BAB III PEMBAHASAN. Bulog merupakan lembaga pangan di Indonesia yang lahir berdasarkan KEPPRES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMBAHASAN. Bulog merupakan lembaga pangan di Indonesia yang lahir berdasarkan KEPPRES"

Transkripsi

1 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perum Bulog 1. Sejarah Perkembangan Bulog Bulog merupakan lembaga pangan di Indonesia yang lahir berdasarkan KEPPRES No. 114/KEP tahun Bulog memperoleh statusnya menjadi Perum berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003, dengan tujuan agar kinerja Bulog menjadi lebih baik terutama dalam hal pelayanan publik.perubahan status ini tidak merubah tugas utama Bulog terutama dalam hal upaya untuk mempertahankan kestabilan harga pangan khususnya beras dan juga tugas-tugas lainnya seperti mempertahankan stok beras nasional agar tidak terjadi kelangkaan serta untuk mencegah terjadinya paceklik pangan. Tugas Bulog lainnya yaitu bekerja sama dengan pemerintah untuk pengadaan dan mendistribusikan beras untuk masyarakat miskin dalam upaya untuk menanggulangi kemiskinan. Berdirinya Bulog sebagai lembaga pangan di Indonesia tidak terlepas dari munculnya lembaga pangan Indonesia sejak dahulu. Tugas dari lembaga pangan tersebut adalah untuk menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga yang terjangkau diseluruh daerah serta mengembalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen. Menjelang pecahnya Perang Dunia ke II pemerintah hindia Belanda mendirikan suatu lembaga pangan pada tanggal 25 April 1939 yang disebut Voeding Middelen Foods. 19

2 Akhirnya dari waktu ke waktu VMF mengalami perkembangan nama dan fungsi mulai dari munculnya Sangyobu Nanyo Kohatsu Kaisha pada zaman pendudukan jepang, Yayasan Bahan Makanan (BAMA, ), Yayasan Urusan Bahan Makanan (YUBM, ), Yayasan Badan Pembelian Padi (YBPP, ), Badan Pelaksana Urusan Pangan (BPUP, ), Komando Logistik Nasional (Kolagnas, ), yang kemudian melalui KEPPRES No. 114/KEP, 1967 Kolognas dibubarkan dan diganti dengan Bulog (Badan Urusan Logistik) ( ). Berdasarkan KEPPRES RI No. 272/1967, Bulog dinyatakan sebagai Single Purchasing Agency. Liberalisasi beras mulai dilaksanakan sesuai KEPPRES RI No. 19/1998 tanggal 21 Januari 1998 dan tugas pokok Bulog hanya mengelola beras saja. Tugas pokok Bulog diperbaharui kembali melalui KEPPRES No. 29/2000 tanggal 26 Februari 2000 yaitu melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi, pengendalian harga beras dan usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang beralaku. Tugas tersebut tidak berjalan lama karena mulai 23 November 2000 keluar KEPPRES No. 166/2000 dimana tugas pemerintah bidang manajemen logistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akhirnya keppres No. 103/2001 tanggal 13 September 2001 mengatur kembali tugas dan fungsi Bulog yairu melaksanakan tugas pemerintah di bidang manajemen logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non-departemen yang bertanggung jawab langsung kepada presiden. 20

3 2. Peralihan Menuju Perum Munculnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 menimbulkan tekanan yang sangat kuat agar peran pemerintah dipangkas secara drastis sehingga semua kepentingan nasional termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Konsekuensi logis yang harus diterima dari tekanan tersebut adalah Bulog harus berubah secara total.munculnya KEPPRES RI No. 103 tahun 2001 menegaskan bahwa Bulog harus beralih status menjadi BUMN selambat-lambatnya Mei Berlakunya beberapa UU baru khususnya UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan UU No. 22 Tahun 2000 tentang otonomi daerah yang membatasi kewenangan pemerintah Pusat dsan dihapusnya instansi vertikal serta munculnya keinginan dari masyarakat luas agar Bulog terbebas dari unsur-unsur yang bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas dari KKN dan bebas dari partai politik tertentu, sehingga Bulog mampu menjadi lembaga yang efisien, efektif, transparan, dan mampu melayani kepentingan publik secara memuaskan. Sehubungan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan, Bulog telah melakukan berbagai kajian-kajian baik oleh intern Bulog maupun pihak ekstern mulai dari tim intern Bulog sendiri, dengan pihak Universitas Indonesia yang menganalisa berbagai bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh Bulog yakni LPND, atau berubah menjadi Persero, Badan Hukum Milik Negara (BUMN), Perjan, atau Perum. Hingga terakhir kajian yang dilakukan oleh Bulog dengan konsultan Price Waterhouse Coopers (PWC) pada tahun 2001 yang telah menyusun perencanaan korporasi termasuk perumusan visi dan misi serta strategi Bulog, menganalisa core 21

4 Bussines dan tahapan transformasi lembaga Bulog untuk menjadi lembaga Perum. Kemudian dengan dukungan politik yang cukup kuat dari anggota DPR RI khususnya Komisi III dalam berbagai hearing antara Bulog dengan Komisi III DPR RI selama periode maka disimpulkan status hukum yang paling sesuai bagi Bulog adalah Perum. Akhirnya melalui Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003 yang kemudian direvisi menjadi PP RI No. 61 Tahun 2003 tentang Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog. Dengan bentuk Perum, Bulog tetap dapat melaksanakan tugas publik yang dibebankan Pemerintah terutama dalam pengamanan harga dasar pembelian gabah, pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang rawan pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagi keperluan publik menghadapi keadaan darurat dan kepentingan publik lainnya dalam upaya mngendalikan gejolak harga. Disamping itu Bulog dapat memberikan kontribusi operasionalnya kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha yang tidak bertentangan dengan hukum dan kaidah transparansi.dengan kondisi tersebut diharapkan perubahan status Bulog menjadi Perum Bulog dapat lebih menambah manfaat kepada masyarakat luas. 3. Lokasi Perusahaan Perusahaan Umum Bulog mempunyai kantor cabang di Surakarta yaitu Perum Bulog SUB Divre III Surakarta yang beralamat di Jl. LU. adi sucipto No 17, colomadu, Surakarta. 4. Logo Bulog 22

5 5. Visi dan Misi Bulog a. Visi Menjadi Perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan. b. Misi 1) Menjalankan usaha logistik pangan pokok dengan mengutamakan layanan kepada masyarakat; 2) Melaksanakan praktik manajemen unggul dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional, teknologi yang terdepan dan sistem yang terintegarasi; 3) Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta senantiasa melakukan perbaikan yang berkelanjutan; 4) Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas komoditas pangan pokok. 6. Nilai Nilai Perum Bulog a. Integritas Konsisten antara ucapan dan perilaku sesuai dengan norma dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). b. Profesional Bekerja cerdas bedasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab. 23

6 c. Dinamis Selalu bersemangat untuk tumbuh berkembang dan menjadi yang terbaik. d. Peduli Memperhatikan dan memenuhi kebutuhan serta memberi solusi terbaik kepada pemangku kepentingan. e. Totalitas Mendayakan seluruh potensi dan sumber daya yang ada serta bersinergi untuk mencapai tujuan perusahaan. 24

7 7. Struktur organisasi dan job description Gudang Bulog GBB 308 Meger Kepala Gudang Santoso Gastu Juru Timbang Mulyoko Kerani Irawan Staf Gambar M Nur azis Gambar 3.1 Struktur Organisasi Gudang Bulog GBB 308 Meger Sumber : Gudang Bulog GBB 308 Meger 25

8 Job Decsription Gudang Bulog GBB 308 Meger a. Kepala Gudang Mengorganisir secara keseluruhan staf dan mempunyai tanggung jawab secara penuh kepada subdivre tugas dan fungsi gudang sendiri. b. Tata Usaha Menjalankan urusan tata usaha kepegawaian, pergudangan, keuangan dan membuat pelaporan tentang barang tersedia serta menyimpan semua arsip dokumen. c. Juru Timbang Melakukan tugas dalam penimbangan dan mencatat keluar masuknya barangbarang perum bulog serta mengecek apakah sudah sesuai yang ditentukan serta perawatan kualitas barang komoditi Perum Bulog. d. Kerani Melakukan penyusunan dan menyortir barang komoditi perum bulog dan penyimpanan, perawatan, serta keluar masuknya barang komoditi yang ada di gudang. e. Staf Mengumpulkan data-data dan membantu proses administrasi dalam pelaksanaannya. 26

9 B. Laporan Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja Magang kerja yaitu kegiatan dengan tujuan untuk mengetahui dan merasakan situasi dalam dunia kerja sesungguhnya yang dilakukan mahasiswa semester 6 serta membandingkan teori-teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan dengan realita dunia kerja. 2. Lokasi Magang Kerja Lokasi magang kerja berlokasi di kantor cabang Perum Bulog SUB III Surakarta yang beralamatkan di JL. Adi Sucipto No 17,colomadu, Surakarta dan mahasiswa diperbolehkan untuk melakukan penelitian di gudang bulog meger. 3. Pelaksanaan Magang Kerja Magang kerja dilakukan dalam jangka waktu 4 minggu, sejak tanggal 11 januari sampai 11 febuari 2016.Mahasiswa magang melaksanakan magang kerja mulai pukul WIB. 27

10 4. Kegiatan Magang Kerja Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa magang di Perum Bulog SUB Divre III Surakarta dalam berbentuk tabel. Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Magang Minggu Nama Kegiatan Magang a) Perkenalan kepada staf dan direksi Perum Bulog 1 b) Mengiput data pajak kartawan c) Menginput data calon mitra kerja a) Seleksi calon mitra kerja 2 b) Input data-data pendukung mitra kerja c) Visit ke novotel solo a) Pengiriman beras ke novotel solo 3 b) Pengecekan data penerima raskin bulan januari-febuari c) Pengecekan ulang data penerima yang diserahkan BPK a) Pengecekan data penerima raskin tahun b) Perpisahan dengan staf dan direksi Perum Bulog C. Pembahasan 1. Sistem Pengelolaan Upah pekerja harian lepas Perum Bulog SUB Divre III Surakarta. 28

11 a. Kebijakan upah untuk pekerja harian lepas Perum Bulog SUB Divre III Surakarta Perum Bulog SUB Divre III Surakarta merupakan sebuah perusahaan BUMN yang besar di Indonesia.Perusahaan ini mempunyai banyak karyawannya dan belum lagi pekerja harian lepas yang bekerja di gudanggudang yang tersebar di SUB Divre Indonesia. Untuk meningkatkan kinerja karyawan di pusat maupun yang tersebar dilapangan Perum Bulog SUB Divre III Surakarta memberikan upah kepada pekerja harian lepas yang bekerja digudang, Perum Bulog mempunyai kebijakannya sendiri. Adapun kebijakan diantara lainnya: 1) Kebijakan Untuk Upah Perum Bulog upah yang diberikan berupa upah pokok dan upah lembur untuh para pekerja. Pengupahan pekerja dilakukan dengan sistem tonase( KG ) dalam memberi upah Rp per hari kerjanyadan itu termasuk upah pokok. Upah pokok yang diterima pekerja sudah ditentukan oleh Perum Pusat Bulog sendiri. Selain gaji pokok para pekerja juga mendapatkan upah lembur jika pada waktu selesainya jam kerja yang ditentukan maka pekerja akan mendapatkan upah tambahan yang akan langsung diberikan kepada mereka,serta para pekerja dalam seminggu ada waktu istirahat di hari sabtu dan minggunya. Dan dari upah pokok tersebut akan diambil Rp yang akan dijadikan tabungan bagi pekerja sendiri. 29

12 Sedangkan upah lembur yang akan diberikan oleh perusahaan sendiri dengan kebijakan berikut: a) Bagi pekerja yang masih melakukan bongkar muat dalam 60 menit dari waktu kerja biasanya maka akan memperoleh upah tambahan dari perusahaan ataupun mitra kerja. b) Perhitungan upah lembur pekerja yaitu di gudang sendiri beda dari upah pokok karena dalam kebijakan tersebut sudah ada perjanjian jika upah lembur sudah termasuk dalam tanggungan dari mitra kerja sendiri dan pembayaran upah lembur berdasarkan dari lama jam lemburnya. c) Jika pembongkaran atas perintah gudang maka pekerja akan mendapatkan upah lembur yang berbeda lagi dari pemberian mitra kerja, dan upah tersebut tergantung dari tonase yang ada. d) Bagi pekerja tetap masuk dihari libur akan memperoleh upah tetap seperti hari kerja dan biasanya juga akan mendapatkan uang makan. e) Rumus untuk perhitungan upah lembur bagi pekerja harian Upah lembur = Tonase x Pemberian dari mitra kerja 30

13 2) Kebijakan Kompensasi Perum Bulog juga menyediakan kompensasi untuk membuat kesejahteraan pekerja gudang. Beberapa kompensasi yang diberikan kepada untuk pekerja diantaranya yaitu: a) Untuk Makan Uang makan biasanya diberikan kepada pekerja gudang jika bekerja lewat dari batas jam kerja normal dan tetap beraktifitas di hari libur. b) Asuransi Kecelakaan Asuransi kecelakaan yaitu tunjangan yang biasanya akan diberikan saat terjadinya kecelakaan kerja di lokasi gudang. Bagi pekerja yang tertimpa kecelakaan dan itu termasuk dalam kategori kecelakaan kerja, oleh karena itu biaya yang dikeluarkan akan menjadi tanggung jawab manajemen sebagai upaya bentuk kepedulian perusahaan atas kejadian yang menimpa pekerja selanjutnya akan dilaporkan ke kantor cabang terdekat. Secara teknis dan biaya perawatan dilihat dari tingkat seberapa parahnya cedera yang didapat pekerja tersebut. c) Tabugan Tabungan pekerja biasanya untuk pemberian ini merupakan dari tabungan pekerja sendiri pada hari-hari biasa dari total upah pekerja yang didapat sekitaran Rp 2000 dipisahkan 31

14 menjadi tabungan untuk simpanan pekerja dan akan dibagikan menjelang hari besar. b. Sistem pemberian upah pekerja harian lepas Perum Bulog SUB Divre III Surakarta Dalam sistem pemberian upah perum bulog telah membuat sistem pemberian upah kepada pekerja harian. Sistem pemberian ini sudah ditetapkan oleh perum bulog pusat: 1) Sistem pemberian upah Pekerja harian Pekerja harian perum bulog juga mempunyai kepala kelompok (mandor) yang bertujuan selain ikut dalam mengangkat bongkar muat pemindahan barang mandor juga menjalankan fungsi mengkordinir, mengontrol anak buahnya juga, pekerja harian akan diberikan upah hasil kerja meka setiap sore setelah selesai melakukan pembongkaran atau muat yang dikerjakan. Pemberian upah kepada pekerja harian sudah ditentukan oleh kantor pusat bulog, dan apabila pekerja hanya bekerja dalam waktu setengah hari tidak full sampai waktu kerja maka tidak akan memperoleh hasil dan dalam hitungan akan tetap dihitung tidak masuk pada hari itu. Para pekerja diberikan upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dari kantor pusat. Dan tidak hanya upah pokok, pekerja harian pun juga memperoleh upah lembur jika masih melakukan bongkar muatan melewati jam waktu normal.selain itu, karyawan harian juga memperoleh makan saat melakukan lembur dan THR berupa tabungan 32

15 mereka sendiri yang Rp dari pemotongan upah pokok seharihari. Apabila pekerja harian tidak menabungkan dari penghasilannya maka tidak akan memperoleh apa-apa. c. Perhitungan upah untuk pekerja harian Perum Bulog sendiri mempunyai cara untuk perhitungan upah bagi pekerja harian yang bekerja digudang. Berikut ini cara perhitungan yang dihitung: 1) Untuk pekerja harian Upah = Tonase ( KG ) x Upah Harian Perhitungan upah pekerja harian di perum bulog sendiri sangat bergantung dalam tonase ( KG ) yang datang atau keluar saat bongkar muat di gudang. d. Prosedur penyerahan upah Perum Bulog 1) Prosedur pengajuanupah a) Staf membuat rekapitulasi absensi yang diserahkan ke tata usaha gudang pada setiap harinya. b) Tata usaha menunjukkan laporan ke kepala gudang untuk mengecek ulang setelah itu berkas dikirim ke bagian MINKU kantor cabang bulog Sub Divre III Surakarta mengenai biaya pemberian upah pekerja harian di gudang. 33

16 c) MINKU kantor cabang mengirim dana ke gudang maka bagian tata usaha atau staf dan kepala gudang berhak mengecek kembali uang pengirimanan untuk memastikan sesuai dengan yang diajukan. d) Setelah rekap absensi dan upah selesai. e) Pada sore hari setelah selesainya jam kerja staf memberikan uang cash dan mandor menandatangani tanda terima di slip bahwa sudah melakukan pembayaran. 2) Prosedur pemberian upah a) Pemberian upah pekerja dibayarkan setiap sore setelah selesainya aktifitas bongkar muat barang. b) Pembayaran upah dilakukan pihak bulog melalui staf dengan memberi langsung dalam bentuk uang tunai kepada pihak yang diketuakan (mandor). c) Selanjutnya mandor tersebut menandatangani bukti slip pembayaran kepada pekerja telah dilakukan. d) Lalu mandor membagikan rata hasil yang didapat kepada pekerja yang telah bekerja. e) Sedangkan untuk jatah upah lembur sama seperti pembayaran upah harian dilakukan setelah bongkar muat dan upah lembur biasanya tidak selalu sama karena tergantung pemberian dari mitra kerja sendiri. 34

17 f) Sebelum dilakukan pembayaran kepada pekerja akan dilakukan pengecekan absensi kehadiran yang dilakukan staf untuk menghitung kalkulasi biaya untuk hari itu. 3) Tidak memperoleh upah a) Untuk pekerja harian tidak ada sistem pemotongan upah dikarenakan pekerja bukan pekerja tetap atau kontrak. b) Ketentuan bagi seluruh pekerja tidak akan memperoleh hasil upah harian jika absen pada hari biasa maka dari itu pekerja yang tidak masuk tidak memperoleh hasil dan ini juga berlaku untuk pekerja yang diketuakan (mandor). 2. Hambatan dan Solusi dalam sistem Pengelolaan Upah Pekerja harian Perum Bulog SUB Divre III Surakarta a. Hambatan dalam sistem pengelolaan upah Menjalankan peranan sistem upah perum bulog (gudang meger) masih ada hal-hal yang membuat hambatan. Berikut ini hambatan diantaranya: 1) Kurang tersedianya uang bentuk pecahan Untuk staf gudang sendiri uang pecahan merupahan hal yang sangat penting dalam pemberian upah kepada pekerja harian perum bulog.dalam perhitungan upah pekerja staf sendiri sangat memerlukan uang pecahan rupiah, selama ini kurang tersedianya uang pecahan menjadi hambatan dalam pemberian ke pekerja. Uang pecahan sangat dibutuhkan saat melakukan pembayaran ke pekerja.dan selama ini kurang tersedia uang pecahan yang tersedia, 35

18 sehingga bagian staf sedikit kebingungan dalam memberikan upah. Karena pemberian upah ke pekerja dilakukan setiap sore hari saat semua aktifitas pembongkaran muat barang selesai, oleh karena itu dengan terjadinya kurang tersedianya uang pecahan yang cukup membuat proses pembayaran upah kepada sedikit mengalami kendala. b. Solusi dalam pengelolaan upah Hambatan dalam sistem pengelolaan upah bisa diatasi dengan beberapa cara dengan langkah berikut: 1) Kurang tersedianya uang pecahan Kurang tersedianya uang pecahan pemberian dari sub divre membuat adanya kendala dalam pemberian yang sangat berpengaruh di gudang saat pemberian upah kepada pekerja di sore hari saat aktifitas pembongkaran selesai. Masalah ini bisa teratasi dengan mengajukan ke pihak sub divre agar memberikan uang berupa bentuk uang pecahan Rp Rp dan juga Rp Karena selama ini dengan diberikannya uang tidak pecahan dan membuat aktifitas pembayaran mengalami kendala. Seharusnya juga pihak sub divre memberikan uang dalam bentuk pecahan kecil, dengan begitu akan memudahkan pihak staf gudang sendiri dalam memberikan upah kepada pekerja harian. Dengan disediakannya uang bentuk pecahan maka pembayaran tersebut bisa langsung dibagi rata ke 40 orang pekerja termasuk juga mandor yang mengkordinir para pekerja bawaannya, oleh karena itu dengan tersedianya uang pecahan yang 36

19 cukup dari pemberian sub divre akan membuat lancar proses pemberian upah kepada pekerja harian tanpa mengalami hambatan karena kurangnya uang pecahan. 37

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 1.1 Perum Bulog Jika telusuri, sejarah Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai sumber daya dominan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai sumber daya dominan memegang peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai sumber daya dominan memegang peranan yang sangat penting dan strategis bagi kelancaran jalannya organisasi atau perusahaan. Selain itu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari

I. PENDAHULUAN. Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam rangka memperkuat ketahanan pangan

Lebih terperinci

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT A. Sejarah Ringkas Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini.

Lebih terperinci

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT. daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT. daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen. BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT A. Sejarah Ringkas Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah

BAB II PROFIL INSTANSI. Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah BAB II PROFIL INSTANSI E. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah sebuah lembaga pangan di Indonesia yang mengurusi tata niaga beras. Bulog dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pasal 33 UUD 1945, Indonesia menganut sistem ekonomi nasional yang didasarkan pada demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan untuk menggapai cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan milik BUMN ini meliputi usaha logistik/pergudangan,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan. 2.1.1Sejarah Singkat Perum Bulog Sebelum Jadi Perum. Sejarah Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum

Lebih terperinci

BAB II PERUM BULOG. sekarang ini.secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk

BAB II PERUM BULOG. sekarang ini.secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk 14 BAB II PERUM BULOG A. Sejarah Ringkas Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini.secara

Lebih terperinci

BAB III SISTEM YANG BERJALAN

BAB III SISTEM YANG BERJALAN BAB III SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Bahan pokok pangan merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia, komoditas pangan utamanya beras mempunyai peranan yang sangat besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cocok digunakan untuk pertanian. Sedangkan berdasarkan letak astronominya,

BAB I PENDAHULUAN. yang cocok digunakan untuk pertanian. Sedangkan berdasarkan letak astronominya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia berdasarkan letak geografisnya antara dua benua yaitu asia dan australia dan diantara dua samudera yaitu samudera hindia dan samudera pasifik, yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebanyak 95% jumlah penduduk Indonesia mengkonsumsi beras, dengan rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula yang mendorong beras menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. BULOG Sebelum menjadi PERUM. ayam pada Hari Raya, Natal/Tahun Baru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. BULOG Sebelum menjadi PERUM. ayam pada Hari Raya, Natal/Tahun Baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha BULOG Sebelum menjadi PERUM Sejarah Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan. Perum BULOG berkantor pusat di Jakarta, memiliki 26 Divisi

BAB I PENDAHULUAN. pangan. Perum BULOG berkantor pusat di Jakarta, memiliki 26 Divisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha A. Sejarah perusahaan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) merupakan lembaga Pemerintah yang menangani masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung pada 31 Mei 2010 s.d selesai yang dilakukan di Perum Bulog Sub Divre Kerinci di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sebagaimana dalam pasal 27 Undang-undang Dasar Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya Undang-undang No.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sebagaimana dalam pasal 27 Undang-undang Dasar Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya Undang-undang No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras merupakan kebutuhan dasar pangan utama bagi penduduk Indonesia. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana dalam pasal 27

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan 3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan Secara formal pemerintah Indonesia mulai ikut menangani pangan pada zaman penjajahan Belanda, ketika

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 38 BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Yoyo Toys Nusa Plasindo merupakan sebuah perusahaan distributor yang bergerak dibidang pembelian, persediaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Umun Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) merupakan lembaga Pemerintah yang menangani masalah pengadaan

Lebih terperinci

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT 9 BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT A. Sejarah Ringkas Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan lembaga yang begitu penting bagi kehidupan karena dapat membuka lapangan kerja, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang berfungsi sebagai makanan pokok sumber karbohidrat. Beras merupakan komoditi pangan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II. Perum BULOG GBB Mabar Medan

BAB II. Perum BULOG GBB Mabar Medan BAB II Perum BULOG GBB Mabar Medan A. Sejarah Ringkas Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PERUM BULOG DENGAN MITRA USAHA

BAB II PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PERUM BULOG DENGAN MITRA USAHA BAB II PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PERUM BULOG DENGAN MITRA USAHA A. Sejarah Berdirinya BULOG Kehadiran lembaga pangan telah ada sejak zaman sebelum kemerdekaan. Pada saat zaman Belanda, berdiri

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan yang sampai saat ini dianggap sebagai komoditi terpenting dan strategis bagi perekonomian adalah padi, karena selain merupakan tanaman pokok bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Latar Belakang Perusahaan PT Sekar Hati Jaya Maju didirikan pada tahun 1984. Pada mulanya PT Sekar Hati Jaya Maju merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Singkat Perusahaan Umum (Perum) BULOG Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial, pendidikan, ekonomi dan lain-lain.

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan melonjaknya harga bahan pangan pokok, banyak pihak yang mulai meninjau kembali peran dan fungsi BULOG. Sebagian pihak menginginkan agar status BULOG dikembalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan pendistribusian merupakan salah satu kunci terpenting dalam sistem rantai pasok suatu perusahaan. Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perekonomian negara-negara di dunia saat ini terkait satu sama lain melalui perdagangan barang dan jasa, transfer keuangan dan investasi antar negara (Krugman dan Obstfeld,

Lebih terperinci

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pengendalian Intern At as Gaji dan Upah Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut mengenai sistem pengendalian intern atas gaji dan upah, maka lebih

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN

BAB II. DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN BAB II. DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN A. Karakteristik Perusahaan 1. Visi dan Misi a. Visi : Menjadi Lembaga Pangan yang handal untuk memantapkan ketahanan pangan b. Misi : 1) Menyelenggarakan tugas pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya selalu berusaha mencari yang terbaik. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/ 7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan BULOG adalah perusahaan umum milik Negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/ pergudangan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. sekarang ini. Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. sekarang ini. Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ini terjadi karena adanya kegagalan GCG yang diterapkan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ini terjadi karena adanya kegagalan GCG yang diterapkan oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Istilah Good Corporate Governance (GCG) pertama kali ada sekitar tahun 1990-an. Pada saat itu terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaman globalisasi saat ini pembangunan nasional sudah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Zaman globalisasi saat ini pembangunan nasional sudah semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi saat ini pembangunan nasional sudah semakin ditingkatkan. Semakin maju, masyarakat semakin cerdas dan semakin mengerti hak serta kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan diterapkan atau dengan memperbaiki sistem transportasi yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. akan diterapkan atau dengan memperbaiki sistem transportasi yang sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya meningkatkan pelayanan kepada konsumen dalam sebuah industri adalah dengan memperhatikan / memperhitungkan sistem transportasi yang akan diterapkan atau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan senantiasa terjadi secara terus menerus dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan senantiasa terjadi secara terus menerus dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan lingkungan senantiasa terjadi secara terus menerus dalam perkembangan suatu negara, baik yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BOARD MANUAL TAHUN 2017

BOARD MANUAL TAHUN 2017 Perusahaan Umum (Perum) BULOG BOARD MANUAL TAHUN 2017 Pedoman tentang Tata Kerja, Hubungan dan Komunikasi Direksi dan Dewan Pengawas KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS DALAM PENERAPAN BOARD

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. untuk mempelancar arus surat menyurat selama era kolonial Belanda telah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. untuk mempelancar arus surat menyurat selama era kolonial Belanda telah 35 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Pos Indonesia (Persero) Berawal dari gagasan, kemudian berkembang seiring kebutuhan, gagasan untuk mempelancar arus surat menyurat selama era kolonial

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI i DAFTAR ISI Daftar Isi i BAGIAN A : PENDAHULUAN 1 I. LATAR BELAKANG 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN 1 III. LANDASAN HUKUM 2 IV. PENGERTIAN UMUM 3 BAGIAN B : PENGELOLAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian umum dari masyarakat Indonesia. Baik di sektor hulu seperti

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan Bab I Pendahuluan 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok di Indonesia. Beras bagi masyarakat Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik di negara ini. Gejolak

Lebih terperinci

BAB II IMPLIKASI PERUBAHAN STATUS BULOG DARI LPND MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM)

BAB II IMPLIKASI PERUBAHAN STATUS BULOG DARI LPND MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BAB II IMPLIKASI PERUBAHAN STATUS BULOG DARI LPND MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) A. Lembaga BULOG sebelum Perum Campur tangan pemerintah dalam komoditas beras diawali sejak Maret 1933 yaitu di zaman pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan XYZ Sejarah Perusahaan XYZ tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya strategi dalam memasarkan produk. Didalam suatu perekonomian yang sifatnya kompetitif, perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya strategi dalam memasarkan produk. Didalam suatu perekonomian yang sifatnya kompetitif, perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis untuk tetap bertahan tidaklah hal yang mudah. Banyak perusahaan yang tidak mampu mempertahankan eksistensinya, dan hal yang menjadi penghambat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero)

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) BAB IV ANALISIS 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) Kebijakan mengenai penggajian yang dikeluarkan oleh perusahaan sangatlah penting karena langsung berhubungan dengan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi hasil kesimpulan penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara study literatur yang data-datanya diperoleh dari buku, jurnal, arsip, maupun artikel

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA. NAMA : RINI WIDODO NPM : PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA. NAMA : RINI WIDODO NPM : PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PERUM BULOG PUSAT NAMA : RINI WIDODO NPM : 44209934 PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap perusahaan atau instansi pemerintah memerlukan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 yang

BAB l PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 yang BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 yang kemudian berlanjut menjadi krisis ekonomi belum berakhir dan dampak yang ditimbulkannya adalah menurunnya

Lebih terperinci

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1 Ringkasan Eksekutif Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1 Perum Bulog didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2003. Merujuk pada PP tersebut, sifat usaha, maksud, dan tujuan

Lebih terperinci

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN 7 BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN A. Sejarah Singkat PT Taspen adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang asuransi yang meliputi, Tabungan Hari Tua (THT) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. total. Tekanan dari luar negeri datang dari negara-negara pemberi pinjaman dan

BAB I PENDAHULUAN. total. Tekanan dari luar negeri datang dari negara-negara pemberi pinjaman dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dimulainya krisis ekonomi di negeri ini pada tahun 1997, muncul tekanan dari berbagai pihak, baik dari luar negeri maupun dalam negeri, terhadap Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dinegara ini berakibat semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dinegara ini berakibat semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dinegara ini berakibat semakin banyaknya perusahaan yang bergerak pada berbagai bidang. Pada perusahaan skala kecil,

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : KELEMBAGAAN Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : KELEMBAGAAN Periode SEJARAH BANK INDONESIA : KELEMBAGAAN Periode 1999-2005 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Kelembagaan Bank Indonesia Periode 1999-2005 2 2. Sejarah Kelembagaan BI 3 3. Struktur Direksi-Dewan Gubernur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Badan Usaha Milik Negara dalam Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, adalah badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Badan Usaha Milik Negara dalam Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, adalah badan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) a. Pengertian Badan Usaha Milik Negara Pengertian Badan Usaha Milik Negara dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang.

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sumedang. BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT.TASPEN(PERSERO) Kantor Cabang Utama(KCU) Bandung berkedudukan di Jl. PH.H Mustofa no 78 Bandung.Cakupan kerja KCU Bandung adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit nomor 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Postpaaarbank, dengan tujuan mendidik masyarakat agar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, intensitas kompetisi dan persaingan ketat antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut meningkatkan kompetensinya

Lebih terperinci

Garis besar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pemagang kepada pelaksana, kepala admin dan bendahara terkait pengupahan pekerja lapangan adalah

Garis besar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pemagang kepada pelaksana, kepala admin dan bendahara terkait pengupahan pekerja lapangan adalah Lampiran 1 Hasil Wawancara Garis besar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pemagang kepada pelaksana, kepala admin dan bendahara terkait pengupahan pekerja lapangan adalah sebagai berikut: 1. Pelaksana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 927, ,10

I. PENDAHULUAN 927, ,10 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebutuhan hidup yang terpenting bagi manusia setelah udara dan air adalah kebutuhan akan pangan. Pangan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia agar dapat melangsungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara kita Indonesia, persoalan kelancaran urusan pangan ditangani oleh sebuah lembaga non-departemen yaitu Badan Urusan Logistik (Bulog). Bulog ini bertugas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut UU pangan no 18 tahun 2012 pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap PT. JAYABAYA RAYA

Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap PT. JAYABAYA RAYA Lampiran 1. POS untuk Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap LOGO PERUSAHAAN PT. JAYABAYA RAYA Prosedur Perekrutan Karyawan Tetap I. Tujuan Prosedur Prosedur ini disusun dan disajikan dengan tujuan: Terbit:

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pendistribusian beras miskin atau yang lebih dikenal dengan sebutan raskin, sebagai salah satu program penanggulangan kemisikinan kluster 1. Termasuk Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

BAB III METODE PENULISAN Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BAB III METODE PENULISAN 3.1 Gambar Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kansil (2001) pengertian perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Kansil (2001) pengertian perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu bentuk usaha yang mencari suatu keuntungan atau laba, baik yang bergerak bidang dalam usaha perdagangan, bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Produksi Beras Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Produksi Beras Indonesia BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memproduksi beras terbanyak di dunia dan menggunakannya sebagai bahan makanan pokok utamanya. Beras yang dikonsumsi oleh setiap

Lebih terperinci

Hengky Prasetyo Teknik Informatika. Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Hengky Prasetyo Teknik Informatika. Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta REKAYASA PERANGKAT LUNAK SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN Hengky Prasetyo 10018206 Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 10018206_Hengky Prasetyo 1 / dari 11 A. Judul Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang kebijakan Perberasan, Perusahaan Umum (PERUM) BULOG diberikan penugasan oleh pemerintah. Pangan adalah suatu hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk PT. Pos Indonesia (Persero) 1. Pos sebagai Perusahaan Negara Tahun 1961 berdasar Peraturan Pemerintah No. 240 tahun 1961, status

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998 dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Bentuk usaha 1.1.1 Sejarah perusahaan Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998 dan berdirinya kabinet Reformasi dibawah pemerintahan Abdul Rahman Wahid mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak pelaksanaan otonomi daerah tahun 1999, tata kelola keuangan pemerintahan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini ditandai dengan lahirnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi. Kecukupan, aksesibilitas dan kualitas pangan yang dapat dikonsumsi seluruh warga masyarakat, merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum Kementerian Perdagangan akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Beras bagi bangsa Indonesia dan negara-negara di Asia bukan hanya sekedar komoditas pangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama yang berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama yang berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan dan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap organisasi menyelenggarakan dua jenis fungsi yaitu fungsi utama yang berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi,

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA 31 CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA Nomer: ---------------------------------- Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Jabatan : Alamat : Dalam hal ini bertindak atas nama direksi

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan No.60, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEJAHTERAAN. Pangan. Gizi. Ketahanan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 019 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN. Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no. 27 tanggal 16 Oktober 1897

BAB II. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN. Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no. 27 tanggal 16 Oktober 1897 BAB II PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA NAMA : INES LARAHATI NPM : 40209228 PEMBIMBING : Dr. HARY WACHYUNI ACHMAD RAMADHON SE, MM., BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya Piutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ekonomi dan industri yang saling bersingungan satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ekonomi dan industri yang saling bersingungan satu sama lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pertambahan jumlah penduduk di dunia maka kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat pun meningkat. Meningkatnya jumlah kebutuhan pokok

Lebih terperinci

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya Boks Pola Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya Pendahuluan Salah satu komoditas yang memiliki kontribusi besar bagi inflasi Kota Palangka Raya adalah beras. Konsumsi beras

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera Dalam pelaksanaan penggajian, faktor pengamanan harus diperhatikan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar dapat berperan sebagai alat perekonomian

Lebih terperinci