjawab kepada GMP. Kepala wilayah dibantu oleh seorang admin wilayah, Departemen Support, yang terdiri atas staf PAD (Public Affair Department), staf GIS (Geographic Information System), dan kepala keamanan, Estate Manager, Mill Manager, kepala tata usaha (KTU), dan kepala traksi wilayah yang membawahi asisten lokakarya dan traksi, serta asisten teknik sipil (civil engineering). Kebun SBHE dipimpin oleh seorang estate manager (EM) yang memiliki atasan langsung kepala wilayah dan bawahan langsung seorang kepala administrasi estate (Kasie), asisten kepala kebun dan asisten divisi. Seorang asisten divisi dibantu oleh mandor I, kerani divisi, mandor panen, mandor perawatan, kerani divisi, kerani transportasi, mandor pupuk dan mandor kimia. Struktur organisasi SBHE dapat dilihat pada Lampiran 7. Estate manager bertugas mengendalikan semua kegiatan di kebun dalam rangka mencapai produksi dan mutu yang maksimal. Rincian tugas seorang estate manager adalah sebagai berikut: 1) melakukan monitoring pelaksanaan pekerjaan operasional berdasarkan laporan dari divisi atau bagian dari unit kebun serta melaporkannya secara komprehensif kepada kepala wilayah, 2) menyusun anggaran tahunan dan bulanan meliputi aspek area statement, produksi, kapital, sumber daya manusia dan biaya, 3) mengadakan rapat kerja intern dengan asisten divisi dan kasie beserta jajaran dibawahnya secara periodik (minimal seminggu sekali) dalam upaya peningkatan atau perbaikan kinerja. Asisten kepala bertugas membantu dan bertanggungjawab kepada manager dalam pengelolaan seluruh pekerjaan agronomi dan bertugas melakukan kunjungan secara periodik ke setiap divisi. Asisten divisi memiliki tugas di dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan teknis di lapangan pada divisi masing-masing, meningkatkan produktivitas melalui pengembangan kompetensi dan karier sumber daya manusia

23 13 di divisi. Tugas lainnya yaitu mengawasi semua kegiatan di lapangan dan bertanggung jawab langsung kepada estate manager, dan dalam melaksanakan tugasnya asisten divisi dibantu oleh para supervisi kebun yang terdiri atas mandor I, mandor panen, mandor perawatan, mandor pupuk, mandor kimia, kerani panen dan kerani transport. Tenaga kerja di SBHE, terdiri atas karyawan staf dan non-staf. Tenaga kerja staf terdiri atas estate manager, asisten divisi dan kepala administrasi estate (Kasie). Karyawan non-staf terdiri atas karyawam bulanan, karyawan harian tetap (KHT) dan karyawan harian lepas (KHL). Karyawan harian lepas (KHL) yang bekerja di SBHE berjumlah 196 orang, KHT berjumlah 443 orang dan karyawan bulanan berjumlah 53 orang sehingga jumlah total tenaga kerja di kebun SBHE berjumlah 700 orang. Rasio pekerja per ha di kebun SBHE adalah 0.17 HK ha -1 dan hal tersebut bisa dikatakan baik karena norma indeks tenaga kerja (ITK) untuk perkebunan kelapa sawit adalah 0.2 HK Ha -1. Komposisi jumlah tenaga kerja di SBHE dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Komposisi jumlah tenaga kerja SBHE tahun 2013 No. Status pegawai Jumlah (orang) 1. Staf 8 2. Bulanan Karyawan harian tetap (KHT) Karyawan harian lepas (KHL) 196 Total 700 Indeks tenaga kerja (ITK) Sumber: Data kebun SBHE (2013) Fasilitas Kebun 0.17 Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh SBHE, yaitu kantor kebun, kantor divisi, poliklinik, tempat penitipan anak (TPA), kantor block manuring system (BMS), rumah Intenal Training Mandor (ITM), gudang, dan alat-alat kebun, tempat ibadah seperti mesjid dan gereja, perumahan dan beberapa fasilitas olahraga seperti lapangan bola, bulutangkis dan voli. Fasilitas yang disediakan bertujuan meningkatkan kinerja karyawan dan staf kebun agar lebih produktif dengan output kerja yang tinggi dan mampu memenuhi standar yang diharapkan kebun. Perumahan induk atau emplasmen utama terletak di sekitar kantor kebun yang dihuni oleh para staf kebun dan para supir truk. Perumahan karyawan harian tetap, karyawan harian lepas dan para supervisi kebun (mandor, mantra tanam, dan kerani buah) terletak di divisi masing-masing. Semua perumahan di SBHE telah dilengkapi oleh listrik dan air dan juga disediakan bus sekolah untuk antarjemput semua putra-putri karyawan SBHE. Beberapa fasilitas yang tersedia di SBHE dapat dilihat pada Gambar 1.

24 14 Gambar 1. Beberapa fasilitas di kebun SBHE PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis selama magang dilakukan di kebun dengan 3 tingkatan pekerjaan, yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping asisten. Pekerjaan di lapangan diawali dengan mengikuti apel pagi setiap hari kerja pukul WIB. Pada apel pagi inilah dilakukan absensi kehadiran dan pembagian kerja masing-masing kelompok kerja dari kemandoran pemupukan, kimia, perawatan, pemanenan, dan kerani buah. Pekerjaan usai hingga pukul WIB disela-sela pekerjaan diberikan waktu istirahat wolon pada pukul WIB. Pemupukan Pupuk adalah unsur hara tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman yang sehat dan produksi tandan buah segar (TBS) secara maksimum dan ekonomis, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit.

25 15 Rekomendasi pemupukan di SBHE dibuat oleh Departemen Riset berdasarkan pertimbangan beberapa faktor, diantaranya produksi TBS aktual, proyeksi produksi TBS, umur tanaman, status nutrisi tanaman, analisa daun (LSU). Observasi lapangan, sejarah pemupukan, kesuburan tanah, data curah hujan, hasil percobaan pupuk dan lain-lain. Pemupukan di SBHE menggunakan Sistem Pemupukan Blok (Block Manuring System) yaitu sistem pemupukan oleh satu kelompok kerja pupuk (KKP) penabur yang terkonsentrasi dalam 1-2 hanca (3-6 jalan pikul) dan dikerjakan blok per blok. Tujuan dibentuknya sistem BMS untuk meningkatkan output pekerja pemupukan dari segi luasan (hanca pupuk) dan kualitas hasil pemupukan. Karyawan yang diawasi selama kegiatan pemupukan sebanyak 12 orang. Penulis pernah ditugaskan sebagai mandor pupuk. Selama menjadi mandor, penulis melakukan pengamatan prestasi karyawan. Berdasarkan pengamatan, prestasi karyawan di SBHE adalah 200 kg pupuk MOP per ha. Jenis pupuk yang digunakan dalam perkebunan kelapa sawit adalah pupuk anorganik dan organik. Pupuk anorganik yang digunakan merupakan pupuk yang umumnya mengandung garam mineral kecuali pada pupuk urea. Pupuk anorganik terdiri dari pupuk mikro dan pupuk makro. Secara umum pupuk mikro dubutuhkan tanaman dalam dosis yang sedikit, sedangkan pupuk makro dibutuhkan tanaman dalam dosis yang banyak. Jenis dan dosis pupuk yang diaplikasikan bergantung kepada umur dan kondisi tanaman. Penentuan dosis pupuk di SBHE dibedakan berdasarkan umur tanaman agar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit. Beberapa jenis pupuk dilakukan dengan 2 tahap aplikasi, seperti pupuk Urea, MOP (Muriate of Potash) dan HGFD (High Grade Fertilizer Borate). Jenis pupuk lainnya umumnya diaplikasikan hanya satu tahap aplikasi. Data rekomendasi pemupukan TM kelapa sawit tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 6. Tahun tanam Tabel 6. Rekomendasi pemupukan kelapa sawit Divisi III SBHE tahun 2013 Tahap Urea (kg tanaman -1 ) RP (kg tanaman -l ) MOP (kg tanaman -1 ) NPK (kg tanaman -1 ) Kieserite (kg tanaman -1 ) HGFD (kg tanaman -1 ) 1998 I II I II I II I II I II Sumber: Departemen Riset BGA (2013) Pemupukan di kebun SBHE dilakukan dengan menerapkan SOP aplikasi pupuk (5T), yaitu tepat dosis (takaran yang standar dan telah dikalibrasi), tepat cara (tabur sebar atau tabur larik berbentuk U-shape), tepat tempat (permukaan piringan atau sisi luar piringan), tepat waktu (tidak musim hujan besar dan tidak

26 16 musim kemarau keras) dan tepat jenis (jenis pupuk yang digunakan sesuai yang dibutuhkan). Pelaksanaan pemupukan. Bongkar muat pupuk (BMP) Rayon A memiliki 2 mandor yang terdiri atas mandor tabur dan mandor until. Seorang mandor tabur membawahi kelompok kerja pupuk (KKP) pupuk yang terdiri atas 14 KKP dengan 14 karyawan pelangsir dan 28 karyawan penabur pupuk. Sedangkan seorang mandor until membawahi 2 KKP until yang terdiri atas 10 orang karyawan penguntil dan 2 KKP ecer yang terdiri atas 6 orang BMP. Kegiatan pemupukan dimulai dengan penguntilan yang dilakukan oleh karyawan until. Jumlah dan dosis pupuk yang diuntil dilakukan sesuai kebutuhan pupuk tiap pokok kelapa sawit. Contoh perhitungan kebutuhan pupuk: pemupukan pada Blok B-009 (Tahun tanam 2003, seluas ha dan jumlah pokok 4 205). Pupuk yang diaplikasikan adalah Muriate of Potash (MOP) dengan 14 kg/untilan. Tiap until untuk diaplikasikan pada 8 pokok TM dengan dosis 1.73 kg/pokok. Blok B-009 membutuhkan pupuk MOP sebanyak x 1.73 kg = kg; jumlah karung pupuk yang dibutuhkan kg : 50 kg = 146 karung dan jumlah until pupuk yang dibutuhkan sebanyak kg : 14 kg = 520 untilan. Kegiatan yang dilakukan setelah penguntilan ialah pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk merupakan kegiatan memuat pupuk yang telah diuntil dari gudang dan disusun ke dalam truk pupuk serta mendistribusikan secara langsung ke Tempat Pengumpulan Pupuk (TPP). Satu jalan pikul diletakkan 8 untilan yang dapat memenuhi kebutuhan 68 pokok kelapa sawit dimana untilan tersebut diecer 4 untilan di TPP sebelah kiri dan 4 untilan lainnya di sebelah kanan. TPP terletak di areal piringan pokok pertama yang dekat dengan Colection Road (CR). Tujuan peletakan untilan di TPP adalah untuk mengantisipasi jika karung pecah maka pupuk yang tercecer masih di dalam piringan sehingga masih dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Berdasarkan pengamatan di lapang ada beberapa untilan pupuk tidak diecer di TPP melainkan di TPH ataupun di samping CR. Selanjutnya mandor tabur mengarahkan para penabur dan pelangsir untuk mengaplikasikan pupuk pada pokok kelapa sawit sesuai dengan dosis yang direkomendasikan. Pemupuk harus menerapkan lima SOP di dalam mengaplikasikan pupuk. Kelima SOP tersebut, yaitu: 1) pemupukan dimulai dari jalan tengah, 2) pemupukan sesuai dengan takaran, 3) pupuk harus ditabur merata, 4) setiap pokok wajib terpupuk dan 5) karung dikumpulkan, disusun rapi dan dibawa pulang. Setiap KKP memiki hanca sebanyak 6 jalan pikul dalam satu blok atau setara dengan 3 ha/blok dengan norma kerja sebesar 500 kg/hk. Rata-rata setiap hari kerja harus menyelesaikan 3 blok sehingga rata-rata setiap KKP harus menyelesaikan hanca sebanyak 18 jalan pikul atau seluas 9 ha. Alat yang digunakan diantaranya angkong untuk melangsir atau membawa pupuk ke jalan tengah dan ke dalam jalan pikul, gendongan, karung, sarung tangan, masker, dan apron (baju keselamatan). Beberapa permasalahan yang sering ditemukan terkait aplikasi pemupukan, diantaranya dosis yang tidak sama per pokok, ukuran takaran pupuk yang tidak seragam, waktu pemupukan yang tidak tepat (hujan masih dilakukan pemupukan), cara penaburan yang tidak sesuai dan pokok yang tidak terpupuk akibat akses jalan yang tidak memadai.

27 Pengendalian Hama dan Gulma Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan pestisida nabati khususnya untuk mengendalikan keberadaan ulat api. Sungai Bahaur Estate (SBHE) menggunakan tanaman Turnera ulmifolia dan Nephrolepis bisserata untuk mengendalikan ulat api. Tanaman ini merupakan tanaman inang bagi predator hama ulat api. Tanaman Turnera ulmifolia ditanam di sepanjang jalan utama, jalan antar blok, dan sebagian di pinggiran pasar pikul. Nephrolepis bisserata ditanam di antara pelepah pokok tanaman dan pada pokok tanaman. Nephrolepis bisserata ditanam pada pokok tanaman kelapa sawit karena memiliki kelebihan, selain sebagai inang predator hama ulat api juga untuk menjaga iklim mikro pada batang pokok kelapa sawit. Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual di SBHE dibagi menjadi 2, yaitu babat gawangan dan dongkel anak kayu (DAK). Babat gawangan merupakan kegiatan meminimalkan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pembabatan dilakukan dengan cara menebas gulma dengan ketinggian ± 20 cm dari permukaan tanah. Semua semak yang ada di gawangan dibabat menggunakan parang babat. Pembabatan manual merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan gulma secara manual yang menghalangi piringan, gawangan, pasar pikul, dan pokok tanaman kelapa sawit itu sendiri. Pembabatan manual di lahan ini lebih diutamakan pada tanaman berkayu selain dari tanaman semak yang ada, setelah tanaman berkayu ditebas dilakukan pengolesan herbisida. Tanaman perdu yang telah tinggi, penebasan dilaksanakan cukup dengan mematahkan batang pohon dan kemudian tajuk dirubuhkan. Pembabatan dilakukan oleh 2 orang dalam satu gawangan dengan sistem hanca giring yaitu, pembabat akan berpindah ke gawangan lainnya yang belum dikerjakan pembabat lain apabila telah menyelesaikan satu gawangan. Pembabatan manual memiliki standar 0.5 ha HK -1 dengan jumlah KHL 16 orang maka saat kegiatan ini dilakukan pada Blok C09 dengan luas lahan ha. Pembabatan gulma masih belum dilakukan maksimal pada seluruh lahan selain kurangnya karyawan, lahan yang sebagian besar tergenang air menjadi kendala dalam pembabatan karena sulitnya mobilisasi dari satu gawangan ke gawangan lain. Pengendalian gulma secara kimiawi. Pengendalian gulma secara kimia merupakan pengendalian gulma yang dilakukan dengan cara menyemprot langsung herbisida pada gulma di perkebunan kelapa sawit. Pengendalian gulma secara kimia di SBHE diaplikasikan pada piringan kelapa sawit, TPH dan jalan panen. Penggunaan air untuk penyemprotan harus diperhatikan. Air yang digunakan sebaiknya air bersih, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penyemprot dalam pengambilan air tidak memperhatikan air yang bersih. Penyemprot mengambil air yang terdapat di parit parit yang terdekat dengan tempat kegiatan penyemprotan. Pengendalian gulma kimiawi di perkebunan SBHE menggunakan 3 jenis herbisida yakni herbisida kontak, herbisida sistemik dan herbisida purna tumbuh. Herbisida kontak yang dipakai pada perkebunan SBHE memiliki merk dagang Primaxon dengan bahan aktif yaitu paraquat. Primaxon merupakan herbisida purna tumbuh yang bersifat kontak berbentuk larutan dalam air berwarna hijau tua dan mengandung bahan aktif paraquat diklorida 276 g/l dalam kemasan isi 20 liter yang berfungsi mengendalikan jenis gulma berdaun lebar, berdaun sempit dan teki. Penggunaan herbisida ini 17

28 18 menyebabkan gulma dapat cepat rusak dan mati, tetapi gulma dapat dengan cepat tumbuh dan subur jika penyemprotan tidak dengan merata mengenai seluruh bagian gulma. Herbisida sistemik yang dipakai pada perkebunan SBHE memiliki merk dagang Kleen up dengan bahan aktif yaitu isopropil amina glifosat 480 g/l. Penggunaan glifosat akan tampak hasilnya setelah 14 hari aplikasi, minimal dalam jangka waktu 7 hari baru mulai terlihat efeknya berupa daun yang menguning. Hal ini disebabkan glifosat bekerja secara sistemik sehingga gulma yang telah diaplikasikan berangsur-angsur akan mati hingga ke akar. Herbisida purna tumbuh yang dipakai oleh SBHE memiliki merk dagang yaitu Metaprima. Herbisida ini digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar seperti Melastoma malabatricum, Lantana camara, Chromolaena odorata, Mikania micrantha dan lain-lain. Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer tipe Solo dengan kapasitas 15 liter/kep. Alat ini dilengkapi dengan pengatur tekanan sehingga didapatkan tekanan yang konstan, sehingga nozel yang paling tepat digunakan pada alat ini yaitu nozel jenis VLV (Very Low Volume) seperti VLV 200 dan 100. Penggunaan VLV cocok pada situasi gulma yang tergolong berat. Nozel VLV 200 digunakan untuk aplikasi herbisida pada gawangan dengan jarak lebar semprot adalah 1.2 meter dan tingkat kebasahannya lebih merata dengan flow rate ml menit -1. Volume semprot yang dibutuhkan dalam keadaan standar adalah 156 l ha -1. Nozzle VLV 100 digunakan untuk aplikasi spot piringan dengan jarak lebar semprot adalah 1.2 meter dan tingkat kebasahannya merata dengan flow rate ml/menit. Volume semprot yang dibutuhkan yaitu sebesar 69 l ha-1. Selain alat semprot perlengkapan lainnya yang harus digunakan seorang penyemprot, di antaranya: sarung tangan, masker, topi, kaca mata, apron, sepatu boot dan bendera (merah dan kuning). Seorang mandor semprot juga harus mengkoordinir seorang karyawan pengairan yang bertugas untuk mencampur bahan sesuai dosis yang dianjurkan, mempersiapkan pengenceran, mengisi ulang kep dengan memberi herbisida kepada setiap karyawan dan memantau bendera yang menandakan posisi penyemprot. Perlengkapan yang harus digunakan oleh seorang karyawan pengairan, yaitu: sarung tangan, masker, angkong, gelas ukur, dan campuran herbisida. Rincian instruksi pekerjaan karyawan semprot, sesuai dengan ketentuan perusahaan, yaitu: 1. Tenaga semprot memulai dari jalan pikul/hanca yang telah ditentukan berdasarkan nomor urut tenaga kerja atau KKP (Kelompok Kerja Penyemprot) ditandai dengan bendera merah bernomor dan nomor alat semprot. 2. Penyemprotan dilakukan dengan ketinggian nozel ± 40 cm dari permukaan gulma. Tangkai sprayer tidak diperbolehkan diayun saat penyemprotan dan diharuskan searah dengan arah angin. 3. Penyemprotan gulma dilakukan di TPH, piringan, jalan pikul, jalan tengah dan jalan kumis dari arah Colection Road (CR) menuju barisan pokok secara selang-seling. 4. Jika larutan di knapsack habis, kemudian dilakukan penandaan batas akhir penyemprotan dengan menancapkan bendera kuning dan tenaga semprot keluar menuju kendaraan tenaga kerja semprot untuk melakukan pengisian ulang larutan.

29 19 5. Kemudian penyemprot pindah ke jalan pikul/hanca berikutnya dengan membawa bendera merah. LCC Antagonis Tanaman penutup tanah (LCC) biasanya memiliki fungsi yang baik pada areal pertanaman kelapa sawit. LCC (legume cover crop) menghasilkan bahan organik bagi tanah yang berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah, konservasi tanah dan air, memperbaiki sifaf biologi dan fisik tanah. Mucuna bracteata merupakan salah satu tanaman penutup tanah yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dan biasanya dipakai oleh berbagai perkebunan besar baik swasta maupun negara contohnya PT SBHE, tetapi jika Mucuna bracteata tidak dikendalikan pertumbuhannya maka yang terjadi adalah Mucuna bracteata akan melilit tanaman kelapa sawit dan menggangu pertumbuhannya bahkan dapat mematikan. Tanaman kelapa sawit yang dililit Mucuna bracteata dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Tanaman kelapa sawit yang dililit Mucuna bracteata Pemanenan Pemanenan merupakan kegiatan pemotongan TBS hingga pengangkutan ke PKS. Keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas pokok, keberhasilan panen didukung manajemen panen yang baik meliputi persiapan panen, kriteria matang panen, angka kerapatan panen, sistem panen, rotasi panen, sistem upah (basis panen, premi panen, dan denda panen). Tujuan utama kegiatan panen adalah untuk mendapatkan rendemen minyak dan kernel yang tinggi dengan mutu minyak yang tinggi (kadar ALB yang rendah). Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain menjalankan ketentuan panen yang baik, seperti sistem panen, kriteria buah matang, dan persentase berondolan; mengangkut hasil panen sesegera mungkin ke pabrik pengolahan TBS dengan menggunakan angkutan panen; dan melakukan pengolahan TBS secepat mungkin di pabrik. Kegiatan persiapan panen yang dilakukan di Kebun SBHE, yaitu persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga potong buah, pembagian seksi potong buah, dan penyediaan alat-alat kerja.

30 20 Angka Kerapatan Panen Perhitungan angka kerapatan panen (AKP) digunakan untuk mengetahui taksasi produksi yang dihasilkan pada suatu blok kebun. Kegiatan ini dilakukan sehari sebelum dilakukan pemanenan pada blok tersebut. Pengamatan kerapatan panen umumnya dilakukan dengan mengambil sampel 1 ha blok -1. Penulis melakukan pengamatan terhadap jumlah tandan layak panen pada Blok C008, C009, C010 dan C011 sehari sebelum blok-blok tersebut dipanen pada tanggal 16 Mei Hasil perhitungan AKP pada keempat blok tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Berikut disajikan perhitungan AKP: Jumlah pohon sampel = 114 tanaman Jumlah janjang matang = 17 tandan Berat janjang rata-rata (BJR) = 17 kg tandan -1 Total pokok produktif = tanaman Artinya dalam 100 tanaman di lapangan terdapat 14 tandan buah matang. Selanjutnya perbandingan AKP digunakan untuk menentukan jumlah produksi dan unit transportasi esok hari dengan perhitungan sebagai berikut: Produksi = AKP x Tanaman produktif = 14.9% x 3870 = 576 janjang Jumlah Produksi = Produksi x BJR = (576 tandan x 17 kg tandan -1 ) = Kg hari ton hari -1 Blok Hasil taksasi harian dan hasil aktual panen dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil taksasi harian dan hasil aktual panen Tanaman diperiksa (tanaman) Jumlah janjang matang (janjang) AKP (%) Estimasi janjang panen (janjang) Jumlah tanaman produktif (tanaman) Hasil aktual janjang panen (janjang) C C C C Total janjang Sumber: Pengamatan penulis (2013) Tenaga Panen Tenaga panen bertugas memanen sesuai hanca yang telah ditetapkan permandoran. Kebutuhan tenaga panen harian diperoleh dari penetapan taksasi produksi atau sensus buah harian. Sensus buah harian diketahui dengan adanya perhitungan angka kerapatan panen dari setiap blok yang akan dipanen sehari sebelum dilakukannya pemanenan. Penggunaan pemanen ditentukan dari jumlah produktivitas TBS yang akan dipanen sehingga akan diketahui kebutuhan

31 21 pemanen harian yang menentukan jenis pemanen yang digunakan. Kebutuhan tenaga panen seksi B dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kebutuhan tenaga panen seksi B Blok Populasi tanaman (tanaman) Kerapatan panen (%) Kapasitas panen (janjang) Tenaga panen (orang) C C C C Jumlah 24 Sumber: Pengamatan penulis (2013) Pelaksanaan panen. Kegiatan panen dimulai dengan apel pagi pada pukul waktu setempat. Mandor panen megabsen, memberikan pengarahan untuk areal yang akan dipanen. Pelaksanaan panen dimulai setelah apel pagi dibubarkan. Pemanen menuju blok yang akan dipanen dan memulai kegiatan panen pada hanca yang telah diinstruksikan oleh panen saat apel pagi. (a) Sistem Panen Sistem panen merupakan suatu ketentuan atau aturan yang membagi daerah atau wilayah dari masing-masing pemanen. Hanca panen yang digunakan SBHE adalah sistem hanca giring tetap per mandoran artinya, dalam satu mandoran hanca karyawan dapat digiring/dipindah oleh mandor dalam satu wilayah kemandoran. Keuntungan sistem hanca ini, jika ada pemanen yang tidak hadir dalam satu kemandoran mandor panen dapat menghancakan pemanen lain yang tidak hadir. Total pemanen di SBHE yaitu 30 orang dengan hanca panen dimulai dari blok A dilajut ke blok B, Blok C, dan Blok D. Sistem pembagian hanca panen dapat dilihat pada Gambar 3. Blok D Blok C Blok B Blok A Gambar 3. Pembagian hanca 1 30 (b) Rotasi Panen Rotasi panen merupakan selang waktu yang ditetapkan untuk menentukan waktu panen dalam seminggu antara panen terakhir sampai panen berikutnya di tempat yang sama. Rotasi panen yang diterapkan di SBHE pada masing-masing divisinya terdiri dari 6 seksi panen terhadap 24 blok lahan kelapa sawit wilayahnya artinya, dalam satu minggu terdapat 6 hari panen dan masing-masing hanca panen diulangi (dipanen) 7 hari berikutnya.

32 22 Seksi tersebut disesuaikan dengan rotasi panen yang ada. Rotasi pokok seharusnya sesuai dengan rotasi blok, tetapi karena dalam satu blok ada pokok yang tidak dipanen pada hari panennya, maka pokok tersebut dipanen pada minggu berikutnya. Hal ini menyebabkan buah lewat matang sehingga produktivitas dapat menurun. Kualitas Pekerjaan Panen Penulis telah melakukan pengamatan kualitatif terhadap sepuluh orang pemanen pada satu kemandoran terhadap 9 pokok panen dalam 2 pasar pikul atau setara 1 ha. Hasil pengamatan kualitas pekerjaan panen dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kualitas pekerjaan potong buah No. Kriteria Pengamatan Persentase Pemanen pekerjaan potong buah (%) 1 Panen semua TBS masak Peletakan TBS di piringan Potong rapat gagang TBS Buah mentah tidak ditinggal Antrian TBS teratur di TPH Pengutipan semua brondolan Tumpukan brondolan sendiri Pelepah bukan di pasar rintis 100 Keterangan : = Tidak ada pelanggaran pemanen Sumber: Pengamatan penulis (2013) Pelanggaran Pemanenan dan Denda Panen Penulis telah melakukan pengamatan kualitatif terhadap sepuluh orang pemanen dengan luas hanca panen 1 ha. Pelaksanaan pengamatan dilakukan dengan mengamati 7 kriteria pekerjaan panen meliputi : potong buah mentah, brondolan tidak dikutip, brondolan banyak sampah/alas karung, gagang panjang lebih dari 3cm, pelepah sengkleh, buah busuk, dan over prunning. Hasil pengamatan kualitas pekerjaan panen dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Pelanggaran pemanenan dalam pemenuhan basis No. Kriteria Pengamatan Persentase Pemanen pelanggaran pemanen (%) 1 Potong buah mentah Brondolan tidak dikutip Brondolan banyak sampah Ganggang panjang >3 cm Pelepah sengkleh Buah Busuk Over pruning Keterangan : = Tidak ada pelanggaran pemanen Sumber: Pengamatan penulis (2013)

33 23 Kriteria Matang Panen Kriteria matang panen ditetapkan berdasarkan kebijakan perusahaan yang diterapkan pada pekerjaan potong buah di lapangan dan proses grading di pabrik kelapa sawit. Secara umum untuk lingkup perusahaan menggunakan 2 kriteria panen yaitu kriteria layak potong dan kriteria matang panen. Kriteria layak potong untuk kondisi potong buah di lapangan berbeda kriteria matang panen untuk kondisi grading buah di PKS.Tingkat kematangan tandan atau dikenal sebagai fraksi itu ditentukan berdasarkan kriteria jumlah buah lepas yang dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Kriteria grading berdasarkan tingkat kematangan buah Kriteria TPH Loading Ramp PKS Mentah 0 brondolan 0 brondolan Kurang matang (Underripe) <1 brondolan kg -1 <2 brondolan kg -1 Matang (Ripe) 2 brondolan hingga 75 % brondolan permukaan telah lepas Terlalu matang (Over ripe) >75%-90% brondolan telah lepas 2 brondolan hingga 75 % brondolan permukaan telah lepas >75%-90% brondolan telah lepas Busuk/janjangan kosong >90% brondolan telah (Empty bunch) lepas Sumber: Pedoman teknis panen BGA (2013) >90% brondolan telah lepas Kriteria panen di lapangan tidak sama dengan kriteria panen di PKS karena jika disamakan yang terjadi adalah jumlah brondolan menjadi lebih banyak begitu juga buah over ripe. Kriteria di lapangan diberlakukan untuk lebih memudahkan pelaksanaan dan pemahaman pekerjaan potong buah oleh pemanen. Hasil pengamatan pada Blok C7 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil Fraksi Buah Pemanen Blok C7 No Tingkat Kematangan No TPH Total % (janjang) Standar Kebun (%) 1 Mentah Kurang Matang <8 3 Matang Lewat Matang <7 5 Janjang Kosong Jumlah Janjang 156 Sumber: Pengamatan penulis (2013) Pemotongan buah yang dilakukan di lapangan pada saat 5 berondolan jatuh alami di piringan, saat di PKS menunjukkan hasil mutu buah mentah 0%, kurang

34 24 matang <8%, matang 85%, lewat matang <7%, dan janjang kosong 0% sesuai dengan kriteria matang PKS yang menggunakan 2 brondolan kg -1. Hal ini terjadi karena diestimasikan dalam pengangkutan buah, mulai dari saat buah dipotong di lapangan hingga buah tiba di PKS jumlah brondolan akan bertambah sehingga buah akan memenuhi kriteria matang panen yang berlaku di PKS.. Kriteria di lapangan diberlakukan untuk lebih memudahkan pelaksanaan dan pemahaman pekerjaan potong buah oleh pemanen. Hasil pengamatan pada Blok C8 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil Fraksi Buah Pemanen Blok C8 No 1 2 Tingkat Kematangan Mentah Kurang Matang No TPH Total % (janjang) Standar kebun (%) <8 3 Matang Lewat Matang <7 5 Janjang Kosong Jumlah Janjang 166 Sumber: Pengamatan penulis (2013) Kualitas Mutu Hancak Kualitas hancak panen dapat menunjukkan kualitas pekerjaan panen juga dapat menunjukkan kehilangan produksi dalam kegiatan pemanenan. Penyebab terjadinya kehilangan produksi dapat dibagi dalam tiga kelompok, yakni faktor kondisi tanaman, faktor manusia, serta faktor lahan. Kegiatan pengecekan mutu hancak pemanen dilakukan oleh penulis setiap harinya dalam 7 hari dengan melakukan pemeriksaan terhadap lima pemanen. Sistem pemeriksaan hancak yang dilakukan oleh mandor adalah mengambil 100 pokok sampel setiap pemanen. Data pengamatan mutu hancak dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Pengamatan Mutu Hancak di Divisi III Kebun SBHE Pemanen Brondolan Tinggal (butir) Piringan Pelepah Gawangan Tandan matang tidak dipanen Rata rata brondolan/pokok 0.3 Sumber : Pengamatan penulis (2013)

35 25 Basis dan Premi Panen Basis adalah batas minimum yang telah ditetapkan oleh perusahaan bagi pemanen untuk mendapatkan premi. Basis yang digunakan ada tiga basis, yaitu basis janjang, basis hancak dan basis waktu. Jumlah premi (upah tambahan) yang didapat oleh pemanen ditentukan oleh basis janjang. Ketentuan tersebut telah diatur dalam Intern Office Memo (IOM) General Manager Plantation (GMP) BGA yang disampaikan pada setiap wilayah dan estate. Penentuan basis janjang didasarkan pada pertimbangan produktivitas TBS kebun dalam setahun, berat janjang rata-rata, kelas lereng dan tinggi pokok. Pembagian seksi panen dan penentuan basis janjang Divisi III dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Pembagian seksi, basis janjang dan rupiah per janjang Seksi Blok Tahun Luas Basis Harga/janjang tanam (ha) (janjang) (Rp-) D A D D C Sub Total C B C C C Sub Total C C C B Sub Total B D B B B Sub Total B E B A Sub Total A A F A A A Sub Total Sumber: Data kebun (2013) Contoh perhitungan upah yang didapat pemanen dalam satu hari, diketahui upah 1 HK sebesar Rp Seorang pemanen pada seksi B mampu memanen sebanyak 140 janjang (basis janjang sebesar 115 janjang dan preminya Rp 335 janjang -1 ). Basis janjang mampu dipenuhi pemanen tersebut sehingga ia telah

36 26 memenuhi upah 1 HK sebesar Rp Upah tambahannya berupa premi, premi siap borong pemanen yang telah mencapai basis yaitu sebesar Rp Lebih borong janjangnya sebesar janjang = 35 janjang. Upah lebih borong pemanen tersebut 25 janjang x Rp 335 = Rp Maka upah pemanen tersebut pada hari itu yaitu sebesar Rp Rp Rp = Rp Pemberian premi panen ini bertujuan untuk memotivasi pemanen agar mencapai hasil produktivitas yang tinggi serta mengurangi terjadinya losses. Selain itu, peningkatan pendapatan karyawan pun semakin tinggi. Aspek Manajerial Selama mengikuti aspek manajerial, penulis berstatus sebagai pendamping mandor dan pendamping asisten divisi. Penulis berkesempatan menjadi pendamping mandor selama 1 bulan dan menjadi pendamping asisten divisi selama 2 bulan. Selama menjadi pendamping mandor dan asisten divisi, penulis mengikuti kegiatan yang meliputi pengawasan baik di lapangan maupun administrasi di kantor. Pendamping Mandor Selama menjadi pendamping mandor, penulis mengikuti kegiatan pengawasan di lapangan, di antaranya kegiatan mandor panen, kerani panen, dan mandor perawatan yang terdiri atas mandor pupuk dan mandor perawatan tanaman. Penulis juga mengikuti kegiatan manajerial terkait administrasi afdeling dengan menjadi pendamping kerani divisi. Mandor I Mandor I adalah orang yang mengatur seluruh kegiatan teknis di lapangan. Setiap divisi memiliki seorang mandor I. Mandor I bertugas membantu asisten divisi dalam menangani masalah di lapangan. Mandor I bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan antar mandor, bersama asisten menyusun program kerja, membuat RKH (rencana kerja harian), memeriksa pusingan potong buah yang dibuat mandor panen, memeriksa dan merekapitulasi buku saku mandor, memeriksa absensi karyawan di lapangan, mengevaluasi hasil produksi sensus semester I dan II. Adapun administrasi dan laporan yang menjadi kewajiban mandor I. Laporan tersebut diantaranya harus mengisi buku laporan harian mandor, melakukan rekapitulasi taksasi potong buah, mengisi format pemeriksaan hanca dan mutu buah, format quality check mutu transportasi, format pemeriksaan mutu semprot, dan format pemeriksaan aplikasi pupuk. Kerani Divisi Kerani divisi bertugas untuk mengurus bagian administrasi tingkat divisi. Kerani divisi berkewajiban melakukan absensi setiap pagi pada waktu apel pagi, mengisi papan rencana kerja harian/mingguan/bulanan untuk mengawasi pengiriman TBS ke PKS, realisasi pemupukan, monitoring stok gudang, mencatat ke buku prestasi kerja, merekapitulasi daftar absensi pertahapan, merekap pengangkutan janjang kosong, menyampaikan laporan produksi, pemupukan, penyisipan, dan lainnya. Setiap tengah bulan membantu memberikan catu beras, membantu pembayaran gajian kecil dan besar, membuat permintaan dana

37 27 operasional per tanggal 11 bulan berjalan, membuat BPB (bon permintaan barang), melayani pengeluaran bahan yang diperlukan para mandor, mengisi pengeluaran bahan ke dalam kartu gudang, mengisi data curah hujan, mengisi dan merekap formulir per manajemen blok, mengerjakan buku evaluasi karyawan, mengisi buku penduduk, mengarsipkan surat-surat, mencatat karyawan berobat, dan menerima tugas-tugas lain yang diberikan atasan. Mandor Perawatan Mandor perawatan memiliki tanggung jawab pekerjaan yaitu mengikuti lingkaran pagi dan sore, membagi hanca karyawan sesuai lokasi yang akan dikerjakan, mengisi buku kerja mandor (BKM), mengontrol dan mengawasi pekerjaan karyawan, melaporkan hasil kerja dan HK yang digunakan ke dalam BKM, dan menerima tugas-tugas lain yang diberikan atasan, administrasi diisi dengan data terkini, memastikan semua alat yang akan digunakan dalam kondisi baik/siap pakai, mengarahkan penghancaan kerja kepada karyawan, dan mengawasi karyawan secara optimal. Administrasi dan laporan yang menjadi kewajiban mandor perawatan, yaitu mengisi laporan harian mandor (LHM) yang dilaporkan setiap hari/sore hari, melakukan absensi, dan mengisi realisasi kerja setiap hari. Penulis ikut mendampingi kegiatan mandor perawatan saat melaksanakan kegiatan aspek manajerial. Saat menjadi pendamping mandor perawatan, penulis berperan mengawasi karyawan yang bekerja melakukan pembersihan piringan manual sebanyak 10 orang selama 4 hari kerja dengan luasan 5 ha. Mandor Kimia Mandor kimia memiliki tanggung jawab pekerjaan, yaitu mengikuti lingkaran pagi dan sore dan memimpin apel pagi sekaligus mengabsensi karyawan yang bekerja pada hari tersebut, membagi hanca karyawan sesuai lokasi yang akan digunakan pada hari tersebut, bertanggung jawab terhadap alat-alat yang digunakan karyawan bila terjadi kerusakan, membersihkan/merawat peralatan semprot setelah digunakan pada hari tersebut, mengisi BKM, mengatur menu makanan untuk karyawan semprot, koordinasi dengan bagian poliklinik untuk pemeriksaan seluruh karyawan semprot secara periodik, melakukan pengawasan langsir air untuk semprot, menerima tugas-tugas lain yang diberikan atasan, administrasi diisi dengan data terkini, menjaga kualitas kerja, memberikan pengarahan kepada karyawan, dan melakukan pemeriksaan quality check mutu semprot. Selama mendampingi mandor kimia penulis berperan dalam mengawasi dan menyiapkan kebutuhan bahan sebelum dibawa ke lapangan. Penulis juga ikut mengawasi karyawan dalam melakukan penyemprotan. Karyawan yang diawasi ada sebanyak 10 karyawan secara bergantian dengan luasan 2.5 ha HK -1. Administrasi dan laporan yang menjadi kewajiban mandor kimia, yaitu, mengisi laporan harian mandor (LHM) yang dilaporkan setiap hari/sore hari, melakukan absensi, mengisi rencana kerja harian (RKH) semprot dan realisasi kerja setiap hari, dan mengisi format pemeriksaan mutu semprot.

38 28 Mandor Panen Saat mengikuti kegiatan pendamping mandor panen, penulis ikut berperan dalam mengontrol hanca pemanen, melakukan taksasi panen harian, melakukan penilaian terhadap mutu hanca dan mutu buah pemanen, melakukan koordinasi dengan kerani panen untuk pengecekan mutu buah, dan mengawasi pekerjaan pemanen. Penulis mengawasi 16 orang tenaga panen secara bergantian dengan masing-masing luasan hanca pemanen 2 pasar pikul pada tiap blok. Mandor panen bertanggung jawab membagi hanca pemanen, mengontrol (mengecek) hanca pemanen, mengumpulkan dan mengecek catatann, potong buah, mengisi BKM (buku kegiatan mandor), memonitor taksasi potong buah, mengisi pusingan potong buah, koordinasi dengan kerani panen untuk pengecekan buah, melaporkan hasil pemeriksaan mutu buah dan mutu hanca kepada asisten divisi, mengecek peralatan panen, menerima tugas-tugas lain yang diberikan atasan, memberikan pengarahan dan pembinaan karyawan, mengontrol pekerjaan, mengorganisasikan karyawan. Administrasi dan laporan yang menjadi kewajiban mandor panen, yaitu mengisi laporan harian mandor (LHM) yang dilaporkan setiap hari/sore hari, melakukan taksasi potong buah, mengawasi pusingan panen, dan mengisi format pemeriksaan hanca dan mutu buah. Kerani Buah Kerani buah berkewajiban untuk melakukan grading buah di setiap TPH setiap hari dan memeriksa stempel pemanen sebelum diangkut ke PKS. Kerani juga mencatat hasil pemeriksaan buah di TPH ke dalam buku penerimaan buah (BPBh), mengisi buku notes potong buah, mengisi laporan potong buah SKU, mengisi daftar premi potong buah, mengisi daftar buah mentah, mengecek buah sisa (restan), koordinasi dengan traksi untuk transport buah, mengisi buku pemeriksaan hanca dan mutu buah di TPH, merekapitulasi laporan potong buah dan output janjang, mencatat kesalahan dan denda pemanen, koordinasi dengan mandor panen jika dalam pemeriksaan ditemukan buah mentah, dan membuat laporan produksi.kegiatan yang dilakukan penulis selama mendampingi kerani buah adalah melakukan grading buah di setiap TPH dan memeriksa stempel pemanen sebelum diangkut ke PKS, serta mencatat hasil pemeriksaan buah di TPH. Kerani Transportasi Kerani transportasi berkewajiban melakukan dan mengisi format check quality mutu transport, mengisi bon penerimaan barang (BPB), memeriksa realisasi permintaan barang dengan BPB, melayani administrasi kebutuhan spare part, pelumas, BBM, dan lainnya,membuat rekapitulasi lembur karyawan, merekapitulasi absensi dan membuat laporan premi transport, membuat laporan status peralatan, merekapitulasi laporan produksi TBS, mencatat produksi TBS yang diangkut ke PKS, mengisi buku registrasi permintaan kendaraan, membantu menyiapkan data penggunaan kendaraan/mesin/alat berat untuk pembuatan budget traksi, mengisi formulir surat tugas/surat jalan, mengisi formulir surat pengantar berobat, menerima tugas-tugas lain yang diberikan atasan.

39 29 Pendamping Asisten Divisi Asisten divisi bertanggung jawab memimpin satu divisi. Asisten divisi bertanggung jawab langsung kepada asisten kepala atau estate manager dan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh mandor I, mandor, dan kerani. Penulis mengikuti beberapa kegiatan dan tugas dari asisten. Penulis berperan dalam beberapa hal diantaranya mengawasi mutu hanca dan mutu buah dalam tiap kemandoran panen, mengawasi kegiatan pemupukan, mengikuti simulasi pemupukan block manuring system (BMS), mengikuti simulasi kebun field visit bersama estate manager (EM), para asisten divisi, mandor I, dan mandor panen, membenahi administrasi kantor divisi I, dan membantu program kegiatan asisten divisi dalam pembenahan emplasmen diantaranya membuat denah emplasmen dan membantu mengabsen karyawan pada apel pagi, mengevaluasi kondisi lapangan yang sedang dikunjungi, berpartisipasi didalam pembangunan rumah internal training mandor (ITM), membantu membuat Rencana Kerja Bulanan (RKB), membantu pembenahan emplasmen dengan kegiatan berupa: pembuatan papan nama divisi, pembuatan apotek hidup, mengikuti kegiatan Jum at Bersih. PEMBAHASAN Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit Pemanenan merupakan kegiatan yang menentukan pencapaian produktivitas suatu unit kebun. Menurut PPKS (2007), keberhasilan pemanenan akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman. Sebaliknya kegagalan pemanenan akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Pengelolaan tanaman yang sudah baku dan potensi produksi tanaman yang tinggi, tidak ada artinya jika pemanenan tidak dilaksanakan secara optimal. Panen menurut Sunarko (2010) merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas dan kuantitas produksi. Hasil panen berupa tandan buah segar (TBS), produksinya berbentuk minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS) yang merupakan bahan industri sangat penting karena kegunaannya sangat luas. Manajemen panen TBS merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran panen dengan mengelola unit produksi yang berorientasi pada TBS. Manajemen panen juga memiliki tujuan untuk memaksimalkan hasil panen dan meminimalkan kehilangan. Hal ini agar pelaksanaan panen menjadi efektif (Sunarko 2010). Pekerjaan panen merupakan suatu rangkaian pekerjaan potong buah dan pengangkutan buah ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada hari yang sama dengan kondisi buah segar dan bersih. Pekerjaan potong buah adalah memotong seluruh tandan layak potong, mengutip seluruh brondolan dan mengumpulkannya ke TPH. Pekerjaan transport buah adalah mengangkut semua buah yang ada di TPH ke PKS. Kegiatan panen di SBHE menerapkan sistem Block Harvesting System (BHS). Penggunaan sistem ini bertujuan agar kegiatan panen lebih terkonsentrasi, adil bersinergi dan terintegrasi. Kelebihan sistem ini diantaranya: memberikan pendapatan yang lebih baik kepada pemanen, memberikan tingkat kemudahan dalam aktivitas kegiatan potong buah dan memberikan keadilan bagi

40 30 tenagapotong buah. Kunci sukses kegiatan panen adalah rotasi panen yang tepat waktu, jumlah pemanen yang cukup, kompetensi dan disiplin tenaga panen, supervise yang efektif, sistem premi dan denda panen, sarana dan prasarana panen yang lengkap, sistem dan organisasi panen yang terintegrasi dan efektif, serta administrasi yang baik. Hasil taksasi harian dan hasil aktual panen dapat diketahui dengan mengkitung angka kerapatan panen pada blok di kebun SBHE. Berdasarkan pemangatan penulis (Tabel 7) bahwa hasil estimasi jika dibandingkan dengan hasil aktual jumlah janjang memiliki selisih 101 janjang atau 3.91 %. Toleransi selisih antara hasil aktual dengan taksasi harian yang berlaku di SBHE adalah 5 %, dengan begitu taksasi yang dilakukan penulis dapat dikatakan sesuai. Tenaga kerja merupakan sumberdaya yang paling penting dalam kelancaran kegiatan dan pencapaian produksi yang maksimal sehingga penyediaan tenaga kerja perlu dipersiapkan secara tepat. Jenis kelaminakan mempengaruhi pemilihan jenis pekerjaan serta menentukan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dilakukan. Berdasarkan pengamatan penulismasalah yang ada pada divisi 3 SBHE adalah kelebihan tenaga kerja potong buah Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum Blok C8, C9, C10, dan C11 tersebut akan dipanen. Kebutuhan tebaga panen untuk seksi B adalah 24 orang (Tabel 8), tetapi pada kenyataan lapangan, tenaga pemanen yang dipakai hingga 30 orang tenaga panen. Hal ini menunjukkan bahwa pada divisi tersebut jumlah tenaga panen yang disediakan lebih dari yang dibutuhkan dan kondisi ini dapat menambah biaya produksi yang seharusnya dapat ditekan dengan mengurangi jumlah tenaga pemanen. Tenaga panen berlebih dikarenakan mandor dan asisten divisi tidak melakukan perhitungan taksasi produksi dengan baik. Pada periode produksi rendah (low crop) perlu dilakukan pengurangan pemanen kurang dari jumlah pemanen yang dibutuhkan agar tiap pemanen dapat mencapai basis sehingga mendapatkan premi basis panen. Premi basis panen yang didapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup tenaga panen sehingga tenaga panen memiliki loyalitas terhadap perusahaan. Tenaga panen yang digunakan juga bergantung kategori musim panen. Pada periode low crop kondisi panen normal tenaga kerja yang digunakan kurang dari 23 tenaga panen, sedangkan periode produksi tinggi (peak crop) digunakan tenaga panen yang lebih banyak. Jumlah tenaga kerja panen di lapangan juga perlu mempertimbangkan penyebaran kebutuhan dalam setahun. Berdasarkan hasil pengamatan (Tabel 9) hasil pengamatan kualitas pekerjaan panen menunjukkan bahwa semua pemanen memenuhi kriteria pengamatan kecuali kriteria pengutipan semua brondolan. Kesepuluh pemanen yang diamati membuktikan hanya ada 20 % pemanen yang melakukan pengutipan bersih semua brondolan atau 80 % tidak mengutip brondolan dengan bersih dengan rata-rata pemanen meninggalkan 8 brondolan tiap pohon. Kurangnya kesadaran pemanen terhadap pengutipan bersih brondolan menjadi penyebab tidak mengutip semua brondolan yang umumnya meninggalkan brondolan pada tiap pokok panen yang tersangkut di ketiak pelepah, tercecer di piringan, atau pasar pikul. Berdasarkan standar perusahaan toleransi bagi brondolan tidak dikutip adalah 30 butir ha -1. Hasil kualitas pekerjaan terhadap tenaga panen menunjukkan

41 31 bahwa, brondolan yang tidak dikutip pemanen masih berada di bawah batas maksimum toleransi brondolan tidak dikutip. Pengawasan Panen Pengawasan panen dapat dilakukan melalui pemeriksaan kualitas pekerjaan panen. Tujuan pemeriksaan kualitas pekerjaan panen adalah memeriksa dan memberikan penilaian terhadap hasil kerja pemanen sehingga dapat meminimalisir kehilangan produksi (losses). Pemeriksaan mutu buah dilakukan di TPH dan pemeriksaan mutu hanca dilakukan di hanca pemanen. Berdasarkan hasil pengamatan (Tabel 10) menunjukkan 10% pemanen melakukan potong buah mentah. Berdasarkan standar perusahaan tidak ada toleransi bagi pemanen untuk melakukan potong buah mentah. Terdapat 80% pemanen tidak mengutip keseluruhan berondolan di pokok, piringan, pasar pikul, atau TPH dengan sisa 5 brondolan secara rata-rata pada pokok panen dan sedikitnya terdapat rata-rata 1 brondolan pada setiap pokok panen yang tidak dikutip bersih, kemudian dapat dilihat bahwa 20 % yang melakukan kesalahan pekerjaan potong buah mengenai berondolan/alas karung banyak sampah, ganggang panjang lebih dari 3 cm rata-rata, pelepah sengkleh (bukan sengkleh alami), buah busuk, dan over pruning dilakukan oleh 40% pemanen pada setiap kriteria kesalahan tersebut dan setidaknya terdapat minimal 1 pokok panen pada setiap pelanggaran pemanenan. Setiap pelanggaran pekerjaan potong buah yang dilakukan oleh tenaga panen akan mendapatkan denda untuk setiap kesalahan yang dilakukan. Ketentuan denda telah diatur oleh perusahaan yang ditetapkan dalam Intern Office Memo (ITM). Denda akan langsung diberikan oleh mandor panen. Setiap kesalahan yang dilakukan tenaga panen juga akan berdampak pada mandor panen dan Mandor I. Tenaga panen melakukan kesalahan dalam pekerjaan potong buah karena kurangnya kesadaran atau tanggung jawab dalam pekerjaan. Pencegahan terhadap kesalahan berulang yang dilakukan tenaga panen, dapat dilakukan dengan mengingatkan kewajiban mereka dan kesalahan-kesalahan pekerjaan potong buah yang tidak boleh dilakukan. Peringatan disampaikan oleh mandor panen pada setiap apel pagi saat tenaga panen akan memulai pekerjaan potong buah. Denda pemanen untuk setiap kesalahan dapat dilihat pada Lampiran 8. Grading buah adalah kegiatan menggolongkan buah berdasarkan tingkat kematangan sesuai dengan standar yang telah ditentukan perusahaan, hasil grading akan dijadikan salah satu acuan untuk perbaikan mutu panen. Grading buah (TBS) dilakukan minimal 10% dari total estimasi taksasi produksi pada hari pelaksanaan panen (Pedoman Teknis BGA). Persentase hasil pengamatan dapat diketahui dengan acuan BJR blok yang digunakan untuk menghitung jumlah brondolan dalam menentukan kriteria kematangan. Jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, selain kadar ALB rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam persentase tinggi yaitu lebih dari 5%. Berdasarkan hal tersebut di atas, ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen. Fraksi-fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk kualitas minyak sawit yang dihasilkan (Fauzi et al. 2008) yang dapat dilihat pada Tabel 16.

42 32 Tabel 16. Hubungan fraksi, rendemen minyak, dan kadar ALB Fraksi Rendemen minyak (%) Kadar asam lemak bebas (%) Sumber: Fauzi et al. (2008) Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan (Tabel 12 dan 13) mutu buah pada Blok C7 dan C8 diketahui bahwa tidak ada buah yang dipanen mentah, % dipanen dengan kondisi kurang matang. Pemanen memotong buah kurang matang karena memotong buah < 5 brondolan yang jatuh alami di piringan. Jika di lapangan menyesuaikan dengan ketentuan di PKS maka brondolan akan menjadi banyak, karena pemanen akan menunda memotong buah yang layak potong hingga jumlah brondolan sesuai dengan banyaknya brondol yang harus lepas. Pendapatan pemanen yang dihitung berdasarkan banyak janjang yang dipanen dan pemenuhan basis janjang, juga menjadi penyebab pemanen cenderung memotong buah kurang matang untuk mencapai basis. Pemanen yang kurang paham tentang kriteria potong buah dengan ketentuan 5 brondolan jatuh alami di piringan, sering memanen buah kurang dari 5 brondolan yang jatuh di piringan. Kecenderungan pemanen memotong buah kurang matang dapat dicegah dengan memberi peringatan tiap hari mengenai ketentuan kriteria layak potong buah yaitu 5 brondolan yang jatuh alami di piringan. Peringatan disampaikan oleh mandor panen pada saat apel pagi dan apel sore dan penerapan denda dan sangsi secara konsisten. Persentase tandan yang masuk kriteria matang 79% matang. Nilai persentase tandan yang matang belum memenuhi standar kriteria panen tandan yang ideal yaitu 85% (kriteria grading di PKS). Hal ini disebabkan oleh masih tingginya pemanen yang memotong buah kurang matang. Kriteria lewat matang mencapai 6.5% lewat matang, nilai presentase ini masih di bawah batas maksimal kelonggaran lewat matang < 7% di PKS. Lewat matang terjadi karena pusingan yang tinggi akibat seksi panen yang tidak selesai pada hari tersebut. Seksi panen tidak selesai disebabkan angka kerapatan panen (AKP) tinggi dan tenaga kerja panen yang kurang. Selain itu, adanya pemanen yang kurang bertanggung jawab meninggalkan buah saat memanen buah, karena mereka telah memperkirakan buah yang dapat dipanen jumlahnya tidak akan mencapai basis janjang. Janjang lewat matang yang disebabkan kurang bertanggung jawabnya pemanen pada hancanya, dapat diantisipasi dengan pemeriksaan hanca yang teliti oleh mandor panen terhadap pemanen yang outputnya tidak maksimal, dan menerapkan denda bagi pemanen yang mengeluarkan buah lewat matang yang terlalu banyak yaitu lebih dari 7% jumlah janjang yang dipanen di TPH kecuali janjang kosong karena terserang penyakit. Pemberlakuan denda ini dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dari pemanen terhadap hancaknya.

43 33 Berdasarkan hasil pengamatan (Tabel 14) nilai brondolan tinggal yang tidak terkutip sebesar 0.3 brondolan pokok-1 dan tandan matang tidak dipanen sebesar 0 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas hancak panen pada Divisi III Kebun Sungai Bahaur untuk tandan matang tidak dipanen sudah tercapai sedangkan brondolan tinggal belum mencapai target maksimum, akan tetapi nilai brondolan tinggal tidak terkutip masih di bawah ketetapan pemanen untuk mendapatkan sanksi yaitu lebih dari 2 brondolan pokok -1. Target yang belum mencapai maksimum disebabkan oleh angka kerapatan panen yang tinggi sehingga pemanen lebih fokus pada penyelesaian hancak panen dan kurang ketelitian pemanen. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pelaksanaan magang sesuai dengan tujuan magang khususnya dalam aspek pemanenan. Penulis dapat melakukan pengamatan meliputi perhitungan angka kerapatan panen, kebutuhan tenaga panen, kualitas pekerjaan panen, pelanggaran dan denda panen, kriteria panen dan mutu hanca panen. Hasil pengamatan menunjukkan manajemen pemanenan di kebun SBHE kurang baik. Hasil pengamatan menunjukkan jumlah tenaga kerja di lapangan lebih tinggi dari kebutuhan tenaga kerja panen. Kualitas pekerjaan panen masih di bawah standar kebun. Pemanen memotong buah kurang matang lebih tinggi dari toleransi standar kebun dan pemanen memotong buah matang lebih rendah yaitu 79% dari standar minimal kebun yaitu 85%. Saran Perlu adanya pengawasan pemanenan dan pemberian pemahaman kepada pemanen sehingga kualitas sesuai dengan standar perusahaan. Pemberlakuan denda dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pemanen terhadap hancaknya.

44 34 DAFTAR PUSTAKA [BGA] Bumitama Gunajaya Agro Pedoman Teknis Agronomis Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Jakarta (ID): BGA Group Plantations. [Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan Statistik Perkebunan Indonesia: Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Sekretariat Ditjen Perkebunan. [PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit Budidaya Kelapa Sawit. Medan (ID): PPKS. Fauzi Y, Widyastuti YE, Satyawibawa I, Hartono R Kelapa Sawit : Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta (ID):Penebar Swadaya. Jalaluddin, Toni J Pemanfaatan Kaolin Sebagai Bahan Baku Pembuatan Aluminium Sulfat dengan metode Absorps. Jurnal Sistem Teknik Industri. Vol.5. Lubis AU Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesa. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Lubis RE, Widanarko A Buku Pintar Kelapa Sawit. Edisi 1. Jakarta (ID): Agomedia Pustaka. Mangoensoekarjo S, Semangun H Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Nurmalisa M Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Skripsi. Program studi Agronomi. Bogor. Pahan I Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta (ID):Penebar Swadaya. Pardamean. M Panduan Lengkap Pengelolahan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit.. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Prasetyo BH, Suriadikarta DA Karakteristik, potensi, dan Teknologi Pengolahan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. J. Litbang Pertanian. 25 (2): Resman A, Syamsul S, Bambang HS Kajian beberapa sifat kimia dan fisika incepticol pada toposekuen lereng selatan gunung merapi kabupaten sleman.jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Vol.6 Sastrosayono S Budidaya Kelapa Sawit. Tangerang (ID): Agomedia Pustaka. Setyamidjaja D Kelapa Sawit, Teknik Budi Daya, Panen, dan Pengolahan. Yogyakarta (ID): Kanisius. Sunarko Budidaya dan pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Edisi II. Jakarta Selatan (ID): Agomedia Pustaka. Utami SN, Handayani S Sifat Kimia Entisol pada Sistem Pertanian Organik. Ilmu Pertanian. Vol 10.

45 LAMPIRAN

46

47 37 Lampiran 1. Jurnal harian magang sebagai karyawan harian lepas Tanggal Uraian kegiatan Prestasi Kerja (Satuan/HK) Penulis Karyawan Standar 11/02-13 Observasi kebun Lokasi Emplaseme n utama 12/02-13 Pemanenan: kutip brondolan C8-C11 13/02-13 Pemupukan: pengeceran pupuk A5-A7 14/02-13 Pemanenan: kutip brondolan dan panen B10-B13 15/02-13 Pemanenan: kutip brondolan dan panen B9-A7 16/02-13 Panen dan kunjungan lapang A8-A12 17/02-13 Libur /02-13 Persiapan akuisi D9-C7 19/02-13 Pemanenan: kutip brondolan dan panen C8-C11 20/02-13 Pemanenan: kutip brondolan dan panen C12-B13 21/02-13 Pemanenan: kutip brondolan dan pengecekan ancak B12-B9 22/02-13 Pemanenan: kutip brondolan B8-A7 23/02-13 Pemanenan: kutip brondolan A8-A12 24/02-13 Libur /02-13 Pemupukan: Pengeceran pupuk B7-B9 26/02-13 Pemupukan: Pengeceran pupuk B10-B12 27/02-13 Pembabatan manual B8 28/02-13 Pembabatan manual B8

48 38 Lampiran 2. Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor Tanggal Uraian kegiatan Prestasi Kerja Penulis Luas areal yang diawasi (ha) Jumlah KHL yang diawasi Lama kegiat an (jam) Lokasi 1/03-13 Mandor perawatan manual C13 2/03-13 Mandor perawatan manual C13 3/03-13 Liibur /03-13 Mandor panen D9-C7 5/03-13 Mandor panen C8-C11 6/03-13 Mandor panen C12-B13 7/03-13 Mandor panen B12-B9 8/03-13 Mandor panen B8-A7 9/03-13 Mandor panen A8-A12 10/03-13 Libur /03-13 Mandor panen D9-C7 12/03-13 Libur /03-13 Mandor panen dan penelitian Quality Control D9-C13 14/03-13 Mandor panen dan penelitian Quality Control C8-B10 15/03-13 Mandor panen dan penelitian Quality Control B10-B7 16/03-13 Mandor panen dan penelitian Quality Control B10-A8 17/03-13 Libur /03-13 Mandor panen dan penelitian Quality Control B10-C13 19/03-13 Mandor panen dan penelitian Quality Control B10-D9 20/03-13 Mandor Panen B10-C12 21/03-13 Mandor Panen C13-B13 22/03-13 Mandor Panen B12-B9 23/03-13 Pengecetan rumah ITM /03-13 Libur /03-13 Mandor kimia B10 26/03-13 Mandor kimia B11 27/03-13 Mandor kimia B12 28/03-13 Pengecekan mutu ancak panen dan semprot A9 29/03-13 Libur /03-13 Membantu pengecetan rumah ITM /03-13 Membantu pengecetan rumah ITM Keterangan : ITM : Internal Training Mandor

49 39 Lampiran 3. Jurnal harian magang sebagai pendamping asisten Tanggal Uraian kegiatan Lama kegiatan Lokasi (jam) 1/04-13 Sensus BJR 5 D9-C7 2/04-13 Sensus BJR 5 C8-C11 3/04-13 Sensus BJR 5 C12-B13 4/04-13 Sensus BJR 5 B12-B9 5/04-13 Sensus BJR 5 B8-A7 6/04-13 Sensus BJR 5 A8-A12 7/04-13 Libur - - 8/04-13 Sensus BJR 5 D9-C7 9/04-13 Mandor Panen 7 C8-C11 10/04-13 Kerani Panen 7 C12-C13 11/04-13 Kerani Panen 7 B12-B9 12/04-13 Kerani Panen 5 B8-A7 13/04-13 Kerani Panen 7 A8-A12 14/04-13 Libur /04-13 Pengecekan mutu hanca 5 D8 16/04-13 Sensus LSU 5 A7-A8 17/04-13 Sensus LSU 5 A9-A10 18/04-13 Supervisi Dosen 3 A11-A12 19/04-13 Sensus LSU 5 B13-B12 20/04-13 Sensus LSU 5 B11-B10 21/04-13 Libur /04-13 Sensus LSU 5 B9-B8 23/04-13 Sensus LSU 5 B7-C7 24/04-13 Sensus LSU 5 C8-C9 25/04-13 Sensus LSU 5 C10-C11 26/04-13 Sensus LSU 5 C12-C13 27/04-13 Sensus LSU 5 D7-D8 28/04-13 Libur /04-13 Sensus LSU 5 D9 30/04-13 Melengkapi administrasi kantor divisi 5 Kantor divisi 1/05-13 Melengkapi administrasi kantor divisi 5 Kantor divisi 2/05-13 Field visit 5 Kantor divisi 3/05-13 Field visit 5 Kantor divisi 4/05-13 Melengkapi administrasi kantor divisi 7 Kantor divisi 5/05-13 Libur - - 6/05-13 Melengkapi administrasi kantor divisi 7 Kantor divisi 7/05-13 Melengkapi administrasi kantor divisi 7 Kantor divisi 8/05-13 Melengkapi administrasi kantor divisi 7 Kantor divisi 9/05-13 Melengkapi administrasi kantor divisi 7 Kantor divisi 10/05-13 Melengkapi administrasi kantor divisi 5 Kantor divisi 11/05-13 Melengkapi administrasi kantor induk 7 Kantor besar 12/05-13 Libur /05-13 Pengecekan mutu hanca panen 7 D9-C7 14/05-13 Pengecekan mutu hanca panen 7 C8-C11 15/05-13 Pengecekan mutu hanca panen 7 C12-B13 16/05-13 Pengecekan mutu hanca panen 7 B12-B9 17/05-13 Pengecekan mutu hanca panen 5 B8-A7 18/05-13 Pengecekan mutu hanca panen 7 A8-A12

50 40 Lampiran 3. (Lanjutan) Tanggal Uraian kegiatan Lama kegiatan (jam) Lokasi 19/05-13 Libur /05-13 Pemeriksaan mutu hancak pupuk 7 B9-B13 21/05-13 Pemeriksaan mutu hancak pupuk 7 A7-A12 22/05-13 Pemeriksaan mutu hancak pupuk 7 D7-C13 23/05-13 Pemeriksaan mutu hancak semprot 7 C10 24/05-13 Pemeriksaan mutu hancak semprot 5 C11 25/05-13 Pemeriksaan mutu hancak semprot 7 C12 26/05-13 Libur /05-13 Pemeriksaan mutu hancak panen 7 D9-C7 28/05-13 Pemeriksaan mutu hancak panen 7 C8-C11 29/05-13 Pemeriksaan mutu hancak panen 7 C12-B13 30/05-13 Pemeriksaan mutu hancak panen 7 B12-B9 31/05-13 Pemeriksaan mutu hancak panen 5 B8-A7 1/06-13 Pemeriksaan mutu hancak panen 7 A8-A12 2/06-13 Libur - - 3/06-13 Pengamatan magang aspek khusus 5 A8, A11, B9 4/06-13 Pengamatan magang aspek khusus 5 A8, A11, B9 5/06-13 Pengamatan magang aspek khusus 5 A8, A11, B9 6/06-13 Pengamatan magang aspek khusus 5 A8, A11, B9 7/06-13 Pengamatan magang aspek khusus 5 A8, A11, B9 8/06-13 Pengamatan magang aspek khusus 5 A8, A11, B9 9/06-13 Libur /06-13 Pulang - - Keterangan : BJR: Bobot janjang rata-rata; LSU: Leaf sampling unit

51 41 41 Lampiran 4. Peta kebun SBHE

52 42 Lampiran 5. Data curah hujan SBHE tahun Bulan Rataan HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jumlah BB BK Keterangan: HH : Hari Hujan CH : Curah hujan (mm) BK : Bulan kering (<60 mm) BB : Bulan Basah (>100 mm) Q = Q : Nilai untuk menentukan batas-batas tipe iklim = Klasifikasi Iklim menurut Schmidth-Ferguson: = (Tipe iklim A) A : Daerah sangat basah E : Daerah agak kering B : Daerag basah F : Daerah kering C : Daerah agak basah G : Daerah sangat kering D : Daerah sedang H : Daerah ekstrim

53 Lampiran 6. Peta SBHE dan peta jenis tanah SBHE 43

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Bumitama Gunajaya Agro (BGA) berawal dari pengusahaan perkebunan kelapa sawit berskala kecil di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang dimulai pada tahun 1998

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Havest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) at Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

KONDISI UMUM KEBUN. Profil Perusahaan

KONDISI UMUM KEBUN. Profil Perusahaan 14 KONDISI UMUM KEBUN Profil Perusahaan PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) merupakan perusahaan agribisnis yang mengelola perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit. BGA memiliki visi yaitu World Class

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar 23 Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Tanggal Uraian Kegiataan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi 01/03/2014 Penunasan 10 pokok 54 pokok 76 pokok L022 02/03/2014 Libur hari

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MOCHAMMAD FAHMI A24100088 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN DAN TRANSPORTASI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH

MANAJEMEN PANEN DAN TRANSPORTASI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MANAJEMEN PANEN DAN TRANSPORTASI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH SYAHRINA RAHMA DHANI A24100081 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Tanggal : 28 Juli 2011 PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PELANTARAN AGRO ESTATE

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Nurcahya Destiawan dan Ani Kurniawati * 1 Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT BUMITAMA GUNAJAYA AGRO, KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH MOLIYA NURMALISA A24070050 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Harvest Management on oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) at East Kota Waringin, Central Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 30 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Profil Perusahaan 4.1.1.1. Sejarah Perusahaan Bumitama Gunajaya Agro Group (BGA Group) adalah kelompok perusahaan yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PANTAI BUNATI ESTATE PT. SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh Camellia Kusumaning Tyas A34104031 PROGRAM

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul.Agrohorti 2 (3): 213-220 (2015) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Harvest Management of Oil Palm at Tambusai District

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 9 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGELOLAAN KELAPA SAWIT ((Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ERAMITRA AGRO LESTARI, PEMATANG KULIM, BAKRIE

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Serawak Damai

Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Serawak Damai Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Serawak Damai Harvest Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) in Serawak Damai Estate Anggita Perdana, Adolf Pieter

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Oleh PUGUH SANTOSO A34103058 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 kasie, dan 5 orang asisten divisi. Karyawan non staf terdiri atas karyawan bulanan, karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja SBHE sebanyak 636 per minggu ke

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi)

PEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi) PEMBAHASAN Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Tujuan utamanya untuk menghasilkan produksi yang optimal. Produk yang dihasilkan berupa TBS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu jenis

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PANTAI BUNATI ESTATE, PT. SAJANG HEULANG, MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN. Oleh ARDILLES AKBAR A34104058 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja 45 PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Tenaga kerja panen kelapa sawit adalah tenaga kerja yang bertugas untuk menurunkan buah kelapa sawit dari pokok dengan tingkat kematangan buah sesuai dengan

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013).

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013). TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Taksonomi dari tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut; divisi Spermatophyta, dengan subdivisi Pteropsida. Kelapa sawit tergolong kelas Angiospermae dengan subkelas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Jurnal Harian Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate Tanggal Uraian Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar...(Satuan/HK)... 11 Februari 2012 Orientasi

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO, KALIMANTAN TENGAH DIAN PRATIWI

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO, KALIMANTAN TENGAH DIAN PRATIWI PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO, KALIMANTAN TENGAH DIAN PRATIWI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A

OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG MINAMAS PLANTATION, MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A24053121 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Penanaman dilakukan dengan menanam di Kebun Raya Bogor,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT DI SUNGAI CEMPAGA ESTATE, PT. WINDU NABATINDO ABADI, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO GROUP, KALIMANTAN TENGAH ADI SUKMO

MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT DI SUNGAI CEMPAGA ESTATE, PT. WINDU NABATINDO ABADI, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO GROUP, KALIMANTAN TENGAH ADI SUKMO 1 MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT DI SUNGAI CEMPAGA ESTATE, PT. WINDU NABATINDO ABADI, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO GROUP, KALIMANTAN TENGAH ADI SUKMO DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Hatantiring, Kalimantan Tengah

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Hatantiring, Kalimantan Tengah Bul. Agrohorti 4(1) : 37-45 (2016) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Hatantiring, Kalimantan Tengah Harvesting Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Hatantiring

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Harvesting Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) in Sei Lukut Estate, Siak, Riau Zul Adhri Harahap dan Hariyadi

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN 54 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS SUMATERA BARAT. PT. Bakrie Pasaman Plantations ini bernaung dibawah PT. Bakrie

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH HABIB AULIA RAHMAN ELGANI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT 1 MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BANGUN KOLING ESTATE PT WINDU NABATINDO ABADI, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO GROUP, KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH ILHAM KURNIAWAN A24120114

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Geografis Perkebunan kelapa sawit Gunung Sari Estate (GSE) PT. Ladangrumpun Suburabadi (LSI) berada di wilayah Desa Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu,

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Bul. Agrohorti 4 (2):132-137 (2016) Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Fertilization Management on Mature Plant Oil Palm in Kebun Tanjung Jati Monica Christina

Lebih terperinci

BANGUN BANDAR ESTATE, PT SOCFIN INDONESIA, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA

BANGUN BANDAR ESTATE, PT SOCFIN INDONESIA, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA PENGELOLAAN PEMANENAN DAN TRANSPORTASI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BANGUN BANDAR ESTATE, PT SOCFIN INDONESIA, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA PANGERAN T. ANUGRAH A24120192

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Penulis selama dua bulan melakukan perkerjaan teknis sebagai karyawan harian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pengelolaan air, pengendalian gulma, pemupukan,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII. PT. Perkebunan Nusantara VIII, Perkebunan Cikasungka bagian Cimulang

Lebih terperinci

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten

Lebih terperinci