BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Sejarah dan Perkembangan PT (Persero) Angkasa Pura II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Sejarah dan Perkembangan PT (Persero) Angkasa Pura II"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang dan bongkar muat kargo atau pos serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar roda transportasi. Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1962, yaitu dengan didirikannya Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. PN Angkasa Pura Kemayoran bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tanggal 17 Mei 1965, pemerintah menetapkan nama PN Angkasa Pura Kemayoran menjadi Perum Angkasa Pura. Disamping mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran, Perum Angkasa Pura juga mengelola Pelabuhan Udara Internasional Halim Perdanakusuma sejak tahun 1974 dan Pelabuhan Udara Internasional Bali Ngurah Rai sejak tahun Dengan selesainya pembangunan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang terletak 20 km di sebelah Barat Jakarta (yang kemudian dirubah namanya menjadi Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno- Hatta), pada tahun 1984 pemerintah mendirikan suatu BUMN baru untuk 35

2 36 mengelolan bandar udara tersebut yaitu, Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan Udara Jakrta Cengkareng (PPUJC). Pada tanggal 13 Agustus 1984, melalui Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1984 PPUJC resmi terbentuk dan kini bernama PT (Persero) Angkasa Pura II. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan pada tahun 1985 PPUJC juga diserahi tugas untuk mengelola dan mengusahakan Bandar Udara Halim Perdanakusuma yang sebelumnya dikelola Perum Angkasa Pura. Pada tahun 1986 terjadi perubahan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Perum Angkasa Pura II yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah nomor 26 tanggal, 19 Mei Hal yang sama juga terjadi pada Perum Angkasa Pura, namanya dirubah menjadi Perum Angkasa Pura I. Dengan peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1991 tanggal 8 Februari 1991 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Perusahaan Umum Angkasa Pura II, ditetapkan, pengelolaan Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Bandar Udara Supadio Pontianak dilaksanakan oleh Perum Angkasa Pura II. Dengan masuknya Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Supadio ke dalam pengelolaan perusahaan, maka Perum Angkasa Pura II mengelola empat bandar udara, yaitu Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma (Jakarta), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang) dan Supadio (Pontianak).

3 37 Pada awal tahun 1992, Angkasa Pura II sebagai sebuah BUMN yang berstatus Perum dialihkan dan ditetapkan pemerintah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992, tanggal 17 Maret Maksud dari perubahan status dari bentuk Perum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) adalah dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha. Selanjutnya dengan akte notaris Muhani Salim, SH Nomor 3 tahun 1993 tanggal 2 Januari 1993 didirikan Perseroan Terbatas (Persero) PT Angkasa Pura II, nama tersebut disingkat menjadi PT (Persero) Angkasa Pura II. PT (Persero) Angkasa Pura II mempunyai tugas pokok menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dalam arti seluas-luasnya dan usaha-usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha jasa kebandarudaraan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok di atas, PT (Persero) Angkasa Pura II mempunyai fungsi penyediaan, pengelolaan, pengusahaan serta pelayanaan jasa kebandarudaraan dan bidang usaha lain yang mempunyai hubungan dengan jasa kebandarudaraan. Terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994, Bandar Udara Polonia Medan yang sebelumnya dikelola oleh PT (Persero) Angkasa Pura I diserahkan kepada PT (Persero) Angkasa Pura II. Pada tanggal 9 April 1994, dilakukan serah terima pengoperasian Bandar Udara Simpang Tiga Pekanbaru (sekarang Bandara Sultan Syarif Kasim II), Bandara Internasional Minangkabau (Padang), Bandar Udara Blangbintang Aceh

4 38 (sekarang Sultan Iskandar Muda), Bandar Udara Husein Sastranegara (Bandung). Saat ini, ada dua belas bandara dikawasan Indonesia bagian Barat yang dikelola Angkasa Pura II, mulai dari Bandara Sultan Iskandar Muda- Banda Aceh, Polonia-Medan, Bandara Internasional Minangkabau-Padang Pariaman, Sultan Syarif Kasim II-Pekanbaru, Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah-Tanjung Pinang, Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II- Palembang, Bandar Udara Sultan Thaha-Jambi, Bandar Udara Depati Amir-Pangkalpianang, Supadio-Pontianak, Bandar Udara Husein Sastranegara-Bandung, Bandar Udara Halim Perdanakusuma-Jakarta, Bandar Udara Soekarno Hatta-Tangerang. Beberapa bandara diperbaiki dan ditingkatkan kemampuannya. Ada yang diperluas dan ada pula yang direncanakan pemindahan lokasinya. Aceh sekarang mampu menjadi Bandara Embarkasi Haji, setelah landasannya diperpanjang dan fasilitas pendukungnya diperbaiki. Bandara Polonia yang kini berada ditengah kota dan ditengah-tengah pusat perbelanjaan sedang dipersiapkan pemindahaanya ke Kuala Namu Medan. Demikian juga Palembang serta Padang dan Pontianak. Sumua itu memerlukan dana yang cukup besra, dan akan semakin besar dimasa-masa mendatang. Saat ini, hampir seluruh dana untuk pekerjaan tersebut berasal dari PT (Persero) Angkasa Pura II, yang diperoleh dari keuntungan terbesarnya dari Bandara Soekarno Hatta. Hal ini wajar saja, sebab sebuah bandara tidak bisa hidup sendiri, semua

5 39 saling berhubungan dan saling mendukung, begitu juga dengan pelayanan lalu lintas udaranya. Tahun demi tahu berlalu, beberapa Direktur silih berganti memimpin perusahaan ini. Dan dengan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasaakhirnya pada tahun 2000 perusahaan yang kita cintai ini mencapai titik tertinggi dari usahanya dengan mendapatkan predikat AAA. Predikat tersebut mengacukepada keputusan Menteri Keuangan Nomor 198/KMK.016/1998 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Dalam rapat Umum pemegang saham, ada tiga aspek yang dipakai untuk mengetahui tingkat kesehatan BUMN yaitu, aspek keuangan, aspek komersial dan aspek administrasi. Nilai yang dicapai oleh PT (Persero) Angkasa Pura II nyaris sempurna yaitu, 97. Semoga untuk seterusnya Angkasa Pura II selalu mendapat nilai terbaik. Dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang, dimana banyak kegiatan usaha dan perusahaan mengalami kehancuran, justru PT (Persero) Ankasa Pura II masih bisa melakukan kewajibannya memberikan deviden kepada negara sebagai pemegang saham dalam perusahaan ini, dan ikut serta membantu meningkatkan kesejahteraan dan kepedulianterhadap pegawai dan keluarganya serta masyarakat umum dan masyarakat lingkungannya. Hampir tidak ada KUD, koperasi, dan sarana umum disekitar bandara yang tidak mendapat perhatian dari Angkass Pura II.

6 40 Memang mengelola perusahaan dalam kondisi yang tidak menentu memerlukan kiat-kiat tertentu, dan karena hal inilah, terkadang ada pihakpihak tertentu yang menganggap PT (Persero) Angkasa Pura II sebagai badan usaha yang terkesan lebih mementingkan prosedural ketimbang profesional 3.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi Menjadi pengelola bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional. Misi Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis. Falsafah PT (Persero) angkasa Pura II adalah PEDULI : P : Pelayanan Prima E : Efektif dan Efisien D : Dedikasi Tinggi U : Unggul

7 41 L : Lingkungan I : Internasional Yang berarti PT (Persero) Angkasa Pura II akan memberikan pelayanan yang prima, efektif dan efisien, berdedikasi tinggi serta unggul dalam lingkungan internasional 3.3 Lingkup Bidang Usaha PT (Persero) Angkasa Pura II mempunyai tugas pokok menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan dalam arti seluas-luasnya dan usaha lain yang mempunyai hubungan dengan usaha jasa kebandarudaraan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, PT (Persero) Angkasa Pura II mempunyai fungsi: 1. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan dan pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan. 2. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan bidang usaha lain yang mempunyai hubungan dengan usaha jasa kebandarudaraan Jasa Aeronautika Keselamatan penumpang dan kelancaran penerbangan adalah dua aspek pentingdalam aktivitas aeronautika. Menyadari hal tersebut Angkasa Pura II senantiasa melengkapi setiap bandara dengan unit-unit pemandu lalu-lintas udara berteknologi mutakhir.

8 42 Dalam upaya memberikan pelayanan optimal bagi penerbangan, Angkasa Pura II juga menyediakan sarana pendukung radio komunikasi Ground to Air maupun Ground to Ground dengan cakupan sangat luas. Angkas Pura II menginvestasikan berbagai peralatan navigasi disepanjang rute-rute penerbangan dan pelayanan RADAR yang terintegrasi, dengan cakupan seluruh wilayah FIR Jakarta. Untuk mengantisipasi perkembangan teknologi lalu-lintas udara, Angkasa Pura II telah mempersiapkan penerapan sistem komunikasi dan navigasi udara masa depan yang berbasis satelit (New CNS/ATM Communication Network Surveillance/Air Traffic Management) Ditunjang sumber daya manusia yang handal dan profesional, Angkasa Pura II mampu memberikan jaminan pelayanan dan keselamatan penerbangan secara optimal Jasa Non Aeronautika Perkembangan zaman menuntutfleksibilitas fungsi yang tidak lagi terbatas sebagai tempat berlabuh pesawat udara ataupun naik turunnya penumpang, tetapi juga dapat memberikan suasana lain yang lebih nyaman seperti sarana bisnis, penginapan, perbelanjaan dan rekreasi bagi para pengguna jasa bandara. Angkasa Pura II sejak awal menyadari paradigma tersebut. Karenanya, fasilitas terminal bandara senantiasa memperoleh perhatian serius. Penyediaan ruangan untuk perkantoran, pertokoan, restoran, bank,

9 43 penukaran uang, ATM, telepon umum dan sarana umum lainnya akan selalu ditingkatkan kualitas dan pelayanannya. Sarana penunjang lain seperti tempat parkir kendaraan yang luas, hotel yang nyaman, tempat rekreasi yang beragam serta berbagai macam sarana transportasi yang memadai juag mendapat perhatian. Misalnya, Baandara Soekarno Hatta telah dilengkapi hotel berbintang empat, serta lapangan golf 18 holes berstandar internasional. Untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada para pengguna bandara, Angkasa Pura II melengkapi seluruh bandara yang dikelola dengan berbagai fasilitas keselamatan dan keamanan sesuai standar internasional. Seperti Unit Gawat Darurat (UGD), pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran, peralatan X-Ray, Metal Detector and Close Circuit Television (CCTV) Semua ini membuktikan komitmen Angkasa Pura II dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, khususnya pengguna jasas bandara. Pertumbuhan industri angkutan udara Indonesia telah meningkatkan pendapatan Angkasa Pura II sebagai salah satu BUMN yang handal. Angkasa Pura II telah beberapa kali meraih tingkat kesehatan perusahaan dengan kategori Sehat AAA meliputi aspek keuangan, operasi dan administrasi

10 Pengembangan Bandara Soekarno Hatta Sebagaiperusahaan jasa pengelolaan kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara, Angkasa Pura II memiliki pengembangan jasa Non Aeronautika dengan prospek yang sangat cerah. Untuk dimanfaatkan secara luas bersama para mitra. Di bandar Udara Soekarno Hatta kini tercatat lebih 13 juta pergerakan penumpang setiap tahunnya. Sekitar karyawan bekerja diberbagai tempat dikawasan bandara. Penduduk sekitar yang berlalu-lalang menuju Jakrta melewati bandara setiap harinya. Kondisi ini membuktikan bahwa bandara tidak lagi sekedar tempat naik turunya pesawat udara, namun juga pasar potensial bagi kawasan bisnis, belanja maupun rekreasi Kawasan Berikat Bandara termasuk kawasan yang relatif aman dibanding dengan tempat-tempat umum lainnya. Kondisi ini mendorong Angkasa Pura II menyusun rencana pembangunan kawasan berikat (Bonded Zone) yang diperuntukkan bagi soft industries yang bebas polusi, dan mempunyai akses kepasar internasional. Dengan membuka fasilitas produksi dikawasan berikat bandara, perusahaan penyewa memperoleh keuntungan secara langsung karena komponen impor dibebaskan bea masuknya dan dapat diproses tanpa harus dibawa keluar kawasan.

11 Air Cargo Transhipments Village Diatas lahan seluas kurang lebih 30 hektar, Angkasa Pura II bekerja sama dengan PT Garuda Indonesia tengah merintis satu kerjasama untuk membangun Air Cargo Transhipments Village yang diharapkan akan menjadi titik transit bagi lalu lintas kargo dikawasan Asia Pasifik Pengembangan Lainnya Menyadari bahwa bisnis bandara adalah bisnis jaringan, dimana bandara yang satu dapat menjadi besar karenaperan bandara yang lain, untuk itu Angkasa Pura II senantiasa berupaya melakukan modernisasi dan membangun fasilitas penunjang kegiatan bandara sehingga dapat menciptakan berbagai peluangbisnis disetiap bandara yang dikelolanya Pengelolaan Bahan Bakar Pesawat Potensi lain yang siap dikembangkan adalah pembangunan sistem pengelolaan bahan bakar pesawat udara. Dengan partisipasi Angkasa Pura II ini, diharapkan harga penawaran bahan bakar pesawat udara dapat lebih kompetitif Optimalisasi Slot Time Untuk menghindari penumpukan jadwal penerbangan pesawat udara dan kekosongan pada jam-jam tertentu, perlu diadakan pengaturan

12 46 kembali. Untuk itu akan dilakukan koordinasi antara bandara dengan instansi yang terkaitangkasa Pura II telah mengambil satu lanmgkah terpadu, misalnya dengan memberiikan keringanan dan kemudahan bagi perusahaan penerbangan yang beroperasi dimalam hari Business Lounge Untuk dapat memberikan kenyamanan lebih baik bagi para pengguna jasa bandara yang memerlukan ruang tunggu eksklusif, Angkasa Pura II menawarkan peluang kerja sama dengan para mitra untuk membuka business lounge disetiap bandara yang dikelolanya Membangun Aliansi melalui Perusahaan Patungan Mengacu pada Strategi Business Unit (BSU), Angkasa Pura II selalu berupaya meningkatkan kinerja keuangan dan pelayanan melalui berbagai rencana bisnis baru yang disesuaikan dengan spesifikasi bisnis bandara. Melalui aliansi dan kerjasama dengan mitra strategis, Angkasa Pura II berupaya meningkatkan standar pelayanan dan memperluas jaringan bisnis yang menguntungkan. 1. PT Gapura Angkasa Merupakan usaha patungan PT Angkasa Pura I dan PT Garuda Indonesia. Bergerak dalam bidang pelayanan Ground Handling pesawat udara (pre-flight dan post-flight), serta pergudangan. 2. PT Angkasa Pura Schipol (PT APS)

13 47 Perusahaan patungan antara PT Angkasa Pura II dengan Amsterdam Schipol Airport. Bergerak dalam bidang konsultasi jasa manajemen bandar udara, jasa pendidikan/pelatihan teknis, perdagangan dan penyediaan barang, pengelolaan ruangansecara komersial, pengelolaan perbaikan bangunan serta jasa pengadaan teknologi informasi 3. Purantara Mitra Angkasa Dua (PT PMA II) Bergerak dalam bidang layanan jasa boga pesawat udara (in-flight catering). Merupakan usaha patungan antara PT Angkasa Pura II dengan PT Purantara Mitra Angkasa Mewujudkan Airport City Masa Depan Adanya fenomena masyarakat datang kebandara untuk berbagai kebutuhan seperti berbisnis, berbelanja bahkan berekreasi selain untuk keperluan transportasi udara. Mendorong Angkasa Pura II membuat sebuah Masterplan pengembangan Bandara Soekarno Hatta untuk memiliki potensi paling tinggi, untuk menjadi Airport City di Indonesia. Dalam Masterplan tersebut, salah satu rencananya adalah membangun dan menggabungkan Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta menjadi satu kesatuan didalamnya terdapat Business Center dan Hyper Market berfasilitas modern yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh pengguna jasa bandara dengan mudah dan nyaman. Untuk

14 48 lebih melengkapi fasilitas bandara, disebelah timur bandara juga akan dibangun pusat rekreasi public yang lengkap. Angkasa Pura II tengah melakukan studi perluasan kawasan Bandara Soekarno Hatta dan menjajaki pengembangan sistem transportasi antar moda yang lengkap. Karena pelayanan di bandara sangat dipengaruhi oleh tersedianya transportasi antar moda dari kota kebandra dan sebaliknya.untuk itu, akan dibangun sistem transportasi kereta monorail atau citylink yang aman, cepat, handal dan bebas hambatan, dimana nantinya akan menghubungkan bandara dengan pusat-pusat bisnis di Jakarta. Dibidang teknologi Informasi, Angkasa Pura II tengah menggagas konsep Jakarta Airport Information System dengan memanfaatkan jaringan yang terintegrasi, sehingga pelayanan penumpang dari seluruh penjuru dapat dilakukan lebih cepat dan akurat. Masterplan dan konsep tersebut sejalan dengan rencana Angkasa Pura II menjadikan Bandara Soekarno Hatta sebagai transit Airport yang akan disinggahi pesawat-pesawat dari seluruh dunia dengan berbagai keperluan, mulai dari mengisi bahan bakar, bertukar muatan hingga menaikkan dan menurunkan penumpang. Sebagai perusahaan profesional yang memiliki visi menjadi pengelola bandara bertaraf Internasional, Angkasa Pura Iiselalu melangkah kedepan. Berbagai peluang terus digali, berbagai potensi senantiasa dikaji, dengan tetap mengutamakankeselamatan penerbangan dan kepuasan

15 49 pelanggan, pemegang saham, mitra kerja karyawan, masyarakat serta lingkungan. 3.5 Peran Sosial Kemasyarakatan Angkasa Pura II hadir dan berperan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan bangsa Indonesia. Karenanya kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar senantiasa menjadi perhatian. Bersama sebuah perguruan tinggi negara terkemuka, Angkasa Pura II telah melaksanakan penelitian pemanfaatan lahan tidur dikawasan bandara, dan telah melakuakan proses studi AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) untuk seluruh bandara yang dikelola. Sementara penyediaan fasilitas pengolahan limbah seperti tempat pembakaran sampah, penampungan limbah cair serta penyediaan sarana penampungan sampah dikawasan bandara juga merupakan hal penting, yang menjadi perhatian Angkasa Pura II. Dibidang sosial, Angkasa Pura II memiliki Program pemberian bantuan dana untuk pembinaan pengusaha kecil dan koperasi. Angkasa Pura II secara terencana juga menyediakan fasilitas serta sarana yang memadai demi menciptakan lapangan kerja. 3.6 Sumber Daya Manusia Yang Kompeten Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan handal merupakan asset sekaligus mitra paling bernnilai di PT angkas Pura II.

16 50 Manajemen pengelolaan SDM Angkasa Pura II selalu disempurnakan dari waktu ke waktu. Pola karir dan perkembangannya dirancang secara sistematis dan berkelanjutan. Rekrutmen dilakukan secara cermatdan ketat bagi karyawan teknik dan operasi tertentu diharuskan memiliki sertifikat kecakapan terakreditasi nasional dan internasional. Khusus bagi petugas pemandu lalu lintas udara (ATC) dilakukan tes kesehatan dan keterampilan secara berkalauntuk mempertahankan performansinya. Bekerja sama dengan lembaga pendidikan didalam dan luar negeri, Angkasa Pura II menyelenggarakan berbagai diklat orientasi, diklat teknis dan seminar, bahkan mengirimkan karyawan melanjutkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi. Upaya-upaya ini bertujuan meningkatkan kualitas SDM yang terampil, berpengetahuan luas, serta memiliki etos kerja tinggi. Dalam meningkatkan kesejahteraan dan menjamin hari tua karyawan, telah dibentuk Dana PensiunAngkasa Pura II. Selain ituperusahaan juga menyelenggarakan program Tunjangan Hari Tua dan JAMSOSTEK. Untuk mempersiapkan karyawan yang akan memasuki masa purnabakti diberikan bekal pendidikan dan keterampilan khusus bidang kewirausahaan.

17 Strukutur Organisai PT (Persero) Angkasa Pura II Struktur Organisasi PT (Persero) Angkasa Pura II terdiri atas: Board of Directors (Dewan Direksi) a. Setiap Anggota Direksi, kecuali Direktur Utamaselain sebagai anggota Direksi juga bertindak selaku Kepala Direktorat, meliputi: 1. Operasional and Engineering Directorat (Direktorat Operasi dan Teknik); 2. Commercial and Business Development Diretorate (Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha); 3. Financial Directorat (Direktorat Keuangan); 4. Personnel and General Affairs Directorate (Direktorat Personalia dan Umum); b. Fungsi yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama adalah fungsi Internal Auditors (Satuan Pengawas Intern) c. Fungsi yang bertanggungjawab kepada Direktur sesuai masalah yang ditanganinya adalah: 1. Corporate Secretary (Sekretaris Perusahaan); 2. Planning and Information Technology (Perencanaan dan teknologi Informasi); 3. Legal Affairs (Hukum); d. Pejabat yang bertanggungjawab kepada anggota Direksi Selaku Kepala Direktorat adalah:

18 52 1. Vice President of Airport Service (Pelayanan Bandar Udara); 2. Vice Preident Air Traffic Service (Pelayanan Lalu Lintas Udara); 3. Vice President of Facility Planning (Perencanaan Fasilitas); 4. Vice President of Facility Quality Assurance (Pemastian Kualitas Fasilitas); 5. Vice President of Aeronautical Business Development (Pengembangan Usaha Aeronautika); 6. Vice President of Non Aeronautcal Business Development (Pengembangan Usaha Non Aeronatika); 7. Vice President of Property subsidiaries Business Development (Pengembangan Usaha Properti dan Anak Perusahaan); 8. Vice President of Accounting and Budgeting (Akuntansi dan Anggaran); 9. Vice President of Treasurry (Perbendaharaan); 10. Vice President of Small and Medium Enterprise Community Development (kemitraan Usaha Kecil dan Menengah serta Pengembangan Lingkungan); 11. Vice President of Human Resources Administration (Pengembangan Sumber Daya Manusia) 12. Vice President of Human Resources Development (Kepegawaian); 13. Vice President of General Affairs (Umum); 14. Board of Director (Direksi) adalah pimpinan PT (Persero) Angkasa Pura II yang terdiri dari seorang President Director (Direktur

19 53 Utama) yang bertindak sebagai ketua merangkap Anggota Board of Directors dan 4 (empat) orang Executive Vice President (Direktur) sebagai Anggota yang masing-masing memimpin fungsi Operations and Engineerings (Operasi) dan teknik), fungsi Commercial and Business Development (Komersial dan Pengembangan Usaha), fungsi Financial (Keuangan) dan fungsi Personnel and General Affairs (Personalia dan Umum). 3.8 Fungsi Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Sebagaimana tertulis dalam Surat Keputusan Direksi PT (Persero) Angkasa Pura II Nomor : KEP.222/OM.001/AP II-2004, tentang Organisasi dan Tata Kerja PT (Persero) Angkasa Pura II pasal 47 tentang fungsi humas, dalam hal ini Corporate Secretary adalah: Penyiapan rumusan kebijakan dan program kerja bidang hubungan masyarakat termasuk publikasi dan pembentukan citra perusahaan. Penyiapan rumusan kebijakan program kerja bidang hubungan luar negeri dan antar lembaga serta pengkoordinasian penerapan Good Corporate Govnance (GCC) dilingkungan perusahaan. Penyiapan rumusan kebijakan, penyiapan dukungan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahuanan dan RUPS luar biasa serta kesekretariatan Board of Directors (Direksi).

20 Metode Penelitian Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yng dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang dapat digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Penelitian mengenai Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di PT Angkasa Pura II (Persero) termasuk dalam penelitian asosiatif/hubungan yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara satu variabel atau lebih. Metodepenelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kausal yaitu merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah Budaya Organisasi dan variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Semangat Kerja Karyawan

21 Desain Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan berupa metode kausal yaitu metode penelitian untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent variabele) dengan lambang X yaitu budaya organisasi dan variabel tertentu (dependent variabel) dengan lambang Y ya itu semangat kerja karyawan didalam perusahaan 3.11 Hipotesis Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis juga dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perumusan hipotesis dalam penelitian skripsi ini diduga terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap semangat kerja karyawan di PT Angkasa Pura II (Persero). Kriteria uji: 1. Ho : p = 0 ( tidak terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap semangat kerja karyawan)

22 56 2. Ha : p 0 (terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap semangat kerja karyawan) 3.12 Populasi dan Sampel Penelitian Dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Angkasa Pura II Unit Human Resource Development yang jumlahnya 37 karyawan. Populasi dijadikan sampel sebanyak 37 orang. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Convinience Sampling dikatakan convinience sampling adalah karena pengambilan sampel mengarah kepada pengumpulan informasi dari anggota dari suatu populasi yang secara langsung tersedia untuk mewakili Variabel dan Pengukuran Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel, yaitu: 1. Variabel X (Variabel bebas atau Independent) adalah budaya organisasi 2. Variabel Y (Variabel yang tidak bebas atau dependent) adalah semangat kerja karyawan Dari kedua variabel di atas, maka skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal yang menempatkan data dalam urutan rangking dari yang tertinggi ampai yang terendah Wirawan:2009) Pengukuran terhadap variabel dilakukan dengan

23 57 menggunakan skala ordinal yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 (lima) titik dengan susunan sebagai berikut : Sangat Tidak Setuju (STS) : 1 Tidak Setuju (TS) : 2 Ragu-ragu (RR) : 3 Setuju (S) : 4 Sangat Setuju (SS) : Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Dengan diterapkannya definisi operasional akan membantu penulis dalam hal pengukuran variabel sehingga dapat diketahui baik buruknya tersebut. Maksud dari definisi operasional variabel adalah untuk memberikan batasan dan penjelasan mengenai variabel-variabel yang akan dipakai dalam pembahasan ini. Untuk membatasi ruang lingkup yang diteliti, maka diberikan pengertian terhadap kedua variabel penelitian sebagai berikut:

24 58 1. Budaya Organisai (X) adalah sebagai pola yang terdiri atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi suatu organisai, serta aturan-aturan bagi anggota untuk berperilaku di organisasinya. Menurut Ndraha dan Tika (Tika:2008) variabel-variabel budaya organisasi dapat dilihat dari: a. Struktur Organisasi b. Visi misi c.organisasi d. Kebebasan berpendapat dan berpikir 2. Semangat Kerja Karyawan (Y) menurut (Moekijat:1995) adalah Semangat kerja menggambarkan perasaan berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok, kegembiraan, dan kegiatan. Apabila pekerja tampak merasa senang, optimis mengenai kegiatan dan tugas, serta ramah satu sama lain, maka karyawan itu dikatakan mempunyai semangat yang tinggi. Sebaliknya, apabila karyawan tampak tidak puas, lekas marah, sering sakit, suka membantah, gelisah, dan pesimis, maka reaksi ini dikatakan sebagai bukti semangat yang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan menurut (Nitisemito:1992)

25 59 a. Pimpinan b. Kesejahteraan c. Lingkungan Kerja d. CSR (Corporate Social Responsibility) 3.15 Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji pengetahuan yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah. Dalam penelitian lapangan ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan dataadalah dengan kuisioner. Kuisioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden unuk dijawab yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan untuk memperoleh data yang digunakan pembahasan skripsi ini bersumber dari: Data Primer Yaitu sumber data yang langsungmemberikan data kepada pengumpul datadapat diambil dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau pengisian kuisioner.

26 Metode Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh respondenterkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan. c. Regresi Linier Sederhana Analisis regresi, dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja karyawan. Y = a + bx Dimana : a = ( Y)( X2 ) ( Y) ( XY) n X 2 ( X) ² b = n XY ( X)( Y) n X 2 ( X)² Keterangan Y = Variabel yang terpengaruh ( dependent variabel ) yaitu Semangat Kerja

27 61 X = Variabel yang mempengaruhi ( independent variabel ) yaitu isentif a = bilangan ( intercept ) kostanta b = koefisien regresi 3.17 Pengujian Hipotesis a. Menentukan hipotesis Ho : β = 0, berarti Budaya Organisasi ( X ) tidak berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan ( Y) Ha : β = 0, berarti Budaya Organisasi ( X ) berpengaruh terhadap semangatkerja karyawan ( Y ) b. Menentukan tingkat signifikan Menetapkan nilai sigifikan ( α ), tingkat signifikan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,05 atau 5% karena dinilai cukup. Tingkat signifikan sebesar 0,05 atau 5% berarti kemungkinan toleransi kesalahan dari penarikan kesimpulan yang dapat diterima adalah 5% dan memiliki probabilitas ( tingkat kepercayaan ) 95%.

28 62 d. Uji Statistik t Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh variableindependent terhadap variabledependent secara individual dan menganggap dependent yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai t tabel (t t ) dengan nilai t hitung (t h ). Pengujian dilakukan melalui uji t dengan membandingkan t hitung (t h ) dengan t tabel (t t ) pada 0,05. Apabila hasil perhitungan menunjukkan: a. t hitung t tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel tidak bebas (variabel terikat) dan terdapat pengaruh diantara kedua variabel yang diuji. b. t hitung < t tabel maka H 0 diterima dan H a ditolak Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel tidak bebas (variabel terikat) dan terdapat pengaruh antara dua variabel yang diuji. Untuk membuktikan hipotesis ini, masing-masing koefisien regresinya diuji dengan uji t. Hasil uji t bermakna apabila diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel (t h >t t ) atau diperoleh harga probabilitas signifikannya < 0,05 ( ). Untuk pengaruh yang dominan ditentukan oleh koefisien regresi terbesar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Kemayoran bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Kemayoran bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. 1.1.1 Bentuk Usaha Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1962, yaitu dengan didirikannya Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran.PN

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sekilas Tentang Angkasa Pura II Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan

Lebih terperinci

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan. a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, b. Mengikuti perkembangan tehnologi, sehingga dapat menyediakan kepada pimpinan informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis memperhatikan bahwa industripenerbangan khususnya pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa lain yang terkait dengan fasilitas bandar udara sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha. di kawasan barat indonesia sejak tahun 1984.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha. di kawasan barat indonesia sejak tahun 1984. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang bergerak dibidang jasa, pengelolaan kebendaraan dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 tahun 1984. Perubahan nama dari Perum

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sebelum PT (Persero) Angkasa Pura II berdiri terlebih dahulu dibangun landasan pacu Bandara Polonia Medan sehingga dengan adanya landasan inilah PT

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang berlokasi di gedung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang berlokasi di gedung BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di PT. Angkasa Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menjalankan bisnis jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pura Kemayoran bertugas mengelola pelabuhan udara Kemayoran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pura Kemayoran bertugas mengelola pelabuhan udara Kemayoran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1962, yaitu dengan di dirikannya perusahaan negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1862, yaitu dengan didirikannya perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura

BAB I PENDAHULUAN. Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1862, yaitu dengan didirikannya perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1862, yaitu dengan didirikannya perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura (Persero) Adalah sebuah Badan usaha Milik Negara yang bergerak dibidang jasa pengelolaan kebandaraan dan

Lebih terperinci

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa 9 BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya lapangan terbang Husein Sastranegara, merupakan lapangan terbang peninggalan Pemerintah Hindia Belanda ( sebelum PD II ) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terkemuka dan profesional (World Class Airport Company) untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang terkemuka dan profesional (World Class Airport Company) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkasa Pura II memiliki visi menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan profesional (World Class Airport Company) untuk meningkatkan pelayanan dan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB I Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Umum PT. Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dunia humas saat ini sudah memasuki era kompetisi di mana pembentukan, pemeliharaan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial (penting).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu BUMN di Departemen Perhubungan terlibat dalam perusahaan pengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu alat yang tepat dan efektif bagi perusahaan dalam membangun corporate brand adalah melalui corporate literature, baik berupa company profile, annual report,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Profil Perusahaan PT. Angkasa Pura II

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Profil Perusahaan PT. Angkasa Pura II BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Angkasa Pura II PT (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan kebandarudaraan dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT Angkasa Pura II ( Persero ) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di

BAB 1 PENDAHULUAN. PT Angkasa Pura II ( Persero ) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, Visi dan Misi 1.1.1 Bentuk Usaha PT Angkasa Pura II ( Persero ) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Kementerian Transportasi terlibat dalam layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak

BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak 9 BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah perusahaan pengelola jasa

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah perusahaan pengelola jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan

Lebih terperinci

BAB II SEKILAS TENTANG PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)

BAB II SEKILAS TENTANG PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BAB II SEKILAS TENTANG PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) A. Profil PT. Angkasa Pura II (Persero) PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di lingkungan Departemen Perhubungan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEDALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) ANGKASA PURA II PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB 1 PROFIL PERUSAHAAN. Pada tahun 1962 didirikan Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran

BAB 1 PROFIL PERUSAHAAN. Pada tahun 1962 didirikan Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran BAB PROFIL PERUSAHAAN. Sejarah Perusahaan Pada tahun 962 didirikan Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran untuk mengelola Bandara Kemayoran. Tahun 965 melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 tanggal

Lebih terperinci

1.1 Sejarah Perusahaan PT (Persero) Angkasa Pura II (PT AP II) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa

1.1 Sejarah Perusahaan PT (Persero) Angkasa Pura II (PT AP II) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa BAB 1 PENDAHULUAN Keamanan dan kenyamanan merupakan sebagian dari harapan setiap pengguna jasa. Salah satu jenis jasa yang dimaksud merupakan bisnis penerbangan. Bandara sebagai salah satu infrastruktur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT Angkasa Pura II merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam layanan jasa kebandaraudaraan di Indonesia khususnya wilayah Indonesia bagian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2001 TENTANG Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2001 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II Sumber: www.angkasapura2.co.id 1.1.1 Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses bisnis utama Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh stakeholdernya, begitu juga dengan PT AP II. Dalam menjalankan proses bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah membangun Bandar Udara baru yang terletak di pinggir timur kota Medan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995 (21 September 1995) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. Sebelum PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia berdiri,

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. Sebelum PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia berdiri, 8 BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Sebelum PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia berdiri, terlebih dahulu dibangun landasan pacu Bandar

Lebih terperinci

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.89, 2015 KEMENHUB. Alokasi. Ketersediaan Waktu Terbang. Bandar Udara. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. lainnya (Peraturan Menteri Nomor: PM.66 Tahun 2015). (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno Hatta) dan Bandara

PENDAHULUAN. lainnya (Peraturan Menteri Nomor: PM.66 Tahun 2015). (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno Hatta) dan Bandara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas pandas, naik turun

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Identitas Bandara Husein Sastranegara Bandung. : Terletak 5 KM dari Pusat Kota

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Identitas Bandara Husein Sastranegara Bandung. : Terletak 5 KM dari Pusat Kota BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Identitas Bandara Husein Sastranegara Bandung. Bandara / Kota Letak : Husein Sastranegara Bandung : Terletak 5 KM dari Pusat Kota Bandung. Alamat : Jalan Pajajaran 156 Bandung

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Bandara Husein Sastranegara Pada tahun 1920, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah lapangan terbang yang diberi nama LUCH WAART AFDELING, karena

Lebih terperinci

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA KUALANAMUDELI SERDANG. Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM)

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA KUALANAMUDELI SERDANG. Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM) BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA KUALANAMUDELI SERDANG A. Sejarah Ringkas Perusahaan Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM) adalah Bandar Udara yang terletak di Kabupaten

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan 1. Kepala Cabang Kepala cabang memimpin sebuah kantor cabang yang mempunyai tugas menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Encyclopedia, 8 Oktober https://en.wikipedia.org/wiki/indonesia, Artikel: Wikipedia Thre Free

BAB I PENDAHULUAN. Encyclopedia, 8 Oktober https://en.wikipedia.org/wiki/indonesia, Artikel: Wikipedia Thre Free BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau. 1 Untuk menghubungkan dan mengkoneksikan antara pulau satu ke pulau lain, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. di Departemen Perhubungan terlibat dalam perusahaan pengelola

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. di Departemen Perhubungan terlibat dalam perusahaan pengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu BUMN di Departemen Perhubungan terlibat dalam perusahaan pengelola jasa

Lebih terperinci

Bandar Udara Internasional KUALANAMU

Bandar Udara Internasional KUALANAMU Bandar Udara Internasional KUALANAMU Angkasa Pura II in brief Angkasa Pura II Airport No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Airport Name Sultan Iskandar Muda KUALANAMU Sultan Syarif Kasim II Raja Haji Fisabilillah Minangkabau

Lebih terperinci

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain, untuk menciptakan rasa saling pengertian diantara keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain, untuk menciptakan rasa saling pengertian diantara keduanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Komunikasi merupakan suatu proses sosial melalui penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan untuk mencapai tujuan tertentu, dan menjadi dasar dari semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada PT. Angkasa Pura 1 (PERSERO) Cabang Bandar UdaraInternasional Adi. yang akan dijelaskan pada latar belakang sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. pada PT. Angkasa Pura 1 (PERSERO) Cabang Bandar UdaraInternasional Adi. yang akan dijelaskan pada latar belakang sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Laporan proposal ini akan membahas tentang topik berdasarkan yang muncul pada PT. Angkasa Pura 1 (PERSERO) Cabang Bandar UdaraInternasional Adi Soemarmo Surakarta yaitu mengenai kepuasan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1289, 2015 KEMENHUB. Perjanjian Tingkat Layanan. Jasa Bandar Udara. Penyusunan Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 129 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa membuat persaingan dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA II DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Penataan

Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Penataan KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :...KE..Z05..TAHUM.2016. TENTANG PENATAAN AREA KOMERSIAL PADA TERMINAL PENUMPANG BANDAR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil PT.Angkasa Pura I (Persero) Nama Perusahaan : PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Ahmad Yani Alamat : Jl. Puad A. Yani Semarang Telepon : (024) 76087735

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempererat hubungan antar bangsa. Pentingnya transportasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mempererat hubungan antar bangsa. Pentingnya transportasi tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan, mempengaruhi semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandar Udara Soekarno Hatta adalah Bandar Udara Internasional yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) bergerak di bidang pelayanan jasa kebandarudaraan.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki 17 BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penilitian Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penilitian Gambaran Umum Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penilitian 1.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 697, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bandar Udara. Ketersediaan Waktu Terbang. Alokasi. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 57 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif

Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif Setiap bandar udara memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karenanya, untuk pengawasan atas arus penumpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 1 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Angkasa Pura II merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan dunia informasi sekarang ini, peranan Humas dalam sebuah organisasi sangat penting, baik dengan publik internal maupun eksternal yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG BAB II GAMBARAN UMUM PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG 1.1 Sejarah Berdirinya PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang dan terdiri dari banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dan banyaknya antusiasme masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia

Lebih terperinci

Pesawat Polonia

Pesawat Polonia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan

Lebih terperinci

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyambut lebaran Tahun 2017 (1438 H),

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyambut lebaran Tahun 2017 (1438 H), KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST 006 TAHUN 2017 TENTANG PEl_AKSANAAN ANGKUTAN UDARA LEBARAN TAHUN 2017 (1438 H) DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP. 572 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP. 572 TAHUN 2011 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : KP. 572 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERIMAAN, PENYETORAN, PENGGUNAAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), untuk selanjutnya disebut PT Pelindo III (Persero), adalah Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara yang berada dibawah naungan Departemen Perhubungan PT. Angkasa Pura II (Persero)

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH Sejarah PT PELINDO III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting.perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan

Lebih terperinci

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG BANDAR UDARA TEBELIAN DI KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2012 Tentang Pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup bandar udara, 1. kebandarudaraan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan P.T. Sriwijaya Air atau lebih dikenal dengan nama Sriwijaya Air adalah perusahaan penerbangan swasta nasional yang saat ini eksis meramaikan dunia

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Deskripsi Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua pertiga luas wilayahnya terdiri dari wilayah perairan dan terletak pada

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Denyut persaingan meningkat, seiring lonjakan nilai perdagangan dan arus

BAB 1 PENDAHULUAN. Denyut persaingan meningkat, seiring lonjakan nilai perdagangan dan arus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, iklim bisnis secara global memanas demikian cepat. Denyut persaingan meningkat, seiring lonjakan nilai perdagangan dan arus perpindahan modal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan semakin besar, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Instasi Terkait 4.1.1 Angkasa Pura II PT. Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandar udaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOLITOLI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. PT. Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya di sebut Angkasa Pura II

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. PT. Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya di sebut Angkasa Pura II BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya di sebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) lahir melalui berbagai perubahan bentuk usaha dan status hukum pengusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMBENTUKAN DI BIDANG MANAJEMEN PENERBANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan dan pertumbuhan perekonomiannya terus berkembang secara pesat, memiliki beberapa transportasi dan jasa pengangkutan pilihan.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN A. SEJARAH SINGKAT PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Perturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Manunggal yang bergerak di bidang property developer, didirikan. Alam Sutera Realty Tbk pada 19 September 2007.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Manunggal yang bergerak di bidang property developer, didirikan. Alam Sutera Realty Tbk pada 19 September 2007. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT. Alam Sutera Realty Tbk adalah anak perusahaan dari grup Argo Manunggal yang bergerak di bidang property developer, didirikan oleh Harjanto Tirtohadiguno

Lebih terperinci

BAB II PROFIL JAKARTA AIR TRAFFIC SERVICE CENTER (JATSC) AIRNAV INDONESIA

BAB II PROFIL JAKARTA AIR TRAFFIC SERVICE CENTER (JATSC) AIRNAV INDONESIA BAB II PROFIL JAKARTA AIR TRAFFIC SERVICE CENTER (JATSC) AIRNAV INDONESIA 2.1. Sejarah AirNav Indonesia Sesuai dengan amanah undang-undang nomor 1 tahun 2009, pemerintah republik Indonesia mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang antara lain terjadi di bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II. (Persero) sebagaimana digambarkan pada Tabel 1-1.

BAB I PENDAHULUAN. yang antara lain terjadi di bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II. (Persero) sebagaimana digambarkan pada Tabel 1-1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan angkutan udara di Indonesia dalam kurun waktu satu setengah dasa warsa pasca krisis moneter sangatlah meningkat pesat. Hal tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

LAPORAN DIKLAT TCC PERALATAN PEMANTAU DAN PENUNDA UPAYA KEJAHATAN (P3UK) AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN (ATKP) MEDAN

LAPORAN DIKLAT TCC PERALATAN PEMANTAU DAN PENUNDA UPAYA KEJAHATAN (P3UK) AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN (ATKP) MEDAN LAPORAN DIKLAT TCC PERALATAN PEMANTAU DAN PENUNDA UPAYA KEJAHATAN (P3UK) AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN (ATKP) MEDAN DISUSUN OLEH : DELY UTARI PT ANGKASA PURA II (Persero) KANTOR CABANG BANDAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 56 tahun 2015 tentang kegiatan pengusahaan di bandar udara ; 1. kebandarudaraan adalah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 Kotak Pos No. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam pelayanan moda transportasi kereta api di Indonesia. PT. Railink

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam pelayanan moda transportasi kereta api di Indonesia. PT. Railink BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Railink PT. Railink, anak perusahaan dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT. Angkasa Pura II (Persero), didirikan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT Selamat Sempurna Tbk. yang beralamat di Jl. LPPU Curug no.88, Tangerang, Banten 3.1. Gambaran Umum

Lebih terperinci