WORKING PAPER ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT PBB PADA KECAMATAN KEBON JERUK
|
|
- Suhendra Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 WORKING PAPER ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT PBB PADA KECAMATAN KEBON JERUK Alief Widho Zainuddin Bina Nusantara University, l. Kb. Jeruk Raya No.27, Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11530, Indonesia, Alief Widho Zainuddin, Thjin Tjiap Lung ABSTRAK Tujuan penelitian, ialah untuk memberikan gambaran analisis tercapai atau tidaknya rencana dan realisasi Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Kebon Jeruk dan juga faktor penghambat penerimaan PBB. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan, dokumentasi dan wawancara. Objek penelitian adalah Unit Pelayanan Pajak Daerah Kebon Jeruk yang berada di wilayah DKI Jakarta, Kota Jakarta Barat. Analisis yang digunakan adalah dengan perbandingan persentase rencana dan realisasi lalu analisis kualitatif pendektaran interaktif. Hasil yang dicapai adalah tidak tercapainya target PBB lalu ditemukan faktor-faktor penghambat pada penerimaan realisasi PBB. Simpulan adalah tidak terpenuhi atas perbandingan rencana dan realisasi, dan ada 10 kendala atas ditemukannya baik dari lingkungan internal maupun eksternal. (AW) PENDAHULUAN Besarnya penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan berbeda beda tergantung dari luas dan tata letak objek pajak yang menentukan Nilai Jual
2 Objek Pajak (NJOP). NJOP setiap lokasi berbeda- beda satu sama lain tergantung dari perkembangan ekonomi maupun pendapatan perkapita daerah tersebut. Selain itu, perbedaan dalam NJOP ini disebabkan oleh faktor klasifikasi bumi yang perlu diperhatikan adalah letak, pemanfataan, peruntukan, kondisi lingkungan dan lain lain. Bilamana tidak terjadi transaksi jual beli baik bangunan maupun luas tanah, perhitungan NJOP bisa juga melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau Nilai Jual Objek Pajak Pengganti. Dengan melakukan suatu pendekatan atau metode penentuan nilai jual suatu objek pajak dibandingkan dengan nilai jual objek pajak yang sejenis dan letaknya berdekatan. Dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya. Nilai jual pengganti, adalah suatu pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut. Di kecamatan Kebon Jeruk sendiri, yang terletak di Ibukota Jakarta dan pertambahan jumlah penduduk yang semakin banyak, serta banyak pusat kegiatan tempat yang strategis, menjadikan kecamatan Kebon Jeruk seharusnya PBB yang didapatkan semakin tinggi. Namun mekanisme pembayaran, serta sosialisasi dan daya ekonomi masyarakatlah yang akhirnya menentukan apakat target PBB dapat tercapai dengan maksimal. Dalam skripsi ini, akan mengangkat permasalahan mengenai Analisis Perencanaan, Pencapaian, dan Faktor Faktor Penghambat Dalam Target Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) Pada Kecamatan Kebon Jeruk. Apakah target PBB yang ditentukan dapat tercapai ataukah tidak, mengapa ini terjadi? Dan faktor faktor penghambat apa sajakah yang mempengaruhi penerimaan akan pemungutan PBB? METODE PENELITIAN Penentuan Daerah Penelitian, Penentuan daerah penelitian dilakukan di daerah kecamatan Kebon jeruk, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta. Daerah ini dipilih karena merupakan tempat yang padat penduduk. Rancangan Penelitian
3 Berdasarkan landasan pemikiran dengan dasar filosofi dalam fenomenologi sastra maka peneliti menyusun rancangan penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif dalam bentuk kualitatif. Moleong, (2004:6) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain; secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan fenomena sosial yang terdapat dalam subjek penelitian ini, yang membahas mengenai Analisis perencanaan, pencapaian, dan faktor-faktor penghambat dalam target penerimaan pajak bumi dan bangunan pada Kecamatan Kebon Jeruk. Untuk mengetahui tingkat pencapaian antara rencana dan realisasi penerimaan maka digunakan perhitungan : Tingkat pencapaian = Untuk mengetahui faktor penghambat atas target penerimaan digunakan analisis data kualitatif dengan model interaktif. Analisis interaktif terdiri dari tiga komponen, yakni : Pengumpulan data,reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1984: 23) HASIL DAN BAHASAN Kendala yang dihadapi dalam Penerimaan PBB Setelah melakukan observasi, pada pada kecamatan ini, penulis menemukan beberapa kendala dalam proses penerimaan realisasi PBBsebagai berikut : 1. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam melakukan pembayaran PBB, Wajib pajak lebih memilih menunda dari pembayaran PBB dengan alasan tidak ada waktu untuk membayar dan tidak dapat
4 SPPT dari petugas ataupun RT/RW. Warga tidak membayar PBB dikarenakan berbagai alasan seperti : Kendala ekonomi, tidak sempat membayar, dan tidak dapat SPPT. 2. Kurangnya sosialisasi yang diberikan petugas kecamatan atau kelurahan tentang manfaat membayar PBB. Hal ini dikarenakan kendala waktu warga untuk hadir, juga dikhawatirkan tidak menarik minat warga untuk datang ke acara. 3. Petugas kecamatan juga harus memperbaiki sistem dengan memperbanyak lokasi jemput bola, sehingga wajib pajak lebih mudah dalam membayar PBB. Diakarenakan hanya dua kali dalam setahun menurut penulis kurang dalam meningkatkan upaya realisasi penerimaan 4. Harus diberikannya sanksi yang tegas bagi setiap wajib pajak yang selalu menunda pembayaran PBB terlebih sampai bertahun-tahun tidak membayar karena tanpa sanksi yang tegas maka sulit pemerintah untuk mencapai target PBB. Masa jatuh tempo SPPT ialah 6 bulan sejak diterimanya SPPT tersebut. Jika SPPT tidak dilunasi setelah jatuh tempo maka akan diterbitkan STP dengan bunga 2% per bulan dalam jangka waktu maksimal 24 bulan atas 48% (empat puluh delapan persen). STP memiliki masa jatuh tempo 1 bulan sejak diterbitkannya STP tersebut. Dan 7 hari setelah berakhirnya jatuh tempo STP akan diterbitkan Surat Teguran, apabila Wajib Pajak masih tidak melunasi jumlah utang pajak yang terutang. Maka akan diterbitkan Surat Paksa dalam jangka waktu 21 hari setelah pemberian Surat Tegoran. 5. Penerbitan surat tagihan tunggakan PBB terlalu lama, harus menunggak bertahun-tahun sampai keluarnya surat sah atas tunggakan yang belum dibayar. Jadi wajib pajak yang tidak membayar menyepelekan atas tunggakannya. 6. Prosedur penagihan dan kerja sama atas pembagian tugas yang dirasa masih sangat berbelit-belit, dimana petugas penagihan tidak
5 bisa mengambil keputusan hukum langsung dimana hal ini membuat petugas tidak memiliki kekuatan untuk segera mengambil kepastian hukum 7. Banyaknya SPPT ganda. Saat adanya jual beli objek pajak, pemilik yang lama tidak memperbaharui atau tidak membalik nama atas data kepemilikan objek di UPPD setempat bahwa objek tersebut telah dijual. Sehingga hal ini menjadikan objek yang sama ada di dua SPPT yang berbeda yaitu pemilik lama dan pemilik baru. Sehingga pajak yang dibayarkan pun menjadi ganda menurut data di pusat. Tentu saja hal ini menjadikan ketetapan menjadi lebih tinggi karena objek ganda, namun ada juga dikarenakan pihak pusat yang memasukkan data tidak cermat dalam proses entry data, sehingga terjadi data ganda. 8. Para pemilik objek pajak merasa keberatan atas jumlah objek pajak yang harus dibayar, dan mengajukan keberatan serta penundaan pembayaran. Dikarenakan tarif baru yang berlaku dengan NJOP ditetapkan oleh peraturan gubernur menjadikan nilai NJOP bisa naik hingga 150%. Walau tarif yang ditetapkan terhitung kecil. 9. Pemilik kewajiban atas objek pajak tersebut tidak ada ditempat, sehingga tim penilai untuk pajak PBB kesulitan dalam mengambil data dan menagih jumlah pajak terutang terhadap objek pajak tersebut, pihak yang dianggap memanfaatkan objek pajak tidak ingin dibebani dengan pelunasan SPPT karena dianggap objek pajak bukan miliknya 10. Ketua RT tidak mengenal baik atas warganya dikarenakan warganya jauh dari jangkauan ketua RT. Sehingga SPPT tidak sampai. Upaya dan Tindakan Aparat Dalam Meningkatkan Penerimaan PBB Berikut ini adalah usaha yang dilakukan kecamatan Kebon Jeruk untuk meningkatkan penerimaan PBB yaitu:
6 1. Adanya kerjasama antara petugas kelurahan dan ketua RT setempat untuk menghimbau kepada wajib pajak untuk membayar pajak tepat waktu. 2. Melakukan pemasangan spanduk pada setiap kelurahan dan di setiap jalan yang padat penduduk agar menarik minat wajib pajak untuk membayar PBB dan juga tumbuhnya kesadaran wajib pajak untuk membayarkan PBB. 3. Adanya kegiatan jemput bola yang biasanya dilakukan dua kali setahun yaitu pada saat penerbitan SPPT dan pada saat mendekati jatuh tempo SPPT yaitu bulan Agustus atau Oktober, kegiatan ini dilakukan di kecamatan atau kelurahan-kelurahan yang dipilih yang letak kantornya strategis dan mudah dilalui warga. Sehingga warga tidak merasa terbebani untuk membayar pajaknya dan meningkatkan minatnya dalam taat membayar pajak. 4. Melakukan himbauan melalui kelurahan, ketua RT dan sosialisasi ini dilakukan pada saat ada kegiatan di kelurahan seperti pertemuan ketua RT atau RW, diselipkan informasi mengenai pembayaran PBB yang dibayarkan oleh warga-warganya. Dengan demikian diaharapkan RT atau RW meneruskan ke warga-warganya mengenai pembayaran PBB. 5. Penempelan stiker kepada wargayang direkatkan di pintu, gerbang rumah, atau jendela rumah warga. Agar warga teringat akan pembayaran PBBNya. Distiker ini tertulis Bayarlah PBB tepat waktunya. Hal ini bertujuan agar warga ingat atas kewajibannya membayar PBB. 6. Penagihan piutang ajak tertunggak yang belum dibayarkan oleh wajib pajak ditahun sebelumnya, dengan memberikan peringatan tertulis maupun peringatan langsung datang untuk menagih dan memberikan batas waktu yang bisa dilakukan oleh aparat kepada wajib pajak untuk melunasi hutang pajaknya.
7 7. Adanya iklan masyarakat di TV, radio atas di media sosial oleh direktorat jendral pajak. Pemasangan iklan ini bertujuan untuk mengingatkan pembayaran pajak secara umum kepada masyarakat agar membayar kewajibannya. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil uraian dan analisa pada BAB 1-4, Penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Dalam melakukan perhitungan target di kecamatan Kebon Jeruk yang terbagi dalam 7 kelurahan hasil perhitungan targetnya berbeda-beda disetiap kelurahan. Terjadinya perbedaan karena disetiap kelurahan SPPT wajib pajak jumlahnya berbeda dan nilai NJOP disetiap kelurahan pun berbeda tergantung dari lokasinya yang strategis dan padat penduduknya. 2. Dalam halnya realisasi PBB pada kecamatan Kebon Jeruk yang terbagi dalam 7 kelurahan hasil perhitungan realisasi PBB juga berbeda-beda setiap tahunnya. Realisasi PBB setiap tahunnya menjadi alat ukur kelurahan akan potensi wilayahnya dalam setiap tahunnya, Akan tetapi dari hasil yang didapat dari kecamatan Kebon Jeruk, kelurahan rata-rata cenderung naik meskipun dari segi persentase menurun tiap tahunnya 3. Dari hasil yang telah didapatkan dari kecamatan Kebon Jeruk dalam melakukan pencapaian realisasi PBB, petugas dari kecamatan dan kelurahan mempunyai kendala-kendala yang dihadapi seperti tidak adanya kesadaran wajib pajak dalam melakukan pembayaran PBB serta kurangnya sosialisasi dari petugas kecamatan ataupun kelurahan mengenai manfaat membayar PBB. 4. Pokok ketetapan dan realisasi penerimaan PBB mengalami peningkatan setiap tahunnya, peningkatan pokok ketetapan ini ditujukan guna untuk melakukan penyesuaian dengan peningkatan APBD maupun APBN yang dimana sebagian besar pembiayaan anggaran tersebut berasal dari pajak.
8 Untuk menyesuaikan pengeluaran pada anggaran Daerah maupun Negara maka pokok ketetapan pajak senantiasa naik mengikuti kenaikan APBD maupun APBN. Namun kenaikan pokok ketetapan pajak jarang sekali diimbangi dengan realisasi penerimaan atas pajak tersebut. Maka kementrian keuangan bersama sama Dinas Palayanan Pajak memberikan suatu indikator ketetapan baru yang dinamakan Rencana Penerimaan, yang selanjutnya dijadikan indikator oleh seksi penagihan dalam mencapai target penerimaan. 5. Faktor Pengaruh keberhasilan penagihan dan pemungutan atas pajak bumi dan bangunan adalah sebagai berikut : a. Ketegasan Hukum Peringatan Peringatan awal dengan penagihan persuasif yaitu dengan menghimbau secara lisan/tertulis dilanjutkan dengan penagihan aktif Surat Teguran, Surat Paksa, Sita, hingga melakukan Lelang. Serta pemberian sanksi dan denda administrasi berupa tambahan bunga, hingga melakukan pencekalan terhadap penanggung pajak. Hal ini tentu memberikan dampak bagi Wajib Pajak untuk segera melakukan pelunasan atas tunggakan pajaknya. Jika terjadi tunggakan surat pemberitahuan untuk tunggakan pajak diterbitkan terlalu lama, harus menunggu bertahun-tahun untuk keluar. Dan itu dengan denda yang harus dibayar. b. Penyuluhan dan Sosialisasi Bagian ini merupakan suatu prses Intensifikasi, yaitu pendekatan kepada wajib pajak, salah salah satu pendekatan yang sering dilakukan ialah upaya jemput bola. Pemberian penyuluhan ataupun sosialisasi secara rutin dan merata ke berbagai wilayah dapat meningkatkan kepercayaan, kesadaran, serta keinginan masyarakat untuk membayar pajak. Dalam rangka penyuluhan dan sosialisasi ini, petugas dapat juga memberikan himbauan kepada Wajib Pajak untuk segera melunasi kewajiban perpajakannya. Walau terlihat sederhana, faktor inilah yang berperan penting dalam melakukan penagihan
9 maupun penerimaan bagi Negara dan secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah realisasi penerimaan pajak. 6. Beberapa penyebab yang mengakibatkan pendapatan target atas sektor PBB tidak tercapai adalah : a. SPPT Penerbitan SPPT merupakan langkah awal dalam melakukan penagihan pajak, beberapa hal yang ditemukan adalah adanya SPPT ganda, dengan NOP yang sama dan alamat yang sama. Kemudian adanya kesalahan data yang membuat jumlah NJOP lebih tinggi dari harga sebenarnya, yang membuat Wajib Pajak enggan melunasi tagihan tersebut, dan SPPT yang tidak sampai kepada pemilik atau pemiliknya tidak berada di tempat. Serta adanya kemungkinan kehilangan SPPT sebelum sampai di tangan Wajib Pajak yang dikarenakan proses distribusi SPPT yang masih sangat panjang. Hal ini juga mempengaruhi tingkat penagihan melalui SPPT b. Kesadaran Wajib Pajak Minimnya kesadaran Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran sendiri atas kewajiban perpajakan mereka. dalam hal PBB, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan memberikan fasilitas pencetakan atas SPPT yang tidak sampai ke tangan wajib pajak jika ada permohonan yang dilakukan oleh wajib pajak yang belum menerima SPPTPBB tersebut. Namun dikarenakan minimnya kesadaran wajib pajak untuk melakukan hal tersebut maka hal ini merupakan faktor utama yang mengakibatkan pendapatan pada sektor PBB tidak tercapai. Kurangnya kesadaran wajib pajak dapat ditekan dengan pemberian sanksi tegas berupa Penyitaan atas Objek Pajak atas piutang yang telah ditunggak selama 5 tahun. c. Keberatan Dikarenakan jumlah nominal pembayaran yang harus dilakukan terlalu banyak dan sebelumnya tidak sbanyak saat ini. Beberapa wajib
10 pajak melakukan proses keberatan atas pembayaran PBB dikarenakan merasa bahwa klasifikasi yang dicantumkan di SPPTnya merasa tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya 7. Upaya yang dilakukan untuk mengoptimalisasikan pendapatan adalah : a. Memberikan fasilitas jemput bola yang dilakukan sebanyak 2 kali dalam 1 tahun di setiap kelurahan. Yaitu sebelum jatuh tempo pembayaran dan setelah jatuh tempo pembayaran. b. Memberikan penyuluhan dan himbauan c. Menyebarkan spanduk ke beberapa tempat dan jalan umum yang dilalui banyak warga d. Membuat flyer berupa selembaran yang di bagikan langsung kepada wajib pajak e. Membuat iklan masyarakat terkait pembayaran pajak khususnya pajak pbb melewati televisi atau radio lokal f. Ketua RT atau RW mengingatkan secara lisan kepada wajib pajak untuk membayar kewajibannya 5.2 Saran Adapun saran yang akan disampaikan penulis yang mungkin dapat bermanfaat untuk pihak terkait dan masyarakat. 1. Saran untuk UPPD Kecamatan Kebon Jeruk, a. Kecamatan harus memberikan penyuluhan kepada kelurahan untuk lebih memperbanyak program jemput bola dalam pembayaran PBB. b. Pihak kecamatan dan kelurahan harus memberikan teguran yang tegas bagi wajib pajak yang tidak membayar PBB. c. Kepada kecamatan dan kelurahan untuk segara memasangkan spanduk dan selogan tentang pembayaran PBB.
11 d. Menghimbau kepada wajib pajak agar segera membayarkan PBB dengan tepat waktu karena hasil dari pembayaran PBB dapat meningkatkan sarana dan prasarana wilayah tersebut. 2. Saran untuk Aparat terkait untuk : a. Lebih teliti dalam membuat SPPT sehingga tidak adanya salah entrydata yang menyebabkan SPPT ganda. b. Menerapkan sanksi tegas untuk para penunggak PBB yang telah sekian lama tidak membayar dan melunasi pajaknya. c. Meningkatkan sosialisasi keada masyarakat dengan lebih banyak menaruh spanduk, flyer iklan sosial baik diradio maupun televisi. d. Memberi penyuluhan kepada petugas penyampaian 3. Diharapkan agar ketua RT dilingkungan masing-masing bekerja dengan baik dengan langsung menyampaikan SPPT kepada wajib pajak yang sudah menerima SPPT dikelurahan. Dimaksudkan agar tidak terselip atau hilang jika disimpan terlalu lama. 4. Kepada bank yang ditunjuk untuk menerima pembayaran PBB diharapkan bank yang dotunjuk dalam hal ini bank DKI, BRI dan bank partisian lainnya agar memasang pamflet di setiap kantor cabang pembantu agar masyarakat mengingat dan datang untuk membayar PBBnya dengan benar 5. Kepada wajib pajak pemilik tanah dan bangunan agar menaati kewajiban PBBnya dengan baik dan benar karena pajak merupakan hal wajib dan diatur secara sah oleh undang-undang dan hasil pajak digunakan untuk membangun sarana dan prasarana daerah. Selain itu jika ada perubahan data kepemilikan tanah harap diperbaharui secara langsung, ini bertujuan untuk mengurangi SPPT ganda. REFERENSI Buku
12 Mardiasmo (2011). Perpajakan (edisi revisi). Yogyakarta : Penerbit Andy Yogyakarta Resmi, Siti. (2014) Perpajakan Teori dan kasus. Jakarta : Salemba Empat Samudra, Azhari Aziz. (2015) Perpajakan di Indonesia Keuangan, Pajak dan Retribusi Daerah. Depok : Raja Grafindo Perkasa Waluyo, (2011), Perpajakan Indonesia Edisi 10 Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, Undang Undang Peraturan Bersama Menteri Keuangan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 dan Nomor 58 Tahun 2010 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah Peraturan Daerah DKI Jakarta, Nomor 16 tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan bangunan Pedesaan Perkotaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-61/PJ/2010 tentang Tata Cara Persiapan Pengalihan PBB Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah. Peraturan Gubernur DKI Jakarta, Nomor 22 tahun 2012 tentang Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Tahun 2013 Peraturan Gubernur DKI Jakarta, Nomor 201 tahun 2012 tentang Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan Untuk Setiap Wajib Pajak Peraturan Gubernur DKI Jakarta, Nomor 202 tahun 2012 tentang Tata cara Pendaftaran dan Pelaporan Serta Pendataan Pajak Bumi dan bangunan Perdesaan dan Perkotaan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 263 Tahun 2014 tentang Nilai Jual Objek Pajak Daerah Khusus Ibukota Jakarta
13 Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan atas Tanah dan bangunan Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 25 Tahun 1978 tentang Pembentukan wilayah Kota dan Kecamatan dalam Wilayah Ibukota DKI Jakarta Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jurnal Campbell, Yvonne. (2015). Property industry welcomes tax discussion paper. Diskusi terbuka pada NewCastle Herald for Propert Council of Australia. Paper Diskusi Diterbitkan. Sidney Nafilah. (2013). Intensifikasi Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar. Skripsi Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Universitas Hasanuddin. Skripsi tidak diterbitkan : Makassar Rahman, Abdul. (2011). Intensifikasi Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Di Kecamatan Soreang Kota Parepare. Skripsi Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Universitas Hasanudin. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar Websites Direktorat Jendral Pajak. (2010).Azas Pajak. Diakses 15 Februari 2015 dari Direktorat Jendral Pajak. (2010). Definisi PBB. Diakses 15 Februari 2015 dari Direktorat Jendral Pajak. (2012). Tata Cara Pembayaran Pajak PBB. diakses 15 Februari 2015 dari
14 RIWAYAT PENULIS Alief Widho Zainuddin lahir di kota DKI Jakarta pada 18 Januari Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalambidang Akuntansi Perpajakan pada tahun Saat ini bekerja sebagai Media & Publishing di Corporate Communication Bina Nusantara Group s.
BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bekasi
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bekasi Sebagai salah satu wujud pelaksanaan otonomi daerah, maka Pemerintah Kota Bekasi terus berupaya mengelola sumber-sumber penerimaan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Optimalisasi Wilayah Yang Dapat Dikenakan PBB
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Optimalisasi Wilayah Yang Dapat Dikenakan PBB Salah satu cara mendorong penerimaan Pajak atas Bumi dan Bangunan ialah mengoptimalkan luas wilayah yang dapat dikenakan PBB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal. Pajak Bumi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang utama, karena itu peranan sektor pajak sangat besar, terutama untuk menunjang keberhasilan pembangunan pada
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KOTA SURABAYA TERHADAP PENINGKATAN REALISASI TARGET PENERIMAANNYA DARI TAHUN
ANALISIS STRATEGI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KOTA SURABAYA TERHADAP PENINGKATAN REALISASI TARGET PENERIMAANNYA DARI TAHUN 2006-2011 Dian Anggraeni Universitas Negeri Surabaya Email: anggraeni_dian17@yahoo.com
Lebih terperinciEla Yanova. Bina Nusantara University, Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11530, Indonesia.
WORKING PAPER ANALISIS PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DARI PEMERINTAH PUSAT KE PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS DI DISPENDA KOTA BEKASI)
Lebih terperinciANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d.
ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI KELURAHAN KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 s.d. 2016 Khairiah (Universitas Lambung Mangkurat) ABSTRAK Penelitian bertujuan
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN
ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN I DEWA MADE MARDIKA Banjar Wijaya B 50 No.11,Cipete - Tangerang,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dan dianalisa, penulis menarik beberapa kesimpulan yang merupakan hasil akhir dalam penelitian yang didasarkan pada hasil
Lebih terperinciANALISIS TARGET DAN REALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KECAMATAN PINANG
ANALISIS TARGET DAN REALISASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KECAMATAN PINANG ABSTRAK Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui besarnya target PBB dan juga untuk megetahui hambatan apa yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual, yang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.747, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. STPPBB. Penerbitan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 /PMK.03/2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sektor pajak semakin besar dan semakin penting artinya untuk membiayai
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Penyusunan Ketetapan dan Target Penerimaan PBB Kecamatan Pondok Aren Sejalan dengan komitmen nasional yang mengupayakan penerimaan dari sektor pajak semakin besar
Lebih terperinciINTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR
INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR Nama : Anisa Ulfasari NPM :40211927 Pembimbing :Dr. Misdiyono PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia termasuk
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Efektivitas Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap. Target Penerimaan PBB TA.
34 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Efektivitas Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap Target Penerimaan PBB TA. 2011 s/d 2015 Dalam rangka pemungutan Pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk. pembangunan dan pengeluaran pemerintahan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena melalui pajak pemerintah dapat membiayai pengeluaran negara
Lebih terperinciANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PBB UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DAERAH STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA JAKARTA DUREN SAWIT
ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PBB UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DAERAH STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA JAKARTA DUREN SAWIT Lia Atmasari Sipayung Muindro Renywijoyo Dwidjaja Agus Susanto
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN, JATUH TEMPO PEMBAYARAN, PENYETORAN, TEMPAT PEMBAYARAN, ANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
22 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM INSTANSI 1. Sejarah Berdirinya Instansi Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu potensi penerimaan dalam negeri terbesar yang menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun 2006-2011 pajak memberi kontribusi
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
34 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Boyolali. Ekstensifikasi Pajak merupakan kegiatan yang
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Dengan melihat komitmen nasional yang selalu mengupayakan penerimaan dari sektor
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Penyusunan Target Penerimaan PBB KPP Pratama Serpong Dengan melihat komitmen nasional yang selalu mengupayakan penerimaan dari sektor pajak semakin besar dan semakin penting yang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1: Salemba Empat, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, dkk. 2014. Perpajakan, Jilid 1: Salemba Empat, Jakarta Damayanti, Deni, 2013. Panduan Lengkap Menyusun Proposal, Skripsi,Tesis, Disertasi Untuk Semua Jurusan, Araska, Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerimaan Ketetapan dan Target Pajak Bumi dan Bangunan di
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penerimaan Ketetapan dan Target Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Pinang Pajak merupakan salah satu penghasilan Negara yang cukup besar dan paling penting untuk membiayai pembangunan
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU
EVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU Candy Leonita Sari, Murtedjo, SE., Ak., MM ABSTRAK Penelitian mengenai pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Upaya tersebut harus dilakukan secara bertahap,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sistem perpajakan di Indonesia sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu penerimaan terbesar negara. Dari tahun ketahun terlihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan pendapatan negara yang cukup potensial untuk dapat mencapai keberhasilan pembangunan. Penerimaan dari sektor pajak ternyata merupakan salah satu penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam upaya meningkatkan penerimaan dari sektor pajak pemerintah gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan yang sangat tinggi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Setiap tahun, target realisasi tunggakan pajak yang lunas selalu mengalami perubahan begitu
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN ISI FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG DAN SURAT SETORAN PAJAK DAERAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu Tahun 2010-2012)
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN. A. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN A. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dibentuk berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata melalui pembangunan nasional secara bertahap, terencana, terarah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang sedang giat melaksanakan
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah salah satu negara yang sedang giat melaksanakan pembangunan. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus
Lebih terperinciSejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan
A. Latar Belakang Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan sistem perpajakan dari official assessment menjadi self assessment diharapkan kesadaran Wajib Pajak
Lebih terperinciPROSEDUR PENAGIHAN BPHTB
[Lampiran VI] PROSEDUR PENAGIHAN BPHTB A. GAMBARAN UMUM Prosedur penetapan Surat Tagihan Pajak Daerah BPHTB merupakan proses yang dilakukan Fungsi Pelayanan dalam menetapkan tagihan BPHTB terutang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia telah melaksanakan pembangunan yang
Lebih terperinciBAB III IMPLIKASI TIDAK DITERBITKANNYA SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERHUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM MASA
70 BAB III IMPLIKASI TIDAK DITERBITKANNYA SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERHUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM MASA PAJAK TERHADAP UTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN 1. Penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara adil dan merata. Pembangunan yang baik harus memiliki sasaran dan tujuan
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Benua Asia, oleh karena itu Indonesia melakukan berbagai pembangunan nasional pada semua aspek
Lebih terperinciPROSEDUR PENAGIHAN BPHTB A. GAMBARAN UMUM
LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN. PROSEDUR PENAGIHAN BPHTB A. GAMBARAN UMUM Prosedur penetapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara-negara umumnya memiliki wewenang untuk memberikan peraturan tentang pajak kepada warga negaranya, namun untuk aturannya sendiri tergantung kebijakan dari negara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pajak Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan teratur pada waktu tertentu. Kemudian berangsur-angsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN. A. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan
39 BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN A. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Langkat Berdasarkan Peraturan Daerah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendapatan negara adalah semua penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan yang digunakan untuk membiayai belanja negara, dimana penerimaan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu proses yang harus dilewati dan harus dilaksanakan untuk memenuhi salah satu
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adetya, Bima. (2014). Penerimaan Negara. Jurnal Ilmiah. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Stan.
DAFTAR PUSTAKA Adetya, Bima. (2014). Penerimaan Negara. Jurnal Ilmiah. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Stan. Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2000). Keputusan Menteri Keuangan
Lebih terperinciDASAR HUKUM DAN TERMINOLOGI PBB
DASAR HUKUM DAN TERMINOLOGI PBB I. Dasar Hukum Pemungutan PBB 1. UU No. 6 Tahun 1983 diperbaharui dengan UU No. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum Perpajakan 2. UU No. 12 tahun 1985 diperbaharui dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang didunia. Sehingga isu mengenai pembangunan nasional merupakan fokus utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinci3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENDAFTARAN, PENDATAAN DAN PENILAIAN OBJEK DAN SUBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DALAM RANGKA PEMBENTUKAN
Lebih terperinciEVALUASI PROSEDUR PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTAENG. RUSDIAH HASANUDDIN STIE-YPUP Makassar
EVALUASI PROSEDUR PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANTAENG RUSDIAH HASANUDDIN STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem penagihan
Lebih terperinciBUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
S A L I N A N BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 124 TAHUN 2017 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 124 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN KERINGANAN POKOK DAN PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan
108 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan Implementasi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA
ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA Ester Hervina Sihombing Politeknik Unggul LP3M Medan Jl.Iskandar Muda No.3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan yang berasal dari luar negeri. pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di dalam suatu negara merupakan kegiatan yang terus menerus dan berkesinambungan, yang bertujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBUPATI MALANG BUPATI MALANG,
1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG, SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH DAN SURAT TAGIHAN PAJAK DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internal adalah pajak, sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan kewajiban setiap orang yang berada di suatu negara dan yang berada di seluruh dunia, oleh karena itu pajak merupakan suatu permasalahan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG TATA CARA PERSIAPAN PENGALIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SEBAGAI PAJAK DAERAH DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN
~ WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan serta pembahasan dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha mengadakan perubahan-perubahan menuju keadaan yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera lahir batin berdasarkan Pancasila, salah satunya dengan cara
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR. terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan) yang terdiri dari :
BAB III GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR A. Timbulnya Utang Pajak Utang pajak dapat timbul apabila telah adanya peraturan yang mendasar dan telah terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan)
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan membandingkan penagihan pajak yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah di ubah terakhir dengan
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN, ANGSURAN, PENUNDAAN PEMBAYARAN, DAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5. 1. Simpulan Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan bantuan SPSS for windows versi 11.5 yang telah disajikan dan dibahas dalam Bab IV, maka penulis menarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dan berkelanjutan serta merata di seluruh tanah air. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata melalui pembangunan nasional secara bertahap, terencana, terarah,
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENERBITAN
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH, SURAT KETETAPAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Pajak Bumi dan Bangunan di Provinsi DKI Jakarta. pusat yang sebagian besar hasilnya (90%) diserahkan kembali kepada daerah yang
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pajak Bumi dan Bangunan di Provinsi DKI Jakarta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu penerimaan pemerintah pusat yang sebagian besar hasilnya (90%) diserahkan kembali
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behavior Menurut Ajzen (1991), Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Masyarakat. mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana yang menunjang.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan untuk meningkatkan kesajahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN POKOK KETETAPAN PAJAK DAN PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN TAHUN 2009 SAMPAI DENGAN 2013
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan di Indonesia dan semakin ketatnya persaingan sehingga peraturan pajak mewajibkan wajib pajak harus patuh, melaporkan, dan membayar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan tata kehidupan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN BENTUK, ISI, TATA CARA, PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK, SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG DAN SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH PAJAK BUMI
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia, yaitu Self Assesment System.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepatuhan merupakan hal yang sangat penting dalam sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia, yaitu Self Assesment System. Kepatuhan material merupakan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 81 Tahun 2014 Seri 4 Nomor B PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENERBITAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG DAN SURAT KETETAPAN
Lebih terperinciNomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3091) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN 22 HLM, LD No 15 ABSTRAK : - bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI MALANG BUPATI MALANG,
1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN KESALAHAN TULIS, KESALAHAN HITUNG DAN/ATAU KEKELIRUAN PENERAPAN KETENTUAN TERTENTU DALAM PELAKSANAAN PAJAK BUMI
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 19 TAHUN 2016
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 123 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual,
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk melaksankan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga negara Indonesia
Lebih terperinciLandasan Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut:
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) A. Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan Landasan Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut: a) Bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara yang penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum yang berpedoman pada Pancasila dan juga berpegang teguh pada aturan yang ada di negaranya
Lebih terperinci