Oleh: Hardi Sasongko SDN 4 Ngadirenggo, Pogalan, Trenggalek
|
|
- Herman Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 90 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 MELALUI PENERAPAN PERMAINAN BURUNG PELATUK DAN SERANGGA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR DAN LARI CEPAT BIDANG STUDI PENJASKES PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I TAHUN 2014/2015 SDN 4 NGADIRENGGO KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK Oleh: Hardi Sasongko SDN 4 Ngadirenggo, Pogalan, Trenggalek Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Peningkatan kemampuan gerak dasar jalan dan lari cepat siswa setelah guru menggunakan permainan burung pelatuk dan serangga pada pembelajaran Penjaskes. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Ngadirenggo Kecamatan Pogalan di Kelas IV. Jumlah siswa Kelas IV adalah 17 siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan. Yaitu antara bulan Oktober sampai dengan bulan Nopember 2014 pada Semester I. Dari hasil data di atas prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan permainan burung pelatuk dan serangga menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya. Hal ini dapat diketahui bahwa nilai rata-rata praktek siswa kelas IV sebelum siklus: 68,24 siklus I: 71,18 dan siklus II: 76,76 dengan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang tercapai pada akhir siklus II sebesar 100,00%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar pada siswa kelas IV SDN 4 Ngadirenggo Tahun 2014/2015, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian tersebut berhasil. Kata Kunci: Permainan Burung Pelatuk Dan Serangga, Gerak dasar lari dan jalan cepat Aktivitas jasmani merupakan aktivitas manusia sehari-hari tidak pernah lepas. Aktivitas jasmani itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan, sesuai dengan fungsinya masingmasing. Kemampuan bergerak merupakan wujud dari pengembangan, peningkatan dan pemeliharaan kesegaran jasmani. Salah satu kemampuan gerak yang banyak digemari manusia yaitu olahraga. (Sudjana, Nana. 1991) Setiap anak menggunakan seluruh waktunya untuk bergerak, yaitu gerakan kasar yang menggunakan sebagian besar tubuhnya, seperti, berlari, melompat dan melempar. Seiring dengan pertambahan usia dan banyak latihan, gerakan-gerakan tersebut akan menjadi semakin sempurna. Hal tersebut juga diiringi dengan jumlah makanan yang dkonsumsi sesuai dengan ukuran tubuh masing-masing anak. Kebiasaan memakan berbagai macam makanan yang bergizi akan mempengaruhi pertumbuhan tulang dan bentuk tubuh.( Surachmad Winarno,2006) Aip Syaifudin dan Muhadi, (1992:20) mengemukakan bahwa Program pembelajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah hendaknya mampu menciptakan berbagai bentuk ketrampilan dasar bagi gerak anak kelas pemula sekolah dasar, maka akan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani. Samsudin (2008:6) menjelaskan bahwa Pendidikan dasar mempunyai tujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar
2 Hardi Sasongko, Melalui Penerapan Permainan Burung Pelatuk kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa ini adalah belum efektifnya pengajaran Penjas di sekolah-sekolah. Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari sekadar mengembangkan ketrampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada pengembangan pribadi anak seutuhnya. Salah satu materi pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah permainan. Permainan diharapkan mampu mengembangkan anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani. Oleh karena itu permainan mempunyai fungsi dan tujuan pendidikan jasmani di sekolah. Menurut Soemitro (1992:1), Bermain merupakan peristiwa hidup yang sangat digemari oleh anak-anak maupun orang dewasa. Melalui kegiatan yang ada dalam olahraga permainan disekolah, banyak fungsi-fungsi kejiwaan dan kepribadian yang dapat dikembangkan, misalnya keseimbangan mental, daya konsentrasi, keakraban, kecepatan proses berpikir, kepemimpinan dan tanggung jawab. Kesempatan anak untuk melatih potensi-potensi adalah pada waktu mereka bermain. Bermain merupakan dorongan dari dalam diri anak atau disebut sebagai naluri. Semua naluri ini harus diusahakan untuk disalurkan secara baik dan terkontrol. Oleh karena itu, bermain bagi anak merupakan kebutuhan hidupnya. Olah raga adalah serangkaian gerak raga atau tubuh yang teratur dan terencana yang dilakukan orang untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. (Y.S. Santoso Giriwijoyo, dkk 2005:10). Olahraga merupakan aktifitas fisik manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya. Dalam melakukan olahraga, manusia mempunyai empat tujuan dasar, yaitu: 1. Olahraga untuk pendidikan, 2. Olahraga untuk rekreasi, 3. Olahraga untuk kesegaran jasmani, 4. Olahraga untuk mencapai prestasi tertentu. (M. Sajoto, 1995:10) Olahraga permainan juga dapat dilakukan melalui permainan tradisional. Di dalam permainan yang terkesan sederhana, sebenarnya permainan tradisional memiliki manfaat yang baik untuk perkembangan pertumbuhan anak. Banyak hal yang di dapat dari seorang anak dari sebuah permainan tradisional lewat proses bermain. Dalam hal ini si anak terlibat secara langsung baik fisik maupun emosi sehingga sangat mempengaruhi masa pertumbuhannya. Dalam pembelajaran lari belum efektif. Belum efektifnya kegiatan pembelajaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya ialah kurangnya sarana dan prasarana olahraga, kurangnya model pembelajaran dalam memberikan materi pelajaran membuat siswa cepat bosan saat mengikuti pelajaran olahraga karena materi yang terlalu monoton, dan tidak menjadikan pelajaran olahraga menjadi bagian pelajaran yang menarik dan dinanti-nantikan. Pembelajaran lari yang diberikan untuk siswa hanya bersifat teknik dasar tidak menjurus kepada prestasi. Pembelajaran lari yang disampaikan berupa penjelasan tentang teknik dasar lari setelah itu siswa mempraktekkan secara bersama-sama. Materi penjas tidak dapat di sampaikan secara
3 92 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 maksimal sehingga tidak semua siswa mampu mencapai batas kkm. Masih ada 50,00% siswa yang dikatakan belum tuntas dalam pembelajaran Gerak dasar jalan dan lari cepat. Batas minimal ketuntasan siswa yang telah ditentukan oleh sekolah 70. Siswa cenderung lebih menyukai pembelajaran penjas yang bersifat permaianan karena siswa seusia ini masih senang dengan permainan sederhana seperti kasti, sepak bola, dll. Cowell dan Hozeltn (1955:146) dalam Sukintaka (1992:6) menyatakan bahwa untuk membawa anak kepada cita-cita pendidikan, maka perlu adanya usaha peningkatan keadaan jasmani, sosial, mental dan moral anak yang optimal. Agar memperoleh peningkatan tersebut, anak dapat dibantu dengan permainan, karena anak dapat menampilkan dan memperbaiki ketrampilan jasmani, rasa sosial, percaya diri, peningkatan moral dan spiritual lewat fair play dan sportmanship atau bermain dengan jujur, sopan dan berjiwa olahragawan sejati. Wardani (1992:3) dalam Edy riyanto (2014:11) menyatakan bahwa Bermain merupakan salah satu dari sisi kehidupan anak secara keseluruhan kehidupan anak, kehidupan anak akan kurang bermakna tanpa disertai dengan kegiatan bermain. Bermain merupakan kesenangan bagi anak, oleh karena itu kegiatan bermain sangat menunjang anak, anak akan memperoleh kemajuan dalam proses perkembangan melalui kegiatan bermain, dalam bermaian anak akan belajar berbagai pola gerak dengan teratur dan belajar bergaul dengan jenis yang sama atau berbeda dengan mengembangkan kreatifitas dan sebagainya. Dalam hal ini bermain merupakan ciri kegiatan belajar anak asia sekolah dasar. Proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan sebagaimana dalam permainan. Dikelas kecil atau rendah permainan merupakan suatu sarana proses pembelajaran, yaitu anak bermain sambil belajar dan anak belajar sambil bermain, dikelas yang lebih tinggi kegiatan bermain masih merupakan karakteristik pembelajaran anak sekolah dasar. Guru dalam hal ini harus dapat menciptakan dan mengkondisikan dalam suasana permainan dalam pembelajaran, begitu sebaliknya dalam aktivitas gerak jasmani sehingga anak akan memperoleh banyak manfaat dan gembira serta antusias dalam pembelajaran. Dalam kamus besar bahasa indonesia menyebutkan bahwa partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan peserta. Sedangkan berpartisipasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah melakukan partisipasi, berperan serta (dalam suatu kegiatan), ikut serta. Dari penjelasan di atas dalam pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) ditemukan beberapa masalah yang komplek pada saat proses pembelajaran Gerak dasar jalan dan lari cepat. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut seharusnya seorang pengajar harus menciptakan modifikasi pembelajaran penjasorkes sehingga dapat meningkatkan partisipasi yang diukur melalui peningkatan minat dan motivasi belajar, agar serta hasil belajar disetiap proses pembelajaran. Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi Penjaskes melalui penerapan permainan burung pelatuk dan serangga Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Ngadirenggo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun 2014/2015
4 Hardi Sasongko, Melalui Penerapan Permainan Burung Pelatuk METODE PENELITIAN Prosedur penelitian tindakan Kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diteliti. Nilai pada semester sebelumnya merupakan prestasi belajar awal, sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa SDN 4 Ngadirenggo Kecamatan Pogalan. Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkanlah bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SDN 4 Ngadirenggo Kecamatan Pogalan adalah dengan menggunakan permainan burung pelatuk dan serangga yang disiplin. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut, maka dilaksanakan penelitian tindakan Kelas ini dengan 2 siklus, di mana setiap siklus terdiri dari tahap Perencanaan, Observasi, Tindakan, dan Refleksi. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan untuk siklus pertama dapat dijabarkan sebagai berikut. Siklus I Perencanaan, meliputi: (a) Menyusun Satuan Pembelajaran (SP) dan Rencana Pembelajaran (RP) yang mengacu pada permainan burung pelatuk dan serangga; (b) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode tersebut diaplikasikan; (c) Membuat/mempersiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka memperlancar proses pembelajaran tersebut; (d) Mendesain alat evaluasi tes prestasi; (e) Mempersiapkan prosedur monitoring, kolaboratif kunjungan kelas, format/bahan wawancara siswa, perangkat tes kuesioner, dan buku catatan lapangan. Tindakan, meliputi: (a) Siswa berlari secara teratur mengelilingi lapangan sebanyak 2 kali; (b) Siswa melakukan pemanasan (senam) dalam formasi berbaris 4 bersap; (c) Melakukan lempar tangkap dalam Gerak dasar jalan dan lari cepat; (d) Melakukan service bawah kontrol yang baik; (e) Mengembangkan kerjasama tim dalam permainan pembelajaran; (f) Penenangan; (g) Pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi, diambil beberapa anak disuruh melakukan passing bawah/atas dan service bawah/atas (unjuk kebolehan); (h) Melaksanakan analisis evaluasi; (i) Pengumuman pelajaran yang akan datang. Observasi, meliputi: (a) Kerjasama siswa dalam tim; (b) Kesulitan yang dialami siswa; (c) Tanggapan siswa terhadap pembelajaran; (d) Perhatian, minat, dan motivasi siswa. Refleksi. Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi, guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi, apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan prestasi belajar. Di samping data hasil observasi, dipergunakan pula jurnal yang dibuat oleh guru pada saat guru selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran. Data dari jurnal dapat juga dipergunakan sebagai acuan bagi guru untuk dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya, dengan tujuan meningkatkan keefektifan proses dan hasil belajar siswa SDN 4 Ngadirenggo Kecamatan Pogalan.
5 94 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 Siklus II Tahap-tahap penelitian pada siklus kedua pada prinsipnya sama dengan siklus pertama, tetapi penelitian pada siklus kedua ini berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Ngadirenggo Kecamatan Pogalan di Kelas IV. Jumlah siswa Kelas IV adalah 17 siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan. Yaitu antara bulan Oktober sampai dengan bulan Nopember 2014 pada Semester I. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi, yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan observasi terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh tim peneliti; (2) Daftar nilai, berisi kesimpulan angka yang diperoleh dari praktek siswa selama 2 siklus. Metode Pengumpulan Data / Sumber Data yaitu dengan: (1) Tes. Peneliti melakukan tes pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Data berupa hasil tes praktek siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunkan adalah berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 75% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan secara klasikal jika 85% dari banyaknya siwa kelas tersebut menyelesaikan sekurang-kurangnya 85% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai. (2) Observasi, dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh kolaborator penelitian. Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat. Untuk menganalisa data yang diperlukan dalam penelitian digunakan pengumpul data sebagai berikut: (1) Melaksanakan tes serta membuat rerata nilai tes; (2) Membandingkan hasil tes rata-rata siklus I dan II; (3) Menyimpulkan temuan-temuan dari anggota tim berupa hasil observasi lapangan berdasarkan instrumen yang telah dipersiapkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Refleksi Awal Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang muncul di Kelas IV yaitu merosotnya perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Penjaskes materi pokok Gerak dasar jalan dan lari cepat. Dengan merosotnya prestasi belajar ini, peneliti bersama mitra guru mengadakan tindakan kelas untuk memperbaiki pembelajaran melalui permainan burung pelatuk dan serangga. Siklus I Planning (perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: (1) Menentukan topik yang akan diterapkan
6 Hardi Sasongko, Melalui Penerapan Permainan Burung Pelatuk dalam pembelajaran; (2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK); (3) Merumuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan tindakan-tindakan lain untuk kelancaran jalannya penelitian tindakan. Action (pelaksanaan) Pada tahap ini peneliti akan mendiskripiskan scenario pembelajaran Gerak dasar jalan dan lari cepat dengan menggunakan permainan burung pelatuk dan serangga: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Siswa diarahkan oleh guru menuju lapangan sekolah; (b) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa; (c) Tiba di lapangan, guru meminta siswa terlebih dahulu melakukan pemanasan. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Secara ringkas, guru menjelaskan kepada siswa tentang tata cara melakukan permainan Burung Pelatuk dan Serangga; (b) Guru mendemonstrasikan permainan dan memastikan setiap siswa memahami instruksi yang diberikan; (c) Burung pelatuk berdiri membelakangi serangga yang berbaris; (d) Serangga mengucapkan: Burung pelatuk, burung pelatuk, berapa langkah kami harus maju? ; (e) Burung pelatuk memberi tanggapan dengan mengucapkan: misalnya, tujuh langkah; (f) Serangga yang berbaris maju tujuh langkah, kemudian berdiri menunggu reaksi dari burung pelatuk; (g) Kalau burung pelatuk tidak memberikan reaksi, serangga bertanya kembali: Burung pelatuk, burung pelatuk, berapa langkah kami harus maju? ; (h) Burung pelatuk menjawab sesuai keinginannya (misalnya, sembilan langkah); (i) Serangga maju sembilan langkah, dan begitu seterusnya; (j) Ketika serangga semakin dekat, burung pelatuk siap-siap memangsa serangga. Serangga berusaha menyelamatkan diri. Serangga yang tertangkap akan berganti peran menjadi burung pelatuk; (k) Serangga yang tidak pernah tertangkap akan jadi pemenang; (l) Guru juga mengingatkan siswa untuk senantiasa menjunjung tinggi sportivitas ketika bermain. (3) Kegiatan penutup, meliputi: (a) Siswa mengakhiri kegiatan olahraga dengan saling bersalam-salaman untuk menunjukkan sikap sportif; (b) Siswa diminta untuk memimpin doa untuk mengakhiri pelajaran. Observation (pengamatan) Observasi dilakukan oleh observer selaku kolaborator penelitian. Sedangkan untuk hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada aktivitas pembelajaran gerak dasar jalan dan lari cepat selama kegiatan pembelajaran di lapangan SDN 4 Ngadirenggo menunjukkan bahwa guru dalam menerapkan permainan burung pelatuk dan serangga sudah dalam tingkat baik dengan
7 96 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 persentase aktivitas sebesar 60,00%. Artinya metode pembelajaran yang telah direncanakan dapat diaplikasikan secara baik pada siklus I. Selanjutnya peneliti tampilkam beberapa aktivitas guru yang paling menonjol, baik yang bersifat negative maupun positif sebagai berikut: Sedangkan untuk aktivitas siswa dalam menerima tindakan perbaikan pembelajaran yag diberikan guru pada siklus I sudah dalam tingkat baik dengan persentase aktivitas sebesar 60,00%. Artinya siswa dapat secara baik merespon dan melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk mengetahui kecapakan siswa dalam melakukan gerak dasar jalan dan lari cepat guru melakukan unjuk kerja. Adapun hasil dari unjuk kerja siswa dalam Gerak dasar jalan dan lari cepat peneliti tampilkan dalam tabulasi data berikut. Tabel 1 Prestasi Belajar Siswa Siklus I No Nama Siswa Jumlah % Ketuntasan 1 BAYU TRI WIDODO 65 TT 2 DIMAS HERU P 65 TT 3 AMY ISZRUL P 65 TT 4 AZIZAH SEPTIANA K 65 TT 5 DAVID KEVIN S. 80 T 6 DEWI MASITOH 80 T 7 DENIS RAGIATNO 75 T 8 FARHAN FAIZAL R 80 T 9 FEBRIAN HAQI P 75 T 10 M. KHASAN M 70 T 11 PRASASTI TRISNA 75 T 12 REGITA FASYSAFIN 75 T 13 SELA DWI P. 70 T 14 WAHYU DAWAI A 70 T 15 M. MIFHAL HANIF 65 TT 16 BAHA'ATU WULAINIL M 70 T 17 WAHYU RAYHAN D 65 TT JUMLAH RATA-RATA Reflection (refleksi) Dari hasil observasi dapat direfleksikan bahwa aktivitas pembelajaran sudah dapat berjalan secara baik, meskipun hasil yang dicapai belum optimal. Untuk itu diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran lagi pada siklus selanjutnya. Beberapa perubahan perencanaan pada siklus selanjutnya adalah sebagai berikut: (a) Guru dapat meminta perwakilan dari tim untuk maju ke depan lapangan agar dapat mengikuti gerakan dan petunjuk melakukan gerak dasar jalan dan lari cepat, secara tepat; (b) Guru memotivasi siswa untuk lebih berani melakukan gerak dasar jalan dan lari cepat tanpa takut salah dan ditertawakan oleh teman. Siklus II Planning (perencanaan) Secara garis besar perencanaannya sama dengan siklus I dengan materi yang sama pada siklus I. Ditambah dengan perubahan perencanaan drai hasil relfleksi pada siklus sebelumnya. Action (pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I. Adapun diskripsi proses pembelajaran pada siklus II peneliti tampilkan dalam diskripsi berikut ini: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Siswa diarahkan oleh guru menuju lapangan sekolah; (b) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa; (c) Tiba di lapangan, guru meminta siswa terlebih dahulu melakukan pemanasan. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Secara ringkas, guru menjelaskan kepada siswa tentang tata cara melakukan permainan Burung Pelatuk dan Serangga; (b) Guru mendemonstrasikan permainan dan memastikan setiap siswa memahami instruksi yang diberikan; (c) Burung pelatuk berdiri membelakangi serangga yang berbaris;
8 Hardi Sasongko, Melalui Penerapan Permainan Burung Pelatuk (k) Serangga yang tidak pernah tertangkap akan jadi pemenang; (l) Guru juga mengingatkan siswa untuk senantiasa menjunjung tinggi sportivitas ketika bermain. (3) Kegiatan penutup, meliputi: (a) Siswa mengakhiri kegiatan olahraga dengan saling bersalam-salaman untuk menunjukkan sikap sportif; (b) Siswa diminta untuk memimpin doa untuk mengakhiri pelajaran (d) Serangga mengucapkan: Burung pelatuk, burung pelatuk, berapa langkah kami harus maju? ; (e) Burung pelatuk memberi tanggapan dengan mengucapkan: misalnya, tujuh langkah; (f) Serangga yang berbaris maju tujuh langkah, kemudian berdiri menunggu reaksi dari burung pelatuk; (g) Kalau burung pelatuk tidak memberikan reaksi, serangga bertanya kembali: Burung pelatuk, burung pelatuk, berapa langkah kami harus maju? ; (h) Burung pelatuk menjawab sesuai keinginannya (misalnya, sembilan langkah); (i) Serangga maju sembilan langkah, dan begitu seterusnya; (j) Ketika serangga semakin dekat, burung pelatuk siap-siap memangsa serangga. Serangga berusaha menyelamatkan diri. Serangga yang tertangkap akan berganti peran menjadi burung pelatuk; Observation (pengamatan) Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada aktivitas pembelajaran Gerak dasar jalan dan lari cepat selama kegiatan pembelajaran berlangsung di lapangan SDN 4 Ngadirenggo menunjukkan bahwa guru dalam menerapkan permainan burung pelatuk dan serangga sudah dalam tingkat yang baik dengan persentase aktivitas sebesar 68,75%. Artinya metode pembelajaran yang telah direncanakan dapat diaplikasikan dengan baik pada siklus II. Sedangkan untuk aktivitas siswa dalam menerima tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan guru pada siklus II sudah menunjukkan perkembangan yang baik dengan persentase aktivitas sebesar 68,75%. Artinya siswa dapat secara baik merespon dan melakasanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Selanjutnya untuk mengetahui perkembangan tingkat kecakapan siswa dalam Gerak dasar jalan dan lari cepat, peneliti kembali melakukan tes unjuk kerja. Adapun hasil dari tes unjuk kerja peneliti tampilkan pada tabulasi data berikut ini: Tabel 2 Prestasi Belajar Siswa Siklus II No Nama Siswa Jumlah % Ketuntasan 1 BAYU TRI WIDODO 70 T 2 DIMAS HERU P 70 T 3 AMY ISZRUL P 70 T 4 AZIZAH SEPTIANA K 70 T 5 DAVID KEVIN S. 85 T 6 DEWI MASITOH 85 T 7 DENIS RAGIATNO 80 T 8 FARHAN FAIZAL R 85 T
9 98 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 No Nama Siswa Jumlah % Ketuntasan 9 FEBRIAN HAQI P 75 T 10 M. KHASAN M 75 T 11 PRASASTI TRISNA 85 T 12 REGITA FASYSAFIN 85 T 13 SELA DWI P. 75 T 14 WAHYU DAWAI A 75 T 15 M. MIFHAL HANIF 70 T 16 BAHA'ATU WULAINIL M 80 T 17 WAHYU RAYHAN D 70 T JUMLAH RATA-RATA Reflection (refleksi) Dari hasil observasi dapat direfleksikan bahwa kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus II, sehingga dapat tercapai ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 100%. Persentase ini sudah sesuai dengan ketuntasan minimal yang telah ditentukan sebesar 85%. Dengan demikian tidak diperlukaan lagi penambahan pertemuan atau siklus selanjutnya. Penerapan Permainan Burung Pelatuk Dan Serangga Peneliti dalam menerapkan permainan burung pelatuk dan serangga pada pembelajaran gerak jalan dan lari cepat terlebih dahulu membagi siswa dalam beberapa 2 tim. Guru dalam mendemonstrasikan permainan burung pelatuk dan serangga dibantu oleh perwakilan siswa dalam tim. Hal ini dilakukan untuk lebih memudahkan siswa memahami teknik gerakan dalam Gerak dasar jalan dan lari cepat. Guru dalam pembelajaran bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Guru senantiasa memotivasi siswa uintuk tidak takut salah dan ragu dalam melakukan gerakan. Prestasi Belajar Siswa Dari hasil data di atas prestasi belajar siswa dengan menggunakan permainan burung pelatuk dan serangga menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya. Hal ini dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa kelas IV sebelum siklus: 68,24 siklus I: 71,18 dan siklus II: 76,76 dengan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang tercapai pada akhir siklus II sebesar 100,00%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar pada siswa kelas IV SDN 4 Ngadirenggo Tahun 2014/2015, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian tersebut berhasil. Untuk dapat lebih jelasnya dalam peningkatan prestasi belajar ini peneliti sajikan dalam bentuk Gambar 1. Gambar 1 Peningkatan Prestasi belajar Siswa
10 Hardi Sasongko, Melalui Penerapan Permainan Burung Pelatuk PENUTUP Kesimpulan Dari hasil data di atas prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan permainan burung pelatuk dan serangga menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya. Hal ini dapat diketahui bahwa nilai rata-rata praktek siswa kelas IV sebelum siklus: 68,24 siklus I: 71,18 dan siklus II: 76,76 dengan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang tercapai pada akhir siklus II sebesar 100,00 %. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar pada siswa kelas IV SDN 4 Ngadirenggo Tahun 2014/2015, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian tersebut berhasil. Saran Pembelajaran yang menggunakan Permainan burung pelatuk dan serangga perlu dikembangkan untuk Mata Pelajaran Penjaskes untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa. Perlu dicoba melakukan kombinasi pola pembelajaran yang menggunakan Permainan burung pelatuk dan serangga dengan model belajar yang lain. Penggunaan model Pembelajaran yang menggunakan Permainan burung pelatuk dan serangga perlu terus dilakukan karena pembelajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru. Untuk meningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan model Pembelajaran yang menggunakan Permainan burung pelatuk dan serangga, pelatihan perlu diberikan agar guru dapat mengembangkan kemampuannya. DAFTAR RUJUKAN Kurikulum Pendidikan Dasar, GBPP Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Riyanto, Edy Permainan Anak. Jakarta: Bumi Aksara. Sajoto, M Kesehatan Jasmani Dan Rohani. Bandung: Tarsito. Samsudin Pendidikan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Santoso Giriwijoyo, Y.S., dkk Jasmani dan Rohani. Jakarta: UI Press Soemitro Cabang cabang olahraga. Bandung: Eresco Sudjana, Nana Dasar-dasar Pendidikan Jasmani dan Rohani. Bandung: Sinar Baru. Sukintaka Pendidikan Anak. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Syaifudin, Aip dan Muhadi Pendidikan Jasmani dan Rohani. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Winarno, Surachmad Dasar dan Teknik Olahraga. Bandung: Tarsito.
PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I TAHUN 2014/2015 SD NEGERI 4 NGADIRENGGO KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK
Suharno, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi PKn... 143 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PKN MATERI SISTEM PEMERITAHAN KABUPATEN KOTA DAN PROVINSI DENGAN MENERAPKAN STRATEGI
Lebih terperinciOleh: Suyitno SD Negeri 4 Malasan, Durenan, Trenggalek
8 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME, NO., DESEMBER 0 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI LARI CEPAT MELALUI LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MALASAN KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK SEMESTER
Lebih terperinciOleh: Toha SDN 1 Karangan, Karangan, Trenggalek
208 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PENINGKATAN KETANGKASAN MENANGKAP DAN MELEMPAR BOLA SISWA KELAS IV SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PADA PEMBELAJARAN PJOK MELALUI PERMAINAN BOLA ZIG-
Lebih terperinciOleh: Sri Hanifah Guru SDN II Wonorejo, Trenggalek
130 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS VI SD NEGERI II WONOREJO KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK
Lebih terperinciOleh: Siti Muawanah SD Negeri 2 Sumberejo, Durenan, Trenggalek
130 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR QADA DAN QADAR MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF DI KELAS VI SD NEGERI 2 SUMBEREJO KECAMATAN DURENAN KABUPATEN
Lebih terperincioleh; Utun Cahyaman T; 1 H. Budi Indrawan, M.Pd.; 2 H. Gumilar Mulya, M.Pd.; 3 dan
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/ 2014) oleh;
Lebih terperinciOleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek
122 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN I KARANGANYAR KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI
Lebih terperinciOleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 016 51 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 1 WONOANTI TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA INDONESIA
Lebih terperinciOleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek
24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA
Lebih terperinciOleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 279 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI SMK
Lebih terperinciJurnal Kejaora, Volume 1 Nomor 2 November 2016, ISSN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN BOARDBALL PADA SISWA KELAS V SDN SAMBONGREJO 01 KECAMATAN GONDANG KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2016/2017 GAGARIN
Lebih terperinciOleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek
114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut biasa dimulai
Lebih terperinciOleh: Andjar Rukmini UPTD SMKN 3 Boyolangu, Tulungagung
Andjar Rukmini, Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Kewirausahaan... 1 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI KEWIRAUSAHAAN MENERAPKAN MODEL BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS XII TKR 3 UPTD
Lebih terperinciOleh: Mugianto SD Negeri II Gandusari Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
Mugianto, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode... 187 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJASKES MELALUI MULTI METODE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II GANDUSARI KECAMATAN GANDUSARI
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SDN. PETEMON Kelas / Semester : IV / I Tema : (3) Peduli Terhadap Makhluk Hidup Sub Tema :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SDN. PETEMON Kelas / Semester : IV / I Tema : (3) Peduli Terhadap Makhluk Hidup Sub Tema : (1) Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku Semester
Lebih terperinciMartinus Gutu SD Negeri No Suka Makmur Kec. Delitua
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN OLAHRAGA SISWA PADA MATA PELAJARAN PENJASORKES DI KELAS V-B SD NEGERI NO. 105300 SUKA MAKMUR KEC. DELITUA Martinus Gutu SD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan pada pendidikan tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan manusia dididik dan dibina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan sebuah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Melalui proses tersebut, pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan dengan sukses dan lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa, kurikulum sarana dan prasarana,
Lebih terperinciOleh: Siti Fatimah SD Negeri 3 Sukorejo, Gandosari, Trenggalek
Siti Fatimah, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode... 117 MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS V SDN 3 SUKOREJO KECAMATAN GANDUSARI
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP Muhammad Syaleh Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan msyaleh3@gmail.com
Lebih terperinciOleh: Sri Suparbiati Guru SDN 2 Gandusari, Trenggalek
142 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE BERBASIS AKTIVITAS KELAS II SEMESTER II SD NEGERI 2 GANDUSARI, KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK
Lebih terperinciOleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek
78 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENGARUH SINAR MATAHARI TERHADAP KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN DI BUMI MELALUI METODE EKSPERIMEN
Lebih terperinciOleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek
130 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 2 WATULIMO TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPA MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan secara umum yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media dalam pembelajaran. Pendidikan jasmani (Penjas) mempunyai
Lebih terperinciOleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung
100 Sulastri, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI DISKUSI DAN EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS V SDN 02 SEMBON KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aziz Fera Isroni, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan oleh semua pihak dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah. Bagi siswa, hal yang diutamakan
Lebih terperinciJati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI BOLA VOLI MINI SISWA KELAS IV SDN KLATAKAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Jati Waluyaningsih 5 Abstrak.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciOleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek
Sugeng, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes... 137 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJASKES MATERI POKOK SIKAP TUBUH DALAM PERMAINAN SEDERHANA MELALUI METODE AKTIVITAS DI KELAS I SD NEGERI I MALASAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 67 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Pada tahapan ini peneliti mengambil data hasil belajar pada materi sebelumnya. Peneliti mengambil data hasil belajar secara murni. Artinya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014
Endang Pratiwi, Meningkatkan Prestasi Belajar IPA dengan Melakukan Eksperimen... 1 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK
Lebih terperinciOleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran... 161 MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani memiliki peranan yang sangat penting dalam mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
Lebih terperinciBAB III PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS IV MIS WRINGINAGUNG KECAMATAN DORO KABUPATEN PEKALONGAN
48 BAB III PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS IV MIS WRINGINAGUNG KECAMATAN DORO KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian.
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL BELAJAR TWO STAY TWO STRAY
Sayekti Wuri Estri, Meningkatkan Prestasi Belajar IPS... 111 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL BELAJAR TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DI KELAS IV SD NEGERI 3 NGADISUKO KECAMATAN DURENAN KABUPATEN
Lebih terperinciOleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek
Dewi Fatimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan 329 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI METODE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN 2014/2015
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan
69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan di Negara kita, sehingga pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diajarkan pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Sedikit sekali siswa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tolak peluru adalah salah satu nomor dari cabang olahraga atletik yang diajarkan pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Sedikit sekali siswa yang bersemangat untuk
Lebih terperinciOleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek
Sunarti, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pengukuran... 171 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN BERAT PADA SISWA KELAS II SDN 2 KARANGANOM KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (UUD 1945). Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses yang wajib diikuti dalam kehidupan setiap individu dan memiliki fungsi serta peranan penting bagi pembentukan karakter
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1
Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1 1 SD Negeri 1 Pandean Trenggalek Email: 1 yamini@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi untuk
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN
NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2012 2013 Disusun Oleh : WURYANINGSIH A53BO90214 PROGRAM STUDI PG
Lebih terperinciUniversitas Nusantara PGRI Kediri. Oleh : MATSURAH P
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI MAPEL PENJASKESREK SD NEGERI WARU TIMUR I KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat Sarkia S. Manto, Hartono D. Mamu, Jamaluddin M. Sakung Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II
124 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II Oleh: Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013
148 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013 Oleh:
Lebih terperinciZico Aji Dewantara, Mu arifin, I Nengah Sudjana Prodi S2 Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Upaya Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Teknik Dasar Keterampilan Tolak Peluru Dengan Menggunakan Metode Bermain Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Bogo Kidul Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri Zico
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 29 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012 Oleh:
Lebih terperinciOleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu
153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu
Lebih terperinciAinun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SDN 2 Dolonga Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciDidi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN ALAT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI JAGARA KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pendidikan adalah suatu proses interaksi yang bersifat manusiawi, upaya untuk menyiapkan peserta didik, upaya untuk meningkatkan kualitas hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah bagian penting dari sistem pendidikan. Sebab secara esensi pendidikan jasmani membantu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini sejalan
Lebih terperinciBAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal Pada bagian ini akan dikemukakan temuan penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Dalam hal ini sebagaimana dikemukakan
Lebih terperinciOleh: Mukadi SD Negeri Semarum Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek
Mukadi, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... 93 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SEMARUM KECAMATAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tindakan kelas melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang disalurkan melalui suatu proses pembelajaran, dengan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP
Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SD Negeri Kutamendala 02, Kecamatan Tonjong, Kabupaten
Lebih terperinciDwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN
TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84
Lebih terperinciOleh: Suprapto SDN 3 Widoro, Gandusari, Trenggalek
138 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG LUAS TRAPESIUM DAN LAYANG-LAYANG MELALUI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DI KELAS V SDN 3 WIDORO KECAMATAN
Lebih terperinciFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI SD NEGERI 18 SUMEDANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Susi Yuliani 1, Erman Har
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) B. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) merupakan salah satu fakultas di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mempunyai visi dan misi
Lebih terperinciJournal of Physical Education, Sport, Health and Recreations
ACTIVE 4 (4) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA KECIL SISWA KELAS VB TUNARUNGU DENGAN
Lebih terperinciMENINGKATKAN VARIASI GERAK DASAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PERMAINAN TARGET
91 S p o R T I V E, V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 7 MENINGKATKAN VARIASI GERAK DASAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PERMAINAN TARGET Tomi Ripandi ( tomi.ripandi@student.upi.edu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana suatu bangsa dapat bersaing di kancah internasional. Hal ini berkaitan dengan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan satu kesatuan dari sistem pendidikan secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER
PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER Sularmi 40 Abstrak. Pendidikan jasmani merupakan bagian
Lebih terperinciPenerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.
Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No. 2 Pangalasiang Mersilia Busoso, Haeruddin, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciGUMELAR ABDULLAH RIZAL,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek pendidikan merupakan kegiatan mengimplementasikan konsep prinsip, atau teori oleh pendidik dengan terdidik dalam berinteraksi yang berlangsung dalam suasana
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran harus didukung kondisi belajar yang kondusif sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. Dalam pembelajaran diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun guru tersebut tidak mengarahkan siswa untuk merapikan kembali posisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi peneliti yang disesuaikan dengan lembar observasi terhadap guru pendidikan jasmani SMA Negeri 1 Pantai Cermin pada tanggal 17 Maret
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar
Lebih terperinciOleh: Parmi Lestari SDN 2 Gemaharjo Kecamatan Watulimo, Trenggalek
Parmi Lestari, Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan... 137 PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LEMPAR TANGKAP BOLA LAMBUNG DALAM PERMAINAN ROUNDERS PADA SISWA KELAS V TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciPENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO
PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pertamakali peneliti
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembelajaran I a. Perencanaan Sebelum melakukan aksi, Peneliti menyiapkan data rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pertamakali peneliti mengutarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Yang membedakan pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lain adalah
Lebih terperinciAndi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma Parsaoran
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOKOMOTOR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DI KELAS IV SDN GUNTUR 09 PAGI SETIABUDI JAKARTA SELATAN Andi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Model Kooperatif dengan Penerapan Teknik Nominal Group.
ABSTRAK JAFISA TOMI 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Tentang Operasi Hitung Menggunakan Model Kooperatif dengan Penerapan Teknik Nominal Group DiKelas V SDN 115/III Tanjung Genting, Skripsi.
Lebih terperinciPENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE
PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE Puput Eka Bajuri Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi STKIP Modern Ngawi E-mail: ekacalamander201@gmail.com
Lebih terperinciSP VOL 1 NO 1 2016 MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING KAKI BAGIAN DALAM MELALUI MEDIA MODIFIKASI BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA DI KELAS V SDN GADINGAN II KECAMATAN SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU Eka Widodo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) sebagai bagian integral dari pendidikan memiliki tugas yang unik yaitu menggunakan gerak sebagai media
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik siswa dalam beraktifitas untuk mendidik lebih mengedepankan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan usaha pendidik yang dilakukan oleh guru untuk meberikan pelajaran. Belajar memuat kondisi fisik siswa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan
Lebih terperinci