BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG SENI PANAHAN JEPANG. 2.1 Sejarah Dan Perkembangan Seni Panahan Jepang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG SENI PANAHAN JEPANG. 2.1 Sejarah Dan Perkembangan Seni Panahan Jepang"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG SENI PANAHAN JEPANG 2.1 Sejarah Dan Perkembangan Seni Panahan Jepang Sejarah seni pahanan Jepang terus menjadi subjek pembahasan para sarjana. Asal usul Kyudo disertai dengan mitos dan legenda, dan catatan ini disimpan oleh berbagai kaum atau suku yang kadangkala bersifat contradiksi, menggambarkan sejumlah bias familial. Semua hal ini menimbulkan kesulitan yang luar biasa untuk merangkai gambar sejarah yang benar. Namun demikian kesamaan yang cukup diperoleh dalam berbagai uraian kuno yang memungkinkan sejarahwan untuk memadukan bersama catatan sejarah tentang Kyudo. Menurut Hideharu Onuma (2013:11) Perkembangan seni panahan Jepang dapat dibagi ke dalam lima tahapan sejarah : periode pra sejarah (dari sebelum masehi hingga 330 sesudah masehi), masa kuno ( ), masa feodal ( ), masa tradisional ( ) dan masa modern (1912 hingga saat ini) Masa Pra Sejarah Bukti arkeologi memperlihatkan bahwa pada awalnya telah diketahui bahwa penduduk Jepang, yang menjalankan budaya berburu dan pengumpul makanan disebut Jomon (7.000 sebelum masehi hingga 250 sebelum masehi),bergantung pada 5

2 penggunaan busur. Sementara sangat dimungkinkan bahwa mereka menggunakan busur untuk kesejahteraan sukunya,dan kemungkinan juga untuk keperluan ritual yang terutama digunakan untuk berburu. Busur itu dalam kenyataannya adalah alat yang terbaik yang dimiliki oleh orang-orang Jepang pada awalnya. Periode yang mengikutinya,dari 250 sebelum masehi hingga 330 sesudah masehi adalah didominasi oleh budaya Yayoi. Ini merupakan permulaan zaman besi di Jepang dan kehidupan di pedesaan yang berubah secara dramatis. Yayoi menghabiskan banyak waktu untuk bekerja di pedesaan dibandingkan dengan Jomon, dan ini membantu memperkuat pengertian komunitas diantara penduduk kampung. Juga para sejarahwan meyakini bahwa keluarga yang memiliki kemauan akan mulai mendapatkan upeti dari penduduk kampung, sehingga memulai sistem politik dan kontrol ekonomi pada keseluruhan masyarakat. Penduduk kampung sekarang ini dipaksa untuk menghabiskan waktu untuk memancing dan bertani dan memiliki sedikit waktu untuk berburu guna memenuhi permintaan atas mereka. Akibatnya, pertama dari serangkaian transformasi dalam cara pemakaian busur adalah dapat terjadi, kemudian berevolusi dari alat berburu ke dalam simbol dan instrumen dari kekuatan politik. Tanggal yang pasti dari pembentukan sistem pemerintahan yang terusak ini masih belum diketahui. Legenda mengatakan bahwa Kaisar Jimmu naik tahta di tahun 660 sebelum masehi, tetapi lebih banyak sejarahwan yang telah menjadikan tanggal ini sebagai mitos. Mengutip sumber China dan Korea, mereka meyakini bahwa negara pertama Jepang didirikan tidak lebih awal dari abad ketiga atau keempat. Apa 6

3 yang lebih terbentuk dalam pemikiran terakhir adalah keraguan terhadap keyakinan bahwa Jimmu adalah kaisar Jepang yang pertama. Pertanyaan tentang keberadaan Jimmu ini adalah merupakan subjek di luar ruang lingkup buku ini, tetapi akan sangat menarik untuk dicatat bahwa dalam melukis dan menjelaskan kehidupannya, Jimmu selalu digambarkan dengan busur yang panjang dan panah. Ini jelas mengilustrasikan dalam tahap perkembangan awal dari negara Jepang bahwa busur itu digunakan sebagai simbol otoritas dan kesatuan politik Masa Kuno Dari abad keempat hingga ke lima, budaya China sangat mempengaruhi sistem pemerintahan di Jepang. Bersamaan dengan etiket dan ritual, Jepang mengadopsi upacara memanah dari aristokrasi China yang mempertimbangkan kemahiran dalam memanah sebagai tanda bagi seorang laki-laki yang berpendidikan baik.sarjana pada masa itu menulis bahwa laki-laki yang beradab tidak pernah berkelahi untuk menyelesaikan perbedaan mereka, tetapi harus menyelesaikannya melalui uji kepandaian dalam memanah. Kontes seperti itu harus diatur oleh kode etik dan peserta yang harus melaksanakannya. Mereka harus memperlihatkan responnya dengan memanah kepada yang lain sebelum mereka memanah dan setelah itu, yang kalah harus menerima hasil dengan murah hati dan berbesar hati dan memberikan ucapan selamat kepada pemenang. 7

4 Jepang dan China putus hubungan pada abad kesembilan, tetapi China terus melanjutkan dan memiliki pengaruh terhap kepiawaian memanah Jepang. Dalam kenyataannya, jauh setelah upacara memanah menghilang di China, maka kemudian dilanjutkan untuk berkembang di Jepang, dimana ini dapat diikuti dalam seni Kyoto. Berikut ini ada tiga ratus tahun berlangsung perubahan yang sekali lagi akan merubah praktek memanah Jepang. Pertama, sebagai sebuah kekuatan pemilik tanah yang terus meningkat, mereka diberikan pengecualian atas pajak dan kekebalan dari pemeriksa resmi. Kemudian, ketika otoritas negara terhadap tanah berkurang, maka pemilih tanah mengasumsikan tanggung jawab pemerintah dan melindungi orang yang tinggal di daerah mereka. Akibatnya, wajib militer sebagai sebuah kelompok yang kurang terlatih dan tidak berdisiplin yang lebih bersifat tenaga kerja dari serdadu adalah ditempatkan oleh milisi provinsi yang memiliki kemauan. Akhirnya, sebagai pengaruh pemerintahan pusat, maka kekuatan pejuang elit meningkat dan kelas militer baru, samurai, mulai mendominasi negeri itu. Peningkatan kelas samurai mengarah pada pembentukan berbagai Ryu, atau sekolah marsial. Pemanah mulamula Ryu adalah tidak terorganisir, mereka tidak memiliki metode instruksi yang sistematis. Namun demikian, mereka memberikan pelatihan bagi generasi pemanah baru. Akibatnya, kaum samurai utama sangat tergantung pada keahlian dari sekolah pemanah. Juga ada catatan sejarah terhadap sebutan Taishi Ryu yang telah ada selama masa regensi Shotoku taishi ( ), tetapi secara umum dianggap bahwa Henmi Ryu, yang didirikan lima ratus tahun kemudian oleh Henmi Kiyomitsu, adalah Ryu 8

5 pemanah pertama. Ini diikuti oleh Takeda Ryu dan Ogasawara Ryu, keduanya dibentuk oleh keturunan Kiyomitsu. Perjuangan untuk supremasi di kalangan suku samurai mengarah pada konfrontasi antara dua keluarga utama, Minamoto dan Taira (Perang Gempei ) dan mengakibatkan peningkatan penggunaan panah secara dramatis. Ada sejumlah kisah dari saat itu yang mengatakan tentang eksploitasi pemanah. Dua dari kisah yang terkenal menyangkut Minamoto no Tametomo dan Nasu no Yoichi. Minamoto No Tametomo yang dikatakan laki-laki yang cukup besar dan memiliki kekuatan. Dicatat bahwa panahnya berukuran Dua belas tangan dan Dua jari. Dia menyatakan penggunaan busur yang memberinya daya untuk membutuhkan lima laki-laki untuk menariknya. Legenda ini muncul selama Era Gempei, Tametomo hidup di pembuangan di pulau Oshima di Izu. Sejak dia menganggap pulau itu sebagai domain pribadinya, dia menolak membayar pajak. Kekerasan pendiriannya telah memprovokasi pemerintahan pusat untuk mengirimkan armada yang terdiri dari dua puluh kapal perang kecil dalam usaha untuk memaksanya untuk membayar pajak. Sebagai gerakan penolakan, Tametomo memutuskan untuk memanah dengan panah besar ke pada busur dari satu kapal, tetapi kemudian mengenai hull kayu beberapa inci di atas garis air. Panahan itu begitu dahsyat sehingga panah menembus hingga ke bagian dalam kapal, menciptakan dua lubang mengagah. Air laut masuk ke dalam dan kapal itu mulai tenggelam. Petunjuk dari kapal perang tenggelam oleh satu panah sehingga menakutkan kapten kapal lainnya yang telah mereka lakukan. 9

6 Nasu no Yoichi adalah tokoh populer dalam seni dan kesusasteraan Jepang, tetapi seperti halnya dengan Minamoto no Tametomo, uraian tentang kehidupannya adalah kemungkinan telah dilebih-lebihkan. Nasu no Yoichi adalah lebih baik diketahui untuk gambaran pengecualian dari keahlian di yashima, pertempuran desisif antara Minamoto dan Taira. Pasukan tentara Minamoto memaksa Taira untuk menarik diri ke dalam kapalnya untuk meninggalkan pantai laut pedalaman,dan dalam memastikan pertempuran dari armada yang hilang.taira tidak menerima kekalahan tanpa mengajukan satu tantangan simbolik terakhir.mereka menambatkan satu kapalnya yang masih tersisa hingga tujuh puluh meter lepas pantai dan menantangi pemanah Minamoto untuk menembak kipas lipat yang diikatkan di ujung bagian kayu panjang. Nasu no Yoichi pemanah besar Minamoto, menerima tantangan itu. Di belakang kuda dan dalam pandangan penuh dari teman-teman dan musuhnya, dia berlari dalam jarak pendek ke arah laut dan bersiap untuk memanah. Dia meminta dewa untuk menenangkan angin dan memandu panahnya.mukjizat, angin terhenti dan laut tenang.nasu no Yoichi mengangkat busurnya,mengambil arah panahannya dan melepaskan panahnya. Tepat mengenai ke arah kapal Taira dan membagi dasar kipas, dan kemudian masuk ke dalam laut. Setelah hening sesaat, pejuang dari kedua pihak meraung tanda setuju. Perang Gempei menghasilkan banyak laki-laki petarung yang luar biasa seperti Minamoto no Tametomo dan Nasu no Yoichi dan kemudian membentuk bushi, atau Samurai, sebagai kelas sosial baru yang memiliki kekuatan. Naiknya samurai adalah membuktikan pentingnya dalam perkembangan panahan Jepang. 10

7 2.1.3 Masa Feudal Di tahun 1192, Minamoto no Yoritomo, kepala kaum Minamoto, diberi gelar Shogun. Pada saat itu dia berhasil menghimpun kekuatannya dan mengendalikan seluruh negeri dari markas besarnya di kamakura. Pengadilan Imperial Kyoto masih di tempat, tetapi mendorong untuk melepaskan semua kewenangan kepada regime militer. Ini bersifat alami dimana prinsip dan praktek dari militer ini harus mempengaruhi seluruh masyarakat.(hideharu Onuma:2013:15) Hampir akhir abad keduabelas, Yoritomo memulai standar pelatihan yang lebih ketat bagi para pejuangnya. Sebagai bagian dari pelatihan dia minta Ogasawara Nagakiyo, pendiri Ogasawara Ryu, untuk mengajarkan keahlian panahan itu. Memanah dari belakang kuda adalah sudah pasti bukan hal baru tetapi ini merupakan kali pertama diajarkan dalam cara yang lebih atau kurang standar. Dalam tahun berikutnya, Yabusame atau panahan itu akan mencapai potensi penuh dan menambahkan dimensi baru untuk mempelajari Kyudo. Untuk abad kelima belas dan keenam belas, Jepang mengalami gangguan oleh perang sipil. Ini merupakan masa yang sangat menghancurkan, tetapi kemudian memungkinkan para samurai mengasah keahlian perkelahiannya atas dasar konstant, yang menghasilkan pejuang terampil dalam sejarah Jepang. Dengan demikian, busur menjadi sangat penting sebagai senjata dan teknik memanah telah mengalami perbaikan yang cukup signifikan. 11

8 Salah satu pemanah berpengaruh pada zaman itu adalah Heki Danjo Masatsugu, pejuang yang memiliki keahlian yang luar biasa dan reputasi yang baik. Terdapat sedikit tulisan tentang Heki Danjo dan sejarahwan yang tidak setuju tentang fakta yang menyertai kehidupannya. Sebagian berpikir bahwa dia tinggal di Yamato ( perfektur Nara di zaman modern ) dan Iga ( prefektur Mie zaman modern ), tetapi sebagian mempertahankan bahwa ada dua keluarga heiki yang berbeda secara aktual, satu di Yamato dan yang lain di Iga. Disamping semua hal yang membingungkan, sebagian sejarahwan setuju bahwa sesungguhnya Heki Danjo telah ada. Secara umum dapat dipikirkan Bahwa dia lahir di tahun 1443 dan meninggal pada usia lima puluh sembilan tahun. Menurut Legenda, Heki Danjo ini adalah berusia empat puluh tahun ketika dia menyatakan tentang kerja dari apa yang disebutnya sebagai Hi, Kan, Chu. Setelah bereksperimen dengan berbagai cara yang ada, maka Heki Danjo menemukan metode baru yang lebih akurat dalam menembak yang telah mengembangkan revolusionisasi dari keberadaan pemanah Jepang. Sebelum Heki Danjo, gaya memanah sangat bervariasi dan ada sedikit cara dari pengajaran formal, khususnya dalam kasus teknik pertempuran di lapangan. Pemanah umumnya dilatih atas metode sendiri dengan metode yang mereka rasa lebih efektif. Samurai dengan cepat mengakui Potensi gaya memanah Heki Danjo, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menyebarluaskan metode ini. Heki Danjo memberikan rahasianya kepada Yoshida Shigekata. Keturunan Shigekata ini membentuk fraksi tersendiri dan dalam zaman itu, jumlah sekolah didasarkan atas pengajaran Heki Danjo meningkat hingga duapuluh kali. Ini termasuk 12

9 Chikurin ha (sekolah Chikurin) yang bergulir dari Iga Heki Ryu, sebagian besar melalui anggota keluarga Yoshida. Sekolah ini disebut sekolah baru yang berbeda dengan Henmi, Takeda dan Ogasawara Ryu yang mendominasi pengadilan dan memanah di medan pertempuran hingga kemunculan Heki Danjo. Secara umum dapat dpikirkan bahwa sejumlah besar sekolah memanah telah ada di zaman kuno itu, tetapi secara aktual ini merupakan cabang dari Heki Ryu dan sebagian besar seperti Heki Ryu Chikurin-ha, Heki Ryu Sekka-ha dan heki Ryu Insaiha, terus berlangsung hingga saat ini. Penggunaan busur mencapai puncaknya selama abad kelima belas dan abad keenambelas. Metode pengajarannya telah didefinisikan dan memodifikasikan kembali dan teknik pembuatan busur dan panah telah disempurnakan. Selama periode ini, pemanah telah mendapatkan posisi tertinggi dalam hirarkhi pejuang atau prajurit. Tetapi semuanya ini berubah tiba-tiba pada tanggal 25 Agustus 1543 ketika fregat China berlari di Tanegashima di sebelah selatan Kyushu. Di kapal dimana tiga tentara Portugis dengan senapan kuno,senjata yang sebelumnya belum diperkenalkan di Jepang.Sementara samurai penuh kebanggaan adalah pertama kali digunakan sebagai senjata asing, maka tidak lama sebelum Jepang mulai membuat senjata dalam jumlah yang besar. Di tahun 1575, pemimpin perang Oda Nobunaga pertama kali berhasil menggunakan pistol dalam pertempuran utama, sehingga mengakhiri pemanfaatan busur sebagai senjata perang. 13

10 2.1.4 Masa Transisi Pada awal abad ketujuh belas, Shogun Tokugawa Ieyasu mengelola untuk menyatukan fraksi samurai pejuang dan negara itu berada dalam damai yang cukup lama. Ketiadaan perang, dikaitkan dengan diperkenalkannya senjata api, harus dapat membuat para pemanah samurai menyingkirkan busurnya tetapi mereka menolak untuk melakukannya. Merasakan bahwa Kyujutsu teknik berjuang dengan busur adalah sesuatu yang absolut, dengan kompetisi yang teratur di kuil Sanjusangendo di Kyoto dengan harapan mempertahankan minatnya dalam memanah.(hideharu Onuma:1961:18). Di Sanjusangendo, pemanah, dari posisi yang ada, adalah diminta untuk memanah ke bawah melalui koridor sempit pada target yang ditempatkan 120 meter jauhnya. Beam kayu yang menggantung rendah telah membuat panahan itu menjadi sulit, sebagaimana dibuktikan oleh nilai poros panah yang masih tetap di batang itu hingga saat ini. Hingga akhir zaman Edo, 823 pemanah telah mengambil tantangan Sanjusangendo, tetapi sangat sedikit dibandingkan dengan tiga puluh yang masih tersisa dari catatan itu. Diantaranya, dua panah bertahan sendiri : Hoshino Kanzaemon dan Wasa Daihachiro. Hoshino Kanzaemon adalah mengkhawatirkan tentang keadaan panahan yang membawanya bergerak melintasi negara dan meneliti teknik panahan. Dia menentukan untuk menjadi pemanah terbaik di zaman itu. Dedikasinya telah ada. Pada pertengahan abad ketujuh belas, ketika dia menjadi bagian dalam kompetisi di Sanjusangendo, tak seorangpun yang menjadi rivalnya dalam memanah. Record 14

11 Hoshino adalah panahan dari total panah yang dipanahkan dan menjadi kesaksian terhadap keahliannya. Sama kagumnya dengan Record Hoshino Kanzamon, adalah jauh lebih baik tujuh belas tahun kemudian oleh Wasa Daihachiro, pemanah dengan kekuatan dan stamina yang besar. Sejarahnya adalah bahwa ketika Wasa Daihachiro telah berusaha, dia beristirahat setelah beberapa jam memanah terus menerus. Ketika dia kembali dia tidak lagi mampu memanah seperti sebelumnya, panahnya tidak lagi dapat melintasi panjang koridor. Pada saat itu, samurai tua yang telah ada di sekitarnya memanah mendekati dan kemudian berhenti. Laki-laki itu mengambil pisau kecil dan membuat sejumlah sayatan pada tangan kiri Wasa Daihachiro yang kemudian menjadi bagian dengan darah yang tidak lagi mampu memegang busurnya dengan baik. Setelah tekanan dilepaskan, Wasa Daihachiro mendapatkan kembali kekuatannya dan kemudian pergi untuk melakukan usaha seperti sebelumnya. Dia tidak menemukan bagian terakhir dimana seseorang membantunya untuk memecahkan Record Hoshino yaitu Hoshino Kanzaemon itu sendiri. Dalam dua puluh empat jam memanah dari malam hingga keesokan harinya Wasa Daihachiro memanah panah dan mengenai sebanyak kali.ratarata ini adalah kurang lebih sembilan panah per menit, atau satu setiap enam atau tujuh detik catatan yang tidak dipercaya yang hampir tidak pernah tersaingi. (Hideharu Onuma:2013:17). 15

12 Disamping semua usaha yang mereka lakukan, kaum samurai ini gagal memulihkan Kyujutsu ke keadan sebelumnya. Waktu berubah dan kemudian busur tidak pernah lagi digunakan dalam pertempuran. Dalam paruh terakhir abad ketujuh belas, populasi umum menggunakan praktek memanah dalam jumlah yang meningkat dan upacara panahan menjadi populer. Menurut beberapa sumber, Morikawa Kozan, pendiri Yamoto Ryu modern, pertama kali menggunakan kata Kyudo pada saat itu. Dan meskipun telah berlangsung selama dua ratus tahun untuk waktu memperoleh penerimaan yang luas, tempat yang terus menerus dan diperkenalkannya senjata api yang lebih efisien menjadi sesuatu yang tidak dapat dielakkan bahwa penekanan terhadap pelatihan memanah ini harus bergeser ke arah perkembangan spritual dan mental. Era Meiji ( ) melihat Jepang berembarkasi pada modernisasi yang cepat. Tiba-tiba, segala sesuatu telah berlangsung di Eropa. Secara natural, budaya tradisional telah diderita dan panahan Jepang adalah dalam kondisi bahaya atau menghilang. Mendekati abad Honda Toshizane, instruktur Kyudo di Universitas Imperial Tokyo, memadukan berbagai unsur pejuang dan gaya upacara untuk menciptakan metode hibrida dari memanah yang kemudian diajarkan kepada murid-muridnya. Hingga saat itu pengajaran terhadap kedua gaya ini lebih kurang terpisah. Tentu saja, sekolah tradisional tidak mendukung metode yang baru. Protes mereka adalah tidak didengarkan, seperti Honda Toshizane yang terus mengajarkan muridnya gaya hibrid. Seiring dengan berlalunya waktu, pengajarannya menyebar ke seluruh sistem 16

13 sekolah dan Honda Ryu yang kemudian menjadi terkenal, ditemukan lebih diketahui oleh umum. Dewa ini, Honda Toshizane diakui sebagai seorang master Kyudo yang berpengaruh pada zaman modern. Sebagian mengatakan bahwa ini bukan hanya bertanggung jawab untuk merubah arah panahan Jepang tetapi juga memastikan kelangsungannya dalam abad keduapuluh Zaman modern Sekarang bahwa Kyudo tidak lagi berada dalam kontrol keluarga pemanah tradisional dan lebih banyak orang yang datang bersama untuk berlatih Kyudo, yang kemudian menjadi penting untuk membangun beberapa standar panahan nasional.di awal tahun 1930-an, Dai Nipppon Butoku Kai mengundang berbagai sekolah untuk ikut serta dalam penetapan standar itu. Hal ini masih kontroversial dan diperdebatkan untuk waktu sebelum perjanjian tentatif akhirnya dicapai di tahun Dan meskipun standar baru telah diabaikan oleh sekolah utama dari panahan ini, kyudo mengalami kebangkitan dalam popularitas yang kemudian sampai akhir perang dunia kedua. Setelah perang, latihan kyudo dan seni marsial lainnya dilarang oleh penguasa saat itu. Tetapi di tahun 1946, berbagai master kyudo dan orang berpengaruh lainnya telah berhasil melobi GHQ untuk mendapatkan izin membentuk organisasi kyudo yang baru. Usaha pertama untuk organisasi ini tidak terpenuhi dengan persetujuan otoritas setempat dan ini hanya berlangsung hingga 1949 dimana autorisasi akhir 17

14 diberikan untuk membentuk Zen Nihon Kyudo Renmei (Semua Federasi Kyudo Jepang). Pada musim panas tahun 1953, Zen Nihon Kyudo Renmei mempublikasikan Kyudo Kyohon (panduan), yang menetapkan standar modern dari bentuk, etikat dan prosedur memanah. Sejak saat itu, Sharei atau upacara panahan, telah dilaksanakan dan jumlah orang yang berlatih kyudo terus meningkat hingga lebih dari di seluruh dunia. Pada musim gugur tahun 1989, laki-laki dan perempuan dari delapan negara yang berbeda, mulai dari usia sebelas tahun hingga sembilan puluh sembilan tahun berkumpul di Budokan di Tokyo untuk merayakan ulang tahun keempat puluh Zen Nihon Kyudo Renmei. Keberaaannya dan fakta yang ada adalah berkumpul dalam harmoni, dan juga dengan kesaksian hidup terhadap kekuatan Kyudo modern. Diperlihatkan bahwa pemanah Jepang adalah bergulir dari metode penaklukan musuh ke dalam cara mempromosikan persahabatan dan perdamaian dunia. 2.2 Peralatan Dan Aksesoris Seni Panahan Jepang Busur Jepang (Yumi) Di mana saja di seluruh dunia, terdapat busur yang menyerupai yumi Jepang. Dalam setiap pengertiannya ini adalah unik. Pengecualiannya adalah panjang yang lebih dari dua meter dan asimetris, pegangannya adalah ditempatkan di bawah titik tengah. Dan ini dibuat dewasa ini dengan menggunakan teknik yang sama dan 18

15 dengan bahan yang sederhana, bambu dan kayu, yang digunakan selama lebih dari 400 tahun ang lalu. Keindahan dan kekuatannya tidak tertandingi, Yumi membuat semangat Jepang. Ini adalah sederhana dan elegan dan berakar dalam tradisi yang lebih lama. Sepanjang sejarah yumi telah dipuja karena memiliki nilai seni dan nilai praktisnya Bowstring (Tsuru) Pada dasarnya, ada tiga jenis Tsuru : alami, sintesis dan campuran keduanya. Tsuru terbaik terbuat dari hemp alami (asa). Ini memberikan pelepasan yang halus dan mulus dari Tsurune (bunyi string). Bagaimanapun, ini tidak akan tahan lama, terutama pada kondisi kering. Tsuru sintesis atau campuran adalah lebih kuat tetapi tentu kekruangan mutu dan elegansi dari string alami. Pilihan tsuru ini adalah mengarah pada individu yang harus memutuskan jenis tsuru mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kebiasan memanah. Tsuru ini datang dengan panjang yang disesuaikan dengan yumi (Namisun, Nisun Nobi, dll). Ini juga datang dengan berat yang berbeda (momei dan kisaran 1.6 momei (enam gram) hingga 2.4 momei (sembilan gram). Ketika aturan umum dengan string yang lebih ringan digunakan di musim panas atau pada yumi dengan kekautan tarikan ringan, sementara string berat lebih baik digunakan dalam musim penghujan atau Yumi. 19

16 Tsuru adalah dilapisi dengan Kusune, resin halus dan juga campuran minyak yang pengikat serat dan kekuatan string. Umumnya, ide yang baik untuk memperkuat tsuru sebelum dan sesudah sesi praktis dengan bantalan rami disebut Waraji. Untuk itu, ada lipatan waraji terhadap pegas dan juga rub ke atas dan ke bawah pada panjang string. Aksi gosokan ini akan meleburkan kusune dan kemudian mengikat kembali alur yang longgar, sehingga mampu meningkatkan usia Tsuru. Tsuru yang terpisah harus disimpan dimana akan dilindungi dari kelembaban atau kekeringan yang berlebihan. Sebagian pemanah harus menjaga satu atau dua string yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam tsurumaki,penahan pegas sirkular yang terbuat dari rotan atau kayu. Tsurumaki akan dibawa pada orang pemanah atau tetapi di tangan dalam hal string putus ketika sedang memanah Mengikat Tsuru Ketika anda membeli Tsuru baru, anda akan menemukan Tsuruwa (Loop) hanya terikat pada ujung bawah. Oleh karena itu, perlu mengingatkan Tsuru atas. Biasanya, bagian atas Tsuru ini ditutupi dengan kain merah dan loop adalah dibuat dua atau tiga sentimeter di atas titik dimana kain merah bertemu dengan serat string. Tetapi karena setiap Yumi dan Tsuru bervariasi panjangnya, maka akan lebih baik untuk membuat pengukuran yang cepat sebelum mengikat loop. Cara termudah untuk melakukannya adalah menempatkan loop bawah pada nock atas (Urahazu) dari yumi dan menekuk Yumi ketika anda meregangkannya. 20

17 Meregangkan tsuru dan menandai titik dimana kain merah bertemu pada dasar nock bawah (Motohazu) Panah (Ya) Panah Jepang adalah tidak seperti panah di dunia Barat. Ini sangat panjang, mendekati satu meter atau lebih dengan bulu dengan panjang lima belas sentimeter. Seperti Yumi, ini terbuat dengan cara yang sama seperti di masa lalu, dengan semua bahan alami dengan pengecualian titik besi. Porosnya dibuat dari Yadake, pilih dengan variasi bambu. Nock ini adalah normalnya terbuat dari tanduk atau bambu dan bulunya dari elang, rajawali,atau burung besar Kepala Panah (Yajiri/Yanone) Kepala panah klasik, atau yajiri, berkisar dari ujung besi sederhana yang digunakan untuk berburu atau perang hingga kepala yang digunakan untuk upacaraupacara. Dengan pengecualian prosedur upacara khusus, maka kepala panah ini tidak lagi pernah digunakan. Titik modern (Yanone) muncul kedalam dua jenis : titik target regular dan Makiwara. Sebagian titik logam pada ujung poros panah dan juga tersedia dalam berbagai diameter yang memungkinkan mereka menempel pada poros tanpa penggunaan agen bonding. Dalam kasus dimana titik ini tidak cukup besar untuk poros, ujung poros ini dapat dibentuk untuk memastikan keadaan yang lebih baik. 21

18 Makiwara logam aalah lebih halus untuk praktek sehari-hari tetapi tentu dengan makiwara panah yang lebih baik, seperti yang digunakan untuk keperluan upacara, yang disesuaikan dengan titik kepala tanduk. Titik ini pertama kali dimasukkan pada ujung terbuka dari poros, yang dipastikan oleh kusune kecil atau lem putih kemudian dibentuk dengan pisau untuk menciptakan panah yang halus dan bersih Nock (Hazu) Sebagian besar nock dewasa ini dibuat dari tanduk kambing atau tanduk rusa. Seperti titik tanduk Makiwara, ini dapat disisipkan ke dalam poros panah dan bila perlu diarahkan untuk disesuaikan dengan diameternya. Sebagian besar slot nocking dari Hazu tanduk telah diseleaikan oleh pemanah sehingga dengan benar akan menempatkan area nocking dari Tsurunya. Untuk itu gunakan tempat flat kecil dan rattail tipis untuk membuat bagian dalam slot lebih lebar dari bagian atas. Bentuk seperti lubang kunci akan mempertahankan panah tetap pada di tempatnya. Sebagian panah yang lama, dan beberapa panah upacara memiliki nock bambu. Seringkali jenis nock ini dibentuk langsung dari ujung poros panah. Kadangkala, nock bambu ini dibuat dari potongan bambu yang terpisah dan ditetapkan pada ujung poros sehingga memungkinkan nock untuk diganti bila telah rusak. 22

19 2.2.7 Bulu (Hane) Tanpa meragukan kondisi impresif, seringkali panah yang mahal dengan bagian bulu yang menyertainya. Bulu halus, dari segi keindahan dan daya tahan, berasal dari burung pemangsa, sebagian burung elat laut utara (Otori) dan burung elang (Taka). Kedua burung ini sedikit lebih sulit di dapat di alam liar. Dalam hal ini, elang laut menjadi sangat langka yang sekarang dilindungi oleh perjanjian internasional. Akibatnya, bulu elang laut tidak lagi dapat diambil. sebagian bulu berasal dari elang biasa, angsa, dan kalkun dengan burung besar yang tidak berbahaya. Kualitas bulu ini sangat bervariasi berdasarkan jenis burung dan jenis bulu. Yang sangat baik adalah Ishiuchi, bulu ekor terluar dari elang. Kemudian bulu ekor bagian dalam (Oba), dan akhirnya bulu sayap (Teba). Dalam kasus burung lain seperti kalkun atau angsa, hanya bulu sayap yang digunakan. Bulu ini relatif murah. Ini tidak dapat bertahan dalam pemakaian yang berulang dibandingkan dengan bulu elang. Bulu dari sisi kanan dan sisi kiri digunakan untuk membuat panah. Panah yang memiliki bulu yang melengkung ke kiri disebut Haya atau panah pertama, sementara yang melengkung ke kanan disebut Otoya atau panah kedua. Dalam prosedur memanah Kyudo normal, dua panah adalah pendek Haya dan Otoya. 23

20 2.2.8 Sarung Tangan (Yugake) Pada awal pertama panahan Jepang, busur itu selalu ditarik dengan ibu jari dan jari tengah yang disebut dalam Gaya Pinch yang diketahui oleh setiap anak yang bermain dengan busur dan panah. Sekitar tujuh abad, Jepang mengadopsi gaya China utara dalam menarik busur dengan ibu jari. China menggunakan ring ibu jari yang terbuat dari tanduk atau batu untuk menarik senar.masih diragukan bahwa Jepang pernah menggunakan ring, yang lebih suka menggunakan band ulit. Dengan sarung tangan yang dapat digunakan, tetapi mengesampingkannya pada ibu jari dimana tidak lagi membutuhkan sarung tangan khusus karena pemanah dapat menggunakan pedangnya sendiri. Sarung tangan seperti yang digunakan dengan ibu jari dan pergelangan yang dibuat keras terlihat setelah perang Onin ( ) yang berakhir pada penekanan ke target panahan. Sarung tangan ini dibuat dari kulit rusa dengan tanduk dan kayu. Disain ini meningkatkan kemampuan pemanah untuk menahan tarikan panjang waktu dan memungkinkannya untuk mempelajari hubungan diantara dirinya dan panahan. Pada dasarnya ada tiga jenis Yugake yang biasa digunakan dewasa ini : Mitsugake (sarung tangan tiga jari), Yotsugake (sarung tangan empat jari) dan Morogake (sarung tangan lima jari). Sarung tangan ini adalah bertangan kanan karena pemanah Jepang selalu menghadap Kamiza ketika memanah. Terlepas dari jumlah jari, juga ada perbedaan bagaimana sarung tangan itu dibuat. Ibu jari yotsugake misalnya adalah dibuat dengan sudut yang lebih rendah dari Mitsugake. 24

21 Akibatnya, sekolah tertentu atau guru akan lebih menyukai satu jenis sarungan ini dibandingkan dengan yang lainnya. Morogake misalnya, digunakan oleh mereka yang berlatih Ogasawara Ryu sementara eksponen Heki Ryu lebih suka menggunakan Mitsugake ketika memanah dari jarak dekat. Yotsugake, pada sisi lain adalah dirancang dan digunakan untuk kompetisi memanah jarak jauh di Sanjusangendo Kyoto. beberapa peserta pelatihan lebih suka menggunakan Yotsugake untuk panahan jarak dekat karena membutuhkan sedikit usaha untuk menarik dan memegang busur dengan Yotsugake. 2.3 Keseragaman Latihan (Keiko Gi) Untuk melihat pemanah berpengalaman menembak dalam Kimono Remsi dan Hakama pakaian Jepang klasik adalah melihat Kyudo pada kecantikannya. Namun, Kimono yang baik adalah sangat mahal, seringkali membentuk ratusan dollar atau lebih. Akibatnya, sebagian orang hanya memakai kimono pada kesempatan tertentu. Seragam praktek standar terdiri dari Kimono (Kyudo-gi) dengan pakaian belahan (Hakama), kaos kaki belahan pada jari kaki (Tabi), dan juga tali pinggang kain (Obi). Wanita memakai pelindung dada dari kulit (Muneate). Ada beberapa perbedaan seragam yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan. Hakama laki-laki misalnya, memiliki bagian punggung yang kaku sementara pada wanita tidak. Ini 25

22 terutama karena wanita pada dasarnya memakai Hakama mereka lebih tinggi pada pergelangan tangan dibandingkan dengan laki-laki. Di Jepang, Zen Nihon Kyudo Renmei mempersyaratkan agar semua pemanah menguji hingga kelima dan memakai kyudo-gi putih dan Tabi putih. Laki-laki harus memakai Hakama belakang, sementara perempuan diperkenankan memakai belakang atau Hakama biru. Pemanah menguji dan ke lima yang dibutuhkan untuk memakai anggota yang mengikuti standar yang sama untuk praktek sehari-hari tetapi tentu dengan anggota lawan yang memakai Kyudo-gi putih atau Kimono. Setiap saat seragam Kyudo ini harus tetap bersih dan dipres rapi. Tidak ada noda karena keindahan Kyudo lebih dari sekedar orang yang bersih dari kotoran. Sebagian besar Kyudo-gi adalah terbuat dari katun atau bahan sintesis dan mudah dicuci dan disetrika. Hakama juga harus dilipat rapi setelah digunakan untuk menjaga kerapiannya. Semuanya ini bersifat biasa, tetapi tentu bila seseorang tidak mengabaikannya dan disiplin untuk mempertahankan permintaan yang lebih besar dari praktek Kyudo untuk membuatnya Mengikat Obi Sebelum mengikat Obi, pastikan bahwa kyudo-gi atau Kimono sudah dipasang dengan benar dengan lipatan sisi kiri ke arah kanan. Bekerja dari depan, lipat bagian tiga puluh sentimeter dari satu ujung Obi dalam setengah panjang. Pegang ujung ini terhadap sisi kiri bawah anda dan lipat Obi dari kiri ke kanan ke arah pergelangan 26

23 anda, sisakan tiga puluh sentimeter pada ujungnya (bila Obi terlalu panjang untuk dilipat kembali). Lipat ujung yang lebar sektiar ujung yang pendek dan tarik ke atas, ketatkan Obi. Lipat ujung bagian yang lebar ke dalam membentuk huruf V, kemudian ulirkan melalui v dan kemudian tarik ketat. Selesaikan dengan mengembalikan Obi sekitar sisi kanan hingga knot sejalan dengan bagian tengah ke belakang Mengikat Hakama Pegang bagian depan hakama pada pergelangan tangan, kemudian ambil ikatan panjang pada sisi sekitar punggung. Lipat ikatan pada bagian atas Knot Obi dan lanjutkan di sekitarnya dan ke bawah di bagian depan, lepaskan ikatan kiri ke atas kanan. Pada titik kiri tengah, lipat ujung kanan yang mengarah pada ikatan yang lain dan teruskan pada kedua ikatan sektiar punggung. Ikat mereka dalam bagian panah Obi. Ambil kembali Hakama dan letakkan kembali pada bagian atas dari Knot Obi. Bawa kembali ke belakang dan kemudian pada bagian depan dan silangkan dan kemudian pada bagian tengah dari tubuh, untuk perempuan, ikatan ini kemudian dilipat sekitar sisi belakang Hakama dan diikat pada busur di bawah Obi. Untuk lakilaki ikatan ini adalah diikat pada knot bujur sangkar sederhana dan sisa dari ikatan diarahkan ke Obi pada sisi kiri dan kanan. 27

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH 2.1 Sejarah Olahraga Memanah Di Jepang Olahraga memanah merupakan seni belah diri di Jepang. Pada awalnya fungsi memanah sebagai alat untuk bertahan hidup (berburu)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG 2.1. Sejarah Kimono di Jepang Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa digunakan di pengadilan Cina. Kemudian berevolusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

Sejarah Lempar Lembing

Sejarah Lempar Lembing Sejarah Lempar Lembing Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,

Lebih terperinci

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. I. OLAH RAGA Olahraga adalah sesuatu yang setiap individu dapat menikmatinya secara perseorangan. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. Untuk mencari tahu sejauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang patut diperhitungkan.dengan kehebatannya dalam memadukan tradisi dan modernisasi, menjadikan Jepang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG Boneka merupakan salah satu simbol anak-anak yang dijadikan mainan dan dibuat untuk menemani anak-anak hingga pada akhirnya boneka juga dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain yaitu teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG 2.1. Klasifikasi Keramik Sifat yang paling umum dan mudah dilihat secara fisik pada keramik adalah rapuh (britle) seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah,

Lebih terperinci

Biaya : Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi. Biaya : Upgrade : tidak ada. Biaya :

Biaya : Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi. Biaya : Upgrade : tidak ada. Biaya : 208 Biaya : 180 200 200 60 2 Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi Penjelajah : Para kesatria yang berada dibawah pimpinan raja dan bertugas membuka lahan baru untuk memperbesar populasi dan kekuasaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika BAHAN AJAR BAGIAN III SEJARAH MODE PERKEMBANGAN BENTUK DASAR BUSANA DI NEGARA TIMUR A. Thailand Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia sehingga busan antara kedua negara tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB I. Menurut Margono dan Angkasa, Di Indonesia istilah rahasia dagang, trade. Undang Rahasia Dagang No. 30 tahun Menurut dasar diputuskannya

BAB I. Menurut Margono dan Angkasa, Di Indonesia istilah rahasia dagang, trade. Undang Rahasia Dagang No. 30 tahun Menurut dasar diputuskannya BAB I A. Latar Belakang Menurut Margono dan Angkasa, Di Indonesia istilah rahasia dagang, trade secret, know-how, tidak dapat ditemukan dalam KUH Perdata maupun KUHD. Namun pengertian mengenai rahasia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI. Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI. Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI 2.1 Sejarah Amigurumi Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-macam, terutamanya bentuk manusia dan

Lebih terperinci

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu.

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM PAKAIAN TRADISIONAL DAERAH BANDUNG 2.1 Pengertian Pakaian Tradisional Pakaian tradisional adalah busana yang dipakai untuk menutup tubuh manusia dan dikenakan secara turun-temurun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA. pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA. pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA 2.1 Sejarah Biwa Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke tujuh. Masyarakat Jepang pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik tradisional

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

Dikenal dengan nama Vulkan dalam mitologi Romawi. Ia adalah putra pertama dewa

Dikenal dengan nama Vulkan dalam mitologi Romawi. Ia adalah putra pertama dewa Zeus Dalam mitologi, Zeus adalah Dewa Pemimpin yang bertahta di Olympus. Ia menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi Dewi Penikahan. Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG ALAT MUSIK SHAKUHACHI DI JEPANG. Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke-7, dan pada masa itu sangat

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG ALAT MUSIK SHAKUHACHI DI JEPANG. Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke-7, dan pada masa itu sangat BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG ALAT MUSIK SHAKUHACHI DI JEPANG 2.1 Sejarah Shakuhachi di Jepang Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke-7, dan pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

DM-ST (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Tuas kontrol ganda ST-9001 ST-9000 ST-6800 ST-5800 ST-4700 ST-4703

DM-ST (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Tuas kontrol ganda ST-9001 ST-9000 ST-6800 ST-5800 ST-4700 ST-4703 (Bahasa Indonesia) DM-ST0002-04 Panduan Dealer Tuas kontrol ganda ST-9001 ST-9000 ST-6800 ST-5800 ST-4700 ST-4703 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK MENJAGA KESELAMATAN... 4 PEMASANGAN... 6 Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 370.000 km 2. Kepulauan Jepang terletak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMANAH BERKUDA

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMANAH BERKUDA BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMANAH BERKUDA 2.1 Sejarah Pemanah Berkuda Di Jepang Bukti awal pemanah berkuda digambarkan dalam ukiran Assyria, dimana ada dua penunggang kuda, satu orang mengendalikan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

Nokia Bluetooth Headset BH-300. Edisi 1

Nokia Bluetooth Headset BH-300. Edisi 1 Nokia Bluetooth Headset BH-300 5 6 1 7 4 3 2 9 10 8 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HS-50W ini memenuhi persyaratan penting dan ketetapan lain yang sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Pada abad ke 2 dan ke 3 sebelum masehi di Cina, dimasa Dinasti Han, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG PRESIDEN, Menimbang : 1.bahwa masa satu windu, sejak saat diresmikan berdirinya Angkatan Perang Republik Indonesia pada

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai dari zaman Nara, zaman Heian (794 1192) sampai dengan zaman Meiji (1868 sekarang). Dari urutan-urutan zaman sejarah Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang sering disebut sebagai Land of three treasures, atau negeri tiga harta. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa seseorang),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Permainan Sepak Bola Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh dunia. Sepakbola adalah suatu

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

KEHIDUPAN ORANG JEPANG. tertentu saja. Misalnya pada waktu sejin shiki (hari kedewasaan), kekkon shiki (hari

KEHIDUPAN ORANG JEPANG. tertentu saja. Misalnya pada waktu sejin shiki (hari kedewasaan), kekkon shiki (hari KEHIDUPAN ORANG JEPANG 1. Pakaian Pakaian khas Jepang adalah kimono. Kimono dipakai oleh orang Jepang hanya pada waktu tertentu saja. Misalnya pada waktu sejin shiki (hari kedewasaan), kekkon shiki (hari

Lebih terperinci

BAB 1 SEJARAH PANAHAN

BAB 1 SEJARAH PANAHAN 1 BAB 1 SEJARAH PANAHAN Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan perubahan gaya hidup manusia. Perkembangan tersebut, telah menghapuskan manfaat penggunaan peralatan yang

Lebih terperinci

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha melaksanakan program pemerintah tentang peraturan pelaksanaan undang-undang otonomi daerah (Undang-Undang No. 22 & 32 Tahun 1999), setiap pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki beragam budaya, diantaranya keberagaman dalam bentuk tarian, makanan, budaya, olahraga, dan banyak hal yang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1. Bahwa Angkatan Perang dalam usahanya

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN

BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN KELAHIRANKU Ternyata proses kelahiranku itu dahsyat, saat pasangan suami istri melakukan hubungan intim, maka bisa jadi sang istri hamil. Kehamilan terjadi saat sperma masuk ke

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat dan cara berperang, atau cara bekerja; cara melakukan sesuatu; metode. Jadi siasat tempur di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI Tindak pidana desersi merupakan tindak pidana militer yang paling banyak dilakukan oleh anggota TNI, padahal anggota TNI sudah mengetahui mengenai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. Bahwa Angkatan Perang dalam usahanya

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI TOYOTOMI HIDEYOSHI NO YOROI NI OKERU SHINBORU KARA NO SHOUCHOU TEKINA IMI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Desain konstruksi yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini membuktikan bahwa anggaran yang besar tidak diperlukan untuk mendesain suatu bangunan tahan gempa.

Lebih terperinci

Tentang: TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA. Indeks: TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA.

Tentang: TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA. Indeks: TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA. Bentuk: Oleh: UNDANG-UNDANG (UU) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 30 TAHUN 1954 (30/1954) Tanggal: 14 SEPTEMBER 1954 (JAKARTA) Sumber: LN 1954/85; TLN NO. 657 Tentang: TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 70 TAHUN 1958 TENTANG PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT NO. 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG (LEMBARAN-NEGARA TAHUN 1958 NO. 41), SEBAGAI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MUSIK TRADISIONAL DI JEPANG. Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke-7. Masyarakat

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MUSIK TRADISIONAL DI JEPANG. Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke-7. Masyarakat BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MUSIK TRADISIONAL DI JEPANG 2.1 Sejarah Shamisen Di Jepang Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke-7. Masyarakat Jepang pada masa itu sangat antusias mempelajari musik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI. di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari Negeri Matahari, Jepang.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI. di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari Negeri Matahari, Jepang. BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI 2.1 Sejarah Kirigami Seni kerajinan kertas kirigami merupakan salah satu varian dari kerajinan origami. Origami merupakan kerajinan kertas lipat yang terlebih dahulu

Lebih terperinci

Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda)

Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda) Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda) Saya rasa bentuk kerajinan tangan anak (prakarya) dari daun kelapa muda (janur) ini merupakan salah

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 10 TAHUN TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 10 TAHUN TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 10 TAHUN 2012... 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG MODA TRANSPORTASI TRADISIONAL BECAK DAN ANDONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang menginginkan tubuh sehat dan bugar biasanya pasti melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda, mulai dari jenis

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sadō merupakan salah satu kesenian yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika tradisional dalam menyajikan

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Sejarah Layang-Layang Di Indonesia

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Sejarah Layang-Layang Di Indonesia Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Sejarah Layang-Layang Di Indonesia Belum ada sumber sejarah yang menyebutnya secara pasti sejak kapan layang-layang dikenal di Indonesia. Beberapa rangkaian

Lebih terperinci

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh IV. ANALISIS KARYA Pada Bab ini, penulis menampilkan hasil karya beserta deskripsi dari masing-masing judul karya. Karya-karya ini terinspirasi dari upacara minum teh Jepang yang sering dijumpai pada festival

Lebih terperinci

PEDOMAN BELAJAR. Menghadapi Raksasa (Pelajaran 1) Ucapkan doa singkat bersama anak-anak sebelum Anda memulai pelajaran.

PEDOMAN BELAJAR. Menghadapi Raksasa (Pelajaran 1) Ucapkan doa singkat bersama anak-anak sebelum Anda memulai pelajaran. PEDOMAN BELAJAR Menghadapi Raksasa (Pelajaran 1) Pelajaran 1: Samuel pergi ke Bethlehem Ayat Panduan: 1 Samuel 16: 1 11 Pengajar: Waktu Belajar: 40 menit Tujuan Belajar: Tujuan 1: Agar anak-anak tahu betapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus

II. KAJIAN PUSTAKA. secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus 6 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani (penjas) Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Elwin Adlian Raharja, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Elwin Adlian Raharja, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni bela diri yang menjadi salah satu budaya Indonesia dan juga merupakan saksi jalannya perjuangan rakyat Indonesia pada masa penjajahan adalah seni bela diri pencak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1971 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 1971 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG YUDHA DHARMA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan menurunnya angka kelahiran adalah permasalahan yang banyak dialami negara maju, salah satu negara yang mengalaminya adalah Jepang. Jepang telah

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-803. Edisi 1

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-803. Edisi 1 Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-803 Edisi 1 PERNYATAAN KESESUAIAN Dengan ini, NOKIA CORPORATION menyatakan bahwa produk HS-89W ini telah memenuhi persyaratan utama dan ketentuan terkait lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci