SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
|
|
- Handoko Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA INTERNASIONAL Kelas D- Fakultas Hukum UGM All Images: Internet s Archive
2 FOKUS BAHASAN PRINSIP TERITORIAL PRINSIP PERSONAL TEORI STATUTA TEORI UNIVERSAL
3 LAHIRNYA HPI } Pendekatan tradisional HPI khususnya berkembang di Eropa daratan. } Perkembangan itu meliputi ; a) Pola penyelesaian perkara-perkara HPI di berbagai periode b) Asas-asas dan doktrin-doktrin utama c) Munculnya modifikasi-modifikasi yang tumbuh dalam teori-teori modern
4 Di bawah kekaisaran Romawi pada abad 2-6 Sesudah Masehi, pola hubungan yang sifatnya internasional timbul antara cives Rome (warga Romawi) dan warga negara jajahannya (Municipia dan Province). Di wilayah Romawi, hukum yang berlaku adalah ius civile. Antara warga Romawi dan warga Municipia/Province, hukum yang ebrlaku adalah ius gentium. Ius gentium merupakan adaptasi dari ius civile dan jika ada persoalan commercium diselesaikan melalui hakim khusus yang disebut praetor prereginis. PROVINCE MUNICIPIA PROVINCE MUNICIPIA ROME MUNICIPIA MUNICIPIA PROVINCE PROVINCE
5 Pendekatan HPI yang berkembang pada masa ini adalah Ü PRINSIP TERITORIAL Warga Province tunduk pada Ius Gentium (sebagai bagian dari hukum kekaisaran) dan tidak berkaitan dengan kaedahkaedah hukum Province (tempat mereka berasal) Beberapa prinsip yang berkembang meliputi 1. Lex Rei Sitae (lex Situs) Perkara yang menyangkut benda tidak bergerak (immovables/onroerend goederen) tunduk pada hukum tempat dimana benda itu terletak 2. Lex Domicilii Hak dan kewajiban perorangan harus diatur oleh hukum dari tempat seseorang berkediaman tetap. 3. Lex Loci Contractus Terhadap perjanjian yang melibatkan warga dari provinsi yang berbeda berlaku hukum tempat dibuatnya perjanjian.
6 Runtuhnya kekuasaan Romawi pada abad 6-10 Sesudah MasehiÜ melahirkan pendekatan PRINSIP PERSONAL. Kedudukan Ius Civile menjadi berkurang, hukum adat, hukum personal, hukum keluarga, hukum agama berlaku (tribal systems). P r i n s i p y a n g b e r k e m b a n g l a h i r a t a s d a s a r genealogis (pertalian darah) dan tidak lagi berbasis teritori. Beberapa prinsip yang berkembang meliputi 1. Penetapan kemampuan untuk membuat perjanjian dilakukan berdasarkan hukum personal msing-masing pihak. 2. Proses pewarisan dilangsungkan berdasatkan hukum pewaris. 3. Penyelesaian perkara tentang PMH harus dilakukan berdasarkan hukum personal dari pihak yang melakukan PMH
7 Transformasi tersebut berbeda Kembali berlakunya pendektan teritorial dalam perkembangan HPI di Eropa Kontinental pada abad Sesudah Masehi Terjadi transformasi dari asas personal genealogis menjadi masyarakat teriitorialistik (keterikatan atas dasar wilayah yang sama). 1. Pertumbuhan di Eropa Utara Tumbuhnya kelompok masyarakat feodalistik (bourgeois) menuntut penerapan hukum teritorial mereka secara ekslusif terhadap siapa saja yang ada di dalam wilayah mereka. 2. Sothern Europe Tumbuhnya kota-kota perdagangan di Italia seakan-akan menjadi kota yang otonom dan memiliki sistem hukum lokalnya sendiri. Keragaman sistem hukum lokal (municipal laws) ini yang nantinya melahirkan normanorma hukum perselisihan (conflict of laws) dan pemicu tumbuhnya teori HPI yang
8 Teori Statuta tumbuh pada abad ke Sesudah Masehi di Italia. Mobilitas warga Municipal menyebabkan pendekatan teritorialistik perlu ditinjau kembali Seorang warga kota Milan berada di Venetia dan mengadakan perjanjian jual beli di Venetia. Berdasarkan asas teritorialistik, maka perjanjian yang dibuat harus tunduk pada aturan hukum municipal Venetia. Pertanyaan yang timbul Sejauh mana perjanjian jual beli itu dapat dilaksanakan di wilayah Milan?
9 HAL TERSEBUT MENIMBULKAN PEMIKIRAN PADA ACCURSIUS ACCURSIUS ADALAH SEORANG POST GLOSSATORSÜ kelompok ahli hukum yang membangun asas-asas hukum/dasar hukum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hukum perselisihan (antar kota). Gagasan Accursius Jika seseorang yang berasal dari suatu kota tertentu di Italia digugat di sebuah kota lain, maka ia tidak dapat dituntut berdasarkan hukum dari kota lain itu karena ia bukan subyek hukum dari kota tersebut
10 Tumbuhnya Teori Statuta juga dipicu oleh pertanyaan yang dikenal dengan istilah Quaestio Anglica yang bersifat transnasional yang kemudian diteliti lebih lanjut oleh BARTOLUS de SASSOFERATO (dikenal sebagai Bapak HPI) QUAESTIO ANGLICA Pertanyaan ini terkait persoalan apakah hak mewaris dari seorang Inggris atas sebidang tanah yang terletak di Italia harus tunduk pada hukum Inggris tentang hak waris atas tanah?
11 PERTANYAAN YANG DIAJUKAN BARTOLUS CIKAL BAKAL TEORI STATUTA 1. Apakah statuta dari sebuah kota di Italia dapat diberlakukan bagi orang asing yang berada di wilayah tersebut? 2. Apakah statuta dari sebuah kota di Italia berlaku juga di luar wilayah kota yang bersangkutan? (bersifat ekstrateritorial)
12 Berdasarkan pertanyaan tersebut, Bartolus menyimpulkan bahwa Statuta dapat dibedakan berdasarkan: 1.Obyek Pengaturannya 2.Lingkup atau Wilayah Berlakunya 1. Berdasarkan OBJEK PENGATURANNYA a. STATUTA PERSONALIA Berkenaan dengan kedudukan hukum atau status personal orang (subjek hukum) dalam persoalan-persoalan hukum yang menyangkut pribadi dan keluarga. b. STATUTA REALIA Berkenaan dengan benda dan status hukum dari benda c. STATUTA MIXTA Berkenaan dengan perbuatanperbuatan oleh subyek hukum atau terhadap benda-benda.
13 Berdasarkan pertanyaan tersebut, Bartolus menyimpulkan bahwa Statuta dapat dibedakan berdasarkan: 1.Obyek Pengaturannya 2.Lingkup atau Wilayah Berlakunya 2. Berdasarkan LINGKUP/WILAYAH BERLAKU a. STATUTA PERSONALIA Berlaku ekstrateritorial (dapat berlaku di luar wilayah kota yang memberlakukannya) b. STATUTA REALIA Berlaku asas teritorial (hanya berlaku di wilayah kota yang memberlakukannya). c. STATUTA MIXTA Berlaku asas teritorial (berlaku atas semua perbuatan hukum yang terjadi di dalam wilayah kota yang memberlakukannya)
14 Teori Statuta juga berkembang di Perancis pada abad ke-16 Sesudah Masehi. Tokoh yang dikenal sebagai tokoh Teori Statuta Perancis adalah Dumoulin and D Argentre. PENDAPAT 1. Dumoulin Dumoulin memperluas ruang lingkup Statuta Personalia dan memasukkan perjanjian ke dalam obyek pengaturannya karena ia berpikir choice of law atau pilihan hukum yang merupakan asas dalam perjanjian merupakan persoalan status personal seseorang. 2. D Argentre Dia tidak setuju dengan Dumoulin. Dia memperluas ruang lingkup Statuta Realia dan memasukkan perjanjian dan perbuatan hukum lain ke dalam ruang lingkup Statuta Realia.
15 Perkembangan teori Statuta di Belanda terjadi pada abad ke Sesudah Masehi. Tokoh-tokohnya adalah Ulrik Huber and Johannes Voet. PANDANGAN 1. Ulrik Huber Pandangannya bersandar pada prinsip Kedaulatan Eksklusif Negara, sehingga Statuta berlaku bagi semua orang yang berada di wilayah tersebut. Namun, demi prinsip sopan santun antar negara (COMITAS GENTIUM), hukum yang harus berlaku dari negara asalnya tetap memiliki kekuatan berlaku asal tidak bertentangan dengan kepentingan subjek hukum dari negara pemberi pengakuan. 2. Johannes Voet Ia menegaskan ajaran COMITAS GENTIUM adalah bagian dari sistem hukum nasional dan harus ditaati.
16 Berkembangnya teori UNIVERSAL pada abad ke19 sebagai reaksi atas kelemahan dari teori Statuta. Tokoh teori universal adalah tokoh Jerman bernama von Savigny and C.G. von Wachter. PANDANGAN ori Savigny dikenal sebagai TRADITIONAL CONTINENTAL- UROPEAN APPROACH 1. Von Wachter Ia berpandangan bahwa Statuta Personalia dapat menimbulkan ketidkapastian hukum Ia menggunakan pendekatan legal seat (tempat kedudukan) dari suatu perkara yang timbul. Menurut dia, legal seat dari perkara HPI adalah saat perkara tersebut diajukan ke Forum, sehingga Lex Fori lah yang shearusnya berlwenang menentukan Lex Causae. (hukum yang seharusnya berlaku). 2. Von Savigny Ia menggunakan pandangan legal seat untuk menentukan tempat kedudukan hukum dari suatu hubungan hukum. Untuk itu, Legal seat perlu dilokalisir dengan bantuan Titik-Titik Taut antara hubungan hukum dengan sistem hukum tertentu, sehingga dapat menentukan sistem hukum yang akan digunakan (Lex Causae)
Sejarah Perkembangan Hukum Perdata Internasional
Bahan Kuliah Sejarah Perkembangan Hukum Perdata Internasional Isnaini Sejarah Perkembangan HPI HPI mulai abad ke-2 SM Masa kekaisaran Romawi s/d Perkemba ngan HPI universsal di Jerman Friederich Carl Von
Lebih terperinciHukum Perdata Internasional. Bagas Samudera
Hukum Perdata Internasional Bagas Samudera Sejarah Perkembangan Hukum Perdata Internasional Awal Perkembangan Hukum Perdata Internasional Didalam perkembangan sejarah HPI, tampaknya perdagangan (pada taraf
Lebih terperinciHUKUM PERDATA INTERNASIONAL
HUKUM PERDATA INTERNASIONAL I Nyoman Ngurah Suwarnatha, S.H., LL.M. 9/18/2012 3:21 PM Ngurah Suwarnatha 1 Pendahuluan dan Definisi HPI HPI merupakan bagian daripada hukum nasional. Istilah internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Perdata Internasional merupakan suatu hukum yang telah berkembang sejak zaman romawi kuno, sejarah mencatatat pada masa dulu, perdagangan antar negara,
Lebih terperinciDASAR-DASAR HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
Buku berjudul Dasar-Dasar Hukum Perdata Internasional ini dimaksudkan untuk menguraikan hal-hal yang mendasarkan dalam Hukum Perdata Internasional, yaitu berkaitan dengan ruang lingkup, teori-teori, prinsip-prinsip,
Lebih terperinciTITIK-TITIK TAUT & KUALIFIKASI
TITIK-TITIK TAUT & KUALIFIKASI HPI Kelas D All Images : Internet s Archive FOKUS BAHASAN Definisi & Jenis Titik Taut Definisi & Jenis Kualifikasi TITIK-TITIK TAUT Aanknopingspunten (Ned) Momenti di collegamento
Lebih terperinciKualifikasi. All images:internet s Archives. Hukum Perdata Internasional Kelas D
Kualifikasi All images:internet s Archives Hukum Perdata Internasional Kelas D 1 FOKUS BAHASAN DEFINISI KUALIFIKASI J E N I S T E O R I KUALIFIKASI JENIS KUALIFIKASI Aanknopingspunten (Ned) Momenti di
Lebih terperinciMateri Diskusi Perkumpulan Gemar Belajar (GEMBEL) Hukum Internasional Lanjutan
Hukum Perdata Internasional Jum at, 10 Maret 2017 Materi Diskusi Perkumpulan Gemar Belajar (GEMBEL) Hukum Internasional Lanjutan Pembicara :HendraSiahaan (2013) SaraiBangun (2013) Pemateri : Herman Gea
Lebih terperinciHUKUM PERDATA INTERNASIONAL (HPI) PENDAHULUAN
HUKUM PERDATA INTERNASIONAL (HPI) PENDAHULUAN Kelas D FH UGM 2013 All images: Internet s Archives FOKUS DISKUSI TOPIK PENGERTIAN RUANG LINGKUP SUMBER HUKUM 1.PENGERTIAN Di Indonesia, istilah Hukum Perdata
Lebih terperinciHUKUM PERDATA INTERNASIONAL
HUKUM PERDATA INTERNASIONAL oleh Moch Najib Imanullah, SH, MH, Ph.D. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Buku wajib 1 Bayu Seto Dasar-dasar Hukum Perdata Internasional : Pengertian, masalah pokok
Lebih terperinciPILIHAN HUKUM DALAM KONTRAK BISNIS I.
PILIHAN HUKUM DALAM KONTRAK BISNIS I. Latar Belakang. Kontrak binis Internasional selalu dipertautkan oleh lebih dari system hukum. Apabila para pihak dalam kontrak kontrak bisnis yang demikian ini tidak
Lebih terperinciSILABI MATAKULIAH. Pengalaman Belajar Indikator Strategi Penilaian
SILABI MATAKULIAH Kelompok Matakuliah : Konsentrasi Matakuliah : Jurusan : Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah Kode Matakuliah : 21474 Standar Kompetensi : menguasai konsep dasar pada umumnya yang diberlakukan di
Lebih terperinciPilihan Hukum (Terkait dengan Transaksi Bisnis Internasional)
Pilihan Hukum (Terkait dengan Transaksi Bisnis Internasional) TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA 2012 Bridge Ingat tujuan ilmu Hukum Perdata Internasional
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian/ Definisi Hukum Perdata Internasional 1 Prof. R. H. Graveson Prof. R. H. Graveson berpendapat bahwa: Conflict of laws atau hukum perdata internasional adalah bidang
Lebih terperinciPelanggaran Hak Cipta Melalui Internet (Studi Kasus: Itar-Tass Russian Agency Melawan Russian Kurier Agency) Rehulina Tarigan
Pelanggaran Hak Cipta Melalui Internet (Studi Kasus: Itar-Tass Russian Agency Melawan Russian Kurier Agency) Rehulina Tarigan Dosen Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Unila Abstrak Kasus Itar-Tass
Lebih terperinciSistem Hukum. Nur Rois, S.H.,M.H.
Sistem Hukum Nur Rois, S.H.,M.H. Prof. Subekti sistem hukum adalah susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang teratur,terkait, tersusun dalam suatu pola,
Lebih terperinciPerkembangan Hukum Laut Internasional
Perkembangan Hukum Laut Internasional Hukum laut internasional adalah seperangkat norma hukum yang mengatur hubungan hukum antara negara pantai atau yang berhubungan dengan pantai, yang terkurung oleh
Lebih terperinciHUKUM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA
HUKUM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA PENGERTIAN HUKUM E. UTRECHT : Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup yang berisi perintahperintah dan larangan-larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Hukum Perdata Internasional. tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berbeda. Pendapat lain yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hukum Perdata Internasional 1. Pengertian Hukum Perdata Internasional Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Hukum Perdata Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas
Lebih terperinciHPI PILIHAN HUKUM PERTEMUAN IX. By Malahayati, SH., LLM
HPI 1 PILIHAN HUKUM PERTEMUAN IX By Malahayati, SH., LLM TOPIK 2 PENGERTIAN CARA PILIHAN HUKUM LEX MERCATORIA LEX LOCI CONTRACTUS TEORI PENGERTIAN 3 Pada prinsipnya hukum yang berlaku di dalam kontrak
Lebih terperinciCHOICE OF FORUM & CHOICE OF LAW DALAM HUKUM PERDATA INTERNASIONAL: STUDY KASUS YASMINA - THE WORLD FOOD PROGRAMME (WFP)
CHOICE OF FORUM & CHOICE OF LAW DALAM HUKUM PERDATA INTERNASIONAL: STUDY KASUS YASMINA - THE WORLD FOOD PROGRAMME (WFP) 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar..... Daftar Peristilahan........ Daftar Lampiran... Daftar
Lebih terperinciBAB XIV DOKTRIN KEDAULATAN NEGARA DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA INTERNASIONAL
BAB XIV DOKTRIN KEDAULATAN NEGARA DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA INTERNASIONAL Adanya perubahan doktrin kedaulatan dari asas ketertiban dalam negeri seperti dianut oleh Jean Bodin dan para pengikutnya, menjadi
Lebih terperinciPerbandingan Hukum Perdata I. PHP-PENGANTAR. Last update: 27/2/2012
Perbandingan Hukum Perdata I. PHP-PENGANTAR Last update: 27/2/2012 Topik: 1.Istilah dan Pengertian Perbandingan Hukum Perdata 2.Sejarah Perbandingan Hukum Perdata 3.Manfaat dan fungsi Perbandingan Hukum
Lebih terperinciSEJARAH HAK AZASI MANUSIA
SEJARAH HAK AZASI MANUSIA Materi Perkuliahan Hukum dan HAM ke-2 FH Unsri URGENSI SEJARAH HAM Kepentingan paling mendasar dari setiap warga negara adalah perlindungan terhadap hak-haknya sebagai manusia.
Lebih terperinciPERBANDINGAN HUKUM PERDATA 4 SISTEM HUKUM DI DUNIA. Oleh : Diah Pawestri Maharani, SH MH
PERBANDINGAN HUKUM PERDATA 4 SISTEM HUKUM DI DUNIA Oleh : Diah Pawestri Maharani, SH MH SISTEM HUKUM ANGLO SAXON/COMMON LAW Common Law atauanglo Saxon (Anglo Amerika) Sistem hukum Anglo Saxon, Anglo Amerika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis) dengan sangat cepat. Dinamika serta kepesatan yang terjadi di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah merambah perekonomian (dunia bisnis) dengan sangat cepat. Dinamika serta kepesatan yang terjadi di dalam kegiatan ekonomi dan
Lebih terperinciSTATUS PERKAWINAN INTERNASIONAL DAN PERJANJIAN PERKAWINAN. (Analisis Kasus WNI Yang Menikah Dengan Warga Negara Prancis di Jepang)
STATUS PERKAWINAN INTERNASIONAL DAN PERJANJIAN PERKAWINAN (Analisis Kasus WNI Yang Menikah Dengan Warga Negara Prancis di Jepang) A. Latar Belakang Masalah Seorang WNI menikah dengan warga Negara Prancis
Lebih terperinciPENDAHULUAN HUKUM & KODE ETIK KOMUNIKASI
Materi Kedua PENDAHULUAN HUKUM & KODE ETIK KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA - 2011 1 Hukum Komunikasi Sistem Hukum Indonesia Sistem Komunikasi Indonesia 2 Sistem Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Suatu keniscayaan bahwa dalam penyelesaian suatu konflik sengketa
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Suatu keniscayaan bahwa dalam penyelesaian suatu konflik sengketa khususnya sengketa hukum diperlukan adanya penyelesaian yang pasti untuk menentukan kebenaran.
Lebih terperinciHukum Perdata. Rahmad Hendra
Hukum Perdata Rahmad Hendra Hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari (hukum administrasi
Lebih terperincipenting dalam menciptakan hukum internasional sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum internasional adalah hukum atau peraturan yang berlaku diluar dari wilayah suatu negara. Secara umum, hukum internasional diartikan sebagai himpunan dari peraturan-peraturan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR PERBANDINGAN SISTEM HUKUM. Tulisan ini akan membedah buku yang berjudul Pengantar Perbandingan Sistem
BAB I PENGANTAR PERBANDINGAN SISTEM HUKUM A. Pendahulan Tulisan ini akan membedah buku yang berjudul Pengantar Perbandingan Sistem Hukum yang ditulis oleh Michael Bogdan. Buku ini membandingkan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari dan merupakan kebutuhan hidup manusia yang mendasar. Manusia hidup dan berkembang biak,
Lebih terperinciPOKOK-POKOK HUKUM PERDATA
POKOK-POKOK HUKUM PERDATA 1 m.k. hukum perdata 2 m.k. hukum perdata 3 m.k. hukum perdata 4 m.k. hukum perdata 5 PERBEDAAN COMMON LAW/ANGLO SAXON CIVIL LAW/EROPA KONT SISTEM PERATURAN 1. Didominasi oleh
Lebih terperinciPERKULIAHAN III Devica Rully M., SH. MH. LLM.
HAKEKAT DAN DASAR BERLAKUNYA HUKUM INTERNASIONAL PERKULIAHAN III Devica Rully M., SH. MH. LLM. DASAR KEKUATAN MENGIKAT HI Alasan Pembahasan : O HI tidak memiliki lembaga2 yang lazim diasosiasikan dengan
Lebih terperinciSILABUS NAMA MATA KULIAH : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KEPERDATAAN KODE MATA KULIAH : HKI4004
SILABUS A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KEPERDATAAN KODE MATA KULIAH : HKI4004 JUMLAH SKS : 2 (DUA) PRASYARAT : Seluruh Mata
Lebih terperinciH. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI
H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI HUKUM INTERNASIONAL INTERNATIONAL LAW : 1. PUBLIC INTERNATIONAL LAW ( UNITED NATIONS LAW, WORLD LAW, LAW of NATIONS) 2. PRIVATE INTERNATIONAL LAW 2 DEFINISI "The Law of Nations,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang merupakan negara yang terdiri dari berbagai etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia, Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciTEORI-TEORI UMUM HUKUM PERDATA INTERNASIONAL YANG DAPAT MENGESAMPINGKAN BERLAKUNYA HUKUM ASING DENGAN MEMBERLAKUKAN HUKUM NASIONAL SANG HAKIM"
202 Hukum dan Pembangunan TEORI-TEORI UMUM HUKUM PERDATA INTERNASIONAL YANG DAPAT MENGESAMPINGKAN BERLAKUNYA HUKUM ASING DENGAN MEMBERLAKUKAN HUKUM NASIONAL SANG HAKIM" Zulfa Djoko Basuki Penulis artikel
Lebih terperinciSISTEM HUKUM MAKALAH
SISTEM HUKUM MAKALAH Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia di Bawah Bimbingan Dosen Bpk. FAUZUL ALIWARMAN, SHI., M.Hum. Ibu MAS ANIENDA TF, SH., MH. Oleh : KELOMPOK 3 KELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Pendapat Umum, yang dimaksud dengan Hukum adalah:
BAB I PENDAHULUAN A. HUKUM PERDATA 1. Pengertian Hukum Perdata Para ahli banyak memberikan pengertian-pengertian maupun penggunaan istilah Hukum Perdata. Adapun pengertian-pengertian tersebut tergantung
Lebih terperinciPRINSIP-PRINSIP HUKUM REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
PRINSIP-PRINSIP HUKUM REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Oleh: Dr Jamal Wiwoho Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani 1 Dalam Hukum Internasional dikenal 3 jenis Juridiksi: Juridiksi untuk menetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah dan kebutuhan hidup manusia sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan jumlah dan kebutuhan hidup manusia sejalan dengan perkembangan teknologi modern yang begitu cepat membuat jumlah aktifitas dan cara manusia tersebut beraktifitas
Lebih terperinciNEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN
KEWARGANERAAN Modul ke: Fakultas 02FEB NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN SYAMSUNASIR, S.SOS., M. M. Program Studi Management LATAR BELAKANG PERLUNYA NEGARA Menurut ahli tata negara Sokrates, Aristoteles dan
Lebih terperinciHUKUM PERBANKAN INDONESIA
HUKUM PERBANKAN INDONESIA Oleh: Irdanuraprida Idris HUKUM Dalam Pandangan Masyarakat Ketika seseorang berhadapan dengan Hukum pada saat kondisi sedang normal, orang cenderung berpandangan bahwa Hukum adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori
digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Mengenai Perkawinan a. Pengertian Perkawinan Menurut Para Ahli Perkawinan merupakan bentuk kerjasama dalam kehidupan antara seorang
Lebih terperinciSILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN
SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL Bobot sks : 2 sks Tim Penyusun : 1. Afifah Kusumadara, SH. LL.M. SJD. 2. Djumikasih SH. M.Hum. 3. Amelia Sri Kusuma Dewi,
Lebih terperinciPENDAFTARAN DAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA TERHADAP OBJEK YANG TERLETAK DI LUAR NEGERI. Kastalany
LamLaj Volume 2 Issue 1, March 2017: pp. 1-10. Copyright @ LamLaj. Faculty of Law, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin, South Kalimantan, Indonesia. ISSN: 2502-3136 e-issn: 2502-3128. Open Access
Lebih terperinciBAB II HAKIKAT BERLAKU HUKUM INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
BAB II HAKIKAT BERLAKU HUKUM INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat memahami hakikat dan dasar berlakunya Hukum Internasional serta kaitannya dengan
Lebih terperinci2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hukum adalah pembatasan kebebasan setiap orang demi kebebasan semua orang... Kaidah hukum mengarahkan diri hanya pada perbuatanperbuatan lahiriah. Jadi. saya berbuat sesuai dengan
Lebih terperinciJURISDICTION HUKUM TEKNOLOGI INFORMASI
1 JURISDICTION HUKUM TEKNOLOGI INFORMASI Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH. MHUm 2 YURISDIKSI KUNCI UNTUK MENEGAKKAN HAK Terdapat dua tipe yaitu: 1. Subject-matter jurisdiction, yurisdiksi yang didasarkan dari
Lebih terperinciIndonesian translation of the 2005 Choice of Court Convention
Indonesian translation of the 2005 Choice of Court Convention This translation was kindly prepared by Dr. Afifah Kusumadara, Vannia Nur Isyrofi, and Hary Stiawan (lecturer and students at the Faculty of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Bahwa hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara Indonesia adalah negara hukum. Sebuah deklarasi bahwa negara ini berdiri dan berjalan berdasar pada ketentuan hukum. Pada Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 tersebut sekaligus
Lebih terperinciNo b. pemanfaatan bumi, air, dan udara serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; c. desentralis
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.4925 WILAYAH NEGARA. NUSANTARA. Kedaulatan. Ruang Lingkup. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177 ) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciKONSEPSI KEWARGANEGARAAN. By : Amaliatulwalidain
KONSEPSI KEWARGANEGARAAN By : Amaliatulwalidain Pengantar Tradisi kewarganegaraan telah ada sejak masa Yunani Kuno, konsepsi modern tentang kewarganegaraan baru muncul pada abad keduapuluh. Konsepsi kewarganegaraann
Lebih terperinciII. Istilah Hukum Perdata
I. Pembidangan Hukum Privat Hukum Hukum Publik II. Istilah Hukum Perdata = Hukum Sipil >< Militer (Hukum Privat Materil) Lazim dipergunakan istilah Hukum Perdata Prof.Soebekti pokok-pokok Hukum Perdata
Lebih terperinciBAB SYARAT TERBENTUKNYA NEGARA
BAB SYARAT TERBENTUKNYA NEGARA Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang merupakan Konvensi Hukum Internasional, Negara harus mempunyai empat unsur konsititutif, yaitu : a. Harus ada penghuni (rakyat,
Lebih terperinciBAB II HUKUM YANG MENGATUR KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL. A. Pengaturan Hukum Mengenai Kontrak Dagang Internasional Dalam Berbagai Konvensi
BAB II HUKUM YANG MENGATUR KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL A. Pengaturan Hukum Mengenai Kontrak Dagang Internasional Dalam Berbagai Konvensi Berkenaan dengan kontrak dagang yang bersifat internasional, maka
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK I. UMUM Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku
Lebih terperinciTerjemahan Tidak Resmi STATUTA UNIDROIT. Pasal 1
Terjemahan Tidak Resmi STATUTA UNIDROIT Pasal 1 Maksud dari Lembaga Internasional untuk Unifikasi Hukum Perdata adalah meneliti cara cara untuk melakukan harmonisasi dan koordinasi hukum perdata pada Negara
Lebih terperinciHUKUM PERDATA INTERNASIONAL
HUKUM PERDATA INTERNASIONAL Dosen : 1. Dr. Ahmad M. Ramli, S.H., M.H. 2. Rika Ratna Permata, S.H. 3. M.Amirullah, S.H. MATERI PERKULIAHAN Antara lain meliputi: I. Pendahuluan. II. Langkah awal penyelesaian
Lebih terperinciKonvensi ini mengandung 16 pasal. Dari pasal-pasal ini dapat ditarik 5 prinsip berikut dibawah ini:
NAMA: Catherine Claudia NIM: 2011-0500-256 PELAKSANAAN KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE KOMERSIAL NTERNASIONAL MENURUT KONVENSI NEW YORK 1958 Salah satu fokus utama dalam Konvensi New York 1958, yakni Convetion
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara hukum menganut sistem hukum Civil Law
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara hukum menganut sistem hukum Civil Law (Eropa Continental) yang diwarisi selama ratusan tahun akibat penjajahan Belanda. Salah satu karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Page 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa Negara Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum. Itu berarti bahwa
Lebih terperinciDiskripsi Umum Mata Kuliah Hukum Internasional SKS.:3
Diskripsi Umum Mata Kuliah Hukum Internasional SKS.:3 Mata kuliah hukum internasional dengan bobot 4 SKS diberikan pada mahasiswa fakultas hukum di semester III setelah mahasiswa menempuh dan lulus mata
Lebih terperinciFH Universitas Brawijaya. FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA-MALANG Berdasarkan Silabi 2012
FH Universitas Brawijaya 3/29/13 FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA-MALANG Berdasarkan Silabi 2012 Herlindah, SH, M.Kn 1 Dengan perbandingan hukum dapat diketahui jiwa serta pandangan hidup bangsa lain termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem kekuasaan yang diterapkan di Indonesia sebelum adanya pengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem kekuasaan yang diterapkan di Indonesia sebelum adanya pengaruh dari budaya luar masih terikat dengan adat istiadat yang berlaku yang dipimpin oleh ketua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Hukum yang dianut oleh
Lebih terperinciNEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA
NEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA Angga Setiawan P.U Ari Widido Bayu Gilang Purnomo Arsyadani Hasan Binabar Sungging L Dini Putri P K2510009 K2510011 K2510019 K2111007 K2511011 K2511017 N E G A R
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan untuk bersatu dalam organisasi oleh suatu negara merupakan hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam suatu negara, seperti
Lebih terperinciHUKUM INTERNASIONAL 2 SKS SEMESTER IV
HUKUM INTERNASIONAL 2 SKS SEMESTER IV Oleh: H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP Unikom Tahun Ajaran 2016/2017 DESKRIPSI MATA KULIAH Mata Kuliah Hukum Internasional dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena ini memusatkan perhatian pada kewajiban individu dalam berhubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum kontrak termasuk dalam ranah hukum perdata, disebut demikian karena ini memusatkan perhatian pada kewajiban individu dalam berhubungan dengan individu lain untuk
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5514 PENGESAHAN. Perjanjian. Republik Indonesia - Republik India. Bantuan Hukum Timbal Balik. Pidana. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
Lebih terperinciHukum Laut Indonesia
Hukum Laut Indonesia Pengertian Hukum Laut Hukum Laut berdasarkan pendapat ahli ahli : Hukum laut menurut dr. Wirjono Prodjodikoro SH adalah meliputi segala peraturan hukum yang ada hubungan dengan laut.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Penulis menggunakan berbagai sumber berupa buku atau artikel yang berkaitan dengan pemikiran Jean Bodin. Terdapat beberapa buku tulisan Jean Bodin sendiri, serta beberapa buku atau
Lebih terperinciTUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 3
TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 3 DISUSUN OLEH: NAMA NIM PRODI : IIN SATYA NASTITI : E1M013017 : PENDIDIKAN KIMIA (III-A) S-1 PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2014
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK INDIA TENTANG BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA (TREATY BETWEEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Potensi ruang angkasa untuk kehidupan manusia mulai dikembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang angkasa merupakan sebuah tempat baru bagi manusia, sebelumnya ruang angkasa merupakan wilayah yang asing dan tidak tersentuh oleh peradaban manusia. Potensi ruang
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU HUKUM. Henry Anggoro Djohan
PENGANTAR ILMU HUKUM Henry Anggoro Djohan Mengatur hubungan antara manusia secara perorangan dengan suatu masyarakat sebagai kelompok manusia. Beberapa definisi hukum dari sarjana hukum 1. E. Utrech memberikan
Lebih terperinciSekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer PERBANAS. Cyber Law Drafting. Kuliah Sessi 4: Prosedural dan Kelembagaan
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer PERBANAS Cyber Law Drafting Kuliah Sessi 4: Prosedural dan Kelembagaan Dosen: Ir. Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, SE, MSi, MPP Agenda Isu Prosedural Jurisdiksi
Lebih terperinciASAL USUL HISTORIS KONSEPSI HAM
TEORI HAM 1 ASAL USUL HISTORIS KONSEPSI HAM 1. Doktrin hukum alam pra modern dari Greek Stoicism yang berpendapat bahwa kekuatan kerja universal mencakup semua ciptaan dan tingkah laku manusia, oleh karenanya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK KOREA TENTANG BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA (TREATY BETWEEN THE
Lebih terperinciKewirausahaan, Etika dan Hukum Bisnis. Modul ke: HUKUM BISNIS. 13Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dr. Achmad Jamil M.Si. Program Studi Magister Akuntansi
Modul ke: 13Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kewirausahaan, Etika dan Hukum Bisnis HUKUM BISNIS Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi Magister Akuntansi PENGERTIAN HUKUM Hukum adalah himpunan peraturan (perintahperintah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK KOREA TENTANG BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA (TREATY BETWEEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain yang yang diderita oleh banyak orang di negara-negara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktek penyelenggaran negara dewasa ini berkembang ke arah demokrasi dan perlidungan Hak Asasi Manusaia (HAM). Masalah HAM mengemuka pada setiap kehidupan penyelenggaraan
Lebih terperinciRule of Law. Negara Absolut. Doktrin Egalitarian
RULE OF LAW Doktrin Hukum Abad XIX Negara Konstitusi Negara Demokrasi Rule of Law Negara Absolut Doktrin Egalitarian Doktrin dg semangat dan idealisme keadilan yg tinggi, seperti supremasi hukum dan kesamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak sengketa terjadi di Indonesia yang menimbulkan konflik ringan dan berat. Beberapa konflik tersebut dapat terbentuk dari, 1) Perebutan tahta, termasuk
Lebih terperinciPOKOK-POKOK HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL
Seri Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007 POKOK-POKOK HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL Rudi. M Rizki, SH, LLM Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat Jl Siaga II No 31 Pejaten Barat, Jakarta 12510
Lebih terperinci2.1 Konsep Aset Bisnis Pengertian Bisnis, Aset, Dan Aset Bisnis Klasifikasi Aset Bisnis Istilah Dan Pengertian
DAFTAR ISI JUDUL...ii PRASYARAT GELAR... iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PANITIA PENGUJI SKRIPSI... v KATA PENGANTAR... vi SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... ix DAFTAR ISI... x ABSTRAK... xiii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa hakim telah menjalankan fungsi pengembangan hukum lingkungan perdata terutama
Lebih terperinciLex Administratum, Vol. V/No. 7/Sep/2017
HAK WARIS ANAK YANG LAHIR DARI PERKAWINAN CAMPURAN TERHADAP HAK MILIK ATAS TANAH 1 Oleh : Rahmadika Safira Edithafitri 2 ABSTRAK Di Indonesia, perkawinan antara seorang warga negara Indonesia dengan warga
Lebih terperinciSEB E U B A U H H MAT A A T KULIAH
SEBUAH MATA KULIAH PENGANTAR PENGANTAR HUKUM INDONESIA Pengantar Hukum Indonesia HUKUM SEBAGAI PRANATA SOSIAL sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan masyarakat untuk memenuhi
Lebih terperinci12/13/2009 HUKUM EKONOMI DEFINISI ILMU EKONOMI HUKUM EKONOMI 2 MASALAH DALAM MATA KULIAH HUKUM EKONOMI POKOK POKOK PIKIRAN DARI DEFINISI EKONOMI
HUKUM 2 MASALAH DALAM MATA KULIAH HUKUM OLEH: SITI HAMIDAH, SH, MM 1. JUSTIFIKASI EKSISTENSI HUKUM 2. BIDANG-BIDANG HUKUM 1 2 DEFINISI ILMU STUDI TENTANG KEKAYAAN STUDI TENTANG MANUSIA DALAM KEGIATAN HIDUP
Lebih terperinciPENGATURAN DAN MANFAAT PEMBUATAN POST-MARITAL AGREEMENT DALAM PERKAWINAN CAMPURAN DI INDONESIA
PENGATURAN DAN MANFAAT PEMBUATAN POST-MARITAL AGREEMENT DALAM PERKAWINAN CAMPURAN DI INDONESIA Oleh: Kasandra Dyah Hapsari I Ketut Keneng Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK
Lebih terperinciASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN: SUATU LANDASAN DALAM PEMBUATAN KONTRAK
ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN: SUATU LANDASAN DALAM PEMBUATAN KONTRAK M. Muhtarom Dosen Jurusan Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani, tromol pos I Pabelan Kartasura
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dalam lingkungan wilayah yang dibatasi oleh garis-garis perbatasan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Wilayah atau teritori adalah salah satu manifestasi paling utama dari kedaulatan suatu negara.oleh karena itu dalam lingkungan wilayahnya tersebut suatu negara
Lebih terperinciHUKUM EKONOMI DALAM SISTEM HUKUM 1
2 CARA DALAM MEMPERMUDAH MEMAHAMI LEVEL KOMPETENSI III: DALAM SISTEM 1 MEMAHAMI UNSUR MEMAHAMI PEMBIDANGAN SUMBER: MATERIEL FORMIL BENTUK: TERTULIS TIDAK TERTULIS FUNGSI MEMPERTAHANKAN: MATERIEL (SUBSTANSI)
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan
Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Negara dan Sistem Pemerintahan. Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Hubungan Masyarakat Latar Belakang
Lebih terperinci(Negara dan Kedaulatan)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Materi Kuliah HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA (Negara dan Kedaulatan) Modul 10 Oleh : Rohdearni Tetty Yulietty Munthe, SH/08124446335 77 1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah proses
Lebih terperinciHubungan Hukum Internasio nal dan Hukum Nasional H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI
Hubungan Hukum Internasio nal dan Hukum Nasional H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Lebih dahulu mana, Hukum Nasional atau Hukum Internasional? Lebih tinggi mana, Hukum Nasional atau Hukum Internasional? Pandangan
Lebih terperinci