MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN MANNA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN MANNA"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN MANNA Firman Hayadi Dosen Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Berbagai upaya model pembelajaran diberikan saat memberi kuliah, dengan harapan agar mahasiswa mudah memahami materi yang diberikan. Model pembelajaran Student Center Leraning (SCL) merupakan salah satu metode pembelajaran dalam KBK. Small Group Discussion (SGD) adalah diskusi kelompok kecil (tutorial) yang merupakan inti dari PBL. Kehidupan PBL (aktivitas pembelajaran) bertumpu pada proses tutorial. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan hasil belajar dan meningkatkan nilai mata kuliah kesehatan masyarakat dan mengidentifikasi sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior). Penelitian adalah quasi eksperimen yaitu mengukur hasil belajar sebelum dan sesudah intervensi dan hasil belajar mahasiswa self study rendah dan self study tinggi dalam Small Group Discussion (SGD). Self study tinggi, jika mahasiswa aktif dan terlibat dalam step seven jump, sedangkan self study rendah, jika mahasiswa tidak melaksanakan atau sebagaian melaksanakan step seven jump. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester IV yang tidak lulus mata kuliah Kesehatan Masyarakat sebanyak 26 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 26 mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran sebagai intervensi, maka didapatkan: Tes ke-1, diperoleh nilai dari 26 mahasiswa jumlah nilai 1647, nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 50. Nilai rerata 63,35 dan standar deviasi 7,9. Tes ke-2, diperoleh nilai dari 26 mahasiswa jumlah nilai 2283, nilai tertinggi 94, nilai terendah 76. Nilai rerata 87,81 dan standar deviasi 4,382. Berdasarkan hasil kedua tes tersebut terdapat selisih rerata 24,46. Ada perbedaan antara tes ke-1 dan ke-2. Untuk pretes didapatkan nilai terbanyak adalah nilai 82 (26,9%). Kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode SGD meningkatkan hasil belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Manna secara signifikan. Kata Kunci: Pembelajaran, Small Group Discussion, Hasil Belajar PENDAHULUAN Diundangkannya Undang- Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan bukti pengakuan terhadap profesionalitas pekerjaan guru dan dosen semakin mantap. Melaksanakan pembelajaran merupakan tridarma perguruan tinggi yang wajib dilaksanakan oleh dosen. Dosen diberikan wewenang untuk memilih model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi peserta didik. 42

2 Berbagai upaya model pembelajaran diberikan saat memberi kuliah, dengan harapan agar mahasiswa mudah memahami materi yang diberikan. Model pembelajaran Student Center Leraning (SCL) merupakan salah satu metode pembelajaran dalam KBK. SCL adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik di pusat kegiatan pembelajaran. Dalam SCL para peserta didik memiliki dan memanfaatkan peluang dan atau keleluasaan untuk mengembangkan segenap kapasitas dan kemampuannya (prior knowledge and experience) sebagai pembelajar sepanjang hayat. Ada beberapa macam pendekatan metode SCL, antara lain Individual Learning, Autonomous Learning, Active Learning, Selfdirected Learning, Collaborative Learning, Cooperative learning, Competitive Learning, Case-Based Learning, Research-based Learning, Problem-Based Learning, Student Teacher Aesthethic Role-Sharing (STAR). Berbagai penelitian menunjukan metode small group discution lebih efektif dalam penerapan pembelajaran antara lain penelitian Dedi Afandi dkk (2009) bahwa metode pengajaran dengan tambahan diskusi kelompok kecil lebih baik daripada metode kuliah konvensional dalam meningkatkan pengetahuan dan retensi kaidah dasar bioetika. Penelitian Ariska dkk, bahwa determinan paling membentuk intensi adalah Attitude Toward Behavior. Akademi Kebidanan Manna, merupakan mendidik mahasiswa dengan program diploma III kebidanan yaitu pendidikan vokasi, dengan mata kuliah 60% pembelajaran praktik, sementara pembelajaran teori dilaksanakan tatap muka dengan waktu terbatas, metode yang digunakan oleh dosen umumnya lebih banyak (80%) menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Mata kuliah kesehatan masyarakat terdiri dari 2 SKS dan 1 SKS teori. Hasil belajar yang diperoleh mahasiswa belum memuaskan karena hasil ujian 50% mahasiswa mendapat nilai kurang 43

3 dari 60, dan sudah dilaksanakan ujian ulang 2 kali. Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa dengan pertanyaan, mengapa hasil ujian saudara rendah?. Mahasiswa menjawab unumnya mereka kurang memahami materi kuliah yang diberikan oleh dosen, mereka pasif, mahasiswa hanya mendengar dan kurang merespon apa yang disampaikan oleh dosen. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dilakukan dengan metode small group discution, sehingga diharapkan mahasiswa lebih aktif dan terlibat seluruhnya Small Group Discussion (SGD) adalah diskusi kelompok kecil (tutorial) yang merupakan inti dari PBL. Kehidupan PBL (aktivitas pembelajaran) bertumpu pada proses tutorial. Di dalam proses tutorial ini, para peserta didik bersama-sama dengan tutor melakukan pemahaman dan pencarian pengetahuan yang terdapat dalam masalah yang tersaji di modul (skenario) melalui langkahlangkah terstruktur guna mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan maupun tujuan belajar yang lebih dari itu. Self study adalah tahapan wajib yang harus dilalui oleh peserta didik, tetapi sangat disayangkan jika saat step self study sebagian peserta didik melaksanakannya dengan tidak optimal, misalnya cukup puas dengan referensi yang ada dan tidak mencari lebih untuk memenuhi keingintahuan peserta didik terhadap kasus yang sedang dibahas. Idealnya mereka aktif mencari referensi lebih kemudian mempelajari dan memahaminya. Dari sinilah pengetahuan mereka bertambah dan bagus atau tidaknya nilai mahasiswa dalam proses SGD ini sangat dipengaruhi oleh self study nya. Apabila self studynya optimal dengan mancari serta membaca referensi terkait, maka nilainya pun akan bagus begitu juga sebaliknya. Dengan kata lain metode pembelajaran SGD, dengan self study ini menuntut adanya kesungguhan dari peserta didik untuk lebih aktif dalam mencari referensi dan menggali kasus yang sedang dibahas, serta belajar untuk memahami, serta dapat dikatakan bahwa tingkah laku 44

4 yang kurang aktif dalam proses pembelajaran ini dapat mengurangi optimalisasi pembelajaran dengan metode pembelajaran ini. Metode pembelajaran seperti ini yang menuntut kemandirian peserta didik (student center learning) merupakan metode yang digunakan di perguruan tinggi khususnya pada institusi kesehatan termasuk dalam pendidikan kebidanan, berbeda halnya dengan sekolah yang banyak menggunakan metode ceramah. Saat peserta didik berada di perguruan tinggi, diharapkan mereka dapat mengikuti tuntutan yang muncul ketika mereka berada di dalamnya. Beberapa kajian pendidikan yang berkenaan dengan pembelajaran pada jenjang perguruan tinggi saat ini patut mendapat suatu perhatian. Kajian itu diantaranya tentang mindset yang muncul dari kebiasaan gaya mengajar teachecentered instruction dan situasi pendidikan saat ini (Weimer, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hasil belajar dan meningkatkan perolehan nilai mata kuliah kesehatan masyarakat. Mengidentifikasi sikap terhadap perilaku (Attitude Toward Behavior) Manfaat penelitian ini memberikan informasi kepada dosen dalam mengembangkan dan memilih metode pembelajaran yang tepat. Kelemahan penelitian ini tidak menggunakan variabel kontrol, sehingga hasil penelitian hanya melihat kelompok yang di intervensi, sedangkan kekuranganya, penelitian ini dilakukan pada satu mata kuliah, sehingga tidak menggambarkan secara menyeluruh hasil belajar pada mata kuliah lainnya. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan ratarata nilai mata kuliah kesehatan masyarakat sebelum dan sesudah intervensi pada mahasiswa semester IV Akbid Manna. Apakah ada perbedaan hasil belajar mahasiswa dengan self study rendah dengan self study tinggi. Hipotesis adalah ada perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah intervensi dan ada perbedaan hasil belajar mahasiswa self study rendah dengan self study tinggi. 45

5 Kerangka pemikiran : Pretest Intervensi Postest Mahasiswa Semester IV Hasil TES: - Baik - Kurang PBM metode: - Small group - Self study Hasil TES : - Baik - Kurang Faktor internal: - Sikap - Kepribadian - Value (nilai) - Kondisi emosi - Intelegesia Faktor ekternal : - Lingkungan - Fasilitas belajar - Dukungan orang tua - Sumber belajar KAJIAN TEORITIK A. Metode Pembelajaran Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang mempunyai arti: jalan, cara. Karena itu, metode diartikan cara melakukan sesuatu. Dalam dunia pembelajaran, metode diartikan cara untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuantujuan pembelajaran. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan bersifat filosofis, atau bersifat aksioma. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode pembelajaran terkadang juga disebut sebagai teknik penyajian. Adapun metode pembelajaran menurut Tardif adalah Cara yang berisi prosedur buku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada 46

6 peserta didik. Metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Metode pembelajaran adalah cara atau alat yang digunakan untuk menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik dan dilaksanakan secara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuantujuan pembelajaran. B. Metode Pembelajaran Small Group Discussion Small group discussion adalah diskusi kelompok kecil yang terdiri dari mahasiswa dengan didampingi oleh tutor. Dalam diskusi ini mahasiswa-mahasiswa tersebut diberi tugas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah diberikan dalam waktu tertentu. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab akan dibawa ke kuliah narasumber, tetapi apabila tidak ada pertanyaan dari mahasiswa maka kuliah narasumber ditiadakan. 1. Manfaat a. Tugas dapat diselesaikan dengan mudah karena dikerjakan secara bersamasama. b. Dengan adanya diskusi maka berbagai pendapat yang disampaikan oleh anggota kelompok dapat menambah pengetahuan seluruh anggota kelompok. c. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah diberikan maka mahasiswa terbantu untuk lebih memahami materi yang sedang dipelajari serta terbantu untuk membuat ringkasan sehingga mempermudah belajar. d. Membantu mahasiswa dapat mencapai learning objectives. 2. Tujuan a. Melatih mahasiswa untuk mencapai metode pembelajaran students centred learning. 47

7 b. Melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. c. Menambah pengetahuan dan informasi. d. Saling membantu sesama anggota kelompok 3. Isi Small group discussion merupakan diskusi antar anggota dalam kelompok untuk menjawab pertanyaanpertanyaan atau tugas. Pertanyaan yang diberikan tersebut merupakan pendalaman dari materi yang diberikan dalam minilecture. Tugas tersebut juga dilengkapi dengan daftar pustaka yang dapat dijadikan literature (terdapat pada modul mata kuliah) untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tadi. Diharapkan mahasiswa sudah menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut sebelumnya sehingga saat minilecture yang terjadi adalah diskusi antara mahasiswa dan dosen pengampu, kemudian hasilnya akan disampaikan pada anggota kelompok lainnya dalam small group discussion. Pertanyaanpertanyaan dalam small group discussion akan dijadikan materi ujian Multiple Choice Questions. Teknik belajar secara berdikusi kelompok kecil (small group discussion) adalah suatu proses yang melibatkan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan berhadaphadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah pasti melalui cara tukar menukar informasi, pengalaman, sendiri atau pemecahan masalah. Metode diskusi berusaha untuk mendorong partisipasi peserta didik secara aktif dari semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran tersebut. Di sini suasana dialog, debat bahkan perselisihan paham justru diberikan berkembang yang dianggap tidak ada pikiran superior yang tidak dapat 48

8 dibantah termasuk pikiran pengajar sekalipun. Metode diskusi dianggap sangat efektif untuk merangsang mengembangkan ide-ide bebas yang menjadi landasan bagi tumbuhnya pengertian murni peserta didik. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan pengertian small goup discussion adalah salah satu metode pembelajaran antara dosen dan mahasiswa ada proses interaksi di antara peserta diskusi untuk memecahkan suatu permasalahan dengan suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama yang dilakukan dalam kelompok kecil. Pembelajaran SGD tidak terpisahkan dengan self study, ada 7 langkah mulai dari fokus kasus sampai pemecahan masalah yang biasa disebut Seven jump. Tahap-tahapnya adalah Step- 1: Clarifying unfamiliar terms, Step-2: Problem definitions, Step-3: Brain storming, Step-4: Analyzing the problems, Step-5: Formulating learning issues, Step-6: Self-study, Step-7: Reporting. Dari ketujuh tahapan ini, self study adalah inti dari Small Group Discussion (SGD) karena pada tahap inilah peserta didik mencari referensi, menyelesaikan Learning Objective, dan memahami bahan referensi yang mereka peroleh yang kemudian akan dilaporkan pada step 7/ reporting. Paham atau tidaknya peserta didik terhadap materi yang dipelajari, sedikit atau banyaknya ilmu yang mereka dapatkan ketika menjalani proses SGD, puas atau tidaknya mereka dengan reporting sangat tergantung bagaimana kesungguhan seseorang dalam melakukan self study. 49

9 C. Hasil Belajar Hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, baik secara individu maupun kelompok. Sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menilai keberhasilan peserta didik, evaluasi memegang peranan yang sangat penting.sebab melalui evaluasi pengajar dapat menentukan apakah peserta didik yang diajarnya sudah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan sehingga mereka layak diberikan program pembelajaran baru. Hasil belajar dapat dilihat dari perubahan-perubahan dalam pengetahuan, perubahan itu dapat berupa suatu yang baru nampak dalam perilaku yang nyata dan dapat pula penyempurnaan terhadap suatu yang pernah dipelajari. Dengan kata lain hasil belajar merupakan hasil akhir dari kegiatan pembelajaran yang dapat diamati dan merupakan pencerminan proses belajar yang telah berlangsung. Untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar peserta didik dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh berdasarkan ujian. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada diri individu, perubahan tidak hanya pada pengetahuan tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut. Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar dapat diukur dengan menggunakan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2009:32). Hasil tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dalam materi pelajaran yang diberikan. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai tes mahasiswa pada mata kuliah kesehatan masyarakat. 50

10 D. Statistik Nonparametrik Berdasarkan jenisnya, statistik dibedakan menjadi statistik deskriptif dan statistik inferensial/induktif. Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan metode atau cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau mengurai data. Statistik deskriptif mengacu pada bagaimana menyusun atau mengorganisasi data, menyajikan dan menganalisa data. Menyusun, menyaijikan dan menganalisa data dapat dilakukan dengan menentukan nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, dan persen/proporsi. Cara lain menggambarkan data adalah dengan membuat tabel, distribusi frekuensi, diagram dan grafik Statistik inferensial/ induktif adalah statistik yang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakteristik atau ciri dari suatu populasi. Dengan demikian dalam statistik inferensial dilakukan suatu generalisasi (memperumum) dari hal yang bersifat khusus (kecil) ke hal yang lebih luas (umum), oleh karena itu statistik inferensial disebut juga statistik induktif atau statistik penarikan kesimpulan. Sampelnya harus independen. Statistik nonparametrik dapat digunakan pada data dengan skala nominal, ordinal, interval maupun rasio. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen yaitu mengukur hasil belajar sebelum dan sesudah intervensi dan hasil belajar mahasiswa self study rendah dan self study tinggi dalam Small Group Discussion (SGD) pada mahasiswa semester IV Akademi Kebidanan Manna. Self study tinggi, jika mahasiswa aktif dan terlibat dalam step seven jump, sedangkan self study rendah, jika mahasiswa tidak melaksanakan atau sebagaian melaksanakan step seven jump. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester IV yang tidak lulus mata kuliah kesehatan masyarakat sebanyak 26 orang. Adapun tahapan penelitian adalah : 51

11 Tabel 1. Tahapan dan Bahan/Alat Penelitian Kegiatan Usulan Penelitian Persiapan Pembuatan alat ukur Uji coba alat ukur Pretest Intervensi PBM dengan metode SGD dan pengamatan Postest Laporan hasil Pihak terkait PPM Dosen Mahasiswa Bahan/alat Proposal Panduan Naskah soal Soal Pretest Buku sumber Jurnal Labtop Kertas Soal Postest Kertas Komputer Instrumen pada penelitian ini adalah soal-soal tes berbentuk pilihan berganda terdiri dari soal pretest dan postest dengan menggunakan uji statistik nonparametrik. Langkah langkah menyusun instrumen sebagai berikut : (1) membuat kisi kisi soal yang di dalamnya menguraikan indikator hasil belajar, (2) berdasarkan kisi kisi tersebut selanjutnya adalah menyusun butir-butir soal, (3) melakukan uji coba instrumen, dilakukan pada mahasiswa yang telah lulus mata kuliah kesehatan masyarakat. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan uji statistik dependen test. Sedangkan untuk mengamati self study melalui pengamatan langsung selama proses intervensi berlangsung. Alat ukur yang di gunakan checklist, dengan option 2 kategori yaitu aktif kurang aktif. Jika mahasiswa aktif di beri koding 2, jika kurang aktif diberi koding 1. Kategori hasil ukur yaitu dengan melihat jumlah self study 52

12 tinggi jika mahasiswa aktif dalam mengikuti kegiatan PBM, sedangkan self study rendah jika mahasiswa kurang/tidak aktif mengikuti kegiatan PBM. HASIL Setelah dilakukan tahapan yaitu mulai dari pretest, kemudian dilakukan intervensi sebanyak 4 kali tatap muka dengan metode SGD, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2: Data Pretest dan Postest Destribusi Pretest Postest Selisih Frekwensi mean Total Nilai Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata 63,35 87,81 24,46 Standar deviasi 7,9 4,3 47,7 Scor-t 101,1 belajar sebelum dan sesudah intervensi yaitu selisih rata-rata (selisih mean score) 24,46 dengan tingkat kemaknaan 0,001 artinya ada perbedaan yang bermakna hasil belajar dengan metode small group discution sebelum dilakukan intervensi dengan sesudah intervensi. Berdasarkan hipotesis penelitian yang dikemukakan, maka hipotesis diterima yaitu ada perbedaan yang bermakna hasil belajar sebelum dan sesudah perlakuan (intervensi) pada mahasiswa semester IV Akademi Kebidanan Manna. Hasil penelitian self study diperoleh melalui observasi selama proses perlakukan (intervensi) yaitu saat pembelajaran metode small graoup sebanyak 4 kali pertemuan terhadap 26 orang mahasiswa. Untuk lebih jelas disajikan pada Tabel 3. df 25 sig 0,001 Dari data pada tabel 2 diperoleh bahwa ada perbedaan hasil 54

13 Tabel 3 : Destribusi Frekwensi Self Study Kategori Jumlah % Mahasiswa Self Study Tinggi Mahasiswa Self Study Rendah 17 orang 9 orang Hasil belajar Nilai Selisih Ratarata ratarata Postest 65, , Dari data pada tabel 3 diperoleh bahwa mahasiswa yang aktif selama proses pembelajaran memperoleh rata-rata nilai lebih tinggi dari pada mahasiswa yang selama proses pembelajaran kurang aktif. Berdasarkan hipotesis yang diajukan bahwa ada perbedaan nilai rata-rata (mean score) antara mahasiswa yang aktif mengikuti program pembelajaran dengan mahasiswa yang tidak/kurang aktif, dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 26 mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran sebagai intervensi, maka di dapatkan: 1. Tes ke 1. Dari 26 mahasiswa jumlah nilai 1647, nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 50. Nilai rerata 63,35 dan standar deviasi 7,9. 2. Tes ke 2. Dari 26 mahasiswa jumlah nilai 2283, nilai tertinggi 94, nilai terendah 76. Nilai rerata 87,81 dan standar deviasi 4,382. Dari hasil ke 2 tes tersebut terdapat selisih rerata 24,46. Ada perbedaan antara tes k1 dan ke 2. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 1.berikut. Gambar 1. Grafik Hasil Pretes Untuk pretes didapatkan nilai terbanyak adalah nilai 82 (26,9%). Dari hasil tes tersebut hasil tes 55

14 kurang memuaskan, namun masih ada mahasiswa nilai terlalu rendah sehingga kurva tersebut tidak normal, hal tersebut dikarenakan mahasiswa kurang memahami materi pembelajaran yang sebelumnya sudah diberikan oleh dosen. Sedangkan hasil postes (tes ke-2) sebagai berikut : Gambar 2 : Grafik Hasil Postes Hasil postes menunjukan ada peningkatan nilai rata-rata yaitu 87,81. Hal tersebut karena sudah dilakukan perlakuan yaitu pembelajaran dengan metode small group sebanyak 4 kali pertemuan, hal tersebut menunjukan semakin tinggi tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Hasil postes yang memuaskan, kemungkinan karena kegiatan tersebut merupakan hal yang baru bagi mahasiswa sehingga semangat dan motivasi terlihat cukup 56 menonjol. Selain itu adanya ambisi untuk memperbaiki nilai yang masih rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muniarsih (2010) dalam skripsinya yang berjudul Intensi untuk diskusi dalam kelas pada Mahasiswa Psikologi Universitas Padjadjaran angkatan 2009 adalah 71% mahasiswa fakultas Psikologi tersebut dikarenakan metode diskusi adalah metode yang paling cocok untuk Fakultas Psikologi yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Selain itu, sistem di Fakultas Psikologi yang memberikan prosentase penilaian 20%-30% untuk mahasiswa yang aktif dalam proses diskusi. Sementara penelitian Siti Mutmainah (2010) bahwa penerapan case-based learning secara signifikan berpengaruh terhadap meningkatnya pemahaman mahasiswa pada materi akuntansi keperilakuan. Meskipun telah cukup efektif diterapkan di kelas, penerapan cooperative learning dan studentcentered learning belum cukup signifikan mempengaruhi peningkatan pemahaman mahasiswa pada materi kuliah.

15 Hasil penelitian self study, bahwa dari 26 orang, sebanyak 17 orang mahasiswa dikategorikan self study tinggi dan 6 oarang mahasiswa dikategorikan self study rendah. Sementara nilai yang dipeoleh mahasiswa dengan self study tinggi rata-rata nilai 85, dan mahasiswa dengan self study rendah memperoleh nilai rata-rata 65. Dengan demikian ada perbedaan rata-rata nilai antara mahasiswa self study tinggi dengan mahasiswa self study rendah. Menurut Jarolimack (dalam Psikologi Humanistik) menyebutkan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi seseorang yang dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman masingmasing individu. Menurut M. Jainuri (2012) manusia selalu bertingkah laku secara masuk akal dan dengan mempertimbangkan berbagai informasi dan pengalaman yang ada dan secara implisit maupun eksplisit mempertimbangkan implikasi dari tingkah lakunya. Selain memiliki self study tinggi, akan tetapi sebagian kecil 57 responden memiliki self study rendah sebanyak 9 orang (34,6%). Kondisi tersebut dimungkinkan karena personal peserta didik yang kurang aktif mengikuti jalanya SGD, sementara mahasiswa lainya lebih antusias mengikuti SGD, self study kurang memberikan dampak pengetahuan yang signifikan, dalam artian mahasiswa lebih percaya ilmu yang disampaikan oleh dosen dibanding ilmu yang didapatnya sendiri, hal tersebut kurang percaya diri terhadap ilmu yang diperoleh melalui self study. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muniarsih (2010) dalam skripsinya yang berjudul Intensi untuk diskusi dalam kelas pada Mahasiswa Psikologi Universitas Padjadjaran Angkatan 2009 didapatkan data bahwa 29% mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2009 mempunyai intensi yang lemah hal ini dikarenakan keyakinan mahasiswa bahwa metode diskusi ini kurang memberikan dampak penambahan ilmu yang signifikan. Mereka tidak mendapatkan ilmu yang pasti yang bersumber dari dosen langsung tetapi

16 ilmu yang didapat berasal dari teman sendiri. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan Adhariyani (2010) Intensi melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat didapatkan bahwa hampir seluruh responden perempuan (89%) memiliki intensi yang kuat untuk melaksanakan PHBS. Hal ini sejalan dengan karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu 90% adalah perempuan. Intensi untuk melakukan self study dalam proses small group discussion merupakan indikasi seberapa kuat kecenderungan responden mahasiswa menampilkan perilakunya melaksanakan self study, mencari jurnal ilmiah, membaca text book, bertanya pada pakar, mencari sumber di web terpercaya dalam berbagai bentuk dan kesempatan. Intensi perilaku juga mengindikasikan seberapa kuat keinginan responden untuk mencoba dan seberapa banyak usaha yang ia lakukan untuk memenuhi tugas dalam proses self study dengan belajar mandiri. 58 Attitude toward behavior merupakan sikap terhadap suatu perilaku yang dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawa kepada hal yang diinginkan atau tidak diinginkan. Dalam penelitian ini, mahasiswa Akbid Manna kemungkinan self study dirasa membawa manfaat untuk peserta didik seperti kesiapan untuk mengikuti reporting, menambah pengetahuan karena step self study adalah step yang membebaskan mahasiswa untuk bereksplorasi serta mencari tahu ilmu apapun yang terkait, dan yang pasti harapannya adalah ketika self study berjalan dengan bagus maka nilai yang didapatpun akan bagus. Dengan kata lain mahasiswa menganggap melaksanakan self study adalah akan mendatangkan konsekuensi baik baginya. SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran dengan metode small graoup discution (SGD) meningkatkan hasil belajar mahasiswa Akademi

17 Kebidanan Manna secara signifikan, pembelajaran SGD dapat merangsang mahasiswa untuk lebih aktif mengikuti pembelajaran. Self study meningkatkan kreatifitas mahasiswa mengikuti pembelajaran, dan perilaku mahasiswa dapat diamati melalui self study. Ada perbedaan yang bermakna hasil belajar mahsiswa Akademi Kebidanan Manna sebelum dan sesudah intervensi metode pembelajaran SGD. Ada perbedaan hasil belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Manna, self study tinggi dan self studynya rendah selama mengikuti program pembelajaran SGD. Direkomendasikan kepada dosen Akademi Kebidanan Manna, agar melaksanakan pembelajaran SCL dengan metode yang cocok dengan mata kuliah dan kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa. Penelitian selanjutnya dianjurkan mengamati model pembelajaran praktik klinik dengan metode studi kasus. RUJUKAN (Daftar Pustaka) Adhariyani. (2010). Intensi melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta. Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. (2009). Peneilitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara. Dedi Afandi. (2009). Effects of an additional small group discussion to cognitive achievement and Retention in basic principles of bioethics teaching methods. Med. Jurnal Indonesia. M. Jainuri. (2012). Analisis Komparasi Hasil Belajar Statistik II Menggunakan Metode Small Group Disscussion dan Konvensional (Studi pada Mahasiswa Pendidikan Matematika.Jurnal pendidikan. Muniarsih. (2010). Intensi untuk diskusi dalam kelas pada Mahasiswa Psikologi Universitas Padjadjaran. Bandung. Mutmainah Siti. (2007). Pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif Berbasis kasus yang berpusat pada mahasiswa terhadap Efektivitas pembelajaran akuntansi keperilakuan. Jurnal UNDIP. Semarang 59

Keywords: intentions, self study, small group discussion

Keywords: intentions, self study, small group discussion INTENSI MELAKSANAKAN SELF STUDY (SEVEN JUMP : STEP 6) DALAM SMALL GROUP DISCUSSION (SGD) PADA MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Ariska Juniar Arlan 1 Nita Fitria

Lebih terperinci

BAB IV. Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi. experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin

BAB IV. Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi. experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penerapan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012 PERBANDINGAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE DENGAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN Yennita Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Lebih terperinci

Panduan Modul Manajemen Rumah Sakit

Panduan Modul Manajemen Rumah Sakit Panduan Modul Manajemen Rumah Sakit Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab Pekanbaru 2015 Topic Tree Pengantar Manajemen Rumah Sakit Patient Safety dan Hospital

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian kualitatif bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN. kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian kualitatif bertujuan untuk BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dibagi menjadi dua tahap yaitu hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian kualitatif bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Learning Problem based learning adalah salah satu penerapan metode pendidikan yang berbasis pada masalah dimana mahasiswa harus memecahkan masalah secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA Shofia Ummi dan Rahmatsyah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan shofiaazhar@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS Wahyu Wulansari SMK Bhakti Mulia Kediri wahyuwulansari@yahoo.com Abstract: The purpose of this study

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global saat ini, menuntut perguruan tinggi untuk menyesuaikan tuntutan dunia kerja, alasan ini dikembangkan

Lebih terperinci

Keywords: Competency Based Curriculum, Small Group Discussion, Cognitive

Keywords: Competency Based Curriculum, Small Group Discussion, Cognitive PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) dengan SMALL GROUP DISCUSSION (SGD) UNTUK MENGUKUR KOGNITIF PADA MAHASISWA Dian Nur Adkhana Sari STIKES Surya Global Dian.adkhana@gmail.com ABSTRAK Kurikulum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 12 yang merupakan SD imbas di Gugus Yos Sudarso Kecamatan Sidorejo,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam bahasa Inggris comparation,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas hasil analisis data yang telah dilakukan. Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Ariska Juniar Arlan, Nita Fitria, Imas Rafiyah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung

Ariska Juniar Arlan, Nita Fitria, Imas Rafiyah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung INTENSI MELAKSANAKAN SELF STUDY (SEVEN JUMP : STEP 6) DALAM SMALL GROUP DISCUSSION (SGD) PADA MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Ariska Juniar Arlan, Nita Fitria,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Turi yang beralamatkan di Desa Turi,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN Karya Sinulingga dan Amelia Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan amels_heart@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur Penerapan Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbahan Ajar Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Mata Pelajaran Kalkulus II Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana

Lebih terperinci

Dheska Arthyka Palifiana ABSTRAK

Dheska Arthyka Palifiana ABSTRAK PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN PRAKTIK LABORATORIUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II (PERSALINAN) MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN NYAI AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA Dheska Arthyka Palifiana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas kesehatan khususnya memberikan asuhan pelayanan kepada pasien yang meliputi kebutuhan biologis, psikologis, sosiokultural

Lebih terperinci

Pengaruh Model Diskusi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sangalla

Pengaruh Model Diskusi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sangalla 267 Jurnal KIP Vol II No. 3, Nopember 2013 Februari 2014 Pengaruh Model Diskusi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sangalla J. S. Paliling d.palilingmm@yahoo.com Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202. tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202. tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis kompetensi menyebabkan sistem pendidikan perguruan tinggi

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING PERUBAHAN PEMBELAJARAN DARI TEACHER CENTERED LEARNING MENJADI STUDENT CENTERED LEARNING MENGAPA HARUS MELAKUKAN PERUBAHAN PEMBELAJARAN? APAKAH DENGAN SISTIM PEMBELAJARAN YANG BIASA DILAKUKAN SUDAH DIANGGAP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar melibatkan keterampilan dan perilaku baru bagi peserta didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting karena berhasil tidaknya, demikian juga tinggi rendahnya kualitas hasil penelitiannya sangat ditentukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2012 sampai selesai dengan lokasi penelitiannya: di SD Negeri Secang 2, Magelang pada semester

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) This study aimed to determine: (1) the similarity of pretest between

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. DESKRIPSI DATA Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran data yang diperoleh

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Abidin 1), Moh. Salam ) 1) Alumni Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang beralamat

Lebih terperinci

Dwi Susi Haryati, Yeni Tutu Rohimah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Dwi Susi Haryati, Yeni Tutu Rohimah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BESED LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENCAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III PADA MAHASISWA SEMESTER IV JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Dunia pendidikan merupakan salah satu dari aspek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah, I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok yang berupa latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Untuk memberikan arah pembahasan yang lebih

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Stikes Surya Global merupakan salah satu insitusi. Kesehatan yang terletak di Ringroad selatan, Blado, Potorono

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Stikes Surya Global merupakan salah satu insitusi. Kesehatan yang terletak di Ringroad selatan, Blado, Potorono BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah penelitian Stikes Surya Global merupakan salah satu insitusi Kesehatan yang terletak di Ringroad selatan, Blado, Potorono Banguntapan Bantul. Tepatnya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,

Lebih terperinci

Amat Jaedun (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT-UNY)

Amat Jaedun (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT-UNY) PENERAPAN MODEL TUTOR TEMAN SEJAWAT BERBASIS INTERNET UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH FISIKA Amat Jaedun (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT-UNY)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan. lingkungannya (Rogers dalam Nursalam, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan. lingkungannya (Rogers dalam Nursalam, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Belajar Belajar merupakan proses perubahan perilaku atau kecakapan manusia berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya,

Lebih terperinci

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 203 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PBL (PROBLEM BASED

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harapan Stabat masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Harapan Stabat masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran guru dalam pembelajaran merupakan tokoh sentral dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih dan menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN 2.732 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN THE INFLUENCE OF INQUIRY LEARNING

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII.2 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII.2 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII.2 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI NURHAIDA MANURUNG Guru SMP Negeri 5 Kota Tebing Tinggi Email :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses pengembangan kreativitas. berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses pengembangan kreativitas. berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses pengembangan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan dan mengonstruksi pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri II Ngadipiro Wonogiri sebagai kelas eksperimen yang merupakan salah satu SD

Lebih terperinci

: Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana

: Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana Nama Institusi Tugas : Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana Selasa, 5 Juli 2011 Kegiatan : Pertemuan di BAA dengan dr. Gilang Yubiliana Pertemuan dengan dr.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan digilib.uns.ac.id 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan sikap bagi wanita usia subur tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada kelas VIII-A cenderung text book oriented dan teacher oriented. Hal ini terlihat dari hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 3 Cirebon

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 3 Cirebon BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 3 Cirebon SMA Negeri 3 Cirebon berdiri pada tanggal 9 November 1983 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP N 2 Kalasan merupakan sekolah yang beralamat di Kledokan, Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Visi SMP

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TEAM BASED LEARNING (TBL) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR

PENERAPAN MODEL TEAM BASED LEARNING (TBL) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN Halaman 31-39 PENERAPAN MODEL TEAM BASED LEARNING (TBL) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR Arisan Candra Nainggolan Jurusan

Lebih terperinci

PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan

PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan PEDOMAN SINGKAT PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, perencanaan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis siswa kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian. Pengumpulan data dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran eksperimen dengan desain post test only control group design yakni menempatkan subyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Student center learning (SCL) atau pembelajaran yang berfokus pada peserta didik merupakan model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pengukuran kognitif mahasiswa merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang mengujicobakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran menceritakan kembali isi teks biografi dengan menggunakan model skemata-kritis di kelas

Lebih terperinci

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN :

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN : IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEKNIK POLYA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MATEMATIKA II Yul Ifda Tanjung yulifda84@gmail.com Abstrak Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

Lebih terperinci

Soepri Tjahjono Moedji Widodo ABSTRAK

Soepri Tjahjono Moedji Widodo ABSTRAK EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATA KULIAH KOMUNIKASI DAN KONSELING MAHASISWA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN SEMESTER II UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Soepri Tjahjono Moedji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan design penelitian Quasi Experiment pre and post test with control group. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PRODI SI KEPERAWATAN STIKES BANYUWANGI TESIS UKHTUL IZZAH

PENGARUH METODE PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PRODI SI KEPERAWATAN STIKES BANYUWANGI TESIS UKHTUL IZZAH PENGARUH METODE PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PRODI SI KEPERAWATAN STIKES BANYUWANGI TESIS UKHTUL IZZAH 20141050063 PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dan peserta didik dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN Adelia Roza 1, Rahayu Fitri², Aruna Laila² 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan ilmu peserta didik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat untuk mencari, mengembangkan dan juga membekali siswa dengan berbagai kompetensi yang

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

STUDI TINGKAT PENGUASAAN RANGKAIAN SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) OLEH MAHASISWA PASCA PROSES PEMBELAJARAN MATA KULIAH TEORI KELISTRIKAN OTOMOTIF

STUDI TINGKAT PENGUASAAN RANGKAIAN SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) OLEH MAHASISWA PASCA PROSES PEMBELAJARAN MATA KULIAH TEORI KELISTRIKAN OTOMOTIF STUDI TINGKAT PENGUASAAN RANGKAIAN SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) OLEH MAHASISWA PASCA PROSES PEMBELAJARAN MATA KULIAH TEORI KELISTRIKAN OTOMOTIF Dwi Widjanarko Jurusan Teknik Mesin FT UNNES, e-mail

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. prodi D III Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, pembelajaran dilakukan pada

BAB V PEMBAHASAN. prodi D III Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, pembelajaran dilakukan pada BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa semester IV prodi D III Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, pembelajaran dilakukan pada mata kuliah asuhan kebidanan kegawatdaruratan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK Varianita SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl Batanghari No 2 Padang Harapan Kota Bengkulu e-mail: anidemsiretatasya@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP Usep Suwanjal SMK Negeri 1 Menggala Tulang Bawang Email : usep.suwanjal@gmail.com Abstract Critical thinking

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada

Lebih terperinci

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SISWA SD ATHIRAH KOTA MAKASSAR 1 Nurhadifah Amaliyah, 2 Waddi Fatimah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya daya serap peserta didik terhadap materi ajar masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya daya serap peserta didik terhadap materi ajar masih menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya daya serap peserta didik terhadap materi ajar masih menjadi salah satu masalah yang belum teratasi dengan baik pada mata pelajaran Fisika SMP. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah salah satu cara yang digunakan dalam suatu penelitian atau bisa juga dikatakan bahwa metode penelitian ini sebagai usaha untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasy experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI Eviliyanto 1, Endah Evy Nurekawati 2 1,2 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep Penilaian penguasaan konsep siswa dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk tes pilihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalahan yang dikaji yaitu tentang pemanfaatan modul mnemonic

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalahan yang dikaji yaitu tentang pemanfaatan modul mnemonic 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Permasalahan yang dikaji yaitu tentang pemanfaatan modul mnemonic dalam pembelajaran program paket C untuk meningkatkan hasil belajar, maka berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia saat ini umumnya disusun tidak mengikuti taksonomi dimensi pengetahuan yang akan dicapai

Lebih terperinci

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING STRATEGI (CLS) TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING STRATEGI (CLS) TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING STRATEGI (CLS) TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN TEORI KELISTRIKAN DAN KONVERSI ENERGI KELAS X di SMK N 3 YOGYAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI

Lebih terperinci