PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI"

Transkripsi

1 PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI Atikah Aure Binus University, Jl.Akasia No 6 RT 03/03 Tajur Ciledug Tangerang 15152, , atikahaure@yahoo.com Murtedjo, S.E. Ak. M.M. ABSTRAK Penerapan e-compliance pada KPP Pratama Kosambi atas kewajiban pajak tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi yang meliputi: e-registration yakni aplikasi yang mempermudah Wajib Pajak untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara elektronik, e-spt yakni aplikasi yang disediakan agar Wajib Pajak dapat mengisi Surat Pemberitahuan secara elektronik dan aplikasi e-filing dimana Wajib Pajak dapat melaporkan SPT Tahunan secara elektronik sehingga Wajib Pajak tidak perlu mendatangi KPP. Penerapan e-compliance di KPP Pratama Kosambi diharapkan dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak dan tingkat kepatuhan Wajib dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian ini menunjukkan jika pengisian SPT Tahunan secara elektronik belum berjalan efektif karena belum ada peraturan yang mewajibkan Wajib Pajak untuk menggunakan. Tingkat pelaporan SPT secara e-filing ditahun 2010 masih rendah, tetapi di terjadi peningkatan pelaporan secara e-filing dibandingkan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan sistem manual dan e-spt. Hal ini disebabkan kemudahan yang didapat Wajib Pajak karena tidak perlu mendatangi KPP untuk melaporkan SPT Tahunan. Sebaiknya KPP melaksanakan sosialiasi lebih sering agar penerapan berjalan dengan baik, sehingga Wajib Pajak yang menggunakan e-registration, e-filing dan terutama e-spt dapat meningkat.(aa) Kata Kunci : e-compliance, e-registration, e-spt, e-filing, Kepatuhan

2 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara berkembang yang masih melakukan banyak pembangunan dan perbaikan diberbagai sektor untuk memajukan negara dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah terus meningkatkan pendapatan negara agar pembangunan berjalan dengan baik. Pendapatan negara yang paling menonjol terdapat di pajak, sumbangan pajak bagi anggaran pemerintah sangat besar, sehingga peran pajak begitu sentral sebagai perwujudan salah satu kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong royongan nasional sebagai peran serta aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan. Untuk itu pemerintah selalu berupaya meningkatkan pendapatan dari sektor pajak baik pajak dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang sangat potensial, sektor Pajak merupakan pilihan yang sangat tepat, selain karena jumlahnya yang relatif stabil tetapi juga merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan. Pelayanan dan fasilitas yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak sudah cukup lengkap. Wajib Pajak tinggal memanfaatkan dengan baik fasilitas tersebut agar dapat menjadi warga negara yang taat dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi di Indonesia sekarang ini, maka ada banyak cara yang mempermudah kita sebagai wajib pajak dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan, yaitu dengan fasilitas e-compliance. Sistem administrasi perpajakan yang menggunakan kemajuan teknologi terbaru diantaranya e- compliance dimana semua kegiatan dilakukan dengan elektronik. Dengan cara Wajib Pajak mendaftarakan diri secara online dengan menggunakan e-registration, Wajib Pajak juga dapat mengisi SPT dengan menggunakan media komputer secara e-spt dan melaporkan SPT secara online melalui e-filing. Sistem tersebut dapat lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan melalui secara manual, karena kita sebagai Wajib Pajak tidak perlu mendatangi langsung Kantor Pelayanan Pajak. Penerapan e-compliance pada Kantor Pelayanan Pajak diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan kewajiban perpajakan terhadap Wajib Pajak dan dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar. Tetapi kenyataannya masih sangat sedikit Wajib Pajak yang mengetahui tentang sistem ini, dikarenakan kurangnya informasi dan penyuluhan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak. Oleh karena itu penulis memilih KPP Pratama Kosambi sebagai tempat penelitian, sehingga melalui penelitian ini, penulis dapat menganalisa penerapan e-compliance yang dilakukan d KPP Pratama Kosambi. METODE PENELITIAN Metode-metode pengumpulan data yang digunakan selama penyusunan skripsi antara lain adalah : a. Studi pustaka: Metode ini digunakan untuk memperoleh data sekunder untuk memperkuat landasan teori yang digunakan. Dilakukan dengan mambaca dan mempelajari sejumlah literatur berupa buku, peraturan undang-undang serta bahan lain yang dapat digunakan sebagai penunjang dalam penulisan. b. Wawancara: Melakukan wawancara secara langsung terhadap pihak-pihak yang berkompeten untuk mengetahui segala informasi yang diperlukan dalam penelitian. c. Observasi: Dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap Sistem Administrasi Perpajakan Modern di KPP Pratama Kosambi, khususnya dalam hal penerapan e- compliance. d. Dokumentasi: Merupakan kegiatan mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan, berupa dokumen-dokumen yang telah diolah oleh Petugas Pajak berupa data Wajib Pajak terkait pelaporan SPT baik secara elektronik (e-spt), e-filing maupun manual dalam lingkup Wajib Pajak.

3 HASIL DAN BAHASAN Penggunaan Aplikasi e-registration di KPP Pratama Kosambi Sejak diadakan di tahun 2005 program e-registration memang belum begitu banyak peminatnya, dari 16 juta jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Indonesia, baru sekitar dua juta Wajib Pajak yang memanfaatkan e- Registration, Salah satu penyebabnya dikarenakan perubahan peraturan dari KEP-173/PJ/2004 menjadi PER- 24/PJ/2009 yang mengharuskan Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan sosialisasi perpajakan dan juga turut membantu masyarakat dalam memahami peraturan pajak terbaru. Namun sebenarnya perubahan ini menjadi mempermudah karena petugas pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tidak perlu lagi menunggu berkas pendaftaran dari Wajib Pajak untuk melakukan proses validasi NPWP, selain itu juga banyak perubahan-perubahan secara administratif. Dalam hal penggunaan e-registration di KPP Pratama Kosambi pada Tahun penulis telah melakukan penelitian yaitu membandingkan Wajib Pajak Orang Pribadi Manual dengan Wajib Orang Pribadi Pengguna e-registration. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-registration dibandingkan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Wajib Pajak Orang Pribadi pengguna e-registration Dilihat dari tahun 2010 sampai 2012 tidak terdapat satupun Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kosambi yang memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara manual. Ini menandakan bahwa penerapan penggunaan aplikasi e-registration di KPP Pratama Kosambi berjalan dengan sangat baik dan efektif. Penggunaan Aplikasi e-spt di KPP Pratama Kosambi Aplikasi Elektronik SPT atau disebut dengan e-spt adalah aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT. Dengan menggunakan aplikasi e-spt, Wajib Pajak dapat merekam, memelihara data digital SPT serta mencetak SPT beserta lampirannya. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna E-SPT di KPP Pratama Kosambi dibandingkan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Wajib Pajak Orang Pribadi pengguna e-spt Hasil diatas menandakan jika penerapan penggunaan e-spt belum berjalan di KPP Pratama Kosambi. Hal ini disebabkan oleh karena penggunaan e-spt Tahunan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi tidak diwajibkan seperti e- SPT Masa dan KPP Pratama juga tidak memiliki aturan yang mewajibkan Wajib Pajak Orang Pribadi untuk menggunakan e-spt Tahunan, beda dengan KPP Madya yang mewajibkan Wajib Pajak untuk menggunakan.

4 Penyebab lain kurangnya minat Wajib Pajak Orang Pribadi dalam penggunaan e-spt Tahunan adalah karena Wajib Pajak masih harus tetap mendatangi KPP untuk melaporkan SPT dan Wajib Pajak masih lebih percaya jika SPT mereka ditangani langsung oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak sehingga meminimalisir kesalahan dan masih kurangnya pengetahuan Wajib Pajak di Indonesia akan penggunaan Internet sehingga masih banyak dari mereka yang tidak mengerti cara menjalankan program e-spt. Penggunaan Aplikasi e-filing di KPP Pratama Kosambi E-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak ( atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). Wajib Pajak yang diperbolehkan menggunakan e-filing ialah Wajib Pajak Orang Pribadi yang memenuhi kriteria untuk menyampaikan SPT Tahunan menggunakan Formulir SPT Tahunan 1770S atau Formulir SPT Tahunan 1770SS dapat menyampaikan SPT Tahunan secara e-filing. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna E-Filing dibandingkan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Wajib Pajak Orang Pribadi pengguna e-filing Hasil tersebut penulis dapatkan dari data yang diperoleh di KPP Pratama Kosambi dan menunjukan bahwa di tahun 2010 Wajib Pajak Orang Pribadi pengguna e-filing masih sedikit dibandingkan dengan yang melaporkan secara manual. Akan tetapi peningkatan mulai terlihat di tahun 2011 dengan adanya Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan sistem e-filing atau sekitar 31,96% dari Wajib Pajak terdaftar dan di tahun 2012 juga menunjukkan peningkatan sebanyak 34,47%. Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2010 Berikut adalah data kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kosambi tahun Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara Manual, e-spt dan e-filing Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Efektif Waktu Lapor % Waktu Lapor Manual % 96% e-spt % 0% e-filing % 19%

5 Dapat di ketahui dari Tabel, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan sistem manual ada sebanyak orang dan terdapat Wajib Pajak yang terlambat melaporkan SPT Tahunan atau sekitar 4% tetapi terdapat 96% Wajib Pajak yang tepat waktu dalam pelaporan SPT Tahunan, ini menunjukkan jika di tahun 2010 Wajib Pajak Orang Pribadi masih lebih cenderung melaporkan SPT Tahunan secara manual dibandingkan dengan e-spt dan e-filing. Pelaporan melalui sistem e-filing di tahun 2010 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan karena penggunanya sedikit. Tingkat pelaporan SPT dengan penggunaan aplikasi e-spt sangat rendah atau bisa dibilang sama sekali tidak ada yang menggunakannya dibandingkan dengan pelaporan secara manual dan e-filing, karena aplikasi e-spt sering terjadi kendala pada saat loading data, human error yaitu apabila data yang di input salah, Wajib Pajak merasa sulit untuk membetulkannya, sehingga penggunaan aplikasi ini hanya dapat digunakan oleh orang yang sudah memahami dan mengerti aplikasi ini dengan baik. Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2011 Ditahun 2011, peningkatan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi terjadi sekitar 22%. Pencapaian KPP Pratama Kosambi dalam meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak sudah menunjukkan kemajuan karena terjadi penurunan jumlah Wajib Pajak yang telat melaporkan SPT Tahunannya Berikut ini data pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kosambi pada tahun Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara Manual, e-spt dan e-filing Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Efektif Waktu Lapor % Waktu Lapor Manual % 98% e-spt % 0% e-filing % 98% Pada tahun 2011 terjadi peningkatan tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi pengguna e-filing. E-filing merupakan sistem yang dapat mempermudah Wajib Pajak dalam melaporkan SPT nya, karena cepat, mudah dan aman. E-filing merupakan suatu cara penyampaian yang dilakukan secara online yang real time melalui website Direktorat Jenderal Pajak dan Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). Walaupun pengguna e-filing yang melaporkan SPT Tahunan menggunakan Jasa Aplikasi harus mengeluarkan biaya. Dari Tabel di atas dapat di lihat pula bahwa, kepatuhan pelaporan secara e-filing lebih tinggi dibandingkan dengan pelaporan secara manual dan e-spt, dan jumlah Wajib Pajak yang menyampaikan secara e-filing lebih banyak bila dibandingkan secara manual dan e-spt. Hal ini disebabkan Wajib Pajak lebih memilih melaporkan SPT secara e-filing karena dianggap tidak merepotkan karena tidak perlu langsung datang ke KPP. Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun Berikut adalah Analisis kepatuhan pelaporan SPT secara e-filing, e-spt dan manual untuk SPT Tahunan Orang Pribadi tahun 2012 di KPP Pratama Kosambi dapat dilihat berdasarkan tabel berikut:

6 Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara Manual, e-spt dan e-filing Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Efektif Waktu Lapor % Waktu Lapor Manual ,5% 99,5% e-spt % 0% e-filing % 98% Dari Tabel dan Grafik diatas pula dapat dilihat jika tingkat pelaporan secara e-filing jauh lebih banyak dibandingkan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan secara manual dan e-spt. Walaupun masih ada beberapa Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunan secara manual, karena mereka berpikir jika datang langsung ke KPP bukan hal yang sulit. Wajib Pajak Orang Pribadi yang biasanya melaporkan SPT Tahunan secara manual tidak banyak lembaran SPT yang harus dibawa ke KPP karena biasanya lembaran SPT Tahunan paling sedikit hanya 2 (dua) lembar yang menggunakan formulir 1770SS dan itu yang membuat Wajib Pajak tidak perlu menggunakan media elektronik dalam pelaporan SPT nya. Analisis Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun Berikut ini adalah persentase dari perkembangan tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan yang terjadi di KPP Pratama Kosambi selama tahun Persentase Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Tahun Bentuk Pelaporan Manual 96% 98% 99.5% e-spt 0% 0% 0% e-filing 19% 98% 98% Dari Tabel pula dapat dilihat jika dari tahun tidak ada satupun Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan aplikasi e-spt dalam melaporkan SPT Tahunan, ini menyebabkan tingkat kepatuhan selama tiga tahun menjadi 0%. Untuk tingkat kepatuhan pelaporan SPT Wajib Pajak Orang Pribadi dengan menggunakan sistem e-filing, tiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang drastis, apalagi peningkatan dari tahun 2010 yang hanya berjumlah 19% tetapi ditahun 2011 naik menjadi 98%. Ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan karena naik melebihi 50% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui jika penerapan e-compliance di KPP Pratama Kosambi sudah cukup baik untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan e-filing, tetapi KPP Pratama Kosambi masih harus meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan e-spt ditahun-tahun selanjutnya karena selama tahun 2010 hingga 2012 masih belum ada masyarakat yang menggunakannya. Ini menandakan jika penerapan untuk sistem e-spt Tahunan Orang Pribadi belum berjalan seperti yang diharapkan karena masih lebih banyak Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan sistem manual dibandingkan dengan yang menggunakan sistem e-spt. Hal ini disebabkan karena pengguna aplikasi e-spt tetap harus melibatkan KPP dalam prosedur pelaporan yakni tanggal pelaporan sesuai dengan tanggal Wajib Pajak datang ke KPP untuk menyerahkan SPT Induk dan SPT elektronik, sehingga sistem ini dianggap rumit bagi Wajib Pajak, karena selain

7 Wajib Pajak harus mempelajari secara detail tentang aplikasi e-spt, Wajib Pajak juga tetap harus datang juga ke KPP. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang didapat di KPP Pratama Kosambi, dapat diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kosambi selama tahun selalu menunjukkan peningkatan dan 90% dari Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar efektif melaksanakan kewajiban perpajakannya. 2. Selama tahun seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi mendaftarkan diri menggunakan aplikasi e-registration. Hal ini karena KPP Pratama Kosambi telah mewajibkan seluruh Wajib Pajak menggunakan e-registration agar fasilitas yang disediakan Direktorat Jenderal Pajak berguna dan dapat mempermudah Wajib Pajak dalam mendaftarkan dirinya sebagai Wajib Pajak. 3. Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kosambi selama tahun tidak ada yang melaporkan SPT Tahunannya secara e-spt. Wajib Pajak Orang Pribadi banyak yang berpikiran jika melaporkan SPT Tahunan secara e-spt sama saja dengan pelaporan secara manual, karena Wajib Pajak tetap harus mendatangi KPP. Hal ini membuat Wajib Pajak berpikir jika harus bekerja dua kali. 4. Di tahun 2010 masih sangat banyak yang melaporkan SPT Tahunan secara manual dari pada yang melaporkan secara e-filing dan e-spt. Dari Wajib Pajak Orang Pribadi yang efektif ditahun 2010 sebanyak masih melaporkan SPT Tahunan secara manual, dan hanya ada yang melaporkan SPT Tahunan secara e-filing. 5. Peningkatan Wajib Pajak yang paling signifikan dan stabil terjadi pada Wajib Pajak yang melaporkan secara e-filing. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan di tahun 2011 yang menjadi 98% dari tahun 2010 yang hanya berjumlah 19%. Jumlah Wajib Pajak di tahun 2012 juga memperlihatkan hasil yang stabil karena bertahan di 98%. Berarti penerapan e-filing yang dilaksanakan di KPP Pratama Kosambi telah berjalan dan tinggal ditingkatkan. Karena jika Wajib Pajak memahami penggunaan e-filing, mereka dapat merasakan kemudahan karena tidak perlu khawatir jika tidak dapat mendatangi KPP secara langsung. 6. Penerapan e-compliance di KPP Pratama Kosambi untuk pengguna e-registration, pelaporan secara e- filing telah berjalan dengan baik selama tahun 2010 hingga Tetapi KPP Pratama Kosambi masih harus menghimbau Wajib Pajak Orang Pribadi untuk mengisi SPT Tahunan secara e-spt. Karena walaupun Wajib Pajak tetap harus mendatangi KPP, tetapi penggunaan e-spt tetap bermanfaat karena dapat mengurangi kesalahan menginput data, dan sebenarnya penggunaan aplikasi e-spt tidak serumit yang dibayangkan jika Wajib Pajak ingin memahaminya. 7. Kendala-kendala yang masih banyak dialami Wajib Pajak dalam pelaporan menggunakan e-filing dan e-spt adalah Wajib Pajak harus memiliki pengetahuan khusus untuk menjalankan program e-filing dan e-spt dan kecepatan koneksi internet yang masih belum memadai Saran Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di KPP Pratama Kosambi maka saran dari penulis adalah: 1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi harus lebih banyak mengadakan acara workshop ke instansi-instansi dan universitas, penyuluhan, pelatihan kepada Wajib Pajak, sehingga Wajib Pajak akan lebih terbiasa dan memahami secara jelas penggunaan dari e-registration, e-spt, dan e-filing agar aplikasi yang telah dibuat dapat bermanfaat. 2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi sebaiknya mengusulkan ke Direktorat Jenderal Pajak agar lebih banyak memperbanyak iklan, baik di televisi, radio, media cetak dan sebagainya agar masyarakat lebih mengenal aplikasi-aplikasi tersebut dan dapat mengetahuinya sehingga Wajib Pajak terhimbau untuk menggunakannya. 3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi sebaiknya memperbanyak petugas untuk melakukan sosialisasi kepada Wajib Pajak yang masih belum mengenal aplikasi tersebut.

8 4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi sebaiknya selalu memberitahukan Wajib Pajak jika ada update mengenai versi terbaru aplikasi e-spt sehingga Wajib Pajak dapat mengetahui langsung. REFERENSI Anugrahsari, Dea.(2012). Penerapan E-Complance atas Kewajiban Pajak Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit. Fakultas Ekonomi dan Komunikasi/Akuntansi,Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia (Edisi 10-buku 1). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Mardiasmo.(2009).Perpajakan (Edisi Revisi Tahun 2011).Yogyakarta: Penerbit Andi. Mardiasmo.(2011).Perpajakan (Edisi Revisi Tahun 2011).Yogyakarta: Penerbit Andi. Ilyas, Wirawan B. Dan Burton Richard. (2010). Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat. Uwon, Gustiawan. S Pedoman Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Jakarta: Grasindo. Direktorat Jenderal Pajak. (2012). Leaflet e-filing. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per 26/PJ/2013 tentang perubahan atas peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2010 tentang bentuk formulir Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan beserta petunjuk pengisiannya. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 6/PJ/2009 tentang Tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan dalam bentuk elektronik. Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 tentang Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 39/PJ/2011 tentang tata cara penyampaian SPT Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 152/PMK.03/2009 tentang Perubahan atas peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara Pengambilan Pengisian, Penandatanganan dan Penyampaian Surat Pemberitahuan. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 47/PJ/2008 tanggal 16 Desember 2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Surat Edaran Nomor 82/PJ/2009 tentang Penegasan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan atau Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa (ASP) RIWAYAT PENULIS Nama : Atikah Aure Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 14 September 1992 Pendidikan Terakhir : S1 (Universitas Bina Nusantara) jurusan (Akuntansi) Tahun 2014

9

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang masih melakukan banyak pembangunan dan perbaikan diberbagai sektor untuk memajukan negara dan bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA Riza Hardianti Binus University, Tanah Kusir II, Jl R/21, 085691235588, riyzha_cho2@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kosambi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran pajak adalah wujud dari kewajiban

Lebih terperinci

Kepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Jl. Matraman Raya No.43 Jakarta Timur

Kepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Jl. Matraman Raya No.43 Jakarta Timur Kepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Jl. Matraman Raya No.43 Jakarta Timur L 1 Dalam rangka untuk memperoleh informasi guna menyelesaikan tugas akhir, dengan ini saya mengajukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152 /PMK.03/2009

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152 /PMK.03/2009 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152 /PMK.03/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/PMK.03/2007 TENTANG BENTUK DAN ISI SURAT PEMBERITAHUAN, SERTA TATA CARA PENGAMBILAN, PENGISIAN,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB IV PEMBAHASAN. Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Penggunaan Aplikasi E-SPT di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga secara resmi dapat digunakan pada tahun 2007. Wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem administrasi perpajakan di Indonesia sekarang (2015) dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya dapat terlihat pada tahun sebelum-sebelumnya

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-06/PJ/2014 TANGGAL 7 MARET 2014 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MENGGUNAKAN FORMULIR 1770S ATAU 1770SS SECARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara terbesar, dimana pajak berkontribusi lebih dari 78% total penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

B. REKOMENDASI Berdasarkan permasalahan permasalahan yang dihadapi KPP Pratama Sukoharjo dalam memanfaatkan e-filling serta dalam rangka meningkatkan

B. REKOMENDASI Berdasarkan permasalahan permasalahan yang dihadapi KPP Pratama Sukoharjo dalam memanfaatkan e-filling serta dalam rangka meningkatkan BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan data yang telah penulis jabarkan tentang evaluasi pemanfaatan e-filling dan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap warga negaranya. Sebagai tanda bukti dari kecintaan warga negara kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia, tetapi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerimaan dari sektor perpajakan memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara, karena penerimaan terbesar suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara yang paling dominan berasal dari penerimaan pajak. Sumber penerimaan negara terbagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan

BAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber utama pada penerimaan negara. Pajak sendiri memiliki definisi sebagai iuran rakyat yang dapat dipaksakan pada pemungutannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia termasuk Indonesia menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang pemungutannya dapat dipaksakan yang didasarkan pada undang-undang. Penerimaan Negara yang bersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat berdasarkan undang-undang dan ketentuan pelaksanaannya. Pajak merupakan salah satu penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan dalam negeri melalui sektor pajak merupakan penerimaan paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Salah satu faktor pendukung perekonomian negara ialah rakyat. Rakyat berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian, pembangunan yang dilakukan bertujuan

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-1/PJ/2014 TANGGAL 6 JANUARI 2014 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MENGGUNAKAN FORMULIR 1770S ATAU 1770SS SECARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membayar pajak merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh warga negara yang telah berstatus menjadi Wajib Pajak. Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No.16 Tahun 2000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menilai keberhasilan penerimaan pajak, perlu diingat beberapa sasaran administrasi perpajakan, seperti : (1) meningkatkan kepatuhan para pembayar pajak,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013 TENTANG BENTUK, ISI, TATA CARA PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang telah berkembang dan menerapkannya dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang telah berkembang dan menerapkannya dalam pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan negara dari sektor pajak merupakan peran penting terhadap kelangsungan sistem pemerintahan di suatu negara. Pajak merupakan kontribusi wajib dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Prosedur e-filing dalam pengadministrasian perpajakan Sesuai dengan peraturan PER-146/PJ/2006 tanggal 29 September 2006, tentang Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN dan Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sektor terpenting bagi pemerintah karena pajak adalah sumber pemasukan Negara yang terbesar. Menurut Chandra Kepala Seksi Hubungan Eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan rakyat. Jika dilihat dari segi ekonomi, Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan rakyat. Jika dilihat dari segi ekonomi, Indonesia masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang terus berupaya untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Jika dilihat dari segi ekonomi, Indonesia masih tergolong lemah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu seperti negara-negara berkembang lainya Indonesia gencar melakukan pembangunan. Tujuan pembangunan

Lebih terperinci

152/PMK.03/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/PMK.03/2007 TENTANG BENTUK DAN I

152/PMK.03/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/PMK.03/2007 TENTANG BENTUK DAN I 152/PMK.03/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/PMK.03/2007 TENTANG BENTUK DAN I Contributed by Administrator Tuesday, 29 September 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan modernisasi perpajakan melalui penerapan e-spt dan e-filing diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan modernisasi perpajakan melalui penerapan e-spt dan e-filing diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan modernisasi perpajakan melalui penerapan e-spt dan e-filing diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan SPT. Hal tersebut didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi perpajakan, dimana reformasi perpajakan tersebut dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. reformasi perpajakan, dimana reformasi perpajakan tersebut dapat berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan dalam negeri yang diharapkan dapat menunjang pembelanjaan negara dan pembangunan nasional. Saat ini berbagai usaha telah dilakukan

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU

PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, Februari 2015, h. 11-20 PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan negara yang paling besar. Penerimaan pajak berasal dari iuran yang harus dibayar oleh rakyat sebagai konsekuensi berlakunya Undang-Undang.

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 103/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 103/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 103/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Sehubungan dengan pelaksanaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 39 /PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 39 /PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 39 /PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena itu peningkatan kemampuan fiskus juga harus ditingkatkan guna menunjang pendapatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2014 (Badan Pusat Statistik, 2014) jumlah penerimaan negara yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat di bidang teknologi informasi. Berbagai lapisan. menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperoleh, mengolah dan

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat di bidang teknologi informasi. Berbagai lapisan. menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperoleh, mengolah dan 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan zaman saat ini mengakibatkan adanya pertumbuhan yang meningkat di bidang teknologi informasi. Berbagai lapisan masyarakat yang melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010 BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENGISIAN SERTA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama

BAB I PENDAHULUAN. karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu penerimaan Indonesia yang sangat penting karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama pembiayaan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pajak di Indonesia semakin meningkat dari masa ke masa. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan yang pertama dan utama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet untuk menunjang pekerjaan mereka (Widyadinata, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. internet untuk menunjang pekerjaan mereka (Widyadinata, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi sekarang ini ditandai oleh berbagai macam perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sebagai contoh yang sangat terlihat

Lebih terperinci

Rafni Nistiari, Murtedjo. Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta 11480, ,

Rafni Nistiari, Murtedjo. Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta 11480, , PERBANDINGAN KEPEMILIKAN NPWP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN TERHADAP JUMLAH PENINGKATAN PAJAK PENGHASILAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TIGARAKSA TANGERANG Rafni Nistiari, Murtedjo Binus University,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam kehidupannya. Sosialisasi merupakan interaksi antar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam kehidupannya. Sosialisasi merupakan interaksi antar manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi sangat diperlukan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan teman atau seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat termasuk juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan yang sangat vital bagi negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa pajak memiliki peranan penting dalam menunjang penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah penerimaan dari sektor perpajakan. Hal ini membuat pajak mempunyai peranan yang sangat besar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007 TENTANG BENTUK DAN ISI SURAT PEMBERITAHUAN, SERTA TATA CARA PENGAMBILAN, PENGISIAN, PENANDATANGANAN, DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membayar pajak. Pajak dibayar untuk kepentingan negara dalam. membiayai pembangunan daerah. Pajak diarahkan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membayar pajak. Pajak dibayar untuk kepentingan negara dalam. membiayai pembangunan daerah. Pajak diarahkan untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan negara tidak terlepas dari kesadaran warganya dalam membayar pajak. Pajak dibayar untuk kepentingan negara dalam membiayai pembangunan daerah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah populasi penduduk yang sangat besar. Dengan adanya kondisi tersebut, maka mencerminkan suatu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak; 2. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan; 3. KepalaXantor Pengolahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan berbagai upaya, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan kepatuhan

Lebih terperinci

: Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi ABSTRAK

: Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi ABSTRAK Judul Nama : Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi Nim : 1406043046 ABSTRAK e-spt adalah Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan dalam negeri melalui sektor pajak merupakan penerimaan paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari sektor nonpajak

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan 4.1.1 Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box Alur penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box sesuai dengan PER- 19/2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawah Departemen Keuangan yang memiliki tugas untuk mengamankan penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. bawah Departemen Keuangan yang memiliki tugas untuk mengamankan penerimaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah dan masyarakat sama-sama memiliki kewajiban dan hak yang dipenuhi terhadap satu sama lainnya. Pemerintah wajib menjaga keamanan, ketertiban, dan melaksanakan

Lebih terperinci

pembiayaan dan pembangunan dalam negeri. Pemerintah Indonesia

pembiayaan dan pembangunan dalam negeri. Pemerintah Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat bangsa dan Negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya internet dan kemudahan elektronik lainnya. (Andri, 2009 : 7)

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya internet dan kemudahan elektronik lainnya. (Andri, 2009 : 7) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi telah membawa berbagai perubahan fundamental dalam berbagai bidang kehidupan, cara pandang, kebiasaan dan pola hidup manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pembangunan. Diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pembangunan. Diperlukan dukungan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan terbesar bagi negara yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan. Diperlukan dukungan dari pemerintah dan masyarakat agar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi ditandai dengan perubahan perilaku dalam kehidupan manusia. Salah satu contoh yang terlihat nyata saat ini adalah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Negara mendapatkan penerimaan dari banyak sumber yaitu sektor migas, pajak, sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan bangsa Indonesia didasari oleh pembangunan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan bangsa Indonesia didasari oleh pembangunan nasional BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan bangsa Indonesia didasari oleh pembangunan nasional yang bersumber dari penerimaan Negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan.

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi ditandai dengan perubahan perilaku dalam kehidupan manusia. Salah satu contoh yang terlihat nyata saat ini adalah perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN DIMAS WIBISONO Jalan Taruna III no. 8 Kelurahan Serdang Jakarta Pusat, 08561808586,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah negara membutuhkan sumber pendanaan untuk melakukan Pembangunan Nasional yang dilakukan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan negara tersbesar ini dapat dilihat dalam RAPBN sebesar Rp

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan negara tersbesar ini dapat dilihat dalam RAPBN sebesar Rp BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar, penerimaan pajak ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat Indonesia. Penerimaan negara tersbesar

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Jumlah Kepemilikan NPWP Terdaftar dari Tahun 2011, 2012, dan 2013 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Semakin beratnya beban pemerintah dalam pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Untuk memaksimalkan pajak, negara melakukan sosialisasi pajak kepada masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan utama negara yang digunakan dalam pembiayaan dan. melakukan pembangunan secara bertahap dari tahun ke tahun berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan utama negara yang digunakan dalam pembiayaan dan. melakukan pembangunan secara bertahap dari tahun ke tahun berasal dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara berkembang dengan sumber pendapatan utama negara yang digunakan dalam pembiayaan dan melakukan pembangunan secara bertahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara yang berasal dari iuran masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara yang berasal dari iuran masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perpajakan merupakan salah satu kegiatan pemerintah berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara yang berasal dari iuran masyarakat yang mempunyai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai suatu rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan akan menuntut adanya modernisasi meliputi semua aspek kehidupan. Layaknya sebuah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 18 Januari 2016 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini terlihat pajak sebagai sumber penerimaan kas negara paling besar dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kontribusi pajak dalam beberapa tahun semakin signifikan dan diperhitungkan sebagai tulang punggung sumber pembiayaan nasional untuk mensukseskan berbagai program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya kehidupan tidak pernah lepas dari sebuah tuntutan akan perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan perubahan dari zaman ke zaman. Sudah selayaknya dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah KPP Pratama Kebumen Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kebumen bermula dari Kantor Dinas Luar Tingkat I yang merupakan cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanannya. Teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanannya. Teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, jaman berkembang dengan sangat pesat. Salah satu yang mengalami perkembangan tersebut adalah teknologi informasi. Hampir seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS PELAPORAN SPT WAJIB PAJAK MELALUI E- FILING DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOGOR PERIODE TAHUN 2007 S/D 2010

ANALISIS PELAPORAN SPT WAJIB PAJAK MELALUI E- FILING DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOGOR PERIODE TAHUN 2007 S/D 2010 ANALISIS PELAPORAN SPT WAJIB PAJAK MELALUI E- FILING DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOGOR PERIODE TAHUN 2007 S/D 2010 Sita Bungadia 26210575 Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI. LATAR BELAKANG MASALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penerimaan negara. Perkembangan kontribusi penerimaan pajak terhadap. Tabel 1. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam penerimaan negara. Perkembangan kontribusi penerimaan pajak terhadap. Tabel 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian bangsa. Menurut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sumber pendapatan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran masyarakat dan dapat dipaksakan dengan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 47/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN DAN PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan hasil pengamatan ini penulis akan menyampaikan mengenai Prosedur penghapusan sanksi administrasi atas pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Satu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Satu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah menganalisis penerapan sistem e-filing sebagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang Satu, maka penulis dapat mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang kearsipan. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang kearsipan. Berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini akan menimbulkan terjadinya perubahan kehidupan manusia yang sangat pesat. Terutama pada bidang teknologi dan informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment System dan Self assessment

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment System dan Self assessment BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah Negara dimana pun juga, pajak merupakan penerimaan negara yang cukup besar. Pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar ketika

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN PENDAHULUAN BAB I H. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang mencapai 85,6%, sehingga pajak memiliki peranan yang sangat besar dalam pemenuhan Anggaran Pendapatan Belanja Negara

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self Assessment.

BAB 1 PENDAHULUAN. perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self Assessment. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi) yang langsung dapat

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci