BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Profil Perusahaan PT. Angkasa Pura II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Profil Perusahaan PT. Angkasa Pura II"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Angkasa Pura II PT (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara. Didirikan pada tanggal 13 Agustus 1984 dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (PPUJC) yang mengelola Bandar Udara Internasional Jakarta Cengkareng dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma dan Flight Information Region (FIR) Jakarta. Pada tanggal 19 Mei 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II dan selanjutnya pada tanggal 2 Januari 1993, menjadi PT(Persero) Angkasa Pura II yang kini mengelola 10 bandara di kawasan barat Indonesia, yaitu Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Husein Sastranegara (Bandung), Polonia (Medan), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Supadio (Pontianak), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Tabing (Padang), dan Kijang (Tanjung Pinang). Aktivitas Angkasa Pura II mencakup Pelayanan Jasa Penerbangan (Aeronautika), serta Pelayanan Jasa Penunjang Bandar Udara (Non Aeronautika). Pertumbuhan industri angkutan udara Indonesia telah meningkatkan pendapatan Angkasa Pura II sebagai salah satu BUMN yang handal. Angkasa Pura II telah beberapa kali berhasil meraih tingkat kesehatan perusahaan dengan kategori Sehat AAA meliputi aspek keuangan, operasi, dan administrasi. 49

2 Visi dan Misi Visi PT Angkasa Pura II adalah menjadi pengelola bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional. Misi PT Angkasa Pura II adalah mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu-lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat, dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis Pelayanan Angkasa Pura II Jasa Aeronautika Keselamatan penumpang dan kelancaran penerbangan adalah dua aspek penting dalam aktivitas aeronautika. Menyadari hal tersebut, Angkasa Pura II senantiasa melengkapi setiap bandara dengan unit-unit pemandu lalu lintas udara berteknologi mutakhir. Dalam upaya memberikan pelayanan optimal bagi penerbangan, Angkasa Pura II juga menyediakan sarana pendukung radio komunikasi Ground to Air maupun Ground to Ground dengan cakupan sangat luas. Angkasa Pura II telah menginvestasikan berbagai peralatan navigasi di sepanjang rute rute penerbangan dan pelayanan RADAR yang terintegrasi, dengan cakupan seluruh FIR Jakarta. Untuk mengantisipasi perkembangan teknologi lalu lintas udara, Angkasa Pura II tengah mempersiapkan penerapan sistem komunikasi dan navigasi udara masa depan yang berbasis satelit (NEW

3 51 CNS / ATM Communication Network Surveilance / Air Traffic Management). Ditunjang sumber daya manusia yang handal dan profesional, Angkasa Pura II mampu memberikan jaminan pelayanan dan keselamatan penerbangan secara optimal Jasa Non Aeronautika Perkembangan zaman menuntut flexibilitas fungsi bandara yang tidak lagi terbatas sebagai tempat berlabuh pesawat udara ataupun naik-turunnya penumpang, tetapi juga dapat memberikan suasana lain yang lebih nyaman seperti sarana bisnis, penginapan, perbelanjaan dan rekreasi bagi pengguna jasa bandara. Angkasa Pura II sejak awal menyadari paradigma baru tersebut. Karenanya, fasilitas terminal bandara senantiasa memperoleh perhatian serius. Penyediaan ruangan untuk perkantoran, pertokoan, restoran, bank, penukaran uang, ATM, telepon umum, dan sarana lainnya, akan selalu ditingkatkan kualitas dan pelayanannya. Sarana penunjang lain seperti tempat parkir kendarann yang luas, hotel yang nyaman, tempat rekreasi yang beragam, serta berbagai sarana transportasi yang memadai juga mendapat perhatian. Misalnya Bandara Soekarno-Hatta telah dilengkapi dengan hotel berbintang 4 dan serta lapangan golf berstandar internasional. Untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada para pengguna bandara, Angkasa Pura II melengkapi seluruh bandara yang dikelola dengan berbagai fasilitas keselamatan dan keamanan sesuai standar internasional. Seperti Unit Gawat Darurat (UGD), Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam

4 52 Kebakaran, peralatan X-Ray, Metal Detector, dan Close Circuit Television (CCTV). Semua ini membuktikan komitmen Angkasa Pura II dalam memberikan layanan prima kepada masyarakat, khususnya pengguna jasa bandara Sumber Daya Manusia yang Kompeten Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan handal merupakan aset sekaligus mitra paling bernilai bagi Angkasa Pura II. Manajemen pengelolaan SDM Angkasa Pura II selalu disempurnakan dari waktu ke waktu. Pola karir dan pengembangannya dirancang secara sistematis dan berkelanjutan. Rekrutmen dilakukan secara cermat dan ketat. Bagi karyawan teknik dan operasional tertentu diharusan memiliki sertifikat kecakapan terakreditasi nasional dan internasional. Khusus bagi petugas Pemandu Lalu-lintas Udara (ATC) dilakukan tes kesehatan dan keterampilan secara berkala untuk mempertahankan performansinya. Bekerjasama dengan lembaga pendidikan di dalam dan luar negeri, Angkasa Pura II menyelenggarakan berbagai diklat orientasi, diklat tenis dan seminar, bahkan mengirimkan karyawan melanjutkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi. Upaya upaya ini bertujuan meningkatkan kualitas SDM yang terampil, berpengetahuan luas, serta memliki etos kerja tinggi. Dalam meningkatkan kesejahteraan dan menjamin hari tua karyawan, telah dibentuk Dana Pensiun Angkasa Pura II. Selain itu Perusahaan juga menyelenggarakan program Tunjangan Hari Tua dan JAMSOSTEK. Untuk mempersiapkan karyawan yang akan memasuki purnabakti diberikan bekal pendidikan dan keterampilan khusus bidang kewirausahaan. Jumlah karyawan

5 53 Angkasa Pura II yang mencapai orang merupakan andalan untuk meningkatkan kinerja dan prestasi Peran Sosial Kemasyarakatan Angkasa Pura II hadir dan berperan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan bangsa Indonesia. Karenanya kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar senantiasa menjadi perhatian. Bersama sebuah perguruan tinggi negeri terkemuka, Angkasa Pura II telah melaksanakan penelitian pemanfaatan lahan tidur di kawasan bandara, dan telah melakukan proses studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) untuk seluruh bandara yang dikelola. Sementara penyediaan fasilitas pengolahan limbah, seperti tempat pembakaran sampah, penampungan limbah cair, serta penyediaan sarana penampungan sampah di kawasan bandara, juga merupakan hal penting yang menjadi perhatian Angkasa Pura II. Di bidang sosial, Angkasa Pura II memiliki program pemberian bantuan dana untuk pembinaan pengusaha kecil dan koperasi, Angkasa Pura II secara terencana juga menyediakan fasilitas serta sarana yang memadai demi menciptakan lapangan kerja Aliansi Perusahaan Mengacu pada Strategic Business Unit (SBU), Angkasa Pura II selalu berupaya meningkatkan kinerja keuangan dan pelayanan melalui berbagai rencana bisnis baru yang di sesuaikan dengan spesifikasi bisnis bandara.melalui aliansi dan kerjasama dengan mitra strategis, Angkasa Pura II berupaya

6 54 meningkatkan standar pelayanan dan memperluas jaringan yang saling menguntungkan PT. Gapura Angkasa Merupakan usaha patungan PT AngkasaPura II, PT AngkasaPura I, dan PT Garuda Indonesia. Bergerak dalam bidang pelayanan ground handling pesawat udara (pre-flight dan post-flight), serta pergudangan PT. Angkasa Pura Schipol Perusahaan patungan antara PT Angkasa Pura II dengan Amsterdam Schipol Airport. Bergerak dalam bidang konsultasi jasa manajemen bandar udara, jasa pendidikan / pelatihan teknis, perdagangan dan penyediaan barang, pengelolaan ruangan secara komersial, pengelolaan perbaikan bangunan serta jasa pengadaan teknologi informasi PT. Purantara Mitra Angkasa Dua Bergerak dalam bidang layanan jasa boga pesawat udara (in flight catering). Merupakan usaha patungan antara PT AngkasaPura II dengan PT Purantara Mitra Angkasa. Saat ini tengah dalam pembangunan sarana fisik.

7 Struktur Organisasi Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura II

8 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Board of Directors (Dewan Direksi) mempunyai tugas pokok : a. Memimpin dan mengurus PT Angkasa Pura II sesuai tugas pokok perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efektivitas dan efisiensi Perusahaan. b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Board of Directors mempunyai fungsi : a. Perumusan penetapan sasaran, strategi dan kebijakan perusahaan berikut kewajiban kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. b. Penetapan pengembangan organisasi dan manajemen perusahaan. c. Pengusahaan serta pengembangan sarana dan prasarana perusahaan. d. Penyiapan rencana kerja dan anggaran serta penyampaian laporan pertanggungjawaban dan perhitungan hasil usaha perusahaan menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham. e. Mengendalikan pengelolaan perusahaan. Pelaksanaan tugas tugas President Director (Direktur Utama) diatur sebagai berikut : a. Menjalankan tugas pokok perusahaan sesuai dengan Anggaran Dasar dan melakukan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

9 57 b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Board of Directors yang dilakukan oleh para direktur dan mengendalikan pelaksanaan tugas satuan pengawasan intern perusahaan. Pelaksanaan tugas tugas para Director (direktur) diatur sebagai berikut : a. Memberikan bahan masukan, pertimbangan, atau saran saran untuk penetapan kebijakan atau keputusan Board of Directors yang berlaku secara korporat kepada President Director. b. Bertindak atas nama Board of Directors untuk bidangnya masing masing. c. Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan dan tatalaksana fungsi yang dipimpinnya. Director of Operations (Direktur Operasi) mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Board of Directors untuk merumuskan kebijakan membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan pembinaan dan pengarahan dalam menjalankan visi dan misi perusahaan dalam pengelolaan kegiatan pelayanan operasi bandar udara, dan operasi lalu lintas udara. Director of Engineerings (Direktur Teknik) mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Board of Directors untuk merumuskan kebijakan membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan pembinaan dan pengarahan dalam menjalankan visi dan misi perusahaan dalam pengelolaan

10 58 kegiatan perencanaan kesisteman dan pemastian standar kualitas kesisteman bandar udara dan pelayanan lalu lintas udara. Director of Financial (Direktur Keuangan) mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Board of Directors untuk merumuskan kebijakan, membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan pembinaan dan pengarahan dalam menjalankan visi dan misi perusahaan dalam pengelolaan kegiatan akutansi dan penganggaran, perbendaharaan korporasi serta pembinaan kemitraan usaha kecil dan menengah serta pengembangan lingkungan. Director of Personnel and General Affairs (Direktur Personalia dan Umum) mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Board of Directors untuk merumuskan kebijakan, membina penyelenggaraan dan mengendalikan kegiatan pembinaan dan pengarahan dalam menjalankan visi dan misi perusahaan dalam pengelolaan kegiatan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia, evaluasi organisasi dan jabatan, pendidikan dan pelatihan, administrasi kepegawaian, hubungan kerja internal dengan serikat karyawan, kesejahteraan, penilaian karya, serta penyelenggaraan tata usaha perkantoran, kerumahtanggaan, dan pelayanan kesehatan karyawan. Internal Auditing Unit (Satuan Pengawasan Intern) mempunyai tugas membantu President Director dalam melakukan pengawasan pelaksanaan tugas seluruh unit kerja di lingkungan perusahaan serta memberikan saran saran

11 59 perbaikannya sesuai dengan rencana dan program serta kebijakan yang telah ditetapkan oleh Boards of Directors berdasarkan ketentuan yang berlaku. Corporate Secretary mempunyai tugas untuk membantu Board of Directors dalam menyiapkan rumusan dan melaksanakan program kerja bidang hubungan masyarakat, pengkoordinasian penerapan Good Corporate Governance, hubungan antar lembaga serta kesekreatariatan Board of Directors. Director of Information Technology Department (Direktur IT Department) mempunyai tugas membantu Boards of Directors dalam menyiapkan rumusan kebijakan dan Master Plan Kebandarudaraan (Airport) dan Pelayanan Lalu Lintas Udara (ATS), Rencana Jangka Panjang Perusahaan (Corporate Plan), perencanaan dan pengelolaan Teknologi Informasi serta pelaksanaan penelitian dan pengolahan data statistik ( research and statistic ). Director of Legal Affairs ( Direktur Hukum ) mempunyai tugas membantu Board of Directors dalam menyiapkan rumusan kebijakan dan perencanaan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan perikatan dan kerjasama, penyusunan peraturan dan dokumentasi hukum, advokasi dan penyelesaian permasalahan hukum. 3.3 Koneksi Jaringan yang Sedang Berjalan Koneksi jaringan yang sedang berjalan pada kantor pusat PT. Angkasa Pura II dapat digambarkan seperti yang terlihat pada gambar 3.2.

12 60 Gambar 3.2 Jaringan pada PT. Angkasa Pura II Koneksi jaringan yang sedang berjalan saat ini dapat dibagi menjadi 3 bagian fungsional. Bagian bagian itu antara lain : jaringan lokal (LAN), jaringan koneksi akses internet, dan koneksi berbagai kantor cabang dengan kantor pusat PT. Angkasa Pura II.

13 Jaringan Lokal (LAN) Jaringan lokal (LAN) pada perusahaan ini terdiri dari beberapa area, yaitu : koneksi antar PC dengan PC lainnya (station connectivity), koneksi server-server dalam jaringan lokal (server connectivity), dan backbone jaringan yang menghubungkan keseluruhan jaringan itu (backbone connectivity). Koneksi antar PC satu dengan yang lainnya dalam jaringan lokal perusahaan ini menghubungkan ke-enam lantai dan basement dari kantor pusat PT. Angkasa Pura II. Komputer yang digunakan para karyawan di setiap lantai dihubungkan ke switch - switch sehingga setiap komputer karyawan perusahaan dapat terkoneksi dan dapat berkomunikasi satu sama lain baik itu untuk bertukar data dan untuk kepentingan lainnya. Gambar Koneksi antar PC per-tiap lantai pada LAN

14 62 Switch switch tersebut kemudian terhubung ke distribution switch yang ada pada setiap lantai kantor pusat Angkasa Pura II. Distribution switch disusun perlantai dengan tujuan untuk membagi jaringan per divisi / departemen. Skema gambar jaringannya dapat dilihat pada gambar 3.3. Lalu dalam jaringan lokal perusahaan ini, terdapat berbagai server yang digunakan untuk kepentingan data data perusahaan dan layanan jaringan lainnya. Server server ini ditempatkan bersama-sama dalam server farm. Server yang digunakan untuk keperluan internal ini antara lain database server yang digunakan untuk menyimpan data data perusahaan, backup server untuk mem-backup berbagai data perusahaan dan database-nya. Selain itu terdapat directory server yang digunakan sebagai domain / active directory untuk sistem yang ada di LAN sehingga dengan begitu setiap user mempunyai home directory sendiri - sendiri. Setiap departemen mempunyai share directory yang dapat diakses oleh user dalam departemen tersebut dan juga terdapat share directory yang dapat diakses oleh seluruh user. Setiap user sesuai dengan departemennya masing masing meyimpan file di file server. Semua file baik itu file user, arsip gambar dan dokumen lainnya diletakkan dalam file server. Perusahaan dalam hal ini menggunakan sistem centralized storage. Server lainnya berupa server untuk departemen perusahaan seperti server untuk bagian keuangan dan logistik, personalia, kolaborasi dan server untuk portal dan manajemen dokumen. Gambar 3.4 adalah gambar lebih rinci yang terdapat dalam server farm.

15 63 Gambar Server Farm Dalam jaringan lokal perusahaan terdapat area jaringan yang menjadi backbone jaringan lokal. Backbone jaringan lokal ini menghubungkan keseluruhan peralatan jaringan lokal baik itu switch yang digunakan untuk menghubungkan antar PC dan juga sever yang terdapat di server farm. Backbone jaringan lokal pada kantor pusat PT. Angkasa Pura II ini terdapat pada koneksi core switch yang menghubungkan server farm dan distribution switch. Jaringan ini disebut backbone untuk jaringan lokal karena mempunyai fungsi yang penting yang menghubungkan keseluruhan jaringan lokal dan juga koneksi untuk akses internet. Untuk core switch perusahaan menggunakan Core Switch Catalyst 6506 sedangkan untuk distribution switch yang menghubungkan berbagai komputer dari basement sampai dengan lantai enam digunakan Switch Catalyst 2924 C-XL

16 64 dan M-XL. Dalam hal ini model backbone yang digunakan adalah model distributed backbone dimana core switch sebagai pusatnya. Gambar 3.5 menunjukan backbone jaringan lokal pada kantor pusat PT. Angkasa Pura II. Gambar 3.5 Backbone jaringan lokal Jaringan Koneksi Akses Internet Kantor Pusat PT. Angkasa Pura II mempunyai koneksi internet yang menggunakan jasa dari ISP Lintasarta. Layanan internet yang digunakan adalah internet dedicated yang mana diperuntukan untuk akses internet berkecepatan tinggi untuk LAN suatu perusahaan. Jenis layanan yang dipakai adalah LAN dedicated dengan bandwidth 256 Kbps. Untuk menghubungkan antara jaringan lokal dengan internet digunakan internet router Cisco 1721 dengan menggunakan

17 65 IOS versi koneksi internet dari ISP lintasarta ditunjukan pada gambar 3.6 di bawah ini. Gambar Koneksi Akses Internet Dalam jaringan yang terhubung ke internet terdapat firewall yang merupakan titik masuk dan keluar tunggal sehingga semua packet melewati firewall dan tidak ada packet yang keluar atau masuk melalui tempat lain. Dengan adanya firewall ini maka jaringan lokal perusahaan menjadi terproteksi karena traffic-nya diatur dalam firewall. Firewall ini juga berfungsi mencatat aktivitas internet (logging), membatasi akses ke suatu jaringan tertentu, mencegah penyusup mengakses jaringan lokal dan berguna untuk membatasi user dalam mengakses internet dari jaringan lokal perusahaan. Firewall yang

18 66 digunakan sekarang ini dalam jaringan kantor pusat PT. Angkasa Pura II adalah Firewall PIX 515E-R-BUN. Selain firewall, pada jaringan ini juga terdapat proxy yang berfungsi sebagai jembatan hubungan antara LAN dan WAN / internet. Sehingga jika ada konfigurasi web browser untuk menggunakan proxy, sebetulnya web browser itu tidak langsung menghubungi situs web yang dicari. Melainkan web browser tersebut menghubungi proxy server dan mengajukan permohonan untuk mendapatkan situs halaman web tersebut.. Proxy yang digunakan PT Angkasa Pura II adalah Proxy Content Engine seri 560. Pada jaringan ini terdapat DMZ (Demilitarized Zone) yang terletak di antara jaringan internet eksternal dan LAN internal. DMZ digunakan untuk server agar dapat diakses oleh internet sehingga proses pengaksesan yang terjadi adalah firewall mengontrol trafik dari internet menuju DMZ dan dari DMZ menuju LAN. Dalam hal ini, DMZ memberikan layer proteksi tambahan jika sewaktu waktu ada penyerangan ke DMZ Server. Dalam DMZ terdapat server server yang digunakan untuk berbagai keperluan publik seperti web server yang berfungsi menyimpan website publik perusahaan, remote access server (RAS) untuk koneksi kantor cabang PT. Angkasa Pura II, mail server untuk keperluan perusahaan dan application server yang berfungsi agar aplikasi yang ada di kantor pusat dapat terintegrasikan ke seluruh cabang sehingga masing masing cabang tidak memiliki aplikasi sendiri - sendiri.

19 Koneksi Kantor Cabang Selain jaringan lokal (LAN) dan jaringan akses internet yang digunakan, PT. Angkasa Pura II juga mempunyai sistem koneksi kantor cabang ke kantor pusat di Jakarta. Koneksi dari kantor cabang sekarang ini menggunakan sistem koneksi dial-up ke kantor pusat dengan menggunakan PSTN. Koneksi dial-up ini merupakan koneksi point-to-point yang menggunakan PPP untuk menghubungkan diri ke Remote Access Server (RAS) yang terdapat di kantor pusat PT. Angkasa Pura II, sehingga staff dari kantor cabang bisa mengakses jaringan kantor pusat. Saat ini ada 9 kantor cabang yang melakukan koneksi dial-up ini ke kantor pusat. Khusus koneksi untuk Soekarno-Hatta tidak menggunakan dial-up melalui PSTN, melainkan koneksi peer-to-peer langsung menggunakan kabel khusus null-modem atau kabel lurus dengan lampiran null-modem untuk menghubungkan client dial-up dan server dial-in (RAS). Besarnya paket data yang dikirimkan ke pusat dari masing-masing kantor cabang setiap hari rata-rata sebesar 15 MB selama kurang lebih empat jam. Berikut adalah gambaran mengenai sistem koneksi dial-up yang terjadi saat ini yang ditunjukan pada gambar 3.7. Selain kantor cabang, terdapat juga mobile user yang menggunakan sistem dial-up ini untuk mengakses jaringan kantor pusat dari berbagai tempat / kota di seluruh Indonesia. Sama halnya dengan kantor cabang, mobile user juga menggunakan jalur PSTN untuk akses jaringan kantor pusat. Mobile user yang melakukan koneksi dial-up ke kantor pusat dapat browse jaringan kantor pusat

20 68 dan mengakses berbagai resources yang terdapat pada jaringan seperti printer, file server, web dan mail server dan lainnya sama seperti ketika ia berada pada LAN. Untuk mobile user pada sistem yang sedang berjalan ini, digunakan remote access router Cisco Gambar Koneksi dial-up dari kantor cabang / mobile user ke kantor pusat Untuk mengakses jaringan kantor pusat maka kantor cabang atau mobile user pada saat bepergian perlu melakukan dial-up ke mesin RAS di kantor pusat yang telah menyediakan nomor telepon khusus dan user / login yang sudah terdaftar sebelumnya. Jadi jika ada mobile user / kantor cabang yang belum

21 69 terdaftar pada mesin RAS ini, maka ia tidak dapat melakukan koneksi dan mengakses ke jaringan kantor pusatnya. Langkah langkah yang dilakukan untuk melakukan dial-up sehingga terkoneksi ke jaringan pusat pertama-tama user, baik itu di kantor cabang atau mobile user, melakukan koneksi / telepon ke mesin RAS di kantor pusat. Kemudian, di dalam RAS tersebut akan mengauthentikasi untuk mengetahui apakah user yang melakukan koneksi / dial ke RAS tersebut mempunyai akses atau tidak. Setelah authentikasi berhasil, maka komputer yang bersangkutan / yang melakukan dial akan mendapatkan IP lokal jaringan kantor pusat ( ?.?) dari mesin DHCP. Setelah itu semua berjalan seperti biasa, kantor cabang dapat mengakses jaringan kantor pusat layaknya seperti jaringan lokal kantor cabang itu sendiri. Begitu juga dengan mobile user, layaknya seperti ia berada di meja kerjanya di kantor pusat PT. Angkasa Pura Analisis Penggunaan Bandwidth Penggunaan Bandwidth pada Kantor Pusat Kantor pusat Angkasa Pura II mempunyai koneksi internet dengan bandwidth 256 Kbps. Analisis bandwidth per hari yang Angkasa Pura II gunakan, dapat dilihat dengan menggunakan MRTG (Multi Router Traffic Grapher). Penggunaan bandwidth per harinya dapat dilihat pada gambar 3.8 dimana perubahan terjadi setiap 15 menit. Pada gambar 3.8 terdapat keterangan pemakaian maksimum, rata-rata, dan penggunaan bandwidth saat dianalis. Dari

22 70 gambar terlihat bahwa penggunaaan bandwidth yang ada sekarang ini sudah cukup maksimal. Daily Graph (15 Minute Average) Gambar 3.8 Penggunaan bandwidth per hari pada Kantor Pusat AP II Penggunaan Bandwidth pada Kantor Cabang Setiap kantor cabang Angkasa Pura II juga mempunyai koneksi internet masing-masing. Setiap kantor cabang menggunakan internet dengan bandwidth 128 Kbps. Penggunaan bandwidth pada kantor cabang juga bisa dilihat dengan MRTG. Gambar 3.9 dan gambar 3.10 adalah gambar penggunaan bandwidth per hari pada kantor cabang di Palembang dan di Medan. Daily Graph (15 Minute Average) Gambar 3.9 Penggunaan bandwidth per hari pada Kantor Cabang Palembang

23 71 Daily Graph (15 Minute Average) Gambar 3.10 Penggunaan bandwidth per hari pada Kantor Cabang Medan Dari gambar 3.9 dan 3.10 dapat terlihat bahwa penggunaan bandwidth pada kantor kantor cabang belum maksimal dari bandwidth 128 Kbps yang tersedia. 3.4 Permasalahan Dari hasil analisis sistem jaringan kantor pusat PT. Angkasa Pura II yang sedang berjalan saat ini timbul masalah-masalah yang perlu diatasi dan diperbaiki. Permasalahan itu terutama pada sistem koneksi berbagai kantor cabang dengan kantor pusatnya. Permasalahan yang timbul itu antara lain sebagai berikut : 1) Permasalahan biaya koneksi yang mahal karena letak sembilan cabang Angkasa Pura II terletak di sekitar Sumatera dan Jawa dan mobile user yang sering bepergian ke daerah-daerah lain. Apabila misalnya dari kantor cabang Medan melakukan koneksi ke kantor pusat di Jakarta maka perhitungan biayanya adalah telepon interlokal / SLJJ. Hal ini mengakibatkan biaya cukup mahal dalam pengoperasian kantor - kantor cabang dan mobile user jika ingin

24 72 terhubung dengan jaringan kantor pusat, apalagi jika koneksi tersebut dalam waktu yang lama. 2) Permasalahan penting lainnya adalah masalah keamanan. Karena permasalahan pertama, maka penulis mengusulkan untuk menggunakan internet sebagai solusi, akan tetapi internet memiliki tingkat keamanan yang kurang baik. Koneksi antara kantor cabang / mobile user ke kantor pusat atau sebaliknya jika menggunakan internet, data yang dikirim tidak terjamin keamanan dan integritasnya karena sewaktu waktu bisa dibaca oleh orang yang tidak berkepentingan dan dapat disalahgunakan. Data data yang dikirim dari kantor cabang ke pusat atau sebaliknya biasanya merupakan data penting perusahaan yang tentunya sangat sensitif. Untuk itu perlu adanya suatu sistem keamanan lebih baik yang dapat mengatasi hal ini. 3.5 Usulan Pemecahan Masalah Untuk pemecahan masalah mahalnya biaya koneksi antara kantor cabang / mobile user ke kantor pusat PT Angkasa Pura II karena penggunaan dial-up privat, maka penulis mengusulkan menggunakan internet yang sekarang tersedia untuk koneksi kantor cabang dan Internet Service Provider (ISP) lokal untuk para mobile user yang bepergian ke kota kota lain. Penggunaan Internet dapat mengatasi mahalnya biaya operasional dari sistem dial-up privat yang menggunakan tarif SLJJ. Lalu untuk penggunaan ISP lokal oleh para mobile user, juga tidak ada lagi penggunaan biaya interlokal.

25 73 Biaya yang akan dikeluarkan berubah menjadi biaya tarif telepon lokal untuk dial ke ISP lokal. Penggunaan dial-up privat yang digunakan sekarang ini oleh kantor cabang dan mobile user tersebut sebenarnya untuk sekarang ini sudah tidak umum / jarang digunakan lagi karena ISP lokal di berbagai daerah di Indonesia saat ini juga sudah banyak tersedia dan setiap kantor cabang juga sudah mempunyai koneksi internet. Untuk mobile user, dial-up melalui ISP juga lebih mudah dan murah terutama untuk lokasi yang jauh dari kantor pusat. Berikut ini merupakan perbandingan antara keduanya (Mansfield, 2002, p305). Tabel 3.1 Server dial-up privat vs dial-up via ISP Server Dial Up-Privat Membutuhkan line telepon tambahan yang dedicated, server dial-in, modem, dsb. Kompeksitas bertambah ketika user bertambah. Sistem dial up sukar dikelola dan kadangkala error-prone. Mahal, terutaman untuk panggilan jarak jauh. Memastikan keamanan akan sangat sukar. Menggunakan ISP Untuk Dial-Up Tidak ada infrastruktur yang dibutuhkan, ISP menangani semua. Peningkatan skala mudah untuk banyak user. Jika tidak menggunakan VPN, tidak dibutuhkan admin. Biasanya lebih murah, karena user mendial ISP lokal VPN dapat memberikan keamanan yang bagus. Dengan menggunakan ISP lokal untuk dial-up yang dilakukan oleh mobile user dan menggunakan internet yang tersedia untuk kantor cabang dalam mengakses jaringan kantor pusat, maka timbul permasalahan mengenai keamanan dalam hal transfer data. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan ini, digunakanlah Virtual Private Network (VPN) antara kantor

26 74 pusat dengan kantor cabang dan mobile user. VPN memiliki fitur enkripsi dan authentifikasi di dalamnya sehingga data yang dikirim melalui internet antara kantor cabang dan kantor pusat mengalami proses keamanan yang lebih terjamin dibandingkan sistem yang sudah berjalan selama ini.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sekilas Tentang Angkasa Pura II Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan

Lebih terperinci

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan. a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, b. Mengikuti perkembangan tehnologi, sehingga dapat menyediakan kepada pimpinan informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis memperhatikan bahwa industripenerbangan khususnya pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa lain yang terkait dengan fasilitas bandar udara sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha. di kawasan barat indonesia sejak tahun 1984.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha. di kawasan barat indonesia sejak tahun 1984. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang bergerak dibidang jasa, pengelolaan kebendaraan dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 tahun 1984. Perubahan nama dari Perum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Kemayoran bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Kemayoran bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. 1.1.1 Bentuk Usaha Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1962, yaitu dengan didirikannya Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran.PN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menjalankan bisnis jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sebelum PT (Persero) Angkasa Pura II berdiri terlebih dahulu dibangun landasan pacu Bandara Polonia Medan sehingga dengan adanya landasan inilah PT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya lapangan terbang Husein Sastranegara, merupakan lapangan terbang peninggalan Pemerintah Hindia Belanda ( sebelum PD II ) dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT Angkasa Pura II ( Persero ) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di

BAB 1 PENDAHULUAN. PT Angkasa Pura II ( Persero ) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, Visi dan Misi 1.1.1 Bentuk Usaha PT Angkasa Pura II ( Persero ) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Kementerian Transportasi terlibat dalam layanan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN VPN PADA KONEKSI KANTOR CABANG DAN MOBILE USER DENGAN KANTOR PUSAT

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB I Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Umum PT. Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak sekali yang dapat dilakukan dengan mudah / sederhana baik dalam hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak sekali yang dapat dilakukan dengan mudah / sederhana baik dalam hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia telah banyak mengalami perubahan dalam dua dekade terakhir ini. Banyak sekali yang dapat dilakukan dengan mudah / sederhana baik dalam hal yang berhubungan di

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1862, yaitu dengan didirikannya perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura

BAB I PENDAHULUAN. Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1862, yaitu dengan didirikannya perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1862, yaitu dengan didirikannya perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran.

Lebih terperinci

Vpn ( virtual Private Network )

Vpn ( virtual Private Network ) Vpn ( virtual Private Network ) VPN ( Virtual Private Network ) VPN(Virtual Private Network) adalah sebuah jaringan yang menggunakan infrastruktur telekomunikasi publik, seperti internet untuk menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pura Kemayoran bertugas mengelola pelabuhan udara Kemayoran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pura Kemayoran bertugas mengelola pelabuhan udara Kemayoran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1962, yaitu dengan di dirikannya perusahaan negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura (Persero) Adalah sebuah Badan usaha Milik Negara yang bergerak dibidang jasa pengelolaan kebandaraan dan

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2001 TENTANG Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2001 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang berlokasi di gedung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang berlokasi di gedung BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di PT. Angkasa Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEDALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) ANGKASA PURA II PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa 9 BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang

Lebih terperinci

BAB 4 USULAN SOLUSI RANCANGAN DAN KONFIGURASI. 4.1 Usulan Rancangan Koneksi Kantor Cabang

BAB 4 USULAN SOLUSI RANCANGAN DAN KONFIGURASI. 4.1 Usulan Rancangan Koneksi Kantor Cabang BAB 4 USULAN SOLUSI RANCANGAN DAN KONFIGURASI 4.1 Usulan Rancangan Koneksi Kantor Cabang Untuk koneksi dari jaringan kantor - kantor cabang ke jaringan kantor pusat Angkasa Pura II, penulis mengusulkan

Lebih terperinci

TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX

TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX TUGAS KEAMANAN JARINGAN VPN DI LINUX Disusun Oleh : NURFAN HERDYANSYAH ( 09.18.055 ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA S-1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2012 VPN di LINUX VPN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan 1. Kepala Cabang Kepala cabang memimpin sebuah kantor cabang yang mempunyai tugas menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat DEPKOMINFO RI Sejarah berdirinya Departemen Komunikasi dan Informatika RI ( DEPKOMINFO RI ) sebagai departemen baru, berdasarkan Peraturan Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terkemuka dan profesional (World Class Airport Company) untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang terkemuka dan profesional (World Class Airport Company) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkasa Pura II memiliki visi menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan profesional (World Class Airport Company) untuk meningkatkan pelayanan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Sejarah dan Perkembangan PT (Persero) Angkasa Pura II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Sejarah dan Perkembangan PT (Persero) Angkasa Pura II BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu BUMN di Departemen Perhubungan terlibat dalam perusahaan pengelola

Lebih terperinci

1.1 Sejarah Perusahaan PT (Persero) Angkasa Pura II (PT AP II) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa

1.1 Sejarah Perusahaan PT (Persero) Angkasa Pura II (PT AP II) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa BAB 1 PENDAHULUAN Keamanan dan kenyamanan merupakan sebagian dari harapan setiap pengguna jasa. Salah satu jenis jasa yang dimaksud merupakan bisnis penerbangan. Bandara sebagai salah satu infrastruktur

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak

BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak 9 BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM. berhati-hati, karena masalah ini menyangkut masalah budaya bangsa.

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM. berhati-hati, karena masalah ini menyangkut masalah budaya bangsa. 40 BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah Singkat Pada Tahun 1976 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Pemimpin-pemimpin Dunia tentang kependudukan. Walaupun demikian untuk menetapkan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses bisnis utama Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh stakeholdernya, begitu juga dengan PT AP II. Dalam menjalankan proses bisnis,

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Identitas Bandara Husein Sastranegara Bandung. : Terletak 5 KM dari Pusat Kota

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Identitas Bandara Husein Sastranegara Bandung. : Terletak 5 KM dari Pusat Kota BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Identitas Bandara Husein Sastranegara Bandung. Bandara / Kota Letak : Husein Sastranegara Bandung : Terletak 5 KM dari Pusat Kota Bandung. Alamat : Jalan Pajajaran 156 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II Sumber: www.angkasapura2.co.id 1.1.1 Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. dibidang usaha jasa pengecekan dan maintenance VSAT dan perangkat jaringan. PT

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. dibidang usaha jasa pengecekan dan maintenance VSAT dan perangkat jaringan. PT 24 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT Cakrawala Lintas Media didirikan di Jakarta pada bulan Agustus 2008. Perusahaan ini beralamat di Kompleks Mutiara Taman Palem Blok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu alat yang tepat dan efektif bagi perusahaan dalam membangun corporate brand adalah melalui corporate literature, baik berupa company profile, annual report,

Lebih terperinci

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi.

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi. Danny Kriestanto 2 Pengantar Jaringan Komputer Konsep Jaringan Komputer Sesi 1 Pengantar Jaringan Komputer Klasifikasi Jaringan Komputer Terminologi Jaringan Komputer Komponen Jaringan Komputer Kode MK

Lebih terperinci

BAB II SEKILAS TENTANG PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)

BAB II SEKILAS TENTANG PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BAB II SEKILAS TENTANG PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) A. Profil PT. Angkasa Pura II (Persero) PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di lingkungan Departemen Perhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandar Udara Soekarno Hatta adalah Bandar Udara Internasional yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) bergerak di bidang pelayanan jasa kebandarudaraan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah perusahaan pengelola jasa

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah perusahaan pengelola jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dunia humas saat ini sudah memasuki era kompetisi di mana pembentukan, pemeliharaan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial (penting).

Lebih terperinci

BAB II PROFIL JAKARTA AIR TRAFFIC SERVICE CENTER (JATSC) AIRNAV INDONESIA

BAB II PROFIL JAKARTA AIR TRAFFIC SERVICE CENTER (JATSC) AIRNAV INDONESIA BAB II PROFIL JAKARTA AIR TRAFFIC SERVICE CENTER (JATSC) AIRNAV INDONESIA 2.1. Sejarah AirNav Indonesia Sesuai dengan amanah undang-undang nomor 1 tahun 2009, pemerintah republik Indonesia mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 63 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Yang menjadi objek dalam penulisan skripsi ini adalah PT. Solusi Corporindo Teknologi, PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Bina Usaha Mandiri didirikan sejak tahun 2007 oleh Ariza Pasha P sebagai pemilik tunggal perusahaan, PT. Bina

Lebih terperinci

Buku Panduan INFRASTRUKTUR JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

Buku Panduan INFRASTRUKTUR JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN Buku Panduan INFRASTRUKTUR JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SUBBIDANG PERANGKAT KERAS TAHUN 2008 PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini sudah membawa manusia pada suatu dunia

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Profil Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Profil Departemen Kebudayaan dan Pariwisata BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Profil Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 3.1.1 Landasan Hukum Surat Menteri PAN No. B/768/M.PAN/4/2005 tanggal 27 April 2005, menyetujui Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Website merupakan salah satu media penyedia informasi yang efektif dan efisien. Media ini didukung oleh teknologi jaringan yang menyebabkan salah satu sisi penggunanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arus informasi semakin maju akhir-akhir ini dan semakin menuntut kecepatan dari suatu jaringan yang digunakan. Jaringan komputer merupakan solusi yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Berdirinya Kementerian Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakilnya Presiden

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kunci penting dalam dunia pengolahan data dan informasi masa kini adalah apa yang disebut jaringan atau networking. Betapa pentingnya sebuah terminal dalam sebuah jaringan

Lebih terperinci

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data Tgl. Pembuatan:

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data Tgl. Pembuatan: Bagian : NOC - BAPSI Dibuat oleh : M.Achsan Isa Al Anshori Pengamanan Direvisi oleh : Jaringan Komputer dan Komunikasi Data Tgl. Pembuatan: Disetujui oleh : September 2008 Tgl. Revisi : Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Departemen Kehutanan Pada PELITA I, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah pada waktu itu, kelembagaan yang menangani tugas-tugas atau kegiatan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam pelayanan moda transportasi kereta api di Indonesia. PT. Railink

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam pelayanan moda transportasi kereta api di Indonesia. PT. Railink BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Railink PT. Railink, anak perusahaan dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT. Angkasa Pura II (Persero), didirikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : 1 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. sampai dengan tahun 1981, Perusahaan ini berlokasi di Jalan Aipda K.K. Tubun

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. sampai dengan tahun 1981, Perusahaan ini berlokasi di Jalan Aipda K.K. Tubun BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sekilas Tentang Perusahaan PT. Mulia Knitting Factory berdiri pada tanggal 30 September 1955, didirikan oleh Bapak Phan Wan Shit dan Raden Udjer. Sejak saat berdirinya

Lebih terperinci

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO

KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO KONFIGURASI JARINGAN/NETWORK PT. SYSTECCO I. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka perusahaan tempat kami bekerja sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan sebuah jaringan global dan terbuka, dimana setiap pengguna dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Seiring dengan maraknya penggunaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3. 1 Riwayat Perusahaan PT Hipernet IndoData yang lebih dikenal dengan HyperNet yang berarti "jaringan yang melebihi layanan jaringan biasa", merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN 2.1. Perusahaan Listrik Negara Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit

Lebih terperinci

BAB 1 PROFIL PERUSAHAAN. Pada tahun 1962 didirikan Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran

BAB 1 PROFIL PERUSAHAAN. Pada tahun 1962 didirikan Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran BAB PROFIL PERUSAHAAN. Sejarah Perusahaan Pada tahun 962 didirikan Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran untuk mengelola Bandara Kemayoran. Tahun 965 melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan bisnis di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan bisnis di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia secara khusus dan di dunia secara umum telah mengalami kemajuan yang pesat. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi, hal

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis saat sekarang ini, membuat perusahaan harus dapat melakukan pengolahan sistem informasi bisnis secara cepat dan aman, tapi semua pemrosesan tersebut

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Bandara Husein Sastranegara Pada tahun 1920, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah lapangan terbang yang diberi nama LUCH WAART AFDELING, karena

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian

BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Di dalam penelitian ini telah dilakukan observasi untuk mengetahui masalah ataupun keluhan yang dihadapi oleh customer maupun PT. Legreen itu sendiri. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Ketergantungan pengguna terhadap internet selain dapat menunjang pekerjaan, juga dapat menghambat kinerja mereka di perusahaan. Jaringan internet yang disediakan

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOLITOLI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sumber daya (dalam hal ini data) yang akan digunakan bersama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sumber daya (dalam hal ini data) yang akan digunakan bersama dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer sudah menjadi salah satu kebutuhan penting dalam dunia bisnis saat ini. Selain sebagai suatu alat untuk mengolah data, komputer akan memiliki nilai yang lebih

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Quantum Tera Network adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang penyedia jaringan infrastruktur Wireless. Dengan layanan Wireless

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010

Pertemuan 3. Dedy Hermanto/Jaringan Komputer/2010 Pertemuan 3 Local Area Network (LAN) Metropolitan Area Network (MAN) Wide Area Network (WAN) Jaringan Tanpa Kabel (Wireless) LAN Adalah : Suatu jaringan komputer yang terbatas dalam jarak atau area setempat

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1. Sejarah Perusahaan PT Rahajasa Media Internet (RadNet) didirikan oleh dua orang pendiri, salah satu diantaranya adalah Roy Rahajasa Yamin, pada bulan November tahun 1994. RadNet

Lebih terperinci

Hirarki WAN & Perangkat WAN

Hirarki WAN & Perangkat WAN Senin, 24 September 2012 Hirarki WAN & Perangkat WAN Firman Al-Hadiansyah XI TKJ-A Paraf : Pembina : - Rudi Haryadi - Antoni Budiman Pelajaran : Diagnosa WAN I. Tujuan - Siswa memahami materi hirarki WAN

Lebih terperinci

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA KUALANAMUDELI SERDANG. Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM)

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA KUALANAMUDELI SERDANG. Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM) BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA KUALANAMUDELI SERDANG A. Sejarah Ringkas Perusahaan Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM) adalah Bandar Udara yang terletak di Kabupaten

Lebih terperinci

VPN (Virtual Private Network)

VPN (Virtual Private Network) VPN (Virtual Private Network) VPN merupakan metode untuk membangun jaringan yang menghubungkan antar node jaringan secara aman / terenkripsi dengan memanfaatkan jaringan publik (Internet / WAN). Beberapa

Lebih terperinci

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. Sebelum PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia berdiri,

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. Sebelum PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia berdiri, 8 BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Sebelum PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia berdiri, terlebih dahulu dibangun landasan pacu Bandar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fasilitas fasilitas seperti surat elektronik ( ) ataupun instant messaging, maupun organisasi atau perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. fasilitas fasilitas seperti surat elektronik ( ) ataupun instant messaging, maupun organisasi atau perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat dimana informasi menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan. Dahulu pertukaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. di Departemen Perhubungan terlibat dalam perusahaan pengelola

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. di Departemen Perhubungan terlibat dalam perusahaan pengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu BUMN di Departemen Perhubungan terlibat dalam perusahaan pengelola jasa

Lebih terperinci

Bandar Udara Internasional KUALANAMU

Bandar Udara Internasional KUALANAMU Bandar Udara Internasional KUALANAMU Angkasa Pura II in brief Angkasa Pura II Airport No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Airport Name Sultan Iskandar Muda KUALANAMU Sultan Syarif Kasim II Raja Haji Fisabilillah Minangkabau

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 634 /KPTS/013/2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 634 /KPTS/013/2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 634 /KPTS/013/2013 TENTANG PANITIA PENYELENGGARA PERINGATAN HARI PERHUBUNGAN NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

Struktur Jaringan Komputer

Struktur Jaringan Komputer Struktur Jaringan Komputer 1. LAN (Local Area Network) Sebuah LAN, adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara yang berada dibawah naungan Departemen Perhubungan PT. Angkasa Pura II (Persero)

Lebih terperinci

WAN (Wide Area Network)

WAN (Wide Area Network) MELAKUKAN INSTALASI PERANGKAT JARINGAN BERBASIS LUAS ( WIDE AREA NETWORK ) Oleh Ariya Kusuma, A.Md. WAN (Wide Area Network) WAN (Wide Area Network) merupakan sistem jaringan dengan skala luas yang menghubungkan

Lebih terperinci

MATERI TIK 5 PERTEMUAN KE-3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Malang 2015

MATERI TIK 5 PERTEMUAN KE-3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Malang 2015 MATERI TIK 5 PERTEMUAN KE-3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Malang 2015 Pokok Pembahasan Pengertian Jenis-jenis Jarkom Jenis Jaringan LAN Jenis Jaringan WAN Jenis Jaringan Tanpa Kabel Jenis

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM. siistem yang sedang berjalan, analisis masalah dari sistem yang sedang berjalan, dan

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM. siistem yang sedang berjalan, analisis masalah dari sistem yang sedang berjalan, dan BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM Dalam bab ini akan diuraikan mengenai sejarah perkembangan perusahaan, siistem yang sedang berjalan, analisis masalah dari sistem yang sedang berjalan, dan

Lebih terperinci

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso

P267. Alamat: Sudirman TG Jakarta. Tugas 5. Network Development. Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso P267 Alamat: Sudirman TG Jakarta Tugas 5 Network Development Anggota : M Kasfu Hammi Iik Wilarso 5 Daftar Isi 5.1 Fase Requirement Gathering & Analysis Latar Belakang Perusahaan P267 merupakan perusahaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT

PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT Latar Belakang Walaupun internet sudah menjadi suatu kebutuhan bagi para penggunanya. Namun,

Lebih terperinci

Akses Remote Database via Internet

Akses Remote Database via Internet Akses Remote Database via Internet Konfigurasi network sederhana sebuah kantor perusahaan UKM kurang lebih mirip seperti yang ada digambar berikut, tidak harus wirelss network (seperti gambar), bisa juga

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA JARINGAN KOMPUTER DI SUSUN OLEH : MARINI SUPRIANTY 09011181419016 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Internet adalah kumpulan seluruh dunia jaringan interkoneksi internetwork,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis perangkat yang saling terhubung dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis perangkat yang saling terhubung dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Hadirnya Internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional pada instansi. Kinerja operasional pada suatu instansi didukung oleh berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, menciptakan tren dan gaya hidup yang baru bagi kehidupan manusia di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, menciptakan tren dan gaya hidup yang baru bagi kehidupan manusia di seluruh 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang demikian pesat pada beberapa tahun belakangan ini, menciptakan tren dan gaya hidup yang baru bagi kehidupan manusia di seluruh dunia.

Lebih terperinci

Lampiran Wawancara. Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian

Lampiran Wawancara. Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian L1 Lampiran Wawancara Pihak BPPT yang diwawancarai adalah Chaerul Anwar dengan jabatan Kepala Bagian Pusyantis BPPT. Tanya : Selamat siang Pak Chaerul Jawab : Selamat siang Tanya : Kami mahasiswa dari

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan VPN Untuk menghubungkan jaringan PT. Finroll dan perusahaan relasinya maka perlu adanya proses tunneling antar perusahaan tersebut. Dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika didirikan pada tahun 1995 dengan tujuan pertama untuk mendukung peningkatan permintaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT Angkasa Pura II merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam layanan jasa kebandaraudaraan di Indonesia khususnya wilayah Indonesia bagian

Lebih terperinci