LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA"

Transkripsi

1 Edisi Publikasi November 28 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III 28 1

2 Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 135 Telepon : (21) Faksimili : (21) BNP@bi.go.id Website : 2

3 Edisi Publikasi November 28 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III 28 3

4 4 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

5 DAFTAR ISI RINGKASAN 1 PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN III 28 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 3 TRANSAKSI BERJALAN 7 1. Neraca Perdagangan Nonmigas Ekspor Nonmigas Impor Nonmigas Neraca Perdagangan Migas Minyak Gas Neraca Jasa Neraca Pendapatan Transfer Berjalan 22 TRANSAKSI MODAL dan FINANSIAL Transaksi Modal Transaksi Finansial Sektor Publik Sektor Swasta 3 CADANGAN DEVISA 35 INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL 37 BOKS : Fenomena Defisit Transaksi Berjalan 41 LAMPIRAN 43 5

6 DAFTAR TABEL Tabel.1 Perkembangan NPI & Beberapa Indikator Ekonomi Pada Triwulan III 28 Tabel.2 Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.3 Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.4 Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.5 Nilai Ekspor Produk Kimia ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.6 Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.7 Nilai Ekspor Karet ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.8 Nilai Ekspor Mesin & Mekanik ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.9 Nilai Ekspor Timah ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.1 Nilai Ekspor Udang ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tabel.11 Share Impor yang Dipengaruhi Komponen Permintaan Akhir Tabel.12 Nilai Impor Barang Konsumsi dari Beberapa Negara Asal Utama Tabel.13 Nilai Impor Pupuk dari Beberapa Negara Asal Utama Hal 5 Tabel.14 Nilai Impor Baja dari Beberapa Negara Asal Utama 8 Tabel.15 Nilai Impor Kapas dari Beberapa Negara Asal Utama 9 Tabel.16 Nilai Impor Alat-alat Telekomunikasi dari Beberapa Negara Asal Utama 9 Tabel.17 Nilai Impor Hydrocarbon dari Beberapa Negara Asal Utama 1 Tabel.18 Nilai Impor Bahan Baku Baja dari Beberapa Negara Asal Utama 1 Tabel.19 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak Tabel.2 Demand dan Supply Minyak Dunia Tabel.21 Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas Tabel.22 Cadangan Gas Indonesia Tabel.23 Implied Yield/Interest Rate Tabel.24 Perkembangan Hibah Non Investasi Tabel.25 Perkembangan HIbah Investasi Tabel.26 Indikator Sustainabilitas Eksternal 37 Hal DAFTAR GRAFIK Hal Hal Grafik.1 Transaksi Berjalan 7 Grafik.1 Volume Ekspor Karet ke Beberapa Negara 11 Tujuan Utama Grafik.2 Neraca Perdagangan Nonmigas 7 Grafik.11 Harga Udang Dunia 12 Grafik.3 Nilai Ekspor Nonmigas 8 Grafik.12 Volume Ekspor Udang ke Beberapa Negara 13 Tujuan Utama Grafik.4 Harga CPO Dunia 8 Grafik.13 Pangsa Impor Nonmigas Menurut Negara Asal 13 Grafik.5 Volume Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan 9 Grafik.14 Perkembangan Nilai Impor Nonmigas 13 Utama Grafik.6 Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan 9 Grafik.15 Perkembangan Harga Minyak 18 Utama Grafik.7 Harga Batubara Dunia 1 Grafik.16 Produksi Minyak dan Konsumsi BBM 18 Grafik.8 Volume Ekspor batubara ke beberapa Negara 1 Grafik.17 Perkembangan Neraca Jasa 19 Tujuan Utama Grafik. 9 Harga Karet Dunia 11 Grafik. 18 Perkembangan Jasa Travel 2 6

7 Grafik.19 Perkembangan Neraca Pendapatan 21 Grafik.3 Perkembangan Posisi Pinjaman per Negara 29 Kreditor Utama Grafik.2 Perkembangan Worker s Remittances 23 Grafik.31 Perkembangan Posisi Pinjaman Menurut Jenis 29 Valuta Utama Grafik.21 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per 25 Grafik.32 Perkembangan Posisi Utang Luar Negeri 3 Jenis Investasi Pemerintah Grafik.22 Perkembangan Transaksi Modal dan Finansial Per 26 Grafik.33 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor 3 Sektor Swasta Grafik.23 Perkembangan Transaksi Finansial Sektor Publik 26 Grafik.34 Perkembangan Direct Investment di Indonesia 3 Grafik.24 BI Rate dan Fed Rate 27 Grafik.35 Arus Masuk FDI Migas 3 Grafik.25 Perkembangan Kepemilikan SUN dan SBI oleh 27 Grafik.36 Penyertaan Modal 31 Asing Grafik.26 Perkembangan Penarikan dan Pembayaran 27 Grafik.37 Perkembangan Transaksi Saham oleh Asing di 32 Pinjaman Pemerintah BEI dan IHSG Grafik.27 Perkembangan Penarikan Pinjaman Program 28 Grafik.38 Perkembangan Surat Berharga Hutang Swasta 32 Grafik.28 Perkembangan Penarikan Pinjaman Proyek 28 Grafik.39 Perkembangan Penarikan Pinjaman Swasta 33 Grafik.29 Perkembangan Posisi ULN Berdasarkan Jenis Pinjaman 29 Grafik.4 Perkembangan Cadangan Devisa 35 7

8 8 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

9 RINGKASAN Kinerja transaksi berjalan pada triwulan III 28 mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perbaikan ini tercermin pada mengecilnya defisit transaksi berjalan, yaitu dari sekitar USD1,2 miliar pada triwulan II 28 menjadi sekitar USD,6 miliar pada triwulan III 28. Defisit pada transaksi berjalan tersebut dapat diimbangi oleh surplus pada transaksi modal dan keuangan yang mencapai USD,5 miliar sehingga secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) hanya mengalami defisit kurang dari USD,1 miliar atau tepatnya USD89 juta. Sejalan dengan defisit NPI, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan III 28 turun menjadi USD57,1 miliar. Meskipun demikian, jumlah cadangan devisa tersebut masih berada pada posisi yang relatif aman, yaitu setara dengan kebutuhan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,4 bulan. Di antara komponen-komponen utama transaksi berjalan, perbaikan yang paling signifikan terjadi pada neraca perdagangan minyak dan gas serta neraca pendapatan. Neraca perdagangan gas mencatat kenaikan surplus, karena didukung oleh kenaikan volume ekspor gas yang signifikan. Sementara itu, defisit neraca perdagangan minyak mengecil karena, sesuai dengan status Indonesia sebagai net oil importer, dampak penurunan harga minyak terhadap penurunan nilai ekspor minyak lebih kecil daripada dampaknya terhadap penurunan nilai impor minyak. Selain itu, penurunan harga minyak juga menjadi salah satu faktor yang memperkecil defisit neraca pendapatan melalui dampaknya terhadap penurunan keuntungan yang dibayarkan kepada kontraktor migas asing. Di tengah krisis keuangan global, transaksi modal dan keuangan pada triwulan III 28 masih mampu mencatat surplus sekitar USD,5 miliar, meskipun tidak sebesar surplus pada triwulan sebelumnya. Memburuknya kondisi pasar keuangan global telah mendorong arus keluar modal portofolio dalam bentuk pelepasan SBI, SUN, dan saham oleh investor asing. Namun, perkembangan tersebut tidak sampai membuat transaksi modal dan keuangan menjadi defisit karena dalam periode yang sama terjadi kenaikan penarikan utang luar negeri swasta dan penurunan pembayaran pokok utang luar negeri pemerintah dalam jumlah yang signifikan. Kenaikan penarikan utang luar negeri swasta itu diperkirakan tidak terlepas dari masih kuatnya kinerja perekonomian domestik pada triwulan III 28. 1

10 2 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

11 PERKEMBANGAN NPI TRIWULAN III 28 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 28 mencatat defisit sekitar USD89 juta. Defisit tersebut dipengaruhi oleh transaksi berjalan yang mencatat defisit sekitar USD,6 miliar, lebih besar daripada surplus transaksi modal dan keuangan yang mencapai sekitar USD,5 miliar. Meskipun transaksi berjalan pada triwulan laporan mencatat defisit, namun dibandingkan triwulan II 28, defisit tersebut mengalami penurunan. Perbaikan kinerja dimaksud terutama bersumber dari meningkatnya surplus neraca perdagangan migas dan menurunnya defisit transaksi pendapatan. Kenaikan surplus neraca perdagangan migas tersebut dapat mengimbangi penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas. Berbeda dengan kinerja pada transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial mencatat penurunan surplus bila dibandingkan triwulan sebelumnya (USD2,6 miliar). Penurunan surplus tersebut terutama disebabkan oleh arus keluar modal portofolio asing dalam bentuk penjualan SBI, SUN, dan saham terkait dengan kondisi pasar keuangan global yang memburuk. Sejalan dengan perkembangan di atas, jumlah cadangan devisa pada akhir periode turun menjadi USD57,1 miliar 1) atau setara kebutuhan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,4 bulan. Perkembangan neraca pembayaran Indonesia selama triwulan III 28 tidak lepas dari beberapa faktor fundamental baik dalam dan luar negeri. Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi perkembangan tersebut antara lain: Pertumbuhan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama, seperti Amerika, Jepang, Uni Eropa, Singapura, bahkan Cina pada Tw. III-28 mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya sejalan dengan dampak krisis global yang terjadi. Di tengah pelemahan ekonomi di negara-negara maju, tekanan inflasi masih mengancam ekonomi negara tersebut meskipun sudah mulai menunjukkan kecenderungan yang mereda. Dengan perkembangan tersebut, beberapa bank sentral sudah mulai menurunkan suku bunganya guna menahan laju perlambatan ekonomi akibat krisis. Harga-harga beberapa komoditas ekspor nonmigas, seperti CPO, batubara, dan tembaga, di pasar dunia mulai mengalami penurunan sejak bulan September yang didorong oleh melemahnya permintaan dunia khususnya dari negara-negara maju terkait krisis keuangan global. Pergerakan harga CPO dan batubara cenderung mengikuti pergerakan harga minyak dunia yang terus menurun. Setelah harga minyak meningkat tajam dan bertahan selama satu semester, pada Tw. III-28, rata-rata harga minyak OPEC sedikit turun menjadi USD113,4/bl dari USD117,6/bl pada triwulan sebelumnya. Penurunan harga mulai terjadi pada akhir bulan Juli dan terus menurun secara tajam di bulan September hingga berada di bawah USD1/bl. Turunnya harga minyak tersebut disebabkan oleh kekhawatiran terhadap penurunan permintaan minyak akibat krisis global yang terjadi saat ini yang berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Selain itu, pengaruh nilai tukar USD terhadap mata uang utama dunia turut mempengaruhi pergerakan harga minyak karena terkait pada preferensi investor 1 Posisi cadangan devisa per 28 November 28 adalah USD5,2 miliar. 3

12 dalam menginvestasikan dananya. Berbeda dengan harga minyak yang cenderung mengalami penurunan, harga gas (LNG) justru mengalami kenaikan yaitu dari USD13,7/MBTU di triwulan II menjadi USD14,3/MBTU pada periode laporan. Perbedaan arah pergerakan harga minyak dan gas tersebut ditengarai sebagai akibat dari kontrak pengiriman gas yang sudah disepakati pada periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan selama Tw. III-28 atau tumbuh 6,1%, lebih rendah dari 6,4% pada triwulan II. Meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi pada level tersebut masih cukup tinggi di saat ekonomi dunia mengalami pelemahan lebih dalam. Pertumbuhan ekonomi triwulan III didukung oleh pertumbuhan konsumsi 6,7% (pangsa 64,1%) terutama sektor pemerintah tumbuh 16,9%, investasi 1,1% (pangsa 24,4%), dan masih tingginya kinerja ekspor neto 25,9% (pangsa 9,6%). Laju inflasi Indonesia pada periode laporan tercatat sebesar 12,1%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (11,%). Kendati harga minyak dunia sudah mengalami penurunan, dampaknya belum terlalu signifikan terhadap inflasi Indonesia. Selain itu, masih relatif tingginya harga barang impor (imported inflation) turut mempengaruhi laju inflasi selama periode laporan. Di sisi nilai tukar, Rupiah bergerak pada kisaran yang stabil di level Rp9.219 per USD dari sebelumnya Rp Walaupun demikian, demi menjaga tekanan inflasi ke depan, Bank Indonesia menaikkan suku bunga BI Rate sebanyak 3 kali (sebesar 75bps) dari akhir Tw.II-28 sebesar 8,5% menjadi 9,25%. Pada gilirannya, perkembangan suku bunga tersebut mempengaruhi selisih suku bunga domestik tetap tinggi dibandingkan suku bunga internasional yang sudah mulai menurun. Produksi minyak Indonesia selama Tw. III-28 mencapai,982 juta barel per hari (bph), relatif sama dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar,981 juta bph. Sementara itu, konsumsi BBM di Tw.III-28 mencapai 1,8 juta barel, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 99, juta barel. Kebutuhan BBM yang meningkat ditengarai terkait dengan kebutuhan lebaran yang jatuh pada awal bulan Oktober. Pada periode laporan, volume ekspor gas (LNG) mengalami kenaikan dari 252,6MBTU di triwulan II menjadi 259,3MBTU pada triwulan III. Demikian juga volume ekspor natural gas meningkat dari 77,6MBTU menjadi 83,6MBTU pada triwulan laporan. 4

13 Tabel 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia dan Beberapa Indikator Ekonomi Pada Triwulan III 28 KOMPONEN Tw.I Tw.II Tw.III INDIKATOR EKONOMI DUNIA Pertumbuhan Ekonomi (%) - Amerika Serikat Jepang Uni Eropa Singapura Cina Harga Komoditi Dunia - Minyak Mentah OPEC (USD/barel) Batu bara (USD/metric ton) Tembaga (USD/metric ton) 7,118 7,796 8,443 7,68 - CPO (USD/ton) 78 1,156 1, Karet (cent USD/kg) Suku Bunga Internasional (%) - Amerika Serikat (Fed Fund Rate) Jepang (Uncollateral Call Rate) Uni Eropa (MRO) Singapura (Interbank rate, 3 bulan) Cina Inflasi (%) - Amerika Serikat Jepang Uni Eropa Singapura Cina INDIKATOR EKONOMI DOMESTIK PDB (y.o.y, %) Inflasi IHK (y.o.y, %) Nilai tukar 1) (Rp/USD) 9,136 9,26 9,264 9,219 Harga rata-rata ekspor minyak mentah (US$/bbl) Produksi Minyak (juta barel per hari) Konsumsi BBM (juta barel) Ekspor gas (LNG) (mbtu) 1, Harga rata-rata ekspor gas (LNG) (US$/mbtu) BI Rate 1) (%) NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (juta USD) - Transaksi Berjalan 1,347 2,61-1, Transaksi Modal & Finansial 3,466-1,623 2, Total 13, , Net Errors & Omissions -1, Overall Balance 12,715 1,32 1, Cadangan Devisa 56,92 58,987 59,453 57,18 Sumber: CEIC, IMF, dan Bank Indonesia 1) rata-rata 5

14 6 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

15 TRANSAKSI BERJALAN Transaksi berjalan pada Tw. III-28 relatif membaik dibandingkan periode triwulan sebelumnya. Perbaikan tersebut disumbangkan oleh perbaikan neraca perdagangan migas yang dapat menutupi pelemahan neraca perdagangan nonmigas dan mengecilnya defisit neraca pendapatan. Meningkatnya ekspor LNG dan menurunnya impor minyak telah menyebabkan neraca perdagangan migas membaik. Sementara tingginya permintaan impor nonmigas yang melebihi pertumbuhan ekspor nonmigas telah menyebabkan surplus neraca perdagangan nonmigas menurun. Di sisi lain, penurunan defisit neraca pendapatan terkait dengan menurunnya bagian keuntungan kontraktor migas seiring dengan menurunnya harga minyak. Sementara itu, meskipun tidak signifikan, neraca jasa mengalami penurunan defisit, sedangkan neraca transfer berjalan mengalami kenaikan surplus. juta USD 9, 7, 5, 3, 1, -1, -3, -5, Grafik 1 Transaksi Berjalan Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q * 28 Services Income Trade Balance Current Trans. Current Account 1. Neraca Perdagangan Nonmigas Neraca perdagangan nonmigas pada Tw. III-28 mencatat surplus sebesar USD3,8 miliar, lebih rendah dari surplus periode sebelumnya sebesar USD4,1 miliar. Penurunan surplus tersebut disebabkan oleh masih kuatnya permintaan domestik yang telah mendorong akselerasi pertumbuhan impor nonmigas sehingga tumbuh dua kali lebih cepat (44,6% y.o.y) dibanding pertumbuhan ekspor nonmigas (22,4% y.o.y). juta USD Grafik 2 juta USD Neraca Perdagangan Nonmigas 33, 8, 7, 28, 6, 23, 5, 18, 4, 13, 3, 8, 2, 3, 1, Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q * 28 Ekspor Impor Neraca Perdagangan Nonmigas 1.1 Ekspor Nonmigas Di tengah krisis global yang tengah melanda hampir seluruh negara, pertumbuhan tahunan ekspor nonmigas masih belum terpengaruh dan masih cukup tinggi (22,4%) dibandingkan triwulan sebelumnya (18,9%). Pertumbuhan ini ditopang oleh harga produk ekspor (unit price) yang masih meningkat sebesar 22,8%, sedangkan secara volume menurun sebesar,3%. Kenaikan pertumbuhan harga tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas pertanian sebesar 26,5% (pangsa 15%) dan produk manufaktur sebesar 4,7% (pangsa 61,4%). Beberapa komoditas ekspor utama yang harganya mengalami kenaikan tajam antara lain Crude Palm Oil (CPO), TPT, produk elektronik, produk kimia (sektor manufaktur); batubara (sektor pertambangan) dan karet (sektor pertanian). Kendati demikian, indikasi penurunan harga sudah 7

16 mulai terlihat pada September 28 tetapi belum berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor pada triwulan III 28. bulan Agustus dan 7,5% di bulan September, eksportir kembali memperbanyak volume ekspor meskipun harga CPO sudah turun. Juta USD 19 Grafik 3 Nilai Ekspor Non Migas Tabel 2 Nilai Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Tujuan Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) India Uni Eropa Afrika Cina Lainnya Total 1, ,248 1 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q * 28 Pertanian Pertambangan Industri Selain tingginya angka pajak ekspor yang ditetapkan pemerintah, penurunan ekspor CPO juga disebabkan oleh turunnya ekspor CPO ke Uni Eropa Crude Palm Oil (CPO) Ekspor CPO pada Tw. III-28 sebesar USD2,2 miliar atau tumbuh 36,8% (y.o.y), lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (87%). Tingginya harga CPO di triwulan ini yang mencapai USD928/Mton mampu menutupi penurunan volume ekspor yang mencapai 1,6%. USD/MTon Grafik 4 Harga CPO Dunia 1,4 1,2 1, Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q Penurunan volume ekspor CPO terkait dengan besarnya pajak ekspor (PE) yang ditetapkan oleh akibat pembeli di Eropa menerapkan sertifikasi Rountable Sustainable For Palm Oil (RSPO) sejak bulan Januari 28. Sebagai dampaknya, para importir dari Eropa hanya akan membeli CPO yang mempunyai sertifikat RSPO. Sebagai informasi, RSPO adalah sertifikat yang membuktikan bahwa pengusaha sawit mengelola kebun secara ramah lingkungan. Hal ini membuat eksportir Indonesia sulit untuk menembus pasar Eropa karena syarat penjualan semakin ketat sementara pengusaha sawit di Indonesia sebagian besar belum menerapkan metode produksi yang sesuai dengan standar dalam RSPO. ribu Ton 1,2 1, Grafik 5 Volume Ekspor CPO ke Beberapa Negara Tujuan Utama pemerintah. Pada bulan Juli 28, PE CPO ditetapkan sebesar 2% sehingga eksportir mengurangi kegiatan ekspor meskipun harga CPO pada waktu itu tinggi. Namun ketika PE CPO kembali turun menjadi 1% di Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q India Uni Eropa 8

17 Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Ekspor TPT pada Tw.III-28 sebesar USD2,9 miliar atau tumbuh 7,1% (y.o.y), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (6,8%). Ekspor TPT terbesar masih ditujukan ke negara Amerika Serikat yang mencapai USD1,1 miliar (pangsa 37,5%). Tabel 3 Nilai Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Amerika Serikat , Uni Eropa Jepang Lainnya 1, , Total 2, ,858 1 Meskipun sedang mengalami resesi, ekspor TPT ke Amerika Serikat pada triwulan laporan masih mengalami pertumbuhan, baik secara nilai maupun volume. Meskipun ke depan diperkirakan akan tumbuh stagnan, ekspor TPT masih memiliki peluang yang cukup baik mengingat komoditas TPT merupakan salah satu kebutuhan primer sehingga masih tetap dibutuhkan. Selain itu, komoditas TPT Indonesia memiliki keunggulan kualitas dibandingkan dengan komoditas dari Cina. Pesaing utama komoditas TPT Indonesia lainnya adalah India yang juga merupakan salah satu produsen TPT. ribu Ton Grafik 6 Volume Ekspor TPT ke Beberapa Negara Tujuan Utama Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q Elektronik Ekspor elektronik pada Tw. III-28 sebesar USD2,5 miliar atau tumbuh 14,9% (y.o.y), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (13,6%). Ekspor elektronik terbesar ditujukan ke Singapura yang mencapai USD748 juta (pangsa 3,3%), diikuti oleh Jepang sebesar USD341 juta (13,8%). Produk-produk yang banyak diekspor antara lain alat elektronik untuk bisnis dan industri, media penyimpan elektronik selain hard disk, printer dan monitor. Tumbuhnya ekspor elektronik Indonesia didukung oleh tingginya harga barang-barang elektronik di pasar internasional, sedangkan dari sisi volume, ekspor produk elektronik mengalami penurunan sebesar 3,1%. Tidak adanya pengembangan teknologi baru yang memberikan nilai tambah yang lebih tinggi terhadap industri elektronik Indonesia ditengarai mengakibatkan menurunnya volume ekspor produk elektronik Indonesia. Tabel 4 Nilai Ekspor Elektronik ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Singapura Jepang Amerika Serikat Uni Eropa Lainnya Total 2, ,475 1 Terkait dengan krisis global yang terjadi saat ini, Gabungan Elektronika Indonesia (Gabel) memperkirakan bahwa dampak krisis finansial di Amerika Serikat belum terlihat pengaruhnya terhadap ekspor elektronika pada triwulan III 28, karena nilai ekspor produk elektronik Indonesia ke AS tidak terlalu besar. Amerika Serikat merupakan negara tujuan utama ekspor elektronik ketiga setelah Singapura dan Jepang. Amerika Uni Eropa Jepang 9

18 Produk Kimia Ekspor produk kimia pada Tw. III-28 sebesar USD2, miliar atau tumbuh 15,1%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (12,6%). Pertumbuhan ini didukung oleh relatif tingginya harga produk kimia di pasar internasional, sementara dari sisi volume mengalami penurunan ekspor yang cukup besar mencapai 45,1% karena menurunnya permintaan. Penurunan permintaan impor produk kimia terbesar berasal dari Jepang dan Malaysia yang turun masingmasing sebesar 32,1% dan 11,2%. Meskipun permintaan dari Malaysia turun, namun pangsa ekspor ke negara tersebut masih menjadi yang terbesar (9,9%) dengan nilai ekspor mencapai USD193 juta, diikuti oleh Uni Eropa (9%) dengan nilai sebesar USD175 juta. Tabel 5 Nilai Ekspor Kimia ke Beberapa Negara Tujuan Utama Tingginya harga batubara di pasar internasional didorong oleh besarnya permintaan dari Cina untuk memenuhi kebutuhan industri baja dan pembangkit listrik yang cukup besar di negara tersebut. Meskipun sekitar 13% cadangan batubara dunia berada di Cina, namun besarnya kebutuhan batubara dari sektor industri dan pembangkit menyebabkan Cina harus melakukan impor. Tabel 6 Nilai Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Jepang Taiwan Korea Selatan India China Lainnya Total 1, ,922 1 Sementara dari sisi volume, ekspor batubara Indonesia mengalami penurunan tipis, sebesar 1,2%, akibat turunnya permintaan batubara dari Jepang dan Korea Selatan. Di samping turunnya permintaan batubara dari negara tujuan utama ekspor, adanya Batubara Ekspor batubara pada Tw.III-28 sebesar USD2,9 miliar atau tumbuh 66,8% (y.o.y) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (55,6%). Pertumbuhan ini ditopang oleh harga batubara di pasar internasional yang mencapai USD162,8/Mton lebih tinggi dari periode sebelumnya (USD138,7/Mton). USD/MTon Grafik 7 Harga Batubara Dunia Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 penghentian sementara ekspor batubara terhadap 6 produsen batubara pada bulan Juli 28 turut mengurangi volume ekspor batubara. Penghentian sementara kegiatan ekspor tersebut yang dilakukan oleh pemerintah terkait dengan harga ekspor yang dianggap terlalu murah. ribu Ton Grafik 8 Volume Ekspor Batubara ke Beberapa Negara Tujuan Utama Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q Jepang Korea Selatan Taiwan India

19 Produsen batubara yang mengalami penghentian ekspor antara lain Perusahaan Daerah Baramarta dengan kapasitas ekspor per tahun sebesar 4 juta ton, Tanjung Alam Jaya (1,6 juta ton), Antang Gunung Meratus (1,5 juta ton), Sumber Kurnia Buana (1,5 juta ton), PT. Kadya Caraka Mulia (,5 juta ton) dan PT. Bangun Buana Persada (,4 juta ton). Karet Ekspor karet pada Tw. III-28 sebesar USD1,9 miliar atau tumbuh 42%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (29,2%). Pertumbuhan yang cukup tinggi ini lebih disebabkan oleh tingginya harga karet dunia, sedangkan dari sisi volume ekspor pertumbuhannya hanya sebesar 1,4%. Tabel 7 Nilai Ekspor Karet Ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Amerika Serikat Cina Jepang Uni Eropa Singapura Lainnya Total 1, ,877 1 Harga karet di pasar internasional mencapai USD329,1cent/kg, naik dari periode sebelumnya sebesar USD311,7cent/kg. Dalam perkembangannya, harga karet mencapai puncaknya di triwulan laporan pada bulan Juli 28 dengan harga harian komposit/daily composite price (DCP) mencapai USD325,74 cent/kg. Tingginya harga karet dipicu oleh terbatasnya pasokan karet dari negara produsen dan tingginya permintaan karet dari Cina. Sementara itu, pasokan karet dari Indonesia juga menurun pada bulan Juli 28 akibat musim gugur daun yang terjadi di daerah selatan katulistiwa yang pada gilirannya menyebabkan pohon sulit untuk menghasilkan getah karet. Di sisi permintaan, kebutuhan karet dari Cina tumbuh sebesar 1,7% melebihi pertumbuhan permintaan dari AS (6,4%). Dengan demikian, Cina berpotensi menjadi negara tujuan utama ekspor karet Indonesia menggantikan AS yang memiliki pangsa ekspor terbesar (23,6%). Lebih lanjut, nilai ekspor karet ke Cina pada triwulan ini sebesar USD335 juta sedikit di bawah nilai ekspor ke AS yang mencapai USD442 juta. Di samping beberapa komoditas yang didorong oleh kenaikan harga, terdapat beberapa komoditas yang secara volume meningkat tajam, antara lain mesin & mekanik (sektor manufaktur); timah (sektor pertambangan) dan udang (sektor pertanian). Ketiga komoditas tersebut tidak terpengaruh oleh krisis finansial global yang terjadi, sehingga masih dapat mendukung nilai ekspor nonmigas pada Tw. III-28. ribu Ton c/kg Grafik 9 Harga Karet Dunia Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q Grafik 1 Volume Ekspor Karet ke Beberapa Negara Tujuan Utama Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q Amerika Serikat Jepang China 11

20 Mesin & mekanik Ekspor mesin & mekanik pada Tw. III-28 sebesar USD2,5 miliar atau tumbuh 49,7%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (26,8%). Pertumbuhan ekspor tersebut didukung oleh tingginya permintaan dari negara Singapura dan Malaysia yang permintaannya masing-masing tumbuh sebesar 66% dan 5,5%. Mesin-mesin yang banyak diekspor ke negara-negara tersebut mencakup kendaraan bermotor, mesin khusus untuk industri tertentu, dan peralatan transportasi lainnya. Permintaan mesin & mekanik dari Singapura yang merupakan negara dengan pangsa ekspor terbesar (23,8%) sejalan dengan semakin berkembangnya industri di negara tersebut. Nilai ekspor ke negara itu mencapai USD597 juta, dikuti kemudian oleh Jepang dan Malaysia masing-masing sebesar USD286 juta dan USD258 juta. Tabel 8 NIlai Ekspor Mesin & Mekanik ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Singapura Jepang Malaysia Thailand Uni Eropa Lainnya Total 1, ,514 1 Timah Ekspor timah pada Tw. III-28 sebesar USD791 juta atau tumbuh sebesar 67,2%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya (158,8%). Perlambatan ekspor timah terkait dengan penurunan harga komoditas timah yang pada triwulan ini turun menjadi USD2.51cent/kg dari periode sebelumnya sebesar USD2.265cent/kg. Tabel 9 Nilai Ekspor Timah ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Singapura Malaysia Taiwan Jepang Lainnya Total Sementara dari sisi volume, pertumbuhan permintaan yang tinggi mencapai 18,9% terutama berasal dari Taiwan (tumbuh 35%), sedangkan pangsa ekspor terbesar ditujukan ke Singapura (86,8%) dengan nilai ekspor mencapai USD684 juta. Udang Ekspor udang pada Tw. III-28 sebesar USD224 juta atau tumbuh 6%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya (11,3%). Melambatnya ekspor udang disebabkan oleh harga udang yang turun menjadi USD1.48 cent/kg dari USD1.19 cent/kg pada triwulan sebelumnya, sementara volume ekspor mengalami peningkatan sekitar 3,8%. Tabel 1 NIlai Ekspor Udang ke Beberapa Negara Tujuan Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Amerika Serikat Jepang Uni Eropa Cina Hongkong Lainnya Total c/kg Grafik 11 Harga Udang Dunia 1,15 1,1 1,5 1, Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q

21 Di sisi permintaan, volume ekspor ke negara tujuan utama ekspor, AS dan Jepang, masih tumbuh positif, masing masing sebesar 19,9% dan 4,6%. Selain didorong oleh naiknya permintaan, ekspor udang ke Jepang juga dipicu oleh adanya pembebasan bea masuk bagi 51 produk perikanan Indonesia yang dimulai pada awal Juli 28. Beberapa produk perikanan yang mendapat pembebasan bea masuk, antara lain udang, lobster, kaki kodok, mutiara dan ikan hias. Di samping pembebasan bea masuk produk perikanan oleh Jepang, hambatan ekspor produk perikanan yang dilakukan oleh Uni Eropa juga telah dicabut sejak Juli 28. Uni Eropa sendiri merupakan negara tujuan utama ekspor udang setelah AS dan Jepang dengan pangsa sebesar 14,3%. ribu Ton Grafik 12 Volume Ekspor Udang ke Beberapa Negara Tujuan Utama berasal dari Cina (73,6%) sehingga menempatkan Cina sebagai negara asal impor utama di Indonesia (pangsa 16,5%), menggeser Jepang dengan pangsa 13%. Meskipun demikian, impor dari Jepang masih tumbuh cukup signifikan (46,3%). (%) Q1 Q2 Grafik 13 Pangsa Impor Nonmigas Menurut Negara Asal Q3 Q4 Q Sg Jpn RRC USA Tha Kor Q2 Pertumbuhan impor yang tinggi terutama terjadi pada barang modal (66,8%), diikuti oleh bahan baku (4,4%) dan barang konsumsi (34,8%). Tingginya impor barang modal dan bahan baku sejalan dengan besarnya kebutuhan industri untuk memenuhi konsumsi domestik ataupun ekspor. Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 juta USD Grafik 14 Nilai Impor Nonmigas 24, Juta USD 6, , 5, Amerika Serikat Jepang 16, 4, 1.2 Impor Nonmigas Pertumbuhan impor nonmigas pada Tw.III-28 yang masih tinggi (44,6%) terkait dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang masih cukup tinggi dan meningkatnya permintaan impor bahan baku untuk kebutuhan ekspor. Kenaikan impor tertinggi terutama 12, 8, 4, 3, 2, 1, Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q Bahan Baku Barang Konsums (RHS) Barang Modal (RHS) 13

22 No. Tabel 11 Pangsa Impor dalam Memenuhi Permintaan Akhir Berdasarkan Jenis Industri Sektor Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (%) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (%) Pembentukan Modal Tetap Bruto (%) Perubahan Inventori (%) Ekspor Barang dan Jasa (%) 1 Industri Pengilangan minyak bumi Industri kimia Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik Industri alat pengangkutan dan perbaikannya Industri pengolahan dan pengawetan makanan Industri tekstil, pakaian dan kulit Industri gula Industri kertas, barang dari kertas dan karton Industri makanan lainnya Industri barang karet dan plastik Industri minyak dan lemak Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun Industri pupuk dan pestisida Industri dasar besi dan baja Industri barang dari logam Share terhadap Total Kebutuhan Impor Berdasarkan analisis input-output tahun 25, sebagian besar dari impor tersebut digunakan oleh berbagai industri untuk memproduksi barang-barang untuk keperluan konsumsi rumah tangga (44%) dan pembentukan modal tetap bruto (31%). 2 Di sisi lain, impor barang konsumsi terbesar adalah barang-barang konsumsi semi-durable serta kendaraan bermotor. Barang-barang konsumsi tersebut terutama berasal dari Cina dan Thailand. Hal ini sesuai dengan kondisi di pasar domestik dimana banyak barangbarang konsumsi impor dari Cina dengan harga yang relatif murah meskipun kualitas dan pelayanan pasca pembelian masih kurang memadai. Tabel 12 Nilai Impor Barang Konsumsi dari Beberapa Negara Asal Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Cina Thailand Singapura Korea Selatan Lainnya 1, , Total 2,18 1 2,72 1 Sementara itu, impor kendaraan bermotor roda empat banyak berasal dari Thailand sejalan dengan mulai dijadikannya negara ini sebagai basis produksi kendaraan oleh para produsen mobil, seperti Honda dan Toyota. Komoditas impor yang terkait dengan tingginya permintaan domestik, baik untuk konsumsi maupun sebagai bahan baku produksi, adalah pupuk (HS31) dan baja (HS72). Impor pupuk pada Tw. III-28 mencapai USD715 juta atau tumbuh 263,8% terutama berasal dari negara Kanada, Afrika dan Rusia. Tingginya angka impor tersebut merupakan dampak dari pembebasan impor pupuk yang diberikan pemerintah kepada para pengusaha untuk mengimpor sesuai dengan kebutuhan. Hal ini didorong oleh masih tingginya ketergantungan pasar domestik terhadap pupuk impor dan masih adanya kendala dalam distribusi yang menimbulkan kelangkaan pupuk di berbagai daerah. Menurut Asosiasi Niaga Pupuk Indonesia (ANPI), setiap tahun 8% kebutuhan pupuk di Indonesia, kecuali 2 Catatan Riset Direktorat Riset dan Kebijakan Moneter, dalam rangka Rakor NPI Tw.III

23 urea, diimpor dari negara lain baik berupa bahan baku maupun produk jadi. Jenis pupuk yang diimpor antara lain Kalium Chlorida (KCL), Ammonia Sulfat (ZA) dan SP3. Tabel 13 Nilai Impor Pupuk dari Beberapa Negara Asal Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Kanada Afrika Rusia Lainnya Total Impor baja pada Tw. III-28 sebesar USD2,3 miliar atau tumbuh 91,4%. Tingginya impor baja disebabkan oleh kenaikan konsumsi di sektor otomotif, elektronik, konstruksi dan galangan kapal yang membutuhkan baja sekitar 7,5 juta ton per tahun, sementara industri domestik hanya mampu berproduksi sebesar 4-4,5 juta ton. Baja yang diimpor terutama berasal dari Jepang (pangsa 18%), Cina (14,5%) dan Australia (7,5%). Tabel 14 Nilai Impor Baja dari Beberapa Negara Asal Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Jepang Cina Australia Lainnya ,37 6. Total 1, , Lainnya , Total 2,18 1 2,865 1 Salah satu Komoditas impor yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan untuk ekspor adalah impor kapas (HS52) yang merupakan bahan baku bagi industri tekstil domestik. Impor kapas pada Tw. III-28 sebesar USD455 juta atau tumbuh 5,2%, jauh lebih rendah dari triwulan sebelumnya (4,7%). Melambatnya impor kapas ini sejalan dengan penurunan volume ekspor TPT akibat terjadinya krisis finansial global. Impor kapas terutama berasal dari AS (pangsa 28,5%) dan Cina (14,3%), sementara pasokan kapas dalam negeri hanya dapat memenuhi,5% dari total kebutuhan kapas. Terbatasnya pasokan antara lain akibat dari produktivitas kapas yang rendah (5 kg/ha). Tabel 15 Nilai Impor Kapas dari Beberapa Negara Asal Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Tujuan Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Amerika Serikat Cina Afrika Lainnya Total Impor alat-alat telekomunikasi (SITC 764) pada triwulan III 28 tumbuh sebesar 97,% mencapai USD2,2miliar. Peningkatan impor peralatan telekomunikasi ini sejalan dengan kenaikan kebutuhan investasi dalam rangka pengembangan jaringan telekomunikasi, diantaranya adalah program pembangunan 1 tower (BTS). Selain itu, pesatnya perkembangan industri telekomunikasi turut menyumbang tingginya permintaan alat-alat tersebut. Peralatan telekomunikasi yang diimpor antara lain berupa peralatan transmisi, peralatan lainnya untuk Digital Line System, peralatan penerima, sambungan telepon & peralatan terkait, kabel komunikasi dan peralatan telekomunikasi lainnya. Sebagian besar peralatan ini diimpor dari Cina, Singapura dan Hongkong. Tabel 16 Nilai Impor Alat-alat Telekomunikasi dari Beberapa Negara Asal Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) China Singapura Hongkong Lainnya Total 1, ,26 1. Impor Hydrocabon (SITC 511) pada triwulan III sebesar USD829 juta atau tumbuh 75,8%. Tingginya impor bahan kimia ini terkait dengan ketergantungan industri kimia terhadap pasokan bahan baku dari luar negeri. Industri yang menggunakan hydrocarbon 15

24 sebagai bahan baku antara lain industri pupuk, industri cat dan industri kimia lainnya. Bahan baku kimia ini banyak diimpor dari India, Malaysia dan Thailand. Tabel 17 Nilai Impor Hydrocabon dari Beberapa Negara Asal Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) China Singapura Hongkong Lainnya Total Impor flat rolled product not clad (SITC 673) yang merupakan bahan baku bagi industri baja pada Tw. III- 28 sebesar USD659 juta atau tumbuh 189,6%. Pertumbuhan impor bahan baku baja ini untuk memenuhi tingginya permintaan baja yang berasal dari sektor transportasi (kendaraan bermotor), telekomunikasi (proyek pembangunan 1 tower), dan properti. Selain itu, program konversi minyak tanah ke gas elpiji yang membutuhkan tabung baja juga memicu peningkatan permintaan komoditas tersebut di dalam negeri. Sementara itu, Gabungan Industri Pengerjaan Mesin dan Logam (Gamma) menyatakan bahwa lonjakan impor baja terkait dengan realisasi kesepakatan kerja sama ekonomi (economic partnership agreement/epa) antara Indonesia dan Jepang yang mulai diberlakukan pada 1 Juli 28. Dalam kesepakatan tersebut, produk baja Jepang yang masuk ke Indonesia tidak dikenakan bea masuk (BM). Selain Jepang, impor baja berasal dari Cina dan Korea Selatan. Tabel 18 Nilai Impor Bahan Baku Baja dari Beberapa Negara Asal Utama Periode Tw. III-27 Tw. III-28 Negara Asal Nilai (juta USD) Share (%) Nilai (juta USD) Share (%) Jepang Cina Korea Selatan Lainnya Total Neraca Perdagangan Migas Selama periode laporan, neraca minyak dan gas mencatat surplus sebesar USD2, miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus yang terjadi pada periode Tw.II-28 (USD1,3 miliar). Peningkatan surplus tersebut bersumber dari menurunnya defisit neraca perdagangan minyak dan meningkatnya surplus neraca gas. Di sisi neraca perdagangan minyak, turunnya harga minyak menjadi faktor utama yang menyebabkan defisit neraca perdagangan minyak lebih rendah daripada periode sebelumnya. Sementara di sisi gas, peningkatan volume ekspor gas mampu mendorong peningkatan surplus neraca perdagangan gas. 2.1 Minyak Neraca perdagangan minyak pada Tw.III-28 mengalami defisit sebesar USD2,8 miliar, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya (defisit USD3,1 miliar). Menurunnya harga minyak, setelah sempat mencapai level tertinggi pada bulan Juli, menjadi faktor penyebab lebih rendahnya defisit neraca perdagangan minyak tersebut, karena dampak penurunan harga terhadap penurunan nilai impor minyak lebih besar daripada dampaknya terhadap penurunan ekspor minyak. Tabel 19 Perkembangan Ekspor dan Impor Minyak Rincian Sumber: PT. Pertamina & BP. Migas, data diolah 28 TW.II TW.III Volume Nilai Harga Volume Nilai Harga (mbbl) (jt USD) (USD/bbl) (mbbl) (jt USD) (USD/bbl) Ekspor (fob) , ,422 Minyak Mentah , , Produk Kilang 9.8 1, , Impor (c&f) , ,745 Minyak Mentah , , Produk Kilang , , Neraca Perdagangan Minyak -3,799-3,323 Dari sisi ekspor, selama triwulan laporan tercatat ekspor minyak sebesar USD4,4 miliar atau menurun sebesar 11,5% dibandingkan triwulan sebelumnya 16

25 (USD5, miliar). Penurunan tersebut bersumber dari menurunnya nilai ekspor minyak mentah, sementara nilai ekspor produk (non BBM) masih meningkat. Volume ekspor selama periode laporan yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan nilai ekspor minyak mentah. Di samping itu, penurunan harga minyak di pasar internasional juga berdampak pada lebih turunnya nilai ekspor minyak. Ekspor minyak mentah Indonesia terutama ditujukan ke negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Cina dan Australia. Dari sekitar 42 jenis minyak mentah domestik yang di ekspor, volume terbesar adalah jenis minyak SLC, Duri, Senipah dan Belanak. Sementara itu, ekspor produk kilang (non BBM), terutama dalam bentuk LSWR, NAPTHA, PTA, Green coke, Slack Wax, ditujukan terutama ke negara Jepang, Singapura dan Korea Selatan. Dari sisi impor, nilai impor minyak pada Tw.III-28 mencapai USD7,2 miliar, juga lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai USD8,1 miliar. Penurunan nilai impor tersebut antara lain dipengaruhi oleh turunnya harga minyak dunia setelah sempat mencapai level tertinggi pada bulan Juli (USD139,9/barrel). Secara rata-rata, harga minyak selama periode laporan sebesar USD113/barrel atau lebih rendah dibandingkan harga pada triwulan sebelumnya yang tercatat USD119/barrel. Volume impor minyak mentah selama Tw.III-28 mengalami penurunan sebesar 11,4% menjadi 22,9 juta barel dibandingkan periode sebelumnya sebesar 25,8 juta barel. Penurunan impor dimaksud terkait dengan meningkatnya intake minyak mentah produksi domestik ke kilang sehingga berdampak pada penurunan ekspor minyak mentah yang terjadi pada periode yang sama. Lebih lanjut, impor minyak mentah Indonesia terutama berasal dari Saudi Arabia dengan jenis minyak ALC (Arab Light Crude). Jenis minyak tersebut digunakan untuk kebutuhan kilang Cilacap yang memproduksi sekitar 3% dari total produksi BBM dalam negeri. Sementara itu, impor produk BBM juga mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 39,1 juta barel menjadi sebesar 37,9 juta barel (turun 3,2%). Lebih rendahnya impor produk BBM di tengah kebutuhan konsumsi BBM yang meningkat, ditengarai terkait dengan meningkatkan optimalisasi kinerja kilang. Impor BBM yang digunakan untuk mendukung kebutuhan konsumsi dalam negeri tersebut, terutama berasal dari Singapura, seperti gasoline, avtur, fuel oil dan kerosene. Turunnya harga ekspor minyak mentah Indonesia selama triwulan laporan sejalan dengan perkembangan rata-rata harga minyak mentah basket OPEC dan WTI yang masing-masing sebesar USD113,5 dan USD112, per barel. Pergerakan harga minyak yang berbeda arah dibandingkan triwulan sebelumnya tersebut, antara lain dipengaruhi oleh krisis global yang diperkirakan menyebabkan melemahnya permintaan dunia. Selain itu, OPEC sebagai organisasi negara pengekspor minyak belum merencanakan untuk menurunkan kapasitas produksinya. Tabel 2 Demand dan Supply Minyak Dunia Oil Demand 28 QI QII Q III North America China Western Europe Others Total Demand Oil Supply Non OPEC OPEC Total Supply BALANCE Sumber : OPEC Monthly Oil Market Report (edisi November 28) 17

26 USD/bbl Grafik 15 Perkembangan Harga Minyak SLC Harga Ekspor WTI OPEC * J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S Sumber: OPEC, Ditjen Migas, Bank Indonesia Juta bph Grafik 16 Produksi Minyak dan Konsumsi BBM.8 Jan Jun Dec Jun Dec Jun J F MAM J J A S Oil Production Konsumsi (RHS) juta barel/bln Sementara itu, produksi minyak mentah Indonesia selama Tw III-28 relatif sama dengan rata-rata produksi pada Tw.II-28. Pada periode laporan, ratarata produksi minyak mencapai,982 juta barel per hari (bph), sementara rata-rata produksi periode sebelumnya sebesar,981 juta bph. Produksi minyak tersebut didukung oleh adanya produksi dari beberapa lapangan yang dikelola oleh KPS seperti JOB Pertamina-Petrochina (Jatim), PT. Chevron (Riau), Conoco Philips (Grisik, Sumsel), PT. Medco (Sumsel), PT. Vico (Kaltim), PT. Petrochina (Jambi), PT. Conoco (South Natuna), BP West Java (Block A) dan PT. Chevron (Kaltim). Produksi yang dapat dipertahankan pada level yang relatif sama tersebut mencerminkan adanya kenaikan produksi, baik dari sumur baru maupun optimalisasi sumur lama yang dapat mengimbangi natural declining sumur-sumur tua. Konsumsi BBM selama laporan sedikit mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan konsumsi periode sebelumnya. Peningkatan volume konsumsi BBM di triwulan III sebesar 11 juta barel (triwulan sebelumnya sebesar 99 juta barel) tidak dikuti oleh peningkatan volume impor produk (BBM). Hal ini ditengarai oleh adanya penambahan produksi BBM hasil kilang seperti yang tercermin dari penurunan volume ekspor minyak mentah pada periode yang sama Gas Neraca perdagangan gas selama Tw. III-28 mencatat kenaikan surplus menjadi USD4,8 miliar dari periode Tw II-28 yang mencapai USD4,4 miliar. Lebih besarnya surplus selama kurun Juli September 28 dimaksud, lebih didorong oleh bertambahnya volume ekspor gas (terutama LNG). Selain didorong oleh volume ekspor, peningkatan ekspor gas juga dipengaruhi oleh naiknya harga gas. Tabel 21 Ekspor LNG, LPG dan Natural Gas Ekspor Gas 28 Tw. II Tw. III LNG Volume (mmbtu) Nilai ( juta USD) 3,462 3,699 Harga (USD/mmbtu) LPG Volume ( metric ton) 35 - Nilai ( juta USD) 28 - Harga (USD/MTon) 82 - Natural Gas Volume (mmbtu) Nilai ( juta USD) 978 1,164 Harga (USD/mmbtu) Neraca Perdagangan Gas Ekspor (juta USD) 4,468 4,863 Impor (juta USD) Net (juta USD) 4,434 4,781 Sumber: BP. Migas, data diolah Peningkatan volume ekspor gas pada Tw.III-28 disumbang oleh naiknya ekspor LNG dan gas alam yang masing-masing meningkat sebesar 7 MBTU dan 6 MBTU menjadi 259 MBTU dan 84 MBTU. Lebih tingginya volume ekspor dimaksud, antara lain 18

27 dipengaruhi oleh besarnya produksi gas selama kurun waktu laporan guna menutupi kekurangan pengiriman periode sebelumnya. Berdasarkan nilai kontrak yang telah disetujui, ekspor LNG dan gas alam terutama ditujukan untuk negara Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Kenaikan volume ekspor gas turut mempengaruhi nilai ekspor sehingga menambah surplus neraca perdagangan gas. Nilai ekspor gas mengalami peningkatan dari periode sebelumnya sebesar USD396 juta menjadi USD4,9 miliar yang ditopang oleh naiknya nilai ekspor LNG sebesar 6,9% (setara USD237 juta) dan gas alam sebesar 19,1% (setara USD 186 juta). Sementara itu, pada periode laporan tidak terdapat ekspor LPG terkait dengan kebijakan pemerintah untuk menghentikan ekspor LPG guna pemenuhan kebutuhan domestik dalam rangka konversi energi dari minyak tanah ke LPG. Hingga saat ini terdapat cadangan gas bumi di Indonesia sekitar 17,1 TSCF (triliun standar cubic feet) dengan komposisi 112,5 TCSF merupakan cadangan terbukti dan 57,7 TCSF adalah cadangan potensial. Bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 27, cadangan gas bumi di tahun 28 mengalami peningkatan. Tabel 22 Cadangan Gas Indonesia (billion cubic feet) Tahun Cadangan Terbukti Potensial Total Sumber: Ditjen Migas Neraca Jasa Defisit neraca jasa pada Tw. III-28 mencapai USD3,6 miliar, relatif masih sama dengan angka pada periode triwulan sebelumnya. Penyumbang terbesar defisit neraca jasa berasal dari jasa transportasi. Sementara jasa travel pada periode laporan mencatat kenaikan penerimaan devisa yang lebih besar daripada triwulan sebelumnya. Juta USD Grafik 17 Perkembangan Neraca Jasa Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q Transportasi Travel Jasa Lainnya Jasa, net Jasa transportasi pada triwulan III mencatat defisit yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya, yaitu sekitar USD3, miliar. Angka defisit tersebut terutama berasal dari jasa angkutan barang (freight), khususnya nonmigas, yang sedikit naik dari USD2,1 miliar menjadi USD2,2 miliar seiring dengan meningkatnya volume impor barang. Sementara itu, defisit jasa angkutan barang migas menurun dari USD,7 miliar menjadi USD,6 miliar, sejalan dengan penurunan volume impor minyak. Tingginya defisit jasa transportasi tersebut terkait dengan dominasi armada asing dalam pengangkutan barang impor. Pemberdayaan industri pelayaran nasional dalam mendukung perdagangan internasional melalui kewajiban semua pengiriman komoditas nasional dengan menggunakan armada domestik masih sulit untuk diterapkan. Di sektor pariwisata, selama Tw. III-28 mencatat surplus sebesar USD,4 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya (USD,3 miliar). Surplus tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia (inbound) dari 1,6 juta orang menjadi 1,7 juta orang, atau tumbuh sekitar 11,4% (q.t.q). Peningkatan kunjungan wisman tersebut mendorong penerimaan devisa jasa travel dari USD1,5 miliar menjadi USD1,6 miliar. Negara asal wisman yang datang ke Indonesia masih didominasi oleh Singapura (pangsa 16%), 19

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Edisi Publikasi Februari 2011 kang LAPORAN NERACAA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Tw. IV-2010 1 Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA November 2011 kang LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III-2011 1 Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,

Lebih terperinci

Realisasi 2007 Proyeksi 2008 Februari 2008

Realisasi 2007 Proyeksi 2008 Februari 2008 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi 27 Proyeksi 28 Februari 28 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA REALISASI 27 PROYEKSI 28 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN 2 Realisasi 27 dan Proyeksi 28 DAFTAR

Lebih terperinci

Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H.

Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Edisi Publikasi Februari 2009 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan IV 2008 Realisasi 2008 1 Alamat Redaksi : Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Agustus 2111 kang LAPORAN NERACAA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II-211 1 Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,

Lebih terperinci

Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016

Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016 Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Triwulan IV 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,

Lebih terperinci

Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016

Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016 Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Triwulan IV 2016 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,

Lebih terperinci

Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H.

Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 16 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 135 Telepon : (21) 3818328 Faksimili

Lebih terperinci

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2017

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2017 Agustus Mei 2013 2017 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I 2017 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Mei 211 kang LAPORAN NERACAA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Tw. I-211 1 Alamat Redaksi: Biro Neraca Pembayaran Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai

Lebih terperinci

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2016

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2016 Agustus Mei 2013 2016 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I 2016 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin

Lebih terperinci

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2016

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2016 Agustus Agustus 20132016 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II 2016 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara

Lebih terperinci

S e p t e m b e r

S e p t e m b e r September 2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

Realisasi Triwulan I-2015

Realisasi Triwulan I-2015 Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I-2015 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. September 2014-1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

S e p t e m b e r

S e p t e m b e r September 2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2017

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2017 Agustus Agustus 20132017 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II 2017 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Agustus 2013 0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan IV-2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,

Lebih terperinci

Realisasi Triwulan III 2017

Realisasi Triwulan III 2017 Agustus November 20132017 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III 2017 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara

Lebih terperinci

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2018

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2018 Agustus Mei 2013 2018 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan I 2018 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Agustus 2013 0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan III-2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

S e p t e m b e r

S e p t e m b e r September 2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk menunjukan kuat atau lemahnya fundamental perekonomian suatu negara. Selain itu,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2016 No. 42/08/32/Th.XVIII, 01 Agustus 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2016 MENCAPAI USD 2,48

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 No. 60/11/32/Th.XVIII, 1 November 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER 2016 MENCAPAI

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2017 No. 38/07/32/Th.XIX, 3 Juli 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2017 MENCAPAI USD 2,45 MILYAR

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 No. 20/04/32/Th XIX, 3 April 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI 2017 MENCAPAI USD 2,21

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2016 No. 51/09/32/Th.XVIII, 01 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2016 MENCAPAI USD 1,56

Lebih terperinci

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M Kementerian Perdagangan 17 Oktober 2015 1 Neraca perdagangan Oktober 2015 kembali surplus Neraca

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 25/05/32/Th.XIX, 02 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2017 MENCAPAI USD 2,49 MILYAR

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 43/08/32/Th.XIX, 01 Agustus 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2017 MENCAPAI USD 1,95 MILYAR

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017

PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 050/09/32/Th.XIX, 4 September 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2017 MENCAPAI USD 2,59

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR

Lebih terperinci

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat Kementerian Perdagangan 5 Agustus 2014 1 Neraca perdagangan non migas bulan Juni 2014 masih surplus Neraca perdagangan Juni 2014 mengalami defisit USD 305,1 juta, dipicu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT APRIL 2017 No. 34/06/32/Th.XIX, 2 Juni 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2017 MENCAPAI USD 2,24 MILYAR

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN KINERJA Periode: MARET 21 Jakarta, Mei 21 1 Neraca Perdagangan Indonesia Kondisi perdagangan Indonesia semakin menguat setelah mengalami kontraksi di tahun 29. Selama Triwulan I

Lebih terperinci

Perdagangan Indonesia

Perdagangan Indonesia Tinjauan Terkini Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Daftar Isi Tinjauan Umum Hingga Juli 2010 Ekspor & Impor Beberapa Produk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2017 MENCAPAI USD 2,30 MILYAR No. 16/03/32/Th.XIX, 01 Maret

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004 No. 56 / VII / 1 NOVEMBER PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan menembus angka US$ 7 milyar, yakni mencapai US$ 7,15 milyar, atau 13,33 persen lebih

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Desember 2014, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015. BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER No.72/12/32/Th.XVII, 15 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$2,03 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Kinerja Ekspor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 1 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Bulan Februari 2012 Naik 8,5% Jakarta, 2 April 2012

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT APRIL 2016 No.32/06/32/Th.XVIII, 01 Juni 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2016 MENCAPAI US$ 2,10 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI No. 15/V/1 APRIL EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan Februari mencapai US$ 4,18 milyar atau naik 4,36 persen dibanding ekspor bulan Januari sebesar

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Februari 213 Kan? kang LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan IV-212 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara,

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Prospek Ekspor

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H.

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H. Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 135 Telepon : (21) 3818328 Faksimili

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER No.68/11/32/Th.XVII, 16 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$2,23 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 24/04/32/Th.XVII, 15 April PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H.

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H. 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 17 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 135 Telepon : (21) 3818328 Faksimili

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 World Economic Report, September 2001, memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2001 hanya mencapai 2,6% antara lain

Lebih terperinci

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim Krisis finansial yang tengah melanda Amerika Serikat (AS) diperkirakan dapat membawa kepada resesi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No. 66/11/Th.XIV, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$17,82 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$17,82

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004 No. 37 / VII / 1 JULI PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan Mei kembali bertahan di atas US$ 5 milyar, yaitu mencapai US$ 5,50 milyar atau lebih tinggi 5,60

Lebih terperinci

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut di Bulan April 2015

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut di Bulan April 2015 Impor Seluruh Jenis Golongan Barang Menurun di bulan April 2015, kecuali Bahan Baku/Penolong Perdagangan dengan India di bulan April 2015 menyumbang surplus USD 1,0 miliar Grafik 2. Negara Penyumbang Surplus

Lebih terperinci

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014* TABEL 1 RINGKASAN 2014 2015 Q1 Q2 Q3 Q4 Total Q1 Q2 Q3 I. Transaksi Berjalan -4,926-9,592-7,040-5,958-27,516-4,178-4,250-4,011 A. Barang 1) 3,350-375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,130 4,054 - Ekspor 43,937

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Periode i 2010 Tetap Menguat, Masih

Lebih terperinci

4. Outlook Perekonomian

4. Outlook Perekonomian 4. Outlook Perekonomian Pada tahun 2007-2008, ekspansi perekonomian Indonesia diprakirakan terus berlanjut dengan dilandasi oleh stabilitas makroekonomi yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi pada 2007 diprakirakan

Lebih terperinci

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) TABEL 1 RINGKASAN 2013 2014 I. Transaksi Berjalan -6,007-10,126-8,640-4,342-29,115-4,149-8,939-6,963-6,181-26,233 A. Barang 1) 1,602-556 85 4,703 5,833 3,350-375 1,560 2,368 6,902 - Ekspor 44,945 45,244

Lebih terperinci

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014* TABEL 1 RINGKASAN 2014 2015 I. Transaksi Berjalan -4,927-9,585-7,035-5,953-27,499-4,159-4,296-4,190-5,115-17,761 A. Barang 1) 3,350-375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,125 4,141 1,953 13,281 - Ekspor 43,937

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021 3858216, 23528400. Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008 BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96

Lebih terperinci