BAB 3 ANALISIS SISTEM SEDANG BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM SEDANG BERJALAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan PT. Kalstar Aviation PT. Kalstar Aviation sudah cukup terkenal dengan strategi pemasaran yang cepat dan inovatif. PT. Kalstar Aviation sekarang sedang fokus kepada transportasi udara yang menghubungkan kota kota besar dengan daerah daerah kecil sekitarnya. PT. Kalstar Aviation percaya bahwa prospek potensi pasar sangat bagus dengan adanya kebijakan pemerintah yang ada di bagian Indonesia timur akan meningkatkan distribusi pelayanan kepada provinsi provinsi tersebut dan akan menghasilkan permintaan yang sangat banyak terhadap penerbangan domestik. PT. Kalstar Aviation sekarang sudah lebih berpengalaman dan telah menjadi maskapai penerbangan pertama yang melayani penerbangan dengan menggunakan pesawat ATR-42 dan telah beroperasi dari 1 unit ATR-42 sampai sekarang yang telah berkembang menjadi 3 unit ATR-42. PT. Kalstar Aviation merasa bahwa cara terbaik dalam rangka bersaing adalah dengan memfokuskan diri dalam kebutuhan kebutuhan penting dari para penumpangnya, yaitu ketepatan waktu, kenyamanan, dapat diandalkan dan pelayanan yang baik terhadap penumpangnya. PT. Kalstar Aviation juga telah membuat program program yang dipercaya dapat membantu menarik perhatian penumpang dan membuat mereka menjadi pelanggan setia mereka, seperti : a) Easy Connections Jadwal penerbangan PT. Kalstar Aviation dibuat untuk membantu mempermudah koneksi antara kota kota besar dengan kota kota kecil disekitarnya b) Convenience Scheduling Jadwal penerbangan juga telah disesuaikan dengan kebutuhan orang orang yang memiliki kesibukan dengan memperbolehkan penerbangan dengan waktu yang sangat pagi sampai penerbangan larut malam

2 c) Expansion Rute rute penerbangan seperti Pulau Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, Pulau Selebes dan Pulau Papua diperkirakan sebagai jalur yang memiliki potensi pasar yang sangat besar. Karena rute rute tersebut diperkirakan sebagai rute yang dijadikan tujuan penerbangan bisnis dan turis dan termasuk kunjungan keluarga keluarga yang rutin diantara pulau pulau tersebut. Salah satu rencana ekspansi PT. Kalstar Aviation adalah bergabung dengan penerbangan domestik lainnya yang telah menjalin hubungan bisnis yang baik dengan PT. Kalstar Aviation dalam beberapa tahun ini sampai sekarang. Pihak manajemen percaya bahwa hubungan tersebut akan sangat bersinergi untuk meningkatkan produk dan jasa dalam melayani pelanggan perusahaan Sejarah Singkat dan Perkembangan PT. Kalstar Aviation PT. Kalstar Aviation mulai beroperasi pada tahun 2000 di Kalimantan yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia, bekerja sama dengan maskapai penerbangan swasta nasional yang melayani penerbangan ke beberapa kota. Melihat kemungkinan terutama di Kalimantan, dan kesempatan untuk melayani kebutuhan transportasi secara total di sub-distrik / distrik ke ibukota provinsi atau sebaliknya, sehinggan PT. Kalstar Aviation didirikan. Sejak tanggal 8 November 2007 dengan surat izin usaha angkutan udara berniaga berjadwal nomor SKEP / 220 / XI / 2007, PT. Kalstar Aviation telah bersertifikat dan resmi menjadi maskapai terjadwal rutin dengan 62 rute penerbangan domestik dan 5 rute penerbangan regional. Saat ini PT. Kalstar Aviation telah menjadi pemimpin dalam pasar rute penerbangan khususnya rute yang berada di Pulau Kalimantan. Perusahaan memulai operasionalnya dengan pesawat ATR-42 dan sekarang telah menjadi maskapai penerbangan yang berkembang dengan cepat dengan 3 unit ATR-42. Sejak berdiri pada tahun 2000, sudah terdiri dari 12 penerbangan domestik di pulau Kalimantan. Pontianak, Banjarmasin, Sintang, Putussibau, Pangkalanbun, Tarakan, Nunukan, Ketapang, Sampit didalam pulau Kalimantan dan 1 rute penerbangan internasional ke Kuching, Malaysia. Armada pesawat perusahaan telah melayani rute

3 rute sibuk dengan setiap armada melakukan penerbangan rata rata 25 sampai 30 per hari. Sekarang jaringan operasional perusahaan telah memiliki rute dari wilayah wilayah yang ada di Kalimantan ke pulau Jawa seperti Surabaya, Semarang dan Jakarta. Dalam rangka memperkuat dan perkembangan dari jaringan yang telah ada, dewan direktur perusahaan telah setuju untuk membeli minimal 3 sampai 5 unit armada ATR dan menyewa 5 unit armada Boeing selama periode 2 tahun Visi dan Misi PT. Kalstar Aviation a) Visi PT. Kalstar Aviation adalah menjadi maskapai penerbangan terbaik dalam pelayanan, terbaik dalam rute penerbangan, pelanggan dipilih untuk kebutuhan perjalanan mereka. Selain itu PT. Kalstar Aviation bertujuan untuk memuaskan investor sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang. b) Misi PT. Kalstar Aviation adalah menghasilkan ekonomi untuk menyediakan pelayanan kualitas tinggi dalam transportasi udara yang aman dan berorientasi pelanggan. Melayani pelanggan sebaik mungkin adalah perilaku ramah perusahaan bahwa kami akan selalu menawarkan kepada pelanggan sebelum penerbangan, selama penerbangan dan setelah penerbangan. Kenyamanan adalah faktor utama, tapi keamanan lebih penting dan menjadi prioritas utama PT. Kalstar Aviation, jadi semuanya terkait dengan keselamatan menjadi fokus utama perusahaan, sehingga pelanggan kami akan merasa nyaman dan aman dalam perjalanan. Untuk menjadi handal dan maskapai penerbangan pilihan pelanggan, PT. Kalstar Aviation dalam penerbangan menekankan pada tepat keberangkatan dan waktu tiba, karena hal itu harus konsisten dengan kebutuhan pelanggan saat ini, selain kecepatan dalam memberikan respon pelayanan yang dibutuhkan sehingga perusahaan akan mampu memenuhi kebutuhan setiap pelanggan. Didukung oleh

4 manajemen operasi yang berpengalaman, PT. Kalstar Aviation bertujuan untuk meningkatkan dari waktu ke waktu Struktur Organisasi Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sumber : Bagian HRD PT. Kalstar Aviation

5 Tugas dan Tanggung Jawab Dari struktur organisasi tersebut tentunya masing masing jabatan memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang yang berbeda beda. Tugas, tanggung jawab dan wewenang dari jabatan jabatan yang ada pada PT. Kalstar Aviation adalah sebagai berikut : 1. Vice President Legal and Corporate Secretary a. Tugas Pokok : i. Memberikan saran dan opini hukum kepada Presiden tentang bisnis dikaitkan dengan peraturan yang berlaku serta mendampingi atau mewakili Presiden jika akan melakukan negoisasi / kerja sama dengan pihak ketiga ii. Menjadi juru bicara perusahaan untuk menjelaskan apa yang perlu disampaikan yang sesuai dengan kebijakan dan kepentingan perusahaan b. Wewenang : i. Memberikan opini hukum kepada presiden direktur atau pihak direksi ii. Mewakili perusahaan jika ada masalah hukum dengan pihak lain iii. Mewakili perusahaan untuk melakukan negoisasi dengan pihak ketiga sesuai dengan instruksi presiden direktur c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung jawab atas semua fungsi Legal and Public Relations 2. Vice President C.A.S.O (Company Aviation Safety Officer) a. Tugas Pokok : i. Membuat regulasi internal perusahaan berdasarkan regulasi yang berlaku terkait kegiatan yang berkenaan dengan keselamatan dan keamanan operasi penerbangan serta menjaga kesinambungan tingkat keselamatan operasional penerbangan b. Wewenang : i. Membuat dan menentukan regulasi keselamatan di internal perusahaan ii. Mewakili perusahaan jika ada masalah keamanan dengan pihak regulator atau pemerintah

6 c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung jawab atas semua regulasi dan fungsi keamanan di operasional dan lingkungan perusahaan 3. Vice President Marketing a. Tugas Pokok : i. Menyiapkan dan menjalankan kebijakan pemasaran dan fungsi fungsi dasar pemasaran yang terdiri dari 4P (Product, Price, Place, Promotion) b. Wewenang : i. Menentukan tarif, jadwal penerbangan, rute sesuai dengan kebijakan direksi ii. Membuat dan menetapkan target revenue dan break even point per rute iii. Memberikan penilaian kinerja pemasaran di setiap cabang c. Tanggung Jawab : i. Memastikan strategi pemasaran dapat berjalan sesuai dengan kebijakan ii. Mengembangkan pola pamasaran yang lebih kompetitif iii. Memonitor kegiatan penjualan cabang dan agen agennya 4. Vice President Sales and Services a. Tugas Pokok : i. Menyiapkan dan menjalankan kebijakan di bidang penjualan dan pelayanan sesuai dengan fungsi fungsi dasar pemasaran 4P dan customer care pada saat sebelum penerbangan, saat penerbangan dan setelah penerbangan b. Wewenang : i. Menetapkan sistem dan prosedur di bidang penjualan dan pelayanan ii. Mengeluarkan internal office memorandum yang berkaitan dengan kebijakan pemasaran dan penjualan iii. Mengembangkan dan melatih serta menyeleksi petugas penjualan dan pelayanan dan awak pesawat c. Tanggung Jawab :

7 i. Memastikan penjualan target tercapai ii. Mengelola laba dan rugi serta meningkatkan penjualan dari tahun ke tahun iii. Memastikan promosi tepat guna dan tepat sasaran iv. Memastikan program program penjualan sesuai dengan target penjualan v. Memastikan standar pelayanan berjalan untuk mencapai 100% kepuasan pelanggan vi. Mempercepat proses penanganan keluhan dan claim pelanggan 5. Vice President Operation a. Tugas Pokok : i. Mempersiapkan jumlah ketersediaan air crew sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan menjalankan fungsi operasi sesuai dengan regulasi dan keamanan b. Wewenang : i. Menetapkan rotasi tugas kepada crew ii. Memberikan persetujuan kepada crew dalam kondisi dan situasi tertentu berdasarkan SOP untuk melaksanakan tugas operasi iii. Menetapkan dan menyetujui crew yang akan melaksanakan program pelatihan dan upgrading c. Tanggung Jawab : i. Memastikan ketersedian sumber daya manusia operasi ii. Memastikan operasional penerbangan berjalan dengan lancar, aman dan nyaman iii. Menjaga operasional dengan efisien dan ekonomis iv. Menciptakan suasana kerja yang kondusif internal dan antar divisi 6. Vice President Technik a. Tugas Pokok : i. Melakukan pengawasan terhadap perawatan pesawat sesuai dengan jadwal perawatan yang dikeluarkan oleh pabrik Continues Airworthiness Maintanance Program (CAMP) dan memastikan fungsi pesawat dalam kondisi baik sesuai dengan

8 yang direncanakan serta dilaksanakan secara efektif dan ekonomis b. Wewenang : i. Memberikan persetujuan atau menolak prosedur perawatan pesawat yang tidak sesuai dengan prosedur peraturan penerbangan sipil (CASR) dan CAMP ii. Mempunyai wewenang dalam efisiensi pemanfaatan kualitas dan kuantitas bawahannya c. Tanggung Jawab : i. Menjamin bahwa personil di divisi teknis melakukan pekerjaan yang berkualitas sesuai dengan Prosedur Peraturan Penerbangan Sipil (CASR) ii. Bertanggung jawab atas teknis operasional perawatan yang berhubungan dengan keselamatan iii. Bertanggung jawab bahwa adanya komunikasi yang efektif antara perusahaan dengan pihak kontraktor perawatan iv. Menunjau dan memperbaharui operasi perusahaan yang terkait dengan teknis operasional sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh DGCA 7. Vice President Internal Audit a. Tugas Pokok : i. Membantu Executive Vice President Finance dan Administration dalam penerapan kebijakan pengelolaan keuangan perusahaan sesuai dengan sistem dan prosedur serta menyiapkan SOP pengelolaan keuangan b. Wewenang : i. Mendapat akses data dan informasi pada semua bagian untuk keperluan pemeriksaan ii. Membentuk dan menugaskan tim pemeriksa internal untuk melaksanakan pemeriksaan atas persetujuan direksi c. Tanggung Jawab : i. Menyiapkan PKPT (Program Kerja Pemeriksaan Tahunan)

9 ii. Bertanggung jawab atas terjaminnya kredibilitas, transparansi dan validitas, kerahasiaan dan objektivitas dalam menjalankan perusahaan iii. Bertanggung jawab atas peningkatan kemampuan dan pengetahuan dalam pengelolaan keuangan dan aset perusahaan iv. Bertanggung jawab atas laporan audit internal serta pendapat atas laporan tersebut kepada direksi v. Bertanggung jawab atas tindak lanjut perbaikan sesuai rekomendasi hasil pemeriksaan baik dalam pelaksanaan maupun peraturan atau pedoman perusahaan 8. Vice President Human Resource dan GA a. Tugas Pokok : i. Membantu Executive Vice President Finance dan Adminstration menyiapkan, melaksanakan serta mengembangkan aspek aspek personalia serta melakukan koordinasi kesemua unit departemen berkaitan dengan pelaksanaan peraturan perusahaan b. Wewenang : i. Menentukan penilaian kualitas sumber daya manusia dan perencanaan kebutuhan karyawan ii. Memberikan hadiah dan hukuman terhadap kinerja karyawan iii. Melaksanakan penerimaan dan pemberhentian karyawan atas persetujuan direksi c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung jawab atas semua fungsi personalia, sumber daya manusia dan pengadaan 9. Vice President Accounting a. Tugas Pokok : i. Membantu Executive Vice President Finance and Adminstration menyiapkan laporan keuangan perusahaan b. Wewenang : i. Mendapat data dan informasi pada semua bagian untuk keperluan pembuatan laporan keuangan ii. Melakukan revisi atas laporan keuangan iii. Menyampaikan analisa laporan keuangan

10 c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan ii. Bertanggung jawab atas kerahasiaan data keuangan iii. Bertanggung jawab atas analisa posisi laporan keuangan perusahaan iv. Bertanggung jawab atas data keuangan yang diperlukan divisi 10. Vice President Finance and Budgeting a. Tugas Pokok : i. Membantu Executive Vice President Finance and Adminstration dalam pengelolaan dan perencanaan keuangan perusahaan b. Wewenang : i. Menentukan skala prioritas pembayaran ii. Menguji kebenaran dan kewajaran atas tagihan iii. Mengevaluasi usulan anggaran c. Tanggung Jawab : i. Pengamanan penerimaan pendapatan perusahaan ii. Bertanggung jawab atas pengelolaan biaya iii. Melakukan pembukuan iv. Melakukan keseimbangan arus kas berdasarkan skala prioritas v. Membuat dan menyampaikan laporan pengelolaan keuangan 11. Koordinator wilayah a. Tugas Pokok : i. Melakukan fungsi koordinasi pengawasan dan evaluasi operasional meliput operasi, pemasaran, penjualan, kargo, keuangan sumber daya manusia serta administrasi berdasarkan wilayah kerja masing masing b. Wewenang : i. Melakukan koordinasi dan pengawasan kinerja cabang ii. Merekomendasikan kinerja sumber daya manusia cabang iii. Memberikan pandangan dan masukan masukan kepada jajaran direksi dan manajemen dengan mengedepankan kebenaran, kejujuran, keterbukaan, tidak berpihak dan bijaksana iv. Membuat dan menentukan program pengawasan dan pengamanan hasil pendapatan perusahaan

11 v. Mengambil dan menentukan program pengawasan dan pengamanan hasil pendapatan perusahaan c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung jawab atas semua fungsi koordinasi dan pengawasan cabang terkait perihal operasional, pengamanan pendapatan dan aset perusahaan 12. Branch Manager a. Tugas Pokok : i. Mengevaluasi serta mengembangkan seluruh rangkaian kegiatan pemasaran, operasional, keuangan dan inventaris cabang meliputi penjualan, keuangan dan inventaris guna optimalisasi revenue dan efisiensi biaya kantor cabang yang telah ditetapkan perusahaan b. Wewenang : i. Menyampaikan evaluasi operasional cabang yang terdiri dari penjualan dan pelayanan, pendapatan dan biaya, inventaris, operasional ii. Menandatangani surat surat kedinasan yang menjadi tanggung jawab cabang iii. Menandatangani rekomendasi dan tindak lanjut perbaikan, perawatan inventaris perusahaan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan perusahaan iv. Menandatangani surat laporan pertanggung jawaban kinerja cabang secara berkala v. Mewakili atas nama pimpinan perusahaan di cabang atas persetujuan perusahaan c. Tanggung Jawab : i. Bertanggung jawab atas semua fungsi koordinasi dan pengawasan cabang terkait perihal operasional, pengamanan pendapatan dan aset perusahaan

12 3.1.5 Rute Penerbangan PT. Kalstar Aviation Origin Destination Block Time Air Craft Banjarmasin Kotabaru 40 menit ATR-42 Banjarmasin Sampit 45 menit ATR-42 Banjarmasin Pangkalanbun 65 menit ATR-42 Banjarmasin Ketapang 100 menit ATR-42 Banjarmasin Pontianak 120 menit ATR-42 Berau Samarinda 60 menit ATR-42 Berau Samarinda 60 menit ATR-42 Berau Balikpapan 75 menit ATR-42 Berau Tarakan 35 menit ATR-42 Berau Nunukan 45 menit ATR-42 Berau Samarinda 60 menit ATR-42 Berau Balikpapan 75 menit ATR-42 Balikpapan Berau 75 menit ATR-42 Balikpapan Tarakan 90 menit ATR-42 Balikpapan Nunukan 105 menit ATR-42 Balikpapan Berau 75 menit ATR-42 Jakarta Pontianak 80 menit B737-3 Jakarta Putussibau 105 menit B menit ATR-42 Jakarta Kuching 95 menit B menit ATR-42 Jakarta Sampit 155 menit B737-5 Jakarta Pangkalanbun 70 menit B737-5 Jakarta Pontianak 80 menit B737-3 Jakarta Ketapang 70 menit B menit ATR-42 Jakarta Sintang 90 menit B menit ATR-42

13 Jakarta Banjarmasin 95 menit B menit ATR-42 Kotabaru Banjarmasin 40 menit ATR-42 Kotabaru Sampit 70 menit ATR-42 Kotabaru Pangkalanbun 180 menit ATR-42 Kuching Jakarta 95 menit B menit ATR-42 Kuching Pontianak 45 menit ATR-42 Kuching Ketapang ATR-42 Kuching Putussibau 60 menit ATR-42 Kuching Semarang 95 menit B737-3 Kuching Surabaya 105 menit B737-3 Ketapang Pontianak 40 menit ATR-42 Ketapang Kuching ATR-42 Ketapang Jakarta 70 menit B737-3 Ketapang Pangkalanbun 50 menit ATR-42 Ketapang Semarang 120 menit ATR-42 Ketapang Sampit 70 menit ATR-42 Ketapang Banjarmasin 100 menit ATR-42 Ketapang Pontianak 40 menit ATR-42 Ketapang Pontianak 40 menit ATR-42 Ketapang Pontianak 40 menit ATR-42 Nunukan Tarakan 30 menit ATR-42 Nunukan Berau 50 menit ATR-42 Nunukan Samarinda ATR-42 Nunukan Balikpapan 105 menit ATR-42 Pangkalanbun Sampit 35 menit ATR-42 Pangkalanbun Banjarmasin 65 menit ATR-42 Pangkalanbun Semarang 85 menit B737-3 Pangkalanbun Surabaya 90 menit B737-5

14 Pangkalanbun Sampit 35 menit B737-5 Pangkalanbun Surabaya 60 menit B737-5 Pangkalanbun Jakarta 70 menit B737-5 Pangkalanbun Ketapang 45 menit ATR-42 Pangkalanbun Pontianak 70 menit4 ATR-42 Pontianak Semarang 80 menit B737-3 Pontianak Surabaya 90 menit B737-3 Pontianak Jakarta 80 menit B737-3 Pontianak Jakarta 80 menit B737-3 Pontianak Kuching 45 menit ATR-42 Pontianak Ketapang 45 menit ATR-42 Pontianak Ketapang 45 menit ATR-42 Pontianak Pangkalanbun 85 menit ATR-42 Pontianak Sampit 90 menit ATR-42 Pontianak Banjarmasin 120 menit ATR-42 Pontianak Ketapang 45 menit ATR-42 Pontianak Sintang 45 menit ATR-42 Pontianak Putussibau 75 menit ATR-42 Pontianak Ketapang 45 menit ATR-42 Putussibau Pontianak 75 menit ATR-42 Putussibau Ketapang ATR-42 Sampit Pangkalanbun 35 menit B737-5 Sampit Semarang 60 menit B737-5 Sampit Banjarmasin 45 menit ATR-42 Sampit Pangkalanbun 35 menit ATR-42 Sampit Ketapang 70 menit ATR-42 Sampit Pontianak 95 menit ATR-42 Sampit Surabaya 55 menit B737-5 Sampit Jakarta 80 menit B737-5 Sintang Pontianak 50 menit ATR-42

15 Sintang Jakarta 145 menit B menit ATR-42 Sintang Ketapang ATR-42 Semarang Surabaya 40 menit B737-3 Semarang Sampit 60 menit B737-5 Semarang Pangkalanbun 85 menit B737-3 Semarang Pontianak 80 menit B737-3 Semarang Pontianak 80 menit B737-3 Samarinda Berau 60 menit ATR-42 Samarinda Balikpapan 30 menit ATR-42 Samarinda Berau 75 menit ATR-42 Samarinda Balikpapan 30 menit ATR-42 Surabaya Sampit 60 menit B737-3 Surabaya Jakarta 75 menit B737-3 Surabaya Semarang 40 menit B737-3 Surabaya Pontianak 90 menit B737-3 Tabel 3.1 Rute Penerbangan PT. Kalstar Aviation 3.2 Proses Bisnis Proses Pengajuan Anggaran Sebelum perusahaan dapat menentukan berapa biaya biaya yang harus dikeluarkan, adanya proses pengajuan anggaran yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat menggambarkan berapa dan apa saja biaya biaya yang harus dikeluarkan. Proses pengajuan anggaran dimulai dari setiap divisi yang ada dalam perusahaan. Setiap divisi yang ada dalam perusahaan merancang biaya biaya yang dibutuhkan. Setelah rancangan biaya telah dibuat, setiap divisi mengirimkan anggaran mereka kepada bagian keuangan yang berada di kantor pusat. Setelah bagian keuangan kantor pusat menerima semua anggaran yang telah dirancang oleh masing masing divisi, tugas bagian keuangan adalah memeriksa biaya biaya yang dianggarakan dan syarat dasar persetujuan anggaran adalah

16 terkait dengan ketersediaan dana dalam perusahaan. Apabila dana yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi, bagian keuangan akan mengirim kembali pengajuan tersebut agar direvisi oleh pihak yang mengajukan. Setelah bagian keuangan selesai melaksanakan tugasnya, anggaran yang disetujui akan dikirim kepada masing masing divisi. Anggaran yang telah disetujui diberikan kepada masing masing divisi yang ada dalam perusahaan, setiap divisi memiliki pertanggungjawaban yaitu dengan menerbitkan laporan pemakaian anggaran yang telah diberikan setiap bulannya dan dilaporkan kepada kantor pusat Proses Perhitungan tarif Sebelum membahas perhitungan tarif atau harga tiket penerbangan PT. Kalstar Aviation, harus diketahui terlebih dahulu faktor faktor sebagai berikut : 1. Komponen Biaya Operasi Penerbangan Per Jam Biaya terbang pesawat BOEING maupun ATR dari beberapa komponen biaya yaitu biaya operasi langsung yang terdiri dari biaya operasi langsung tetap dan biaya operasi langsung variabel dan biaya operasi tidak langsung beserta cara perhitungannya. a. Biaya Operasi Langsung Tetap adalah biaya operasi langsung yang sifatnya tetap dan berhubungan langsung dengan operasional pesawat, yaitu terdiri dari : i. Biaya sewa Pesawat adalah sistem yang digunakan oleh perusahaan penerbangan dengan sistem ACMI, dimana sewa dihitung berdasarkan periode tertentu, umumnya dihitung bulanan dan ditetapkan minimum sesuai jumlah pemakaian. ACMI ( Aircraft, Crew, Maintanance, Insurance). Cara perhitungannya : (Total Biaya Sewa Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) ii. Biaya penyusutan pesawat (jika pesawat tersebut milik sendiri) iii. Biaya asuransi pesawat adalah asuransi pesawat dan crew apabila terjadi sesuatu. Cara perhitungannya : (Total Biaya Asuransi Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun)

17 iv. Biaya gaji tetap awak pesawat adalah gaji yang diterima oleh co-pit crew dan pramugari, sifatnya tetap. Cara perhitungannya : (Total Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat Per Tahun / Produuksi Jam Terbang Per Tahun) v. Biaya gaji tetap awak non pesawat adalah gaji yang diterima pegawai teknik dan petugas operation officer. Cara perhitungannya : (Biaya Gaji Tetap Awak Non Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) vi. Biaya amortisasi training adalah biaya penghapusan terhadap training. Cara perhitungannya : (Biaya Amortisasi Training Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) vii. Biaya recurrent training adalah biaya untuk training untuk menjaga kualifikasi keterampilan pada penerbang yang dilaksanakan selama 6 bulan. Cara perhitungannya : (Biaya Recurrent Training Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) b. Biaya Operasi Langsung Variabel adalah biaya operasi yang sifatnya variabel yang berhubungan dengan operasi langsung penerbangan, yaitu terdiri dari : i. Biaya perawatan pesawat adalah biaya untuk merawat pesawat yang ditetapkan berdasarkan periodik dan umumnya setiap bulan. Cara perhitungannya : (Biaya Perawatan Pesawat Per Tahun/ Produksi Jam Terbang Per Tahun) ii. Biaya bahan bakar dan pelumas adalah biaya bahan bakar atau avtur pesawat terbang dimana harga avtur ditetapkan oleh pertamina termasuk biaya oli pesawat. BBM atau avtur per jam adalah liter/jam. Cara perhitungannya : (Biaya Bahan Bakar dan Pelumas Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) iii. Biaya tunjangan awak pesawat adalah tunjangan yang diberikan kepada pilot dan pramugari berdasarkan jam terbang yang telah dilaksanakan oleh awak pesawat. Cara perhitungannya : (Biaya Tunjangan Awak Pesawat Per Tahun/ Produksi Jam Terbang Per Tahun)

18 iv. Biaya pelayanan jasa bandar udara a. Pelayanan jasa penerbangan. Cara perhitungannya : ( Pelayanan Jasa Penerbangan Per tahun/ Produksi Jam Terbang Per Tahun) b. Pendaratan (domestic dan regional). Cara perhitungannya : (Biay Pendaratan Per Tahun/ Produksi Jam Terbang Per Tahun) c. Penempatan. Cara perhitungannya : (Biaya Penempatan Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) v. Biaya ground handling (domestic dan regional) adalah biaya penyelesaian yang berhubngan dengan pesawat selama berada dibandara. Cara perhitungannya : (Biaya Ground Handling Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) vi. Biaya catering adalah biaya yang digunakan untuk makan para penumpang. Cara perhitungannya : (Biaya Catering Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) c. Biaya Operasi Tidak Langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan dengan pesawat pada saat penerbangan, terdiri dari : i. Biaya umum dan organisasi adalah alat tulis kantor, perawatan gudang, dll. Cara perhitungannya : (Biaya Umum dan Organisasi Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) ii. Biaya penyusutan aktiva tetap adalah biaya biaya seperti biaya gedung, mobil, furniture, elektronik. Cara perhitungannya : (Biaya Penyusutan Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) iii. Biaya amortisasi non aktiva tetap adalah biaya promosi dan iklan. Cara perhitungannya : (Biaya Amortisasi Per Tahun/ Produksi Jam Terbang Per Tahun) iv. Biaya gaji tetap SDM tidak langsung adalah biaya gaji pegawai kantor, perwakilan kantor pusat, dll. Cara perhitungannya : (Biaya Gaji Tetap SDM Tidak Langsung Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) v. Biaya promosi dan penjualan seperti komisi agen, bonus agen. Biaya ini telah memiliki ketentuan yang sudah ditetapkan

19 yaitu dikenakan sebesar 5%. Cara perhitungannya : (Biaya Promosi dan Penjualan Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun) Sebelum menghitung BEP per tarif maka terlebih dahulu dihitung jumlah TOC (Total Operation Cost), dimana semua biaya operasi dijumlahkan lalu dikalikan dengan kurs dolar. Mengkalikan dengan dolar karena sudah menjadi standar dasar perhitungan TOC dalam penerbangan atau airlines. Setelah mendapatkan jumlah TOC maka akan dihitung BEP per tarif dengan membagi TOC dengan berapa jumlah kapasitas seat pada armada yang digunakan pada jenis pesawat yang digunakan untuk rute tersebut. 2. Komponen Biaya Operasi Per Rute Penetapan biaya operasi per rute adalah menetapkan seluruh biaya operasi penerbangan yang terkait dengan rute yang dituju, yang dihitung berdasarkan jam terbang yang dibutuhkan (block time) pada rute tersebut yang tetap mengacu kepada komponen komponen biaya per jam terbang. Guna mengetahui berapa lama jam terbang yang dibutuhkan pada rute tersebut, perlu mengetahui berapa kecepatan pesawat yang digunakan. Perhitungan Block time adalah sebagai berikut : Block Time = Jarak (Miles) Kecepatan pesawat X Menit Perhitungan waktu dalam penerbangan pesawat yang dinyatakan dalam desimal dengan perhitungan (Block time / 60) dapat dilihat pada tabel berikut. Waktu Desimal 60 menit 1

20 55 menit menit menit menit menit menit menit menit menit menit menit Tabel 3.2 Jam Terbang Pesawat Dalam Desimal 3.3 Gambaran Umum Prosedur yang Berjalan Proses Bisnis yang Berjalan Pada saat ini proses pengajuan anggaran yang dilakukan oleh PT. Kalstar Aviation masih dilakukan secara manual yaitu hanya menggunakan Microsoft Excel dan dikirm dengan menggunakan electronic mail atau yang ditujukan kepada bagian keuangan yang berada dikantor pusat. Perusahaan belum memiliki sistem atau aplikasi yang secara khusus dan terintegrasi membantu dalam proses pengajuan anggaran yang dilakukan oleh masing masing divisi yang ada pada PT. Kalstar Aviation. Proses pengajuan anggaran yang saat ini berjalan pada PT. Kalstar Aviation adalah sebagai berikut : 1. Setiap cabang yang ada pada PT. Kalstar Aviation menyusun biaya biaya apa saja beserta jumlah dana yang dibutuhkan oleh masing masing cabang tersebut 2. Setelah biaya dan nominal dana yang dibutuhkan masing masing cabang telah selesai disusun, rancangan anggaran tersebut akan dikirimkan melalui yang ditujukan kepada bagian keuangan yang berada dikantor pusat

21 3. Bagian keuangan kantor pusat menerima pengajuan anggaran yang diajukan oleh cabang kemudian memeriksa kembali biaya dan nominal anggaran yang diajukan 4. Setelah memeriksa rancangan anggaran yang diajukan oleh cabang, bagian keuangan kantor pusat akan memeriksa apakah dana yang dimiliki perusahaan mencukupi atau tidak yang merupakan salah satu syarat penting dalam menentukan apakah anggaran yang diajukan disetujui atau tidak. Bagian keuangan kantor pusat juga harus merancang anggaran biaya langsung yang harus dikeluarkan dalam kurun waktu satu tahun. 5. Setelah memeriksa dana yang dimiliki oleh perusahaan mencukupi atau tidak, bagian keuangan kantor pusat akan menyetujui anggaran yang diajukan dan mengirimkan dana yang dibutuhkan kepada cabang 6. Setelah dana dari kantor pusat telah diterima oleh masing masing cabang, bagian keuangan masing masing cabang berkewajiban untuk menyerahkan laporan berupa laporan pemakaian dana yang telah diberikan guna untuk mengevaluasi apakan anggaran yang diajukan overbudget atau tidak. 7. Setelah dana yang disetujui telah dikirimkan kepada masing masing cabang, bagian kantor pusat akan mengakumulasikan semua biaya biaya tersebut yang kemudian akan menghasilkan TOC (Total operating cost). 8. Setelah terbitnya TOC, TOC akan diserahkan kepada bagian marketing yang bertugas menghitung tarif tiket yang akan dijual. 9. Setelah bagian marketing menerima TOC tersebut, ditentukan rute mana beserta variabel variabel apa saja yang mereka butuhkan dalam proses perhitungan tarif tiket terhadap rute tersebut. Dalam perhitungan tarif tiket per rute, harus diketahui berapa lama jam terbang yang dibutuhkan oleh armada pesawat yang digunakan untuk mencapai kota tujuan (block time) yang kemudian akan dikalikan dengan masing masing biaya yang ada dalam TOC dan menghasilkan total biaya operasi per jam. Setelah dihitung total biaya operasi per jam, kemudian akan dikalikan dengan margin yang telah ditetapkan yaitu pada musim ramai (Januari, Juli, Desember) mentargetkan profit sebesar 30%, pada musim sedang (Mei, Juni, Agustus) mentargetkan profit sebesar

22 10%, lalu pada musim sepi menetapkan profit sebesar 5%. dibagi dengan jumlah bangku pesawat yang digunakan untuk rute tersebut. Perhitungan tersebut akan menghasilkan berapa tarif tiket yang akan dijual Proses Perhitungan Tarif Tiket yang Berjalan Sebelum dapat melakukan perhitungan tarif tiket, bagian keuangan kantor pusat maupun bagian keuangan kantor cabang harus menyusun susunan biaya biaya apa saja yang harus dikeluarkan dalam menjalankan proses bisnis perusahaan. Susunan anggaran biaya perusahaan disusun berdasarkan waktu jam terbang. Berikut cara perhitungannya : A. Biaya Operasi Langsung a. Biaya Operasi Langsung Tetap 1. Biaya Sewa Pesawat = Biaya Sewat Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 465 Per Jam 2. Biaya Penyusutan Pesawat = Biaya Penyusutan Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = 0 3. Biaya Asuransi Pesawat = Biaya Asuransi Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / 8200 = $ 22 Per Jam 4. Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat = Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 197 Per Jam 5. Biaya Gaji Tetap Awak Non Pesawat

23 = Biaya Gaji Tetap Awak Non Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 85 Per Jam 6. Biaya Amortisasi Training = Biaya Amortisasi Training Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 10 Per Jam 7. Biaya Recurrent Training = Biaya Recurrent Training Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 7 Per Jam b. Biaya Operasi Langsung Variabel 1. Biaya Perawatan Pesawat = Biaya Perawatan Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ Per Jam 2. Biaya Bahan Bakar dan Pelumas = Biaya Bahan Bakar dan Pelumas Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ Per Jam 3. Biaya Tunjangan Awak Pesawat = Biaya Tunjangan Awak Pesawat Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 84 Per Jam 4. Biaya Pelayanan Jasa Bandar Udara = Biaya Pelayanan Jasa Bandar Udara Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam

24 = $ 20 Per Jam 5. Biaya Ground Handling = Biaya Ground Handling Per Tahun / Produksi Jam Terbang Jam Per tahun = $ / Jam = $ 107 Per Jam 6. Biaya Catering = Biaya Catering Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 28 Per Jam A. Biaya Operasi Tidak Langsung 1. Biaya Umum dan Organisasi = Biaya Umum dan Organisasi Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 56 Per Jam 2. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap = Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 4 Per jam 3. Biaya Amortisasi Non Aktiva Tetap = Biaya Amortisasi Non Aktiva Tetap Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 3 Per Jam 4. Biaya Gaji Tetap SDM Tidak Langsung = Biaya Gaji Tetap SDM Tidak Langsung Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 73 Per Jam 5. Biaya Promosi dan Penjualan = Biaya Promosi dan Penjualan Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun

25 = $ / Jam = $ 16 Per Jam 6. Biaya Komisi Agen = Biaya Komisi Agen Per Tahun / Produksi Jam Terbang Per Tahun = $ / Jam = $ 135 Per Jam Setelah bagian keuangan keuangan cabang dan bagian keuangan pusat menyusun biaya biaya tersebut, menghasilkan biaya total operasi per jam. Total biaya operasi per jam adalah sebagai berikut : KETERANGAN A. BIAYA OPERASI LANGSUNG 1. Biaya Operasi Langsung Tetap BIAYA a. Biaya Sewa Pesawat 465 b. Biaya Penyusutan Pesawat 0 c. Biaya Asuransi Pesawat 22 d. Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat 197 e. Biaya Gaji Tetap Non Awak Pesawat 85 f. Biaya Amortisasi Training 10 g. Biaya Recurrent Training 7 SUB TOTAL Biaya Operasi Langsung Variabel a. Biaya Perawatan Pesawat b. Biaya Bahan Bakar dan Pelumas c. Biaya Tunjangan Awak Pesawat 84 d. Biaya Pelayanan Jasa Bandar Udara - Pelayanan Jasa Penerbangan 23 - Pendaratan i. Domestik 17 ii. Regional 0 iii. Penempatan 3 e. Biaya Ground Handling - Domestik Regional 0

26 f. Biaya Catering 28 SUB TOTAL TOTAL BIAYA OPERASI LANGSUNG B. BIAYA OPERASI TIDAK LANGSUNG a. Biaya Umum dan Organisasi 56 b. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap 4 c. Biaya Amortisasi Non Aktiva Tetap 3 d. Biaya Gaji Tetap SDM Tidak 73 Langsung e. Biaya Promosi dan Penjualan 16 f. Biaya Komisi Agen 135 TOTAL BIAYA OPERASI TIDAK 287 LANGSUNG TOTAL BIAYA OPERASI PER JAM Tabel 3.3 Contoh Total Biaya Operasi Pesawat Boeing 737 Setelah total biaya operasi per jam didapat, kemudia biaya biaya tersebut akan dikalikan dengan jam terbang yang dibutuhkan unutk mencapai suatu rute. Misalkan akan dilakukan perhitungan pada rute Jakarta Pangkalanbun. Waktu penerbangan Jakarta Pangkalanbun selama 1 jam 11 menit dikonversikan kedalam bentuk desimal dengan dibagi 60 menit menjadi 1.18, kemudian setiap biaya dikalikan dengan block time tersebut seperti pada tabel berikut. KETERANGAN BIAYA BLOCK A. BIAYA OPERASI LANGSUNG TIME BIAYA PER RUTE 1. Biaya Operasi Langsung Tetap a. Biaya Sewa Pesawat b. Biaya Penyusutan Pesawat c. Biaya Asuransi Pesawat d. Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat e. Biaya Gaji Tetap Non Awak Pesawat f. Biaya Amortisasi Training g. Biaya Recurrent Training

27 SUB TOTAL Biaya Operasi Langsung Variabel a. Biaya Perawatan Pesawat b. Biaya Bahan Bakar dan Pelumas c. Biaya Tunjangan Awak Pesawat d. Biaya Pelayanan Jasa Bandar Udara - Pelayanan Jasa Penerbangan Pendaratan i. Domestik ii. Regional iii. Penempatan e. Biaya Ground Handling - Domestik Regional f. Biaya Catering SUB TOTAL TOTAL BIAYA OPERASI LANGSUNG B. BIAYA OPERASI TIDAK LANGSUNG a. Biaya Umum dan Organisasi b. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap c. Biaya Amortisasi Non Aktiva Tetap d. Biaya Gaji Tetap SDM Tidak Langsung e. Biaya Promosi dan Penjualan f. Biaya Komisi Agen TOTAL BIAYA OPERASI TIDAK LANGSUNG TOTAL BIAYA OPERASI JAKARTA - PANGKALANBUN Tabel 3.4 Contoh Biaya Operasi Jakarta Pangkalanbun Boeing 737 Total biaya operasi rute Jakarta - Pangkalanbun : $ x Rp = Rp Setelah perusahaan menentukan total biaya operasi untuk rute Jakarta pangkalanbun, perusahaan harus mengetahui rencana penjualan untuk rute tersebut. Dengan cara : Seat capacity Low / factor Cost Per Route BEP Tarif

28 % Rp Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp Tabel 3.5 Low / Factor Rute Jakarta - Pangkalanbun Dari tabel tersebut perusahaan dapat menentukan rencana penjualan dari rute Jakarta Pangkalanbun. Contoh perusahaan telah menganalisis rute Jakarta Pangkalanbun, dimana titik rata rata penjualan tiket pada rute Jakarta Pangkalanbun berada pada titik low / factor 70% dimana seat yang terjual adalah 88 seat. Maka perhitungannya sebagai berikut : Perhitungan harga pokok penjualan per seat = Rp / 88 seat = Rp Per Seat Dari harga pokok penjualan tiket, perusahaan dapat memproyeksikan total revenue yang akan diterima dalam satu tahun. Sebelum menghitung total revenue maka terlebih dahulu harus menghitung jumlah profit yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan dari setiap musim, dan berikut rumus beserta perhitungannya : Rumus = TOC + (TOC x Persentase yang telah ditetapkan (%)) Musim ramai = Rp (Rp x 30%) = Rp Rp = Rp Musim sedang = Rp (Rp x 10%) = Rp Rp = Rp

29 Musim sepi = Rp (Rp x 5%) = Rp Rp = Rp Setelah mengetahui jumlah laba dari persentase yang ditetapkan oleh manajemen maka langkah selanjutnya adalah menghitung total revenue yang akan didapat dalam waktu satu tahun. Perusahaan menjalankan rute Jakarta Pangkalanbun sebanyak satu kali dalam sehari, maka perhitungannya adalah sebagai berikut : Bulan Musim Jumlah Januari Ramai Rp x 31 hari Rp Febuari Sepi Rp x 28 hari Rp Maret Sepi Rp x 31 hari Rp April Sepi Rp x 30 hari Rp Mei Sedang Rp x 31 hari Rp Juni Sedang Rp x 30 hari Rp Juli Ramai Rp x 31 hari Rp Agustus Sedang Rp x 30 hari Rp September Sepi Rp x 31 hari Rp Oktober Sedang Rp x 30 hari Rp November Sedang Rp x 31 hari Rp Desember Ramai Rp x 31 hari Rp Total Revenue Rp TOC (Rp ) Laba Rp Tabel 3.6 Revenue Budget Rute Jakarta - Pangkalanbun KETERANGAN BIAYA BLOCK A. BIAYA OPERASI LANGSUNG TIME BIAYA PER RUTE

30 1. Biaya Operasi Langsung Tetap a. Biaya Sewa Pesawat b. Biaya Penyusutan Pesawat c. Biaya Asuransi Pesawat d. Biaya Gaji Tetap Awak Pesawat e. Biaya Gaji Tetap Non Awak Pesawat f. Biaya Amortisasi Training g. Biaya Recurrent Training SUB TOTAL Biaya Operasi Langsung Variabel a. Biaya Perawatan Pesawat b. Biaya Bahan Bakar dan Pelumas c. Biaya Tunjangan Awak Pesawat d. Biaya Pelayanan Jasa Bandar Udara - Pelayanan Jasa Penerbangan Pendaratan i. Domestik ii. Regional iii. Penempatan e. Biaya Ground Handling - Domestik Regional f. Biaya Catering SUB TOTAL TOTAL BIAYA OPERASI LANGSUNG B. BIAYA OPERASI TIDAK LANGSUNG a. Biaya Umum dan Organisasi b. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap c. Biaya Amortisasi Non Aktiva Tetap d. Biaya Gaji Tetap SDM Tidak Langsung e. Biaya Promosi dan Penjualan f. Biaya Komisi Agen TOTAL BIAYA OPERASI TIDAK LANGSUNG TOTAL BIAYA OPERASI JAKARTA - PUTUSSIBAU

31 Tabel 3.7 Contoh Biaya Operasi Jakarta Putussibau Boeing 737 Total biaya operasi rute Jakarta - Putussibau : $ x Rp = Rp Setelah perusahaan menentukan harga pokok penjualan untuk rute Jakarta pangkalanbun, perusahaan harus mengetahui rencana penjualan untuk rute tersebut. Dengan cara : Seat capacity Low / factor Cost Per Route BEP Tarif % Rp Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp Tabel 3.8 Low / Factor Rute Jakarta - Putussibau Dari tabel tersebut perusahaan dapat menentukan rencana penjualan dari rute Jakarta Putussibau. Contoh perusahaan telah menganalisis rute Jakarta Pangkalanbun, dimana titik rata rata penjualan tiket pada rute Jakarta Pangkalanbun berada pada titik low / factor 65% dimana seat yang terjual adalah 81 seat. Maka perhitungannya sebagai berikut : Perhitungan harga pokok penjualan per seat = Rp / 81 seat = Rp Per Seat Dari harga pokok penjualan tiket, perusahaan dapat memproyeksikan total revenue yang akan diterima dalam satu tahun. Sebelum menghitung total revenue maka terlebih dahulu harus menghitung jumlah profit yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan dari setiap musim, dan berikut rumus beserta perhitungannya : Rumus = TOC + (TOC x Persentase yang telah ditetapkan (%))

32 Musim ramai = Rp (Rp x 30%) = Rp Rp = Rp Musim sedang = Rp (Rp x 10%) = Rp Rp = Rp Musim sepi = Rp (Rp x 5%) = Rp Rp = Rp Setelah mengetahui jumlah laba dari persentase yang ditetapkan oleh manajemen maka langkah selanjutnya adalah menghitung total revenue yang akan didapat dalam waktu satu tahun. Perusahaan menjalankan rute Jakarta Putussibau sebanyak satu kali dalam sehari, maka perhitungannya adalah sebagai berikut : Bulan Musim Jumlah Januari Ramai Rp x 31 hari Rp Febuari Sepi Rp x 28 hari Rp Maret Sepi Rp x 31 hari Rp April Sepi Rp x 30 hari Rp Mei Sedang Rp x 31 hari Rp Juni Sedang Rp x 30 hari Rp Juli Ramai Rp x 31 hari Rp Agustus Sedang Rp x 30 hari Rp September Sepi Rp x 31 hari Rp Oktober Sedang Rp x 30 hari Rp November Sedang Rp x 31 hari Rp Desember Ramai Rp x 31 hari Rp Total Revenue Rp TOC (Rp ) Laba Rp

33 Tabel 3.9 Revenue Budget Rute Jakarta - Putussibau 3.4 Identifikasi Masalah berikut : Terdapat masalah masalah yang ada pada perusahaan adalah sebagai Masalah Kebutuhan Informasi Rekomendasi 1. Pengajuan anggaran Rancangan anggaran Dibangun sistem yang diajukan oleh biaya operasional informasi yang cabang cabang kantor cabang menyediakan form untuk perusahaan dikirmkan mempermudah dan kekantor pusat mempercepat proses menggunakan pengajuan anggaran yang dinilai kurang aman telah dirancang oleh untuk dokumen masing masing cabang sepentung anggaran yang ada pada perusahaan. yang berhubungan Dengan adanya aplikasi langsung dengan tujuan berbasis web, rancangan dan operasional anggaran yang dikirimkan perusahaan oleh kantor cabang dapat langsung diterima oleh bagian keuangan pada web tersebut 2. Otorisasi persetujuan Persetujuan oleh bagian Dengan adanya sistem anggaran yang diajukan keuangan kantor pusat, informasi, otorisasi berada pada bagian apakah dana anggaran persetujuan anggaran keuangan pusat yang diajukan oleh dapat dilakukan dengan membutuhkan waktu kantor cabang disetujui lebih mudah. Pada aplikasi yang cukup lama atau tidak tersebut, bagian keuangan sehingga menyebabkan dapat langsung penurunan dana menjadi mengotorisasi rancangan terhambat anggaran dan langsung mengirimkan dana kepada cabang cabang yang 3. Semua anggaran yang dirancang oleh masing masing cabang tidak tersimpan dengan rapi, dan untuk pemeriksaan biaya biaya yang ada pada perancangan anggaran tersebut masih menggunakan kertas yang haris diprint dan diperiksa satu per satu, kemudian akan diinput mengajukan. Total operation cost Dengan adanya sistem informasi yang terintegrasi, semua anggaran yang dirancang oleh cabang cabang perusahaan dapat langsung diterima pada aplikasi dan bagian keuangan kantor pusat dapat memeriksa sekaligus membandingkan anggaran anggaran tahun sebelumnya, hal ini

34 kembali kedalam komputer agar dapat dioleh untuk menghasilkan total operation cost, hal ini tentunya akan memakan waktu yang lama dari mulai proses pemeriksaan satu per satu rancangan anggaran yang diperiksa dan pembuatan TOC 4. Perhitungan tarif dilakukan secara manual, dimana setiap ada perubahan tarif tiket pesawat pihak marketing haru menghitung kembali semua atribut yang dibutuhkan dalam perhitungan tarif tiket. Bagian marketing harus menghitung kembali jarak setiap rute, jam terbang yang dibutuhkan oleh armada pesawat yang digunakan unutk mencapai tujuan sampe perhitungan tarif tiket per rute dilakukan secara manual, tentunya ini sangat merugikan, dengan perhitungan tarif tiket yang memakan waktu lama tidak menutup kemungkinan perusahaan dapat kalah bersaing harga dengan saingan saingan mereka. Terkadang dalam proses perhitungan tarif tiket pesawat per rute ini, bagian marketing harus bekerja lembur agar harga tiket pesawat dapat diperbaharui tepat waktu, hal tersebut tentu menambah biaya yang Tarif tiket pesawat yang akan dijual kepada pelanggan membantu dalam pengambilan keputusan yang menyangkut masalah anggaran Dengan adanya sistem informasi, masalah perhitungan tarif tiket akan lebih cepat, aplikasi ini dapat membantu kalkulasi perhitungan semua anggaran yang diterima kantor pusat sampe perhitungan total operation cost sehingga dapat dihitung berapa harga tiket yang harus mereka jual

35 harus dikeluarkan perusahaan dengan lemburnya bagian marketing serta akan menimbulkan kenaikan upah lembur karyawan. 5. Laporan yang seharusnya diberikan oleh kantor cabang mengenai pemakaian anggaran tidak berjalan dengan efektif, padahal laporan tersebut sangat berguna untuk mengevaluasi apakah anggaran yang diberikan sesuai dengan kebutuhan atau tidak Laporan dana pemakaian Dengan sistem yang berbasis web base dan tersedianya form untuk laporan penggunaan anggaran, akan sangat mempermudah bagian keuangan cabang untuk mencata dan menyampaikan laporan penggunaan dana yang harus dikirimkan kepada kantor pusat. Karena dengan berjalannya laporan tersebut, akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan dan sebagai data perbandingan dana yang telah dikeluarkan apakah overbudget atau tidak Tabel 3.10 Masalah dan Rekomendasi Bagi Perusahaan

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan P.T. Sriwijaya Air atau lebih dikenal dengan nama Sriwijaya Air adalah perusahaan penerbangan swasta nasional yang saat ini eksis meramaikan dunia

Lebih terperinci

BAB 4 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DALAM PENGAJUAN ANGGARAN BIAYA DALAM RANGKA PENENTUAN TARIF TIKET PT. KALSTAR AVIATION

BAB 4 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DALAM PENGAJUAN ANGGARAN BIAYA DALAM RANGKA PENENTUAN TARIF TIKET PT. KALSTAR AVIATION BAB 4 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DALAM PENGAJUAN ANGGARAN BIAYA DALAM RANGKA PENENTUAN TARIF TIKET PT. KALSTAR AVIATION 4.1 Requirement Discipline PT. Kalstar Aviation adalah suatu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Stars Internasional didirikan pada tanggal 28 Mei 2001 oleh delapan orang yang telah berpengalaman. Kedelapan orang tersebut pernah bekerja dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 39 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA DAN FORMULASI PERHITUNGAN BIAYA OPERASI PENERBANGAN ANGKUTAN UDARA PERINTIS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan TX Travel Sriwijaya merupakan salah satu dari cabang TX Travel dan merupakan cabang yang ke-183 dari 230 cabang yang ada saat ini. TX Travel Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 88 BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Dinamika Indonusa Prima berdiri pada tanggal 9 Desember 1974. Pada awal berdirinya, perusahaan ini bernama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Denyut persaingan meningkat, seiring lonjakan nilai perdagangan dan arus

BAB 1 PENDAHULUAN. Denyut persaingan meningkat, seiring lonjakan nilai perdagangan dan arus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, iklim bisnis secara global memanas demikian cepat. Denyut persaingan meningkat, seiring lonjakan nilai perdagangan dan arus perpindahan modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Perusahaan. PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Perusahaan. PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Aero Elang Tour atau yang lebih dikenal dengan nama Aero Tour adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pariwisata. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

III ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN

III ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN ASPEK ORGANISASI DALAM INDUSTRI PENERBANGAN 1. Organisasi Menurut Stoner Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berorientasi pada keuntungan selalu mengharapkan profit dari usaha yang mereka keluarkan, profit tersebut digunakan baik untuk eksistensi

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan No.316, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Angkutan Udara Perintis. Biaya operasi Penerbangan. Tarif Penumpang. Formulasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Biaya awak pesawat adalah biaya kedua terbesar yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan penerbangan setelah biaya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi di CARLogistik termasuk kategori kompleks. Berdasarkan hasil analisis dan observasi data yang peneliti lakukan, diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. CV. Tritech Computer Cabang Binjai berdiri atas gagasan Ahmad

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. CV. Tritech Computer Cabang Binjai berdiri atas gagasan Ahmad BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Tritech Computer Cabang Binjai berdiri atas gagasan Ahmad Witasman dan Eko Jono Lase pada tahun 2010 ketika masih bekerja pada CV. Tritech Computer

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. maskapai dengan sistem penerbangan full service carrier. kenyamanan dan pelayanan diberikan secara maksimal..

BAB III LANDASAN TEORI. maskapai dengan sistem penerbangan full service carrier. kenyamanan dan pelayanan diberikan secara maksimal.. BAB III LANDASAN TEORI Kebutuhan masyarakat akan transportasi udara yang semakin meningkat mengakibatkan bukan hanya masyarakat kelas atas saja yang membutuhkan transportasi jenis ini. Pasca penerapan

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation Class: Executive B 30 C Disususn Oleh : Group 10 Pranandang Adi Laksana Ryan Cipta Kusuma Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia Bisnis penerbangan di Indonesia semakin terlihat menjanjikan. Pengguna jasa penerbangan di negara kita

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X (Group) merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X (Group) merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Perusahaan Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X (Group) merupakan kantor pusat yang bertempat di Jl. Ks.Tubun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan yang bergerak di industri airlines, produk utama yang dijual kepada konsumen adalah: tempat, waktu dan tujuan perjalanan yang disebut dengan istilah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG MEDAN Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai dengan akte No. 18 April 1988 yang dibuat dihadapan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Di awal perkembangan kegiatan industri di Indonesia yang semakin pesat, kebutuhan akan sarana transportasi yang dapat dengan cepat dan tepat,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisa yang telah dijelaskan, dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan PT Kalimusada Motor telah mengelola serta memasarkan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan.

I. PENDAHULUAN. Daya tarik (attractiveness) industri penerbangan cukup besar dan menjanjikan. ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilihat dari ketatnya persaingan pelayanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha. wadah apa perusahaan didirikan. Ini berhubungan dengan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha. wadah apa perusahaan didirikan. Ini berhubungan dengan produksi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk usaha Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan perusahaan, ada dua hal yang perlu diputuskan, yaitu dalam bidang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. digital merk Jadever, LOCOSC & Vibra (Shinko Denshi Co, Ltd). Kategori produk

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. digital merk Jadever, LOCOSC & Vibra (Shinko Denshi Co, Ltd). Kategori produk BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. VGA SCALE INDONESIA adalah distributor / supplier timbangan digital merk Jadever, LOCOSC & Vibra (Shinko Denshi Co, Ltd). Kategori produk yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau. Kondisi geografis yang sedemikian rupa menyebabkan alat-alat transportasi baik transportasi darat,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Alamat : Jl. Rungkut Asri Utara VI/2 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Alamat : Jl. Rungkut Asri Utara VI/2 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Identitas Perusahaan Profil Perusahaan Nama : PT. Stars Internasional Alamat : Jl. Rungkut Asri Utara VI/2 Surabaya - 60293 No Telp/Fax : 031-8792478 / 031-8714786 E-mail

Lebih terperinci

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi Perekonomian Jambi yang mampu tumbuh sebesar 5,89% pada tahun 2006 merupakan prestasi tersendiri. Pada awal tahun bekerjanya mesin ekonomi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 39 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia adalah sub dari Allianz Group, pemimpin penyedia asuransi dan servis keuangan di dunia. Berdiri pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilhat dari ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP

BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP BAB II DESKRIPSI UMUM ARFA BARBERSHOP A. Gambaran Umum Arfa Barbershop 1. SEJARAH ARFA BARBERSHOP PT. ARFA SUKSES MULIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan usaha pangkas rambut pria.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. Arista Pratama Jaya merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan swasta yang sedang berkembang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi PT Garuda Jaya Sumbar Indah (PT. GJSI) merupakan perusahaan keluarga yang berdiri sejak tahun 1985. PT Garuda Jaya Sumbar Indah bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Toyofuji Serasi Indonesia merupakan perusahaan pelayaran yang bergerak di bidang logistik yang didirikan pada tanggal 7 Desember 2005. PT

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di dalam bidang transportasi kargo dan pelayanan logistik yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : PT. Multi Dimensi Persona. : Ruko Graha Indah Wisesa Kav A. No.9. Jl. Gayung Kebonsari No.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : PT. Multi Dimensi Persona. : Ruko Graha Indah Wisesa Kav A. No.9. Jl. Gayung Kebonsari No. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Identitas Perusahaan Profil Perusahaan Nama Alamat : PT. Multi Dimensi Persona : Ruko Graha Indah Wisesa Kav A. No.9 Jl. Gayung Kebonsari No. 46 Surabaya No.Telp/ Fax

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus 80 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Banjar KencanaSakti, berkedudukan di Banjarmasin, memiliki anggaran dasar yang dimuat dalam akta tanggal delapan April seribu sembilanratus

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan No.1213, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Kegiatan Angkutan Udara Perintis dan Subsidi Angkutan Udara Kargo. Kriteria. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 79 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL) DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 112 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 112 TAHUN 2017 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 112 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan perusahaan, ada dua hal yang perlu diputuskan, yaitu dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Dunia kita membutuhkan konsumsi energi yang semakin meningkat untuk sumber daya ekonomi kita. Sumber dominan energi dunia berasal dari pasokan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa membuat persaingan dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi

Lebih terperinci

VISI FILOSOFI MEMBERIKAN YANG LEBIH DALAM JASA PELAYANAN TEPAT WAKTU, AMAN, DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF. MOTO PT.

VISI FILOSOFI MEMBERIKAN YANG LEBIH DALAM JASA PELAYANAN TEPAT WAKTU, AMAN, DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF. MOTO PT. Sekilas Sejarah PT. CAHAYA BOKOR EMAS (CBE) adalah perusahaan swasta Nasional yang bergerak dibisnis jasa pengiriman barang domestik ( Domestic Cargo services ). Kiprah kami dimulai tahun 2013 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tertentu. Begitu juga halnya perjalanan PT. Bahana Sejahtera Tour and Travel

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tertentu. Begitu juga halnya perjalanan PT. Bahana Sejahtera Tour and Travel BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah adalah rangkuman perjalanan masa lalu dalam kurun waktu tertentu. Begitu juga halnya perjalanan PT. Bahana Sejahtera Tour and Travel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional, konsumen yang ada semakin selektif dan menuntut satu produk yang benar-benar berkualitas sehingga

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. sejarah PT Garuda Indonesia sebagai induk dari SBU Citilink. Sebagai national

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. sejarah PT Garuda Indonesia sebagai induk dari SBU Citilink. Sebagai national 8 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Sebelum masuk ke SBU Citilink yang merupakan unit usaha mandiri yang berada didalam lingkup perusahaan PT Garuda Indonesia maka perlu melihat sejarah

Lebih terperinci

Analisa Biaya Pemasaran

Analisa Biaya Pemasaran Analisa Biaya Pemasaran Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk dapat dihasilkan secara besar-besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin. Permasalahan yang

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH DAN PEMERINTAH UKRAINA Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina di dalam Persetujuan ini disebut sebagai Para Pihak pada Persetujuan; Sebagai peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seberapa besar keinginan masyarakat Indonesia untuk terbang? Kutipan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seberapa besar keinginan masyarakat Indonesia untuk terbang? Kutipan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seberapa besar keinginan masyarakat Indonesia untuk terbang? Kutipan berikut adalah sebuah pertanyaan yang tampak sederhana terhadap kondisi masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran pelaksanaan..., Devi Wirasanti, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran pelaksanaan..., Devi Wirasanti, FKM UI, 2009 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soedijapranata Semarang. KUESIONER Judul Audit Operasional pada PT Sriwijaya Air Distrik Semarang

Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soedijapranata Semarang. KUESIONER Judul Audit Operasional pada PT Sriwijaya Air Distrik Semarang Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soedijapranata Semarang KUESIONER Judul Audit Operasional pada PT Sriwijaya Air Distrik Semarang Responden Yth, Dalam rangka menyelesaikan studi pada program Sarjana

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS YANG SEDANG BERJALAN. AHU AH Tahun Kantor pusat perusahaan ini bertempat di

BAB 3 ANALISIS YANG SEDANG BERJALAN. AHU AH Tahun Kantor pusat perusahaan ini bertempat di BAB 3 ANALISIS YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Zima Trans Logistic ini mendapat pengesahan akta dengan nomor AHU-100559.AH.01.01 Tahun 2008. Kantor pusat perusahaan ini bertempat di Komplek

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Sumber Mas merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI

JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI NOTE : SETIAP DIVISI WAJIB QUALITY CONTROL DI BAGIAN MASING-MASING KLIEN ORDER BESERTA DP 60% CUSTOMER SERVICE TERIMA ORDER ISI FORM ORDER OLEH KLIEN ACC

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan L

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan L No.817, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Penyelenggaraan Angkutan Udara. Perubahan Kesepuluh. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KESEPULUH

Lebih terperinci

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA *47919 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 38 BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Pelayaran MitraBahari Sentosa (MBS) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayaran (shipping) yang dirintis sejak tahun 1996 dengan

Lebih terperinci

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang penelitian Industri penerbangan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung relatif

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman

Lebih terperinci

FRACTIONAL AIRCRAFT OWNERSHIP

FRACTIONAL AIRCRAFT OWNERSHIP BAB 2 FRACTIONAL AIRCRAFT OWNERSHIP Fractional Aircraft Ownership (FAO) adalah konsep kepemilikan pesawat di mana pengguna hanya perlu membeli sebagian kecil saham dari pesawat dibanding membeli keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Perusahaan-perusahaan besar saat ini menggunakan sistem Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Perusahaan-perusahaan besar saat ini menggunakan sistem Teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Perusahaan-perusahaan besar saat ini menggunakan sistem Teknologi Informasi yang berkembang sedemikian pesat. Keamanan data/informasi elektronik menjadi hal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan 180 Lampiran 1 Perancangan Sistem Manajemen Mutu Pada PT. Garuda Indonesia Pedoman Mutu Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Garuda Indonesia harus menerapkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah perusahaan PD. Karya Delitama adalah perusahaan yang didirikan pada 6 Maret 1997. Perusahaan ini bergerak dalam bidang distribusi alat-alat teknik,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment L.1 Lampiran 1 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment L. Lampiran Neraca Keuangan PT. XYZ Tahun 008 (dalam Rupiah) Aktiva I. Aktiva Lancar 1. Kas/ Bank 335,000,000. Piutang dagang 346,836,000 3. Piutang karyawan

Lebih terperinci

BAB II PT. BARUMUN. Transportasi merupakan pemindahan barang dan manusia dari tempat asal

BAB II PT. BARUMUN. Transportasi merupakan pemindahan barang dan manusia dari tempat asal BAB II PT. BARUMUN A. Sejarah Singkat PT. BARUMUN Transportasi merupakan pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Transportasi bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan semakin besar, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 2012,seperti yang tercantum pada theglobal-review.com menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Sebelum PT. Panca Pilar Tangguh sebagai perusahaan yang besar, perusahaan ini awalnya berdiri pada tahun 1981 dengan nama usaha Berkat Jaya yang

Lebih terperinci

kegiatan angkutan udara bukan niaga dan lampirannya beserta bukti

kegiatan angkutan udara bukan niaga dan lampirannya beserta bukti -3-1.26. 1.27. 1.28. 1.29. 1.30. 1.31. 1.32. 1.33. 1.34. 1.35. 1.36. 1.37. 1.38. Perusahaan angkutan udara asing dan badan usaha angkutan udara yang melaksanakan kerjasama penerbangan pada rute luar negeri

Lebih terperinci

ISS INDONESIA KEBIJAKAN PERJALANAN MUTASI DINAS KARYAWAN. Menetapkan : KEPUTUSAN MANAJEMEN TENTANG KEBIJAKAN PERJALANAN MUTASI DINAS KARYAWAN

ISS INDONESIA KEBIJAKAN PERJALANAN MUTASI DINAS KARYAWAN. Menetapkan : KEPUTUSAN MANAJEMEN TENTANG KEBIJAKAN PERJALANAN MUTASI DINAS KARYAWAN ISS INDONESIA KEBIJAKAN PERJALANAN MUTASI DINAS KARYAWAN Menimbang : (1) Perusahaan perlu mengatur kebijakan atas perjalanan mutasi dinas karyawan untuk dijadikan pedoman oleh karyawan sehingga mereka

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN M E M U T U S K A N : NOMOR : KM 81 TAHUN 2004

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN M E M U T U S K A N : NOMOR : KM 81 TAHUN 2004 KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 81 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UDARA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2001 telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang peranan penting dalam perekonomian terutama kebutuhan mobilisasi manusia dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Analisa Sistem Berjalan 3.1.1 Riwayat Perusahaan PT. Xsis Mitra Utama didirikan di Jakarta pada awal tahun 2005, sebagai sebuah tambahan / cabang usaha dari PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Arus barang domestik dan internasional dalam era globalisasi dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Arus barang domestik dan internasional dalam era globalisasi dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Arus barang domestik dan internasional dalam era globalisasi dewasa ini semakin meningkat karena wilayah perdagangan dan kebutuhan konsumen akan barang

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkuta

2 menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkuta BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1901, 2014 KEMENHUB. Angkutan Udara. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 77 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang 51 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang automotive accessories, plastic injection, dan moulding

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci