TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2013"

Transkripsi

1 TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma ( Amd, PK ) pada Program Studi DIII RMIK Oleh : SINTA PUSPITA SARI NIM : D PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013

2 HALAMAN HAK CIPTA 2013 Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah ada pada Penulis

3 HALAMAN PERSETUJUAN TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2013 Disusun Oleh : SINTA PUSPITA SARI D Disetujui untuk dipertahankan dalam ujian karya tulis ilmiah Tanggal : 31 Juli 2013 Pembimbing (dr. Zaenal Sugiyanto, M.Kes)

4 HALAMAN PENGESAHAN TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH TAHUN 2013 Disusun oleh : SINTA PUSPITA SARI NIM. D Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Semarang, 31 Juli 2012 Tim Penguji Ketua : dr. Zaenal Sugiyanto, M.Kes (...) Penguji I : Kriswiharsi Kun S., SKM, M.Kes (...) Penguji II : Eni Mahawati, SKM, M.Kes (...) Mengetahui, Dekan Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya tulis ilmiah ini secara khusus saya persembahkan kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus yang memampukanku dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini 2. Orang tuaku Pak Moel dan Buk Nipah yang selalu mendoakan dan mengupayakan yang terbaik buat anak-anaknya 3. Adekku Santi yang menjadi teman untuk berbagi cerita tentang KTI 4. Sponsorku yang terkasih Mevr. W. Van Butselaar di Belanda dan PPA IO-822 yang banyak membantu 5. mb Mira El Sinta sebagai pembimbing Rohani ku yang selalu mendoakan, mengingatkan dan memberi semangat untuk terus mengerjakan KTI 6. PMG Semarang, saudara PA, dan saudara-saudaraku semuanya yang selalu mendukung dalam doa 7. Sahabat sahabatku yang hebat Hilya, Pud, Hiday, Wawan, Hany, mb Sisil, Wiwid, dan Ana yang gak akan terlupakan.. kalian adalah keluarga baruku selama aku di Semarang dan akan selalu menjadi keluarga.. 8. Anak anak RMIK Udinus Angkatan 2010 calon calon orang sukses.. cemungut teman-teman!!

6 RIWAYAT HIDUP Nama : Sinta Puspita Sari Tempat, Tanggal Lahir : Jepara, 26 Februari 1992 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Kristen Protestan Alamat : Ujungwatu Rt 05 / Rw 03 Donorojo - Jepara Riwayat Pendidikan : 1. TK Margo Waluyo Ujungwatu Donorojo - Jepara 2. SD Negeri 03 Ujungwatu, tahun SMP BOPKRI 03 Pati, tahun SMA Negeri 1 Donorojo, tahun Program Studi DIII RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Tinjauan Pelaksanaan Pelepasan Informasi Medis untuk Keperluan Visum Et Repertum dari Aspek Teori Hukum Kesehatan di RSUD Tugurejo Semarang Tahun Penulisan laporan ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Arif Kurniadi, M.Kom selaku Ketua Program Studi D3 Rekam Medis Universitas Dian Nuswantoro. 4. dr. Zaenal Sugiyanto,M.Kes selaku ketua penguji dan dosen pembimbing

8 5. Eni Mahawati, SKM, M.Kes selaku dosen penguji dan reviewer 6. Kriswiharsi Kun S., SKM, M.Kes selaku dosen penguji 7. Segenap Staf dan Dosen program studi D3 Rekam Medis Universitas Dian Nuswantoro 8. dr. Endang Agustinar, M.Kes selaku Direktur RSUD Tugurejo Semarang 9. Chusnul Khotimah, SKM selaku Administrasi Pelayanan Rawat Jalan pada Bidang Pelayanan 10. Seluruh staf karyawan / karyawati RSUD Tugurejo Semarang serta Semua Pihak yang telah membantu pelaksanaan penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan di kemudian hari. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu rekam medis dan informasi kesehatan. Terima kasih. Semarang, Juli 2013 Penulis

9 Prograam Studi Diploma III rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2013 ABSTRAK SINTA PUSPITA SARI TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2013 Dalam menjalankan pelayanan visum et repertum RSUD Tugurejo Semarang telah menggunakan protap. Di RSUD Tugurejo Semarang pelayanan visum et repertum ditangani oleh Bidang Pelayanan sedangkan pada umumnya pelayanannya ditangani oleh Unit Rekam Medis. Melihat permasalahan tersebut penulis melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum dari aspek teori hukum kesehatan dan dari prosedur tetap (protap) di RSUD Tugurejo Semarang tahun Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif evaluatif dengan menggunakan pendekatan retrospektif. Metode yang digunakan adalah metode wawancara dan observasi. Populasi yang diamati meliputi jumlah pelayanan visum Triwulan I tahun 2013 yang berjumlah 61 pelayanan serta 3 orang petugas meliputi 1 petugas Bidang Pelayanan, Kepala Instalasi Rekam Medis, dan petugas filing. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Pedoman Wawancara, dan Pedoman Observasi. Pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum di RSUD Tugurejo Semarang sudah sesuai dengan Protap kecuali pada tata cara permintaan dan penyerahan visum et repertum. Protap yang ada belum tersusun secara jelas dan rinci. Ketidaksesuaian antara pelaksanaan dengan teori yaitu terletak pada bagian yang menangani visum. Pada

10 pelaksanaan dan protap pelayanan visum dilakukan oleh bagian Bidang Pelayanan, sedangkan di dalam teori pelayanannya dilakukan oleh Unit Rekam Medis. Mengingat pentingnya protap sebagai panduan petugas dalam menjalankan tugasnya, maka perlu dilakukan perbaikan protap menjadi lebih jelas dan rinci. Perlu ditinjau ulang mengenai bagian yang seharusnya menangani pelayanan visum et repertum. Kata kunci : pelaksanaan visum et repertum, protap, teori Kepustakaan : 11 sumber, Diploma Course Medical Records and Health Information Community Health Faculty Dian Nuswantoro University Semarang 2013 ABSTRACT SINTA PUSPITA SARI REVIEW FOR RELEASE OF MEDICAL INFORMATION VISUM ET REPERTUM LEGAL THEORY ASPECT OF HEALTH 2013 HOSPITAL SEMARANG TUGUREJO In running services visum et repertum Hospital Semarang Tugurejo been using SOP. Hospital services in Semarang Tugurejo visum et repertum handle by the Services unit while in the service of visum et repertum generally handle by the Medical Records Unit. Seeing these problems researchers conduct by a study with the aim of knowing the implementation for the release of medical information visum et repertum purposes of health and legal aspects of the theory of fixed procedures (SOPs) in Semarang Tugurejo Hospital This research includes descriptive evaluative study using a retrospective approach. The methods use for interviews and observation. Populations observe are the number of visa services first quarter of 2013, amounting to 61 service and 3 officers include 1 officer of Field Services, head Installation Medical Record, and filing clerk. Research instruments use Guidance Interview and Observation Guidelines. Implementation for the release of medical information purposes visum et repertum in Semarang Tugurejo hospitals are in accordance to the SOP except on request and submission procedures visum et repertum. SOPs exist yet clearly structure and detailed. Mismatch between the implementation of the theory lies in the part that handles visa. On implementation and post mortem services

11 performed by the standard procedure of Field Services section, while in the theory the service performed by the Medical Records Unit. Given the importance of SOPs to guide officers in their duties, it is necessary to repair SOPs become more clear and detail. Need to be reviewe on a part that should handle visum et repertum services. Keywords: implementation visum et repertum, SOPs, theory Bibliography: 11 source, DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Hak Cipta... ii Halaman Persetujuan... iii Halaman Pengesahan... iv Halaman Persembahan... v Halaman Riwayat Hidup... vi Kata Pengantar... vii Abstrak... ix Daftar Isi... xi Daftar Tabel... xiii Daftar Lampiran... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3

12 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Ruang Lingkup Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis... 6 B. Hukum Kesehatan C. Visum Et Repertum D. Prosedur Tetap (Protap) Visum Et Repertum RSUD Tugurejo Semarang E. Kerangka Teori F. Kerangka Konsep BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Identifikasi Variabel C. Definisi Operasional D. Populasi Studi E. Instrumen Penelitian F. Cara Pengumpulan Data G. Jenis Data H. Pengolahan Data I. Analisa Data BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit B. Hasil Pengamatan C. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA... 81

13 DAFTAR TABEL 4.1 Pelayanan visum Triwulan I tahun 2013 di RSUD Tugurejo Semarang Pengambil Hasil Visum Triwulan I tahun Kelengkapan Formulir Tabel Kesesuaian Kelebihan dan Kekurangan masing masing bagian... 64

14 DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Ijin Penelitian 2. Rancangan Usulan Protap 3. Pedoman Observasi 4. Pedoman Wawancara 5. Struktur Organisasi RSUD Tugurejo Semarang 6. Formulir Visum

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut PerMenKes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 tentang rekam medis, yang dimaksud dengan rekam medis adalah Berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Secara umum dapat disadari bahwa informasi yang terdapat dalam rekam medis sifatnya rahasia dan harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter maupun tenaga profesi kesehatan lainnya. Hal pembukaan rahasia kedokteran dipertegas dalam PerMenKes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 BAB IV Pasal 10 Ayat 2 Informasi tentang identitas, diagnosa, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal : Untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan, permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri, permintaan

16 istitusi / lembaga berdasarkan ketentuan perundang - undangan dan untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien. (1) Rekam medis merupakan sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan, salah satu di antaranya yaitu untuk keperluan visum et repertum. Visum et repertum adalah sebuah kenyataan bahwa masyarakat menghendaki agar setiap orang yang bersalah harus dipidana, sementara yang tidak bersalah harus tidak dihukum (dibebaskan). Logika yang demikian adalah benar adanya baik berdasarkan alasan yuridis konstitusional maupun berlandaskan akal sehat manusia. (2) RSUD Tugurejo Semarang adalah salah satu rumah sakit yang sudah mengadakan pelayanan visum et repertum. Seperti di antaranya untuk kasus penganiayaan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Kekerasan Dalam Pacaran (KDP), kecelakaan, pengeroyokan, pemerkosaan, pencabulan, persetubuhan, psikologi, pemeriksaan mayat non bedah, dan lain - lain. Peneliti tertarik melakukan penelitian di RSUD Tugurejo karena melihat bahwa rumah sakit ini banyak melayani kasus visum et repertum dengan jumlah permintaan sebanyak 125 pada tahun Dalam menjalankan pelayanan visum et repertum, RSUD Tugurejo Semarang telah menggunakan protap sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan. Di RSUD Tugurejo Semarang pelayanan visum et repertum ditangani oleh bagian Bidang Pelayanan sedangkan pada umumnya ditangani oleh Unit Rekam Medis.

17 Mengingat pentingnya informasi medis untuk keperluan visum et repertum dan dengan melihat permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tinjauan Pelaksanaan Pelepasan Informasi Medis untuk Keperrluan Visum Et Repertum dari Aspek Teori Hukum Kesehatan di RSUD Tugurejo Semarang Tahun B. Rumusan Masalah Bagaimana pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum ditinjau dari aspek hukum kesehatan dan prosedur tetap (protap) di RSUD Tugurejo Semarang tahun 2013? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum ditinjau dari aspek hukum kesehatan dan prosedur tetap (protap) di RSUD Tugurejo Semarang tahun Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum yang meliputi: 1) Mengetahui tata cara permintaan visum et repertum 2) Mengetahui jenis kasus yang dimintakan visum et repertum 3) Mengetahui pihak peminta visum et repertum 4) Mengetahui pembuat visum et repertum 5) Mengetahui peranan petugas rekam medis dalam melayani visum et repertum

18 6) Mengetahui penyerahan visum et repertum 7) Mengetahui pengagendaan visum et repertum b. Mendeskripsikan prosedur tetap (protap) visum et repertum c. Mendeskripsikan kesesuaian antara protap visum et repertum dengan pelaksanaan kegiatan. d. Mendeskripsikan kesesuaian antara teori hukum kesehatan visum et repertum dengan pelaksanaan kegiatan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi RSUD Tugurejo Semarang dalam upaya peningkatan kualitas rumah sakit, khususnya dalam hal pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum. 2. Bagi Akademik Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi di perpustakaan UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO dan sebagai acuan bagi penelitian sejenis berikutnya. 3. Bagi Pembaca Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum. 4. Bagi Penulis Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu, wawasan dan pengalaman bagi penulis. Selain itu penulis juga dapat memperbandingkan antara teori dengan keadaan yang ada di lapangan.

19 E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Lingkup ilmu rekam medis 2. Ruang Lingkup Materi Pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum dalam aspek hukum kesehatan 3. Ruang Lingkup Objek Prosedur pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum 4. Ruang Lingkup Lokasi Lingkup lokasi penelitian yang diambil adalah di bagian Bidang Pelayanan dan Unit Rekam Medis RSUD Tugurejo Semarang. 5. Ruang Lingkup Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara 6. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013

20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif evaluatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum. Metode yang digunakan adalah metode wawancara dan observasi. Pendekatan yang digunakan ialah retrospektif yaitu menggunakan data yang sudah ada. B. Identifikasi Variabel a. Pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum yang meliputi: a. Tata cara permintaan visum et repertum b. Jenis kasus yang dimintakan visum et repertum c. Pihak peminta visum et repertum d. Pembuat visum et repertum e. Peranan petugas rekam medis dalam melayani visum et repertum

21 f. Penyerahan visum et repertum g. Pengagendaan visum et repertum b. Prosedur tetap (protap) visum et repertum c. Kesesuaian antara protap visum et repertum dengan pelaksanaan visum et repertum. d. Kesesuaian antara teori hukum kesehatan visum et repertum dengan pelaksanaan visum et repertum. C. Definisi Operasional No Variable Definisi 1. Pelaksanaan pelepasan infomasi medis untuk keperluan visum et repertum Pelaksanaan pelepasan informasi medis mulai dari tata cara permintaan, jenis kasus yang dimintakan, pihak peminta, pembuat, peranan petugas rekam medis, penyerahan, dan pengagendaan visum et repertum dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. a. Tata cara permintaan visum et repertum Tahap - tahap dalam permintaan visum et repertum sampai penye- rahan hasil visum et repertum kepada pihak kepolisian disertai dengan surat dan formulir yang dibutuhkan dalam pelayanan

22 visum et repertum. Didapatkan dari hasil observasi pada dokumen visum yang diagendakan. b. Jenis kasus yang dimintakan visum et repertum Kasus - kasus yang dapat dimintakan visum et repertum di RSUD Tugurejo Semarang seperti kasus penganiayaan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Kekerasan Dalam Pacaran (KDP), pengeroyokan, kecelakaan, pemerkosaan, pencabulan, persetubuhan, psikologi, pemeriksaan mayat non bedah, dan lain - lain. Didapatkan dari hasil observasi pada lembar pelayanan visum Triwulan I tahun 2013 di RSUD Tugurejo Semarang. c. Pihak peminta visum et repertum Pihak yang diperkenankan untuk melakukan permintaan dilakukannya visum et repertum di RSUD Tugurejo Semarang. Didapatkan dari hasil observasi pada surat permintaan yang diagendakan.

23 d. Pembuat visum et repertum Dokter (ahli) yang ditunjuk RSUD Tugurejo Semarang untuk membuat visum et repertum sesuai dengan jenis kasus dan keahliannya. Didapatkan dari hasil observasi pada dokumen visum. e. Peranan petugas rekam medis dalam melayani visum et repertum Tugas dan tanggung jawab petugas rekam medis dalam proses pelayanan visum et repertum di RSUD Tugurejo Semarang seperti pengambilan dan penyimpanan DRM. Didapatkan dari hasil wawancara kepada petugas Bidang Pelayanan, Kepala Instalasi Rekam Medis, dan petugas filing. f. Penyerahan visum et repertum Proses penyerahan visum et repertum dari pihak rumah sakit kepada pihak peminta dalam mengurus administrasi. Dan dalam hal ini dapat diketahui formulir apa saja yang harus ada, siapa yang berhak menyerahkan dan menerima hasil visum et

24 repertum. Didapatkan dari hasil observasi pada Buku Register Pengambilan Visum, dokumen visum, dan dari wawancara kepada petugas Bidang Pelayanan. g. Pengagendaan visum et repertum Surat atau formulir yang diagendakan dan bagian yang menangani pengagendaan di RSUD Tugurejo Semarang. Didapatkan dari hasil observasi pada dokumen visum yang diagendakan. 2. Prosedur tetap (protap) visum et repertum Urutan kegiatan visum et repertum yang sudah ditetapkan oleh pihak rumah sakit sebagai dasar bagi petugas untuk melaksanakan kegiatan visum et repertum di RSUD Tugurejo Semarang berdasarkan hasil observasi protap. 3. Kesesuaian antara protap visum et repertum dengan pelaksanaan visum et repertum. Perbandingan antara prosedur tetap (protap) dengan pelaksanaan visum et repertum berdasarkan hasil observasi dan

25 wawancara 4. Kesesuaian antara teori hukum kesehatan visum et repertum dengan pelaksanaan visum et repertum. Perbandingan antara teori hukum kesehatan dengan pelaksanaan visum et repertum berdasarkan hasil observasi dan wawancara. D. Populasi Studi Dalam penelitian ini populasi yang diamati meliputi jumlah pelayanan visum Triwulan I tahun 2013 di RSUD Tugurejo Semarang yang berjumlah 61 pelayanan dengan subjek 3 orang petugas meliputi 1 petugas Bidang Pelayanan, Kepala Instalasi Rekam Medis, dan petugas filing. E. Instrumen Penelitian 1. Pedoman Wawancara Instrumen pedoman wawancara kepada: a. Petugas Bidang Pelayanan b. Kepala instalasi rekam medis c. Petugas filing 2. Pedoman Observasi Pedoman observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum yang meliputi tata cara permintaan visum et repertum, jenis kasus yang dimintakan visum et repertum, pihak peminta visum et repertum, pembuat visum et repertum, peranan petugas rekam medis dalam melayani visum

26 et repertum, penyerahan visum et repertum, dan pengagendaan visum et repertum apakah sudah sesuai dengan prosedur tetap (protap) visum et repertum dan dengan teori hukum kesehatan. F. Cara Pengumpulan Data 1. Wawancara Cara pengumpulan data dengan pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban dari petugas Bidang Pelayanan, Kepala instalasi rekam medis, dan petugas filing untuk mengetahui tata cara permintaan visum et repertum, jenis kasus yang dimintakan, peminta, pembuat, peranan petugas rekam medis dalam melayani visum, penyerahan dan pengagendaan visum et repertum. 2. Observasi Cara pengumpulan data dengan mengamati objek penelitian secara langsung seperti protap, dokumen visum, lembar pelayanan visum, Buku Register Pengambilan Visum dan buku peminjaman dokumen di bagian filing. G. Jenis data 1. Data Primer

27 Data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan petugas Bidang Pelayanan, Kepala instalasi rekam medis, petugas filing dan dari hasil observasi. 2. Data Sekunder Data yang diambil dari data yang sudah ada seperti protap dan dari dokumen visum et repertum. H. Pengolah Data 1. Pengumpulan Data Suatu cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen sebagai alat bantu dalam menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, seperti di antaranya pedoman observasi dan pedoman wawancara. 2. Editing Suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan cara meneliti dan mengoreksi data yang dikumpulkan guna mengetahui kekurangan dan kesalahan pengisian data dalam pelaksanaan prosedur pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum. 3. Penyajian Data Suatu cara pengolahan data dengan cara menyajikan hasil dari pengumpulan data berupa narasi sehingga pembaca mudah memahami pelaksanaan prosedur pelepasan informasi medis.

28 I. Analisis Data Dalam penelitian ini analisa yang digunakan yaitu analisa deskriptif tentang pelaksanaan prosedur pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum dengan menggambarkan keadaan di lapangan guna membandingkan hasil penelitian dengan protap dan dengan teori hukum kesehatan. BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah berdirinya rumah sakit Rumah sakit ini terletak pada ruas jalur utama Semarang Jakarta pada koordinat LS : 06º 59 04,8 dan BT : 110º 21 22,7 yang merupakan jalur utama pantai utara Jawa antara Semarang Kendal, tepatnya pada Jalan Raya Walisongo Semarang. Posisi tersebut sangat strategis dengan beberapa aspek pendukung sebagai berikut: a. Terletak pada jalur lalu lintas utama yang sangat padat dan mempunyai potensi rawan kecelakaan. b. Dekat dengan pintu utama jalan Tol Manyaran. c. Dikelilingi oleh lingkungan pemukiman daerah Mijen dan Ngaliyan. d. Dilingkupi oleh 4 (empat) daerah sentra industri besar yaitu Kawasan Industri Cilacap (Wijaya Kusuma), Kawasan Tugu Indah

29 Industri, Kawasan Industri Candi, serta Kawasan Guna Mekar Industri. RSUD Tugurejo Semarang merupakan Rumah Sakit B non pendidikan milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang terletak di Semarang bagian barat dengan kapasitas tempat tidur yang beroperasional saat ini 323 tempat tidur. Luas tanah m 2, luas bangunan m 2 terdiri dari gedung rawat jalan, gedung IGD, 8 bangsal perawatan, kamar bedah, kamar bersalin, bangunan penunjang, kantor, auditorium dan wisma. Melalui pendekatan manajemen mutu, RSUD Tugurejo Semarang selalu berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanannya di seluruh jajaran Rumah Sakit (Hospital Wide Quality Improvement). Peningkatan dan pengembangan mutu pelayanan ini tercapai berkat partisipasi, dorongan dan dukungan dari seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Bapak Gubernur, serta komitmen dari DPRD Provinsi Jawa Tengah. 2. Visi, misi, motto rumah sakit a. Visi Menjadi Rumah Sakit Prima, mandiri, terdepan di Jawa Tengah. b. Misi 1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. 2) Meningkatkan sarana dan prasarana dalam rangka menunjang pelayanan medis dan memberikan kenyamanan pada pasien, keluarga pasien, dan karyawan.

30 3) Meningkatkan program pembangunan mutu pelayanan medis dan non medis secara berkesinambungan. 4) Mewujudkan kemandirian, efisiensi, efektifitas dan fleksibelitas pengelolaan keuangan. 5) Menjadikan pengembangan pelayanan unggulan. c. Motto Kesembuhan dan Kepuasan Anda Adalah Kebahagiaan Kami. 3. Gambaran umum pelayanan rumah sakit a. Tahun 1952 menjadi bagian dari Dinas Pemberantasan Penyakit Kusta Provinsi Jawa Tengah b. Tahun 1968 menjadi Rumah Sakit Kusta Tugurejo c. September 1993 merupakan Rumah Sakit Kusta (khusus) milik Pemerinta Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Tengah dengan Eselon IV A. d. 5 Juli 1996 terbit Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 743/Menkes/Sk/VII/1996 tentang penetapan kelas Rumah Sakit Kusta Tugurejo Semarang menjadi setara dengan Rumah Sakit Umum Daerah kelas C. e. 13 Januari 1999 Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 1999 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Kusta Provinsi Jawa Tengah. f. 26 Desember 2000 keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 1810/Menkes-Kesos/SK/XII/2000

31 tentang Perubahan Status Rumah Sakit Khusus menjadi Rumah Sakit Umum. g. 28 Januari 2003 terakreditasi dengan status akreditasi penuh tingkat dasar sertifikat YM h. 19 November 2003 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1600/MENKES/SK/XI/2003 tentang Peningkatan Kelas B Non Pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. i. 16 Maret 2007 Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo telah Tersertifikasi ISO 9001:2000 untuk manajemen mutu, yaitu Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap (Amarylis 1), Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium, Instalasi radiologi, Pelayanan Rekam Medis dan penunjang pelayanan lainnya. j. 6 Februari 2008 Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Terakreditasi dengan status penuh tingkat lengkap (16 bidang pelayanan) dengan sertifikat No /III/359/08, yaitu Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, pelayanan Keperawatan, Rekam Medis, Farmasi, K3, Radiologi, Laboratorium, Kamar Operasi, Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit, Perinatal Resiko Tinggi, Pelayanan Rekam Medis, Pelayanan Gizi, Pelayanan Intensif, Pelayanan Darah. k. 7 Juni 2008 Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah.

32 l. 29 Juli 2008 Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo menjadi rumah sakit model akreditasi untuk 5 pelayanan yaitu administrasi manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan, rekam medik dengan sertifikat No. HK.03.05/III/2689/08. m. 1 Januari 2009 RSUD Tugurejo ditetapkan menjadi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah penuh berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 059/78/2008 tanggal 21 Oktober Tentang penetapan status pengelolaan keuangan BLUD RSUD Tugurejo Semarang. n. 16 Maret 2010 tersertifikasi ISO 9001:2008 untuk manajemen mutu, yaitu Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap (Amarylis 1), Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium, Instalasi radiologi, Pelayanan Rekam Medis dan penunjang pelayanan lainnya. o. 17 Maret 2011 terakreditasi penuh tingkat lengkap (16 bidang pelayanan) yang ke-2 p. 9 Agustus 2012 Penghargaan Citra Bhakti Kinerja Pelayanan Publik Tingkat Provinsi Jawa Tengah. 4. Tugas Pokok RSUD Tugurejo Semarang Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Adapun Pelayanan Kesehatan RSUD Tugurejo Semarang meliputi :

33 a. Pelayanan Rawat Jalan yang terdiri dari : 1) Poli spesialis anak 2) Poli spesialis kebidanan dan kandungan 3) Poli spesialis bedah 4) Poli spesialis penyakit dalam 5) Poli spesialis kulit dan kelamin 6) Poli spesialis ortopedi 7) Poli fisioterapi 8) Poli spesialis syaraf 9) Poli spesialis mata 10) Poli spesialis THT 11) Poli spesialis gigi 12) Poli spesialis paru 13) Poli spesialis jantung 14) Poli umum 15) Poli pegawai 16) Poli kusta 17) Poli kecantikan 18) Poli tumbuh kembang 19) Poli gizi 20) Poli psikologi 21) Klinik VCT b. Pelayanan Rawat Inap yang terdiri dari : 1) Paviliun Amarilis 1 2) Paviliun Amarilis 2

34 3) Paviliun Amarilis 3 4) Paviliun Anggrek 5) Bangsal Alamanda 6) Bangsal Bougenvil 7) Bangsal Kenanga 8) Bangsal Melati 9) Bangsal PICU 10) Bangsal HCU 11) Bangsal ICU 12) Bangsal Dahlia 5. Gambaran umum Pelayanan Visum Et Repertum Rumah Sakit RSUD Tugurejo Semarang merupakan rumah sakit yang sudah melakukan pelayan visum et repertum. Pada umumnya visum et repertum ditangani oleh petugas rekam medis, tetapi di RSUD Tugurejo Semarang pelayanannya ditangani oleh bagian Bidang Pelayanan dengan dua orang petugas yang khusus menanganinya. RSUD Tugurejo Semarang lebih sering menangani permintaan visum et repertum untuk kasus korban hidup dibandingkan dengan kasus pada jenazah karena RSUD Tugurejo Semarang belum memiliki alat alat dan Dokter Forensik sendiri. Kalaupun ada kasus visum pada korban mati (jenazah) RSUD Tugurejo Semarang hanya dapat melayani pemeriksaaan non bedah karena kasus ini dapat dilakukan oleh Dokter Umum. Jika ada permintaan untuk kasus visum bedah mayat maka RSUD Tugurejo Semarang akan merujuk ke RSUP Dr Kariadi yang dapat melayani untuk kasus tersebut. Di dalam pelaksanaan visum et

35 repertum RSUD Tugurejo Semarang sudah memiliki Prosedur Tetap (protap) sebagai panduan dalam pelaksanaannya. B. Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan di RSUD Tugurejo Semarang dengan menggunakan pedoman observasi pada populasi pelayanan visum Triwulan I tahun 2013 yang berjumlah 61 pelayanan dan dari hasil wawancara dengan subjek petugas Bidang Pelayanan, Kepala Instalasi Rekam Medis, dan petugas filing didapatkan hasil sebagai berikut: a. Pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum. a. Tata cara permintaan visum et repertum Permintaan tertulis dari pihak kepolisian Direktur Wadir Ka. Bidang Pelayanan Kasi Pelayanan RJ Filing DRM Dokter yg bertanggung jawab thd pasien Hasil Administrasi visum Hasil Dokter Umum Dokter Spesialis Kasi Pelayanan RJ Dokter Spesialis Forensik Surat pengantar dari Direktur oleh bagian Bidang Pelayanan Diambil kepolisian Tidak diambil kepolisian Mengurus administrasi Diagendakan 1. Permintaan secara tertulis dari pihak kepolisian yang ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit

36 2. Kemudian Direktur mendisposisikan kepada Wakil Direktur dan selanjutnya Wakil Direktur merekomendasikannya kepada Kepala Bidang Pelayanan untuk kemudian diserahkan ke Kasi Pelayanan Rawat Jalan agar segera ditindaklanjuti 3. Kasi Pelayanan Rawat Jalan mengkoordinasikan secara lisan kepada bagian rekam medis terutama bagian filing untuk mencarikan Dokumen Rekam Medis (DRM) pasien 4. Setelah DRM ditemukan maka diserahkan kepada kasi pelayanan rawat jalan untuk diserahkan ke dokter yang memeriksa pertama kali (Dokter Umum) agar segera dibuatkan visumnya. Jika memang membutuhkan penanganan yang lebih lanjut, maka dari Dokter Umum dapat mengkonsultasikan kepada Dokter Spesialis sesuai dengan keadaan pasien. Tetapi untuk kasus tertentu pembuatan visum langsung ditangani oleh Dokter Spesialis seperti pada kasus Psikologi 5. Hasil visum yang masih dalam bentuk tulisan tangan dokter akan diketik dan dirapikan oleh Administrasi Visum dan setelah selesai hasilnya akan dimintakan tanda tangan dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien. Jika visum hanya dilayani oleh Dokter Umum maka hasilnya hanya akan dimintakan tanda tangan Dokter Umum, tetapi jika visum dikonsultasikan kepada Dokter Spesialis maka hasil visum dimintakan tanda tangan keduanya atau hanya salah satu dokter saja tergantung dari hasil pemeriksaannya baru kemudian dikonsultasikan dan dimintakan persetujuan kepada Dokter Spesialis Forensik

37 6. Setelah hasil visum ditandatangani oleh Dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien dan telah disetujui oleh Dokter Spesialis Forensik maka akan dibuatkan surat pengantar dari Direktur oleh bagian Bidang Pelayanan 7. Kemudian pihak rumah sakit dapat menghubungi pihak kepolisian untuk memberitahukan bahwa hasil visum sudah bisa diambil atau sebaliknya pihak kepolisian yang menghubungi pihak rumah sakit. Tetapi hasil visum tidak selalu diambil oleh pihak kepolisian. Jika kasus tidak untuk kepentingan peradilan (berakhir damai) biasanya hasil visum tidak diambil oleh pihak kepolisian melainkan hanya menjadi agenda rumah sakit. Dalam pengambilan hasil visum pihak kepolisian harus mengurus administrasi pada bagian Administrasi Visum terlebih dahulu yaitu mengisi Buku Register Pengambilan Visum Et Repertum yang di dalamnya mencantumkan tanggal pengambilan, nomor visum et repertum, nama dokter, nama pengambil, pangkat, NRP, wilayah, tanggal pengambilan dan tanda tangan pengambil. b. Jenis kasus yang dimintakan visum et repertum Berdasarkan hasil observasi pada lembar pelayanan visum Triwulan I tahun 2013 di RSUD Tugurejo Semarang jenis kasus yang dilayani yaitu:

38 1) Visum et repertum tentang pemeriksaan luka (korban hidup): a) Kasus penganiayaan b) Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) c) Kekerasan Dalam Pacaran (KDP) d) Kekerasan / Penganiayaan Terhadap Anak e) KLL / kecelakaan f) Pengeroyokan g) Luka - luka h) Perawatan pasca melahirkan 2) Visum et repertum tentang kejahatan susila: a) Pemerkosaan b) Pencabulan c) Pelaku pencabulan d) Persetubuhan anak e) Persetubuhan 3) Visum et repertum tentang pemeriksaan mayat (jenazah): Mayat gelandangan (pemeriksaan mayat non bedah). 4) Visum et repertum Psikiatrik: a) Psikologi b) Hak asuh Di RSUD Tugurejo Semarang pelayanan visum et repertum digolongkan menjadi dua jenis visum yaitu visum PPKPA dan visum Umum. Jumlah pelayanan visum et repertum Triwulan I

39 tahun 2013 pada masing masing kasus dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Pelayanan visum Triwulan I tahun 2013 di RSUD Tugurejo Semarang No Kasus Spesialis Jenis Ʃ Kunj Persentase 1 Kasus penganiayaan Menyesuaikan Umum 20 32,79% 2 KDRT Menyesuaikan Umum & 7 11,47% PPKPA 3 KDP Menyesuaikan Umum & 2 3,28% PPKPA 4 Kekerasan/Penganiayaan Menyesuaikan PPKPA 2 3,28% Terhadap Anak 5 KLL / kecelakaan Bedah / Peny. Umum 1 1,64% Dalam 6 Pengeroyokan Menyesuaikan Umum 9 14,75% 7 Luka - luka Umum Umum 1 1,64% 8 Perawatan pasca mela- Obsgyn PPKPA 1 1,64% hirkan 9 Pemerkosaan Obsgyn PPKPA 2 3,28% 10 Pencabulan Psikologi Umum 1 1,64% 11 Pelaku pencabulan Psikologi Umum 1 1,64% 12 Persetubuhan Anak Psikologi/ PPKPA 5 8,20% Anak 13 Persetubuhan Obsgyn PPKPA 2 3,28% 14 Mayat gelandangan Umum Umum 1 1,64% (pemeriksaan mayat non bedah). 15 Psikologi Psikologi PPKPA 5 8,20% 16 Hak asuh Psikologi PPKPA 1 1,64% Total % Keterangan: Menyesuaikan yang dimaksud di sini yaitu untuk kasus - kasus tertentu dirujuk ke Dokter Spesialis sesuai dengan keadaan pasien yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Contoh: pasien bermasalah dengan telinga dirujuk ke Spesialis THT, Mata ke Spesialis Mata, dll.

40 c. Pihak Peminta visum et repertum Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada petugas di RSUD Tugurejo Semarang didapatkan bahwa pihak yang berhak meminta visum et repertum adalah pihak penyidik dari kepolisian. d. Pembuat visum et repertum Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di RSUD Tugurejo Semarang visum et repertum dibuat oleh dokter yang pertama kali menangani korban atau dokter jaga yang ada pada saat itu (Dokter Umum). Dokter Umum merujuk kepada Dokter Spesialis jika pasien memang memerlukan penanganan yang lebih lanjut dan hasilnya nanti akan ditandatangani oleh ke dua dokter tersebut atau hanya salah satu dokter saja tergantung dari hasil pemeriksaannya. Pada hasil visum tersebut terdapat tanda tangan dokter pemeriksa 1 dan dokter pemeriksa 2. Tetapi untuk kasus tertentu pembuatan visum langsung ditangani oleh Dokter Spesialis seperti pada kasus Psikologi. Pada kasus pemerkosaan biasanya dari Dokter Umum disarankan untuk dilakukan visum pada Dokter Spesialis Obsgyn. Untuk kasus kasus lainnya dirujuk ke Dokter Spesialis sesuai dengan keadaan pasien yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Contoh: pasien bermasalah dengan telinga dirujuk ke Spesialis THT, Mata ke spesialis Mata, dll. e. Peranan petugas rekam medis dalam melayani visum et repertum Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di RSUD Tugurejo Semarang peranan petugas rekam medis di sini yaitu

41 mencarikan Dokumen Rekam Medis (DRM), mencatat pada tracer sebagai ganti dokumen di rak filing, dan mencatat pada buku peminjaman (Buku Peminjam CM) yang di dalamnya berisi No. RM, nama, tanggal pinjam, nama peminjam, tanggal pengembalian dan tanda tangan. Untuk pasien lama jika dalam surat permintaan dari kepolisian tidak mencantumkan No. RM pasien maka petugas rekam medis akan mencarikan No. RM di indeks untuk kemudian dicari dokumen rekam medisnya. Pada pasien baru akan dibuatkan No.RM oleh bagian pendaftaran UGD. Untuk alur pelayanannya hampir sama dengan pelayanan pada pasien lama. f. Penyerahan visum et repertum Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di RSUD Tugurejo Semarang hasil visum diserahkan langsung oleh Staf Bidang Pelayanan kepada pihak pemohon yaitu penyidik dari kepolisian yang pertama kali mengajukan permintaan visum tersebut. Tidak ada ketentuan dari rumah sakit mengenai pangkat pihak pengambil asalkan masih dalam instansi yang sama. Untuk pengambilan yang bukan dari pihak kepolisian maka harus menunjukkan surat kuasa dari kepolisian. Adapun ketentuan administrasinya yaitu pihak yang mengambil harus mengisi Buku Register Pengambilan Visum Et Repertum yang di dalamnya berisi tanggal pengambilan, nomor visum et repertum, nama dokter, nama pengambil, pangkat, NRP, wilayah, tanggal pengambilan dan tanda tangan pengambil. Formulir yang diserahkan yaitu formulir hasil visum yang sudah diketik disertai dengan surat pengantar dari

42 Direktur. Berdasarkan observasi kepangkatan pengambil visum Triwulan I tahun 2013 di RSUD Tugurejo Semarang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Pengambil Hasil Visum Triwulan I tahun 2013 No Pangkat Pengambil Jumlah Persentase 1 Brigadir 2 8 % 2 Bripka 4 16 % 3 Briptu 2 8 % 4 Aipda 6 24 % 5 Aiptu 5 20 % 6 Peksos 2 8 % 7 Kurir 4 16 % Total % Dari pelayanan visum Triwulan I tahun 2013 diketahui 40,98% hasil visum tidak diambil oleh pihak kepolisian karena tidak digunakan untuk kepentingan peradilan, biasanya kasus berakhir damai. Hasil visum yang tidak diambil oleh pihak kepolisian hanya akan diagendakan oleh pihak rumah sakit. g. Pengagendaan visum et repertum Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di RSUD Tugurejo Semarang pengagendaan visum et repertum ditangani oleh bagian Bidang Pelayanan. Adapun hal hal yang diagendakan yaitu surat permintaan dari kepolisian, surat disposisi, surat pengantar dari Direktur, formulir hasil visum et repertum yang sudah diketik dan yang belum diketik. Formulir hasil visum yang sudah diketik dapat diserahkan kepada pihak kepolisian jika akan

43 digunakan untuk kepentingan peradilan. Tetapi jika tidak untuk keperluan peradilan (berakhir damai) biasanya hasil visum tidak diambil oleh pihak kepolisian, melainkan hanya menjadi agenda rumah sakit. Kelengkapan formulir - formulir visum yang diagendakan di RSUD Tugurejo Semarang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Kelengkapan Formulir No Formulir yang diagendakan Jumlah Presentase 1 Surat permintaan dari kepolisian % 2 Surat disposisi Direktur Wakil Direktur % 3 Surat disposisi Wakil Direktur Ka % Bidang Pelayanan 4 Surat disposisi Ka. Bidang Pelayanan % Kasi pelayanan RJ Hasil visum yang belum diketik % 5 Hasil visum yang sudah diketik % 6 Surat pengantar Direktur % b. Prosedur tetap (protap) visum et repertum RSUD Tugurejo Semarang a. Permintaan visum dari pihak kepolisian ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang b. Direktur merekomendasikan kepada Kepala Bidang Pelayanan kemudian untuk diserahkan ke Kasi Pelayanan Rawat Jalan untuk ditindaklanjuti c. Kasi Pelayanan Rawat Jalan memerintahkan staf yang ditunjuk untuk mencari dokumen Rekam Medik yang dimaksud di bagian Rekam Medik

44 d. Setelah dokumen rekam medik ditemukan, maka diserahkan ke Dokter Pemeriksa untuk dibuat Visumnya e. Setelah visum selesai dibuat oleh dokter pemeriksa akan diketik dan dirapikan oleh administrasi visum kemudian dimintakan tanda tangan dari dokter pemeriksa. Setelah ditandatangani oleh dokter pemeriksa dimintakan persetujuan untuk dilakukan koreksi seperlunya oleh dokter Spesialis Forensik f. Visum yang telah disetujui oleh dokter Spesialis Forensik, dibuatkan surat pengantar yang ditandatangani oleh Direktur g. Pihak kepolisian mengambil hasil visum melalui administrasi visum setelah menyelesaikan urusan administrasi. (11) c. Kesesuaian antara protap visum et repertum dengan pelaksanaan visum et repertum Tabel 4.4 Tabel kesesuaian Protap a. Permintaan visum dari pihak kepolisian ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang b. Direktur merekomendasikan kepada Kepala Bidang Pelayanan kemudian untuk diserahkan ke Kasi Pelayanan Rawat Jalan untuk ditindaklanjuti c. Kasi pelayanan Rawat jalan memerintahkan staf yang ditunjuk untuk mencari dokumen Rekam Medik yang dimaksud di bagian Rekam Medik Pelaksanaan Ʃ Ʃ tidak % sesuai sesuai % % 0 0% 0 0% % % 0 0%

45 d. Setelah dokumen rekam medik ditemukan, maka diserahkan ke Dokter Pemeriksa untuk dibuat Visumnya e. Setelah visum selesai dibuat oleh dokter pemeriksa akan diketik dan dirapikan oleh administrasi visum kemudian dimintakan tanda tangan dari dokter pemeriksa. Setelah ditandatangani oleh dokter pemeriksa dimintakan persetujuan untuk dilakukan koreksi seperlunya oleh Dokter Spesialis Forensik f. Visum yang telah disetujui oleh Dokter Spesialis Forensik, dibuatkan surat pengantar yang ditandatangani oleh Direktur g. Pihak kepolisian mengambil hasil visum melalui administrasi visum setelah menyelesaikan urusan administrasi % 0 0% % 0% % 0 0% 25 40,98 % 36 59,02 % Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui ketidaksesuaian antara pelaksanaan pelayanan visum et repertum dengan protap yaitu pada bunyi protap yang menyebutkan Direktur merekomendasikan kepada Kepala Bidang Pelayanan kemudian untuk diserahkan ke Kasi Pelayanan Rawat Jalan untuk ditindaklanjuti (100%). Pada kenyataannya dari Direktur kepada Wakil Direktur baru kemudian ke Kepala Bidang Pelayanan. Ketidaksesuaian lain yaitu pada bunyi protap yang menyebutkan pihak kepolisian mengambil hasil visum melalui administrasi visum setelah menyelesaikan urusan administrasi (59,02%). Pada kenyataannya hasil visum tidak selalu diambil oleh pihak kepolisian jika tidak digunakan untuk kepentingan peradilan, sehingga hanya diagendakan oleh pihak rumah sakit. C. Pembahasan

46 1. Pelaksanaan prosedur pelepasan informasi medis untuk keperluan visum et repertum. a. Tata cara permintaan visum et repertum 1) Permintaan visum et repertum di RSUD Tugurejo Semarang diawali dengan permintaan secara tertulis dari pihak kepolisian (penyidik) dan ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit. Hal ini ditunjukkan dari persentase hasil penelitian pada dokumen visum Triwulan I tahun 2013 yang diagendakan didapatkan kelengkapan surat permintaan dari kepolisian secara tertulis berjumlah 100%. Tidak diperkenankan melakukan permintaan secara lisan dan permintaan langsung dari pasien sendiri karena visum digunakan untuk kepentingan peradilan dan surat permintaan dari kepolisian tersebut merupakan bukti bahwa ada pihak yang bertanggung jawab terhadap pasien. Namun di dalam protap hanya menyebutkan bahwa permintaan visum dari pihak kepolisian ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang, tidak menyebutkan bahwa permintaan harus dilakukan secara tertulis. Di dalam teori menyebutkan bahwa pemohon harus mengajukan permohonan tertulis yang ditujukan langsung ke Direktur Rumah Sakit. Pemohon yang diberi kewenangan oleh KUHP untuk meminta visum et repertum yaitu Penyidik, penyidik pembantu dengan pangkat serendah rendahnya bagi penyidik Polisi Negara adalah pembantu Letnan dua atau komandan berpangkat bintara di bawah pembantu letnan dua, sedangkan

47 pangkat bagi penyidik pembantu serendah rendahnya sersan dua, dan yang terakhir yaitu hakim namun yang melaksanakannya ialah jaksa penuntut umum. (10) Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaannya sudah sesuai dengan protap yaitu sama sama dilakukan oleh pihak kepolisian. Namun protap yang ada belum sesuai dengan teori karena belum mencantumkan bahwa permohonan harus dilakukan secara tertulis dan belum memuat ketentuan mengenai pemohon yang diberi kewenangan untuk melakukan permohonan. 2) Direktur mendisposisikan kepada Wakil Direktur dan selanjutnya Wakil Direktur merekomendasikannya kepada Kepala Bidang Pelayanan untuk kemudian diserahkan ke Kasi Pelayanan Rawat Jalan agar segera ditindaklanjuti. Hal ini ditunjukkan dari persentase hasil penelitian pada dokumen visum Triwulan I tahun 2013 yang diagendakan didapatkan kelengkapan ketiga surat disposisi masing-masing berjumlah 100%. Isi Protap menyebutkan Direktur merekomendasikan kepada Kepala Bidang Pelayanan kemudian untuk diserahkan ke Kasi Pelayanan Rawat Jalan untuk ditindaklanjuti. Di dalam teori menyebutkan bahwa setelah dari Direktur surat didisposisikan langsung ke bagian tata usaha rumah sakit kemudian surat tersebut didistribusikan ke Unit Rekam Medis yaitu kepada Kepala Rekam Medis terlebih dahulu. (10)

48 Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan belum sesuai dengan protap karena menurut protap tidak menyebutkan mengenai pendisposisian dari Direktur kepada Wakil Direktur. Pelaksanaan dan protap yang ada juga belum sesuai dengan teori. Dalam pelaksanaan dan protap dilakukan oleh Bidang pelayanan, sedangkan dalam teori pelaksanaannya dilakukan oleh Unit Rekam Medis. 3) Kasi Pelayanan Rawat Jalan mengkoordinasikan secara lisan kepada bagian rekam medis terutama bagian filing untuk mencarikan Dokumen Rekam Medis (DRM) pasien. Dalam protap menyebutkan Kasi Pelayanan Rawat Jalan memerintahkan staf yang ditunjuk untuk mencari Dokumen Rekam Medik yang dimaksud di bagian Rekam Medik. Dalam struktur organisasi sendiri dapat dilihat bahwa Bidang Pelayanan tidak membawahi Rekam Medik, jadi sifatnya bukanlah perintah melainkan hanya sebatas koordinasi. Sekalipun Bidang Pelayanan tidak membawahi bagian Rekam Medik tetapi masih dapat dilakukan koordinasi karena kesepakatan bersama bagian yang bersangkutan yang terwujud di dalam protap dan telah ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit. Di dalam protap menyebutkan bahwa yang menangani visum ialah Bidang Pelayanan sedangkan pada umumnya pelayanan dilakukan oleh Unit Rekam Medis, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing.

49 Tabel 4.5 Kelebihan dan kekurangan masing masing bagian Bagian yang melayani Bidang Pelayanan Kelebihan Pelayanan visum akan lebih terfokus karena ada bagian tersendiri yang khusus menangani visum. Unit Rekam Medis Pelayanan cukup dilakukan dalam satu bagian, yaitu Unit Rekam Medis sehingga lebih mudah dalam koordinasi tugas. Kekurangan Proses akan lebih panjang karena harus melakukan koordinasi pada bagian lain yaitu Rekam Medik. Secara struktur organisasi sendiri Bidang Pelayanan tidak membawahi URM Karena tugas Unit Rekam Medik cukup banyak, maka pelayanan visum tidak dapat terfokus karena tidak ada petugas RM yang khusus menangani Visum Dalam teori menyebutkan Kepala Rekam Medis memerintahkan petugas bagian visum et repertum untuk menanganinya. Staf rekam medis mencatat nomor dan menggandakan surat permohonan tersebut, lalu menyiapkan bandel Dokumen Rekam Medis korban dan formulir visum et repertum. (10) Pelaksanaan di RSUD Tugurejo sudah sesuai dengan protap karena sama sama dilakukan oleh Kasi Pelayanan Rawat Jalan. Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan dan protap

50 yang ada belum sesuai dengan teori karena di dalam teori pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Rekam Medis. 4) Setelah DRM ditemukan maka langsung diserahkan kepada kasi pelayanan rawat jalan untuk diserahkan ke dokter yang memeriksa pertama kali (Dokter Umum) untuk segera dibuatkan visumnya. Jika memang membutuhkan penanganan yang lebih lanjut, maka dari Dokter Umum dapat mengkonsultasikan kepada Dokter Spesialis sesuai dengan keadaan pasien. Tetapi untuk kasus tertentu pembuatan visum langsung ditangani oleh Dokter Spesialis seperti pada kasus Psikologi. Protap menyebutkan setelah dokumen rekam medik ditemukan, maka diserahkan ke Dokter Pemeriksa untuk dibuat visumnya. Teori menyebutkan staf rekam medis mencatat nomor dan menggandakan surat permohonan tersebut, lalu menyiapkan bendel dokumen rekam medis korban dan formulir visum et repertum untuk diserahkan ke dokter yang menangani. Yang dimaksud dokter di sini semua dokter yang sudah disumpah baik Dokter Umum, Spesialis, Dokter Pemerintah baik sipil maupun tentara atau Polri juga Dokter Swasta. (10) Pelaksanaan yang ada sudah sesuai dengan protap meskipun dalam protap tidak disebutkan secara jelas siapa yang menyerahkan DRM kepada dokter. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan dan protap yang ada belum sesuai dengan teori karena penyerahan kepada

TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2013

TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2013 TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2013 Sinta Puspita Sari *), dr. Zaenal Sugiyanto, M.Kes

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG Keadaan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG Keadaan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG 4.1. Keadaan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang 4.1.1. Tinjauan Sejarah RSUD Tugurejo Semarang Awal mula pendirian rumah sakit

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DAN PROSEDUR TETAP DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG TAHUN 2015

TINJAUAN PELAKSANAAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DAN PROSEDUR TETAP DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG TAHUN 2015 TINJAUAN PELAKSANAAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI HUKUM KESEHATAN DAN PROSEDUR TETAP DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG TAHUN 2015 Failus Garin Abtelia*), Jaka Prasetya, S.Kep, M.Kes**) *) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien dapat dinilai dan dilihat pada formulir-formulir dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien dapat dinilai dan dilihat pada formulir-formulir dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam Medis merupakan formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen klinis dan administrasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran khusus Institusi 1. Desktripsi Lingkungan Rumah sakit ini terletak pada ruas jalur utama Semarang Jakarta pada koordinat LS : 0,6 o 59 04,8 dan BT : 110 o 21 22,7 yang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Prosedur tetap (protap) pembuatan visum et repertum. a. Pemeriksaan korban hidup. b. Pemeriksaan korban mati

BAB VI PENUTUP. 1. Prosedur tetap (protap) pembuatan visum et repertum. a. Pemeriksaan korban hidup. b. Pemeriksaan korban mati BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik sebagai kesimpulan berikut : 1. Prosedur tetap (protap) pembuatan visum et repertum Didalam prosedur tetap Rumah Sakit Umum

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK HUKUM KESEHATAN DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2016

TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK HUKUM KESEHATAN DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2016 TINJAUAN PELAKSANAAN PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK HUKUM KESEHATAN DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2016 Syahda Zakiatul Af al *), Jaka Prasetya, S.Kep, M.Kes**)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya yang diberikan kepada

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI DI RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI DI RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI DI RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG Faizal Rachman*), Zaenal Sugiyanto**) *) Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit Madya pada tanggal 23 Oktober 1975, langkah demi

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit Madya pada tanggal 23 Oktober 1975, langkah demi BAB I HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah singkat rumah sakit Bermula dari Health Centre lalu Medical Centre, berawal dari lingkup layanan kecil poliklinik umum, poliklinik Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI DI

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI DI TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS UNTUK KEPERLUAN VISUM ET REPERTUM DARI ASPEK TEORI DI RUMAH SAKIT PANTIWILASA DR CIPTO SEMARANG Maria Ivoni Natara, Zaenal Sugiyanto mariaivoninatara@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. KERANGKA KONSEP 1. Tata cara pelaksanaan pelepasan informasi medis pasien : a. Mengetahui alur pelayanan visum et b. Mengetahui pihak peminta visum et c. Mengetahui jenis kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi Sejarah berdirinya RSUD Dr Soeselo Kabupaten Tegal berawal dari Balai Pengobatan Karyawan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung 45 BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Berdirinya RSUD Kota Bandung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah kota Bandung yang bergerak dibidang layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Keadaan Geografis Rumah sakit Tugurejo Semarang terletak pada ruas jalur utama Semarang Jakarta yang merupakan jalur utama pantai utara jawa antara

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya peyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKA

Lebih terperinci

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI Nur Widowati 1, Rano Indradi Sudra 2, Tri Lestari 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011),

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit RSUD RAA Soewondo Pati dibangun mulai tahun 1932, sumber dana pembangunan berasal dari Bupati Pati (RAA Soewondo), Sekretaris

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokumen Rekam Medis harus lengkap isi informasinya seperti yang telah ditetapkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun 2008 bahwa Rekam Medis

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penilaian sistem, dalam hal ini peneliti melakukan analisis terhadap interaksi yang terjadi pada input-proses-output yang terjadi untuk

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 436 / MENKES / SK / VI / Tentang

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 436 / MENKES / SK / VI / Tentang Lampiran 1 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 436 / MENKES / SK / VI / 1993 Tentang BERLAKUNYA STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT DAN STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS Pendahuluan Rumah Sakit yang salah satu pelayanannya adalah menyelenggarakan pelepasan informasi isi Rekam Medis pasien yang sesuai dengan standar yakni berisi informasi

Lebih terperinci

No. Dokumen /RM/10

No. Dokumen /RM/10 PEMBERIAN INFORMASI ISI SPO 1.1.28/RM/1 1/2 Ditetapkan 15 April 21 dr. Widayanti Pengertian : Petugas yang diberi wewenang, dokter yang merawat berhak memberikan informasi tentang kesehatan pasien atas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG SURAT KEPUTUSAN No.../.../.../.../2015 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN KOMITE KEPERAWATAN DIREKTUR RUMAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa hak

Lebih terperinci

G U B E R N U R J A M B I

G U B E R N U R J A M B I G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014

ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014 ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014 Abstrack Amelia Setyo Prastiwi Given the release of medical record information

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

TINJAUANPEMANFAATANINFORMASI REKAM MEDIS UNTUK KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 ABSTRAK

TINJAUANPEMANFAATANINFORMASI REKAM MEDIS UNTUK KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 ABSTRAK TINJAUANPEMANFAATANINFORMASI REKAM MEDIS UNTUK KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 Suci Rahmawati, Rano Indradi Sudra, Tri lestari APIKES MitraHusadaKaranganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien di sarana

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL Satriyo Hananto P *), Kriswiharsi Kun S, M.Kes **) *) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN 1.1 Kesimpulan Pada bab sebelumnya telah diuraikan pembahan mengenai Rumah Sakit Korban Lakalantas Kendal, sehingga dapat disimpulkan berbagai masalah, dan potensi

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. 269/MENKES/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. No. 269/MENKES/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/MENKES/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RANCANGAN PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PURI HUSADA TEMBILAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penting yang berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam

Lebih terperinci

PROSEDUR KEARSIPAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA TUGAS AKHIR

PROSEDUR KEARSIPAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA TUGAS AKHIR PROSEDUR KEARSIPAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md. ) Dalam

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016 - 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover. berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover. berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat saat ini, diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016 PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016 RUMAH SAKIT UMUM DADI KELUARGA Jl. Sultan Agung No.8A Purwokerto Tahun 2016 BAB I DEFINISI Sampai saat ini, Rumah Sakit di luar negeri termasuk di

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. ObyekPenelitian Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Slogan Perusahaan :Melayani dengan Ramah, Sabar, Kasih, Sayang Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 Telp :(021)

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN DIREKTUR KOMITE RUMAH SAKIT SATUAN PENGAWASAN INTERN WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI WALUYO KOTA BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat rujukan kesehatan yang melayani pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap dengan berbagai jenis pelayanan medis dan penunjang medis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN Lampiran 6 No. No. RM IDENTITAS PASIEN Nama TTL JK Pekerjaan SP Agama Ayah Ibu Alamat anamnesis diagnosis Tindakan/ Pengobatan Dokter/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai 2.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan belum semuanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Selmick dalam Tika (2006), organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN. terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu

BAB IV HASIL PENGAMATAN. terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Rumah Sakit Fasilitas kesehatan / Rumah Sakit memiliki peran strategis untuk terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan Penyusunan Kebutuhan Jumlah Pegawai Landasan Hukum UndangUndang Nomor 5 Tahun 04 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat () Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat

Lebih terperinci

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun 2014 yang penyusunannya berdasarkan pada program

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311 1 BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) 21022 Kode Pos 92311 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG STADAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT H.L. MANAMBAI ABDULKADIR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Secara umum telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana pembangunan di Kabupaten Lamongan dan secara proporsional telah berjalan dengan baik, hal

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU DOKTER DALAM MENGISI KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS LEMBAR RESUME RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN 2005

ANALISIS PERILAKU DOKTER DALAM MENGISI KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS LEMBAR RESUME RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN 2005 ANALISIS PERILAKU DOKTER DALAM MENGISI KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS LEMBAR RESUME RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN 2005 TESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2 Program Studi

Lebih terperinci