BAB 5 RINGKASAN. Salah satu jenis perkawinan yang menjadi kebudayaan Jepang yaitu perkawinan

Transkripsi

1 BAB 5 RINGKASAN Salah satu jenis perkawinan yang menjadi kebudayaan Jepang yaitu perkawinan yang berdasarkan pada perjodohan atau yang lebih dikenal dengan Omiai Kekkon. Miai memiliki dua pengertian diantaranya pengertian dalam arti luas dan dalam arti sempit. Miai dalam pengertian luas yaitu mempertemukan orang-orang yang bersangkutan untuk tujuan tertentu. Sedangkan Miai dalam pengertian sempit yaitu perkawinan yang dijodohkan atau perkawinan yang terjadi karena bantuan seorang perantara mempertemukan kedua calon pengantian Miai ( 見合い ) dalam pengertian harafiah berarti "saling melihat" (Lebra, 1984 : 102). Dalam Ensiklopedia Jepang, Miai adalah suatu pertemuan resmi dimana dilakukannya perkenalan antara seorang pria dan seorang wanita yag diatur oleh nakoodo (seorang perantara) dengan tujuan mencari pasangan untuk menikah (Swann, 1983 : 115). Perkawinan dalam bahasa Jepang disebut dengan istilah kekkon ( 結婚 ) atau kon'in ( 婚姻 ). Istilah kekkon terdiri dari dua karakter Kanji yaitu ketsu ( 結 yang berarti ikatan) dan kon ( 婚 yang berarti perkawinan). Sedangkan kon'in terdiri dari kon ( 婚 yang berarti perkawinan) dan in ( 姻 yang juga berarti perkawinan (Nelson, 1994 : ). Pihak-pihak yang berhubungan erat dengan Omiai Kekkon adalah pihak pria dan pihak wanita yang akan melakukan Omiai, pihak kedua orang tua dan seorang perantara. Pandangan masyarakat Jepang pada zaman sebelum periode Heisei mengenai sebuah perkawinan bukan hanya sebagai suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh 49

2 setiap manusia dalam rangka mempertahankan kelangsungan Ie, (Ie adalah suatu sistem keluarga atau kekerabatan tradisional masyarakat Jepang) tetapi juga mengungkapkan eksistensi manusia secara alami, hal ini dibebankan kepada kaum wanita terutama para wanita yang lahir pada tahun 1935, yang dibesarkan oleh nilai-nilai sebelum perang yang disebut dengan Ie. (Iwao, 1935). Perkawinan masyarakat Jepang pada masa sebelum perang berhubungan erat dengan sistem kekerabatan tradisional, karena suatu perkawinan bukan hanya antara individu saja melainkan keluarga. Perkawinan merupakan suatu sistem kekerabatan tradisional atau Ie, yang juga berkaitan dengan keturunan dalam menjaga kesinambungan Ie. Dewasa ini, pada Omiai Kekkon pasangan belum mengenal satu sama lain sampai pada hari perkawinannya, hal ini merupakan suatu hal yang langka dan aneh. Oleh karena itu, sekarang munculnya Ren'ai Kekkon yang semakin populer di kalangan masyarakat sekarang ini. Tingkat masyarakat yang melakukan Ren'ai Kekkon mengalami peningkatan dibandingkan dengan Omiai Kekkon. Adanya kecenderungan bagi individu Jepang untuk merasa nyaman dalam situasi di mana ia dapat berinteraksi dengan orang yang mempunyai hubungan komitmen emosional yang dalam. Dan sebaliknya ia merasa terhambat apabila harus mengahadapi orang asing, atau wanita yang belum ia kenal betul, apalagi dengan maksud untuk menjalin hubungan yang berakhir dengan perkawinan. Keputusan akan diserahkan kepada masing-masing pribadi. Bila hal tersebut sulit untuk diputuskan saat itu juga, maka pasangan itu akan mencoba untuk berkencan seperti biasa yang dilakukan oleh pasangan yang lain. Hal ini diharapkan akan 50

3 memperkuat janji diantara mereka dan akan dilanjutkan ke tahap pertunangan yang resmi Pada masa lalu, perkawinan di kalangan petani desa dilakukan di antara warga sedesa, dan perkawinan itu terjadi atas dasar cinta dan pilihan pribadi yang bersangkutan. di daerah pedesaan. Namun sekarang ini, Ren ai Kekkon telah digantikan oleh Omiai Kekkon, hal ini dikarenakan di daerah pedesaan sebagai anak laki-laki tertua memiliki tanggung jawab yang besar sehingga sulit untuk mendapatkan wanita untuk dijadikan sebagai istri. Sekarang ini pada periode Heisei banyak laki-laki Jepang yang menikah dengan wanita asing. Namun pihak laki-laki kehilangan pengantin wanitanya sesudah akad nikah dilakukan, hal ini wanita asing tersebut untuk memudahkan mereka mencari pekerjaan dan izin tinggal di Jepang. Wanita generasi modern sekarang ini yaitu menginginkan adanya kemitraan dalam perkawinan dan rumah tangga. Dapat dikatakan bahwa perkawinan tidak lagi menjadi obsesi bagi wanita generasi ini, mereka tidak tertarik untuk mengikuti langkah ibumereka yang mengorabankan diri dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk suami dan keluarga. Wanita muda Jepang saat ini, telah memiliki kebebasan dari belenggu nilai-nilai tradisional yang dipercaya menjadi takdir wanita. Dahulu sebelum adanya perubahan dari adanya moderniasasi, wanita dianggap rendah dari pria, pria selalu dominan tetapi sekarang ini telah ada persamaan hak kedudukan pria dan wanita. Akibat perubahan itu, terbukanya kesempatan untuk mengembangkan dirinya dalam hal pendidikan, kesempatan kerja (karier), serta dalam hal perkawinan. 51

4 Modernisasi yang terjadi di Jepang berdampak pula pada masyarakatnya khususnya perubahan pandangan masyarakat Jepang modern yang terlihat jelas pada masyarakat perkotaan di Jepang akan perkawinan. Perubahan pandangan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya masuknya pengaruh asing. Dengan masuknya pengaruh asing tersebut menyebabkan perubahan kehidupan masyarakat Jepang. Selain itu, perubahan yang terjadi yaitu masyarakat yang berkeinginan lebih berkembang antara lain memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, memperoleh pekerjaan yang menduduki jabatan yang tinggi serta memperoleh penghasilan yang besar pula untuk dinikmati. Oleh karena beberapa hal tersebut maka masyarakat Jepang cenderung untuk memilih hidup sendiri. Mereka beranggapan bahwa mereka dapat membahagiakan diri mereka sendiri jadi untuk apalagi mereka mencari pasangan hidup, dengan kesendirian itu mereka tidak perlu bersusah payah untuk memikirkan bahkan memperhatikan orang lain. Selain itu, dengan semakin berkembangnya zaman mereka semakin banyak tuntutannya dalam mencari pasangan, mereka mengharapkan pasangan mereka seperti apa yang mereka impikan. Wanita menginginkan pria yang dapat dipercaya yaitu pria yang setia yang bertanggung jawab serta memiliki perekonomian yang mapan dan sekarang ini kriteria pria yang diinginkan wanita di zaman modern seperti ini lebih dikenal dengan 3T, dimana laki-laki tersebut memiliki tinggi badan lebih dari 165 cm, lulusan dari universitas ternama dan bekerja di perusahaan yang terkenal. Akan tetapi, pria menginginkan seorang wanita yang memiliki tenggang rasa terhadap pasangannya, dan apabila pria Jepang memiliki kriteria 3T tersebut, maka pria Jepang lebih memilih untuk mendapatkan pasangan yang bersedia untk mengurusi suami, anak dan urusan runah tangga. 52

5 Dengan semakin banyaknya jumlah masyarakat Jepang yang memilih untuk hidup sendiri berakibat pada tingkat kelahiran yang semakin menurun. Disamping itu, masyarakat Jepang yang termasuk pada masyarakat yang pekerja workaholic atau giat bekerja mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasangan, menjalin hubungan kasih dengan orang lain. Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka dengan adanya Omiai dapat membantu masyarakat untuk berpikir kembali akan makna dilakukannya Omiai tersebut. Dengan berkembangnya zaman, pandangan anak muda Jepang sekarang ini mengenai perkawinan telah mengalami perubahan besar. Anak muda Jepang telah mengetahui dengan jelas sisi positif dari dilakukannya Omiai, berbeda dengan Ren'ai. Bentuk perkawinan sekarang ini telah berbeda sekali dengan yang dahulu. Dengan adanya perubahan pandangan anak muda Jepang dewasa ini terhadap perkawinan, khususnya dalam kesulitan mencari jodoh (pasangan hidup), Shinoda Yasuko menawarkan suatu cara untuk menemukan pasangan hidup yaitu, dengan cara Omiai. Bentuk Omiai sekarang mengalami beberapa perubahan. Sebelum zaman Showa, Omiai diputuskan oleh keluarga demi kepentingan Ie, pihak yang dijodohkan tidak dapat menolak Omiai, adanya kecenderungan paksaan orang tua kepada anak. Omiai sebagai bentuk perjodohan, dimana keputusan Omiai berada di tangan pihak yang dijodohkan yang boleh terjadi penolakan apabila salah satu pihak merasa tidak cocok. Dengan berdasarkan pada uraian data serta analisa diatas maka penulis berasumsi bahwa sampai sekarang ini Omiai masih perlu dilakukan terlebih Omiai sekarang ini telah mengalami perubahan dibandingkan dengan Omiai yang dahulu. Akhir dari dilakukannya Omiai adalah suatu perkawinan bahagia dengan pasangan yang kita inginkan untuk manjadi pasangan hidup kita untuk selama-lamanya (pasangan hidup 53

6 yang pertama dan yang terakhir). Omiai merupakan suatu kebudayaan yang telah ada sejak dahulu, dan sebaiknya Omiai tersebut perlu dipertahankan untuk masyarakat Jepang yang semakin modern. 54