BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerimaan Ketetapan dan Target Pajak Bumi dan Bangunan di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerimaan Ketetapan dan Target Pajak Bumi dan Bangunan di"

Transkripsi

1 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penerimaan Ketetapan dan Target Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Pinang Pajak merupakan salah satu penghasilan Negara yang cukup besar dan paling penting untuk membiayai pembangunan Negara.Dapat dikatakan cukup besar karena dari tahun ke tahun pemerintah menargetkan penerimaan Negara dari sektor pajak terus bertambah tujuannya untuk menutupi pengeluaran Negara. Penerimaan pajak dari sektor PBB juga terus ditingkatkan oleh pemerintah sehingga target penerimaan PBB yang ditetapkan dari tahun ke tahun meningkat. Dalam merealisasikantarget penerimaan PBB dibebankan kepada kecamatandi seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah yang menetapkan besarnya target yang harus dicapai atau direalisasikan daerah yang bersangkutan untuk satu tahun anggaran.dengan cara penetapan target terhadap objek PBB pada masingmasing wilayah. Penetapan target penerimaan PBB untuk setiap daerah didasarkan pada ketetapan PBB yang dikirim daerah ke pusat. Penetapan target secara keseluruhan harus melihat perkembangan di masing-masing wilayah. Dalam hal ini Pemerintah diharuskan membuat rencana penerimaan untuk setiap daerah dari sektor PBB. 42

2 Tabel 4.1 Ketetapan Pokok PBB Kecamatan Pinang Tahun Tahun Pokok Ketetapan PBB Peningkatan , , ,13 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang Dalam tabel diatas dapat kita lihat Ketetapan PBB mengalami perubahan setiap tahunnya disebabkan adanya perubahan pada jumlah wajib pajak, hal ini terjadi karena adanya mutasi objek pajak atau karena wajib pajak meninggalkan daerah tertentu dan tidak melapor, Perubahan ketetapan juga terjadi disebabkan karena kenaikan NJOP. Dalam halnya penetapan target yang ingin dicapai didasarkan pada pokok ketetapan PBB dan besarnya target yang ingin dicapai 80%. Dari ketetapan pada tahun tersebut. Penyusunan bersanya target ditetapkan oleh Kanwil Banten. Tabel dibawah ini memperlihatkan ketetapan pokok PBB serta target dan realisasi penerimaan PBB. Target Penerimaan PBB Kecamatan Pinang Tahun Tabel 4.2 Tahun Target Penerimaan Peningkatan , , ,14 Sumber : Kantor Kecamatan Pinang, diolah 43

3 Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah target penerimaan PBB dari tahun 2009 sampai 2010 mengalami perubahan. Pada tahun 2009 target penerimaan sebesar Rp Tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp ,-.. Tahun 2011 rencana penerimaan sebesar Rp ,-. Tabel 4.3 Realisasi Penerimaan PBB di Kecamatan Pinang Tahun Tahun Realisasi Penerimaan Peningkatan , , ,37 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi penerimaan PBB mengalami dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 realisasi penerimaan PBB sebesar Rp ,- sedangkan pada tahun 2010 realisasi penerimaan PBB sebesar Rp ,- hal ini menunjukan adanya penerimaan PBB dari tahnun sebelumya. Pada tahun 2011 realisasi penerimaan PBB sebesar Rp ,- hal ini menunjukan pada tahun 2011 terjadi dalam realisasi penerimaan PBB. Hal ini terjadi karena pada tahun 2011 terjadi lonjakan yang cukup besar dalam penerimaan realisasi PBB karena disebabkan oleh wajib pajak yang dulu sempat 44

4 menunda sudah mulai membayar tunggakannya dan adanya kenaikan NJOP pada kecamatan ini. 4.2 Analisis Tingkat Pencapaian Realisasi Penerimaan PBB kecamatan Pinang Realisasi PBB dalam halnya dicapai atau tidaknya suatu target PBB dapat dilihat dari realisasi PBB yang didapat dibandingkan dengan target yang ditentukan. Jika suatu realisasi sama atau bahkan melebihi target, maka target tersebut dapat dikatakan tercapai, Jadi untuk menghitung besarnya penerimaan PBB yang didapat dapat digunakan perhitungan sebagai berikut: Berdasarkan data pada tabel 1 dan 2 diatas dapat diperoleh perhitungan: - Tahun 2009: Tahun 2010 Tahun

5 Tabel 4.4 Tingkat Pencapaian Target Kecamatan Pinang Tahun Target Realisasi Tingkat Penerimaan Penerimaan , , ,88 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang, diolah Dari perhitungan yang diterima oleh kecamatan Pinang diatas kita dapat melihat bahwa target penerimaan PBB pada tahun 2009 sebesar Rp ,- dan realisasi penerimaan pada tahun 2009 sebesar Rp ,- kemudian pada tahun 2010 target penerimaan sebesar Rp ,- dan pada tahun 2010 realisasi penerimaan sebesar Rp ,- dan pada tahun 2011 target penerimaan sebesar Rp ,- dan tingkat penerimaan sebesar Rp ,-. Dapat kita pada tabel berikut dari tahun 2009 sampai 2011 tidak ada yang dapat mencapai target yang ditentukan.peningkatan penerimaan pada tahun 2010 lebih cenderung menurun karena walaupun potensinya cukup besar namun tidak diimbangi oleh kesadaran wajip pajak dalam membayar PBB. Pada tahun 2011 baru ada menjadi 58,88%.meskipun masih sangat sedikit tetapi sudah ada. Realisasi penerimaan masih jauh dari target disebabkan oleh tidak adanya surat tagihan sehingga wajib pajak yang menunggak PBB selama bertahuntahun tidak dikenai peringatan apapun, adanya NOP ganda yang dapat menyebabkan 46

6 realisasi menjadi kecil dan juga tingkat ketaatan wajip pajak yang masih belum taat dalam membayar PBB. 4.3 Analisis Rencana Penerimaan dan Pencapaian Realisai Penerimaan Perkelurahan Dalam halnya untuk mencapai target dan realisasi PBB, Kecamatan Pinang harus menyampaikan mengenai target dan rencana PBB kepada masing-masing kelurahan, Setiap kelurahan juga harus mempunyai target dan realisasi penerimaan PBB. DI Kecamatan pinang sendiri terdapat 11 kelurahan terdiri dari Kelurahan Pinang, Sudimara Pinang, Neroktog, Kunciran, Kunciran Indah, Kunciran Jaya, Cipete, Pakojan, Panunggangan, Panunggangan Utara, Panunggangan Timur. Berikut ini adalah hasil mengenai rencana penerimaan pemerintah dan realisasi PBB pada setiap kelurahan. Tabel 4.5 Target Penerimaan PBB setiap Kelurahan Kecamatan Pinang Tahun Nomor KELURAHAN PINANG SUDIMARA PINANG 3 NEROKTOG KUNCIRAN KUNCIRAN INDAH 6 KUNCIRAN JAYA CIPETE PAKOJAN PANUNGGANGAN

7 10 PANUNGGANGAN UTARA 11 PANUNGGANGAN TIMUR JUMLAH Sumber: Kantor Kecamatan Pinang Tabel 4.6 Realisasi Penerimaan PBB setiap Kelurahan pada Kecamatan Pinang Tahun NOMOR KELURAHAN PINANG SUDIMARA PINANG 3 NEROKTOG KUNCIRAN KUNCIRAN INDAH 6 KUNCIRAN JAYA CIPETE PAKOJAN PANUNGGANGAN PANUNGGANGAN UTARA 11 PANUNGGANGAN TIMUR JUMLAH Sumber: Kantor Kecamatan Pinang 48

8 4.4Analisis Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan pada Kelurahan Pinang Berikut adalah hasil Penerimaan pada Kelurahan Pinang: Tabel 4.7 Tahun Target Target Realisasi Realisasi , , , , , ,52 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang, diolah Dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah target pada setiap tahunnya mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 sebesar Rp ,- kemudian pada tahun 2010 Rp ,- dan pada tahun 2011 sebesar Rp ,-. Peningkatan target terjadi karena kawasan ini mulai dipadati oleh ruko dan tempat usaha lainnya, kawasan ini merupakan kawasan yang strategis karena dekat sekali dengan kecamatan ciledug yang sudah maju karena berbatasan langsung dengan ciledug membuat kawasan ini menjadi ramai sehingga menyebabkan kenaikan NJOP. Dalam tabel realisasi PBB kelurahan Pinang setiap tahunnya mengalami. Pada tahun 2009 realisasi 3,8%, Tahun 2010 realisasi 7,8% dan kemudian pada tahun 2011 realisasi 4,52%. Bila kita lihat dalam hal ini realisasi paling tinggi pada tahun 2010 sebesar 49

9 7,8% pada tahun 2011 sebesar 4,52%,walaupun dari segi nominal mengalami kenaikan tetapi nya sangat kecil hal ini dapat terjadi karena kurangnya kesadaran wajib pajak padahal seharusnya dari wilayah yang strategis itu wajib pajak mampu membayar PBB. Berikut ini adalah tabel untuk mengetahui besarnya pencapaian target pada kelurahan Pinang: Tabel 4.8 tahun Target penerimaan Realisasi Tingkat penerimaan , , ,31 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang, diolah Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya tingkat penerimaan mengalami penurunan disebabkan oleh kenaikan target yang tinggi namun tidak diimbangi oleh kenaikan kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB dan juga ada bangunan baru dan masih belum berpenghuni sehingga pemilik tidak membayar PBB sebagaimana mestinya. 50

10 4.5Analisis Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan pada Kelurahan Sudimara Pinang Berikut adalah hasil Penerimaan pada Kelurahan Sudimara Pinang: Tabel 4.9 Tahun Target Target Realisasi Realisasi , , , , , ,25 Sumber: Kantor KecamatanPinang, diolah Dari hasil yang terlihat dalam tabel bahwa target yang ditetapkan pada kelurahan Sudimara Pinang mengalami kenaikan dari Tahun 2009 sampai tahun Pada tabel tersebut dapat dilihat target yang ditetapkan pada tahun 2009 sebesar Rp ,-. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp ,-. Pada tahun 2011 tingkat target ditetapkan juga mengalami kenaikan sebesar Rp ,-. Dalam tabel target yang direncanakan kelurahansudimara Pinang dapat disimpulkan adanya dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 target mencapai 2,46%, Tahun 2010 target mengalami kenaikan sebesar 3,94% dan pada Tahun 2011 target mengalami kenaikan sebesar 4,25%. Pada kelurahan Sudimara pinang ini target mengalami kenaikan karena kawasan ini mulai dipenuhi ruko dan tempat untuk berjulan sehingga dapat menambah jumlah pendapatan PBB pada kelurahan Sudimara Pinang. Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat realisasi pada kelurahan Sudimara Pinang juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 sebesar 51

11 ,- dan tingkat pencapaian realisasi sebesar 2,46%. Tahun 2010 terjadi realisasi sebesar ,- dan tingkat pencapaian naik sebesar 3,94%. Pada tahun 2011 tingakat pencapaian realisasi sebesar ,- meningkat sebesar 4,25% dari tahun sebelumnya. Peningkatan PBB ini mengalamin kenaikan karena sudah bertambahnya ruko dan tempat berjualan yang berdiri dan juga kenaikan nilai NJOP pada kawasan ini. Berikut ini adalah tabel untuk mengetahui besarnya pencapaian target pada kelurahan Sudimara Pinang: Tabel 4.10 tahun Target penerimaan Realisasi Tingkat penerimaan , , ,18 Sumber:kantor Kecamatan Pinang, diolah Dari tabel diatas bahwa pencapian target paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 60,50% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 54,20%. Terjadi karena kurangya kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB dan pada tahun 2011 tingkat penerimaan juga terjadi penurunan sbesar 46,18%, Terjadi karena kurangnya ajakan sosialisasi mengenai manfaat membayar PBB dari aparat kelurahan dan juga karena ruko baru didirikan dan mereka belum mendapatkan manfaat atau keuntungan sehingga wajib pajak memilih menunda membayar PBB. 52

12 4.6Analisis Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan pada Kelurahan Neroktog Berikut adalah hasil Penerimaan pada Kelurahan Neroktog: Tabel 4.11 Tahun Target Target Realisasi Realisasi , , , , , ,74 Sumber: Kantor kecamatan Pinang, Diolah Dari hasil yang terlihat dalam tabel bahwa target yang ditetapkan pada kelurahan Neroktog mengalami kenaikan dari Tahun 2009 sampai tahun Pada tabel tersebut dapat dilihat target yang ditetapkan pada tahun 2009 sebesar Rp ,-. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp ,-. Pada tahun 2011 tingkat target ditetapkan juga mengalami kenaikan sebesar Rp ,-. Dalam tabel target yang direncanakan kelurahan Neroktog dapat disimpulkan adanya kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 target mencapai 13,89%, Tahun 2010 target mengalami kenaikan sebesar 12,65% dan pada Tahun 2011 target mengalami kenaikan sebesar 10,59%. Pada kelurahan Neroktog ini hanya berdiri pasar tradisional dan juga ruko yang masih belum sepenuhnya terisi dan sebagian ruko masih dalam tahap pengerjaan. 53

13 Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat realisasi pada kelurahan Neroktog mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 sebesar ,- dan tingkat pencapaian realisasi sebesar 2,28%. Tahun 2010 terjadi realisasi sebesar ,- dan tingkat pencapaian naik sebesar 2,63%. Pada tahun 2011 tingakat pencapaian realisasi sebesar ,- meningkat sebesar 3,74% dari tahun sebelumnya. Peningkatan PBB ini terjadi karena kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB dan juga sosialisasi yang diberikan aparat kelurahan mengalamin kenaikan karena sudah bertambahnya ruko dan tempat berjualan yang berdiri dan juga kenaikan nilai NJOP pada kawasan ini. Berikut ini adalah tabel untuk mengetahui besarnya pencapaian target pada kelurahan Neroktog: Tabel 4.12 tahun Target penerimaan Realisasi Tingkat penerimaan , , ,26 Sumber: Kecamatan Pinang, Diolah Dalam tabel diatas dapat kita ketahui bahwa tiap tahun tingkat penerimaan mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 67,01% menjadi 61,04% merupakan penurunan yang cukup signifikan dan pada tahun 2010 mengalami penurunan juga sebesar 57,26%. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya kesadaran wajib pajak dan juga sanksi yang tegas kepada wajib pajak yangmenunda membayar PBB. 54

14 4.7Analisis Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan pada Kelurahan Kunciran Berikut adalah hasil Penerimaan pada Kelurahan Kunciran: Tabel 4.13 Tahun Target Target Realisasi Realisasi , , , , , ,29 Sumber kecamatan Pinang, diolah Dari hasil yang terlihat dalam tabel bahwa target yang ditetapkan pada kelurahan Kunciran mengalami kenaikan yang cukup stabil dari Tahun 2009 sampai tahun Pada tabel tersebut dapat dilihat target yang ditetapkan pada tahun 2009 sebesar Rp ,-. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp ,-. Pada tahun 2011 tingkat target ditetapkan juga mengalami kenaikan sebesar Rp ,-. Dalam tabel target yang direncanakan kelurahan Kunciran dapat disimpulkan adanya kenaikan target dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 target mencapai 10,49%Tahun 2010 target mengalami kenaikan sebesar 11,14% dan pada Tahun 2011 target mengalami kenaikan sebesar 15,24%. Pada kelurahan Kunciran ini terdapat pasar tradisional dan pusat perdangangan kain yang sudah cukup dikenal banyak orng serta transportasi dan terminal yang terjangkau masyarakat,sehingga dapat menyebabkan kenaikan nilai NJOP pada kawasan ini. 55

15 Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat realisasi pada kelurahan Kunciran mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 sebesar ,- dan tingkat pencapaian realisasi sebesar 4,27%. Tahun 2010 terjadi realisasi sebesar ,- dan tingkat pencapaian naik sebesar 1,16%. Pada tahun 2011 tingakat pencapaian realisasi sebesar ,- meningkat sebesar 28,29% dari tahun sebelumnya. Peningkatan PBB ini terjadi karena kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB dan juga semaakin padatnya bangunan yang didirikan sebagai tempat usaha serta tidak lupa peranan aparat kelurahan dalam mensosialisasikan PBB. Berikut ini adalah tabel untuk mengetahui besarnya pencapaian target pada kelurahan Kunciran: Tabel 4.14 tahun Target penerimaan Realisasi Tingkat penerimaan , , ,53 Dalam tabel diatas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2009 dan 2011 tingkat penerimaan cukup tinggi melebihi 80% dan pada kelurahan ini tingkat kesadaran wajip pajak cukup tinggi dalam membayar PBB serta sosialisasi yang diberikan aparat kelurahan dapat dikatakan berhasil, Sedangkan pada tahun 2009 mengalami penurunan disebabkan bangunan tersebut masih dalam tahap pengerjaan dan juga ada 56

16 tempat usaha yang direnovasi sehingga pembayaran PBB terganggu dan baru pada tahun 2011 menjadi tempat usaha yang pada serta meningkatnya NJOP pada wilayah kelurahan kunciran ini. 4.8Analisis Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan pada Kelurahan Kunciran Indah Berikut adalah hasil Penerimaan pada Kelurahan Kunciran Indah: Tabel 4.15 Tahun Target Target Realisasi Realisasi , , , , , ,87 Sumber: Kecamatan Pinang, diolah Dari hasil yang terlihat dalam tabel bahwa target yang ditetapkan pada kelurahan Kunciran Indah mengalami kenaikan yang cukup stabil dari Tahun 2009 sampai tahun Pada tabel tersebut dapat dilihat target yang ditetapkan pada tahun 2009 sebesar Rp ,-. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp ,-. Pada tahun 2011 tingkat target ditetapkan juga mengalami kenaikan sebesar Rp ,-. Dalam tabel target yang direncanakan kelurahan Kunciran Indah dapat disimpulkan adanya kenaikan target dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 target mencapai 12,79%. Tahun 2010 target mengalami kenaikan sebesar 57

17 10,68% dan pada Tahun 2011 target mengalami kenaikan sebesar 15,63%. Pada kelurahan Kunciran Indahini terdapat Perumahan dan pertokoan sebagai tempat berjualan yang aman dan strategis sehingga mengikuti ketetapan yang ada serta kenikan tanah dan bangunan dengan demikian meningkatnya NJOP. Berdasarkan tabel diatas tingkat realisasi pada Tahun 2009 sebesar 11,75% kemudian pada Tahun 2010 naik menjadi 13,41% dan pada tahun 2011 naik menjadi 13,87%. Hal ini terjadi karena dikawasan ini mulai dibangun kawasan untuk berdagang atau tempat berusaha seperti ruko dan pasar tradisional,serta supermarket dan juga sarana dan prasarana yang menunjang. Berikut ini adalah tabel untuk mengetahui besarnya pencapaian target pada kelurahan Kunciran Indah: Tabel 4.16 Tahun Target Penerimaan Realisasi Tingkat Penerimaan , , ,05 Sumber:Kecamatan Pinang, Diolah Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa pada Tahun 2009 tingkat penerimaan sebesar 67,81% kemudian pada Tahun 2010 terjadi sebesar 68,08% dan pada Tahun 2011 menjadi 67,05%, Walaupun demikian tingkat realisasi tetap meningkat. Dalam halnya tingkat penerimaan mengalami penurunan hal ini tidak 58

18 lepas dari kurangya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB, serta peran aparat kelurahan dalam mensosialisasikan PBB karena menggangap pada tahun 2010 sudah mengalami kenaikan, sehinga upaya yang dilakukan pada tahun 2011 dalam mensosialisasikannya berkurang. 4.9Analisis Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan pada Kelurahan Kunciran Jaya Berikut adalah hasil Penerimaan pada Kelurahan Kunciran Jaya: Tabel 4.17 Tahun Target Target Realisasi Realisasi , , , , , ,74 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang, Diolah Pada tabel diatas dapat kita lihat target pada Kelurahan Kunciran Jaya pada Tahun 2009 target sebesar Rp ,- kemudian pada Tahun 2010 target menjadi sebesar Rp ,- dan pada Tahun 2011 target menjadi sebesar Rp ,-. Peningkatan target pada Tahun 2009 sebesar 10,92% kemudian pada Tahun 2010 naik menjadi 11,09 dan pada Tahun 2011 menjadi 9.04%. Dalam hal ini mengalami setiap tahun mengalami kenaikan target karena ada beberapa komplek perumahan yang telah dibangun dan juga Karena kenikan NJOP. 59

19 Pada tabel diatas dapat kita lihat realisasi pada Kelurahan Kunciran Jaya pada Tahun 2009 sebesar 4,65% kemudian pada Tahun 2010 naik menjadi 7,52% dan pada Tahun 2011 naik menjadi 7,74% mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dalam hal ini kita lihat pada Tahun 2009 yang hanya sebesar 4,65% terjadi karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan aparat kelurahan dan juga kesadaran wajip pajak yang cenderung mengabaikan pembayaran PBB dan baru pada tahun 2010 kelurahan memperbaiki sistem mereka dengan membuat reklame pembayaran PBB dan melakukan sosialisasi kepada masyrakat di kelurahan Kunciran Jaya sehingga terjadi yang cukup stabil. Berikut ini adalah tabel untuk mengetahui besarnya pencapaian target pada kelurahan Kunciran Jaya: Tabel 4.18 tahun Target penerimaan Realisasi Tingkat penerimaan ,68% % % Sumber; Kecamatan Pinang, diolah Pada tahun 2009 tingkat penerimaan sebesar 52,86% kemudian tahun 2010 naik menjadi 53,59% dan pada tahun 2011 menjadi 53,2% walaupun ada penurunan tetapi dapat dikatakan stabil bila dilihat dari tingkat penerimaan PBB kecamatan Kunciran Jaya, Tetapi bila kita lihat pada realisasinya dari tahun 2009 sampai 2011 dapat disimpulkan kesadaran wajip pajak serta sosialisasi dan sistem yang terus 60

20 diperbaiki kelurahan Kunciran Jaya dapat membuat terhadap realisasi PBB namun untuk tingkat penerimaan mengalami penurunan disebabkan potensi yang ada tidak diimbangi dengan penerimaan yang sesuai dengan perkembangan potensi, serta komplek baru yang telah selesai dibangun masih belum banyak warga yang tinggal disana sehingga penyampaian SPPT menjadi terhambat karena tidak sampai kepada wajib pajak. 4.10Analisis Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan pada Kelurahan Cipete Berikut adalah hasil Penerimaan pada Kelurahan Cipete: Tabel 4.19 Tahun Target Target Realisasi Realisasi , , , , , ,71 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang Dari tabel diatas dapat dilihat target Kelurahan Cipete dari tahun ke tahun mengalami yang cukup besar. Pada tahun 2009 sebesar Rp ,- kemudian pada tahun 2010 naik menjadi Rp ,- dan pada Tahun 2011 menjadi Rp ,-. Hal ini dikarenakan kawasan ini mulai dipadati dengan bangunan sebagai tempat usaha dan juga lokasi yang strategis serta 61

21 banyak sarana dan prasarana yang diperbaiki dan ditingkatkan sehingga fasilitas di kawasan ini sangat menunjang sehingga NJOP mengalami kenaikan. Pada tabel diatas dapat kita lihat realisasi pada Kelurahan Cipete pada Tahun 2009 sebesar 3,25% kemudian pada tahun 2010 naik sebesar 6,09% dan pada tahun 2011 sebesar 4,71%. Hal ini sebabkan karena kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB meskipun realisasi meningkat dan sarana dan prasarana sudah diperbaiki, dan juga petugas kelurahan sudah memasangkan spanduk di kawasan pertokoaan dan perumahan melalui RT/RW. Berikut ini adalah tabel untuk mengetahui besarnya pencapaian target pada kelurahan Cipete: Tabel 4.20 tahun Target penerimaan Realisasi Tingkat penerimaan , , ,96 Sumber: Kecamatan Pinang, diolah Dalam tabel diatas dapat kita lihat bahwa tingkat penerimaan dalam pencapian realisasi target mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 69,39% menjadi 63,01% dan pada tahun 2011 terjadi penurunan menjadi 55,96%. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB dan dapat kita lihat dalam pembayarannya dari tahun ke tahun cenderung mengalami 62

22 penurunan.jadi dalam hal ini sosialisasi dari petugas kelurahan kepada masyarakat harus lebih ditingkatkan dan juga bagi wajib pajak yang menunda pembayaran harus diberikan sanksi yang tegas serta harus adanya sosialiasi dari kelurahan untuk memberikan penyuluhan kepada warganya untuk segera membayarkan PBB tepat waktu. 4.11Analisis Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan pada Kelurahan Pakojan Berikut adalah hasil Penerimaan pada Kelurahan Pakojan: Tabel 4.21 Tahun Target Target Realisasi Realisasi , , , , Sumber: Kantor Kecamatan Pinang, Diolah Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah target cenderung naik dari tahun ke tahun dan dari data yang dihasilkan target tertinggi pada Tahun 2011 sebesar 18,48% dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 17,16% dan tahun 2009 sebesar 17.98%. Naiknya target ini mengikuti kenaikan NJOP pada wilayah ini serta sarana dan prasana mulai diperbaiki. 63

23 Dari tabel realisasi dapat kita lihat bahwa realisasi dari tahun ke tahun cenderung naik turun. Pada tahun 2009 sebesar 2,09% kemudian pada tahun 2010 menjadi sebesar -0.76% dan pada tahun 2011 baru mengalami kenaikan lagi sebesar 2,67%. Hal ini dapat terjadi karena pada tahun 2010 aada sebagian kawasan pemukiman terendam banjir sehingga banyak rumah yang dikosongkan dan dikontrakan pada kawasan ini, sehingga petugas kelurahan mengalami kesulitan dalam melakukan sosialisasi. Berikut ini adalah tabel untuk mengetahui besarnya pencapaian target pada kelurahan Pakojan: Tabel 4.22 tahun Target penerimaan Realisasi Tingkat penerimaan , ,42 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang, diolah Dari hasil tabel yang kita lihat tingkat penerimaan dari tahun ke tahun cenderung menurun dikarenakan kurangnya kesadaran wajip pajak dan juga petugas kelurahan dalam melakukan sosialisasi pada kawasan ini, dan juga warga di daerah ini lebih individualis dan cenderung sibuk dengan kegiatan masing-masing sehingga sulit dilakukan penyuluhan. 64

24 4.12 Analisis Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan pada Kelurahan Panunggangan Berikut adalah hasil Penerimaan pada Kelurahan Panunggangan Tabel 4.23 Tahun Target Target Realisasi Realisasi , , , , , ,98 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang Dari tabel diatas terlihat bahwa kelurahan panunggangan melakukan target PBB cukup tinggi. Pada tahun 2009 sebesar Rp ,- kemudian pada Tahun 2010 sebesar Rp ,- dan pada Tahun 2011 sebesar Rp ,-. Peningkatan target dilakukan karena kawasan ini yang dulunya sepi dianggap sudah mulai memadati kawasan ini dengan dibangunnya komplek perumahan di kawasan ini. Dari tabel yang kita lihat bahwa kelurahan Panunggangan dalam realisasi penerimaan PBB melonjak cukup tinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 26,98% dibandingkan dengna tahun 2009 yang hanya mencapai 6,29% dan pada Tahun 2010 juga hanya mencapai 4,13%. Peningkatan realisasi ini hamper sama seperti target yang ditetapkan oleh kelurahan Panunggan, Hal ini terjadi karena kawasan ini sudah adanya bangunan komplek perumahan dan juga sudah banyka warga yang tinggal perumahan baru ini. 65

25 Berikut ini adalah tabel untuk mengetahui besarnya pencapaian target pada kelurahan Panunggangan: Tabel 4.24 Tahun Target penerimaan Realisasi Tingkat penerimaan , , ,83 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang Dari tabel diatas dapat kita lihat terjadinya penurunan dalam tingkat penerimaan PBB dari tahun 2009 yang 51,38% ke tahun 2010 hanya 44,45% dan pada tahun 2011 sedikit meningkat menjadi 44,83%. Terjadinya penurunan disebabkan karena pada kawasan wyangilayah perumahan yang baru dibangun belum sepenuhnya dipadati oleh masyarakat.mekanisme penyampaian SPPT yang buruk juga menjadi kendala dalam merealisasikan penerimaan serta kawasan ini juga belum tersosialisasi secara penuh dari petugas kelurahan ataupun RW/RT di wilayah setempat. 66

26 4.13Analisis Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan pada Kelurahan Panunggangan Utara Berikut adalah hasil Penerimaan pada Kelurahan Panunggangan Utara: Tabel 4.25 Tahun Target Target Realisasi Realisasi Peningkatan Peningkatan , , , , , ,63 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang, diolah Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa kenaikan target penerimaan PBB pada kelurahan Panunggangan Utara pada tahun 2009 target sebesar 7,78% menjadi 12,25% pada tahun 2010 kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 10,72%. Hal ini dapat terjadi karena kawasan ini mulai dibangun untuk kawasan berdagang yang telah terorganisir serta mulai dibangunnya komplek perumahan sehingga menyebabkan kenaikan nilai NJOP. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi penerimaan hanya meningkat sedikit dari tahun 2009 ke tahun 2010,baru pada tahun 2011 terjadi kenaikan yang cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya kesadaran wajip pajak dan juga sosialisasi yang diberikan petugas kelurahan sehingga realisasi PBB semakin meningkat. 67

27 Berikut ini adalah tabel untuk mengetahui besarnya pencapaian target pada kelurahan Panunggangan Utara: Tabel 4.26 Tahun Target penerimaan Realisasi Tingkat Penerimaan , , ,41 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang, diolah Dalam tabel diatas terlihat bahwa tingkat penerimaan dari tahun ke tahun cenderung naik turun dalam pencapaian realisasi target. Tahun 2008 sebessar 58,97%, 2009 sebesar 53,55% mengalami penurunan dan baru pada tahun naik 2011 naik menjadi 55,41%. Terjadinya penurunan disebabkan oleh banyak hal misalkan kesadaran wajip pajak,pengaruh petugas dalam mensosialisasikan PBB serta tidak adanya surat teguran kepada wajib pajak yang menunggak maupun pemberitahuan secara lisan dari RT setempat untuk segera membayarkan PBB. 68

28 4.14 Analisis Target Penerimaan dan Realisasi Penerimaan pada Kelurahan Panunggangan Timur Berikut adalah hasil Penerimaan pada Kelurahan Panunggangan Timur: Tabel 4.27 Tahun Target Target Realisasi Realisasi Peningkatan Peningkatan , , , , Sumber: Kantor Kecamatan Pinang, diolah Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa target pada kecamatan Panunggangan Timur mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2009 sebesar Rp ,- kemudian pada tahun 2010 sebesar Rp ,- dan pada tahun 2011 sebesar RP ,-. Hal ini terjadi karena sarana dan prasarana pada kawasan PanungganganTimur mulai diperbaiki walaupun masih relative sedikit. Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa realisasi mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai Pada tahun 2009 sebesar 6,1% menjadi sebesar 4,6% pada tahun 2010 dan kemudian pada tahun 2011 menjadi 9,1%.Dapat terjadi karena kesadaran wajib pajak dan juga sosialisasi pada petugas kelurahan dan juga RT/RW wilayah setempat dalam memberikan SPPT kepada warga. 69

29 Berikut ini adalah tabel untuk mengetahui besarnya pencapaian target pada kelurahan Panunggangan Utara: Tabel 4.28 Tahun Target penerimaan Realisasi Tingkat Penerimaan , , ,67 Sumber: Kantor Kecamatan Pinang, diolah Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat penerimaan pada tahun 2009 sebesar 47,26% kemudian pada tahun 2010 mengalami sedikit penurunan menjadi 46,73% dan pdaa tahun 2011 naik menjadi 48,67%. Adanya kenaikan tingkat penerimaan pada tahun 2011 tidak lepas dari sarana dan prasarana yang mulai diperbaiki misalkan dalam membetulkan jalan yg rusak dan juga tidak lepas dari peran wajib pajak serta petugas kelurahan dan juga RT/RW setempat Usaha- usaha yang dilakukan dalam meningkatkan penerimaan PBB Berikut ini adalah usaha yang dilakukan kecamatan Pinang untuk meningkatkan penerimaan PBB yaitu: 1. Petugas kecamatan dan kelurahan harus lebih aktif lagi dalam melakukan kegiatan dilapangan, Kegiatan yang dilakukan dengan melakukan penempelan stiker PBB kepada warga agar menarik minat wajib pajak untuk membayar pajak. 70

30 2. Adanya kerjasama antara petugas kelurahan dan ketua RT setempat untuk menghimbau kepada wajib pajak untuk membayar pajak tepat waktu. 3. Melakukan pemasangan spanduk pada setiap kelurahan dan di setiap jalan yang padat penduduk agar menarik minat wajib pajak untuk membayar PBB dan juga tumbuhnya kesadaran wajib pajak untuk membayarkan PBB Faktor- faktor penghambat dalam penerimaan realisasi PBB Setelah melakukan penelitian dan dilakukan analisa pada kecamatan Pinang ditemukan beberapa penghambat dalam merealisasikan penerimaan PBB yaitu: 1. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam melakukan pembayaran PBB, Wajib pajak lebih memilih menunda dari pembayaran PBB dengan alas an tidak ada waktu untuk membayar dan tidak dapat SPPT dari petugas ataupun RT/RW. 2. Kurangnya sosialisasi yang diberikan petugas kecamatan atau kelurahan tentang manfaat membayar PBB. 3. Petugas kecamatan juga harus memperbaiki sistem dengan memperbanyak lokasi jemput bola, sehingga wajib pajak lebih mudah dalam membayar PBB. 4. Harus diberikannya sanksi yang tegas bagi setiap wajib pajak yang selalu menunda pembayaran PBB terlebih sampai bertahun-tahun tidak membaya karena tanpa sanksi yang tegas maka sulit pemerintah untuk mencapai target PBB. 71

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sektor pajak semakin besar dan semakin penting artinya untuk membiayai

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sektor pajak semakin besar dan semakin penting artinya untuk membiayai BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Penyusunan Ketetapan dan Target Penerimaan PBB Kecamatan Pondok Aren Sejalan dengan komitmen nasional yang mengupayakan penerimaan dari sektor pajak semakin besar

Lebih terperinci

ANALISIS TARGET DAN REALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KECAMATAN PINANG

ANALISIS TARGET DAN REALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KECAMATAN PINANG ANALISIS TARGET DAN REALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KECAMATAN PINANG ABSTRAK Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui besarnya target PBB dan juga untuk megetahui hambatan apa yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dengan melihat komitmen nasional yang selalu mengupayakan penerimaan dari sektor

BAB 4 PEMBAHASAN. Dengan melihat komitmen nasional yang selalu mengupayakan penerimaan dari sektor BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Penyusunan Target Penerimaan PBB KPP Pratama Serpong Dengan melihat komitmen nasional yang selalu mengupayakan penerimaan dari sektor pajak semakin besar dan semakin penting yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bekasi

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bekasi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bekasi Sebagai salah satu wujud pelaksanaan otonomi daerah, maka Pemerintah Kota Bekasi terus berupaya mengelola sumber-sumber penerimaan

Lebih terperinci

WORKING PAPER ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT PBB PADA KECAMATAN KEBON JERUK

WORKING PAPER ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT PBB PADA KECAMATAN KEBON JERUK WORKING PAPER ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT PBB PADA KECAMATAN KEBON JERUK Alief Widho Zainuddin Bina Nusantara University, l. Kb. Jeruk Raya No.27, Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d.

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d. ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d. 2016 Khairiah (Universitas Lambung Mangkurat) ABSTRAK Penelitian bertujuan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. 5. Potensi Penerimaan PBB-P2 Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten

BAB III PENYAJIAN DATA. 5. Potensi Penerimaan PBB-P2 Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten BAB III PENYAJIAN DATA 5. Potensi Penerimaan PBB-P2 Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Pemberlakuan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan menjadi Pajak Daerah di Kabupaten Langkat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan yaitu: 1. Analisis tingkat efektivitas penagihan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN. A. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN. A. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan 39 BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN A. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Langkat Berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

Hasil Wawancara. Kecamatan Jatiasih

Hasil Wawancara. Kecamatan Jatiasih L10 Hasil Wawancara Kecamatan Jatiasih Narasumber : Bpk. Sayuti Anwar Jabatan : Petugas UPTD PBB Kec. Jatiasih Tanggal : 12 April 2012 1. Mengapa target penerimaan PBB tidak dapat terealiasasi sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 34 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Boyolali. Ekstensifikasi Pajak merupakan kegiatan yang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. ini meliputi keadaan umum wilayah, aksesibilitas, daya tarik dan pengelolaan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. ini meliputi keadaan umum wilayah, aksesibilitas, daya tarik dan pengelolaan V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Gambaran umum mengenai lokasi penelitian yang akan dibahas dalam bab ini meliputi keadaan umum wilayah, aksesibilitas, daya tarik dan pengelolaan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN I DEWA MADE MARDIKA Banjar Wijaya B 50 No.11,Cipete - Tangerang,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dan dianalisa, penulis menarik beberapa kesimpulan yang merupakan hasil akhir dalam penelitian yang didasarkan pada hasil

Lebih terperinci

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PBB UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DAERAH STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA JAKARTA DUREN SAWIT

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PBB UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DAERAH STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA JAKARTA DUREN SAWIT ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PBB UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DAERAH STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA JAKARTA DUREN SAWIT Lia Atmasari Sipayung Muindro Renywijoyo Dwidjaja Agus Susanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan yang berasal dari luar negeri. pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan yang berasal dari luar negeri. pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di dalam suatu negara merupakan kegiatan yang terus menerus dan berkesinambungan, yang bertujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Susanti, Liberti Pandiangan

Susanti, Liberti Pandiangan PENGARUH PENERAPAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SERPONG PADA TAHUN 2010-2012 Susanti, Liberti Pandiangan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk negara berkembang yang memiliki penerimaan dari berbagai sumber. Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar yaitu dari penerimaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 139 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap upaya kantor pajak dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak bumi dan bangunan di kecamatan purwadadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data dan fakta yang telah penulis temukan dalam penelitian tentang Peranan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Wajib Pajak untuk Membayar Pajak (PBB) maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk melaksankan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Boyolali

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Boyolali BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Analisis Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Boyolali Besarnya tingkat efektivitas penerimaan PBB Kabupaten Boyolali tahun 2013-2015

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG 1. LATAR BELAKANG RINGKASAN RENSTRA 2014-2018 Seiring dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR Nama : Anisa Ulfasari NPM :40211927 Pembimbing :Dr. Misdiyono PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia termasuk

Lebih terperinci

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN S A L I N A N BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tebet adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak ( DJP) yang berada

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY

BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY 4.1 Pelaksanaan Sunset Policy di KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Berlakunya Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 sejak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN. A. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN. A. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN A. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat pengelompokkan jenis pajak berdasarkan aktivitas yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. membuat pengelompokkan jenis pajak berdasarkan aktivitas yang menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber pembangunan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut pengelolaan pajak

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGUNAAN JASA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) KEPADA DESA, KELURAHAN DAN

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Pajak Bumi dan Bangunan di Provinsi DKI Jakarta. pusat yang sebagian besar hasilnya (90%) diserahkan kembali kepada daerah yang

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Pajak Bumi dan Bangunan di Provinsi DKI Jakarta. pusat yang sebagian besar hasilnya (90%) diserahkan kembali kepada daerah yang BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pajak Bumi dan Bangunan di Provinsi DKI Jakarta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu penerimaan pemerintah pusat yang sebagian besar hasilnya (90%) diserahkan kembali

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DARI BUPATI

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Efektivitas Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap. Target Penerimaan PBB TA.

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Efektivitas Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap. Target Penerimaan PBB TA. 34 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Efektivitas Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap Target Penerimaan PBB TA. 2011 s/d 2015 Dalam rangka pemungutan Pajak

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGURANGAN DENDA ADMINISTRASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendapatan daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Sumber pendapatan daerah menurut Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo SKRIPSI

Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo SKRIPSI Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dalam negeri telah mengalami pergeseran, semula didominasi

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dalam negeri telah mengalami pergeseran, semula didominasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan dalam negeri telah mengalami pergeseran, semula didominasi oleh penerimaan minyak (migas) kemudian didominasi oleh penerimaan non migas yaitu dari perpajakan.

Lebih terperinci

PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI

PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI Atikah Aure Binus University, Jl.Akasia No 6 RT 03/03 Tajur Ciledug Tangerang 15152, 08984252570,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal. Pajak Bumi dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal. Pajak Bumi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang utama, karena itu peranan sektor pajak sangat besar, terutama untuk menunjang keberhasilan pembangunan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Atribusi Teori atribusi yaitu ketika perilaku seseorang diamati oleh individu-individu dan mencoba untuk menilai apakah perilaku tersebut disebabkan secara

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang sedang giat melaksanakan Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah salah satu negara yang sedang giat melaksanakan pembangunan. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa pajak negara ini tidak dapat melakukan pembangunan. Sebagian besar sumber penerimaan negara yang tertuang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN YANG SUDAH KEDALUWARSA

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN YANG SUDAH KEDALUWARSA PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN YANG SUDAH KEDALUWARSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari pembahasan bab terdahulu, diperoleh kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari pembahasan bab terdahulu, diperoleh kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dari pembahasan bab terdahulu, diperoleh kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu: 1. Pajak Hotel a) Target dan Realisasi Pajak Hotel Pemungutan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN A. Kondisi Geografis Desa Cipete Kec. Pinang Kota Tangerang Banten Desa Cipete merupakan bagian dari Kota Tangerang Provinsi Banten,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan membandingkan penagihan pajak yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan self assessment system dicerminkan dari jumlah Pengusaha Kena Pajak terdaftar, perhitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai selama tahun 2008 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali, karena pajak digunakan untuk membiayai kepentingan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. sekali, karena pajak digunakan untuk membiayai kepentingan umum yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah gejala masyarakat, artinya bahwa pajak hanya terdapat dalam masyarakat. Jika tidak ada masyarakat tidak ada pajak. Pernyataan seperti ini tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menyatakan pemberian otonomi

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan Pemerintah dalam penerapan otonomi daerah, memberikan kewenangan kepada daerah untuk dapat mengurus dan mengatur sendiri urusan di daerahnya. Otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak. Menurut UU Republik Indonesia No 28 tahun 2007, pajak

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak. Menurut UU Republik Indonesia No 28 tahun 2007, pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak mempunyai peran penting dalam kehidupan bernegara terutama dalam menjalankan pemerintahan di suatu negara, karena diperlukan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG, SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH DAN SURAT TAGIHAN PAJAK DAERAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum yang berpedoman pada Pancasila dan juga berpegang teguh pada aturan yang ada di negaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk sebagai salah satu komponen dalam sistem wilayah atau kawasan.

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk sebagai salah satu komponen dalam sistem wilayah atau kawasan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk sebagai salah satu komponen dalam sistem wilayah atau kawasan. Perkembangan wilayah tergantung dari kegiatan sosial ekonomi penduduk suatu wilayah, yang kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tahunnya 2010 = 90,89% (efektif), 2011 = 85,91% (cukup efektif), = 92,39% (efektif), 2013 = 90,19% (efektif) dan 2014 = 108,62%

BAB V PENUTUP. tahunnya 2010 = 90,89% (efektif), 2011 = 85,91% (cukup efektif), = 92,39% (efektif), 2013 = 90,19% (efektif) dan 2014 = 108,62% BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Efektivitas pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten Padang Pariaman,tingkat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 22 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM INSTANSI 1. Sejarah Berdirinya Instansi Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam upaya meningkatkan penerimaan dari sektor pajak pemerintah gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan yang sangat tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pengelolaan fiskal yang cukup mendasar. Undang-Undang Pajak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pengelolaan fiskal yang cukup mendasar. Undang-Undang Pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disahkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan langkah strategis untuk memantapkan kebijakan desentralisasi fiskal,

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGUNAAN JASA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN KEPADA DESA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Upaya tersebut harus dilakukan secara bertahap,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Perpajakan 1. Pengertian Pajak Tentang pengertian pajak, ada beberapa pendapat dari para ahli, antara lain: Definisi pajak UU KUP No.28 tahun 2007: Pajak adalah kontribusi wajib

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 33 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 33 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 33 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan 4.1.1 Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box Alur penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box sesuai dengan PER- 19/2009

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis ekonomi dan kepercayaan yang melanda Indonesia telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis ekonomi dan kepercayaan yang melanda Indonesia telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan kepercayaan yang melanda Indonesia telah membawa dampak positif dan dampak negatif bagi upaya peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan asli daerah lain-lain yang sah.

BAB IV PEMBAHASAN. kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan asli daerah lain-lain yang sah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pembahasan Pendapatan Asli Daerah Secara umum pendapatan asli daerah Kota Tangerang terdiri dari 4 (empat) jenis, yaitu: pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah

Lebih terperinci

. SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SLEMAN PADA KEGIATAN PENYAMPAIAN SPPT PBB P2 TAHUN 2017 TANGGAL : 17 JANUARI 2017

. SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SLEMAN PADA KEGIATAN PENYAMPAIAN SPPT PBB P2 TAHUN 2017 TANGGAL : 17 JANUARI 2017 1. SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SLEMAN PADA KEGIATAN PENYAMPAIAN SPPT PBB P2 TAHUN 2017 TANGGAL : 17 JANUARI 2017 Assalamu alaikum Wr. Wb Salam Sejahtera bagi kita semua. Yang Kami Hormati : Kepala Kanwil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menjunjung tinggi

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menjunjung tinggi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban warganegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK REKLAME. definisi masing-masing yang berbeda-beda mengenai pajak. Meskipun, berbagai

BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK REKLAME. definisi masing-masing yang berbeda-beda mengenai pajak. Meskipun, berbagai BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK REKLAME A. Pengertian Pajak Banyak ahli dalam bidang perpajakan yang memberikan pengertian atau definisi masing-masing yang berbeda-beda mengenai pajak. Meskipun, berbagai defenisi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI. senantiasa berpacu untuk meningkatkan pendapatan daerah, salah satunya

BAB III TINJAUAN TEORI. senantiasa berpacu untuk meningkatkan pendapatan daerah, salah satunya BAB III TINJAUAN TEORI A. Pengertian Pajak dan Objek Pajak Sebagaimana diketahui bahwa sektor pajak merupakan pemasukan bagi Negara yang terbesar demikian juga halnya dengan daerah. Sejak dikeluarkannya

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN BENTUK, ISI, TATA CARA, PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK, SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG DAN SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH PAJAK BUMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah yang diterapkan di Indonesia merupakan bentuk dari desentralisasi fiskal sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Otonomi

Lebih terperinci

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 12 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 12 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN, PENDATAAN DAN PENILAIAN OBJEK DAN SUBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN

Lebih terperinci

PEMBUAT DOKUMEN. Kasubbag Program KADIPENDA Kasubbag Umum KADIPENDA Perda Pajak Dipenda Bupati INHU 2011

PEMBUAT DOKUMEN. Kasubbag Program KADIPENDA Kasubbag Umum KADIPENDA Perda Pajak Dipenda Bupati INHU 2011 LAMPIRAN II Nama Unit / Satker DAFTAR PUBLIK BADAN PUBLIK DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU : DINAS PENDAPATAN DAERAH KAB. INHU. RINGKASAN ISI UMUM SKPD DISPENDA Renstra Dinas Pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Pajak dan Kontribusinya Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Berikut adalah data jumlah wajib pajak yang berhasil dihimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pergerakan manusia, seperti pergerakan dari rumah (asal) sekolah, tempat kerja, dan lain-lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penelitian Persyaratan Permohonan 1. Pemenuhan Kesesuaian dan Kelengkapan Dokumen Permohonan Pemenuhan kesesuaian dan kelengkapan dokumen permohonan ini

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYANOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYANOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH SALINAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYANOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DHARMASRAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu penerimaan terbesar negara. Dari tahun ketahun terlihat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu penerimaan terbesar negara. Dari tahun ketahun terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan pendapatan negara yang cukup potensial untuk dapat mencapai keberhasilan pembangunan. Penerimaan dari sektor pajak ternyata merupakan salah satu penerimaan

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1.2 LANDASAN HUKUM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1.2 LANDASAN HUKUM. KATA PENGANTAR Dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kota Semarang, sesuai dengan tahapan sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tersebut dalam butir 1 d, disebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

BAB I PENDAHULUAN. menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), merupakan pajak langsung yang dikenakan atas bumi dan atau bangunan. Subjek pajak dalam PBB adalah orang atau badan secara nyata mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil dan

Lebih terperinci

2015 KAJIAN TENTANG PEND IRIAN BANGUNAN D I SEMPAD AN SUNGAI D ALAM MENINGKATKAN KESAD ARAN HUKUM MASYARAKAT AGAR MENJAD I WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 KAJIAN TENTANG PEND IRIAN BANGUNAN D I SEMPAD AN SUNGAI D ALAM MENINGKATKAN KESAD ARAN HUKUM MASYARAKAT AGAR MENJAD I WARGA NEGARA YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman, kemajuan teknologi serta pertumbuhan penduduk menimbulkan berbagai permasalahan sosial, terutama pesatnya perkembangan masyarakat diperkotaan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN DAN PENGAJUAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN DAN PENGAJUAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN DAN PENGAJUAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasakan imbalan yang dikutip tersebut secara langsung. Pemungutan pajak memang bukan suatu hal yang mudah, dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. merasakan imbalan yang dikutip tersebut secara langsung. Pemungutan pajak memang bukan suatu hal yang mudah, dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber dana yang paling potensial dalam pembiayaan negara. Seiring dengan peningkatan kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang undang. Dalam pembangunan ini tidak akan tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang undang. Dalam pembangunan ini tidak akan tercapai apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di Indonesia merupakan program pemerintah dalam memajukan bangsa dengan cara membangun dalam segala bidang, misalnya pembangunan dalam bidang

Lebih terperinci

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN BUPATI KUTAI BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarka. Dari defenisi tersebut tergambar bahwa salah satu fungsi pajak, yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarka. Dari defenisi tersebut tergambar bahwa salah satu fungsi pajak, yaitu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu penerimaan bagi negara, pajak sangat diandalkan untuk pembiayaan pembangunan dan pengeluaran negara. Pajak dapat didefenisikan sebagai iuran rakyat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA DEPOK

BAB IV IMPLEMENTASI PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA DEPOK BAB IV IMPLEMENTASI PEMUNGUTAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA DEPOK A. Implementasi Pemungutan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan A.1. Identifikasi Wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak berperan penting dalam pembiayaan pembangunan suatu Negara, karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara dari

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); Menimbang : a. PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Penerimaan pajak reklame kota Surabaya selalu mengalami peningkatan. meningkat melebihi target yang diharapkan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Penerimaan pajak reklame kota Surabaya selalu mengalami peningkatan. meningkat melebihi target yang diharapkan. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Penerimaan pajak reklame kota Surabaya

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong Berdasarkan landasan teori yang disajikan pada Bab 2 serta data yang telah diuraikan pada

Lebih terperinci