BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel, yaitu veriabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2008). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah penggunaan pendekatan pembelajaran studi kasus, dan variabel terikatnya adalah kemampuan menerapkan konsep siswa. A. Desain Penelitian Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control Pre-Test Post-Test Design (Wiersma, 1995). Tabel 3.1. Control Pre-Test Post-Test Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest G 1 T 1 X 1 T 2 G 2 T 1 X 2 T 2 Keterangan : G 1 : kelas dengan pendekatan studi kasus (perlakuan) G 2 : kelas dengan pendekatan konsep (kontrol) T 1 : Pretest T 2 : Posttest X 1 : PBM menggunakan pendekatan pembelajaran studi kasus X 2 : PBM menggunakan pendekatan konsep 19

2 20 B. Definisi Operasional Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara operasional untuk menghindari berbagai penafsiran. Penjelasan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran studi kasus Pendekatan pembelajaran studi kasus di sini adalah pembelajaran dengan metode diskusi pada kelas perlakuan dengan pola kegiatan (problem posing, problem solving dan peer persuasion) diberikan suatu masalah yang ada dalam kehidupan nyata yaitu siswa diberikan beberapa bahan makanan dan diminta untuk menganalisis kandungan zat makanan tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya dan siswa diminta untuk membuat menu makan seimbang, serta memberikan solusi untuk beberapa gangguan yang muncul akibat dari kekurangan atau kelebihan zat makanan. Sedangkan untuk kelas kontrol di sini adalah kelas yang menggunakan pendekatan konsep dengan metode diskusi dengan pola kegiatan siswa dan guru melakukan diskusi kelas mengenai konsep zat makanan, makanan seimbang, dan gangguan yang berkaitan dengan gizi beserta pemecahan masalahnya. 2. Kemampuan menerapkan konsep Pengertian kemampuan menerapkan konsep dalam hal ini adalah nilai siswa ketika siswa dapat mencapai indikator kemampuan menerapkan konsep yaitu

3 21 dapat menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru dan menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan peristiwa apa yang sedang terjadi. Kemampuan menerapkan konsep pada siswa ini dijaring dengan menggunakan soal berbentuk uraian yang dilakukan dua kali yaitu, pretest dan posttest pada subkonsep zat makanan dan gizi yang terdapat pada materi sistem pencernaan makanan yang dipelajari di SMA kelas XI. Pretest diberikan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa agar hasil pada posttest merupakan benar-benar merupakan pengaruh dari perlakuan yang diberikan. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah dua kelas XI disalah satu SMA Negeri di wilayah Bandung Timur. Satu kelas diambil sebagai kontrol dan satu lagi adalah kelas yang akan diberikan perlakuan dengan jumlah siswa 42 orang pada masing- masing kelas. Teknik pengambilan subjek penelitian dilakukan secara purposif yaitu teknik yang digunakan karena mempunyai tujuan tertentu (Arikunto, 2008). Adapun pengambilan subjek penelitian disertai dengan alasan karena pada sekolah bersangkutan, kelas XI terbiasa dengan pendekatan pembelajaran yang biasa digunakan guru yaitu pendekatan konsep pada dua kelas yang guru tersebut ajar. Sehingga pendekatan pembelajaran studi kasus masih merupakan hal baru bagi mereka namun tidak terlalu awam untuk mengenali masalah dalam kehidupan nyata yang berkaitan dengan konsep dalam pembelajaran.

4 22 D. Instrumen 1) Soal pretest dan postest; merupakan uraian yang berjumlah 10 soal yang digunakan untuk menguji penguasaan keterampilan menerapkan konsep siswa pada materi sistem pencernaan makanan. 2) Angket respon siswa; instrumen ini terdiri atas 13 pertanyaan, digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pendekatan studi kasus yang diterapkan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik ini menggunakan 2 macam alat pengumpul data, yaitu pretest- posttest dan angket. Pretest dilakukan pada awal pembelajaran sistem pencernaan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menerapkan konsep. Posttest diberikan pada akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran studi kasus terhadap kemampuan menerapkan konsep siswa pada konsep zat makanan dan gizi. Angket diberikan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan pendekatan pembelajaran studi kasus. Sebelum digunakan sebagai alat untuk mengambil data, dilakukan judgment oleh beberapa dosen yang berkompeten dalam aspek kriteria butir pernyataan pretest- posttest dan angket. F. Pengolahan Data Uji Coba Instrumen

5 23 Sebelum digunakan sebagai tes akhir pada kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian, soal uraian untuk menjaring penguasaan keterampilan menerapkan konsep terlebih dahulu diujicobakan di kelas yang telah mengalami pembelajaran tentang sistem pencernaan makanan di kelas XI IPA SMA Negeri di wilayah Bandung Timur pada bulan Mei tahun Analisis ini meliputi uji validitas (korelasi skor butir dengan skor total), reliabilitas, daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran. Dari 11 soal yang diujicobakan, terpilih 10 soal yang digunakan dalam penelitian. Uji butir soal dilakukan dengan bantuan software Anatest TM 0.4 version. Berikut hasil analisis uji butir soal yang telah dilakukan. 1. Validitas Butir Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2008). Oleh karena itu, untuk mengetahui instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid maka dilakukan analisis validitas empirik. Untuk menguji validitas butir soal digunakan rumus koefisien Product Moment sebagai berikut: Keterangan: = koefisien korelasi antara variable X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan = skor tiap butir soal = skor total tiap butir soal = jumlah siswa

6 24 Nilai yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai Kriteria 0,80 < 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < 0,80 Tinggi 0,40 < 0,60 Cukup 0,20 < 0,40 Rendah 0,00 < 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2008) Hasil uji validitas instrumen ketertampilan menerapkan konsep yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Tes Keterampilan Menerapkan Konsep No. Penguasaan Kognitif Nilai Kategori Tinggi Cukup Tinggi Rendah Cukup Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Dari perhitungan validitas instrumen yang di ujicobakan diperoleh soal yang valid umtuk dijadikan instrumen ada 10 soal dari 11 soal. Soal

7 25 nomer empat memiliki validitas yagn rendah, sehingga tidak dipakai sebagai instrumen 2. Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau konsisten (tidak berubah-ubah) walaupun diteskan pada situasi yang berbedabeda (Arikunto, 2008). Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan perumusan: n 1- σi 2 r 11 = [ ] [ ]] (Arikunto, 2008) n-1 σi 2 Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen = jumlah soal σi 2 = jumlah varians skor tiap item σi 2 = varians total Nilai r 11 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Interpretasi Reliabilitas Tes Nilai r 11 Kriteria 0,80 < 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < 0,80 Tinggi

8 26 0,40 < 0,60 Cukup 0,20 < 0,40 Rendah 0,00 < 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2008) Dari perhitungan reliabilitas instrumen yang diujicobakan, diperoleh nilai reliabilitas penguasaan keterampilan menerapkan konsep adalah 0,83. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi. Dilakukan revisi butir soal untuk sial nomor lima dan enam, sedangkan nomor empat di eliminasi. 3. Tingkat Kesukaran Butir Soal Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut (Arikunto, 2008). Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan: Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai P Kriteria 0,00 Sangat Sukar

9 27 0,00 < 0,30 Sukar 0,31 < 0,70 Sedang 0,71 < 1,00 Mudah 1,00 Sangat Mudah (Arikunto, 2008) Hasil uji tingkat kesukaran instrumen keterampilan menerapkan konsep dari soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Keterampilan Menerapkan Konsep Keterampilan menerapkan No. konsep Nilai Kategori Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang 4. Daya Pembeda Soal Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2008).

10 28 Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan: Keterangan: DP = daya pembeda butir soal J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Nilai P Kriteria Negatif Soal dibuang 0,00 0,20 Jelek 0,20 0,40 Cukup 0,40 0,70 Baik 0,70 1,00 Baik sekali (Arikunto, 2008) Dari hasil uji daya pembeda instrumen tes keterampilan menerapkan konsep, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Keterampilan Menerapkan Konsep No. Penguasaan Kognitif Nilai Kategori Baik Cukup

11 Baik Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup G. Teknik Pengolahan Data Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan terhadap data kuantitatif dan data kualitatif tersebut melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengolahan Data Kuantitatif Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang diolah dengan menggunakan program SPSS 17,0 for windows. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah-langkah yang ditempuh untuk uji statistik data pretest dan posttest adalah sebagai berikut: a) Menghitung hasil pretest dan posttest penguasaan keterampilan menerapkan konsep. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

12 30 b) Melakukan Uji Prasyarat 1). Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak. Rumus homogenitas yang digunakan adalah : Keterangan : F = uji homogenitas α = taraf signifikansi 0,05 n1 = jumlah subjek penelitian 1 n2 = jumlah subjek penelitian 2 2). Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal.menggunakan rumus dari Kolmogorov-Smirnov. c) Melakukan Uji Hipotesis Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari penggunaan pendekatan pembelajaran studi kasus terhadap kemampuan menerapkan

13 31 konsep pada konsep sistem pencernaan makanan, dilakukanlah pengujian sebagai berikut : 1). Jika data yang dianalisis berdistribusi normal dan homogen, maka untuk pengujian hipotesis dilakukan uji parametrik, seperti uji Z. 2). Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji statistika nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney. Tabel 3.9. Analisis Statistik Uji Hipotesis Uji Prasyarat Uji Statistik Parametris Uji Homogenitas Uji Normalitas Uji Z Uji Hipotesis Uji Statistik Nonparame trik Uji U Mann Whitney Data Homogen Data Normal - Uji Homogenitas Uji Normalitas Uji Z Uji U Mann Whitney Data Homogen Data Tidak Normal - - Data Tidak Normal - - Data Tidak Normal - (Sudjana, 2005) Dari hasil analisis statistik data yang ada, maka uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney (uji nonparametrik) karena karakteristik data yang ada menunjukan data homogen tetapi tidak berdistribusi normal dan data tidak berpasangan.

14 32 Pengujian hipotesis dengan uji Mann Whitney, merupakan uji nonparametrik untuk data yang tidak berpasangan. Nilai U dapat di tentukan oleh rumus : Keterangan : U dan U = nilai uji Mann Whitney n1 = jumlah subjek penelitian 1 n2 = jumlah subjek penelitian 2 R1 = ranking subjek penelitian 1 R2 = ranking subjek penelitian 2 Karena data yang diolah memiliki jumlah yang besar maka distribusi U memiliki rumus mean : dan nilai standar errornya memiliki rumus : Keterangan : µu = mean distribusi U σu = standar error N = jumlah subjek penelitian keseluruhan Data yang diolah memiliki jumlah subjek penelitian yang melebihi 20 orang untuk tiap kelasnya, maka untuk mengetahui signifikansinya dapat di

15 33 tentukan dengan cara menghitung nilai Z. Setelah di ketahui nilai Z-nya, pengujian hipotesis didapatkan jika nilai Z harga kritis, maka H 1 diterima dan jika nilai Z < haarga kritis, maka H 1 ditolak. Keterangan : Z = nilai distribusi kontinyu U = nilai uji Mann Whitney µu = mean distribusi U σu = standar error Sedangkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari penggunaan pendekatan pembelajaran studi kasus terhadap kemampuan menerapkan konsep pada konsep sistem pencernaan makanan dapat menggunakan rumus indeks gain. Indeks gain yang diperoleh lalu dibandingkan dengan standar yang diinginkan. Setelah data hasil penelitian (pretest dan posttest) terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut : 1) Pemberian skor tiap siswa (soal penerapan konsep) dengan cara menghitung jumlah jawaban yang benar. 2) Menghitung tingkat kemampuan menerapkan konsep, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 3) Menghitung nilai rata-rata siswa dengan menggunakan rumus :

16 34 4) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menerapkan konsep, digunakan rumus nilai indeks gain Hake (Meltzer, 2003) Indeks gain yang diperoleh kemudian ditafsirkan dengan kategori berdasarkan tabel di bawah : Tabel Kategori indeks gain menurut Meltzer (2003), yang dinormalkan Rentang nilai G > 0,7 Kategori Tinggi 0,3 > G > 0,7 Sedang G 0,3 Rendah 2. Pengolahan Data Kualitatif Data kualitatif yang terdiri dari angket siswa. Berikut mekanisme pengolahan data angketnya. Dalam menganalisis hasil angket, skala kulitatif ditransfer ke dalam skala kuantitatif. Angket respon siswa instrumen ini terdiri atas 13 pertanyaan, digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran pendekatan studi kasus yang diterapkan. Angket yang digunakan berupa skala Guttman, dengan kriteria pilihan; ya atau tidak.

17 35 Untuk pernyataan dengan keriteria ya, diberi nilai 1, demikian juga untuk pernyataan dengan kriteria tidak juga diberi nilai 1. Setelah semua data terkumpul, data tersebut dipersentasekan. Kemudian dilakukan interpretasi jawaban angket dengan cara membuat kategori untuk setiap kriteria berdasarkan tabel aturan Koentjaraningrat tahun 1990 dalam (Ginanjar, 2008) sebagai berikut. I. Tahapan Penelitian Tabel Katagori Interpretasi Data Angket Auran Koentjaraningrat Persentase Kategori 0 % Tidak ada 1 % - 25 % Sebagian kecil 26 % - 49 % Hampir separuhnya 50 % Separuhnya 51 % - 75 % Sebagian besar 76 % - 99 % Hampir seluruhnya 100 % Seluruhnya (Koentjaraningrat, 1990) 1. Tahap Persiapan, dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian, meliputi: a) Studi literatur dan perizinan penelitian. b) Menyusun proposal dan instrumen penelitian. c) Penyusunan instrumen. d) Melaksanakan seminar prosposal. e) Revisi proposal penelitian dari hasil seminar proposal penelitian

18 36 f) Pertimbangan (judgement) instrumen penelitian kepada dosen ahli. g) Revisi instrumen penelitian hasil pertimbangan dosen ahli. h) Melakukan uji coba instrumen. 2. Tahap Pelaksanaan, dilakukan pada saat penelitian berlangsung di dalam kelas, kegiatan ini meliputi: a) Penjaringan data awal berupa pretest. b) Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) tentang Sistem Pencernaan Makanan. Untuk kelas eksperimen, PBM dilakukan di kelas dengan menggunakan tiga kegiatan utama yaitu problem posing, problem solving, dan peer persuasion. Kegiatan pembelajaran dilakukan selama 4 x 40 menit. Tabel Rincian Proses Belajar Mengajar (PBM) tentang Sistem Pencernaan Makanan dengan Pendekatan Studi Kasus Pertemuan 1 (2 x 40 menit) Kegiatan awal Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus Pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang kemampuan menerapkan konsep (dilakukan di luar jam pelajaran Biologi selama 30 ) 1 1) Guru memulai pembelajaran dengan menarik perhatian siswa dengan cara menyajikan berbagai

19 37 5 bahan makanan di depan kelas 2) Guru memberikan motivasi dengan memberikan Lanjutan tabel Pertemuan 1 (2 x 40 menit) pertanyaan produktif, dalam sehari, berapa kali kalian makan nasi? 3) Memberikan acuan bahan pelajaran dan Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus mengaitkan materi sekarang dengan materi sebelumnya yaitu mengenai ciri makhluk hidup Kegiatan inti yang memerlukan makan. 35 1) Guru memberikan materi pengantar tentang sistem pencernaan makanan subkonsep zat makanan, bahan makanan, EER, dan beberapa kelainan pada manusia akibat ketidaksesuaian konsumsi makanan. 5 2) Kegiatan Problem Posing: (a) Guru menugaskan siswa untuk menunjukan porsi makanan yang biasa mereka buat dalam 12 kehidupan sehari-hari dalam satu kali makan. (b) Guru memberikan permasalahan apakah porsi makan yang biasa dimakan sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh akan

20 38 nutrisi?. 3 Lanjutan tabel 3.12 Pertemuan 1 (2 x 40 menit) 3) Kegiatan Problem Solving : (a) Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) tentang kasus kandungan energi dalam Rincian makanan, Pembelajaran kebutuhan dengan energi yang Pendekatan dibutuhkan Studi Kasus dari makanan selama satu hari, dan menyusun menu makan seimbang yang harus dikerjakan perkelompok sebagai pedoman penyelesaian 10 studi kasus. (b) Guru menugaskan siswa untuk berdiskusi mengisi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang Kegiatan penutup dibagikan guru secara berkelompok. 2 1) Siswa ditugaskan mencari literatur yang relevan dari berbagai sumber untuk mendukung jawaban mereka dalam mengisi LKS 2) Guru besama siswa membuat kesimpulan dari 3 materi pembelajaran yang telah dilakukan (LKS yang belum dijawab dibawa ke rumah masing-masing dan dikerjakan berkelompok) Pertemuan 2 (2 x 40 menit) Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus

21 39 Pertemuan 2 (2 x 40 menit) Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus (Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS Lanjutan tabel 3.12 Pertemuan 2 (2 x 40 menit) selama satu hari di rumah dan menyiapkan berbagai hal yang diperlukan untuk Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus dipresentasikan sesuai arahan yang tertera dalam LKS) 20 1) Kegiatan Problem Solving (a) Satu kelompok siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas 15 2) Kegiatan Peer Persuasion (a) Siswa dan guru melakukan diskusi kelas tentang pembahasan pembelajaran yang tadi 5 dipresentasikan (b) Siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan kemungkinan penyakit yang akan timbul apabila kelebihan atau kekurangan mengkonsumsi makanan dan memberikan alternatif pemecahan atau solusi dari permasalahan yang ada. 3) Guru meninjau kembali, menegaskan dan

22 40 5 meluruskan konsep pada akhir pembelajaran. 4) Posttest kemampuan menerapkan konsep setelah 30 perlakuan diberikan (pembelajaran dengan pendekatan studi kasus) Lanjutan tabel ) Pemberian angket untuk mengetahui tanggapan Pertemuan 2 (2 x 40 menit) Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Studi Kasus 6) siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Angket yang diberikan memiliki soal sebanyak 13 soal jawaban ya atau tidak Untuk kelas kontrol, proses PBM dilakukan di kelas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang telah biasa digunakan yaitu pendekatan konsep yang dilakukan dengan waktu 2 x 40 menit. Tabel Rincian Proses Belajar Mengajar (PBM) tentang Sistem Pencernaan Makanan dengan Pendekatan Konsep Pertemuan 1 (2 x 40 menit) Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Konsep Pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang kemampuan menerakna konsep (dilakukan di luar jam pelajaran Biologi selama 30 menit) Kegiatan Awal 1 1) Guru memulai pembelajaran dengan menarik perhatian

23 41 siswa dengan cara menyajikan berbagai bahan makanan di depan kelas 3 Lanjutan tabel 3.13 Pertemuan 1 (2 x 40 menit) 3 2) Guru memberikan motivasi dengan memberikan pertanyaan produktif, dalam sehari, berapa kali kalian makan nasi? Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Konsep 3) Memberikan acuan bahan pelajaran dan mengaitkan materi sekarang dengan materi sebelumnya yaitu mengenai ciri makhluk hidup yang memerlukan makan. Kegiatan inti 15 1) Guru memberikan materi pengantar tentang sistem pencernaan makanan subkonsep zat makanan, bahan makanan, EER, dan beberapa kelainan pada manusia akibat ketidaksesuaian konsumsi makanan. 3 2) Guru memberikan permasalahan apakah porsi makan yang biasa dimakan sudah cukup memenuhi kebutuhan tubuh akan nutrisi? ) Siswa melakukan diskusi kelas untuk memecahkan masalah yang diberikan. 4) Siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan kemungkinan penyakit yang

24 42 akan timbul apabila kelebihan atau kekurangan mengkonsumsi makanan seimbang dan memberikan alternatif pemecahan atau solusi dari permasalahan yang ada. Lanjutan tabel 3.13 Pertemuan 1 (2 x 40 menit) Kegiatan Penutup 5 30 Rincian Pembelajaran dengan Pendekatan Konsep 1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari konsep yang dipelajari pada akhir pembelajaran. 2) Melakukan posttest.

25 43 TAHAP PERSIAPAN Perijinan penelitian Penyusunan kelengkapan penelitian Pembuatan Instrument RPP dan LKS soal keterampilan menerapkan konsep, Angket Judgement Uji coba Revisi TAHAP PELAKSANAAN Pretest KBM menggunakan pendekatan pembelajaran studi kasus (kelas perlakuan) KBM menggunakan pendekatan konsep (kelas kontrol)

26 44 Angket Posttest Pengambilan data Hasil Belajar Pengolahan data (pretest, posttest, angket) PENYUSUNAN LAPORAN Gambar 2. Alur Penelitian

27 45

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 1. Pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam quasy experimental. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan tujuan untuk menjaring data yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengungkap penguasaan konsep siswa menggunakan kartu sortir.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental Design (Sugiyono, 009: 77). B. Desain Penelitian Adapun desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan disalah satu SMA yang ada di kota Bandung yaitu SMA Pasundan 2 Bandung, lokasi sekolah ini berada di jalan Cihampelas Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini: 1. Project Based Lerning (PjBL) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi tulisan dan kemampuan berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan agar tidak menimbulkan salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) seperti yang dikembangkan oleh Thiagarajan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel yang digunakan pada penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari kekeliruan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini : 1. Pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah penggabungan dua metode yang termasuk ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain Randomized Control-Groups Pretest-Posttest Design (Isaac & Michael, 1982) untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa. Metode Weak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Metode SQ3R dan writing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan disain matching pretest-posttest control group design yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental (Sugiyono, 008: 114). B. Desain Penelitian Adapun desain penelitian dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada karakteristik sekolah yang merupakan sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif yaitu: penelitian eksperimen semu (Quasi experiment). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut: 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk lebih memahami makna dari penelitian yang dilakukan maka digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut: 1. Penguasaan Konsep Penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan model reciprocal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Bandung. Adapun pertimbangan dan alasan dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental atau eksperimen semu yaitu perlakuan terhadap dua variabel (kelas), satu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- Posttest Control Group Design, sehingga digunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160). Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi operasonal Untuk memperjelas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan tentang: 1. Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud dalam

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1. Project

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya bertujuan untuk mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda mengenai definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif tipe eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Pretest- Postest,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA N 1 Sukahaji Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan setelah peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa : 42 A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share menurut Lyman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share menurut Lyman 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL a. Model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share menurut Lyman (2004:21), pembelajaran Think-Pair-Share merupakan model pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan metode penelitian quasi eksperimen karena tidak semua variabel ekstra dapat dikendalikan oleh peneliti. Variabel

Lebih terperinci

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Alberta dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematik siswa SMP.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan jumlah dan kategori ranah dari pertanyaan yang diajukan siswa adalah

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X Sentani, yang berlokasi di Jalan Raya Kemiri, Sentani, Papua. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode Week experiment dengan the one group pretest posttest design digunakan dalam penelitian ini karena menggunakan satu kelompok perlakuan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Pra-Eksperimental (Pre- Eksperimental Design). Karena perlakuan tidak menggunakan kelas control.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran IPA terpadu model connected merupakan model pembelajaran terpaduyang memadukan beberapa bidang studiyaitu biologi, kimia, fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen semu. (McMillan & Shumacher, 001). Tahap studi pendahuluan dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian tidak dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, maka pada penelitian ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design (penelitian eksperimen tidak sebenarnya). Pre experimental design sering disebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu) dan deskriptif. Metode eksperimen digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas penggunaan media animasi komputer terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, penjelasan istilah, prosedur penelitian, instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, sebab dalam penelitian ini diberikan suatu perlakuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Bandung yang beralamat di daerah Jalan Ir. H. Juanda Nomor 93 Bandung dengan lokasi yang cukup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Syaodih, 2007: 58), dengan disain eksperimen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan disain penelitian berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, subjek yang akan diteliti merupakan siswa-siswa yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak dimungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan desain penelitian jenis One Group Pretest-Posttest Design. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment karena kelompok eksperimen maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design atau eksperimen semu. Disebut demikian karena eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment dan metode deskriptif. Gambaran peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Terpilihnya metode kuasi eksperimen karena peneliti tidak memilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pengembangan praktikum Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi kompleks agar sesuai dengan tujuan, yaitu meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP 6 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 013-014 di SMP Negeri 1 Pagelaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

Lebih terperinci