BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Sejarah Umum Perusahaan Secara formal pemerintah Indonesia mulai ikut menangani pangan pada zaman penjajahan Belanda, ketika didirikannya Voedings Middelen Fonds (VMF) yang bertugas membeli, menjual, dan menyediakan bahan makanan. Dalam masa penjajahan Jepang, VMF dibekukan dan muncul lembaga baru bernama Nanyo Kohatsu Kaisha. Pada masa peralihan sesudah kemerdekaan RI terdapat dualisme penanganan masalah pangan. Di daerah Kekuasaan Republik Indonesia, pemasaran beras dilakukan oleh Kementrian Pengawasan Makanan Rakyat (PMR) - Jawatan Persediaan dan Pembagian Bahan Makanan (PPBM), sedangkan daerah-daerah yang diduduki Belanda, VMF dihidupkan kembali. Keadaan ini berjalan terus sampai VMF dibubarkan dan dibentuk Yayasan Bahan Makanan (Bama). Dalam perkembangan selanjutnya terjadi perubahan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah. Bama yang berada di bawah Kementrian Pertanian masuk kedalam Kementrian Perekonomian dan diubah menjadi Yayasan Urusan Bahan Makanan (YUBM). Sedangkan pelaksanaan pembelian padi dilakukan oleh Yayasan Badan Pembelian Padi (YBPP) yang dibentuk di daerah-daerah dan diketuai oleh Gubernur. Berdasarkan Peraturan Presiden No.3 Tahun 1964, dibentuklah Dewan Bahan Makanan (DBM). Sejalan dengan itu dibentuklah Badan Pelaksana Urusan Pangan (BPUP) peleburan dari YUBM dan YBPP-YBPP. Yayasan BPUP ini bertujuan antara lain: Mengurus bahan pangan Mengurus pengangkutan dan pengolahannya Menyimpan dan menyalurkannya menurut ketentuan dari Dewan Bahan Makanan (DBM). Dengan terbentuknya BPUP, maka penanganan bahan pangan kembali berada dalam satu tangan.

2 Memasuki Era Orde Baru setelah ditumpasnya pemberontakan G.30.S/PKI, penanganan pengendalian operasional bahan pokok kebutuhan hidup dilaksanakan oleh Komando Logistik Nasional (Kolognas) yang dibentuk dengan Keputusan Presidium Kabinet Ampera Nomor 87 Tahun Namun peranannya tidak berjalan lama karena pada tanggal 10 Mei 1967, lembaga tersebut dibubarkan dan dibentuk Badan Urusan Logistik (Bulog) berdasarkan Keputusan Presidium Kabinet Nomor 114/Kep/1967. Kehadiran Bulog sebagai lembaga stabilisasi harga pangan memiliki arti khusus dalam menunjang keberhasilan Orde Baru sampai tercapainya swasembada beras tahun Menjelang Repelita I (1 April 1969), struktur organisasi Bulog diubah dengan Keppres RI No.11/1969 tanggal 22 Januari 1969, sesuai dengan misi barunya yang berubah dari penunjang peningkatan produksi pangan menjadi buffer stock holder dan distribusi untuk golongan anggaran. Kemudian dengan Keppres No.39/1978 tanggal 5 Nopember 1978 Bulog mempunyai tugas pokok melaksanakan pengendalian harga beras, gabah, gandum dan bahan pokok lainnya guna menjaga kestabilan harga, baik bagi produsen maupun konsumen sesuai dengan kebijaksanaan umum Pemerintah. Dalam Kabinet Pembangunan VI Bulog sempat disatukan dengan lembaga baru yaitu Menteri Negara Urusan Pangan. Organisasinyapun disesuaikan dengan keluarnya Keppres RI No.103/1993. Namun tidak terlalu lama, karena dengan Keppres No.61/M tahun 1995, Kantor Menteri Negara Urusan Pangan dipisahkan dengan Bulog dan Wakabulog pada saat itu diangkat menjadi Kabulog. Pemisahan Menteri Negara Urusan Pangan dan Bulog mengharuskan Bulog menyesuaikan organisasinya dengan Keppres No.50 tahun 1995 tanggal 12 Juli Status pegawainyapun terhitung mulai tanggal 1 April 1995 berubah menjadi Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Keppres No.51 tahun 1995 tanggal 12 Juli Memasuki Era Reformasi, beberapa lembaga Pemerintah mengalami revitalisasi serta reformasi termasuk Bulog. Melalui Keppres RI No.45 tahun 1997 tugas pokok Bulog hanya dibatasi untuk komoditi beras dan gula pasir. Tugas ini lebih diciutkan lagi dengan Keppres RI No.19 tahun 1998 dimana peran Bulog hanya mengelola komoditi beras saja. Mengawali Milenium III, sesuai Keppres No.29 tahun 2000 tanggal 26 Pebruari 2000, Bulog diharapkan lebih mandiri dalam usahanya. Bulog baru dengan fungsi utama 54

3 manajemen logistik ini diharapkan lebih berhasil dalam mengelola persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras serta usaha jasa logistik. Setelah sempat diberlakukan Keppres RI No.106 tahun 2000 dan Keppres RI No.178/2000, Bulog saat ini beroperasi berdasarkan Keppres No.103/2001 tanggal 13 September 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja LPND sebagaimana telah diubah dengan Keppres RI No.3/2002 tanggal 7 Januari 2002 serta Keppres RI No.110/2001 tanggal 10 Oktober 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I LPND sebagaimana telah diubah dengan Keppres RI No.5 /2002 tanggal 7 Januari Kemudian pada Rakortas Kabinet tanggal 13 Januari 2003, Presiden memutuskan menyetujui penetapan RPP menjadi PP dan ditetapkanlah PP No. 7 Tahun 2003 Tentang Pendirian Perum Bulog tanggal 20 Januari 2003 (Lembaran Negara Nomor 8 tahun 2003) Gambaran Umum Perusahaan Perum Bulog sebagai Badan Usaha Milik Negara mempunyai Visi dan Misi, Yaitu: VISI Menjadi lembaga pangan yang handal untuk memantapkan ketahanan pangan nasional. MISI Menyelenggarakan tugas pelayanan publik untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan kebijakan pangan nasional; Menyelenggarakan kegiatan ekonomi di bidang pangan secara berkelanjutan yang memberikan manfaat kepada perekonomian nasional; Menyelenggarakan kegiatan ekonomi dibidang pangan dan usaha lain secara berkelanjutan dan bermanfaat kepada stakeholders; Menjalankan usaha dalam bidang produksi, pemasaran dan jasa dibidang komoditi pangan guna mendukung program pengembangan hasil pertanian khususnya pangan dan bidang lainnya dengan upaya memaksimalkan produktivitas, efisiensi dan kemampuan menghasilkan laba. Struktur organisasi dalam Perum Bulog dapat di lihat pada gambar 3.1 yang ada di bawah ini : 55

4 Direktur Utama Kadivre Perum Bulog Asisten Divre Bidang Pelayanan Publik Bidang Komersial Bidang Administrasi & Keuangan Bidang Pengawasan Seksi Pengadaan Seksi Analisa Harga Pasar Seksi Persediaan & Angkutan Seksi Jasa & Pengolahan Seksi Perdagangan Seksi Teknologi Informasi Seksi Tata Usaha & Umum Seksi SDM & Hukum Seksi Keuangan Seksi Perawatan Kualitas Seksi Akuntansi Seksi Penyaluran GBB I GBB II GBB III GBB IV GBB V GBB VI GBB VII GBB VIII GBB IX GBB X GBB XI GBB XII Divisi Regional Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perum Bulog Tugas dan kewajiban tiap-tiap bagian dalam Perum Bulog adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama Kadivre Perum Bulog Direktur Utama Kadivre Perum Bulog adalah direktur utama kantor pusat divisi regional Perum Bulog. Tugas direktur utama ialah memberikan visi, 56

5 kepemimpinan, misi, tujuan dan sasaran yang ingin di capai perusahaan. Selain itu, direktur utama juga berperan dalam memeriksa laporan laporan dari para manager yang ada dibawahnya 2. Asisten Divre Lebih banyak berperan dalam memeriksa, menganalisis, dan mengawasi setiap divisi regional. Selain itu, membantu direktur utama dalam melaksanakan tugas tugasnya. 3. Bidang pelayanan publik Bidang pelayanan publik bertugas dalam memberikan informasi kepada masyarakat agar lebih terbuka kepada masyarakat. Bidang pelayanan publik sendiri terbagi menjadi beberapa seksi yaitu: Seksi pengadaan Seksi pengadaan bertugas untuk mengumpulkan data-data mengenai pengadaan beras. Selain itu, merencanakan dan merealisasikan pengadaan beras dalam negeri setiap tahun. Seksi analisa harga pasar Seksi analisa harga pasar bertugas dalam pengamanan Harga Dasar Pembelian Pemerintah (HDPP) Gabah. Agar tercapainya harga gabah dan beras di tingkat produsen, sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah. Seksi persediaan dan angkutan Tugas seksi persediaan dan angkutan adalah mengelolah persediaan stok beras nasional, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat miskin, golongan anggaran serta kelompok tertentu dan pasaran umum, sesuai penugasan pemerintah. Seksi perawatan kualitas Seksi perawatan kualitas bertugas dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dari segi waktu, jumlah, dan kualitas beras serta tempat pelayanan. Seksi penyaluran 57

6 Tugas seksi penyaluran adalah penyalulran beras sampai ke titik distribusi yang dapat dijangkau oleh masyarakat miskin, golongan anggaran serta kelompok tertentu dan pasaran umum, sesuai penugasan pemerintah. 4. Bidang komersial Bidang komersial bertugas dalam mengembangkan usaha-usaha bisnis dengan berbasis pada komoditi beras dan usaha perdagangan komoditi pangan serta usaha jasa. Bidang komersial tebagi menjadi beberapa seksi yaitu: Seksi jasa dan pengolahan Tugas seksi jasa dan pengolahan yaitu mengatur dan mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan jasa dan pengolahan. Seksi perdagangan Tugas seksi perdagangan yaitu mengatur dan mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan. Seksi teknologi informasi Tugas seksi teknologi informasi yaitu mengatur dan mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan masalah teknologi informasi. 5. Bidang administrasi dan keuangan Bidang administrasi dan keuangan bertugas mengatur dan mengawasi pencatatan laporan keuangan perusahaan. Selain itu, menentukan kebijakan keuangan perusahaan dan melakukan pengawasan terhadap harta perusahaan. Bidang administrasi dan keuangan terdiri dari beberapa seksi yaitu: Seksi tata usaha dan umum Seksi tata usaha dan umum ialah pengurusan dan pengaturan mengenai surat-surat ijin, arsip-arsip dan dokumentasi serta hal-hal lainnya yang bersifat umum. Seksi SDM dan hukum Tugas seksi SDM dan hukum yaitu yang berhubungan dengan peningkatan kualitas SDM dan membuat aturan-aturan untuk peningkatan kedisiplinan dan kualitas. 58

7 Seksi keuangan Tugas seksi keuangan yaitu melakukan pencatatan laporan keuangan perusahaan dan membuat laporan keuangan dan analisis yang diperlukan oleh pihak manajemen Seksi akuntansi Tugas seksi akuntasi yaitu melakukan pencatatan laporan akuntasi dan membuat pencatatan penjurnalan serta membuat laporan akuntasi yang diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan. 6. Bidang pengawasan Bidang pengawasan bertugas penyelenggaraan dalam kegiatan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan perencanaan dan kerjasama, operasi, usaha logistik, keuangan dan sumber daya manusia. Selain itu, pengevaluasian atas laporan hasil pemeriksaan pelaksanaan kegiatan serta pengusutan kebenaran atas laporan pengaduan atas penyimpangan dan penyalahgunaan, 7. GBB GBB adalah gudang beras bulog yang bertujuan untuk menampung beras. 8. Divisi regional Divisi regional adalah divisi di daerah regional lainnya Masalah yang Dihadapi Perusahaan Sehubungan dengan tugas bulog dalam hal pengendalian harga beras dan bahan pokok lainnya agar menjaga kestabilan harga bagi produsen maupun konsumen dan ngatur pasokan beras tiap tahun maka bulog yang berfungsi sebagai wadah penampung hasil produksi harus mampu menyalurkan semua hasil produksi secara maksimal. Masalah yang dihadapi oleh bulog adalah penyimpanan beras yang tidak maksimal. Sehingga terdapat GBB yang kelebihan beras dan ada pula GBB yang mengalami kekurangan beras. Karena itu daerah yang lokasi GBB nya kekurangan beras tidak dapat mencukupi kebutuhan berasnya. Sedangkan yang kelebihan beras kemungkinan akan menyebabkan beras menjadi rusak karena terlalu lama di gudang. Untuk menghindari masalah tersebut diperlukan distribusi beras dari daerah kelebihan beras ke daerah yang memerlukannya. Karena masala distribusi beras ini 59

8 cukup besar dan kompleks maka diperlukan perencanaan distribusi beras yang teliti secara kuantitatif agar diperoleh hasil yang sebaik-baiknya Usulan Pemecahan Masalah Melihat permasalahan yang terjadi pada bulog sekarang ini maka diusulkan pemecahan masalah dengan merancang program aplikasi yang dapat menghitung jalur optimal. Dalam menghitungnya dipelukan alat bantu atau metode yang cocok dengan permasalahan itu. Untuk itu digunakan algoritma Out of Kilter karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metode yang lain. Kelebihan-kelebihannya antara lain: Dapat menyajikan persoalan secara lebih jelas. Dapat menyelesaikan masalah dalam ukuran besar secara efektif. Waktu komputasi yang digunakan bagi persoalan yang besar lebih kecil. 3.2 Perancangan Program Aplikasi Untuk merancang program aplikasi pendistribusian beras yang menggunakan Algoritma Out of Kilter, penulis menggunakan borland delphi 7 yang akan di operasikan pada sistem operasi windows XP. Untuk analisis statistik, penulis menggunakan program aplikasi minitab Untuk inputan program digunakan database yang telah diolah dari data-data yang telah dikumpulkan dari Badan Pusat Logistik dan bulog. Output dari program berupa hasil aliran dalam satuan kilogram dan total berat-jarak dalam satuan kilogram-kilometer Gambaran umum perancangan Perancangan program aplikasi waktu pemesanan optimal secara garis besar dibagi dalam beberapa tahap, yaitu: 1. Peramalan (estimasi). 2. Penerapan Out of Kilter. 3. Perancangan database. 4. Perancangan tampilan layar. 60

9 3.2.2 Penerapan Program Aplikasi Out of Kilter Pada perancangan program aplikasi penerapan jumlah distribusi optimal menggunakan algoritma Out of Kilter, pencarian solusi optimal dilakukan secara iteratif. Berikut adalah pseudocode algoritma Out of Kilter yang digunakan secara umum. Set Xij = 0; Set Wi=0; 1. repeat if (s,t) = in kilter then stop;{obtimal solution obtained} Erase all labels if(s,t) = flow increase then set q = t, p = s, L(q) = (+p, Δst); if(s,t) = flow decrease then set q = s, p = t, L(q) = (-p, Δst); go to step 2 Until (s,t) = in kilter; 2. repeat if i has label and j has no label then flow = flow+ Δst; L(j) = (+i, Δj);{ Δj = minimum (Δi, Δij)} if i has no label and j has label then flow = flow- Δst; L(i) = (+j, Δi);{ Δi = minimum (Δj, Δij)} If p = label then go to step 3 Until end; go to step 4 3. repeat k=p; if L(p) = +k then Xkp =Xkp + Δ; If L(p) = -k then 61

10 Xkp =Xkp - Δ; P=k; until node p; go to step 1 4. Θ = ; repeat if phi > 0 and Xij <= Uij then S1 = (i,j); Θ = minimum (phi, Θ); if phi < 0 and Xij >= Lij then S2 = (i,j); ); Θ = minimum (-phi, Θ); If Θ = then stop; Until end; go to step 1 Pada program aplikasi ini inputan dari program aplikasi didapat dari pengolahan data - data. Yang mengandung data data sebagai berikut : 1. Jumlah penduduk selama 6 tahun terakhir 2. Data produksi padi dan beras selama 6 tahun 3. Jumlah penyaluran beras selama 6 tahun 4. Jumlah persediaan awal beras selama 6 tahun 5. Jumlah pengadaan beras selama 6 tahun 6. Jarak angkut antar gudang Sedangkan output dari program ini mengandung field field sebagai berikut: 1. Total berat-jarak optimum yang dihasilkan dari pendistribusian yang dilakukan. 2. Jumlah aliran yang optimal untuk pendistribusian. Secara lengkap proses penyelesaian permasalahan pendistribusian ini dapat dilihat dengan flowchart seperti yang ditunjukan oleh gambar 3.2 ini. 62

11 START Inisialisasi (tentukan aliran X ij dan variabel dual π i ) Periksa optimalitas (menghitung CP ij dan K ij untuk setiap busur (i,j)) V Hapus semua label dan status busur (i,j) Semua busur (i,j) in kilter Ya Stop, solusi optimal telah diperoleh Tidak III Periksa status busur (i,j) yang out of kilter Status busur (i,j) adalah a 1, b 1, atau c 1 Tidak I Ya Menambah aliran busur (i,j) Gunakan prosedur pelabelan untuk menemukan lintasan dari simpul j ke simpul i IV II 63

12 II Lintasan ditemukan breakthrouh Ya Naikkan aliran (X ij ) bagi busur (i,j) Tidak Nonbreakthrouh δ = Ubah harga variabel dual π i Tidak III IV Hitung CP ij dan K ij untuk busur (i,j) dengan aliran X ij baru itu. Tentukan status semua busur (i,j) Ya Stop, tidak ada aliran visibel Tidak Busur (i,j) in kilter Ya V I Mengurangi aliran busur (i,j) Gunakan prosedur pelabelan untuk menemukan lintasan dari simpul i ke simpul j VII VI 64

13 VI Lintasan ditemukan breakthrouh Ya Naikkan aliran (X ij ) bagi busur (i,j) Tidak Nonbreakthrouh δ = Ubah harga variabel dual π i Tidak III VII Hitung CP ij dan K ij untuk busur (i,j) dengan aliran X ij baru itu. Tentukan status semua busur (i,j) Ya Stop, tidak ada aliran visibel Tidak Busur (i,j) in kilter Ya V Gambar 3.2 Flowchart untuk mendapatkan solusi optimal pendistribusian beras Perancangan Database Untuk mendukung penulisan penyelesaian program aplikasi pendistribusian beras yang optimal dengan menggunakan Out of Kilter maka perlu di rancang suatu database yang mempermudah pengaksesan data. Database yang digunakan dibuat dalam bentuk text file. Adapun struktur perancangan database program ini adalah sebagai berikut: Jumlah simpul Jumlah busur Nama dan nomor gudang sumber Nama dan nomor gudang tujuan Batas atas, batas bawah, dan jarak dari setiap busur 65

14 3.2.4 Perancangan Tampilan Layar Program aplikasi akan dibuat menggunakan 3 menu tampilan, yaitu menu File, menu Run, dan menu About,. Berikut pada gambar 3.4 adalah gambar relasi antar menu. Bentuk struktur menu program aplikasi yang dirancang dapat digambarkan sebagai berikut. Menu Utama File Run About Gambar 3.3. Struktur Tampilan Program Pada sub menu File akan memiliki sub menu Open, sub menu Content, dan sub menu Exit yang dapat dilihat pada struktur rancangan di bawah ini : File Open Content Exit Gambar 3.4 Rancangan Struktur File 66

15 Pada sub menu Run akan memiliki sub menu Proses dan sub menu Option yang dapat dilihat pada struktur rancangan di bawah ini : Run Process Short Process Gambar 3.5 Rancangan Struktur Process 1. Menu utama Menu utama adalah menu yang muncul pertama kali ketika program dijalankan. Berikut ini adalah rancangan dari menu utama File Run About Gambar 3.6 Perancangan Menu Utama 67

16 2. Menu content Pada menu ini berisi tampilan dari data data inputan nama dan nomor gudang sumber dan gudang tujuan. Berikut pada gambar 3.6 adalah tampilan dari menu content Gudang sumber Gudang tujuan Gambar 3.7 : Rancangan Menu Content 3. Menu process Pada menu ini dilakukan perhitungan untuk menentukan distribusi yang optimal dari gudang sumber ke gudang tujuan. Adapun rancangan layar menu analisa ini sebagai yang ditampilkan oleh gambar 3.8 Busur I J Batas atas Batas bawah Jarak Aliran Start Save Total berat jarak Gambar 3.8 : Rancangan Menu Process 68

17 4. Menu short process Pada menu ini dilakukan perhitungan untuk menentukan distribusi yang optimal dari gudang sumber ke gudang tujuan. Tetapi dalam menu ini data yang ditampilkan hanya data yang alirannya mempunyai nilai. Adapun rancangan layar menu analisa ini sebagai yang ditampilkan oleh gambar 3.9 Busur I J Batas atas Batas bawah Jarak Aliran Start Save Total berat jarak Gambar 3.9 : Rancangan Menu Short Process 5. Menu about Menu ini berisi tentang profil singkat dari penulis. Profil penulis Close Gambar 3.10 : Rancangan menu About 69

18 3.2.5 State Transition Diagram (STD) Perpindahan state setelah dilakukan sebuah event atau action pada rancangan program aplikasi pendistribusian ini dapat dijelaskan lebih lanjut menggunakan State Transition Diagram (STD). Di bawah ini adalah STD rancangan dari setiap modul yang terdapat dalam program aplikasi pendistribusian yang dibuat. 70

19 Menutup program Klik Exit Klik File Halaman menu utama Klik Open File Klik Content Klik close Open Membuka database Content Melihat nama dan nomor gudang Klik Run Klik About About Run Klik help Klik Short Process Klik Process Klik close Short Process Process Klik start Melakukan Perhitungan Klik start Melakukan Perhitungan Klik close Klik close Layar Windows Gambar 3.11 : State Transision Diagram Program Aplikasi optimalisasi pendistribusian beras 71

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pasal 33 UUD 1945, Indonesia menganut sistem ekonomi nasional yang didasarkan pada demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan untuk menggapai cita-cita

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan. 2.1.1Sejarah Singkat Perum Bulog Sebelum Jadi Perum. Sejarah Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Umun Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) merupakan lembaga Pemerintah yang menangani masalah pengadaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Singkat Perusahaan Umum (Perum) BULOG Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara kita Indonesia, persoalan kelancaran urusan pangan ditangani oleh sebuah lembaga non-departemen yaitu Badan Urusan Logistik (Bulog). Bulog ini bertugas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM YANG BERJALAN

BAB III SISTEM YANG BERJALAN BAB III SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Bahan pokok pangan merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia, komoditas pangan utamanya beras mempunyai peranan yang sangat besar,

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN

BAB II. DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN BAB II. DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN A. Karakteristik Perusahaan 1. Visi dan Misi a. Visi : Menjadi Lembaga Pangan yang handal untuk memantapkan ketahanan pangan b. Misi : 1) Menyelenggarakan tugas pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran Sistem Informasi dalam perusahaan sangatlah penting. Terutama untuk menunjang perusahaan tersebut agar lebih maju dan berkembang. Aplikasi atau program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan. Perum BULOG berkantor pusat di Jakarta, memiliki 26 Divisi

BAB I PENDAHULUAN. pangan. Perum BULOG berkantor pusat di Jakarta, memiliki 26 Divisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha A. Sejarah perusahaan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) merupakan lembaga Pemerintah yang menangani masalah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda T. Informatika - Matematika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2006/2007 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI OPTIMALISASI DISTRIBUSI BERAS DI JAWA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan lembaga yang begitu penting bagi kehidupan karena dapat membuka lapangan kerja, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT A. Sejarah Ringkas Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini.

Lebih terperinci

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT. daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT. daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen. BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT A. Sejarah Ringkas Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/ 7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan BULOG adalah perusahaan umum milik Negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/ pergudangan,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Bulog merupakan lembaga pangan di Indonesia yang lahir berdasarkan KEPPRES

BAB III PEMBAHASAN. Bulog merupakan lembaga pangan di Indonesia yang lahir berdasarkan KEPPRES BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perum Bulog 1. Sejarah Perkembangan Bulog Bulog merupakan lembaga pangan di Indonesia yang lahir berdasarkan KEPPRES No. 114/KEP tahun 1967. Bulog memperoleh statusnya

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPPRES 103/1993, BADAN URUSAN LOGISTIK Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 103 TAHUN 1993 (103/1993) Tanggal: 4 NOPEMBER 1993 (JAKARTA) Sumber: Tentang: BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 1.1 Perum Bulog Jika telusuri, sejarah Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini. Secara

Lebih terperinci

BAB II PERUM BULOG. sekarang ini.secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk

BAB II PERUM BULOG. sekarang ini.secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk 14 BAB II PERUM BULOG A. Sejarah Ringkas Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini.secara

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan yang sampai saat ini dianggap sebagai komoditi terpenting dan strategis bagi perekonomian adalah padi, karena selain merupakan tanaman pokok bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT 9 BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT A. Sejarah Ringkas Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. BULOG Sebelum menjadi PERUM. ayam pada Hari Raya, Natal/Tahun Baru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. BULOG Sebelum menjadi PERUM. ayam pada Hari Raya, Natal/Tahun Baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha BULOG Sebelum menjadi PERUM Sejarah Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini,

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi Perancangan Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, penulis membuat dahulu rancangan struktur menu, state transition diagram,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi. Kecukupan, aksesibilitas dan kualitas pangan yang dapat dikonsumsi seluruh warga masyarakat, merupakan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah

BAB II PROFIL INSTANSI. Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah BAB II PROFIL INSTANSI E. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah sebuah lembaga pangan di Indonesia yang mengurusi tata niaga beras. Bulog dibentuk

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Rancangan Aplikasi Program aplikasi motion detection yang akan dirancang memiliki struktur hirarki di mana terdapat 3 sub menu dari menu utamanya yaitu sub menu file,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. sekarang ini. Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. sekarang ini. Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar sejak dia dilahirkan, baik diajarkan maupun belajar sendiri, hal ini dikarenakan manusia mempunyai jaringan saraf.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan dan studi laboratorium dimana penulis mempelajari teori-teori teknik pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. JATIM yang meliputi sub-sub divre yang ada di dalamnya. Pada Sub Divre

BAB I PENDAHULUAN. JATIM yang meliputi sub-sub divre yang ada di dalamnya. Pada Sub Divre BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PERUM BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Struktur Menu Program aplikasi kriptografi yang dirancang memiliki struktur hirarki di mana terdapat 3 sub menu dari menu utamanya. Bentuk struktur menu program aplikasi kriptografi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini,

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, 34 BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi Perancangan Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, penulis membuat dahulu rancangan struktur menu, state transition diagram,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Chemindo Ekatama didirikan pada tahun 1992 oleh Bapak Anton Widodo. PT. Chemindo Ekatama ini memiliki kantor di Gading Bukit Indah blok O-11, Kelapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan milik BUMN ini meliputi usaha logistik/pergudangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan pendistribusian merupakan salah satu kunci terpenting dalam sistem rantai pasok suatu perusahaan. Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Hasil penentuan jarak terdekat akan menjadi sebuah pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan jalur yang akan ditempuh. Perangkat

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN DI BIDANG PERTANIAN ADALAH SUATU HAL YANG TIDAK BISA DI TAWAR-TAWAR LAGI, KARENA SEBAGIAN BESAR RAKYAT INDONESIA MENGKONSUMSI BERAS DAN

PEMBANGUNAN DI BIDANG PERTANIAN ADALAH SUATU HAL YANG TIDAK BISA DI TAWAR-TAWAR LAGI, KARENA SEBAGIAN BESAR RAKYAT INDONESIA MENGKONSUMSI BERAS DAN PEMBANGUNAN DI BIDANG PERTANIAN ADALAH SUATU HAL YANG TIDAK BISA DI TAWAR-TAWAR LAGI, KARENA SEBAGIAN BESAR RAKYAT INDONESIA MENGKONSUMSI BERAS DAN BEKERJA DI SEKTOR PERTANIAN. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cocok digunakan untuk pertanian. Sedangkan berdasarkan letak astronominya,

BAB I PENDAHULUAN. yang cocok digunakan untuk pertanian. Sedangkan berdasarkan letak astronominya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia berdasarkan letak geografisnya antara dua benua yaitu asia dan australia dan diantara dua samudera yaitu samudera hindia dan samudera pasifik, yang menyebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari

I. PENDAHULUAN. Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam rangka memperkuat ketahanan pangan

Lebih terperinci

Beras merupakan bahan pangan pokok sebagian besar penduduk. Indonesia. Selain itu, pemanfaatan beras pun masih dalam jumlah yang cukup

Beras merupakan bahan pangan pokok sebagian besar penduduk. Indonesia. Selain itu, pemanfaatan beras pun masih dalam jumlah yang cukup A. Latar Belakang Beras merupakan bahan pangan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Selain itu, pemanfaatan beras pun masih dalam jumlah yang cukup besar untuk pemenuhan kebutuhan penganan. Tetapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TAHUN 1995 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TAHUN 1995 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TAHUN 1995 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam usaha meningkatkan pelaksanaan tugas Badan Urusan Logistik

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA. NAMA : RINI WIDODO NPM : PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA. NAMA : RINI WIDODO NPM : PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PERUM BULOG PUSAT NAMA : RINI WIDODO NPM : 44209934 PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap perusahaan atau instansi pemerintah memerlukan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Perancangan Program 3.1.1 Struktur Program Input yang diperlukan program berupa data inventori. Data inventori yang dibutuhkan di sini meliputi ID barang, nama barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Produksi Beras Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Produksi Beras Indonesia BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memproduksi beras terbanyak di dunia dan menggunakannya sebagai bahan makanan pokok utamanya. Beras yang dikonsumsi oleh setiap

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PERUM BULOG DENGAN MITRA USAHA

BAB II PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PERUM BULOG DENGAN MITRA USAHA BAB II PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PERUM BULOG DENGAN MITRA USAHA A. Sejarah Berdirinya BULOG Kehadiran lembaga pangan telah ada sejak zaman sebelum kemerdekaan. Pada saat zaman Belanda, berdiri

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Spesifikasi Rumusan Rancangan Program aplikasi ini terdiri dari 2 bagian, bagian input data dan bagian analisis data. Bagian Input Data: pada bagian ini user akan diminta

Lebih terperinci

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA NAMA : INES LARAHATI NPM : 40209228 PEMBIMBING : Dr. HARY WACHYUNI ACHMAD RAMADHON SE, MM., BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya Piutang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan 3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Siem & Co telah berdiri sejak tahun 1955 dan telah mengalami banyak sekali pergantian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Agarindo Rasa Utama didirikan pada tahun 1989 oleh Bapak Junaidi Tjohjono. PT. Agarindo Rasa Utama ini memiliki kantor di Jl. Imam Bonjol. Kp.

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PERMENTAN/PP.320/5/2017 TENTANG OPERASI PASAR MENGGUNAKAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH DALAM RANGKA STABILISASI HARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai sumber daya dominan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai sumber daya dominan memegang peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai sumber daya dominan memegang peranan yang sangat penting dan strategis bagi kelancaran jalannya organisasi atau perusahaan. Selain itu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Latar Belakang Terbentuknya Kementrian Kehutanan Pembangunan kehutanan sebagai suatu rangkaian usaha diarahkan dan direncanakan untuk

Lebih terperinci

Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

Analisis Sistem yang Sedang Berjalan BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan waterfall. Metode ini terdiri dari 5 tahapan yaitu, analisis, perancangan, pengkodean/pembuatan, percobaan/implementasi

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN. membaca partitur musik ini adalah sebagai berikut : hanya terdiri dari 1 tangga nada. dengan nada yang diinginkan.

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN. membaca partitur musik ini adalah sebagai berikut : hanya terdiri dari 1 tangga nada. dengan nada yang diinginkan. BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN 3.1. Algoritma Program Untuk mengimplementasikan ke dalam program aplikasi dibutuhkan algoritma, yaitu langkah-langkah instruksi sehingga dicapai hasil yang diinginkan.

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI 36 BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Struktur Menu Pertama-tama, pada program ini, terdapat 2 buah tombol utama, yaitu tombol Kuantitatif, dan tombol Kualitatif. Berikut, digambarkan struktur masingmasing

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 23 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perum Bulog Sub Divre Tangerang adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaannya meliputi usaha logistik/pergudangan,

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan melonjaknya harga bahan pangan pokok, banyak pihak yang mulai meninjau kembali peran dan fungsi BULOG. Sebagian pihak menginginkan agar status BULOG dikembalikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 927, ,10

I. PENDAHULUAN 927, ,10 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebutuhan hidup yang terpenting bagi manusia setelah udara dan air adalah kebutuhan akan pangan. Pangan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia agar dapat melangsungkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas serta meningkatkan profesionalisme

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. objek, analisis blob, SMS service, dan video saving. Deteksi objek adalah proses untuk

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. objek, analisis blob, SMS service, dan video saving. Deteksi objek adalah proses untuk BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi rancangan program Secara garis besar program dapat dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu deteksi objek, analisis blob, SMS service, dan video saving. Deteksi objek

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Agar diperoleh hasil yang memuaskan, sebaiknya program aplikasi ini digunakan. 1. Processor Pentium III

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Agar diperoleh hasil yang memuaskan, sebaiknya program aplikasi ini digunakan. 1. Processor Pentium III BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Agar diperoleh hasil yang memuaskan, sebaiknya program aplikasi ini digunakan komputer dengan aplikasi minimal sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu analisis, perancangan, pengkodean/pembuatan,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Perencanaan 3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan CV Madrhos merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik, khususnya memproduksi bedak dengan merk Trisna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN 3.1 Algoritma Program Dibutuhkan algoritma untuk diimplementasikan ke dalam program aplikasi ini, yaitu langkah langkah instruksi sehingga dicapai hasil yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan tingkat penjualan produk ataupun jasa yang ditawarkan supaya terhindar

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan tingkat penjualan produk ataupun jasa yang ditawarkan supaya terhindar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman persaingan bisnis yang ketat saat ini, setiap perusahaan diharuskan untuk meningkatkan tingkat penjualan produk ataupun jasa yang ditawarkan supaya terhindar

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI. untuk mengoptimalkan pengolahan data cluster sampling : Gambar 3.1 Rancangan Struktur Menu Utama

BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI. untuk mengoptimalkan pengolahan data cluster sampling : Gambar 3.1 Rancangan Struktur Menu Utama 46 BAB 3 RANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Perancangan Struktur Menu Berikut ini rancangan struktur menu yang terdapat di dalam program aplikasi untuk mengoptimalkan pengolahan data cluster sampling : Rancangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. meneruskan keinginan ayahnya untuk mengembangkan usaha yang telah dirintis

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. meneruskan keinginan ayahnya untuk mengembangkan usaha yang telah dirintis BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Latar Belakang PT. Cahaya Olo Mas 3.1.1 Sejarah Organisasi Berdirinya PT Cahaya Olo Mas diawali oleh Bapak Rinaldy Tjahaja yang ingin meneruskan keinginan ayahnya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan NIKO FURNITURE adalah perusahaan swasta, yang didirikan pada tahun 2000. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 98 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 98 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 98 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka pemenuhan

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 - 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERPUSTAKAAN PADA SEKOLAH VIANNEY SKRIPSI. Oleh. Steve Wilan Alfredo Sumual

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERPUSTAKAAN PADA SEKOLAH VIANNEY SKRIPSI. Oleh. Steve Wilan Alfredo Sumual ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA PERPUSTAKAAN PADA SEKOLAH VIANNEY SKRIPSI Oleh Steve Wilan Alfredo Sumual 1301039145 Lingawati 1301041276 Kelas / Kelompok : 07 PET / 04 Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya, hal-hal

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya, hal-hal BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi Rumusan Rancangan Program Algoritma Genetika dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip dan sifatsifat dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. percetakan kertas yang memproduksi segala macam jenis pencetakan. Mulai dari

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. percetakan kertas yang memproduksi segala macam jenis pencetakan. Mulai dari 29 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan 3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Percetakan Paperindo Harsa merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan kertas yang

Lebih terperinci

SISTEM INVENTORY BARANG PADA PT. STARS INTERNATIONAL MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK LAPORAN TUGAS AKHIR

SISTEM INVENTORY BARANG PADA PT. STARS INTERNATIONAL MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INVENTORY BARANG PADA PT. STARS INTERNATIONAL MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial, pendidikan, ekonomi dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koordinasi antar jaringan distribusi dalam mengintegrasikan sistem logistik, merupakan kunci keberhasilan dari suatu sistem rantai pasok sebuah perusahaan.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/PP.200/3/2017 TENTANG PENYERAPAN GABAH DILUAR KUALITAS DALAM RANGKA PENUGASAN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perum Bulog, sebagai salah satu perusahaan BUMN memegang peranan penting dalam mengelola stabilitas ketahanan komoditas pangan strategis di indonesia, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya dibuat dan dibentuk sesuai dangan garis

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya dibuat dan dibentuk sesuai dangan garis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya dibuat dan dibentuk sesuai dangan garis pertanggungjawaban. Struktur pusat pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukkan unit organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama yang berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama yang berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan dan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap organisasi menyelenggarakan dua jenis fungsi yaitu fungsi utama yang berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GREEDY PADA METODE TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN VAM DALAM PENDISTRIBUSIAN PRODUK

IMPLEMENTASI ALGORITMA GREEDY PADA METODE TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN VAM DALAM PENDISTRIBUSIAN PRODUK IMPLEMENTASI ALGORITMA GREEDY PADA METODE TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN VAM DALAM PENDISTRIBUSIAN PRODUK Ribangun Bamban Jakaria, Mochamad Alfan Rosid Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN POGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN POGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN POGRAM APLIKASI 3.1 Perancangan Program 3.1.1 Struktur Menu Program aplikasi yang dirancang memiliki struktur dimana terdapat dua sub menu dari menu utamanya. Bentuk struktur menu program

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN. DAFTAR ISI DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN. iv viii xi xii I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Perumusan Masalah 9 1.3. Tujuan Penelitian 9 1.4. Manfaat Penelitian 10

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kebutuhan Negara Indonesia sangatlah tinggi akan kebutuhan pangan. Makanan pokok rakyat Indonesia adalah beras. Meskipun Negara Indonesia salah satu Negara dengan komsumsi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PELAKSANAAN PPh 23 ATAS JASA FREIGHT FORWARDING OLEH PT. JASA PRIMA LOGISTIK PADA BULOG DIBAWAH ANAK PERUSAHAAN PERUM BULOG DIVRE JATIM Disusun untuk memenuhi sebagian syarat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. dagang Alam Mie. Perusahaan berlokasi di Jl. Lombok Blok J-11 Kawasan. Berikat MM2100, Cibitung-Bekasi

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. dagang Alam Mie. Perusahaan berlokasi di Jl. Lombok Blok J-11 Kawasan. Berikat MM2100, Cibitung-Bekasi BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Alam Food Indonusa didirikan pada tahun 1994 oleh bapak Sumedi Tjahja Purnama. PT. Alam Food Indonusa adalah salah satu unit usaha yang berada

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum dari perusahaan, sistem yang sedang berjalan dan permasalahan yang muncul serta solusi yang diusulkan untuk menanganinya. Diberikan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN KAS PADA BAGIAN JASA FUMIGASI DAN SPRAYING DI UNIT BISNIS JASA SURVEY DAN PEMBERANTASAN HAMA PERUM BULOG DIVRE JATENG TUGAS AKHIR

PROSEDUR PENERIMAAN KAS PADA BAGIAN JASA FUMIGASI DAN SPRAYING DI UNIT BISNIS JASA SURVEY DAN PEMBERANTASAN HAMA PERUM BULOG DIVRE JATENG TUGAS AKHIR PROSEDUR PENERIMAAN KAS PADA BAGIAN JASA FUMIGASI DAN SPRAYING DI UNIT BISNIS JASA SURVEY DAN PEMBERANTASAN HAMA PERUM BULOG DIVRE JATENG TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang berfungsi sebagai makanan pokok sumber karbohidrat. Beras merupakan komoditi pangan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi hasil kesimpulan penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara study literatur yang data-datanya diperoleh dari buku, jurnal, arsip, maupun artikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya selalu berusaha mencari yang terbaik. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia

Lebih terperinci

KELIMA : Semua pengeluaran keuangan yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan ini, dibebankan pada anggaran dari masing-masing unit kerja.

KELIMA : Semua pengeluaran keuangan yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan ini, dibebankan pada anggaran dari masing-masing unit kerja. BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/437/KEP/429.011/2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PEMANTAU PANEN, HARGA DAN PENYERAPAN GABAH/BERAS DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 BUPATI BANYUWANGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Bitung Inti Cemerlang (BIC) didirikan pada tahun 1989, yang bergerak dalam bidang eva sponga industries, sandal manufactur.

Lebih terperinci

PERAN PERUM BULOG SUBDIVRE KEDIRI DALAM MENJAGA STABILITAS HARGA BERAS MELALUI PENGADAAN BERAS TESIS. Diajukan Oleh :

PERAN PERUM BULOG SUBDIVRE KEDIRI DALAM MENJAGA STABILITAS HARGA BERAS MELALUI PENGADAAN BERAS TESIS. Diajukan Oleh : PERAN PERUM BULOG SUBDIVRE KEDIRI DALAM MENJAGA STABILITAS HARGA BERAS MELALUI PENGADAAN BERAS TESIS Diajukan Oleh : DHANNY NOVITA FIBRIANI 0364 020 105 Kepada PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN. dengan jumlah pegawai sebanyak 15 orang, Sinta Restaurant & Cafe tidak hanya

BAB 3 PERANCANGAN. dengan jumlah pegawai sebanyak 15 orang, Sinta Restaurant & Cafe tidak hanya BAB 3 PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Sinta Restaurant & Cafe telah berdiri sejak tahun 2001, sebelumnya restoran ini bernama Mendawai dan sejak tahun 2001 silam

Lebih terperinci