BAB V PEMBAHASAN. prodi D III Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, pembelajaran dilakukan pada
|
|
- Ari Herman Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa semester IV prodi D III Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, pembelajaran dilakukan pada mata kuliah asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal dengan materi hipertensi dalam kehamilan. Penelitian dilakukan dengan rincian pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan metode pembelajaran problem based learning dan pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan metode ceramah. A. Metode Pembelajaran Pada kelas eksperimen dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 7-8 mahasiswa setiap kelompoknya. Jumlah anggota kelompok tersebut sesuai dengan pendapat Rideout (2001) bahwa anggota kelompok diskusi PBL terdiri dari 5-10 anggota. Kemudian pada awal pembelajaran masing-masing kelompok diberi contoh kasus nyata tentang ibu hamil 37 minggu G1P0A0 dengan hipertensi dan hasil pemeriksaan protein urine positif. Kasus tersebut kemudian dianalisis oleh mahasiswa sebagai pengantar untuk menentukan tujuan pembelajaran. Sesuai teori oleh Hosnan (2014) yang menyatakan bahwa pada pembelajaran problem based learning menjadikan masalah nyata sebagai pemicu bagi proses belajar peserta didik sebelum mereka mengetahui konsep formal. Pembelajaran PBL pada penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah dan prosedur PBL pada teori Amir (2015) yang terdiri dari tujuh langkah 41
2 42 proses PBL. Ketujuh langkah tersebut dilakukan dalam dua kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama langkah satu sampai lima dan pertemuan kedua langkah enam dan tujuh. Selama proses PBL berlangsung, tiap-tiap kelompok dibagi menjadi ketua, sekretaris dan anggota serta ditemani oleh seorang tutor. Tutor menuntun dan membimbing mahasiswa agar lebih aktif dan analis serta tidak hanya berinteraksi dengan dosen sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan teman sejawat sebagai tim dan juga dengan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selama penelitian, tutor selalu mengawasi, mengevaluasi hasil dan kekurangan dalam pembelajaran. Menurut Tams (2006) diskusi dalam PBL sama halnya dengan diskusi secara tutorial yaitu kelompok diskusi yang terdiri dari sekelompok mahasiswa dan seorang instruktur atau tutor. Untuk mensukseskan tutorial, mahasiswa berkomunikasi secara aktif, mendengarkan satu sama lain, berpartisipasi secara aktif, memiliki minat terhadap kelompok, dan keterlibatan semua mahasiswa dalam satu kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan, mahasiswa pada metode pembelajaran problem based learning terlihat sangat serius, bersemangat, dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, mahasiswa juga lebih aktif mencari informasi dari berbagai sumber dan berani mengungkapkan pendapatnya lewat pertanyaan saat diskusi. Hal tersebut sependapat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rukmini (2006) yang menyatakan bahwa dari hasil penelitian yang telah dilakukan lebih dari 60% mahasiswa berpendapat bahwa metode pembelajaran PBL meningkatkan minat untuk belajar lebih tinggi dibanding metode
3 43 konvensional karena mahasiswa harus menganalisis dari kasus yang telah diberikan. Selain itu PBL bermanfaat dalam pemahaman kasus dan membantu pemahaman terhadap ilmu dasar. Apabila dibandingkan dengan metode non- PBL, pada metode PBL mahasiswa tidak merasa sulit untuk menilai peningkatan pengetahuannya. Hanya 20% mahasiswa yang merasa bahwa metode PBL membosankan. Pada pembelajaran menggunakan metode PBL tutor mengalami banyak hambatan dan kekurangan diawal pertemuan, hal ini disebabkan karena metode pembelajaran ini termasuk masih baru bagi mahasiswa. Namun, pada selanjutnya kendala tersebut dapat diatasi. Pada pengelolaan pembelajaran diperlukan penyesuaian secara bertahap terhadap metode pembelajaran. Penentuan metode pembelajaran sudah disesuaikan dengan karakteristik pokok bahasan serta karakteristik metode pembelajaran. Pembelajaran di kelas kontrol pada pembelajaran pertama dan pembelajaran kedua sudah berjalan dengan baik. Metode ceramah dilakukan sesuai dengan teori Majid (2014) yaitu dengan melakukan persiapan materi dan media yang digunakan yaitu dengan media powerpoint. Pada tahap pelaksanaan terdiri dari tiga tahap yaitu pembukaan, penyajian dan mengakhiri ceramah. Selama proses pembelajaran di kelas kontrol tidak banyak mahasiswa yang berani mengutarakan pendapat dan mengajukan pertanyaan kepada dosen mengenai materi yang sedang diajarkan. Beberapa mahasiswa yang berpendapat dan bertanya dominan hanya mahasiswa tertentu saja yaitu pada
4 44 mahasiswa yang duduk di barisan-barisan awal. Berdasarkan hasil pengamatan pada setiap mulai pertengahan pembelajaran beberapa mahasiswa sudah tampak jenuh terlihat ada yang mengobrol dengan teman sebelahnya atau juga ada yang bermain HP, sehingga metode ceramah kurang efektif karena pembelajaran hanya monoton dari dosen yang menyebabkan kejenuhan dalam pembelajaran. Sesuai dengan teori Majid (2014) mengatakan bahwa ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, tetapi secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembalajaran atau siswa mengantuk. B. Hasil Belajar Berdasarkan hasil penelitian yang termuat pada tabel 4.1 mengenai hasil belajar mahasiswa didapatkan terjadi kenaikan nilai post-test dibanding nilai pre-test. Hal tersebut terjadi pada kedua kelas, yaitu kelas yang diberi pembelajaran dengan metode PBL dan kelas yang diberi pembelajaran dengan metode ceramah. Dari 89 mahasiswa didapatkan hasil post-test pada kelas eksperimen 28 mahasiswa mendapat nilai baik sekali (79-100), 15 mahasiswa baik (68-78) dan 2 mahasiswa cukup (56-67), sedangkan pada kelas kontrol terdapat 14 mahasiswa mendapat nilai baik sekali (79-100), 20 mahasiswa mendapat nilai baik (68-78), 9 mahasiswa mendapat nilai cukup (56-67) dan 1 mahasiswa mendapat nilai kurang (41-55). Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyani, dkk (2008) terhadap prestasi belajar mahasiswa FK UGM pada blok 16 yang menerapkan metode PBL, dari 70
5 45 mahasiswa didapatkan hasil bahwa prestasi belajar mahasiswa FK UGM di blok 16 memuaskan (60-74,99). Tabel 4.2 menunjukkan tentang karakteristik mahasiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki hasil belajar kognitif yang hampir sama di awal pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil nilai minimum, maksimum, dan rerata kedua kelas yang hampir sama. Tabel 4.3 mengenai hasil belajar mahasiswa setelah diberikan intervensi menunjukkan bahwa adanya perubahan hasil belajar yang diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan adanya pengalaman belajar yang telah diberikan kepada peserta didik. Sesuai dengan teori Sudjana (2010) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar. Setelah proses pembelajaran terjadi perubahan tingkah laku pada peserta didik, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Terjadi perbedaan hasil belajar setelah pembelajaran, karena hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh proses pembelajaran. Terdapat faktor yang mempengaruhi hasil belajar, menurut Sugihartono (2007) hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis, serta faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor masyarakat dan faktor sekolah, misalnya pendidik dan cara mengajarnya.
6 46 Tabel 4.4 mengenai hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui uji yang akan digunakan selanjutnya. Oleh karena data berdistribusi normal maka uji yang dilakukan selanjutnya adalah dengan menggunakan t-test. Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa kondisi awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen berangkat dari keadaan yang sama. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil perhitungan analisa data pre-test, hasilnya tidak ada perbedaan hasil belajar sebelum dilakukan perlakukan. Hal ini terjadi karena saat menjawab soal mahasiswa tidak mengerjakannya dengan sungguhsungguh dan lebih memilih untuk banyak bertanya kepada teman disebelahnya. Sedangkan jumlah kedua sampel tidak sama, yaitu kelas eksperimen 45 mahasiswa dan kelas kontrol 44 mahasiswa. Hasil uji yang dilakukan pada data post-test (tabel 4.6) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ersila (2012) pada jurnal Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Problem Based Learning dan Ceramah Pada Mahasiswa Kebidanan di Surakarta menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pada metode PBL dan ceramah. Perbedaan tersebut berupa adanya peningkatan yang lebih tinggi rerata hasil belajar pada metode PBL dibanding dengan metode ceramah. Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa selisih pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan selisih pre-test
7 47 dan post-test kelompok kontrol yaitu 24,71 dan 17,36, sehingga peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar kelompok kontrol. Hal tersebut sesuai dengan penelitian oleh Rachmawati (2013) yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Mahasiswa Semester II D III Kebidanan yaitu hasil belajar yang diperoleh pada mahasiswa yang diberikan pembelajaran dengan model problem based learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar mahasiswa pada kelompok dengan model ceramah. C. Hubungan Metode Pembelajaran Problem Based Learning dan Ceramah Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Secara keseluruhan hasil belajar antara kelas yang menggunakan metode PBL berbeda dengan kelas yang menggunakan metode ceramah. Perbedaan ini berupa peningkatan selisih rerata hasil belajar yang lebih baik pada kelas dengan metode PBL dibandingkan kelas dengan metode ceramah. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Safryadi, dkk (2013) dalam jurnal Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Melalui Model Problem Based Learning yang menyatakan bahwa hasil belajar kognitif mahasiswa menggunakan metode PBL lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar kognitif mahasiswa kelompok kontrol yaitu metode konvensional. Dampak positif pelaksanaan metode PBL juga dirasakan oleh lima Akademi Kebidanan di Jawa Tengah dan lima Akademi Kebidanan di Jawa
8 48 Timur terhadap mata kuliah KB-Kesehatan Reproduksi, dalam hal ini diteliti oleh Ova Emilia (2006). Adapun analisis uji rerata nilai pengetahuan mahasiswa yang menggunakan metode PBL dengan mahasiswa yang tidak menggunakan metode PBL menunjukkan adanya perbedaan nilai pengetahuan yang signifikan. Rerata nilai pengetahuan mata kuliah pada mahasiswa yang menggunakan metode PBL mengalami kenaikan yang lebih tinggi dibanding kelompok konvensional. Pada akhirnya peneliti memberikan verifikasi bahwa metode PBL lebih baik meningkatkan hasil belajar pada materi asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal neonatal. D. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu tidak adanya ruangan khusus bagi tiap-tiap kelompok, sehingga satu kelas yang terbagi menjadi enam kelompok tersebut harus berdiskusi dalam ruangan yang sama. Hal tersebut menyebabkan kondisi kelas yang ramai dan juga papan tulis yang seharusnya digunakan sebagai media pembantu dalam proses PBL menjadi tidak dapat berfungsi dengan maksimal. Namun proses diskusi PBL dapat berjalan dengan baik pada tiap-tiap kelompok karena masing-masing kelompok didampingi oleh mentor yang mengawasi dan membantu jalannya proses diskusi.
BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan
BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar (Prawiradilaga, 2008). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas
Lebih terperinciBAB IV. Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi. experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penerapan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI A. Pembahasan 1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan tabel 4.4. yang terdapat pada bab IV tentang hasil analisis guru selama kegiatan belajar mengajar model
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen
Persentase % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian 4.1.1 Data hasil pengolahan tiab butir soal Data yang dikumpulkan berasal dari jawaban siswa terhadap hasil belajar siswa untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran
132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dibuat peneliti mengacu pada permasalahan: pertama, kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran cooperative learning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian kualitatif bertujuan untuk
BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dibagi menjadi dua tahap yaitu hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian kualitatif bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan metode pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih
1 ` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih baik, menghadapi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pengukuran kognitif mahasiswa merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang mengujicobakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan hendaknya mampu mendukung pembangunan di masa mendatang. Pembangunan melalui pendidikan dapat disalurkan pada pengembangan potensi peserta didik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak terlepas dari peran guru dalam pembelajaran dikelas. Guru berperan penting dalam keberhasilan belajar siswa. Peran
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia karena belajar mempengaruhi perkembangan hidup manusia yang dimulai sejak lahir dan berlangsung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK
BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan pendekatan pre-test
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan pendekatan pre-test post-test control
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat untuk mencari, mengembangkan dan juga membekali siswa dengan berbagai kompetensi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. handal. Untuk mencapai hal tersebut, maka proses belajar mengajar merupakan inti dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkompentensi, karena dalam pendidikanlah individu diproses menjadi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran hakikatnya dalah usaha sadar dari seorang guru dalam rangka menjapai tujuan yang diharapkan
1 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran hakikatnya dalah usaha sadar dari seorang guru dalam rangka menjapai tujuan yang diharapkan untuk membelajarkan siswanya dan mengarahkan interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang
Lebih terperinciScaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.
Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/scaffolding PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) TERHADAP PENINGKATAN KEAKTIFAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sekarang sedang menghadapi tantangan yang hebat. Tuntutan untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan mutlak harus
Lebih terperinciIMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keaktifan merupakan salah hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka siswa akan memiliki rasa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan dan membudayakan manusia serta mengembangkannya menjadi sumber daya yang berkualitas. Berdasarkan UU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat dan tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Tempat Penelitian Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Bayat yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA
345 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA Woro Sumarni, Soeprodjo, Krida Puji Rahayu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DENGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DENGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY (TAI) PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SUKODONO SRAGEN TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SD N Kutowinangun 04 dan SD N Kumpulrejo 02. Untuk SD
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memiliki tujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu menghadapi tantangan dalam kehidupan dengan cara mengembangkan aktivitas kreatif, melatih
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Mahasiswa Semester IV Program Studi DIII. Kebidanan Akademi Kebidanan X Surakarta Tahun 2016/2017
BAB V PEMBAHASAN A. Motivasi Belajar Mahasiswa Semester IV Program Studi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan X Surakarta Tahun 2016/2017 Berdasarkan analisis data didapatkan sebanyak 22 responden (44,9%)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh sekelompok manusia atas sekelompok manusia lain, dengan tujuan untuk membebaskan manusia yang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang harus diperoleh sejak dini. Dengan memperoleh pendidikan, manusia dapat meningkatkan dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Menurut pasal I
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran pada dasarnya adalah suatu bantuan untuk peserta didik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Menurut pasal I butir 20 UU Nomor 20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai
Lebih terperinciRohmatulloh Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN DISCOVERY BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI POKOK SEGI EMPAT KELAS VII MTS AL MIFTAH SINDANG JAYA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Rohmatulloh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kegiatan belajar-mengajar berlangsung suatu proses pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dalam menerapkan model pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam mencapai tujuan-tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi di sekolah pembelajaran masih didominasi dengan guru sehingga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Dunia pendidikan merupakan salah satu dari aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi dalam situasi global. Hal tersebut menjadi alasan penting bagi Indonesia untuk melakukan reformasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat belajar untuk mengembangkan dirinya
Lebih terperinciPERBEDAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA D III KEBIDANAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA
PERBEDAAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA D III KEBIDANAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciHUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL
HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk. dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah pada dasarnya merupakan kegiatan belajar mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk pada apa yang harus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komputer, ilmu alam, dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu adanya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Matematika merupakan salah satu ilmu pokok yang memegang peranan penting. Matematika merupakan ratu dan pelayan ilmu. Matematika sebagai ratu ilmu artinya matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saja tetapi bagaimana caranya membuat suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan siswa dengan mudah memahami materi pelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar yang berlangsung disekolah akan berjalan dengan baik apabila terjadinya interaksi yang optimal antara siswa dan guru dalam rangka mencapai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Pengertian Kurikulum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH
EKSPERIMENTASI METODE PENEMUAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN TEKNIK SCAFFOLDING DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 WERU TAHUN AJARAN 2008/ 2009 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar melibatkan keterampilan dan perilaku baru bagi peserta didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang sesungguhnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasy experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk mengetahui pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses pada dasarnya membimbing siswa menuju pada tahap kedewasaan, dengan melalui program pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah,
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UPAYA PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP PADA SISWA KELAS VIIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kalangan pelajar menganggap belajar fisika adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dengan pikiran pada suatu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei sampai dengan 8 Juni 2013, bertempat di MI I anatusshibyan, Mangkangkulon,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KB METODE SEDERHANA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KB METODE SEDERHANA MAHASISWA DIII KEBIDANAN STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar, mata pelajaran ini mempelajari tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Segala macam upaya dilakukan untuk perbaikan dalam pengajaran di sekolah terlebih untuk mata pelajaran fisika dewasa ini. Yang diperbaiki dan diperbaharui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas eksperimen (kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan aktif dalam pembangunan negara. Untuk mengimbangi pembangunan di perlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK. UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL)
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL) dalam proses belajar mengajar sejak tahun 2002. Metode ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan media yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran menurut Asmani (2012:17) merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepribadian manusia sangat bergantung pada pendidikan yang diperolehnya, baik dari lingkungan keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepribadian manusia sangat bergantung pada pendidikan yang diperolehnya, baik dari lingkungan keluarga maupun sekolah. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN
ISSN 5-73X PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN Ratni Sirait Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kita dituntut untuk dapat bersaing dengan negara lain. Salah satu cara untuk menghadapinya
Lebih terperinciPenerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran Ekonomi
Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran Ekonomi Istiatutik (1) 1 SMA Negeri 1 Blitar, Email: 1 annuristi1112@gmail.com ABSTRAK Pada pembelajaran Ekonomi umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam sekitar kita. IPA tidak hanya mementingkan penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciBAB. III METODOLOGI PENELITIAN. program pembelajaran berbasis masalah disertai pelaksanaan praktikum yang juga
BAB. III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Kegiatan penelitian yang akan dilakukan adalah pengujian pengembangan program pembelajaran berbasis masalah disertai pelaksanaan praktikum yang juga
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh NATALIA ERNAWATI NIM
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATERI POKOK BAHASAN SUDUT PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II DI SMP AL-ISLAM I SURAKARTA (Penelitian Eksperimen, Tahun Pelajaran 2008/
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: RIRIN WIDIAWATI
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG
BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG A. Analisis Penggunaan Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran PAI
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Biologi. Diajukan oleh :
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DISERTAI PENGGUNAAN HAND OUT SEBAGAI PENGUATAN KONSEP MATERI POKOK EKOSISTEM PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. aktif dalam proses pembelajaran. Metode PBL adalah salah satu dari beberapa
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian Diskusi tutorial yang merupakan implementasi dari metode pembelajaran Problem Based Learning dapat memberikan mahasiswa kesempatan untuk aktif dalam proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sebaran Gaya Berpikir Kreatif-Kritis Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk meningkatkan berpikir kritis yaitu dengan memulai
Lebih terperinci2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang selama ini berlangsung di Sekolah Dasar lebih menekankan pada pembelajaran yang bersifat ekspositori. Dimana siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkenalan sebelum memulai belajar, sebagai seorang guru terlebih dahulu
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Merujuk pengalaman pembelajaran (mengajar) di SMA St. Thomas 1 dan SMA St. Thomas 2 Medan, dimana pada setiap pertemuan pertama tahap perkenalan sebelum memulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih banyak siswa menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan siswa langsung menyerah jika menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Hasil Penelitian. Pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 30 Semarang Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan sampel penelitian terbagi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membekali setiap sumber daya manusia dengan pengetahuan, kecakapan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan suatu tuntutan bagi setiap warga negara, baik yang tua maupun yang masih muda. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat membekali
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA
Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
Lebih terperinci