BAB 2 LANDASAN TEORI. Salah satu tradisi Jepang yang menjadi ciri khas dalam kehidupan masyarakatnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Salah satu tradisi Jepang yang menjadi ciri khas dalam kehidupan masyarakatnya"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Omiai. Salah satu tradisi Jepang yang menjadi ciri khas dalam kehidupan masyarakatnya yaitu tradisi perkawinan yang diatur (dijodohkan), yang lebih dikenal dengan sebutan Omiai Kekkon. (Kodansha Ltd, 1993). Pada umumnya, Miai memiliki dua pengertian diantaranya pengertian dalam arti luas dan dalam arti sempit. Miai dalam pengertian luas yaitu mempertemukan orang-orang yang bersangkutan untuk tujuan tertentu. Sedangkan Miai dalam pengertian sempit yaitu perkawinan yang dijodohkan atau perkawinan yang terjadi karena bantuan seorang perantara mempertemukan kedua calon pengantian Miai ( 見合い ) dalam pengertian harafiah berarti "saling melihat" (Lebra, 1984 : 102). Dalam Ensiklopedia Jepang, Miai adalah suatu pertemuan resmi dimana dilakukannya perkenalan antara seorang pria dan seorang wanita yang diatur oleh nakoodo (seorang perantara) dengan tujuan mencari pasangan untuk menikah atau lebih dikenal dengan perjodohan (Swann, 1983 : 115). Omiai dapat dilakukan dengan beberapa cara, bentuk Omiai antara masa sebelum Perang Dunia II dengan masa sesudah Perang Dunia II mengalami perubahan. Sebelum Perang Dunia II di Jepang, sebelum mengadakan upacara perkawinan biasanya calon pengantin pria terlebih dahulu mencari calon pasangannya secara sembunyi-sembunyi (kagemi) yang biasanya dilakukan pada saat natsu matsuri (perayaan musim panas), dimana banyak para pengunjung berdoa di kuil-kuil. Saat seperti itu merupakan saat yang baik bagi 6

2 calon pengantin pria bersama dengan nakoodo (perantara) memilih dan menilai para wanita yang sedang berdoa di kuil. Apabila pada tahap ini berhasil, maka nakoodo boleh meminta izin kepada pihak orang tua pria untuk meminta pihak wanita datang ke rumah pria yang diharapkan menjadi pasangan. Peranan nakoodo dan fungsi Omiai itu sendiri memiliki arti yang besar dimana dimulai dengan perkenalan antara satu sama lain sampai pada acara resepsi perkawinan. Peranan nakoodo dan fungsi Omiai memegang peranan penting.namun, lambat laun seiring dengan berkembangnya negara Jepang pada periode Heisei telah banyak mengalami perubahan dalam kehidupan masyarakat Jepang termasuk dengan peranan nakoodo dalam perkawinan yang bersifat modern. Peranan nakoodo pada masa sebelum Perang Dunia II sebagai perantara perkawinan yang bertugas memperkenalkan seorang pria dengan seorang wanita dengan tujuan menjodohkan nereka. Perkenalan antara kedua orang tersebut dilakukan secara resmi yang dikenal dengan sebutan Omiai. Namun sekarang ini, peranan nakoodo dan fungsi Omiai itu sendiri dalam tata cara perkawinan Jepang sudah mengalami perubahan (Swann, 1983 : 116). Miai diadakan di sebuah restoran, bioskop atau pertunjukkan musik di teater oleh nakoodo dan orang tua kedua calon pasangan. Kedua calon pasangan itu akan melanjutkan hubungan mereka atau tidak, tergantung pada perasaan mereka masing-masing setelah pertemuan itu dimana mereka saling menilai satu sama lain (Swann, 1983 : ). Miai juga dapat dilakukan di rumah calon pengantin wanita, dengan cara calon pengantin pria datang bersama nakoodo dan orang tuanya. Mereka dipertemukan di sebuah ruangan bersama para tamu lainnya. Dengan diadakannya Miai, calon pengantin pria dan orang tuanya dapat melihat bagaiman pembawaan diri dan tingkah lakunya, tidak saja hanya 7

3 melihat dari penampilan luar (kecantikan) saja. Dapat dilihat ketika calon pengantin wanita memiliki keterampilan dalam menyambut para tamu dan cara menyajikan makanan dan minuman (Lebra, 1984 : 103). Miai memiliki cara lain yaitu, dimana seorang nakoodo membawa seorang pria untuk melihat sekilas seorang wanita kemudian sang pria memikirkannya beberapa waktu sebelum ia memutuskan untuk melakukan pendekatan langsung kepada wanita tersebut. Tindakan seperti ini disebut kagemi ( 影身 ). Kagemi berarti "melihat secara sembunyi" karena biasanya sang pria melihar secara tersembunyi dan sang wanita tidak menyadari bahwa ia sedang diperhatikan. Bahkan pada perayaan Matsuri, banyak para pengunjung yang datang ke kuil dimana ini merupakan kesempatan yang baik untuk para pria mencari calon istri dari daerah lain. Selain itu, masih ada cara lain yaitu sang pria bersama nakoodo menunggu di sebuah jalan dimana banyak para wanita yang akan melalui jalan itu. Biasanya para wanita tidak akan dengan sengaja menolak dari pandangan pria yang sedang memperhatikannya. Apabila hal ini berhasil maka nakoodo akan meminta izin untuk memanggilnya dan bersama-sama calon pengantin pria ke rumah wanita itu, bahkan bersama orang tua dari keduanya untuk saling diperkenalkan. Suatu kewajiban bagi nakoodo sejak dilakukannya Omiai untuk memelihara hubungan antara kedua belah pihak yang bersangkutan dan membangun komunikasi yang baik diantara keduanya. Apabila berjalan dengan baik, maka tugas ini menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tetapi, jika tidak berjalan dengan baik maka dibuat perjanjian yang sah secara hukum mengenai penolakan yang diadakan guna mencegah kehilangan muka bagi pihak yang ditolak (Hendry, 1981 : 138). Keluarga dari pihak wanita dapat menolak karena 8

4 menganggap anaknya itu masih terlalu mud untuk menikah, belum menguasai keterampilan dalam mengurus rumah. (Hendry, 1981 : 139). Omiai Kekkon biasanya dilakukan pada saat seorang wanita telah memasuki usia yang tepat untuk menikah. Usia yang tepat untuk menikah antara tahun. Pada saat seorang anak perempuan sudah memasuki usia tersebut, maka para orang tua akan menghubungi nakoodo (seorang perantara) untuk meminta bantuan mencari pasangan bagi anak perempuannya. Nakoodo tersebut akan mencari wali pada saat anak tersebut menikah sehingga orang yang dapat menjadi nakoodo biasanya orang yang terpandang (Saito, 1981 : 16). Keputusan perjodohan pada zaman dahulu tidak hanya berada di salah satu pihak namu semua pihak. Dalam pelaksanan Omiai sekarang ini dibantu oleh pihak yang sangat mengerti akan masalah perkawinan. Hal ini di ungkapkan dalam : Artinya : 昔の見合いのように すでに親同土や両家の間で話がほとんど決まっているというのではなく 相互の意志の交流を通じて永立つのですから (Yasuko, 1997 : 11). Perjodohan pada zaman dahulu sebagian besar tidak hanya ditentukan diantara kedua keluarga dan teman dekat tetapi semua pihak yang bersangkutan. Perjodohan sekarang ini dilakukan melalui pertukaran pemikiran kedua belah pihak dan adanya bantuan dari orang yang mempunyai banyak pengalaman hidup. Sampai sekarang ini masih ada kebiasaan-kebiasaan lama pada masyarakat Jepang yaitu penggunaan nakoodo (perantara atau mak comblang) dan diadakan Miai (suatu pertemuan menjelang perkawinan), meskipun hal tersebut sudah mengalami perubahan. Perkawinan yang terbentuk melalui pertemuan seperti ini disebut Omiai Kekkon atau perkawinan yang dijodohkan. Setelah Perang Dunia II, hubungan antara pria dan wanita 9

5 mulai bebas, sehingga perkawinan karena cinta atau Ren'ai Kekkon (sebuah perkawinan yang terjadi berdasarkan atas cinta) menjadi lebih populer, meskipun demikian Omiai Kekkon masih tetap ada (Swann, 1983 : 117) Sejak masa sebelum Perang Dunia II, Omiai Kekkon telah dilakukan bahkan pada zaman Edo (masa pemerintahan Tokugawa) dimana perkawinan dianggap sebagai alat politik di kalangan para samurai dan daimyo untuk memperkuat kekuasaannya (Masatsugu, 1982 : 104). Dewasa ini, perkawinan yang diatur oleh orang tua, dimana pasangan belum mengenal satu sama lain sampai pada hari perkawinannya, hal ini merupakan suatu hal yang langka dan aneh. Oleh karena itu, sekarang munculnya perkawinan yang berdasarkan atas cinta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ren'ai Kekkon dimana Ren'ai Kekkon ini menjadi populer di kalangan masyarakat sekarang ini (Swann, 1983 : 117). Tingkat masyarakat yang melakukan Ren'ai Kekkon mengalami peningkatan dibandingkan dengan Omiai Kekkon. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini, dimana telah terjadi perubahan tingkat jumlah bentuk perkawinan yang dilakukan masyrakat Jepang. 10

6 Perubahan Bentuk Perkawinan Tahun Bentuk Perkawinan Miai Kekkon Ren'ai Kekkon ,7% 13,3% ,5% 15,5% ,8% 28,2% ,5% 34,5% ,1% 37,9% ,1% 45,9% ,6% 56,4% ,9% 65,1% Sumber Data : dalam buku berjudul Nihonjin no Isshoo, Tikoyo : Nihonggo Kyooiku Gakkai, 1982 yang dikutip oleh Saitoo. Sekarang ini masih ada orang-orang Jepang yang masih melakukan Omiai dalam kehidupannya namun tidak sebanyak dahulu sebelum Perang Dunia II. Masyarakat Jepang sekarang ini telah mengalami perubahan pandangan terhadap perkawinan, hal ini diungkapkan oleh Yasuko (1997). Yasuko melihat adanya perubahan pandangan di kalangan anak muda Jepang seperti yang tampak dalam kutipan berikut : Artinya : 今の若い人たちの結婚は大きく変わってきています (Yasuko, 1997 : 2). Pandangan anak muda Jepang sekarang ini mengenai perkawinan telah mengalami perubahan besar. 11

7 Selain itu, Yasuko (1997) juga menemukan bahwa sekarang ini anak muda Jepang melihat kelebihan-kelebihan dari Omiai. Akan tetapi, miai yang sekarang telah mengalami perubahan, seperti dalam kutipan dibawah ini. Artinya : 若い人たちは 見合いの良さもよく知っています 恋愛とは別だと しかし その形はひと昔まえとはすっかりわっていました 気楽な友達の紹介による見合いとか お見合い紹介エペント ( ホテル主催の出会いパティなど ) それにお見合い紹介業 ( コンピューターによる相性探 ) によるものなどが その代表的なものでしょう (Yasuko, 1997 : 2). Anak muda Jepang telah mengetahui dengan jelas sisi positif dari dilakukannya Omiai, berbeda dengan Ren'ai. Bentuk perkawinan sekarang ini telah berbeda sekali dengan yang dahulu. Omiai sekarang tergantung dari perkenalan yang cocok dan event (perayaan) perkenalan perjodohan seperti pesta-pesta yang diselenggarakan di hotel, adanya biro jodoh yang mencari pasangan melelui komputer. Itu semua termasuk salah satu contoh dari suatu perjodohan. Hal ini berbeda dengan Omiai pada masa sebelum periode Showa sekitar tahun 1926, Omiai dilakukan demi kepentingan Ie, atas dasar kebutuhan keluarga dan keputusan Omiai berada di tangan orang tua. Selain itu, pihak yang dijodohkan tidak boleh menolak dilakukannya Omiai. Pemikiran masyarakat mengenai suatu perjodohan dinyatakan dalam : Artinya : なぜ見合いがあって 結納があって 仲人がいるのだろう どうして結婚に至るまでこんなに面倒なことをするのだろう と思う現代人は多いはずです でも それ位しておいても 後になって考えれば, 当然のことだったということがわかってきます 古今東西の知恵なのです (Yasuko, 1997 : 3). Karena banyaknya orang zaman sekarang yang berpikiran mengapa adanya perjodohan, pemberian mahar (pemberian kepada pasangan), serta adanya seorang perantara (atau yang lebih dikenal dengan mak comblang). Mengapa terdapat kesulitan seperti hal tersebut untuk sampai pada jenjang menjelang perkawinan. Meskipun demikian, apabila dipikirkan kemudian akan mengerti bahwa itu adalah hal yang sudah seharusnya Omiai adalah pengetahuan yang ada sejak dahulu hingga sekarang. 12

8 Menurut Yasuko (1997), adanya kecenderungan anak muda sekarang lebih mudah mendapatkan pasangan bermain dibandingkan dengan mencari pasangan hidup. Hal ini dinyatakan dalam : Artinya : 今の若い人たちは遊び相手はいくらでも見つけられるけれども 結婚相手を見つけられるをメを持っていないからこそ こういう傾向が出てきているのであって これこそが問題なのです 本人また それを一番よくしっているはずです (Yasuko, 1997 : 10). Terdapat kecenderungan bahwa orang muda Jepang sekarang ini bisa menemukan beberapa pasangan bermain tetapi tidak menemukan pasangan hidupnmya yang tepat. Hal tersebut merupakan suatu masalah. Dengan adanya perubahan pandangan anak muda Jepang dewasa ini terhadap perkawinan yang menganggap bahwa perkawinan bukanlah satu-satunya tujuan utama dal kehidupan mereka, kesulitan mencari jodoh (pasangan hidup), Yasuko (1997) menawarkan suatu cara untuk menemukan pasangan hidup yaitu, dengan cara Omiai. Bentuk Omiai sekarang mengalami beberapa perubahan. Sebelum zaman Showa (sebelum tahun 1926), Omiai diputuskan oleh keluarga demi kepentingan Ie, pihak yang dijodohkan tidak dapat menolak Omiai, adanya kecenderungan paksaan orang tua kepada anak. Akan tetapi, Yasuko (1997) melihat Omiai itu sebagai bentuk perjodohan, dimana keputusan Omiai berada di tangan pihak yang dijodohkan yang boleh terjadi penolakan apabila salah satu pihak merasa tidak cocok. Sekarang ini, pada periode Heisei (1989-sekarang), tidak banyak wanita dipaksa untuk menikah apabila hal tersebut berlawanan dengan keinginannya. Mereka juga diberikan hak untuk memilih pasangan hidup mereka sendiri tanpa campur tangan orang tua, dengan 13

9 kata lain orang tua tidak berhak menentukan dan memutuskan pasangan hidup untuk anaknya (Reischauer, 1987 : 295). Tujuan akhir dari dilakukannya Omiai adalah suatu perkawinan, dimana Omiai Kekkon dilakukan atas dasar kesadaran kedua belah pihak tanpa adanya paksaan dan keputusan akhir Omiai berada pada pihak yang melakukan perjodohan tersebut. 2.2 Teori Perkawinan. Perkawinan dalam bahasa Jepang disebut dengan istilah kekkon ( 結婚 ) atau kon'in ( 婚姻 ). Istilah kekkon terdiri dari dua karakter Kanji yaitu ketsu ( 結 yang berarti ikatan) dan kon ( 婚 yang berarti perkawinan). Sedangkan kon'in terdiri dari kon ( 婚 yang berarti perkawinan) dan in ( 姻 yang juga berarti perkawinan (Nelson, 1994 : ). Perkawinan merupakan rencana untuk meneruskan keturunan, yaitu untuk menjaga kesinambungan suatu keluarga. (Stephen, 1987 : ). Sebuah perkawinan bagi masyarakat Jepang dianggap sebagai salah satu cara untuk menempati posisi tertentu dalam keluarga. Misalnya, pengantin wanita akan menempati posisi sebagai shufu ( 主婦 : nyonya rumah), sementara suaminya sebagai shujin ( 主人 : kepala keluarga). Masyarakat Jepang memiliki adat istiadat perkawinan yang mungkin terlihat tidak umum bagi orang-orang negara lain. Konsep perkawinan bagi masyarakat Jepang berbeda dengan masyarakat Barat. Hal ini dikarenakan kehidupan masyarakat Jepang sebelum tahun 1946 terbentuk berdasarkan sistem Ie (sistem kekerabatan pada masyarakat Jepang), demikian pula halnya dengan perkawinan. 14

10 Menurut Masatsugu (1982), tujuan dari adanya perkawinan adalah perkawinan merupakan sesuatu hal yang letaknya diatas segala-galanya, sebuah lembaga yang dibentuk untuk meneruskan nama baik keluarga (Masatsugu, 1982 : 107). Dengan adanya perkawinan, maka akan terjadi sebuah ikatan diantara dua keluarga. Oleh karena itu, seorang anak perempuan akan dijaga dengan sangat hati-hati oleh orang tuanya. Bagi orang tua, anak perempuan dianggap memiliki nilai lebih sehingga dapat digunakan untuk kepentingan keluarga. Menurut Mitsuyuki Masatsugu, perkawinan adalah : Artinya : A marriage was arranged to suite the family's needs. Since the marriage was not result of attraction between the young couple, conjugal love was secondary development, to be achieve letter by the pair. In this system, the sexual fidelity of the couple was considered most important, as it played role in keeping the family together. (Masatsugu, 1982 : 104). Sebuah perkawinan telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, karena perkawinan bukanlah disebabkan oleh rasa tertarik diantara pasangan muda, cinta merupakan pengembangan kedua berikutnya), yang akan dapat dicapai kemudian oleh pasangan tersebut. Dalam sistem ini, kesetiaan dari pasangan dianggap sebagai hal yang sangat penting, karena berperan dalam menjaga keutuhan dari sebuah keluarga. Dalam kehidupan masyarakat Jepang, juga dikenal dengan adanya suatu kegiatan yang termasuk dalam kategori hare dan ke. Hare dapat berupa kegiatan yang dilakukan setiap tahun yang bersifat ritual (nenchugyoji) dan upacara yang berhubungan dengan siklus kehidupan manusia (tsukagirei). Sedangakn ke, merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat Jepang secara rutin setiap tahun dimana berkaitan dengan kegiatan sosial dalam kehidupan sehari-harinya. 15

11 Dalam masyarakat Jepang, upacara perkawinannya termasuk dalam hare, yaitu tsukagirei karena upacara perkawinannya berkaitan dengan keagamaan dalam lingkaran kehidupan manusia. Pada umumnya semua masyarakat diseluruh dunia melakukan upacara perkawinan dimana hal itu merupakan proses peralihan pada tingkatan kehidupan manusia yang bersifat universal, karena pada suatu upacara perkawinan terdapat suatu sistem suku bangsa yang berbeda-beda dimana sangat dipengaruhi oleh adat dan tradisi masyarakat yang masih berlaku secara turun temurun dari nenek moyang. Penyelenggaraan upacara perkawinan diatur oleh etika dan tata cara upacara yang berlaku supaya perkawinan tersebut terlaksana dengan lancar dan baik, karena perkawinan masih dianggap sebagai suatu hal yang sakral dan suci dalam nilai-nilai kehidupan masyarakat Jepang. Pandangan masyarakat Jepang mengenai sebuah perkawinan bukan hanya sebagai suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap manusia dalam rangka mempertahankan kelangsungan Ie, (Ie adalah suatu sistem keluarga atau kekerabatan tradisional masyarakat Jepang) tetapi juga mengungkapkan eksistensi manusia secara alami, hal ini dibebankan kepada kaum wanita terutama para wanita yang lahir pada tahun 1935, yang dibesarkan oleh nilai-nilai sebelum perang yang disebut dengan Ie. (Iwao, 1935). Perkawinan masyarakat Jepang berhubungan erat dengan sistem kekerabatan tradisional, karena suatu perkawinan bukan hanya antara individu saja melainkan keluarga. Perkawinan merupakan suatu sistem kekerabatan tradisional atau Ie, yang juga berkaitan dengan keturunan dalam menjaga kesinambungan Ie. Negara Jepang dalam kehidupan masyarakatnya mengalami perubahan yang sangat besar dan cepat sesudah Perang Dunia II. Masa sesudah Perang Dunia II, sistem Ie pada 16

12 kehidupan masyarakat Jepang mulai kehilangan fungsinya yang saat ini dianggap sebagai sisa peninggalan feodal pramodern (Hendry, 1981 : 14). Semenjak itu, Ren'ai Kekkon yang didahului dengan proses pacaran semakin banyak. Masalah yang sering muncul di kalangan wanita muda mengenai pilihannya akan jenis perkawinan. Artinya : 見合い結婚か恋愛結婚かーという問いは しばしば女性雑誌でも取り上げられるように 若い女性にとっては氷遠のテーマであると言ってもよいでしょう (Yasuko, 1997 : 10)....boleh dikatakan dalam tema yang selalu muncul bagi kaum wanita muda yang sering sekali diterbitkan di majalh wanita, seperti apakah ingin menikah secara Omiai (perjodohan) atau Ren'ai (cinta). Pada masyarakat Jepang yang telah modern ini, perkawinan dilakukan atas dasar keinginan kedua calon pengantin tersebut karena sebelumnya pasangan tersebut telah saling mengenal satu sama lain dan telah mengalami proses pacaran sehingga peranan nakoodo hanya dijadikan sebagai pendamping kedua mempelai calon pengantin pada saat belangsungnya resepsi perkawinan serta mengatur tata cara perkawinan. Sekarang ini perkawinan di Jepang dipengaruhi oleh tingkat kehidupan masyarakat Jepang modern, dimana masyarakat modern Jepang sekarang ini tergolong dalam masyarakat yang bersifat konsumerisme yaitu kecenderungan masyarakat dimana memiliki dorongan yang kuat untuk membeli suatu barang yang bukan merupakan kebutuhan primer demi mempertahankan prestise atau sekedar mengikuti trend mode yang terjadi sekarang ini. 2.3 Teori Konsumerisme. 17

13 Masyarakat Jepang sekarang ini lebih modern, hal ini dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Sekarang ini, masyarakat Jepang modern cenderung untuk hidup konsumtif, dimana mereka banyak menghabiskan uang mereka untuk membeli barang atau jasa yang bukan kebutuhan primer mereka. Pengertian konsumerisme menurut Wikipedia Free Encyclopedia (2005) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh menyamakan kebahagiaan pribadi dengan membeli barang umtuk dimiliki. Marx (2004) berpendapat bahwa ekonomi kapitalis memimpin masyarakat ke arah pemujaan terhadap barang-barang dan jasa, dan kenaikan dari kualitas barang dan jasa difokuskan pada harga barang dan jasa itu di pasar. di banyak konteks yang kritis istilah ini digunakan untuk menjelaskan kecenderungan dari orang-orang untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang mereka konsumsi, terutama yang memiliki merek dagang terkenal dan perbandingan nilai tambah yang jelas, contohnyamobil yang mahal, permata yang mahal. Ini merupakan istilah merendahkan yang banyak disangkal oleh orang, yang memiliki sedikit banyak rasionalisasi atau alasan yang spesifik untuk konsumsi di luar daripada gagasan yang mereka sebut sebagai "konsumsi" (John Storey, 2003). Menurut Steven Miles dalam Wikipedia Free Encyclopedia (2005) suatu kultur yang mengandung tingkat konsumerisme yang tinggi disebut sebagai budaya konsumtif, yaitu dorongan yang kuat untuk membeli suatu barang yang bukan merupakan kebutuhan primer demi mempertahankan prestise atau sekedar mengikuti trend mode. Istilah dan konsep dari "konsumsi berlebihan" muncul pada abad 20 melalui tulisan seorang ahli ekonomi Thorstein Veblen. Istilah ini menjelaskan tentang pernyataan yang tidak logis dan kondisi yang kacau dari prilaku ekonomi. 18

14 Konsumerisasi merupakan wujud ekonomi yang terus menerus pada pembelian barang dan jasa, dengan perhatian kecil terhadap kebutuhan yang sesungguhnya, kualitas, produk asli atau konsekuensi lingkungan terhadap perbuatan dan penjualan. materialisme adalah salah satu hasil dari konsumerisasi. Robert Graves (2004)mengatakan bahwa konsumerisme berhubungan dengan cara berpikir masyarakat yang wajar itu keinginan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, komunitas, keluarga, dan hubungan sehat dengan permintaan yang tidak pernah puas dan bersifat sementara terhadap barang dan uang yang digunakan untuk membeli barang-barang tersebut akhirnya menimbulkan sedikit penyesalan apa yang telah dibeli tidak sesuai dengan kegunaan sebenarnya. Dengan adanya kehidupan masyarakat Jepang modern sekarang ini yang konsumtif mengakibatkan tingkat kehidupan mereka pun meningkat dari segi kebutuhan mereka maupun dari segi mereka mencari pasangan hidup, dimana mereka menjadi memiliki kriteria khusus untuk pasangan mereka. Konsumerisme menyebabkan setiap orang itu melawan dirinya sendiri terhadap permintaan yang tidak pernah berakhir untuk mencapai barang-barang material atau dunia khayalan yang muncul dan membuat dunia khayalan yang muncul itu menjadi nyata dengan membeli barang-barang tersebut, seperti : tranning berat badan, diet center bedah plastik, make-up, fashionable, dan sebagainya merupakan suatu contoh di mana orang-orang mengubah diri merka menjadi alat konsumsi manusia. Featferstone (1991), mengatakan bahwa penciptaan gaya hidup terpusat pada konsumsi tanda estatis yang diasosiasikan dengan pergeseran relative signifikasi dari produksi ke konsumsi. 19

15 Dalam kaitannya dengan perilaku simbolik, Nur (2003 : 20) menyatakan konsumsi dilakukan karena barang tersebut mempunyai makna bagi konsumennya, jadi barang-barang konsumsi merupakan suatu simbol, karena mempunyai nilai atau makna yang diberikan oleh orang-orang yang mengkonsumsinya dengan baik sebagai pemenuhan kebutuhan maupun kesan prestise jika mengkonsumsinya. BAB 3 ANALISIS DATA 20

BAB 5 RINGKASAN. Salah satu jenis perkawinan yang menjadi kebudayaan Jepang yaitu perkawinan

BAB 5 RINGKASAN. Salah satu jenis perkawinan yang menjadi kebudayaan Jepang yaitu perkawinan BAB 5 RINGKASAN Salah satu jenis perkawinan yang menjadi kebudayaan Jepang yaitu perkawinan yang berdasarkan pada perjodohan atau yang lebih dikenal dengan Omiai Kekkon. Miai memiliki dua pengertian diantaranya

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori-teori Perkawinan dalam Masyarakat Jepang Sebelum Tahun 1946

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori-teori Perkawinan dalam Masyarakat Jepang Sebelum Tahun 1946 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Perkawinan dalam Masyarakat Jepang Sebelum Tahun 1946 Masyarakat Jepang memiliki adat istiadat perkawinan yang mungkin terlihat tidak umum bagi orang-orang dari negara

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, penulis akan menganalisis penyebab gangguan depresi yang dialami oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini diceritakan tentang

Lebih terperinci

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP: PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG Oleh : Amaliatun Saleha NIP: 19760609 200312 2 001 JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2006 ABSTRAK Salah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Informan 1: MH san (46 tahun) MH san berdomisili di perfektur Niigata, tidak mempunyai pengalaman studi di luar negeri, lulusan sekolah kejurusan, berprofesi sebagai seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut : 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori shuujoshi Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か ぜ ぞ さ わ よ ね disebut sebagai shuujoshi. Yang dimaksud dengan shuujoshi menurut gendai nihongo bunpo

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan Bab 5 Ringkasan Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan dan menunjukkan keterkaitan dengan karya sastra yang terbit sebelumnya. Hal ini bukanlah sesuatu yang baru dalam

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada Bab 5 Ringkasan Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis. Dan dalam kasus menikmati karya tulis, suatu karya tulis bahasa asing

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

BAB 3. Analisis penulis akan didasari oleh landasan teori yang terdapat dalam bab 2.

BAB 3. Analisis penulis akan didasari oleh landasan teori yang terdapat dalam bab 2. BAB 3 Analisis Data Dalam bab 3 ini, penulis akan menganalisis fungsi penggunaan bentuk ~te ita ~ていた yang terdapat dalam novel Ren Ai Haku Sho Haru Monogatari 恋愛白書春物語 karya Miyuki Kobayashi yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Agar memperoleh ketepatan dalam penggunaan kata pada sebuah kalimat, maka diperlukan pengetahuan untuk menguasai makna dan konsep dalam kata-kata yang dipilih. Pengetahuan

Lebih terperinci

BJ システムについて Mengenai BJ System

BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムは日本語の文法 および漢字を基準にして独自に開発したシステム教材です BJ System adalah sistem pembelajaran bahasa Jepang yang berdasarkan tata bahasa dan tulisan KANJI. 文法を基準にしておりますので 汎用性の高い日本語を習得できます

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI Oleh ALFA RODHY E.S NIM 0911120061 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 SKRIPSI OLEH: AHMAD ALFIAN NIM 105110213111001 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo Pemahaman Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester V Universitas Riau Oleh: Nunung Nurhayati 1 Anggota: 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: hayatin001@gmail.com, No. HP:082382432073

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Merupakan karya ilmiah yang saya susun di bawah bimbingan bapak Jonnie Rasmada Hutabarat, M.A., selaku Pembimbing I dan bapak Dr. Ari Artadi selaku Pembimbing II, tidak

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Selain

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Di antaranya teori mengenai konsep kemampuan berbahasa, penerjemahan dan Keigo. Teori

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode Eksperimen adalah metode untuk menguji efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO 4.1 Dialek Osaka Pada Komik Yozakura Quartet Jilid ke-1 Dalam komik Yozakura Quartet jilid pertama, terdapat

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI Desak Made Sri Mardani Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI Di dalam bab 2 ini penulis akan membagi menjadi beberapa sub bab sesuai dengan teori yang akan penulis gunakan untuk menganalisis data pada bab selanjutnya. 2.1 Konsep Pernikahan di

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Aktor. * Perintis kabuki, Izumo no Okuni *Lukisan aktor kabuki di. abad ke-18. B. Musik. *KI (clappers) *Kotsuzumi *Shamisen

LAMPIRAN. A. Aktor. * Perintis kabuki, Izumo no Okuni *Lukisan aktor kabuki di. abad ke-18. B. Musik. *KI (clappers) *Kotsuzumi *Shamisen LAMPIRAN A. Aktor * Perintis kabuki, Izumo no Okuni *Lukisan aktor kabuki di abad ke-18 B. Musik *KI (clappers) *Kotsuzumi *Shamisen *Nohkan *O-daiko *O-tsuzumi C. Tata Rias Macam-macam bentuk tatarias

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh Bab 3 Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis penyebab utama kenakalan remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh pertama yang dibahas adalah tokoh Yusei

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 4 KESIMPULAN Sebelumnya, telah dilakukan penelitian tentang realisasi penolakan dalam bahasa Jepang terhadap permohonan, penawaran, undangan, dan pemberian saran. Hasil penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 品詞 Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu kelas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI OLEH HELDA DEWI ARINDAH NIM 105110200111005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

Kepada Yth. Bapak / Ibu Pimpinan Perusahaan Bapak / Ibu Pemilik Restoran Jepang. Perihal : Permohonan Partisipasi Miss Sakura SAKURA Matsuri

Kepada Yth. Bapak / Ibu Pimpinan Perusahaan Bapak / Ibu Pemilik Restoran Jepang. Perihal : Permohonan Partisipasi Miss Sakura SAKURA Matsuri Cikarang, 19 Maret 2016 Kepada Yth. Bapak / Ibu Pimpinan Perusahaan Bapak / Ibu Pemilik Restoran Jepang No. 004/SM/III/2016 Perihal : Permohonan Partisipasi Miss Sakura SAKURA Matsuri Dengan hormat, Bersama

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat pengantar untuk berhubungan ataupun berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM 0911120086 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi Sarjana yang berjudul: PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA Telah diuji dan diterima baik pada

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室 DIKTAT KULIAH Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 中級日本語 New Approach Japanese Intermediate Course 日本語研究者教材開発室 By: 小柳昇 (2002,203,2004) Pengantar Diktat ini disusun untuk memberikan penjelasan dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penokohan Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam suatu cerita. Menurut Nurgiyantoro (2012), penokohan adalah pelukisan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hidup dan hubungan antarmanusia. Bahasa

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Ikumen Moteki (2011: 7) menjelaskan bahwa istilah Ikumen berasal dari permainan kata seperti halnya Ikemen. Moteki memberikan definisinya mengenai Ikumen sebagai berikut

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PERCAKAPAN ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI MALANG

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PERCAKAPAN ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI MALANG ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PERCAKAPAN ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI MALANG SKRIPSI OLEH BERNIKE JOSEPHINE NIM 0911120082 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci