Oleh: Siti Fatimah SD Negeri 3 Sukorejo, Gandosari, Trenggalek
|
|
- Djaja Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Siti Fatimah, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS V SDN 3 SUKOREJO KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014 SEMESTER II Oleh: Siti Fatimah SD Negeri 3 Sukorejo, Gandosari, Trenggalek Abstrak: Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui kepala sekolah dalam mendorong kemampuan guru menggunakan pendekatan CTL dalam membimbing siswa kelas V melakukan improvisasi dan lebih giat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS dan untuk mengetahui penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Siswa Kelas V Semester II SDN 3 Sukorejo Tahun 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Sukorejo pada siswa Kelas V Semester II bidang studi IPS pokok bahasan Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan, Tahun 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 58,00 dengan ketuntasan sebesar 25,00%, siklus pertama 69,00 dengan ketuntasan belajar sebesar 70,00%, dan pada siklus kedua rata-ratanya sebesar 79,50 dengan ketuntasan belajar sebesar 95,00%. Kata Kunci: pendekatan CTL, IPS, motivasi, prestasi belajar Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor, manajer dan administrator. Kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran merupakan salah atus tugas pokok pada institusi pendidikan yang berkaitan dengan pengawasan di bidang pengajaran mencakup perencanaan pengajaran dan evaluasi pengajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pengajaran. Supervisor atau pengawasan pengajaran dilakukan agar setiap aktovitas guru, murid dan staf administrasi tetap mengarah pada tercapainya tujuan kurikulum, tujuan institusional maupun tujuan pendidikan secara nasional. Dengan demikian, maka kegiatan supervisi dan motivator yang dilakukan oleh kepala sekolah diharapkan mampu mendorong kemampuan guru membimbing siswa melakukan improvisasi dan lebih giat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar, memperbaiki sarana dan praarana serta kendala-kendala yang menghambat pertunbuhan dan perkembangan anak, agar proses pembelajaran berjalan lancar penuh semangat, nyaman dan konduktif. Agar proses pembelajaran di sekolah dapat berjalan secara kondusif kepala sekolah perlu membuat koordinasi dalam semua komponen, memberi nasihat, memupuk semangat kerja, memimpin sekaligus menilai guru, siswi dan staf administrasi. Memperbaiki dan mengembangkan pengajaran, kurikulum merencanakan secara kontinyu, sistematis, prosedural, menggunakan instrument, data obyektif dan realistis. Memberikan layanan dan bantuan serta melakukan koordinasi stimulasi dan support kearah kemajuan profesi guru, memperbaiki situasi pembelajaran dengan lima keterampilan dasar yakni, hubungan kemanusiaan, proses kelompok, kepemimpinan pendidikan, mengatur personalia dan evaluasi. Dengan adanya koordinasi yang baik maka pendidikan sebagai usaha sadar dan
2 118 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional pasal 3 dijelaskan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Depdiknas, 2003:2). Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka inti dan tujuan pendidikan adalah pembentukan dan pembinaan manusia Indonesia seutuhnya dalam rangkaian pelaksanaan pendidikan tersebut perlu diambil langkah-langkah yang memungkinkan adanya tingkah laku disiplin dalam masyarakat dan terutama di sekolah. Belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relative tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru. Teori belajar yang menganggap belajar sebagai suatu proses, seperti yang dikemukakan oleh Gagne bertitik tolak dari suatu analogi antara manusia dan computer. Menurut model ini yang disebut model pemrosesan teknologi, proses model belajar dianggap sebagai transformasi input (Adriana dalam Gagne, 1992:13). Dalam pembelajaran bidang studi IPS merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang terdapat dalam Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. (Suryana, 2002) Walaupun siswa memiliki nilai yang tinggi dari mata pelajaran selain IPS, tetapi dalam sikap dan perbuatannya dia tidak memahami, mengerti dan melaksanakan apa yang terkandung dalam ilmu IPS maka dia tidak akan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bagi bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban agar siswa nanti menjadi anak yang peduli, tangguh, dan mandiri dalam menghadapi persoalan-persoalan sosial sehingga tumbuh sebagai warga Indonesia dan warga dunia yang baik. Karakteristik pembelajaran IPS yang efektif ialah bila siswa sanggup menemukan sendiri melalui pengalaman dalam pemecahan masalah. Dengan dapat menemukan sendiri dalam pemecahan masalah tentunya siswa dapat memahami konsepkonsep yang dibahas, agar siswa berhasil dalam belajarnya, dalam arti mampu menemukan dan membentuk pengetahuan. Realita yang terjadi di lapangan adalah motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 3 Sukorejo Kecamatan Gandusari Tahun 2013/2014 masih rendah, hal ini berpengaruh pada rendahnya hasil ulangan harian siswa, masih banyak siswa berada di bawah KKM IPS (75) yang ditentukan. Hal ini diduga disebabkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak tepat, sehingga proses pembelajaran IPS yang dilakukan kurang menarik dan bermakna. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan proses pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat. Bila dibiarkan terus menerus kenyataan ini dikhawatirkan hasil belajar siswa tidak ada peningkatan pada jenjangnya. Kurangnya minat siswa untuk aktif dalam pembelajaran serta kurangnya
3 Siti Fatimah, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode rasa ingin tahu siswa untuk berfikir kritis dalam pembelajaran IPS, karena itu peneliti memilih menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Pembelajaran IPS dengan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini dilakukan. (M. Khafid, 2004) METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahanperubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Action), Observasi (Observation), dan Refleksi (Reflection). HASIL PENELITIAN Siklus I Refleksi Awal Refleksi awal merupakan hasil pencerminan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh peneliti selaku kepala sekolah pada masa pra tindakan. Kegiatan pra tindakan ini terdiri dari kegiatan supervisi kelas, pembinaan guru kelas, studi dokumentasi administrasi pembelajaran guru. Dari hasil kajian observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, terekam bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran IPS masih sangat konvensional dan terkesan monoton. Guru banyak melakukan kegiatan ceramah dan umpan balik dilakukan sebatas tanya jawab untuk mengembalikan konsentrasi belajar siswa. Hal ini dilakukan Karena guru belum mengetahui metode pembelajaran yang tepat, terbukti dari RPP yang belum tersedia. Dari hasil kajian observasi awal, kepala sekolah melakukan dialog dengan guru kelas untuk mendiskusikan hasil temuan supervise. Kepala melakukan dialog secara terstruktur mengenai kendala dan dampak pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa. Dengan proses pembelajaran yang monoton dikahawatirkan prestasi belajar siswa akan terhambat, karena motivasi belajar siswa rendah. Untuk itu peneliti memberikan motivasi dan inovasi dalam pembelajaran IPS di Kelas V dengan menggunakan pendekatan CTL. Dalam pendekatan CTL peserta didik digiring ke ranah situasional dan kontektual pola pikir anak. Melalui pendekatan ini diharapkan aktivitas belajar siswa lebih berkembang sehingga prestasi belajar anak terus tumbuh. Planning (Perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah (a) menyusun rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Pendekatan CTL, (b) menyusun petunjuk kegiatan siswa, (c) melaksanakan kegiatan penelitian, dan (d) penilaian hasil kegiatan penelitian. Action (Pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan rencana pembelajaran sebagai berikut: Pertemuan 1, meliputi: (1)
4 120 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 Pendahuluan. Guru mengeluarkan sebuah kotak. Siswa diminta untuk menebak isinya sampai bisa dengan arahan sebagai berikut: (a) Benda yang berada di dalam kota ini sangat berharga bagi bangsa kita. Banyak pengorbanan yang dilakukan agar benda ini tetap berdiri kokoh. Benda apa ini?; (b) Siswa diberi kesempatan untuk menebak isi kotak; (c) Setelah tertebak siswa menjawab pertanyaan dari guru; (d) Siapa sekarang yang harus menjaga sang saka merah putih? ; (2) Kegiatan inti. Siswa digiring untuk mengenang kembali masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, siswa dapat menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, menyebutkan tokoh-tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, menugaskan siswa secara berkelompok untuk mengidentifikasi perjuangan fisik yang terjadi, menceritakan jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan; (3) Kegiatan penutup. Menyimpulkan materi dan memberi motivasi. Pertemuan 2, meliputi: (1) Pendahuluan. Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru rnemperlihatkan gambar-gambar tokoh perjuangan, kemudian mengajukan beberapa pertanyaan sesuai materi; (2) Kegiatan inti. (a) Dengan bimbingan guru, siswa mengadakan diskusi tentang cara mengenang tokoh perjuangan kemerdekaan, (b) Secara bergantian siswa menunjukkan sikap menghargai para tokoh perjuangan, (c) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, (d) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan; (3) Kegiatan penutup, meliputi: Menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan mengadakan tes tertulis (uji kompetensi) Observation (Pengamatan) Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisa data penilaian aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa serta dari hasil kinerja siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa aktivitas guru sudah menunjukkan aktivitas pembelajaran yang baik dengan perolehan skor sebesar 60,00%. Hal ini berakibat berkembangnya aktivitas pembelajaran siswa sebesar 61,25%. Artinya guru dan siswa sudah mampu melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan tujuan dan pendekatan pembelajaran yang telah dirancang. Pada kegiatan apersepsi guru berhasil membawa anak kembali mengingat kembali masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Hanya saja pada saat siswa bertanya, guru langsung menjawab pertanyaan siswa. Perolehan hasil belajar siswa pada akhir siklus I dapat penulis sajikan pada Tabel 1. Dari data Tabel 1 terlihat jelas bahwa kemampuan siswa untuk memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan dengan kualifikasi baik masih sangat rendah. Tingkat ketuntasan mencapai 70,00% atau 14 siswa dari 20 siswa yang diteliti yang berarti lebih rendah dari syarat ketuntasan minimum yaitu 85% siswa dengan nilai minimum 75. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan yaitu saat siswa bertanya hendaknya, guru melempar dulu pertanyaan kepada siswa lain dan kegiatan diskusi, guru belum menjadi fasilitator dan motivator secara merata, sehingga siswa harus memanggil berulang-ulang agar guru mendekati kelompoknya tidak tefokus pada kelompok tertentu saja.
5 Siti Fatimah, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode Tabel 1 Daftar nilai hasil belajar siswa siklus I Siklus II Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, dengan materi yang sama. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yaitu lebih efektif dalam melaksanakan peran sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Action (Pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Adapun langkah-langkah pembelajaran untuk siklus II adalah sebagai berikut: Pertemuan 1, terdiri dari: (1) Pendahuluan, meliputi: Guru mengeluarkan sebuah kotak. Siswa diminta untuk menebak isinya sampai bisa dengan arahan yaitu Benda yang berada di dalam kota ini sangat berharga bagi bangsa kita. Banyak pengorbanan yang dilakukan agar benda ini tetap berdiri kokoh. Benda apa ini?, siswa diberi kesempatan untuk menebak isi kotak, dan setelah tertebak siswa menjawab pertanyaan dari guru, Siapa sekarang yang harus menjaga sang saka merah putih? ; (2) Kegiatan inti, meliputi: Siswa digiring untuk mengenang kembali masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, siswa dapat menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dan menyebutkan tokoh-tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, menugaskan siswa secara berkelompok untuk mengidentifikasi perjuangan fisik yang terjadi, menceritakan jasa dan peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, serta guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan pengu-atan dan penyimpulan; (3) Kegiatan penutup, meliputi: Menyimpulkan materi dan memberi motivasi. Pertemuan 2, terdiri dari: (1) Pendahuluan, untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru rnemperlihatkan gambar-gambar tokoh perjuangan, kemudian mengajukan beberapa pertanyaan sesuai materi; (2) Kegiatan inti. (a) Dengan bimbingan guru, siswa mengadakan diskusi tentang cara me-ngenang tokoh perjuangan kemerdekaan, (b) Secara bergantian siswa menunjukkari sikap menghargai para tokoh perjuangan, (c) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, (d) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan; (3) Kegiatan penutup, meliputi: Menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan mengadakan tes tertulis (uji kompetensi). Observation (Pengamatan) Hasil observasi pada siklus II masih menggunakan format pengamatan yang sama pada siklus I. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama penelitian berlang sung menunjukkan bahwa aktivitas guru sudah menunjukkan aktivitas pembelajaran yang sangat baik dengan
6 122 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 perolehan skor sebesar 80,00%. Hal ini berakibat berkembangnya aktivitas pembelajaran siswa dengan sangat baik sebesar 82,50%. Artinya guru dan siswa sudah mampu melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan tujuan dan pendekatan pembelajaran yang telah dirancang. Perolehan hasil belajar siswa pada akhir siklus I dapat penulis sajikan pada Tabel 2. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I sudah diperbaiki dalam siklus II. Dari Tabel 2 diketahui bahwa ketuntasan telah mencapai 95,00%, ketuntasan tersebut telah melebihi ketuntasan secara klasikal sebesar 85%, sehingga penelitian ini telah berhasil dan tidak perlu dilanjutkan lagi. Tabel 2 Daftar nilai hasil belajar siswa siklus II Refleksi Dari hasil observasi ditemukan sudah adanya beberapa peningkatan, yaitu (a) teknik bertanya siswa kepada guru sudah baik, (b) motivasi guru terhadap siswa meningkat, (c) dalam kegiatan diskusi semua siswa terlibat aktif, dan (d) siswa dapat menghubungkan materi dengan kejadian yang dialami siswa Hasil Respon Siswa Setelah berakhirnya siklus ke II peneliti membagikan angket kepada siswa. Dari angket tersebut dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan CTL sangat positif. Hasil angket tersebut menunjukkan prosentase sebesar 1,93%. Interpretasi Data Data yang penulis sajikan tersebut berupa data Hasil Belajar Siswa dan data Pelaksanaan PBM Guru. Interpretasi terhadap data penulis fokuskan pada dua hal tersebut yakni Hasil Belajar Siswa dan pelaksanaan PBM Guru. Tindak lanjut terhadap hasil interpretasi ini berupa perencanaan tindakan siklus berikutnya, penulis sertakan atas dasar evaluasi untuk perbaikan kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan siklus berikutnya. Aktivitas guru dan siswa dalam penelitian ini juga terus mengalami peningkatan. Guru sudah lebih bisa memberikan motivasi kepada siswa. Sehingga prestasi siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan pengamatan pada siklus I diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 60,00% dan pada siklus II meningkat menjadi 80,00%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I persentasenya sebesar 61,25% dan pada siklus II meningkat menjadi 82.50%. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan CTL pada siswa kelas V SDN 3 Sukorejo berhasil dengan baik. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 58,00 dengan ketuntasan sebesar 25,00%, siklus pertama: 69,00 dengan ketuntasan belajar sebesar 70,00%, dan pada siklus kedua rata-ratanya sebesar: 79,50 dengan ketuntasan belajar sebesar 95,00%. Untuk dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada grafik Gambar 1. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dengan diterapkannya proses pembelajaran dengan Pendekatan CTL
7 Siti Fatimah, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes Melalui Multi Metode Gambar 1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa menjadikan: (1) Kepala sekolah berhasil dalam mendorong kemampuan guru menggunakan pendekatan CTL dalam membimbing siswa kelas V melakukan improvisasi dan lebih giat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru pada siklus I seebesar 60,00% dan pada siklus II meningkat menjadi 80,00%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I prosentasenya sebesar 61,25% dan pada siklus II meningkat menjadi 82.50%. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan CTL pada siswa kelas V SDN 3 Sukorejo berhasil dengan baik. (2) Dengan pendekatan CTL dalam pembelajaran IPS terbukti dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Siswa Kelas V Semester II SDN 3 Sukorejo Tahun 2013/2014. Hal ini dapat diketahui dari nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 58,00 dengan ketuntasan sebesar 25,00%, siklus pertama 69,00 dengan ketuntasan belajar sebesar 70,00%, dan pada siklus kedua rata-ratanya sebesar: 79,50 dengan ketuntasan belajar sebesar 95,00%. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dipaparkan dapat dikemukakan saran-saran agar dalam menerapkan pendekatan CTL dapat mencapai hasil yang memuaskan yaitu: (1) Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan; (2) Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS; (3) Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan pendekatan CTL; (4) Untuk team dalam penelitian, meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja; dan (5) Dalam proses belajar mengajar guru perlu mem-berikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas Kurikulum Berbasis Kompetensi: Ketentuan Umum. Jakarta: Depdiknas. Gagne, Robert M Principles of Instruction Design. Orlando: Harcourt Brace Jovanovich College Publishers. M.Khafid/ Suyati Pelajaran IPS. Dirjen Pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Erlangga. Suryana, D, 2002, Belajar Aktif IPS, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas. Depdiknas Pedoman CTL, Pedoman Penunjang Kurikulum Jakarta.
Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek
24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciOleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung
16 Rusmiati, Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SEJARAH HINDU MENERAPKAN MODEL CTL PADA SISWA KELAS V SDN 1 PUNJUL KARANGREJO TULUNGAGUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan dewasa ini menuntut penyesuaian dalam segala faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai
Lebih terperinciOleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 279 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI SMK
Lebih terperinciOleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung
100 Sulastri, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI DISKUSI DAN EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS V SDN 02 SEMBON KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SDN 02 Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses membangun peradaban bangsa. Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar guna menyiapkan sumber daya manusia dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa dapat dilihat melalui pendidikan, semakin maju pendidikan maka semakin cerah dan terarah juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
Lebih terperinciOleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek
122 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN I KARANGANYAR KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI
Lebih terperinciOleh: Sri Hanifah Guru SDN II Wonorejo, Trenggalek
130 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS VI SD NEGERI II WONOREJO KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II
124 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II Oleh: Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru
Lebih terperinciPEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh
Lebih terperinciOleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung
22 Sulistyowati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS V SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses belajar mengajar dengan model konvensional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan
Lebih terperinciKata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikannya. Semakin baik tingkat pendidikan suatu negara, semakin baik juga sumber daya manusianya.
Lebih terperinciOleh: Sri Suparbiati Guru SDN 2 Gandusari, Trenggalek
142 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE BERBASIS AKTIVITAS KELAS II SEMESTER II SD NEGERI 2 GANDUSARI, KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Demikan halnya dengan pendidikan
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan, karena manusia yang berkualitas dapat dilihat dari tingkat pendidikannya seperti yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut
Lebih terperinciPENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP Negeri 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui peningkatan
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN
Budianto, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... 19 PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciPENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PATIHAN SIDOHARJO SRAGEN PADA MATA PELAJARAN IPS TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciOleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek
136 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 KARANGANYAR KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dalam pengembangan pribadi, hasilnya dapat terwujud dalam perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap dan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran kunci dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Inti dari proses pendidikan adalah proses pembelajaran dimana memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses interaksi antara siswa dengan guru sangat berperan penting dalam pembelajaran. Guru memiliki peranan untuk memfasilitasi siswa melalui usaha usaha terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
Lebih terperinciSANTI BBERLIANA SIMATUPANG,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciPROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 BUDONG-BUDONG Muhammad Ali P 1, Fatimah 2, Wiwik Rudjatiningsih 3 Program Studi
Lebih terperinciPenerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir
Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 67 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kaena dengan pendidikan manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek utama dalam pembentukan moral suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, kecakapan, ketelitian, keuletan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya untuk menjembatani antara kondisi objektif yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin mengkhawatirkan. Banyak anak di bawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan terlibat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciSri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN GADINGREJO 01 KECAMATAN UMBULSARI KABUPATEN JEMBER Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan kunci utama tercapainya tujuan pendidikan. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen diantaranya dalah
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI Oskar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - undang No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J. Langeveld (2015), pendidikan adalah upaya manusia dewasa
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Hendra Setiawan, M. Arifuddin Jamal, Abdul Salam M Program Studi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini semakin berkembang. Pendidikan disebut sebagai kunci dari kemajuan Negara. Pendidikan dapat meningkatkan pola pikir seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mengantisipasi adanya berbagai masalah, hambatan dan tantangan di era globalisasi ini, perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat. Globalisasi ini juga meliputi dalam perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi zaman globalisasi saat ini dengan persaingan yang semakin ketat, penguasaan sains dan teknologi adalah sesuatu yang mutlak diperlukan. Untuk maksud
Lebih terperinciOleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu
153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap manusia. Dikatakan demikian karena pendidikan berfungsi dan bertujuan mengembangkan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan landasan utama dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat membentuk kehidupan dan jati diri seutuhnya. Anak adalah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK PAISAH PANGGABEAN Guru SDN 019 Bonandolok Email : paisah@gmail.com
Lebih terperinciOleh: Suprapto SDN 3 Widoro, Gandusari, Trenggalek
138 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG LUAS TRAPESIUM DAN LAYANG-LAYANG MELALUI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DI KELAS V SDN 3 WIDORO KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu upaya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh aset pokok yang ada di dalamnya. Aset pokok tersebut berupa sumber daya. Sumber daya manusia merupakan penggerak pembangunan
Lebih terperinciPENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi pada dirinya. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan diri individu dari kepribadian seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,
Lebih terperinciSupervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni
Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Sri Winarni Guru SDN 1 Pandean Email: sri.winarni@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial guna menjamin perkembangan dan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Fungsi dan tujuan penddikan
Lebih terperinciOleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek
Dewi Fatimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan 329 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI METODE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II TAHUN 2014/2015
Lebih terperinciOleh: Muhammad Suhud SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek
40 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KISAH NABI BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SDN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, dalam menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD Negeri 02 Ngeluk pada tanggal 8 maret 20 April 2013,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan
Lebih terperinci