DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL...
|
|
- Teguh Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR SINGKATAN... x ABSTRACT... xi ABSTRAK... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kajian Pustaka Kerangka Pemikiran Kebijakan Luar Negeri Model Aktor Rasional Metode Penelitian vi
2 1.9 Sistematika Penelitian BAB II PEMBANGUNAN TRANS CASPIAN GAS PIPELINES DI WILAYAH KASPIA BAB III PENOLAKAN RUSIA TERHADAP PEMBANGUNAN TRANS CASPIAN GAS PIPELINES Kalkulasi rasional kebijakan penolakan Rusia terhadap pembangunan TCGP Ekonomi sebagai penentu (determinant) dalam pengambilan keputusan kebijakan luar negeri Rusia untuk merespon pembangunan TCGP Upaya penolakan Rusia terhadap pembangunan Trans Caspian Gas Pipeline Memunculkan isu legalitas dan delimitasi perairan Kaspia Permasalahan Ekologi sebgai dalih diplomatik pemerintah Rusia dalam menolak pembangunan TCGP Menghalau pengaruh aktor eksternal dari wilayah Kaspia Keputusan penolakan TCGP..59 BAB IV SIMPULAN vii
3 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perjanjian ekspor gas alam dari Turkeministan ke Rusia Tabel 2.2 Produksi gas alam negara di wilayah Kaspia Tabel 3.1 Energi statistic regional Kaspia secara rata-rata Tabel 3.2 Produksi dan aktivitas ekspor-impor Rusia viii
4 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Jalur pipa Trans Caspian Gas... 3 Gambar 2.1 Peta laut Kaspia dan batas geografinya Gambar 2.2 Jalur pipa Blue Stream Gambar 2.3 Peta Rute Southern Gas Corridor ix
5 DAFTAR SINGKATAN BP BTC CAC CEO CIS NATO OPEC OSCE PDB PIP RWE SCPX TANAP TAP TCGP UNCLOS : British Petroleum : Baku Tbilisi Ceyhan : Central Asia Center : Chief Executive Officer : Commonwealth of Independent States : North Atlantic Treaty Organization : Organization of Petroleum Exporting Countries : Organization for Security and Co-operation in Europe : Produk Domestik Bruto : Partnership in Peace : Rheinisch-Westfalisches Elektrizitatswerk (Rhenish-Westphalian Power Plant) : South Caucasus Pipelines : Trans Anatolian Pipeline : Trans Adriatic Pipeline : Trans Caspian Gas Pipeline : United Nation Convention on The Law of The Sea x
6 ABSTRACT The construction of Trans-Caspian Gas Pipeline, a new promising pipeline in Caspian region triggered Russia s opposition. The opposition came up as geopolitics importance of the region and the economic interest of Russia will be significantly harmed due to the construction. Based on that idea, this research analyzes the policies that Russia took as an effort to declare it opposition and stop the construction of the pipeline. The study is descriptive-qualitative research with discussed about Russia s policy to oppose the construction of Trans-Caspian Gas Pipeline that will be built across the Caspian Sea. The aim of the study is to know Russia s effort in protecting its national economic interest by studying the actions that the country decided to have in order to oppose the construction of the pipeline. The concept applied in this research is the concept of foreign policy and model of rational actor. Keywords :Energy, Russia, Trans Caspian Gas Pipeline xi
7 ABSTRAK Pembangunan jalur pipa Trans-Caspian Gas Pipeline, sebuah jalur pipa baru yang akan dibangun di wilayah Kaspia memicu penolakan Rusia. Penolakan Rusia muncul sebagai isu geopolitik yang penting dan juga sebagai perlindungan Rusia terhadap kepentingan ekonomi yang dikhawatirkan akan terkena dampak buruk melalui pembangunan pipa tersebut. Melalui ide tersebut, penelitian ini menganalisa kebijakan yang diambil oleh Rusia dalam menolak dan menghentikan pembangunan jalur pipa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui upaya Rusia dalam mempertahankan kepentingan ekonominya dengan melihat kebijakan yang diambil oleh negara ini dalam menolak pembangunan jalur pipa. Penelitian ini menggunakan konsep kebijakan luar negeri dan model aktor rasional. Kata kunci: Energi, Rusia, Trans-Caspian Gas Pipeline xii
8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah minyak bumi dan batu bara, gas alam merupakan sumber energi penting dunia. Keberadaannya diproyeksikan akan menjadi bahan bakar terbanyak kedua yang dikonsumsi oleh masyarakat dalam beberapa tahun mendatang (Akyener, 2014). Oleh karena pentingnya keberadaan gas alam sebagai sumber energi, aktivitas perdagangan dalam sektor ini meningkat dan membuat jalur pipa sebagai satusatunya moda distribusi. Wilayah perairan Kaspia termasuk di dalamnya negara-negara litoral yakni Rusia, Azerbijan, Turkeministan, Kazakhstan dan Iran merupakan aktor penting yang memiliki sumber cadangan gas alam hingga mencapai 46.7% (Akyener, 2014). Tidak hanya sebagai sumber cadangan gas alam yang signifikan, perairan Kaspia merupakan wilayah dengan aktivitas perdagangan energi yang tinggi. Hal ini dilihat dari bagaimana energi menjadi komoditas utama yang membentuk perekonomian negara di wilayah ini. Sebesar 50% PDB Azerbaijan merupakan hasil perdagangan energi dengan 94,7% dari total ekspornya merupakan minyak dan gas (Asian Development Bank, 2016), dalam waktu 10 tahun ( ) kontribusi komoditas energi Kazakhstan terhadap aktivitas ekspornya meningkat hingga sebesar 63% (Asian Development Bank, 2016), menurut data tahun 2015 gas berkontribusi sebesar 68,7% terhadap aktivitas ekspor Turkeministan (Asian Development Bank, 2016), xiii
9 sebesar 82% eskpor Iran berasal dari minyak dan gas 1 dan sebesar 63% ekspor Rusia merupakan produk energi dan bahan bakar dengan 26% dari angka tersebut berasal dari gas alam dan 12%nya minyak 2. Dari segi sumber daya alam, perairan Kaspia mengandung sumber daya mineral yang tinggi, membuatnya menempati posisi sebagai wilayah dengan sumber daya mineral terbesar ketiga di dunia setelah Timur Tengah dan Rusia (The Hollings Centre, 2006). Hal ini membuat aktivitas perdagangan energi di wilayah ini tidak hanya terbatas dalam ekspor dan impor, namun juga dalam hal ekstraksi dan produksi gas alam. Dapat dilihat pada bagaimana seluruh produksi gas Azerbaijan dan sebanyak 74% produksi gas Kazakhstan diambil dari teluk Kaspia bagian tengah dan utara dan wilayah ini dapat menjadi opsi diversifikasi jalur distribusi ekspor gas Turkeministan. Melihat pentingnya keberadaan jalur pipa sebagai moda distribusi gas alam, regional Kaspia memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan infrastruktur ini. Pembangunan jalur pipa memberikan kontribusi signifikan kepada produktivitas perekonomian negara. Saat ini, aktivitas distribusi gas alam di regional Kaspia didominasi oleh jalur pipa milik Rusia. Hingga 70% produksi gas alam Turkeministan dan Kazakhstan didistribusikan melalui jalur pipa Central Asia Center (CAC) milik Rusia sebelum kemudian disalurkan ke Uni Eropa (Center for Energy Economics, 2010). Hal ini 1 Sumber: Trading Economics. (2016). Trading Economics. Diakses pada tanggal 17 Desember Sumber: Trading Economics. (2016). Trading Economics. Diakses pada tanggal 17 Desember xiv
10 membuat jalur pipa berkontribusi secara signifikan baik dalam perekonomian Rusia maupun politik dalam menjalin hubungan kerjasama dengan negara-negara di regional. Monopoli Rusia akan jalur pipa membuat negara regional Kaspia berupaya untuk mendiversivikasi opsi distribusi. Pada tahun 1998 diinisiasi pembangunan Trans Caspian Gas Pipelines (TCGP) sebagai opsi distribusi tandingan bagi Rusia. Jalur Trans Caspian Gas Pipelines (TCGP) ini direncanakan akan Gambar 1.1. Jalur pipa Trans-Caspian Gas menghubungkan Turkeministan dan Azerbaijan melalui pipa sepanjang 750 mil (1.207 km) yang dibangun melintasi wilayah perairan Kaspia. Melalui pipa ini, akan dapat didistribusikan gas hingga kapasitas 30 miliar meter kubik per tahunnya (Center for Energy Economics). Meskipun telah 19 tahun diinisiasi, penolakan Rusia terhadap pembangunan TCGP ini membuatnya Sumber: Stratfor, 2014, para terhambat untuk dapat dijalankan. Untuk memperjelas posisinya dalam menolak pembangunan TCGP, Rusia melakukan beberapa upaya. Peneliti menilai bahwa upaya Rusia merupakan kebijakan yang rasional dan telah sukses dalam menghambat pembangunan TCGP xv
11 hingga saat ini. Oleh karena hal tersebut, penelitian ini akan membahas mengenai upaya yang dilakukan Rusia dalam menolak pembangunan TCGP. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas penelitian ini hendak mendeskripsikan bagaimana Rusia melakukan upaya penolakan pembangunan Trans-Caspian Gas Pipelines pada tahun Batasan Masalah Agar di dalam penulisan skripsi ini nantinya tidak menyimpang dari yang telah dirancangkan pada rumusan masalah, maka penelitian berfokus kepada Rusia dan upaya yang dilakukannya dalam menolak pembangunan jalur pipa Trans- Caspian Gas Pipelines. Untuk menunjang penelitian, peneliti akan membatasi penelitian yakni hanya akan membahas mengenai gas, dengan pertimbangan bahwa jalur pipa TCGP ini merupakan pipa gas dan pembahasan diluar itu tidak akan berkontribusi secara signifikan kepada penelitian. Batasan lingkup waktu penelitian yakni dari tahun Dimana tahun 2005 merupakan tahun dimulainya konflik antara Rusia dan Ukraina yang meningkatkan urgensi pembangunan TCGP sebagai jalur diversifikasi gas wilayah ini. xvi
12 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diajukan, maka penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan upaya penolakan Rusia dalam pembangunan Trans-Caspian Pipelines pada tahun Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan mampu menggambarkan penolakan Rusia dalam pembangunan TCGP Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai proses pengambilan kebijakan luar negeri Rusia dalam menolak pembangunan jalur pipa TCGP Penelitian ini diharapkan pula dapat bermanfaat menjadi bahan akademis yang sifatnya adaptif terhadap bidang kajian internasional terutama dalam bidang kebijakan luar negeri dan politik energi xvii
13 xviii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN MOTTO...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN MOTTO... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR
Lebih terperinciSINGKATAN DAN ISTILAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR SINGKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR GRAFIK... iii DAFTAR SINGKATAN... iii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih belum dapat mencapai target pembangunan di bidang energi hingga pada tahun 2015, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri masih ditopang oleh impor
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Rusia memiliki luas wilayah sebesar 17,098,242 km² dan merupakan negara
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Rusia merupakan salah satu dari negara yang tergabung dalam rezim Uni Soviet pada masanya. Setelah runtuhnya Uni Soviet Rusia menjadi negara eks- Soviet terbesar
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.
100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa
Lebih terperinciPENOLAKAN RUSIA TERHADAP PEMBANGUNAN TRANS CASPIAN GAS PIPELINES
PENOLAKAN RUSIA TERHADAP PEMBANGUNAN TRANS CASPIAN GAS PIPELINES 2006-2014 Ni Nyoman Diah Putri Jayantari 1), Sukma Sushanti2), Putu Titah Kawitri Resen3) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya
BAB V KESIMPULAN Keamanan energi erat hubungannya dengan kelangkaan energi yang saat ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya industrialisasi dan kepentingan militer. Kelangsungan
Lebih terperinciMateri Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional
E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling
Lebih terperinciKEPUTUSAN RUSIA MENGHENTIKAN PENYALURAN GAS KE UKRAINA TAHUN 2009 RUSSIA S DECISION TO CUT OFF GAS TRANSMISSION TO UKRAINE IN 2009
KEPUTUSAN RUSIA MENGHENTIKAN PENYALURAN GAS KE UKRAINA TAHUN 2009 RUSSIA S DECISION TO CUT OFF GAS TRANSMISSION TO UKRAINE IN 2009 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
Lebih terperinciAlasan Rusia Menghentikan Aliran Gas Alam ke Ukraina The Reasons of Russia to Cut-off Natural Gas Flow to Ukraine
Alasan Rusia Menghentikan Aliran Gas Alam ke Ukraina The Reasons of Russia to Cut-off Natural Gas Flow to Ukraine Skripsi Disusun sebagai Tugas Akhir Jenjang S1 Prodi Ilmu Hubungan Internasional Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Skripsi ini akan mengupas mengenai alasan kebijakan luar negeri Uni Eropa memberikan dukungan terhadap Ukraina dalam kasus konflik gerakan separatisme pro-rusia di Ukraina.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL POLITIK LUAR NEGERI RUSIA DALAM MERESPON DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI KUTUB UTARA
HALAMAN JUDUL POLITIK LUAR NEGERI RUSIA DALAM MERESPON DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI KUTUB UTARA RUSSIA S FOREIGN POLICY IN RESPONDING THE IMPACT OF CLIMATE CHANGE IN THE ARCTIC SKRIPSI Diajukan guna melengkapi
Lebih terperinci4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia
iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen dan pengekspor terbesar minyak kelapa sawit di dunia. Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian
Lebih terperinci... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)
Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com T ahun 1977-1992 adalah masa kejayaan industri minyak Indonesia dengan produksi rata rata 1,5 juta barrel per hari. Kondisi
Lebih terperincihistory of oil A few key points... Mona Luthfina ( )
history of oil A few key points... Mona Luthfina (22210007) 1 o.i.l oile oleum ἔλαιον" (elaion), olive oil "ἐλαία" (elaia), olive tree e-ra-wo 2 6 th Century BC There is evidence of petroleum being used
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE
BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini penulis akan menjelaskan, yakni tentang alasan peneliti
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan, yakni tentang alasan peneliti memilih judul kerjasama Rusia-Jerman dalam bidang gas, menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi dunia saat ini berada pada posisi tiga kejadian penting yaitu harga minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika Serikat.
Lebih terperinciKEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP PENYATUAN MONETER EROPA (EUROPEAN MONETARY UNION) SKRIPSI. Ole h : WANDI NPM :
/vionc7a R.y UI\IH) IVS /e/l r.,;.fli Dr/OO 1;1I11.Nv 8 KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP PENYATUAN MONETER EROPA (EUROPEAN MONETARY UNION) k SKRIPSI,...------ Ole h : WANDI NPM : 079514852 PROORAM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciKerja sama ekonomi internasional
Meet -12 1 hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatankesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan. Tujuan umum kerja
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai emerging country, perekonomian Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh tinggi. Dalam laporannya, McKinsey memperkirakan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di suatu negara. Fluktuasi harga minyak mentah dunia mempengaruhi suatu negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero) 1.1.2 Lokasi Perusahaan Jl. Medan Merdeka Timur 1A, Jakarta 10110
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibicarakan terkait dengan kelangsungan berjalannya sebuah negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keamanan energi saat ini menjadi isu yang sangat penting untuk dibicarakan terkait dengan kelangsungan berjalannya sebuah negara. Pentingnya ketersediaan sumber
Lebih terperinciJudul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :
Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : 1306105133 ABSTRAK Kebutuhan sehari-hari masyarakat di era globalisasi
Lebih terperinci2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin maju ini ada banyak isu-isu yang berkembang. Bukan hanya isu mengenai hard power yang menjadi perhatian dunia, tetapi isu soft
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH
PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH Pembangunan Koridor Ekonomi (PKE) merupakan salah satu pilar utama, disamping pendekatan konektivitas dan pendekatan pengembangan sumber daya manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,
Lebih terperinciBAB II KONDISI EKONOMI IRAN SEBELUM SANKSI EMBARGO. Iran merupakan salah satu negara dikawasan Timur Tengah yang terbilang
BAB II KONDISI EKONOMI IRAN SEBELUM SANKSI EMBARGO Iran merupakan salah satu negara dikawasan Timur Tengah yang terbilang maju dalam perekonomiannya cukup tinggi dibandingkan negara-negara sesama Timur
Lebih terperinciBAB IV Kepentingan Pemerintah Rusia di Wilayah Asia Tengah era Vladimir Putin dalam keanggotaannya di The Commonwealth of Independent States
BAB IV Kepentingan Pemerintah Rusia di Wilayah Asia Tengah era Vladimir Putin dalam keanggotaannya di The Commonwealth of Independent States Rusia dan Asia Tengah dalam dunia internasional memiliki sejarah
Lebih terperinci2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang terjadi secara global yang cukup mempengaruhi tatanan dunia hubungan internasional dewasa ini. Globalisasi merupakan proses
Lebih terperinciSignifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si
Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv PRAKATA... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Analisis Ekonomi dan Kebijakan Bisnis Pemanfaatan Gas Bumi di Indonesia dilatarbelakangi oleh rencana Pemerintah merealokasi pemanfaatan produksi gas bumi yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kelompok negara penghasil minyak yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang memiliki sebagian besar cadangan minyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi yang paling populer dan dianggap paling murah, meski tidak begitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan tidak terlepas dari kebutuhan akan energi. Sumber energi yang paling populer dan dianggap paling murah, meski tidak begitu ramah lingkungan, dibandingkan
Lebih terperinciVI. SIMPULAN DAN SARAN
VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun dimuka bumi yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan Indonesia terkait dengan prinsip Wawasan Nusantara telah membuahkan hasil dengan diakuinya konsep negara kepulauan atau archipelagic state secara
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 LEMBAR PENGESAHAN 2 LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS.. 3 KATA PENGANTAR. 4 ABSTRACK... 7 INTISARI 8 DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 LEMBAR PENGESAHAN 2 LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS.. 3 KATA PENGANTAR. 4 ABSTRACK... 7 INTISARI 8 DAFTAR ISI... 9 DAFTAR TABEL... 12 DAFTAR GRAFIK... 13 DAFTAR DIAGRAM...
Lebih terperinciKEPENTINGAN NASIONAL AMERIKA SERIKAT DALAM BIDANG ENERGI DI ASIA TENGAH PERIODE
KEPENTINGAN NASIONAL AMERIKA SERIKAT DALAM BIDANG ENERGI DI ASIA TENGAH PERIODE 2003-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos) oleh Hanifah 108083000066 PROGRAM
Lebih terperinciperdagangan, industri, pertania
6. Organisasi Perdagangan Internasional Untuk mempelajari materi mengenai organisasi perdagangan internasional bisa dilihat pada link video berikut: https://bit.ly/2i9gt35. a. ASEAN (Association of South
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
pres-lambang01.gif (3256 bytes) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPolitik Energi Rusia untuk Peningkatan Perekonomian dan Penguatan Pengaruh Politik (Studi Kasus: Perselisihan Gas Rusia-Ukraina ) TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA Politik Energi Rusia untuk Peningkatan Perekonomian dan Penguatan Pengaruh Politik (Studi Kasus: Perselisihan Gas Rusia-Ukraina 2005-2006) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik
BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008
BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1),
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin
BAB IV KESIMPULAN Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin memiliki implikasi bagi kebijakan luar negeri India. Perubahan tersebut memiliki implikasi bagi India baik pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan
Lebih terperincimerupakan salah satu anomali mengingat beberapa prasyarat tidak terpenuhi di Kashgar. Kashgar merupakan prefektur kecil di bagian selatan Xinjiang,
BAB V PENUTUP Kebijakan pintu terbuka pada akhir 1978 menjadi awal keterbukan Cina atas berbagai peraturan yang bersifat lebih liberal terhadap pasar. Kawasan ekonomi khusus (Special Economic Zones, SEZ)
Lebih terperinciTUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S
TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH NAMA : PUTRI MERIYEN BUDI S NIM : 12013048 JURUSAN : TEKNIK GEOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi, terutama energi fosil dalam hal ini minyak bumi. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dan banyak negara di dunia masih sangat bergantung dengan kebutuhan energi, terutama energi fosil dalam hal ini minyak bumi. Kebutuhan akan minyak bumi terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai negara selalu menarik untuk dikaji karena begitu kuatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran Amerika Serikat dalam menjalin kerjasama dengan berbagai negara selalu menarik untuk dikaji karena begitu kuatnya kepentingan yang dibawa oleh Amerika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut
Lebih terperinciJURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA
UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan yang mencapai 5,8 juta km 2 dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ini membuat Indonesia memiliki
Lebih terperincimenjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.
BAB V KESIMPULAN Kebangkitan ekonomi Cina secara signifikan menguatkan kemampuan domestik yang mendorong kepercayaan diri Cina dalam kerangka kerja sama internasional. Manuver Cina dalam politik global
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini. 1. Faktor-faktor penyebab deindustrialisasi dari sisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai pola pengelolaan energi diperlukan perubahan manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini telah diketahui bahwa permintaan
Lebih terperinciSATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA
RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki cadangan gas yang cukup besar dan diperkirakan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi hingga 59 tahun mendatang (ESDM, 2014). Menurut Kompas
Lebih terperinciAKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017
AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017 STATE Miriam Budiardjo: Negara sebagai suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan
Lebih terperinciMEMAHAMI PERAN NON-GOVERNMENTAL ORGANIZATIONS. Dewi Triwahyuni
MEMAHAMI PERAN NON-GOVERNMENTAL ORGANIZATIONS Dewi Triwahyuni SEJARAH SINGKAT bermula dari sekelompok kecil orang yang memutuskan untuk bersama-sama memprotes pengujian nuklir di Amchitka, lepas pantai
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1),
Lebih terperinciBoks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model
Boks 1 Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model I. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Riau selama beberapa kurun waktu terakhir telah mengalami transformasi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciBAB III KONFLIK LAUT CINA SELATAN. itu bernama Cina memproduksi peta LCS dengan 9 garis putus-putus dan
BAB III KONFLIK LAUT CINA SELATAN A. Sejarah Konflik Laut Cina Selatan Berbicara tentang konflik LCS tentu tidak bisa dilepaskan dengan penetrasi yang di lakukan oleh Tiongkok atas klaim sepihak mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara telah digunakan sebagai sumber energi selama beratus-ratus tahun dan telah diperdagangkan secara internasional mulai jaman Kekaisaran Romawi. Batubara tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan salah satu perusahaan dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang transportasi
Lebih terperinciRESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar
RESUME SKRIPSI Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar negara yang melintasi batas negara. Sebagian besar negara-negara di dunia saling
Lebih terperinciKEBIJAKAN RUSIA MENERAPKAN SISTEM CASPIAN PIPELINE CONSORSIUM (CPC) DALAM KERJASAMA DIBIDANG ENERGI MIGAS DENGAN KHAZAKHSTANTAHUN
KEBIJAKAN RUSIA MENERAPKAN SISTEM CASPIAN PIPELINE CONSORSIUM (CPC) DALAM KERJASAMA DIBIDANG ENERGI MIGAS DENGAN KHAZAKHSTANTAHUN 2010-2014 Oleh: Robi Agfa Email: robiagfa911@gmail.com Pembimbing: Afrizal,
Lebih terperinciSTRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL
STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL SEMINAR OPTIMALISASI PENGEMBANGAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENUJU KETAHANAN ENERGI YANG BERKELANJUTAN Oleh: DR. Sonny Keraf BANDUNG, MEI 2016 KETAHANAN
Lebih terperinciBENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL.
BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL BADAN-BADAN KERJASAMA EKONOMI KERJA SAMA EKONOMI BILATERAL: antara 2 negara KERJA SAMA EKONOMI REGIONAL: antara negara-negara dalam 1 wilayah/kawasan KERJA SAMA EKONOMI
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Pengukuran keluaran agregat pada akun pendapatan nasional disebut
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pengukuran keluaran agregat pada akun pendapatan nasional disebut produk domestik bruto atau gross dometic product (yang sering disingkat GDP). Ada banyak definisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan. Integrasi dilakukan oleh setiap negara
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... v. HALAMAN PERSEMBAHAN... viii. KATA PENGANTAR... x. DAFTAR ISI... xii. DAFTAR TABEL...
xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR SINGKATAN... xvi DAFTAR ISTILAH...
Lebih terperinciDampak Krisis Ekonomi Global Tahun 2008 Terhadap Ekspor Batubara di Indonesia (Studi Literatur di Negara Kawasan Asia Timur)
Dampak Krisis Ekonomi Global Tahun 2008 Terhadap Ekspor Batubara di Indonesia (Studi Literatur di Negara Kawasan Asia Timur) Sugiarti Sugiarti676@ymil.com Sri Rahayu Budiani srbudiani@yahoo.com Batubara
Lebih terperinciCAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016
Policy Dialogue Series (PDS) OUTLOOK PERDAGANGAN INDONESIA 2016 CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016 BP2KP Kementerian Perdagangan, Kamis INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan perekonomian suatu negara. Tanpa energi, suatu negara akan. dapat menghambat laju roda perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN Energi merupakan suatu kebutuhan signifikan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan perekonomian suatu negara. Tanpa energi, suatu negara akan mengalami kemacetan dalam menjalankan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk individu, negara juga memiliki kepentingan-kepentingan yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara-negara dalam melakukan hubungan-hubungan yang sesuai kaidah hukum internasional tidak terlepas dari sengketa. Seperti halnya manusia sebagai makhluk individu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan
Lebih terperinciN E R A C A G A S I N D O N E S I A
REPUBLIK INDONESIA N E R A C A G A S I N D O N E S I A 27-215 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SAMBUTAN Neraca Gas Bumi Indonesia 27-215 disusun sebagai
Lebih terperinciVersi 27 Februari 2017
TARGET INDIKATOR KETERANGAN 7.1 Pada tahun 2030, menjamin akses universal 7.1.1* Rasio elektrifikasi Indikator nasional yang sesuai dengan indikator layanan energi yang global (Ada di dalam terjangkau,
Lebih terperinciMendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan
Lebih terperinciANALISIS UNDANG-UNDANG KELAUTAN DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF
Ardigautama Agusta. Analisis Undang-undang Kelautan di Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif 147 ANALISIS UNDANG-UNDANG KELAUTAN DI WILAYAH ZONA EKONOMI EKSKLUSIF Ardigautama Agusta Teknik Geodesi dan Geomatika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Uzbekistan. Karena Asia Tengah adalah kawasan strategis baru dalam dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Semenjak ilmu yang telah diterima penulis selama bangku kuliah, penulis memiliki ketertarikan tersendiri terhadap perkembangan dan dinamika ekonomi-politik yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kepadatan UMKM Lintas Dunia Sumber: World Bank IFC (2010)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil Menengah atau UMKM merupakan sektor penting sebagai mesin penggerak utama ekonomi global. Hal ini dapat terlihat dari mendominasinya jumlah
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN
BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN 2.1. Gambaran Umum Sektor Pertambangan Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam dan mineral sehingga cukup layak apabila sebagaian pengamat
Lebih terperinciSTRATEGI GEOPOLITIK DAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA
STRATEGI GEOPOLITIK DAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA Disampaikan pada Seminar Nasional Maritim 2015, Tantangan dan Peluang Provinsi Kepulauan Dalam
Lebih terperinci